Pebruari 2006 Pendahuluan Susunan saraf Susunan saraf pusat (SSP) Otak Medulla spinalis Susunan saraf tepi (SST) Nervi cranialis Nervi spinalis Pengertian Upper Motor Neuron Neuron-neuron motorik yang berasal dari otak (cortex motorik) berjalan menurun (descending) melalui serabut/jaras/traktus hingga batas akhiran neuron-neuron motorik di medulla spinalis (AHC) dan di batang otak (nuclei cranialis). Lower Motor Neuron Akhiran neuron-neuron motorik di medulla spinalis dan di batang otak berjalan menurun melalui serabut saraf tepi hingga berakhir pada batas otot-otot yang disarafi Tanda dan Gejala UMN Paresis/paralysis Spastisitas, tonus otot berlebihan Reflek fisiologis berlebihan (termasuk clonus) Reflek patologis positif (misal Babinsky) Atrofi otot jarang terjadi (waktu lama atrofi disuse) LMN Paresis/paralysis Flaccid, tonus otot menurun/tak ada Reflek fisiologis menurun/tak ada Reflek patologis negatif Atrofi otot nyata Positive vs negative feature Pada UMN lesi khususnya otak/traktus piramidalis Positif: Abnormal postur Abnormal reflek proprioceptive (spastisitas) Abnormal reflek fisiologis Negatif: Shock Kelemahan Hilangnya deksteritas Penyebab kerusakan saraf Saraf pusat Trauma langsung/tak langsung Infark dan atau perdarahan Tumor Infeksi Keturunan, keracunan, tak diketahui dll Saraf tepi Trauma Gangguan vaskularisasi (ischemik) Infeksi Penyakit sistemik Keturunan, keracunan, tak diketahui dll Pemulihan kerusakan saraf Pada SSP Kemampuan plastisitas (kemampuan SSP untuk beradaptasi terhadap kebutuhan fungsional) Dikategorikan sbg pemulihan spontan dan reorganisasi mekanisme neural Pada SST Kerusakan pada serabut saraf motorik tepi degenerasi & regenerasi Wallerian Plastisitas Kapasitas dari sistem saraf pusat untuk beradaptasi terhadap kebutuhan fungsional
Mekanisme ini termasuk: perubahan kimia
saraf (neurochemical), penerimaan saraf (neuroreceptive) , perubahan struktur neuron saraf dan organisasi otak Pengaruh latihan motorik terhadap plastisitas Studi pada hewan: latihan motorik memperkuat hubungan neuron yang ada dan menciptakan hubungan yang baru Pada manusia: latihan motorik menghasilkan perubahan fungsional di dalam otak, seperti: Perubahan aktivitas di level cortical Meningkatkan vaskularisasi Plastisitas otak setelah lesi
Pemulihan fungsi setelah lesi otak
sebagian besar diakibatkan oleh proses reorganisasi (perubahan struktur dan fungsi) sebagai respon dari latihan dan pengalaman pada otak yang normal Pemulihan ini meliputi: Aktivasi bilateral dari sistem motorik
Penggunaan jalur ipsilateral
Perekrutan area motorik tambahan
Kategori Pemulihan
Pemulihan spontan: akibat proses perbaikan
yang terjadi seketika setelah lesi Reorganisasi dari mekanisme neural: dipengaruhi oleh pemakaian (latihan motorik) dan pengalaman Mekanisme pemulihan Diaschisis (neural shock) Gangguan laten dari aktivitas neuronal di dekat area kerusakan Penurunan suplai darah dan metabolisme Biasanya pasien menunjukkan gejala flaccid Pemulihan dini (3-4 minngu setelah lesi) biasanya disebabkan oleh resolusi dari diaschisis Unmasking: Denervation supersensitivity Silent synapses recruitment Sprouting: Axonal regeneration Collateral sprouting Faktor yang mempengaruhi Pemulihan Umur Kematangan dari area yang rusak Fungsi dari area tersisa Ukuran lesi Pengalaman Perjalanan lesi Pemakaian/latihan motorik/pekerjaan spesifik Lingkungan Tujuan Rehabilitasi 1. Pencegahan Impairment Kemunduran fungsi 2. Pemulihan Impairment yang mendasari Menurunkan gejala Memulihkan fungsi 3. Kompensasi/substitusi sbg pilihan terakhir Óptimalisasi fungsi Minimalisasi participation restriction Optimalisasi adaptasi terhadap impairment dan activity limitation yang permanent Hubungan tonus dan gerak Flaccid Tak ada gerakan Spastisitas minimal Gerakan minimal Spastisitas berat Gerak dlm pola sinergis (stereotype) Spastisitas menurun Gerak menjadi lebih selektif Spastisitas ringan/ Gerak semakin normal terkontrol