Anda di halaman 1dari 22

I’m not young anymore

A woman feels so nervous as she will turn 55 years old this year. She realizes that her aging process is more
obvious. She feels not as pretty as before, her skin looks more 'saggy'/slacker, especially around the eyes. She
has lost her weight, so that her body shape seems smaller. She suffers blurred vision, hearing loss, easy to fall,
especially from sitting to standing. She feels so dizzy and imbalance. She also hasn’t got her period since 5
years ago. She read on the internet, and it is said that the aging process resulted from various factors that
involving many theories. Despite her anxiousness about her condition now, she feels quite confident that she can
undergo this phase by adopting a healthy lifestyle & keeping her social life good.

Saya tidak muda lagi

Seorang wanita merasa sangat gugup karena dia akan berusia 55 tahun tahun ini. Dia menyadari bahwa proses
penuaan lebih jelas. Dia merasa tidak secantik sebelumnya, kulitnya terlihat lebih 'kendor' / pemalas, terutama di
sekitar mata. Berat badannya turun, sehingga bentuk tubuhnya tampak lebih kecil. Dia menderita penglihatan
kabur, gangguan pendengaran, mudah jatuh, terutama dari duduk ke berdiri. Dia merasa sangat pusing dan tidak
seimbang. Dia juga belum mendapatkan menstruasi sejak 5 tahun yang lalu. Dia membaca di internet, dan
dikatakan bahwa proses penuaan dihasilkan dari berbagai faktor yang melibatkan banyak teori. Terlepas dari
kegelisahannya tentang kondisinya sekarang, dia merasa cukup yakin bahwa dia dapat menjalani fase ini dengan
mengadopsi gaya hidup sehat & menjaga kehidupan sosialnya baik.

Step 1

Step 2

1. mengapa pasien berat badannya menurun dan bentuk badannya semakin mengurus?
2. mengapa pasien mudah terjatuh saat posisi duduk lalu berdiri?
3. mengapa pasien mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan?
4. mengapa kulit kendor terutama pada mata?
5. mengapa pasien tidak mendapatkan haid selama 5 tahun terakhir?
6. bagaimana proses fisiologis terjadinya penuaan? (teori)
7. apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan?
8. bagaimana cara pencegahan dari penuaan dini?

Step 3

1. mengapa pasien berat badannya menurun dan bentuk badannya semakin mengurus? (why
patient loss her weight and look skinnier?)
2. mengapa pasien mudah terjatuh saat posisi duduk lalu berdiri? (why does the patient easy to
fall especially from sitting to standing position?)

MUDAH JATUH

Dalam sistem endokrin , ada hormon yang diproduksi dalam jumlah besar di saat
stress dan berperan penting dalam reaksi mengatasi stress. Oleh karena itu,
dengan mundurnya produksi hormon inilah lanjut usia kurang mampu
menghadapi stress. Menurunnya hormon tiroid juga menyebabkan lansia
tampak lesu dan kurang bergairah.
Penyakit pada sendi ini adalah akibat degenerasi atau kerusakan pada
permukaan sendi-sendi tulang yang banyak dijumpai pada lansia. Lansia sering
mengeluhkan linu-linu, pegal, dan kadang-kadang terasa nyeri. Biasanya yang
terkena adalah persendian pada jari-jari, tulang punggung, sendi-sendi lutut dan
panggul. Gangguan metabolisme asam urat dalam tubuh (gout) menyebabkan
nyeri yang sifatnya akut. Terjadinya osteoporosis menjadi menyebab tulang-
tulang lanjut usia mudah patah. Biasanya patah tulang terjadi karena lanjut usia
tersebut jatuh, akibat kekuatan otot berkurang, koordinasi anggota badan
menurun, mendadak pusing,penglihatan yang kurang baik, dan bisa karena
cahaya kurang terang dan lantai yang licin.

http://library.usu.ac.id/modules.php
 penurunan range of motion(ROM) sendi.
 penurunan kekuatan otot, terutama menyebabkan kelemahan ekstremitas
bawah.
 perpanjangan waktu reaksi.
 kerusakan persepsi dalam.
 peningkatan postural sway (goyangan badan).

Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelemahan gerak, langkah yang pendek,


penurunan irama, dan pelebaran bantuan basal. Kaki tidak dapat menapak dengan
kuat dan lebih cenderung gampang goyah. Perlambatan reaksi mengakibatkan
seorang lansia susah/terlambat mengantisipasi bila terjadi gangguan seperti
terpeleset, tersandung, kejadian tiba2 sehingga memudahkan jatuh.

Bagian telinga yang berpengaruh itu cairan (cairan apa?, fungsinya gimana?) dan rambut kecil di
telinga mempengaruhi keseimbangan

3. mengapa pasien mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan? (why does patient
suffers blurred vision and hearing loss?)

Dengan bertambahnya usia , bentuk otot siliaris akan berubah . semakin tua serat otot
dan dengan demikian meningkatkan jaringan otot mengikat menjadi lebih tebal ,
terutama interior . setelah itu terjadi degenerasi otot yang mengalami atrofi
menyebabkan penyusutan dan diperkirakan untuk mempertahankan bentuk, dengan
usia lebih maju daripada siliaris atrofi otot juga terjadi menjalani hialinisasi .

Dengan bertambahnya usia penurunan amplitudo akomodasi  presbiopi . penurunan


amplitudo akomodasi dikaitkan dengan perubahan dalam serat lensa menjadi kurang
padat dan kapsul elastis , sehingga lensa kurang mampu menyesuaikan bentuknya .

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan astigmat : kontrak kornea karena


perubahan hidrasi kornea , proses penuaan kornea

( Buku teks Geriatric R.Boedhi Darmoyo , obat H.Hadi Martono )

gangguan pendengaran adalah suatu kondisi yang menyertai usia lanjut . dilanjutkan
dengan bertambahnya usia terjadi dalam bentuk Corti degenerasi diorgan hilangnya sel
epitel utama saraf yang dimulai pada usia pertengahan . juga terjadi pada aferen dan
eferen serabut saraf dari sel-sel sensorik kokhlea . ada juga perubahan dalam sel-sel
ganglion spiral di kokhlea basal . disamping itu juga penurunan terdapt di basal membran
elastisitas kokhlea dan membran timpani .

Selain penurunan organ pendengaran , pasokan darah dari neuro reseptor sensorik
mungkin rusak , sehingga kedua jalur pendengaran dan temporales lobus otak sering
terganggu karena usia lanjutnya .

gangguan pendengaran

1 . jenis gangguan pendengaran konduktif : disebabkan oleh obturans serumem

2 . jenis gangguan pendengaran sensori neural : disebabkan kerusakan pada neuron yang
disebabkan oleh kebisingan, presbiakusis , ototoksik obat , faktor keturunan , reaksi
pasca - inflamasi , ateroslerosis

3 . presbiakusis : kehilangan pendengaran untuk frekuensi tinggi nada murni , adalah


simetris , perjalanan progresif lambat

4 . tinnitus : dengung yaitu, bisa tinggi atau nada rendah , terus menerus atau intermiten

5 . persepsi pendengaran normal : peningkatan kepekaan terhadap pidato suara keras.

6 . Gangguan suara lokalisasi : gangguan membedakan arah suara , terutama di


lingkungan yang bising .

( Buku teks Geriatric R.Boedhi Darmoyo , obat H.Hadi Martono )

4. mengapa kulit kendor terutama pada mata? (why does patient skin looks more saggy
especially around the eyes?)
Penurunan jumlah fibroblast yg menyebabkan penurunan jumlah serat elastin
lebih sklerotik dan menebal sehingga jarinagn kolagen menjadi kendor dan
serabut elastin kehilangan daya keyalnya, kulit menjadi tidak dapat tegang dan
kurang lentur
Tulang dan otot menjadi atrofi, jaringan lemak subkutan berkurang, lapisan kulit
tipis serta kehilangan daya kenyalnya sehingga terbentuk kerutan2 dan garis2
kulit
Kontraksi otot2 mimik yg tidak dikuti oleh kontraksi kulit yg sesaui sehingga
mengakibatkan alur2 keriput didaerah wajah.
Sumber:Buku Ajar Boedhi Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
Lanjut),Edisi 4,FKUI.

With aging, the outer skin layer (epidermis) thins even though the number of cell
layers remains unchanged. The number of pigment-containing cells (melanocytes)
decreases, but the remaining melanocytes increase in size. Aging skin thus appears
thinner, more translucent. Age spots or liver spots may appear in sun-exposed areas.
Changes in the connective tissue reduce the skin's strength and elasticity. This is
known as elastosis and is especially pronounced in sun-exposed areas.

http://adam.about.net/encyclopedia/Changes-in-face-with-age_1.htm

http://seniorliving.about.com/od/healthnutrition/a/aging101part1.htm

Perubahan fisiologi pada kulit menua

- penurunan epidermal turn over rate antara 30-50% serta kecepatan


pergantian stratum korneum 2 kali lebih lama dibandingkan orang muda.
- Menurunnya respon terhadap trauma
- Mekanisme proteksi kulit menurun
- Daya pembersihan terhadap bahan2 kimia yang terabsorbsi perkutan
menurun
- Persepsi sensorik menurun
- Respon vaskuler menurun
- Respon imun menurun
- Penurunan produksi vitamin D
- Produksi sebum menurun
- Jumlah sel malanosit yang aktif serta kemampuan tanning berkurang
- Menurunnya kemampuan termoregulasi
- Produksi kelenjar keringat menurun

Gambaran morfologik kulit menua

- Kulit kering
Kekeringan ini terjadi krn menurunnya hormon androgen, menurunnya fungsi
kelenjar sebasea, berkurangnya jumlah dan fungsi kelenjar keringat ekrin,
berkurangnya kadar air dalam epidermis, paparan sinar matahari yg lama

- Permukaan kulit kasar dan bersisik


Hal ini disebabkan karena kelainan proses keratinisasi serta perubahan dan
bentuk sel2 epidermis, stratum korneum mudah lepas dan kecenderungan
sel2 mati untuk melekat satu dengan yg lain pada permukaan kulit dan faktor
kekeringan kulit karena berkurangnya lemak serta kandungan air epidermis

- Kulit kendor/menggelantung dengan kerutan2 dan garis2 kulit lebih jelas


Hal ini disebabkan karena :

a. Penurunan jumlah fibroblast yg mnyebabkan penurunan jumlah serat


elastin lebih sklerotik dan menebal sehingga jarinagn kolagen menjadi
kendor dan serabut elastin kehilangan daya keyalnya, kulit menjadi tidak
dapat tegang dan kurang lentur
b. Tulang dan otot menjadi atrofi, jaringan lemak subkutan berkurang,
lapisan kulit tipis serta kehilangan daya kenyalnya sehingga terbentuk
kerutan2 dan garis2 kulit
c. Kontraksi otot2 mimik yg tidak dikuti oleh kontraksi kulit yg sesaui
sehingga mengakibatkan alur2 keriput didaerah wajah.
5. mengapa pasien tidak mendapatkan haid selama 5 tahun terakhir? (why does the patient
hasn’t got her period since 5 years ago?)

Menopause merupakan suatu gejala dalam kehidupan wanita yang ditandai dengan
berhentinya siklus menstruasi. Menopause adalah fase alami dalam kehidupan setiap
wanita yang menandai berakhirnya masa subur. Menopause seperti halnya menarche
dan kehamilan dianggap sebagai peristiwa yang sangat berarti bagi kehidupan wanita.
Menarche pada remaja wanita, menunjukkan mulai diproduksinya hormon estrogen,
sedang menopause terjadi karena ovarium tidak menghasilkan atau tidak memproduksi
hormon estrogen.

Sejalan dengan proses ketuaan yang pasti dialami setiap orang, terjadi pula
kemunduran fungsi organ-organ tubuh termasuk salah satu organ reproduksi wanita, yaitu
ovarium. Terganggunya fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya produksi hormon
estrogen, dan ini akan menimbulkan beberapa penurunan atau gangguan pada aspek fisik-
biologis – seksual. Pada sebagian wanita, munculnya gejala atau gangguan fisik sebagai
akibat dari berhentinya produksi hormon estrogen, juga akan berpengaruh pada kondisi
psikologis, dan sosialnya.

Penurunan kadar estrogen, menyebabkan periode menstruasi yang tidak teratur, dan ini
dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada tiga periode menopause, yaitu:

1. Klimakterium, yaitu merupakan masa peralihaan anatara masa reproduksi


dan masa senium. Biasanya periode ini disebut jga dengan pramenopause.
2. Menopause, adalah saat haid terakhir, dan bila sesudah manopause
disebut pasca menopause.
3. Senium, adalah periode sesudah pasca menopause, yaitu ketika individu
telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami
gangguan fisik
(Fk ugm)
6. bagaimana proses fisiologis terjadinya penuaan? (teori) (how the physiology prosses?)

 Teori “genetic clock”


 Menua tlh terprogram sec genetik utk spesies2 tertentu.
 Tiap species mempunyai di dlm nucleinya suatu jam genetik yg tlh diputar
menurut suatu replikasi tertentu.
 Jam ini akan menghitung mitosis & menghentikan replikasi sel bila tdk diputar,
jadi menurut konsep ini bila jam kita itu berhenti maka akan meninggal dunia.
 Pengontrolan genetik umur, rupanya dikontrol dalam tingkat seluler.
 Penelitian Hayflick menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemampuan
membelah sel dlm kultur dgn umur spesies. Dari penelitian ini jelas bahwa
nukleuslah yg menentukan jml replikasi, kemudian menua & mati.
 Mutasi somatiK (teori Error Catastrophe)
 Faktor2 penyebab tjdnya proses menua adalah faktor lingkungan yg
menyebabkan tjdnya mutasi somatik, seperti radiasi & zat kimia yg dpt
memperpendek umur.
 Menurut teori ini, tjdnya mutasi yg progresif pd DNA sel somatik, akan
menyebabkan tjdnya penurunan kemampuan fungsional sel.
 Menurut hipotesis tsb, menua disebabkan oleh kesalahan2 yg beruntun
sepanjang kehidupan stlh berlangsung dlm waktu yg cukup lama, tjd kesalahan
dlm proses transkripsi (DNA  RNA), maupun dlm proses translasi (RNA 
protein/enzim).
 Kesalahan tsb akan menyebabkan terbentuknya enzim yg salah & akan
menyebabkan tjdnya reaksi metabolisme yg salah pula, sehingga akan
mengurangi fungsional sel.
 Bila tjd kesalahan dlm proses translasi (pembuatan protein), maka akan tjd
kesalahan yg makin banyak, shg tjdlah katastrop.
 Rusaknya sistem imun tubuh
 Mutasi yg berulang atau perubahan protein pascatranslasi, dpt menyebabkan
berkurangnya kemampuan sist imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self
recognition).
 Jika mutasi somatik menyebabkan tjdnya kelainan pd antigen permukaan sel,
maka hal ini dpt menyebabkan sist imun tubuh menganggap sel yg mengalami
perubahan tsb sbg sel asing & menghancurkannya.
 Teori menua akibat metabolisme
 Menurut McKay, pengurangan intake kalori akan emnghambat pertumbuhan &
memperpanjang umur.
 Perpanjangan umur tsb berasosiasi dgn tertundanya proses degenerasi.
 Kerusakan akibat radikal bebas
 Wkt tjd proses respirasi, oksigen yg dilibatkan dlm mengubah bahan bakar mjd
ATP. Melalui enzim2 respirasi dlm mitokondria, maka radikal bebas (RB) akan
dihasilkan sbg zat antara.
 RB bersifat merusak, krn sangat reaktif, shg dpt bereaksi dgn DNA, protein,
as.lemak tak jenuh, seperti membran sel.
 Makin lanjut usia makin byk RB terbentuk shg proses pengrusakan terus tjd.
(R.Boedhi Darmojo, dkk.2006.Buku Ajar Geriatri, Ilmu Kesehatan Lanjut
Usia.Jakarta:FKUI)

 Teori radikal bebas


 Produk hasil metabolisme oksidatif yg sangat reaktif (RB) dpt bereaksi dgn
berbagai komponen selular, termasuk protein, DNA, & lipid, & mjd molekul2 yg
tdk berfungsi namun bertahan lama & mengganggu fungsi sel lainnya.
 RB adalah senyawa kimia berisi elektron tdk berpasangan. Krn elektronnya tdk
berpasangan, secara kimiawi RB akan mencari pasangan elektron lain dgn
bereaksi pd substansi lain terutama protein & as.lemak tak jenuh. Melalui proses
oksidasi, RB yg dihasilkan selama fosforilasi oksidatif dpt menghasilkan modifikasi
makromolekul. Sbg contoh, krn membran sel mengandung sejumlah lemak, ia dpt
bereaksi dgn RB shg membran sel mengalami perubahan.
 Struktur di dlm sel seperti mitokondria & lisosom diselimuti oelh membran yg
mengandung lemak shg mudah diganggu oleh RB. RB jg dpt bereaksi dgn DNA,
menyebabkan mutasi kromosom & merusak mesin genetik normal dr sel. RB dpt
merusak fungsi sel dgn merusak membran sel atau kromosom sel.
 Tdpt akumulasi RB secara bertahap di dlm sel sejalan dgn waktu, & bila kadarnya
memebihi konsentrasi ambang, maka mereka berkontribusi pd perubahan2 yg
seringkali dikaitkan dgn penuaan.
 Teori glikosilasi
 Proses glikosilasi nonenzimatik yg menghasilkan pertautan glukosa-protein yg
disebut sbg advanced glycation end products (AGEs) dpt menyebabkan
penumpukan protein & makromolekul lain yg termodifikasi shg menyebabkan
disfungsi pd manusia yg menua.
 Protein glikasi menunjukkan perubahan fungsional, meliputi menurunnya
aktivitas enzim & menurunnya degradasi protein abnormal. Ketika manusia
menua, AGEs berakumulasi di berbagai jaringan, termasuk kolagen, Hb, lensa
mata. Krn muatan kolagennya tinggi, maka jaringan ikat mjd kurang elastis &
kaku. Kondisi tsb jg dpt mempengaruhi elastisitas dinding pembuluh darah. AGEs
jg dpt berinteraksi dgn DNA & mengakibatkan terganggunya kemampuan sel utk
memperbaiki perubahan pd DNA.
 Teori DNA repair
Menunjukkan bahwa adanay perbedaan pola laju repair kerusakan DNA yg diinduksi
sinar UV pd berbagai fibroblas yg dikultur. Fibroblas pd species yg mempunyai umur
maksimum terpanjang menunjukkan laju DNA repair terbesar.
(IPD FKUI, Jilid III, Edisi IV)
7. apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan? (what are the factor that can effect the
aging?)
intrinsik ekstrinsik

Ekstrinsik factor, photo aging cause increase of ROS molesule reactive o2, increase sitokin and
growth factor reseptor. Sitokin use for stimulate the cell and growth factor receptor pembelahan
cell. Can stimulate P38 JNK DNA. Can increase CFOS/proto oncogen that pair with CJUN. Can
stimulating AP1. AP1 can increase MMT MRNA can degrade colagen.

Fotoaging menyebabkan peningkatan dari ROS menstimulasi terbentuknya sitokin dan growth
factor reseptor, meningkatkan dna p38 jnk. Menstimulasi...., kalau berpasangan dengan CJUN
meningkatkan AP1 protein menyebabkan stimulasi proses transkripsi sehingga degradasi dari
kolagen. Kalau instrinsik penurunan TFG beta, penurunan reseptor tipe 2. Dipengaruhi AP1. AP1
pada usia lebih tua akan semakin meningkat sehingga menghambat kolagen dan merangsang
pemecahan kolagen.
8. bagaimana cara pencegahan dari penuaan dini? (how to prevent early aging?)

Pencegahan proses menua dapat dilakukan untuk proses menua ekstrinsik,


pada usia menjelang 40 tahun, dan bila perlu lebih awal, dengan melakukan
berbagai cara, antara lain :

1. Mencegah atau menghindari faktor yang menyebabkan kekeringan kulit


serta mempertahankan kelembaban kulit. Untuk itu perlu melakukan
pemeliharaan dan perawatan kulit dengan kosmetik yang sesuai kondisi kulit
dan lingkungan pemakai.

2. Mencegah proses menua karena kekurangan gizi terutama protein dan


vitamin. Untuk itu perlu mengatur diit, pemberian vitamin, mineral yang
cukup.

3. Mencegah proses menua kulit dini akibat paparan sinar surya

4. Menghindari faktor lingkungan yang merangsang terbentuknya radikal


bebas, seperti penyinaran sinar X, polusi udara oleh gas mobil, asap rokok,
gas N2O dari pabrik, freon AC, hair spray dan lain

5. Menghindari/mengurangi kontak dengan bahan kimia eksogen seperti


detergen, kosmetika terutama krim pemutih yang mengandung merkuri,
bismuth dan lain lain yang dapat menyebabkan kulit kering. Juga bahan kimia
yang masuk secara endogen misalnya obat obatan antibiotik dsb.

6. Mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok, minuman keras,


minum kopi yang berlebihan, menghindari hala hal yang menimbulkan stress,
meningggalkan kebiasaan suka cemberut, diusahakan banyak banyak rileks,
mudah tersenyum

7. Selalu berpikir positive (positive thinking) dan yang terpenting selalu


tawaqalpada Allah SWT, terutama saat menghadapi cobaan/musibah.

SUMBER : KELAINAN PIGMENTASI KULIT DAN PENUAAN DINI SERTA PERAN


PENDIDIKAN KEDOKTERAN DIBIDANG ILMU KESEHATAN KULIT& KELAMIN,
Universitas Sebelas Maret

9. how aging effect the human body system?


-cardiovascular system
Aging is associated with a progressive decline in numerous
physiological processes, leading to an increased risk of health
complications and disease. By delivering oxygenated blood to all
tissues in the body, the health of the cardiovascular system is vital
for health of every tissue and longevity of the organism as a whole.
Aging has a remarkable effect on the heart and arterial system,
leading to an increase in CVD including atherosclerosis,
hypertension, myocardial infarction, and stroke.3 Aging
cardiovascular tissues are exemplified by pathological alterations
including hypertrophy, altered left ventricular (LV) diastolic function,
and diminished LV systolic reverse capacity, increased arterial
stiffness, and impaired endothelial function. However, the health of
the arterial and cardiac systems is not mutually exclusive, as each
system greatly affects the other. For instance, an increase in arterial
stiffness leads to compensatory mechanisms by the myocardium
including LV hypertrophy and fibroblast proliferation, resulting in
decreased cardiac output and increase in fibrotic tissue.3,4 Heart
rate modulation is also affected by age with a decrease in both rate
variability and maximum heart rate.5 Heart rate is influenced not
only by the loss of cells in the sinoatrial node (responsible for
controlling heart rate) but also by structural changes in the heart,
including fibrosis and hypertrophy, which slow propagation of
electric impulse throughout the heart.

At early ages, the LV diastolic filling rate begins to decline, which is


compensated for by increasing arterial contraction to sustain stroke
volume and workload, maintaining sufficient ejection
fraction.6,7 However, with age, the LV contractility and ejection
fraction, as well as sympathetic modulation of heart rate, and
response to β-adrenergic receptor activation all decrease.4 A
reduction in cardiac output due to decline in function with age
stimulates the myocardium to compensate by increasing muscle
mass by undergoing cardiac hypertrophy; although this may provide
short-term enhancement of cardiac output, the long-term effect of
hypertrophy diminishes cardiac function.8 Ventricular hypertrophy is
the result of an increase in size of individual cardiomyocytes and
can be either physiological, which is reversible (eg, exercise-
induced), or pathological which is irreversible (disease-
based).9 Hypertrophy in mammalian models such as mouse and rat
can be measured with a variety of techniques including
echocardiography to measure LV size, histological analysis of heart
tissue, or isolation of cardiomyocytes for cell size measurements.
The noninvasive nature of echocardiography allows for the unique
opportunity to measure alterations in cardiac size and functional
parameters longitudinally in an aging study cohort.

Aging of the vasculature results in increased arterial thickening and


stiffness as well as dysfunctional endothelium. Clinically, these
changes result in increased systolic pressure and present major risk
factors for development of atherosclerosis, hypertension and stroke,
and arterial fibrillation.4 Vascular dysfunction associated with aging
leads to a variety of age-related pathologies, including loss of
adequate tissue perfusion (resulting in ischemia), insufficient
vascular growth or regression (resulting in hypertension), or
excessive growth and remodeling (resulting in age-related macular
degeneration). The vasculature undergoes structure and function
alterations with age that are well documented, such as luminal
enlargement with wall thickening and a decline in endothelial cell
function negatively affecting endothelium-dependent dilation and
promoting vascular stiffness.10 In addition, endothelial cells lose
their ability to proliferate and migrate after tissue
injury.11 Furthermore, endothelial barriers become porous and
vascular smooth muscle cells migrate into subendothelial spaces
and deposit extracellular matrix proteins that result in intimal
thickening. At the molecular level, as endothelial cells age, they
exhibit a reduction in endothelial nitric oxide synthetase (eNOS)
activity, reducing the abundance of NO.12 NO is a critical vasodilator
produced by endothelial cells, regulating vascular tone, in addition
to inhibiting vascular inflammation, thrombotic events, and aberrant
cellular proliferation.13 Loss of NO also promotes endothelial cell
senescence.14 Numerous mechanisms can modulate eNOS activity.
However, hemodynamic shear stress, the frictional force acting on
endothelial cell surface as a result of blood flow, is one of the most
potent inducers of eNOS activity.12 As vessels age, they are exposed
to less hemodynamic stress due to reduced blood flow caused by
decline in heart function; in addition, endothelial cells become less
responsive to shear stress, resulting in a decline in the protective
NO.15 Therefore, measuring arterial thickness and stiffness in aged
models can lead to further understanding of the role various
longevity genes influence vasculature aging. Elastic properties of
arteries can be directly measured, as well as histological analysis of
luminal enlargement, arterial thickness, and deposition of vascular
smooth muscle cells. In addition, measuring eNOS activity in
vessels, as well as endothelial senescence, can also serve as a
marker of vascular aging.

Baik tekanan darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD) meningkat sesuai
dengan meningkatnya umur. TDS meningkat secara progresif sampai umur 70-80 tahun,
sedangkan TDD meningkat sampai umur 50-60 tahun dan kemudian cenderung menetap atau
sedikit menurun. Kombinasi perubahan ini sangat mungkin mencerminkan adanya
pengkakuan pembuluh darah dan penurunan kelenturan (compliance) arteri dan ini
mengakibatkan peningkatan tekanan nadi sesuai dengan umur. Seperti diketahui, tekanan nadi
merupakan prediktor terbaik dari adanya perubahan struktural di dalam arteri. Mekanisme
pasti hipertensi pada lanjut usia belum sepenuhnya jelas. Efek utama dari ketuaan normal
terhadap sistem kardiovaskuler meliputi perubahan aorta dan pembuluh darah sistemik.
Penebalan dinding aorta dan pembuluh darah besar meningkat dan elastisitas pembuluh darah
menurun sesuai umur. Perubahan ini menyebabkan penurunan compliance aorta dan
pembuluh darah besar dan mengakibatkan peningkatan TDS. Penurunan elastisitas pembuluh
darah menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer. Sensitivitas baroreseptor juga
berubah dengan umur. Perubahan mekanisme refleks baroreseptor mungkin dapat
menerangkan adanya variabilitas tekanan darah yang terlihat pada pemantauan terus menerus
(Kuswardhani, 2006). Penurunan sensitivitas baroreseptor juga menyebabkan kegagalan
refleks postural, yang mengakibatkan hipertensi pada lanjut usia sering terjadi 17 hipotensi
ortostatik. Perubahan keseimbangan antara vasodilatasi adrenergik-α dan vasokonstriksi
adrenergik-α akan menyebabkan kecenderungan vasokontriksi dan selanjutnya
mengakibatkan peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan tekanan darah. Resistensi
Na akibat peningkatan asupan dan penurunan sekresi juga berperan dalam terjadinya
hipertensi (Kuswardhani, 2006).

- Immunological system
1) Sistem Persarafan.
o Berat otak menurun 10-20%. (Setiap orang berkurang sel saraf
otaknyadalam setiap harinya).
o Cepatnya menurun hubungan persarafan.
o Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan
stres.
o Mengecilnya saraf panca indra.Berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, mengecilnya saraf penciumdan perasa, lebih sensitif
terhadap
o perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
o Kurang sensitif terhadap sentuhan.
2) Sistem Pendengaran.
o Presbiakusis ( gangguan dalam pendengaran ). Hilangnya
kemampuanpendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap
bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit
mengerti kata-kata, 50%terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
o Otosklerosis akibat atrofi membran tympani .
o Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena
meningkatnya keratin.
o Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa/stres.
3) Sistem Penglihatan.
o Timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
o Kornea lebih berbentuk sferis (bola).
o Kekeruhan pada lensa menyebabkan katarak.
o Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap.
o Hilangnya daya akomodasi.
o Menurunnya lapangan pandang, berkurang luas pandangannya.
o Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau.
4) Sistem Kardiovaskuler.
o Elastisitas dinding aorta menurun.
o Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
o Kemampuan jantung memompa darah menurun, hal ini
menyebabakanmenurunnya kontraksi dan volumenya.
o Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas
pembuluh darahperifer untuk oksigenisasi,. Perubahan posisi dari
tidur ke duduk atau dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan
darah menurun, mengakibatkanpusing mendadak.
o Tekanan darah meninggi akibat meningkatnya resistensi pembuluh
darahperifer.
5) Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh.
o Temperatur tubuh menurun ( hipotermia ) secara fisiologis
akibatmetabolisme yang menurun.
o Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas
akibatnya aktivitas otot menurun.
6) Sistem Respirasi
o Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
o Menurunnya aktivitas dari silia.
o Paru-paru kehilangan elastisitas, menarik nafas lebih berat, kapasitas
pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun.
o Alveoli ukuranya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.
o Kemampuan untuk batuk berkurang.
o Kemampuan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan
pertambahan usia.
7) Sistem Gastrointestinal.
o Kehilangan gigi akibat Periodontal disease, kesehatan gigi yang buruk
dan gizi yang buruk.
o Indera pengecap menurun, hilangnya sensitivitas saraf pengecapm di
lidahterhadap rasa manis, asin, asam, dan pahit.
o Eosephagus melebar.
o Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
o Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
o Daya absorbsi melemah.
8) Sistem Reproduksi.
o Menciutnya ovari dan uterus.
o Atrofi payudara.
o Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun
adanyapenurunan secara berangsur-angsur.
o Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia asal
kondisi kesehatan baik.
o Selaput lendir vagina menurun.
9) Sistem Perkemihan.
o Ginjal :Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh
melalui urin,darah yang masuk ke ginjal disaring di glomerulus
(nefron). Nefron menjadi atrofi dan aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50%.
o Otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang air kecil
meningkat dan terkadang menyebabkan retensi urin pada pria.
10) Sistem Endokrin.
o Produksi semua hormon menurun.
o Menurunnya aktivitas tyroid, menurunnya BMR (Basal Metabolic
Rate), dan menurunnya daya pertukaran zat.
o Menurunnya produksi aldosteron.
o Menurunya sekresi hormon kelamin misalnya, progesteron, estrogen,
dantestosteron.
11) Sistem Kulit ( Sistem Integumen )
o Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
o Permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses
keratinisasi,serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis.
o Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
o Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
o Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunya cairan dan
vaskularisasi.
o Pertumbuhan kuku lebih lambat.
o Kuku jari menjadi keras dan rapuh, pudar dan kurang bercahaya.
o Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
12) Sistem Muskuloskletal
o Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh.
o Kifosis
o Pergerakan pinggang, lutut, dan jari-jari terbatas.
o Persendiaan membesar dan menjadi kaku.
o Tendon mengerut dan mengalami skelerosis.
o Atrofi serabut otot ( otot-otot serabut mengecil ).Otot-otot serabut
mengecilsehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot
kram dan menjadi tremor.
o Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh.

10. how does aging effect phyicological?

A. Perubahan-perubahan Mental.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental.

o Perubahan fisik, khususnya organ perasa.


o Kesehatan umum
o Tingkat pendidikan
o Keturunan (Hereditas)
o Lingkungan
1) Kenangan (Memory).
o Kenangan jangka panjang: Berjam-jam sampai berhari-hari
yang lalumencakup beberapa perubahan.
o Kenangan jangka pendek atau seketika: 0-10 menit, kenangan
buruk.
2) IQ (Inteligentia Quantion).
o Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan
verbal.
o Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan
psikomotor, terjadiperubahan pada daya membayangkan
karena tekanan-tekanan dari factorwaktu.

B. Perubahan-perubahan Psikososial.
1) Pensiun: nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas
dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun (purna
tugas), ia akan mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain :
o Kehilangan finansial (income berkurang).
o Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang
cukup tinggi,lengkap dengan segala fasilitasnya).
o Kehilangan teman/kenalan atau relasi.
o Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
2) Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality)
3) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan
bergeraklebih sempit.
4) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation).
5) Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya
biayapengobatan.
6) Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
7) Gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan ketulian.
8) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
9) Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-
temandan family.
10) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran
diri,perubahan konsep diri.

C. Perkembangan Spritual.
o Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan
(Maslow,1970)
o Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan
Zentner,1970).
o Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978),
Universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah
berpikirdan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai
keadilan.

11. how does aging effect her social life? (social problem related to aging)

Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat


Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan sebagainya
maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia. Misalnya badannya
menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur dan sebagainya
sehingga sering menimbulkan keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu
mengajak mereka melakukan aktivitas, selama yang bersangkutan masih sanggup, agar
tidak merasa terasing ataudiasingkan. Karena jika keterasingan terjadi akan semakin
menolak untuk berkomunikasi dengan orang lain dan kadang-kadang terus muncul perilaku
regresi seperti mudah menangis, mengurung diri, mengumpulkan barang-barang tak
berguna serta merengek-rengek dan menangis bila ketemu orang lain sehingga perilakunya
seperti anak kecil.

12. Aging? (definisi, aspek aspek lain)

Penuaan (aging) adalah perubahan fisiologis yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia
kronologis dan akan terjadi pada semua organisme. Pada penuaan terjadi disfungsi bertahap
semua organ yang terjadi pada manusia, tumbuhan, hewan, dan juga organisme bersel satu.
Penuaan mulai terjadi saat manusia baru lahir.Fenomena fisiologis yang terjadi adalah
berkurangnya jumlah sel jaringan, menurunnya laju metabolisme, juga menigkatnya kejadian
penyakit. Penuaan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti stress, olahraga berlebihan,
merokok, dan adanya radiasi sinar ultraviolet.

Pada penuaan terjadi perubahan fisiologis lanjut yang menyangkut disfungsi organ vital seperti
kerusakan organ kardiopulmonar, persarafan, fungsi endokrin, fungsi imunologi, dan juga fungsi
motorik. Karena itu, munculnya faktor risiko seperti hipertensi, hiperlipidemia, perubahan
metabolisme glukosa, obesitas, kebiasaan gaya hidup tidak sehat, alkohol, dan stress
menyebabkan penyakit yang bervariasi pada berbagai sistem tubuh, antara lain : penyakit
degeneratif, stroke, katarak, hilangnya komunikasi sistem saraf, arteriosklerosis, gagal jantung,
aritmia, emfisema paru, ulkus lambung, diabetes, gagal ginjal, osteoporosis, arthritis, dan apabila
ada luka, infeksi, atau tumor, dapat terjadi penuaan lanjut secara patologis.

Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia
60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan
akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses
yang disebut Aging Process atau proses penuaan.

Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda. Menurut World Health Organitation
(WHO) lansia meliputi :

a. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun

b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun

d. Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun


Berbeda dengan WHO, menurut Departemen Kesehatan RI (2006) pengelompokkan lansia
menjadi :

a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan kematangan jiwa
(usia 55-59 tahun)

b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut dini (usia 60-
64 tahun)

c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif (usia >65 tahun)

13. penyakit apa saja yang dapat terjadi pada proses penuaan?

Anda mungkin juga menyukai