Anda di halaman 1dari 4

MODUL 5

MODULUS PUNTIR
Praba Fitra Perdana, Hanani Disi, Mohamad Yusup, M Ilham, Ricky Dwi S
10211108, 10211051, 10211077, 10211078, 10211081
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
E-mail: praba.fitra@gmail.com

Asisten: (Latifah Oktaviani/10210096)


Tanggal Praktikum: (17-03-2014)

Abstrak
Gaya yang diberikan secara paralel pada salah satu sisi ujung batang sedangkan pada sisi yang berlawanan
ditahan oleh gaya yang cukup untuk menahan batang agar diam akan menyebabkan deformasi terhadap
batang tersebut berupa puntiran. Besaran yang dapat diukur dalam peristiwa tersebut adalah modulus
puntir dan torsi. Pada percobaan ini besaran yang divariasikan adalah massa, dan dihasilkan bahwa
penambahan massa menghasilkan besaran modulus puntir dan torsi yang semakin besar. Selain massa,
material dari batang tersendiri juga mempengaruhi besarnya modulus puntir dan torsi karena pada
dasarnya modulus puntir adalah karakteristik dari suatu bahan yang merepresentasikan elastisitas puntir
dari bahan tersebut.
Kata Kunci: Modulus Puntir, Sensor Magnetik, Torsi

I. Pendahuluan Gambar 1. Objek yang dipuntir[1].


1.1 Tujuan Modulus puntir G merupakan rasio
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk antara tegangan (stress) terhadap regangan
memahami sifat elastis dari suatu bahan (strain) (berdasarkan gambar 1).
𝐹
dibawah pengaruh puntiran, mengukur 𝑠ℎ𝑒𝑎𝑟 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠 𝐴 𝐹𝐿
modulus puntir dari suatu bahan, dan 𝐺 = 𝑠ℎ𝑒𝑎𝑟 𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 = ∆𝑥 = 𝐴∆𝑥 (1)
𝐿
mengukur torsi dari suatu bahan. (dengan satuan Pascal)
1.2 Teori Dasar Torsi atau momen gaya merupakan
Modulus puntir adalah modulus elastik pengaruh gaya yang cenderung merubah
yang kita gunakan untuk deformasi suatu gerak rotasi dari suatu objek[2].
objek solid ketika suatu gaya diberikan
paralel pada salah satu sisi permukaan objek
(2)
sedangkan sisi permukaan yang berlawanan
ditahan oleh suatu gaya yang sama besar[1].
(3)
Untuk batang dengan jari-jari R :

(4)
Keterangan :
T : Torsi
τ : tegangan puntir
J : momen inersia

Gambar 2. Torsi yang terjadi pada suatu objek[2].


II. Metode Percobaan dan Hipotesa
2.1 Metode Percobaan

1
Percobaan yang dilakukan adalah untuk menekan tombol Y, dengan melihat data-data
mengukur modulus puntir dan torsi dari suatu yang diperlukan pada LCD lalu kita
bahan. Terdapat tiga bahan yang disediakan masukkan data yang diperlukan melalui
berbentuk batang logam dengan R yang keypad yang tersedia. Ketika kita ingin
berbeda-beda dan material yang berbeda juga. mengukur besaran torsinya kita gunakkan
Salah satu ujung batang logam dikunci tombol X, kita masukkan lagi data-data yang
posisinya sehingga tidak bisa bergerak, diperlukan. Percobaan ini dilakukan dengan
sedangkan pada ujung yang lain diberikan variasi massa beban yang diberikan dan
suatu beban sehingga terjadi puntiran pada variasi batang yang ddigunakan,
batang logam. Alat yang digunakan untuk menghasilkan masing-masing 15 data
mengukur modulus puntir dan torsinya modulus puntir dan torsi.
adalah alat khusus kit praktikum yang 2.2 Hipotesa
memanfaatkan sensor magnetik sebagai Modulus puntir dan torsi akan semakin
sarana pengukurnya. Ketika kita ingin besar seiring dengan penambahan massa
mengukur besaran modulus puntir kita beban yang digunakan.

III. Data dan Pengolahan

Tabel 1. Data hasil percobaan pada batang 1.


batang 1 L 50cm
r 2.22mm
m(g) G(GPa) T(Nm)
500 62.8891 -0.003181
1000 75.5654 0.003296
1500 83.0253 0.009879
2000 86.7552 0.014444
Gambar 3. Modulus puntir bahan 1 vs massa.
2500 89.1037 0.017526

Tabel 2. Data hasil percobaan pada batang 2.


batang 2 L 50cm
r 1.875mm
m(g) G(GPa) T(Nm)
500 51.39 -0.004203
1000 63.2705 -0.002848
1500 71.1448 0.00036
Gambar 4. Modulus puntir bahan 2 vs massa.
2000 76.118 0.003684
2500 79.8479 0.006841

Tabel 3. Data hasil percobaan pada batang 3.


batang 3 L 50cm
r 2.39mm
m(g) G(GPa) T(Nm)
500 46.8312 -0.004009
1000 60.5076 -0.003507
1500 71.1448 0.000664
Gambar 5. Modulus puntir bahan 3 vs massa.
2000 77.4995 0.004957
2500 81.9201 0.005114

2
Gambar 7. Torsi bahan 2 vs massa.

Gambar 6. Torsi bahan 1 vs massa. Gambar 8. Torsi bahan 3 vs massa.

IV. Pembahasan Akan tetapi secara teori modulus puntir akan


Jika dilihat dari data yang didapatkan sebanding dengan panjang batang dan
dari percobaan maka penambahan massa berbanding terbalik dengan jari-jari (rumus
sebanding dengan naiknya modulus puntir (1)).
dan hubungan ini sesuai dengan hubungan Sensor langsung dihubungkan dengan
antara modulus puntir dan massa dari beban mikrokontroler, sensor bekerja berdasarkan
secara teori (pada rumus (1) dengan massa jarak antara plat pengganggu (sumber
berada dalam bentuk gaya). magnet) dan plat sensor. Keluaran dari sensor
Material batang sangat berpengaruh pada adalah berupa sinyal analog, sinyal tersebut
pengukuran modulus puntir ini, dimana berubah dengan perubahan jarak antara plat
modulus puntir ini secara garis besar sensor dan plat pengganggu. Ketika terjadi
menjelaskan keelastisan bahan terhadap puntiran di batang maka jarak antara plat
puntiran. Terlihat pada hasil pengukuran dari sensor dan plat pengganggu akan berubah
ketiga bahan masing-masing menghasilkan (jarak antar kedua plat membesar dengan
nilai yang cukup berbeda satu sama lain. semakin besarnya gaya puntiran (massa
Semakin kecil modulus puntirnya maka bisa beban)). Sensor mendeteksi perubahan
dikatakan semakin elastis material tersebut magnetik yang disebabkan oleh deformasi
terhadap puntiran. batang tersebut dan menghasilkan sinyal
Pada percobaan ini panjang batang tidak analog, sinyal analog tersebut dikonversi oleh
divariasikan sehingga tidak bisa menjelaskan ADC menjadi sinyal digital, dan sinyal
hubungannya dengan hasil yang didapatkan, digital tersebut diproses oleh mikrokontroler.
untuk pengaruh jari-jari penampang batang Berdasarkan perbandingan dengan
juga tidak bisa diamati karena walaupun saat referensi[3] maka bisa diduga material dari
diukur jari-jari dari masing-masing batang batang satu adalah baja, untuk batang kedua
berbeda, tetapi pada saat data jari-jari diduga merupakan besi berdasarkan referensi
dimasukkan ke alat pengukur, data yang yang lain[4]. Perbedaan yang terjadi bisa
berbentuk angka desimal harus dibulatkan dikarenakan pembulatan angka besaran jari-
menjadi bilangan bulat dan perbedaan ketiga jari dalam perhitungan, bisa juga disebabkan
batang dalam jari-jari juga tidak terlalu oleh massa wadah beban yang dianggap nol
signifikan. Ketiga bahan memiliki jari-jari dan bahan yang digunakan keelastisannya
disekitar 2 mm, maka pada perhitungan, jari- sudah berkurang karena pemakaian yang
jari semua batang dibulatkan menjadi 2 mm. terus menerus.

3
Kondisi awal mikrokontroler adalah masing-masing ditempatkan dikedua ujung
semua sinyal input berada pada posisi low. batang yang berlawanan karena besar
Ketika salah satu keypad ditekan, deformasi ditiap titik pada batang tidak sama,
mikrokontroler akan mendeteksinya sebagai pada ujung batang besar deformasi akan lebih
sinyal high dengan mencari bagian yang high. besar daripada di tengah batang.
Saat sinyal yang high ditemukan
mikrokontroller akan mengolahnya kemudian V. Simpulan
ditampilkan pada output. Massa yang diberikan dan sifat dari
Asumsi yang digunakan dalam material yang berbeda-beda berpengaruh
percobaan adalah massa tali dan wadah terhadap besarnya modulus puntir dan torsi
beban bernilai nol, kondisi batang masih yang terukur. Penambahan massa
dalam keadaan baik, jari-jari di setiap titik menghasilkan modulus puntir dan torsi yang
sepanjang batang adalah sama besar, dan makin besar. Dari data yang dihasilkan jika
pengkonversian sinyal di ADC berlangsung dibandingkan dengan referensi yang
sempurna. digunakan bisa diduga bahwa material dari
Jarak antar sensor berpengaruh pada hasil batang satu adalah baja dan batang dua
yang didapatkan, semakin jauh jarak antar adalah besi.
sensor maka nilai yang didapatkan semakin
mendekati nilai sebenarnya. Idealnya sensor
VI. Pustaka WilberforceRefShear.pdf , diakses pada 20-
[1] 03-2014 10:00
http://faraday.physics.utoronto.ca/PHY182S/
[2] http://hyperphysics.phy-
astr.gsu.edu/hbase/torq.html , diakses pada
20-03-2014 10:00
[3] [4]
http://en.wikipedia.org/wiki/Shear_modulus , http://www.engineeringtoolbox.com/modulus
diakses pada 20-03-2014 20:00 -rigidity-d_946.html , diakses pada 20-03-
2014 20:00

Anda mungkin juga menyukai