Anda di halaman 1dari 13

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN.

LAMBANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK TTD


INSTANSI DIREKTUR
DENGAN SINDROM NEFROTIK
NO .DOKUMEN 43/SAK-PA/AKRED/KP/BPRSUD LB/XI/03

NO KOMPONEN URAIAN
1. D E FI N I SI Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan klinik
udema, proteinuria, hipoalbunemia, hiperkolesteromia
dan berhubungan dengan kelainan glomerulus akibat
penyakit-penyakit tertentu. Yang tidak diketahui.
Kejadian penyakit sindrom nefrotik terbanyak pada
anak berumur antara 3-4 tahun dengan perbandingan
wanita: pria = 1:2.
2. ANATOMI DAN 1. BENTUK DAN KEDUDUKAN GINJAL.
FISIOLOGI TENTANG
Ginjal berbentuk seperti biji kacang, jumlah ada dua
GINJAL.
buah di sebelah kiri dan kanan.
Ginjal terletak di daerah abdomen,retroperitoneal
antara vertebra lumbal I dan IV , pada orang dewasa
ginjal panjangnya 12 – 13 cm, berat 120 gram – 150
gram.
2. STRUKTUR GINJAL.
Ginjal terdiri dari kortek dan medulla. Tiap ginjal
terdiri atas 8 – 12 lobus yang berbentuk piramid.Dasar
piramid terletak pada korteks dan puncaknya disebut
papila bermuara di kaliks minor.Pada daerah kortek
terdapat glomerulus, tubulus kontortus proksimal dan
distal.Sedangkan daerah medula penuh dengan
percabangan pembuluh darah arteri dan vena renalis,
ansa henle dan duktus koligens.
Satuan terkecil dari ginjal disebut nefron.Tiap Ginjal
mempunyai kira – kira 1 juta nefron.Nefron terdiri atas
gloimerulus, kapsuila bowman, tubulus kontortus
proksimal, ansa henle dan tubulus kontortus
distal.Ujung dari nefron yaitu tubulus kontortus distal
bermuara di duktus koligens.Nefron yang terletak di
daerah korteks disebut nefron kortikal, sedangkan
yang terletak diperbatasan dengan medula disebut
nefron juksta medular mempunyai ansa henle yang
lebih panjang yang berguna terutama pada ekresi air
dan garam. Sebagian besar dari tubulus distal akan
bersinggungan dengan arteriol aferen dan eferen pada
tempat masuknya kapsula bowman.Pada tempat ini sel
tub ulus distal menjadi lebih rapat dari intinya lebih
tegas disebut makula densa. Dinding arteriol aferen
yang bersinggungan mengalami perubahan dan
mengandung granula yang disebut renin.
Daerah segitiga dengan batas-batas pembuluh aferen,
eferen dan makula densa ini disebut aparat juksta
glomerular.
3.FISIOLOGI GINJAL
Fungsi ginjal terutama untuk membersihkan plasma
darah dari zat – zat yang tidak diperlukan tubuh
terutama hasil – hasil metabolisme protein:
 Filtrasi plasma di glomerulus
 Reabsorbsi terhadap zat – zat yang masih
diperlukan tubuh di tubulus.
 Sekresi zat – zat tertentu di tubulus.
Fungsi ginjal secara keseluruhan dapat dibagi dala 2
golongan :
1. Fungsi Eksresi
 Eksresi sisa metabolismedn protein.
 Regulasi volume cairan tubuh.
 Menjaga keseimbangan asam basa.
2. Funsi Endokrin
 Memproduksi renin (pengaturan
tekanan darah)
erytropoetin(merangsang sumsum
tulang untuk menghasilkan sel darah
merah.).
 Metabolisme vitamin D
 Degradasi sistem perkemihan biasa
ditemui insulin pada sel – sel tubular.
3 ETIOLOGI Sebab yang pasti belum diketahui , akhir – akhir ini
dianggap sebagai penyakit autoimun.Jadi merupakan
suatu reaksi antigen antibodi.
Umunya para ahli membagi etiologinya menjadi
1. Sindrom nefrotik bawaan
2. Sindrom nefrotik sekunder.
Disebabkan oleh:
 Malaria kuatana atauu parasit lain.
 Penyakit kolagen
 Penyakit parenkim (SLE)
 Penyakit parenkim ginjal
(Glomerulonefritis akut dan kronik)
 Gangguan sirkulasi mekanik(Trombosis
Vena Renalis)
 Bahan kimia(Trimetadon, paradion,
penisilamin, emas, sengatan lebah, air raksa)
3..Sindrom nefrotik Idiopatik (tidak diketahui
penyebabnya)
dibagi dalam 4 golongan.
1. Kelainan minimal
Golongan ini lebih banyak terjadi pada anak
daripada orang dewasa ,prognosis lebih baik
2. Nefropati membranosa.
Glomerulus menunjukkan penebalan dinding
kapiler yang tersebar tnpa proliferasi sel.
3. Glomerulus Proliferatif
 Glomerulonefritis proliferatif eksudatif
difus.
 Dengan penebalan batang lobular.
 Dengan bulan sabit.
 Glomerulonefritis
membranoproliferatif

 Lain – lain ( perubahan proliferasi yang


tidak khas.

4. Glomerulosslerosis fokal segmental.

Sklerosis pada glomerulus dan sering disertai


dengan atropi tubulus, prognosis buruk.
4 PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
Kebocoran PBH melalui Kenaikan filtrasi Lipiduria
Urine( Protein bound plasma protein
Hormon

Penurunan plasma T-4 Hiperkolesterolemia

Kenaikan reabsorpsi albunuria Kenaikan sintesa protein


Plasma protein dalam sel hepar

Katabolisme albumin Penurunan volume


Dlm sel tubulus Intravaskuler

Malnutrisi Hipopriteinemia kenaikan volume cairan


intertisial
Kehilangan protein
Malalui usu (enteropati )

Kerusakan sel tubulus

Aminoasidosis UDEMA

5.. PENATALAKSANAAN
1. Tirah baring, terutama pada waktu udema
parah dan selama terjadi infeksi.
2. Diet : tinggi protein, rendah garam, cukup
kalori dan zat makanan lain sesuai dengan
keadaann penderita. Pembatasan pemasukan
cairan dan natrium.
3. Terapi
 Diuretik
 Kortikosteroid
 Antibiotik(bila ada infeksi).
6. ASUHAN 1.TUJUAN
KEPERAWATAN
Tujuan Asuhan keperawatan pada anak dengan
sindrom Nefrotik:
1. Perawat mampu memberikan Asuhan
keperawatan pada anak dengan Sindrom
Nefrotuk.
2. Mencegah terjadinya infeksi sekunder.
3. Mengurangi udema.
4. Mencegah atau meminimalkan komplikasi
5. Orang tua mengerti atau memahami tentang
penyakit anaknya, prognosis, program
pengobatan dan perawatan.
2.PENGKAJIAN
1.Riwayat kesehatan:
Riwayat yang berhubungan dengan kelainan
kongenital, penyakit sistematik, nefropati, diabetes,
alergi, penyakit ginjal primer.
2. Data subyektif
 Berat badan bertambah
 Bengkak di mata dan di kaki.
 Mual,anoreksia
3.Data obyektif
 Asites
 Udema tungkai, mata
 Berat badan meningkat
 Pucat
 Produksi urine berkurang.
4. Pemeriksaan penunjang:
 Laboratorium darah, pemeriksaan serum
albumin dan Biopsi ginjal.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN SINDROME NEFROTIK

NO DATA DAN DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN.


KEPERAWATAN.
1. Kelebihan volume cairan tubuh Tidak terjadi S : • Bengkak pada mata 1. Monitor tanda-tanda vital tiap 4 jam
berhubungan dengan perubahan kelebihan berkurang / hilang 2. Monitor intake dan out put caira
fungsi ginjal. volume cairan O : • Udema pada mata secara ketat.
Data : tubuh dan ekstremita 3. Timbang berat tiap hari pada waktu,
S : • Bengkak di mata dan di kaki. berkurang / tidak dengan pakaian dan alat ukur yang sama
O: • Udema pada kelopak mata dan ada 4. Ukur lingkar perut setiap hari
ekstremitas  Asites tidak ada 5. Observasi penampilan udema
 Asites  Tanda-tanda vita ( berkurang atau bertambah )
 Tekanan darah meningkat dalam batas 6. Kolaborasi dengan dokter untuk :
normal  Pemberian diet rendah garam
dan tinggi protein
 Pembatasan intake cairan
 Pemeriksaan laboraturium :
Berat jenis dan protein urine, serial,
elektrolit darah
 Terapi kortikosteroid, diuretik, anti
hipertensi.
7. Monitor efek samping pemberian obat

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Kebutuhan S : • Nafsu makan baik 1. kaji pola makan anak
berhubungan dengan anoreksia dan nutrisi O ; • Porsi makan 2. Berikan anak makan dalam porsi kecil
perubahan permeabilitas ginjal terpenuhi dihabiskan tapi sering dan dalam keadaan hangat
Data : P : • Hasil laboraturium : 3. Berikan makanan yang disukai anak
S : • Anoreksia protien urine yang tidak bertentangan dengan dietnya
O : • Porsi makan tidak dihabiskan negatif 4. Motivasi anak untuk makan atau
P: Pemeriksaaan laboraturium : dirangsang dengan memberikan mainan
Protein urine ( + ) 5. Ajarkan dan anjurkan anak untuk tarik
nafas dalam bila rasa mual saat makan
6. Monitor makanan yang diberikan dan
yang dihabiskan
7. Motivasi orang tua untuk menemani
anak saat makan
8. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi
antasid serta diet RG dan tinggi protein

Kerusakan integritas kulit ( terutam Integritas kulit O : • Udema berkurang /


3. daerah atau bagian tubuh yang baik tidak ada 1. Lakukan perawatan kulit :
edema ) Berhubungan dengan adanya  Mobiltas bertahap pertahankan kulit tetp bersih , oleskan
udema dan tirah baring lotion pada daerah yang edema tiap 2
Data : – 4 jam, massage kulit secara hati-hati
 Udema pada ekstremitas dan lembut.
atau pada kelopak mata 2. Bersihkan lipatan mata dengan
 Tirah baring menggunakan kapas dan air hangat
3. Pertrahankan pakaian dan alat tenun
tetp kering dan bersih
4. Untuk balita : ajarkan anbak untuk
toilet training, beritahu anak bila ingin
B>A>K. informasikan pada orang tua.
Gangguan Mobilitas fisik Mobilitas fisik S : • Lemas berkurang
berhubungan dengan kelemahan fifik meningkat O : • Udema berkurang / 1. Pertahankan posis tubuh baring lika
4. dan edema ekstremitas sesuai dengan tidak ada ada hipertensi
Data : tumbuh 2. Ijinkan anak untuk beraktivitas yang
S : • Lemas kembang masih dapt di toleransi selama tidak
O : • Udema ekstremitas melehkan
3. Jelaskan alasan untuk tirah baring dan
isolasi dengan cara yang dapatr
ditrima oleh anak
4. Menawarkan aktivitas yang tidak
terlalu melehkan, seperti :
menggambar, membaca, menulis.
5. ajarkan anak untuk beristirahat bila
lelah
6. Anjurkan orang tua untuk ikut
.
berpartisipasi dalam aktivitas yang
dilakukan anak.

Risiko terjadi infeksi sekunder Infeksi tidak O : • Tidak ada tanda- 1. Monitor tanda-tanda vital dan tanda-
berhubungan dengan melemahnya terjadi tanda infeksi tanda infeksi
5.. kekebalan tubuh sekunder terhadap P : • Protein dalam urine 2. Batasi kunjungan dan jumlah
penggunaan steroid dan proteinuria tidak ada pengunjung ( isolasi )
yang pasif 3. Gunakan teknik aseptik dan antiseptik
Data : setiap melakukan tindakan perawatan
P : • Pemeriksaan urine : Protein 4. Kolaborasi dengan dokter untuk
dalam urine pemberian terapi antibiotik
5. Monitor efek pemberian obat.

Kurangnya pengetahuan orang tua Pengetahuan S: • Orang tua dapat 1. Kaji tingkat pengetahuan orang tua
tentang proses penyakit, perawatan orang tua mengungkapkan tentang penyakit anaknya.
serta pengobatannya. tentang proses tentang apa yang 2. Ajarkan dan demonstrasikan cara
6.
penyakit dan dijelaskan. pemeriksaan protein dalam urine
Data : perawatan O: • Orang tua dapat dengan menggunakan micraltest.
S: anaknya melakukan 3. Anjurkan dan ajarkan orang tua untuk
• Orang tua klien mengatakan bertambah. pemeriksaan mengukur urine anak di rumah dan
tidak mengerti tentang proses protein urine mengobservasi adanya udema.
penyakit, perawatan dan dengan 4. Libatkan dokter dalam menjelaskan
pengobatan anaknya di rumah. menggunakan pada orang tua tentang proses
micraltest. penyakit anaknya, program
pengobatan dan efek samping
pemberian obat di rumah.
5. Anjurkan orang tua untuk membawa
anaknya ke dokter secara teratur dan
sewaktu-waktu bila ada masalah.

Anda mungkin juga menyukai