Anda di halaman 1dari 14

STAKEHOLDER THEORY DAN KARYA KESELAMATAN

SCHINDLER

Edward Nicodemus Lontah


Alumni Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Kristen Satya Wacana
Korespondensi: ed.nicodemus@yandex.com

Abstrak

Penelitian Donalson dan Peterson menunjukkan bahwa stakeholder theory memiliki dasar
yang lebih kuat dibandingkan epistemology dari shareholder theory untuk menganalisis
mengenai performa etika bisnis dan kewajiban moral suatu perusahaan. Artikel ini akan
menganalisis aktivitas bisnis Oskar Schindler menggunakan pendekatan stakeholder theory
dalam CSR. Pembahasan akan difokuskan pada tanggung jawab moral Schindler sebagai
direksi. Dalam aktivitas perusahaan yang dipimpinnya, tanggung jawab—moril maupun
ekonomis—yang dijalankan Schindler akan saling berkelindan dengan tanggung jawab
hukum yang seharusnya diemban oleh perusahaan. Pada akhirnya artikel ini sampai
pada kesimpulan bahwa keputusan-keputusan manajerial etis yang diterapkan oleh direksi
dan manajemen suatu perusahaan adalah suatu tanggung jawab moral yang seringkali
bertabrakan dengan tanggung jawab ekonomis dan tanggung jawab hukum yang
seharusnya dijalankan oleh suatu perusahaan.

Kata-kata Kunci: CSR; Teori Pemegang Kepentingan; Etika Bisnis.

Abstract

Donaldson and Peterson studies have shown that stakeholder theory has a more solid
foundation than the epistemology of shareholder theory to analyze the performance of
business ethics and moral duty of a company. This article discussed the business activities
of Oskar Schindler, an industrialist war-profiteer during World War II. Schindler’s business
which was originally run by the government under the Nazi regime, eventually opposed
the mission of economic and legal liability imposed by the regime. Schindler’s transformation
of vision and business mission in this article demonstrate the characteristics and connection
of layers in descriptive, instrumental and normative stakeholder theory in the concept of
“normative, instrumental and descriptive stakeholder theory” according to Donaldson and
Peterson.

Key words: CSR; Stakeholder Theory; Business Ethics.

37
38 REFLEKSI HUKUM [Vol. 9, No. 1

PENDAHULUAN tanggung jawab moral Schindler sebagai


direksi. Dalam aktivitas perusahaan
Corporate Social Responsibility (CSR) yang dipimpinnya, tanggung jawab—
adalah terma yang digunakan dalam moril maupun ekonomis—yang
literatur etika bisnis barat yang bicara dijalankan Schindler akan saling
tentang tanggung jawab moral dari berkelindan dengan tanggung jawab
suatu perusahaan.1 Di Indonesia, CSR hukum yang seharusnya diemban oleh
menunjuk pada konsep praktis yang perusahaan. Pembahasan menjadi
dikenal dengan istilah tanggung jawab menarik karena tumpuan pada
sosial dan lingkungan perusahaan. kepentingan stakeholder yang
dimainkan Schindler membawa
Untuk membaca dan memahami
perusahaan yang dipimpinnya malah
praktik CSR dalam konteks hukum
mengkhianati semangat yang
perusahaan, Stakeholder Theory dan
terkandung dalam landasan hukum
shareholder primacy theory adalah dua
pendirian perusahaan yang
teori utama yang kerap digunakan
dinahkodainya.
sebagai alat analisis. 2 Dua teori ini
seringkali dilawankan, namun Sejarah mencatat Schindler sebagai
diskursus-diskursus dalam pebisnis oportunis yang menuai laba
pengembangan teori CSR kontemporer dengan memanfaatkan situasi perang
telah menampakkan sinyal yang tidak (war-profiteer) dan kebijakan anti Yahudi
lagi secara ketat mempertentangkan NAZI Jerman. Di lembar yang lain, bisnis
perbedaan di antara keduanya.3 yang dijalankannya berhasil mengukir
suatu karya keselamatan bagi 1,100
Tulisan ini akan menganalisis
warga Polandia keturunan Yahudi dari
aktivitas bisnis Oskar Schindler
holocaust yang dikendalikan rejim NAZI
menggunakan pendekatan stakeholder
Jerman di Auschwitz-Birkenau. Suatu
theory dalam CSR. Schindler adalah
kisah tentang ‘Schindler sang
seorang industrialis keturunan Jerman
juruselamat’ dalam tragedi kemanusiaan
yang mendirikan pabrik peralatan dapur
terbesar, terkejam dan paling kelam
di Polandia untuk menyuplai keperluan
dalam sejarah kontemporer Eropa.
rumah tangga kamp-kamp militer
tentara Jerman masa Perang Dunia II.
Pembahasan akan difokuskan pada

1
Karl Bertens, Pengantar Etika Bisnis (Kanisius 2000) 289.
2
Tri Budiyono, Hukum Perusahaan: Telaah Yuridis terhadap Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (Griya Media 2011) 112.
3
Contohnya kajian epistemologis tentang ‘Normative, Instrumental and Descriptive of Stakeholder
Theory’ dari Donaldson dan Peterson (1995) yang tidak lagi menempatkan Stakeholder Theory
dalam kerangka perbedaan dengan teori-teori lain, namun tetap mengemukakan argumentasi
yang menyatakan bahwa Stakeholder Theory adalah teori yang lebih kuat pijakan
epistemologisnya dibandingkan teori-teori yang lain. Lihat: Andrew L. Friedman dan Samantha
Miles, Stakeholders: Theory and Practice (Oxford University Press 2006) 30.
2015] STAKE HOLDER THEORY DAN KARYA KESELAMATAN SCHINDLER 39

PEMBAHASAN Dalam tulisan ini, penulis


merekonstruksi aktivitas bisnis
Schindler Sang Juruselamat Schindler dari film Spielberg, juga satu
jurnal ilmiah Ray Jones di American
“Oskar itu tuhan,” kata Leopold
Journal of Economic and Sociology
(Poldek) Pfefferberg, dalam suatu
berjudul The Economic Puzzle of Oskar
wawancara The Guardian dengan
Schindler: Amenity Potential and Rational
Thomas Keneally pada 18 Juni 2004.4
Choice.6
Pfefferberg adalah salah satu pekerja
Oskar Schindler. Keneally pakai Schindler lahir 28 April 1908. Aslinya
kesaksian lisan Pfefferberg untuk ia orang Moravia keturunan Jerman
konstruksi kisah Schindler dalam (Sudeten). Berasal dari keluarga kaya
Schindler’s Ark, novel rekam jejak bisnis raya yang menetap Zwittau,
dan misi keselamatan Schindler yang Cekoslowakia. Pada 1930an, saat masa
dipublikasikan pada 19865. Pada 1993, depresi akibat Perang Dunia I melanda
Steven Spielberg mengadaptasi novel itu Cekoslowakia, Schindler bergabung
ke dalam Schindler’s List. Setahun dengan Partai Nasional-Sosialis Jerman
kemudian, film itu meraih Best Picture (NAZI).7 Ia lalu meninggalkan istri dan
dalam Academy Awards. Menurut keluarganya di Zwittau dan menetap di
American Film Institute, film hitam-putih Krakow, Polandia. Di sana Schindler
berdurasi panjang 195 menit ini adalah adalah Abwehr, mata-mata militer milik
salah satu film Amerika terhebat Jerman. Ia ditugasi mengumpul
sepanjang sejarah. informasi penting untuk persiapan
invasi Jerman atas Polandia.8

4
Thomas Keneally, ‘Oskar? He was a God’ (The Guardian, June 18, 2004).
5
Keneally menulis novel ini berdasarkan hasil wawancara dengan 50 orang keturunan Yahudi
dari 17 negara yang diselamatkan Schindler. “Schindler’s Ark” juga dikonstruksi dari surat-
surat pribadi Schindler dan dokumen-dokumen Perang Dunia II yang berhubungan dengan
Schindler, wawancara dengan beberapa kolega Schindler setelah Perang Dunia II, serta testimoni
dari beberapa pekerja di pabrik Schindler. Ray Jones, ‘The Economic Puzzle of Oskar Schindler:
Amenity Potential and Rational Choice’ (1998) 57 American Journal of Economics and Sociology
3, 7.
6
Ini adalah suatu analisis ekonomi dari Jones. Dalam jurnal ini, Jones menganalisis sumber
daya apa saja yang tersedia dalam perusahaan yang mempengaruhi motivasi bisnis dan pilihan-
pilihan Schindler pada pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan bisnis
yang diharapkan.
7
Partai NAZI (Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei) adalah partai politik terkuat dalam
pemilihan Reichstag (kekaisaran) Jerman tahun 1932. Kekuatan NAZI membawa pemimpinnya
Adolf Hitler menjabat kanselir Jerman pada 30 Januari 1933. Sejak itu, gerakan politik paham
nazisme sebagai instrumen prinsipil dan kontrol totalitarian negara dan masyarakat mulai
diterapkan di Jerman. Nazisme bertujuan untuk mencapai misi menerapkan ‘tatanan baru’
dalam segala aspek kehidupan masyarakat di Jerman. Lihat: George Sandford et.al., Adolf
Hitler dan Holocaust: Mengungkap Fakta, Sejarah dan Kontroversi di balik Holocaust (Prismasophie
2007) 52-53.
8
Toby Axelrod, ‘Oscar Shindler: Rake and Saviour’ <http://www.auschwitz.dk/schindler2.htm>
diakses 27 September 2014.
40 REFLEKSI HUKUM [Vol. 9, No. 1

Sebagai industrialis war-profiteer cum Sebelum invasi Jerman, ia berprofesi


anggota partai, NAZI memberi Schindler sebagai akuntan handal. Pada November
beberapa keuntungan secara personal. 1939, Schindler minta Stern merayu
Saat itu ia sedang menyusun satu calon investor Yahudi-Polandia agar
strategi bisnis di tengah semrawutnya bersedia tanamkan modal di pabriknya.
ekonomi Polandia. Untuk melicinkan
Tidak ada klausul return on an rejim
rencana bisnisnya, ia kerap hadir dalam
NAZI, calon investor Schindler tak punya
forum-forum internal partai untuk
banyak pilihan. Kebijakan Aryanisasi di
melobi petinggi-petinggi NAZI. Ia
Polandia bikin yang dirayu Stern tak
berharap bisa menuai sesuatu dari
kuasa menolak tawaran Schindler.
kebijakan berbau politik Aryanisasi yang
Dalam kesepakatan itu, Schindler janji
diterapkan NAZI di Polandia.9
akan sediakan penghuni kampung
Schindler mau mengambil alih Yahudi (Ghetto) pekerjaan, dan akan
kepemilikan sebuah pabrik logam rutin menyuplai panci dan pot ke dalam
bangkrut di jalan Lipowa, kota Krakow. Ghetto hingga akumulasi nilainya
Dulu pabrik itu milik Abraham Bankier, sebanding dengan jumlah modal disetor.
pengusaha Polandia keturunan Yahudi
Di Ghetto, geliat perekonomian antar
(Yahudi-Polandia). Pabrik itu akan ia
Yahudi ditopang oleh sistem
dayagunakan untuk memproduksi
barter. Di Krakow, Ghetto dikontrol
peralatan dapur dari logam. Schindler
NAZI dengan ukuran-ukuran anti
akan membuat panci dan pot yang
Yahudi yang sangat mengerikan.
dirancang dan diperuntukkan untuk
keperluan perang tentara Jerman. Untuk penuhi janji, Schindler
menyuap Hans Frank, komandan
“Aku bisa mendapatkan tanda
tertinggi militer Jerman di Polandia agar
tangan yang kubutuhkan. Itu hal
mengijinkannya menggunakan tenaga
mudah. Mencari uang untuk membeli
Yahudi-Polandia penghuni Ghetto di
perusahaan, itu baru sulit,” kata
pabriknya.
Schindler. Dengan ‘modal dengkul’,
Schindler mengajak Itzhak Stern kerja Desember 1939, pabrik Schindler
sama mengelola pabrik yang akan beroperasi secara penuh. Di gerbangnya
didirikannya. Stern adalah Yahudi. terpampang Deutsche Emailwarenfabrik

9
Kebijakan Aryanization dilegislasi pemerintah Jerman pada November 1938. Kebijakan ini
bertujuan untuk mengesampingkan warga keturunan Yahudi dari aktivitas ekonomi masyarakat
di Jerman—kecuali beberapa bidang jasa yang hanya bisa dijalankan oleh warga keturunan
Yahudi. Kebijakan Aryanization diterapkan rejim pemerintahan NAZI Jerman di Polandia
yanginvestment dalam kesepakatan investasi Schindler. Dalam genggam dibentuk sejak Jerman
berhasil menginvasi Polandia pada 1 September 1939. Menurut “Encyclopedia of Holocaust”
(1990), Ketika NAZI Jerman menguasai Polandia, semua aset (perusahaan, bangunan, dll) milik
warga keturunan Yahudi dialihkan menjadi aset NAZI. Pengusaha Polandia non-Yahudi
keturunan Jerman diwajibkan NAZI untuk mengaryanisasi perusahaan-perusahaan komersial
milik pengusaha Yahudi-Polandia. Edward Victor, ‘Expropriation (Aryanization) of Jewish
Property’ <http://www.edwardvictor.com/Holocaust/expropriation_main.htm> diakses 27
September 2014.
2015] STAKE HOLDER THEORY DAN KARYA KESELAMATAN SCHINDLER 41

(DEF). Herr Direktor Schindler mulai ditembak mati. Schindler menilai


terlibat dalam teken kontrak pengadaan kebijakan-cum-kebengisan Goeth akan
peralatan dapur dengan otoritas militer rugikan bisnisnya. Schindler membujuk
Jerman. Stern, manajer bisnis DEF, kini Goeth agar memberikan ijin produksi di
sibuk mengatur distribusi ribuan unit luar Plaszow. “Setiap kematian
panci dan pot ke kamp-kamp militer pekerjaku di kamp ini selalu membuatku
Jerman. Aktivitas produksi mulai rugi,” kata Schindler kepada Goeth.
mengalirkan jutaan reichsmarks ke
Schindler berhasil membuat Goeth
koper penyimpan duit Schindler.
agak lunak. Sebagai Komandan kamp,
Pada 13 Maret 1943, Ghetto di ia beri rekomendasi kepada Schindler
Krakow dilikuidasi. Penghuninya untuk kantongi ijin produksi di luar
didorong ke kamp kerja paksa di Plaszow. Alhasil, oleh pimpinan otoritas
Plaszow. Amon Goeth, supervisor kamp militer tertinggi Jerman di Polandia,
Plaszow, mendirikan dan mengelola bangunan pabrik DEF diberi status
pabrik alat-alat logam dan daur ulang sebagai subkamp Plaszow. Ratusan
pakaian bekas Yahudi-Polandia di dalam pekerja Schindler mulai dipindahkan
kamp. dari Plaszow untuk menempati barak
yang dibangun Schindler sekompleks
Kebijakan Goeth yang memaksa
dengan DEF. Mesin pembuat panci di
penghuni Plaszow kerja di pabriknya
pabrik Schindler mulai jalan. Schindler
mulai menegasi hak Schindler atas
menabur untung, Goeth menuai jatah.
pekerjanya di DEF. Atas perintah Goeth,
pabrik-pabrik swasta wajib Entah dari mana awalnya, mulai
memindahkan aktivitas produksi di beredar selentingan pabrik Schindler
dalam Plaszow jika tertarik memakai adalah tempat berlindung bagi anak-
tenaga kerja Yahudi-Polandia penghuni anak dan para Yahudi-Polandia yang
Plaszow. lanjut usia dan sakit-sakitan. Pabrik
Schindler sudah dianggap lebih mirip
Goeth adalah Kapten Schutzstaffel
‘Bahtera Nuh’ ketimbang bangunan
(SS), organisasi keamanan dan militer
pabrik pembuat panci. Orang-orang
besar milik Partai NAZI.10 Temperamen
yang dianggap Goeth tidak produktif dan
dan kebengisan Goeth agaknya cukup
tidak terampil itu satu-per-satu
menggusarkan Schindler. Senapan dan
ditransfer Schindler dari Plaszow ke
pistolnya sudah banyak menciptakan
barak di kompleks pabrik DEF. Ternyata
kematian di dalam kamp Plaszow.
itu tak lepas dari peran Stern, manajer
Goeth tidak segan menghabisi Schindler yang diberi kepercayaan
Yahudi-Polandia yang menurutnya untuk mengendalikan bisnis dan
sudah tidak produktif. Bukan cuma itu, aktivitas produksi pabriknya dari dalam
salah gestur saja barangkali akan Plaszow.

10
Wikipedia, ‘Amon Göth’ <http://en.wikipedia.org/wiki/Amon_G%C3%B6th> diakses 27
September 2014.
42 REFLEKSI HUKUM [Vol. 9, No. 1

Schindler mulai kuatir tindakan Stern Pada awalnya, Goeth bilang ide itu tidak
berbahaya bagi ijin produksi DEF. Ia masuk akal. Lingkup wewenangnya di
datang ke ruang kerja Stern di kantor Plaszow memaksa Goeth harus tidak
Goeth di Plaszow dan mengomelinya. mengabulkan ide Schindler. Tak
Mereka berdebat hebat di ruang itu, menyerah, Schindler intens merayu
namun Schindler tahu tidak ada yang Goeth. “Aku kenal mereka. Aku terbiasa
salah dengan apa yang dilakukan Stern. dengan mereka. Aku tak perlu
mengeluarkan biaya dan waktu untuk
Sejak Januari 1944, Departemen
membuat pelatihan pekerja. Aku akan
Administrasi dan Ekonomi NAZI di
membawa mereka untuk bekerja di
Berlin mulai mengalihkan Plaszow dari
pabrik yang akan kubuka di Brunnlitz,”
kamp kerja paksa menjadi terminal
kata Schindler kepada Goeth.
keberangkatan penghuninya ke
Auschwitz-Birkenau, suatu kamp Suatu ketika, Schindler meminta
konsentrasi pemusnahan keturunan Goeth membuka sebuah koper berisi
Yahudi—dan keturunan ras-ras yang jutaan reichsmarks di meja kerjanya.
dianggap inferior oleh rejim Hitler— Barangkali gara-gara itu Schindler
paling terkenal dan terkejam yang berhasil mewujudkan idenya.
dikendalikan NAZI Jerman selama
Oktober 1944, 1,100 pekerja
Perang Dunia II (1939-1945).
Schindler diberangkatkan Goeth menuju
Kebijakan holocaust itu memaksa Brunnlitz. Di sana Schindler telah
Schindler menutup DEF. Semua membuka sebuah pabrik perakit meriam
pekerja, para manula Yahudi-Polandia granat dan meriam tank untuk
serta anak-anak penghuni barak di keperluan perang militer Jerman. Di
dalam kompleks pabriknya hanya Brunnlitz, Schindler menyambut 800
pasrah merapal doa sambil menunggu pekerja pria yang tiba duluan dengan
jadwal keberangkatan mereka ke sup panas dan roti. Mereka masih
Auschwitz-Birkenau. Ambruknya bisnis menanti 300 pekerja perempuan dalam
membuat Schindler berpikir untuk satu gerbong yang berangkat
pulang ke kampung halamannya di belakangan.
Zwittau, Cekoslowakia. Namun, ide
Lama dinanti, gerbong itu tak
mudik dengan jutaan reichsmarks
kunjung tiba. Ternyata ada kesalahan.
sebagai hasil keuntungan selama
Bukannya ke Brunnlitz, kereta yang
menjalankan bisnis di Polandia seketika
ditumpangi membawa mereka ke
berubah menjadi ide untuk membawa
Auschwitz-Birkenau.
1,100 Yahudi-Polandia bersamanya ke
Cekoslowakia. Schindler segera bermobil ke sana.
Ia menyuap otoritas Auschwitz-
Entah ini kali keberapa, Schindler
Birkenau, dan terus menerus
bujuk Goeth kabulkan permintaannya.
meyakinkan mereka kalau pekerjanya
Ia lalu menyerahkan Schindler’s List,
berisi nama 1,100 pekerja yang akan
bersamanya ke Cekoslowakia.
2015] STAKE HOLDER THEORY DAN KARYA KESELAMATAN SCHINDLER 43

itu—tak terkecuali—penting bagi bisnis beberapa jenis amunisi cacat. 12


amunisinya di Brunnlitz. Schindler resmi menyabotase pabriknya.
Sejak tujuh bulan beroperasi, pabrik
Di Auschwitz-Birkenau, 300 pekerja
amunisi Schindler di Brunnlitz sudah
Schindler telah dipotong pendek
berstatus sebagai pabrik yang tidak
rambutnya, ditelanjangi, lalu
memproduksi apapun.
dimandikan dengan percikan
disinfektan. Ini adalah fase awal dari Supaya pabrik tidak ditutup,
rangkaian holocaust. Konon, setelah Schindler menyuap petinggi NAZI di
bersih, mereka akan diracun dan Cekoslowakia dan pejabat pusat
dikremasi di sebuah bunker kekuasaan Hitler di Berlin. Dengan dalih
krematorium yang khusus dirancang kelancaran produksi untuk kepentingan
NAZI Jerman sebagai ‘solusi akhir bagi perang, tentara pengawas pabrik
pertanyaan mengenai nasib umat Brunnlitz tidak diperkenankan
Yahudi’.11 mencampuri urusan produksi. Untuk
memastikan kebijakan itu dipatuhi,
Tak satu pun dari mereka ia
Schindler tidak memperbolehkan
tinggalkan di Auschwitz-Birkenau.
penjaga masuk pabrik tanpa ijin
Schindler berhasil mengumpulkan 1,100
darinya.
pekerjanya di Brunnlitz. Kali ini, bisnis
amunisi Schindler tidak lagi bertujuan Schindler menghabiskan jutaan
untuk menghasilkan uang untuknya. reichsmarks untuk makanan dan tempat
tinggal yang layak bagi 1,100 yang ia
Orientasi bisnis Schindler telah
tampung di Brunnlitz. Seluruhnya
bertransformasi. Mirip kisah-kisah injil
berasal dari laba bisnis di Polandia.
sinoptik tentang transformasi spiritual
Sesaat sebelum Jerman dikabarkan
para pemungut cukai setelah berjumpa
menyerah tanpa syarat pada sekutu,
Yesus. Schindler sadar ia war-profiteer,
catatan keuangan Stern telah
dan ia tahu tak ada perang yang tak
menyatakan Schindler di posisi nyaris
pernah berakhir. Ia pernah bilang pada
bangkrut.
Stern di Plaszow, “some day, this is all
going to end, you know ...” Sebagai anggota NAZI, kekalahan
Jerman menempatkan Schindler dalam
“Jika pabrik ini memproduksi
daftar buruan sekutu. Ia mengadakan
amunisi yang bisa ditembakkan, aku
suatu acara perpisahan dengan
akan sangat kesal,” kata Schindler
pekerjanya pada suatu malam di awal
kepada Stern. Di Krakow, keuntungan
Mei 1945, sesaat sebelum melarikan diri
produksi panci dan pot Schindler
keluar Cekoslowakia. Saat pagi menyapa
mencapai 16,000,000 reichsmarks. Di
Brunnlitz, mereka yang ditinggalkan
Brunnlitz, pabriknya hanya
Schindler dibebaskan tentara Soviet.
menghasilkan 35,000 reichsmarks plus

11
George Sanford et.al., Op.Cit. 82.
12
Ray Jones, Op.Cit. 14.
44 REFLEKSI HUKUM [Vol. 9, No. 1

Kini, dari 6.000 populasi keturunan Universitas Chicago peraih Nobel


Yahudi di Polandia, 2.000 diantaranya ekonomi tahun 1976. Dalam satu
adalah keturunan Yahudi Schindler. tulisan pendek berjudul The Social
Schindler wafat 9 Oktober 1974, setelah Responsibility of Business is to Increase
berkali kali gagal membina bisnis dan its Profits di New York Times Magazine
rumah tangga. Ia meninggalkan 13 September 1970, shareholder primacy
pusaranya di kompleks pekuburan dijelaskan Friedman sebagai tanggung
Katolik Roma di wilayah Mount Zion, jawab sosial perusahaan yang
Yerusalem, dan sepenggal kisah diletakkan dalam lingkup manajerial
‘keselamatan’ dalam tragedi dari seorang manajer.13
kemanusiaan terbesar, terkejam dan
paling kelam dalam sejarah kontemporer Menurut Friedman, dimana-mana
Eropa. yang punya kewajiban itu hanya
manusia, sehingga tanggung jawab
Stakeholder Theory dan Bisnis hanya bisa dilekatkan kepada manusia.
Schindler Eksekutif perusahaan, baik direktur,
manajer atau tokoh-tokoh yang terlibat
Mengapa stakeholder theory? Ini
dalam kegiatan manajerial dalam
pertanyaan mendasar untuk memahami
kapasitasnya sebagai seorang individu
model tanggung jawab sosial
dimaknai Friedman sebagai seorang
perusahaan Schindler yang akan diurai
pebisnis. Friedman memandang manajer
pada bagian ini.
sebagai pebisnis pengemban tugas yang
Walaupun tidak lagi membeda- dipercayakan oleh pemegang saham. Itu
bedakan stakeholder theory dengan teori hanya terjadi dalam suatu perusahaan
yang lain—seperti yang dicatat dalam yang kepemilikan dan aktivitas
catatan kaki di awal tulisan ini—studi manajerialnya berada dalam dua entitas
epistemologis tentang stakeholder theory terpisah.14
yang dilakukan Donaldson dan Peterson
Di tulisan itu, Friedman
telah memberi kesan bahwa stakeholder
mengingatkan bahwa tanggung jawab
theory memiliki landasan epistemologi
sosial yang paling mulia dari suatu
yang paling kokoh untuk digunakan
perusahaan adalah menciptakan laba
sebagai alat analisis performa etika dan
sebesar-besarnya bagi pemilik modal.
moril suatu perusahaan.
Dalam rangka menciptakan keuntungan
sebesar-besarnya, manajer tidak terikat
Konsep tanggung sosial perusahaan
dengan kewajiban-kewajiban sosial yang
dengan titik pumpunan pada
memberikan perhatian kepada unsur-
kepentingan pemegang saham
unsur eksternal selain kelompok pemilik
(shareholder primacy) diintrodusir Milton
modal.15
Friedman, profesor emeritus di
13
Karl Bertens, Op.Cit. 293.
14
Milton Friedman, ‘The Social Responsibility of Business is to Increase its Profits’ (The New York
Times Magazine, September 13, 1970).
15
Ibid.
2015] STAKE HOLDER THEORY DAN KARYA KESELAMATAN SCHINDLER 45

Pandangan Friedman menyebabkan The business of business is business dan


pada dekade 70-an, performa etika dan return on investment adalah istilah-
moril suatu perusahaan dipahami istilah populer dalam ranah shareholder
sebagai tanggung jawab sosial primacy. Namun tidak ada klausul
perusahaan untuk menciptakan tentang return on investment dalam
keuntungan sebesar-besarnya dalam kesepakatan bisnis antara Schindler
rangka melayani kepentingan pemilik dengan investor. Para investor Yahudi-
modal. Tanggung jawab ekonomis untuk Polandia tidak dijanjikan keuntungan
meningkatkan keuntungan pemilik dengan alur seperti itu oleh Schindler.
modal sebagai tanggung jawab sosial Substansi kesepakatan antara Schindler
perusahaan diarahkan Friedman dan investornya tidak dalam konteks
sebagai keuntungan perusahaan yang tanggung jawab ekonomis perusahaan
akan berkontribusi bagi kinerja sebagai tanggung jawab sosial
perekonomian suatu negara sehingga perusahaan dalam ranah shareholder
kesejahteraan masyarakat bisa primacy Friedman.
terwujud.
Schindler tidak punya kewajiban
Namun itu sudah puluhan tahun menghasilkan keuntungan bagi
lalu. Menurut R. Edward Freeman, 20 pemodal. Sekali lagi, tidak ada return on
tahun lalu, pihak-pihak selain pemilik investment. Kewajiban Schindler sebagai
modal dianggap tidak memberikan war-profiteer hanya menyediakan lahan
pengaruh apapun terhadap kinerja dan pekerjaan kepada Yahudi-Polandia
strategi bisnis perusahaan. Kini, penghuni Ghetto di Krakow, dan
efektivitas penerapan strategi bisnis menyuplai panci dan pot yang
suatu perusahaan tidak hanya diproduksi pabriknya agar bisa dibarter
berhubungan dengan ‘mengurusi’ dengan komoditas lain di dalam Ghetto
kelompok-kelompok yang guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan
mempengaruhi perusahaan 16 . penghuninya.
Bagaimana krusialnya peran divisi
Bisnis Schindler saat Perang Dunia
humas dalam perusahaan-perusahaan
II memiliki dinamika yang unik dalam
saat ini, serta beragam aksi-aksi
interaksinya dengan rejim kekuasaan di
kegiatan sosial yang dimasukkan dalam
Polandia. Rejim NAZI Jerman yang
rencana strategis perusahaan adalah
menguasai Polandia saat itu
gejala yang bisa menjelaskan ‘mengurusi
menerapkan kebijakan-kebijakan sarat
urusan-urusan dari kelompok-kelompok
sentimen anti Yahudi. Sejak NAZI
luar yang bisa dipengaruhi’ juga penting
memegang tampuk kekuasaan Jerman
bagi efektivitas kinerja bisnis suatu
pada 1933, saat itu juga dilegislasi suatu
perusahaan.17
aturan hukum yang mengeluarkan

16
R. Edward Freeman, Strategic Management: A Stakeholder Approach (Pitman 1984) 46.
17
R. Edward Freeman dan David L. Reed, ‘Stockholders and Stakeholders: A New Perspective on
Corporate Governance’ (1993) XXV California Management Review 88, 89.
46 REFLEKSI HUKUM [Vol. 9, No. 1

warga keturunan Yahudi dari proteksi suatu perusahaan. Kelompok atau


hukum Jerman. Untuk melindungi individu selain pemilik modal itu yang
sektor perekonomian Jerman, kekayaan dimaksud sebagai stakeholder oleh
warga keturunan Yahudi ‘secara legal’ Freeman dengan mendefinisikan sebagai
dirampas oleh negara melalui hukum “groups and individuals that can affect,
Aryanization yang diundangkan pada or are affected by organizational
1938. Guna mendukung efektivitas purpose.” 19 Dalam Black’s Law
penerapannya, warga keturunan Yahudi Dictionary, “stakeholder is a person who
dihidupi secara tidak layak di dalam has an interest or concern in a business
Ghetto, disiksa di dalam kamp-kamp or enterprise, though not necessarily as
kerja paksa sebelum dimusnahkan an owner.” 20
dalam kamp holocaust di Auschwitz.
Menurut Friedman dan Miles,
Saat dikuasai rejim NAZI, stakeholder terdiri dari pemodal,
kesejahteraan warga di Polandia jauh konsumen, pemasok dan distributor,
panggang dari api. Situasi ini bukan pekerja dan komunitas lokal sekitar
tidak disadari Schindler. Sebagai war- perusahaan.21 Analisis selanjutnya akan
profiteer, alih-alih mendirikan memberi perhatian khusus bagi para
perusahaan dengan tujuan pekerja Yahudi-Polandia Schindler.
meningkatkan kesejahteraan
Dalam film Schindler List, sempat
masyarakat, ia memanfaatkan
digambarkan tentang motivasi utama
kebijakan aryanization rejim
Schindler untuk memberi kesempatan
pemerintahan NAZI Jerman yang
bagi para Yahudi-Polandia penghuni
menegasi kesejahteraan warga Yahudi-
Ghetto di Krakow bekerja di pabrik pot
Polandia sebagai pelicin ekspansi
dan panci yang dijalankannya. Pada saat
bisnisnya di Polandia. Namun perlu
mulai menjalankan aktivitas
dicatat juga, bisnis yang ia bangun
perusahaan, alasan Schindler merekrut
selaras dengan tujuan dari hukum NAZI
pekerja Yahudi karena pekerja Yahudi
Jerman, lama kelamaan malah
dibayar lebih murah dibandingkan jika
mengkhianati semangat anti Yahudi
ia merekrut tenaga kerja orang Polandia.
yang terkandung di dalamnya.
Ini salah satu pertimbangan kenapa
Menurut Bertens, yang perlu ditolak Schindler berjanji akan mempekerjakan
dalam pandangan shareholder primacy Yahudi-Polandia penghuni Ghetto
Friedman adalah tekanan berat sebelah sebagai salah satu klausul yang
pada kepentingan pemilik modal.18 Ada ditawarkan saat menyusun kesepakatan
kelompok maupun individu-individu di bisnis dengan investornya.
luar itu yang punya kepentingan dan
memberikan pengaruh terhadap kinerja

18
Karl Bertens, Op.Cit. 295.
19
R. Edward Freeman, Op.Cit. 25.
20
Bryan A. Gardner (ed. in chief), Black’s Law Dictionary (West Co. 2009) 1534.
21
Andrew L. Friedman dan Samantha Miles, Op.Cit. 13.
2015] STAKE HOLDER THEORY DAN KARYA KESELAMATAN SCHINDLER 47

Saat NAZI Jerman menguasai The first relates to the empirical nature
of responsibility. Theory here is based on
Polandia, seorang tenaga kerja Yahudi- the idea that an organization’s interests
Polandia yang terampil diupah 7 are the first to be taken into account, and
reichsmarks per hari, sedangkan upah that its subsequent efforts are then
‘divided’ up among its various
per hari untuk pekerja perempuan dan stakeholders in a way reflecting their
tidak memiliki keterampilan adalah 5 respective levels of importance. Here
reichsmarks. Namun upah dari information is seen as a crucial element
allowing the organization to ‘manage’ its
perusahaan itu tidak diberikan kepada relationships; at the very least to avoid
pekerja, tapi harus disetor perusahaan stakeholder opposition; and where
kepada Kantor Administrasi dan possible to gain their adherence. The
second relates to the organization-
Ekonomi NAZI. stakeholders relationship, conceived of
here as a social relationship implying the
Namun situasi mengenaskan yang genesis of an organization’s
dialami para Yahudi-Polandia penghuni responsibility to its stakeholders. This is
Ghetto di Krakow dan kebijakan a normative approach to responsibility.23
perburuhan rejim NAZI Jerman di
Menurut Redd, dua perspektif
Polandia yang tidak berpihak pada
stakeholder theory tersebut sejalan
pekerja keturunan Yahudi saat itu bisa
dengan konsep normative, instrumental
menghindari penyudutan terhadap
and descriptive stakeholder theory dari
Schindler sebagai industrialis yang tidak
Donaldson dan Peterson yang secara
peduli terhadap kesejahteraan para
epistemologis membagi stakeholder
pekerjanya. Demi kelancaran produksi,
theory menjadi tiga lapisan:
Schindler memberi makan pekerja di
dalam pabrik dengan makanan Descriptive are defined as to whether
mengandung 2.000 kalori per orang, tiga they are affected by the firm and/or can
kali lipat lebih besar dari batasan jumlah potentially affect the firm, the former if
the object of investigation is the effect of
kandungan kalori yang ditetapkan the firm’s activities and the latter if it is
dalam kebijakan NAZI Jerman di the decision-making process of the firm.
Polandia tentang penghapusan hak-hak Instrumental are defined by the need of
management to take them into
dasar dan kesejahteraan buruh consideration when trying to achieve their
keturunan Yahudi.22 goals. Normative have valid normative
claims on the firm.24
Yvon Pesqueux dan Salma Damak-
Ayadi dalam “Stakeholder Theory in Ketiga aspek ini saling melapisi satu
perspective” memperkenalkan dua sama lain. Aspek descriptive stakeholder
varian stakeholder theory dalam ranah theory sebagai lapisan paling luar dari
konsep tanggung jawab sosial model stakeholder theory ini
perusahaan:

22
Ray Jones, Op.Cit. 12.
23
Yvon Pesqueux dan Salma Damak-Ayadi, ‘Stakeholder Theory in perspective’ (2005) 5 Corporate
Governance Journal 5, 8.
24
Andrew L. Friedman dan Samantha Miles, Op.Cit. 30.
48 REFLEKSI HUKUM [Vol. 9, No. 1

menunjukkan dan menjelaskan aspek menjembatani lapisan-lapisan


praktis tekait karakter utama pendirian deskriptif, instrumental dan normatif
perusahaan, instrumental stakeholder dari stakeholder theory dalam konsep
theory pada lapisan setelahnya normative, instrumental and descriptive
menjelaskan bagaimana manajemen stakeholder theory menurut Donaldson
menjalankan manajerial dalam rangka dan Peterson.
mewujudkan karakter perusahaan,
sedangkan aspek terdalam yaitu PENUTUP
normative stakeholder theory menjadi
Keputusan-keputusan manajerial
panduan bagi perusahaan dan
etis yang diterapkan oleh direksi dan
manajemen untuk menerapkan strategi
manajemen suatu perusahaan adalah
manajemen perusahaan dengan
suatu tanggung jawab moral yang
memasukkan aspek etis.
seringkali bertabrakan dengan tanggung
Pada awalnya karakter pabrik yang jawab ekonomis dan tanggung jawab
didirikan Schindler hanya untuk hukum yang seharusnya dijalankan oleh
mencari keuntungan dengan suatu perusahaan. Bisnis Schindler
memanfaatkan situasi perang dan yang semula dijalankan menurut
kebijakan Aryanisasi yang diwajibkan kebijakan Aryanisasi yang diwajibkan
pemerintah NAZI Jerman yang pemerintah NAZI Jerman, lama-
menguasai Polandia. Schindler sadar kelamaan mulai berseberangan dengan
betul posisinya sebagai direktur DEF. misi ekonomi dan tanggung jawab
Namun beberapa pertimbangan hukum yang dibebankan pemerintah
kemanusiaan seiring intensnya interaksi NAZI kepadanya. Transformasi karakter
Schindler bisnis dengan Stern yang bisnis Schindler dalam artikel ini
melakukan tindakan-tindakan menunjukkan karakteristik dan
manajerial perusahaan untuk keterhubungan dari lapisan deskriptif,
melindungi hak hidup Yahudi-Polandia instrumental dan normatif dari
dan bertentangan dengan misi ekonomi stakeholder theory dalam konsep
dan tanggung jawab hukum yang “normative, instrumental and descriptive
dibebankan pemerintah NAZI di Polandia stakeholder theory” menurut Donaldson
(dalam pandangan Friedman adalah dan Peterson yang memiliki landasan
kelakuan yang pantas disebut epistemologi yang lebih kokoh dibanding
merugikan pemilik modal) dan shareholder theory untuk menganalisis
interaksinya dengan Goeth, komandan performa etika bisnis dan kewajiban
kamp kerja paksa yang disuap Schindler moral suatu perusahaan.
untuk menjadikan pabriknya menjadi
DAFTAR BACAAN
‘Bahtera Nuh’ bagi Yahudi-Polandia dan
mewujudkan keselamatan 1,100 nama Buku
dalam Schindler’s List adalah suatu
transformasi bisnis Schindler yang Bertens, Karl, Pengantar Etika Bisnis
dapat dimaknai sebagai proses (Kanisius 2000).
2015] STAKE HOLDER THEORY DAN KARYA KESELAMATAN SCHINDLER 49

Budiyono, Tri, Hukum Perusahaan: Keneally, Thomas, ‘Oskar? He was a God’


Telaah Yuridis terhadap Undang- (The Guardian, June 18, 2004).
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (Griya Media Pesqueux, Yvon, dan Salma Damak-
2011). Ayadi, ‘Stakeholder Theory in
perspective’ (2005) 5 Corporate
Freeman, R. Edward, Strategic Governance Journal 5.
Management: A Stakeholder
Approach (Pitman 1984). Internet

Friedman, Andrew L., dan Samantha Axelrod, Toby, ‘Oscar Shindler: Rake and
Miles, Stakeholders: Theory and Saviour’ <http://
Practice (Oxford University Press www.auschwitz.dk/schindler2.htm>
2006). diakses 27 September 2014.

Gardner, Bryan A. (ed. in chief), Black’s Victor, Edward, ‘Expropriation


Law Dictionary (West Co. 2009). (Aryanization) of Jewish Property’
<http://www.edwardvictor.com/
Sandford, George, et.al., Adolf Hitler dan Holocaust/expropriation_main.htm>
Holocaust: Mengungkap Fakta, diakses 27 September 2014.
Sejarah dan Kontroversi di balik
Holocaust (Prismasophie 2007). Wikipedia, ‘Amon Göth’ <http://
en.wikipedia.org/wiki/
Jurnal dan Artikel Amon_G%C3%B6th> diakses 27
September 2014.
Freeman, R. Edward, dan David L. Reed,
‘Stockholders and Stakeholders: A
New Perspective on Corporate
Governance’ (1993) XXV California
Management Review 88.

Friedman, Milton, ‘The Social


Responsibility of Business is to
Increase its Profits’ (The New York
Times Magazine, September 13,
1970).

Jones, Ray, ‘The Economic Puzzle of


Oskar Schindler: Amenity Potential
and Rational Choice’ (1998) 57
American Journal of Economics and
Sociology 3.
50 REFLEKSI HUKUM [Vol. 9, No. 1

Anda mungkin juga menyukai