Pembimbing :
Disusun Oleh :
TAHUN 2019
I. STATUS PASIEN
Identitas Pasien
No CM : 89.73.35
Nama : Ny. SM
Umur : 29 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Taifur Yusuf, Gang Pulo 03/013 Desa
Bojongherang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SD
Tanggal Masuk RS : 30-07-2019 (17.33 WIB)
Cara Masuk RS : Diantar oleh keluarga ke IGD
2
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien mengaku hamil 28 minggu datang ke IGD Kebidanan RSUD
Sayang Cianjur karena keluhan mulas sejak tadi pagi.
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluar cairan dari jalan lahir (-), sakit kepala (-), nyeri ulu hati (-),
pandangan kabur atau tidak jelas (-), gerakan janin (+)
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat TB paru 1 tahun yang lalu dengan pengobatan tuntas selama 9
bulan, Hipertensi (-), DM(-), asma(-), jantung(-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Asma (-), penyakit
jantung (-)
Riwayat Pengobatan
Riwayat pengobatan TB paru selama 9 bulan
Riwayat Alergi
Tidak ada alergi makanan maupun obat-obatan
Riwayat Psikososial
Pasien seorang IRT dan tidak mengonsumsi alcohol, kopi dan tidak
merokok
Riwayat Pernikahan
Sekarang merupakan pernikahan pertama, pasien menikah pada usia 18
tahun. Menikah pada tahun 2008.
Riwayat Menstruasi
Menarke : 12 tahun
HPHT : 13 Januari 2019
Siklus : Teratur
Durasi : 7 hari
3
Riwayat Kontrasepsi
Pernah menggunakan KB suntik 3 bulan setelah melahirkan anak ke 5,
namun pasien merasa sering pusing
Riwayat Persalinan
4
6. 2018 Rumah Kurang Normal Bidan JK: P
bidan bulan BB: 1800
gr
Anak
meninggal
5
IV. STATUS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
Pemeriksaan Luar
TFU : 24 cm
DJJ : 127 kali/menit
HIS : 2 x 10’ 20”
L1 : Terasa bagian bulat dan kenyal (bokong)
L2 : Terasa bagian keras memanjang di sebelah kanan (puka)
L3 : Terasa bagian bulat dan keras (kepala)
L4 : Konvergen
Pemeriksaan Dalam
v/v Tidak ada Kelainan
Porsio tebal
Pembukaan 4-5 cm
6
Pemeriksaan Laboratorium
7
Glukosa Darah
GDS 108 74-106 mg%
Fungsi Hati
AST (SGOT) 24 4-32 U/L
ALT (SGPT) 13 2-25 U/L
Fungsi Ginjal
Ureum 35.4 10-50 mg%
Kreatinin 1.1 0.5-1.0 mg%
Elektrolit
Natrium (Na) 141.4 135-148 mEq/L
Kalium (K) 3.72 3.50-5.30 mEq/L
Calcium ion 1.06 1.15-1.29 mmol/L
Hepatitis Marker
HBsAg Non reactive Non reactive index
V. RESUME
8
VI. DIAGNOSIS MASUK SAAT MASUK IGD
G7P6A0 (AH2) Gravida 28-29 minggu Kala 1 fase Aktif dengan
Preeklamsia Berat
DASAR DIAGNOSIS
G7P6A0 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis pasien, pasien
(AH2) mengaku saat ini merupakan kehamilan yang ke-7, sudah pernah
melahirkan sebanyak 6 kali dan tidak pernah mengalami
keguguran. Anak yang hidup saat ini 2.
Gravida 28- HPHT pasien yaitu tanggal 13 Januari 2019.
29 minggu Rumus taksiran usia kehamilan= Hari pemeriksaan-HPHT
(Preterm) x 4 1/3 dan didapatkan hasil usia kehamilan yaitu 27 minggu 4
hari
Persalinan kurang bulan (persalinan premature/preterm labor)
adalah persalinan yang berlangsung antara umur kehamilan 24-
36 minggu dari hari pertama haid terakhir dengan berat janin
<2500 gram.
Usia kehamilan 27-28 minggu
Kala I Fase Kala I dimulai dari his persalinan yang pertama sampai
Aktif pembukaan cervix menjadi lengkap. Pasien datang dengan
pembukaan 4-5 cm dengan his 2x10’20’’
Preeklamsi Preeklamsi ditandai dengan adanya hipertensi dan proteinuria
Berat yang sebelumnya normotensive dan terjadi pada kehamilan lebih
dari 20 minggu atau pada periode pascapersalinan dini.
Hipertensi dengan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg
dan diastolik ≥90
Proteinuria bila kadar protein ≥300 mg dalam urine 24
jam atau 30 mg/dL (+1 dipstick) dalam urine sewaktu atau
rasio protein/kreatinin ≥0.3
Preeklamsi dikatakan berat apabila ditemukan:
- Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan/atau diastolic
≥110 mmHg
- Proteinuria ≥2 gram dalam 24 jam atau ≥2+ dipstick
urine sewaktu
9
- Kreatinin serum >1.2 mg/dL
- Trombosit <100.000/µl
- Hemolisis dan peningkatan kadar LDH
- Peningkatan serum transaminase (SGOT/SGPT)
- Gangguan serebral (sakit kepala) atau gangguan
penglihatan
- Sakit ulu hati
Pada pasien ditemukan:
- Tekanan darah yaitu 150/100 mmHg
- Proteinuria +1 dalam urine sewaktu
- Kreatinin serum 1.1
- Trombosit 268.000/µL
- SGOT 24 UL dan SGPT 13 UL
- Sakit kepala, pandangan tidak jelas, nyeri ulu hati
disangkal oleh pasien
Pada pasien hanya ditemukan adanya hipertensi dan proteinuria tanpa
gejala dan tanda preeklamsi berat, oleh karena itu preeklamsi pada pasien
belum bisa dikatakan sebagai preeklamsi berat
Diagnosis yang lebih tepat: G7P6A0 (AH2) Gravida 27-28 minggu Kala 1 fase
Aktif dengan Preeklamsia
10
BB : 1700 gram
PB : 47 cm
Jenis Kelamin : Perempuan
Keterangan : Pasien lahir di IGD dengan Bayi hidup
IX. DIAGNOSIS AKHIR
P7A0 Partus Prematurus lahir spontan dengan preeklamsi
X. FOLLOW UP
Tanggal S O A P
11
Pada pasien di diagnosis preeklampsia berat. Preeklamsi ditandai dengan adanya
hipertensi dan proteinuria yang sebelumnya normotensive dan terjadi pada kehamilan
lebih dari 20 minggu atau pada periode pascapersalinan dini. Dikatakan hipertensi apabila
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90. Proteinuria bila kadar protein ≥300
mg dalam urine 24 jam atau 30 mg/dL (+1 dipstick) dalam urine sewaktu atau rasio
protein/kreatinin ≥0.3.
Preeklamsi dikatakan berat apabila ditemukan:
- Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan/atau
diastolic ≥110 mmHg
- Proteinuria ≥2 gram dalam 24 jam atau ≥2+
dipstick urine sewaktu
- Kreatinin serum >1.2 mg/dL
- Trombosit <100.000/µl
- Hemolisis dan peningkatan kadar LDH
- Peningkatan serum transaminase (SGOT/SGPT)
- Gangguan serebral (sakit kepala) atau gangguan
penglihatan
- Sakit ulu hati
Jika dilihat dari kriteria preeklamsi berat, pada pasien ini belum bisa dikatakan sebagai
preeklamsi berat.
12
dengan berat janin 1700 gram, sehingga pasien dapat dikategorikan sebagai persalinan
premature/kurang bulan.
Pada kehamilan ≥34 minggu, bila keadaan ibu dan janin stabil (bukan PEB)
masih ada kesempatan untuk perawatan konservatif sampai 37 minggu dengan syarat
dilakukan rawat inap. Jika tidak dapat dilakukan rawat inap maka dilakukan terminasi.
13
2. Penilaian kontraksi uterus (lamanya, intesitasnya, frekuensi dan pengaruhnya
terhadap pembukaan serviks)
3. Pemantauan tanda-tanda vital ibu
4. Pemantauan bunyi jantung janin
5. Bila ada korioamnionitis, lakukan kultur dan diberi antibiotic
6. Diberikan obat-obatan untuk pematangan paru-paru janin
Deksamethason, 6 mg tiap 12 jam (im) sampai 4 dosis
Betametason, 12 mg (im) sampai 2 dosis dengan interval 24 jam
7. Diberikan MgSO4 untuk proteksi otak janin
Loading dose : 4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4 40%) dilarutkan ke dalam 100 cc
ringer laktat, diberikan selama 15-20 menit
Maintanance dose: 8 gram dilarutkan dalam 500 cc RL. Tetesan 20 gtt/meit
selama 4 jam
Pada pasien saat masuk IGD dilakukan:
- Diberikan MgSO4 loading dose infus selama 15 menit dan dilanjutkan dengan
mantainance dose.
Pemberian MgSO4 ini bertujuan untuk proteksi otak janin
Pemberian loading dose: 4 gram MgSO4 dilarutkan ke dalam 100 ringer laktat,
diberikan selama 15-20 menit
Pemberian maintenance dose: 10 gram dilarutkan dalam 500 cc RL.
- Dexa im
Diberikan untuk pematangan paru-paru janin, karena pada pasien ini kehamilan masih
27-28 minggu (preterm).
- Dopamet 2x1 tablet
- Nifedipine 1x1 tablet
Pada kehamilan normal, vili korialis dari trofoblas akan menginvasi arteri spiralis dan
menggantikan lapisan endotel dan muskularnya, sehingga terjadi proses remodelling
berupa pelebaran diameter arteri spiralis.
Pada hipertensi dalam kehamilan, tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan
otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya, sehingga lapisan otot arteri spiralis
14
tidak mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis mengalami
vasokonstriksi dan aliran darah uteroplasenta menurun dan terjadilah hipoksia dan iskemia
plasenta. Penurunan aliran darah ke plasenta akan menyebabkan hipertensi, sindrom
preeklamsia, kelahiran preterm atau kurang bulan, pertumbuhan janin terhambat dan
solusio plasenta.
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (radikal
bebas) salah satu antioksidan yang dihasilkan adalah radikal hidroksil.
Radikal hidroksil akan merusak membrane sel yang banyak mengandung asam lemak
tidak jenuh diubah menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak
membrane sel, juga akan merusak nucleus, protein sel endotel. Peroksida lemak meningkat
dan akan beredar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah sehingga dapat merusak
membrane sel endotel. Akibat sel endotel terpapar peroksida lemak, maka terjadi
kerusakan sel endotel dimulai dari membrane sel endotel dan fungsi endotel menjadi
terganggu. Disfungsi endotel akan mempengaruhi fungsi dari sel endotel yang salah
satunya adalah untuk memproduksi prostaglandin/protasiklin. Ketika endotel rusak akan
terjadi gangguan metabolisme prostaglandin, dimana fungsi prostaglandin adalah sebagai
vasodilator kuat. Selain itu disfungsi endotel juga akan menyebabkan agregasi trombosit
yang memproduksi tromboxan (TXA2). Dalam keadaan normal, kadar
prostaglandin/protasiklin lebih tinggi tetapi pada keadaan preeclampsia kadar tromboxan
lebih tinggi sehingga terjadi kenaikan tekanan darah akibat vasokonstriksi.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham et al. Obstetri William. Edisi 25th. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2018
2. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran bandung. Obstetri Patologi edisi 3.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2018
3. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran bandung. Panduan Praktik Klinik
Obstetri & Ginekologi edisi 2. KSM/Dep Obstetri & Ginekologi RSUP Dr. Hasan
Sadikin. 2018
4. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi IV. Jakarta. PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo Jakarta. 2016
16