TUBERKULOSIS
DINAS KESEHATAN
I
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................. ii
DAFTAR TABEL.......................................................................... iii
DAFTAR BAGAN………………………………………………......... iv
BAB I ..........................................................................................
Definisi........................................................................................ 5
BAB II
RUANG LINGKUP....................................................................... 6
BAB III
TATALAKSANA...................................................................... 7
BAB IV
DOKUMENTASI……………………….…................................ 19
LAMPIRAN..………..…………………………………......................20
II
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
III
DAFTAR BAGAN
Tabel Halaman
4
BAB I
DEFINISI
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis
(TB) yang dikenal dengan nama M. tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Penularan terutama sekali secara aerogen.
Pasien TB paru menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak).
Sumber penularan adalah pasien TB paru BTA postif yang saat batuk, bersin atau berbicara
mengeluarkan droplet (percikan dahak) yang mengandung kuman M. tuberculosis.
Tuberkulosis Sensitif Obat adalah Tuberkulosis yamg disebabkan M. Tuberculosis dan dapat
diobati dengan OAT lini pertama
Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) atau TBC MDR adalah TBC resistan Obat
terhadap minimal 2 (dua) obat anti TBC yang paling poten yaitu INH dan Rifampisin secara
bersama sama atau disertai resisten terhadap obat anti TBC lini pertama lainnya seperti
etambutol, streptomisin dan pirazinamid.
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Penjaringan tersangka TB
5
1. Secara Aktif : Ketuk Pintu TB, Koordinasi lintas Pogram
2. Secara pasif : penjaringan tersangka TB dalam gedung
C. Pencegahan penularan
1. Investigasi Kontak serumah pasien TB
2. Pelacakan kasus mangkir / Kontrol PMO
3. Pemberian PPINH pada anak balita
4. Imunisasi BCG pada bayi
5. Penyuluhan Penyakit
BAB III
TATA LAKSANA
Secara Aktif
6
e. Bila ditemukan warga yang batuk lebih dari 2 minggu maka diberikan pot
sputum untuk di ambil sputum sewaktu.
f. Petugas menjelaskan cara pengambilan dahak
g. Warga terduga TB diberi pot sputum ke dua untuk pengambilan sputum pagi
dan diminta untuk diantar ke puskesmas keesokan harinya dengam membawa
foto copy identitas
h. Petugas mencatat identitas terduga TB
i. Petugas kembali ke Puskesmas
j. Petugas mencatat hasil kegiatan hasil dokumentasi.
Secara Pasif
Tatalaksana penjaringan terduga Tuberkulosis dalam gedung
a) Pasien datang dan menuju meja customer service.
b) Pasien mendaftar di ruang pendaftaran.
c) Pasien masuk ke ruang pemeriksaan umum.
d) Dokter menanyakan keluhan pasien.
e) Jika ditemukan pasien dengan keluhan batuk ± 2 minggu, BB menurun, riwayat dan kontak
erat dengan penderita TB, lansia dengan batuk, DM dengan batuk maka dokter mengirim
pasien ke ruang TB DOTS untuk pemeriksaan sputum
f) Petugas mengisi blanko TB 06 dan TB 05.
g) Petugas menjelaskan prosedur pemeriksaan sputum
7
h) Petugas memberikan pot sputum yang sudah diberi lebel nama dan umur untuk mengambil
sputum sewaktu.
i) Pasien mengambil sputum sewaktu di ruang pembatan preparat
j) Pasien di minta mencuci tangan dan menekan bel.
k) Petugas memberikan pot dahak yang sudah di beri nama dan umur kepada pasien untuk
pengambilan dahak pagi dan meminta pasien mengantarkan pot keesokan harinya.
l) Pasien dipersilahkan pulang dan diinformasikan waktu pengambilan hasil sputum sewaktu.
m) Pasien mengantarkan sputum pagi ke ruang pembuatan preparat dan menekan bel
n) Hasil pemeriksaan sputum berdasarkan pemeriksaan BTA dan TCM.
o) - Hasil sputum BTA(+) TCM (+) / BTA (-) TCM (+) terapi OAT
- Hasil sputum BTA(-) TCM (-) antibiotik selama 2 minggu
8
k. Petugas menjelaskan adanya dan tujuan pemeriksaan HIV dan BSN
l. Petugas mengisi blangko permintaan tindakan laboratorium dan menyerahkan
kepada peruga laboratorium
m. Petugas laboratorium datang ke ruang TB DOTS dan melakukan tindakan
n. Petugas TB menyampaikan hasil pemeriksaan kepada pasien
o. Peugas TB menyerahkan OAT, formulir TB 02 dan menjelaskan aturan minum
AOT
p. Petugas TB menjelaskan fungsi dan tugas PMO
Q. Pasien diperbolehkan pulang dan diingatkan agar control kembali sesuai jadwal
Terduga TB
Pemeriksaan Mikroskopis
BTA
( - -) (++)
(+-)
10
Alur Diagnosis TB Anak
Pemeriksaan mikroskopis/Tes Cepat
Molekuler (TCM) TB
Ada akses foto rontgen toraks dan/atau Tidak ada akses foto rontgen toraks dan
uji tuberkulin*) uji tuberkulin
Skoring sistem
Skor ≥6 Skor < 6
Uji tuberkulin (+) Uji tuberkulin (-) dan
dan/atau ada kontak Tidak ada kontak TB
TB paru**) paru**)
TB anak
terkonfirmasi Ada kontak Tidak ada/tidak jelas
bakteriologis TB anak klinis TB paru**) kontak pasien TB
paru**)
Observasi gejala selama 2 minggu
Terapi OAT***)
Menetap Menghilang
Bukan TB
11
2. Tatalaksana Pengobatan pasien TB kategori 1 dan 2
12
Streptomisin inj.
38 – 54 kg 3 tab 4KDT 3 tab 4KDT 3 tab 2KDT
+ 750 mg Streptomisin + 3 tab Etambutol
inj.
13
Tabel 1. Skoring sistem TB Anak
Parameter 0 1 2 3 Skor
KontakTB Tidak - Laporan BTA(+)
jelas keluarga, BTA
(-)/BTA tidak
Uji tuberculin Negatif - jelas/tidaktahu
- Positif (≥10 mm
(Mantoux)
atau ≥5 mm pada
imunokompromais)
Skor Total
Dosis OAT KDT pada TB anak
b
a
d
a
n
(
k
g
)
6-7 1 tablet 1 tablet
8 - 11 2 tablet 2 tablet
12 - 16 3 tablet 3 tablet
17 - 22 4 tablet 4 tanlet
23 - 30 5 tablet 5 tablet
Keterangan:
R: Rifampisin; H: Isoniasid; Z: Pirazinamid
- Bayi di bawah 5 kg pemberian OAT secara terpisah, tidak dalam
bentuk KDT dan sebaiknya dirujuk ke RS
- Apabila ada kenaikan BB maka dosis atau jumlah tablet yang
diberikan disesuaikan dengan berat badan saat itu
- Untuk anak dengan obesitas, dosis KDT berdasarkan Berat Badan
ideal (sesuai umur). Tabel Berat Badan berdasarkan umur dapat dilihat
di lampiran
- OAT KDT harus diberikan secara utuh (tidak boleh dibelah, dan tidak
boleh digerus)
15
- Obat dapat diberikan dengan cara ditelan utuh, dikunyah/dikulum
(chewable), atau dimasukkan air dalam sendok (dispersable).
- Obat diberikan pada saat perut kosong, atau paling cepat 1 jam
setelah makan
Adapun peran dari petugas Puskesmas Tujuh Ulu selaku fasyankes satelit
Sebagai PMO dalam penyuntikan dan pasien menelan obat
Kontrol dokter 2 ( dua ) kali sebulan pada fase awal dan 1 ( satu ) kali pada fase
lanjutan
Mengingatkan pemantauan klinis, bakteriologis (BTA & biakan) setiap bulan
sampai konversi biakan.
Mengingatkan pasien untuk kontrol ke fasyankes rujukan TB RO sesuai jadwal
16
Memantau efek samping obat yang di alami selama masa pengobatan
17
C. Pencegahan penularan
1. Tatalaksana investigasi kontak serumah
a. Petugas melakukan pendataan.
b. Petugas menyiapkan alat.
c. Petugas menemui ketua RT dan menjelaskan bahwa di wilayah kerjanya ada
pasien TB paru yang perlu dikunjungi rumahnya.
d. Petugas melakukan kunjungan rumah
e. Petugas memperkenalkan diri dan memberi salam kepada keluarga pasien.
f. Petugas memberikan penjelasan tujuan kedatangan.
g. Petugas menganamnesis keluarga pasien.
h. Petugas melakukan pemeriksaan kepada keluarga pasien apabila ada yang
batuk lebih dari 2 minggu dilakukan pemeriksaan dahak tanpa kecuali anak
balita dibawah 5 tahun dilakukan scoring
i. .Petugas merujuk anggota keluarga yang mengalami gejala TB serta
memberikan pot sputum
j. Anak balita kontak erat dengan pasien TB di rujuk ke puskesmas untuk
penilaian status gizi dan pemeriksaan gejala untuk pemberian PPINH.
k. Petugas membereskan alat dan memberikan salam pamit pulang kepada
keluarga pasien.
l. Petugas kembali kepuskesmas membuat laporan dan pencatatan
18
f. Petugas membawa obat OAT.
g. Petugas mengindentifikasi penyebab mangkir.
h. Petugas memberikan penjelasan akibat mangkir ambil obat,
i. Petugas memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga (PMO) agar
selalu mengawasi pasien menelan obat.
j. Petugas mengecek TB 02 pasien.
k. Petugas memberikan OAT saat itu pada pasien
l. Petugas memberikan OAT saat itu pada pasien.
m. Petugas mengingatkan kembali kepada pasien agar selalu rutin mengambil
obat ke puskesmas.
n. Petugas kembali ke puskesmas untuk membuat laporan kegiatan.
Alur Investigasi Kontak (IK) pada Anak yang berkontak dengan pasien TB sensitif obat
19
Anak berkontak
dengan pasien TB sensitif OAT
gejala TB
Tidak Ada
Follow up rutin
TIDAK
20
BAB IV
DOKUMENTASI
21
7. Formulir TB 06 : Register terduga TB di poli TB DOTS
8. Formulir TB 09 : Formulir rujukan pindah pasien TB
9. Formulir TB 10 : Formulir hasil akhir pengobatan pasien TB
pindahan
10. Formulir TB 15 : Register pemberian PP INH anak
11. Formulir TB 16K : Formulir investigasi kontak tuberkulosis
12. Formulir TB 16 Fasyankes : Rekapitulasi investigasi kontak Tuberkulosis di
Fasyankes
B. Pelaporan
Pelaporan program P2 Tuberkulosis dilaporkan setiap bulan secara berkala oleh
penanggung jawab TB kepada penanggung jawab UKM dan pimpinan Puskesmas
Tujuh Ulu dan diteruskan ke Dinas Kesehatan Kota Palembang.
22