*apridamai@usd.ac.id
Abstrak
Abstract
(Understanding The Education Method Of Sasoko Kobayashi In Novel Totto Chan: The
Little Girl At The Window By Tetsuko Kuroyanagi) This study was aimed to describe the
humastic educational method applied by Sosaku Kobayashi at Tomoe Gakuen school in Totto
Chan's novel: The Litle Girl At The Window by Tetsuko Kuroyanagi. The method used in this
research was descriptive. Based on the analysis of the study of Totto Chan's novel: The Litle
Girl At The Window by Tetsuko Kuroyanagi, it can be concluded that the educational method
applied by Sosaku Kobayashi at Tomoe Gakuen school was a method of humanistic education
including ways to create authentic personality such as (1) strengthen students' confidence in
giving meaning to life (2) paving the way for self-development, based on freedom and
responsibility, (3) guiding learners to find life with self-motivation and desire to become more,
(4) developing a worldview in a way original and expression in accordance with the students
themselves. The four things can be seen through the learning activities in the classroom,
learning activities outside the classroom, school rules, and the role of educators in learning.
menjadi dasar untuk dijadikan acuan para manusia dalam menaruh perhatian, empati,
pemikir pendidikan humanistik adalah eksistensi diri (Alauddin, 2015).
potensi manusia yang harus digali
sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya Inti dari pendidikan adalah untuk
tanpa dibatasi dengan berbagai dogma menciptakan kepribadian autentik dalam
yang mengekang rasionalitas manusia. perjuangan untuk menghidupkan kembali
Seperti yang dikatakan oleh (Aloni, 2013). dan merekonstruksi perasaan ke “aku”an
dari pembelajaran. Adapun cara untuk
“Humanistic education is menciptakankepribadian autentik dapat
characterized by general and multi- dilakukan dengan (1) memperkuat
faceted cultivation of the personality kepercayaan diri peserta didik dalam
of those being educated, in a climate memberikan makna kehidupan, (2)
of intellectual freedom and respect membuka jalan untuk mengembangkan
for human dignity, towards the best kemampuan diri, berdasarkan kebebasan
and highest life of which they are dan tanggung jawab, (3) membimbing
capable in there fundamental peserta didik untuk menemukan kehidupan
domains of life: as individual who dengan motivasi diri dan keinginan untuk
harmoniously and authentically menjadi lebih, (4) mengembangkan cara
realize their potential, as involved pandang secara original dan berekspresi
and responsible citizens in a sesuai dengan diri peserta didik (Aloni,
democracy, and as human beings 2013).
who enrich and perfect themselves
through active engagement with the Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik
collective achivement of human untuk mengkaji novel Totto Chan: The
culture.” Litle Girl At The Window karya Tetsuko
Kuroyanagi karena dalam novel ini
Pengertian yang diungkapkan di atas terdapat banyak metode pendidikan yang
memberikan gambaran bahwa pendidikan dapat dijadikan acuan dalam proses
humanistik merupakan usaha dalam pembelajaran dan memfokuskan makalah
membentuk manusia yang memiliki aspek ini mengenai metode pendidikan
dimensional dengan kondisi belajar dengan humanistik yang diterapkan oleh Sosaku
penuh kebebasan dan penghargaan atas Kobayashi di sekolah Tomoe Gakuen
martabat manusia. Pendidikan humanistik untuk membentuk kualitas karakter peserta
adalah pendidikan yang memfokuskan didik khususnya pada tokoh Totto-chan.
pada peran peserta didik, yaitu pola Penulis menjadikan novel Totto Chan: The
pendidikan yang menghargai keragaman Litle Girl At The Window karya Tetsuko
karakteristik peserta didik dan upaya untuk Kuroyanagi sebagai bahan kajian dengan
mengembangkan setiap potensi peserta judul “Menyelami Metode Pendidikan
didik secara optimal sehingga peserta didik Tokoh Kobayashi dalam Novel Totto
dapat memiliki kecakapan dalam hidup Chan: The Little Girl At The Window
selaras dengan kondisi pribadi dan Karya Tetsuko Kuroyanagi”
lingkungan (Alauddin, 2015).
Salah satu tujuan dari pendidikan yang METODE
humanistik adalah menciptakan manusia Penelitian ini merupakan penelitian
yang autentik. Kepribadian yang autentik deskriptif yang bertujuan untuk
merujuk pada kemampuan manusia dalam mendeskripsikan metode pendidikan yang
berpikir bukan hanya pada dirinya dilakukan oleh Sasoko Kobayashi (tokoh
melainkan juga berpikir bagaimana guru) dalam novel Totto Chan. Teknik
menjadi dirinya secara utuh. Kepribadian pengumpulan data yang digunakan dalam
yang autentik ini akan membimbing penelitian ini adalah studi dokumentasi.
“Bayangkan Toto-Chan dan mama Pada novel Totto Chan: The Litle Girl At
sampai di sekolah jam delapan tapi The Window, Tokoh Totto-Chan memiliki
ketika dia selesai bercerita, dan watak yang dinamis. Hal ini diperlihatkan
menyatakan dia murid sekolah itu, pria melalui alur cerita yang ada dalam novel
itu melihat jam sakunya dan berkata, tersebut. Totto-chan yang awalnya
“ah, sudah waktunya makan siang.” Jadi dianggap seorang anak yang nakal karena
kepala sekolah sudah mendengarkan rasa keingintahuannya yang besar
cerita Toto-Chan lebih dari empat jam kemudian berubah kepribadiannya menjadi
penuh!” (Kuroyanagi, 2008). pribadi yang lebih baik melalui proses
pendidikan yang diterapkan oleh Sosako
Kutipan di atas menjelaskan mengenai Kobayashi di sekolah Tomoe Gakuen.
sosok Sasoko Kobayashi sangat Berikut kutipan yang diambil dari
menghargai peserta didik. Ini dibuktikan percakapan guru kelas Totto-chan dengan
dengan dia mendengarkan cerita yang mama yang menunjukkan tingkah laku
diutarakan oleh Totto-Chan hampir empat Toto-chan yang dianggap nakal oleh
jam tanpa sedikitpun merasa ngantuk gurunya.
ataupun bosan dalam mendengarkan cerita
yang diutarakan oleh Totto-Chan. “Sekarang anda pasti bisa
membayangkan betapa kelakuannya
Watak tokoh dalam karya sastra dibedakan membuat kelas menjadi kacau, kan?
menjadi tokoh antagonis serta protagonis. “ kata guru itu emosi (Kuroyanagi,
Tokoh protagonis adalah tokoh yang 2008).
wataknya disukai pembaca. Tokoh ini
memiliki pribadi yang baik dan positif. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat
Sedangkan tokoh antagonis merupakan bahwa Totto-chan dianggap sebagai anak
tokoh yang wataknya tidak disukai yang nakal karena memiliki kelakukan
pembaca (Siswanto, 2008). Tokoh Sasoku yang berbeda dengan anak lain di sekolah.
Kobayashi tergolong pada tokoh Hampir setiap waktu, di sekolahnya yang
protagonis yang memiliki karakter yang lama Totto-chan selalu membuat keributan
baik dan selalu menghargai kepada peserta dikelas dengan tingkah lakunya.
didik. Sebenarnya, Totto-chan merupakan anak
yang baik. Berikut kutipan yang
b) Totto-chan menunjukan bahwa Totto-chan adalah
Tetsuko Kuroyanagi merupakan nama anak yang baik.
panjang dari Totto-chan. Totto-chan
merupakan anak pertama dalam keluarga. Dia baik hati kepada siapa saja
Ayah Totto-chan adalah seorang pemain khususnya kepada kawan-kawanya
biola profesional dan ibunya adalah ibu yang punya cacat tubuh. Ia selalu
rumah tangga yang bekerja untuk membela mereka. Jika anak dari sekolah
mengelola keluarga. Totto-Chan memiliki lain mengatai kawan-kawanya yang
peliharaan seekor anjing yang diberinama cacat, ia berani berkelahi dengan yang
Rocky. Perkembangan kepribadian tokoh jahat, walaupun akhirnya ia menangis
dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh (Kuroyanagi, 2008: 187).
statis dan tokoh dinamis. Tokoh Statis
merupakan tokoh yang memiliki Totto-chan juga memiliki watak yang
kepribadian yang tetap, sedangkan tokoh periang dan penuh semangat apalagi ketika
dinamis merupakan tokoh yang memiliki dia mengetahui ada hal baru yang belum
kepribadian yang berkembang (Aminudin, dia tahu. Berikut kutipan yang
2012). menunjukkan bahwa Totto-chan adalah
anak yang penuh semangat dan periang.
Melalui pendekatan yang dilakukan oleh Banyak bom yang dijatuhkan pesawat
Sosaku Kobayashi sifat yang ada pada Oe- pembom B29 menimpa gerbong-
kun berubah menjadi anak yang sopan gerbong kereta api yang berfungsi
hingga akhirnya Totto-chan mendapatkan sebagai kelas (Kuroyanagi, 2008: 247).
pemahaman bahwa anak laki-laki harus
bersifat sopan dengan anak perempuan. d. Latar Sosial
Kutipan yang menunjukkan perubahan Oe- Reformasi pendidikan di Jepang dimulai
kun ditunjukkan melalui kutipan berikut. pada tahun 1868 dengan ditandai kebijakan
dari kaisar Jepang yang populer dengan
Maaf, tadi aku menarik-narik sebutanRestorasi Meiji. Novel ini
rambutmu,” kata Oe dengan suara merupakan gambaran mengenai
bernada datar. pendidikan pasca Restorasi Meiji tepatnya
Kata kepala sekolah aku harus bersikap di tahun 1930 sampai dengan 1945. Di
manis pada anak perempuan tahun tersebut negara Jepangsudah pada
(Kuroyanagi, 2008: 159). posisi reformasi pendidikan secara
menyeluruh termasuk memasukkan
pendidikan barat kedalam sistem
b. Latar Tempat pendidikan (Andari, 2011).
a) Letak Sekolah Tomoe Gakuen
Tomoe Gakuen terletak di Tokyo tenggara, Walaupun sistem pendidikan yang
tiga menit jalan kaki dari Stasiun diterapkan Mr. Kobayashi sungguh unik,
Jiyugaoka di jalur Tokyo (Kuroyanagi, sebenarnya dia banyak dipengaruhi
2008: 250). gagasan-gagasan dari Eropa dan negara-
negara lain (Kuroyanagi, 2008: 149)
b) Kelas Tomoe Gakuen
Kelas yang dimiliki oleh sekolah Tomoe e. Alur
Gakuen bukan merupakan ruang kelas Alur merupakan rangkaian peristiwa-
dengan gedung yang terbuat dengan peristiwa dalam sebuah cerita yang
menggunakan pilar-pilar beton melainkan terhubung berdasarkan kualitas yang
dengan menggunakan gerbong kereta. mencakup perubahan sikap karakter,
kilasan-kilasan pandangan, keputusan-
Sekolah itu menggunakan enam gerbong keputusan dan segala pengubah dalam diri
kereta yang sudah tidak terpakai tokoh (Stanton, 2007). Alur sebagai jalinan
(Kuroyonagi, 2008: 20). peristiwa dalam karya sastra untuk
mencapai efek tertentu (Siswanto, 2008).
c. Latar Waktu Maka dari pendapat ahli tersebut, dapat
Sekolah Tomoe Gakuen dibangun di tahun disimpulkan bahwa alur merupakan
1937 yang masuk pasca restori meiji dan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam cerita
berakhir di tahun 1945. Tomoe Gakuen yang terhubung karena adanya sebab
terbakar dan berakhir karena perang dunia akibat.
II. Berikut kutipan yang menunjukkan latar
waktu sekolah Tomoe Gakuen. Novel Totto Chan: The Litle Girl At The
Window karya Tetsuko Kuroyanagi
Mr Kobayashi belajar bertahun-tahun menggunakan alur maju karena dimulai
sebelum mendirikan Tomoe Gakuen di dari tahap awal hingga akhir. Awal dari
tahun 1937. Sekolah itu terbakar habis novel ini ditandai dengan tokoh Totto-chan
tahun 1945, jadi masa hidupnya singkat yang dianggap anak nakal karena sering
sekali (Kuroyanagi. 2008: 251). membuat ulah di kelas hingga akhirnya dia
dikeluarkan di hari pertama dia bersekolah.
Selanjutnya tokoh mama memindahkan
Dari kutipan tersebut secara tidak Pada hakikatnya pembelajaran yang ada di
langsung anak diajak belajar tentang Tomoe Gakuen khususnya di kelas
biologi yang dikemas dengan acara bebas menggunakan metode pembelajaran yang
dan santai. Selain memberikan materi bebas dan mandiri. Metode pembelajaran
pelajaran, Sosaku Kobayashi juga bebas di sini adalah pembelajaran yang
memberikan pemahaman untuk selalu mengutamakan minat siswa dalam belajar.
menghargai kepada setiap manusia Guru dalam metode yang ada di Tomoe
walaupun mereka mempunyai kekurangan. Gakuen berperan sebagai fasilitator.
Hal tersebut dapat dilihat dari kegiatan Fasilitator yang dimaksud adalah guru
olah raga berenang. memberikan kemudahan bagi peserta didik
dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat
Anak yang kurus, gendut, laki-laki, dilihat melalui kutipan di bawah ini.
perempuan. Semua tertawa, berteriak,
bermain ciprat-cipratan dalam pakaian Di awal jam pelajaran pertama, guru
yang mereka kenakan waktu mereka membuat daftar semua soal dan
dilahirkan (kuroyanagi, 2008: 72). pertanyaan mengenai hal-hal yang akan
diajarkan hari ini. Kemudian guru
Dari kutipan di atas, Sosaku Kobayashi berkata, “Sekarang, mulailah dengan
mencoba memberikan pemahaman kepada salah satu dari ini. Pilih yang kalian
setiap anak bahwa setiap manusia itu suka.” (Kuroyanagi, 2008: 37).
istimewa. Selain itu tujuandari kegiatan ini
adalah untuk menghilangkan rasa rendah Guru akan mendatangi murid jika
diri peserta didik khususnya pada diminta dan menjelaskan setiap hal
kekurangan fisik. Hal ini dibuktikan pada sampai anak itu benar-benar mengerti.
kutipan berikut ini. Kemudian mereka diberikan latihan-
latihan lain untuk dikerjakan sendiri
Mula-mula anak-anak yang cacat (Kuroyanagi, 2008: 38).
merasa malu, tapi perasaan itu segera
hilang dan akhirnya mereka benar-benar Dari kedua kutipan di atas, dapat
berhasil menghilangkan rasa malunya. disimpulkan bahwa metode pendidikan
(Kuroyanagi, 2008: 73). yang dilakukan oleh Sosaku Kobayashi di
sekolah Tomoe Gakuen adalah metode
Menyeimbangkan teori dan praktik dalam bebas dan mandiri. Hal ini dilakukan
kegiatan pembelajaran di alam ini sebagai salah satu cara untuk membentuk
membuat peserta didik mengerti dan kepribadian yang autentik
memahami pelajaran dengan cepat karena
di umur tersebut anak masih pada masa c. Peraturan Sekolah
usia 7-12 tahun anak maasuk dalam Peraturan sekolah pada umumnya menjadi
operasional kongkrit, tanpa objek fisik di momok yang menakutkan bagi peserta
hadapan mereka, anak-anak pada tahap didik karena hanya berisi peraturan-
operasional kongkrit masih peraturan yang mengikat. Jika melanggar
mengalamikesulitan besar dalam aturan tersebut maka hukumanlah yang
menyelesaikan tugas-tugas logika. maka didapat. Berbeda dengan Sekolah Tomoe
dari itu metode yang dilakukan disekolah Gakuen, kebijakan kepala sekolah Sosaku
Tomoe Gakuen khususnya anak kelas 1 Kobayashi tidak memberikan peraturan-
menggunakan metode yang peraturan yang mengikat dan penuh
menyeimbangkan teori dan praktik. tekanan pada peserta didik. Hal ini dapat
dilihat dari beberapa kutipan yang ada
b. Kegiatan Belajar Tomoe Gakuen di dalam novel.
Dalam Kelas
chan yang sedang mencari dompetnya yang keluar dari peserta didik mendengar
karena terjatuh di kakus. Hal ini bermula perkataan atau intruksi yang diberikan oleh
ketikaTotto-chan mengintip lubang di kepala sekolah. Dampak dari metode
kakus dan dompetnya akhirnya terjatuh. pendidikan yang berjalan lancar karena
Totto-chan mencoba mencarinya di lubang perasaan senang peserta didik akan
pembuangan yang penuh dengan kotoran. berdampak pada pemahaman peserta didik
Diceritakan Totto-chan membongkar terhadap materi pembelajaran.
tempat pembuangan kotoran untuk mencari
dompetnya yang terjatuh di kakus. Kondisi b) Pemberian Sugesti sebagai Bentuk
Totto-chan penuh dengan kotoran karena Motivasi
mengeluarkan kotoran yang ada disapiteng Sugesti merupakan pengaruh dari jiwa atau
membuat bau busuk menyebar diseluruh perbuatan seseorang sehingga
halaman. Kebanyakan orang dewasa, jika mempengaruhi pikiran, perasaan, dan
mendapati Totto-chan dalam situasi seperti kemauan. Melalui sugesti positif, peserta
itu, akan bereaksi dan memarahi Totto- didik secara tidak langsung akan
chan, namun kepala sekolah berbuat mendapatkan suatu dorongan dalam diri
sebaliknya, dia tidak marah bahkan yang dipengaruhi oleh sugesti tersebut
memberikan pelajaran mengenai tanggung (Ahmadi, 2013). Sugesti ini efektif
jawab dengan mengungkapkan kata-kata diberikan kepada Totto-chan oleh Sosaku
yang sopan seperti kutipan di atas. Kobayashi dalam membentuk karakter
Dampak dari perkataan yang sopan ini individu.
menimbulkan pemahaman mengenai
tanggung jawab, yaitu segala sesuatu yang Tingkah laku nakal Totto-chan berubah
dilakukan harus dapat ketika Totto-chan ditangani oleh Sosaku
dipertanggungjawabkan serta tidak Kobayashi di sekolah Tomoe Gakuen
mengulangi kesalahan yang sama yaitu melalui metode yang diterapkan di sekolah
mengintip kedalam lubang kakus. tersebut. Salah satu metode yang dilakukan
Sebagai seorang pendidik, Sosako Sosaku Kobayashi melalui pemberian
Kobayashi merupakan sosok yang sugesti untuk memotivasi. Berikut kutipan
menyenangkan. Hal ini ditunjukan melalui yang menunjukkan pemberian motivasi
metode-metode yang digunakan dalam kepada Totto-chan.
pelaksanaan pembelajaran seperti
pembelajaran makan bersama, masak “Kau benar-benar anak baik, kau tahu
bersama,dan berjalan-jalan sambil belajar. itu, kan?” itu selalu dikatakan Sosaku
Salah satu kutipan yang menunjukkan Kobayashi setiap kali berpapasan
bahwa Sosaku Kobayashi adalah guru dengan Totto-chan. (Kuroyanagi, 2008:
yang menyenangkan. 187).
Kejadian dipagi hari, kepala sekolah Melalui cara tersebut, Totto-chan dapat
berkata kepada murid-murid,”udara merasa yakin akan dirinya bahwa dia
tiba-tiba panas, sebaiknya aku mengisi adalah anak yang baik. Perlahan dengan
kolam.” adanya motivasi tersebut, watak Totto-
“asik! “ semua murid berteriak-teriak chan berubah menjadi pribadi yang lebih
sambil meloncat-loncat. (Kuroyanagi, baik.
2008: 70).