PENDAHULUAN
Pancasila yang kita ketahui, memiliki fungsi sebagai fondasi utama negara Indonesia
yang memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa. Pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum yang mengatur seluruh pemerintahan, tentunya juga memiliki peran
penting dalam bidang ekonomi. Mengapa bidang ekonomi harus berlandaskan dengan
Pancasila?
Mungkin kita pernah mendengar apa yang dinamakan dengan Ekonomi Pancasila.
Ekonomi Pancasila adalah ekonomi pasar yang mengacu kepada ideologi Pancasila. Sistem
ekonomi Pancasila sebagai identitas perekonomian Indonesia harus sesuai dengan jati diri
Indonesia dan tidak mudah terpengaruh globalisasi. Kita sebagai bangsa Indonesia tidak
boleh melupakan makna dari sistem ekonomi Pancasila itu sendiri. Banyak cara dan upaya
yang dapat kita lakukan untuk mendukung sistem ekonomi Pancasila.
Tidak menutup fakta bahwa sistem ekonomi Pancasila berasaskan kekeluargaan dan
kegotongroyongan sebagai ciri khas bangsa Indonesia. Oleh rakyat dan untuk rakyat dibawah
pimpinan dan pengawasan pemerintah.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas, dapat diambil suatu rumusan
masalah. Terdapat 5 rumusan masalah yang diuraikan di bawah ini.
1.3 TUJUAN
Dalam pembuatan makalah ini, dapat diambil tujuan-tujuan yang dijelaskan melalui
poin-poin di bawah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Pancasila adalah landasan dari segala keputusan bangsa dan menjadi ideologi
tetap bangsa serta mencerminkan kepribadian bangsa. Pancasila merupakan ideologi
bagi negara Indonesia. Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur
pemerintahan negara. Pancasila merupakan kesepakatan bersama bangsa Indonesia
yang mementingkan semua komponen dari Sabang sampai Merauke.
Etimologi kata “Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta dari India (bahasa
kasta Brahmana) yaitu panca yang berarti “lima” dan sila yang berarti “dasar”. Jadi
secara harfiah, “Pancasila” dapat diartikan sebagai “lima dasar”.
Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit
dimana sila-sila yang terdapat dalam Pancasila itu sudah diterapkan dalam kehidupan
masyarakat maupun kerajaan meskipun sila-sila tersebut belum dirumuskan secara
konkrit. Menurut kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, Pancasila berarti “berbatu
sendi yang lima” atau “pelaksanaan kesusilaan yang lima”.
Muhammad Yamin. Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan
Sila yang berarti sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik.
Dengan demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan
tentang tingkah laku yang penting dan baik.
Notonegoro. Pancasila adalah dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara
yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu,
lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara
Indonesia.
Ir. Soekarno. Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun
sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian,
Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa
Indonesia.
2.2 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Pancasila sebagai dasar Negara mengandung makna bahwa nilai nilai yang
terkandung dalam pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi masyarakat Indonesia.
Nilai pancasila dasarnya adalah nilai nilai filsafat yang mendasar yang di jadikan
peraturan dan dasar dari norma-norma yang berlaku dalam Indonesia. Nilai dasar
pancasila bersifat normatif dan abstrak yang bisa di jadikan landasan dalam kegiatan
bernegara. Pancasila sebagai dasar Negara berarti pancasila di jadikan sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan segala norma-norma hukum dan dalam
penyelenggarakan Negara.
Pada masa sekarang perlu di adakan tentang penegasan dan mengembalikan
kembali kedudukan pancasila sebagai dasar negara, dan ini merupakan hal yang
sangat penting karena sudah terlalu banyak terjadi kesalahan penafsiran tentang
pancasila sebagai dasar Negara dan penafsiran itu menyatakan bahwa pancasila bukan
sebagai dasar Negara tetapi pancasila sebagai alat kekuasaan yang dapat
mengendalikan semua apapun yang di lakukan di negara Indonesia.
Menurut Dr.Koentowijoyo dalam tulisanya mengenai radikalisasi pancasila
(1998) bahwasanya pancasila perlu di berikan ruh yang baru sehingga pancasila dapat
bergerak menjadi kekuatan yang menggerakkan sejarah. Dari hal ini kita sudah
membawa bahwasanya telah banyaknya penyelewengan terhadap makna dan tujuan
pancasila sebagai dasar Negara dalam masa Orde baru maupun Orde lama.
Nilai nilai dasar pancasila di Indonesia belum bersifat yang kongkrit sesuai
dengan keinginan kita bersama. Sebagai nilai yang bersifat abstrak pancasila harus
bersifat kongkrit dan upaya pancasila agar bersifat kongkrit yaitu menjadikan nilai-
nilai dasar pancasila sebagai norma dasar dan sumber normative bagi penyusunan
hukum Negara Indonesia yang positive bagi Negara.
Wujud nyata dari sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab itu dapat
dipertimbangkan beberapa prinsip pemikiran implementatif dalam bidang
ekonomi, antara lain:
1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Berani membela kebenaran dan keadilan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
a. Distribusi pendapatan dalam suatu kegiatan usaha sesuai dengan hak dan
kewajiban serta kedudukan masing-masing.
b. Membantu pekerja yang lemah baik melalui bimbingan keterampilan maupun
dalam bentuk material.
c. Gemar memberikan sebagian rezekinya kepada orang lain.
d. Mengakui bahwa keberhasilan suatu usaha atas kerja semua pihak.
e. Menghormati rekan kerja serta menjamin hubungan baik antara orang-orang
yang terlibat dalam komunitas produsen dengan konsumen.
Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dapat diuraikan secara
singkat sebagai suatu tata masyarakat asil dan makmur, sejahtera lahiriah batiniah,
yang setiap warga mendapatkan segala sesuatu yang telah menjadi haknya sesuai
dengan hakikat manusia adil dan beradab. Perwujudan dari sila keadilan sosial bagi
seluruh rakyat yang merupakan pengamalannya, setiap warga harus
mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak
dan kewajibannya serta menghormati hak-hak orang lain.
Demikian pula perlu dipupuk sikap suka memberikan pertolongan kepada
orang yang memerlukan agar dapat berdiri sendiri dan dengan sikap yang demikian
ia tidak menggunakan hak miliknya untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain, juga tidak untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan hidup
bergaya mewah serta perbuatan-perbuatan lain yang bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
- Pada ayat (2) dinyatakakn negara mengembangkan sistem jamian sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu
sesuai martabat kemanusiaan.ketentuan dalam ayat (2) ini menegaskan adanya hak
asasi manusia atas jaminan sosial.
- Pasal 34 ayat (4) ditetapkan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak.pelaksanaan mengenai isi pasal ini, selanjutnya diatur dalam undang-undang
sebagaimana dinyatakan pada ayat (5) pasal 34 ini.
Pasal 27 ayat (2), pasal 33, dan pasal 34 diatas adalah penjabaran dari pokok-
pokok pikiran kedaulatan rakyat dan keadilan sosial yang masing-masing
merupakan pancaran dari sila keempat dan kelima Pancasila. Kadua pokok pikiran
ini adalah landasan bagi pembangunan sistem ekonomi Pancasila dan kehidupan
ekonomi nasional.
Berdasarkan penjabaran pokok-pokok pikiran tersebut, maka pembuatan
kebijakan Negara dalam bidang ekonomi di Indonesia dimaksudkan untuk
menciptakan system perekonomian yang bertumpu pada kepentingan rakyat dan
berkeadilan. Salah satu pemikiran yang sesuai dengan maksud ini adalah gagasan
ekonomi kerakyatan. Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar
pertumbuhan, melainkan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh bangsa.
Dengan kata lain, pengembangan ekonomi tidak bisa dipisahkan denga nilai-nilai
moral kemanusiaan.
Dengan demikian, sistem perekonomian yang berdasarkan pada Pancasila dan
yang hendak dikembangkan dalam pembuatan kebijakan Negara bidang ekonomi
di Indonesia harus terhindar dari system persaingan bebas, monopoli dan lainnya
yang berpotensi menimbulkan penderitaan rakyat dan penindasan terhadap sesame
manusia. Sebaliknya, system perekonomian yang dapat dianggap paling sesuai
dengan upaya mengimplementasikan Pancasila dalam bidang ekonomi adalah
sistem ekonomi kerakyatan, yaitu sistem ekonomi yang bertujuan untuk mencapai
kesejahteraan rakyat secara luas.
Presiden B.J.Habibie
Tanggal 14 dan 15 Mei 1997, nilai tukar baht Thailand terhadap dolar AS
mengalami goncangan hebat akibat para investor asing mengambil keputusan ‘jual’
karena mereka para investor asing tidak percaya lagi terhadap prospek
perekonomian negara tersebut, paling tidak untuk jangka pendek. Pemerintah
Thailand meminta bantuan IMF. Pengumuman itu mendepresiasikan nilai baht
sekitar 15% hingga 20% hingga mencapai nilai terendah, yakni 28,20 baht per
dolar AS. Apa yang terjadi di Thailand akhirnya merebet ke Indonesia dan
beberapa negara Asia lainnya. Rupiah Indonesia mulai merendah sekitar pada
bulan Juli 1997, dari Rp2.500,- menjadi Rp2.950,- per dolar AS. Nilai rupiah
dalam dolar mulai tertekan terus dan pada tanggal 13 Agustus 1997 rupiah
mencapai rekor terendah, yakni Rp2.682,- per dolar AS sebelum akhirnya ditutup
Rp2.655,- per dolar AS. Pada tahun 1998, antara bulan Januaru-Februari sempat
menembus Rp11.000,- per dolar AS dan pada bulan Maret nilai rupiah mencapai
Rp10.550; untuk satu dolar AS.
Politik dan sosial yang tidak stabil semakin parah yang membuat investor
asing menjadi enggan untuk menanamkan modal di Indonesia. Makin rumitnya
persoalan ekonomi ditandai lagi dengan pergerakan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang cenderung negatif, bahkan merosot hingga 300 poin,
dikarenakan lebih banyaknya kegiatan penjualan daripada kegiatan pembelian
dalam perdagangan saham di dalam negeri. Pada masa kepemimpinan presiden
Abdurrahman Wahid pun, belum ada tindakan yang cukup berarti untuk
menyelamatkan negara dari keterpurukan. Padahal, ada berbagai persoalan
ekonomi yang diwariskan orde baru harus dihadapi, antara lain masalah KKN
(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), pemulihan ekonomi, kinerja BUMN,
pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah. Malah presiden terlibat
skandal Bruneigate yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kita sebagai warga negara Indonesia harus mengerti dan menanamkan nilai-nilai
Pancasila ke dalam diri kita serta memahami betapa besarnya peran Pancasila dan
implementasinya dalam segala aspek kehidupan kita. Meskipun dengan adanya globalisasi,
kita tidak boleh melupakan jati diri bangsa Indonesia dan tetap teguh memegang dasar negara
kita.
3.2 SARAN
Kemiskinan bangsa Indonesia salah satunya juga disebabkan oleh sistem ekonomi
yang kurang tepat. Saran kami, pemerintah sebagai lembaga yang bertugas mengatur negara
harus menjalankan kewajibannya dengan baik serta mementingkan rakyat diatas kepentingan
pribadi. Revitalisasi juga harus diperhatikan agar dapat menciptakan sistem ekonomi yang
paling cocok dengan negara Indonesia tetapi tidak menghilangkan nilai-nilai yang menjadi
ciri khas Negara Kesatuan Republik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA