Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yumna Aliffa Lestari

Kelas : Sistem Politik Indonesia

NIM : 26

KEBIJAKAN IMPOR BERAS


Impor beras menjadi kebijakan dari pemerintah yang berhubungan langsung dengan kegiatan
bisnis dan kepentingan politik. Namun, mirisnya kebijakan ini mengabaikan nasib rakyat kecil,
khususnya petani. Indikasi pertama bahwa stok pangan cukup sampai akhir tahun. Impor beras
ini jelas hanya untuk mengejar keuntungan bagi pengusaha tertentu yang tidak mengerti nasib
petani. Kedua, amburadulnya kinerja Bulog ditutupi dengan pangan cukup dari impor.
Logikanya jika kinerja jelek maka Bulog harusnya tahu diri dan memperbaiki diri melalui
penyerapan gabah petani, bukan menguntungkan petani luar negeri.

Justru dengan impor beras ini maka harga beras petani dalam negeri akan anjlok dan membuat
perekonomian lokal menjadi lesu. Petani akhirnya membeli beras dengan harga tinggi, karena
para tengkulak beras menyimpan beras sampai menunggu kenaikan harga. Kondisi diatas
menguatkan bahwa beras sebagai alat politik yang sering disalahgunakan. Hal ini menimbulkan
tunutan dari masyarakat khususnya para petani padi dan pedagang beras kecil yang merasa
dirugikan atas kebijakan ini.

Tuntutan ini menjadi perbincangan hangat di kalangan mahasiswa maupun LSM (Lembaga
Swadaya Masyarakat) yang melihat kebijakan ini mengancam kesejahteraan petani padi
Indonesia. Pihak ini menilai Indonesia sebagai Negara agraris seharusnya pertanian Indonesia
menjadi sektor yang berdaulat, namun yang terjadi justru sebaliknya.

Kebijakan impor beras ini menimbulkan pro dan kontra di kelompok kepentingan. Pihak
kepentingan yang kontra dengan kebijakan ini berasal dari Dirut Perum Bulog Budi Waseso yang
menegaskan stok beras di gudang masih aman hingga akhir tahun. Namun Menteri
Perdagangan bersikeras akan melakukan impor beras 1 juta ton hingga akhir September ini.

Timbulnya perbedaan pandangan ini maka dilakukan pembahasan lebih lanjut pada tingkat
legislatif di komisi IV DPR dimana komisi IV DPR dan Dirut Bulog menyatakan menolak kebijakan
impor beras selama persediaan beras masih mencukupi. Namun, menteri perdagangan yang
bersikeras bahwa stok beras pemerintah saat ini di Bulog hanya sekitar 900 ribu ton. Angka
tersebut dikatakannya tidak cukup untuk mengamankan stabilitas harga, sebelum musim panen
datang, sehingga kementerian perdagangan mengeluarkan peraturan Nomor 01 Tahun 2018
Tentang Ekspor dan Impor Beras.

Munculnya peraturan ini menjadi tugas baru pemerintah untuk mensosialisasikannya kepada
masyarakat khusunya para Petani, Mahasiswa, dan LSM. Dimana pada dasarnya kebijakan yang
diambil pemerintah ini guna untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan masyarakat.
bisa jadi juga impor beras ini untuk memutus rantai perdagangan beras yang panjang, dan
untuk mengurangi peluang mafia beras melakukan penimbunan beras.

Sistem Politik : Struktur Dan Fungsi

Lingkungan Dalam

Lingkungan Luar Ekologi,Sosial Dan Lainnya Lingkungan Luar

Badan
Peradilan Kelompok
Kepentingan
Penegakan
Kebijakan Artikulasi
Sosialisai Politik Kepentingan

Rekruitmen Politik

Birokrasi Komunikasi Politik Partai Politik


Pelaksana Kebijakan Agregrasi Kepentingan

Eksekutif

Legislatif

Lingkungan Luar Pembuat Kebijakan

Lingkungan Luar
Penjelasan :

1. Artikulasi Kepentingan
Artikulasi kepentingan adalah suatu proses yang ditempuh agar kebutuhan dan
kepentingan masyarakat dapat dipenuhi dengan cara dikemukakan secara nyata melalui
organisasi dan lembaga yang ada (biasanya dilakukan oleh kelompok kepentingan)
Dalam kasus diatas artikulasi kepentingan ini dilakukan oleh Bulog dan Kementerian
Perdagangan.
2. Agregrasi Kepentingan
Agregasi kepentingan merupakan proses yang berfungsi memadukan semua
kepentingan anggota masyarakat yang telah diartikulasikan. Kepentingan yang telah
diartikulasikan ini digabungkan dan dikelola sedemikian rupa dalam tingkat pembuatan
keputusan sehingga menghasilkan sebuah alternative kebijakan. Melihat kasus impor
beras di atas kepentingan antara pihak petani, bulog dan menteri perdagangan
menemukan titik temunya yakni tetap melakukan impr beras dengan
mempertimbangkan kestabilan harga dan pasokan pangan dikemudian hari, dan juga
untuk meminimalisir adanya mafia beras.
3. Komunikasi Politik
Komunikasi politik mengacu pada proses penampaian pesan-pesan atau informasi
politik dari suatu sumber kepada penerima pesan.
Dengan munculnya kebijakan impor beras dari Peraturan Menteri Perdagangan
Indonesia Nomor 01 Tahun 2018 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Beras
pemerintah memiliki tugas baru untuk menyampaikannya kepada stakeholder yang
terkait.
DAFTAR PUSTAKA
1. Permendag Nomor 01 Tahun 2018
2. https://news.detik.com/kolom/d-1686683/impor-beras-politik-beras-atau-beras-politik
3. http://dpr.go.id/berita/detail/id/20860/t/Komisi+IV+dan+Bulog+Sepakat+Tolak+Rencana+I
mpor+Beras+Tahap+II+Oleh+Kemendag

Anda mungkin juga menyukai