Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN DENGAN DIAGNOSA

MEDIS DEMAM TYPHOID DI RSU BAHAGIA MAKASSAR

SRI HARMI MUTMAINNAH

18183007

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

NERS STIKPER GUNUNG SARI


MAKASSAR
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.P DENGAN DENGAN
DIAGNOSA MEDIS DEMAM TYPHOID DI RUANGAN
PERAWATAN ANAK RSU BAHAGIA MAKASSAR

SRI HARMI MUTMAINNAH

18183007

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

NERS STIKPER GUNUNG SARI


MAKASSAR
2019
BAB I

KONSEP DASAR TEORI

A. DEFENISI FEBRIS
Demam tifoid atau typhoid fever atau typhus abdominalis adalah penyakit yang
disebabkanoleh bakteri Salmonella typhii yang merupakan bakteri gram negatif
berbentuk batang yangmasuk melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(Tapan, 2004).
Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi oleh bakteri Salmonella
typhii dan bersifat endemik yangtermasuk dalam penyakit menular (Cahyono,
2010). Demam tifoid adalah infeksi sistemikakut yang disebabkan oleh Salmonella
typhii (Elsevier, 2013.)
jadi demem tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri gram
negative yang menurunkan system pertahanan tubuh dan dapat menulr pada orang
lain melalui makanan dan minuman yang terkontaminasa.
B. ETIOLOGI
Salmonella typii,Salmonella paratyphii A, Salmonella Paratyphii B,
Salmonella ParatyphiiC merupakan bakteri penyebab demam tifoid yang mampu
menembus dinding usus dan selanjutnya masuk ke dalam saluran peredaran darah
dan menyusup ke dalam sel makrofagmanusia. Bakteri ini masuk melalui air dan
makanan yang terkontaminasi dari urin dan fesesyang terinfeksi dengan masa
inkubasi 3-25 hari. Pemulihan mulai terjadi pada minggu ke-4dalam perjalanan
penyakit. Orang yang pernah menderita demam tifoid akan memperolehkekebalan
darinya, sekaligus sebagai karier bakteri. Jadi, orang yang pernah menderitademam
tifoid atau tifus akan menjadi orang yang menularkan tifus pada yang belum
pernahmenderita tifus.
C. PATOFISIOLOGI
Bakteri Salmonella typhi bersama makanan atau minuman masuk ke dalam
tubuh melaluimulut. Pada saat melewati lambung dengan suasana asam (pH < 2)
banyak bakteri yang mati.Keadaan-keadaan seperti aklorhidiria, gastrektomi,
pengobatan dengan antagonis reseptorhistamin H2, inhibitor pompa proton atau
antasida dalam jumlah besar, akan mengurangi dosis infeksi. Bakteri yang masih
hidup akan mencapai usus halus.
Di usus halus, bakterimelekat pada sel-sel mukosa dan kemudian menginvasi
mukosa dan menembus dinding usus,tepatnya di ileum dan jejunum. Sel-sel M, sel
epitel khusus yang melapisi Peyer’s patch,merupakan tempat internalisasi
Salmonella typhi. Bakteri mencapai folikel limfe usus halus,mengikuti aliran ke
kelenjar limfe mesenterika bahkan ada yang melewati sirkulasi sistemiksampai ke
jaringan RES di organ hati dan limpa. Salmonella typhi mengalami multiplikasi
didalam sel fagosit mononuklear di dalam folikel limfe, kelenjar limfe mesenterika,
hati danlimfe.
Setelah melalui periode waktu tertentu (periode inkubasi) yanglamanya
ditentukan oleh jumlah dan virulensi kuman serta respons imun pejamumaka
Salmonella typhi akan keluar dari habitatnya dan melalui duktus torasikus masuk
kedalam sirkulasi sistemik. Dengan cara ini organisme dapat mencapai organ
manapun, akantetapi tempat yang disukai oleh Salmonella typhi adalah hati, limpa,
sumsum tulang belakang, kandung empedu dan Peyer’s patch dari ileum terminal.
Invasi kandung empedu dapat terjadi baik secara langsung dari darah
atau penyebaran retrograd dari empedu. Ekskresi organismedi empedu dapat
menginvasi ulang dinding usus atau dikeluarkan melalui tinja. Peranendotoksin
dalam patogenesis demam tifoid tidak jelas, hal tersebut terbukti dengan
tidakterdeteksinya endotoksindalam sirkulasi penderita melalui pemeriksaan
limulus. Didugaendotoksin dari Salmonella typhi menstimulasi makrofag
di dalam hati, limpa, folikellimfoma usus halus dan kelenjar limfe mesenterika
untuk memproduksi sitokin dan zat-zatlain. Produk dari makrofag inilah yang dapat
menimbulkan nekrosis sel, sistem vaskular yangtidak stabil, demam, depresi
sumsum tulang belakang, kelainan pada darah dan jugamenstimulasi sistem
imunologik (Soedarmo, dkk, 2012).
D. MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi 10-14 hari. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda yang khas
berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung kurang lebih 3 minggu. Gejala
Demam Tifoid antara lain sebagai berikut :
1. Demam > 1 minggu terutama pada malam hari
2. Nyeri kepala
3. Malaise
4. Lidah kotor
5. Bibir kering pecah-pecah (regaden)
6. Mual, muntah
7. Nyeri perut
8. Nyeri otot
9. Konstipasi, diare
E. PEMERIKSAAN MENUNJANG
1. Pemeriksaan leukosit
Di dalam beberapa literatur dinyatakan bahwa demam typhoid terdapat
leukopenia dan limposistosis relatif tetapi kenyataannya leukopenia tidaklah
sering dijumpai. Pada kebanyakan kasus demam typhoid, jumlah leukosit pada
sediaan darah tepi berada pada batas-batas normal bahkan kadang-kadang
terdapat leukosit walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh
karena itu pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk diagnosa demam
typhoid.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
Sgot Dan Sgpt pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali
normal setelah sembuhnya typhoid.
F. PENATALAKSANAAN
1. Perawataan
a. Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam atau 14 hari untuk mencegah
komplikasi perdarahan usus.
b. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi
bila ada komplikasi perdarahan.
2. Diet
a. Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein.
b. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
c. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
d. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama
7 hari.
3. Obat-obatan
a. Kloramfenikol.
Dosis yang diberikan adalah 4 x 500 mg perhari, dapat diberikan secara oral
atau intravena, sampai 7 hari bebas panas
b. Tiamfenikol.
Dosis yang diberikan 4 x 500 mg per hari.
c. Kortimoksazol.
Dosis 2 x 2 tablet (satu tablet mengandung 400 mg sulfametoksazol dan 80
mg trimetoprim)
d. Ampisilin dan amoksilin.
Dosis berkisar 50-150 mg/kg BB, selama 2 minggu
BAB II

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Dapat terjadi pada anak laki-laki dan perempuan, kelompok umur yang
terbanyak adalah diatas umur lima tahun. Faktor yang mendukung terjadinya
demam thypoid adalah iklim tropis social ekonomi yang rendah sanitasi
lingkungan yang kurang.
2. Keluhan utama : Pada pasien typus abdominalis keluhan utamanya adalah
demam.
3. Riwayat penyakit sekarang : Demam yang naik turun remiten, demam dan
mengigil lebih dari satu minggu.
4. Riwayat penyakit dahulu : Tidak didapatkan penyakit sebelumnya.
5. Riwayat penyakit keluarga : Keluarga ada yang karier
6. Riwayat psiko social dan spiritual : Kelemahan dan gangguan interaksi sosial
karena bedrest serta terjadi kecemasan.
7. Riwayat tumbuh kembang : Tidak mengalami gangguan apapun, terkadang
hanya sakit batuk pilek biasa
8. Activity Daily Life
a. Nutrisi : pada klien dengan demam tifoid didapatkan rasa mual, muntah,
anoreksia, kemungkinan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Eliminasi : didapatkan konstipasi dan diare
c. Aktifitas : badan klien lemah dan klien dianjurkan untuk istirahat dengan
tirah baring sehingga terjadi keterbatasan aktivitas.
d. Istirahat tidur : klien gelisah dan mengalami kesulitan untuk tidur karena
adanya peningkatan suhu tubuh.
e. Personal hygiene : klien dianjurkan bedrest sehingga mengalami gangguan
perawatan diri. Perlu kaji kebiasaan klien dalam personal hygiene seperti
tidak mencuci tangan sebelum makan dan jajan di sembarang tempat.
9. Pemeriksaan fisik
a. Mata : kelopak mata cekung, pucat, dialtasi pupil, konjungtifa pucat kadang
di dapat anemia ringan.
b. Mulut : Mukosa bibir kering, pecah-pecah, bau mulut tak sedap. Terdapat
beslag lidah dengan tanda-tanda lidah tampak kering dilatasi selaput tebal
dibagian ujung dan tepi lidah nampak kemerahan, lidah tremor jarang
terjadi.
c. Thorak : jantung dan paruh tidak ada kelainan kecuali jika ada komplikasi.
Pada daerah perangsang ditemukan resiola spot.
d. Abdomen : adanya nyeri tekan, adanya pembesaran hepar dan limpa,
distensi abdomen, bising usus meningkat
e. Ekstrimitas : Terdapat rosiola dibagian fleksus lengan atas.
B. DIAGNOSA
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi kuman
salmonella thypi.
2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat, mual, muntah dan anoreksia.
3. Resiko devisit volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat,
kehilangan cairan berlebih akibat muntah dan diare.
4. Ansietas berhubungan dengan proses hospitalisasi, kurang pengetahuan tentang
penyakit dan kondisi anaknya
C. Intervensi keperawatan

Diagnosa
N
Keperawata Tujuan Intervensi Rasional
o
n
1 Peningkatan Tujuan : 1. Observasi 1. Tanda-tanda
suhu tubuh Setelah diberikan tanda-tanda vital menjadi
(Hipertermi) tindakan vital indikator
berhubungan keperawatan untuk
dengan selama 3 x melakukan
proses 24 jam, suhu intervensi
infeksi tubuh normal. selanjutnya
Salmonella
Typhi. Kriteria hasil :
Suhu tubuh 2. Beri kompres 2. dapat
dalam baras pada daerah menyebabkan
normal dahi peralihan
S : 36,5-370C panas secara
- konduksi dan
membantu
tubuh untuk
menyesuaika
3. Anjurkan n terhadap
untuk banyak panas
minum air 3. Peningkatan
putih suhu tubuh
mengakibatka
n penguapan
sehingga
perlu
diimbangi
4. Kolaborasi dengan
pemberian asupan cairan
antiviretik, yang banyak
antibiotik 4. Mempercepat
proses
penyembuhan
, menurunkan
demam.
Pemberian
antibiotik
menghambat
pertumbuhan
dan proses
infeksi dari
bakteri
2 Resiko Tujuan : 1. Kaji 1. sebagai
pemenuhan Setelah kemampuan indikator
nutrisi dilakukan makan klien intervensi
kurang dari tindakan selanjutnya
kebutuhan keperawatan 2. Berikan 2. Memenuhi
tubuh selama 3 x 24 makanan kebutuhan
berhubungan jam kekurangan dalam porsi nutrisi
dengan nutrisi tidak kecil tapi dengan
intake yang terjadi. sering meminimalka
tidak Kriteria hasil : n rasa mual
adekuat, dan muntah
mual, 1. Nafsu makan 3. Beri nutrisi 3. Memenuhi
muntah dan meningkat, dengan diet kebutuhan
anoreksia. 2. Tidak ada lunak, tinggi nutrisi
keluhan kalori tinggi adekuat
anoreksia, protein
nausea, 4. Anjurkan
3. Porsi makan kepada orang
dihabiskan tua 4. Menambah
klien/keluarga selera makan
untuk dan dapat
memberikan menambah
makanan yang asupan nutrisi
disukai yang
5. Kolaborasi. dibutuhkan
Berikan klien
antiemetik, 5. Mengatasi
antasida sesuai mual/muntah,
indikasi menurunkan
asam
lambung
yang dapat
memicu
mual/muntah
3 Resiko Tujuan : 1. Kaji tanda dan 1. Hipotensi,
defisit Setelah gejala takikardia,
volume dilakukan dehidrasi demam dapat
cairan tindakan hypovolemik, menunjukkan
berhubungan keperawatan riwayat respon
dengan selama 3x24 muntah, terhadap atau
intake yang jam, tidak terjadi kehausan dan efek dari
tidak defisit volume turgor kulit kehilangan
adekuat, cairan cairan
kehilangan 2. Berikan cairan 2. Cairan
cairan Kriteria hasil : peroral pada peroral akan
berlebih 1. Tidak terjadi klien sesuai membantu
akibat tanda-tanda kebutuhan memenuhi
muntah dan dehidrasi, kebutuhan
diare. 2. Keseimbang cairan
an intake dan 3. Anjurkan 3. Asupan
output kepada orang cairan secara
dengan urine tua klien untuk adekuat
normal mempertahank sangat
dalam an asupan diperlukan
konsentrasi untuk
jumlah cairan secara menambah
dekuat volume
cairan tubuh
4. Pemberian
4. Kolaborasi intravena
pemberian sangat
cairan penting bagi
intravena klien untuk
memenuhi
kebutuhan
cairan

4 Ansietas Tujuan : 1. Kaji tingkat 1. Untuk


berhubungan Setelah kecemasan mengeksplora
dengan dilakukan yang dialami si rasa cemas
proses tindakan orang tua klien yang dialami
hospitalisasi, keperawatan 2. Beri penjelasan 2. Meningkatka
kurang selama 3 x 24 pada orang tua n
pengetahuan jam, kecemasan klien tentang pengetahuan
tentang teratasi penyakit orang tua
penyakit dan anaknya klien tentang
kondisi Kriteria hasil : penyakit
anaknya 1. Ekspresi anaknya
tenang 3. Beri 3. Mendengarka
2. Orang tua kesempatan n keluhan
klien tidak pada orang tua orang tua
sering klien untuk agar merasa
bertanya mengungkap lega dan
tentang kan perasaan merasa
kondisi nya diperhatikan
anaknya sehingga
beban yang
dirasakan
berkurang
4. Libatkan orang 4. Keterlibatan
tua klien dalam orang tua
rencana dalam
keperawatan perawatan
terhadap anaknya
anaknya dapat
mengurangi
kecemasan
DAFTAR PUSTAKA

Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA & NIC-NOC.


Jakarta: Mediaction Publishing Rubenstein, David. et all. 2015.
Flu, HFMD, Diare pada Pelancong, Malaria, Demam Berdarah,Tifus. Jakarta:
Pustaka Populer Obor Team Elsevier. 2013.
Kedokteran Klinis. Jakarta : Erlangga Soedarmo,Sumarmo S Poorwo, dkk. 2012.
Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC Nurarif, Amin Huda & Hardhi
Kusuma. 2013.
http://www.slideshare.net/septianraha/penatalaksanaan-medik . diakses pada hari
Jumat,19 April 2019

Anda mungkin juga menyukai