Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT DENGAN


MULTIPLE FRAKTUR

By.
Suselo, M.Kep., Ns.Sp.Kep.MB.(Kv)
PENGERTIAN
 Fraktur adalah patah atau gangguan
kontinuitas tulang.

 Fraktur dapat mengenahi semua bagian


pada semua usia.
Lokasi fraktur
Tanda – tanda : hipotensi dan tacycardy
Perubahan fisiologis :
Peningkatan permeabelitas kapiler
Pelepasan histamin
Peningkatan aliran darah
Penekanan ujung syaraf
Peningkatan tekanan jaringan
Perfusi jaringan menurun
Kadar oksigen jaringan menurun
Produksi asam laktat menurun
Vasodilatasi
Aliran darah meningkat
Penekanan pada jaringan meningkat
Odema
Iskemia
Nekrosis jaringan
Odema
Peningkatan edema
Peningkatan denyut nadi
Nyeri
Pucat
Postur tubuh fleksi
Cyanosis
Otot tegang dan bengkak
Tigling, numbers
Parethesia
Nyeri yang hebat paresis
Fraktur dibagi dalam 2 jenis :
 Complete fracture
 Incomplete fractrure
I. Berdasarkan hub dengan dunia luar :

1.Fraktur 2. Fraktur
tertutup terbuka

SMF Bedah FK UKI 7


II. Berdasarkan
garis patah

1.Komplet 2.Inkomplet

SMF Bedah FK UKI 8


III. Jumlah garis patah

1. Simple 2. Komunitif 3. Segmental


SMF Bedah FK UKI 9
IV. Arah garis patah

1. Transversal 2. Oblique 3. Spiral 4. Kompresi


SMF Bedah FK UKI 10
V. Lokasi
1. Tulang Panjang
 1/3 proksimal
 1/3 tengah
 1/3 distal
2. Tulang Melintang
 1/4 medial
 1/4 lateral

SMF Bedah FK UKI 11


VI. Dislokasi Fragmen
◦ Undisplaced
◦ Displaced
 Fragmen tlg searah (ad latus)
 Fragmen tlg membentuk sudut (ad
axim)
 Fragmen distal memutar (ad
periferum)

SMF Bedah FK UKI 12


 Complete fraktur  patah / diskontinuitas
jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi
menjadi 2 bagian dan garis patahannya dari satu
sisi yang lain sehingga mengenahi seluruh
korteks.

 Incomplete fracture  patah / diskontinuitas


jaringan tuang dg garis patah tidak menyeberang
sehingga tidak mengenahi korteks ( masih ada
korteks yang utuh ) sering terjadi pada anak-anak
yang biasa disebut “ Greensfich fracture “ .
 Grade I : sakit jelas dan sedikit
kerusakan kulit
 Grade II : fraktur terbuka, merobek
kulit dan otot
 Grade III : banyak sekali jejas dan
kerusakan kulit, otot,
jaringan saraf dan
pembuluh darah serat
luka sebesar 6 - 8 cm.
 Gustillo – Anderson :

SMF Bedah FK UKI 15


 Kecelakaan kendaraan bermotor
 Jatuh dari olah raga exercise yang kuat
 Maltutrisi menyumbangkan angka kejadian
fraktur.

Hal ini yang dapat menyebabkan fraktur adalah


kecelakaan ditempat kerja sejalan dengan
perkembanganindustri dan osteoporosis.
 Crush Injuri  pelepasan mioglobin yang
dapat mengendap pada tubulus renalis
dapat mengakibatkan gagal ginjal

 Pembengkakan rongga muskulofasial 


kompartemen sidrome

 Emboli lemak  gagal paru, gangguan


fungsi otak
Prioritas pengelolaan selalu mengikuti Primary
Survey serta urutan ABCDE :

 A-Airway  membebaskan jalan nafas dengan


melindungi tulang leher ( cervical spine )

 B-Breathing  bantuan pernafasan

 C-Cirkulation  bantuan untuk sirkulasi dan pemantauan


tekanan darah

 D-Disability  pemantauan kesadaran dan


kerusakan syaraf pusat

 E-Exposure  melepas baju utnuk memeriksa secara


lengkap semua kerusakan pada tubuh dan ekstremitas
 Warna dan suhu kulit
 Perabaan nadi distal
 Tempat-tempat yang berdarah
 Deformitas ekstremitas
 Gerakan ekstremitas secara aktif dan pasif
 Gerakan ekstremitas yang tak wajar dan
adanya krepitasi
 Derajat nyeri bagian cedera
 Memelihara aliran darah ke jaringan perifer

 Mencegah infeksi dan nekrosis kulit

 Mencegah kerusakan pada syaraf perifer


Hentikan perdarahan aktif dengan cara menekan
langsung pada bagian yang berdarah. Pemakaian
torniket tidak diperbolehkan lagi, dan akan lebih
merugikan karena jika lupa untuk melonggarkan
akan mengakibatkan ischemia yang merusak
jaringan.

Fraktur terbuka, setiap luka yang terbuka dekat


fraktur harus dianggap sebagai luka-luka yang
saling berhubungan. Prinsif pengobatan ataupun
perawatan meliputi :
Menghentikan perdarahan eksternal
Immobilisasi dan mengatasi nyeri
 Pada unit gawat darurat dalam melakukan
pengkajian tidak terlepas dari “ Survey Primer ”
Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure.

 Dalam menangani pasien trauma harus


memperhatikan semua asfek. Setelah Survey Primer
diselesaikan juga Survey Skunder tidak boleh
diabaikan, karena akan membantu dalam
menentukan intervensi.

 Survey Primer ( A B C D E )  selesai dalam waktu


2 menit, dan tangani segera yang ditemukan.
Sindroma kompartemen disebabkan oleh kenaikan
tekanan internal pada kompartemen fascia. Tekanan
ini mendesak / menekan pembuluh darah dan syaraf
tepi. Perfusi menjadi kurang, serat syaraf rusak dan
akhirnya terjadi ischemia atau bahkan nekrosis otot.

Bagian ekstremitas yang teramputasi harus ditutup


kasa steril yang dibasahi NaCl 0,9 % kemudian
dibungkus dengan kantong plastik steril. Potongan
ekstremitas ini dapat dipertahankan sampai 6 jam
tanpa pendinginan, sedang jika didinginkan dapat
bertahan 18 – 20 jam.
A  jalan nafas
 Obstruksi / sumbatan jalan nafas
 Cedara dada dengan gangguan nafas
 Cedera tualang leher

B  menilai pernafasan ( pertukaran O2


dengan CO2 )
 Adakah udara keluar masuk
 Prekuensi nafas, Gerak cuping hidung, Cekungan iga 
kekurangan O2 harus diberikan O2 100 %
Mengatasi perdarahan :
 Menghentikan perdarahan
 Posisikan pasien syok
 Pasang infus besar 2 tempat bila perlu

 Ambil sampel darah  untuk darah donor


dan cek Hb
 Beri Infus cairan 1000 ml secepatnya

 Perdarahan banyak  O2 berkurang


karena pengangkut O2 kurang sehingga
harus diberian O2
 Periksa pupil ( besar, simetris, reflek cahaya
)
 Periksa kesadaran :
 Awake  masih sadar / tidak
 Verbal  apakah masih bisa diajak bicara? ( Tanya
nama, cubit, respon ngomong )
 Pain  apakah rangsang terhadap nyeri hilang (
dicubit , respon / tidak )
 Unrespon  sama sekali tidak ada respon
Pertahankan A – B – C
 Lepaskan semua pakaian untuk
memeriksa teliti menyeluruh, ada jejas
apa saja

 Periksa panggul  miringkan pasien


dengan cara log-roll

 Cegah hipotermi
1. Sistim Integumen / musculoskeletal
 Gangguan integritas kulit dan jaringan b.d trauma
terbuka
 Nyeri akut b.d trauma diskontiunitas jaringan
 Resti infeksi

2. Sistem hematologi :
 Resti kurang volume cairan tubuh b.d perdarahan
1. A B C  aman
2. Hentikan perdarahan dan perawatan luka / cegah infeksi
3. Lakukan resusitasi cairan
4. Immobilisasi daerah yang fraktur
5. Pasang bidai / spalak / traksi sementara
6. Berikan posisi yang nyaman
7. Terapi / kolaborasi pemberian farmakologi sesuai indikasi 
ex : antibioti, analgetik
8. Ukur tanda vital
9. Monitor nadi distal pada daerah fraktur
10. Kaji status hidrasi, turgor kulit, mukosa bibir
11. Kaji perdarahan dan observasi tanda-tanda perdarahan baru
12. Pasang IVFD RL
13. Kolaborasi Laboratorium : Hb, Eritrosit, leukosit
14. Kolaborasi medis Foto Ro. pada daerah fraktur`
 Kerusakan pelvis dengan perdarahan

 Perdarahan besar arterial

 Crush syndrome
Pemeriksaan :
 Bengkak, hematom progresif daerah panggul,
skrotal, perienal
 Instabilitas mekanik : perbedaan panjang
ekstremitas
 Luka daerah pelvis

Pengelolaan :
 Resusitasi cairan
 Penghentian perdarahan
Pemeriksaan :
 Bengkak progresif  perdarahan internal
 Pulsasi nadi hilang
 Ekstremitas dingin, pucat

Pengelolaan :
 Resusitasi cairan
 Tekan langsung
 Bebat tekan
Keadaan klinis yang disebabkan pelepasan
zat toksin hasil kerusakan otot  gagal
ginjal

Pemeriksaan :
 Mioglobin menyebabkan urine menjadi gelap
 Urine Hb positif

Pengelolaan :
 Pemberian infus IV
 Diuresis osmotik  meningkatkan aliran urine
 Natrium Bikarbonat  mengurangi pengendapan
mioglobin
Pemeriksaan
 Riwayat trauma
 Luka terbuka dengan atau tidak ada kerusakan
otot

Pengelolaan
 Resusitasi cairan
 Imobilisasi
 Cegah infeksi

Anda mungkin juga menyukai