Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR REMAJA DENGAN PERILAKU NAPZA DAN ASUHAN

KEPERAWATANNYA

Disusun Oleh:

Dhea Amalia Wibowo

201510201153

PSIK 7B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
Latar Belakang

Remaja merupakan salah satu tahap perkembangan manusia yang memiliki karakteristik
yang berbeda bila dibandingkan dengan tahap perkembangan lainnya, karena pada tahap ini
seseorang mengalami peralihan dari masa anakanak ke dewasa. Masa remaja adalah masa
dimana terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Karakteristik psikososial remaja
yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini sering menimbulkan masalah pada diri
remaja. Transisi dari masa anak-anak dimana selain meningkatnya kesadaran diri (self
consciousness) terjadi juga perubahan secara fisik, kognitif, sosial, maupun emosional pada
remaja sehingga remaja cenderung mengalami perubahan emosi ke arah yang negatif menjadi
mudah marah, tersinggung bahkan agresif. Perubahan-perubahan karakteristik pada masa remaja
tersebut, ditambah dengan faktor-faktor eksternal seperti kemiskinan, pola asuh yang tidak
efektif dan gangguan mental pada orang tua diprediksi sebagai penyebab timbulnya
masalahmasalah remaja (Pianta, 2005 dalam Santrock, 2007).

Remaja merupakan kelompok yang kerap mengalami berbagai permasalahan dalam


kehidupannya, salah satunya adalah penggunaan NAPZA. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak
hal, antara lain perkembangan psikologis remaja yang mengalami hambatan sehingga mudah
terjerumus untuk menggunakan NAPZA, selain itu kurangnya kontrol dari orang tua juga
menyebabkan para remaja menjadi leluasa untuk mencoba NAPZA tanpa mereka ketahui efek
dan kegunaannya. Mudahnya para remaja terjerumus untuk menjadi pengguna dan pecandu
NAPZA tidak hanya dipengaruhi oleh beberapa hal di atas, tetapi permasalahan pengetahuan
tentang NAPZA juga menjadi unsur penting. Beberapa remaja yang menjadi pecandu NAPZA
menyatakan bahwa saat pertama sekali mereka di berikan oleh temannya, mereka tidak
mengetahui bahwa itu adalah sesuatu yang berbahaya dan akan merugikan (Komunikasi Pribadi,
2014). Hal ini menunjukkan bahwa ternyata para remaja tidak mendapatkan informasi yang
cukup mengenai NAPZA, sehingga mereka dengan mudah dijerumuskan oleh lingkungan
sekitarnya.

NAPZA yang pada awal kemunculannya sebagai zat yang dapat meringankan dan
meredakan rasa sakit berubah fungsi menjadi zat yang membahayakan dan penggunaan zat atau
obat tanpa petunjuk tenaga kesehatan merupakan penyalahgunaan. NAPZA atau yang biasa
dikenal di masyarakat dengan sebutan narkoba merupakan singkatan dari Narkotika,
Psikotropika dan Zat adiktif lainnya (BNP NTB, 2006). Narkoba adalah setiap zat yang apabila
masuk ke dalam tubuh mahluk hidup akan menyebabkan perubahan baik secara fisik maupun
psikologis WHO (1996). Sedangkan menurut BKKBN, narkoba adalah bahan/zat yang jika
dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat
mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat
menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis (BKKBN, 2008). Penyalahgunaan
NAPZA di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan, terlihat dengan makin banyaknya
pengguna NAPZA dari semua kalangan. Namun yang lebih memprihatinkan penyalahgunaan
NAPZA saat ini justru banyak dilakukan oleh kalangan remaja (BNN, 2011). Padahal mereka
adalah generasi penerus bangsa di masa depan. Para pecandu NAPZA itu pada umumnya berusia
11 sampai 24 tahun artinya usia tersebut tergolongkan usia produktif atau usia pelajar.

Kasus :

Perawat melakukan kunjungan pada sebuah keluarga yang memiliki remaja laki-laki berusia 17
tahun bernama An.X. Orang tua remaja tersebut mengatakan bahwa anaknya memiliki kebiasaan
buruk yaitu merokok. Saat ditanya remaja mengatakan merokok sudah sejak tiga tahun yang lalu.
Remaja juga mengatakan setiap hari ia dapat menghabiskan 1 bungkus rokok dan apabila sehari
tidak merokok maka ia merasa lidahnya akan terasa pahit. Remaja tersebut juga mengatakan
kurang tahu bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Remaja juga belum memiliki keinginan
untuk berhenti merokok. Orang tua mengatakan selalu mengingatkan An.X untuk berhenti
merokok akan tetapi An.X tidak memperdulikannya.
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN REMAJA DENGAN NAPZA

I. BIODATA
Nama Pengkaji : Dhea Amalia Wibowo
Tanggal Pengkajian : 14 November 2018
Ruang Pengkajian :
Jam Pengkajian : 15:00 WIB
A. BIODATA PASIEN
Nama : An. X
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : -
Usia : 17 Tahun
Status Pernikahan : Belum menikah
No RM : -
Diagnosa Medis : -
Tanggal Masuk RS : -
Alamat : Klaten
B. BIODATA PENANGGUNG JAWAB
Nama : Jumini
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Hubungan Dengan Klien : Ibu Kandung
Alamat : Klaten
II. KELUHAN UTAMA : -
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG : -
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a. Penyakit Yang Pernah Dialami : Klien mengatakan sebelumnya belum pernah
menderita penyakit.
b. Pengobatan Tindakan Yang Dilakukan : Tidak ada
c. Pernah Dirawat /Dioperasi : Tidak pernah
d. Lama Dirawat : Tidak ada
e. Alergi : Tidak ada alergi
f. Imunisasi : Klien mengatakan Lengkap
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
a. Orang Tua : Klien mengatakan orang tuanya pernah menderita sakit reumatik
b. Saudara Kandung : 2 orang kakak
c. Penyakit Keturunan Yang Ada : Tidak ada penyakit keturunan
d. Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa : Tidak ada
e. Anggota keluarga yang meninggal : Klien mengatakan ibunya masih hidup,
tetapi ayahnya sudah meninggal.
f. Penyebab Meninggal : Tidak ada
VI. RIWAYAT OBSTETRIK

VII. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


a. Persepsi Pasien Tentang Penyakitnya : -
b. Konsep Diri :
1) Gambaran diri : Klien kurang percaya diri apabila tidak merokok.
2) Ideal diri : Klien berharap agar persalinannya berjalan dengan lancar.
3) Harga diri : Klien sangat menghargai dirinya.
4) Peran : Klien berperan sebagai anak
5) Identitas : Klien sebagai anak dalam keluarganya
6) Keadaan Emosi : Klien dapat mengontrol emosi-nya.
7) Hubungan Sosial :
 Orang yang berarti : Orang yang berarti bagi klien adalah
Orangtuanya
 Hubungan dengan Keluarga : Hubungan klien dengan kurang
baik
 Hubungan dengan orang lain : Hubungan klien dengan orang
lain baik.
 Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: Tidak ada
hambatan, klien dapat berkomunikasi dengan baik.
c. Spritual
 Nilai dan keyakinan : Klien beragama Islam
 Kegiatan Ibadah : Klien mengatakan kadang melaksanakan sholat
kadang tidak.
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : kesadaran compos mentis
b. Tanda-tanda Vital
 Suhu tubuh : 36,5 0C
 Tekanan darah : 130/80 mmHg.
 Nadi : 78x/menit
 Pernafasan : 20 x/menit
 Skala nyeri : 5
 TB : 163 cm.
 BB : 55 Kg.
c. Pemeriksaan Head to Toe
1) Kepala dan rambut
 Mata : Inspeksi bola mata dalam keadaan bagus, bersih serta
simetris, kelopakmata, konjungtiva mata baik tidak pucat, sclera
tidak ikterik, pupil mata dalam keadaan baik, reaksi pupil
terhadapcahaya adalah dapat merespon dengan baik, lensa mata
bagus, tessingkatvisus dapat dilakukan dengan baik, kebersihan mata
baik, tidak terdapat pendarahan pada bagian mata.
 Telinga :Letak telinga simetris antara telinga bagian kanan dan
telinga bagian kiri, bentuk simetris/bagus, serumen dalam telinga
baik, kemampuanmendengar : ujiberbisikdapat dilakukan dengan
baik, dan klien mendengar suara dalam kondisi suara pelan.
 Hidung : Deviasi septum nasi, kepatenanjalannapaslewathidungitu
baik, tidak terdapat sumbatan pada hidung,untuk kebersihan hidung
sangat baik, tidak tersapat polip dan sinus pada bagian hidung,tidak
mengalami faktur tulang hidung dan lubang hidung lengkap/terdapat
2 lubang hidung.
 Mulut : Bibir tidaksumbing, bibir simetris anatara bibir atas dengan
bibir bawah, mukosamulut bersih tidak terdapat kotoran, tonsil tidak
membesar, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, gigi tidak ada
yang caries/gigi berlubang, gusi dalam keadaan baik dan berwarna
merah muda dan bersih, lidah dalam keadaan bersih,
tidakterdapabaumulut, dangigiberwarnaputih.
2) Leher
Deviasi/simetris, cidera cervikal : Klien tidak mengalami cidera pada
bagian servikal
Kelenjar thyroid : Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid
Kelenjar limfe : Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe.
Trakea : Pada bagia trakea juga tidak mengalami gangguan
JVP : JPV tidak terlihat.
3) Dada
I: Pada bagian dada kanan dan dada kiri menunjukkan kesimetrisan,
Tidak terdapat pembengkakan pada bagian dada, penggunaan otot bantu
napas baik tidak berlebihan, untuk pernapasan normal 23x/menit, napas
teratur, akan lelah dan napas terganggu jika melakukan aktivitas yang
melelahkan dan berat, terdapat ictus Cordis.
P: Taktil fremitus, ada/tidaknya: Terdapat adanya taktil fremitus pada
klien, tidak terdapat massa/ pembengkakan, ictus cordis teraba
P: Tidak adanya cairan di paru, suara perkusi paru adalah sonor dan
jantung adalah murmur.
A: Suara paru dan jantung: Setelah dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan stetoscope suara paru adalah nrmal yaitu sonor dan suara
jantung juga normal yaitu: murmur.
4) Abdomen: IAPP
Elasitas: Pada bagian perut elastisitas dinding perut baik.
Kembung: Klien tidak mengalami kembung.
Asites: Tidak terdapat pembengkakan pada bagian perut.
Auskultasi: Saat dilakukan auskultasi perut normal
Bising usus: 29x/menit.
Palpasi : posisi hepar tidak terdapat nyeri tekan, limpa tidak terdapat
nyeri tekan, ginjal tidak terdapat nyeri tekan, kandung kemih tidak
terdapat nyeri tekan.
Perkusi : Suara normal
5) Ekstremitas/musculoskeletal
Rentang gerak: Klien tidak memiliki rentang gerak/keterbatasan gerak.
Kekuatan otot: Kekuatan otot sangat baik.
Deformitas:Otot dan tulang tidak mengalami cidera/trauma
Kontraktur: Tidak terdapat fraktur
Edema: Tidak mengalami edema
Nyeri: Tidak mengalami nyeri otot/nyeri tekan
Krepitasi:Tidak terdapat krepitasi
6) Kulit/Integumen
Turgor Kulit: Turgor kulit tidak pucat dan kembali <3 detik
Warna kulit: Warna kulit sawo matang
Mukosa kulit::Mukosa kulit tidak pucat
Kelainan kulit: Tidak mengalami masalah kelainan kulit.

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


• Frekuensi makanan/hari : 3 x sehari
• Nafsu/ selera makan : Klien tidak selera makan
• Nyeri ulu hati : Tidak ada
• Alergi : Tidak ada alergi
• Mual dan muntah : Tidak ada
• Waktu pemberian makan : Pagi, siang, malam
• Jumlah dan jenis makan : Habis 1- 2 porsi, Nasi
• Waktu pemberian cairan/ minum : 8-10 gelas/hari.
C. Analisis data pengkajian keperawatan komunitas

1. Data Objektif : Domain 1: Promosi Kesehatan


- Class 2: Manajemen Kesehatan
Data Subjektif: Kode: (00188) Perilaku
1. Orang tua remaja tersebut Kesehatan Cenderung Berisiko
mengatakan bahwa anaknya
memiliki kebiasaan buruk yaitu
merokok.
2. Saat ditanya remaja mengatakan
merokok sudah sejak tiga tahun
yang lalu
3. Remaja juga mengatakan setiap
hari ia dapat menghabiskan 1
bungkus rokok dan apabila sehari
tidak merokok maka ia merasa
lidahnya akan terasa pahit
4. Remaja tersebut juga mengatakan
kurang tahu bahaya yang
ditimbulkan akibat merokok
5. Remaja juga belum memiliki
keinginan untuk berhenti merokok
6. Orang tua mengatakan selalu
mengingatkan An.X untuk
berhenti merokok akan tetapi
An.X tidak memperdulikannya.

D. Rumusan diagnosa keperawatan komunitas


Perilaku kesehatan cenderung beresiko ditandai dengan Orang tua remaja tersebut
mengatakan bahwa anaknya memiliki kebiasaan buruk yaitu merokok,saat ditanya remaja
mengatakan merokok sudah sejak tiga tahun yang lalu,remaja juga mengatakan setiap
hari ia dapat menghabiskan 1 bungkus rokok dan apabila sehari tidak merokok maka ia
merasa lidahnya akan terasa pahit.remaja tersebut juga mengatakan kurang tahu bahaya
yang ditimbulkan akibat merokok,remaja juga belum memiliki keinginan untuk berhenti
merokok,orang tua mengatakan selalu mengingatkan An.X untuk berhenti merokok akan
tetapi An.X tidak memperdulikannya.
1 Domain 1: Promosi Kesehatan Setelah dilakukan tindakan kunjungan selama  Mengenal Masalah Kesehatan
Class 2: Manajemen Kesehatan 3x pasien atau keluarga diharapkan mampu : NIC: Bantuan penghentian merokok
Kode: (00188) Perilaku Kesehatan NOC: Kontrol Risiko: Penggunaan 1. Bantu pasien atau keluarga pasien untuk
Cenderung Berisiko Tembakau mengidentifikasi aspek psikososial (perasaan
Dapat terkontrol dengan kriteria hasil: positif dan negatif terkait dengan merokok)
1. Keluarga atau pasien mengetahui efek  Mengambil Keputusan
ketergantungan rokok/tembakau NIC: Modifikasi Perilaku
2. Keluarga atau pasien mampu 1. Tawarkan penguatan positif dalam
mengenali kemampuan untuk merubah pembuatan keputusan mandiri pasien
perilaku  Merawat Anggota Keluarga
3. Keluarga atau pasien mampu NIC: Modifikasi Perilaku
mnggunakan fasilitas kesehatan yang 1. Pilah-pilah perilaku mejadi bagian kecil
sesuai dengan kebutuhan untuk dirubah menjadi unit perilaku yang
4. Keluarga atau pasien mampu terukur (misalnya berhenti merokok,
mencegah situasi yang mendukung pengurangan jumlah rokok yang dihisap)
penggunaan rokok/tembakau  Modifikasi Lingkungan
NIC: Bantuan penghentian merokok
1. Bantu pasien mengembangkan metode
praktis untuk menolak keinginan merokok
(misalnya menghabiskan waktu dengan
teman-teman yang tidak merokok, sering
berada di tempat dimana merokok tidak
diperbolehkan).

 Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan


NIC: Panduan sistem pelayanan kesehatan
1. Bantu pasien atau keluarga untuk
berkoordinasi, mengkomunikasikan, memilih
profesional perawatan kesehatan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai