Anda di halaman 1dari 9

PANJANG GELOMBANG

A. TUJUAN
Menentukan Panjang gelombang (λ) sinar tampak

B. ALAT DAN BAHAN PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG

1. Spektrometer kisi
2. Lampu Natrium
3. Transformator
4. Statif dan Klem
5. Kisi Difraksi
6. Penjepit Kisi
7. Loupe
8. Saklar

C. PROSEDUR PERCOBAAN PANJANG GELOMBANG

1. Atur posisi kolimator dan teleskop sama tinggi dan lurus ! Atur pula lebar celah
sehingga bayangan yang tampak dari ujung belakang teleskop sebagai garis lurus
vertikal berwarna kuning ( bukan pita kuning , tetapi garis kuning ). Caranya ialah
dengan memutar sekrup di ujung-ujung kolimator dan teleskop.
2. Amati lebar celah kisi difraksi yang tertera pada salah satu sisinya.
3. Letakkan kisi difraksi pada bangku optik ditengah spektrometer dengan
penjepitnya dalam posisi tegak lurus arah sinar datang kolimator.
4. Jika kaki teleskop digeser ayau digerakan ke kanan secara perlahan, garis kuning
akan hilang dari pandangan, dan akan muncul kembakli dengan intensitas yang
lebih lemah, inilah posisi difraksi orde (n) = 1. Bacalah posisi sudut difraksinya
setelah garis kuning tersebut berimpit dengan benang silang.
5. Gerakan terus teleskop ke kanan sepertyi tadi muncul garis kuning lagi yang lebih
lemah. Inilah posisi difraksi orde (n) = 1 . Bacalah posisi sudt difraksinya setelah
garis kuning tersebut berimpit dengan benang silang.
6. Gerakan terus teleskop kembali ke kiri lurus dengan kolimator.
7. Ulangi percobaan untuk mencari posisi orde 1,2 dan 3, sebelah kiri.
8. Selisih pembacaan kedua orde kanan dan kiri merupakan difraksi.
D. DASAR TEORI

Pada peristiwa difraksi sinar oleh kisi difraksi, agar terjadi bayangan celah yang d
terang dilayar (P), beda lintasan {d sin θ) kedua sinar datang di P dari kedua celah yang
jaraknya d harus merupakan kelipatan bulat (n) panjang gelombangnya (λ).
Jadi, d sin θ=nλ ........................................................................................................... (1)
Dengan d jarak celah, n orde, dan θ sudut difraksi, berikut alat gambar difraksi
cahaya.

Sinar Lensa
P

Layar

Kisi Difraksi

Lampu Na

Kolimator

Kisi
Meja Kisi

Meja Berskala
Teleskop

Gambar difraksi cahaya dan pengukurannya


E. DATA HASIL PENGAMATAN

Jarak antarcelah kisi : d = 2x10-5


 Lampu Natrium

Orde Θ Kanan (⁰) Θ Kiri (⁰) Θ(⁰) λ (μm)


(n)
1 182,5 178,60 3,9 1,36 10 6
2 184,20 177,25 6,95 1,2 106
3 185,74 175,70 10,04 1,13 106

F. ANALISIS/PERHITUNGAN
 Pada Orde (n)  1 dengan d  2  10 5
Dik :   3,9
n 1
Dit :  ?
Jawab : d sin   n
d sin  2.10 5. sin 3,9
   1,36  10 6 m
n 1
 Pada Orde (n)  2 dengan d  2  10 5
Dik :   6,95
n2
Dit :  ?
Jawab : d sin   n
d sin  2.10 5. sin 6,95
   1,2  10 6 m
n 2
 Pada Orde (n)  3 dengan d  2  10 5
Dik :   10,04
n3
Dit :  ?
Jawab : d sin   n
d sin  2.10 5. sin 10,04
   1,13  10 6 m
n 3
G. PEMBAHASAN
Dari percobaan diatas dapat dihasilkan panjang gelombang ( ) :
1. n ke-1    1,36  10 6 m
2. n ke-2    1,2  10 6 m
3. n ke-3    1,13  10 6 m

H. SIMPULAN DAN SARAN


Pada setiap orde panjang gelombang lebih kecil karena orde berbanding
terbalik dengan panjang gelombang. Semakin banyak orde maka akan semakin sedikit
panjang gelombang yang di hasilkan oleh sinar natrium. Ukuran lebar celah juga di
pengaruhi oleh nilai yang di hasilkan oleh kisi difraksi. Untuk mengetahui panjang
gelombang suatu cahaya dapat dipengaruhi oleh lebar celah, sudut difraksi , dan orde
bilangan cahaya. Pita cahaya yang paling terang di sebut juga pita terang pusat.
INDEKS BIAS PRISMA
A. TUJUAN
Menentukan indeks bias prisma.

B. ALAT DAN BAHAN PENGUKURAN INDEKS BIAS PRISMA

1. Spektrometer Prisma
2. Transformator
3. Lampu Natrium
4. Penjepit Prisma
5. Loupe
6. Statif dan Klem

C. PROSEDUR PERCOBAAN PANJANG GELOMBANG

1. Letakan prisma pada bangku optik. (gambar. 2 ).


2. Ukur sudut puncak ( sudut pembias ) prisma (A).
3. Letakkan prisma seperti pada gambar l, cari sinar biasnya kemudian putar
bangku optik sehingga posisi garis kuning berada paling tepi ( tepat pada saat
kembali).
4. Catat sudut θ₁ dan θ₂ kedua posisi teleskop di kanan dan kiri arah lurus sinar
datang di mana masing-masing posisi tersebut deviasinya (D) minimum. Selisih
pembacaan sudut kedua posisi tersebut sama dengan 2Dm. Jadi θ₁ - θ₂ = 2Dm.

Catatan : Pada pembacaan sudut kedus posisi teleskop, spektrum garis kuning
yang tampak harus terletak tepat pada perpotongan kedua benang silang yang
juga tampak bersama dengan spektrum garis kuning tersebut.
Ketelitian = 1 menit ( 1/60 = 0,00167 )
D. DASAR TEORI
Sinar PQ yang datang dengan sudut datang i₁ pada permukaan AB prisma kaca
dibiaskan dalam kaca dengan sudut bias r₁ menjadi sinar QR. Sinar QR yang datang
dengan sudut datang i₂ pada permukaan yang lain AC prisma dibiaskan ke udara
dengan sudut bias r₂ menjadi sinar RS. Jadi setelah melalui sinar kaca, sinar PQ
mengalami penyimpanhgan arah (deviasi) sebesar D.
Jadi sudut deviasi (CD) adalah sudut yang dibentuk antara sinar yang keluar
dari prisma dengan sinar datang pada prisma.

Dalam matematika besar sudut luar suatu segitiga sama dengan jumlah dua
sudut dalam bukan pelurusnya segitiga.

D = (i₁ - r₁) + (i₂ - r₂) = (i₁ + r₂) – (r₁ + i₂)

A + E = 180ᵒ
r₁ + i₂ + E = 180ᵒ
maka A = r₁ + r₂
D = ( i₁ + i₂) – A
Jika D = minimum, maka QR // BC , sehingga :
i₁ = r₂
ri = i₂
maka r₁ = ½ A
Jadi D = 2 I₁ - A i1 = (A + Dm)
2

Dengan Dm = deviasi minimum, sehingga n = sin i₁ = sin ½ ( A + Dm )


sin i₂ sin ½ A
E. DATA HASIL PENGAMATAN
 Sudut Puncak Prisma
A= Θ1-θ2
Θ1 (Kanan) Θ2 (Kiri) Θ1-θ2 = 2A 2
262,5⁰ 102,55⁰ 159,7 = 2A 79,85

 Sudut Deviasi Minimum


Dm= Θ1-θ2
Θ1 (Kanan) Θ2 (Kiri) Θ1-θ2 = 2Dm 2
262,17⁰ 98,1⁰ 164,07 = 2Dm 82,035

F. ANALISIS/PERHITUNGAN
 Sudut Puncak Prisma
Dik : 1 (kanan)  262,5
 2 (kiri)  102,55
Dit : A?
 2
Jawab : A  1
2
262,5  102,55
A
2
A  79,85 

 Sudut Deviasi Minimum


Dik : 1 (kanan)  262,17 
 2 (kiri)  98,1
Dit : Dm  ?
1   2
Jawab : Dm 
2
262,17   98,1
Dm 
2
Dm  82,035 

 Indeks Bias Prisma


Dengan Dm  82,035 dan A  79,85 , sehingga :
sin i1
n
sin i2
1 1
sin ( A  Dm ) sin (79,85  82,035 )
2 2 sin 80,94
n    1,53
1 1 sin 39,92
sin A sin 79,85 
2 2

G. PEMBAHASAN
Pada percobaan diatas diperoleh data :
1. Sudut Puncak Prisma  A  79,85

2. Sudut Deviasi Minimum  Dm  82,035

Pada percobaan indeks bias prisma besar sudut puncak A. Cahaya Natrium
dibiaskan dan memasuki medium kerapatan yang berbeda, medium kerapatan itupun
menjadi berlainan untuk tiap-tiap frekuensi. Akibatnya masing-masing frekuensi
merambat dengan kecepatan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dengan
menggunakan prisma cahaya akan terurai menjadi komponen-komponennya.

H. SIMPULAN DAN SARAN

Menentukan indeks bias suatu cahaya dapat dicari dengan mengetahui unsur
sebuah medium yang telah terdispersi dengan sudut datand tertentu. Sudut puncak
tertentu pada prisma juga dapat menentukan besar indeks bias suatu cahaya tersebut.
Indeks bias warna ungu memiliki indeks warna terbesar daripada warna yang lainya.
Oleh karena itu pada warna pelangi dari yang teratas hingga yang terbawah . Semakin
ke bawah maka semakin besar indeks bias suatu bahan tersebut. Untuk lampu
natrium yang berwarna kuning memiliki indeks bias yang sedikit lebih besar dari
warna merah.

I. DAFTAR PUSTAKA
Supadi, Wibowo, R.A., Zaidan, A.H., Samian. 2013. Pedoman Praktikum Fisika
Dasar 2. Lab. Fisika Dasar Unair.
J. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai