BAB I Lapkas Benar
BAB I Lapkas Benar
PENDAHULUAN
1
2
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.2 Anamnesis
a. Keluhan Utama: Kelemahan anggota gerak sebelah kanan.
b. Keluhan Tambahan: Bicara pelo dan mulut miring ke kanan
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke instalasi gawat darurat (IGD) RSU Cut Meutia
dengan keluhan tangan dan kaki sebelah kanan lemah dan sulit digerakkan.
Keluhan tersebut terjadi secara mendadak saat pagi hari ketika pasien hendak
berwudhu. Pasien juga mengeluhkan bicaranya menjadi pelo dan mulutnya miring
ke kiri sejak tangan dan kaki mengalami kelemahan. Tiga jam setelah kejadian
tersebut pasien kemudian dibawa keluarga ke RS. Keluhan lainnya seperti sakit
kepala, mual, muntah, kejang serta penurunan kesadaran disangkal oleh pasien.
Keluhan gangguan buang air besar, gangguan buang air kecil dan trauma
disangkal oleh pasien.
d. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat hipertensi ± 3 tahun yang lalu, tekanan darah paling tinggi
160/110 mmHg dan tidak terkontrol.
Riwayat diabetes mellitus: disangkal
3
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis E4V5M6
Kesan sakit : Kesan sakit sedang
Tanda vital : Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 93 x/menit
Pernapasan : 19 x/menit
Suhu : 36,7oC
4
Status Generalis
b. Nervus Kranialis
1. N-I (Olfaktorius) :
Normosmia
2. N-II (Optikus)
a. Visus : 6/6
atas : + +
bawah : + +
lateral : + +
medial : + +
atas lateral : + +
bawah lateral : + +
bawah lateral : + +
bawah medial : + +
d. Pupil : isorkor
4. N-V (Trigeminus)
b. Motorik :
Menggigit : Normal
5. N-V (Trigeminus)
a. Sensorik
N-V1 (ophtalmicus) : +
N-V2 (maksilaris) : +
N-V3 (mandibularis) : +
(pasien dapat menunjukkan tempat rangsang raba)
b. Motorik : +
Pasien dapat merapatkan gigi dan membuka mulut
c. Refleks kornea : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
8
5. N-VII (Fasialis)
a. Sensorik (indra pengecap) : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
b. Motorik
Angkat alis : + / +, terlihat simetris kanan dan kiri
Menutup mata : +/+
Menggembungkan pipi : kanan (baik), kiri (baik)
Menyeringai` : kanan (lemah minimal), kiri (baik)
Gerakan involunter : -/-
6. N. VIII (Vestibulocochlearis)
a. Keseimbangan
Tes Romberg : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
b. Pendengaran
Tes Rinne : Tidak Dilakukan Pemeriksaan.
Tes Schwabach : Tidak Dilakukan Pemeriksaan.
Tes Weber : Tidak Dilakukan Pemeriksaan.
7. N-IX, X (Glosofaringeus, Vagus)
a. Refleks menelan : +
b. Refleks batuk : +
c. Perasat lidah (1/3 anterior) : Tidak Dilakukan Pemeriksaan.
d. Refleks muntah : Tidak Dilakukan Pemeriksaan.
e. Posisi uvula : Normal; Deviasi ( - )
f. Posisi arkus faring : Simetris
8. N-XI (Akesorius)
a. Kekuatan M. Sternokleidomastoideus : + /+
b. Kekuatan M. Trapezius : + /+
9. N-XII (Hipoglosus)
a. Tremor lidah :-
b. Atrofi lidah :-
c. Ujung lidah saat istirahat : -
d. Ujung lidah saat dijulurkan: Deviasi ke kanan
9
c. Refleks
1..Refleks Fisiologis
Biceps : N/N
Triceps : N/N
Achiles : N/N
Patella : N/ N
2. Refleks Patologis
Babinski : -/-
Oppenheim : -/-
Chaddock : -/-
Gordon : -/-
Scaeffer : -/-
Hoffman-Trommer : -/-
c. Pemeriksaan Motorik
1. Tonus
Hypotonus Eutonus
Hypotonus Eutonus
2. Massa otot
Eutrophy Eutrophy
Eutrophy Eutrophy
3. Kekuatan Otot
4444 5555
4444 5555
d. Sistem Koordinasi
1. Romberg Test : Tidak Dilakukan Pemeriksaan.
2. Tandem Walking : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
10
2.4 Diagnosa
Diagnosa klinis: Kelemahan anggota gerak sebelah kanan
Bicara pelo dan mulut miring sebelah kiri
Diagnosa etiologi: Stroke non hemorragik
Diagnosa topis: lesi di korteks serebri sinistra
Diagnose patologis: iskemik
2.6 Terapi:
IVFD Asering 20 tt/i makro
IV Citicoline 500 mg/12 jam
IV Ondansentrone 4 mg /12 jam
IV Omeprazole 40mg /12 jam
IV ketorolac 3% /12 jam
IV Lapibal 1 amp/12 jam
11
Oral:
Amlodipin 1x5mg
2.7 Prognosis:
Quo Ad Vitam : dubia et bonam
Quo Ad Fungsionam : dubia et bonam
Quo Ad Sanationam : dubia et malam
2.9 Follow Up
Tanggal S O A P
16/1/2020 Kelemahan TD: 130/80 mmHg Hemiparese Dextra IVFD
H+1 anggota HR: 80x/i ec. Stroke iskemik Asering 20
gerak sebelah RR: 20x/i tt/i
kanan (+), T: 36,5ºC IV Citicoline
bicara pelo 500 mg/12j
(+), BAK Status neurologis: IV
(+), BAB (-) GCS E4V5M6 Ondancetron
Mual (-) Pupil bulat isokor 4mg /12 j
Muntah (-) 3mm/3mm IV
RCL +/+ Omeprazole
RCTL +/+ 40 mg /12 j
Meningeal sign: IV ketolorac
kaku kuduk:- 3% /12 j
Brudzinski I,II,III: - IV
Refleks fisiologis: lapibal1amp
Refleks bisep /12 j
trisep:+
Refleks patella: +
Refleks patologis: Amlodipin
Hoffman/tromner: - 1x5mg
Babinski: -
Motorik
4444 5555
4444 5555
Sensorik:
+2 +2
+2 +2
N.kranialis:
Lesi N.VII sentral
Lesi N.XII dextra
Otonom: BAB (-),
BAK (+)
17/1/2020 Kelemahan TD: 120/80 mmHg Hemiparese Dextra IVFD
H+2 anggota HR: 80x/i ec. Stroke iskemik Asering 20
gerak sebelah RR: 19x/i tt/i
kanan (+), T: 36,2ºC IV Citicoline
bicara pelo 500 mg/12j
(+), BAK Status neurologis: IV
(+), BAB (-) GCS E4V5M6 Ondancetron
2 hari Pupil bulat isokor 4mg /12 j
13
Sensorik:
+2 +2
+2 +2
N.kranialis:
Lesi N.VII sentral
Lesi N.XII sinistra
Otonom: BAB (-),
BAK (+)
18/1/2020 Kelemahan TD: 120/80 mmHg Hemiparese Dextra IVFD
H+3 anggota HR: 80x/i ec. Stroke iskemik Asering 20
gerak sebelah RR: 18x/i hiperkolesterolemia tt/i
kanan (+), T: 36,5ºC IVFD
bicara pelo Aminofluid
(+), BAK Status neurologis: 20 tt/i
(+), BAB (-) GCS E4V5M6 IV Citicoline
3 hari. Sulit Pupil bulat isokor 500 mg/12j
makan(-) 3mm/3mm IV
Mual (-) RCL +/+ Ondancetron
Muntah (-) RCTL +/+ 4mg /12 j
Meningeal sign: IV
kaku kuduk:- Omeprazole
Brudzinski I,II,III: - 40 mg /12 j
Refleks fisiologis: IV ketolorac
Refleks bisep 3% /12 j
trisep:+ IV
Refleks patella: + lapibal1amp
Refleks patologis: /12 j
Hoffman/tromner: -
Babinski: -
Motorik Amlodipin
3333 5555 1x5mg
4444 5555 Clopidogrel
14
1x75mg
Sensorik: Simvastatin
+2 +2 1x20mg
+2 +2
N.kranialis:
Lesi N.VII sentral
Lesi N.XII sinistra
Otonom: BAB (-),
BAK (+)
19/1/2020 Kelemahan TD: 140/80 mmHg Hemiparese Dextra IVFD
H+4 anggota HR: 87x/i ec. Stroke iskemik Asering 20
gerak sebelah RR: 21x/i hiperkolesterolemia tt/i
kanan (+), T: 36,8ºC IVFD
bicara pelo Aminofluid
(+), BAK Status neurologis: 20 tt/i
(+), BAB (-) GCS E4V5M6 IV Citicoline
Mual (-) Pupil bulat isokor 500 mg/12j
Muntah (-) 3mm/3mm IV
RCL +/+ Ondancetron
RCTL +/+ 4mg /12 j
Meningeal sign: IV
kaku kuduk:- Omeprazole
Brudzinski I,II,III: - 40 mg /12 j
Refleks fisiologis: IV ketolorac
Refleks bisep 3% /12 j
trisep:+ IV
Refleks patella: + lapibal1amp
Refleks patologis: /12 j
Hoffman/tromner: -
Babinski: -
Motorik Amlodipin
3333 5555 1x5mg
4444 5555 Clopidogrel
1x75mg
Sensorik: Simvastatin
+2 +2 1x20mg
+2 +2
N.kranialis:
Lesi N.VII sentral
Lesi N.XII sinistra
Otonom: BAB (-),
BAK (+)
20/1/2020 Kelemahan TD: 130/80 mmHg Hemiparese Dextra Citicolin 2 x
H+5 anggota HR: 71x/i ec. Stroke iskemik 500mg
(PBJ) gerak sebelah RR: 24x/i hiperkolesterolemia Omeprazole
kanan (+), T: 36,2ºC 2x1
bicara pelo CPG 1 X 75
(+), BAK Status neurologis: mg
15
Sensorik:
+2 +2
+2 +2
N.kranialis:
Lesi N.VII sentral
Lesi N.XII sinistra
Otonom: BAB (-),
BAK (+)
16
BAB 3
PEMBAHASAN
A. ANAMNESIS
Dari anamnesis data yang menunjang adalah defisit neurologis berupa
hemiplaresis dekstra, bicara pelo, dan bibir miring ke kanan yang tiba-tiba tanpa
didahului trauma, nyeri kepala hebat, muntah-muntah, dan penurunan kesadaran.
Dari anamnesis juga ditemukan faktor risiko stroke seperti hipertensi yang
tidak terkontrol dan hiperkolesterolemia.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik yang menunjang ke arah diagnosis kerja adalah bukti
hipertensi pada pemeriksaan tanda vital. Hipertensi merupakan salah satu faktor
risiko penyebab tersering serangan stroke iskemik. Pemeriksaan rangsang
meningeal dan kaku kuduk yang negatif dapat membantu menyingkirkan
kemungkinan ICH terutama bila ICH sampai mengisi ventrikel. Dari pemeriksaan
nervus kranialis didapatkan kesan lesi pada N.VII sentral dextra dan N.XII dextra.
Hal ini membantu memperkirakan letak lesi iskemik. Dari pemeriksaan motorik
didapatkan kekuatan otot penuh pada keempat ekstremitas. Hal ini menunjukkan
sudah terjadinya perbaikan pada kondisi pasien.
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik sebelum dilakukannya CT-
scan dapat dilakukan penegakkan diagnosis berdasarkan sistem skoring:
Gadjah Mada skor
17
Penurunan kesadaran (-) + sakit kepala (-) + refleks babinski (-) stroke
iskemik
Siriraj skor
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dari pemeriksaan penunjang yang mendukung diagnosis ke arah stroke
iskemik diantaranya adalah hiperkolesterolemia. Meningkatnya total kolesterol
darah >200mg/dL akan berisiko tinggi terjadinya penyakit serebrovaskuler, salah
satunya yaitu stroke. The Acia PacificCohort Studies Collaboration menyebutkan
bahwa jika etiap kenaikan 1 mmol/ltotal kolesterol darah atau sekitar38,7mg/dL
akan meningkatkan 25% kejadian troke terutama stroke iskemik. Stroke yang
disebabkan dari peningkatan kadar kolesteroltotal darah terebutditimbulkan dari
adanya atheroklerosis yang ada di pembuluh darah sehingga menyababkan
terjadinya stroke khususnya adalah stroke iskemik.
18