Anda di halaman 1dari 52

PANDUAN

PEMAHAMAN ALKITAB (PA)


Semester I Tahun 2018

SINODE GEREJA KRISTEN SUMATERA BAGIAN SELATAN


Jl. Yos Sudarso 15 Polos Metro Pusat. Lampung. 34111
Tlp. (0725) 42598 ; 7855133

Facebook : http://facebook.com/gksbs
Fans Page FB : @rumahbersama
Email : sinode@gksbs.org
Website : http://gksbs.org
Twitter : @gksbs

1
PENGANTAR

Salam rumah bersama,

Kami berdoa semoga Allah Tuhan kita di dalam Yesus Kristus


senantiasa memperlengkapi saudara dalam mengemban tugas
pelayanan dimanapun berada.

Kembali kami menaikkan pujian syukur kepada Tuhan Yesus sang


kepala gereja yang telah menolong kami dalam menyelesaikan buku
panduan pemahaman Alkitab (PA) semester I tahun 2018. Sekaligus
buku panduan PA ini kami persembahkan kepada seluruh majelis dan
jemaat se-sinode GKSBS agar dapat dipakai sebagai pegangan dalam
melakukan kajian berteologi bersama.

Melalui buku panduan PA ini, kami berharap setiap individu baik


majelis maupun jemaat dapat terbantu ketika ingin belajar Alkitab
(berteologi) secara pribadi maupun berkelompok. Demikian pula buku
panduan PA ini dapat menolong majelis atau jemaat yang bertugas
memandu jalannya Persekutuan PA.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa persekutuan pemahaman Alkitab (PA)


sangat dibutuhkan oleh setiap gereja. Karena melalui persekutuan PA
tersebut, jemaat dapat bertumbuh secara rohani, kognitif, afeksi
maupun secara spiritualitas. Dengan upaya mendalami/ memahami
Alkitab, tidak menutup kemungkinan akan muncul dorongan dalam
diri untuk menerapkan firman Tuhan dalam sikap/perilaku hidup
sehari-hari.

Persekutuan PA di setting sebagai wadah jemaat untuk berdiskusi


seputar firman Tuhan (isi Alkitab). Jika dalam ibadah umum bentuk
komunikasi yang terjadi adalah satu arah, maka dalam persekutuan

2
PA inilah, jemaat mendapat kesempatan untuk mengkomunikasikan
firman Allah secara dua arah bahkan banyak arah. Dalam perseutuan
PA inilah firman Tuhan akan di kaji secara mendalam, bahkan bisa di
kritisi, di perdebatkan dan dipergumulkan secara bersama-sama.
Semua proses tersebut bermuara pada tujuan akhir yakni membentuk
pribadi (orang) seturut dengan firman Tuhan.

Supaya proses persekutuan PA lebih efektif, diperlukan petugas


pelayanan yang telah siap untuk memimpin/ memandu jalannya
proses PA. Oleh karena itu, pentingnya petugas pelayanan agar
mempersiapkan diri dengan baik, dengan mempelajari terlebih dahulu
buku bahan PA ini di rumah. Jika masih mengalami kesulitan,
dihimbau agar dapat melakukan pembelajaran dengan pendeta
setempat.

Ucapan terima kasih kepada penulis buku panduan PA semester I


tahun 2018, yaitu Pdt. Indro Tri Sugiyoto (its: 081366149223), Pdt.
Candra Istiono (CI: 085262836053), Pdt. Nicorius (nico: 01366168166)
dan Pdt. Riyadi Basuki (Ribas: 08127966740). Semoga karya ini
bermanfaat bagi kehidupan warga jemaat GKSBS di manapun berada.

Metro, November 2018


Teriring salam dan doa

Pdt. Alexius Hariyanto,S.Pd,M.Div


Sekretaris MPS GKSBS

3
Daftar Isi
Pengantar ........................................................................................ 2

Daftar Isi ......................................................................................... 4

Minggu pertama Januari 2018 ......................................................... 5

Minggu kedua Januari 2018 ............................................................ 9

Minggu ketiga Januari 2018 .......................................................... 14

Minggu keempat Januari 2018 ....................................................... 17

Minggu pertama Pebruari 2018 ...................................................... 22

Minggu kedua Pebruari 2018 ......................................................... 25

Minggu ketiga Mei 2018 ................................................................. 29

Minggu keempat Mei 2018 ............................................................ 33

Minggu pertama Juni 2018 ............................................................. 37

Minggu kedua Juni 2018 ................................................................ 42


Minggu ketiga Juni 2018 ................................................................ 46
Minggu keempat Juni 2018 ............................................................ 49

4
MATERI PENDALAMAN ALKITAB
Minggu Pertama bulan Januari 2018
Amsal 3: 1-12

Catatan.
a. Acara agar dibuat semenarik mungkin.
b. Petugas pelayanan agar mempersiapkan diri dengan baik.
c. Persiapan diri supaya dilakukan di rumah.

Susunan Acara.
I. Master Ceremony (MC):
1. Membuka acara dengan menyampaikan sambutan dan ucapan
terima kasih:
a. Kepada Tuan Rumah yang telah menyediakan tempat.
b. Semua peserta PA yang telah bersedia hadir.
2. Menyanyi Pembuka 2 Lagu.
3. Doa Pembuka.
4. Menyanyi Pujian Pengangungan. 2 Lagu.
II. Pemandu PA:
1. Membuka kitab Amsal 3: 1-12
2. Berdoa Mohon Bimbingan Roh Kudus.
3. Pengantar Kitab;
Kata Amsal sendiri berarti perumpamaan. Jadi dalam kitab
Amsal banyak tertera kata/ kalimat yang mengandung
perumpamaan/peribahasa.
Kitab Amsal berisi kumpulan ajaran tentang cara hidup yang
baik.

Pengajaran cara hidup yang baik tersebut dikemas dalam


bentuk petuah, peribahasa dan pepatah.
5
Petuah yang disampaikan dalam kitab amsal meliputi persoalan
dalam keluarga, urusan dagang, sopan santun dalam pergaulan,
dan perlunya menguasai diri.

Melalui Kitab Amsal, pembaca diajak untuk memiliki sifat


perilaku yang baik. misalnya rendah hati, sabar, menghargai
orang miskin, dan kesetiaan kepada sahabat.

4. Membaca Nas Perikop Amsal 3: 1-12.


(pembacaan dapat dilakukan oleh 3 orang secara bergantian per
ayat. Sedangkan peserta lainnya menyimak).

5. Proses Interaksi (oleh pemandu PA).


a) Pertanyaan responsive
 Menurut bp/ibu/sdr, pesan utama dalam bacaan
tersebut apa?
(3 orang dipersilahkan menyampaikan jawaban singkat).
b) Uraian singkat.
Jika kita perhatikan ayat 1-2, maka kita akan menemukan
pesan bijak dan arif dalam bacaan ini. yaitu : “janganlah
melupakan ajaran agar terpelihara dalam hati, supaya
panjang umur, dan sejahtera hidupmu”.

Ajaran dari siapa?


Adalah ajaran dan nasihat dari ayah sekaligus sebagai
seorang guru. Meskipun demikian, ajaran itu diberikan
sebagai Firman Tuhan. Penulis kitab ini menyiratkan
bahwa ia sedang memberikan perintah-perintah ilahi.
Ajaran apa yang dimaksud di sini ? Yaitu adalah hikmat
takut akan Tuhan (ay.7). Atau lebih gampangnya adalah
6
ajaran agar mentaati didikan/ ajaran firman Tuhan (ay. 11,
12).
Mengapa ajaran hikmat atau taat pada didikan Tuhan itu
sangat dianjurkan ?
1. Supaya kita tidak mengandalkan pengertian sendiri
(ay.5)
2. Supaya kita mendapat Kebijaksanaan (ay.7).
Yang dimaksud dengan kebijaksanaan di sini adalah bukan
suatu karunia intelektual, tetapi lebih merupakan
keterampilan teknik atau kemampuan hidup arif.
Kebijaksanaan itu terutama adalah kualitas dari sifat Allah.
c) Pertanyaan diskusi.
Pesan dalam Ayat 3 sangat menarik: “Kalungkanlah itu pada
lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,”
Adakah bp/ibu/ sdr yang ingin mencoba mengartikannya ?
(dipersilahkan 2 atau 3 orang menyampaikan gagasannya).

d) Penjelasan singkat
“Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh
hatimu,” Frasa ini bermakna seperti kalimat pada ayat 5
“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu,”.
Dalam bahasa Ibrani, hati secara simbolis tidak terlalu
banyak dipakai untuk menggambarkan tempatnya emosi,
tetapi lebih sebagai tempatnya akal budi dan kehendak.
Jadi artinya; serahkanlah dirimu yang paling dalam kepada
Allah, bergantunglah sepenuhnya kepada Allah.
e) Pertanyaan Diskusi
Selanjutnya, jika kita tinjau pada ayat 9-10 (bacakan). Apa
yang bp/ibu/ sdr pahami, atau motivasi apa yang dapat kita
terima ?
7
(masing-masing peserta mendapat kesempatan untuk
menyampaikan opini).
f) Penjelasan singkat
Ajaran tentang aksi ungkapan syukur kepada Allah sang
pemberi berkat tidak kalah penting dari ajaran-ajaran di
atasnya tadi. Penulis Amsal mendorong agar pembaca
mampu menyisihkan secara prioritas hasil dari usahanya
kepada Tuhan Allah. ingat MENYISIHKAN, bukan
MENYISAKAN ! Tuhan Allah perlu mendapat prioritas
bukan sisa-sisa dari hasil karya kita. Oleh karena itu tadi di
katakan “dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu”,
bukan “dengan sisa hasil penghasilanmu”.
g) Penutup
Setelah diskusi dirasa cukup, pemandu dapat memberikan
closing (kata penutup) yang bersifat mendorong/ memotivasi
peserta agar sungguh-sungguh dapat mengamalkan
pelajaran hari ini dalam kehidupan sehari-hari.

h) Doa syukur telah belajar firman Tuhan.

III. MC:
1. Melanjutkan acara dan mengajak menyanyi syukur (PKJ 268)
sambil peserta mengumpulkan persembahan.
2. Doa syukur persembahan dan doa syafaat.
3. Nyanyian penutup.
4. Doa penutup.
5. Ucapan terima kasih dan salam sampai jumpa kembali.

(Nico)

8
MATERI PENDALAMAN ALKITAB
Minggu Kedua bulan Januari 2018
2 Korintus 10: 1-11

Tahapan Proses PA
1. MC (Master Ceremony; pemimpin kelompok/ liturgos) membuka
acara dengan salam dan ucapan terima kasih kepada tuan
rumah juga kepada seluruh peserta yang hadir.
2. MC mengajak peserta untuk memuliakan Tuhan dengan
Menyanyi… (bisa 1 atau 2 lagu)
3. Doa pembukaan.
4. MC mengajak peserta untuk mengagungkan nama Tuhan
dengan menyanyi …. (bisa 1 atau 2 lagu)
5. MC menyerahkan acara selanjutnya kepada pemandu PA.
6. Pemandu PA mengajak peserta untuk membuka Alkitab, dari
perikop
2 Korintus 10:1-11. (catatan : pemandu PA telah menguasai
penjelasan teks)
7. Pemandu mengajak peserta berdoa mohon pimpinan Tuhan.
Dilanjutkan pembacaan nas firman Tuhan (bisa secara bergilir).
8. Usai pembacaan perikop diatas, pemandu mengajak peserta
untuk MENGUNGKAP perikop yang telah di baca. Peserta
diberi kesempatan/ dipersilahkan untuk bertanya ataupun
menyampaikan kesan-kesannya:
9. Pemandu melanjutkan dengan tahapan PENDALAMAN
materi, dengan menyampaikan pertanyaan2 sbb:
a) Apa pendapat saudara tentang pernyataan rasul Paulus
dalam ayat 1?

9
b) Apa yang dimaksud dengan berjuang secara duniawi dan
hidup secara duniawi? (ayat 2 dan 3).
c) Apa yang dilakukan oleh Paulus dalam menanggapi orang-
orang yang tidak menyukai dirinya?
Pemandu PA dapat menambahkan jawaban dari setiap
pertanyaan, dengan melihat penjelasan teks.

10. Akhiri dengan sesi aplikasi dan MOTIVASI (dorongan) atau


komitmen, melalui pertanyaan refleksi.
a) Bagaimana sikap saudara sebagai orang Kristen ketika
mengalami fitnahan/hinaan/cacian dsb? Sharingkan?
b) Pembelajaran apa yang kita dapatkan melalui sikap/teladan
Paulus dalam situasi tersebut?
c) Komitmen apa yang hendak kita bangun melalui PA ini?
11. Pemandu PA menutup dengan doa peneguhan. Lalu
mengembalikan acara selanjutkan ke MC.
12. MC mengucapkan terima kasih kepada pemandu. Dan
mengajak peserta untuk meresponi pelajaran Firman Tuhan
dengan Nyanyian Syukur… (sambil berpersembahan)
13. Doa Syukur persembahan dan syafaat.
14. Nyanyian Penutup dan doa penutup.

Lampiran

Penjelasan Teks

Setiap perbuatan selalu mendapat tanggapan dari orang lain baik itu
perbuatan yang baik maupun perbuatan yang tidak baik. Terlebih
ketika berbuat baik dan mendapatkan tanggapan yang tidak baik atau
fitnah dituntut sebuah penjelasan yang baik. Bahan PA kali ini
10
mengajak peserta untuk memiliki sikap yang sungguh Kristiani untuk
menghadapi situasi tersebut.
Surat Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat di Korintus ditulis pada
masa yang sulit dalam hubungan Paulus dengan jemaat Korintus.
Ada anggota-anggota dari jemaat itu yang rupanya telah menyerang
Paulus dengan keras, tetapi Paulus menunjukkan bahwa ia ingin
sekali berbuat baik. Ia memperlihatkan sikap dan memberikan
jawaban ketika hal itu terjadi.

Rasul Paulus mengungkapkan perasaan dan kepercayaannya kepada


Tuhan ketika ia menghadapi bahaya dan keputusasaan, menghadapi
fitnahan dan ketidaksetiaan, pada saat ia menunaikan tugasnya
sebagai rasul.

Pada perikop 2 Korintus 10:1-11, Paulus membela diri dan karyanya


melawan serangan-serangan yang terus dilakukan oleh para
pengkritiknya di jemaat Korintus.

Ayat 1-3, beberapa orang menuduh bahwa Paulus hanya berani kalau
ia jauh dari mereka, tetapi tidak berani kalau ia berhadapan langsung
dengan mereka. Ada pula yang menyatakan Paulus dan kawan-
kawan sekerjanya seperti orang-orang dunia. Menghadapi hal
tersebut Paulus bersikap bijaksana, “Aku meminta kepada kamu: jangan
kamu memaksa aku untuk menunjukkan keberanianku dari dekat,
sebagaimana aku berniat bertindak keras terhadap orang-orang tertentu yang
menyangka, bahwa kami hidup secara duniawi (ayat 2). Bukan berarti
takut. Jika perlu, Paulus akan menunjukkan keberaniannya dengan
bertindak keras terhadap orang-orang yang menfitnahnya.

11
Paulus menjelaskan bahwa bagi dia “dunia” berarti masa kini, di
mana manusia lebih banyak mengandalkan hal-hal yang bertentangan
dengan Allah. Paulus tahu bahwa hal-hal ini tidak dapat diandalkan
dan suatu saat akan lenyap.

Ayat 4-6, Paulus menyampaikan bahwa ia melakukan pelayanannya


bukan dengan mengandalkan dirinya sendiri, sehingga disaat ia
menghadapi cemooh dan fitnahan tentang keberadaannya sebagai
rasul, ia menyatakan bahwa dirinya diperlengkapi oleh kuasa Roh
Kudus (kuasa Allah) yang menolong dia dan rasul-rasul yang lain
dalam menyampaikan kebenaran Injil Yesus. Kuasa Allah
memberikan karunia-karunia khusus kepada setiap orang beriman
untuk menguatkan tubuh Kristus dan mampu menghadapi tantangan
dalam pelayanan “Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan
setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang
pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan
menaklukkannya kepada Kristus”.

Paulus mengatakan bahwa Roh Allahlah yang memberi kuasa


kepadanya untuk berbicara walaupun ia takut orang Korintus
menganggap pemberitaannya mengenai kematian Kristus sebagai
kebodohan.

Ayat 7-11, Paulus menyampaikan bahwa setiap orang yang sudah


menjadi milik Kristus, hendaklah ia berpikir bahwa orang lainpun
milik Kristus (ayat 7), hal tersebut untuk menjelaskan tentang
keberadaanya sebagai milik Kristus secara utuh. Karena yang mereka
serang bukanlah masalah iman Paulus, namun kuasa yang ia terima
dari Kristus. Paulus menyatakan “kemegahannya” tidak pernah
dipusatkan pada dirinya sendiri, tapi senantiasa memuliakan apa
12
yang dikerjakan Allah untuk membangun. Dibuktikan dengan hasil
yang nampak dalam hidup orang-orang yang bertobat karena
pekerjaannya.

Paling sedikit satu surat yang ditulis Paulus kepada jemaat Korintus
berisi kata-kata keras yang menyinggung beberapa anggota jemaat.
Oleh sebab itu Paulus tidak ingin mengunjungi jemaat Korintus
ketika ia sedang marah kepada mereka, dan mereka kecewa dengan
kata-katanya. Karena sikap orang-orang Korintus yang demikian
pasti sangat menyakitkan Paulus. Namun jikalau Paulus dituntut
(dipaksa) harus datang iapun siap, apa yang ia tulis ia siap
mempertanggungjawabkan“bahwa tindakan kami, bila berhadapan
muka, sama seperti perkataan kami dalam surat-surat kami, bila tidak
berhadapan muka”(ayat 11).
(CI)

13
MATERI PENDALAMAN ALKITAB
Minggu Ketiga bulan Januari 2018
Yeremia 19: 1-15

I. Alur Proses PA
1. Pembukaan: Salam, Pujian, Doa
2. Pembacaan Teks/Perikop (Yeremia 19: 1-15)
3. Pendalaman Teks/Perikop
a. (Mengungkap):
Setelah membaca dan menghayati perikop bacaan PA kita,
apa yang saudara pahami berkaitan dengan teks? bagikan.
Atau apa yang hendak saudara tanyakan?
(Pemandu PA menghimpun pokok-pokok pikiran yang
muncul dan sampaikan pokok-pokok itu ke peserta PA)
b. (Mendalami)
1) Mengapa Tuhan sedemikian marah dan mengancam
akan menghadirkan malapetaka kepada umatNya?
2) Allah mendidik umatNya melalui Yeremia. Menurut
anda Allah yang seperti apa yang anda temukan dalam
perikop ini?
3) Pesan apa yang menarik dan itu kontektual dengan
situasi bergereja masa kini?
c. (Mendorong)
1) Komitmen apa yang hendak kita bangun melalui PA ini?
(Pribadi, Persekutuan, Kelg, dll)

II. Pujian dan persembahan


III. Doa syafaat dan penutup
IV. Lampiran Pengantar PA

14
Lampiran
Penjelasan Teks

Periuk yang salah bentuk sementara ada dalam proses pembuatan


masih dapat diolah ulang (ps. 18), tetapi buli-buli yang sudah jadi
tentu tidak lagi dapat diubah. Karena Yehuda telah sedemikian
mengeraskan hati dalam kesesatan, mereka bagaikan buli yang tidak
Allah perkenan pakai. Nasib mereka adalah dibanting oleh Tuhan
hingga hancur!
Peragaan membeli buli-buli dan kemudian menghan-curkannya itu
dilakukan Yeremia mengikuti perintah Allah di tempat di Tofet yang
terletak di lembah Ben-Hinom (2, 6, 12). Pada zaman nenek moyang
Israel, di tempat itulah mereka membuat upacara pengorbanan anak-
anak kepada dewa Molokh (Kel. 22:29) dengan membunuh dan
membakar anak-anak mereka. Oleh Yosia yang mengadakan
kebangunan rohani di kalangan umat Tuhan, kebiasaan sesat itu
dihentikan. Namun sesudah Yosia, orang-orang Yehuda kembali
menghidupkan kebiasaan orang-orang kafir tersebut. Dari nama Ben-
Hinom itulah kemudian berkembang menjadi nama Gehena yang
diartikan sebagai neraka atau tempat penghukuman kekal.
Kemurtadan Yehuda sudah sedemikian parah sampai-sampai kekejian
kafir itu mereka lakukan juga di Yerusalem (3).
Berita anugerah bahwa Allah tidak akan menghukum jika bangsa
Yehuda mau bertobat dan diperbaharui hidupnya (18:8) diresponi
negatif oleh mereka, dengan mengatakan 'tidak ada gunanya' dan
menolak untuk bertobat (18:12).

Kebenaran dalam peristiwa pemecahan buli-buli ini adalah segala


sesuatunya sudah terlambat. Kejahatan bangsa Yehuda sudah
bertimbun sampai ke langit dan tidak ada sedikit pun niat mereka
15
untuk bertobat. Bagai kacang lupa kulitnya, mereka melupakan Allah
yang telah menuntun keluar dari Mesir, memberi tanah perjanjian,
dan memelihara hidup mereka. Mereka berpaling kepada berhala yang
sama sekali tidak dan belum pernah mempunyai andil dalam
kehidupan mereka (4). Kondisi rohani yang demikian pasti akan
diikuti dengan kondisi sosial dan politik yang bobrok. Penindasan
orang lemah merajalela. Ibadah dan pembantaian manusia yang
lemah dan tak berdaya tidak dapat dibedakan lagi (5). Karena itulah
penghukuman Allah yang dahsyat akan datang dan digambarkan
dengan pemecahan buli-buli yang dibeli oleh Yeremia.

Buli-buli (bhs. Ibrani: baqbuq) yang dipakai sebagai tempat air minum
itu berharga mahal. Bentuknya unik dengan leher menyempit dan
tinggi mencapai 25 cm. Baqbuq yang mahal tapi dihancurkan
menandakan bahwa walaupun bangsa Yehuda merupakan umat
pilihan yang berharga dimata-Nya akan tetap menerima hukuman
dahsyat, jika mereka tidak taat. Seperti Yeremia berkuasa atas baqbuq,
demikian pula Allah berdaulat atas kehidupan bangsa Yehuda. Dilihat
dari bentuknya, jika baqbuq ini pecah maka tidak dapat digunakan dan
tidak dapat diperbaiki. Demikian pula bangsa Yehuda yang sudah
memberontak kepada Allah, akan dibuang jauh dari tanah perjanjian,
menjadi bangsa yang tidak berguna, dan tidak dapat kembali ke
negaranya dengan usaha sendiri.

Penjelasan kata-kata penting dalam teks/pemaparan data-data.

Suitan : Bunyi siulan tanda atau kode panggilan untuk tujuan tertentu.
Tofet : Tempat penyembahan dewa Molokh di lembah Hinom dekat
Yerusalem
-Ribas-
16
MATERI PENDALAMAN ALKITAB
Minggu Keempat Bulan Januari 2018
Roma 9: 6-18

Alur Proses PA
1. Pembukaan:
a) Pemandu PA membuka dengan memberi salam kepada
peserta PA.
b) Pemandu PA mengucapkan terima kasih kepada peserta
yang hadir dan tuan rumah yang sudah menyediakan tempat
untuk ber PA.
c) Pujian pembukaan
d) Doa pembukaan
e) Pujian
f) Pembacaan Alkitab: Roma 9: 6-18
2. Pemandu mengajak peserta untuk mengungkap perikop yang
telah dibaca.Peserta diberi kesempatan untuk bertanya ataupun
menyampaikan kesan-kesannya.
3. Pemandu melanjutkan dengan tahapan pendalaman materi,
dengan menyampaikan pertanyaan sbb:
a. Apakah seluruh orang Israel sudah dipastikan menjadi
umat pilihan Allah? beri penjelasan
b. Dalam perikop ini apa pendapat kita tentang konsep umat
pilihan Allah ?
c. Apa pendapat kita tentang kehendak Allah bagi bangsa
Israel dalam ayat 16-18?
d. Apa yang seharusnya dilakukan Umat Israel untuk
mendapat belas kasihan dari Allah?
4. Sesi aplikasi dan motivasi ( dorongan) atau komitmen
melalui pertanyaan refleksi.
17
a) Setelah kita mendalami perikop ini melalui pertanyaan –
pertanyan diatas refleksi apakah yang anda dapatkan?
Bagikan
b) Komitmen apa yang akan kita bangun melalui PA ini?
5. Pujian respon Firman
6. Doa firman
7. Pujian persembahan
8. Doa Penutup

Lampiran
Penjelasan teks

Dalam Roma 9-11. Paulus membahas persoalan pilihan Allah di masa


lalu, penolakan mereka terhadap Injil sekarang ini dan keselamatan
mereka di masa depan. Ketiga pasal ini ditulis untuk menjawab
pertanyaan orang kristen Yahudi yaitu bagaimana janji-janji Allah
kepada Abraham dan bangsa Israel tetap berlaku sedangkan bangsa
Israel secara keseluruhan tampaknya tidak memperoleh bagian dalam
Injil.
Ada dua pergumulan teologis besar dan sulit yang Paulus
paparkan dalam Roma 9 ini. Pertama, sebagai teolog yang sangat
berpegang pada Taurat, Paulus yakin Israel adalah umat pilihan Allah.
Kedua, namun dalam terang Kristus yang kini ia yakini, dengan
menolak Kristus Israel terbuang dari Allah, bukan terpilih. Jika kedua
hal itu dipertemukan, apakah itu berarti pilihan Allah atas Israel gagal
(6a)?
Allah atau Israel yang gagal? Paulus mencari jawabannya dengan
menggali ke kisah bapak leluhur Israel (7-13). Dalam kisah Abraham
dan Yakub, bukan putra tertua yang menjadi pewaris, tetapi putra
lainnya. Keterpilihan dan keumatan bukan masalah hubungan darah,
18
tetapi masalah kedaulatan pilihan Allah (9). Karena Allah memilih
Kristus sebagai Juruselamat orang dari dosa dan hukuman Allah,
maka Israel tidak otomatis selamat. Jadi, bukan Allah gagal
menggenapi janji-Nya melainkan Israel bertanggung jawab atas
penolakan mereka terhadap Yesus. Jelas pula bahwa yang dipilih
Allah bukan Ismael hasil rencana Sarah dan usaha Abraham, tapi
Ishak yang sepenuhnya sesuai ketetapan Allah (11). Maka kecuali
Israel menyambut Kristus meski mereka secara darah keturunan
Abraham dan secara perbuatan melakukan Taurat mereka tidak
mencicipi berkat keselamatan dari Allah yang ada di dalam Kristus.

Pada dasarnya semua sistem kepercayaan agama-agama menekankan


pentingnya perbuatan sebagai jalan beroleh hak diterima dan
diampuni Allah. Meski ajaran agama itu juga menaruh harap pada
kemurahan Allah, tapi kemurahan tersebut dalam arti upah terhadap
usaha moral dan sosial manusia. Perikop ini menyadarkan kita bahwa
banyak orang yang belum sadar bahwa pengampunan dosa tidak dapat
diperoleh dengan prinsip tambal sulam. Juga tidak dengan cara seolah
Allah berhutang pada manusia.
Adapun pembahasan Paulus mengenai Israel dalam rencana
keselamatan dari Allah yaitu:

a. Roma 9:6-13, dengan ayat ini Paulus memulai suatu pembahasan


yang panjang lebar tentang urusan Allah dengan bangsa Israel dan
alasan ketidakpercayaan mereka waktu ini. Paulus menegaskan
bahwa janji Allah kepada bangsa Israel belum gagal karena janji
itu tidak pernah meliputi orang yang tidak setia dari bangsa itu.
Janji ini hanya berlaku bagi Israel yang sejati, mereka yang setia
kepada janji Allah ( lihat kej 12:1-3;17-19). Di kalangan orang
Israel senantiasa ada orang yang menerima janji itu.
19
b. Dalam Roma 9:14-18, Paulus menunjukkan bahwa Allah berhak
untuk untuk berbuat sesuai kehendak-Nya baik dengan individu
maupun dengan bangsa. Allah berhak menolak Israel jika mereka
tidak taat dan berhak untuk menunjukkan belas kasihan kepada
orang bukan Israel dan menawarkan keselamatan kepada mereka
jikalau dikehendaki-Nya. Pembahasan mengenai Israel ini tidak
terutama menunjuk kepada hidup dan kematian kekal
perseorangan setelah kematian jasmani. Sebaliknya Paulus
membahas urusan Allah dengan bangsa-bangsa dan umat manusia
secara historis yaitu hak-Nya untuk memakai bangsa-bangsa dan
orang-orang tertentu sesuai dengan kehendak-Nya. Misalnya
pemilihan Yakub dan bukan Esau (Roma 9:11) telah dilakukan
dengan tujuan untuk mendirikan dan memakai bangsa Israel dan
bangsa Edom, keturunan mereka. Pemilihan tersebut tidak ada
hubungan sama sekali dengan nasib kekal mereka secara
perseorangan yang berkaitan dengan keselamatan atau hukuman.

c. Intinya ialah Allah berhak untuk memanggil dan memberikan


tanggung jawab kepada oknum atau bangsa yang dikehendaki-
Nya. Unsur yang paling penting dalam pembahasan ini adalah
masalah iman. Keadaan rohani yang terhilang dari sebagian besar
orang Israel tidak ditentukan oleh suatu keputusan Allah yang
sewenang-wenang, tetapi datang sebagai akibat ketidaksediaan
mereka untuk tunduk pada rencana keselamatan Allah melalui
iman kepada Kristus. Akan tetapi, ada banyak orang bukan
Yahudi yang menerima jalan iman kepada Allah dan mencapai
kebenaran melalui iman. Mereka taat kepada Allah melalui iman
dan menjadi “anak-anak Allah yang hidup”( Roma 9:25-26). Hal

20
ini menggarisbawahi pentingnya ketaatan yang datang oleh iman
dalam panggilan dan pemilihan Allah.

Its

21
MATERI PENDALAMAN ALKITAB
Minggu Pertama Bulan Pebruari 2018
Amsal 12: 10-21

Alur Proses PA
I. Pembukaan:
1. Pemandu PA membuka dengan memberi salam kepada peserta
PA.
2. Pemandu PA mengucapkan terima kasih kepada peserta yang
hadir dan tuan rumah yang sudah menyediakan tempat untuk
ber PA.
3. Pujian pembukaan
4. Doa pembukaan
5. Pujian
6. Pembacaan Alkitab: AMSAL 12:10-21

II. INTERAKSI – DISKUSI


1. Pemandu mengajak peserta untuk mengungkap perikop yang
telah dibaca. Peserta diberi kesempatan untuk bertanya
ataupun menyampaikan kesan-kesannya.
2. Pemandu melanjutkan dengan tahapan pendalaman materi,
dengan menyampaikan pertanyaan sbb:
a. Kesan apa yang saudara dapatkan melalui bacaan ini?
b. Siapa yang dimakud dengan orang fasik?
Dan siapa yang dimaksud dengan orang benar?
c. Apa yang saudara pahami dalam ayat 18-21?
3. Sesi Aplikasi, Motivasi dan Komitmen.
Pemandu memberikan pertanyaan refleksi:
a. Setelah kita berproses dalam PA ini nilai-nilai apa yang kita
peroleh?
22
b. Komitmen apa yang akan kita bangun melalui PA ini?
4. Pujian respon Firman
5. Doa firman
6. Pujian persembahan
7. Doa Penutup

Penjelasan teks Amsal 12: 10-21


Kitab Amsal disebut kumpulan ucapan-ucapan bijak, khususnya dari
Salomo, raja Israel ( Amsal 1:1, 10:1, 25:1). Ia dikenal sebagai
seorang yang sangat bijaksana dan penulis banyak ucapan bijak (
1Raja-Raja 4:29-34). Walaupun sejumlah ucapan bijak dalam kitab
ini mungkin berasal dari Salomo, para penulis lainnya juga
disebutkan disini. Ucapan-ucapan bijak dalam kitab Amsal
mempunyai pandangan yang sama dengan hikmat dengan
pandangan umum di dunia kuno, tetapi berbeda dengan hikmat
bangsa-bangsa lain dalam pokok mengenai asal atau sumber hikmat.
Kitab Amsal menyatakan, hikmat berasal dari Tuhan Allah, dan
hikmat sudah ada bersama dengan Tuhan sejak penciptaan ( Amsal
8:22-31).
Dalam Amsal 12:10-21 berbicara tentang perilaku manusia terhadap
hewan,tumbuhan dan sesamanya sekaligus juga menjadi kritik
terhadap perilaku yang negatif.
Adapun pembagian dalam Amsal ini mencakup hubungan dengan
Hewan, tumbuhan dan sesama, antara lain:
Ayat 10 berbicara tentang hubungan dengan hewan peliharaannya.
Ayat 11 berbicara tentang hubungan dengan tumbuhan.
Ayat 12-21 berbicara tentang hubungan dengan sesama.

23
Tafsir sederhana :

Ayat 10: Cara Allah mengajarkan untuk hidup benar mencakup


bersikap baik bahkan kepada hewannya. Hewan bermanfaat
bagi manusia untuk persahabatan, kerja, dan makanan, dan
mereka tidak boleh dianiaya atau dimanfaatkan dengan
cara kejam (Kej 1:28; 9:3; 24:32; Ul 25:4).
Ayat 11: seorang petani yang mengerjakan tanahnya sendiri lebih
baik daripada orang yang mengejar barang atau orang-
orang yang tak berharga.
Ayat 12: Apa yang diingini orang jahat pasti mengecewakan,
malahan mungkin merusak diri.
Ayat 13: Setiap perbuatan yang jahat menuai hasilnya.
Ayat 14: Perkataan dapat mendatangkan pahala sama seperti
perbuatan, sebab perkataan menimbulkan hubungan dan
memberikan gagasan baru.
Ayat 17-19: Tiga perbedaan besar dalam berbicara. Saksi yang jujur
dan saksi yang bohong; orang yang berlidah tajam melukai
dengan kata-katanya ( bnd Mzm 106:33) dan orang
berhikmat menghibur dan menyembuhkan dengan kata-
katanya; kata-kata yang benar tinggal tetap, tapi kata yang
bohong cepat hilang.
Ayat 20: Orang jahat tidak hanya berbicara bohong; pikiran mereka
penuh dusta, sama sekali berbeda dengan kebahagiaan
mereka yang membuat rencana yang baik.
Ayat 21: Ayat ini adalah pernyataan dari kepercayaan, bahwa Allah
adalah adil dan pasti akan menang.

ITS

24
MATERI PENDALAMAN ALKITAB
Minggu Kedua Bulan Pebruari 2018
2 Korintus 2: 12-17

I. Alur Proses PA
1. Pembukaan: Salam, Pujian, Doa
2. Pembacaan Teks/Perikop
3. Pendalaman Teks/Perikop
a. (Mengungkap): Setelah membaca dan menghayati perikop
bacaan PA kita, apa yang saudara pahami berkaitan dengan
teks; bagikan. Atau apa yang hendak saudara tanyakan.
(Pemandu PA menghimpun pokok-pokok pikiran yang
muncul dan sampaikan pokok-pokok itu ke peserta PA)
b. (Mendalami)
1) Ketika Paulus tiba di Troas, ia merasa tidak tenang
hatinya. Mengapa?
2) Cemas dan Sukacita sangat dekat dalam diri Paulus
berkenaan dengan Titus muridnya. Coba ungkap, apa
yang membuat ia lega dan merasakan berada dalam
kemenangan?
3) Mari kita lihat ayat 15-16. Apa yang anda pahami
tentang bau harum dan bau kematian dalam perikop
bacaan kita?
4) Pesan apa yang menarik dan itu kontektual dengan
situasi bergereja masa kini, yang berdaya guna
membangun semangat dan sukacita orang lain?
c. (Mendorong)
1) Komitmen apa yang hendak kita bangun melalui PA
ini? Kalau kita adalah orang-orang yang membaca surat

25
Paulus, apa yang kita lakukan baginya? (Pribadi,
Persekutuan, Kelg, dll).
4. Pujian dan persembahan
5. Doa syafaat dan penutup

Lampiran
Penjelasan Teks

Setelah memberikan petunjuk-petunjuk mengenai orang yang sudah


dikucilkan itu, Rasul Paulus mengalihkan pembicaraan jauh-jauh,
untuk menjelaskan kepada jemaat Korintus tentang perjalanan dan
pekerjaannya menyebarkan Injil, dan bagaimana ia berhasil di
dalamnya. Pada waktu yang sama, ia menyatakan betapa ia peduli
dengan masalah-masalah mereka, bagaimana hatinya tidak merasa
tenang, ketika ia tidak menemukan Titus di Troas (ay. 13),
sebagaimana yang sudah diharapkannya. Padahal dari Tituslah ia
berharap akan mengetahui secara lebih sempurna bagaimana keadaan
mereka. Dan kita mendapati sesudah itu (pasal 5-7) bahwa ketika
Rasul Paulus sampai di Makedonia, ia terhibur oleh kedatangan Titus,
dan oleh kabar yang diberikan Titus kepadanya mengenai mereka.
Dengan demikian, kita dapat melihat semua yang kita baca dari
pasal 2 ini (ayat 12 sampai pasal 7:5), sebagai semacam sisipan.
Amatilah di sini,

I. Jerih payah Paulus yang tak kenal lelah dan ketekunannya dalam
pekerjaannya (ay. 12-13). Ia bepergian dari satu tempat ke tempat
lain, untuk memberitakan Injil. Ia pergi ke Troas dari Filipi melalui
laut (Kis. 20:6), dan dari situ ke Makedonia, sehingga ia tidak
melewati Korintus, seperti yang sudah direncanakannya (1:16).

26
Akan tetapi, meskipun rencananya berkenaan dengan tempat kerja
tidak terlaksana, ia bekerja tanpa kenal lelah.
II. Keberhasilannya dalam pekerjaannya: Tuhan telah membuka
jalan baginya untuk pekerjaan di sana (ay. 12). Ada banyak sekali
pekerjaan yang harus dilakukannya di mana pun ia berada, dan ia
berhasil dengan baik dalam pekerjaan-pekerjaan itu. Sebab
Allah menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana
saja ia berada. Ia mempunyai kesempatan untuk membuka pintu
mulutnya dengan bebas, dan Allah membuka hati para
pendengarnya, seperti hati Lydia (Kis. 16:14). Rasul Paulus
membicarakan ini sebagai hal yang patut disyukuri dan yang
membuat jiwanya bersukacita: Syukur bagi Allah, yang dalam
Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya.

III. Penghiburan yang didapat Rasul Paulus dan kawan-kawan


sekerjanya, sekalipun Injil tidak berhasil membawa keselamatan
bagi sebagian orang yang mendengarnya (ay. 15-17).
Meskipun ada banyak orang yang mencari keuntungan dari
firman Allah, hati nurani Rasul Paulus bersaksi bagi
kesetiaannya. Ia tidak mencampuradukkan gagasan-gagasannya
sendiri dengan ajaran dan ketetapan Kristus. Ia tidak berani
menambah, ataupun mengurangi, firman Allah. Ia setia dalam
membagikan Injil, sebagaimana ia menerimanya dari Tuhan, dan
tidak ingin melayani kepentingan duniawi apa pun. Tujuannya
adalah untuk membuktikan dirinya bagi Allah, dengan mengingat
bahwa mata-Nya selalu tertuju padanya. Oleh sebab itu, ia
berkata-kata dan berbuat seolah-olah seperti ada di hadapan
Allah, dan karena itu dengan ketulusan hati. Perhatikanlah, apa
yang kita lakukan di dalam agama tidaklah berasal dari Allah,

27
tidak datang dari Allah, dan tidak akan sampai pada Allah, jika
tidak dilakukan dengan tulus, seperti di hadapan Allah.
~Ribas~

28
MATERI PENDALAMAN ALKITAB
Minggu Ketiga Bulan Mei 2018
Yesaya 1: 1- 4

Tahapan Proses PA
1. MC (Master Ceremony; pemimpin kelompok/ liturgos) membuka
acara dengan salam dan ucapan terima kasih kepada tuan
rumah juga kepada seluruh peserta yang hadir.
2. MC mengajak peserta untuk memuliakan Tuhan dengan
Menyanyi… (bisa 1 atau 2 lagu)
3. Doa pembukaan.
4. MC mengajak peserta untuk mengagungkan nama Tuhan
dengan menyanyi …. (bisa 1 atau 2 lagu)
5. MC menyerahkan acara selanjutnya kepada pemandu PA.
6. Pemandu PA mengajak peserta untuk membuka Alkitab, dari
perikop
Yesaya 1:1 - 4.
7. Pemandu mengajak peserta berdoa mohon pimpinan Tuhan.
Dilanjutkan pembacaan nas firman Tuhan (bisa secara bergilir).
8. Usai pembacaan perikop diatas, pemandu mengajak peserta
untuk MENGUNGKAP perikop yang telah di baca. Peserta
diberi kesempatan/ dipersilahkan untuk bertanya ataupun
menyampaikan kesan-kesannya:
9. Pemandu melanjutkan dengan tahapan PENDALAMAN
materi, dengan menyampaikan pertanyaan2 sbb:
a. Hal baik/positif apa yang saudara dapat di dalam Yesaya
1:1-4?
b. Apa yang saudara pahami pada ayat 3?
c. Apa yang diinginkan oleh Allah terhadap umatNya, dalam
perikop ini?

29
d. Mengapa Allah sampai tega menghukum umatNya?

10. Akhiri dengan sesi aplikasi dan MOTIVASI (dorongan) atau


komitmen, melalui pertanyaan refleksi.
a. Penghiburan dan pengharapan apa yang saudara peroleh
melalui perikop saat ini?
b. Pembelajaran apa yang akan saudara terapkan setelah PA
saat ini, di dalam kehidupan saudara, keluarga dan
persekutuan.
c. Pemandu PA menutup dengan doa peneguhan. Lalu
mengembalikan acara selanjutkan ke MC.

11. MC mengucapkan terima kasih kepada pemandu. Dan


mengajak peserta untuk meresponi pelajaran Firman Tuhan
dengan Nyanyian Syukur… (sambil berpersembahan)
12. Doa Syukur persembahan dan syafaat.
13. Nyanyian Penutup dan doa penutup.

Lampiran

Penjelasan Teks

Rasa kasih sayang menjadi dambaan setiap insan di dunia.


Pemahaman tentang bentuk mengasihi dan menyayangi terkadang
diartikan dengan memberikan segala sesuatu dan tidak memberikan
teguran (pembiaran). Melalui PA saat ini bersama-sama kita belajar
bentuk kasih sayang dari Allah bagi umatNya yang diberikan melalui
peringatan dan teguran.
Bagian pertama Kitab Yesaya yaitu pasal 1-39 berisi kabar
buruk tentang datangnya penghukuman Tuhan karena orang Israel
30
telah menolak Tuhan dengan menyembah ilah lain. Yesaya menyadari
bahwa yang sesungguhnya mengancam kehidupan Yehuda bukanlah
kekuatan Asyur, tetapi dosa bangsa Yehuda sendiri, karena bangsa itu
tidak taat dan kurang percaya kepada Allah. Baik dengan kata-kata,
maupun dengan perbuatan, Nabi Yesaya mendorong rakyat serta para
pemimpin mereka untuk hidup menurut kehendak Allah dan berlaku
adil. Ia mengingatkan bahwa umat Allah akan celaka dan binasa kalau
tidak mau mendengarkan TUHAN.
Yesaya 1:1-4 berisi peringatan kepada umat Allah yang
diterima Yesaya dari Tuhan melalui penglihatannya. Yesaya tidak
menubuatkan atau mencatat pikirannya sendiri. Sebaliknya ia
menerima berbagai penglihatan dari Allah yang diilhami oleh Roh
Kudus.
Ayat 1: memperkenalkan sosok Yesaya yang artinya “Tuhan
menyelamatkan” ia tinggal di Yerusalem, ibukota kerajaan
selatan (Yehuda) ia menyampaikan pesan dari Tuhan tentang
penghukuman dan pengharapan selama masa pemerintahan
Raja Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia sekitar tahun 740-701 SM.
Ayat 2: anak-anak yang dimaksud adalah bangsa Israel. Tuhan
memanggil langit dan bumi sebagai saksi untuk dosa Israel.
Umat memberontak kepada Tuhan dengan menolak
hukumNya, berlaku tidak jujur dan tidak adil serta menyembah
berhala.
Ayat 3: Allah menegur bangsa Israel yang memberontak dan
membandingkan mereka dengan lembu dan keledai. lembu saja
tahu siapa yang menjadi pemiliknya, tetapi umat Israel tidak,
keledai mengenal palungan (tempat makanan) yang disediakan
tuannya akan tetapi umat Israel tidak memahami betapa Allah
sudah menyediakan yang terbaik bagi umat yang dikasihinya.

31
Keledai lebih setia, lebih tahu berterima kasih dan lebih tahu
menghargai ketimbang bangsa Israel.
Ayat 4: menunjukan dosa-dosa yang dilakukan oleh bangsa Israel
dengan sebutan “bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan
kesalahan, keturunan yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku
buruk! Allah menyebut demikian karena mereka meninggalkan
TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan
berpaling membelakangi Dia.” Yehuda dan Israel telah
menerima perjanjian Allah, hukum Taurat, Bait Suci dan
banyak janjiNya. Namun, kehidupan mereka penuh dosa,
mereka mengabaikan perjanjian itu dan gagal mengakui Allah
sebagai sumber keselamatan dan berkat.

(CI)

32
MATERI PENDALAMAN ALKITAB
Minggu Keempat bulan mei 2018
Kisah para rasul 25: 1-12

Catatan.
a. Acara agar dibuat semenarik mungkin.
b. Petugas pelayanan agar mempersiapkan diri dengan baik.
c. Persiapan diri supaya dilakukan di rumah.
Susunan Acara.
I. Master Ceremony (MC):
1. Membuka acara dengan menyampaikan sambutan dan ucapan
terima kasih:
a. Kepada Tuan Rumah yang telah menyediakan tempat.
b. Semua peserta PA yang telah bersedia hadir.
2. Menyanyi Pembuka 2 Lagu.
3. Doa Pembuka.
4. Menyanyi Pujian Pengangungan. 2 Lagu.

II. Pemandu PA:


1. Berdoa Mohon Bimbingan Roh Kudus.
2. Membuka dan membaca Kitab Kisah para rasul 25: 1-12
(dibaca secara bergiliran satu persatu ayat)
3. Pengantar Kitab;
Penulis Kisah Para Rasul. Baik kitab kisah para rasul maupun
Injil Lukas tidak menyebutkan nama penulisnya, tetapi sangat
mungkin penulis itu adalah Lukas, sahabat dan rekan
seperjalanan Paulus. Kunci untuk mengetahui sang penulis
diberikan oleh tiga bagian yang memakai sebutan "kami," di
mana narasi disajikan memakai bentuk orang pertama jamak
(lihat: Kis 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16), sehingga
menunjukkan bahwa penulisnya adalah rekan seperjalanan
33
Paulus, dalam ketiga kesempatan ini, dan ia mempergunakan
buku harian perjalanannya sebagai sumber penulisan.
Tanggal Penulisan. Tanggal penulisan kitab ini terkait dengan
masalah akhirnya yang mendadak. Kita tidak tahu kapan kitab
ini ditulis, tetapi kemungkinan pada suatu tanggal tidak lama
sesudah akhir narasi. Jika memang demikian, maka Kisah Para
Rasul ditulis sekitar tahun 62 M.

4. Proses Interaksi (oleh pemandu PA).


a) Pertanyaan Responsif:
Diantara bp/ibu/sdr, adakah yang mengerti kisah dalam
bacaan kita tentang apa?
( 2 orang dari peserta dapat diminta pendapatnya)
b) Penjelasan I:
Ceritanya adalah tentang Porsius Festus yang
menggantikan Feliks sebagai wali negeri Yudea. Mengenai
biografi hidupnya sebelum diangkat menjadi wali negeri,
tidak diketahui. Ia mati pada masa jabatannya yang baru
berjalan kira-kira 2 tahun. Menurut Yosefus Festus seorang
yang bijaksana dan jujur, berbeda dengan Feliks,
pendahulunya, dan Albinus penggantinya.

Dalam kisah ini, diceritakan Rasul Paulus mendapat


tuduhan dari beberapa golongan masyarakat Yahudi
sebagai pembuat “onar” (penista agama). Penyebabnya
adalah karena rasul Paulus gencar mengabarkan Injil (berita
tentang Yesus Kristus) kepada banyak orang, sehingga hal
itu dianggap mengganggu stabilitas agama yang sudah ada.
Mereka ingin supaya Paulus mendapat putusan hukuman
yang berat, bahkan hukuman mati (lih. ay.2-3).

34
Kendati Festus mengadili perkara Paulus dengan proses
yang cepat (lih. ay.6), dan yakin bahwa Paulus tidak
bersalah, tapi ia tega mengorbankan Paulus untuk/ demi
menyenangkan hati orang-orang Yahudi (lih. ay.9).
Akibatnya diputuskanlah pemeriksaan ulang atas kasus
Paulus itu di Yerusalem.

c) Pertanyaan tanggapan.
 Adakah di antara kita yang dapat mejelaskan maksud
Allah melalui peristiwa kesengsaraan yang dialami oleh
Paulus sebagai rasul?
(2 orang diminta untuk menyampaikan gagasan).
d) Penjelasan II:
Tuhan memang punya rencana dan janji bahwa Paulus
akan menjadi alat-Nya untuk memberitakan Injil kepada
banyak bangsa dan raja-raja. Rencana ini digenapi pula
ketika di Kaisarea. Bayangkan, Tuhan memberikan
kesempatan kepada pejabat tinggi Roma itu untuk
mendengarkan Injil selama dua tahun. Melalui itu kita bisa
melihat penundaan Paulus ke Roma sebagai rancangan
Ilahi.

Begitu banyak masalah yang Paulus hadapi saat menjalani


rancangan Allah. Begitu jugakah pengalaman kita?
Keinginan mengikuti kehendak Allah dan melayani Dia
dihadang oleh godaan dan pergumulan hidup yang tak
henti. Hingga kita merasa bahwa kita tak akan pernah
mencapai kegenapan kehendak Allah. Namun ingatlah
bahwa kesempatan melayani sering datang melalui

35
kegagalan atau keterbatasan. Yang dibutuhkan untuk
menang ialah ketekunan.
e) Pertanyaan reflektif
 Jika bp/ibu/sdr diperhadapkan pada suatu persoalan/
pergumulan hidup yang rumit, bahkan bertubi-tubi,
Bagaimana cara saudara menghadapinya ?
(masing-masing peserta di minta berpendapat).
f) Penutup
Setelah diskusi- interaktif dirasa cukup, pemandu dapat
memberikan closing (kata penutup) yang bersifat
mendorong/ memotivasi peserta agar sungguh-sungguh
dapat mengamalkan pelajaran hari ini dalam kehidupan
sehari-hari.
g) Doa syukur telah belajar firman Tuhan.

III. MC:
1. Melanjutkan acara dan mengajak menyanyi syukur sambil
peserta mengumpulkan persembahan.
2. Doa syukur persembahan dan doa syafaat.
3. Nyanyian penutup
4. Doa penutup.
5. Ucapan terima kasih dan salam sampai jumpa kembali.

(Nico)

36
MATERI PENDALAMAN ALKITAB
Minggu Pertama bulan Juni 2018
Yesaya 28: 9-13

Catatan.
a. Acara agar dibuat semenarik mungkin.
b. Petugas pelayanan agar mempersiapkan diri dengan baik.
c. Persiapan diri supaya dilakukan di rumah.
Susunan Acara.
I. Master Ceremony (MC):
1. Membuka acara dengan menyampaikan sambutan dan ucapan
terima kasih:
a. Kepada Tuan Rumah yang telah menyediakan tempat.
b. Semua peserta PA yang telah bersedia hadir.
2. Menyanyi Pembuka 1 Lagu.
3. Doa pembuka
4. Menyanyi Pujian Pengampunan dosa. 1 lagu.
5. Menyanyi Pujian Pengangungan. 1 Lagu.

II. Pemandu PA
1. Berdoa mohon pimpinan Roh kudus.
2. Membuka dan membaca nas Alkitab. Yesaya 28: 9-13
3. Penjelasan singkat Latar belakang :
Nubuat Nabi Yesaya diarahkan kepada Samaria karena mereka
telah menghancurkan diri sendiri bahkan seisi kota dengan
kebiasaan mabuk.

Nabi Yesaya mengarahkan nubuat terhadap Samaria


khususnya kepada satu kota yang terletak di lembah yang subur
(Yes 28:1). Mengikuti gaya hidup Samaria yang terbiasa
dengan meminum anggur, sehingga para nabi tidak dapat lagi

37
memahami penglihatan yang diberikan Allah dan para imam
tidak mampu menyelesaikan perkara-perkara yang dihadapkan
kepada mereka (Yes 28:7-10). Jika para pemimpin agama
mabuk, ajaran seperti apa yang akan mereka berikan? Akan
dibawa ke mana umat Allah?

Kemabukan para pemimpin Samaria, lebih parah daripada


pemimpin Yehuda di Yerusalem, yakni membuat perjanjian
dengan maut dan mengadakan persetujuan dengan dunia orang
mati (Yes 28:14-15). Agama yang sesat menyampaikan
keyakinan dusta; bahwa kemalangan tidak akan menimpa
mereka. Mereka juga memakai tipu muslihat untuk melindungi
diri, sehingga seolah-olah tidak ada yang bisa "menyentuh"
mereka (Yes 28:15).

Siapa pun bisa menutupi kebobrokannya dengan kebohongan,


tetapi Allah maha melihat semuanya.

4. Proses Interaksi
a. Pertanyaan pengantar.
- Menurut bp/ibu/sdr, bagaimana sifat Tuhan Allah.
Apakah Dia lemah lembut, atau menyeramkan?
- Apakah Allah tidak berdaya untuk menghukum
umatNya yang bersalah, atau justru Dia akan
membinasakannya?
(2 -3 orang diminta jawabannya).
b. Uraian Singkat
Memang Allah adalah kasih dan ingin umat-Nya sejahtera,
tetapi ingat, Dia juga adalah Allah yang kudus, yang tidak
dapat berkompromi dengan dosa. Kebohongan akan
dibersihkan. Hanya umat yang bersedia terus menerus
38
dimurnikan oleh-Nya yang akan mengalami pengampunan-
Nya.

Kita perlu menjaga diri agar tidak mengalami keadaan


seperti yang menimpa penduduk Samaria. Waspadalah
terhadap hal yang memabukkan, seperti: fasilitas hidup,
seksualitas, popularitas, uang, ajaran dan falsafah hidup
yang bertentangan dengan isi Alkitab, dsb. Memang tidak
dapat dipungkiri bahwa persepsi umat di masa kini
menganggap Allah tidak akan tega menghukum umat-Nya
sendiri. Mereka beranggapan bahwa Allah akan selalu
mengampuni sebab pada hakekatnya Dia kasih adanya.

Pemikiran semacam itulah yang juga terjadi di Israel dan


Yehuda pada masa itu. Mereka menganggap sebagai umat
pilihan Allah, sehingga mereka akan senantiasa terhindar
dari murka Allah meskipun mereka berbuat dosa.

Coba anda perhatikan fenomena sosial yang marak terjadi


saat ini. diantaranya: Kemunafikan, dusta, mabuk harta,
perkosaan, perampokan, pemutarbalikkan fakta, dll.
mewarnai kehidupan bangsa kita. Menyedihkan! Dulu
semua perbuatan itu dilarang, bahkan dibicarakan saja tabu!
Tapi sekarang hal tersebut merajalela dan seakan sudah
biasa.

Kondisi sekarang ini tidak jauh berbeda dari bangsa


Samaria (Israel) di masa jayanya (Yes 28:1,3-4).
Dampaknya adalah kehancuran bangsa yang hidup imoral
(tidak bermoral) dan berakhir pada penghukuman Tuhan.

39
c. Pertanyaan Responsif.
Jika memang “hukuman Tuhan” itu terjadi atas diri kita
atau keluarga atau gereja atau bangsa kita akibat tindakan-
perbuatan dosa. Bagaimana respon kita ? (3 orang dimintai
pendapatnya)
d. Penerapan
Tentang pemimpin Agama yang “tuli”. Karena tak
mengindahkan peringatan Yesaya, bangsa yang seharusnya
menjadi berkat, akhirnya tertawan. Pemimpin yang
seharusnya menjadi panutan, malah berperan sebaliknya.
Karena itu Allah akan menghancurkan segala kebanggaan
mereka.
Belajar dari kepemimpinan di Samaria, sepatutnyalah
pemimpin gereja sekarang tidak bersembunyi di balik
kepentingan diri. Mereka adalah alat Tuhan yang
dipercayai dan diberi wewenang untuk membina umat-Nya,
dalam mengemban penggembalaan.
e. Pertanyaan evaluative.
Setelah mempelajari firman Tuhan ini, pesan firman Tuhan
dan motivasi apa yang kita peroleh ?
(masing-masing peserta mendapat kesempatan berbagi
opini).
f. Penutup
Setelah diskusi- interaktif dirasa cukup, pemandu dapat
memberikan closing (kata penutup) yang bersifat
mendorong/ memotivasi agar peserta sungguh-sungguh
dapat mengamalkan pelajaran hari ini dalam kehidupan
sehari-hari.
g. Doa syukur telah belajar firman Tuhan.

40
III. MC:
1. Melanjutkan acara dan mengajak menyanyi syukur sambil
peserta mengumpulkan persembahan.
2. Doa syukur persembahan dan doa syafaat.
3. Nyanyian penutup
4. Doa penutup.
5. Ucapan terima kasih dan salam sampai jumpa kembali.

(Nico)

41
MATERI PENDALAMAN ALKITAB
Minggu Kedua bulan Juni 2018
Ibrani 2: 5-9

Tahapan PA :
1. MC (Master Ceremony; pemimpin kelompok/ liturgos) membuka
acara dengan salam dan ucapan terima kasih kepada tuan
rumah juga kepada seluruh peserta yang hadir.
2. MC mengajak peserta untuk memuliakan Tuhan dengan
Menyanyi… (bisa 1 atau 2 lagu)
3. Doa pembukaan.
4. MC mengajak peserta untuk mengagungkan nama Tuhan
dengan menyanyi …. (bisa 1 atau 2 lagu)
5. MC menyerahkan acara selanjutnya kepada pemandu PA.
6. Pemandu PA mengajak peserta untuk membuka Alkitab, dari
perikop Ibrani 2:5-9.
7. Pemandu mengajak peserta berdoa mohon pimpinan Tuhan.
Dilanjutkan pembacaan nas firman Tuhan (bisa secara bergilir).
8. Usai pembacaan perikop diatas, pemandu mengajak peserta
untuk MENGUNGKAP perikop yang telah di baca. Peserta
diberi kesempatan/ dipersilahkan untuk bertanya ataupun
menyampaikan kesan-kesannya:
9. Pemandu melanjutkan dengan tahapan PENDALAMAN
materi, dengan menyampaikan pertanyaan2 sbb:
a. Apa yang saudara pahami pada ayat 6-7 (baca)?
b. Mengapa dan Apa yang membuat Tuhan demikian
meninggikan manusia sebagai ciptaannya?
c. Siapakah yang dimaksud dengan Anak Manusia yang harus
menderita dan dihina (ayat 9)?

42
10. Akhiri dengan sesi aplikasi dan MOTIVASI (dorongan) atau
komitmen, melalui pertanyaan refleksi.
a. Setelah kita mendalami pertanyaan-pertanyaan diatas,
bagaimana respon saudara untuk membangun hidup secara
kristiani (beriman teguh/tidak goyah)?
b. Teladan apa yang kita dapat dalam perikop saat ini?
c. Komitmen apa yang akan saudara lakukan?
11. Pemandu PA menutup dengan doa peneguhan. Lalu
mengembalikan acara selanjutkan ke MC.
12. MC mengucapkan terima kasih kepada pemandu. Dan
mengajak peserta untuk meresponi pelajaran Firman Tuhan
dengan Nyanyian Syukur… (sambil berpersembahan)
13. Doa Syukur persembahan dan syafaat.
14. Nyanyian Penutup dan doa penutup.

Lampiran

Penjelasan Teks

Surat Kepada Orang Ibrani ini ditujukan kepada sekelompok orang


Kristen Yahudi, yang terus-menerus mengalami tekanan dan mungkin
akan murtad dari kepercayaan mereka kepada Kristus. Penulis surat
ini berusaha mendorong mereka supaya tetap percaya. Surat Ibrani
berbicara tentang iman dengan cara yang khas, sebab penulisnya
memanfaatkan tulisan-tulisan dalam Perjanjian Lama untuk
menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah pernyataan Allah yang
sempurna.

Tiga perkara dikemukakan oleh penulis surat ini. Pertama, Yesus


adalah Anak Allah -- Anak yang kekal. Anak Allah itu menunjukkan
43
ketaatan-Nya kepada Bapa melalui ketabahan-Nya untuk menderita.
Sebagai Anak Allah, Yesus lebih tinggi dari nabi-nabi dalam
Perjanjian Lama. Ia pun lebih tinggi dari malaikat atau Musa sendiri.
Kedua, Allah telah menyatakan Yesus sebagai imam abadi yang lebih
tinggi daripada imam-imam dalam Perjanjian Lama. Ketiga, dengan
perantaraan Yesus, orang yang percaya kepada-Nya dibebaskan dari
dosa dan dari ketakutan dan kematian.

Sebagai Imam Agung, Yesus memberikan kepada manusia


keselamatan sejati yang tidak dapat diberikan oleh upacara-upacara
persembahan kurban dan upacara-upacara lainnya di dalam agama
Yahudi.

Ayat 5, “malaikat-malaikat” dalam bahasa Yunani angelos, artinya


utusan adalah makhluk-makhluk surgawi yang mempunyai hubungan
khusus dengan Allah dan melaksanakan kehendak Allah. Penulis surat
Ibrani menyatakan bahwa Anak Allah yaitu Yesus juga seorang
utusan, tetapi Ia lebih tinggi daripada para malaikat karena
hubunganNya dengan Allah lebih istimewa.

Ayat 6-9, dalam perikop ini penulis Ibrani mengutip kitab Mazmur
8:5-7. Ia mengingatkan siapakah sesungguhnya manusia sehingga
Allah mengingatnya dan mengindahkannya. “Mengingat dan
mengindahkan” berarti menjaga dengan penuh kasih sayang dan
kebaikan. Keluhuran manusia tidak berasal dari dirinya sendiri, tetapi
dari Tuhan. Tuhan memberi manusia kemuliaan dan hormat seorang
raja dan kuasa untuk memerintah.

Dalam ayat 7 penulis Ibrani mengingatkan kembali bahwa gambar


Allah yang sempurna adalah Yesus. Melalui kata “Lebih rendah dari
44
pada malaikat-malaikat” dalam ayat 7 dan 9 penulis Ibrani hendak
menjelaskan bahwa dengan menjadi manusia, Yesus menjadi lebih
rendah daripada malaikat-malaikat untuk sementara waktu.

Yesus telah merendah diriNya dan taat kepada Allah, bahkan sampai
mati dikayu salib. Ia mati untuk menghapus dan mengalahkan maut
serta kejahatan. Allah kemudian membangkitkan dan
menganugerahiNya tempat terhormat di surga. Karena Yesus
menanggung hukuman dosa seluruh umat manusia, maka
kematianNya akan berfaedah bagi semua orang yang menerima Dia.
“segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya”, (ayat 8) di
dalam dunia ini yang telah jatuh dalam dosa belum semua takluk
kepada Kristus. Sekalipun demikian, Yesus sudah di mahkotai dengan
kemulian dan kehormatan disurga (ayat 9), semua kuasa kejahatan di
dunia pasti akan kalah dan dihukum. Kristus mengalami penghinaan
dan menderita kematian bagi semua orang. Kematian-Nya bukanlah
upaya "pendamaian yang terbatas", sebagaimana dikatakan oleh
kalangan tertentu. Karena Ia menanggung hukuman dosa seluruh
umat manusia, maka kematian-Nya akan berfaedah bagi semua orang
yang menerima Dia.

(CI.)

45
MATERI PENDALAMAN ALKITAB
Minggu Ketiga bulan Juni 2018
Ayub 29: 1-20

I. Alur Proses PA
1. Pembukaan: Salam, Pujian, Doa
2. Pembacaan Teks/Perikop
3. Pendalaman Teks/Perikop
a. (Mengungkap): Setelah membaca dan menghayati
perikop bacaan PA kita, apa yang saudara pahami
berkaitan dengan bacaan teks? bagikan.
Atau adakah yang hendak saudara tanyakan?
(Pemandu PA menghimpun pokok-pokok pikiran yang
muncul dan sampaikan pokok-pokok itu ke peserta PA)
b. (Mendalami)
1) Belajar dari perikop PA kita, Apa pentingnya
mengingat masa lalu? Adakah sesuatu yang bisa
dipelajari dari sejarah?
2) Ketika Ayub mengingat masa lalu, refleksi apa saja
berkaitan dengan pemeliharaan Allah yang dia
ungkapkan dalam perikop ini?
3) Apa yang sedang kita pelajari tentang kehadiran diri
kita bagi sesama?
Pesan apa yang menarik dan kontektual dengan
situasi bergereja masa kini?
c. (Mendorong)
4) Komitmen apa yang hendak kita bangun melalui PA
ini? (Pribadi, Persekutuan, Kelg, dll)
II. Pujian dan persembahan
III. Doa syafaat dan penutup
46
Lampiran

Penjelasan Teks

Keterlibatan dengan para sahabat sudah berakhir; sekarang


perjumpaan dengan Allah yang tampil ke depan. Di dalam uraiannya
yang terakhir Ayub merangkum persoalannya. Sapaan langsung
di 30:20-23 menandai bagian ini sebagai kesinambungan seruan Ayub
kepada Allah. Uraian Ayub ini merupakan pengulangan dari keluhan
pembukaannya, kini keluhan tersebut sangat diperlembut karena
sudah melewati api perdebatan yang hebat. Uraian Ayub ini
merupakan trilogi yang terdiri atas gambaran tentang kemuliaan Ayub
sebelumnya (ps. 29), gambaran tentang keadaannya sekarang yang
direndahkan (ps. 30) dan protes akhir karena ia merasa tidak bersalah
(ps. 31).

Ayub mengawali eksposisi tentang sejarah hidupnya yang luar biasa


ini di mana Kitab Ayub dimulai - pada bulan-bulan yang
silam (ay. 2a) yang penuh kemakmuran. Ketika aku mengalami masa
kematanganku (ay. 4a), bukan masa remajaku seperti di terjemahan
baru LAI. Ayub bertolak dari inti persoalan (sebagaimana juga kitab
ini) - ikatan perjanjian yang erat di antara dirinya dengan Allah
(bdg. 1:1). Kebahagiaan pada hari-hari itu yang sekarang demikian
dirindukan Ayub bukanlah kelimpahan hidup firdaus (ay. 6),
melainkan hubungan penuh persahabatan dengan Allah (bdg. Mzm.
25:14) yang darinya kemakmuran itu mengalir (ay. 25). Apabila aku
ke luar ke pintu gerbang kota (ay. 7a). Karena tanah milik Ayub itu
dekat dengan kota, Ayub juga aktif terlibat di dalam masalah-masalah
sipil dan hukum. Pintu gerbang dan "jalan" yang terkait dengannya
atau pasar terbuka merupakan tempat pertemuan penduduk kota.
47
Peranan penting Ayub di dewan dan sidang pengadilan rupanya
merupakan aspek terpenting baginya dari masa lalu (ay. 7-17, 21-25),
ditinjau dari perjuangan pribadinya saat ini untuk memperoleh
keadilan. Kata penentuan yang dengan enggan diberikan kepadanya di
dalam perdebatan itu, sebelumnya merupakan haknya yang tidak
dapat dibantah (ay. 21-23) ketika dia duduk seperti raja di antara
sesamanya (ay. 25). Ironisnya, dia yang waktu itu merupakan tokoh
pembela kaum miskin dan tertindas yang disanjung-sanjung (ay. 11-
17), penghibur tercinta dari orang-orang yang berkabung (ay. 25c),
kini, di dalam kesulitannya, tidak diperhatikan omongannya oleh para
sahabatnya (bdg. khususnya ps. 22) dan tampaknya juga oleh
Allah. Aku berpakaian kebenaran (ay. 14a). Membela orang benar
menjadi darah daging Ayub yang tidak takut pada kesedihan dan
kesulitan (ay. 24) memakai pedang keadilan untuk melepaskan kaum
yang tidak bersalah dari orang-orang yang siap memangsa mereka
(ay. 17a; bdg. Mzm. 72:12-14; Yes. 11:2-5). Salah satu berkat dari
firdaus Ayub yang sekarang sudah hilang itu adalah berbagai harapan
yang indah untuk dapat hidup lama di lingkungan keluarganya
(29:18), untuk dihormati (ay. 20a) dan untuk memiliki kekuatan
(ay. 20b) yang senantiasa dibaharui (ay. 19). Sekarang Ayub
menceritakan kekacauan yang menyedihkan dari semua harapan itu.

~Ribas~

48
MATERI PENDALAMAN ALKITAB
Minggu Keempat bulan Juni 2018
Ratapan 1 : 16-22

Alur Proses PA
I. Pembukaan:
a. Pemandu PA membuka dengan memberi salam kepada peserta
PA.
b. Pemandu PA mengucapkan terima kasih kepada peserta yang
hadir dan tuan rumah yang sudah menyediakan tempat untuk
ber PA.
c. Pujian pembukaan
d. Doa pembukaan
e. Pujian
f. Pembacaan Alkitab: Ratapan 1:16-22
II. Pemandu mengajak peserta untuk mengungkap perikop yang telah
dibaca. Peserta diberi kesempatan untuk bertanya ataupun
menyampaikan kesan-kesannya.
III. Pemandu melanjutkan dengan tahapan pendalaman materi,
dengan menyampaikan pertanyaan sbb:
a. Apa yang menjadi penyebab Tuhan menghukum Bangsa Israel?
b. Bagaimana reaksi orang Israel atas penghukuman itu?
c. Apa yang seharusnya dilakukan umat Israel dalam menghadapi
peristiwa itu?
IV. Pada bagian ini berisi aplikasi dan motivasi ( dorongan) atau
komitmen melalui pertanyaan refleksi.
a. Dari peristiwa penghukuman itu apa yang dapat kita pelajari?
b. Apa hubungan antara pengharapan dan penyerahan diri
kepada Tuhan?

49
c. Komitmen apa yang mau kita bangun melalui PA ini( keluarga,
gereja, masyarakat).
IV. Nyanyian Respon Firman & Persembahan
V. Doa Persembahan
VI. Nyanyian Penutup
VII. Doa Penutup.

Lampiran

Penjelasan teks

Kitab Ratapan sebenarnya merupakan kumpulan lima puisi yang


terpisah. Setiap pasal dalam kitab ini memuat satu puisi. Puisi-puisi itu
mengungkapkan rasa dukacita yang begitu dalam dengan kata-kata
yang memilukan hati. Namun puisi-puisi itu kerap dipergunakan
dalam peribadatan. Kelima puisi ini ibarat saksi mata yang sedang
mengisahkan tragedi terbesar dalam dalam sejarah bangsa Yahudi.
Kota kudus Allah (Yerusalem) dan tempat Kudus Allah (Bait Suci)
dirampok dan dihancurkan oleh musuh-musuh bangsa Israel.

Selain untuk meratapi kehancuran itu, puisi-puisi itu juga ditulis untuk
mengantar umat Allah makna yang berharga dari tragedi yang
memilukan tersebut. Dalam kitab ini nabi atau penyair berbicara
tentang hukuman terhadap kota Yerusalem, dan Yerusalem berbicara
tentang kesedihan dan kesunyiannya.

Penulis ratapan ini kembali berbicara tentang Yerusalem sebagai


seorang perempuan yang menangis, mengungkapkan segala beban
penderitaannya yang teramat berat, Yerusalem mengakui segenap
dosanya dihadapan Allah.
50
Inilah langkah pertama untuk bertobat kepada Allah ( Rat 1: 20).
Yerusalem memohon kepada Allah agar menghukum musuh-musuh
mereka. Jika Yerusalem telah menderita, musuh-musuhnya juga
seharusnya turut menderita ( Ratapan 1: 22).

Its

51
Informasi :

Kepada Yang Terkasih Majelis Jemaat GKSBS.

Bahwa MPS GKSBS menerima tulisan untuk dimuat di website


www.gksbs.org dan media online milik GKSBS lainnya. Tulisan bisa
dibuat oleh siapa saja di jemaat, baik pendeta, majelis, pemuda, dan ibu-
ibu. Tulisan berupa informasi kegiatan di jemaat dan masyarakat sekitar,
dan lain sebagainya. Tidak perlu panjang, kurang lebih 3 atau 4 paragrap
dengan sebisa mungkin memuat informasi siapa, kapan, dimana,
mengapa dan bagaimana (4W1H). Jangan lupa untuk melampirkan foto
terbaik, kemudian dikirim via email ke admin@gksbs.org

Termakasih.

52

Anda mungkin juga menyukai