Anda di halaman 1dari 8

Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Manajemen Pembelajaran PAUD (Desi Kusumawati)

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP


MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAUD
(Studi Kasus di PAUD Tunas Bangsa Langensari Ungaran)

Desi Kusumawati
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
FKIP - Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

ABSTRAK

Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam melakukan
manajemen pembelajaran. Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan baru
mengenai: 1) Kesesuaian antara manajemen pembelajaran di PAUD Tunas Bangsa Langensari
Ungaran dengan Permendikbud 137 Tahun 2014; 2) Penyebab belum dilakukannya supervisi
akademik oleh kepala sekolah PAUD Tunas Bangsa Langensari Ungaran. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian yaitu studi kasus. Penelitian ini
dilaksanakan di PAUD Tunas Bangsa Langensari Ungaran. Subyek dalam penelitian ini adalah
kepala sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan dokumen..
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Strategi yang digunakan untuk mengetahui penyebab belum dilakukannya supervisi akademik
oleh kepala sekolah yaitu dengan teknik Five “Whys” yang dikembangkan oleh Sakichi Toyoda
pada tahun 1930 an (Muhaimin dkk, 2008).
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan: 1) Manajemen
pembelajaran yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sudah sesuai dengan
Permendikbud 137 Tahun 2014; 2) Penyebab belum dilakukannya supervisi akademik oleh
kepala sekolah adalah karena pengangkatan kepala sekolah tidak berdasarkan standar
kompetensi kepala sekolah KB/TK yang terdapat dalam Permendikbud 137 Tahun 2014.
Saran yang penulis dapat berikan adalah: 1) kepada pengelola PAUD Tunas Bangsa bila
ingin mengangkat seorang kepala sekolah perlu melihat standar kompetensi kepala sekolah
KB/TK yang terdapat dalam Permendikbud 137 Tahun 2014; 2) bagi kepala sekolah agar
dapat meningkatkan kompetensinya sebagai kepala sekolah dengan belajar atau kuliah S1
Kependidikan PAUD sehingga dapat memahami fungsi kepala sekolah yang salah satunya
adalah supervisi akademik.
Kata Kunci: Supervisi Akademik, Kepala Sekolah, Manajemen Pembelajaran

PENDAHULUAN Salah satu kompetensi yang perlu dimiliki


adalah supervisi. Supervisi yang perlu
Kemajuan suatu sekolah ditentukan
dijalankan kepala sekolah yaitu supervisi
oleh guru, orang tua, siswa, masyarakat dan
akademik terhadap guru PAUD dalam
kepala sekolah. Kepala sekolah menurut
manajemen pembelajaran.
Permendikbud No. 137 Tahun 2014 pasal 29
Supervisi akademik menurut Glick-
ayat 1 dan 2 semestinya memiliki kualifikasi
man, et. Al. (2007) adalah serangkaian kegiat-
akademik sebagai Kepala KB/TK dan
an membantu guru mengembangkan kemam-
memiliki kompetensi kepala lembaga PAUD.
puannya dalam mengelola proses pembe-

41
Satya Widya, Vol. 32, No.1. Juni 2016: 40 - 48

lajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. manajemen pembelajaran, karena butuh


Supervisi akademik tidak terlepas dari peni- penyesuaian diri dan belum memahami cara
laian kinerja guru dalam melakukan mana- membuat perencanaan pembelajaran. Cara
jemen pembelajaran. Supervisi akademik yang dapat dilakukan untuk mengembang-
yang dilakukan oleh kepala sekolah menurut kan kemampuan guru tersebut dapat dilaku-
Mulyasa (2003) termasuk ke dalam fungsi kan melalui supervisi akademik oleh kepala
supervisor. Kepala sekolah harus men- sekolah. Dari hasil wawancara peneliti
supervisi pekerjaan yang dilakukan tenaga dengan kepala sekolah diperoleh informasi
kependidikan dan tenaga pendidik. bahwa “Manajemen pembelajaran yang
Guru yang pernah disupervisi aka- dilakukan belum tahu sesuai atau tidaknya
demik oleh kepala sekolah akan memiliki dengan Permendikbud 137 Tahun 2014 dan
keuntungan yakni guru dapat mengembang- kepala sekolah belum pernah melakukan
kan kompetensinya, memperbaiki atau supervisi akademik”
meningkatkan metode pengajaran yang Oleh karena itu, rumusan masalah
digunakan sehingga guru tersebut layak dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah
dipandang sebagai guru ideal. Guru ideal manajemen pembelajaran di PAUD Tunas
menurut Andriani (2009) tercermin melalui Bangsa Langensari Ungaran sudah sesuai
keunggulannya dalam mengajar, hubungan- dengan Permendikbud 137 Tahun 2014?. 2)
nya dengan siswa, hubungannya dengan Apa penyebab belum dilakukannya super-
sesama guru, hubungan dengan pihak lain, visi akademik oleh Kepala Sekolah PAUD
sikap dan keterampilan profesionalnya. Tunas Bangsa Langensari Ungaran?. Tujuan
Pernyataan tersebut bisa dicapai setiap guru Penelitian ini adalah untuk memperoleh
jika gurunya memiliki sikap lapang dada temuan baru mengenai: 1) Kesesuaian
menerima hasil supervisi dan kemudian antara manajemen pembelajaran di PAUD
menindaklanjutinya. Tunas Bangsa Langensari Ungaran dengan
Manajemen pembelajaran menurut Permendikbud 137 Tahun 2014; 2) Penye-
Saryanto (2006) diartikan sebagai peman- bab belum dilakukannya supervisi akademik
faatan kemampuan dan pengetahuan guru oleh kepala sekolah PAUD Tunas Bangsa
secara efektif dan efesien untuk mencapai Langensari Ungaran
tujuan pembelajaran dan pembentukan Manfaat teoritis penelitian ini adalah
struktur kognitif baru siswa melalui kegiatan untuk memperkaya bidang akademik ten-
guru dalam mengelola proses pembelajaran tang pelaksanaan supervisi akademik oleh
di kelas. Manajemen pembelajaran memili- kepala sekolah terhadap manajemen pem-
ki kaitan dengan standar proses pembelajar- belajaran PAUD. Sedangkan manfaat
an. Standar proses pembelajaran di PAUD praktis dalam penelitian ini bagi kepala
menurut Permendikbud 137 Tahun 2014 sekolah adalah dapat meningkatkan atau
Pasal 11 mencakup perencanaan pembelajar- memperbaiki pelaksanaan supervisi aka-
an, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pem- demik, bagi guru dapat dirasakan manfaat-
belajaran, dan pengawasan pembelajaran. nya yakni manajemen pembelajaran yang
Guru PAUD dengan latar belakang dilakukan guru dapat diketahui kekurangan
pendidikan bukan dari S.1 pendidikan dan kelebihannya sehingga memudahkan
biasanya mengalami hambatan dalam

42
Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Manajemen Pembelajaran PAUD (Desi Kusumawati)

guru dalam meningkatkan kompetensi berkembang selalu terkait dengan proses


profesionalnya. belajar guru sendiri yang bersifat individual.
Pendekatan klinis merupakan proses tatap
TINJAUAN PUSTAKA
muka antara supervisor dan guru membicara-
Supervisi Akademik Kepala Sekolah kan masalah mengajar dan yang berhubung-
PAUD an dengannya. Maka dari itu dalam supervisi
Supervisi akademik adalah aktivitas klinis supervisor dan guru sebagai teman
pembinaan melalui pemberian pertolongan sejawat dalam memecahkan masalah-masalah
teknis kepada guru dalam melaksanakan pembelajaran. Sasaran supervisi klinis yaitu
proses pembelajaran. Supervisi akademik perbaikan pengajaran, bukan kepribadian
dapat dilakukan oleh kepala sekolah, penga- guru. Pendekatan profesional berasumsi
was, dan guru yang ditugasi oleh kepala bahwa tugas profesi guru itu mengajar,
sekolah untuk melakukan tugas sebagai pe- sehingga sasaran supervisi harus mengarah-
nyelia. Supervisi akademik pada prinsipnya kan pada hal yang menyangkut tugas menga-
untuk meningkatkan kualitas guru. Musfah jar, bukan yang sifatnya administratif.
(2015) menyatakan bahwa proses supervisi Manajemen Pembelajaran PAUD
akademik dapat dilakukan dengan pen-
Manajemen pembelajaran PAUD
dekatan humanistik, pendekatan kompe-
adalah cara guru dalam merencanakan,
tensi, pendekatan klinis dan pendekatan
melaksanakan proses pembelajaran dan
profesional
mengevaluasi hasil pembelajaran, seperti
Pendekatan humanistik dapat dijadi-
yang dinyatakan dalam Permendikbud 137
kan dasar pengembangan supervisi terhadap
Tahun 2014. Perencanaan pembelajaran
guru dengan berdasarkan karakteristik
dapat menjadi acuan bagi guru PAUD dalam
kemanusiaan yang terus berkembang. Super-
melaksanakan pembelajaran yaitu Program
visi bukanlah ajang mengadili melainkan
Semester (Prosem), Rencana Pelaksanaan
kegiatan membantu guru untuk keluar dari
Pembelajaran Mingguan (RPPM), Rencana
kesulitan yang dihadapi dan sekaligus men-
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
dorong untuk menumbuhkembangkan ke-
Pelaksanaan pembelajaran di PAUD
mampuan dan pekerjaannya. Melalui super-
dilaksanakan berdasarkan Rencana Pelak-
visi seorang guru PAUD termotivasi untuk
sanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang
berubah, tumbuh, dan meningkatkan ke-
mencakup kegiatan pembukaan, kegiatan
mampuan dan pekerjaannya dalam rangka
inti dan kegiatan penutup. Kegiatan pem-
meningkatkan efektivitas dan efisiensi
bukaan merupakan upaya mempersiapkan
proses pembelajaran.
siswa PAUD secara psikis dan fisik untuk
Pendekatan kompetensi yaitu proses
melakukan berbagai aktivitas belajar. Ke-
supervisi yang berorientasi pada pemantapan
giatan inti merupakan upaya pembelajaran
kompetensi guru, baik kompetensi pedagogik,
yang dilakukan melalui kegiatan bermain
kepribadian, sosial, dan professional (Musfah,
yang memberikan pengalaman belajar
2015). Pendekatan ini bermakna bahwa guru
secara langsung kepada anak sebagai dasar
harus memiliki kompetensi tertentu untuk
pembentukan sikap, perolehan pengetahuan
menjalankan tugasnya. Pendekatan klinis
dan keterampilan. Kegiatan penutup yang
berasumsi bahwa proses belajar guru untuk

43
Satya Widya, Vol. 32, No.1. Juni 2016: 40 - 48

dimaksud di sini adalah upaya menggali pembelajaran dengan siswa, 97% dapat
kembali pengalaman bermain anak yang menyebutkan potensi dan kekurangan
telah dilakukan dalam satu hari, serta men- siswa; hanya 3% guru yang menunjukkan
dorong anak mengikuti kegiatan pem- lembar evaluasi penilaian pada saat pembe-
belajaran berikutnya. lajaran; 74% guru membimbing siswa
Strategi mengajar yang sesuai dan mengembangkan potensi. Selain itu hasil
tidak sesuai dengan tahap perkembangan penelitian Setiyadi (2013) menyimpulkan
menurut rekomendasi National Association kesiapan perencanaan pembelajaran yang
for Education of Young Children (NAEYC) dilakukan pengelola PAUD Firdausy sudah
dapat dilihat dalam tabel 1. sesuai dengan acuan menu pembelajaran
Evaluasi pembelajaran PAUD men- yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan;
cakup evaluasi proses dan hasil pembelajar- proses pembelajaran di PAUD Firdausy
an yang dilakukan oleh guru untuk menilai mengacu pada prinsip belajar sambil
keterlaksanaan rencana pembelajaran. bermain, mempunyai delapan sentra kegiat-
Evaluasi hasil pembelajaran dilaksanakan an bermain yaitu sentra seni, persiapan,
oleh guru dengan membandingkan antara imtag, memasak, bahan alam dan sains,
rencana dan hasil pembelajaran. Hasil main peran, balok dan smot; evaluasi pem-
evaluasi tersebut sebagai dasar bahan per- belajarannya melalui pengamatan, pencatat-
timbangan tindak lanjut pelaksanaan pe- an anekdot dan portofolio.
ngembangan selanjutnya.
Penelitian tentang manajemen atau METODE PENELITIAN
pengelolaan pembelajaran pernah dilakukan Penelitian ini merupakan penelitian
oleh Setyawati, dkk tentang analisis kualitatif dengan jenis penelitian yaitu studi
pengelolaan pembelajaran oleh guru PAUD kasus. Penelitian ini dilaksanakan di PAUD
di Kecamatan Pontianak Timur. Hasil pene- Tunas Bangsa Langensari Ungaran. Subyek
litiannya menunjukkan guru yang mengajar dalam penelitian ini adalah kepala sekolah
59% membuat Rencana Kegiatan Harian PAUD Tunas Bangsa Langensari Ungaran.
(RKH); guru dalam melaksanakan interaksi

Tabel 1 Rekomendasi NAEYC untuk Praktik yang Disesuaikan dan Tidak Disesuaikan dengan
tahap Perkembangan (Sumber: Santrock, 2007)

Praktik Yang Disesuaikan dengan Tahap Praktik yang Tidak Disesuaikan dengan
Perkembangan Tahap Perkembangan
Guru mempersiapkan lingkungan bagi anak Guru menggunakan pelajaran yang sangat
untuk belajar melalui eksplorasi aktif dan terstruktur dan terarah secara ekslusif
interaksi dengan orang dewasa, anak-anak lain
dan bahan

Anak-anak memilih aktivitas mereka sendri di Guru mengarahkan semua aktivitas, memutuskan
antara berbagai aktivitas yang disiapkan guru apa yang dilakukan anak dan kapan

Anak-anak diharapkan agar aktif secara fisik Anak-anak diharapkan untuk duduk, diam, dan
dan mental mendengarkan atau mengerjakan tugas menulis
untuk periode waktu yang lama. Porsi duduk
yang besar dihabiskan dengan duduk secara pasif,
memperhatikan, dan mendengarkan

44
Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Manajemen Pembelajaran PAUD (Desi Kusumawati)

Teknik pengumpulan data yang anak maksimal 1:15. Artinya, satu orang
digunakan yaitu wawancara dan dokumen. guru KB ataupun TK sebaiknya tidak
Teknik analisis data dalam penelitian ini melayani lebih dari 15 orang anak didik.
menggunakan teknik analisis deskriptif Kenyataannya di PAUD Tunas Bangsa
kualitatif. Strategi yang digunakan untuk Langensari Ungaran rasio guru dan muridnya
mengetahui penyebab belum dilakukannya tidak sesuai dengan Permendikbud 137
supervisi akademik oleh kepala sekolah tahun 2014 karena dua orang guru melayani
yaitu dengan teknik Five “Whys” yang 42 orang siswa yang semes-tinya dilayani
dikembangkan oleh Sakichi Toyoda pada oleh tiga orang guru.
tahun 1930 an (Muhaimin dkk, 2008). Teknik Kualifikasi pendidikan guru di PAUD
Five Whys dapat dilihat pada Gambar 1. Tunas Bangsa Langensari Ungaran belum
memenuhi standar kualifikasi pen-didik
HASIL DAN PEMBAHASAN
menurut Permendikbud 137 tahun 2014
PAUD Tunas Bangsa Langensari yakni seorang guru PAUD semestinya
Ungaran berdiri sejak tahun 2002. Gurunya berasal dari S1 PAUD. Sedangkan mana-
berjumlah dua orang dengan latar belakang jemen pembelajaran di PAUD Tunas Bangsa
pendidikan S1 non PAUD. Siswanya ber- Langensari Ungaran terdiri dari perenca-
jumlah 42 orang yang terdiri dari 7 siswa naan, pelaksanaan, dan evaluasi. Peren-
Kelompok Bermain, 22 siswa TK A dan 13 canaan yang dibuat meliputi pembuatan
siswa TK B. Rasio guru dan murid yang Program Semester (Prosem), Rencana
dianjurkan oleh Permendikbud 137 tahun Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan
2014 adalah PAUD dengan anak didik (RPPM), dan Rencana Pelaksanaan Pembe-
berusia 4-6 Tahun, yakni untuk jenjang lajaran Harian (RPPH).
Kelompok Bermain (KB) dan Taman Pelaksanaan pembelajaran terbagi
Kanak-kanak (TK), maka rasio guru dan menjadi tiga tahap yaitu pendahuluan, inti

Pernyataan Belum dilakukan supervisi akademik Why 1


masalah oleh kepala sekolah

Kepala sekolah belum mengetahui Why 2


apa itu supervisi akademik

Belum mengetahui fungsi kepala


Why 3
sekolah

Waktu kuliah belum belajar tentang


Why 4
supervisi akademik

Kuliahnya bukan S1 Kependidikan


Why 5
PAUD

Sekolah baru berdiri 3 tahun dan


Akar tidak ada orang lagi yang dianggap
masalah mampu oleh pengelola PAUD yang
menjadi kepala sekolah

Gambar 1 Teknik Five Whys

45
Satya Widya, Vol. 32, No.1. Juni 2016: 40 - 48

dan penutup. Tahap pendahuluan dimulai KESIMPULAN


dengan senam, baris, berhitung, bernyanyi, Berdasarkan hasil dan pembahasan
salam, kegiatan fisik motorik, mengenal maka dapat disimpulkan: 1) Manajemen pem-
surat pendek dan hadist. Tahap inti dimulai belajaran yang terdiri dari perencanaan,
dengan mengajarkan berdasarkan tema yang pelaksanaan dan evaluasi sudah sesuai
akan dibahas. Tahap penutup diakhiri dengan dengan Permendikbud 137 Tahun 2014; 2)
tanya jawab tema yang telah dibahas. Penyebab belum dilakukannya supervisi
Sedangkan untuk evaluasi pembelajarannya akademik oleh kepala sekolah adalah karena
adalah evaluasi proses dengan metode ob- pengangkatan kepala sekolah tidak ber-
servasi menggunakan check list. Berdasar- dasarkan standar kompetensi kepala sekolah
kan data hasil wawancara dapat dikatakan KB/TK yang terdapat dalam Permendikbud
bahwa manajemen pembelajaran di PAUD 137 Tahun 2014.
Tunas Bangsa Langensari Ungaran sudah Saran yang penulis dapat berikan
sesuai dengan Permendikbud 137 tahun 2014. adalah: 1) kepada pengelola PAUD Tunas
Hanya saja untuk strategi mengajar di Bangsa bila ingin mengangkat seorang
PAUD Tunas Bangsa Langensari Ungaran kepala sekolah perlu melihat standar
belum sesuai dengan praktik yang direko- kompetensi kepala sekolah KB/TK yang
mendasikan NAEYC yaitu anak-anak me- terdapat dalam Permendikbud 137 Tahun
milih aktivitas mereka sendiri di antara ber- 2014; 2) bagi kepala sekolah agar dapat
bagai aktivitas yang disiapkan guru. Sebalik- meningkatkan kompetensinya sebagai
nya di PAUD Tunas Bangsa Langensari kepala sekolah dengan belajar atau kuliah
Ungaran, guru mengarahkan semua aktivi- S1 Kependidikan PAUD sehingga dapat
tas, memutuskan apa yang dilakukan anak memahami fungsi kepala sekolah yang salah
dan kapan. satunya adalah supervisi akademik.
Berdasarkan gambar teknik Five
Whys dapat diketahui penyebab belum DAFTAR PUSTAKA
dilakukannya supervisi akademik oleh Andriani, Dwi Esti. 2009. Mutu Guru dan
kepala sekolah adalah kepala sekolah belum Implikasinya Terhadap Mutu Pendi-
mengetahui apa itu supervisi akademik dikan. Jurnal Manajemen Pendidikan
karena saat kuliah S1 Non Kependidikan No. 01/Th V/April/2009.
PAUD belum belajar tentang supervisi
Glickman, C.D., Gordon, S.P., and Ross-
akademik dan fungsi kepala sekolah. Kepala
Gordon, J.M. 2007. Supervision and
sekolah diangkat oleh pengelola PAUD
Instructional Leadership A Development
Tunas Bangsa Langensari Ungaran karena
Approach. Seventh Edition. Boston:
tidak ada orang lagi yang dianggap mampu
Perason.
menjadi kepala sekolah. Artinya pengang-
katan kepala sekolah tidak berdasarkan Muhaimin, Sutiah, Prabowo. 2008. Manajemen
standar kompetensi kepala sekolah KB/TK Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia
yang terdapat dalam Permendikbud 137 Group.
Tahun 2014. Mulyasa, E. 2007. Manajemen Berbasis
Sekolah: Konsep, Strategi dan

46
Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Manajemen Pembelajaran PAUD (Desi Kusumawati)

Implementasi. Bandung: Remaja Saryanto. 2006. Peran Kepala Sekolah dalam


Rosdakarya Offset. Manajemen Pembelajaran di SD
Musfah, Jejen. 2015. Redesain Pendidikan Negeri Cepogo 01 Kabupaten Boyolali.
Guru (Teori, Kebijakan dan Praktik). Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana
Jakarta: Prenadamedia Group. Universitas Muhammadiyah.

Santrock,John W. 2007. Perkembangan Setiyadi. 2013. Pengelolaan Pembelajaran


Anak. Edisi Kesebelas Jilid 2. Jakarta: Pada PAUD Firdausy Sukoharjo.
Penerbit Erlangga. Naskah Publikasi. Surakarta: Program
Pascasarjana Magister Manajemen
Pendidikan Universitas Muhammadiyah.

47
Satya Widya, Vol. 32, No.1. Juni 2016: 40 - 48

48

Anda mungkin juga menyukai