Anda di halaman 1dari 30

Seminar Keperawatan

Asuhan keperawatan keluarga berencana


Pada NY. R dengan pelepasan akdr
Di BPRS syech yusup kab. gowa

Oleh
KELOMPOK III B 3
ICHSAN
TULUS
SEMUEL KASSA BONE
SITI FITRIANI
FATIMAH
NURYANTI HASMA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2005
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan bimbinganNya sehingga makalah dengan judul Asuhan Keperawatan
pada Ny.R dengan Pelepasan alat kontrasepsi dalam rahim (Copper T) dapat
terselesaikan dengan baik.
Adapaun makalah ini disusun adalah sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan profesi Ners dan sebagai bahan seminar Asuhan Keperawatan pada
Poliklinik Keluarga Berencana Rumah Sakit Syech Yusuf Kabupaten Gowa
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini dapat terselesaikan
atas bimbingan dari pembimbing institusi dan pembimbing lahan, karena itu kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
Akhirnya kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi pembaca, bagi
tenaga keperawatan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya

Makassar, 12 Agustus 2005

Penyusun
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Judul................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar Isi............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Tujuan .................................................................................... 1
C. Manfaat .................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 3


I. Konsep Dasar Alat Kontrasepsi Dalam Rahim .................... 3
II. Konsep Keperawatan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim.......... 8

BAB III TINJAUAN KASUS .................................................................. 11


Pengkajian.................................................................................... 11
Rencana Keperawatan.................................................................. 16
Implementasi ............................................................................... 18
Evaluasi ....................................................................................... 20

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................ 21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 22


A. Kesimpulan ............................................................................ 22
B. Saran ....................................................................................... 22

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada saat ini keluarga berencana telah dikenal hampir diseluruh dunia. Di
Negara-negara maju, keluarga berencana bukan lagi merupakan suatu program atau
gagasan, tetapi telah merupakan falsafah hidup masyarakatnya. Sedangkan dinegara-
negara sedang berkembang keluarga berencana masih merupakan program yang
pelaksanaannya terus ditingkatkan
Indonesia sekarang ini menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas
sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 pertahun. Untuk dapat
mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan dengan
pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing
mata uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan dengan
pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil pembangunan tidak akan berarti.
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada “catur warga”
atau zero population grouth (pertumbuhan seimbang). Gerakan keluarga berencana
nasional Indonesia telah berumur panjang (sejak 1970) dan masyarakat dunia
menganggap Indonesia telah berhasil menurunkan angka kelahiran dengan
bermakna. Masyarakat dapat menerima hampir semua metode teknis keluarga
berencana yang dicanangkan oleh pemerintah.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan informasi dan input yang berguna bagi pengembangan asuhan
keperawatan secara komprehensip di BPRS Syech Yusup Kabupaten Gowa pada
khususnya maupun bagi bidan dan perawat pada umumnya.
2. Tujuan Khusus
a. Diharapkan perawat mampu meningkatkan kemampuan dalam pengumpulan
data dengan teknik komunikasi terapeutik dalam asuhan keperawatan keluarga
berencana
b. Diharapkan perawat mampu meningkatkan kemampuan dalam menganalisa
data dan merumuskan masalah keperawatan.
c. Diharapkan perawat mampu meningkatkan kemampuan untuk menyusun
diagnosa keperawatan serta mampu merencanakan intervensi keperawatan
berdasarkan diagnosa keperawatan.
d. Diharapkan perawat mampu melakukan implementasi dan evaluasi.

C. MANFAAT.
1. Melalui makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
tentang asuhan keperawatan keluarga bencana (AKDR) bagi perawat dan bidan
di BPRS Syech Yusup Kab. Gowa, Sehingga peningkatan mutu pelayanan dapat
terlaksana secara komprehensip dan holistik
2. Kegiatan Praktek Mahasiswa keperawatan dalam menjalani program profesi
diharapkan mampu menyelaraskan aplikasi asuhan keperawatan secara efektif ,
melalui kegiatan praktek dan seminar kasus yang merupakan bagian integral
yang tidak dapat dilepas pisahkan.
3. Pelaksanaan seminar kasus dapat menjadi masukan dan bahan informasi serta
koreksi kepada mahasiswa dan institusi pendidikan untuk peningkatan skill dan
ilmu kepada peserta didik. Sehingga peserta didik mampu mengaktualisasikan
ilmu dan ketrampilan secara efisien dalam kehidupan masyarat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. KONSEP DASAR ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM


A. Pengertian
AKDR adalah alat yang terbuat dari polietilen dengan atau tanpa metal
steroid dan ditempatkan dalam rongga rahim.

B. Jenis AKDR
Dimasa lampau AKDR dibuat dalam berbagai bentuk dan bahan-bahan
berbeda, saat ini AKDR yang tersedia diseluruh dunia hanya tiga tipe saja :
1. Menurut bentuknya :
a. Bentuk terbuka, seperti :

Lippes Loop Multiload


b. Bentuk tertutup, seperti :

Ota Ring

2. Menurut tambahan obat atau metal


a. Medicated IUD, seperti :

Cupper T-200 Copper – 7

b. Unmedicated IUD, seperti :


Saf-T Coil.

3. Mengandung hormon steroid seperti progesteron dan Levonorgestrel

C. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja yang pasti dari AKDR belum diketahui, tetapi ada beberapa
mekanisme kerja AKDR yang telah dikemukakan :
1. AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi
radang lokal non spesifik di dalam rongga rahim sehingga implantasi sel telur
yang telah dibuahi terganggu. Muncul leukosit polimorfonuklear, makrofag,
foreign body giant cell, sel mononuklear, dan sel plasma yang mengakibatkan
lisisnya spermatozoa/ovum dan blastokis
2. Produksi lokal prostaglandin meninggi, menyebabkan terhambatnya
implantasi
3. Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalam tuba fallopi
4. Immobilisasi spermatozoa saat melewati kavum uteri
5. Gangguan/terlepasnya blastokis yang berimplantasi pada endometrium
6. Penelitian terakhir diduga AKDR juga mencegah spermatozoa membuahi sel
telur ( mencegah fertilisasi )
7. Untuk AKDR yang mengandung Cu :
a. Antagonisme kationik yang spesifik terhadap Zn terdapat dalam enzim
karbonik anhidrase yaitu salah satu enzim traktus genitalia wanita,
dimana Cu manghambat, reaksi karbonik anhidrase sehingga tidak
memungkinkan terjadi implantasi, juga mengakibatkan aktifitas alkali
phosphatase
b. Mengganggu pengambilan estrogen endogen oleh mukosa rahim dan
jumlah DNA dalam sel endometrium.
c. Mengganggu metabolisme glikogen.
Penambahan Ag pada AKDR yang mengandung Cu, mengurangi frag-
mentasi Cu sehingga Cu lebih lama habisnya.
8. Untuk AKDR yang mengandung hormon Progesteron:
a. Gangguan proses pematangan proliferasi sekretoris sehingga timbul
penekanan terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi
(endometrium tetap dalam proliferasi)
b. Lendir serviks lebih kental/ tebal karena pengaruh progestin.

D. Keuntungan
1. Sangat efektif. Angka kehamilan tahun pertama 0,3 – 1,0 per 100 wanita
pertahun
2. Efektif untuk perlindungan jangka panjang ( sampai 8 tahun atau lebih )
untuk copper T 380 A
3. Kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat
4. Pemeriksaan ulang diperlukan hanya setahun sekali
5. Murah
6. Cocok untuk ibu menyusui
7. Tidak tergantung usia, dengan syarat berisiko rendah terinfeksi penyakit
menular seksual ( PMS )

E. Kerugian
1. Sebelum pemasangan AKDR, perlu periksa dalam dan menyingkirkan
adanya infeksi saluran genitalia
2. Dapat meningkatkan resiko penyakit radang panggul
3. Perlu prosedur pencegahan infeksi sewaktu pemasangan dan pencabutan
4. Bertambahny darah haid dan rasa sakit selama bulan pertama
5. Klien tidak dapat mencabut AKDR sendiri
6. Tidak melindungi klien terhadap PMS, AIDS/HIV
7. AKDR dapat keluar dari rahim melaluli kanlis servikalis hingga keluar ke
vagina
F. Indikasi
AKDR merupakan metode kontrasepsi yang cocok untuk wanita dengan satu
atau lebih ciri seperti di bawah ini :
1. Menyukai metode kontrasepsi yang efektif, berjangka panjang, tetapi belum
menerima metode permanen saat ini
2. Menyukai metode yang praktis
3. Punya anak satu atau lebih
4. Sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi
5. Tidak suka metode kontrasepsi hormonal
6. Wanita perokok berat ( ≥ 15 batang rokok sehari ), Umur ≥ 35 tahun
7. Berisiko mendapat PMS

G. Kontraindikasi
AKDR tidak boleh dipasang pada keadaan dibawah ini :
1. Dugaan hamil
2. Sering atau sedang terkena infeksi panggul atau servitis dengan cairan
mukopurulen
3. Menderita keputihan berbau dari saluran serviks gonorea a/ servitis clamedia
4. Perdarahan vagina yang belum diketahui sebabnya

H. Waktu Pemasangan
1. Dapat dipasang setiap waktu ( asal tidak hamil )
2. Bila dipasang menjelang haid terakhir :
a. Kemungkinan adanya kehamilan kecil
b. Serviks lebih lunak dan sedikit terbuka
c. Perdarahan dan nyeri kurang dirasakan
3. Sehari setelah haid bersih
4. Segera setelah melahirkan
5. 40 hari setelah melahirkan
6. Segera setelah abortus
I. Tehnik Pemasangan
1. Puh Out Technique : Lippes Loop
2. Withdrawal Technique : Cu T 380 A, Cu T 200, Cu 7, ML Cu

J. Efek Samping
 Perdarahan
 Infeksi
 Keputihan
 Ekspulsi AKDR
 Perforasi/Translokasi
 Nyeri haid
 Nyeri senggama
 Mulas/ nyeri perut
 Keluhan Suami

K. Alasan Pencabutan
1. Atas permintaan sendiri
a. Ingin hamil lagi
b. Ingin ganti cara kontrasepsi
2. Alasan medis
a. Erosi hebat
b. Perdarahan banyak
c. Nyeri berlebihan yang tidak teratasi dengan pengobatan
d. Infeksi berat yang tidak terobati dengan antibiotik
e. Hamil dengan AKDR ( hamil < 13 minggu )
f. Keputihan yang tidak teratasi dengan pengobatan
II. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN AKDR

A. PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM


PRE / POST AFF IUD

Penekanan Speculum pada Tindakan invasive Kurang informasi


vagina
 

Tindakan yang tidak steril Stressor bagi ibu
Iritasi mukosa vagina
 

Port de entry kuman KECEMASAN
Nosiptor terangsang


RISIKO TINGGI Benda Asing dalam
Pengeluaran mediator
INFEKSI introtus vagina
kimia (Prostaglandin,
bradikinin, histamin) 
 Rasa sakit pada pasangan
Transduksi, transmisi, saat berhubungan seksual
modulasi dan persepsi 

RISIKO TINGGI
NYERI GANGGUAN
HUBUNGAN SEKSUAL

B . Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat pemasangan
AKDR
2. Resiko infeksi berhubungan pemasangan AKDR
3. Resiko tinggi gangguan hubungan seksual berhubungan dengan pemasangan
AKDR
4. Kecemasan berhubungan dengan efek fisiologis/psikologis dari pemasangan
AKDR
C . Intervensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan pemasangan AKDR
Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang atau hilang
Intervensi :
a. Kaji tentang nyeri ; lokasi, durasi, waktu dan faktor pencetus atau yang
meringankan
Rasional : Membantu tindakan selanjutnya
b. Jelaskan pada klien tentang nyeri yang dialaminya
Rasional : Pengetahuan membantu klien dalam mengatasi nyeri yang
ditimbulkan oleh pemasangan AKDR
c. Berikan intruksi dalam tehnik relaksasi dan nafas dalam
Rasional : Relaksasi dapat mengurangi ketegangan dan nafas dalam
meningkatkan suplai oksigen sehingga mengurangi nyeri
d. Penatalaksanaan pemberian analgetik sesuai indikasi ( kolaborasi )
Rasional : Analgetik memblok stimulasi nyeri dan menghambat kerja
prostaglandin dijaringan

2. Risiko infeksi berhubungan dengan pemasangan AKDR


Hasil yang diharapkan : Infeksi tidak terjadi
Intervensi :
a. Lakukan tehnik aseptik dan anti septik pada saat pemasangan .
Rasional : Membantu menghilangkan pertumbuhan bakteri
b. Observasi tanda-tanda infeksi
Rasional : Membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya
c. Jelaskan tanda-tanda infeksi pada klien
Rasional : Memberikan pengetahuan tentang tanda-tanda infeksi sehingga
dapat dilakukan tindakan preventif
d. Penatalaksanaan pemberian anti biotik sesuai indikasi ( kolaborasi )
Rasional : Antibiotik dapat membunuh kuman gram positip dan gram
negatif
3. Resti gangguan hubungan seksual berhubungan dengan pemasangan AKDR
Hasil yang diharapkan : melakukan kembali hubungan seksual dengan sukses
Intervensi :
a. Berikan diskusi terbuka tentang aktifitas seksual
Rasional : Diskusi terbuka dapat membatu klien untuk mengemukakan
pendapatnya mengenai aktifitas
b. Diskusikan tentang memulai lagi aktifitas seksual, termasuk arti kepuasan,
alternatif sesuai indikasi.
Rasional : Keamanan dari memulai lagi aktifitas seksual dapat tergantung
pada aturan medis, meskipun klien /pasangan dapat menemukan
kesulitan untuk membicarakan topik itu, mereka biasanya
menghargai informasi itu.
4. Kecemasan berhubungan dengan efek fisiologi/psikologi dari pemasangan
AKDR
Hasil yang diharapkan : mengurangi dan menghilangkan kecemasan klien
Intervensi :
a. Kaji tingkat kecemasan klien
Rasional : Membantu perawat menentukan tindakan selanjutnya
b. Jelaskan tentang AKDR ( tujuan, prosedur pemasangan, efek samping )
Rasional : Memberikan pengetahuan kepada klien tentang AKDR sehingga
dapat meningkatkan kerjasama dan rasa aman klien
c. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional : Klien dapat mengeksplorasi perasaannya sehingga tingkat
kecemasan klien dapat berkurang
d. Lakukan tindakan secara empati dan tidak menilai
Rasional : Guna menunjukkan perhatian pada klien sehingga mengurangi
kecemasan klien
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 10 Agustus 2005

1. Inisial klien : Ny. R Umur : 28 tahun


2. Status Perkawinan : Kawin Tekanan Darah: 100/80 mmHg
3. Jumlah anak : 1 laki-laki, 2 perempuan (3 orang)

TGL LAHIR/ TIPE KEADAAN


NO KETERANGAN
UMUR PERSALINAN SEKARANG
1. 28 April 1999 Normal/spontan/LBK Sehat Perempuan
2. 5 Agustus 2001 Normal/spontan/LBK Sehat Laki-laki
3. 16 September 2003 Normal/spontan/LBK Sehat Perempuan

4. Alasan datang ke klinik : Ingin melepas alat kontrasepsi IUD yang digunakannya.
5. Yang mengajak : Datang sendiri
6. Menstruasi terakhir : 4 hari yang lalu (06 Agustus 2005)
7. Lama perkawinan : 7 Tahun
8. Masalah untuk hamil : Anak terakhir masih kecil dan ibu serta suami merasa sudah
cukup dan tidak ingin mempunyai anak lagi.
9. Masalah dalam kehamilan : Tidak ada masalah selama ibu hamil, hanya pada bulan
pertama kehamilan ibu merasa mual-mual.
10. Masalah setelah melahirkan : Tidak ada masalah setelah ibu melahirkan
11. Apakah pernah memakai alat kontrasepsi sebelumnya ? Ya, klien menggunakan KB
suntik.
12. Adakah masalah dengan menggunakan metode tersebut ? Ya, ibu tidak haid dan
kadang-kadang hanya bercak darah sehingga ibu berhenti dan mengganti cara yang
lain.
13. Riwayat sosial
a. Apakah ibu merokok : Ibu tidak merokok.
b. Apakah ibu minum alkohol : Ibu tidak pernah minum alkohol.
14. Riwayat kesehatan
a. Masalah kesehatan lainnya : Ibu mengalami keputihan dan erosi pada vagina.
Dan ibu melepas IUDnya karena disuruh oleh suaminya, sebab suaminya merasa
tidak nyaman pada saat melakukan hubungan seksual.
b. Apakah dalam pengobatan : Ibu tidak dalam pengobatan.
c. Pernakah menderita infeksi pada vagina/panggul : Klien tidak pernah menderita
infeksi pada vagina/panggul.
15. Tanyakan pada klien cara KB yang diminati. Tetapkan tingkat pengetahuan klien
dengan cara tersebut. Kemudian jadikan sebagai bantuan dasar keperawatan :
Ibu sebenarnya menyukai alat kontrasepsi IUD karena menurut yang ibu tahu IUD
sedikit komplikasinya serta tidak mempengaruhi siklus haid seperti halnya suntikan
dan pil.

PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Rambut nampak bersih, tidak ada ketombe, rambut hitam, lurus dan tidak
mudah tercabut.
Mata : Konjungtiva berwarna merah muda, klien menggunakan kaca mata.
Telinga : Tidak ada gangguan pendengaran, sebab klien dapat mendengarkan bunyi
gesekan rambut.
Hidung : Tidak ada polip, tidak ada septum deviasi. Klien dapat bernafas dengan
normal.
Mulut : Tidak ada sariawan, caries ada pada gigi geraham bawah.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, ibu mengatakan tidak sakit waktu
menelan.
Dada : Nampak pengembangan dada simetris kiri dan kanan, dan tidak ada
keluhan nyeri dada dari klien.
Abdomen : Tidak ada nyeri pada perut, nampak ada linea alba pad abdomen.
Genitalia : Nampak ada keputihan dan ibu mengeluh ada keputihan, Ibu merasa nyeri
pada genitalia, nampak ada erosi pada tempat dekat pemasangan IUD.
Ekstremitas : Tidak ada oedem, kedua ekstremitas normal (tidak ada kelumpuhan).
TANDA-TANDA VITAL :
TD : 100/80 mmHg
N : 80 x/menit
P : 20 x/menit
BB : 53 Kg, ibu mengatakan berat badannya meningkat 2 Kg dari yang sebelumnya
Berat badan ibu 51 Kg.
Jenis IUD yang digunakan : Cop. T 380/A.
Therapy : Albothyl, untuk luka erosi.

KLASIFIKASI DATA
DATA SUBYEKTIF :
o Klien mengatakan ingin melepas alat kontra-sepsinya, karena suaminya mengeluh
pada saat hubungan seksual.
o Klien mengatakan cemas memikirkan pelepasan IUDnya
o Klien mengatakan apakah sakit bila IUD akan dilepas dan bagaimana cara
melepasnya
o Klien mengeluh nyeri pada daerah genitalia.
o Klien mengeluh ada cairan berwarna putih keluar dari vagina dan terasa gatal.
DATA OBYEKTIF :
- Klien nampak meringis pada saat pemasangan spekulum vagina dan
ekstraksi IUD dari vagina.
- Nampak ada luka pada bekas pemasangan alat.
- Nampak keluar cairan berwarna putih dari vagina.Nampak ada erosi pada
bekas pemasangan IUD (Cop. T).
- Nampak ada cairan berwarna putih keluar dari vagina.
- Klien nampak cemas.
- Klien sering bertanya tentang keluhan-keluhan yang dirasakannya.
- Ekspresi wajah cemas
ANALISA DATA PRE AFF IUD
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Data subyektif : Aff IUD Kecemasan
- Klien 
mengatakan ingin melepas Kurang informasi
alat kontra-sepsinya, 
karena suaminya mengeluh Stressor bagi ibu
pada saat hubungan 

seksual. Cemas
- Klien
mengatakan cemas
memikirkan pelepasan
IUDnya
- Klien
mengatakan apakah sakit
bila IUD akan dilepas dan
bagaimana cara
melepasnya

Data Obyektif :
- Klien nampak
cemas.
- Klien sering
bertanya tentang keluhan-
keluhan yang
dirasakannya.
ANALISA DATA POST AFF IUD
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Data Subyektif : Aff IUD Nyeri
- Klien mengeluh 
nyeri pada daerah genitalia. Penekanan speculum pada
Data Obyektif vagina
- Klien nampak 
meringis pada saat Merangsang nosiseptor yang
pemasangan spekulum vagina ada pada dinding vagina
dan ekstraksi IUD dari 
vagina. Pengeluaran Mediator kimia
(Bradikinin)

Transduksi, transmisi,
modulasi dan persepsi

Nyeri
2. Faktor Risiko : Tindakan invasif Resiko
Pelepasan alat kontrasepsi (Aff IUD) infeksi
dalam rahim (Tindakan Invasif) 
Port de entry kuman

Tindakan yang tidak steril

Infeksi
RENCANA KEPERAWATAN PRE AFF IUD
Nama Klien : Ny. R Umur : 28 Tahun Tanggal : 10 – 08 – 2005
NO HARI/TGL DX. KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
1 Rabu Kecemasan berhubungan dengan Kecemasan berkurang 1. Kaji tingkat Untuk mengidentifikasi
10 – 08 – 05 kurangnya pengetahuan dan atau hilang, dengan kecemasan klien. intervensi yang perlu, sebab
09.30 informasi mengenai ekstraksi kriteria : cemas yang berlebihan akan
IUD, ditandai dengan : - Klien meningkatkan persepsi nyeri
Data Subyektif : sudah mengerti dan menurunkan minat klien
- Klien mengatakan tentang prosedur dan untuk menggunakan alat
ingin melepas alat persiapan estraksi kontrasepsi tersebut lagi.
kontrasepsinya, karena IUD
suaminya mengeluh pada saat - Klien 2. Informasikan Informasi yang tepat dan akurat
hubungan seksual. nampak tenang. dan jelaskan kepada akan meningkatkan rasa
- Klien mengatakan klien tentang percaya diri klien, sehingga
apakah sakit bila IUD akan prosedur dan kecemasan akibat ketidaktahuan
dilepas dan bagaimana cara persiapan pelepasan atau persepsi yang salah dapat
melepasnya IUD. teratasi
Data Obyektif :
- Klien nampak
cemas. 3. Tawarkan Klien dapat memilih alat
- Klien sering kepada klien untuk kontrasepsi yang sesuai dengan
bertanya tentang keluhan- mengganti dengan keinginannya.
keluhan yang dirasakannya. alat kontrasepsi yang
lainnya.

4. Dukung ibu Dukungan yang positif akan


untuk terus memberikan rasa percaya diri
menggunakan alat klien, sehingga klien mau
kontrasepsi. menggunakan alat kontrasepsi
lainnya.

Alat-alat yang siap membuat


5. Siapkan alat- klien merasa tenang, dan
alat yang akan memudahkan penolong dalam
digunakan. melaksanakan kegiatannya.
RENCANA KEPERAWATAN POST AFF IUD
NO HARI/TGL DX. KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
1. Rabu Nyeri berhubungan dengan Klien akan 1. Kaji tingkat nyeri Tingkat nyeri klien perlu diketahui
10 – 08 – 05 terputusnya kontinuitas jaringan menunjukkan rasa klien untuk mempermudah memberikan
09.30 akibat penekanan spekulum nyeri berkurang, intervensi yang tepat.
pada vagina ditandai dengan : dengan kriteria :
Data Subyektif : - Klien Meningkatkan suplai O2 ke
- Klien mengeluh tidak mengeluh 2. Ajarkan klien jaringan, sehingga tidak terjadi
nyeri pada daerah genitali. nyeri lagi. teknik nafas dalam. metabolisme anaerob.
Data Obyektif : - Ekspr
- Klien nampak esi wajah klien Pengalihan perhatian membuat
meringis pada saat tenang (tidak 3. Alihkan perhatian klien lupa terhadap apa yang
pemasangan spekulum meringis). klien dengan mengajak sedang dirasakan, sehingga nyeri
vagina dan ekstraksi IUD - Klien klien bercerita tentang tidak dipersepsikan.
dari vagina. kooperatif dalam hal-hal yang
ekstraksi. menyenangkan.

2. Rabu Resiko infeksi berhubungan Infeksi tidak akan 1. Bekerja dengan Memutuskan mata rantai
10 – 08 – 05 dengan tindakan invasif, terjadi, dengan menggunakan tehnik penyebaran kuman pathogen baik
09.30 ditandai dengan : kriteria : septik dan anti septik. melalui media yang digunakan
Faktor Risiko : - Luka maupun petugas kesehatan
Aff IUD sembuh dengan
sempurna. 2. Pastikan semua Alat-alat yang steril tidak port de
- Tidak alat-alat yang digunakan entry dari kuman, sehingga infeksi
ada cairan yang dalam keadaan steril. dapat dicegah.
keluar dari
vagina. 3. Minimalkan Tindakan invasif menjadi port de
- Tidak tindakan invasif pada entry masukanya kuman sehingga
ada tanda-tanda saat bekerja. perlu diminimalkan.
infeksi yaitu
Kalor, dolor, 4. Pantau tanda-tanda Pemantauan secara dini tanda-tanda
palor, fungsio infeksi setelah infeksi memudahkan pemberian
laesa. melakukan tindakan. intervensi selanjutnya.
I M P L E M E N T A S I KEPERAWATAN

HARI/ Dx. JAM IMPLEMENTASI DAN HASIL.

Rabu 1 11.05 1. Mengkaji tingkat kecemasan klien, didapatkan


10-08- tingkat kecemasan sedang (derajat 2).
2005
11.10 2. Memberikan informasi kepada klien tentang alat
yang digunakan untuk melepaskan IUDnya, cara
pelepasan alat kontrasepsi dan hal yang dilakukan oleh
klien saat alat tindakan ekstraksi IUD seperti teknis
napas dalam
Hasil :
Ibu mengatakan mengerti dan siap untuk melepaskan
IUDnya
11.15
3. Menawarkan kepada klien untuk mengganti dengan
alat kontrasepsi yang lainnya, klien setuju, tetapi untuk
sementara klien menggunakan kondom.
11.20
4. Memberikan dukungan kepada klien agar tetap
menggunakan alat kontrasepsi,
Hasil :
Klien mau mencoba menggunakan kondom.
11.25
5. Alat-alat yang digunakan :
Wadah steril :
 Cocor bebek.
 Klem panjang 1 buah.
 Kom berisi bethadine.
 Has steril secukupnya.
 Hanscun 1 pasang.
 Doek steril 1 buah.
Di luar meja steril :
 Larutan clorin.
 Tempat sampah.
 Lampu sorot.
Cara Kerja :
- Sebelumnya ibu diminta untuk
membersihkan daerah genitalia dengan sabun.
- Siapkan alat dan bahan.
- Ibu diminta untuk naik ke tempat tidur.
- Mengajarkan ibu untuk posisi lithotomi,
seperti pada waktu pemasangan, ibu nampak
kooperatif.
- Membebaskan daerah yang akan diperiksa
dari pakaian, pakaian ibu di keataskan.
- Memakai hanscun (sarung tangan), setelah
itu memasang doek dibawah bokong.
- Membuka vagina dengan cocor bebek.
- Mencari benang IUD, jika sudah ada jepit
batang Cop. T dan tarik perlahan-lahan keluar.
- Daerah portio yang nampak ada erosi di dep
dengan bethadine.
- Setelah selesai buka cocor bebek, rapihkan
ibu dan bereskan alat-alat.
- Perlihatkan alat yang telah di aff (IUD jns
Cop. T).
- Mencuci tangan.
- Dokumentasikan hasil pekerjaan yang telah
dilakukan.
- Menganjurkan kepada ibu agar mengganti
alat kontrasepsi yang lain, tetapi ibu mengatakan
akan pikir-pikir dulu alat apa yang akan digunakan.
Jika telah yakin, ibu mengatakan akan datang
kembali.

Rabu 1 09.40 1. Mengkaji tingkat nyeri klien, dan klien mengatakan


10-08- nyeri pada vaginanya seperti tertekan.
2005
09.45 2. Mengajarkan kepada klien tehnik relaksasi dan
nafas dalam, klien mulai mencoba melakukannya dgn
benar.
09.50
3. Mengalihkan perhatian klien, dengan mengajak
klien bercerita tentang hal-hal yang menyenangkan,
klien bercerita tentang anak-anaknya
Rabu 2 10.35 1. Melakukan tindakan dengan tehnik septik dan anti
10-08- septik, bidan/perawat sebelum dan sesudah melakukan
2005 tindakan cuci tangan terlebih dahulu.

10.40 2. Memeriksa kembali semua peralatan yang akan


digunakan, dan semua alat-alat yang akan digunakan
steril dan dalam keadaan siap pakai.

10.45 3. Meminimalkan tindakan invasif pada saat bekerja,


hanya melakukan tindakan sesuai dengan protap yang
telah ditetapkan oleh Rumah Sakit.
11.00 4. Memantau tanda-tanda infeksi setelah selesai
melakukan tindakan, sedikit kemerahan pada daerah
liang vagina tempat pemasangan spekulum, dan nampak
ada erosi.
CATATAN PERKEMBANGAN

HARI Dx EVALUASI
/TGL.

Rabu 1 S :
10-08-  Klien mengatakan siap untuk dilepas alat kontrasepsinya
2005  Klien mengatakan untuk sementara ia memakai alat
11.25 kontrasepsi kondom

O : Ekspresi wajah tenang.

A : Kecemasan teratasi

P :

Rabu 1 S : Klien mengeluh nyeri pada daerah genitalia.


10-08-
2005 O : Klien nampak meringis pada saat pemasangan spekulum vagina
11.30 dan ekstraksi IUD dari vagina.

A : Nyeri belum teratasi

P : Anjurkan klien agar tidak terlalu banyak bergerak post


pelepasan IUD

Rabu 2 Faktor risiko tidak ditemukan


10-08-
2005 A : Infeksi tidak terjadi
11.35
P : Lanjutkan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada klien Ny. R melalui wawancara langsung dengan
klien, status klien adalah akseptor keluarga berencana yang memakai alat kontrasepsi
dalam rahim (Copper-T). Dari hasil pengkajian tersebut didapatkan bahwa semua
data-data yang ada pada klien sesuai dengan teori telah diuraikan sebelumnya
walaupun tidak semua data-data yang mungkin ditemukan pada klien sesuai menurut
teori dimanifestasikan oleh klien.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan diangkat berdasarakan data-data yang menunjang baik data
subyektif maupun data objektif dari klien serta pemeriksaaan laboratorium yang
didapatkan, dari empat diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien
dengan pemasangan dan pelepasan IUD, dalam kasus ditemukan tiga diagnosa yang
muncul, yang terdiri dari dua diagnosa teridentifikasi aktual dan satu diagnosa
keperawatan adalah bersifat risiko.

C. Implementasi
Implementasi yang diberikan kepada klien berdasarkan intervensi yang sudah
direncanakan dari tiga diagnosa yang diangkat pada klien, namun tidak semua
intervensi yang direncanakan tersebut dapat diiplementasikan, karena keterbatasan
waktu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan intervensi dan pembelajaran kesehatan selama di
poliklinik KB BPRS Syech Yusup Kabupaten Gowa, kami menyimpulkan sebagai
berikut :
1. Dalam penerapan Asuhan keperawatan secara sistematis
dari pengkajian sampai evaluasi pada Ny. N yang memakai alat kontrasepsi IUD
(Copper-T) ditemukan tiga diagnosa keperawatan, tidak semua diagnosa yang
ditemukan adalah aktual, dari semua diagnosa yang diangkat: ansietas dapat
teratasi, resiko infeksi tidak terjadi, nyeri masih ada namun mulai berkurang dan
klien mulai dapat beradaptasi dengan rasa nyerinya.
2. Sesuai dengan teori pada akseptor dengan memakai alat
kontrasepsi IUD (pre dan post pemasangan IUD) terdapat empat diagnosa
keperawatan tetapi pada praktik hanya ditemukan 2 diagnosa aktual dan 1
diagnosa yang bersifat risiko yang ditemukan sesuai dengan respon dan kondisi
klien

B. Saran
1. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan akan berhasil apabila
ada kerjasama yang baik antara sesama perawat, tim medis dan tenaga kesehatan
lainnya karena itu hendaknya kerjasama yang baik senantiasa dipelihara dan
terus dipertahankan
2. Agar proses keperawatan berlangsung dengan tepat dan
benar hendaknya pengadaan sarana penunjang/alat-alat dapat disediakan
sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal dan seefektif mungkin.
3. Disarankan kepada semua tenaga keperawatan agar
meluangkan waktu dan tenaga untuk melakukan dokumentasi keperawatan
setelah selesai melakukan tindakan sebagai bukti legal pelaksanaan asuhan
keperawatan professional
DAFTAR PUSTAKA

Bagian SMF Obgin UNHAS. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Makassar. 1999

Ida Bagus G. M., Prof, dr. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC.
Jakarta. 1998

Marilynn E.D. & Maryn M. Rencana Perawatan Maternal Bayi. Edisi 2. EGC.
Jakarta. 2001

Sarwono. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai