Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAHAN KOTA DUMAI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Jalan Tanjung Jati No. 4 Dumai Telp. (0765)38367 Faks. (0765)31041

STANDAR PELAYANAN MEDIS PENYAKIT DALAM


MALARIA

Nomor Dokumen :
SMF : Penyakit Dalam
Tanggal :
Revisi : 0
Skop Pengguna : Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Batasan dan Uraian Umum

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium


falsiparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, atau Plasmodium malariae dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk anapholes.

Di Indonesia yang sering dijumpai ialah plasmodium vivax yang menyebabkan malaria
tertiana (Benign Malaria) dan plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria
tropika (Malignan Malaria). Plasmodium malariae pernah dijumpai pada kasus kami
tetapi sangat jarang. Plasmodium ovale pernah dilaporkan dijumpai di Irian Jaya, pulau
Timor, pulau Owi (utara Irian Jaya).

Manifestasi Klinis

Dikenal 4 jenis plasmodium P. vivax yang menyebabkan malaria tertiana/vivax dan


infeksi yang paling sering, P falciparum memberikan banyak komplikasi dan mempunyai
perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan
menyebabkan malaria tropika/falsiparum, P malariae cukup jarang namun dapat
menimbulkan sindrom nefrotik dan menyebabkan malria quartana/malariae dan P ovale
dijumpai di daerha Afrika dan Pasifik Barat, memberikan infeksi yang paling ringan dan
sering sembuh spontan tanpa pengobatan, menyebabkan malariae ovale.

Malaria mempunyai gambaran karakteristik demam periodic, anemia dan splenomegali.


Masa inkubasi bervariasi pada masing-masing plasmodium.
PEMERINTAHAN KOTA DUMAI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jalan Tanjung Jati No. 4 Dumai Telp. (0765)38367 Faks. (0765)31041

Plasmodium Masa Tipe Relaps Recrudensi Manifestasi klinik


inkubasi panas
(hari) (jam)
Falsiparum 12 (9-14) 24,36,48 - + Gejala gastrointestinal:
hemolisis; anemia; ikterus
hemoglobinuria;syok;
algid malaria; gejala
serebral; edema paru;
hipoglikemia; gangguan
kehamilan; kelainan
retina; kematian
Vivax 13 (12-17) 48 ++ - Anemia kronik;
--- 12 bulan splenomegali rupture
limpa
Ovale 17 (16-18) 48 ++ - Sama dengan vivax
Malariae 28 (18-40) 72 - + Rekrudensi sampai 50
tahun; splenomegali
menetap; limpa jarang
rupture; sindron nefrotik

Keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam berupa kelesuan, malaise,
sakit kepala, sakit belakang, merasa dingin di punggung, nyeri sendi dan tulang,
demam ringan, anoreksia, perut tak enak, diare ringan dan kadang-kadang dingin.
Keluhan prodromal sering terjadi pada P vivax dan ovale, sedang pada P falciparum dan
malariae keluhan prodromal tidak jelas bahkan gejala dapat mendadak.

Gejala yang klasik yaitu terjadinya “Trias Malaria” secara beruntun: periode dingin (15-
60 menit): mulai menggigil, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau
sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling
terantuk, diikuti dengan meningkatnya temperature; diikuti dengan periode panas:
penderita muka merah, nadi cepat, dan panas badan tetap tinggi beberapa jam, diikuti
dengan kedaan berkeringat; periode berkeringat: penderita berkeringat banyak dan
temperature turun, dan penderita merasa sehat.

Beberapa keadaan klinik dalam perjalanan infeksi malaria ialah:

Serangan primer: yaitu keadaan mulai dai akhir masa inkubasi dan mulai terjadi
serangan paroksismal yang terdiri dari dingin/menggigil; panas dan berkeringat

Periode latent: yaitu periode tanpa gejala dan tanpa parasitemia selama terjadinya
infeksi malaria. Biasanya terjadi diantara dua keadaan paroksismal.
PEMERINTAHAN KOTA DUMAI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jalan Tanjung Jati No. 4 Dumai Telp. (0765)38367 Faks. (0765)31041

Recrudencense: berulang gejala klinik dan parasitemia dalam masa 8 minggu sesudah
berakhir serangan primer.

Recurrence: yaitu berulangnya gejala klinik atau parasitemia setelah 24 minggu


berakhirnya serangan primer.

Relapse atau Rechute: ialah berulangnya gejala klinik atau parasitemia yang lebih lama
dari waktu diantara serangan periodic dari infeksi primer yaitu setelah periode yang
lama dari masa latent (sampai 5 tahun) , biasanya terjadi karena infekGsi tidak sembuh
atau oleh bentuk diluar eritrosit (hati) pada malaria vivax atau ovale.

Diagnosis

Anamnesis riwayat demam intermiten atau terus menerus, riwayat dari atau pergi ke
daerah endemic malaria, trias malaria.

Pemeriksaan fisik konjuctiva pucat, sclera ikterik, splenomegali

Laboratorium: sediaan darah tebal dan tipis ditemukan plasmodium, serologi malaria
(+) (sebagai penunjang)

Malaria berat: ditemukan P falciparum dalam stadium aseksual disertai satu atau lebih
gejala berikut:

1. Malaria serebral: koma dalam yang tak dapat/sulit dibangunkan dan bukan
disebabkan oleh penyakit lain

2. Anemiaa berat (normositik) pada keadaan hitung parasit > 10.000/ul; (Hb < 5
g/dl atau hematokrit < 15%)

3. Gagal ginjal akut ( urin < 400 ml/24 jam pada orang dewasa, atau < 12 ml/KgBB
pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi disertai kreatini > 3 mg/dl)

4. Edema paru/acute respiratory distress syndrome (ARDS)

5. Hipoglikemia (gula darah < 40 mg/dl)

6. Gagal sirkulasi atau syok (tekanan darah sisitolik < 70 mmHg, disertai keringat
dingin atau perbedaan temperature kulit-mukosa > 10C)

7. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna, dan/atau disertai gangguan
koagulasi intravascular

8. Kejang berulang lebih dari 2 kali dalam 24 jam setelah pendinginan pada
hipertermia

9. Asidemia (pH 7.25) atau asidosis (bikarbonat plasma < 15 mEq/l)


PEMERINTAHAN KOTA DUMAI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jalan Tanjung Jati No. 4 Dumai Telp. (0765)38367 Faks. (0765)31041

10. Hemoglobinuria makroskopik oleh karena infeksi malaria akut (bukan karena efek
samping obat antimalaria pada pasien defisiensi G6PD)

11. Diagnosis pasca- kematian dengan ditemukannya P falciparum yang padat pada
pembuluh darah kapiler jaringan otak

Beberapa keadaan yang juga digolongkan sebagai malaria berat sesuai dengan
gambaran klinis daerah setempat:

1. Gangguan kesadaran

2. Kelemahan otot tanpa kelainan neurologis (tak bisa duduk/jalan)

3. Hiperparasitemia > 5% pada daerah hipoendemik atau daerah tak stabil malaria

4. Ikterus (bilirubin > 3 mg/dl)

5. Hiperpireksia (suhu rectal > 400C)

Diagnosis Banding

Infeksi virus, demam tifoid toksik, hepatitis fulminan, leptospirosis, ensefalitis

Pemeriksaan Penunjang

Darah tebal dan tipis malaria, serologi malaria, DPL, tes fungsi ginjal, tes fungsi hati,
gula darah, UL, AGD, elektrolit, hemostasis, foto thoraks, EKG

Tatalaksana

I. Infeksi P vivax atau P ovale

a. Daerah sensitif klorokuin

Klorokuin basa 150 mg :

Hari I : 4 tablet + 2 tablet (6 jam kemudian)

Hari II dan III : 2 tablet atau

Hari I dan II : 4 tablet

Hari III : 2 tablet

Terapi radikal : ditambah primakuin 1 x 15 mg selama 14 hari.

Bila gagal dengan klorokuin, kina sulfat 3 x 400-600 mg/hari selama 7


hari.
PEMERINTAHAN KOTA DUMAI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jalan Tanjung Jati No. 4 Dumai Telp. (0765)38367 Faks. (0765)31041

b. Daerah resisten klorokuin

Kina 3 x 400-600 mg selama 7 hari

Terapi radikal : ditambah primakuin 1 x 15 mg selama 14 hari.

II. Infeksi P falciparum ringan/sedang, infeksi campur P falciparum dan P vivax

 Artemisin

o Hari I : 4 tablet (200 mg)

o Hari II : 4 tablet (200 mg)

o Hari III : 4 tablet (200 mg)

 Amodiquin

o Hari I : 4 tablet (600 mg)

o Hari II : 4 tablet (600 mg)

o Hari III : 2 tablet (600 mg)

 Klorokuin basa 150 mg

o Hari I : 4 tablet + 2 tablet (6 jam kemudian)

o Hari II : 2 tablet

o Hari III : 2 tablet atau

o Hari I : 4 tablet

o Hari II : 4 tablet

o Hari III : 2 tablet

 Bila perlu ditambahkan terapi radikal: ditambah primakuin 45 mg (3


tablet) (dosis tunggal): infeksi campuran primakuin 1 x 15 mg selama 14
hari. Bila resisten dengan pengobatan tersebut. Sulfa Piridoksin 3 tablet
(dosis tunggal) atau kina sulfat 3 x 300-400 mg/hari selama 7 hari

III. Malaria berat

 Artesunate iv/im 2.4 mg/kgBB diberikan pada jam ke 0, 12, 24 dilanjutkan


satu kali per hari

 Drip kina HCl 500 mg (10 mg/kgBB) dalam 250-500 ml D5%? Diberikan
dalam waktu 8 jam (maksimum 2000 mg) dengan pemamtauan EKG dan
PEMERINTAHAN KOTA DUMAI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jalan Tanjung Jati No. 4 Dumai Telp. (0765)38367 Faks. (0765)31041

 kadar gula darah tiap 8-12 jam sampai pasien dapat minum obat per oral
atau sampai hitung parasit malaria sesuai target (total pemberian
parenteral dan per oral selama 7 hari dengan dosis per oral 10
mg/kgBB/24 jam diberikan 3 kali sehari)

 Pengobatan dengan kina dapat dikombinasikan dengan tetrasiklin


94mg/kgBB diberikan 4 kali sehari atau dosisiklin 3 mg/kgBB sekali sehari

Perhatian SP tidak boleh diberikan pada bayi dan ibu hamil. Primakuin tidak
boleh diberikan pada ibu hamil, bayi dan penderita defisiensi G6PD. Klorokuin
tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong. Pemberian kina
parenteral, bila obat sudah diberikan dalam 48 jam tetapi belum ada
perbaikan dan atau terdapat gangguan fungsi ginjal, maka dosis selanjutnya
diturunkan sampai 30-50%. Kortikosteroid merupakan kontraindikasi pada
malaria serebral.

Pemamtauan pengobatan: hitung parasit minimal tiap 24 jam, target hitung


parasit H1 50% H0 dan H3 < 25% H0. Pemeriksaan berulang dilakukan
sampai dengan tidak ditemukan parasit malaria dalam 3 kali berturut-turut.

Pencegahan:

Klorokuin 5 mg/kgBB, maksimal 300 mg/ minggu diminum tiap minggu sejak
1 minggu sebelum masuk daerah endemik sampai dengan 4 minggu ssetelah
meninggalkan daerah endemik

Doksisiklin 1.5 mg/kgBB/hari dimulai 1 hari sebelum pergi ke daerah endemis


malaria hingga 4 minggu setelah meninggalkan daerah endemis

Komplikasi

Malaria berat, renjatan, gagal nafas, gagal ginjal akut

Referensi

1. Malaria. In : Rani A A, Soegondo S, Nasir A U Z, Wijaya I P, Nafrialdi, et al,


editors. Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam Indonesia. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
kedokteran Universitas Indonesia; Jakarta; Oktober 2006: 148-150.
PEMERINTAHAN KOTA DUMAI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jalan Tanjung Jati No. 4 Dumai Telp. (0765)38367 Faks. (0765)31041

2. Harijanto PN. Malaria. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Setiati S, K Marcellus
S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas Indonesia;
Jakarta; Juni 2006: 1754-1766.

Disusun Oleh Disetujui Oleh : Disahkan Oleh :


Ketua SMF Patologi Direktur RSUD Kota Dumai
RSUD Kota Dumai

Dr. Evy Eryta, Sp.PD Dr. Evy Eryta, Sp.PD Dr. AZRIDA
Pembina Tk.I Pembina Tk.I Penata Tk.I
NIP. 19581220 198602 2 003 NIP. 19581220 198602 2 003 NIP. 19650604 199704 2 001

Anda mungkin juga menyukai