Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

Konsep Keperawatan Ibu Hamil Intranatal

KELOMPOK 4 :

Ananda Syafiqotul Istiqomah (P07220118042)


Karina Dwi Hardini (P07220118017)
Nur Habibah (P07220118024)
Afif Syahputra (P07220118031)
Indah Andriani (P07220118042)
Yeti Nurcahyani (P07220118059)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala karunia serta nikmatnya
sehingga makalah yang berjudul “Konsep Keperawatan Ibu Hamil Intranatal” ini dapat
diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan yang berarti.

Makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya yang tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Untuk itu kami
ucapkan terima kasih.

Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari
segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca sekalian untuk kami jadikan
sebagai bahan evaluasi.

Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai ide atau gagasan yang menambah
kekayaan intelektual bangsa.

Samarinda, Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan atau disebut juga Gestasi adalah suatu proses/ rangkaian peristiwa baru
yang akan dialami oleh wanita bila sel ovumnya dibuahi oleh sel sperma yang berasal dari
tubuh pria dalam proses reproduksi. Oleh karena itu, ibu yang sedang hamil dikatakan pula
sedang mengandung. Pertanyaan ini dapat pula menimbulkan pertanyaan, mengandung
apa? Jawabannya tidak lain adalah mengandung sel telur yang telah dibuahi oleh sel mani
atau sperma.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai dengan lahirnya janin ke dunia luar.
Lainnya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimaster pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai bulan ke 4 sampai bulan ke 6, trimaster
ketiga dari bulan ke 7 sampai bulan ke 9.
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi,
migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus, pembentukan plasentadan tumbuh kembang hasil sampai aterm.
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik, psikis, dan sosial pada ibu oleh karena itu
peran keluarga sangat besar dalam upaya memelihara kehamilan. Pada primigravida
merupakan suatu kondisi kehamilan yang pertama kali dialami oleh ibu maka asuhan
antenatal care merupakan standar terpenting dalam mendeteksi dini komplikasi yang
terjadi, baik pada ibu maupun pada janin. Dulu orang menganggap bahwa pertolongan
pada persalinan adalah yang terpenting untuk menyelamatkan ibu dan anak. Tapi
persalinan boleh diibaratkan dengan pertandingan olahraga, prestasi pertandingan tidak
ditentukan oleh daya upaya untuk persalinan saja tetapi jauh sebelumnya adalah sangat
tergantung pada persiapan fisik maupun mental, sebelum pertandingan harus dimulai sejak
ibu semasa hamil.
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina keduni luar.
Persalinan normal adalah suatu proses dimana janin cukup bulan,dengan presentasi
belakang kepala, masuk melalui jalan lahir sesuai dengan kurva partopgraf normal dan
lahir secara spontan.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyakit dan komplikasi. (Wiknjosastro, 2007)
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
servik (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu
belum inpartu bila kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kehamilan?
2. Bagaimana fisiologi terjadinya kehamilan?
3. Apa pengertian persalinan?
4. Bagaimana persalinan pada kala I?
5. Bagaimana persalinan pada kala II?
6. Bagaimana persalinan pada kala III?
7. Bagaimana persalinan pada kala IV?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar kehamilan
2. Untuk mengetahui pengertian persalinan
3. Untuk mengetahui perubahan fisiologis persalinan
4. Untuk mengetahui persalinan pada kala I, II, III, IV.
BAB 11
PEMBAHASAN

A. Definisi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba, 1998).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dari janin turun ke dalam
jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui
jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37 minggu-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
(Syaifudin, 2002).
B. Jenis persalinan
1. Persalinan Spontan
Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan kekuatan
ibunya sendiri dan melalui jalan lahir. (Prawirohardjo, 2005). Sedangkan menurut
Manuaba (1998), persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri.
2. Persalinan buatan
Persalinan buatan adalah proses persalinan yang berlangsung dengan bantuan
tenaga dari luar, misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan dengan operasi
sectio caesarea (Prawirohardjo, 2005).

3. Persalinan Anjuran
Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan, misalnya pemberian pitocin dan
prostaglandin (Prawirohardjo, 2005).

C. Tanda-tanda persalinan
Menurut Manuaba dalam buku Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan (1998) telah
disebutkan bahwa tanda-tanda persalinan dibagi menjadi dua fase, yaitu tanda bahwa
persalinan sudah dekat dan tanda timbulnya persalinan (inpartu).

a. Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat


1). Terjadinya Lightening
Menjelang minggu ke 36 kehamilan, tanda pada primigravida adalah
terjadinya penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas
panggul yang disebabkan: kontraksi Braxton Hikcs, ketegangan dinding perut,
ketegangan ligamentum rotundumdan gaya berat janin dimana kepala ke arah
bawah. Masuknya bayi ke pintu atas panggul menyebabkan ibu merasakan:
 Ringan dibagian atas perut, dan rasa sesaknya berkurang
 Bagian bawah perut ibu terasa penuh dan mengganjal
 Kesulitan berjalan
 Sering buang air kecil.

2). Terjadinya His Permulaan


Pada umur kehamilan masih muda, yaitu sejak trimester pertama
kehamilan uterus akan sering mengalami kontraksi ringan. Pada trimester
kedua dapat dideteksi dengan pemeriksaan bimanual.fenomena ini
dikemukakan oleh Braxton Hicks pada tahun 1872 sehingga disebut kontraksi
Braxton Hicks. Sampai bulan terakhir kehamilan biasanya kontraksi ini sangat
jarang dan meningkat pada satu atau dua minggu sebelum persalinan.
Kontraksi ini terjadi karena adanya perubahan keseimbangan estrogen dan
progesterone sehingga terjadi peningkatan jumlah reseptor oksitosin dan gap
junction diantara sel-sel miometrium. (Prawirohardjo,2005).

b. Tanda-tanda timbulnya persalinan (Inpartu)


1). Terjadinya His Persalinan
His adalh kontraksi rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa nyeri diperut serta
dapat menimbulkan pembukaan serviks kontraksi rahim yang dimulai pada 2 face
maker yang terletak di dekat cornu uteri. His yang menimbulkan pembukaan serviks
dengan kecepatan tertentu disebut his efektif. His efektif mempunyai sifat adanya
dominan kontraksi uterus pada fundus uteri, kondisi berlangsung secara sinkron dan
harmonis, adanya intensitas kontraksi yang maksimal diantara dua kontraksi, irama
tertentu dan frekuensi yang kian sering, lama his berkisar 45-60 detik.
Pengaruh His ini dapat menimbulkan desakan didaerah uterus (meningkat), terjadi
penurunan janin, terjadi penebalan pada dinding korpus uteri, terjadinya pembukaan
kanalis servikalis.
His persalinan memiliki sifat sebagai berikut:
 Pinggang terasa sakit dan mual mulai menjalarke depan.
 Teratur dengan interval yang makin pendek dan kekuatannya semakin besar
 Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
 Penambahan aktivitas (seperti berjalan) maka his tersebut semakin meningkat

2). Keluarnya lendir bercampur darah


Lendir ini berasal dari pembukaan kanalis servikalis. Sedangkan pengeluaran
darahnya disebabkan oleh robekan pembuluh darah waktu serviks membuka.

3). Terkadang disertai ketuban pecah


Sebagian ibu hamil mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput ketuban
menjelang persalinan. Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat
berlangsung dalam 24 jam. Namun, apabila persalinan tidak tercapai maka persalinan
harus diakhiri dengan tindakan tertentu misalnya ekstraksi vakum atau sectio
caesarea.

4). Dilatasi dan Effacement


Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsur-angsur akibat
pengaruh his. Effacement adalah pendataran atau pemendekan kanalis servikalis yang
semula panjang 1-2 cm menjadi hilang sama sekali sehigga tinggal hanya ostium yang
tipis seperti kertas.
D. Empat fase (kala) persalinan normal
* Kala 1
Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada tahap ini terjadi pematangan dan
pembukaan mulut rahim hingga cukup untuk jalan keluar janin. Pada kala 1
terdapat dua fase yaitu : 1. Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm,
berlangsung sekitar delapan jam. 2. Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai
lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar enam jam. Pada tahap ini ibu akan
merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10 menit selama 20-30 detik. Frekuensi
kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali tiap 10 menit, dengan durasi 60-90
detik. Kontraksi terjadi bersamaan dengan keluarnya darah, lendir, serta pecah
ketuban secara spontan. Cairan ketuban yang keluar sebelum pembukaan 5 cm
kerap dikatakan sebagai ketuban pecah dini.
* Kala 2
Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam kandungan yang membutuhkan waktu
sekitar dua jam. Fase dimulai saat serviks sudah membuka selebar 10cm hingga
bayi lahir lengkap. Pada kala 2, ketuban sudah pecah atau baru pecah spontan,
dengan kontraksi yang lebih sering terjadi yaitu 3-4 kali tiap 10 menit. Refleks
mengejan juga terjadi akibat rangsangan dari bagian terbawah janin yang menekan
anus dan rektum. Tambahan tenaga mengejan dan kontraksi otot-otot dinding
abdomen serta diafragma, membantu ibu mengeluarkan bayi dari dalam rahim.
* Kala 3
Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut keluar dari dalam rahim.
Fase ini dimulai saat bayi lahir lengkap dan diakhiri keluarnya plasenta. Pada tahap
ini biasanya kontraksi bertambah kuat, namun frekuensi dan aktivitas rahim terus
menurun. Plasenta bisa lepas spontan atau tetap menempel dan membutuhkan
bantuan tambahan.
* Kala 4
Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan yang bertujuan untuk
mengobservasi persalinan. Pada tahap ini plasenta telah berhasil dikeluarkan dan
tidak boleh ada pendarahan dari vagina atau organ. Luka-luka pada tubuh ibu harus
dirawat dengan baik dan tidak boleh ada gumpalan darah.

E. Perubahan fisiologis pada Persalinan

1. Perubahan fisiologis pada kala I persalinan

a. Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan.


Selama persalinan uterus berubah bentuk menjadi dua bahian yang berbeda, yaitu
segmen atas dan segmen bawah. Dalam persalinan perbedaan antara segmen atas dan
segmen bawah rahim lebih jelas lagi. Segmen atas memegang peranan aktif karena
berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan.
Sebaliknya segmen bawah rahim memegang peranan pasif dan makin tipis dengan
majunya persalinan karena diregangkan. Jadi, secara singkat segmen atas
berkontraksi, mengalami retraksi, menjadi tebal dan mendorong janin keluar, sebagai
respon terhadap gaya dorong kontraksi pada segmen atas.
Sedangkan segmen bawah uterus dan serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi dan
menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui janin (Prawirohardjo,
2009).
b. Perubahan bentuk uterus
Setiap kontraksi menghasilkan pemanjangan uterus berbentuk ovoid disertai
pengurangan diameter horizontal.
Pengaruh perubahan ini adalah:
 Pengaruh diameter horizontal menimbulkan pelurusan kolumna vertembralis janin,
dengan menekankan kutub atasnya rapat-rapat terhadap fundus uteri, sementara kutub
bawah didorong lebih jauh ke bawah dan menuju ke panggul.
 Dengan memanjangnya uterus, serabut longitudinal ditarik-tarik tegang dank arena
segmen bawah dan serviks merupakan satu-satunya bagian uterus yang fleksibel,
bagian ini ditarik ke atas kutub bawah janin. Efek ini merupakan faktor yang penting
untuk dilatasi serviks pada otot segmen bawah.

c. Perubahan pada serviks


Tenaga yang efektif pada kala I persalinan adalah kontraksi uterus, yang
selanjutnya akan menghasilkan tekanan hidrostatik keseluruhan selaput ketuban
terhadap serviks dan segmen bawah uterus. Bila selaput ketuban sudah pecah, bagian
terbawah janin dipaksa langsung mendesak serviks dan segmen bawah uterus.
Sebagai akibat kegiatan daya dorong ini,terjadi perubahan yaitu pendataran dan
dilatasi pada serviks yang sudah melunak.

d. Perubahan pada vagina dan dasar panggul


Jalan lahir disokong dan secara fungsional ditutup oleh sejumlah lapisan jaringan
yang bersama-sama membentuk dasar panggul. Dalam kala I ketuban ikut
meregangkan bagian atas vagina yang sejak kehamilan mengalami perubahan
sedemikian rupa sehingga dapat dilalui oleh janin. Setelah ketuban pecah, segala
perubahan,terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh tekanan dari bagian
terbawah janin.

e. Bloody show
Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir serviks
pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan penutup jalan lahir
selama kehamilan. Pengeluaran plak inilah disebut dengan bloody show. Bloody show
merupakan tanda persalinan yang akan terjadi, biasanya dalam 24 hingga 48 jam.
Akan tetapi, bloody show bukan merupakan tanda persalinan yang bermakna jika
pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam sebelumnya karena rabas lendir yang
bercampur darah selama waktu tersebut mungkin akibat dari trauma kecil terhadap
atau perusakan plak lendir saat pemeriksaan tersebut dilakukan. (Varney, 2008).

f. Tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-rata
15 (10-20) mmHg dan diastolic rata-rata 5-10 mmHg. Pada waktu diantara kontraksi,
tekanan darah kembali ke tingkat sebelum persalinan. Dengan mengubah posisi
miring, perubahan tekanan darah selama kontraksi dapat dihindari. (Varney, 2008)

g. Metabolisme
Selama persalinan, metabolisme karbohidrat aerob maupn anaerob meningkat
dengan kecepatan tetap. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh anxietas dan
aktifitas otot rangka. Peningkatan aktifitas metabolik terlihat dari peningkatan suhu
tubuh, denyut nadi, pernafasan, curah janung dan cairan yang hilang (Varney, 2008).
h. Suhu
Suhu sedikit meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan setelah
melahirkan. Yang dianggap normal ialah peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5 –
1 ℃ yang mencerminkan peningkatan metabolisme selama persalinan (Varney, 2008).

i. Denyut jantung (frekuensi jantung)


Perubahan denyut jantung yang mencolok selama kontraksi disertai peningkatan
selama fase peningkatan, penurunan selama titik puncak sampai frekuansi diantara
kontraksi, dan peningkatan selama fase penurunan hingga mencapai frekuensi lazim
diantara kontraksi. Penurunan yang mencolok selama puncak kontraksi uterus tidak
terjadi jika wanita berada pada posisi miring bukan telentang.

j. Perubahan pada ginjal


Poliuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat diakibatkan
peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan kemungkinan
peningkatan laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal.

k. Perubahan pada saluran cerna


Motalitas dan absorpsi lambung terhadap makanan padat jauh berkurang. Apabila
kondisi ini diperburuk oleh penurunan lebih lanjut sekresi asam lambug selama
persalinan, maka saluran cerna berjalan dengan lambat hingga waktu pengosongan
lambung menjadi lebih lama.

l. Perubahan hematologi
Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan kembali
kekadar sebelum persalinan pada hari pertama pasca partum jika tidak ada kehilangan
darah abnormal. Waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat peningkatan
fibrinogen plasma lebih lanjut selama persalinan.

2. Perubahan fisiologis pada kala II persalinan

a. Kontraksi, dorongan otot-otot dinding


Kontraksi uterus pada persalinan mempunyai sifat sendiri. Kontraksi
menimbulkan nyeri, merupakan satu-satunya kontraksi normal mskulus. Kontraksi ini
dikendalikan oleh saraf intrinsik, tidak disadari tidak dapat diatur oleh ibu bersalin,
baik frekuansi maupun kontraksi (Sumarah, 2008)

b. Uterus
Uterus terbentuk dari pertemuan duktus muller kanan dan kiri digaris tengah
sehingga otot rahim terbentuk dari dua spiral yang saling beranyaman dan membentuk
sudut disebelah kanan dan kiri sehingga pembuluh darah dapat tertutup dengan kuat
saat terjadi kontraksi (Myles, 2009). Perubahan bentuk uterus menjadi oval yang
disebabkan adanya pergerakan tubuh janin yang semula membungkuk menjadi tegap,
hingga uterus bertambah panjang 5-10 cm.

c. Pergeseran organ pada panggul


Pada kala I persalinan selaput ketuban dan bagian terbawah janin memainkan
peran penting untuk membuka bagian atas vagina. Namun setelah ketuban pecah,
perubahan dasar panggul seluruhnya dihasilkan oleh tekanan yang diberikan oleh
bagian terbawah janin.
3. Perubahan fisiologis pada kala III persalinan

a. Fisiologi kala III persalinan


Pada kala III persalinan, otot uterus berkonraksi mengikuti berkurangnya ukuran
rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan rongga uterus atau
berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta. Otot uterus berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi.penyusutan ukuran ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat
perlengketan plasenta menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus.
Stelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus ke dalam vagina.

4. Perubahan fisiologis pada kala IV persalinan


Setelah kelahiran plasenta, uterus dapat ditemukan ditengah-tengah abdomen
kurang lebih dua pertiga sampai tiga perempat antara simpisis pubis dan umbilicus.
Uterus yang berkontraksi normal harus keras saat disentuh.

F. Perubahan psikologis pada ibu bersalin


Bentuk-bentuk perubahan psikologis:
1. perasaan takut saat melahirkan. Hal ini merupakan hal yang wajar, apabila bagi
ibuyang pertama kali akan melahirkan.

2 Perasaan cemas pra- melahirkan. Menjelang proses persalinan, tidak sedikit calon
ibu yang mengalami rasa takut saat proses kelahiran. Padahal rasa cemas
itulahyang justru memicu rasa sakit saat melahirkan.

3 Rasa sakit. Pada saat kontraksi alamiah mendorong kepala bayi untuk mulai
melewati jalur lahir, terjadi resistensi yang kuat. Ini yang menyebabkan rasa sakit
terjadi.
4 Depresi. Disarankan agar ibu yang ingi melahirkan agar tidak depresi, sehingga ia
harus ditemani anggota keluarga karena ibu yang ingin melahirkan rawan depresi.
5 Perasaan sedih jika persalinan tidak berjalan sesuai dengan harapan ibu dan
keluarga.
6 Ragu-ragu dalam menghadapi persalinan dan ragu akan kemampuannya dalam
merawat bayi kelak.
7 Perasaan tidak enak, sering berfikir apakah persalinan akan berjalan dengan
normal
8 Mengganggap persalinan sebagai cobaan
9 Sering berfikir apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam
menolongnya
10 Sering berfikir apakah bayinya akan normal atau tidak.
Hal-hal yang dapat menanggulangi perubahan psikologis:
1 Teknik relaksasi
Diharapkan ibu telah memperoleh pengetahuan tentang teknik relaksasi pada
saat pemeriksaan kehamilan rutin, bila ibu belum mendapatkan, ibu harus
diajarkan terlebih dahulu teknik relaksasi dengan tepat.

2 Hypnobirthing
Ibu hamil dan pasangannya yang mengikuti Hypnobirthing berperan sebagai
subjek aktif, sedangkan petugas kesehatan berperan sebagai fasilitator untuk
memandu sang subjek mencapai keadaan alfa. Disini ibu diajarkan untuk
berfikir tenang dan positif hingga proses melahirkan bisa dihadapi dengan
tenang.

3 Dukungan fisik dan psikologis dari keluarga dan tenaga kesehatan (Asuhan
Sayang Ibu)
Dalam hal ini keluarga sang ibu diminta terus mendukung dan menemani ibu
dan membantu memenuhi kebutuhannya, dengan begitu ibu tidak merasa
sendirian.

4 Senam Hamil
Disarankan untuk mengikuti senam hamil, karena pada senam hamil diajarkan
teknik pernapasan, cara meneran saat mengeluarkan bayidam keterampilan
dalam menenangkan diri atau kecemasan saat melahirkan.

5 Mobilitas
Diusahakan agar ibu tetap tegar dan bergerak, dengan berjalan atau mengubah
posisi tidur, itu akan memungkinkan ibu dapat menguasai keadaan dan proses
persalinan sendiridapat berjalan dengan baik.

6 Memberi informasi
Ibu dan keluarga harus diberi informasi yang selengkap-lengkapnya tentang
semua perkembangan dan kemajuan selama proses persalinan. Setiap tindakan
harus di antisipasi dan dijelaskan dan ibu diikutsertakan dalam pengambilan
keputusan.

7 Percakapan
Pada proses melahirkan, ibu akan merasa lelah. Setiap kontraksi akan
membutuhkan konssentrasi penuh dan semua cadangan emosional dan fisik
dikerahkan, sehingga kesunyian sangat dibutuhkan, bisa diberikan dalam bentuk
sentuhan atau ekspresi wajah dari orang sekitar.

8 Dorongan semangat
Adakalanya ibu merasa putus asa. Berikan komunikasi yang dengan memberi
respon yang hangat dan antusias, maka kemungkinan besar persalinan akan
berjalan dengan lancar.

9 Menghadirkan pendamping saat persalinan


Kehadiran seorang pendamping saat persalinan dapat menimbulkan efek positif
terhadap persalinan diantaranya menurunkan angka morbilitas dan mengurangi
rasa sakit (Hodnett,1997, Klau dan Kennel,1993).

G. Masalah pada persalinan.

Anda patut mengetahui beberapa masalah yg bisa terjadi menjelang persalinan, Proses
persalinan dan Paska persalinan.

1) Janin terlilit tali pusar


Kondisi ini kerap membuat para calon ibu khawatir. Pasalnya ada penelitian yg
mengatakan 25 % janin mengalami hal ini. Dan ada juga penelitian yang mengatakan
sekitar 20% persalinan normal. Terdapat beberapa tali pusar yg tidak membahayakan
janin sehingga harus dipastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi. Dengan
pemeriksaan ini dapat dilihat pposisi lokasi lilitan tali. Beberapa kali lilitan terjadi dan
bagaimana aliran darah di daerah lilitan tersebut bisa diketahui apakah lilitan tali pusar
tersebut membahayakan janin atau tidak. Kondisi bayi yg terlilit tali pusar akan
berpengaruh terhadap ibu dan sicabang bayi, salah satunya :
1. gangguan proses persalinan normal, karena janin tidak turun ke
rongga panggul menuju jalan lahirnya
2. Jika lilitan terlalu kuat membuat janin kekurangan oksigen
(hipoksia) dan akan membahayakan.

Maka apabila kondisi seperti diatas dan calon ibu ingin memutuskan persalinan normal,
maka perlu pendampingan dari dokter yg terus memonitor apakah dapat menyebabkan
bahaya. Jika keadaan makin memburuk maka jalan satu-satunya adalah dengan operasi
ceasar

2) Posisi bayi sungsang


Bila bayi anda dengan posisi sunsang mintalah dokter untuk mengembalikan posisi
janin sebelum meminta anda untuk melakukan proses persalinan Caesar. Tindakan yang
dapat anda lakukan agar bayi anda kembali ke posisi normal maka lakukan Knee-Chest
atau posisi sujud- menungging (dada lutut) jika posisi janin tetap susang sampai akhir
kehamilan, biasanya dokter akan melakukan tindakan External Cephalic Version (ECV)
atau memutar janin. Tindakan ini dapat dilakukan bila:
 ibu hamil tidak mengalami pendarahan pada vagina dan plasenta di dekat
mulut rahim
 detak jantung bayi tidak normal
 hamil kembar
 pertumbuhan janin tidak normal
 air ketuban kurang

3). Bayi lahir dengan Syndroma Down


Bayi lahir dengan kondisi sindroma down atai sindroma Mongoloid terjadi karena
kelainan pembelahan sel di seluruh tubuh bayi yang disebut non disjunction. Hal ini
yang menghasilkan janin yang saat ini masih berupa embrio dengna tiga copy kromoson
bukan 2 copy sebagaimana mestinya. Penyebabnya hal ini masih belum di ketahui
samapai sekarang.
4). Bayi lahir prematur
Penyebab umumnya terjadinya kelahiran premature adalah Premature Rupture of
Membrane (PROM). Ini terjadi karena selaput ketuban pecah dan air ketuban keluar
sebelum waktunya lahir.

Beberapa ahli berpendapat bahwa pemicunya adalah :


 Infeksi vagina, Kadar hormon estrogen yang meningkat dalam keadaan hamil,
menyebabkan vagina memproduksi lebih banyak glikogen yang mendukung
pertumbuhan jamur. Pencegahannya adalah menjaga kebersihan vagina
 Infeksi saluran kemih. Gejalnya adalah merasa terbakar ketika akan buang air kecil,
sakit di seputar panggul atai dibawah puser, anyang-anyangan atau sering terasa
mau buang air kecil, urin bau dan berwarna keruh serta terkadang ada darahnya.
Pencegahan dengan minum air putih sesuai dengan kebutuhan tubuh
 Listeria atau Listeriosis adalah infeksi ini sering diabaikan, gejalanya mirip flu
dengan sedikit demam serta kadang diare . Selain kelahiran premature ,bayi bisa
menderita meningitis . Pencegahnya dengan menghindari makanan yang mudah di
hinggapi jamur seperti keju lunak atau daging yang belum matang
 Cairan amniotic yang terlalu banyak
 Mulut rahim yang lemah
 Bentuk rahim yang tidak normal mis: memiliki kantong rahim ganda tetapi satu
mulut rahim
 Hamil kembar
 Stress selama fase kehamilan Pencegahannya dengan melakukan relaksasi
 Hamil di usia sudah tua

5). Plasenta Previa


Plasenta previa dimana plasenta tumbuh di tempat yg salah. Seharusnya plasenta
terbentuk di sepanjang bagian atas rahim. Namun pada kasus ini plasenta justru melekat
atau menutupi serviks. Kondisi ini mengganggu proses persalinan karena plasenta
menutupi jalur lahir janin dan sekita 0,5 % ibu hamil mengalami plasenta previa. Letak
plasenta yang tidak pada tempatnya ini bisa diketahui sejak sebelum proses persalinan ,
Plasenta previa biasanya dapat terdeteksi melalui ultrasonografi. Jika terdektisi tumbuh
di bawah rahim pada usia kehamilan lebih dari 28 minggu, maka ibu hamil dinyatakan
positif mengalami plasenta previa. Jika plasenta menghalangi jalan lahir maka
diputuskan untuk persalinan Caesar.
Tanda-tanda plasenta previa :
Tanda klinis dari plasenta previa adalah painless bleeding atau Pendarahan tanpa
nyeri. Hal ini harus ditangani cepat dan tepat karena berakibat fatal bagi ibu dan janin.
Penyebabnya masih belum diketahui.
Terdapat beberapa resiko terjadinya plasenta previa yakni
1. pernah melakukan kuretase dan operasi Caesar di kehamila sebelumnya,
2. kehamilan kembar.
3. Memiliki endometrium, merokok
4. Hamil dibawah usia 20 thn atau diatas 30 thn
5. Memiliki riwayat plasenta previa pada kehamilan sebelumnya

6). Pre Eklamsia dan post partum Pre Eklamsia

Pre eklampsia merupakan keadaan dimana tekanan darah meningkat dan terdapat
protein dalam urin yang hanya bisa terjadi selama masa kehamilan. Ketika Pre
eklampsia terjadi di minggu-minggu akhir kehamilan, maka dokter dengan cepat
mengambil tindakan mengeluarkan janin sebagai bentuk pertolongan pada janin. Namun
jika Pre eklampsia terjadi di awal kehamilan maka pihak medis akan mengambil
tindakan memperpanjang masa kehamilan sampai janin dianggap telah cukup kuat untuk
dilahirkan dan keadaan ibu baik.
Pre eklampsia masih bisa terjadi setelah persalinan dan risiko masih bisa terjadi
setelah persalinan dan risiko masih tinggi samapai 4 minggu, setelahhnya bila keadaan
pree eklamsia tidak ditangani dengan baik dikhawatirkan terjadi eklampsia dengan tanda
klnis berupa kejang dan koma.
Terdapat beberapa gejala sebelum terjadi eklampsia atau impending ekclampsia yaitu
1. Tekanan darah meningkat
2. Sakit kepala
3. Gangguan penglihatan
4. Nyeri perut bagian atas (nyeri ulu hati)
5. Pembekakan seluruh badan
6. Nyeri otot dan sendi

Penyebab Pre eklampsia belum dapat dipastikan. Menuru dugaan para ahli adalah
factor genetic , pola makan, defisiensi vitamin (misalnya vitamin A) atau penulakan
system imun daru plasenta oleh tubuh ibu.
Baik eklampsia dan eklampsia penanganannya dilakukan oleh dokter dengan
memberikan obat-obatan seperti magnesium sulfat. Untuk mencegah dan mengatasi
kejang. Lalu suntikan labelatol, nicardipine,nifedipine atau hidralazin untuk
menurukan tekanan darah.

7). Ketuban pecah dini


Ketuban pecah ? perkataan ini sering kita dengar , dan menyebabkan kepanikan
calon ibu, lantaran sudah tahu bahwa pecahnya air ketuban merupakan signal dari
persalinan. Sebenarnya penanganan ketuban pecah dini sangat tergantung pada kondisi
ibu dan kehamilannya, terma suk janin dan cairan ketuban.
Jika jumlah cairan ketuban masih cukup , maka dokter cenderung menahan janin di
rahim. Dan si calon ibu harus beristirahat total dan mendapat penangan diberikan obat
obat untuk mematangkan paru-paru janin dan antibioatik untuk mencegah infeksi,
umumnya hal ini akan membuat selaput ketuban akan menutup sendiri dan cairan
ketuban akan kembali dan terus dibentuk
Jika cairan ketuban habis sama sekali, dokter akan segera mengeluarkan bayi lewat jalan
operasi Caesar.

Tips mencegah ketuban pecah dini :


1. Periksa kehamilan secara teratur dan segera ke obgin jika merasa ada yang tidak
normal dengan kehamilan atau di daerah kemaluan
2. Bersihkan daerah kemaluan dengan dari mulai dari depan ke
belakang
3. Jika mulur rahim cenderung lemah segera hentikan melakukan hubungan sexsual
4. Konsumsi vitamin C secara teratur terlebih saat suia kehamilan lebih dari 20
minggu

8). Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah (BBLR)


Proses kelahiran cenderun lancer tetapi kondisi bayi yang baru saja dilahirkan tidak
sempurna. Tak sedikit bayi yang dilaharikan dalam kondisi berat badan rendah.
Umumnya : terjadi lantaran usia kehamilan yang belum cukup bulan atau bayi lahir tapi
berat badan saat lahir lebih kecil ketimbang pada saat didalam kandungan
(dismaturitas).

Faktor penyebab berat badan lahir rendah :


1. Adanya gangguan pertumbuhan janin yang sering disebabkan oleh
2. suplai makanan dari ibu ke janin kurang
3. kelainan plasenta
4. infeksi atau hipertensi

Pencegahan berat badan lahir rendah:


1. Mengkonsumsi makanan yang dianjurkan dokter obgin
2. Selalu menjaga kehamilan berkembang normal
3. Sedangkan penanganan bayi lahir dengan berat badan rendah
4. adalah memantau asupan gizi yg masuk kedalam tubuh bayi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan tumbuh kembang hasil sampai
aterm.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyakit dan komplikasi.
(Wiknjosastro, 2007).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dari janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dan dapat di
jadikan salah satu referensi sebagai petugas maupun bahan praktikum
DAFTAR PUSTAKA

http://asuhankeperawatandankasus.blogspot.com/2012/11/intra-natal.html

http://warungbidan.blogspot.com/2016/10/makalah-konsep-keperawatan-ibu-hamil.html

http://keperawatanhaerilanwar.blogspot.com/2012/08/asuhan-keperawatan-intra-natal-
care.html

https://lifestyle.kompas.com/read/2014/03/14/1224054/Kenali.4.Fase.Persalinan.Normal

https://www.docdoc.com/id/info/procedure/kehamilan/

Anda mungkin juga menyukai