PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam peralihan teknologi ini telah banyak didirikan bentuk-bentuk
industri yang menghasilkan berbagai bentuk dan produk benda kerja, hal ini
tentunya memerlukan banyak peralatan produksi dan mesin. Secara tidak
langsung hal ini berakibat terbentuknya tenaga-tenaga yang terampil dan
diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah serta perencanaan agar mesin
tersebut dapat bekerja sesuai dengan yang kita harapkan.
Pada kenyataan dari sektor tenaga kerja terampil inilah yang sekarang ini
dirasakan sangat kekurangan, ini disebabkan oleh minimnya sarana pendidikan
yang menunjang baik secara formal maupun non formal yang dapat menghasilkan
tenaga terampil tersebut.
Mahasiswa Tridinanti Palembang dilatih menerapkan teori dan kegiatan di
bangku kuliah, untuk melaksanakan ini maka peru kegiatan yang bersifat realita,
guna mencapai tujuan, mahasiswa di wajibkan mengikuti program Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) yang di selenggarakan oleh Universitas Tridinanti Palembang.
Kegiatan ini dilakukan untuk melihat teknologi yang digunakan industri dan
sebagai bekal pengetahuan bagi mahasiswa sebelum kembali pada masyarakat
terutama di dunia kerja. Dalm kunjungan Kuliah Kerja Lapangan mahasiswa
dapat melihat proses suatu perusahaan, melihat kerja operator dalam
mengoperasikan suatu mesin dan juga melihat teknisi yang sedang membuat suatu
alat hasil rekayasa. Dengan kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat bekerja
dengan trampil, disiplin, kreatif, tekun, dan jujur sesuai dengan bidang pekerjaan
yang dihadapi sehingga mampu melaksanakan tugas dan bertanggung jawab
dimasa yang akan datang.
1
1.2 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Adapun isi dari laporan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini berupa
tinjauan umum perusahaan dan Perguruan tinggi/Universitas yang dikunjungi,
yaitu :
a. PT. Bukaka Teknik Utama
b. PT. Pindad
c. Balai Besar Barang dan Bahan Teknik
d. Universitas ITENAS
2
b. Bagi Universitas
Menjadikan mahasiswa mahasiswi yang lebih mandiri dan aktif dalam
menunjang pendidikan dan melakukan kuliah kerja lapangan.
Dengan melaksanakan kuliah kerja lapangan, diharapkan dapat
menghasilkan lulusan universitas yang berkualitas dan professional.
c. Bagi Penulis
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini mejadi salah satu media pembelajaran
untuk mengetahui kesesuaian antara teori yang telah didapatkan penulis di
bangku kuliah dengan praktek di lapangan. Terlepas dari itu semua
tentunya penulis mendapatkan pengetahuan dan pengembangan wawasan
dalam melatih mental serta komunikasi untuk berinteraksi langsung di
dunia kerja.
d. Bagi Pembaca
Mendapat pengetahun mengenai kesulitan/kendala penulis dalam
pelaksanaan KKL, pembuatan laporan KKL serta bagaiamana
mengatasinya.
Menambah wawasan mengenai kriteria dan tata cara pembuatan laporan
KKL
Menjadi salah satu sumber referensi untuk membuat laporan Kerja Praktek
berikutnya.
1.4 Metodologi
Dalam metodologi penulisan yang digunakan dalam pembuatan laporan
Kuliah Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut :
a. Metode Studi Pustaka
Penulis mengumpulkan sember-sumber berupa literatur yang terdapat pada
buku teori, buku manual, majalah, laporan kuliah kerja lapangan alumni maupun
internet yang mendukung laporan ini.
b. Metode Observasi
Dalam penyusunan data untuk laporan ini dilakukan observasi yang
melibatkan beberapa orang mahasiswa. Observasi ini kami lakukan di PT. Bukaka
Teknik Utama dan PT. Pindad
3
c. Interview / Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan karyawan atau staf-staf yang bekerja
mengenai pembahasan yang berkaitan dengan laporan yang dibuat.
d. Konsultasi
Penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing Kuliah Kerja Lapangan
serta karyawan atau staf yang bekerja dilapangan pada perusahaan yang
dikunjungi.
1.5.1Persiapan Pelaksanaan
a. Perencanaan
Dalam Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan mahasiswa teknik mesin
angkatan 2019 dilakukan dengan berbagai tahap. Tahap awal yang dilakukan
adalah tahap perencanaan, kegiatannya adalah melakukan rapat koordinasi yang
diikuti oleh seluruh mahasiswa angkatan 2019. Adapun rancangan atau
perencanaan yang dilakukan adalah :
Pembentukan panitia.
Penentuan waktu pelaksanaan.
Pembuatan proposal kegiatan.
Pendataan peserta.
Permohonan ijin ke Jurusan .
Pembuatan susunan acara.
Menghubungi perusahaan yang akan dikunjungi (penentuan perusahaan)
mengajukan proposal dan ijin melakukan kunjungan sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam proposal.
Pengajuan surat permohonan dan undangan kepada dosen pembimbing
KKL.
Persiapan dilakukan kurang lebih hampir tiga bulan. Selama proses
persiapan menjadi satu pelajaran yang berharga bagi seluruh mahasiswa
yang terlibat langsung.
4
b. Pelaksanaan
5
Jam 09:00 WIB
kunjungan kerja lapangan II “PT.PINDAD INDONESIA.
Jam 11:00 WIB
Shalat dan makan siang di restaurant di lanjutkan perjalanan menuju
wisata.
Jam 13:00 WIB
kunjungan kerja lapangan III “BALAI BESAR BARANG DAN
BAHAN TEKNIK”.
Jam 16:00 WIB
kunjungan wisata di “ FARM HOUSE”.
Jam 19:00 WIB
Shalat dan makan malam di rumah makan saung pengkolan dan kembali
ke hotel bandung .
Jum’at, 08 Februari 2018
Pukul 05:00 WIB shalat dan makan pagi di hotel bandung.
Jam 09.00 WIB
kunjungan kerja lapangan IV “PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
ITENAS”.
Jam 11.00 WIB
Shalat jum’at dan makan siang di restaurant Grafika Cikole.
Jam 13.00 WIB
Kunjungan wisata di “KAWAH TANGKUBAN PERAHU”
Jam 18:00 WIB
Shalat dan makan malam dan di lanjutkan Kunjungan wisata belanja di
Kawasan sentral Kerajinan Kulit dan Sepatu “CIBADUYUT” dan di
lanjutkan kembali menginap di hotel bandung.
Sabtu, tanggal 09 februari 2018
Pukul 05.30 WIB Morning Call, sarapan pagi di hotel bandung, persiapan
check out hotel bandung.
6
Jam 08:00 WIB
Persiapan perjalanan jakarta menuju Bandara Internasional Halim Perdana
Kusuma.
Jam 12:00 WIB
Shalat dan makan siang di rumah makan restaurant Rest Area Toll
Cikampek.
Jam 14:00 WIB
Tiba di Bandara Internasional Halim Perdana Kusuma, proses check in di
bagasi.
Jam 16:50 WIB
Penerbangan dari jakarta menuju palembang.
Jam 17:55 WIB
Diperkirakan tiba di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badarudin II
Palembang.
7
BAB II
TINJAUAN UMUM
8
Dengan dukungan sumber daya manusia yang ahli di bidangnya,
Perseroan turut berkontribusi terhadap percepatan pembangunan
nasional melalui penyediaan produk dan layanan yang berkualitas
terhadap sektor-sektor strategis, seperti energi, transportasi dan
komunikasi. Perseroan juga didukung oleh entitas anak usahanya, PT
Bukaka Mandiri Sejahtera yang bergerak di bidang pertambangan,
pengolahan dan perdagangan nikel serta PT Bukaka Energi yang
bergerak di bidang pembangkit tenaga listrik.
Dengan dukungan sumber daya manusia yang ahli di bidangnya,
Perseroan turut berkontribusi terhadap percepatan pembangunan
nasional melalui penyediaan produk dan layanan yang berkualitas
terhadap sektor-sektor strategis, seperti energi, transportasi dan
komunikasi. Perseroan juga didukung oleh entitas anak usahanya, PT
Bukaka Mandiri Sejahtera (BMS) yang bergerak di bidang
pertambangan, pengolahan dan perdagangan nikel serta PT Bukaka
Energi (BE) yang bergerak di bidang pembangkit tenaga listrik.
Komitmen Perseroan untuk mempersembahkan karya terbaiknya
bagi bangsa melalui kemitraan strategis dengan banyak perusahaan
terkemuka, termasuk dari mancanegara, membuahkan Sertifikasi ISO
9001 dan Sertifikasi dari American Petroleum Institute (API) untuk
kegiatan jasa terkait minyak dan gas bumi tahun 1995.
b. Visi
Menjadi perusahaan Indonesia terkemuka dibidang Engineering,
Procurement, Construction, Energi, dan Investasi di dunia.
c. Misi
Merekrut sumber daya manusia yang kompeten dan profesional.
Menjadi perusahaan yang mempunyai daya saing tinggi, modern,
inovatif, dan peduli terhadap lingkungan.
9
Menjalankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam
segala aspek.
Memberikan kepuasan dan nilai tambah kepada para pemangku
kepentingan.
10
mengembangkan kerjasama tim yang solid untuk mencapai hasil
yang optimal.
Setiap karyawan harus terus meningkatkan kerjasama tim yang
solid untuk mendorong sinergi yang lebih besar agar dapat
memperoleh hasil yang optimal.
Setiap karyawan harus secara aktif berkontribusi dan
bertanggung jawab terhadap pengembangan organisasi secara
keseluruhan dan tidak hanya mementingkan keberhasilan individual
semata.
nilai 3 - profesionalisme
"Senantiasa bertindak dan bersikap profesional dalam rangka
menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan untuk mencapai kinerja
terbaik"
Setiap karyawan bertanggung jawab untuk menyelesaikan setiap
tugas, dan pekerjaannya dengan kinerja terbaik, dan juga fleksibel
atas setiap perubahan rencana kerja, jadwal, dan hal-hal lainnya
yang terkait dengan pekerjaannya yang mungkin berkembang dalam
penyelesaian pekerjaannya.
Setiap karyawan harus matang secara emosional, dan
bertanggung jawab atas segala hal yang telah dilakukan. Setiap
karyawan harus terbuka terhadap setiap masukan positif yang
diberikan oleh orang lain.
Setiap karyawan harus menghormati orang lain sebagaimana
menghormati dirinya sendiri. Setiap karyawan harus bersikap
menyenangkan dan berlaku sopan kepada orang lain.
nilai 4 - inovasi
"Senantiasa berinovasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman dan baik, dan dalam menemukan peluang bisnis baru serta
menyempurnakan proses bisnis"
Setiap karyawan didorong untuk kreatif dalam mengembangkan
lingkungan kerjanya, dan menyempurnakan bisnis proses yang ada.
11
Setiap karyawan didorong untuk kreatif dalam mencari dan
menciptakan peluang bisnis baru.
Setiap karyawan harus berpikir ke depan dan bersedia berbagi
pendapat maupun ide-ide yang berkaitan dengan pengembangan-
pengembangan baru. Setiap karyawan diharapkan dapat memberikan
gagasan-gagasan atau ide-ide tanpa memilki rasa takut ditolak.
nilai 5 - keunggulan
"Senantiasa mengejar keunggulan dalam semua aspek untuk
mencapai Visi dan Misi Perusahaan"
Setiap karyawan harus menempatkan Safety, Health and
Environment yang mengacu pada SOP (Standard Operating
Procedure) Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan Perusahaan
dalam setiap aktivitas pekerjaan.
Setiap karyawan harus mampu menunjukkan kepribadian dan
sikap profesional terbaiknya, dan memberikan kualitas tertinggi dari
apa yang mampu diberikan.
Setiap karyawan harus berkomitmen untuk melakukan perbaikan
secara terus-menerus, dan berusaha menerapkan standar kinerja yang
sudah diatur dalam industri Perusahaan.
Setiap karyawan harus memberikan pengalaman yang unggul
kepada semua pelanggan Perusahaan, sehingga karyawan dapat
menemukan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan para
pelanggan .
e. Lokasi Perusahaan
- Kantor Pusat & Site Plant : Jl. Raya Narogong Bekasi Km. 19.5
Cileungsi, Bogor
Jawa Barat
T: +6221 823 2323
F: +6221 823 1150
E-mail: corsec @bukaka.com
12
Website: www.bukaka.com
f. Struktur Organisasi
13
2.1.2 PT. Pindad
Dalam Kegiatan KKL kali ini, PT. Pindad yang dikunjungi adalah
PT.Pindad yang berada di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
a. Sejarah Perusahaan
MasaKolonial Belanda Dan Pendudukan Jepang
Pada tahun 1808, William Herman Daendels, Gubernur Jenderal Belanda
yang tengah berkuasa saat itu mendirikan bengkel untuk pengadaan, pemeliharaan
dan perbaikan alat-alat perkakas senjata Belanda bernama Contructie
Winkel (CW) di Surabaya dan inilah awal mulanya PT. Pindad (Persero) sebagai
satu-satunya industri manufaktur pertahanan di Indonesia.
Selain bengkel senjata, Daendels kala itu juga mendirikan bengkel munisi
berkaliber besar bernama Proyektiel Fabriek (PF) dan laboratorium Kimia di
Semarang. Kemudian, pemerintah kolonial Belanda pun mendirikan bengkel
14
pembuatan dan perbaikan munisi dan bahan peledak untuk angkatan laut mereka
yang bernama Pyrotechnische Werkplaats (PW) pada tahun 1850 di Surabaya.
Pada tanggal 1 Januari 1851, CW diubah namanya menjadi Artilerie
Constructie Winkel (ACW). Kemudian pada tahun 1961, dua bengkel
persenjataan yang berada di Surabaya, ACW dan PW disatukan di bawah bendera
ACW. Kebijakan penggabungan ini, menjadikan ACW mempunyai tiga instalasi
produksi yaitu; unit produksi senjata dan alat-alat perkakasnya (Wapen
Kamer), munisi dan barang-barang lain yang berhubungan dengan bahan peledak
(Pyrotechnische Werkplaats), serta laboratorium penelitian bahan-bahan maupun
barang-barang hasil produksi.
Perang Dunia I pada pertengahan 1914, melibatkan banyak Negara Eropa,
termasuk Belanda. Demi kepentingan strategis, pemerintah kolonial Belanda pun
mulai mempertimbangkan relokasi sejumlah instalasi penting yang dinilai lebih
aman.
Bandung dinilai tepat sebagai tempat relokasi yang baik karena selain
kontur daerahnya berupa perbukitan dan pegunungan yang bisa dijadikan bentang
pertahanan alami terhadap serangan musuh, posisi Bandung juga sangat strategis
karena sudah memiliki sarana transportasi darat yang memadai, dilalui oleh Jalan
Raya Pos (De Grote Postweg) dan dilalui jalur kereta api Staats Spoorwegen kota
Bandung juga berada tidak jauh dengan pusat pemerintahan Hindia Belanda,
Batavia.
ACW dipindahkan pertama kali ke Bandung, pada rentang waktu 1918-
1920. Pada tahun 1932, PW dipindahkan ke Bandung, bergabung bersama ACW
dan dua instalasi persenjataan lain yaitu Proyektiel Fabriek (PF) dan laboratorium
Kimia dari Semarang, serta Institut Pendidikan Pemeliharaan dan Perbaikan
Senjata dari Jatinegara yang direlokasi ke Bandung dengan nama
baru, Geweemarkerschool. Keempat instalasi tersebut dilebur di bawah
benderta Artilerie Inrichtingen (AI).
15
Gambar 2. Foto Pejabat Hindia Belanda Berpose Bersama Karyawan ACW di
Lokasi PT. Pindad Saat Ini
16
Bagian dari TNI AD
PSM mengalami krisis tenaga ahli karena para pekerja asing harus kembali
ke negara asalnya berdasarkan Peraturan Pemerintah. Oleh karena itu terjadi
sentralisasi organisasi dengan merampingkan lini produksi dari 13 menjadi 6 lini
dengan lini baru Munisi Kaliber Kecil (MKK) yang baru dibentuk. PSM juga
melakukan modernisasi pabrik dengan membeli mesin-mesin baru untuk
pembuatan senjata dan munisi, suku cadang, material, dan alat perlengkapan
militer lainnya.
17
Delapan tahun berjalan, PSM pun diubah namanya menjadi Pabrik Alat
Peralatan Angkatan Darat (Pabal AD) pada tanggal 1 Desember 1958. Pabal AD
bukan sekedar memperoduksi senjata dan munisi saja namun juga peralatan milter
yang lain, untuk mengurangi ketergantungan peralatan militer Indonesia pada
negara lain. Banyak pemuda potensial yang dikirim ke luar negeri untuk
mempelajari persenjataan dan balistik.
18
Sekitar tahun 1962, nama Pabal AD diubah menjadi Perindustrian TNI
Angkatan Darat (Pindad). Tahapan pengembangan di era Pindad lebih berfokus
pada tujuan pembinaan yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip pengelolaan
terpadu dan kemajuan teknologi mutakhir. Proses produksi Pindad pun dilakukan
untuk mendukung kebutuhan TNI AD. Serangkaian percobaan dan evaluasi
pembuatan senjata baru pun dilakukan dan menghasilkan berbagai Surat
Keputusan dari Angkatan Bersenjata untuk memakai senjata Pindad sebagai
senjata standar mereka. Setelah itu, senjata pun diproduksi secara massal.
Pada saat Operasi Seroja TNI-AD untuk pembebasan Timor Timur dari
penjajahan Portugal persenjataan Pindad banyak mengalami kendala di lapangan
sehingga pada tahun 1975 Kopindad menarik kembali sebanyak 69.000 pucuk
senjata yang telah diserahkan kepada TNI-AD. Selanjutnya Kopindad melalukan
transformasi dan modifikasi terhadap beberapa senjata antara lain SMR Madsen
Setter MK III Kaliber 30mm long menjadi SPM.1 kaliber 7,62mm yang
diproduksi sebanyak 4.550 pucuk dan membuat desain senjata senapan SS77
Kaliber 223.
19
Presiden RI No.47 Tahun 1981, Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT)
yang sudah berdiri sejak tahun 1978, harus lebih memperhatikan proses
transformasi teknologi yang ditetapkan pemerintah Indonesia itu, termasuk
pengadaan mesin-mesin untuk kebutuhan Industri.
Ketua BPPT saat itu Prof. DR. Ing. B.J. Habibie kemudian membentuk
Tim Corporate Plan (Perencana Perusahaan) Pindad melalui Surat Keputusan
BPPT No. SL/084/KA/BPPT/VI/1981. Tim Corporate Plan diketuai langsung
oleh Habibie dan terdiri dari unsur BPPT dan Departemen Hankam.
20
Sebagai sebuah perusahaan Pindad diharapkan dapat memproduksi
peralatan militer yang dibutuhkan secara efisien dan menghasilkan produk-
produk komersial berorientasi bisnis. Dan memiliki biaya serta anggaran sendiri
untuk pengembangan, penelitian dan investasi serta mengembangkan
profesionalisme industrinya.
Dan pada awal 1983 Pindad menjadi badan usaha milik Negara (BUMN)
sesuai dengan keputusan pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah
(PP) RI No.4 Tahun 1983 tertanggal 11 Februari 1983.
21
Visi Perusahaan :
Menjadi produsen peralatan pertahanan dan keamanan terkemuka di Asia
pada tahun 2023, melalui upaya inovasi produk dan kemitraan strategik.
MisiPerusahaan :
Melaksanakan usaha terpadu di bidang peralatan pertahanan dan keamanan
serta peralatan industrial untuk mendukung pembangunan nasional dan secara
khusus untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara.
c. Tujuan Perusahaan
d. Sasaran Perusahaan
Jujur
Belajar
22
Unggul
Menjaga keunggulan mutu, harga, waktu
Berdaya saing tinggi
Mampu menjadi pemain global
Selamat
23
Kebijakan ini dikomunikasikan kepada seluruh karyawan dan pihak terkait
untuk dipahami dan diterapkan secara konsisten, serta ditinjau kesesuaian dan
keefektifannya secara berkala.
Saat ini 60% dari lahan Pindad ditanami berbagai macam pepohonan dan
lahan hijau, bahkan beberapa jenis pohon termasuk pohon langka. Dan yang lebih
menarik, diantara lingkungan yang harmonis ini, hidup lebih dari 30 spesies
burung. Beberapa burung termasuk burung yang langka hidup di perkotaan.
Kondisi tersebut memungkinkan pecinta burung baik pelajar dan masyarakat
umum melakukan penelitian kehidupan burung-burung tersebut.
h. Legalitas PT.Pindad
Pernyataan Keputusan Rapat Perusahaan Perseroan (Persero) tanggal 7
Juli 2008 dengan Akta Nomor 15 notaris Nining Pupaningtyas, SH. yang telah
didaftarkan pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : AHU-
80910.AH.01.02. Tahun 2008. Pada Rapat Perusahaan tersebut telah diputuskan
dengan suara bulat Menyetujui perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan
untuk disesuaikan dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
24
503/110/DP/X/2016 – KaKe. diketahui Camat Kiara Condong, Pemerintah Kota
Bandung.
i. Struktur Organisasi
25
Gambar 7. Struktur Organisasi PT. Pindad
a. Sejarah B4T
Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) didirikan pada tahun 1909 di
Batavia (sekarang Jakarta) oleh pemerintah Hindia Belanda dengan nama
Laboratorium Voor Metaal Onderzoek di bawah Burgelizke Openbake Warken
(sekarang Departemen PU).
26
Tahun 1971, kedudukan balai di bawah Lembaga Penelitian dan
Pendidikan Industri.
Tahun 1974, kedudukan balai di bawah Puslitbang Industri Logam dan
Mesin Departemen Perindustrian.
Tahun 1980, kedudukan balai di bawah Badan Litbang Industri
Departemen Perindustrian dan berubah nama menjadi Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang Teknik
Akhir tahun 2002, menjadi Balai Besar Bahan dan Barang Teknik yang
disingkat B4T.
Tahun 2006, menjadi Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (SK Menteri
Perindustrian No. 43/M-IND/PER/6/2006).
Logo B4T
27
Gambar Struktur Organisasi B4T
2. Subbagian Keuangan
28
Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan dan
inventarisasi barang milik negara
3. Subbagian Kepegawaian
4. Subbagian Umum
29
3. Seksi Informasi
c. Bidang Standardisasi
2. Pelaksanaan kalibrasi alat uji, alat ukur, mesin dan peralatan untuk kepentingan
produksi dan pengendaian mutu; dan
1. Seksi Pengujian
2. Seksi Kalibrasi
d. Bidang Sertifikasi
30
• Pelaksanaan sertifikasi atas sistem manajemen mutu dan sistem
manajemen lingkungan dalam rangka pemenuhan persyaratan Standar Nasional
dan Internasional;
• Pelaksanaan sertifikasi atas mutu bahan dan produk barang teknik dalam
rangka pemenuhan persyaratan Standar Nasional dan Internasional;
Seksi Mutu Bahan dan Barang Teknik mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan sertifikasi atas mutu bahan dan produk barang teknik dalam rangka
peenuhan persyaratan Standar Nasional dan Internasional.
2. Pengkajian atas dokumen dan laporan hasil uji serta menginspeksi peralatan
dan perlengkapan dari non logam; dan
31
3. Pemeriksaan dan pengkajian sebab-sebab kerusakan peralatan, perlengkapan,
dan instalasi pabrik serta menetapkan sistem pemeliharaannya.
Seksi Inspeksi Bahan dan Barang Teknik Logam mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pengkajian atas dokumen peralatan serta menginspeksi peralatan
dan perlengkapan dari logam, termasuk pabrik, konstruksi dan instalasinya.
Seksi Inspeksi Bahan dan Barang Teknik Non Logam mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan pengkajian atas dokumen dan laporan hasil uji serta
menginspeksi peralatan dan perlengkapan dari non logam.
VISI
MISI
32
Melaksanakan peningkatan infrastruktur berbasis kompetensi untuk
mencapai pengakuan Nasional dan Internasional
33
Institut Teknologi Nasional (ITENAS) adalah sebuah perguruan tinggi swasta di
Kota Bandung. Itenas diresmikan pada tahun 1972 dengan R. Mansoer
Wiratmadja sebagai rektor pertamanya. Saat ini Itenas memiliki 14 jurusan yang
dinaungi oleh tiga fakultas, yaitu Fakultas Teknologi Industri, Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan, dan Fakultas Seni Rupa dan Desain.
Maksud dan tujuan didirikannya yayasan ini adalah untuk melakukan kegiatan
dalam bidang pendidikan dengan arti yang seluas-luasnya, termasuk di dalamnya
mendirikan perguruan tinggi. Dengan SK Dewan Pengurus Yayasan Pendidikan
Dayang Sumbi No. 01/Kep/DS/1972 tanggal 14 Desember 1972, didirikan
Akademi Teknologi Nasional (Atenas) yang terdiri dari jurusan: Arsitektur, Sipil,
Elektro, dan Mesin. Pada saat itu diangkat Prof. R. Soetedjo, Ir., sebagai direktur
Atenas.
34
2. Ny. Sutjiati Bunarto, Ir, Sebagai Sekretaris.
1. Ketua : Darmawan, SH
4. Anggota:
35
Pada tanggal 13 Januari 1998 Ketua Dewan Pengurus Yayasan Pendidikan
Dayang Sumbi Darmawan SH wafat. Untuk menjamin kelancaran tugas-tugas
yayasan, maka diangkat Dr. Iwan Inrawan Wiratmadja, Ir. sebagai ketua.
4. Anggota:
4. Anggota:
36
-Silvia Sukirman, Ir.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
37
3.1 HASIL OBSERVASI
3.1.1. PT. Bukaka Teknik Utama
a. Bidang Usaha dan Hasil Produksi
Steel tower
Sebagai pionir dalam membuat dan membangun transmisi
tegangan tinggi dan sangat tinggi di Indonesia, Perseroan memproduksi
transmisi pertamanya dengan kapasitas 70kV dan 150 kV pada tahun
1981, dan double circuit tower dengan kapasitas 500 kV pada tahun
1984. Hingga tahun 2010, Perseroan telah menyelesaikan sejumlah
proyek turn-key dengan kapasitas antara 70kV s/d 500 kV untuk PT
Perusahaan Listrik Negara (Persero). Di samping itu, Perseroan
merupakan satu-satunya perusahaan di Asia Tenggara yang memiliki
fasilitas uji coba tower berkapasitas hingga 500 kV.
Perseroan juga berkontribusi dalam proyek turn-key tower
telekomunikasi dan pembangunan shelter untuk memenuhi kebutuhan
beberapa operator dan provider telco di Indonesia, baik untuk tipe
tower curve dan pipe, serta pembangunan proyek turn-key untuk tower
broadcast dengan ketinggian 220 m di Surabaya dan Semarang. Unit
Usaha ini telah melayani permintaan dari beberapa perusahaan besar
seperti PT SMART, PT Telkom Indonesia Tbk (Persero), Siemens, PT
XL Axiata, PT Indosat Tbk, PT Tower Bersama, PT Daya Mitra, dan
PT Protelindo.
38
Perseroan memproduksi dua tipe jembatan penumpang, yaitu yang
dinding-nya terbuat dari baja dan kaca.
Semua produk dibuat menggunakan teknologi mekanik elektro
dan sistem pengendalian modern yang dapat disesuaikan untuk
memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan bagi para penumpang dan
pesawat. Menggunakan konsep modern, Unit Usaha Jembatan
Penumpang Perseroan menawarkan produk yang mudah dioperasikan
dan perawatannya.
Sepanjang tahun 2013, Perseroan telah memproduksi sebanyak
566 unit, dimana 402 unit diantaranya dipesan oleh beberapa negara
yaitu Jepang, Thailand, Hong Kong, Cina, India, Malaysia, Chile,
Bangladesh, Myanmar, Brunei, dan Singapura.
39
Unit yang mulai beroperasi pada tahun 1980 ini, pada awalnya
hanya memproduksi Asphalt Sprayer dan Stone Crusher. Kemudian
berkembang dengan memproduksi peralatan konstruksi jalan seperti
Asphalt Mixing Plant, Asphalt Patch Mixer, Tandem Vibration Roller,
Slurry Seal, Asphalt Sprayer, Road Roller dan Stone Crusher,
Vibratory Roller, serta Road Maintenance Truck. Dengan kapasitas
produksi 50 unit per tahun, unit usaha ini telah melayani beberapa
perusahaan yaitu PT Brantas Abipraya, PT Hutama Karya (Persero),
PT Adhi Karya Tbk (Persero), PT Nindya Karya, Departemen
Pekerjaan Umum (PU), dan beberapa perusahaan swasta lainnya.
40
Catering Truck, Stick Boom Crane Truck, and Service & Recondition
of Fire Fighting Truck.
Galvanizing
Unit usaha ini memiliki kapasitas produksi 40.000 ton per tahun
dengan ukuran vessel 2,5 m x 1,9 m x 12,6 m. Unit usaha ini telah
memperoleh pengakuan internasional dengan diperolehnya Sertifikat
ISO 9001:2000 untuk Quality Management dari World Quality
Assurance Management, Sertifikat No. 40175 untuk Environmental
Management dari United Registrar of Systems (URS) serta Sertifikat
No. 40175 untuk Quality Management dari URS .
Power Generation
41
PT Pindad (Persero) merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik
Negara) yang bergerak dalam bidang Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan)
dan produk komersial, sebagai berikut :
a. Produksi/Manufaktur
Melakukan produksi baik produk alutsista maupun nonalutsista, mengolah
bahan mentah tertentu menjadi bahan pokok maupun produk jadi serta melakukan
proses assembling (perakitan) pada produk berikut :
42
Jasa transportasi bahan peledak
Jasa pergudangan bahan peledak
Pemeliharaan Mesin Listrik
c. Perdagangan
Strategi yang dijalankan, oleh PT Pindad (Persero) dengan mengupayakan
pemasaran dan penjualan meliputi :Produk lama kepada pasar baru, Produk
baru kepada pasar lama, Produk baru kepada pasar baru.
Melaksanakan pemasaran, penjualan dan distribusi produk dan jasa
perusahaan termasuk produksi pihak lain, baik di dalam maupun di luar
negeri seperti :
Ammonium Nitrate
Panfo
Detonator Listrik
Detonator Non Listrik
Detonating COD
Booster
Geodetoseis
Geopentoseis
Menginisiasi bisnis baru dibidang peralatan industrial yang terkait
denganteknologi produk maupun teknologi produksi Alutsista.
d. Produk dan jasa lainnya:
Dalam rangka memanfaatkan sisa kapasitas yang telah dimiliki perusahaan.
Untuk kunjungan PT. Pindad di Bandung kali ini peserta rombongan KKL
hanya mendapat kesempatan mengunjungi Divisi Pproduksi Kendaraan Khusus,
Divisi Produksi Alat Berat dan Proses pengecoran logam, dan produk prasarana
kereta api.
43
(Persero) sejak tahun 1993, telah bekerja sama dengan berbagai pihak baik dalam
maupun luar negeri dalam upaya untuk mengembangkan teknologi fungsi
kendaraan khusus, termasuk kendaraan anti-peluru untuk memenuhi permintaan
pasar militer dan instansi.
Penelitian dan pengembangan terus menerus dilakukan untuk mencapai
tujuan masa depan untuk meningkatkan kapasitas bisnis dan teknologi. Produk
yang dihasilkan, seperti: Kendaraan Taktis, Panser untuk TNI dan Polri,
konstruksi khusus dan komponen kendaraan khusus. Hingga saat ini Panser
ANOA 6 X 6 yang telah di produksi mencapai kurang lebih 260 kendaraan
dengan berbagai varian yang dibuat sesuai dengan permintaan dan kebutuhan
pelanggan.
Divisi Kendaraan Khusus PT. Pindad Persero memproduksi kendaraan
yang sesuai dengan kebutuhan penggunaanya dan menjadikan setiap Kendaraan
Khusus Pindad benar-benar sesuai kebutuhan pengguna.
Berikut berbagai macam kendaraan khusus Produksi PT. PINDAD
Peralatan standart :
Winch 6 ton, Pioneer Set, Pemadam Kebakaran, Penyejuk Udara, Toolkit
Pengemudi, Lampu-Peta, Jaring Kamuflase, Hydraulic Rear Rampdoor System,
Smoke Grenade Dischargers cal. 66 mm; (3 right, 3 left).
Fitur opsional :
44
Komunikasi (AM, FM Radio dan Intercom Set ; 2x12V-100 Amp baterai), GPS,
NVG, Add-on Keramik lapis baja Armament; RCWS-Cal 7,62/12,7 mm (Remote
Control Weapon System).Senjata di bagian belakang Senapan Mesin Ringan
7,62mm.
Turet :
-Elevation :-10o s.d.+45o
-Rotation :360o
-Operation : Manually
Divisi Alat Berat
Divisi Alat Berat PT Pindad (Persero) adalah divisi yang menghasilkan
kelistrikan, dan pertanian. Produk dan jasa yang kami sediakan antara lain :
- Alat Berat
- Mesin Listrik
- Jasa Permesinan
dan roda rantai, PT Pindad menciptakan produk alat berat dengan merek Excava
Produk mesin listrik yang dihasilkan PT. Pindad meliputi generator dengan
kapasitas sampai 15 MW, motor listrik yang terdiri dari produk motor traksi yang
motor listrik. Produk mesin listrik PT Pindad telah digunakan di sebagian besar
Produk Peralatan Kapal Laut bermula dari kerjasama yang didirikan bersama
45
Hatlapa. Pindad telah mengembangkan berbagai produk peralatan kapal laut sejak
tahun 1991 hingga saat ini dengan merek PinMarine. Dengan dukungan Sumber
Daya Manusia, sistem produksi dan kualitas kontrol yang baik, PinMarine mampu
klasifikasi Nasional & Internasional, seperti BKI, LR, ClassNK, BV, RINA, GL,
ABS.
lain traktor roda empat (multiguna), rota tanam, dan combine multikomoditas.
komputerisasi (CNC).
Excava 200
Excava 200 merupakan produk alat berat pertama produksi PT Pindad
yang merupakan hasil transformasi kompetensi produk hankam, yaitu kompetensi
46
sistem hydraulic pada kendaraaan khusus jenis recovery dan kompetensi roda
rantai.
Divisi Produk Prasarana Kereta Api dan Pengecoran Logam PT. Pindad
Divisi Tempa dan Cor merupakan bagian dari bisnis PT. Pindad (Persero)
yang bertujuan selain mendukung produksi unit usaha internal PT. Pindad
(Persero) juga untuk memenuhi permintaan dan mendukung pasar lokal maupun
ekspor dalam bidang jasa pengecoran logam serta mendukung pembangunan
infrastruktur perkeretaapian Indonesia melalui produk-produk prasarana kereta
api.
Produk-produk yang dihasilkan dari jasa pengecoran logam dan produk
prasarana kereta api diproduksi dengan mengedepankan kualitas berdasarkan
standar internasional maupun nasional dan disertai jaminan mutu produk.
47
Alat Penambat Rel (Rail fastener) produksi PT Pindad (Persero) sangat kompetitif
serta dengan jaminan kualitas pekerjaan yang tinggi dimana dalam proses
produksi kami menggunakan Standar Iinternational maupun National seperti
AREMA/AREA Standard, SNI Standar, serta didukung oleh sumber daya
manusia yang telah berpengalaman dengan kemampuan dan keahlian yang sudah
teruji.
Kualitas hasil produksi yang bermutu tinggi dan kepuasan pelanggan
dalam menggunakan produk yang kami hasilkan. merupakan tujuan bisnis Pindad.
Dengan semangat dan keyakinan yang tinggi kami selalu siap bekerja keras untuk
mengembangkan keahlian dan teknologi yang dimiliki agar dapat menawarkan
solusi terbaik bagi pelanggan maupun pengguna produk prasarana dan sarana
Kereta Api kami.
Penggunaan :
Sistem pengereman ini digunakan pada Gerbong Barang
Prinsip Kerja :
Sistem ini bekerja pada dua tekanan karena dilengkapi dengan Operating Valve,
dimana tekanan dari Distributor Valve KE2cSL/A ke Brake Cylinder akan
berubah sesuai dengan kondisi gerbong, dalam keadaan gerbong kosong tekanan
pada minimum 2.2 bar untuk gerbong datar, 2.6 bar untuk gerbong batu bara
48
sedangkan dalam kondisi gerbong isi, tekanan berubah menjadi maksimum 3.8
bar untuk gerbong datar maupun gerbong batu bara.
Brake Coupling
Brake Coupling digunakan pada setiap brake system yang berfungsi sebagai
penyambung untuk mengalirkan udara dari satu gerbong ke gerbong yang lain.
Alat penambat rel type KA-Clip hak kepemilikannya PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) – PT. Pindad (Persero) patent no ID 0 007 930.
Izin penggunaan KA-Clip dari Dirjen Perkeretaapian Departemen Perhubungan
untuk digunakan pada proyek dilingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian
maupun di wilayah kerja PT. Kereta api Indonesia (Persero) 19 April tahun 2000.
FiturDesain KA-Clip :
49
Gaya jepit tinggi/besar 750-1300 Kgf. (According to National Standard
Indonesia SNI 11-3677-1995)
Dapat meredam getaran, mampu menahan beban longitudinal dan lateral
serta beban gandar (axle load) serta memiliki anti vandal
Dapat dipasang pada lengkung, perlintasan dan sambungan rail dan untuk
berbagai type rail dan bantalan (beton, kayu & Baja)
Dapat melindungi signal and tracking systems.
Dapat digunakan kembali apabila penggantian Rel maupun jenis bantalan
dilakukan.
DE-Clips (DE-Clips Rail Fastener) diproduksi sejak tahun 1984 yang merupakan
lisensi dari Hollandia Kloosdan Ewem AG. DE-Clip Rail Fastener telah lulus uji
dengan standar AREMA (American Railway Engineering & Maintenance
Association) :
50
Komponen sedikit dan sederhana
Mudah dalam pemasangan
Dapat digunakan kembail bila rail diganti
Perawatan/maintenance mudah
Gaya cekam tinggi 750 1300 Kgf (SNI 11-3677-1995)
Dapat meredam getaran rail
Mampu menahan beban longitudinal dan lateral serta beban gandar (axle
load)
Mengunci sendiri (anti vandal)
Dapat dipasang pada lengkung, perlintasan dan sambungan rail.
Dapat dipakai pada berbagai type rail
Dapat melindungi signal and tracking systems.
51
berkembang. Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar masih
merupakan penyebab pelemahan ekonomi Indonesia.
Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) sebagai Institusi dibawah
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), B4T Mempunyai
pengalaman di Bidang Pengujian, Kalibrasi, Inspeksi Teknik, Pelatihan Teknik,
Sertifakasi Sistem Management Mutu, Sertifikasi Produk, Kepastian Mutu Bahan
dan Barang Teknik serta telah diakui Keberadaannya oleh Industri karena mutu
Pelayanan yang Prima dan Konsisten.
52
Internasional seperti SNI, ASTM, ISO, British Standard, JIS, Jurnal, Majalah serta
Literatur lainnya. Untuk kegiatan Promosi dilakukan melalui media cetak
berbentuk Profil Perusahaan, Brosur dan media elektronik berbentuk Multimedia
dan Website Layanan Jasa Teknik B4T, serta Promosi melalui kegiatan event –
event Pameran, Diseminasi hasil – hasil Litbangyasa B4T, Seminar dan Business
Gathering
53
Tujuan pendidikan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan adalah mendidik
calon sarjana yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang tinggi
dibidang perencanaan dan kerekayasaan sipil, mampu bekerja dalam tim yang
interdisiplin dan multidisiplin dalam menangani masalah di bidang perencanaan
dan kerekayasaan sipil, memliki jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan serta
mampu melakukan inovasi, serta memiliki kesadaran untuk melestarikan
lingkungan hidup, baik dalam profesional maupun dalam kehidupan sosial.
Tujuan pendidikan Fakultas Seni Rupa dan Desain secara umum adalah
menghasilkan sarjana yang memliki keahlian seni dan desain yang memadai dan
mampu menerapkannya secara profesional mampu menerapkannya secara
profesional dan bertanggung jawab pada berbagai bidang seni dan desain.
Itenas saat ini membuka program pascasarjana/magister, yang terdiri dari jurusan :
Teknik Mesin
Teknik Industri
Teknik Sipil
Fasilitas Penunjang Akademik
selain ruang kuliah ITENAS juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk
menunjang pelaksanaan proses pembelajaran, antara lain
Toko buku
Cafetaria
Bank
Klinik
Perpustakaan
54
Hotspot
Jaringan Intranet dan Internet
Studio Pendidikan Dasar
Studio Perancangan Komunikasi Visual
Studio Tugas Akhir Komunikasi Visual
Perpustakaan Terpusat Berakses Internet
Anjungan Informasi Mandiri
Laboratorium Komputer
Laboratorium Bahasa Inggris
Laboratorium Fisika
Laboratorium Komputer
Laboratorium Audio Visual
Laboratorium Fotografi
Galeri Desain Komunikasi Visual
Bengkel Desain Produk
serta 50 Laboratorium dan 15 studio yang tersebar di 14 jurusan
55
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
56
DAFTAR PUSTAKA
- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Institut_Teknologi_Nasional_(Bandung)
[Diakses pada 20 februari 2019, 15:10:31 ]
57
58