Anda di halaman 1dari 304

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ORTHOPEDI

ORTHO SATRIA MEDIA SOKARAJA-PURWOKERTO


Jl. Supardjo Roestam, Sokaraja

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Studi Diploma Tiga


guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik

Disusun oleh :
Asep Wijayanto (5150303008)
Maruf Nurdiansah (5150303017)
Jurusan :Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan di hadapan sidang penguji Tugas
Akhir Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Pada hari

: Jumat

Tanggal

: 22 September 2006

Oleh:
Asep Wijayanto

5150303008

Maruf Nurdiansah 5150303017


Pembimbing:

Drs. Bambang Sugiarto


NIP. 131931828
Penguji II:

Penguji I:

Drs. Sucipto, M.T


NIP. 131931829

Drs. Bambang Sugiarto


NIP. 131931828

Ketua Jurusan
Teknik Sipil:
Sipil:

Ketua Program Studi


Diploma III Teknik

Drs. Lashari, M.T


NIP. 131471402

Drs. Tugino, M.T


NIP. 131763887
Dekan Fakultas Teknik

Prof. Dr. Soesanto


NIP. 130875753
ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
Barang siapa merintis jalan mencari ilmu, maka akan dimudahkan baginya
jalan menuju surga ( Al Hadits )
Jangan takut menghadapi kesulitan, karena orang yang takut menghadapi
kesulitan tak akan pernah menemukan kemudahan ( Sabar Budiman )
Seseorang tak akan pernah mendapatkan indahnya fajar tanpa melewati
gelapnya malam ( Kahlil Gibran )
Ditengah kebahagiaan besar, jangan menjajikan apapun. Di tengah
kemarahan besar, jangan menjawab surat apapun. (Pepatah Cina)
Jika Anda selalu berjaga-jaga terhadap sesuatu yang tak terduga, Anda
akan jarang kecewa.(John Woods)

PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada :
Ayah

dan

ibu

tercinta

yang

begitu

besar

kasih

sayang

dan

pengorbanannya.
Bapak Drs. Bambang Sugiyarto yang dengan penuh kesabaran
memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.
Kakak dan keponakankeponakanku yang sangat aku sayangi.
Sahabat-sahabatku D3 Teknik Sipil 2003 yang aku banggakan.
Temanku PKL Garuda yang telah banyak memberikan bantuan dan
motivasi.
Teman-temanku yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepadaAllah SWT, karena dengan rahmatNya yang melimpah akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan
untuk menyelesaikan pendidikan jenjang diploma 3 (tiga) Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang.
Selama proses penyususnan ini penulis telah mendapatkan banyak bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Soesanto, MPd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
2. Bapak Drs. Lashari, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil.
3. Bapak Drs. Tugino,M.T, selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil Diploma 3.
4. Bapak Drs. Bambang Sugiyarto, selaku Dosen Pembimbing penulis selama
penyusunan Tugas Akhir ini.
5. Semua pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan proyek Tugas Akhir ini masih
jauh dari sempurna. Semua itu karena keterbatasan penulis sebagai manusia biasa.
Harapan penulis semoga karya tulis ini berguna bagi pihak-pihak yang
memerlukan.
Semarang, September 2006

Penulis
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i


HALAMAN PENGESAHAN . ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .. iii
KATA PENGANTAR ..... v
DAFTAR ISI ................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Judul Tugas Akhir...... 1
B. Deskripsi Proyek ....... 1
C. Maksud dan Tujuan Proyek Akhir 3
D. Ruang Lingkup Penulisan . 4
E. Metodologi Penelitian 4
F. Sistematika Penulisan 6
BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN
A. Uraian Umum ............ 8
B. Kriteria dan Azaz-azaz Perencanaan . 8
C. Dasar-Dasar Perencanaan . 12
D. Sistem Perhitungan Struktur . 13
E. Spesifikasi Material dan Bahan 15
F. Langkah-langkah Perhitungan Struktur 23
BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR
A. Prosedur Perhitungan Struktur 25
B. Perhitungan Beban Gempa .. 27
C. Perencanaan Plat ..... 33
D. Perhitungan Balok 54
E.

Perhitungan Kolom .. 77

F.

Perhitungan Pondasi Footplat 82

BAB IV RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


A. Syarat-Syarat Umum . 89
B. Syarat-syarat Administrasi 103
v

C. Syarat-syarat Teknis . 114


BAB V RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA
A. Rekapitulasi Anggaran dan Biaya 230
B. Rencana Anggaran dan Biaya .. 231
C. Harga Satuan Pekerjaan 234
D. Harga Bahan dan Upah . 245
E. Perhitungan Volume Pekerjaan 246
F. Time Schedule dan Kurva S .. 286
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............... 287
B. Saran ......................... 288
DAFTAR PUSTAKA ..... 289
LAMPIRAN

vi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Judul Tugas Akhir


Judul tugas akhir ini adalah Perencanaan Pembangunan Rumah Sakit
Orthopedi Ortho Satria Media Sokaraja-Purwokerto yang berlokasi di
Jalan Supardjo Roestam, Sokaraja.

B. Deskripsi Proyek
1. Latar Belakang Proyek
Rumah Sakit adalah salah satu saran pelayanan masyarakat yang
keberadaannya sangat diperlukan saat ini. Secara garis besar rumah sakit
bertujuan untuk memberikan pelayanan di bidang kesehatan bagi
masyarakat. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan, dan semakin banyaknya berbagai masalah kesehatan yang
terjadi seiring dengan perkembangan jaman. Untuk

mengimbangi

perkembangan jaman tersebut, maka pihak manajemen rumah sakit


berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan cara
memperluas dan melengkapi fasilitas-fasilitas yang ada. Berhubung
dengan selesainya masa sewa pada bangunan yang lama, maka pihak
manajemen rumah sakit mendirikan bangunan baru dengan status hak
milik, di mana fungsi dan fasilitas dari bangunan gedung yang baru
tersebut lebih baik dari bangunan yang lama.

Tujuan utama dibangunnya pembangunan proyek gedung Rumah


Sakit Orthopedi ini adalah untuk lebih memberikan kenyamanan dan
pelayanan kepada masyarakat luas. Pada bangunan sebelumnya fasilitasfasilitas yang ada ditempatkan pada ruang-ruang yang tempatnya sangat
terbatas termasuk juga ruang rawat inap untuk para pasien. Pada proyek
pembangunan Rumah Sakit Orthopedi

yang baru ini fasilitas-fasilitas

yang ada lebih diperlengkapi.

2. Nama dan Lokasi Proyek


Nama proyek adalah Proyek Pembangunan Rumah Sakit Orthopedi
Ortho Satria Media Sokaraja-Purwokerto. Adapun lokasi dari proyek
tersebut berada di Jalan Soeparjo-Roestam Sokaraja Purwokerto dengan
bata-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara

Komplek Perumahan

b. Sebelah Timur

Area Persawahan

c. Sebelah Selatan

Gudang Semen Gresik

d. Sebelah Barat

Jl. Suparjo Roestam / SMU Yos Sudarso


Sokaraja

Untuk memudahkan dalam memahami lokasi proyek, maka batasbatas lokasi proyek dapat dijelaskan dalam gambar sebagai berikut :

KE PURWOKERTO

JL. SUPARJO ROESTAM

SMU YOS
SUDARSO

S
JL PERUMAHAN

KE SOKARAJA

LOKASI
PROYE

GUDANG
SEMEN
GRESIK

Gambar 1.1. Denah Lokasi Proyek Pembangunan Rumah Sakit Orthopedi


Ortho Satria Media Sokaraja-Purwokerto

C. Maksud dan Tujuan Proyek Akhir


Proyek Akhir ini dimakdudkan untuk menerapkan materi perkuliahan
yan telah diperoleh ke dalam bentuk penerapannya secara utuh. Penerapan
materi yang telah diperoleh diaplikasikan dengan merencanakan suatu
bangunan gedung bertingkat, minimal 3 lantai. Dengan merencanakan suatu
bangunan bertingkat ini diharapkan mahasiswa dapat mempereroleh

pengetahuan yang memadai dan diharapkan mampu merencanakan bangunan


yang lebih kompleks lagi.

D. Ruang Lingkup Penulisan


Dalam penulisan Proyek Akhir ini, penulis hanya menekankan pada
permasalahan dari sudut pandang ilmu teknik sipil, yaitu pada bidang
perencanaan struktur yang meliputi:
1. Perhitungan perencanaan yang meliputi;
a. Perencanaan plat lantai dan plat atap.
b. Perencanaan tangga ramp.
c. Perencanaan balok.
d. Perencanaan kolom.
e. Perencanaan pondasi.
2. Rencana Kerja dan Syarat (RKS).
3. Rencana Anggaran dan Biaya (RAB).
Adapun untuk permasalahan lainnya di luar lingkup ilmu teknik sipil
hanya dibahas secara garis besarnya saja.

E. Metodologi Penelitian
Di dalam pengumpulan data untuk Proyek Akhir ini, penulis
menggunakan dua macam sumber data, yaitu :
1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui peninjaun langsung


di lapangan. Sumber data primer terdiri dari :
a. Pengamatan langsung di lapangan selama masa kerja praktek di
proyek pembangunan Rumah Sakit Orthopedi, Sokaraja, Purwokerto
terhadap berbagai masalah dan cara pelaksanaan selama di proyek.
b. Mengadakan tanya jawab langsung dengan semua pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan proyek pembangunan Rumah Sakit Orthopedi,
Sokaraja, Purwokerto tersebut.
c. Foto-foto pelaksanaan yang diambil oleh penulis selama melakukan
kerja praktek di proyek pembangunan Rumah Sakit Orthopedi,
Sokaraja, Purwokerto.
d. Uraian pelaksanaan pembangunan yang diamati oleh penulis selama
melakukan kerja praktek.
2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang dipakai dalam
pembuatan Proyek Akhir ini. Adapun sumber data sekunder terdiri dari :
a. Data-data bestek, RKS ( Rencana Kerja Sementara dan Syarat-syarat),
beserta gambar kerja.
b. Buku-buku literatur atau studi literatur dan catatan kuliah yang ada
hubungannya dengan segala sesuatu yang penulis perlukan dalam
penyusunan Proyek Akhir ini.
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah:
1. Metode Observasi

Metode observasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data primer


melalui peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan. Observasi
dilakukan saat melakukan kegiatan Kerja Praktek yang telah dilaksanakan
pada proyek yang sama pada tanggal 25 Juli sampai dengan 25 September
2005.
2. Metode Studi Pustaka
Metode studi pustaka dilakukan dengan mengambil data-data dari
literatur yang relevan, maupun standar yang diperlukan dalam perencanaan
suatu bangunan. Pengumpulan data dilakukan melalui perpustakaan atau
pun instansi-instansi yang terkait.

F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman secara teknis maupun non teknis
tentang Perencanaan Pembangunan Rumah Sakit Orthopedi Ortho Satria
Media Sokaraja-Purwokerto, maka dalam penyusunan Proyek Akhir

ini

dibuat sistematika penyusunannya.


Secara garis besar, Proyek Akhir ini disusun kedalam 5 bab yang terdiri
dari :
BAB I

: PENDAHULUAN
Berisi Judul Tugas Akhir; Deskripsi Proyek; Maksud dan Tujuan
Proyek Akhir; Ruang Lingkup Penelitian; Metodologi Penelitian;
dan Sistematika Penulisan Tugas Akhir.

BAB II : DASAR-DASAR PERENCANAAN


Berisi Uraian Umum; Kriteria dan Azaz-azaz Perencanaan;
Dasar-Dasar
Spesifikasi

Perencanaan;
Material

dan

Sistem

Perhitungan

Bahan;

dan

Struktur;

Langkah-langkah

Perhitungan Struktur.
BAB III : PERHITUNGAN STRUKTUR
Berisi Perhitungan Plat Lantai dan Plat Atap; Perhitungan Tangga
Ramp; Perhitungan Balok; Perhitungan Kolom; Perhitungan
Sloof; dan Perhitungan Pondasi.
BAB IV : RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Berisi Syarat-Syarat Umum; Syarat-syarat Administrasi; dan
Syarat-syarat Teknis.
BAB V : RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA
Berisi Perhitungan Volume Pekerjaan; Harga Satuan Pekerjaan;
Rekapitulasi Anggaran dan Biaya Proyek; dan Time Schedule dan
Kurva S.
BAB VI : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
PERENCANAAN

A. Uraian Umum
Pada tahap perencanaan struktur gedung Rumah Sakit Orthopedi
Sokaraja ini perlu dilakukan study literatur untuk menghubungkan satuan
fungsional gedung dengan sistem struktur yang akan digunakan, disamping
untuk mengetahui dasar-dasar teorinya. Pada jenis gedung tertentu,
perencanaan sering kali diharuskan menggunakan suatu pola akibat syaratsyarat fungsional maupun strukturnya. Hal ini merupakan salah satu faktor
yang menentukan, misal pada situasi yang mengharuskan bentang ruang
yang besar serta harus bebas kolom, sehingga akan menghasilkan beban
yang harus dipikul oleh balok yang lebih besar pula.
Studi literatur yang dimaksud agar dapat memperoleh hasil
perencanaan yang optimal dan aktual. Dalam bab ini akan dibahas konsep
pemilihan sistem struktur dan konsep perencanaan/ design struktur
bangunannya, seperti denah, pembebanan atas dan struktur bawah serta
dasar-dasar perhitungan.

B. Kriteria dan Azaz-azaz Perencanaan


Perencanaan pembangunan Gedung Rumah Sakit Orthopedi SokarajaPurwokerto ini diharuskan memenuhi beberapa kriteria perencanaan,

sehingga konstruksi bangunan tersebut sesuai yang diharapkan, dan tidak


terjadi kesimpang-siuran dalam bentuk fisiknya.
Adapun kriteria-kriteria perencanaan tersebut, yaitu :
1.

Harus memenuhi persyaratan teknis

2.

Dalam setiap pembangunan harus memperhatikan persyaratan teknis


yaitu bangunan yang didirikan harus kuat untuk menerima beban yang
akan dipikulnya baik itu beban sendiri gedung maupun beban yang
berasal dari luar seperti beban hidup, beban angin dan beban gempa.
Bila persyaratan teknis tersebut tidak diperhitungkan maka akan
membahayakan orang yang berada didalam bangunan dan juga bisa
merusak bangunan itu sendiri. Jadi dalam perencanaan harus
berpedoman pada peraturan-peraturan yang berlaku dan harus
memenuhi persyaratan teknis yang ada.

3.

Harus memenuhi persyaratan ekonomis

4.

Dalam setiap pembangunan, persyaratan ekonomis juga harus


diperhitungkan agar tidak ada aktivitas-aktivitas yang mengakibatkan
membengkaknya biaya pembangunan sehingga akan menimbulkan
kerugian bagi pihak kontraktor. Persyaratan ekonomis ini bisa dicapai
dengan adanya penyusunan time schedule yang tepat, pemilihan bahanbahan bangunan yang digunakan dan pengaturan serta pengerahan
tenaga kerja yang profesional. Dengan pengaturan biaya dan waktu
pekerjaan secara tepat diharapkan bisa menghasilkan bangunan yang
berkualitas tanpa menimbulkan pemborosan.

10

5.

Harus memenuhi persyaratan aspek fungsional

6.

Hal ini berkaitan dengan penggunaan ruang. Biasanya hal tersebut akan
mempengaruhi penggunaan bentang elemen struktur yang digunakan.

7.

Harus memenuhi persyaratan estetika

8.

Agar bangunan terkesan menarik dan indah maka bangunan harus


direncanakan dengan memperhatikan kaidah-kaidah estetika. Namun
persyaratan estetika ini harus dikoordinasikan dengan persyaratan
teknis yang ada untuk menghasilkan bangunan yang kuat, indah, dan
menarik. Jadi dalam sebuah perencanaan bangunan harus diperhatikan
pula segi artistik bangunan tersebut.

9.

Harus memenuhi persyaratan aspek lingkungan

10. Setiap proses pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan


karena hal ini sangat berpengaruh dalam kelancaran dan kelangsungan
bangunan baik dalam jangka pendek (pasca pembngunan). Persyaratan
aspek lingkungan ini dilakukan dengan mengadakan analisis terhadap
dampak lingkungan disekitar bangunan tersebut berdiri. Diharapkan
dengan terpenuhinya aspek lingkungan ini dapat ditekan seminimal
mungkin dampak negatif dan kerugian bagi lingkungan dengan
berdirinya Gedung Rumah Sakit Othopedi Sokaraja-Purwokerto ini.
11. Harus memenuhi aspek ketersediaan bahan di pasaran
12. Untuk memudahkan dalam mendapatkan bahan-bahan yang dibutukan
maka harus diperhatikan pula tentang aspek ketersediaan bahan
dipasaran. Dengan kata lain sedapat mungkin bahan-bahan yang

11

direncanakan akan dipakai dalam proyek tersebut ada dan lazim


dipasaran sehingga mudah didapat.
Selain kriteria-kriteria perencanaan juga harus diperhatikan azaz-azaz
perencanaan, yaitu :
1. Pengendalian Biaya
Pengendalian

biaya

dalam

suatu

pekerjaan

konstruksi

dimaksudkan untuk mencegah adanya pengeluaran yang berlebihan


sehingga sesuai dengan perhitungan RAB (Rencana Anggaran Biaya)
yang telah ditetapkan. Biaya pelaksanaan harus dapat ditekan sekecil
mungkin tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan. Dalam hal
ini erat kaitannya dengan pemenuhan persyaratan ekonomis.
a. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu dimaksudkan agar pekerjaan yang dihasilkan
sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat teknis. Kegiatan pengendalian mutu tersebut dimulai
dari pengawasan pengukuran lahan, pengujian tanah dilapangan
menggunakan alat sondir dan boring serta uji tekan beton. Mutu
bahan-bahan pekerjaan yang digunakan dalam pembangunan sudah
dikendalikan oleh pabrik pembuatnya. Selain itu juga diperlukan
pengawasan pada saat bangunan tersebut sudah mulai digunakan,
apakah telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.
b. Pengendalian Waktu

12

Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan dalam suatu


proyek bertujuan agar proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai
dengan time schedule yang telah ditetapkan. Untuk itu dalam
pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan penjadwalan-penjadwalan
pekerjaan dengan teliti agar tidak terjadi keterlambatan waktu
penyelesaian proyek.
c. Pengendalian Tenaga Kerja
Pengendalian

tenaga

kerja

sangat

diperlukan

untuk

mendapatkan hasil pekerjaan yang baik sesuai jadwal. Pengendalian


dilakukan oleh pengawas (mandor) secara terus menerus atau
berkala. Dari pengawasan tersebut dapat diketahui kemajuan dan
keterlambatan pekerajaan yang diakibatkan kurangnya tenaga kerja
maupun menurunnya efisiensi kerja yang berlebihan. Jumlah tenaga
kerja juga harus dikendalikan untuk menghindari terjadinya
penumpukan pekerjaan yang menyebabkan tidak efisiensinya
pekerjaan tersebut serta dapat menyebabkan terjadinya pemborosan.

C. Dasar-dasar Perencanaan
Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang
berlaku di Indonesia, antara lain:
1. Plat Atap dan Plat Lantai
Perencanaan plat didasarkan pada peraturan SK SNI T-15-1991-03
dan Pedoman Beton 1989. Untuk merencanakan plat beton bertulang yang

13

perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan namun juga ukuran dan


syarat syarat tumpuan.
Pada proyek pembangunan Gedung Rumah Sakit Orthopedi
Sokaraja-Purwokerto ini tebal plat atap dan plat lantai direncanakan 12 cm
dengan perencanaan plat dengan menggunakan metode elastis.
2. Balok
Perencanaan balok didasarkan pada persyaratan SK SNI T-15-199103 yaitu:
a. Syaratsyarat tumpuan yang dipertimbangkan adalah:
Tumpuan jepit penuh
Tumpuan jepit sebagian
3. Kolom
Menurut SK SNI T-15-1991-03 untuk merencanakan kolom yang
diberi beban lentur dan beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan
() = 0,65.
4. Pondasi
Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi foot
plat.

D. Sistem Perhitungan Struktur


Dalam perencanaan pembangunan gedung Rumah Sakit Orthopedi
Sokaraja-Purwokerto ini, perhitungan mekanika struktur menggunakan

14

program SAP 2000. Perhitungan ini digunakan untuk memudahkan mencari


jumlah tulangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan
mekanika ini adalah
1. Plat dianggap sebagai membran dan semua beban yang ada pada plat
dianggap sebagai beban merata.
2. Balok hanya menumpu beban dinding yang ada di atasnya dan beban
hidup balok dianggap nol, karena telah ditumpu oleh plat.
Sebelum melakukan perhitungan mekanika terlebih dahulu kita harus
menghitung beban-beban yang bekerja pada eleman struktur antara lain:
1.

Beban Gempa Statik


Beban gempa yang hanya memperhitungkan beban dari gedung
itu sendiri.

2.

Beban Gempa Dinamik


Beban gempa yang memperhitungkan beban yang ada di sekitar
gedung.

3.

Beban Mati
Beban yang diambil dari elemen struktur beserta beban yang ada
di atasnya.

4.

Beban Hidup
Diambil dari PPIUG (Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk
Rumah dan Gedung) 1983 untuk bangunan gedung.

15

E. Spesifikasi Material dan Bahan


Dalam suatu pelaksanaan proyek bangunan diperlukan suatu persyaratan
dalam pemilihan material yang akan digunakan dan juga peralatan yang
dipakai untuk melaksanakan proyek. Pemakaian bahan bangunan dalam
Proyek Pembangunan Rumah Sakit Orthopedi Sokaraja disesuaikan dengan
spesifikasi yang telah disyaratkan, sehingga dapat memenuhi standar
pemakaian yang sesuai dengan pekerjaan yang direncanakan. Material dan
peralatan yang dipakai harus mendapat persetujuan dari direksi pengawas
proyek.
Kekuatan dari suatu bangunan tidak hanya ditentukan oleh perhitungan
pada saat perencanaan tetapi juga ditentukan oleh kualitas material yang akan
digunakan. Material yang akan digunakan harus sesuai dengan standar dan
spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya agar diperoleh hasil sesuai yang
direncanakan.
Penyediaan bahan bangunan harus disesuaikan dengan kebutuhan bahan
bangunan yang ada di lapangan sehingga dapat dihindari penyimpanan yang
terlalu lama dari bahan bangunan tersebut agar kualitas mutu dari bahan
bangunan yang akan digunakan dalam suatu proyek dapat terjaga dengan baik.
Selain itu harus diperhatikan pula tentang cara penyimpanan bahan bangunan
yang baik serta diperhatikan juga kemampuan daerah sendiri dalam mensuplai
bahan bangunan yang dibutuhkan, agar didapat kemudahan dalam hal
transportasinya menuju ke lokasi tempat proyek tersebut.

16

1. Semen
Dalam adukan beton, semen berfungsi sebagai bahan pengikat untuk
merekatkan butir-butir agregat agar terbentuk suatu massa yang kompak
dan padat dalam konstruksi beton bertulang. Selain itu semen juga
berfungsi untuk mengisi rongga-rongga diantara butiran agregat.
Adapun syarat semen secara fisik yang baik digunakan meliputi
semen harus benar-benar kering / tidak mengandung air (tidak
menggumpal). Hal ini disebabkan karena semen akan berikatan dengan air,
sehingga semen tersebut tidak layak digunakan.
Dalam penyimpanan semen, harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang
didatangkan baru tidak boleh dilakukan di atas timbunan semen yang
sudah ada dan pada umumnya pemakaian semen harus dilakukan
menurut ukuran pengirimannya
b. Gudang tempat penyimpanan semen berada pada tempat yang baik
sehingga semen terlindung dari kelembaban dan keadaan cuaca lain
yang merusak. Lantai tempat penyimpanan berjarak minimal 30 cm
dari permukaan tanah. Semen dalam kontong-kantong tidak boleh
ditumpuk lebih tinggi dari 2 m.

17

c. Apabila semen telah disimpan lama dan mutunya diragukan, maka


sebelum dipakai harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa semen
tersebut masih dapat digunakan.

2. Air
Pemakaian air yang bersih dalam pelaksanaan proyek terutama untuk
pembuatan dan perawatan beton sangat penting untuk diperhatikan.
Penggunaan air secara sembarang dapat mengakibatkan kerusakan pada
campuran beton sehingga kekuatan beton jadi berkurang. Terutama jika air
tersebut

mengandung

garam

dan

lumpur,

karena

garam

dapat

menyebabkan korosi pada baja tulangan sedangkan lumpur dapat


menurunkan mutu beton.
Berdasarkan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 Bab 3 Pasal
3.6 disebutkan bahwa air yang digunakan untuk pekerjaan pengecoran
tidak boleh mengandung unsur-unsur minyak, asam, alkali, garam-garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan atau
baja tulangan. Air yang digunakan dalam proyek ini berasal dari air sumur
yang terdapat di lokasi proyek dengan cara air tersebut dipompa.
3. Agregat Halus
Agregat halus yang digunakan dalam suatu proyek harus disesuaikan
dengan persyaratan yang tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang
Indonesia 1971 Bab 3 Pasal 3.3, antara lain :

18

a.

Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras.
Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan
hujan.

b.

Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %.


Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus harus
dicuci.

c.

Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu


banyak.

d.

Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam


besarnya dan apabila diayak di atas ayakan 4 mm harus terdapat sisa
minimum 2 % berat, apabila diayak di atas ayakan 1 mm harus
terdapat minimum 10 % berat, apabila diayak di atas ayakan 0,25 mm
harus terdapat sisa minimum yang berkisar antara 80 % dan 95 %
berat.

e.

Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan
bahan-bahan yang diakui.

4. Agregat Kasar
Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuanbatuan atau berupa batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu. Pada umumnya yang dimaksudkan dengan
agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm. Beberapa

19

persyaratan yang harus dipenuhi dalam pemakaian agregat kasar sesuai


dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 Bab 3 Pasal 3.4, antara
lain adalah:
a. Agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
b. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak
berpori.
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak
beton, seperti zat-zat yang relatif alkali.
d. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %
(ditentukan terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur
adalah bagian bagian yang dapat lolos ayakan 0,063 mm. Apabila
kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.
e. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam
besarnya dan apabila diayak diatas ayakan 4 mm harus terdapat sisa
antara 90 % dan 98 % berat.
5. Baja Tulangan
Baja tulangan adalah batang baja berbentuk polos atau berbentuk ulir
(deform) berfungsi untuk menahan gaya tarik pada komponen struktur.
Baja tulangan yang dipakai dalam suatu proyel ada 2 jenis yaitu baja
tulangan polos dan baja tulangan ulir. Baja tulangan polos adalah batang
baja yang permukaan sisi luarnya rata tidak bersirip atau berulir.

20

Sebelum digunakan, baja tulangan tersebut harus sudah diperiksa dan


disetujui direksi pengawas proyek selaku wakil dari owner, untuk
menghindari terjadinya kesalahan dalam hal panjang dan diameter
tulangan. Adapun syarat penyimpanan baja setelah sampai di lokasi proyek
adalah :
a. Disimpan dalam tempat yang kering dan tidak langsung menyentuh
tanah.
b. Harus bebas dari kotoran-kotoran, karat, minyak, dan yang lainnya agar
tidak mengurangi daya lekat terhadap beton.
c. Sebaiknya dilakukan pencegahan untuk menimbun baja tulangan di
udara terbuka untuk jangka waktu yang lama.
d. Harus diberi tanda yang jelas dan disimpan secara terpisah antara
berbagai jenis baja tulangan sehingga tidak mungkin saling tertukar.
Fungsi baja tulangan dalam suatu konstruksi adalah untuk menahan
gaya tarik yang terjadi akibat adanya pembebanan yang bekerja pada
konstruksi tersebut karena mengingat sifat beton yang tidak kuat dalam
menahan gaya tarik sehingga perlu dipadukan dengan baja tulangan untuk
menambah kekuatan dalam menahan gaya tarik. Beton yang telah diberi
baja tulangan disebut dengan beton bertulang.
Sedangkan baja tulangan yang dipakai untuk menahan gaya geser
disebut beugel atau sengkang. Sengkang dipasang mengelilingi baja
tulangan sehingga seolah-olah mengikat baja tulangan di dalam. Bentuk

21

sengkang bermacam-macam tergantung dari perencanaan, bentuknya dapat


berupa segiempat atau lingkaran.
6. Beton Ready Mix
Beton ready mix adalah adukan beton siap pakai yang dibuat di
pabrik (Bacthing Plant) dengan mutu sesuai dengan pesanan dan
persyaratan yang ditetapkan. Tujuan pemakaian beton ready mix adalah
untuk mendapatkan kemudahan di dalam pelaksanaan proyek, yaitu
kontraktor tidak lagi harus menyediakan peralatan maupun lahan di dalam
proyek untuk pembuatan adukan beton dalam volume yang besar.
Beton ready mix didatangkan langsung ke proyek dengan
menggunakan mixer truck dalam bentuk adukan beton yang siap tuang.
Beton ready mix yang dipakai dalam proyek ini dipesan dari PT. Varia
Usaha Beton dengan mutu beton K.225 yang artinya campuran beton yang
digunakan harus menghasilkan kuat tekan karakteristik bk = 225 kg/cm2.
7. Bekisting
Dalam proyek menggunakan bekisting konvensional yaitu bekisting
yang terbuat dari kayu kruing dan bengkirai dengan ukuran minimal 5/7
dan dilapisi dengan multiplek setebal 9 mm untuk papan bekisting kolom
dan balok. Sedangkan untuk balok landasan memakai kayu kruing dengan
ukuran 6/12 yang digunakan pada bekisting pelat lantai dan balok. Kayu
yang digunakan dalam pembuatan bekisting harus kering agar tidak
menyusut, lurus, kuat, dan tidak mudah retak.

22

Pada saat pemasangan bekisting, perlu diperhatikan hal-hal sebagai


berikut :
a. Semua bekisting harus diberi penguat sehingga dalam pelaksanaan
pengecoran kedudukan bekisting tidak berubah.
b. Bekisting harus stabil sehingga tidak mengalami perubahan bentuk
pada saat menahan beban-beban sementara.
c. Bekisting harus rapat untuk menghindari keluarnya air semen dan
adukan beton.
d. Pemasangan bekisting harus sedemikian rupa sehingga waktu
pembongkarannya tidak merusak struktur bangunan seperti: dinding,
kolom, balok.
e. Bekisting yang digunakan harus bersih dari kotoran-kotoran yang
melekat sebelum pekerjaan pengecoran.
8. Batu Bata
Batu bata berfungsi sebagai material pembuat dinding pada
bangunan. Adapun syarat syarat yang harus dipenuhi, antara lain :
a. Dibakar sempurna dan merata dengan ciri ciri berwarna merah tua.
b. Memiliki sudut siku yang runcing.
c. Permukaannya kasar.
d. Tidak cacat, retak dan pecah.
e. Berukuran seragam dan sama.
Penggunaan batu bata harus memperhatikan persyaratan yang ada,
yaitu :

23

a. Sebelum digunakan batu bata harus disiram air agar udara yang
terdapat pada pori pori batu bata dapat keluar sehingga dapat
mencegah retak retak pada dinding.
b. Untuk pemasangan batu yang luasnya melebihi 12 m2 harus diberi
kerangka penguat (kolom praktis).
c. Dalam proses pengeringan harus dibasahi air minimal 7 hari.
d. Lubang dinding diatas kusen yang bentangnya lebih dari 1m diperkuat
dengan balok dari beton bertulang.
9. Kawat Baja
Kawat beton di lapangan lebih dikenal dengan bendrat adalah kawat
yang terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1 mm. Kawat ini
berfungsi untuk mengikat baja tulangan agar tetap pada tempatnya dan
tidak bergeser.

F.

Langkah-langkah Perhitungan Struktur


1.

Dasar Perhitungan
Dalam perhitungan perencanaan pembangunan Gedung Rumah
Sakit

Orthopedi

Sokaraja-Purwokerto

ini

digunakan

standar

perhitungan yang didasarkan pada ketentuan yang berlaku di Indonesia


antara lain:
1. Pedoman Beton (1989).

24

2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK


SNI T-15-1991-03.
3. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987.
4. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung
1987.
2.

Klasifikasi Pembebanan Rencana


Pembebanan rencana diperhitungkan berdasarkan Pedoman
Perencanaan

Pembebanan

untuk

Rumah

dan

Gedung

1987.

Pembebanan diperhitungkan sesuai dengan fungsi ruangan yang


direncanakan pada gambar rencana.
Besarnya muatanmuatan tersebut adalah sebagai berikut :
: 2400 kg/m 3

a.

Massa jenis beton bertulang

b.

Berat plafon dan penggantung (gpf) :

c.

Tembok batu bata (1/2) batu

: 250 kg/m 2

d.

Beban hidup untuk tangga

: 300 kg/m 2

e.

Beban hidup untuk fasilitas umum : 250 kg/m 2

f.

Adukan dari semen, per cm tebal

500 kg/m2

g.

Penutup lantai, per cm tebal

24 kg/m2

18 kg/m 2

Kombinasi beban gempa diperhitungkan untuk zone 4 yang


berlaku di kota Purwokerto.
Combo (comb)

beban total untuk menahan beban yang telah dikalikan


dengan faktor beban atau momen dan gaya dalam yang

25

berhubungan dengannya.
DL (dead load)

beban mati atau momen dan gaya dalam yang


berhubungan dengan beban mati.

LL (live load)

beban hidup atau momen dan gaya dalam yang


berhubungan dengan beban hidup.

Q (quake)

beban gempa atau momen dan gaya gaya yang


berhubungan dengan beban gempa.

Adapun kombinasi pembebanan sebagai berikut:


1. Comb 1 = 1 DL + 0,5 LL
2. Comb 2 = 1,2 DL + 1,6 Q
3. Comb 3 = 1,05 (DL + LL + Q)
4. Comb 3 = 1,05 (DL + LL - Q)

BAB III
PERHITUNGAN STRUKTUR

A. Prosedur Perhitungan Struktur


Untuk perhitungan struktur menggunakan program SAP 2000 (Structure
Analysis

Program)

dengan

versi

7.42.

Adapun

langkah-langkah

perhitungannya adalah sebagai berikut :


1. Penggammbaran model bangunan secara 3 dimensi.
2. Pendefinisian material dan bahan yang digunakan, yaitu material dari
beton dengan menggunakan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan baja tulangan
dengan mutu baja (fy) 300 Mpa untuk baja ulir dan 240 Mpa untuk baja
polos.
3. Pendefinisian ukuran frame dan shell yang dipakai.
4. Pendefinisian jenis pembebanan yang dipakai. Ada 3 jenis beban yang
bekerja, yaitu beban mati dengan faktor pengali 1 (dengan anggapan berat
struktur ikut dihitung dalam program SAP), beban hidup, dan beban
gempa

dengan

faktor

pengalinya

masing-masing

0.

Selanjutnya

memasukan kombinasi pembebanan yang dipakai, seperti yang telah


diuraikan pada bab 2.
5. Untuk beban gempa dimasukkan sesuai dengan wilayah gempa masingmasing daerah, yang pada kasus ini menggunakan waktu getar struktur
pada wilayah gempa 3 pada menu Define kemudian Response Spectrum
Functions.

25

26

6. Selanjutnya memasukkan response spectrum cases, sesuai dengan wilayah


3 dengan faktor pengali 9,81 (percepatan grafitasi) pada input response
spectrum spectra, pada U1, U2, dan U3.
7. Mengisian material frame dan shell yang digunakan.
8. Setelah semua material diisi, kemudian memasukkan beban-beban yang
bekerja, yaitu beban gempa pada joints, serta beban mati dan beban hidup
pada shell.
9. Setelah semua data diisi dengan lengkap, selanjutnya program dirunning
dalam mode 3 dimensi.
10. Setelah selesai, kemudian output dicetak. Untuk shell dipilih shell forces
yang digunakan untuk menghitung tulangan pada plat, frame forces
digunakan untuk menghitung tulangan pada frame, dan joints reaction
digunakan untuk menghitung pondasi.
Adapun besarnya beban yang bekerja yaitu :
a. Beban mati terdiri dari :

Berat spesi

= 0,21 kN/m2

Berat keramik

= 0,24 kN/m2

Berat plafond + penggantung

= 0,18 kN/m2
= 0,63 kN/m2
(dari Peraturan Muatan Indonesia)

b. Beban hidup besarnya 5 kN (dari Peraturan Muatan Indonesia untuk


plat).

27

c. Beban gempa dihitung berdasarkan berat total bangunan yang


diuraikan pada sub bab selanjutnya.
10. Setelah semua data input dimasukkan, selanjutnya data tersebut dirunning
dalam mode 3 dimensi. Adapaun output yang digunakan adalah shell
forces untuk menghitung penulangan plat, frame forces untuk menghitung
penulangan balok dan kolom, serta joints reactions untuk menghitung
pondasi.

B. Perhitungan Beban Gempa


Untuk perhitungan beban gempa dihitung dengan mencari berat sendiri
dari struktur. Untuk daerah Purwokerto berdasarkan Pedoman Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung 1987, termasuk dalam wilayah
gempa 3.
1. Berat Bangunan Total
a. Berat lantai 3
Beban Mati
-

Plat

Balok Induk

= 746x0,12x2400

= 214.848 kg

Balok 25x50

= 245,2x0,25x0,50x2400 = 73.560 kg

Balok 20x40

= 205,1x0,20x0,40x2400 = 39.379 kg

Balok Anak

= 101,7x0,175x0,25x2400 = 10.679 kg

Kolom
Kolom 30x40

= 43x1,8x0,3x0,4x2400

29.722 kg

28

Kolom 80

= 0,5x1,8x8x2400

17.280 kg

Dinding

= 127x1,8x250

57.150 kg

Plafond

= 746x18

13.428 kg

Berat Total

= 456.046 kg

Beban Hidup
-

qh atap = 100 kg/m2

koefisien reduksi = 0,8


Wh = 0,8x746x100 = 59.680 kg

Berat total = Wm + Wh
= 456.046 + 59.680
= 515.726 kg
b. Berat Lantai 2
Beban Mati
-

Plat

Balok Induk

= 1061x0,12x2400

= 305.568 kg

Balok 25x50

= 289,1x0,25x0,50x2400 = 86.730 kg

Balok 30x60

= 296,2x0,30x0,60x2400 = 127.958 kg

Balok Anak

= 143,7x0,20x0,30x2400 = 20.693 kg

Kolom

Kolom 30x40

= 43x1,8x0,3x0,4x2400

29.722 kg

Kolom 40x50

= 67x1,8x0,4x0,5x2400

57.888 kg

Kolom 80

= 0,5x3,6x8x2400

34.560 kg

Dinding

= 177x3,6x250

= 159.300 kg

29

Plafond

= 1061x18

19.098 kg

Berat Total

= 841.517 kg

Beban Hidup
-

qh lantai = 500 kg/m2

koefisien reduksi = 0,8


Wh = 0,8x1061x500 = 424.400 kg

Berat total = Wm + Wh
= 850157 + 424.400
= 1.274.577 kg
c. Berat Lantai 1
Beban Mati
-

Plat

Balok Induk

= 1121x0,12x2400

= 322.848 kg

Balok 25x50

= 304,1x0,25x0,50x2400 = 91.230 kg

Balok 30x60

= 308,2x0,30x0,60x2400 = 133.142 kg

Balok Anak

= 148,7x0,20x0,30x2400 = 21.413 kg

Kolom
Kolom 40x50

= 67x1,8x0,4x0,5x2400

57.888 kg

Kolom 45x60

= 70x1,8x0,45x0,6x2400 =

81.648 kg

Kolom 80

= 0,5x3,6x8x2400

34.560 kg

Dinding

= 187x3,6x250

= 168.300 kg

Plafond

= 1121x18

Berat Total

= 930.843 kg

20.178 kg

30

Beban Hidup
-

qh lantai = 500 kg/m2

koefisien reduksi = 0,8


Wh = 0,8x1061x500 = 424.400 kg

Berat total = Wm + Wh
= 930.843 + 424.400
= 1.355.243 kg

Berat total bangunan = W1+W2+W3


= 1.355.243 + 1.274.577 + 515.726
= 3.145.546 kg
2. Waktu Getar Bangunan
Rumus empiris untuk portal beton adalah
Tx = Ty = 0,06 H
H

= ketinggian sampai puncak dari bangunan utama struktur gedung


= 6 + 3,6 +3,6
= 13,2 m

Tx = Ty = 0,06 H
= 0,06 x 13,2
= 0,4155 detik
3. Koefisien gempa dasar (C)
Menurut pembagian wilayah gempa Indonesia, Purwokerto termasuk
wilayah gempa 3.

31

0,15
0,10
Tanah lunak

0,07

Tanah keras

0,05

0,5

1,0

2,0

3,0

Untuk Tx = Ty = 0,4155 detik, zone 3 dan jenis tanah keras


diperoleh Tx = Ty = 0,05 detik.
4. Distribusi gaya geser horizontal akibat gempa
Vx = Vy = C x I x K x Wt
= 0,05 x 1,5 x 1 x 3.145.546 kg
= 235.915,95 kg
= 235,9 ton
Untuk Tiap Portal
Tingkat

hi

13,2

2
1

Wi

Wi x hi

Fi, x, y
0,25 Fi, x

0,20 Fi, y

515.726

6.807,58

59,10

14,775

11,820

9,6

1.274.577

12.235,94

106,22

26,555

21,244

1.355.243

8.131,46

70,59

17,648

14,118

3.145.546

27.174,98

32

PORTAL ARAH X
14,775 t

26,555 t

17,648 t

PORTAL ARAH Y
1,820 t

21,244 t

14,118 t

33

C. Perencanaan Plat
Untuk perencanaan plat, momen yang bekerja pada plat dihitung dengan
menggunakan SAP 2000, kemudian dihitung penulangannya. Dalam
perencanaan Plat digunakan data-data teknis sebagai berikut:
-

Mutu Beton (fc)

= 22,5 Mpa

Mutu Baja (fy)

= 240 Mpa

Tebal plat

= 12 cm

1. Plat Lantai
a. Plat Tipe 1 (500x300)
Dari hasil analisa srtuktur diambil plat nomor 7 dengan hasil
output:
-

Momen tumpuan arah x = 4,45 kNm

Momen lapangan arah x = 3,12 kNm

Momen tumpuan arah y = 8,48 kNm

Momen lapangan arah y = 4,52 kNm

Penulangan plat lantai


- P (selimut beton)

= 20 mm

- Asumsi tulangan utama


Arah x , Dx = 10 mm
Arah y, Dy = 10 mm
- Tinggi Efektif
Arah x, dx = h p Dx/2 = 120 20 10/2 = 95 mm
Arah y, dy =h p Dx Dy/2 =120 20 10 10/2 = 85 mm

34

Dy

dy

dx

Dx
Menghitung penulangan plat lantai
Digunakan lebar (b) = 1m = 1000 mm dan = 0,8
Tulangan lapangan arah x
Momen lapangan arah x = 3,12 kNm
1.14 1.14
=
= 0.00475
fy 240

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.036
= 0.75

600
+
fy
fy

fy
240
=
= 12.55
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
3.12
=
= 0.432 Mpa
2
b d 0.8 1000 95 2

perlu

2m Rn
2 12.55 0.432
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00182
m
fy 12.55
240

Dipakai = 0.00475
min perlu maks = 0.00475 0.00475 0.036 oke!
Chek luas penampang tulangan
Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

35

Luas tulangan (D10) =

1
1
.. d2 = . 3,14. 102 = 78,5 mm2
4
4

untuk luas tampang (As Lx) = perlu . b . dx


= 0,00475 . 1000 . 95
= 451.25 mm2
Jumlah tulangan (n) =

Aslx
451.25
= 5,75 ~ 6 batang
=
78,5
D10

spasi antar tulangan =

1000 1000
=
= 200 mm
6 1
n 1

Jadi dipakai D10-200


As = D10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2

(Ok!)

Tulangan tumpuan arah x


Momen tumpuan arah x = 4,45 kNm
1.14 1.14
=
= 0.00475
fy 240

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.036
= 0.75

fy
600 + fy

fy
240
=
= 12.55
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
4.45
=
= 0.616 Mpa
2
b d 0.8 1000 95 2

perlu

2m Rn
2 12.55 0.616
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00261
m
fy 12.55
240

Dipakai = 0.00475

36

min perlu maks = 0.00475 0.00475 0.036 oke!


Chek luas penampang tulangan
Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)
Luas tulangan (D10) =

1
1
.. d2 = . 3,14. 102 = 78,5 mm2
4
4

untuk luas tampang (As Tx) = perlu . b . dx


= 0,00475 . 1000 . 95
= 451.25 mm2
Jumlah tulangan (n) =

AsTx
451.25
=
= 5,75 ~ 6 batang
78,5
D10

spasi antar tulangan =

1000 1000
=
= 200 mm
6 1
n 1

Jadi dipakai D10-200


As = D10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2
Tulangan lapangan arah y
Momen lapangan arah y = 4.52 kNm
1.14 1.14
=
= 0.00475
fy 240

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.036
= 0.75

fy
600 + fy

fy
240
=
= 12.55
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
4.52
=
= 0.782 Mpa
2
b d 0.8 1000 85 2

(Ok!)

37

perlu

2m Rn
2 12.55 0.782
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00328
m
fy 12.55
240

Dipakai = 0.00475
min perlu maks = 0.00475 0.00475 0.036 oke!
Chek luas penampang tulangan
Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)
Luas tulangan (D10) =

1
1
.. d2 = . 3,14. 102 = 78,5 mm2
4
4

untuk luas tampang (As Ly) = perlu . b . dx


= 0,00475 . 1000 . 85
= 403.75 mm2
Jumlah tulangan (n) =

AsLy
403.75
=
= 5,14 ~ 6 batang
D10
78,5

spasi antar tulangan =

1000 1000
=
= 200 mm
6 1
n 1

Jadi dipakai D10-200


As = D10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2
Tulangan tumpuan arah y
Momen tumpuan arah y = 8,48 kNm
1.14 1.14
=
= 0.00475
fy 240

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.036
= 0.75

fy
600 + fy

(Ok!)

38

fy
240
=
= 12.55
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
8.48
=
= 1.467 Mpa
2
b d 0.8 1000 85 2

perlu

2m Rn
2 12.55 1.467
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00637
m
fy 12.55
240

Dipakai = 0.00637
min perlu maks = 0.00475 0.00637 0.036 oke!
Chek luas penampang tulangan
Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)
Luas tulangan (D10) =

1
1
.. d2 = . 3,14. 102 = 78,5 mm2
4
4

untuk luas tampang (As Ty) = perlu . b . dx


= 0,00637 . 1000 . 85
= 541.45 mm2
Jumlah tulangan (n) =

AsTx
541.45
=
= 6.89 ~ 7 batang
78,5
D10

spasi antar tulangan =

1000 1000
=
= 150 mm
7 1
n 1

Jadi dipakai D10-150


As = D10. n = 78,5 . 7 = 549.5 mm2 > 541.45 mm2

(Ok!)

b. Plat Tipe 2 (300x300)


Dari hasil analisa srtuktur diambil plat nomor 180 dengan hasil
output:

39

Momen tumpuan arah x = 11.55 kNm

Momen lapangan arah x = 10.30 kNm

Momen tumpuan arah y = 7.49 kNm

Momen lapangan arah y = 3.57 kNm

Penulangan plat lantai


- P (selimut beton)

= 20 mm

- Asumsi tulangan utama


Arah x , Dx = 10 mm
Arah y, Dy = 10 mm

- Tinggi Efektif
Arah x, dx = h p Dx/2 = 120 20 10/2 = 95 mm
Arah y, dy =h p Dx Dy/2 =120 20 10 10/2 = 85 mm

Dy

dy

Dx
Menghitung penulangan plat lantai
Digunakan lebar (b) = 1m = 1000 mm dan = 0,8
Tulangan lapangan arah x
Momen lapangan arah x = 3,12 kNm
1.14 1.14
=
= 0.00475
fy 240

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.036
= 0.75

fy
600 + fy

dx

40

fy
240
=
= 12.55
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
10.30
=
= 1.427 Mpa
2
b d 0.8 1000 95 2

perlu

2m Rn
2 12.55 1.427
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00619
m
fy 12.55
240

Dipakai = 0.00619
min perlu maks = 0.00475 0.00619 0.036 oke!
Chek luas penampang tulangan
Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)
Luas tulangan (D10) =

1
1
.. d2 = . 3,14. 102 = 78,5 mm2
4
4

untuk luas tampang (As Lx) = perlu . b . dx


= 0,00619 . 1000 . 95
= 588.05 mm2
Jumlah tulangan (n) =

AsLx
588.05
=
=7.49 ~ 8 batang
78,5
D10

spasi antar tulangan =

1000 1000
=
= 140 mm
8 1
n 1

Jadi dipakai D10-140


As = D10. n = 78,5 . 8 = 628 mm2 > 588.05 mm2
Tulangan tumpuan arah x
Momen tumpuan arah x = 11.55 kNm

(Ok!)

41

1.14 1.14
=
= 0.00475
fy 240

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.036
= 0.75

fy
600 + fy

fy
240
=
= 12.55
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
11.55
=
= 1.600 Mpa
2
b d 0.8 1000 95 2

perlu

2m Rn
2 12.55 1.600
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00697
m
fy 12.55
240

Dipakai = 0.00697
min perlu maks = 0.00475 0.00697 0.036 oke!
Chek luas penampang tulangan
Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)
Luas tulangan (D10) =

1
1
.. d2 = . 3,14. 102 = 78,5 mm2
4
4

untuk luas tampang (As Tx) = perlu . b . dx


= 0,00697 . 1000 . 95
= 662.15 mm2
Jumlah tulangan (n) =

AsTx
662.15
=
= 8.435 ~ 9 batang
D10
78,5

spasi antar tulangan =

1000 1000
=
= 120 mm
9 1
n 1

Jadi dipakai D10-120

42

As = D10. n = 78,5 . 9 = 706.5 mm2 > 662.15 mm2

(Ok!)

Tulangan lapangan arah y


Momen lapangan arah y = 3.57 kNm
1.14 1.14
=
= 0.00475
fy 240

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.036
= 0.75

fy
600 + fy

240
fy
=
= 12.55
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
3.57
=
= 0.618Mpa
2
b d 0.8 1000 85 2

perlu

2m Rn
2 12.55 0.618
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00261
240
m
fy 12.55

Dipakai = 0.00475

min perlu maks = 0.00475 0.00475 0.036 oke!


Chek luas penampang tulangan
Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)
Luas tulangan (D10) =

1
1
.. d2 = . 3,14. 102 = 78,5 mm2
4
4

untuk luas tampang (As Ly) = perlu . b . dx


= 0,00475 . 1000 . 85
= 403.75 mm2
Jumlah tulangan (n) =

AsLy
403.75
=
= 5,145 ~ 6 batang
D10
78,5

43

spasi antar tulangan =

1000 1000
=
= 200 mm
6 1
n 1

Jadi dipakai D10-200


As = D10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 403.75 mm2

(Ok!)

Tulangan tumpuan arah y


Momen tumpuan arah y = 7.49 kNm
1.14 1.14
=
= 0.00475
fy 240

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.036
= 0.75

fy
600 + fy

240
fy
=
= 12.55
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
7.49
=
= 1.296 Mpa
2
b d 0.8 1000 85 2

perlu

2m Rn
2 12.55 1.296
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00560
240
m
fy 12.55

Dipakai = 0.00560

min perlu maks = 0.00475 0.00560 0.036 oke!


Chek luas penampang tulangan
Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)
Luas tulangan (D10) =

1
1
.. d2 = . 3,14. 102 = 78,5 mm2
4
4

untuk luas tampang (As Ty) = perlu . b . dx


= 0,00560 . 1000 . 85

44

= 476.0 mm2
Jumlah tulangan (n) =

AsTx
476
=
= 6.06 ~ 7 batang
D10
78,5

spasi antar tulangan =

1000 1000
=
= 150 mm
7 1
n 1

Jadi dipakai D10-150


As = D10. n = 78,5 . 7 = 549.5 mm2 > 476.0 mm2

(Ok!)

c. Plat Tipe 3 (600x300)


Dari hasil analisa srtuktur diambil plat nomor 154 dengan hasil
output:
-

Momen tumpuan arah x = 7.03 kNm

Momen lapangan arah x = 6.78 kNm

Momen tumpuan arah y = 7.99 kNm

Momen lapangan arah x = 7.24 kNm

Penulangan plat lantai


- P (selimut beton)

= 20 mm

- Asumsi tulangan utama


Arah x , Dx = 10 mm
Arah y, Dy = 10 mm

- Tinggi Efektif
Arah x, dx = h p Dx/2 = 120 20 10/2 = 95 mm
Arah y, dy =h p Dx Dy/2 =120 20 10 10/2 = 85 mm

Dy

dy

Dx

dx

45

Menghitung penulangan plat lantai


Digunakan lebar (b) = 1m = 1000 mm dan = 0,8
Tulangan lapangan arah x
Momen lapangan arah x = 6.78 kNm
1.14 1.14
=
= 0.00475
fy 240

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.036
= 0.75

fy
600 + fy

240
fy
=
= 12.55
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
6.78
=
= 0.939 Mpa
2
b d 0.8 1000 95 2

perlu

2m Rn
2 12.55 0.939
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00401
240
m
fy 12.55

Dipakai = 0.00475

min perlu maks = 0.00475 0.00475 0.036 oke!


Chek luas penampang tulangan
Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)
Luas tulangan (D10) =

1
1
.. d2 = . 3,14. 102 = 78,5 mm2
4
4

untuk luas tampang (As Lx) = perlu . b . dx


= 0,00475 . 1000 . 95

46

= 451.25 mm2
Jumlah tulangan (n) =

Aslx
451.25
=
= 5,75 ~ 6 batang
78,5
D10

spasi antar tulangan =

1000 1000
=
= 200 mm
6 1
n 1

Jadi dipakai D10-200


As = D10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2

(Ok!)

Tulangan tumpuan arah x


Momen tumpuan arah x = 7.03 kNm
1.14 1.14
=
= 0.00475
fy 240

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.036
= 0.75

fy
600 + fy

240
fy
=
= 12.55
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
7.03
=
= 0.974 Mpa
2
b d 0.8 1000 95 2

perlu

2m Rn
2 12.55 0.974
1
1
= 0.00416
1 1
=
1 1
240
m
fy 12.55

Dipakai = 0.00475

min perlu maks = 0.00475 0.00475 0.036 oke!


Chek luas penampang tulangan
Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

47

Luas tulangan (D10) =

1
1
.. d2 = . 3,14. 102 = 78,5 mm2
4
4

untuk luas tampang (As Tx) = perlu . b . dx


= 0,00475 . 1000 . 95
= 451.25 mm2
Jumlah tulangan (n) =

AsTx
451.25
=
= 5,75 ~ 6 batang
78,5
D10

spasi antar tulangan =

1000 1000
=
= 200 mm
6 1
n 1

Jadi dipakai D10-200


As = D10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2

(Ok!)

Tulangan lapangan arah y


Momen lapangan arah y = 4.52 kNm
1.14 1.14
=
= 0.00475
fy 240

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.036
= 0.75

fy
600 + fy

240
fy
=
= 12.55
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
4.52
=
= 0.782 Mpa
2
b d 0.8 1000 85 2

perlu

2m Rn
2 12.55 0.782
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00328
240
m
fy 12.55

Dipakai = 0.00475

48

min perlu maks = 0.00475 0.00475 0.036 oke!


Chek luas penampang tulangan
Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)
Luas tulangan (D10) =

1
1
.. d2 = . 3,14. 102 = 78,5 mm2
4
4

untuk luas tampang (As Ly) = perlu . b . dx


= 0,00475 . 1000 . 95
= 451.25 mm2
Jumlah tulangan (n) =

AsLy
451.25
=
= 5,75 ~ 6 batang
78,5
D10

spasi antar tulangan =

1000 1000
=
= 200 mm
6 1
n 1

Jadi dipakai D10-200


As = D10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2
Tulangan tumpuan arah y
Momen tumpuan arah y = 7.24 kNm
1.14 1.14
=
= 0.00475
fy 240

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.036
= 0.75

fy
600 + fy

240
fy
=
= 12.55
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
7.24
=
= 1.003 Mpa
2
b d 0.8 1000 85 2

(Ok!)

49

perlu

2m Rn
2 12.55 1.003
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00429
240
m
fy 12.55

Dipakai = 0.00429

min perlu maks = 0.00475 0.00475 0.036 oke!


Chek luas penampang tulangan
Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)
Luas tulangan (D10) =

1
1
.. d2 = . 3,14. 102 = 78,5 mm2
4
4

untuk luas tampang (As Ty) = perlu . b . dx


= 0,00473 . 1000 . 85
= 402.05 mm2
Jumlah tulangan (n) =

AsTy
402.05
=
= 5.12 ~ 6 batang
D10
78,5

spasi antar tulangan =

1000 1000
=
= 200 mm
6 1
n 1

Jadi dipakai D10-200


As = D10. n = 78,5 . 6 = 471.0 mm2 > 502.05 mm2

(Ok!)

2. Plat Tangga
Dari hasil analisa srtuktur diambil plat nomor 1 dengan hasil
output:
-

Momen tumpuan arah x = 11,52 kNm

Momen lapangan arah x = 1,11 kNm

50

Momen tumpuan arah y = 1,87 kNm

Momen lapangan arah y = 3,11 kNm

Penulangan plat lantai


- P (selimut beton)

= 20 mm

- Asumsi tulangan utama


Arah x , Dx = 10 mm
Arah y, Dy = 10 mm

- Tinggi Efektif
Arah x, dx = h p Dx/2 = 120 20 10/2 = 95 mm
Arah y, dy =h p Dx Dy/2 =120 20 10 10/2 = 85 mm

Dy

dy

Dx
Menghitung penulangan plat lantai
Digunakan lebar (b) = 1m = 1000 mm dan = 0,8
Tulangan lapangan arah x
Momen lapangan arah x = 1,11 kNm
1.14 1.14
=
= 0.00475
fy 240

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.036
= 0.75

fy
+
fy
600

240
fy
=
= 12.55
0.85 fc 0.85 22.5

dx

51

Rn

Mu
1.11
=
= 0.154 Mpa
2
b d 0.8 1000 95 2

perlu

2m Rn
2 12.55 0.154
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00064
240
m
fy 12.55

Dipakai = 0.00475

min perlu maks = 0.00475 0.00475 0.036 oke!


Chek luas penampang tulangan
Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)
Luas tulangan (D10) =

1
1
.. d2 = . 3,14. 102 = 78,5 mm2
4
4

untuk luas tampang (As Lx) = perlu . b . dx


= 0,00475 . 1000 . 95
= 451.25 mm2
Jumlah tulangan (n) =

Aslx
451.25
=
= 5,75 ~ 6 batang
78,5
D10

spasi antar tulangan =

1000 1000
=
= 200 mm
6 1
n 1

Jadi dipakai D10-200


As = D10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2
Tulangan tumpuan arah x
Momen tumpuan arah x = 11,52 kNm

min

1.14 1.14
=
= 0.00475
fy 240

(Ok!)

52

maks

0.85 fc 1
600
= 0.036
= 0.75

fy
600 + fy

240
fy
=
= 12.55
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
11.52
=
= 1.596 Mpa
2
b d 0.8 1000 95 2

perlu

2m Rn
2 12.55 1.596
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00695
240
m
fy 12.55

Dipakai = 0.00475

min perlu maks = 0.00475 0.00695 0.036 oke!


Chek luas penampang tulangan
Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)
Luas tulangan (D10) =

1
1
.. d2 = . 3,14. 102 = 78,5 mm2
4
4

untuk luas tampang (As Tx) = perlu . b . dx


= 0,00695 . 1000 . 95
= 660.25 mm2
Jumlah tulangan (n) =

AsTx
660.25
=
= 8.41 ~ 9 batang
D10
78,5

spasi antar tulangan =

1000 1000
=
= 120 mm
9 1
n 1

Jadi dipakai D10-120


As = D10. n = 78,5 . 9 = 706.5 mm2 > 660.25 mm2
Tulangan lapangan arah y

(Ok!)

53

Momen lapangan arah y = 3.11 kNm


1.14 1.14
=
= 0.00475
fy 240

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.036
= 0.75

fy
600 + fy

240
fy
=
= 12.55
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
3.11
=
= 0.538 Mpa
2
b d 0.8 1000 85 2

perlu

2m Rn
2 12.55 0.538
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00227
240
m
fy 12.55

Dipakai = 0.00475

min perlu maks = 0.00475 0.00475 0.036 oke!


Chek luas penampang tulangan
Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)
Luas tulangan (D10) =

1
1
.. d2 = . 3,14. 102 = 78,5 mm2
4
4

untuk luas tampang (As Ly) = perlu . b . dx


= 0,00475 . 1000 . 85
= 403.75 mm2
Jumlah tulangan (n) =

AsLy
403.75
=
= 5,14 ~ 6 batang
D10
78,5

spasi antar tulangan =

1000 1000
=
= 200 mm
6 1
n 1

54

Jadi dipakai D10-200


As = D10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2

(Ok!)

Tulangan tumpuan arah y


Momen tumpuan arah y = 1.78 kNm
1.14 1.14
=
= 0.00475
fy 240

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.036
= 0.75

fy
600 + fy

240
fy
=
= 12.55
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
1.78
=
= 0.308 Mpa
2
b d 0.8 1000 85 2

perlu

2m Rn
2 12.55 0.308
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00065
240
m
fy 12.55

Dipakai = 0.00475

min perlu maks = 0.00475 0.00475 0.036 oke!


Chek luas penampang tulangan
Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)
Luas tulangan (D10) =

1
1
.. d2 = . 3,14. 102 = 78,5 mm2
4
4

untuk luas tampang (As Ty) = perlu . b . dx


= 0,00475 . 1000 . 85
= 403.75 mm2

55

Jumlah tulangan (n) =

AsTy
403.75
=
= 5,14 ~ 6 batang
D10
78,5

spasi antar tulangan =

1000 1000
=
= 200 mm
6 1
n 1

Jadi dipakai D10-200


As = D10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2

(Ok!)

D. Perhitungan Balok
1. Balok 350/200 (B1)

a. Data-data balok
-

Tinggi balok (h)

: 350 mm

Lebar balok (b)

: 200 mm

Selimut beton (p)

: 40 mm

Diameter tul. utama

: 12 mm

Diameter tul. sengkang

: 8 mm

Mutu baja (fy)

: 300 Mpa

Mutu beton (fc)

: 22.5 Mpa

Tinggi efektif, d = h p - tul. Sengkang tul. utama


= 350 40 8 6
= 296 mm

Dari hasil analisis dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh


data-data sebagai berikut :
M tumpuan = - 30860000 Nmm (frame 130)
M lapangan = + 20280000 Nmm

56

b. Penulangan balok
-

Penulangan balok tumpuan


M

= 30860000 Nmm
1.14 1.14
=
= 0.0038
fy 300

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.027
= 0.75

fy
600 + fy

300
fy
=
= 15.69
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
30860000
=
= 2.202 Mpa
2
b d 0.8 200 296 2

perlu

2m Rn
2 15.69 2.202
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00782
300
m
fy 15.69

Dipakai = 0.00782

min perlu maks = 0.00380 0.00782 0.027 oke!

As

=.b.d
= 0,00782. 200. 296
= 462.944 mm2

Jumlah tulangan (n)

350
=

As
D12

462.944
113.1

= 4.093 ~ 5 batang

200

57

Dipakai 5D 12 ( = 663.70 mm2)


As

= 0,5 . As
= 0,5 . 462.944
= 231.47 mm2

Jumlah tulangan (n)

As
D12

231.47
113.10

= 2.04 ~ 3 batang
Dipakai 3D12 ( = 339.30 mm2)
Cek spasi (s) = (200-(2x25)-(2x10)-(5x12))/2
= 35 mm 25 mm oke!
-

Penulangan balok lapangan


M

Rn

= 20280000 Nmm

Mu
20280000
=
= 1.447 Mpa
2
b d 0.8 200 296 2

perlu

2m Rn
2 15.69 1.447
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00502
300
m
fy 15.69

Dipakai = 0.00502
As

=.b.d
= 0,00502. 200. 296
= 297.184 mm2

Jumlah tulangan (n)

350
=

As
D12
200

58

297.184
113.10

= 2.63 ~ 3 batang
Dipakai 3D 12 ( = 339.30 mm2)
As

= 0,5 . As
= 0,5 . 294.184
= 147.42 mm2

Jumlah tulangan (n)

As'
D12

147.42
113.10

= 1.303 ~ 2 batang
Dipakai 2D12 ( = 226.20 mm2)
Cek spasi (s) = (200-(2x25)-(2x10)-(5x12))/2
= 35 mm 25 mm oke!
c. Perhitungan tulangan geser
Vu = 13,71 kN
Ukuran balok 350/20 cm
Vn =

Vu

Vc = 1/6 .
= 1/6 .

13,71
= 22,85 kN
0,6

fc . b . d

22.5 . 200 . 296 . 10-3

= 46.80 kN
Vs = (Vn Vc)

= (22.85 46.80)

59

= -23.95 kN
Karena Vs 0, maka secara teoritis tidak memerlukan tulangan
geser.
Digunakan sengkang 8 200 mm.

2. Balok 500/250 (B2)

a. Data-data balok
-

Tinggi balok (h)

: 500 mm

Lebar balok (b)

: 250 mm

Selimut beton

Diameter tul. utama

: 16 mm

Diameter tul. sengkang

: 10 mm

Mutu baja (fy)

: 300 Mpa

Mutu beton (fc)

: 22.5 Mpa

Tinggi efektif, d = h p - tul. Sengkang tul. utama

(p) : 40 mm

= 500 40 10 8
= 442 mm
Dari hasil analisis dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh
data-data sebagai berikut :
M tumpuan = - 80840000 Nmm (frame 78)
M lapangan = + 72640000 Nmm
b. Penulangan balok
-

Penulangan balok tumpuan

60

= 80840000 Nm
1.14 1.14
=
= 0.0038
fy 300

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.027
= 0.75

fy
600 + fy

300
fy
=
= 15.69
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
80840000
=
= 2.069 Mpa
2
b d 0.8 250 442 2

perlu

2m Rn
2 15.69 2.069
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00732
300
m
fy 15.69

Dipakai = 0.00732

min perlu maks = 0.00380 0.00732 0.027 oke!


As

=.b.d
= 0,00732. 250. 442
= 808.86 mm2

Jumlah tulangan (n)

As
D16

808.860
201.10

= 4.022 ~ 5 batang
Dipakai 5D 16 ( = 1005.30 mm2)
As

500

= 0,5 . As
= 0,5 . 808.86

250

61

= 404.43 mm2
Jumlah tulangan (n)

As
D16

404.43
201.10

= 2.011 ~ 4 batang
Dipakai 4D16 ( = 603.20 mm2)
Cek spasi (s) = (250-(2x25)-(2x10)-(5x16))/3
= 33 mm 25 mm oke!
-

Penulangan balok lapangan


M

Rn

= 72640000 Nmm

Mu
72640000
=
=1.859 Mpa
2
b d 0.8 250 442 2

perlu

2m Rn
2 15.69 1.859
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00653
300
m
fy 15.69

Dipakai = 0.00653
As

=.b.d
= 0,00653. 250. 442
= 721.565 mm2

Jumlah tulangan (n)

As
D16

721.565
201.10

500

= 3.58 ~ 4 batang

250

62

Dipakai 4 D 16 ( = 804.20 mm2)


As

= 0,5 . As
= 0,5 . 721.565
= 360.7825 mm2

Jumlah tulangan (n)

As'
D16

360.7825
201.10

= 1.794 ~ 2 batang
Dipakai 2D16 ( = 402.20 mm2)
Cek spasi (s) = (250-(2x25)-(2x10)-(5x16))/3
= 33 mm 25 mm oke!
c. Perhitungan tulangan geser
Vu = 34.65 kN
Ukuran balok 500/250 cm
Vn =

Vu

Vc = 1/6 .
= 1/6 .

34.65
= 57.75 kN
0,6

fc . b . d

22.5 . 250 . 442 . 10-3

= 87.35 kN
Vs = (Vn Vc)

= (57.75 87.35)
= -29.6 kN

Karena Vs 0, maka secara teoritis tidak memerlukan tulangan


geser.

63

Digunakan sengkang 10 200 mm.

3. Balok 600/300 (B3)

a. Data-data balok
-

Tinggi balok (h)

: 600 mm

Lebar balok (b)

: 300 mm

Selimut beton

Diameter tul. utama

: 16 mm

Diameter tul. sengkang

: 10 mm

Mutu baja (fy)

: 300 Mpa

Mutu beton (fc)

: 22.5 Mpa

Tinggi efektif, d = h p - tul. Sengkang tul. utama

(p) : 40 mm

= 600 40 10 8
= 542 mm
Dari hasil analisis dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh
data-data sebagai berikut :
M tumpuan = - 228720000 Nmm (frame 975)
M lapangan = + 147480000 Nmm
b. Penulangan balok
-

Penulangan balok tumpuan

64

= 228720000 Nm
1.14 1.14
=
= 0.0038
fy 300

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.027
= 0.75

fy
600 + fy

300
fy
=
= 15.69
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
228720000
=
= 3.244 Mpa
2
b d 0.8 300 542 2

perlu

2m Rn
2 15.69 3.244
1
1
1 1
=
1 1
= 0.01192
300
m
fy 15.69

Dipakai = 0.01192

min perlu maks = 0.00380 0.01192 0.027 oke!


As

=.b.d
= 0,01192. 300. 542
= 1938.192 mm2

Jumlah tulangan (n)

As
D16

1938.192
201.10

= 9.637 ~ 10 batang
Dipakai 10 D 16 ( = 2010.6 mm2)
As

600mm

= 0,5 . As
= 0,5 . 1938.192

300

65

= 969.096 mm2
Jumlah tulangan (n)

As'
D16

969.096
201.10

= 4.818 ~ 6 batang
Dipakai 6 D16 ( = 1005.30 mm2)
Cek spasi (s) = (300-(2x25)-(2x10)-(5x16))/4
= 37,5 mm 25 mm oke!
-

Penulangan balok lapangan


M

Rn

= 147480000 Nmm

Mu
147480000
=
= 2.091 Mpa
2
b d 0.8 300 542 2

perlu

2m Rn
2 15.69 2.091
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00739
300
m
fy 15.69

Dipakai = 0.00739
As

=.b.d
= 0,00739. 300. 542
= 1201.614 mm2

Jumlah tulangan (n)

As
D16

1201.614
201.10

= 5.97 ~ 6 batang

600mm

66

Dipakai 6 D 16 ( = 1206.40 mm2)


As

= 0,5 . As
= 0,5 . 1201.614
300

= 600.807 mm2
Jumlah tulangan (n)

As'
D16

600.807
201.10

= 2.98 ~ 3 batang
Dipakai 3 D16 ( = 603.20 mm2)
Cek spasi (s) = (300-(2x25)-(2x10)-(6x16))/2
= 67 mm 25 mm oke!
c. Perhitungan tulangan geser
Vu = 113.58 kN
Ukuran balok 600/300 cm
Vn =

Vu

Vc = 1/6 .
= 1/6 .

113.58
=189.3kN
0,6

fc . b . d

22.5 . 300 . 542 . 10-3

= 128.54 kN
Vs = (Vn Vc)

= (189.3 128.54)
= 60.76 kN

Karena Vs 0 maka perlu tulangan geser.


Digunakan sengkang 10 (Av = 157 mm2)

67

Av.d . fx 157.542.300.10 3
= 420.148 mm
=
60.76
Vs

Ditentukan syarat sengkang maksimal


Tumpuan : (1/2 .d)

= (1/2. 542)

= 271 mm

Lapangan : (1/4. d)

= (1/4. 542)

= 135.5 mm

Jadi digunakan tulangan sengkang :


Tumpuan : 10 150 mm
Lapangan : 10 150 mm
Digunakan sengkang 10 150 mm

4. Balok 300/200 (B4)

a. Data-data balok
-

Tinggi balok (h)

: 300 mm

Lebar balok (b)

: 200 mm

Selimut beton

Diameter tul. utama

: 12 mm

Diameter tul. sengkang

: 8 mm

Mutu baja (fy)

: 300 Mpa

Mutu beton (fc)

: 22.5 Mpa

Tinggi efektif, d = h p - tul. Sengkang tul. utama

(p) : 40 mm

= 300 40 8 6
= 246 mm

68

Dari hasil analisis dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh


data-data sebagai berikut :
M tumpuan = - 20370000 Nmm (frame 933)
M lapangan = + 19920000 Nmm
b. Penulangan balok
-

Penulangan balok tumpuan


M

= 20370000 Nm
1.14 1.14
=
= 0.0038
fy 300

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.027
= 0.75

+
fy
fy
600

300
fy
=
= 15.69
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
20370000
=
= 2.103 Mpa
2
b d 0.8 200 246 2

perlu

2m Rn
2 15.69 2.103
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00744
300
m
fy 15.69

Dipakai = 0.00744

min perlu maks = 0.00380 0.00744 0.027 oke!


As

=.b.d
= 0,00744. 200. 246
= 366.048 mm2

300

69

Jumlah tulangan (n)

As
D12

366.048
113.10

= 3.23 ~ 4 batang
Dipakai 4 D 12 ( = 452.40 mm2)
As

= 0,5 . As
= 0,5 . 366.048
= 183.024 mm2

Jumlah tulangan (n)

As'
D12

183.024
113.10

= 1.61 ~ 2 batang
Dipakai 2 D12 ( = 226.20 mm2)
Cek spasi (s) = (300-(2x25)-(2x10)-(4x12))/2
= 41 mm 25 mm oke!
-

Penulangan balok lapangan


M

Rn

= 19920000 Nmm

Mu
19920000
=
= 2.057 Mpa
2
b d 0.8 200 246 2

2m Rn
2 15.69 2.057
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00727
300
m
fy 15.69

Dipakai = 0.00727

perlu=

70

=.b.d

As

= 0,00727. 200. 246


= 357.684 mm2
Jumlah tulangan (n)

As
D12

357.684
113.10

300

= 3.16 ~ 4 batang
Dipakai 4 D 12 ( = 452.40 mm2)
As

200

= 0,5 . As
= 0,5 . 357.684
= 178.842 mm2

Jumlah tulangan (n)

As'
D12

178.842
113.10

= 1.58 ~ 2 batang
Dipakai 2 D12 ( = 226.20 mm2)
Cek spasi (s) = (300-(2x25)-(2x10)-(4x12))/2
= 41 mm 25 mm oke!
c. Perhitungan tulangan geser
Vu = 12.94 kN
Ukuran balok 300/200 cm
Vn =

Vu

12.94
= 21.56kN
0,6

71

Vc = 1/6 .
= 1/6 .

fc . b . d

22.5 . 200 . 246 . 10-3

= 38.89 kN
Vs = (Vn Vc)

= (21.56 38.89)
= -17.33 kN

Karena Vs 0, maka secara teoritis tidak memerlukan tulangan


geser.
Digunakan sengkang 8 200 mm.

5. Balok 400/200 (B5)

a. Data-data balok
-

Tinggi balok (h)

: 600 mm

Lebar balok (b)

: 300 mm

Selimut beton

Diameter tul. utama

: 16 mm

Diameter tul. sengkang

: 10 mm

Mutu baja (fy)

: 300 Mpa

Mutu beton (fc)

: 22.5 Mpa

Tinggi efektif, d = h p - tul. Sengkang tul. utama

(p) : 40 mm

= 400 40 10 8
= 342 mm

72

Dari hasil analisis dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh


data-data sebagai berikut :

M tumpuan = - 45810000 Nmm (frame 224)


M lapangan = + 41820000 Nmm
b. Penulangan balok
-

Penulangan balok tumpuan


M

= 45810000 Nm
1.14 1.14
=
= 0.0038
fy 300

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.027
= 0.75

+
600
fy
fy

300
fy
=
= 15.69
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
45810000
=
= 2.447 Mpa
2
b d 0.8 200 342 2

perlu

2m Rn
2 15.69 2.447
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00875
300
m
fy 15.69

Dipakai = 0.00875

min perlu maks = 0.00380 0.00854 0.027 oke!


As

=.b.d
= 0,00875. 200. 342
= 598.5 mm2

400

200

73

Jumlah tulangan (n)

As
D16

598.5
201.10

= 2.97 ~ 3 batang
Dipakai 3 D 16 ( = 603.20 mm2)
As

= 0,5 . As
= 0,5 . 598.5
= 299.25 mm2

Jumlah tulangan (n)

As'
D16

299.25
201.10

= 1.48 ~ 2 batang
Dipakai 2 D 16 ( = 402.20 mm2)
Cek spasi (s) = (200-(2x25)-(2x10)-(3x16))/2
= 27 mm 25 mm oke!
-

Penulangan balok lapangan


M

Rn

= 41820000 Nmm

Mu
41820000
=
= 2.234 Mpa
2
b d 0.8 200 342 2

perlu=
2m Rn
2 15.69 2.234
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00794
300
m
fy 15.69

Dipakai = 0.00794

74

=.b.d

As

= 0,00794. 200. 342


= 543.096 mm2
Jumlah tulangan (n)

As
D16

543.096
201.10

= 2.70 ~ 3 batang
300

Dipakai 3 D 16 ( = 603.20 mm2)


As

= 0,5 . As
= 0,5 . 543.096

200

= 271.548 mm
Jumlah tulangan (n)

As'
D16

271.548
201.10

= 1.35 ~ 2 batang
Dipakai 2 D16 ( = 402.20 mm2)
Cek spasi (s) = (200-(2x25)-(2x10)-(3x16))/2
= 27 mm 25 mm oke!
c. Perhitungan tulangan geser
Vu = 29.07 kN
Ukuran balok 400/200 cm
Vn =

Vu

29.07
= 48.45kN
0,6

75

Vc = 1/6 .
= 1/6 .

fc . b . d

22.5 . 200 . 342 . 10-3

= 54.07 kN
Vs = (Vn Vc)

= (48.45 54.07)
= -5.62 kN

Karena Vs 0, maka secara teoritis tidak memerlukan tulangan


geser.
Digunakan sengkang 10 200 mm.

6. Balok 250/175 (B6)

a. Data-data balok
-

Tinggi balok (h)

: 600 mm

Lebar balok (b)

: 300 mm

Selimut beton

Diameter tul. utama

: 10 mm

Diameter tul. sengkang

: 6 mm

Mutu baja (fy)

: 300 Mpa

Mutu beton (fc)

: 22.5 Mpa

Tinggi efektif, d = h p - tul. Sengkang tul. utama

(p) : 40 mm

= 250 40 6 5
= 199 mm
Dari hasil analisis dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh
data-data sebagai berikut :

76

M tumpuan = - 2980000 Nmm (frame 1147)


M lapangan = + 1540000 Nmm
b. Penulangan balok
-

Penulangan balok tumpuan


M

= 2980000 Nm
1.14 1.14
=
= 0.0038
fy 300

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.027
= 0.75

fy
600 + fy

300
fy
=
= 15.69
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

Mu
2980000
=
= 0.537 Mpa
2
b d 0.8 175 199 2

perlu

2m Rn
2 15.69 0.537
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00181
300
m
fy 15.69

Dipakai = 0.00380

min perlu maks = 0.00380 0.00380 0.027 oke!


As

=.b.d
= 0,00380. 175. 199
= 132.335 mm2

Jumlah tulangan (n)

As
D10
400

132.335
78.50

200

77

= 1.68 ~ 2 batang
Dipakai 2 D 10 ( = 157.00 mm2)
As

= 0,5 . As
= 0,5 . 132.335
= 66.1675 mm2

Jumlah tulangan (n)

As'
D10

66.1675
78.50

= 0.84 ~ 2 batang
Dipakai 2 D 10 ( = 157.00 mm2)
Cek spasi (s) = (200-(2x25)-(2x10)-(2x10))
= 110 mm 25 mm oke!

Penulangan balok lapangan


M

Rn

= 1540000 Nmm

Mu
1540000
=
= 0.277 Mpa
2
b d 0.8 175 199 2

perlu=
2m Rn
2 15.69 0.277
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00093
300
m
fy 15.69

Dipakai = 0.00093
As

=.b.d
= 0,00093. 175. 199

78

= 32.387 mm2
Jumlah tulangan (n)

As
D10

32.387
78.50

300

= 0.41 ~ 2 batang
Dipakai 2 D 10 ( = 157.00 mm2)
As

200

= 0,5 . As
= 0,5 . 32.387
= 16.193 mm2

Jumlah tulangan (n)

As'
D10

16.193
78.50

= 0.20 ~ 2 batang
Dipakai 2 D10 ( = 157.00 mm2)
Cek spasi (s) = (200-(2x25)-(2x10)-(2x10))
= 110 mm 25 mm oke!
c. Perhitungan tulangan geser
Vu = 3.32 kN
Ukuran balok 250/175 cm
Vn =

Vu

Vc = 1/6 .
= 1/6 .

3.32
= 5.53kN
0,6

fc . b . d

22.5 . 175 . 199 . 10-3

79

= 27.53 kN
Vs = (Vn Vc)

= (5.53 27.53)
= -22 kN

Karena Vs 0, maka secara teoritis tidak memerlukan tulangan


geser.
Digunakan sengkang 6 200 mm.

E. Perhitungan Kolom
1. Kolom 450/600

Diperkirakan selimut beton 40 mm, diameter tulangan utama 22


mm dan diameter sengkang 10 mm.

Dari hasil analisis struktur

diperoleh:
P = 1132,04 kN

= 1132040 N

V = 142,07 kN

= 142070 N

M= 327,97 kNm

= 327970000 Nmm

Penulangan Kolom
Kontrol

eksentrisitas

kolom

M 327970000
=
= 289,712 0,5 b = 300 mm
1132040
P
d

= 600 40 10 11 = 539 mm

Cb

Ab

= Cb x

600
600
d =
539 = 359.33 mm
600 + fy
600 + 300

= 359.33 x 0.85

(e)

80

= 305.430
Pnb

= Ab x b x 0,85 x fc
= 305.430 x 600 x 0.85 x 22,5
= 3504809,25 kN

Prb

= 0,65 x 3504809.25
= 2278126,01 kN > P

Kontrol keluluhan baja


d

= 40 + 10 +10 = 60 mm

300
fy
=
= 0.0015
Es 2 10 5

359.33 60
Cb d
Eb =
0.003 = 0.0025
359.33
Cb

s > y, maka baja desak sudah luluh, dipakai fy = 300 Mpa.


Mnb

= Ccb (h/2-a/2) + Tsb (h/2-d) + Ccb (h/2-d)


= 3504809,25 (370/2-305.430/2) + 2 Tsb (450/2-60)

327970000

= 3504809,25 (185-152,715) + 2 Tsb (225-60)

Tsb

= 650961,31

Ast

Ast

= 2169,87 < 0,01 b d = 0,01 x 450 x 539 = 2425,5 mm2

Dipakai As

= 2425,5 mm2

Tsb 650961.31
=
= 2169.87 mm 2
300
fy

Digunakan 8 D22, As = 3041,00 mm2 > 2425,50 mm2


Penulangan Geser kolom
Vu = 142,07 kN

81

Ukuran balok 600/450 cm

Vu

142,07
= 236,78 kN
0,6

Vn

Vc

= 1/6 .

fc . b . d

= 1/6 .

22.5 . 450 . 539 . 10-3

= 191,75 kN
Vs

= (Vn Vc)

= (236,78 191,75)
= 45,03 kN

Karena Vs 0 maka perlu tulangan geser.


Digunakan sengkang 10 (Av = 157 mm2)
S=

Av.d . fx 157.539.300.10 3
= 563,78 mm
=
45,03
Vs

Ditentukan syarat sengkang maksimal


S maks

: 300 mm

Jadi digunakan tulangan sengkang 10 150 mm

2. Kolom 600/600

Diperkirakan selimut beton 40 mm, diameter tulangan utama 22


mm dan diameter sengkang 10 mm.
diperoleh:
P = 522,79 kN

= 522790 N (frame 559)

V = 214,28 kN

= 214280 N

Dari hasil analisis struktur

82

M= 912,16 kNm

= 912160000 Nmm

Penulangan Kolom
Kontrol
=

eksentrisitas

kolom

M 912160000
=
= 1744,79 0,5 b = 300 mm
522790
P

= 600 40 10 11 = 539 mm

Cb

Ab

= Cb x

600
600
d =
539 = 359,33 mm
600 + fy
600 + 300

= 359,33 x 0.85
= 305,43
Pnb

= Ab x b x 0,85 x fc
= 305,43 x 800 x 0.85 x 22,5
= 4673130 kN

Prb

= 0,65 x 467313
= 3037534,5 kN > P

Kontrol keluluhan baja


d

= 40 + 10 +10 = 60 mm

300
fy
=
= 0.0015
Es 2 10 5

359,33 60
Cb d
Eb =
0.003 = 0.0025
359,33
Cb

s > y, maka baja desak sudah luluh, dipakai fy = 300 Mpa.


Mnb

= Ccb (h/2-a/2) + Tsb (h/2-d) + Ccb (h/2-d)

(e)

83

= 4673130 (520/2-305,43/2) + 2 Tsb (520/2-60)


912160000

= 4673130 (260-152,72) + 2 Tsb (260-60)

Tsb

= 1027066.53

Ast

Ast

= 3423,56 < 0,01 b d = 0,01 x 600 x 539 = 3234,0 mm2

Dipakai As

= 3423,56 mm2

Tsb 1027066,53
=
= 3423,56 mm 2
300
fy

Digunakan 8 D25, As = 3927,00 mm2 > 3423,56 mm2


Penulangan Geser kolom
Vu = 214,28 kN
Ukuran balok 600/600 cm

Vu

214,28
= 357,13 kN
0,6

Vn

Vc

= 1/6 .

fc . b . d

= 1/6 .

22.5 . 600 . 539 . 10-3

= 255,67 kN
Vs

= (Vn Vc)

= (357,13 255,67)
= 101,46 kN

Karena Vs 0 maka perlu tulangan geser.


Digunakan sengkang 10 (Av = 157 mm2)

Av.d . fx 157.539.300.10 3
S=
= 250,22 mm
=
101,46
Vs
Ditentukan syarat sengkang maksimal
S maks

: 300 mm

84

Jadi digunakan tulangan sengkang 10 150 mm

F. Perhitungan Pondasi Footplat

1.50 m

1.50 m

0,5 m
1,50 m

Dari analisa perhitungan sap 2000 diperoleh data sebagai berikut:


Pu

: 446,7393 kN (joints 1)

Mx

: 820,7437 kNm (joints 1)

Berdasarkan data penyelidikan tanah diperoleh data bahwa tegangan ijin tanah
pada kedalaman 4,20 m adalah sebesar 5 kg per cm2. Dengan angka keamanan

85

0,6 maka tegangan ijin tanah yang dipakai adalah sebesar 3 kg per cm2
(3x9,81x104 = 294,30 kN/m2)
a.

Menentukan tebal pondasi


Tebal telapak pondasi (h) diambil 0,50 m

b. Perhitungan tegangan izin netto (netto) akibat beban yang bekerja


Timbunan tanah diatas pondasi diabaikan
-

Tegangan izin tanah (Qu)

= 294,30 kN/m2

Berat pondasi = h . gb = 0,50 . 24

= 12,00 kN/m2

Berat urugan = (Df h) . = (4,2 0,5) x 18

= 66,60 kN/m2

netto = 216,10 kN/m2


c. Perhitungan dimensi bidang dasar pondasi

Pu

A perlu

Dipilih

pondasi

netto

446,7393
= 2,067 m 2
216,10
bentuk

bujursangkar,

maka

lebar

2,067 = 1,44 m

Jadi dipakai pondasi ukuran (A) = (1,50 x 1,50) m


d. Perhitungan tegangan netto ( u

netto

Pu
A

netto)

akibat beban berfaktor

446,7393
1,50 1,50

e. Kontrol kekuatan geser


-

Tebal pondasi (h)

= 500 mm

Selimut beton (P)

= 70 mm

= 198,55 kN/m2

pondasi

86

Diameter tulangan (D) = 20 mm

Tinggi efektif (d)

= h p D D/2
= 500 70 20 10
= 400 mm

Untuk aksi dua arah


-

Gaya geser berfaktor (Vu)


Vu

= u

netto

. [luas beban geser - ( A dasar pondasi A dasar

kritis)]
Luas beban geser = B . L
A dasar pondasi = d + b kolom
A dasar kritis
Vu

= u

netto

= d + h kolom
. [(B . L) ((d + b kolom) . (d + h kolom))]

= 198,55 . [(1,50 . 1,50) ((0,4 + 0,6) . (0,4 + 0,6))]


= 198,55 . 1.25
= 248,1875 kN = 248,19 kN
-

Gaya geser nominal ( Vc)

Vc = . 1/3 . bo . d .
bo

fc

= 2 (d + b kolom) + 2 ( d + h kolom)

Vc = . 1/3 . 2 (d + b kolom) + 2 (d + h kolom) . d .

fc

87

= 0,6 . 1/3 . 2 ( 400 + 600) + 2 (400 + 600) . 400 .

22.5

= 1265311,06 N = 1265 kN

Vc = 1265 kN Vu = 248,19 kN
tebal plat mencukupi untuk memikul gaya geser, sehingga tulangan
geser tidak perlu diperhatikan.
Untuk aksi satu arah
-

Gaya geser berfaktor pada penampang kritis (Vu)


x

1.50 m

1.50 m

B bkolom
x=y=
-d
2

Vu

1,50 0,6
=
- 0,4
2

= netto . luas beban geser

B bkolom
= netto .
-d.B
2

= 198,55 . 0,05 . 1,50


Vu

= 14,89 kN

= 0,05 m

88

Kuat geser nominal beton

Vc

= 1/6 . bw . d .

fc ; bw = B

= 0,6 . 1/6 . 1500 . 400 .

22,5

= 284604,99 N = 284,60 kN

Vc = 284,60 kN Vu = 14,89 kN
jadi tebal plat mencukupi untuk memikul gaya geser, sehingga
tulangan geser tidak perlu diperhitungkan.
f. Menentukan momen akibat beban berfaktor
Momen pada penampang kritis (sisi kolom luar)
2

L bkolom
Mu = . netto .
.B
2

1,50 0,6
= . 198,55 .
. 1,50
2

= 30,15 kNm
g. Perhitungan luas tulangan lentur
K perlu

Mu
=
.b.d 2

30,15.10 6
=
= 0,15
0,8.1500.400 2

1.14 1.14
=
= 0.0038
fy 300

min

maks

0.85 fc 1
600
= 0.027
= 0.75

600 + fy
fy

89

300
fy
=
= 15.69
0.85 fc 0.85 22.5

Rn

30,15 .10 6
Mu
=
= 0,157 Mpa
b d 2 0.8 1500 400 2

perlu

2m Rn
2 15.69 0,157
1
1
1 1
=
1 1
= 0.00053
300
m
fy 15.69

Dipakai = 0.00380
min perlu maks = 0.00380 0.00380 0.027 oke!
As perlu = . b . d
= 0,00380 . 1500 . 400
= 2280 mm2
luas tulangan permeter lebar:
As

ASperlu
2280
= 1520 mm2
=
1,50
B

= 314,20 mm2

D20

jumlah tulangan (n) =

AS
1520
=
314,20
D 20

= 4,84 ~ 5 batang

chek luas tulangan


dipakai 5 D 20
AS1

= 1570,80 mm2

AS1

= 1570,80 mm2 AS = 1520 mm2 (ok!)

90

Jarak antar tulangan (s)


D 20 AS 1
=
s
B
314,2
s

1570,80 . s
s

1570,80
1500
= 471300

= 300,03 mm ~ 300 mm

jadi dipakai D20 - 300

BAB IV
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

A. SYARAT SYARAT UMUM


PASAL 1. PERATURAN UMUM
Tata laksana dalam penyelenggaraan bangunan ini dilaksanakan berdasarkan
peraturan-peraturan sebagai berikut:
1. Undang-undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
2. Keputusan Presiden RI No. 17 tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan
APBN dan Keputusan Presiden RI No. 80 tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Instalasi Pemerintah.
3. SKB Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Ketua BAPPENAS
Nomor

S 42 / A / 2000
S 2262 / D.2 / 05

tanggal 3 Mei 2000

4. SEB. BAPPENAS dan Menteri Keuangan Republik Indonesia.


Nomor

181 / D.VI / 01 / 1999


SE 07 / A / 21 / 1999

tanggal 11 Januari 1999

5. SK. Direktur Jenderal Cipta Karya Dep. UN. NO. 295/KPTS/CK/1997


tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman Operasional Penyelenggaraan
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
6. Pedoman dari Direktur Jendral Cipta Karya Dep. PU dan Tenaga Listrik
tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Tahun 1973 1974.

89

90

7. SK. Menteri Pu. No. 61/KPTS/1981, tanggal 10 Maret 1981 tentang Prosedur
Pokok Pengadaan Bangunan Gedung Negara.
8. Keputusan Menteri PU RI No. 147/KOTS/1991 tentang Pedoman Pelaksanaan
Evaluasi Penawaran Kontrak Harga Satuan pada Penunjukan Langsung
Pengadaan Jasa Konstruksi, tanggal 28 Maret 1991.
9. Peraturan daerah setempat.
10. Sertifikat oleh LPJK yang sudah diregistrasi.

PASAL 2. PEMBERI TUGAS PEKERJAAN

Pemberi Tugas pekerjaan ini adalah Pemimpin Proyek Kegiatan Pembangunan


Rumah Sakit Orthopedi Ortho Satria Media Sokaraja Purwokerto.

PASAL 3. DIREKSI PEKERJAAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini yang bertindak sebagai direksi adalah pengelola
proyek yang terdiri :
1. Pengelola Administrasi dan Keuangan proyek dari unsur pemegang mata
anggaran.
2. Pengelola Teknik adalah Unsur Teknik Proyek.

PASAL 4. KONSULTAN PERENCANA

1. Perencana untuk pekerjaan ini adalah PT. Ortho Satria Media, Jl. Dr. Angka
No.20 Purwokerto Telp: ( 0281) 6716679.

91

2. Perencana berkewajiban untuk berkonsultasi dengan pihak proyek pada tahap


perencanaan dan penyusunan dokumen pelaksanaan.
3. Perencana berkewajiban mengadakan pengawasan berkala (dua minggu
sekali).
4. Perencana tidak dibenarkan merubah ketentuan-ketentuan pelaksanaan
pekerjaan sebelum mendapat izin dari Pemberi Tugas.
5. Bilamana perencana menjumpai kejanggalan-kejanggalan dalam pelaksanaan
atau menyimpang dari bestek, supaya segera memberitahukan kepada Pemberi
Tugas.

PASAL 5. KONSULTAN PENGAWAS

Konsultan Pengawas untuk pekerjaan ini adalah PT. ORTHO SATRIA MEDIA
1. Dalam pelaksanaan sehari-hari di tempat pekerjaan, sebagai supervisi di
lapangan adalah konsultan pengawas.
a. Konsultan Pengawas tidak dibenarkan merubah ketentuan-ketentuan
pekerjaan sebelum mendapatkan izin dari Pemberi Tugas.
b. Bilamana Konsultan Pengawas menjumpai kejanggalan-kejanggalan
dalam pelaksanaan atau penyimpangan dari bestek, supaya segera
memberitahukan kepada Pemberi Tugas.
2. Konsultan Pengawas diwajibkan menyusun rekaman pengawasan selama
pekerjaan berlangsung dari 0 % - 100 % disampaikan kepada Pemberi Tugas.

92

PASAL 6. PEMBORONG/KONTRAKTOR

Perusahaan berstatus badan hukum yang usaha pokoknya adalah melaksanakan


pekerjaan pemborongan bangunan yang memenuhi syarat-syarat administrasi,
teknis dan biaya, yang ditetapkan oleh Pemberi Tugas/Pengguna Jasa untuk
melaksanakan pekerjaan pembangunan tersebut setelah diadakan penunjukan
langsung untuk pekerjaan ini.

PASAL 7. PEMBERIAN PENJELASAN

1. Pemberian penjelasan (aanwijzing) akan dilaksanakan pada:


a. Hari

b. Tanggal :
c. Waktu :
d. Tempat :
2. Berita acara pemberian penjelasan (aanwijzing) dapat diambil pada:
a. Hari

b. Tanggal :
c. Waktu :
d. Tempat :

PASAL 8. PENUNJUKAN LANGSUNG

1. Penunjukan langsung akan dilakukan dengan cara penunjukan langsung sesuai


Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003.

93

2. Pemasukan surat penawaran dilakukan paling lambat pada:


a. Hari

b. Tanggal :
c. Waktu :
d. Tempat :

3. Pembukaan surat penawaran akan dilakukan pada:


a. Hari

b. Tanggal :
c. Wakyu :
d. Tempat :
4. Wakil Pemborong yang mengikuti / menghadiri penunjukan langsung ini
harus membawa surat kuasa bermaterai Rp. 6000,- dari Direktur Pemborong
dan bertanggung jawab penuh.

PASAL 9. SAMPUL SURAT PENAWARAN

1. Sampul surat penawaran ukuran 25 x 40 cm warna putih dan tidak tembus


pandang.
2. Sampul surat penawaran yang sudah berisi surat penawaran lengkap dengan
lampiran-lampirannya supaya ditutup (dilem) dan diberi lak pada 5 tempat,
dan tidak diberi kode, cap, cicin, atau kop perusahaan ataupun kose-kode
lainnya.

94

3. Sampul surat penawaran di sebelah kiri atas dan di sebelah kanan bawah
supaya ditulis sebagai berikut

DOKUMEN PENUNJUKAN LANGSUNG


PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ORTHOPEDI ORTHO
SATRIA MEDIA SOKARAJA-PURWOKERTO

Hari

: .

Tanggal

: .

Waktu

: .

Tempat

: .

PASAL 10. PERSYARATAN PENAWARAN

1. Penawaran yang diminta adalah penawaran sama sekali lengkap menurut


gambar, ketentuan-ketentuan RKS serta berita acara aanwijzing.
2. Surat-surat yang dibuat oleh Pemborong harus dibuat di atas kertas kop
perusahaan untuk nama perusahaan/pemborong dan harus ditanda tangani dan
dicap serta di bawah tanda tangannya supaya disebutkan nama terangnya.
3. Bilamana surat penawaran tidak ditandatangani oleh Direktur Pemborong
sendiri harus dilampiri :

95

a. Surat kuasa dari Direktur Pemborong yang bersangkutan bermaterai Rp.


6000,- diberi tanggal dan cap perusahaan terkena pada meterai tersebut.
b. Satu exsemplar dari statulen
4. Surat penawaran supaya dibuat rangkap 3 (tiga) lengkap dengan lampiranlampirannya dan surat penawaran yang asli diberi materai Rp. 6000,- dan
materai supaya diberi tanggal terkena tanda tangan dan cap perusahaan.
5. Surat penawaran termasuk lampiran-lampiran supaya dimasukkan ke dalam
satu amplop sampul surat penawaran yang tertutup.
6. Dokumen penawaran ialah :
a. Foto Kopi Surat Undangan
b. Surat Penawaran
c. RAB dan Rekapitulasi
d. Daftar Harga Satuan Bahan dan Upah Kerja
e. Daftar Analisa
f. Daftar Harga Satuan Pekerjaan
g. Jadwal Kerja Pelaksanaan/Time Schedule

h. Foto copy Akte Pendirian Perusahaan lengkap dengan perubahannya


i.

Foto copy SIUJK

j.

Foto copy NPWP dan PKP

k. Foto copy Sertifikasi yang telah diregistrasi


l.

Foto copy Anggota KADIN yang masih berlaku

96

m. Referensi Bank Pemerintah khusus untuk proyek ini serta rekening koran
dengan saldo tiap akhir bulan min. 10 % dari nilai proyek untuk 3 bulan
terakhir.
n. Foto copy Neraca Perusahaan yang dikeluarkan Akuntan Publik
o. Daftar Susunan Pemilik Modal
p. Daftar Susunan Pengurus Perusahaan
q.

Daftar Tenaga Ahli yang ditugaskan untuk proyek ini

r. Daftar Peralatan yang digunakan


s. Foto copy domisili perusahaan
t.

Surat kesanggupan tunduk kepada Peraturan Daerah Setempat

u. Surat kesanggupan bekerjasama dengan golongan ekonomi lemah


setempat
v. Surat Kesanggupan melaksanakan dan membayar asuransi tenaga kerja
pada perum Astek dan IMB
w. Surat Kesanggupan mengadakan jaminan pelaksanaan sebesar 5 % dari
nilai kontrak
x. Foto copy bukti referensi pekerjaan 5 tahun terakhir disertai foto-foto
y. Foto copy Surat Jaminan Penawaran (Tender Garansi)
Yang menggunakan kertas kop perusahaan :
1). Surat Penawaran
2). Surat Pernyataan/Kesanggupan
3). RAB dan Rekapitulasi Halaman Pernyataan
4). Analisa Harga Satuan Pekerjaan halaman pertama

97

5). Daftar Harga Satuan Bahan dan Upah Tenaga halaman pertama
6). Daftar Harga Satuan Pekerjaan halaman pertama
7). Daftar Susunan Pemilik Modal Perusahaan
8). Daftar Susunan Pengurus Perusahaan
9). Daftar Personil yang ditugaskan untuk proyek ini
10). Daftar Peralatan
11). Surat Kuasa jika diperlukan
7. Bagi Pemborong yang sudah memasukkan surat penawaran, tidak dapat
mengundurkan diri dan terikat untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan tersebut, bilamana pekerjaan diberikan kepadanya menurut
penawaran yang diajukan.
8. Bagi Pemborong yang mengundurkan diri setelah ditunjuk akan dikenakan
sanksi yaitu :
a. Dicatat dalam Konduite
b. Tender Garansi dinyatakan hilang dan milik negara.
9. Kontrak dibuat .. ganda.

PASAL 11. PEMBERIAN/PELULUSAN PEKERJAAN

1. Pemberi Tugas akan memberikan pekerjaan kepada Pemborong sesuai dengan


peraturan yang berlaku.
2. SPK (GUNNING) akan diberikan kepada Pemborong yang telah ditunjuk
paling cepat dalam waktu 6 (enam) hari, paling lambat dalam waktu 10 hari
setelah pengumuman pemenang.

98

PASAL 12. PELAKSANA PEMBORONG

1. Bilamana

akan

dimulai

di

lapangan,

pihak

Pemborong

supaya

memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas.


2. Pemborong supaya menempatkan seorang kepala pelaksana yang ahli (S1
Sipil) dan diberi kuasa oleh Direktur Pemborong untuk bertindak atas
namanya.
3. Kepada Pelaksana yang diberi kuasa penuh harus selalu ditempat pekerjaan
agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah
ditugaskan oleh direksi.
4. Kepala Pelaksana supaya yang berpengalaman dalam pekerjaan gedung
bertingkat dan pembantu-pembantunya minimal memahami bestek dan
mengerti gambar.
PASAL 13. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Kontraktor sebelum mulai melaksanakan pekerjaan diharuskan mengadakan


penelitian antara lain :
a. Lapangan/bahan yang tersedia
b. Gambar-gambar secara menyeluruh
Pekerjaan harus dilaksanakan antara lain menurut :
a. RKS dan gambar-gambar detail untuk pekerjaan ini.
b. RKS dan segala perubahan-perubahannya dalam aanwijzing (berita acara
Aanwijzing).

c. Petunjuk-petunjuk pelaksanaan dari pemberi tugas/pengawas.

99

PASAL

14.

PENETAPAN

UKURAN-UKURAN

&

PERUBAHAN-

PERUBAHAN

1. Pemborong harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuranukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek.
2. Pemborong berkewajiban mencocokkan ukuran satu sama lain dan apabila ada
perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS segera dilaporkan kepada Pemberi
Tugas/Manajemen Konstruksi lapangan.
3. Bilamana ternyata terdapat selisih atau perbedaan ukuran dalam gambar dan
RKS, maka petunjuk pemberi tugas yang dijadikan pedoman.
4. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan-perubahan, maka
pemborong tidak berhak minta ongkos kerugian kecuali bilaman pihak
pemborong dapat membuktikan bahwa dengan adanya perubahan-perubahan
tersebut pemborong menderita kerugian.
5. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubaha, maka
perencana harus membuat gambar perubaha (refisi) dengan tanda garis
berwarna di atas gambar aslinya. Kesemuanya atas biaya perencana, gambar
perubahan tersebut harus disetujui oleh Pemberi Tugas (tertuang dalam berita
acara perubahan pekerjaan).
6. Di dalam pelaksanaan., Pemborong tidak boleh menyimpang dari ketentuan
RKS dan ukuran-ukuran gambar, kecuali seizin dan sepengetahuan pemberi
tugas.

100

PASAL 15. PENJAGAAN DAN PENERANGAN

1. Pemborong harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam)
dalam kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan,
gudang dan lain-lain.
2. Untuk

kepentingan

keamanan

dan

penjagaan

perlu

diadakan

penerangan/lampu pada tempat tertentu, satu sama hal lain tersebut atas
kehendak Direksi.
3. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lainnya
yang disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan, apabila terjadi
kebakaran dan pencurian, maka harus segera mendatangkan gantinya untuk
kelancaran pekerjaan.
4. Pemborong harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran sabotase di tempat
pekerjaan, alat-alat kebakaran atau alat-alat bantu lain untuk keperluan yang
sama harus selalu berada di tempat pekerjaan.
5. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian dalam
pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan materi juga gudang dan lain-lain
sepenuhnya.

PASAL 16. KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Bilamana terjadi kecelakaan, Pemborong harus segera mengambil tindakan


penyelamatan dan segera memberitahukan kepada pemberi tugas.

101

2. Pemborong harus memenuhi atau mentaati peraturan-peraturan tentang


perawatan korban dan keluarganya.
3. Pemborong harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syaratsyarat palang merah.
4. Pemborong selain memberikan pertolongan kepada pekerjanya, juga selalu
memberikan bantuan pertolongan kepada pihak ketiga dan menyediakan air
minum yang memenuhi syarat kesehatan.
5. Pemborong diwajibkan mentaati undang-undang keselamatan kerja.

PASAL 17. PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN

1. Semua bahan-bahan untuk pekerjaan ini sebelum digunakan harus mendapat


persetujuan dari Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.
2. Semua bahan-bahan bangunan yang disahkan yang telah dinyatakan oleh
Pemberi Tugas tidak dapat dipakai (afkeur) harus segera disingkirkan keluar
lapangan pekerjaan dan hal ini menjadi tanggung jawab Pemborong.
3. Melanjutkan pekerjaan dengan bahan-bahan yang telah ditolak, maka Pemberi
Tugas/Pengawas Lapangan berhak memerintahkan membongkar dengan
perintah tertulis dan harus diganti dengan bahan-bahan yang telah memenuhi
syarat atas resiko/ tanggung jawab Pemborong.
4. Bilamana Pemberi Tugas ragu/ sanksi terhadap mutu (kualitas) bahan
bangunan yang akan digunakan, Pemberi Tugas berhak meminta kepada pihak
pemborong untuk memeriksa bahan-bahan bangunan tersebut di laboratorium
bahan-bahan bangunan atas biaya Pemborong.

102

PASAL 18. KENAIKAN HARGA DAN FORCE MAJEURE

1. Semua kenaikan harga akibat kebijaksanaan pemerintah Republik Indonesia


dibidang moneter yang bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai
dengan keputusan pemerintah dan pedoman resmi dari pemerintah Republik
Indonesia.
2. Semua kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.
3. Semua kerugian akibat force majeure berupa bencana alam antara lain; gempa
bumi, angin topan, hujan lebat, pemberontakan, perang dan lain-lain, kejadian
tersebut dapat dibenarkan oleh pemerintah, bukan menjadi tanggungan
Pemborong.

PASAL 19. LAIN-LAIN

Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini akan dijelaskan di dalam
aanwijzing, bilamana terdapat pekerjaan yang sifatnya menunjang penjelasan fisik

dan belum dijelaskan dalam RKS maupun gambar serta penjelasan pekerjaan,
kontraktor harus melaksanakan atas biaya Pemborong.
1. Bilamana jenis pekerjaan yang telah tercantum di dalam contoh daftar RAB
ternyata terdapat kekurangannya tersebut dapat ditambahkan menurut posposnya dengan cara menambah huruf alphabet pada nomor terakhir dari pos
yang bersangkutan, misalnya pos persiapan nomor terakhir 4, maka
perubahannya tidak nomor 5, tetapi nomor 4a, 4b dan seterusnya.

103

2. Contoh volume pekerjaan (BQ) yang diberikan tidak mengikat, Pemborong


harus menghitung sendiri.
3. Surat permohonan IMB (jika diperlukan) dari Pemberi Tugas, sedang
pengurusan dan pembiayaannya kepada Pemborong dan dilaksanakan segera
setelah dilakukan penandatanganan.

B. SYARAT SYARAT ADMINISTRASI


PASAL 1. JAMINAN PENAWARAN

1. Jaminan Penawaran (tender garansi) berupa surat jaminan Bank milik


pemerintah atau Bank Umum lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, 24
Februari 1988. Nomor : 205 / KMK / 013 / 1988 sebesar Rp..
2. Bagi Pemborong yang ditetapkan menjadi pemenang Penunjukan Langsung,
jaminan lelang diberikan kembali pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh
pemberi tugas sekaligus menandatangani surat perjanjian Pemborongan.
3. Masa berlaku Jaminan Penawaran selama 3 bulan (90 hari), terhitung mulai
tanggal penawaran.
4. Jaminan Penawaran ditujukan kepada Panitia Lelang.

PASAL 2. JAMINAN PELAKSANAAN

1. Jaminan Pelaksanaan ditetapkan sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak.


2. Jaminan Pelaksanaan diterima oleh pemberi tugas pada saat penandatanganan
surat perjanjian Pemborongan.

104

3. Jaminan Pelaksanaan dapat dikembalikan bilamana prestasi yang mencapai


penyelesaian 100 % dan pekerjaan sudah diserahkan yang pertama kalinya dan
diterima baik oleh pemberi tugas (disertai berita acara penyerahan 1).
4. Jaminan uang muka:
a. Besarnya sesuai dengan peraturan yang masih berlaku sebesar 20 % dari
kontrak.
b. Uang muka dibayarkan setelah Pemborong menyerahkan Jaminan Uang
Muka dan setelah Pemborong menandatangani kontrak.
c. Pengembalian uang muka secara berangsur-angsur akan diperhitungkan
dalam tahap pembayaran yang akan diatur dalam kontrak.
d. Jaminan uang muka menjadi milik negara apabila Pemutusan Perjanjian
dan dapat dicairkan oleh Pemimpin Bagian Proyek secara langsung.

PASAL 3. RENCANA KERJA (TIME SCHEDULE)

1. Pemborong harus membuat Rencana Kerja Pelaksanaan kerja berupa Time


Schedule dan kurva S yang disetujui oleh Pemberi Tugas atau Pengawas

Lapangan selambat-lambatnya satu minggu setelah SPK diterbitkan, serta


daftar

nama

pelaksanan

dan

struktur

organisasi

pelaksanaan

yang

ditandatangani Direktur, diserahkan untuk menyelesaikan proyek ini.


2. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan menurut Rencana Kerja
tersebut.

105

PASAL 4. LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN

1. Pemborong wajib membuat laporan harian yang diketahui Pengawas dan Tim
Teknis.
2. Konsultan Pengawas tiap minggu diwajibkan membuat dan mengirimkan
laporan kepada Pemberi Tugas mengenai prestasi pekerjaan yang dilegalisir
oleh yang berwenang.
3. Penilaian prestasi kerja atas dasar pekerjaan yang sudah dikerjakan, tidak
termasuk adanya bahan-bahan pekerjaan dan tidak atas dasar besarnya
pengeluaran uang oleh Pemborong.
4. Contoh blangko harian dan mingguan dapat berkonsultasi dengan pemberi
tugas.

PASAL 5. PEMBAYARAN

1. Pembayaran akan dilakukan sebagai berikut :


a. Pembayaran angsuran dapat dilakukan berangsur-angsur maksimum sesuai
prestasi yang dicapai dengan pentahapan minimal 5 % dari harga borongan
dengan ketentuan maksimum sebanyak 4 kali angsuran, dan dinyatakan
dengan berita acara kemajuan pekerjaan (BAKP) yang disetujui oleh pihak
pertama. Pembayaran angsuran tersebut diatas akan diatur di dalam
kontrak. Kontraktor berhak mengajukan uang muka pekerjaan sebesar 20
% dengan mengembalikan jaminan uang muka pekerjaan tiap tahap
pembayaran.

106

b. Setelah pembayaran mencapai 100 %, pihak kedua menyerahkan surat


jaminan sisa uang kontrak sebesar 5 % dari harga borongan, yang masa
berlakunya sampai dengan masa pemeliharaan berakhir dinyatakan dengan
berita acara penyerahan kedua dari pihak kedua kepada pihak pertama.
2. Tiap mengajukan pembayaran angsuran (termijn) dan penyerahan pertama
harus disertai berita acara pemeriksaan (BAP), dilampiri daftar hasil kemajuan
pekerjaan dan foto berwarna.
3. Kontraktor berhak mengajukan uang muka sebesar 20 % dengan menyerahkan
jaminan uang muka sebesar nilai uang muka yang diajukan dari bank
pemerintah/ bank umum yang diakui pemerintah.
4. Pengambilan uang muka dialkukan sesuai angsuran pada tiap tahap
pembayaran.

PASAL 6. SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN (KONTRAK)

1. Surat perjanjian pemborongan (kontrak) seluruhnya dibubuhi materai Rp.


6000,- atas biaya pemborong.
2. Surat perjanjian pemborong (kontrak) dibuat rangakap . (.) atas biaya
pemborong.
3. Konsep kontrak dibuat oleh Pemberi Tugas, sedangkan lampiran dan seluruh
kontrak disiapkan oleh Pemborong antara lain :
a. Bestek dan Voorwaarden/ RKS yang disahkan.
b. Berita Acara Aanwijzing yang disahkan.
c. Berita Acara Pembukaan Penawaran.

107

d. Berita Acara Evaluasi.


e. Usulan Penetapan pemenang.
f. Penetapan Pemenang.
g. Pengumuman Pemenang SPK (Gunning).

h. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.


i. Foto copy Jaminan Pelaksanaanya.
j. Gambar Pelaksanaan, semua buku kontrak gambar lengkap.
PASAL 7. PERMULAAN PEKERJAAN

1. Selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu terhitung dari satu SPK


(Gunning) dikeluarkan dari Pemberi Tugas, pekerjaan harus sudah dimulai.

2. Bilamana ketentuan seperti diatas tidak dipenuhi, maka jaminan pelaksanaan


dinyatakan hilang dan menjadi milik Pemerintah.
3. Apabial akan memulai pekerjaan, Pemborong wajib memberitahukan secara
tertulis kepada Pemberi Tugas.
4. Pemborong waji melakukan pemotretan dari 0 % sampai 100 % dan dicetak
menurut petunjuk dari Konsultan Pengawas.

PASAL 8. PENYERAHAN PEKERJAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama () hari kalender


termasuk hari minggu, hari besar dan hari raya.
2. Pekerjaan dapat diserahkan pertama kalinya bilamana pekerjaan sudah selesai
100 % dan dapat diterima denagn baik oleh Pemberi Tugas denagn disertai
Berita Acara dan dialmpiri daftar kemajuan pekerjaan, pada penyerahan

108

pertama untuk pekerjaan ini, keadaan bangunan serta halaman harus dalam
keadaan rapi dan bersih.
3. Dalam memudahkan suatu penelitian sewaktu diadakan suatu pemeriksaan
teknis dalam penyerahan ke 1 (pertama) maka surat permohonan pemeriksaan
teknis yang diajukan kepada Pemberi Tugas supaya dilampiri :
a. Daftar kemajuan pekerjaan.
b. Satu (1) album berisi foto berwarna yang menyatakan prestasi kerja.
4. Surat permohonan pemeriksaan teknis dikirim kepada Pemberi Tugas harus
sudah dikirimkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum batas waktu
penyerahan pertama kalinya berakhir.
5. Dalam penyerahan pekerjaan pertama kalinya bilamana terdapat pekerjaan
instalasi listrik, maka pihak pemborong harus menunjukkan kepada proyek
surat pernyataan bahwa instalasi listrik tersebut telah terdaftar di PLN dengan
meterai Rp. 6000,-

PASAL 9. MASA PEMELIHARAAN

1. Jangka waktu pemeliharaan adalah .. () hari kalender terhitung


sejak penyerahan pertama.
2. Bilamana dalam masa pemeliharaan (Onderhoud terjmin) terjadi kerusakan
akibat kurang sempurnanya dalam pelaksanaan atau kurang baiknya mutu
bahan-bahan yang digunakan, maka pemborong harus segara memperbaiki
dan menyempurnakannya.

109

3. Meskipun pekerjaan telah diserahkan yang kedua kalinya, namun pemborong


masih terikat pada pasal 1. 609 KUHP (selama 5 10 tahun).

PASAL 10. PERPANJANGAN WAKTU PENYERAHAN

1. Surat permohonan waktu penyerahan pertama yang diajukan kepada pemberi


tugas harus sudah diterima selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum
batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir dan surat tersebut supaya
dilampiri :
a. Data yang lengkap.
b. Time Schedule baru yang sudah disesuaikan dengan sisa pekerjaan.
2. Surat Permohonan Perpanjangan Waktu Penyerahan tanpa data yang lengkap
tidak akan dipertimbangkan.
3. Permintaan Perpanjangan Waktu Penyerahan pekerjaan yang mana dapat
diterima oleh Pemberi Tugas bilamana :
a. Adanya pekerjaan tambahan atau pengurangan (meer of minderwerk) yang
tidak dapat dielakkan lagi setelah atau sebelum kontrak ditandatangani
oleh kedua belah pihak yang dinyatakan dalam Berita Acara.
b. Adanya Surat Perintah tertulis oleh Pemberi Tugas tentang pekerjaan
tambahan.
c. Adanya perintah tertulis dari pemberi tugas, pekerjaan untuk sementara
waktu dihentikan.
d. Adanya force majeure (bencana alam, gangguan keamanan, pemogokan,
perang) kejadian mana ditangguhkan oleh yang berwenang.

110

e. Adanya gangguan curah hujan yang terus menerus di tempat pekerjaan


secara langsung mengganggu pekerjaan yang dilaporkan oleh Konsultan
Pengawas.
f. Pekerjaan tidak dapat dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan
karena lahan yang akan dipakai untuka bangunan masih ada masalah.

PASAL 11. SANKSI / DENDA

1. Bilamana batas waktu penyerahan pekerjaan pertama kalinya dilampaui/tidak


dipenuhi, maka pemborong dikenakan denda/diwajibkan membayar denda
sebesar 1 0/00 (satu permil) tiap hari, dengan denda maksimal 5 % dari nilai
kontrak.
2. Menyimpang dari Pasal 49A V terhadap segala kelainan mengenai peraturan
atau tugas yang tercantum dalam bestek ini, maka sepanjang bestek ini tidak
ada ketetapan denda lainnya, pemborong dapat dikenakan denda sebesar 1
0/00 (satu permil) tiap terjadi kelainan dengan tidak diperlukan suatu
pengecualian.
3. Bilamana terjadi perintah untuk mengerjakan pekerjaan tambahan dan tidak
disebutkan jangka waktu pelaksanaannya, maka jangka waktu pelaksanaan
tidak akan diperpanjang.

PASAL 12. PEKERJAAN TAMBAHAN DAN PENGURANGAN

1. Harga pekerjaan tambahan yang diperintahkan secara tertulis oleh Pemberi


Tugas, pemborong dapat mengajukan pembayaran tambahan.

111

2. Sebelum pekerjaan tambahan dikerjakan, pemborong supaya mengajukan


kepada Pemberi Tugas agar diperhitungkan pembayarannya.
3. Untuk memperhitungkan pekerjaan tambah kurang harga satuan yang telah
dimasukkan dalam daftar penawaran/kontrak.
4. Bilamana harga satuan belum tercantum dalam surat penawaran yang
diajukan, maka akan diselesaikan secara musyawarah.

PASAL 13. DOKUMENTASI

1. Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan lapangan atau tempat pekerjaan masih 0


% supaya diadakan pemotretan di tempat yang dianggap penting dengan
ukuran 9 x 14 cm sebanyak 4 stel.
2. Setiap permintaan pembayaran terjmin (angsuran) dan penyerahan harus
diadakan pemotretan yang menunjukkan prestasi pekerjaan (satu titik yang
tetap) masing-masing menurut pengajuan terjmin dengan ukuran 9 x 14 cm
sebanyak 4 stel.
3. Sedangkan ukuran foto berwarna untuk penyerahan pekerjaan yang pertama
kalinya 19 x 24 cm sebanyak 4 stel.

PASAL 14. PENCABUTAN PEKERJAAN

1. Pemberi Tugas berhak membatalkan atau mencabut pekerjaan dari tangan


pemborong apabila ternyata pihak pemborong telah menyerahkan pekerjaan
seluruhnya atau sebagian kepada pemborong lain semata-mata hanya mencari
keuntungan saja dari pekerjaan tersebut.

112

2. Pada pengabutan pekerjaan tersebut, pemborong hanya dapat dibayar untuk


pekerjaan yang telah selesai dan telah diperiksa serta disetujui oleh Pemberi
Tugas sedangkan harga bahan bangunan yang berad di tempat menjadi resiko
pemborong sendiri.
3. Penyerahan bagian-bagian seluruh pekerjaan kepada pemborong lain (onder
eanemer) tanpa izin tertulis dari pihak Pemberi Tugas tidak diizinkan.

4. Bilamana terjadi pihak kedua menyerahkan seluruhnya maupun sebagian


pekerjaan kepada pihak ketiga tanpa seizin dari pihak pertama, maka akan
diperingatkan oleh pihak ke satu secara tertulis.

PASAL 15. PENDAFTARAN GEDUNG NEGARA

Konsultan Pengawas wajib membantu dan membuat Berkas Pendaftaran Gedung


Negara untuk mendapatkan Himpunan Daftar Nomor (HDNo) dari Biro
Perlengkapan Sekda yang terdiri dari :
1. Foto copy DIP/Pembiayaan.
2. Foto copy Sertifikat /Bukti Pemilikan/Hak Atas Tanah.
3. Foto copy Surat Perjanjian Pemboromgan.
4. Foto copy Berita Acara Serah Terima ke 1 dan 2.
5. Gambar Situasi, Gambar Denah dan Gambar Tampak yang sudah sesuai
dengan pelaksanaan di lapangan ( As Built Drawing ) disertai gambar legger.
6. Foto copy IMB.

CONTOH SURAT PENAWARAN :

113

KERTAS KOP PERUSAHAAN

Nomor :
Lamp :
Perihal : Surat Penawaran

Kepada

Pekerjaan

..
Jl. .
SEMARANG

Untuk mengikuti penunjukan langsung terbatas yang di adakan pada


hari.tanggal
bulan.tahun. dengan mengambil tempat di.yang bertanda tangan

di

bawah ini:
Nama

: .

Jabatan

: .

Alamat

: .

Berkedudukan : .
Dengan ini menyatakan :
1. Akan tunduk pada pedoman penunjukan langsung untuk pelaksanaan
pekerjaan bangunan-bangunan negara.
2. Mengindahkan

syarat-syarat

dan

keterangan-keterangan

di

dalam

dokumen lelang dan perubahan-perubahan atau tambahan-tambahan yang


tercantum dalam berita acara aanwijzing, pada tanggal ..
3. Memperhitungkan pekerjaan pengurangan atau penambahan yang
mungkin ada atas dasar bestek.

114

4. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai kontrak.


5. Telah menyerahkan surat jaminan penawaran berupa surat jaminan Bank
sebesar Rp
6. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai dengan
kontrak.
7. Sanggup dan bersedia melaksanakan, menandatangani bahan-bahan
bangunan dan peralatan yang diperlukan untuk :
a. Pekerjaan

b. Lokasi

c. Denagn harga borongan

: Rp

d. Jangka waktu pelaksanaan

(terbilang)
(

e. Jangka waktu pemeliharaan : selama :

) hari kalender
(

) hari

kalender
Semarang,
2004
Hormat Kami,
CV/ PT.
Materai Rp. 6000,Cap perusahaan

Nama Terang
Direktur

115

C. SPESIFIKASI TEKNIK DAN BANGUNAN


BAGIAN PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Mobilisasi Peralatan
Kontraktor harus mempersiapkan seluruh peralatan yang akan dipergunakan di
tempat kerja untuk melaksanakan pekerjaannya dan memperhitungkan biaya
pengangkutannya baik peralatan tersebut milik Kontraktor maupun sewa.
2. Pembersihan Halaman
Selama dan setelah proyek berlangsung (sebelum penyerahan pekerjan kepada
pemilik) Kontraktor harus membersihkan seluruh site dan kotoran-kotoran,
puing-puing dan segala macam peralatan yang sudah tidak digunakan lagi/
dibuang/dikeluarkan dari Site, setiap hari setelah jam kerja.
3. Direksi Keet
Kontraktor membuat bangunan Direksi Keet dan menyediakan peralatan/
perlengkapan

kantor

yang

digunakan

pada

Direksi

Keet

selama

berlangsungnya proyek hingga selesai masa pemeliharaan antara lain :


a. Menyediakan

(satu)

set

komputer

dan

menyediakan

sarana

penunjangnya selama berlangsungnya proyek hingga selesainya masa


pemeliharaan pekerjaan.
b. Jamuan rapat dan tamu selama berlangsungnya proyek.
c. KM atau WC khusus untuk Direksi dan tamu.
d. 2 (dua) set meja 1 biro setaraf ligna.
e. 1 (satu) buah filling cabinet dan white board.

116

f. Peralatan lapangan antara lain sepatu lapangan, jas hujan, helm, meteran
untuk masing-masing pengawasan.
4. Gudang, Barak Kerja dan Los Kerja
Kontraktor diharuskan membuat gudang yang diperlukan untuk melindungi
material-material dan peralatan-peralatan dari gangguan cuaca (hujan dan lainlain) serta menjamin terhadap adanya pencurian. Untuk memudahkan
pemeriksaan semua proses keluar masuknya barang (material atau peralatan)
harus diatur dengan baik. Untuk mengeluarkan barang harus mendapatkan ijin
dari Direksi Lapangan, kecuali hal-hal khusus, selain itu Kontraktor juga harus
membuat Los Kerja, Barak Kerja dan WC umum untuk keperluan para
pekerja, sehingga tidak mengganggu aktifitas masyarakat di sekitar proyek.
5. Pengukuran dan Pengujian Kualitas
Untuk pelaksanaan pengujian atau pembuktian kwalitas hasil pekerjaan
Kontraktor dilakukan oleh badan-badan yang berwenang setelah mendapat
persetujuan Direksi Lapangan, termasuk biaya untuk mengirim contoh-contoh
atau mendatangkan pengujian ke lapangan, mengadakan pengukuran letak
serta ketinggian konstruksi bangunan, jalan dan saluran, pembuatan patokpatok beton/ kayu untuk keperluan pengukuran tersebut ditanggung
Kontraktor dan harus sudah diperhitungkan. Pengukuran harus dilakukan
dengan menggunakan Theodolite atau Waterpass dan Kontraktor diharuskan
menyediakan peralatan tersebut dengan petugas yang melayaninya untuk
kepentingan

pemeriksaan

oleh

Direksi

Lapangan.

Kontraktor

harus

117

menyerahkan hasil-hasil pengukurannya tersebut kepada Pemberi Tugas


melalui Direksi Lapangan.
6. Keamanan Proyek
Kontraktor harus menjamin keamanan proyek untuk barang-barang milik
Kontraktor dan berpartisipasi aktif untuk keamanan lingkungan sekitar proyek
secara keseluruhan.
7. Asuransi Pekerjaan
Kontraktor

harus

mengasuransikan

semua

pekerjaan-pekerjaan

yang

dilaksanakan terhadap segala aspek kemungkinan yang tidak terduga asuransi


jenis (C. A. R) (Contractors all Risk).
8. Jamianan Sosial Pekerja atau Keselamatan Kerja
Kontraktor harus mengadakan jaminan sosial untuk semua pekerja proyek
sesuai dengan peraturan perburuhan. Kontraktor harus menjamin keselamatan
kerja buruh-buruhnya sesuai dengan peraturan-peraturan perburuhan dan
persyaratan-persyaratan yang diwajibkan untuk masing-masing bidang
pekerjaan. Untuk hal tersebut di atas, Kontraktor harus menyediakan peralatan
yang diperlukan, obat-obatan (P3K) bagi keselamatan kerja tersebut.
9. Fasilitas Pengadaan Air Kerja
Kontraktor harus menyediakan air kerja selama proyek berlangsung. Air yang
dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumur pompa
serta pemasangan dan pengadaan pipa-pipa distribusi untuk supply air yang
memenuhi syarat bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan. Karena adanya
keterbatasan sumber air yang tersedia di lahan sekitar proyek, maka

118

Kontraktor tidak boleh menggunakan sumber air yang dipakai untuk aktifitas
harian masyarakat sekitar.
10. Fasilitas Penerangan (Listrik Kerja)
Kontraktor harus mengadakan listrik selama proyek berlangsung. Biaya-biaya
yang timbul selama jangka waktu pelaksanaan tersebut menjadi beban dan
tanggung jawab Kontraktor. Penggunaan sumber tenaga listrik tidak boleh
mengganggu aktifitas masyarakat dan harus dikoordinasikan dengan petugas
teknisi dari PLN ( Perusahaan Listrik Negara ).
11. Keamanan terhadap Kebakaran
Kontraktor harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran selama proyek
berlangsung yaitu; tabung-tabung gas atau zat kimia untuk pemadam api
dengan kapasitas minimal 10 kg keadaan baru secukupnya, penempatan akan
diatur oleh Direksi Lapangan. Kontraktor diharuskan mengamankan proyek
terhadap segala kemungkinan timbulnya bahaya kebakaran.
12. Dokumen Foto Proyek
Atas

petunjuk

Perencana

atau

Direksi

Lapangan

Kontraktor

harus

mengadakan foto-foto dokumentasi proyek lengkap dengan albumnya, dan


menyediakan kamera lengkap dengan filmnya atau menggunakan kamera
digital. Dokumen/ Pemotretan dilakukan oleh Kontraktor pada setiap tahap
pekerjaan dimulainya proyek hingga selesainya proyek. Kontraktor harus
menyerahkan dokumentasi tersebut kepada Pemberi Tugas sebanyak 2 (dua)
set setiap bulan untuk semua pemotretan lengkap dengan albumnya.
13. Papan Nama Proyek

119

Papan nama proyek harus dipasang sedemikian rupa sehingga jelas terbaca
dari luar batas daerah kerja dan penempatannya atas persetujuan Direksi
Lapangan.
14. Pagar Proyek
Kontraktor harus membuat pagar sementara untuk keperluan pengamanan
proyek serta tidak mengganggu kegiatan masyarakat sesuai dengan peraturan
yang ada. Konstruksi pagar harus dapat menutup secara pencapaian dan
visual, sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat yang harus tetap
berlangsung.

15. PPPK
Penyediaan kotak obat lengkap beserta isinya, minimal kapas pembalut cepat,
perban, plester dan obat-obat antara lain mercurocrom, revanol, tensoplast
atau sejenisnya, obat gosok, diaform, boorwater, cawan cuci mata, obat tetes
mata dan lain-lain serta gunting kecil yang tajam untuk pertolongan pertama
jika terjadi kecelakaan selama berlangsungnya proyek.
16. Foto copy Lichdruck (cetak)
Kontraktor harus menyediakan fasilitas biaya untuk keperluan foto copy dan
lichdruck (cetak atau blueprint) selama berlangsungnya proyek.

17. Gangguan Lingkungan


Dengan memperhatikan fungsi Rumah Sakit dengan aktivitas penuh 24 jam
sehari dengan kebutuhan aspek ketenangan dan kesehatan lingkungan, maka

120

Kontraktor harus mempersiapkan dan mengatur manajemen proyek agar


seminimal mungkin terjadi gangguan terhadap lingkungan di sekitar tempat
kerja.

BAGIAN PEKERJAAN SIPIL


PASAL 1. PEKERJAAN TANAH

1. Penjelasan Umum
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan penggalian (cuting), pengangkutan ke luar
lokasi, penimbunan kembali dan pemadatan tanah untuk halaman, serta
penggalian dan pemadatan lantai dasar atau pondasi sesuai dengan peil yang
telah ditentukan.
2. Ruang Lingkup
Penggalian tanah dan pengeluaran dari lokasi proyek untuk persiapan lahan,
penimbunan dan pemadatan lapis perlapis dengan peil sesuai dengan
ketentuan dalam gambar.
3. Ketentuan-ketentuan dalam Melaksanakan Pekerjaan
Termasuk minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut;
a. Pembongkaran dan pemindahan semua benda yang mungkin akan
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
b. Melindungi benda-benda berharga yang di lapangan dan benda-benda
berfaedah lainnya.
c. Penyaluran dan pemeriksaan drainase.

d. Penggalian, penimbunan dan pembuangan keluar lokasi proyek.

121

e. Pemadatan.
f. Pindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing ke luar
proyek.
g. Menyediakan material-material pengisi yang baik dan memenuhi syarat,
jika diperlukan.
4. Syarat-syarat Umum
a. Pemeriksaan Lapangan
Sebelum

melaksanakan

pekerjaan

Kontraktor

harus

mengadakan

pemeriksaan/ pengukuran dan pengecekan langsung ke lapangan guna


menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan-bahan yang kelak
dijumpai dan keadaan lapangan sekarang yang nanti mungkin akan
mempengaruhi kelancaran pekerjaan.
b. Pemeriksaan Pekerjaan Tanah
Pekerjaan pemadatan tanah akan diperiksa oleh laboratorium mekanika
tanah yang akan dipilih atau ditentukan oleh Pemberi Tugas bersama-sama
dengan Direksi Lapangan.
Laboratorium mekanika tanah yang diminta oleh Direksi Pelaksana
meliputi;
1). Pengawasan penimbunan
2). Test pemadatan untuk seluruh penimbunan
3). Memberikan laporan tes kepada Direksi Lapangan, jika tes ini gagal
dalam syarat-syarat yang telah ditentukan untuk pemadatan maka

122

Kontraktor harus membayar ongkos-ongkos pekerjaan laboratorium


tersebut.
5. Pembongkaran dan Pembersihan
a. Seluruh perintang yang berada dalam lapangan harus disingkirkan, dan
dibersihkan dari lapangan, kecuali hal-hal yang dijelaskan dalam gambar
harus dibiarkan tetap. Perlindungan harus tetap diberikan kepada hal-hal
seperti itu.
b. Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran tersebut haruslah sedemikian rupa
sehingga menjamin barang-barang berharga yang berada di lapangan tidak
akan rusak.
c. Perbaikan kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum, atau
pribadi di dalam atau di luar lapangan pekerjaan bukanlah tanggung jawab
Pemberi Tugas dan semuanya dipikul oleh Kontraktor.
d. Pemindahan semua material-material akibat pembongkaran puing-puing
dan semua yang merintangi pekerjaan, harus menuruti dan tunduk pada
peraturan-peraturan pemerintah setempat.
e. Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput dan tumbuhtumbuhan harus dipindahkan seluruhnya dari daerah yang akan ditimbun,
kecuali pohon-pohon yang dinyatakan harus tetap berada di situ.
6. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah
a. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh mesin-mesin, pompapompa, alat listrik dan barang-barang berharga lainnya harus dilindungi
dari kerusakan dan bila sampai menderita kerusakan direparasi atau

123

diganti oleh Kontraktor dari tanggungan biaya sendiri. Bila suatu alat atau
pekerjaan atau pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan
dan hal tersebut tidak dijumpai pada gambar, atau dengan cara lain dapat
diketahui

oleh

Kontraktor

dan

ternyata

diperlukan

perlindungan/pemindahan, Kontraktor harus bertanggung jawab untuk


mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang
sedang berlangsung tersebut tidak mengganggu. Bila pekerjaan terganggu
sebagai akibat pekerjaan kontraktor, Kontraktor harus segera mengganti
kerugian-kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang
ayng rusak akibat pekerjaan Kontraktor, dan sama sekali bukan tanggung
jawab dari Pemberi Tugas.
b. Sarana (utilities) eksisting yang ditemukan di bawah tanah dan terletak di
dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan ke luar lapangan ke tempat
yang disetujui Pemberi Tugas.
7. Pekerjaan Galian Tanah
a. Semua galian tanah harus dilaksanakan sesuai gambar dan syarat-syarat
yang sudah ditentukan.
b. Dasar dari semua galian harus horizontal dan jika terdapat akar-akar
pohon atau bagian-bagian tanah yang gembur, maka bagian-bagian
tersebut harus digali dan disingkirkan. Selanjutnya lubang-lubang yang
terjadi akibat penggalian tersebut diisi kembali dengan pasir kemudian
disiram dan dipadatkan sehingga didapat dasar galian yang padat.

124

c. Untuk menjaga kemungkinan kemungkinan tergenangnya air di dalam


galian, baik pada saat penggalian maupun pada saat pekerjaan lainnya
dilakukan, pemborong harus menyediakan pompa air atau lumpur yang
dapat bekerja secara terus menerus sesuai kebutuhan.
d. Kontraktor harus menyediakan pengaman dinding-dinding galian terhadap
bahaya longsor, dengan memasang suatu sistem dinding penahan tanah
atau penunjang-penunjang sementara.
e. Kontraktor harus mengambil tindakan pengamanan terhadap pondasi/
bangunan-bangunan yang lain yang letaknya cukup dengan galian hingga
bangunan-bangunan tersebut dijamin tidak akan mengalami kerusakan
(misalnya; terjadi retak-retak, miring, amblas dan lain-lain). Adanya
kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kelalaian Kontraktor adalah
tanggung jawab Kontraktor untuk biaya perbaikannya.
f. Pemeriksaan permukaan tanah dari air, Kontraktor diminta untuk
mengawasi hal-hal seperti di bawah ini;
1). Tidak diperkenankan air tergenang di dalam/di luar/di sekitar lapangan
pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan.
2). Melindungi semua penggalian bebas dari seepage, overflow dan
genangan air, juga oleh sumur-sumur pompa, saluran pembuang dan
hal-hal lain yang mungkin terjadi.
8. Pekerjaan Pembuangan atau Pengangkutan Tanah ke luar Lokasi Proyek
a. Besarnya volume penggalian dan terbatasnya jangka waktu pelaksanaan
Kontraktor harus menggunakan alat-alat berat untuk proses-proses

125

penggalian, pembuangan dan penimbunan dalam dalam jumlah yang


cukup. Hal ini menuntut Kontraktor untuk melakukan manajemen proyek
yang baik sehingga dampak pengaruh bagi aktivitas masyarakat dapat
dibatasi.
b. Sisa tanah galian yang tidak digunakan lagi harus dibuang ke luar lokasi
proyek. Lokasi pembuangan tanah harus dipilih dan dipersiapkan oleh
Kontraktor dengan mempertimbangkan aspek gangguan lingkungan.
c. Mobilisasi, operasional dan demobilisasi alat-alat berat (seperti baghoe,
buldoser, truk dan lain-lain) yang diguankan Kontraktor harus
memperhatikan kemampuan dan kapasitas sarana lingkungan seperti jalan,
talud, bangunan dan lain-lain, sehingga tidak merusak sarana yang telah
ada. Semua kerusakan yang terjadi akibat hal tersebut di atas menjadi
tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaikinya seperti kondisi dan
fungsi semula.
d. Kontraktor harus melakukan pengaturan sirkulasi kendaraan secara baik
dan aman serta tidak mengganggu sirkulasi internal secara umum.
Rencana perubahan atau pengaturan demi kelancaran pekerjaan harus
selalu dikoordinasikan dengan owner dan konsultan pengawas.
e. Untuk mengurangi dampak debu yang ditimbulkan dalam proses
pengangkutan material, maka semua muatan tanah dalam truk harus
ditutup dengan penutup yang memadai (terpal atau plastik).
f. Pengaruh dan keamanan sirkulasi keluarmasuk kendaraan proyek dari dan
ke lokasi harus diatur secara aman.

126

9. Bahan Pengisi
Bahan pengisi harus cukup baik dan disetujui oleh Perencana maupun Direksi
Lapangan, yang diambil dari daerah lapangan (setempat) dan bahan yang telah
disetujui yang diambil dari daerah di luar lapangan pekerjaan (didatangkan)
dan merupakan bahan yang kaya dengan tanah berbatu kerikil (granulat soils)
dan bersih dari akar-akar tumbuhan dan humus.
10. Pekerjaan Pengurugan Kembali
a. Seluruh pengurugan harus di bawah Pengawasan Direksi Lapangan, yang
harus menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu sebelum digunakan.
Direksi Lapangan juga akan mempersiapkan macam-macam tes yang
diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pengurugan tanpa
seizin dari Direksi Lapangan.
b. Kontraktor harus menempatkan bahan penimbun di atas lapisan tanah
yang ditimbun, kemudiaan digilas sampai tercapai kepadatan yang
diinginkan. Pemadatan lapis demi lapis dengan ketebalan 15 cm.
c. Penggilasan seluruh daerah lapangan harus dapat mencapai 90 % dari
derajat kepadatan maksimum. Derajat kepadatan maksimum harus
menuruti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang dijelaskan pada
ASTM D 1557 Test Methode, kecuali bila ada kebikjasanaan lain yang

disetujui oleh Direksi Lapangan.


d. Alat pemadat yang digunakan sesuai dengan jenis tanah maupun lokasi
pemadatan.
e. Urugan pasir dilakukan di daerah :

127

1). Di bawah semua lantai bangunan sesuai gambar.


2). Di bawah saluran pembuangan, trench kabel/pipa sesuai dengan
gambar.
11. Penyelesaian Akhir
a. Seluruh daerah lapngan dari proyek, termasuk penggalian dan
penimbunan, haruslah daerah yang betul-betul seragam dan halus butiranbutirannya dan bebas dari permukaan yang tak rata.
b. Seluruh lapisan akhir (finish grade) termasuk lapisan bawah (sub. Grade)
harus digilas sampai tercapai derajat kepadatan sebesar 90 % dari derajat
kepadatan maksimum.
12. Pembersihan
Seluruh sisa penggalian yang tida memenuhi syarat/kualitas sebagai tanah
urugan/ urugan kembali atau kelebihan tanah dari yang diperlukan untuk
urugan, juga seluruh sisa-sisa puing-puing reruntuhan-reruntuhan, sampahsampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan, mengikuti petunjuk
Direksi Lapangan dan Pemberi Tugas. Seluruh biaya untuk ini adalah
tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 2. PEKERJAAN PAPAN BANGUNAN (BOUW PLANK)

1. Sebelum pekerjaan papan bangunan dimulai, tanah harus diratakan dan bersih
dari semak-semak dan kotoran-kotoran lain dalam areal bangunan.

128

2. Papan bangunan dipasang pada patok-patok dari kayu kelas II, ukuran 5/7
lurus dan kuat tertancap di tanah sehingga tidak bisa digerakkan atau diubahubah.
3. Papan banguanan dipakai kayu meranti ukuran 3/20 lurus dan diserut pada
bagian atasnya (satu sisi). Keseluruhan tinggi papan bangunan ini harus sama.
4. Papan banguanan harus dipasang sedemikian rupa (jaraknya dari dinding ke
luar bangunan karena tempat yang tidak memungkinkan) di mana as-as dari
kolom-kolom bangunan ditandai dengan jelas sehingga mudah untuk
pengecekan.
5. Karena kondisi topografi tapak yang sangat bervariasi, maka penggunaan
theodolit dan waterpass wajib digunakan oleh Kontraktor pada saat
pemasangan bouwplank.

PASAL 3. PEKERJAAN PONDASI

1. Kriteria pondasi plat beton setempat.


a. Pondasi utama kolom utama terdiri dari pondasi plat beton setempat
dengan mutu beton K-225.
b. Baja tulangan yang digunakan sesuai spesifikasi ini dan gambar.
c. Tanah dasar pondasi harus didapatkan sampai mengapai 90 % dari
kepadatan maksimum menurut standar AASHTA T 10 74 atau ASTM d
1557 70.

d. Bahan bekisting : kayu, logam, multiplex atau pasangan bata.


2. Pelaksanaan pondasi setempat

129

a. Penggalian harus dilaksanakan terlebih dahulu sampai elevasi tanah yang


ditentukan/ ditunjuk sesuai dengan gambar, tanah dasar galian kemudian
dipadatkan.
b. Setelah tanah dasar siap, maka dilakukan pengurugan pasir setebal 10 cm
dan selanjutnya dibuat lantai kerja dengan adukan 1 : 3 : 5.
c. Setelah lantai kerja dipasang dengan tebal 5 cm dengan persetujuan
Direksi dan Konsultan Pengawas. Selanjutnya dipasang/disetel besi
tulangan sesuai gambar dengan dipasang beton decking setebal 5 cm.
Setelah itu segera pengecoran pondasi dilaksanakan dalam keadaan kering
atau aman dari basahnya air, jika terdapat air didalamnya harus dipompa
keluar (dewatering). Pemborong harus menyediakan pompa air yang siap
pakai dalam jumlah yang cukup. Dewatering harus terus dilakukan selama
pengecoran sampai 5 jam setelah selesai pengecoran.
d. Mutu beton untuk pondasi adalah K-225.

PASAL 4. BEKISTING DAN LANTAI KERJA

1. Semua bagian-bagian konstruksi beton bertulang yang lansung di atas tanah


harus duduk di atas lantai kerja, yang merupakan lapisan setebal 5 cm dari
adukan beton dengan campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr.
2. Pengadukan dari campuran untuk lantai kerja tersebut harus menggunakan
mesin pengaduk beton.
3. Pembuatan bekisting secara umum harus memenuhi syarat-syarat pada SK
SNI 1989 mengenai Konstruksi Beton.

130

4. Syarat tambahan untuk pembuatan bekisting :


a. Sebelum pengecoran dilakukan, bekisting harus dikontrol, yaitu supaya
poer/ sloof setelah beton mengeras tidak melendut ke bawah.

b. Dudukan dari penunjang harus diperiksa, apakah sudah cukup padat/ stabil
untuk menahan beban-beban tambahan waktu cor beton dilakukan.
c. Pelepasan bagian atau seluruhnya dari bekisting dan penunjangpenunjangnya harus ada persetujuan dari Direksi Lapangan.

PASAL 5. PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Seluruh pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat seperti terperinci


dalam beton umum, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan dan
disetujui oleh Konsultan Perencana sehubungan dengan keadaan lapangan.
2. Seluruh pekerjaan beton harus memenuhi bentuk-bentuk dan ukuran-ukuran
seperti terdapat dalam gambar-gambar rencana pelaksanaan, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi Lapangan, dan disetujui oleh Konsultan
Perencana.
3. Mutu beton ditentukan K-300 untuk beton struktur atas dan bawah.
4. Sebelum pengecoran semua bagian yang akan dicor dibersihkan dahulu dari
kotoran-kotoran, jika besi tulangan berkarat dibersihkan dan disiram sampai
bersih.

131

PASAL 6. PEKERJAAN SLOOF, KOLOM, BALOK DAN KOLOM


PRAKTIS

1. Pekerjaan sloof, kolom, balok dan plat dalam pekerjaan ini meliputi pekerjaan
struktur di mana bentuk ukuran-ukurannya sesuai dengan gambar.
2. Sebelum pengecoran sloof, bagian atas pondasi harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran, Lumpur dan di siram sampai bersih, serta disiram dengan air
semen.
3. Pengecoran kolom-kolom harus dilakukan bertahap, tiap tahap dengan tinggi
jatuh 150 cm.
4. Kolom praktis (15 x 15) dipasang setiap luas dinding max. 12 meter persegi
dan dilokasi penempatan kusen.

PASAL 7. PEKERJAAN PASANG BATU

1. Pekerjaan Pasangan Batu Kali.


a. Lingkup Pekerjaan:
Meliputi semua pekerjaan batu kali seperti tercantum dalam gambar
rencana.
b. Referensi:
Seluruh pekerjaan pasangan batu kali harus mengikuti ketentuanketentuan yang berlaku.
c. Material:
1). Batu Kali

132

Batu kali yang digunakan adalah batu kali dengan kualitas baik,
ukuran minimum 20 30 cm dan berupa batu pecah (tidak bulat).
2). Adukan
Bahan yang dipergunakan untuk adukan harus memenuhi syarat-syarat
yaitu;
a) Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari tanah liat ataupun kotoran
lain.
b) Semua PC yang digunakan harus berasal dari satu merk.
c) Air yang digunakan harus bersih, segar, tawar dan bebas dari
benda-benda yang merusak seperti; minyak, asam, basa, zat
organic dan lainnya.
d. Pemasangan
1. Semua bahan-bahan yang dipakai dan cara pengerjaannya harus atas
persetujuan Direksi Lapangan.
2. Batu kali sebelum dipasang harus dibasahi dengan air dan bersih dari
kotoran.
3. Air yang dipergunakan untuk pekerjaan pasangan harus air bersih dan
air tawar.
4. Pekerjaan pasangan harus mempunyai ikatan yang baik, lubanglubang di antara batu-batu besar harus diisi dengan adukan dan batubatu pecahan kecil.
5. Tidak boleh sekali-sekali memukul batu kali dengan martil besar pada
waktu pemasangan.

133

6. Perbandingan bahan dalam adukan harus 1 pc : 3 ps untuk pasangan


batu kali kedap air, serta 1 pc : 6 ps untuk pasangan tidak kedap air.
2. Pekerjaan Pasangan Batu Bata.
a. Lingkup Pekerjaan:
Meliputi semua pekerjaan pasangan batu bata seperti tercantum dalam
gambar rencana.
b. Referensi:
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti ketentuan NI-8.
c. Material:
1) Batu Bata:
Batu bata harus berukuran sama dan mempunyai kualitas kelas 1,
harus

terbakar matang dan tidak retak/ pecah.

2) Adukan:
Adukan terdiri dari bahan-bahan yang memenuhi syarat sebagai
berikut:

Pasir harus bersih, tajam, bebas dari tanah liat ataupun kotorankotorannya.

Semua PC yang dipergunakan harus berasal dari satu merk.

Air yang dipakai harus bersih, segar, tawar dan bebas dari bendabenda asing yang merusak.

Campuran bahan spesi 1 pc : 3 ps untuk pasangan dinding kedap


air.

d. Pemasangan:

134

1. Bata sebelum dipasang harus dibasahi terlebih dahulu dan dibersihkan


dari kotoran dengan cara merendam dalam air hingga buihnya habis.
2. Bahan-bahan perekat sebelum diaduk harus diayak dengan ayakan
kawat kasa dengan ukuran renggang 0,5 cm dan diletakkan dengan
sudut paling kecil 50 derajat terhadap bidang horizontal.
3. Pekerjaan dapat dimulai hanya bila aligment horizontal atau vertical
dari pondasi mempunyai kesalahan tidak lebih dari 2,5 cm bila
dijumlahkan. Bila lebih, cara memperbaiki permukaan pondasi harus
diajukan

untuk

mendapatkan

persetujuan

Perencana/Direksi

Lapangan.
4. Tiap unit batu bata harus diletakkan secara benar, rata air, utuh dan
tertb.
5. Tiap unit harus dipotong dengan tepat dan rapi, bila digunakan lubang
untuk saluran-saluran plumbing, elektrikal dan lain-lain lubang ini
nantinya harus ditutup dengan rapi.
6. Pada daerah pengecoran adukan pasangan batu bata harus disusun
berselang-seling ke atas hingga tidak membentuk satu garis vertikal.

PASAL 8. PEKERJAAN CAT BESI

1. Cat besi dipakai untuk bagian-bagian bangunan yaitu pada bagian-bagian


yang terbuat dari besi, sesuai yang disebutkan/tertera dalam gambar rencana.

135

2. Sebelum pengecatan, maka komponen-komponen dari besi yang akan di cat


harus dibersihkan dan dimeni dahulu dengan meni jenis alkyd Primer dari
Patana atau yang setara atas persetujuan Perencaan/Direksi Lapangan.
3. Hasil akhir dari pekerjaan pengecatan besi, harus benar-benar rapi, tidak
bergelombang, rata dan tidak ada cacat-cacat. Apabila diketahui pekerjaan
tidak mencapai sebagaimana yang disebutkan dalam buku spesifikasi teknik,
maka kontraktor berkewajiban mengganti dan mengulangi pekerjaan tersebut,
sampai dinyatakan oleh Perencana/ Direksi Lapangan diterima baik.

PASAL 9. BAHAN UMUM 1 (semen)

1. Penjelasan Umum
Semua semen harus semen portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam standar Indonesia NI-8 atau ASTM 150 Type 1 atau standar Inggris B.S
1,2 dan diusahakan agar satu merk saja yang digunakan untuk seluruh
pekerjaan beton.
2. Pemeriksan dan Pengujian
a. Contoh pemeriksaan dan pengujian dari semua semen harus dilaksanakan
oleh Kontraktor dan contoh pemeriksan dan pengujian demikian harus
sesuai dengan NI-8 atau ASTM 150 atau sebagaimana ditentukan oleh
Direksi Lapangan. Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi
Lapangan kapan dan di mana semen itu dihasilkan dan Direksi Lapangan
senantiasa berhak untuk memeriksa bahan-bahan, hasil pemeriksaan
analisa di laboratorium dan pemeriksaan yang diadakan di tempat

136

penimbunan semen dan mengambil contoh-contoh dari semen untuk


pemeriksaan. Kontraktor harus bersedia untuk memberikan bantuan yang
diperlukan bagi Direksi Lapangan untuk mengambil contoh.
b.

Perencana/Direksi Lapangan dapat memeriksa semen yang disimpan


dalam gudang setiap waktu sebelum digunakan. Semen yang tidak dapat
diterima oleh pemeriksa harus tidak dipergunakan atau diafkir. Jika semen
yang dinyatakan tidak memuaskan dan telah dipergunakan untuk beton,
spesi atau spesi injeksi, maka spesi atau spesi injeksi demikian harus
diperintahkan untuk dibuang dan diganti dengan memakai semen yang
telah disetujui atas beban Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan
semua semen dan beton yang dibutuhkan untuk pemeriksaan tanpa
pembebanan biaya pada Pemberi Tugas. Semen dapat diafkir atas
kebikjasanaan Perencana/Direksi Lapangan apabila tidak sesuai dengan
spesifikasi yang diperlukan. Semen dapat diterima berdasarkan hasil
penyelidikan selama 7 hari, disertai riwayat kualitas dari penghasil semen
selama 12 bulan yang terakhir atau hasil penyelidikan selama 28 hari pada
daftar penyelidikan biasa.

3. Tempat Penyimpanan
a. Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
semen untuk tempat-tempat yang baik, untuk memudahkan pekerjaan
pada pekerjaan dan semen tiap saat harus dengan cermat terlindung
terhadap kelembaban dan angin.

137

b. Gudang-gudang semen harus tahan terhadap iklim, harus berlantai kuat


dibuat dengan jarak minimal 30 cm dari tanah, harus cukup untuk memuat
semen dalam jumlah cukup besar untuk mencegah kelambatan atau
kemacetan dalam pekerjaan dan harus mempunyai ruang lantai yang
cukup untuk menyimpan tiap muatan truk semen secara terpisah-pisah dan
memberi jalan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung zak-zak
dan memindahkannya. Hendaknya semen dalam zak jangan ditumpuk
lebih dari 2 meter.
c. Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan.

Kontraktor

hendaknya

mempergunakannya

menurut

kronologis yang diterima di lapangan. Semua zak kosong harus disimpan


dengan rapi atau diberi tanda yang telah disetujui oleh Perencana/Direksi
Lapangan.
d. Untuk semen yang diragukan mutunya dan terjadi kerusakan akibat salah
penyimpanan dan dianggap sudah rusak/membantu dapat ditolak
pemakaiannya tanpa melalui pengetesan lagi. Bahan yang tidak dipakai
harus dibuang dari lapangan paling lambat 2 x 24 jam.
e. Kontraktor harus mengambil pengelola gudang yang cakap, yang
mengawasi gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang
cocok dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya. Tindasan dari
catatan-catatan harus disediakan untuk direksi lapangan bila dikehendaki
yaitu jumlah dari semen yang dipergunakan selama hari itu ditiap bagian
pekerjaan.

138

4. Pengukuran dan Pembayaran


Harga-harga satuan yang ditawarkan Bill Of Quantity untuk jenis pekerjaan
yang perlu, termasuk semen, harus menurut harga pembelian dari
pengangkutan, pembongkaran, penyimpanan dan penempatan pada tempattempat dari pemakaian terakhir untuk beton, spesi pasangan siaran atau jenis
pekerjaan.

PASAL 10. BAHAN UMUM II

1. Agregat dan Bahan-bahan Bangunan Pasangan/Plesteran Umum


a. Lingkup Pekerjaan:
Semua bahan pasir, kerikil dan bahan-bahan bangunan pasangan/
plesteran dinding yang dipakai yang dipakai untuk semua bangunan dan
pekerjaan yang akan dilaksanakan termasuk dalam dokumen kontrak, dan
untuk semua tujuan yang bersangkutan dan yang mungkin dikehendaki
oleh Direksi Pelaksana harus sesuai dengan berkas permintaan yang
diajukan dan berlaku sebelumnya, kecuali ada perjanjian permintaan yang
dirubah sendiri oleh Direksi Pelaksana unttuk jenis pekerjaan tertentu.
b. Penjelasan Umum:
Semua agregat yang terdiri dari bahan pasir, kerikil, batu dan bahan-bahan
bangunan untuk plesteran yang akan digunakan sesuai dengan Dokumen
Kontrak untuk semua tujuan yang dikehendaki oleh Direksi Lapangan.
c. Pengangkutan dan Penyimpanan

139

1. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan


menimbun semua pasir, kerikil dan bahan plesteran dan bahan
plesteran dan pasangan sebagaimana diminta untuk melaksanakan
pekerjaan yang terperinci di sini, dengan mendapatkan persetujuan
dari Pengawas/ Direksi Lapangan.
2. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan.
3. Kontraktor harus membersihkan dan memperbaiki saluran buangan
dan semua tempat untuk penimbunan dan harus mengatur semua
pekerjaan penimbunan bahan-bahan tersebut, agar sedikit mungkin
bahan yang tercampur tanah atau bahan lain pada waktu banjir
maupun air rembesan.
4. Kontraktor harus menanggung sendiri segala biaya untuk pengolahan
kembali pasir, kerikil maupun bahan pasangan batu yang terpisah atau
kotor karena penimbunaan yang tidak sempurna.
5. Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan penimbunan sehingga
ketinggian penimbunan tidak lebih dari 1,25 m. Semua bahan
timbunan itu tidak boleh dipindahkan dari timbunan, kecuali oleh truk
untuk menempatkan lapisan-lapisan berikutnya.
6. Kontraktor harus menyediakan alat-alat yang efektif untuk mencegah
pecahnya batu yang disebabkan oleh truk-truk yang melalui timbunan.
2. Pasir

140

a. Di dalam spesifikasi ini dipakai bermacam-macam jenis pasir untuk


pekerjaan bangunan yang ditetapkan sebagai berikut:
1). Pasir buatan : pasir yang dihasilkan oleh mesin pemecah batu.
2). Pasir alam : pasir yang disediakan oleh Kontraktor yang berasal yang
dari sungai atau pasir alam yang didapat atas persetujuan Direksi
Lapangan.
a). Pasir paduan : paduan pasir dari buatan dan pasir alam dengan
perbandingan

campuran

tertentu

sehingga

didapat

gradasi

(susunan butiran) yang terperinci seperti dalam ayat 3.


b. Semua pasir alam yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembangunan harus
disediakan oleh Kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau dari
tempat lain sumber alam yang disetujui. Jika pasir alam didapat dari
sumber-sumber yang tidak dimiliki atau tidak dikuasai oleh Kontraktor,
maka Kontraktor harus mengadakan persetujuan yang perlu dengan
pemiliknya dan harus membayar sewa/biaya lain yang bersangkutan
dengan hal tersebut.
c. Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai
persetujuan keseluruhan untuk semua bahan yang diambil dari alam
tersebut, dan Kontraktor harus bertanggung jawab untuk kualitas satu
demi satu dari bahan sejenis yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor
harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk pemeriksaan
pendahuluan, contoh yang cukup seberat 15 kg dari pasir alam yang
diusulkan untuk dipakai paling sedikit 14 hari sebelum diperlukan.

141

d. Timbunan pasir alam harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua


tumbuh-tumbuhan dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan
segala macam tanah yang dapat dipakai. Bahannya harus diayak dan
dicuci sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan pasir alam sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan disini.
e. Kebersihan dan kualitas
Pasir harus bersih dan bebas dari Lumpur atau tanah liat, dan hal-hal yang
dapat merusak substansi yang merugikan beratnya tidak boleh lebih dari 5
%
f. Gradasi untuk beton
Semua pasir yang akan dipakai untuk produksi beton dalam spesifikasi ini
harus pasir alam dan bila terpaksa dikehendaki harus campuran dalam
proporsi perbandingan yang tepat antara pasir buatan dan pasir alam. Pasir
harus mempunyai Modulus kehalusan butir antara 2 sampai 3,2 atau jika
diselidiki dengan standar, sesuai dengan standar Indonesia untuk beton
PBI 1971 pasal 3.5 dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
g. Pengukuran dan pembayaran
Harga satuan yang ditawarkan dalam Bill of Quantity untuk jenis
pekerjaan dengan pasir, kerikil, batu pasangan batukosong maka harga
tersebut

meliputi

pengangkutan,

harga

pembelian,

penimbunan/penyimpanan,

pengolahan
menyaring

(processing),
dan

mencuci

kembali bila dikehendaki, dan menempatkan pada tempat-tempat dan


pemakaian-pemakaian terakhir. Semua biaya untuk menyediakan pasir,

142

kerikil dan bahan-bahan pasangan harus dimasukkan dalam harga satuan,


yang diajukan dalam daftar penawaran untuk jenis-jenis pekerjaan yang
dikehendaki.
3. Agregat Kasar
a. Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui, yang terdiri
dari batu pecah atau bahan pengisi atau kombinasinya.
b. Kebersihan dan Mutu
Agregat kasar haurus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus dan
mudah pecah, tipis atau panjang-panjang serta bersih dari alkali dan
bahan-bahan organis atau substansi yang merusak dalam jumlah yang
merugikan. Besarnya prosentase dari semua subtansi yang tidak boleh
mencapai 3 % dalam beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras,
padat, awet dan tidak berpori-pori.
c. Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada dalam
batas-batas sebagaimana terperinci untuk pekerjaan-pekerjaan khusus.
Agregat kasar harus menpunyai modulus kehalusan butir antara 6 7,5
atau bila diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar
Indonesia untuk beton SK SNI 1989.
d. Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh
Direksi Lapnagan tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor
harus menyaring kembali atas beban sendiri, untuk menghasilkan agregat
sampai disetujui Direksi Lapangan.

143

Tabel presentase saringan agregat

Saringan No.

Presentase Satuan Timbangan Tertinggal di Saringan

0 15

6 - 12

16

10 - 25

30

10 - 30

50

15 - 35

100

12 - 20

PAN

3-7

Jika prosentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 20 % atau


kurang, batas maksimal untuk prosentase satuan dalam saringan no. 8
dapat naik sampai 20 %.
e. Gradasi untu Pasangan Batu
Pasir untuk spesi/mortal yang digunakan untuk lapisan batu atau batu bata,
plesteran, pasangan batu atau batu bata harus pasir alam, bila diselidiki
dengan standar harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan berikut :
Tabel presentase saringan agregat

Saringan No.

Presentase Satuan Timbangan Tertinggal di


Saringan

100

100

15 (maksimum)

144

f. Segala pasir alam dan pasir campuran harus disediakan untuk


penyelidikan oleh Direksi Lapangan Untuk ditetapkan apakah pasir yang
digunakan sesuai dengan permintaan dalam spesifikasi ini. Kontraktor
harus menyediakan bantuan tersebut tanpa memungut biaya, bila Direksi
Lapangan memutuskan untuk melakukan percobaan.
4. Bahan Pasangan Batu
a. Batu harus didapat dari tempat pengambilan/gunung batu yang telah
disetujui. Batu yang akan dipergunakan adalah batu pecah berasal dari
gunung batu atau batu-batu besar yang bermutu baik, mempunyai berat
jenis minimal 2,4. Kekuatan tekanan tidak boleh kurang dari 400 kg/cm2
(40 Mpa).
b. Kualitas
Untuk dipakai di dalam pekerjaan pasangan, pasangan batu kosong dan
sebagai perkerasan jalan, batu harus keras kekar, berisi (kompak), awet
bebas dari cacat dan celah.
c. Batu untuk pasangan batu kosong (pitching) harus mempunyai berat
antara 10 kg sampai 25 kg sebuah , dan dibelah paling tidak pada satu sisi.
d. Batu untuk pasangan batu harus dibuat menurut ukuran dan bentuk
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana disetujui oleh
Perencana/Direksi Lapangan.

PASAL 11. BAHAN UMUM III (Beton Umum)

1. Lingkup Pekerjaan

145

Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan pada semua bangunan yang
akan dikerjakan dengan spesifikasi ini dan semua maksud yang berhubungan
dan sebagaimana diminta oleh Direksi Lapangan harus terdiri dari bahanbahan yang terperinci disini dan harus dicampur dengan perbandingan yang
sesuai, dicor dan dituang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tersebut
disini.
2. Bahan
a. Semen portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang
ditetapkan dalam bahan umum.
b. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang
ditetapkan dalam bahan umum.
c. Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton spesi/mortar
dan spesi injeksi dalam spesifikasi ini, disediakan oleh Kontraktor sesuai
dengan syarat-syarat dan ketentuan untuk pasir dan agregat kasar yang
ditetapkan dalam bahan umum.
d. Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat yang dan ketentuanketentuan yang ditetapkan sebelumnya untuk bahan umum.
3. Spesi Injeksi (grout)
Semua spesi injeksi yang diperlukan digunakan untuk pengangkutan mesinmesin/alat-alat lain dan pekerjaan baja atau sebagai yang dikehendaki oleh
Direksi Lapangan harus disediakan oleh Kontraktor. Kecuali bila ditentukan
lain, semua bahan untuk grout harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang

146

terperinci untuk beton. Spesi injeksi terdiri dari campuran 1 pc : 3 psr dengan
air yang cukup untuk mendapatkan kekentalan yang tepat.
4. Kelas dan Mutu Beton
Kelas dan mutu beton hasur sesuai dengan standar beton Indonesia NI 2 - PBI
1971 menurut tabel berikut ini :
Tabel kelas dan mutu beton

Klas

Mutu

B0

bk

bm

Kategori

Pengawasan

Pengawasan

(kg/cm2)

dengan

dari

terhadap

terhadap

S=46

Bangunan

Kualitas

Kekuatan

(kg/cm2)

(tujuan)

Agregat

Tekan

--

Non

Pemeriksan

Tidak ada

strukturil

dengan

pengujian

--

mata
II

B1

--

--

Strukturil

Pemeriksaa

Tidak ada

n dengan

pengujian

teliti
K 125

125

200

Strukturil

Pengujian

Pengujian

dengan

akan

mendetail

diadakan

dengan

kontinu

mengadaka
n analisa
K 175

175

250

Strukturil

Pengujian

Pengujian

dengan

akan

mendetail

diadakan

dengan

kontinu

mengadaka
n analisa

147

K 225

225

300

Strukturil

Pengujian

Pengujian

dengan

akan

mendetail

diadakan

dengan

kontinu

mengadaka
n analisa
III

K>125

>125

>300

Strukturil

Pengujian

Pengujian

dengan

akan

mendetail

diadakan

dengan

kontinu

mengadaka
n analisa

Keterangan:
bk : kekuatan tekan karakteristik yang ditentukan melalui pengujian
benda-benda uji. Hanya 5 % dari hasil percobaan yang diijinkan berada di
bawah harga tersebut.
bm : Adalah harga kekuatan tekan rata-rata. Bilamana tidak ditentukan
lain kekuatan tekan dari beton adalah selalu kekuatan hancur dari contoh
kubus yang bersisi 15 cm diuji pada umur 28 hari.
Rumus untuk kalkulasi adalah sebagai berikut :
bk=

S=

bk
bm 1,64S

N (b bm)2
N 1
1

148

N b
N
1

bm =
dimana :
N

: jumlah benda uji minimum 20

: kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji

bm

: kekuatan beton rata-rata (kg/cm2)

: standar deviasi (kg/cm2)

Kriteria yang umumnya diterima oleh Bureu of Reclamation USA untuk


menentukan kelas kekuatan ialah persyaratan bahwa 80 % dari hasil pengujian
sejumlah benda-benda uji harus lebih besar dari kelas kekuatan tekan yang
ditentukan benda tersebut.
Kelas kekuatan yang ditentukan adalah :
a. Kelas I : 160 kg/cm2 dengan benda uji kubus 15 x 15 cm pada umur 28
hari
b. Kelas II : 200 kg/cm2 dengan benda uji kubus 15 x 15 cm pada umur 28
hari
c. Kelas III: 225 kg/cm2 dengan benda uji kubus 15 x 15 cm pada umur 28
hari
5. Komposisi/Campuran Beton
a. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil/batu pecah, air
yang ditentukan sebelumnya. Semuanya dicampur dalam perbandingan
yang tepat dan diubah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang
baik/tepat.

149

b. Spesi injeksi (grout) harus terdiri dari semen portland, pasir,air dan suatu
bahan pengisi yang tidak susut yang disetujui oleh Direksi Lapangan
semua dicampur dengan perbandingan yang sesuai dan kekentalan yang
disetujui oleh Direksi Lapangan.
6. Pengujian dan Konsistensi Beton dan Benda Uji Beton
a. Pengujian dari konsistensi beton dan benda uji beton, banyaknya air yang
dipakai untuk beton mempunyai konsisitensi yang baik dan untuk
menyesuaikan variasi kandungan butir atau gradasi dari agregat waktu
masuk dalam mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan
kembali beton beku hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi
kering sebelum dipasang adalah tidak diperkenankan. Konsistensi beton
untuk setiap kali pengadukan harus seragam. Nilai slump dari beton (
pengujian kerucut slump), untuk berbagai pekerjaan beton harus sesuai SK
SNI T 15 1991 03. Direksi Lapangan berhak menuntut niali slump
yang lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan (praktis) dan akan
menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau alasan penghematan.
b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan Direksi Lapangan melalui
pengujian biasa dengan silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm,
apabila digunakan kubus 15 x 15 cm hasil ujinya harus dikonversikan
dengan rumus :
fc' = {0,76 + 0,210 log(

fck '
)}fck
vs

keterangan :
fc

: kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa)

150

fck

: kuat tekan beton (Mpa) yang didapat dari pengujian desak


kubus beton dengan sisi 15 cm.

Dibuat dan diuji sesuai dengan SK SNI T 15 1991 03.


Kontaktor harus menyediakan fasilitas yang baik yang diperlukan untuk
mengerjakan

contoh-contoh

pemeriksaan/pengujian.

Frekuensi

pemeriksaan akan ditetapkan oleh Direksi Lapangan berdasarkan pada


tingkat pengecoran struktur untuk mendapatkan kepastian bahwa beton
yang dipasang adalah sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan
perencanaan.
7. Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masingmasing bahan pembentuk beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara
pengerjaannya harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan.
8. Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu Batch Mixer atau Portable Continous Mixer selama
sedikitnya 1,5 menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam
jumlah yang penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah
apabila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3. Direksi
Lapangan bertambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara
pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang seragam/merata. Beton harus seragam dalam

151

komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila dimintakan


adanya perubahan dalam komposisi. Air harus dituang lebih dulu selama
pekerjaan mencampur. Pengadukan dengan waktu yang terlalu lama
sehingga membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi
beton yang dikehendaki tidak diperkenankan.
b. Truk pengaduk (truk mixer) hanya diperkenankan jika tiap kali
pengadukan mempunyai konsistensi dan mutu yang merata dan sama.
Beton yang tertinggal dalam truk pengaduk sekian lama yang memerlukan
tambahan air yang cukup untuk memungkinkan pemasangan yang
memuaskan harus atas tanggungan Kontraktor. Jika pengadukan
memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki. Mesin
pengaduk yang disentralisir (batching, mixing plant) harus diatur
sedemikian hingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah daru
stasiun operator. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi dari
kapasitas yang telah ditentukan kecuali telah nyata-nyata diperkenankan.
Tiap mesin pengaduk dilengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur dan
menghitung jumlah adukan.
9. Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dihitung tidak boleh kurang dari 320 C tidak lebih
dari 450 C. Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 270 C dan 320 C,
beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor pada
waktu iklim sedemikian sehingga suhu dari beton melebihi 320 C, sebagai
yang diatur oleh Direksi Lapangan. Kontraktor harus mengambil langkah-

152

langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat, mencampur air dan


mengecor pada waktu malam hari, bila perlu mempertahankan suhu beton,
untuk dicor pada suhu di bawah 320 C.
10. Rencana Cetakan
Cetakan haruslah sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas
dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada gambargambar atau seperi ditetapkan oleh Direksi Lapangan. Bahan yang dipakai dan
gambar rencana cetakan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak akan
mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun
terhadap perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul
waktu pemakaian. Sewaktu-waktu Direksi Lapangan dapat mengafkir sesuatu
bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan
Kontraktor harus segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya
atas beban biaya sendiri.
11. Konstruksi Cetakan
a. Cetakan untuk mencetak beton menurut model yang ditentukan harus
digunakan cetakan yang dibuat dari logam atau lembaran plywood atau
papan kayu yang dipres atau dari papan yang dipasah ahlus dlam keadaan
baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang
sempurna.
b. Cetakan harus kuat dan kaku pada tempatnya serta tetap bentuknya selama
pembebanan dan selama berlangsungnya pekerjaan fibrasi pemadatan
beton. Semua cetakan kayu pada permukaan harus diketam rata/digosok

153

dengan kertas pasir untuk menghilangkan tanda-tanda bekas cetakan.


Usaha-usaha

harus

dikerahkan

dalam

pekerjaan

cetakan

untuk

menguatkan bagian pinggir dan ujung untuk menghindari terbentuknya


penggelembungan

sisi-sisi

pinggiran

atau

kerusakan-kerusakan

permukaan beton yang telah diselesaikan.


c. Semua cetakan yang dibangun harus teguh. Alat-alat yang sesuai dan
cocok untuk membuka cetakan tanpa merusak permukaan beton yang
telah dicetak harus tersedia dan digunakan hanya setelah disetujui oleh
Diireksi Lapangan. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan
sebaiknya diminyaki dengan minyak yang biasanya diperdagangkan.
Penggunaan minyak untuk cetakan harus berhati-hati untuk mencegah
kontak dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.
Champer Strip harus ditempatkan di sudut dari cetakan-cetakan untuk

menghasilkan tepi-tepi yang melereng pada permukaan beton yang selalu


kelihatan.
d. Sambungan-sambungan cetakan harus rapat sehingga dapat mencegah
kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran.
e. Cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga
dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan selama penuangan beton.
Cetakan dapat disangga selama pengecoran beton pada pilar-pilar beton,
kaki-kaki logam (tetal pedestal) atau oleh cara-cara lain yang disetujui.
Penyangga cetakan (perancah) harus diberi jarak antara yang tepat

154

sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama


pelaksanaan.
f. Khusus untuk pondasi dibuatkan permanen terbuat dari pasangan batu
bata setengah batu seperti yang terlihat pada gambar.
12. Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan
beton, pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam, penyokong,
pengikat dan penyiapan permukaan-permukaan yang berhubungan dengan
pengecoran telah disetujui Direksi Lapangan. Beton tidak boleh dicor
dalam air tanpa ijin tertulis dari Direksi Lapangan dan cara mengecor
beton harus menurut persetujuan. Beton tidak boleh berhubungan dengan
air yang mengalir sebelum beton tersebut cukup keras. Semua permukaan
cetakan dan material tertanam yang dilekati spesi/mortar adukan beton
yang lebih dahulu dicor harus dibersihkan dari adukan-adukan tersebut
sebelum pengecoran dilanjutkan.
b. Sesaat sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang
menggenang, reruntuhan atau bahan lepas, permukaan dengan bahan yang
menyerap pada tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan rata
sehingga kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.
c. Semua bagian beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya
harus diberikan pasir 5 cm dengan adukan 1 : 3 : 5 di bawah konstruksi
tersebut. Lantai kerja harus dihamparkan secara merata di atas tanah dasar

155

pondasi dan dibiarkan mengeras selama sedikitnya 24 jam baru beton


sebenarnya dicor.
d. Permukaan-permukaan construction joints harus bersih dan lembab ketika
ditutup dengan beton atau adukan. Pembersihan harus berupa pembuangan
semua kotoran, beton yang mengelupas atau rusak, bahan-bahan asing
yang menutupinya. Permukaan construction joints harus dibersihkan
dengan cara-cara yang disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan
penyemprotan air dengan tekanan udara segera sebelum pengecoran beton
baru. Pencucian harus segera dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari
pengecoran beton. Semua genangan-genangan air harus segera dibuang
dari permukaan construction joints sebelum beton baru dicor dan disiram
air semen.
e. Semua construction joints atau expension joints (siar muai) seperti
ditunjukkan pada gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihankelebihan beton/material lain dengan penggaruk (scraving), memahat atau
cara lain yang disetujui Direksi Lapangan.
f. Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan
antara kerikil dan spesinya, yang menyebabkan perubahan nilai slump.
Dalam segala hal, beton yang akan dicor harus melalui jarak yang
terpendek ke tempat terakhir.

156

g. Beton dicor hanya waktu Direksi Lapangan atau wakilnya yang ditunjuk
serta pengawas Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja. Setelah
permukaan disiapkan, permukaan construction joints yang akan dicor,
harus dilapisi dengan penutup yang terbuat dari air semen setelah itu
ditutup dengan lapisan spasi/mortal kira-kira setebal 2 cm dan harus
mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang
bersangkutan

kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya.

Adukan harus dihamparkan merata dan juga pada permukaan yang tidak
teratur.
h. Penyampuran kembali beton yang sudah mengeras tidak diperkenankan.
Dalam semua hal, beton yang akan dituang/dicor harus diusahakan agar
pengangkutannya ke tempat posisi terakhir sependek mungkin.
i.

Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang


disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi atau sudut-sudut
yang cukup besar atau bertumbuk dengan baja tulangan, baik diizinkan
dan di mana pemisahan yang mungkin terjadi. Kontraktor harus
mempersiapkan drop chutes dan baffles atau alat lain yang cocok untuk
mengontrol jatuhnya beton.

j.

Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua


penuangan beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan
umumnya tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Direksi Lapangan mempunyai
hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal
lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi-spesifikasi ini.

157

k. Dalam mengecor beton pada daerah terbuka yang luas dan tebal,
Kontraktor harus menjaga agar daerah beton baru yang terbuka
seminimum mungkin, dengan cara pertama-tama menuang beton menurut
lebar yang penuh dan sampai tinggi yang penuh pada daerah yang terbatas
pada ujung bangunan dan kemudian melanjutkan pada tahap berikutnya
dengan cara yang sama sampai seluruh daerah dari bangunan. Lereng
yang terbentuk oleh pinggiran pengecoran yang tidak dibatasi dengan
cetakan (masih akan dilanjutkan) harus dijaga agar berbentuk lereng yang
terjal (securam mungkin) supaya luasnya tetap minim. Beton disekitar tepi
lereng ini tidak boleh digetar (dengan vibrator) sebelum beton yang
berdampingan terhadapnya dituang, kecuali jika kondisinya sudah
mengeras sedemikian sehingga beton berikutnya tidak sempurna
penyatuannya dengan beton yang lebih dahulu dituang. Setiap tahap
penuangan beton harus dipadatkan betul-betul (dengan vibrator atau alat
lain) seluruhnya sebelum tahap berikutnya dimulai.
l.

Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan atau waktu lama


berakibat spesi/mortel terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air semen
atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen
atau spesi yang hanyut dan terhampar harus dibuang dan diganti sebelum
pekerjaan dilanjutkan. Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatau
bagian bangunan, tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai.

m. Ember-ember/broket beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan


tepat slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada

158

waktu penuangan dan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3


sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk diangkat/dilekatkan dengan
alat lainnya dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
n. Keadaam construction joints harus mendekat horizontal jika tidak ada
ketentuan lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh
Direksi Lapangan, jika beton dicor menjadi satu kesatuan (monolithically)
di sekitar celah-celah yang mempunyai dimensi-dimensi vertikal lebih dari
60 cm, beton pada deck, plat lantai berbagai lantai, berbagai balok (beams,
girders) atau satu kesatuan suatu bangunan dicor setara dengan

pendukungnya.
o. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan yang mungkin,
sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat
pada semua permukaan-permukaan dari cetakan dan material yang
dilekatkan.
13. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
a. Waktu dan cara pembukaan pemindahan cetakan harus seperti petunjuk
dari Direksi Lapangan dan pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati
untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda
tidak dijinkan untuk dibebani. Segera sesudah cetakan-cetakan dibuang,
permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan permukaan-permukaan
yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui Direksi
Lapangan.

159

b. Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar bekistingnya setelah 7 hari


dengan syarat bahwa betonnya sudah cukup keras. Bagian struktur beton
yang disangga dengan penumpu tidak boleh dibongkar sebelum betonnya
mencapai kekuatan yang cukup untuk menyangga beratnya sendiri dan
beban-beban pelaksanaan atau beban-beban lain yang akan menimpa
struktur beton tersebut. Dalam hal apapun bekisting pada jenis struktur ini
tidak boleh dibongkar sebelum berumur 21 hari, demikian juga bekisting
yang dipakai untuk curing beton tidak boleh dibongkar sebelum beton
ditentukan matang.
14. Perawatan (curing)
a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air sebelum ditentukan disini.
Direksi Lapangan berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang
harus digunakan.
b. Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14
hari terus menerus segera sesudah beton cukup keras untuk mencegah
kerusakan, dengan cara penyiraman mekanis, atau cara-cara yang disetujui
yang akan menjaga permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam
perawatan (curing) harus memenuhi maksud spesifikasi air untuk
campuran beton.

15. Perlindungan (protection)

160

Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan


sebelum penerimaan oleh Direksi Lapangan. Permukaan beton yang terbuka
harus dilindungi terhadap sinar-sinar matahari yang langsung paling sedikit 3
hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam ini harus dilakukan
secepatnya dapat dilakukan sesudah pengecoran beton tanpa cetakan atau
sesudah pembukaan cetakan-cetakan.
16. Penyempurnaan Permukaan Beton
a. Penyempurnaan permukaan-permukan beton harus dilaksanakan oleh
tukang yang ahli dan disaksikan oleh Direksi Lapangan. Kontraktor harus
membersihkan semua permukaan beton yang terbuka, dan kerak-kerak
dan karat kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
b. Permukaan atap yang biasanya datar, harus dibuat miring untuk drainage.
Permukaan yang sempit, misalnya puncak tembok dan pinggiran trotoir
harus dimiringkan kira-kira 2 mm tiap meter, lebar permukaan yang lebih
luas seperti lantai dan atap harus dimiringkan kira-kira 1 mm tiap meter.
17. Perbaikan Permukaan Beton
a. Pembukaan cetakan pada beton yang tidak terletak sesuai gambar atau di
luar garis atau tidak vertikal atau tidak waterpass dan ternyata ada
permukaan yang rusak, maka hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan
spesifikasi ini dan harus diafkir/dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas
bebannya sendiri kecuali bila Direksi Lapangan memberikan izinnya
untuk menambah tempat yang rusak, di mana penambahan harus
dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal berikut.

161

b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan adalah yang


terdiri dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena
kropos, lubang-lubang baut, ketidakrataan karena pengaruh sambungan
cetakan dan bergeraknya cetakan. Ketidakrataan dan bengkak harus
dibuang dengan pemahatan atau dengan alat lain dan seterusnya digosok
dengan batu gerinda. Sarang kerikil harus dipahat dan dibuang. Lubanglubang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian
sehingga pengisian akan terikat (terkunci) di tempatnya. Semua lubang
harus terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor dan seterusnya
disempurnakan.
c. Cacat lubang baut angker dan tempat cungkilan dari sarang kerikil, diisi
dengan spesi/mortel tambalan yang kering. Spesi penambal harus
dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan dengan
alat yang tepat. Ketelitian diharapkan pada pengisian baut-baut angker dan
lubang-lubang pipa hingga seluruhnya dapat diisi penuh dengan spesi
yang padat.
18. Penyekat-penyekat
a. Penyekat-penyekat air (water stops) dari karet atau polyvynyl harus
ditempatkan pada sambungan-sambungan struktur bangunan terutama
pada pengecoran (karena adanya dilatasi) dan batas antara lantai dan
dinding basement. Komtraktor harus menyiapkan semua penyekat air,
termasuk lem karet, rubber semen, pasak, mur dan bahan penyambung
lainnya. Kontraktor harus membuat semua sambungan, penyatuan, dan

162

lengkungan (joints and bends), pasak untuk penyekat air, pertemuan


perpotongan-perpotongan yang dibuat secara khusus sesuai dengan
gambar atau seperti ditunjukkan oleh Direksi Lapangan. Semua penyatuan
sambungan harus diletakkan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat dan
penggunaan material yang disahkan oleh pabrik dan harus dibentuk
sedemikian sehingga menghasilkan sambungan yang kuat dan kedap air.
Penyekat air dengan lebar 23 cm haruslah penyekat air karet alam tiga
gelembung (three bulb natural water stop), dengan tebal minimum 0,85
cm seperti yang dihasilkan oleh cates rubber company, denver, colorado,
USA atau penyekat air terbuat dari PVC Lucky Water Stop type LW 9.

b. Kontraktor harus melaksanakan pemeliharaan yang cocok untuk


menunjang dan melindungi penyekat air selama pekerjaan berlangsung.
19. Additive

Penggunaan additive untuk campuran beton boleh dilakukan jika sudah


disertai percobaan laboratorium guna mendapatkan hasil yang baik. Jenis
additive digunakan POZZOLITH 300 R atau yang setaraf. Dalam segala hal

bahan additive harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS.


20. Pengukuran dan Pembayaran
Semua beton dan spesi injeksi yang diminta untuk pekerjaan dalam
spesifikasi-spesifikasi ini harus tercakup dalam harga satuan yang ditawarkan.
Dalam Bill of Quantities untuk bagian-bagian yang sesuai di mana beton dan
spesi injeksi dipergunakan. Harga satuan yang ditawarkan untuk pekerjaan
semacam itu kerikil/batu pecah, bahan penambah (admixture), non shrink

163

compound, cetakan-cetakan minyak, cetakan pengolahan, pemeliharaan suhu,

pengangkutan, persiapan untuk pengecoran, pembukaan cetakan-cetakan,


perawatan (curing) perlindungan, penyempurnaan dan perbaikan permukaan
beton serta semua pekerjaan-pekerjaan lainnya, sesuai persyaratan-persyaratan
dan keperluan-keperluan yang termaktub di sini.

PASAL 12. BAJA TULANGAN BETON

1. Bahan (material) dan Ukuran Batang


Semua baja tulangan beton harus baru dengan mutu baja U24 untuk tulangan
plat lantai dan U39 Ulir (BJTD 40) untuk tulangan balok, kolom dan pondasi
dengan >12 mm sedangkan untuk <12 mm dipergunakan U24 polos (BJTP
24), ukuran sesuai standar Indonesia untuk beton SK SNI T 15 1991 03
atau ASTM Designation A. 15 dan harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Kontraktor dapat diminta untuk memberikan surat keterangan tentang
pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan untuk
disetujui oleh Direksi Lapangan. Diameter baja tulangan beton harus sesuai
dengan gambar, bila kemungkinan karena keadaan lapangan harus diadakan
penggantian/penyesuaian diameter harus terlebih dahulu disetujui oleh
Konsultan Perencana dan Direksi Lapangan.
2. Tulangan
Khusus untuk tulangan beton struktur plat/lantai atap harus menggunakan
tulangan jaringan besi dengan ukuran/diameter yang sesuai dengan kebutuhan

164

yang disyaratkan dalam perhitungan dan disetujui oleh Konsultan Perencana


dan Direksi Lapangan.
3. Pembongkaran/pembentukan dan Pembersihan
Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpihan, karat,
minyak, dan pelapis yang akan merusak atau mengurangi daya rekatnya. Baja
tulangan beton harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk
dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar konstruksi yang diberikan oleh
Kontraktor. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan
kembali dengan cara yang dapat merusak bahan. Baja tulangan dengan
bengkokan yang tidak ditunjukkan dengan gambar tidak boleh dipakai. Semua
batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemasangan dari besi
beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara-cara pengerjaan disetujui
oleh Direksi Lapangan.
4. Pemasangan
a. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar/perhitungan
dan dipastikan tidak terjadi pergeseran dengan pemakain kawat pengikat
tulangan beton atau alat klem yang sesuai pada perpotongan/pertemuan
tulangan. Rangka tulangan harus didukung oleh ganjal blok beton,
perenggang (speser) atau logam gantungan (metal hangers) sebagaimana
dibutuhkan. Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus
digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak ada bagian yang turun.

165

b. Jarak terkecil antara batang yang pararel tidak boleh kurang dari diameter
pengenal batang terbesar dan tidak boleh kurang dari 4/3 kali ukuran
terbesar agregat kasar.
c. Pada permukaan dari pondasi plat, dinding penahan tanah dan lain bagianbagian srtuktural yang prinsip di mana beton dituang langsung pada tanah,
tulangan harus diselubungi dengan beton (selimut beton) setebal paling
sedikit 5 cm.

PASAL 13. AIR UNTUK BETON

1. Air yang dipakai untuk semua beton, spesi/mortel, dan spesi injeksi harus
bebas dari lumpur, minyak, asam dan bahan organik basa, garam dan kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tesebut harus diuji oleh Direksi
Lapangan untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan ini.
2. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirimkan
contoh air itu ke lembaga pemeriksaan bahan yang diakui, diselidiki sampai
seberapa jauh air itu mengandung zat yang dapat merusak beton/tulangan.
3. Apabila pemeriksaan contoh air tersebut di atas tidak dapat dilakukan, maka
dalam hal adanya keraguan mengenai air harus diadakan percobaan
perbandingan antara kekuatan tekan mortel semen dan pasir dengan memakai
air itu dibandingkan dengan air suling. Air tersebut dapat dipakai apabila
kekuatan tekan mortel dengan memakai air tersebut pada umur 7 dan 21 hari
paling sedikit 90 % dari kekuatan mortel dengan memakai air suling pada
umur yang sama.

166

PASAL 14. PEKERJAN FINISHING BETON

1. Limgkup Pekerjaan
Yang teramsuk pekerjaan ini adalah pekerjaan waterproofing untuk atap,
reservoir, basement dan yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

2. Referensi
Semua pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dari pabrik yang
bersangkutan.
3. Material
Menggunakan lapisan waterproofing dari SEALCOTE produksi ACUM atau
yang setara dan mempunyai sertifikat ex Eropa/ Australia/ Amerika dan lainlain.

PASAL 15. PEKERJAAN HALAMAN

1. Penjelasan
Pekerjaan pembuatan dan perbaikan halaman yang rusak akibat pelaksanaan
pekerjaan, dimana Kontraktor menerima keadaan level tanah sesuai dengan
keadaan lapangan, serta pekerjaan Kansteen sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.
2. Ruang Lingkup
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan penggalian/ pengurugan, pembuatan badan
jalan, pemadatan dan finishing dengan Hotmix/ Interblock untuk jalan dan
parkir dan pembuatan kanstin, sesuai gambar rencana atau yang ditunjukkan
oleh Perencana/ Direksi Lapangan.

167

a. Pekerjaan Halaman
1) Material
-

Sirtu

Pasir ekstra beton

Interblock (8 cm untuk parkir, 6 cm untuk pendestrian dan plaza)

2) Pelaksanaan
a. Umum :
Sebelum memulai

pekerjaan Kontraktor diwajibkan

meneliti kondisi lapangan atau sesuai petunjuk Perencana/Direksi


Lapangan. Seluruh material yang masuk ke dalam site dan
material

yang

akan

digunakan

harus

atas

persetujuan

Perencana/Direksi Lapangan. Interblock yang digunakan harus


dalam satu merk dan mempunyai bentuk dan type yang sama
sesuai gambar rencana atau atas persetujuan Perencana/Direksi
Lapangan.
b. Sub Grade
Tanah yang sudah digali/ diurug sampai sesuai elevasinya
kemudian dipadatkan dengan steel roller 6 8 ton sampai
mencapai kepadatan yang optimum. Permukaan tanah yang masih
labil harus dipadatkan apabila ternyata masih labil, harus segera
digali dan diganti dengan material lain yang memenuhi syarat dan
dipadatkan kembali. Tanah yang sudah dipadatkan harus dites

168

hingga mencapai minimal CBR 3%. Tes laboratorium harus atas


sepengetahuan/ persetujuan Perencana/Direksi Lapangan.
c.

Sub Base

Terdiri atas lapisan sirtu dengan kualitas baik ketebalan


minimum mencapai 20 cm jadi/padat.

Semua material sirtu yang masuk ke dalam site harus yang


telah disetujui Perencana/Direksi Lapangan, apabila tidak
memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari site.

Hamparan sirtu harus merata di atas permukaan tanah yang


sudah dipadatkan, kemudian dipadatkan dengan steel roller 6
8 Ton.

Kepadatan sirtu harus dilakukan pengetesan, dan harus


mencapai

minimal

CNR

10

%,

atau

atas

petunjuk

Perencana/Direksi Lapangan.

Permukaan sirtu yang masih labil, harus terus dipadatkan, dan


apabila ternyata tetap labil maka permukaan sirtu harus digali
dan diganti dengan material yang baru dan memenuhi syarat,
kemudian dipadatkan kembali.

Pelaksanaan pemadatan harus disertai dengan air agar dapat


dicapai keadaan yang optimal.

Apabila diketahui ada bagian yang kurang pasirnya, harus


segera ditambah dan sebaliknya apabila terlalu banyak batunya

169

harus dikurangi sampai benar-benar mendapat komposisi yang


disyaratkan.

Pekerjaan lapisan berikutnya baru boleh dikerjakan apabila


seluruh pekerjaan sub base dapat diterima baik oleh
Perencana/ Direksi Lapangan.

Gradasi Sub Base Klas A, seperti di bawah ini :

Tabel saringan presentase agregat

Macam Saringan

Prose Lolos dari Berat

ASTM (mm)

Inchi

Klas A

50

100

25

65 90

9,5

3/8

40 60

4,75

No. 4

25 45

2,0

No. 10

12 30

0,425

No. 40

6 16

0,075

No. 200

0-8

Lapisan pasir :
1. Pasir yang dihamparkan adalah pasir ekstra beton dengan
kualitas baik, tidak mengandung lumpur, kotoran, dan
material lain.
2. Pasir extra beton dihampar rata setebal 5 cm jadi/ padat.

Inter block

1. Interblock yang digunakan adalah yang sesuai dengan


standar pabrik dan sudah dialkukan pengetesan.

170

2. Interblock yang digunakan adalah type S dan minimal


tebal 8 cm untuk halaman parkir dan 6 cm untuk plaza dan
pedestrian.
3. Kansteen pemmisah antara pinggir hotmix dengan pinggir
interblock parkir yang dipakai adalah beton tepi precast

dengan ukuran 20 x 5 x 60 cm dengan bahan yang dengan


interblock, yang satu dengan yang lain saling mengkait.

Kansteen pemisah tersebut di atas termasuk dalam


pekerjaan lapangan parkir.
4. Interblock dipasang di atas permukaan pasir yang telah
padat dan diratakan.
5. Perataan permukaan pasir yang kering harus menggunakan
papan yang lurus dan rata.
6. Celah-celah atau nat pada pasangan interblock tidak boleh
lebih besar dari 4 mm dan kemudian dipadatkan dan
diratakan dengan stamper dorong khusus untuk interblock,
apabila ada celah atau tidak rata, maka harus distamper
ulang.
7. Material interblock yang dipasang harus sama ukurannya
dan tipenya harus sesuai dengan gambar atau spesifikasi
serta tidak cacat (retak, gompal, kotor, dan warnanya
berubah).

171

b. Pekerjaan Kansteen
1). Kansteen sebagai pembatas antara pinggir jalan dengan jalur hijau dan
antara pinggir parkir dengan jalur hijau.
2). Kansteen dibuat dari beton bertulang dengan campuran 1 : 2 : 3, dibuat
exspos dengan model berbentuk huruf L.
3). Ukuran bentuk dan tulangnya sesuai dengan gambar rencana.
4). Pertemuan antara kansteen dengan pinggir jalan maupun pinggir
parkir, elevasinya harus sama atau rata sesuai gambar.
5). Pada daerah-daerah tikungan, kansteen dibuat sesuai keadaan
setempat.
6). Kansteen yang retak, gompal, permukaannya kasar, tidak rata dan
kotor terkena bahan lain, tidak boleh dipasang dan harus dikeluarkan
dari site.
c. Seluruh Pekerjaan Jalan Hotmix, Lapangan Parkir, Pedestrian, dan
Kansteen serta Bagian-bagian lain yang menunjang harus dikerjakan
sesuai dengan prosedur dan standar-standar Pelaksanaan untuk Pekerjaan
dimaksud. Hasil akhir dari pekerjaan tersebut harus benar-benar dapat
berfungsi dengan baik, tidak cacat dan dapat diterima dengan baik oleh
Perencana atau Direksi Lapangan.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAN ARSITEKTUR


PASAL 1. PEKERJAN PASANGAN BATU KALI

1. Lingkup Pekerjaan

172

1.1

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan


dan alat-alat yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.

1.2

Pekerjaan pemasangan batu kali meliputi seluruh detail yang dinyatakan


atau disebutkan dalam gambar rencana atau sesuai petunjuk Pengawas
atau Direksi Lapangan.

2. Referensi atau Persyaratan Bahan


2.1 Batu Kali
Batu kali yang digunakan adalah batu kali dengan kualitas baik
ukuran minimum 20 30 cm dan berupa batu pecah (buka bulat).
2.2 Adukan
Bahan yang digunakan untuk adukan harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari tanah liat maupun kotoran
lainnya.
b. Semua PC yang digunakan harus berasal dari satu merk.
c. Air yang digunakan harus bersih, segar, tawar dan bebas dari bendabenda yang merusak (minyak, asam, basa, dan zat organik lainnya).
d. Perbandingan bahan dalam adukan harus 1 pc : 3 kp : 10 ps, untuk
semua pasangan batu kali.
3. Pemasangan atau Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1

Seluruh pekerjaan pasangan pondasi batu kali harus mengikuti


ketentuan-ketentuan yang berlaku.

173

3.2

Semua bahan yang dipakai cara penerjaannya harus atas persetujuan


Perencana/ Direksi Lapangan.

3.3

Batu kali sebelum dipasang harus dibasahi dengan air dan dibersihkan
dari kotoran.

3.4

Pekerjaan pasangan harus mempunyai ikatan yang baik, kokoh sehingga


tidak retak ataupun turun. Jika terjadi keretakan/penurunan dinding yang
diakibatkan oleh penurunan pondasi, harus diperbaiki/diganti atas biaya
Kontraktor.

3.5

Tidak boleh memukuli batu kali dengan martil di tempat pemasangan.

PASAL 2. PEKERJAAN PEMASANGAN BATU BATA

1. Lingkup Pekerjaan
1.1

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan


dan alat-alat yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.

1.2

Pekerjaan pemasangan batu bata meliputi seluruh detail yang


dinyatakan/ disebutkan dalam gambar rencana atau sesuai petunjuk
Pengawas/Direksi Lapangan.

2. Referensi/Pesyaratan Bahan
2.1

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti ketentuan :


Batu abta harus memenuhi N 10.
Semen Portland harus memenuhi NI 8
Pasir harus memenuhi NI 3 pasal 14 ayat 2

174

Air harus memenuhi PVB 1 1982 pasal 9


2.2

Batu bata harus berukuran sama 110 x 220 x 60 mm dan mempunyai


kualitas kelas 1 (ex lokal), harus terbakar matang dan tidak retak/pecah.

2.3

Adukan
Adukan terdiri dari bahan-bahan yang memenuhi syarat sebagiai berikut
a. Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari tanah liat maupun kotoran
lainnya.
b. Semua PC yang digunakan harus berasal dari satu merk.
c. Air yang digunakan harus bersih, segar, tawar dan bebas dari bendabenda yang merusak (minyak, asam ,basa, dan zat organik lainnya).
d. Perbandingan bahan dalam adukan harus 1 pc : 3 kp : 10 ps, untuk
semua pasangan batu kali.

3. Pemasangan/ Syarat-syarat Pelaksanaan


3.1

Pasangan batu bata dengan menggunakan adukan campuran 1 pc : 3 ps


untuk semua pasangan mulai dari sloof sampai dengan 20 cm di atas
permukaan lantai 0.00 dan dinding di sekeliling toilet dan daerah-daerah
basah sampai +_ 240 cm di atas permukaan lantai 0.00 sedangkan
adukan campuran 1 pc : 3 kp : 10 ps untuk pasangan batu bata yang
tidak termasuk point di atas.

3.2

Bahan-bahan perekat sebelum adukan harus diayak dengan ayakan


kawat kasa dengan ukuran renggang 0,5 cm dan diletakkan dengan
sudut paling kecil 50 derajat dengan bidang horizontal.

3.3

Stegger tempat berpijak tidak boleh menembus tembok.

175

3.4

Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari
permukaan sloof sampai ketinggian +_ 30 cm di atas permukaan lantai
dasar, dinding di daerah basah sampai ketinggian +_ 200 cm dari
permukaan lantai serta semua dinding yang menggunakan simbol/ aduk
trasram/kedap air digunakan aduk rapat air dengan campuran 1 pc : 3 ps.

3.5

Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air hingga
jenuh sehingga buihnya habis.

3.6

Setelah batu bata terpasang dengan adukan, nad/ siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram
dengan air.

3.7

Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.

3.8

Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri


maksimum 24 lapis setiap ahrinya, diikuti dengan cor kolom praktis.

3.9

Bidang dinding 0,5 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 tambahan
kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm,
dengan tulangan pokok 6 mm jarak 20 cm.

3.10 Pembuatan lubang pada pemasangan untuk perancah/stegger sama


sekali tidak dibenarkan.
3.11 Pembuatan lubang pada pemasangan batu bata yang berhubungan
dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stekstek besi beton 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam

176

dengan pasangan batu batu sekurang-kurangnya 30 cm kecuali


ditentukan lain atas persetujuan Perencana/Direksi Lapangan.
3.12 Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah dua melebihi 5 %.
Batu bata yang patah jadi 2 bagian tidak boleh digunakan.
3.13 Pasangan batu bata untuk dinding bata harus menghasilkan dinding
finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 bata finish adalah 25 cm,
pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
3.14 Pekerjaan dapat dimulai hanya aligment horizontal atau vertikal dari
pondasi mempunyai kesalahan tidak melebihi 2,5 cm bila dijumlahkan,
bila melebihi cara memperbaiki permukaan pondasi harus diajukan
untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas/Direksi Lapangan.
3.15 Tiap unit harus dipotong dengan tepat dan rapi, bila dipergunakan
lubang untuk saluran plumbing, elektrikal dan lainnya lubang ini
nantinya harus ditutup kembali dengan rapi.
3.16 Pada daerah pengecoran adukan pasangan batu bata harus disusun
berselang-selang dari bawah ke atas hingga tidak membentuk satu garis
vertikal.
3.17 Tebal dinding hasil akhir pasangan dinding bata dengan ketebalan 15
cm, rata dan tidak bergelombang, dengan sudut yang membentuk siku.

PASAL 3. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

1. Lingkup Pekerjaan

177

1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,


dan alat-alat yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
1.2

Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian


dalan dan luar serta seluruh detail yang disebutkan dalam gambar.

2. Material/Persyaratan Bahan
2.1

Semen portland harus memenuhi NI-3 (dipilih untuk satu product untuk
seluruh pekerjaan)

2.2

Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2

2.3

Air harus memenuhi NI-3 pasal 10

2.4

Penggunaan adukan plesteran:


a.

Adukan 1pc : 3ps dipakai untuk plesteran rapat air.

b.

Adukan 1:3:10 dipakai untuk seluruh plesteran di dinding lainnya.

c.

Seluruh permukaan plesteran diberi acian dari bahan PC.

3. Pemasangan/Persyaratan Pelaksanaan
3.1 Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang
digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Perencanaan/Direksi
Lapangan, dan persyaratan tertulis dalam uraian dan syarat pekerjaan
ini.
3.2 Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton
atau pasangan batu bata telah disetujui oleh Perencana/Direksi Lapangan
sesuai uraian dan syarat-syarat pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.

178

3.3

Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk


dalam gambar arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar
potongan mengenai ukuran tebal/peil dan bentuk profilnya.

3.4 Campuran adukan perekat yang dimaksud adalah campuran dalam


volume, cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.

Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungan dengan udara luar, dan senua pasangan batu bata di
bawah permukaan tanah sampai ketinggian + 30 cm dari
permukaan lantai dan +200 cm dari permukaan lantai untuk kamar
mandi, WC / toilet dan daerah basah lainnya dipakai aduk
plesteran 1pc:3ps.

b.

Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan daily bond, dengan
perbandingan 1 bagian pc : 1 bagian daily bond.

c.

Untuk

bidang

lainnya

diperlukan

plesteran

campuran

1pc:3kp:10ps.
d.

Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai


mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan
sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar), untuk adukan
plesteran finishing harus ditambah dengan additive plamix dengan
dosis 200-250 gram plamix untuk setiap 40 kg semen.

e.

Semua jenis adukan perekat tersebut di atas harus disiapkan


sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum

179

mengering. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran adukan


tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama
unuk adukan kedap air.
3.5 Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
3.6 Untuk beton sebelum dipleter permukaannya harus dibersihkan dari sisasisa bekisting dan kemudian dikretek (scrath) terlebih dahulu dan semua
lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus ditutup aduk
plester.
3.7 Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang
akan dicat dipakai plesteran halus (acian) di atas permukaan
plesterannya.
3.8 Untuk dinding tertanam dalam tanah harus diberaben dengan memakai
spesi kedap air.
3.9 Semua bidang yang akan menerima bahan pada permukaannya diberi
aluralur garis horizontal atau dikorek (scrath 0 untuk memberi ikatan
yang lebih baik terhadap bahan finishing, kecuali yang menerima cat.
3.10 Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1m, dipasang tegak dan
menggunakan keping plywood setebal 9mm untuk patokan keratan
bidang.
3.11 Ketebalan

plesteran

harus

mencapai

ketebalan

permukaan

dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil


yang diminta gambar. Tebal plesteran minimum 2,5 cm, jika ketebalan

180

melebihi2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan


memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang
diijinkan oleh Perencana/Direksi Lapangan.
3.12 Ketebalan setiap permukaan bahan yang berada jenisnya yang bertemu
dalam satu bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar
0,7 cm dalamnya 0,5 cmm kecuali bila ada petunjuk lain di dalam
gambar.
3.13 Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang tidak melebihi 5mm untuk setiap jarak 2m. Jika
melebihi, Kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas
tanggungan Kontraktor.
3.14 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasmi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik matahari langsung
dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air lebih cepat.
3.15 Jika terjadi keretakkan akibat pengeringan yang tidak baik plesteran
harus

dibongkar

kembali

sampai

dinyatakan

diterima

oleh

Perencana/Direksi Lapangan dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.


Selama 7 hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu
menyiram dengan air sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap
hari.
3.16 Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum finish,
Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-

181

kerusakan dan pengotoran bahan lainnya. Setiap kerusakan yang terjadi


menjadi tanggungjawab Kontraktor dan wajib diperbaiki dengan biaya
dari Kontraktor sendiri.
3.17 Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

PASAL 4. PEKERJAAN DINDING KERAMIK

1. Lingkup Pekerjaan
1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
1.2

Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /


ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Perencana/Direksi
Lapangan.

2. Material/Persyaratan Bahan
2.1

Keramik Dinding

2.2

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan


ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI
1981.

2.3

Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari perencana.

2.4

Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis


operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Perencana/Direksi Lapangan.

182

2.5

Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru,
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Perencana/Direksi
Lapangan.

3. Pemasangan/Syarat-syarat Pelaksanaan
Pada permukaan dinding beton/batu bata yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan permukaan perekat spesi 1pc:3ps, diaduk baik memakai
larutan supercement (additive) jumlah pemakaian adalah 10% dari berat
semen yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,5 cm atau bahan
perekat khusus, dengan memperhatikan sehingga mendapatkan ketebalan
dinding seperti tertera dalam gambar.
Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motuf
tiap keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu sesuai dengan
petunjuk pebrik.
Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang
akan terpasang di dinding: Exhaust, panel, stop kontak, lemari gantung dan
lain-lain yang tertera digambar.
Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.
Awal pemasangan keramik pada dinding dan ke mana sisi ukuran harus
ditentukan, dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawasan/Direksi Lapangan
sebelum pekerjaan dimulai.

183

Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis siar harus benar-benar
lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya
harus merupakan satu garis lurus.
Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan naad serapat
mungkin, maksimi, 1mm (tanpa naad) serta membentuk pola seperti pada
gambar.
Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh
dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik. Yang telah
disetujui oleh Perencana/Direksi Lapangan.

PASAL 5. PEKERJAAN WATER PROOFING

1. Lingkup Pekerjaan
1.1 Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahanbahan peralatan dan alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar.
1.2

Bagian yang dibuat anti karat (water proofing) :


-

Plat atap dan overstek

Daerah WC kamar mandi dan daerah basah lainnya.

Bagian luar dari groundtank

Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

2. Material/Persyaratan Bahan
2.1

Persyaratan standar mutu bahan

184

Standar dari bahan dan produksi yang ditentukan oleh pabrik dan
standar-standar lainnya seperti:
-

ASTM D 36

ASTM D 5

ASTM D 146

ASTM D 1228

ASTM D 4073

Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apa pun tanpa
izin dari Perencana/Direksi Lapangan.
2.2

Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli


Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk
penyalur dan pekerjaan ini harus mendapat sertifikat jaminan
pemeliharaan cuma-cuma selama 10 (sepuluh) tahun berupa:
-

Jaminan

ketepatan

pemakaian

bahan

(Producers

Proses

Performance Warranty)

2.3

Jaminan ketepatan aplikasi (Aplikators Workmanship Warranty)

Water Proofing untuk Atap

a. Bagian-bagian yang diberi water proofing adalah plat-plat beton


yang berfungsi sebagai atap dan diberi talang.
b. Lapisan water proofing dengan sistem Membrane Torching merk
Sintopol 3mm ex coper itali yang dengan tulangan non woven
Poliestae 200 gr/m2.

185

c. Sebelum pasangan dimulai, Kontraktor harus memastikan bahwa


kemiringan plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke
pipa pembuangan (kemiringan minimal 2%).
d. Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan dengan perlindungan
permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk
yang dikeluarkan pabrik/produsen.
e. Warna bahan water proofing akan ditentukan kemudian oleh
Perencana/Direksi Lapangan.
2.4

Water proofing untuk reservoir dan STP dengan sistem Semen penetrasi

merek Green Seal-200 Ex East Malaysia yang setara dengan dosis 1,50
kg/m2.
2.5

Water proofing pada sparing pipa pembuangan air dengan sistem Semen
penetrasi Merek Green Seal-200 Ex East Malaysia dengan dosis 1,50
kg/m2 terutama pada areal toilet/kamar mandi. Pemasangan harus
mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik.

2.6 Pengujian
Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara
memberi air di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air dan
pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
dari Perencana/Direksi Lapangan.
2.7

Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

186

a.

Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik


dan tidak bercat. Beberapa bahan tertentu harus masih bersegel
dan berlabel pabriknya.

b.

Bahan harus disimpan di tempat terlindung, tertutup, tidak lembab,


kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.

c.

Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan


dilindungi sesuai dengan jenisnya.

d.

Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang


disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1 Gambar Detail Pelaksanaan
a.

Kontraktor wajib membuat shoft drawing (gambar detail


pelaksanaan) berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan
telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.

b.

Kontraktor wajib membuat shoft drawing untuk detrail-detail


khusus

yang

belum

tercakup

lengkap

dalam

gambar

kerja/dokumen kontrak.
c.

Dalam shoft drawing harus jelas dicantumkan Direksi Lapangan


semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau persyaratans khusus yang belum tercakup secara
lengkap di dalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai dengan
spesifikasi pabrik.

187

d.

Shoft drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan

terlebih dahulu dari Direksi Lapangan.


3.2

Semua

bahan

sebelum

dikerjakan

harus

ditunjukkan

kepada

Perencana/Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan, lengkap


dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan.
3.3

Sebelum pekerjaan ini dimulai, permukaan bagian yang diberi lapisan


ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui Direksi
Lapangan. Peil dan ukuran harus sesuai dengan gambar.

3.4

Cara-cara pelaksanan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan


dari pabrik yang bersangkutan dan atas persetujuan Pengawas/Direksi
Lapangan.

3.5

Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya, Kontraktor harus melaporkan segera kepada Direksi Lapangan
sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai
pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada kelainan/perbedaan di tempat
itu, sebelum kelainan itu diselesaikan.

3.6

Cara Pelaksanaan
Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli berpengalaman
(ahli dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus
mengajukan metode pelaksanaan sesuai dengan spezifikasi pabrik
untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan. Khusus untuk
bahan water proofing yang dipasang di tempat yang berhubungan
langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung

188

terhadap

ultraviolet

atau

apabila

disyaratkan

dengan

gambar

pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka dibagian lapisan atas dari


lembar water proofing harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar
pelaksanaan.
3.7 Memberi Contoh
a.

Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur


lengkap dan jaminan dari pabrik.

b.

Bilamana didinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up


sebelum pekerjaan dimulai.

3.8

Pengamanan Pekerjaan
a.

Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan


yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet
permukaan atau kerusakan lainnya.

b.

Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan


pemilik

atau

pemakai

pada

waktu

pekerjaan

ini

dilakukan/dilaksanakan maka kontraktor harus memperbaiki atau


mengganti

sampai

dinyatakan

dapat

diterima

oleh

Perencana/Direksi Lapanagn. Biaya yang timbul untuk pekerjaan


ini tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 6. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI

A. Pekerjaan Sub Lantai/Rabat Beton


1. Lingkup Pekerjaan.

189

1.1

Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dana alat


bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga
dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik.

2.1

Pekerjaan sub lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan


dalam gambar sebagai alas finishing.

2. Referensi/Persyaratan Bahan
2.1 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai denagn persyaratan
PBI 1971 (NI-21) PVBB 1956 dan NI-8.
2.2

Bahan bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contohnya kepada Perencana/Direksi Lapangan dan
disetujui.

3. Pemasangan/Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1 Untuk pemasangan yang langsung di atas tanah, tanah harus
dipadatkan.

Untuk

mendapatkan

tanah

yang

maksimum

pemadatannya dipergunakan alat trimbis.


3.2

Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan


permukaan yang keras, bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan
organik lainnya yang dapat mengurangi mutu pasangan. Tebal
lapisan pasir urug yang disyaratkan minimal 10 cm atau sesuai
gambar, disiram air dan ditrimbis sehingga memperoleh kepoadatan
yang maksimal.

3.3 Di atas pasir urug dilakukan pekerjaan sub lantai setebal 7 cm atau
sesuai dengan gambar detail dengan campuran 1PC:3Pasir:5Koral.

190

3.4 Untuk pasangan diatas palt beton (lantai tingkat), palt beton diberi
lapisan plester (screed) campuran 1PC:3PS setebal minimum 2 cm
dengan memperhatikan kemiringan lantai, terutama di daerah basah
dan teras.
3.5 Sub lantai beton tumbuk di atas lantai dasar permukaan harus dibuat
benar-benar rata, dengan memperhatikan kemiringan lantai,
terutama di daerah basah dan teras.
B. Pekerjaan Lantai Keramik
1. Lingkup Pekerjaan.
1.1

Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat


bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga
dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik.

2.1

Pasangan lantai keramik tiles ini dipasang pada seluruh permukaan


lantai dan bagian lain yang disebutkan atau ditunjukkan dalam
gambar, berikut plint dan nosing tangga, atau atas petunjuk
Perencaan/Direksi Lapangan.

2. Referensi/Persyaratan Bahan
2.1 Keramik yang digunakan:
2.2

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan


ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan
PVBI 1982.

191

2.3

Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air harus


memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PVBB 1970 (NI3)dan PBI 1971 (NI-2) dan ASTM.

2.4

Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu


harus diserahkan contohnya kepada Perencana dan Direksi
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1

Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop


drawing mengenai pola keramik dan disetujui oleh Perencana dan

Direksi Lapangan.
3.2

Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak,


cacat, dan bernoda.

3.3

Material yang dikirim ke lapangan harus dalam keadaan tertutup


dan bersegel baik.

3.4

Keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air sampai


jenuh.

3.5

Pemasangan tidak boleh dimulai sebelum pekerjaan-pekerjaan


instalasi dan lainnya tertutup oleh keramik selesai dipasang.

3.6 Hasil pemasangan lantai keramik harus memperhatikan kemiringan


bidang permukaan yang benar-benar rata, tidak bergelombang,
dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan keras.

192

3.7 Permukaan yang dipasang keramik harus bebas dari kotoran,


minyak, lemak, oli, dan harus dalam keadaan benar-benar rata, kasar
dan keras.
3.8 Adukan pasangan/pengkat dengan adukan dan bahan yang telah
ditentukan

atau

dengan

PC

murni,

setelah

disetujui

oleh

Perencana/Direksi Lapangan.
3.9

Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lainnya (siarsiar), harus sama lebarnya maksimum 1mm, yang membentuk garisgaris sejajar dan lurus yang sama lebarnya dan dalamnya untuk siarsiar yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.

3.10 Harus dipersiapkan dan diperhatikan dengan baik untuk akhiran,


belokan-belokan, sudut, lubang instalasi, drainase/bak kontrol
sebelum pekerjaan dimulai.
3.11 Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong masinal
yang baik dan harus memberikan permukaan potongan yang lurus,
baik dan rapi, dan menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai dengan persyaratan dari pabrik.
3.12 Plesteran untuk pemasangan keramik harus kedap air (campuran
1:2).
3.13 Keramik yang sudah lepas-lepas tidak boleh dipasang lagi, siar-siar
diisi dengan bahan yang telah ditentukan paling cepat sehari setelah

193

perekatannya mengeras, setelah diisi langsung dibersihkan dengan


lap basah.
3.14 Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala noda
pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih dan harus
dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3x24 jam dan dilindungi
dari kemungkinan cacat dari pekerjan lain.
3.15 Pemasangan

keramik

harus

oleh

tenaga

ahli

dan

sudah

perpengalaman.
3.16 Contoh dan pengujian, Kontraktor harus menyediakan contoh untuk
masing-masing jenis keramik yang akan digunakan minimal 30 hari
sebelum pekerjaan pemasangan untuk disetujui Perencana. Tiap
3.000 buah keramik diambil 10 buah dan diuji menurut peraturan
yang terdapat dalam NI pasal 33.

PASAL 7. PEKERJAAN KUSEN, JENDELA, PINTU DAN PARTISI

A. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu Kayu Bengkirai.


1. Lingkup Pekerjaan
1.1

Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan alat


bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga
dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

1.2

Pekerjaan ini meliputi pembuatan kusen, daun pintu jenis bengkirai


seperti yang dinyatakan dalam gambar.

2. Reperensi atau Persyaratan Bahan

194

2.1 Bahan panel daun pintu


a. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan NI-5
PKKI
b. Kayu harus cukup tua, kering dengan permukaan rata bebas dari
cacat seperti mata kayu, retak-retak dan cacat lainnya.
c. Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12-14 %
d. Tebal daun pintu jadi adalah 4 cm.
2.2 Tebal kusen adalah 12 cm (ukuran 6/12).
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1 Daun pintu dipasang dengan menggunakan engsel 3 buah
3.2 Daun pintu harus mempunyai jarak bebas 1,6 mm pada bagian sisi
dan bagian atas, untuk bagian bawah disesuaikan dengan penutup
lantai.
3.3 Sambungan-sambungan kayu rangka pintu harus menggunakan pasak
dari kayu yang sama, secara teknis harus kuat dan rapi, sesuai
dengan peraturan konstruksi yang berlaku.
3.4 Kayu yang digunakan harus utuh dan tidak boleh cacat.
3.5 Pemotongan kayu harus utuh sesuai dengan bentuk kusen.
3.6 Sebelum pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan shop drawing
kepada Perencana/Direksi Lapangan untuk diperiksa shop drawing
tersebut minimal harus memperhatikan detail-detail pemasangan
serta deskripsi bahan yang dipakai. Gambar-gambar tersebut harus

195

dibuat dalam skala yang cukup besar untuk memudahkan


pemeriksaan.
3.7 Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan
terhadap benturan, benda lain dan kerusakan akibat kelalaian
pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab
Kontraktor sampai pekerjasn selesai.
B. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu Alumunium
1. Lingkup Pekerjaan
1.1 Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga
dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
1.2

Pekerjaan ini meliputi pembuatan kusen, daun pintu jenis bengkirai


seperti yang dinyatakan dalam gambar.

2. Referensi/Persyaratan Bahan
2.1 Seluruh pekerjaan pintu besi harus mengikuti persyaratan standar
NI-3 dan NI-5.
2.2 Material :
a. Kusen terbuat dari Alumunium dengan kualitas profil Alexindo
Indal.
b. Engsel terbuat dari besi.
c. Floor hinges untuk pintu utama digunakan merk DORMA.
d. Kunci pintu dan handel yang digunakan, khusus untuk pintu
alumunium.

196

2.3 Kontraktor harus mengajukan contoh bahan, untuk disetujui oleh


Perencana/Direksi Lapangan.
3. Syarat-syarat pelaksanaan
3.1

Kusen pintu dipasang pada tembok dengan menggunakan angkur

besi.
3.2

Sisa-sisa las-lasan harus dibersihkan, sehingga didapat hasil yang

baik.
3.3 Engsel dipasang 3 buah setiap daun pintu dan membuka lebar.
3.4 Sebelum pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan shop drawing
kepada Perencana/Direksi Lapangan untuk diperiksa shop drawing
tersebut minimal harus memperlihatkan detail-detail pemasangan
disertai deskripsi bahan yang dipakai. Gambar-gambar tersebut
harus dibuat dalam skala besar untuk memudahkan pemeriksaan.
3.5

Setelah pemasangan, kontraktor wajib memberikan perlindungan


terhadap benturan, benda lain dan kerusakan akibat kelalaian
pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab
Kontraktor sampai pekerjaan selesai.

C. Partisi Multipleks
1. Lingkup Pekerjaan
1.1 Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga
dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

197

1.2 Pekerjaan ini meliputi pembuatan kusen, daun pintu jenis bengkirai
seperti yang dinyatakan dalam gambar.
2. Referensi/Persyaratan Bahan
2.1 Bahan rangka
2.2 Bahan pelapis. Bahan yang digunakan adalah multipleks tebal 6 mm,
sesuai dengan gambar.
2.3 Bahan finishing. Cat tembok dengan warna yang telah disetujui oleh
Perencana.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1

Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk


meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuranlubang) termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/penempatan,
cara-cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

3.2

Kontraktor

diwajibkan

ukuran/bentuk/mekanisme

membuat
kerja

yang

shop

telah

drawing

ditentukan

sesuai
oleh

Perencana/Direksi Lapangan.
3.3 Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum
pekerjaan dimulai dan dipasang.
3.4 Sebelum pemasangan, penimbunan bahan/material yang lain ditempat
pekerjaan harus diletakkan pada ruang atau tempat dengan sirkulasi
udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindungi dari
kerusakan dan kelembaman.

198

3.5 Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos,


baut, angkur-angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga
terjamin kekuatannya dengan memperhatikan kerapian terutama
untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau
cacat bekas penyetelan.
3.6 Pemasangan partisi tidak boleh menyimpan dari ketentuan-ketentuan
gambar rencana.
3.7 Desai produksi dari sistem partisi harus mendapat persetujuan dari
Perencana/Direksi Lapangan.
3.8 Urutan dan cara kerja ahrus mengikuti persyratan dan ketentuan
Perencana/Direksi Lapangan.
3.9

Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata, sesuai peil dan
gambar dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang
diijinkan) dari masing-masing bahan yang digunakan.

3.10 Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut


pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan pada
gambar, maka Kontraktor wajib menanyakan hal ini kepada
Perencana/Direksi Lapangan.
3.11 Semua partisi yang terpasang sesuai dengan, dalam hal ini type dan
lay-out.
3.12

Setelah pemasanagn, Kontraktor wajib memberikan perlindungan

terhadap benturan, banda lain dan kerusakan akibat kelalaian

199

pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah atnggung jawab


Kontraktor sampai pekerjaan selesai.

PASAL 8. PEKERJAAN KACA

1. Lingkup Pekerjaan
1.1

Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu


yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga dapat
diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

1.2

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kaca jendela, kaca bouvenlight, kaca


partisi dan bagian lain seperti yang dinyatakan dalam gambar.

2. Referensi/ Persyaratan Bahan


2.1 Kaca yang digunakan mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat
tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses tarik, gilas dan
pengambangan (float glass).
2.2 Toleransi lebar dan panjang:
Ukuran lebar dan panjang tidak boleh melampaui toleransi seperti yang
disyaratkan pabrik.
2.3 Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat, harus mempunyai sudut
serta tep potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum
yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
2.4 Cacat-cacat:

200

a. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang yang


berisi gas yang terdapat pada kaca).
b. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.
c. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah dari kaca, baik
sebagian atau seluruh tebal kaca).
d. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan
lebar ke arah ke luar/masuk).
e. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave), benang
adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang
adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan.
f. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch).
g. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
h. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
i.

Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melebihi


toleransi yang ditentukan pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kirakira 0,3 mm.

2.5 Bahan Kaca.


a. Kaca yang dipakai adalah kaca ray band tebal 6 mm tinted float
glass ex ASAHI MAS atau atas persetujuan Perencana.
b. Kaca ray band tebal 10 mm tempered glass untuk pintu dengan
sistem frameless.

201

c. Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PB VI 1982.
2.6 Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuan Perencana/Direksi Lapangan.
2.7

Sisa kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan,
harus digurinda/dihaluskan hingga membentuk tembereng.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1

Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,


uraian, dan syarat-syarat dalam buku ini.

3.2

Semua bahan yang telah terpasang harus yang disetujui oleh Perencana/
Direksi Lapangan.

3.3

Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan


benturan serta diberi tanda agar mudah diketahui, tanda-tanda tidak
boleh menggunakan kapur, tanda harus dibuat dari potongan kertas yang
direkatkan dengan menggunakan lem aci.

3.4

Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat


pemotong kaca lurus.

3.5

Pemotongan kaca harus sesuai dengan ukuran rangka, minimal 10 mm


masuk ke dalam alur kaca pada kusen.

3.6

Pembersihan akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak
dengan menggunakan cairan pembersih.

3.7

Hubungan kaca dengan kaca atau dengan material lain tanpa melalui
kusen, harus diisi dengan lem silikon transparan, cara pemasangan dan

202

persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh


pabrik.
3.8

Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada tepinya, bebas dari segala noda dan
bekas goresan.

3.9

Dalam keadaan tertutup atau dibuka, kaca tidak boleh bergetar, yang
menandakan kurang sempurnanya pemasangan seal.

3.10 Pemasangan seal harus menjamin bahwa tidak akan terjadi kebocoran
yang diakibatkan oleh air maupun udara.
3.11 Pemasangan kaca harus dari arah dalam bangunan.
3.12 Seluruh hasil pemasangan harus benar-benar rapi, bersih dan tidak ada
cacat/noda.

PASAL 9. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI

1. Lingkup Pekerjaan
1.1 Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat Bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga dapat diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
1.2 Pemasangan alat penggantung dan alat pengunci meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu alumunium, daun jendela,
bouvenlight

alumunium,

dan

dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.


2. Referensi/Persyaratan Bahan

bagian

lain

seperti

yang

203

2.1 Semua bahan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan atau
penggantian bahan akibat pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan
hal tersebut kepada Perencana/Direksi Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan.
2.2 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pegenal dari plat
alumunium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini
dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak kunci.
2.3 Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan Backed Enamel
Finish yang dilengkapi kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor

pengenalnya. Lemari berukuran lebar x tinggi adalah 40 x 50 cm, dengan


tebal 15 cm berdaun pintu tunggal memakai engsel piano dan handle
alumunium.
2.4 Kunci- kunci pintu dan pegangan pintu serta accesoriesnya untuk semua
jenis pintu menggunakan produk Yale atau yang setara.
2.5 Door Closer merk Dorma, door stopper, dan door holder menggunakan
produk Colombo atau yang setara.
2.6 Engsel untuk semua jenis pintu dan jendela menggunakan produk lokal.
Untuk pintu alumunium menggunakan engsel lantai (floor hinges) double
action. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu-kupu dibuat khsusus

untuk keperluan masing-masing pintu.


3. Syarat-syarat Pelaksanaan

204

3.1 Kontraktor wajib membuat shop drawing berdasarkan gambar dokumen


kontrak yang telah disetujui dengan keadaan di lapangan. Dalam shop
drawing harus jelas dicantumkan Direksi Lapangan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detaildetail khusus yang belum tercakup secara lengkap dalam gambar
dokumen kontrak, sesuai dengan standar spesifikasi pabrik. Shop drawing
sebelum dilaksanakan harus disetujui oleh perencana/Direksi Lapangan.
3.2 Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, warna, dan elemen-elemen
pendukungnya dari pekerjaan

ini, untuk mendapatkan persetujuan

Perencana/ Direksi Lapangan.


3.3 Pemasangan
a. Seluruh daun pintu (kecuali ditentukan lain) dipasang engsel 3 (tiga)
engsel atau dipasang lebih kurang 28 cm (as) dari permukaan atas
pintu.
b. Engsel di bawah dipasang lebih kurang 32 cm (as) dari permukan
bawah pintu. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua
engsel tersebut.
c. Penarik pintu (doorpull) dipasang 90 cm (as) dari lantai
d. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu dan dipasang setinggi 90 cm (as) dari lantai.
e. Pemasangan lockcase, handle dari backplate serta door closer harus
rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh

205

Perencana/Direksi Lapangan. Apabila hal tersebut tidak tercapai,


Kontraktor wajib memperbaiki tanpa biaya tambah.
f. Door stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu
dan kunci tidak membentur tembok pada saat dibuka.
g. Door holder didasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu.
Pemasangan harus baik sehingga pada dasar ditekan ke bawah, karet
holder akan menekan lantai pada posisi yang dikehendaki. Door
holder dipasang hanya pada pintu yang tidak menggunakan door

closer.
h. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
diadakan pengujian secara kasar dan halus.
i.

Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan kunci


pintunya.

PASAL 10. PEKERJAAN PLAFOND

1. Lingkup Pekerjaan
1.1 Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan atau alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga dapat
diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
1.2 Penyediaan bahan Gypsum/Asbes Plat, Accessoris, dan konstruksi
penggantungnya.
1.3 Pemasangan pada bidang-bidang langit yang ditentukan pada gambar.
1.4 Pekerjaan finishing hingga disetujui oleh Perencana/Direksi Lapangan.

206

1.5 Termasuk pekerjaan plafond overstek.


2. Referensi/Persyaratan Bahan
2.1 Semua bahan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan atau
penggantian

hardware

akibat

pemilihan

merk,

Kontraktor

wajib

melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Direksi Lapangan untuk


mendapatkan persetujuan.
a. Rangka plafond menggunakan kayu 5/7 dan 6/12 sebagai rangka
induk.
b. Jarak antar rangka adalah 30 x 30 untuk gypsum dan 100 x 100 cm
untuk asbes plat.
2.2 Bidang plafond dan list plafond:
a. Bahan yang digunakan adalah asbes plat dengan ketebalan 4 mm,
produksi eternity Gresik atau setara, dipasang pada rangka kayu.
b. Asbes plat yang digunakan harus bebas dari cacat atau noda serta
benar-benar mempunyai permukaan yang rata.
c. List plafond yang dipakai adalah list profil kayu dengan ukuran sesuai
gambar.
d. List profil harus benar-benar lurus, tidak cacat dan noda-noda lainnya.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1 Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar
rencana dan membuat shop drawing untuk disetujui Perencana/Direksi
Lapangan.

207

3.2 Kontraktor wajib memberikan contoh bahan atas semua komponen


pekerjaan plafond, untuk dapat disetujui Perencana/ Direksi Lapangan.
3.3 Pemasangan rangka plafond:
a. Rangka plafond dipasang sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam
gambar.
b. Kayu rangka plafond harus diserut halus, minimal pada permukaan
yang tampak.
c. Untuk tulangan induk, pada bagian ujungnya harus diberi klos sebagai
penguat.
d. Penggantung plafond harus dari bahan besi beugel diameter minimal 8
mm, dipasang pada jarak minimal 1,5 x 1,5 m dan terpasang harus
kuat.
e. Pada pertemuan antara rangka yang satu dengan rangka yang lain ,
sambungannya harus benar-benar kokoh dan kuat, membentuk rangkarangka sesuai dimensi yang telah ditentukan dengan sudut siku-siku
(90 derajat).
f. Hasil akhir dari pemasangan rangka plafond, harus benar-benar rapi,
rata, kuat, kokoh dan stabil.
3.4 Pemasangan bidang plafond dan list plafond:
Pemasangan bidang plafond dan list plafond:
a. Pemasangan asbes mengikuti pola yang telah ditentukan pada gambar.
b. Naad-naad pada pertemuan plafond ditutup dengan dempul, diamplas
halus hingga rata.

208

c. Permukaan plafond harus benar-benar rapih, rata, lurus, tidak boleh


melendut.
d. List pada plafond dipasang segera setelah bidang plafond dinyatakan
selesai dan mendapat persetujuan dari Perencana/ Direksi Lapangan.
e. List of plafond terpasang sesuai dengan gambar rencana atau atas
petunjuk Perencana/Direksi Lapangan.
f. List of plafond sebelum dipasang harus sudah halus dan tidak boleh
ada yang rusak maupun cacat-cacat lainnya.
g. Pemasangan list plafond harus- benar-benar lurus, rata dan rapat ke
bidang plafond maupun bidang tepinya/ dinding.
h. Hubungan list plafond pada sudut harus dengan sambungan sudut
(sambungan manis) dan pertemuan antara list yang satu dengan yang
lainnya harus sedemikian rupa rapih.
i. Bekas permukaan maupun sambungan sudut dan bukan sudut, harus
ditutup dengan dempul, diamplas halus dan rata.
j. Hasil akhir dari pekerjaan pemasangan bidang plafond dan list plafond,
harus benar- benar rapih, lurus rata dan tidak ada noda maupun cacatcacat lainnya.
3.5 Bila dipandang dan diteliti tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan di
dalam gambar maupun spesifikasi teknik untuk pekerjaan plafond, maka
Kontraktor harus membongkar dan menggantinya kembali dengan seluruh
komponen-komponen bahan yang baru sesuai dengan spesifikasi teknik

209

dan gambar, atas beban biaya Kontraktor sendiri, sampai disetujuinya


pekerjaan tersebut oleh Perencana/Direksi Lapangan.

PASAL 11. PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan
1.1 Pekerjaan

ini

meliputi

penyediaan

tenaga

kerja,

bahan-bahan,

perlengkapan dan alat-alat Bantu lainnya, untuk melaksanakan pekerjaan


hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
1.2 Yang dimaksud dengan pekerjaan pengecatan adalah seluruh pekerjaan cat
tembok, kayu, besi/logam, lengkap dengan persiapan dan cat dasarnya.
Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan
secara khusus dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk
Perencana/Direktur Lapangan.
2. Standar Pengerjaan (Mock Up)
2.1 Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidangbidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture material dan
cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock-up
(standar pengerjaan) ini akan ditentukan oleh Perencana/Direksi
Lapangan.
2.2 Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Perencana/
Direksi Lapangan, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar
minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

210

3. Contoh Bahan untuk Perawatan


3.1 Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2 dan pada bidangbidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir).
3.2 Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Perencana/
Direksi Lapangan, barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan
mock-up seperti tercantum pada gambar.

3.3 Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan, untuk


kemudian akan diteruskan kepada pemberi tugas, minimal 5 galon tiap
warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus
tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada di
dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh
pemberi tugas.
4. Persyaratan Bahan
4.1 Cat harus masih tersimpan baik di dalam kaleng yang tersegel dan
keadaan segel baik. Sebelum dipergunakan harus jelas terlihat merk,
formula atau spesifikasi teknik, warna, tanggal pembuatan, nama pabrik.
4.2

Cat yang dipergunakan harus buatan satu pabrik, dengan jenis dan mutu
yang sama untuk jenis pekerjaan yang sama. Cat dasar harus
menggunakan bahan dasar yang sesuai dengan spesifikasi teknik bahan
yang digunakan.
a.

Cat tembok

211

b.

Harus tahan terhadap jamur dan dapat dicuci.

Menggunakan cat yang setara dengan Cathylac.

Cat besi/logam
-

Jenis cat kering udara yang taha terhadap karat, alat bersih dan
bahan-bahan pembersih.

c.

Menggunakan cat yang setara dengan Emco.

Cat kayu
-

Jenis cat kering udara yang tahan terhadap air dan bahanbahan pembersih.

d.

Menggunakan cat yang setara Emco, Beebrand.

Meni kayu dan meni besi warna merah dan residu kayu warna

hitam.
4.3 Semua jenis, type dan warna cat ditentukan kemudian oleh Perencana.
5.

Pesyaratan Pelaksanaan
5.1 Pekerjaan cat dinding
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh permukaan
tembok, beton dan bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
b. Untuk dinding-dinding luar bangunan (exterior) digunakan cat khusus
luar jenis water shield.
c. Untuk dinding-dinding dalam bangunan (interior) digunakan cat jenis
emulsi acrylic dengan lapisan dasar.
d. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok.

212

e. Sebelum dinding diplamur, plesteran harus sudah betul-betul kering,


tidak ada retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan dari
Perencana/ Direksi.
f. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis
dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang
yang rata.
g. Sesudah 7 (tujuh) hari plamur terpasang dan kering betul, lalu
diamplas hingga halus, licin dan rata, kemudian dibersihkan debunya
dengan bulu ayam sampai bersih betul, selanjutnya dinding dicat
dengan menggunakan roller.
h. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari satu lapisan alkali
emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut:
-

Lapisan satu encer (tambahan 20 % air)

Lapisan dua kental

Lapisan tiga encer

Pengecatan lapis perlapis tersebut (3 lapis) dilakukan dengan selang


waktu minimal 24 jam.
i. Untuk warna-warna yang sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan
kaleng-kaleng dengan nomor campuran (batch number) yang sama
dengan merk yang sama pula.
j. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian belang dan dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.

213

k. Apabila terdapat retak-retak pada bidang cat, harus diperbaiki dengan


plamur, kemudian dicat kembali sampai mendapat hasil yang baik.
5.2 Pekerjaan cat besi/logam
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian
besi railing tangga, balustrade besi, kosen-kosen besi dan pintu-pintu
besi pekerjaan besi lain yang telah ditentukan dalam gambar.
b. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai
diamplas halus dan bebas dari debu, oli, minyak, karat dan kotoran
lain.
c. Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang sudah dibersihkan
tersebut harus diberi lapisan cat dasar sesuai spesifikasi teknik dari
bahan yang digunakan.
d. Pengecatan baru boleh dilakukan setelah lapisan dasar benar-benar
telah kering, minimal dengan selang waktu 24 jam.
e. Pengecatan dilakukan harus dengan menggunakan semprot dengan
compressor minimal 3 lapis. Dilakukan lapis perlapis dengan selang
waktu minimal 24 jam.
f. Hasil akhir dari pengecatan, bidang cat harus rata, licin, utuh,
mengkilap, tidak ada gelembung-gelembung, dan dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.
5.3 Pekerjaan finishing Melamic
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bidangbidang pekerjaan kayu yang terlihat di atas bangunan termasuk kusen,

214

panil-panil, lis-lis, railing kayu, pekerjaan interior dan meubel, serta


bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Semua permukaan kayu yang akan dilapisi melamic, dibersihkan dari
debu, minyak dan kotoran yang melekat.
c. Sesudah bersih, digosok dengan amplas kayu, agar seluruh permukaan
kayu datar dan licin, tidak ada lagi terdapat serat yang tidak rata pada
permukaan kayu tersebut.
d. Apabila permukaan kayu sudah licin, pori-pori kayu harus ditutup
dengan melamic wood filler secukupnya,kemudian digosok dengan
kain sampai halus dan rata.
e. Permukaan kayu yang telah diplamur dengan wood filler tersebut,
dihaluskan dengan amplas duco yang halus, kemudian debu bekas
amplas tersebut dibersihkan.
f. Sebelum pengecatan finishing, harus dilakukan pengecatan dasar
minimal 2 lapis dan harus diamplas halus kemudian dibersihkan
sampai mendapatkan permukan yang benar-benar bersih, halus dan
rata.
g. Pekerjaan pengecatan finishing hanya boleh dilakukan dengan alat
semprot compressor dan pengecatan minimal 3 lapis, dengan selang
waktu 18 jam.
h. Hasil akhir dari pengecatan, bidang cat harus rata, licin, utuh,
mengkilap, tidak ada gelembung-gelembungdan dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.

215

5.4 Pekerjaan meni kayu/residu kayu


a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh rangka
plafond, rangka-rangka pintu dan bagian-bagian lain yang termasuk
pekerjaan kayu.
b. Semua kayu hanya boleh dimeni di dalam proyek dan mendapat
persetujuan dari Perencana/Direksi Lapangan.
c. Sebelum pekerjaan meni dilakukan, bidang kayu kasar harus
diamplas dengan amplas kayu kasar dan dilanjutkan dengan amplas
halus sampai permukaan bidang licin dan rata.
d. Pekerjaan meni dilakukan dengan menggunakan kuas dilakukan lapis
demi lapis, sedemikian rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna
dengan lapisan meni.

PASAL 12. PEKERJAAN SANITAIR

1. Lingkup Pekerjaan
1.1 Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat banttu lainnya yang
digunakan dalam pekerjaan ini sehingga tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu dan sempurna dalam pemakaian dan operasinya.
1.2 Pekerjaan pemasangan sanitair ini harus sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam detail gambar dan syarat-syarat dalam buku ini.
2. Reference/Persyaratan bahan

216

2.1 Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan
dipasaran, kecuali ditentukan lain.
2.2 Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya,
sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing
type yang dipilih.
2.3 Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik
untuk masing-masing type yang dipilih.
2.4 Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam
uraian dan syarat-syarat yang telah ditentukan.
2.5 Jenis dan produk yang dipakai adalah:
a. Bak mandi bahan beton lapis keramik
b. Affur bak mandi bahan kuningan
c. Closet duduk/jongkok merk KIA
d. Wastafel merk KIA
e. Kitchen zink bahan stainless steal
f. Floor drain/kran air merk Kakudai, San Ei
g. Bak fiber glass merk Pelican
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1 Semua

bahan

sebelum

dipasang

harus

ditunjukkan

kepada

Perencana/Direksi Lapangan beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk


mendapatkan persetujuan.

217

3.2 Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, bahan


pengganti harus disetujui Perencana/Direksi Lapangan berdasarkan contoh
yang diajukan Kontraktor.
3.3 Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detaildetail.
3.4 Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera
melaporkan kepada Perencana/Direksi Lapangan.
3.5 Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan atau perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
3.6 Selama pelaksanaan harus diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
3.7 Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa pemeliharaan, atas biaya
Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik.
3.8 Seluruh pekerjaan sanitair dan perlengkapannya harus dipasang sesuai
letak, ketinggian, konstruksi dan prosedur pemasangan yang dikeluarkan
oleh produsennya.
3.9 Seluruh pekerjaan sanitair harus berfungsi dengan baik, rapih, tidak ada
cacat dan tidak ada kebocoran-kebocoran.

218

PASAL 13. PEKERJAAN MEJA BETON

1. Lingkup Pekerjaan
1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan dimaksud,
sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
1.2 Meliputi seluruh meja beton dan komponen-komponen yang berhubungan
dengan meja beton, seperti yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar
atau atas petunjuk Perencana/Direksi Lapangan.
2. Persyaratan Bahan
2.1 Meja beton
Konstruksi meja adalah beton bertulang
2.2 Finishing meja
Seluruh permukaan meja finish dengan lapisan keramik KIA atau yang
setara atas persetujuan Perencana/Direksi Lapangan.
2.3 Perlengkapan meja beton
Meliputi bak cuci, zink, kran air dan perlengkapan-perlengkapan lainyang
menunjang, atau sesuai dengan yang ditunjukkan Perencana/Direksi
Lapangan, dipakai produk lokal.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1 Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambargambar dan membuat shop drawing yang memperlihatkan tata letakmeja,

219

pola finishing keramik, tata letak perlengkapan meja dan detail-detail


yang menunjukkan seluruh bagian pekerjaan dimaksud.
3.2 Kontraktor harus mengajukan contoh bahan seluruh komponen bahan dan
perlengkapan-perlengkapannya untuk dimintakan persetujuan Perencana/
Direksi Lapangan.
3.3 Pekerjaan konstruksi meja beton bertulang harus sesuai dengan syaratsyarat pelaksanaan beton bertulang Indonesia.
3.4 Pekerjaan

finishing

keramik

harus

sesuai

dengan

syarat-syarat

pelaksanaan pekerjaan keramik.


3.5 Kontraktor harus mempertimbangkan kemungkinan adanya sparingsparing/ pipa-pipa mekanikal, elektrikal, gas dan outlet-outlet pada meja

beton.
3.6 Hasil akhir dari pekerjaan ini harus berfungsi dengan baik, tidak adanya
kebocoran dan cacat-cacat lainnya.
3.7 Kontraktor wajib membongkar dan mengganti atas beban biaya sendiri,
bila pekerjaan dimaksud tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi teknik dalam buku ini.

PASAL 14. PEKERJAAN PLUMBING


PASAL 14.1. UMUM

1. Di dalam pelaksanaan pekerjaan system dan instalasi penyediaan air bersih,


plumbing, pembuangan air kotor dan drainase ini berlaku peraturan-peraturan:
a. Pedoman Plumbing Indonesia Departemen PU 1979

220

b. Pemeriksaan Umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3


(PUBE) 1969 NI-3 1963, PUBB-1969
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
d. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987)
e. Peraturan Perusahaan Air Minum Kota Semarang
f. Peraturan Standar Air Buangan Daerah Kota Semarang
g. Pedoman Pelaksanaan dan Alat Pemadam Api Ringan (Depnaker Tran
1978)
h. Pedoman Penanggulangan Bahaya Kebakaran dengan menggunakan air
(Sistem Spiringker Otomatis) Departemen PU 1980
Dalam perhitungan biaya perawatan harus sudah termasuk:
a. Biaya perincian untuk pengetesan dan bahan-bahan serta peralatan yang
dipasang.
b. Biaya keluar dan biaya tanggungan instalasi (selama tiga bulan).
c. Biaya administrasi, pengurusan dan penyambungan (biaya penyambungan
tidak termasuk).
d. Semua instalasi, peralatan-peralatan yang terpasang, sebelum diserahkan
harus dites mengenai kemampuan pekerjaannya sesuai dengan ketentuanketentuan yang disyaratkan.
e. Kontraktor harus menyerahkan brosur-brosur dari semua peralatan yang
ditawarkan dengan menyebutkan merk dan type/model yang jelas.
2. Lingkup Pekerjaan

221

Yang termasuk dalam pekerjaan system plumbing meliputi: penyediaan air


bersih, pengolahan air kotor drainase air hujan untuk bangunan meliputi
penyediaan material, pemasangan, pembangunan, pengujian material dan
sistem, trial dan run untuk seluruh system tersebut di bawah ini sehingga
dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan gambar dan spesifikasi yang
ditentukan.
Sistem dan unit-unit tersebut meliputi:
a. Jaringan pipa air bersih di luar dan di dalam bangunan, termasuk fixtures
unit, pompa-pompa dan valves.

b. Jaringan pipa air kotor dan air buangan di luar dan di dalam bangunan.
c. Jaringan pipa dan saluran, talang-talang tegak, talang mendatar untuk
membuang air hujan dari atap dan halaman kemudian disalurkan menuju
saluran drainase kota/sungai.
d. Jaringan pipa-pipa vent untuk system pemipaan air kotor dan air buangan
serta instalasi pengolah air kotor.
e. Reservoir atas (yang diletakkan pada bangunan atap tertinggi) terbuat dari
fiber glass dengan kapasitas 0,75 m3 lengkap dengan pipa-pipa pengisi,

penguras, vent, elektroda pengontrol muka air, manhole, pelapung, tangga.


Reservoir atas harus tertutup.

f. Penyambung pipa untuk menyalurkan air bersih.


g. Unit pengolahan air kotor dan bidang peresapan.
h. Penyambungan instalasi pipa air bersih dengan membuat jaringan dari
sumber air.

222

PASAL 14. 2. SISTEM

1. Air Bersih
Air bersih diperoleh dari sumber air yang sudah ada (RS) diambilkan dari pipa
air terdekat yang mencukupi khusus untuk bangunan UGD (3 lantai), air
bersih dari sumber ditampung di bak tandon kapasitas 4 m3, kemudian
disuplay ke tandon atas dan dialirkan ke kran-kran dengan cara gravitasi.
2. Air Buangan (air bekas)
Air buangan dari bak cuci tangan dan pengering lantai, disalurkan dengan
pipa-pipa menuju ke saluran drainase halaman.
3. Air Kotor Domestik
Air kotor yang berasal dari kakus (WC), peturasan (urinal), dialirkan dengan
pipa tersendiri menuju ke instalasi pengolahan air kotor (septictank) yang
terletak di luar bangunan, untuk diolah secara biologis dengan kotoran padat
yang sudah tidak septic dapat diambil dan kotoran cair dialirkan ke bidang
peresapan. Saluran air kotor tiap lantai ditiap fixture unit dilengkapi dengan
leher angsa untuk mencegah bau. Dan untuk semua saluran air buangan dan
air kotor tiap lantai dilengkapi dengan pipa sirkulasi udara.
4. Air Hujan dan Drainase
-

Air hujan dari atap bangunan dialirkan secara gravitasi ke saluran drainase
halaman bergabung menjadi satu dengan yang jutuh di halaman.
Pengaliran dengan system gravitasi melalui saluran-saluran terbuka dan

223

kemudian dikumpulkan pada saluran induk kota untuk selanjutnya


dibuang ke perairan bebas/drainase kota/sungai.
-

Air wastafel dan kamar mandi di lantai 1 dari bangunan 3 lantai disalurkan
pada peresapan, sedang air buangan yang dari kamar mandi disalurkan ke
saluran pembuangan gedung (drainase).

PASAL 14. 3. MATERIAL

Material yang dipakai harus baru serta memenuhi persyaratan spesifikasi


serta gambar pelaksanaan dari jenis material berkwalitas bai. Untuk Kontraktor
harus menyediakan contoh-contoh sebelum pemasangan guna mendapatkan
persetujuan dari Perencana/Direksi Lapangan dan Standar Industri Indonesia yang
ditetapkan oleh Departemen Industri RI dan juga sesuai dengan mutu dan standar
yang berlaku (SII) atau standar internasional seperti; BS, JIS, ASA, dan DIN.
Material-material yang dipakai meliputi;
1. Perpipaan dan saluran:
a. Untuk pipa-pipa air bersih, digunakan material GIP (Galvanized Iron
Pipe), medium class, British Standar 1387 dengan sambungan ulir dengan

perlindungan tambahan terhadap pengkaratan (corotion protection).


Uliran terlebih dahulu harus diberi seal tape atau Teflon tape.
b. Untuk pipa-pipa air kotor, air buangan digunakan dari PVC/ pipa plastik,
yang memenuhi ISO, JIS, kelas dengan tahan tekanan +_ 8 kg/cm2 dengan
sambungan TS (solvent cement). Sebelum penyambungan permukaan-

224

permukaan yang berkontak harus dibersihkan dengan amplas dan atau lap
kering, setelah itu baru boleh dilapisi dengan solvent cement.
c. Untuk pipa ventilasi (sirkulasi udara) digunakan pipa plastik (PVC)
dengan tahan tekanan +_ 5 kg/cm2.
d. Untuk pipa talang tegak air hujan digunakan pipa PVC tahan tekanan +_ 8
kg/cm2 dengan sambungan sovent cement pemasangannya di dalam
kolom.
2. Alat-alat Bantu (accessories)
Alat Bantu untuk semua pipa harus digunakan bahan-bahan sesuai pada pipa
galvanized guna memudahkan dalam perbaikan.

3. Katup Penutup (gate valve)


Katup penutup untuk pipa dengan diameter sampai 2 dapat menggunakan
bahan kuningan atau bronze dengan kualitas luar negeri. Untuk diameter yang
lebih besar lagi menggunakan bahan cast iron. Air relief valve terbuat dari
besi tuang (cast iron) dengan satu pelampung dapat bekerja sampai tekanan
maksimum 6 atm.
4. Jenis pompa meliputi untuk pemakaian:
a. Pompa air bersih direservoir ke atas gedung. Dipergunakan 1 unit pompa
Booster yang dapat bekerja secara otomatis, khusus dipergunakan untuk

melayani toilet.
Spesifikasi pompa air bersih:
Kapasitas

: 20 30 liter/ menit

Head

: 30 m

225

Power

: 1 2 HP 220 V 50 Hz

Model

: Centrifugal

Pipa inlet/outlet

: Standar pabrik

Material of Construction

: All cast iron with gland mecanic seal

Merk

: Hitachi Granpas

b. Alat-alat plumbing
-

Alat-alat peturasan/ urinal dari type valve

Water closet (WC) yang dipakai dari type wash down/closet

duduk/jongkok harus dari kwalitas yang baik.


-

Bak cuci tangan harus dari kwalitas yang baik.

Ketentuan bias lihat gambar dan rencana arsitek atau ditentukan lain
oleh Direksi Lapangan.

PASAL 14. 4. PEMASANGAN

1. Pemasangan Pipa
a. Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus
sesuai dengan gambar, penyambungan kedap air dilengkapi dengan
sealing tape.

b. Pada tempat-tempat tertentu dilengkapi dengan sambungan ekspansi


(wash out dan air valve).
c. Setiap belokan, valve dan pencabangan harus dilengkapi dengan anker
beton.
d. Harus dilengkapi dengan wash out dan air valve.

226

e. Pipa ditanam di dalam tanah, untuk dasar galian perlu dihampar dengan
pasir yang dipadatkan setebal 10 cm.
f. Pada tempat-tempat persilangan dengan tempat perkerasan, jalan atau
tempat parkir, maka semua pipa harus diperkuat dengan mantel agar pipa
terhindar dari tekanan beban langsung.
g. Semua jaringan pipa dilengkapi dengan:
-

Valve, air valve, wash out, untuk air bersih dan jaringan pemadam

kebakaran.
-

Clean out, vent, valve wash out untuk jaringan pipa air kotor.

h. Sambungan pipa pada umumnya digunakan sambungan ulir/screwed


untuk diameter kurang dari 4, menggunakan flange untuk diameter lebih
dari 4. Penyambungan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi seal tape.
Pada tempat-tempat khusus, sambungan dapat dilakukan dengan flange
dan dilengkapi ring type gasket pada tempat-tempat tertentu lainnya kalau
perlu dilengkapi dengan sambungan ekspansi.
i.

Semua ujung akhir yang tidak dianjurkan lagi harus ditutup dengan dog/
plug untuk blank flanged.

j.

Pipa-pipa sebelum disambungkan ke fixture harus dites dulu dari


kebocoran-kebocoran (testpreasure) 12 atm untuk instalasi air bersih dan
15 atm untuk instalasi pemadam kebakaran.

k. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada
pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.

227

l.

Semua pemotong pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi
(diamplas).

m. Semua pipa besi harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/ bagian
bangunan pada arah horizontal ataupun vertikal.
n. Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan
sempurna. Sebelum dipasang support harus dicat dengan zinkchromate
primer paint. Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.

o. Semua pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dicat dengan flicote
sebelum ditanam.
p. Warna pipa dalam shiff dicat 5 m ke atas dan 5 m ke bawah atau ujung
yang terlihat warna:
- Pipa air bersih

: biru

- Pipa air kotor

: kuning

- Pipa air buangan

: coklat

- Pipa vent

: hijau.

q. Pada ujung pipa-pipa air bersih (supplay) dan pengisi, air kotor, hanya
diujung terbawah dipasang penahan tekanan dari atas terbuat dari besi
yang dianker pada beton penahan. Dianjurkan memakai longelbow 90

terbuat dari besi tuang.


r. Untuk pintu shaft sedemikian rupa hingga mampu untuk lalu lintas
pemasukan dan pengeluaran pipa-pipa pada waktu pasangan maupun
pemeliharan dan sebagainya.
2. Pompa

228

a. Pompa harus dipasang sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.


b. Alat-alat lain agar pompa dapat bekerja sebaik-baiknya.
c. Pengkabelan dan alat-alat Bantu switch board, electrode water level
control, alarm dan lain sebagainya, harus lengkap terpasang dan dijamin
bahwa system bekerja dengan baik.
3. Reservoir Atas
a. Tanki air terbuat dari Fibre Glass sekualitas pelican dengan kapasitas
sesuai gambar.
b. Pemasangan harus memperhatikan ketinggian terhadap lantai dasar, harus
waterpass serta memperhatikan perlengkapan-perlengkapan lainnya

seperti lubang-lubang man-hole, tangga, water level control, pipa peluap,


pipa vent, pipa inlet dan outlet, pipa penguras.

c. Sebelum dipakai harus dicoba terhadap kebocoran.


4. Saluran Air Hujan dan Drainase
a. Saluran-saluran drainase dan air hujan dipasang dengan kemiringan 0,1 %
sampai

0,2

untuk

itu

Kontraktor

diwajibkan

mengkontrol

peil/ketinggian dasar saluran, bagian-bagian saluran, bak kontrol sesuai


dengan gambar.
b. Semua talang tegak dan datar dipasang sesuai dengan gambar, baik letak
maupun kemiringan.
c. Untuk saluran tertutup yang melintas perkerasan jalan, parkir harus diberi
penguat, mantel/casing untuk menahan beban di atasnya. Untuk saluran
terbuka di tempat yang sama harus dilengkapi dengan grill dari besi baja.

229

d. Untuk saluran tertutup, maksimal dalam jarak lurus 20 m dilengkapi


dengan manhole/bak kontrol atau kantung pasir sehingga memudahkan
pemeliharaan.

PASAL 14. 5. PEKERJAAN DAN PENGUKURAN

1. Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi plumbing,


drainase, pemadam kebakaran, pembuangan air kotor dilaksanakan dan diurus
oleh Kontraktor dan disetujui/diketahui oleh Pemberi Tugas.
2. Demikian pula biaya-biaya yang timbul untuk pengurusan izin-izin tersebut
dibebankan kepada Kontraktor.
3. Pengukuran terhadap ketinggian site terutama untuk kemiringan saluran, peril
banjir menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.
4. Semua laporan/catatan hasil pengukuran tersebut di atas harus disetujui
Pengawas.

PASAL 14. 6. PENGUJIAN

1. Umum
1
a. Sistem perpipaan harus dites dengan tekanan hidrostatis sebesar 1 kali
2
tekanan kerja atau sekurang-kurangnya 120 psi atau 8 atm absolut selama
2 jam terus menerus.
b. Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa-pipa tersebut diplester
apabila pipa-pipa tersebut di lokasi bangunan dan untuk lokasi di luar
bangunan dilakukan dilakukan sebelum pipa-pipa tersebut diurug.

230

c. Testing harus dilaksanakan sebelum fixtures unit terpasang.


d. Pengetesan harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh Pengawas
Lapangan.
e. Semua biaya dan peralatan yang digunakan untuk melakukan pengujian
disediakan oleh Kontraktor.
f. Kontraktor harus memberitahukan Direksi Lapangan selambat-lambatnya
3 (tiga) hari kerja sebelum hari pelaksanaan pengujian.
g. Di dalam hal masih ada kebocoran atau belum berjalannya suatu system
dengan baik, maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki peralatan tersebut
dan mengulangi lagi pengujiannya.
h. Alat-alat Bantu untuk pengujian antara lain: manometer, pompa-pompa
harus dalam keadaan baik dan ditera secara resmi.
i.

Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi pengujian dilakukan
dengan memakai asap yang keluar dari bangunan selama 2 x 60 menit
tanpa ada kebocoran disemua sambungan. Bila terdapat kebocorankebocoran, tes dengan air sabun sebelum pengujian dilakukan trap seal
(leher angsa) diisi air dan clean out pipa ventilasi dalam keadaan tertutup.

2. Pipa dan Jaringan Pipa


a. Untuk pipa air bersih
Pengujian jaringan pipa dilakukan dengan ketentuan 2 (dua) kali tekanan
kerja selama 2 x 60 menit tanpa ada penurunan tekanan uji.
Dalam hal ini tekanan uji saluran air bersih = 8 atm.

231

Sebelum pipa dan jaringan pipa siap untuk pertama kali dioperasikan,
maka Kontraktor wajib melakukan desinfektasi terlebih dahulu (kaporit).
pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian
atau panjang pipa maksimum 100 meter.
b. Untuk pipa air kotor, air buangan dan vent
Pengujian dilakukan dengan memakai asap yang keluar dari bangunan
selama 2 x 60 menit tanpa ada kebocoran disemua sambungan. Bila ada
kebocoran, tes dilakukan air sabun. Sebelum pengujian dilakukan, trap
seal (leher angsa) diisi air dan clean out pipa ventilasi dalam keadan

tertutup/ drop.
3. Reservoir
Reservoir harus dijui terhadap kebocoran dan semua pealatan harus dapat

berfungsi dengan baik.

PASAL 14. 7. KETENTUAN TAMBAHAN

1. Masa Pemeliharaan
Selama masa pemeliharaan Kontraktor diwajibkan:
a. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada
(bukan diakibatkan oleh kesalahan operator).
b. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan berkala.
c. Menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang, buku pedoman cara
operasinya dan pemeliharaan kepada Perencana/Direksi Lapangan.
2. Ketentuan Tambahan/Preview

232

Segala sesuatu yang belum cukup dalam spesifikasi teknik ini wajib
dikonsultasikan dengan Perencana/Direksi Lapangan terlebih dahulu, agar
dapat dikeluarkan ketetapannya.

PASAL 15. PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Selain persyaratan teknik yang tercantum diatas, pemborong diwajibkan pula


mengadakan pengurusan-pengurusan antara lain:
2. Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih
dipel, halaman harus ditata rapi dan semua yang tidak bergunaharus
disingkirkan dari proyek.
3. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpanan
dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu
pelaksana harus menyelesaikan pekerjan sebaik mungkin.
4. Selama masa pemeliharaan, pemb
5. orong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala cacat yang
timbul, sehingga sebelum penyerahan ke-2 dilaksanakan pekerjaan benarbenar telah sempurna.
6. Semua yang belum tercantum peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian
dalam rapat penjelasan (aanwijzing).

BAB V
RENCANA ANGGARAN BIAYA

A. Rekapitulasi

REKAPITULASI AKHIR
RENCANA ANGGARAN BIAYA
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ORTHOPEDI
ORTHO SATRIA MEDIA SOKARAJA-PURWOKERTO
No

Jenis Pekerjaan

Harga Pekerjaan

Pekerjaan Persiapan

Rp. 159.066.837,-

Pekerjaan Tanah dan Urugan

Rp.

Pekerjaan Pasangan dan Plesteran

Rp. 727.374.035,-

Pekerjaan Beton

Rp.2.568.641.058,-

Pekerjaan Kayu, Aluminium

Rp. 435.208.638,-

Pekerjaan Cat / Plitur

Rp. 204.181.021,-

Pekerjaan Perkerasan Jalan

Rp.

Pekerjaan Instalasi Listrik

Rp. 65.315.000,-

Pekerjaan Instalasi Sanitasi Air

Rp. 67.720.640,-

10

Pekerjaan Lain Lain

Rp. 20.830.610,-

Jumlah A
PPN 10 %

Rp.4.305.897.850,Rp. 430.589.785,-

IMB

Rp. 112.500.000,-

Jumlah B

Rp.4.848.987.635,-

Dibulatkan

Rp.4.848.987.700,-

17.062.378,-

40.497.632,-

Terbilang : Empat Milyard Delapan Ratus Empat Puluh Delapan Juta Sembilan
Ratus Delapan Puluh Tujuh Ribu Tujuh Ratus Rupiah.

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

E. Perhitungan Volume Pekerjaan


1. Pekerjaan Persiapan
a. Pagar sementara dari seng gelombang per 1 m' (tinggi 2 m).
Diketahui :
Kililing lahan : 50m + 80m + 50m + 80m
: 260 m

80 m

50 m

50 m

80 m

b. Membersihkan lahan per 1m2


Diketahui : panjang lahan : 80 m'
Lebar lahan
Volume pekerjaan

: 50 m'
: 80 m' x 50 m' = 4000 m2

247

c. Pemasangan bouwplank per 1m'


Diketahui : panjang bangunan
Lebar bangunan
Volume pekerjaan adalah

: 75 m'
: 47 m'
: (75 m' x 47 m') = 3525 m2

d. Pembuatan Kantor Sementara per m2

3 m

5 m
Diketahui : panjang
Lebar

5 m
: 10 m'
: 3 m'

Volume pekerjaan : 10 m' x 3 m' = 30 m2

e. Pembuatan Gudang Semen dan Alat-alat per m2


Diketahui : panjang
Lebar
Volume pekerjaan

: 7 m'
: 4 m'
: 7 m' x 4 m' = 28 m2

2. Pekerjaan Tanah dan Urugan


a. Galian tanah keras sedalam 1m per 1m3
-

Galian tanah pondasi batu kali

248

Diketahui :

tinggi galian

: 1,20 m

Lebar bawah galian

: 0,60 m

Panjang galian

: 101,5 m'

Volume pekerjaan : 1,20 m x 0,6 m x 101,5 m' = 73,08 m3


-

Galian tanah pondasi foot plat (Pondasi kolom rectangular).


Diketahui :

4,20 m

1,50 m

Jumlah pondasi (

= 63 buah

Panjang pondasi (L)

= 1,50 m

Lebar pondasi (B)

= 1,50 m

249

Tinggi pondasi (t)

= 4,20 m

Volume (V) galian

= . (L . B . t)
= 63. ( 1,50 . 1,50 . 4,20 )
= 595,35 m 3

Volume pekerjaan galian tanah pondasi adalah :


73,08 m 3 +595,35 m 3 = 668,43 m 3

b. Urugan tanah kembali pondasi.


Diketahui : Volume galian tanah
Volume pekerjaan

: 668,43 m3
: 1/3 x 668,43 m3 = 222,81 m3

Urugan tanah bawah lantai, tebal 40 cm


Luas lantai= 1121 + 14,14 m2 (1/4 x x 18)
= 1135,14 m2
V

= 1135,14 m2 x 0,40 m = 454,056 m3

V total urugan = 390,09 m3 + 454,056 m3 = 844,146 m3

c. Urugan Pasir
-

Urugan pasir bawah pondasi footplat


Jumlah pondasi

= 63 buah

Ukuran pondasi

= 1,5 x 1,5 m

Tebal urugan

= 0,1 m

Volume urugan

= 63 x 1,5 x 1,5 x 0,1 = 14,18 m3

Urugan pasir bawah pondasi batu kali


Panjang pondasi

= 101,5 m

250

Lebar pondasi

= 0,60 m

Tebal urugan

= 0,10 m

Volume urugan

= 101,5 x 0,60 x 0,10 = 6,09 m3

Urugan pasir bawah lantai


Luas lantai dasar

= 1135,14 m2

Tebal urugan

= 0,10 m

Volume urugan

= 1135,14 x 0,10 = 113,51 m3

Volume total urugan


Volume total = 14,18 + 6,09 + 113,51 = 113,78 m3

3. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran

slo o f 2 0 /3 0

p as b atu
k ali

a an stam p in g

p asir u ru g

a. Pasangan batu kosong


Diketahui:

tinggi

: 0,3 m

Lebar

: 0,6 m

Panjang pondasi

: 101,5 m'

Volume pekerjaan : 0,3 x 0,6x 101,5 m

251

: 18,27 m3

b. Pasangan batu kali


Diketahui:

tinggi pondasi

: 0,8 m

Lebar atas pondasi

: 0,3 m

Lebar bawah pondasi

: 0,4 m

Panjang pondasi

: 101,5 m'

Volume pekerjaan :

(0,3

m + 0,4 m )
x 0,80 m x 101,5 m
2

: 28,42 m3

c. Pasangan tembok 1:2 dengan tebal bata


-

Pasangan batu bata lantai 1


Diketahui panjang pasangan batu bata

: 343,96 m

Tinggi pasangan

: 3,6 m

Luas tembok : 343,96 x 3,6 = 1238,30 m2


-

Pasangan batu bata lantai 2


Diketahui panjang pasangan batu bata

: 529,45 m

Tinggi pasangan

: 3,6 m

Luas tembok : 529,45 x 3,6 = 1906 m2


-

Pasangan batu bata lantai 3


Diketahui panjang pasangan batu bata

: 25,76 m

Tinggi pasangan

: 3,6 m

Luas tembok : 225,76 x 3,6 = 812,74 m2

252

Pasangan batu bata teras


Diketahui panjang pasangan batu bata

: 44,4 m

Tinggi pasangan

: 0,85 m

Luas tembok : 44,4 x 0,85 = 37,74 m2


-

Luas total

= 1238,3 + 1906 + 812,74 + 37,74


= 3994,48 m2

Luas kusen

= 245,12 m2

Luas pasangan batu bata = 3394,48 245,48 = 3149,36 m2


Pasangan tembok 1:2 ada pada bagian kamar mandi
Panjang total kamar mandi

= 219,8 m

Tinggi

= 1,5 m

Luas pasangan tembok 1:2 = 219,8 x 1,5 = 329,70 m2

d. Pasangan Tembok 1:3 tebal bata


Luas pasangan tembok

= 3149,36 m2

Luas pasangan tembok 1:2

= 329,70 m2

Luas pasangan 1:4

= 3149,36 329,70 = 2819,66 m2

e. Plesteran dinding 1:3


Volume pekerjaan plesteran adalah 2 kali luas pekerjaan pasangan
bata.
Volume plesteran = 3149,36 x 2 = 6298,72 m2

253

f. Pasangan keramik dinding kamar mandi


Volume pasangan keramik = volume pasangan bata 1:2 = 329,70 m2

g. Pasangan Lantai Keramik


Pasangan keramik Lt.dasar
Kamar mandi
Diketahui :

panjang kamar mandi : 2 m, 3m


Lebar kamar mandi

:2m

Luas bak mandi

: 0,30 m2

Jumlah kamar mandi

: (2x2) = 3 unit
(2x3) = 1 unit

Volume pekerjaan : ((3(2m x 2m) + 1(2m x 3m)) (0,30) 4


= 16,8 m2
Lantai ruangan
Volume Pekerjaan : 1135,14 16,8 = 1118,34 m3
Selasar depan
Diketahui :

panjang selasar

: 12,6 m

Lebar selasar

:1m

Volume pekerjaan : 12,6 m x 1 m = 12,6 m2


Tangga Ramp Lt.dasar ke Lt.1
Volume pekerjaan : 100,48 m3
Pasangan keramik LT.1
Kamar mandi

254

Diketahui :

panjang kamar mandi : 2 m, 5m


Lebar kamar mandi

:2m

Luas bak mandi

: 0,30 m2

Jumlah kamar mandi

: (2x2) = 20 unit
(2x5) = 1 unit

Volume pekerjaan : ((20(2m x 2m) + 1(2m x 5m)) (0,30) 20


= 84 m2
Lantai ruangan
Volume pekerjaan : 1121 84 = 1037 m3
Selasar depan
Diketahui :

panjang selasar

: 15,62 m

Lebar selasar

:5m

Volume pekerjaan : 15,62 m x 5 m = 78,1 m3


Tangga Ramp Lt.1 ke Lt.2
Volume pekerjaan : 100,48 m2
Pasangan keramik Lt.2
Kamar mandi
Diketahui :

Bentuk setiga

: (3.9+3.5+1+3) = 11,4 m2

Bentuk trapezium

: (3+2.5+3.9+5) = 14,4 m2

Panjang kamar mandi : 3 m


Lebar kamar mandi

:2m

Luas bak mandi

: 0,30 m2

Jumlah kamar mandi

: 3 unit

255

Volume pekerjaan : (1(2 m x 3 m) + 11,4 + 14,4)) (0,30) 3


= 30,9 m2
Lantai ruangan
Vulume pekerjaan : 1061 30,9 = 1030,1 m3
Selasar depan
Diketahui :

panjang selasar : (15,62m x 5m) = 78,1 m2


(11,71m + 78,1m) = 89,81 m2
Lebar selasar

:5m

Volume pekerjaan : 5 m x (78,1 m + 89,81 m) = 839,55 m3

Volume pasangan keramik keseluruhan adalah :


Lt.dasar + Lt.1 + Lt.2 = 1248,22 + 1299,58 + 1900,55
= 4448,35 m3

h. Pekerjaan Acian
Luas pekerjaan acian = luas pekerjaan plesteran 1:4 + pasangan bata
1:2
= 6298,73 + 329,70 = 6628,42 m2

i. Pekerjaan Sponengan

Kusen pintu ukuran 1,80 x 2,20 (type P1)


Dimensi kayu

= 8 / 15 cm = 0,08 / 0,15 m

Lebar pintu

= 1,80 m

256

Tinggi pintu

= 2,20 m

Jumlah kusen

= 8 buah

Panjang kusen

= (2x2,20) + 1,80 = 6,20

Panjang sponengan

= 8x2x6,20 = 99,20 m

Kusen pintu ukuran 1,20 x 2,20 (type P2)


Dimensi kayu = 8 / 15 cm = 0,08 / 0,15 m

Lebar pintu

= 1,20 m

Tinggi pintu

= 2,20 m

Jumlah pintu

= 39 buah

Panjang kusen

= (2x2,20) + 1,20 = 5,60

Panjang sponengan

= 39x2x5,60 = 436,80 m

Kusen jendela ukuran 1,60 x 2,20 (type J1)


Dimensi kayu = 8 / 15 cm = 0,08 / 0,15 m

Lebar jendela

= 1,60 m

Tinggi jendela

= 0,80 m

Jumlah jendela

= 47 buah

Panjang kusen

= (2x0,80) + (2x1,60) = 4,80

Panjang sponengan

= 47x2x4,80 = 451,20 m

Kusen jendela ukuran 2,40 x 0,80 (type J2)


Dimensi kayu

= 8 / 15 cm = 0,08 / 0,15 m

Lebar jendela

= 3,20 m

Tinggi jendela

= 0,80 m

Jumlah jendela

= 7 buah

257

Panjang kusen

= (2x0,80) + (2x2,40) = 6,40

Panjang sponengan

= 7x2x6,40

Total pekerjaan sponengan

= 89,60 m

= 99,20+436,8+451,2+89,6
= 1076,8 m

4. Pekerjaan Beton Bertulang


a. Beton rabat 1:3:5
Jumlah pondasi

= 63 buah

Ukuran pondasi

= 1,5 x 1,5 m

Tebal rabat beton = 0,15 m


Volume beton

= 63 x 1,5 x 1,5 x 0,15 = 21,2618 m3

b. Pondasi footplat
-

Telapak pondasi
Dimensi pondasi

= (1,50 x 1,50) m2

Tebal Telapak = 0,50 m

Jumlah pondasi

= 63 buah

Volume telapak

= 1,5 x 1,5 x 0,5 x 63 = 70,78 m3

Kolom 60/60
Tinggi kolom = 3,70 m
Dimensi

= (0,6 x 0,6) m2

Jumlah

= 8 buah

Volume

= 8 (0,6 x 0,6 x 3,7)

= 10,67 m3

258

Kolom 45/60
Tinggi kolom = 3,70 m
Dimensi

= (0,45 x 0,6) m2

Jumlah

= 55 buah

Volume

= 55 (0,45 x 0,6 x 3,7)= 54,95 m3

Volume total pekerjaan pondasi = 70,78 + 10,67 + 54,95 m3


= 136,4 m3
-

Pembesian
a) Telapak Pondasi
Untuk tulangan pondasi dipaka tulangan D20-300
Jumlah pondasi = 63 buah
Jumlah tulangan arah x = arah y =

Panjang total tulangan

1500
+ 1 = 6 buah
300

= (6+6) x 1,5 = 18 m

Berat tulangan telapak pondasi = (18x63)x2,470 = 2800,98 kg


b) Kolom pondasi (60x60)
Jumlah kolom

= 8 buah

Dimensi kolom

= 60x60

Tulangan pokok

= 8 D25

Tulangan sengkang

= D10-150

Tinggi kolom

= 4,2 m

Jumlah tulangan

= 8x8 = 64 m

Panjang tulangan

= 64x4,2 =268,8 m

Panjang sengkang

= (4x0,50)+(2x0,05) = 2,1 m

259

4200
+ 1 = 29 buah
150

Jumlah sengkang tiap 1 kolom

Panjang total sengkang

= 2,1x29x8 = 487,2 m

Berat tulangan

= 268,8x3,850 = 1034,88 kg

Berat sengkang

= 68,9x0,617 = 300,60 kg

Berat total tulangan

= 1034,88+300,60 = 1335,48 kg

c) Kolom pondasi (45x60)


Jumlah kolom

= 55 buah

Dimensi kolom

= 45x60

Tulangan pokok

= 8 D22

Tulangan sengkang

= D10-150

Tinggi kolom

= 4,2 m

Jumlah tulangan = 8x55 = 440 m


Panjang tulangan = 440x4,2 =1848 m
Panjang sengkang = (2x0,50)+(2x35)+(2x0,05) = 1,8 m
4200
+ 1 = 29 buah
150

Jumlah sengkang tiap 1 kolom

Panjang total sengkang

= 1,8x29x55 = 2871 m

Berat tulangan

=1848x2,980 = 5507,04 kg

Berat sengkang

= 2871x0,617 = 1771,41

Berat total tulangan

= 5507,04+1771,41 = 20278,45

d) Berat Total Tulangan

= 2800,98+1335,48+20278,45
= 24414,91 kg

260

Kebutuhan besi per m3 beton untuk pondasi adalah

= 24414,91/136,4
= 178.99 kg/m3
-

Bekisting

Jumlah pondasi

= 63 buah

Bekisting pondasi

= 63x4x0,5

= 126 m2

Bekisting kolom (60x60)

= 8x4x0,6x3,7 = 71,04 m2

Bekisting kolom (45x60)

= 55x2x(0,6+0.45)x3,7 = 427,35 m2

Volume total bekisting

= 126+71,04+427,35
= 624,39 m2

Volume Bekisting per m3 beton

= 624,39/136,40 = 4,578 m2

c. Sloof

Dimensi sloof

= (0,2 x 0,3) m2

Panjang sloof

= 761 m

Volume Sloof

= 0,2 x 0,3 x 761 = 45,66 m3

Pembesian

Dimensi sloof

= (0,2 x 0,3) m2

Panjang sloof

= 761 m

Tulangan tumpuan

= 6 D12

Tulangan lapangan

= 6 D12

Tulangan sengkang

= D8-200

Panjang tul.

= 6x761

= 4566 m

261

Panjang sengkang

= (2x0,20)+(2x0,15)+(2x0,05) = 0,8 m

Jumlah sengkang

Panjang sengkang

= 0,8x3806

Berat tulangan

= 4566x0,888 = 4054,60 kg

Berat sengkang

= 3044,8x0,395

= 1202,70 kg

Berat total tulangan

= 4054,60+1202,70

= 5257,30 kg

761000
+ 1 = 3806 buah
200

Kebutuhan besi per m3 beton adalah

= 3044,8 m

= 5257,30/45,66
= 115,14 kg/m3

Bekisting

Volume bekisting

= 761x2x0,3 = 456,60 m2

Volume bekisting per m3 beton

= 456,60/45,66
= 10 m2

d. Balok

Balok 25x50

Dimensi balok

= (0,25 x 0,38) m2

Panjang balok

= 838,40 m

Volume balok

= 0,25 x 0,38 x 838,40 = 79,65 m3

Pembesian

Dimensi balok

= (0,25 x 0,50) m2

Panjang balok

= 838,40 m

Tulangan tumpuan

= 9 D16

Tulangan lapangan

= 6 D16

262

Tulangan sengkang

= D10-200

Panjang tul. tump.

= 9x(0,5x838,4)

= 3772,8 m

Panjang tul. lap.

= 6x(0,5x838,4)

= 2515,2 m

Panjang tulangan

= 3772,8 + 2515,2

= 6288 m

Panjang sengkang

= (2x0,40)+(2x0,15)+(2x0,05) = 1,2 m

Jumlah sengkang

Panjang sengkang

= 1,2x4193 = 5031,6 m

Berat tulangan

= 6288x1,580

= 9935,04 kg

Berat sengkang

= 5031,6x0,617

= 3104,50kg

Berat total tulangan

= 13039,54 kg

838400
+ 1 = 4193 buah
200

Berat tulangan per m3 beton = 13039,54/79,65 = 163,71 kg


Bekisting

Panjang Balok

= 838,40 m

Volume bekisting

= (2x0,38x 838,40)+(0,25x838,40)
= 846,78 m2

Volume bekisting per m3 beton = 846,78/79,65 = 10,63 m2

Balok 20x40

Dimensi balok

= (0,20 x 0,28) m2

Panjang balok

= 205,10 m

Volume balok

= 0,20 x 0,28 x 205,10 = 11,49 m3

Pembesian

Dimensi balok

= (0,20 x 0,40) m2

263

Panjang balok

= 205,10 m

Tulangan tumpuan

= 5 D16

Tulangan lapangan

= 5 D16

Tulangan sengkang

= D10-200

Panjang tulangan

= 5x205,10

Panjang sengkang

= (2x0,30)+(2x0,15)+(2x0,05) = 1,0 m

Jumlah sengkang

Panjang sengkang

= 1,0x1027 = 1027 m

Berat tulangan

= 1025,5x1,58 = 1620,29kg

Berat sengkang

= 1027x0,617 = 633,66 kg

Berat total tulangan

= 1620,29+633,66 = 2253,95 kg

= 1025,5 m

205100
+ 1 = 1027 buah
200

Berat tulangan per m3 beton = 2253,95/11,49 = 196,17 kg


Bekisting

Panjang Balok

= 205,10 m

Volume bekisting

= (2x0,28x 205,10)+(0,20x205,10)
= 155,88 m2

Volume bekisting per m3 beton = 155,88/11,49 = 13,40 m2

Balok 17,5x25

Dimensi balok

= (0,175 x 0,13) m2

Panjang balok

= 101,70 m

Volume balok

= 0,175 x 0,13 x 101,70 = 2,31 m3

264

Pembesian

Dimensi balok

= (0,175 x 0,25) m2

Panjang balok

= 101,70 m

Tulangan tumpuan

= 4 D10

Tulangan lapangan

= 4 D10

Tulangan sengkang

= D6-200

Panjang tulangan

= 4x101,7

Panjang sengkang

= (2x0,15)+(2x0,12)+(2x0,05) =0,65 m

Jumlah sengkang

Panjang sengkang

= 0,65x510

Berat tulangan

= 405,6x0,617 = 250,26 kg

Berat sengkang

= 331,5x0,222 = 73,59 kg

Berat total tulangan

= 250,26+73,59 = 323,85 kg

= 405,6 m

101700
+ 1 = 510 buah
200
= 331,5 m

Berat tulangan per m3 beton = 323,85/2,31 = 140,19 kg


Bekisting

Panjang Balok

= 101,70 m

Volume bekisting

= (2x0,13x 101,70)+(0,175x101,70)
= 44,24 m2

Volume bekisting per m3 beton = 44,24/2,31 = 19,15 m2


-

Balok 30x60

Dimensi balok

= (0,30 x 0,48) m2

Panjang balok

= 604,40 m

Volume balok

= 0,30 x 0,48 x 604,40 = 87,03 m3

265

Pembesian

Dimensi balok

= (0,30 x 0,60) m2

Panjang balok

= 604,40 m

Tulangan tumpuan

= 16 D16

Tulangan lapangan

= 9 D16

Tulangan sengkang

= D10-150

Panjang tul. tump.

= 16x(0,5x604,4)

= 4835,2 m

Panjang tul. lap.

= 9x(0,5x604,4)

= 2719,8 m

Panjang tulangan

= 4835,2 + 2719,8

= 6288 m

Panjang sengkang

= (2x0,50)+(2x0,25)+(2x0,05) = 1,6 m

Jumlah sengkang

Panjang sengkang

= 1,6x4031

Berat tulangan

= 6288x1,580 = 6289,58 kg

Berat sengkang

= 5031,6x0,617 = 3104,49 kg

Berat total tulangan

= 6289,58+3104,49 = 9394,07 kg

604400
+ 1 = 4031 buah
200
= 5031,6 m

Berat tulangan per m3 beton = 9394,07/87,03 = 107,94 kg


Bekisting

Panjang Balok

= 604,40 m

Volume bekisting

= (2x0,48x604,40)+(0,175x101,70)
= 761,54 m2

Volume bekisting per m3 beton = 44,24/87,03 = 8,75 m2

266

Balok 20x30

Dimensi balok

= (0,20 x 0,18) m2

Panjang balok

= 292,40 m

Volume balok

= 0,20 x 0,18 x 292,40 = 10,53 m3

Pembesian

Dimensi balok

= (0,20 x 0,30) m2

Panjang balok

= 292,40 m

Tulangan tumpuan

= 6 D12

Tulangan lapangan

= 6 D12

Tulangan sengkang

= D8-200

Panjang tul.

= 6x292,4

Panjang sengkang

= (2x0,20)+(2x0,15)+(2x0,05) = 0,8 m

Jumlah sengkang

Panjang sengkang

= 0,8x1463

Berat tulangan

= 1754,4x0,888 = 1549,52kg

Berat sengkang

= 1170,4x0,395 = 462,31 kg

Berat total tulangan

= 1549,52+462,31 = 2011,83 kg

= 1754,4 m

292400
+ 1 =1463 buah
200
= 1170,4 m

Berat tulangan per m3 beton = 2011,83/10,53 = 191,06


Bekisting

Panjang Balok

= 292,40 m

Volume bekisting

= (2x0,18x 292,40)+(0,2x292,40)
= 163,74 m2

Volume bekisting per m3 beton = 163,74/10,53 = 15,55 m2

267

e. Kolom

Kolom 60x60
Dimensi kolom

= (0,60 x 0,60) m2

Panjang balok

= 3,60 m

Jumlah kolom

= 24

Volume kolom

= 24 x 0,60 x 0,60 x 3,60 = 31,10 m3

Pembesian

Jumlah kolom

= 24 buah

Dimensi kolom

= 60x60

Tulangan pokok

= 8 D25

Tulangan sengkang

= D10-150

Tinggi kolom

= 3,6 m

Jumlah tulangan

= 8x24 = 192 buah

Panjang tulangan

= 192x3,6 = 691,2 m

Panjang sengkang

= (4x0,50)+(2x0,05) = 2,1 m

Jumlah sengkang

Panjang total sengkang

= 2,1x25x24 = 1260 m

Berat tulangan

= 691,2x3,850 = 2661,12 kg

Berat sengkang

= 420x 0,617 = 777,42 kg

Berat total tulangan

= 3438,54 kg

3600
+ 1 = 25 buah
150

Berat tulangan per m3 beton = 3438,54/31,10 = 110,56

268

Bekisting

Dimensi kolom

= 0,60 x 0,60 m

Jumlah kolom

= 24 buah

Tinggi kolom

= 3,60 m

Volume bekisting

= 24x4x0,6x3,6
= 207,36 m2

Volume bekisting per m3 beton = 207,36/31,10 = 6,67 m2

Kolom 45x60
Dimensi kolom

= (0,45 x 0,60) m2

Panjang balok

= 3,60 m

Jumlah kolom

= 145

Volume kolom

= 145 x 0,45 x 0,60 x 3,60 = 140,94 m3

Pembesian

Jumlah kolom

= 145 buah

Dimensi kolom

= 45x60

Tulangan pokok

= 8 D22

Tulangan sengkang

= D10-150

Tinggi kolom

= 3,6 m

Jumlah tulangan

= 8x145 = 1160 m

Panjang tulangan

= 1160x3,6 = 9280 m

Panjang sengkang

= (2x0,50)+(2x35)+(2x0,05) = 1,8 m

Jumlah sengkang

3600
+ 1 = 25 buah
150

269

Panjang total sengkang

= 1,8x25x55 = 2475 m

Berat tulangan

= 9280x2,98 = 27654,40 kg

Berat sengkang

= 2475x0,617 = 1527,08 kg

Berat total tulangan

= 29181,48 kg

Berat tulangan per m3 beton = 29181,48/190,94 = 152,63 kg


Bekisting

Dimensi kolom

= 0,45 x 0,60 m

Jumlah kolom

= 145 buah

Tinggi kolom

= 3,60 m

Volume bekisting

= 145x[(2x0,6x3,6)+(2x0,45x3,6)]
= 1096,2 m2

Volume bekisting per m3 beton = 1096,2/190,94 = 5,74 m2

f. Kolom praktis

Panjang balok

= 3,60 m

Jumlah kolom

= 106

Volume kolom

= 106 x 3,60x0,11x0,11= 4,62 m3

Pembesian

Jumlah kolom

= 106 buah

Dimensi kolom

= 11x11

Tulangan pokok

= 4D8

Tulangan sengkang

= D6-150

Tinggi kolom

= 3,6 m

270

Jumlah tulangan

= 4x106 = 424 m

Panjang tulangan

= 424x3,6 =1526,4 m

Panjang sengkang

= (4x0,08)+(2x0,05) = 0,42 m

Jumlah sengkang

Panjang total sengkang

= 0,42x25x106 = 1113 m

Berat tulangan

=1526,4x0,395 = 602,93 kg

Berat sengkang

= 1113x0,222 = 247,09 kg

Berat total tulangan

= 850,02 kg

3600
+ 1 = 25 buah
150

Kebutuhan besi per m3 beton = 850,02/4,62 = 183,99 kg/m3


Bekisting

Dimensi kolom

= 0,11 x 0,11 m

Jumlah kolom

= 106 buah

Tinggi kolom

= 3,60 m

Volume bekisting

= 106x(2x0,15x3,6)
= 114,48 m2

Volume bekisting per m3 beton = 114,48/4,62 = 24,78 m2

g. Tangga Ramp

1) Plat Tangga
Jari-jari luar

=9m

Jari-jari dalam

=7m

Luas lingkaran luar

= 3,14 x 9 x 9 =254,34 m2

271

Luas lingkaran dalam =


= 3,14 x 7 x 7 = 153,86 m2
Luas 1 tangga ramp =
= 254,34 153,86

= 100,48 m2

Tebal tangga

= 0,12 m

Volume plat tangga = 2 x 0,12 x 100,48 = 24,12 m3

2) Balok Tangga
a) Balok 30x60
Dimensi

= 0,30 x 0,48

Panjang

= 113,04 m

Volume

= 113,04 x 0,30 x 0,48 = 16,27 m3

b) Balok 20x30
Dimensi

= 0,20 x 0,18

Panjang

=2m

Jumlah

= 16 buah

Volume

= 16 x 2x 0,20 x 0,18 = 1,02 m3

c) Volume balok tangga = 16,27 + 1,02 = 17,29 m3


Volume total pekerjaan tangga ramp = 24,12 + 17,29 = 41,41 m3
Pembesian

Plat tangga
Diambil pias 1m2
Penulangan plat tangga
Arah x = tumpuan (D10-100), lapangan =(D10-100)

272

Arah y = tumpuan (D10-200), lapangan =(D10-200)

Jumlah tul arah x

1000
+ 1 = 11 buah
100

Jumlah tul. arah y

1000
+ 1 = 6 buah
200

Panjang total tulangan tiap 1m2

= 11+6 = 17 m

Berat tulangan tiap 1m2

= 17x0,617

Berat total tulangan

= 10,49x200,96 = 2108,07 kg

= 10,49kg

Balok tangga
a) Balok (30x60)
Dimensi balok

= (0,30 x 0,60) m2

Panjang balok

= 113,04 m

Tulangan tumpuan

= 16 D16

Tulangan lapangan

= 9 D16

Tulangan sengkang

= D10-150

Panjang tul. tump.

= 16x(0,5x113,04)

= 904,32 m

Panjang tul. lap.

= 9x(0,5x113,04)

= 508,68 m

Panjang tulangan

= 904,32 + 508,68

= 1013,36 m

Panjang sengkang

= (2x0,50)+(2x0,25)+(2x0,05)=1,6 m

Jumlah sengkang

Panjang sengkang

= 1,6x2545

Berat tulangan

= 1013,36x1,580

= 1600,11 kg

Berat sengkang

= 567x0,617

= 349,84 kg

113040
+ 1 = 567 buah
200
= 40720 m

273

Berat total tulangan

= 9935,04+3104,50 =1949,95 kg

b) Balok (20x30)
Dimensi balok

= (0,20 x 0,30) m2

Panjang balok

= 32 m

Tulangan tumpuan

= 6 D12

Tulangan lapangan

= 6 D12

Tulangan sengkang

= D8-200

Panjang tul.

= 6x292,4

Panjang sengkang

= (2x0,20)+(2x0,15)+(2x0,05)=0,8 m

Jumlah sengkang

Panjang sengkang

= 0,8x1463

Berat tulangan

= 1754,4x0,888 = 1557,90 kg

Berat sengkang

= 1170,4x0,395 = 462,30 kg

Berat total tulangan

= 1557,90+642,30 = 2020,20 kg

c) Berat total tulangan

= 1754,4 m

292400
+ 1 =1463 buah
200
= 1170,4 m

= 2108,07+1949,95+2020,20
= 6078,22 kg

Kebutuhan besi tiap m3 beton adalah = 6078,22/41,41


= 146,78 kg/m3

Bekisting

Bekisting balok 30x60


Panjang balok

= 113,04 m

Volume bekisting = 113,04x(0,60+0,30+0,48) = 156,00 m2

274

Bekisting balok 20x30


Panjang balok

=2m

Jumlah balok

= 16 buah

Volume bekisting = 16x2x(0,20+0,18+0,18) = 17,92 m2


Plat tangga
Luas plat = luas bekisting = 200,96 m2
Volume total bekisting

= 156+17,92+200,96 = 374,88 m2

Volume bekisting per m3 beton = 374,88/41,41 = 9,05 m2

h. Plat lantai

Plat lantai 1
Luas

= 1121 m2

Tebal

= 0,12 m

Volume

= 1121 m2 x 0,12 m

= 134,52 m3

Plat lantai 2
Luas

= 1061 m2

Tebal

= 0,12 m

Volume

= 1061 m2 x 0,12 m

= 127,32 m3

Plat lantai 3 ( atap )


Luas

= 746 m2

Tebal

= 0,12 m

Volume

= 746 m2 x 0,12 m

Volume total plat

= 89,52 m3

= ( 134,52 + 127,32 + 89,52 ) = 351,36 m3

275

Volume pekerjaan plat = 351,36 m3

Pembesian

Diambil pias 1m2


Penulangan plat lantai
Arah x = tumpuan (D10-100), lapangan =(D10-150)
Arah y = tumpuan (D10-200), lapangan =(D10-150)

Jumlah tul arah x

1000
+ 1 = 8 buah
150

Jumlah tul. arah y

1000
+ 1 = 8 buah
150

Panjang total tulangan tiap 1m2

= 8+8 = 16 m

Berat tulangan tiap 1m2

= 16x0,617 = 9,97 kg

Berat total tulangan

= 9,87x2928 = 28899,36 kg

Berat tulangan per m3 beton = 9,97x(1/0,12)


= 83,05 kg/m3

Bekisting

Volume bekisting = luas plat = 1121+1061+746

= 2928 m2

Volume plat per m3 beton

= 8,33 m2

= 2928/351,36

276

h. Pekerjaan Kayu dan Aluminium


1) Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela.
Kusen Pintu Type 1

Kusen pintu ukuran 1,80 x 2,20 (type P1)


Dimensi kayu

= 8 / 15 cm = 0,08 / 0,15 m

Lebar pintu

= 1,80 m

Tinggi pintu

= 2,20 m

Jumlah pintu

= 8 buah

Volume

= 8 . [(0,08. 0,15. 1,80) +(2 x 0,08. 0,15. 2,20)]


= 0,595 m3

Kusen Pintu Type 2

Kusen pintu ukuran 1,20 x 2,20 (type P2)

277

Dimensi kayu

= 8 / 15 cm = 0,08 / 0,15 m

Lebar pintu

= 1,20 m

Tinggi pintu

= 2,20 m

Jumlah pintu

= 39 buah

Volume

= 39 . [(0,08. 0,15. 1,20) + (2 x 0,08. 0,15. 2,20)]


= 2,621 m3

Kusen Jendela Type 1

Kusen jendela ukuran 1,60 x 0,80 (type J1)


Dimensi kayu

= 8 / 15 cm = 0,08 / 0,15 m

Lebar jendela

= 1,60 m

Tinggi jendela

= 0,80 m

Jumlah jendela

= 47 buah

Vol = 47 . [(2 x 0,08. 0,15. 1,60) + (3 x 0,08. 0,15. 0,80)]

= 3,158 m3
Kusen Jendela Type 2

Kusen jendela ukuran 2,40 x 0,80 (type J2)


Dimensi kayu

= 8 / 15 cm = 0,08 / 0,15 m

278

Lebar jendela

= 3,20 m

Tinggi jendela

= 0,80 m

Jumlah jendela

= 7 buah

Volume

= 7 . [(2 x 0,08. 0,15. 3,20) + (5 x 0,08. 0,15. 0,80)]


= 0,874 m3

Volume pekerjaan kusen pintu dan jendela adalah =


= 0,595 + 2,621 + 3,158 + 0,847 = 7,221 m3
Kayu terbuang = 7,221 m3 x 10% = 0,722 m3
Total volume pekerjaan kusen pintu dan jendela : 7,221 + 0,722

= 7,943 m3
2) Pekerjaan Daun Pintu dan Jendela

Daun Pintu Type 1


Lebar pintu

= 1,80 m

Tinggi pintu

= 2,20 m

Jumlah pintu

= 8 buah

Luas = 8 . (1,80 x 2,20)

= 31,68 m2
-

Daun Pintu Type 2


Lebar pintu

= 1,20 m

Tinggi pintu

= 2,20 m

Jumlah pintu

= 39 buah

Luas = 39 . (1,20 x 2,20)

= 102,96 m2

279

Daun Jendela Kaca Type 1


Lebar jendela

= 1,60 m

Tinggi jendela

= 0,80 m

Jumlah pintu

= 47 buah

Luas = 47 . (1,60 x 0,80)

= 60,16 m2
-

Daun Jendela Kaca Type 2


Lebar jendela

= 3,20 m

Tinggi jendela

= 0,80 m

Jumlah pintu

= 7 buah

Luas = 7 . (3,20 x 0,80)

= 17,92 m2
-

Luas total pekerjaan daun pintu dan jendela

= 31,68 + 102,96 + 60,16 + 17,92


= 212,72 m2

3) Rangka Plafond

Luas lantai 2

= 1121 m2

Luas lantai 3

= 1061 m2

Luas atap

= 746 m2 +

Jumlah total

= 2928 m2

280

4) Pekerjaan pintu aluminium

Lebar pintu

= 0,60 m

Tinggi pintu

= 2,00 m

Jumlah

= 27 buah

Luas

= 27 (0,6 x 2,0)
= 32,40 m2

i. Pekerjaan Cat
1) Pengecatan tembok baru

Pekerjaan cat tembok = pekerjaan plesteran dinding = 6298,72 m2


2) Pengecatan kayu

Mencat kayu yang kelihatan


Mencat Kusen :
3sisi

Panjang kusen yang menyentuh pasangan

= 460,2 m

Keliling

= (2 x 0,08) + 0,15

= 0,31 m

Luas

= 460,2 x 0,31

= 142,662 m

4 sisi

Panjang
P type 1

= 8 x 1,80

= 14,4 m

P type 2

= 39 x 1,20

= 46,8 m

P aluminium = 27 x 0,60

= 16,2 m

J type 1

= 75,2 m

= 47 x 1,60

281

J type 2

= 7 x 3,20

= 22,4 m +

Volume

= 175 m

Keliling

= 2 x (0,08 + 0,15) = 0,46 m

Luas

= 175 x 0,46

= 80,5

m2 +

= 683,672 m2
Mencat Pintu

= 134,64 m2

Luas daun pintu

= 2 X 134,64 = 269,28 m2

Luas cat

j. Pekerjaan Perkerasan Jalan


1) Pekerjaan Paving Block (tempat parkir).

Diketahui : panjang halaman


Lebar halaman

: 52,69 m
: 33,32 m

Volume pekerjaan : 52,69 m x 33,32 m : 400 m2

k. Pekerjaan Instalasi Listrik

Pekerjaan Instalasi Listrik (LT 1, 2 dan 3)


1) Pasangan Instalasi Dalam
Lampu TL 2 x 20 = 235 titk
Lampu Pijar

= 78 titik +

Volume

= 313 titik

2) Skakelar Seri Inbow


Diketahui : jumlah saklar tunggal

= 57 buah

282

Jumlah saklar ganda

= 105 buah +
= 162 buah

Volume pekerjaan

3) Zekering 2 Group (Fuse Box 2 Group)


= 2 buah

Volume

4) Stop kontak
Volume

= 119 buah

5) Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir


Diketahui : jumlah Penangkal petir = 1 buah
Volume pekerjaan : 1 buah (plus komponennya)

6) Daya Listrik (LT.1, LT.2 dan LT.3)


Diketahui : Daya Listrik
Jumlah

: 22000 Watt
:1

Volume pekerjaan : 22000 Watt x 1 = 22000 Watt

l. Pekerjaan Instalasi Sanitasi Air

1) Closed duduk
Diketahui : jumlah closed : 1 buah / kapling
Jumlah kapling : 8 buah
Volume pekerjaan : 1 buah x 8 = 8 buah

2) Closed jongkok
Diketahui : jumlah closed : 1 buah / kapling
Jumlah kapling : 26 buah

283

Volume pekerjaan : 1 buah x 26 = 26 buah

3) Pipa PVC 4 (saluran air kotor)


Diketahui : panjang PVC : 15 m / kapling
Jumlah kapling

: 27

Volume pekerjaan : 15 m x 27 = 405 m'

4) Pipa PVC 4 (Saluran air hujan)


Diketahui : panjang PVC : 37 m / kapling
Jumlah kapling

: 15

Volume pekerjaan : 37 m x 15 = 555 m'

5) Bus beton 20 cm (Saluran Pembuangan)


Diketahui : panjang Bus Beton

: 35 m / kapling

Jumlah kapling

: 15

Volume pekerjaan : 35 m x 15 = 525 m'

6) Pipa PVC 2 (Saluran Air Mandi)


Diketahui : panjang PVC : 12 m / kapling
Jumlah kapling

: 27

Volume pekerjaan : 12 m x 27 = 324 m'

7) Pipa PVC (Saluran Air Bersih)


Diketahui : panjang PVC : 30 m' / kapling
Jumlah kapling

: 15

Volume pekerjaan : 30 m x 15 = 450 m'

8) Tanki Air (1100 L)

284

Volume

= 2 buah

9) Flour Drain
Volume

= 34 buah

10) Kran Air


Volume

= 45 buah

11) Wastafel
Volume

= 9 buah

12) Septictank + peresapan


Volume

= 3 buah

m. Pekerjaan Lain Lain (Tambahan)

1) Engsel dan Grendel Pintu


Diketahui : jumlah Engsel dan Grendel pintu
Jumlah kapling

: 6 buah / kapling
: 47

Volume pekerjaan : 6 buah x 47 = 282 buah

jumlah Engsel dan Grendel pintu : 8 buah / kapling


Jumlah kapling

:7

Volume pekerjaan : 8 buah x 7 = 56 buah

Total pekerjaan engsel dan grendel pintu = 338 buah

2) Engsel dan Grendel Jendela


jumlah Engsel dan Grendel jendela

: 4 buah / kapling

285

Jumlah kapling

: 47

Volume pekerjaan : 4 buah x 47 = 188 buah

3) Pompa Air
Diketahui : jumlah pompa air
Jumlah kapling

: 1 buah / lantai
:3

Volume pekerjaan : 1 buah x 3 = 3 buah

4) Bak mandi (fiber)


Diketahui : jumlah bak mandi
Jumlah KM

: 1 buah / KM
: 27

Volume pekerjaan : 1 buah x 27 = 27 buah

5) Tempat sabun tanam


Diketahui : jumlah tempat sabun : 1 buah / KM
Jumlah KM

: 27

Volume pekerjaan : 1 buah x 27 = 27 buah

BAB VI
PENUTUP

Dalam penyusunan Tugas Akhir Perencanaan Pembangunan Rumah Sakit


Orthopedi Ortho Satria Media Sokaraja-Purwokerto ini penulis menemui
banyak hambatan. Semua ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman penulis dalam merencanakan dan melaksanakan proyek.
Meskipun demikian penulis mencoba mengatasi dengan teori yang diterima
di bangku kuliah dan berbagai literarur tentang perencanaan dan pelaksanaan
suatu proyek, khususnya untuk proyek pembangunan gedung. Sehingga hambatan
di atas dapat diatasi.
Pada bagian akhir penyusunan Tugas Akhir ini penulis dapat mengambil
beberapa kesimpulandan saran dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
suatu gedung.

A. Kesimpulan
1. Dalam perencanaan suatu struktur bangunan diperlukan ketelitian dan
kecermatan yang tinggi, sehingga perhitungan yang dihasilkan benarbenar akurat dan sesuai dengan harapan.
2. Dengan rencana kerja yang baik akan membantu pelaksanaan dan
penghematan dalam hal pengunaan sumber daya tenaga, material,
peralatan dan biaya yang diperlukan.

287

288

3. Gambar kerja meruapakan pedoman yang sangat menentukan dalam


pelaksanaan dan perhitungan anggaran biaya pelaksanaan pekerjaan di
samping rencana kerja dan syarat-syarat.

B. Saran
1. Pelaksanaan proyek harus disesuaikan dengan rencana kerja dan syaratsyarat yang telah ditentukan agar menghasilkan bangunan yang sesuai
dengan harapan maupun persyaratan.
2. Pembangunan suatu proyek harus diusahakan tepat dengan time schedule
yang telah dibuat dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas bahanbahan yang dipergunakan.
3. Agar dapat berjalan dengan lancar, maka dalam pelaksanaan proyek
membutuhkan kerja sama yang baik antara berbagai pihak yang terlibat.
4. Dalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan pengawasan yang baik untuk
menghindari kesalahan yang dapat berakibat fatal, baik dalam pelaksanaan
proyek maupun setealah bangunan tersebut dapat digunakan.
5. Perlunya pengontrolan terhadap mutu bahan sebelum siap digunakan
untuk menguji kualitas bahan, bilamana perlu dilakukan pengujian ulang,
seperti halnya uji teken beton dan uji tarik tulangan.
6. Perlu adanya kepedulian terhadap keselamatan kerja baik pada alat
maupun pada pekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyatno, Henry. Drs. M.T. Diktat Struktur Beton Gedung. Semarang : UNNES
Ibrahim, Bachtiar. H. 2003. Rencana dan Estimate Real of Cost. Jakarta : Bumi
Aksara.
Kusuma, Gideon Takim Andriono. Desain Struktur Rangka Beton Bertulang di
Daerah Rawan Gempa Seri Beton 3. Jakarta : Erlangga.
Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung 1987. 1987.
Bandung : DPU
Peraturan Muatan Indonesia 1970. 1980. Bandung: DPU
Petunjuk Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang Untuk
Rumah dan Gedung 1987. 1987. Jakarta: DPU

288

REKAP PENULANGAN PLAT LANTAI


NO
1
2
3
4

TIPE PLAT
PLAT TIPE 1
PLAT TIPE 2
PLAT TIPE 3
PLAT TANGGA

NO

TIPE BALOK

1
2
3
4
5
6

350/200 (B1)
500/250 (B2)
600/300 (B3)
300/200 (B4)
400/200 (B5)
250/175 (B6)

NO
1
2

TUMPUAN
D10 - 200
D10 - 120
D10 - 200
D10 - 120

ARAH X
LAPANGAN
D10 - 200
D10 - 140
D10 - 200
D10 - 200

ARAH Y
TUMPUAN
D10 - 150
D10 - 150
D10 - 200
D10 - 200

LAPANGAN
D10 - 200
D10 - 200
D10 - 200
D10 - 200

REKAP PENULANGAN BALOK


TUMPUAN
LAPANGAN
ATAS
BAWAH
ATAS
BAWAH
5 D 12
3 D 12
2 D 12
3 D 12
5 D 16
4 D 16
2 D 16
4 D 16
10 D 16
6 D16
3 D 16
6 D 16
4 D 12
2 D 12
2 D 12
4 D 12
3 D 16
2 D 16
2 D 16
3 D 16
2 D 10
2 D 10
2 D 10
2 D 10

TIPE KOLOM
450/600
600/600

REKAP PENULANGAN KOLOM


TULANGAN UTAMA
8 D 22
8 D 25

SENGKANG
10 - 150
10 - 150

SENGKANG
8 - 200
10 - 200
10 - 150
8 - 200
10 - 200
6 - 200

B. Rekapitulasi Awal
RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA
No
1
1
a
b
c
d
e
2
a
b
c
3
a
b
c
d
e
f
g
h
i
4
a

Uraian Pekerjaan
2
Pekerjaan Persiapan
Pagar Sementara
Membersihkan Lahan
Pemasangan Bouwplank
Pembuatan Kantor Sementara
Pembuatan Gudang Semen dan Alat-alat
Pekerjaan Tanah dan Urugan
Galian Tanah Keras
Urugan Tanah Kembali
Urugan Pasir
Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
Pasangan Batu Kosong
Pasangan Batu Kali 1:3
Pasangan Tembok 1:2 dengan Tebal Bata
Pasangan Tembok 1:3 Tebal Bata
Plesteran Dinding 1:3
Pasangan Keramik Dinding Kamar Mandi
Pasangan Lantai Keramik
Pekerjaan Acian
Sponengan
Pekerjaan Beton Bertulang
Beton Rabat 1:3:5

Volume

Satuan

Harga
Satuan
(Rp)
5

Jumlah Harga
(Rp)
6

Jumlah Harga
(Rp)
7

260.00
4000.00
3525.00
30.00
28.00

m'
m2
m'
m2
m2

85,517.75
4,000.00
27,619.00
432,887.45
374,593.69

22,234,615.00
16,000,000.00
97,356,975.00
12,986,623.50
10,488,623.32

159,066,836.82

668.43
222.81
113.78

m3
m3
m3

10,400.00
4,985.00
79,100.00

6,951,672.00
1,110,707.85
8,999,998.00

17,062,377.85

18.27
28.42
329.70
2819.66
6298.72
329.70
4448.35
6628.42
1076.80

m3
m3
m2
m2
m2
m2
m2
m2
m'

171,325.00
373,400.00
41,620.63
38,422.88
24,167.50
74,078.75
84,656.05
5,000.00
4,829.31

3,130,107.75
10,612,028.00
13,722,321.71
108,339,457.82
152,224,315.60
24,423,763.88
376,579,740.02
33,142,100.00
5,200,201.01

727,374,035.78

21.26

m3

403,350.00

8,575,221.00

b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
5
a
b
c
d
e
6
a
b
c
7
a
8
a
b
c
d
e

Pondasi Beton Bertulang


Sloof Beton Bertulang
Balok 25x50 Beton Bertulang
Balok 20x40 Beton Bertulang
Balok 17,5x25 Beton Bertulang
Balok 30x60 Beton Bertulang
Balok 20x30 Beton Bertulang
Kolom 60x60 Beton Bertulang
Kolom 45x60 Beton Bertulang
Kolom Praktis
Tangga Ramp
Plat Lantai
Pekerjaan Kayu dan Aluminium
Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
Pekerjaan Daun Pintu dan Jendela
Rangka Plafond
Pasang Plafond
Pekerjaan Pintu Aluminium
Pekerjaan Cat
Pengecatan Tembok
Pengecatan Plafond
Pengecatan Kayu
Pekerjaan Perkerasan Jalan
Perkerasan Jalan dengan Daving Block
Pekerjaan Instalasi Listrik
Pasangan Instalasi Dalam
Skakelar Seri Inbow
Zekering 2 Group (Fuse Box 2 Group)
Stop Kontak
Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir

136.40
45.66
79.65
11.49
2.31
87.03
10.53
31.10
140.94
4.62
41.41
351.36

m3
m3
m3
m3
m3
m3
m3
m3
m3
m3
m3
m3

2,098,727.33
1,915,026.99
3,273,668.65
3,888,449.73
4,319,166.15
2,625,183.62
4,157,933.91
2,600,024.07
2,721,571.13
3,027,838.14
2,999,068.01
2,834,939.24

286,266,407.68
87,440,132.36
260,747,707.90
44,678,287.41
9,977,273.80
228,469,730.72
43,783,044.08
80,860,748.58
383,578,234.36
13,988,612.18
124,191,406.09
996,084,251.37

2,568,641,057.52

7.94
212.72
2928.00
2928.00
32.40

m3
m2
m2
m2
m2

12,325,500.00
251,400.00
80,087.50
13,757.50
280,500.00

97,864,470.00
53,477,808.00
234,496,200.00
40,281,960.00
9,088,200.00

435,208,638.00

6298.72
2928.00
269.28

m2
m2
m2

19,234.50
27,142.00
13,207.50

121,152,729.84
79,471,776.00
3,556,515.60

204,181,021.44

400.00

m2

101,244.08

40,497,632,00

40,497,632.00

313.00
162.00
2.00
119.00
1.00

unit
buah
buah
buah
unit

125,000.00
25,000.00
35,000.00
30,000.00
3,500,000.00

39,125,000.00
4,050,000.00
70,000.00
3,570,000.00
3,500,000.00

f
9
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
10
a
b
c
d
e

Daya Listrik (LT.1, LT.2 dan LT.3)


Pekerjaan Instalasi Sanitasi Air
Kloset Duduk
Kloset Jongkok
Saluran Air Kotor (D 3")
Saluran Air Hujan (D 3")
Saluran Pembuangan (D 20 cm)
Saluran Air Mandi (D 2")
Saluran Air Bersih (D 1/2")
Tangki Air
Flour Drain
Kran Air
Wastafel
Septictank dan Peresapan
Pekerjaan Lain-lain
Engsel dan Grendel Pintu
Engsel dan Grendel Jendela
Pompa Air
Bak Mandi
Tempat Sabun Tanam

1.00

unit

15,000,000.00

15,000,000.00

65,315,000.00

8.00
26.00
405.00
555.00
525.00
324.00
450.00
2.00
34.00
45.00
9.00
3.00

unit
unit
m'
m'
m'
m'
m'
buah
buah
buah
buah
unit

404,590.00
193,425.00
17,196.84
17,196.84
34,314.63
13,602.84
8,729.84
500,000.00
9,300.00
8,815.00
986,900.00
2,000,000.00

3,236,720.00
5,029,050.00
6,964,720.20
9,544,246.20
18,015,180.75
4,407,320.16
3,928,428.00
1,000,000.00
316,200.00
396,675.00
8,882,100.00
6,000,000.00

67,720,640.31

338.00
188.00
3.00
27.00
27.00

buah
buah
unit
buah
buah

10,913.75
6,600.00
300,000.00
543,091.20
12,500.00

3,688,847.50
1,240,800.00
900,000.00
14,663,462.40
337,500.00

20,830,609.90

Total

Terbilang :

4,305,897,849.63

Empat Milyard Tiga Ratus Lima Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Tujuh Ribu Delapan Ratus Lima
Puluh Rupiah

Anda mungkin juga menyukai