laporan
dibuat sebagai salah satu
tahapan
PKL
oleh
Saad Sidny
Teknik Instalasi
Listrik
20048
Laporan ini telah disahkan oleh guru pembimbing, pembimbing industri, dan
diketahui oleh ketua konsentrasi keahlian teknik instalasi listrik SMK Negeri 2 Kebumen,
pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Widadi, S.Pd.
NIP. 19690402 20801 1 006
MOTTO
1. Jangan takut gagal, karena belajar dari kegagalan adalah hal yang bijak.
2. Kesuksesan tidak akan bertahan lama, jika Anda memperolehnya lewat jalan
pintas.
3. Jangan pernah malu dengan apa yang kamu kerjakan walaupun gagal, cobalah
belajar dari kegagalan dan mulai lagi.
4. Hiduplah seperti akan mati besok, belajarlah seolah engkau memiliki kehidupan
yang abadi.
5. Percaya pada diri sendiri merupakan cara terindah menjalani hidup ini.
10. Kendalikan apa yang bisa kita kendalikan. Abaikan apa yaang tidak bisa kita
kendalikan.
KATA PENGANTAR
Alhahamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan prakerin yang telah dilaksanakan
pada tingkat XI SMK Negeri 2 Kebumen dan dapat menyelesaikan laporan ini tanpa ada
halangan apapun. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas atas pelaksanaan prakerin
tingkat XI SMK Negeri 2 Kebumen tahun ajaran 2022/2023.
Laporan ini dapat diselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Nurul Aini, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMK Negeri 2 Kebumen.
2. Bapak Harry Anggriawan selaku Pimpinan PT PLN (Persero) ULP Kebumen.
3. Bapak Iwan Wahyudi selaku Koordinator PT PLN (Persero) ULP Kebumen,
Kantor Jaga Kota 1.
4. Bapak Subagiyo Budi Wahono, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah
Hubungan Industri.
5. Bapak Toto Soeharso, S.Pd. dan Bapak Akhmad Zen Rofiq, S.Pd. selaku staff
Pokja PKL.
6. Ibu Yuniah Rosianah, S.Pd. selaku pembimbing Praktik Kerja Lapangan di PT
PLN (Persero) ULP Kebumen, Kantor Jaga Kota 1.
7. Orang Tua serta keluarga yang telah mendukung saya untuk melaksanakan
kegiatan Praktik Kerja Lapangan.
8. Teman-teman seangkatan yang selalu menyemangati satu sama lain.
Kemudian penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, demi
kebaikan laporan di masa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca sekalian.
Saad Sidny
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu konsep pendidikan yang sedang aktual dewasa ini adalah sistem
magang bagi /siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam lingkup
Departemen Pendidikan Nasional khususnya SMK sistem magang ini operasional
disebut dengan Praktek Kerja Lapangan.
Pada Praktik Kerja Lapangan ini, penulis memilih materi Pengukuran Beban
Transfomator Satu Fasa sebagai topik utama pada penulisan laporan.
B. TUJUAN
Tujuan diadakannya prakerin atau praktik kerja industri dapat dibagi menjadi 2
yaitu Tujuan Umum dan Tujuan Khusus.
1. Tujuan Umum.
a. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam
rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada
peduli mutu proses dan hasil kerja.
b. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki
dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global.
c. Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai keutuhan
standar kompetensi lulusan.
d. Mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) antara SMK dan Institusi Pasangan Du/Di
yang memadukan secara sistematis dan sistemik.
e. Meningkatkan dan mengembangkan hubungan SMK dengan Dunia Usaha
atau Dunia Industri agar bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu
pendidikan menengah kejuruan.
f. Secara bersama-sama menetapkan langkah-langkah kongkrit untuk
melaksanakan lebih mantap bentuk dan jenis hubungan kerja samanya.
g. Membuat komitmen bersama untuk dijadikan landasan pelaksanaan
hubungan kerjasama.
h. Mengembangkan hubungan kerjasama secara bersama-sama untuk
melaksanakan PK.
2. Tujuan Khusus.
a. Mengenal kegiatan Dunia Usaha dan Dunia Industri.
b. Melaksanakan proses pembelajaran produktif di Dunia Usaha dan Dunia
Industri.
c. Memperoleh keterampilan tambahan sebagai pelengkap keterampilan yang
diperoleh di sekolah.
d. Berpraktik langsung atau melaksanakan pekerjaan yang sesungguhnya di
Dunia Usaha dan Dunia Industri.
e. Mendapatkan pengalaman sebagai bekal memasuki dunia industri.
C. MANFAAT
BAB II
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
A. Orientasi Industri
1. Profil Industri
Gambar 1. Orientasi Industri
a) Nama Perusahaan : PT PLN (PERSERO) ULP KEBUMEN
b) Alamat Perusahaan : Jl. Tentara Pelajar No. 19 Kebumen
c) Manager : Harry Anggriawan
d) Koordinator : Iwan Wahyudi
e) Jam Operasional :
1) Senin : 07.30-16.30 WIB
2) Selasa : 07.30-16.30 WIB
3) Rabu : 07.30-16.30 WIB
4) Kamis : 07.30-16.30 WIB
5) Jumat : 07.30-15.00 WIB
6) Sabtu : Libur
7) Minggu : Libur
f) Pelayanan Gangguan : 24 jam
1) Pagi : 07.30-15.00 WIB
2) Sore : 15.00-22.00 WIB
3) Malam : 22.00-07.30 WIB
2. Sejarah
Berawal dari akhir abad Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula
dan pabrik ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa
perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pebrik teh
mendirikan pembangkit tenaga lisrik untuk keperluan sendiri.
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi
BPU-PLN (Bada Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang
bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1
Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik
negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas
diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18, status
Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum
Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan
(PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada
sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak
tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi
kepentingan umum hingga sekarang.
3. Bidang Industri
a. Kantor
b. Pos jaga
c. Ruang laporan
d. Ruang tamu
e. Ruang tunggu
f. Ruang rapat
g. Ruang sholat
h. Tempat parkir
i. Gudang
j. Dapur
k. Kamar mandi
l. Mobil kantor
m. Motor kantor
n. Stick
o. Tangga PLN
p. Perkakas
r. Handphone kantor
B. Teori Dasar
Berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan saat melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan di PLN Kantor Jaga Kota 1 saya akan menguraikan suatu materi, yaitu
Transformator Satu Fasa.
1. Pengertian Transfomator
Trafo Satu Fasa
Jenis transformer ini adalah daya yang menggunakan arus bolak-balik satu fasa
yang artinya bergantung pada siklus tegangan yang beroperasi dalam satu fasa waktu
yang terintegrasi.
Pada variasi frekuensi dan level tegangan yang konstan, transformator
mentransfer daya AC dari satu rangkaian ke rangkaian lainnya.
Trafo satu fasa ini memiliki dua jenis kumparan, kumparan primer yang diberikan
suplai AC dan kumparan sekunder yang dihubungkan dengan beban. Trafo listrik
digunakan untuk inverter domestik dan untuk power supply di daerah non perkotaan.
2. Fungsi Transfomator
Fungsi dari transformator adalah mengubah besaran listrik suatu rangkain.
Adapun besaran utama yang diubah oleh sebuah transformator adalah tegangan.
Transformator berfungsi untuk menurunkan atau menaikkan tegangan listrik.
3. Karakteristik Transfomator
Untuk lebih mudah dalam memahami trafo, maka kamu juga perlu mengetahui
karakteristik transformator. Semua transformator memiliki karakteristik seperti:
a) Frekuensi daya input dan output adalah sama
b) Semua trafo menggunakan hukum induksi elektromagnetik
c) Kumparan primer dan sekunder tidak memiliki sambungan listrik (kecuali
untuk trafo otomatis). Perpindahan daya terjadi melalui fluks magnet.
d) Tidak ada bagian yang bergerak diperlukan untuk mentransfer energi,
sehingga tidak ada gesekan atau kerugian seperti perangkat listrik lainnya.
Memiliki lilitan kumparan sekunder yang lebih banyak daripada lilitan kumparan
primernya. Berfungsi untuk menaikkan level teganan AC atau dari taraf rendah ke
taraf yang lebih tinggi.
Memiliki lilitan kumparan primer yang lebih banyak daripada lilitan kumparan
sekunder. Digunakan untuk menurunkan tegangan listrik dengan memanfaatkan
prinsip lilitan pada trafo.
3. Trafo Isolasi
Memiliki jumlah lilitan primer dan sekunder mempunyai jumlah yang sama serta
mempunyai tegangan primer dan sekunder yang sama pula.
4. Trafo AutoTransformator
Hanya memiliki satu buah lilitan, dalam trafo ini sebagian lilitan primer disebut
juga sebagai lilitan sekunder. Dalam lilitan arus sekunder selalu menghadap ke
arus primer.
6. Trafo Pulsa
Dirancang untuk menghasilkan gelombang atau getaran pulsa. Trafo ini biasa
menggunakan bahan yang cepat naik sehingga ketika pada titik tertentu arus
primer pada trafo ini akan menghasilkan fluks magnet.
1. Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,magnetik yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang
berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh
Eddy Current.
2. Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk
suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan
kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar
kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan
tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
3. Minyak Transformator
Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan
sebagai isolasi dan pendingin pada transformator.
• Sebagai bagian dari bahan isolasi, minyak harus memiliki kemampuan untuk
menahan tegangan tembus, sedangkan
• sebagai pendingin minyak transformator harus mampu meredam panas yang
ditimbulkan,
sehingga dengan kedua kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu
melindungi transformator dari gangguan.
4. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar melalui sebuah
bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Bushing sekaligus
berfungsi sebagai penyekat/isolator antara konduktor tersebut dengan tangki
transformator. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi bushing
yang sering disebut center tap.
5. Tangki Konservator
Tangki Konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara
akibat pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo dipasangkan
relai bucholzt yang akan meyerap gas produksi akibat kerusakan minyak . Untuk
menjaga agar minyak tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran udara
melalui saluran pelepasan/venting dilengkapi media penyerap uap air pada udara,
sering disebut dengan silica gel dan dia tidak keluar mencemari udara disekitarnya.
Pada cara alamiah, pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan suhu media
dan untuk mempercepat pendinginan dari media-media (minyak-udara/gas) dengan
cara melengkapi transformator dengan sirip-sirip (radiator). Bila diinginkan
penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara manual dapat dilengkapi dengan
peralatan untuk mempercepat sirkulasi media pendingin dengan pompa pompa
sirkulasi minyak, udara dan air, cara ini disebut pendingin paksa (Forced).
7. Tap Changer
Kualitas operasi tenaga listrik jika tegangan nominalnya sesuai ketentuan, tapi pada
saat operasi dapat saja terjadi penurunan tegangan sehingga kualitasnya menurun,
untuk itu perlu alat pengatur tegangan agar tegangan selau pada kondisi terbaik,
konstan dan berkelanjutan.
Untuk itu trafo dirancang sedemikian rupa sehingga perubahan tegangan pada sisi
masuk/input tidak mengakibatkan perubahan tegangan pada sisi keluar/output, dengan
kata lain tegangan di sisi keluar/output-nya tetap. Alat ini disebut sebagai sadapan
pengatur tegangan tanpa terjadi pemutusan beban, biasa disebut On Load Tap
Changer (OLTC). Pada umumnya OLTC tersambung pada sisi primer dan jumlahnya
tergantung pada perancangan dan perubahan sistem tegangan pada jaringan.
8. Alat pernapasan (Dehydrating Breather)
Sebagai tempat penampungan pemuaian minyak isolasi akibat panas yang timbul,
maka minyak ditampung pada tangki yang sering disebut sebagai konservator. Pada
konservator ini permukaan minyak diusahakan tidak boleh bersinggungan dengan
udara, karena kelembaban udara yang mengandung uap air akan mengkontaminasi
minyak walaupun proses pengkontaminasinya berlangsung cukup lama. Untuk
mengatasi hal tersebut, udara yang masuk kedalam tangki konservator pada saat
minyak menjadi dingin memerlukan suatu media penghisap kelembaban, yang
digunakan biasanya adalah silica gel. Kebalikan jika trafo panas maka pada saat
menyusut maka akan menghisap udara dari luar masuk kedalam tangki dan untuk
menghindari terkontaminasi oleh kelembaban udara maka diperlukan suatu media
penghisap kelembaban yang digunakan biasanya adalah silica gel, yang secara khusus
dirancang untuk maksud tersebut diatas.
9. Indikator-indikator
b. Permukaan minyak / Level Gauge, alat ini berfungsi untuk penunjukan tinggi
permukaan minyak yang ada pada konservator. Ada beberapa jenis penunjukan,
seperti penunjukan lansung yaitu dengan cara memasang gelas penduga pada salah
satu sisi konservator sehingga akan mudah mengetahui level minyak. Sedangkan jenis
lain jika konservator dirancang sedemikian rupa dengan melengkapi semacam balon
dari bahan elastis dan diisi dengan udara biasa dan dilengkapi dengan alat pelindung
seperti pada sistem pernapasan sehingga pemuaian dan penyusutan minyak-udara
yang masuk kedalam balon dalam kondisi kering dan aman.
10. Peralatan Proteksi Internal
Relai deteksi gas juga terdiri dari suatu peralatan yang tanggap terhadap
ketidaknormalan aliran minyak yang tinggi yang timbul pada waktu transformator
terjadi gangguan serius. Peralatan ini akan menggerakkan kontak trip yang pada
umumnya terhubung dengan rangkaian trip Pemutus Arus dari instalasi transformator
tersebut.
Ada beberapa jenis relai bucholtz yang terpasang pada transformator, Relai sejenis
tapi digunakan untuk mengamankan ruang On Load Tap Changer (OLTC) dengan
prinsip kerja yang sama sering disebut dengan Relai Jansen. Terdapat beberapa jenis
antara lain sama seperti relai buhcoltz tetapi tidak ada kontrol gas, jenis tekanan ada
yang menggunakan membran/selaput timah yang lentur sehingga bila terjadi
perubahan tekanan kerena gangguan akan bekerja, disini tidak ada alarm akan tetapi
langsung trip dan dengan prinsip yang sama hanya menggunakan pengaman tekanan
atau saklar tekanan.
b. Jansen membran, alat ini berfungsi untuk pengaman tekanan lebih (Explosive
Membrane) / Bursting Plate. Relai ini bekerja karena tekanan lebih akibat gangguan
didalam transformator, karena tekanan melebihi kemampuan membran/selaput yang
terpasang, maka membran akan pecah dan minyak akan keluar dari dalam
transformator yang disebabkan oleh tekanan minyak
c . Relai tekanan lebih (Sudden Pressure Relay), suatu flash over atau hubung singkat
yang timbul pada suatu transformator terendam minyak, umumnya akan berkaitan
dengan suatu tekanan lebih didalam tangki, karena gas yang dibentuk oleh
dekomposisi dan evaporasi minyak. Dengan melengkapi sebuah relai pelepasan
tekanan lebih pada trafo, maka tekanan lebih yang membahayakan tangki trafo dapat
dibatasi besarnya. Apabila tekanan lebih ini tidak dapat dieliminasi dalam waktu
beberapa millidetik, maka terjadi panas lebih pada cairan tangki dan trafo akan
meledak. Peralatan pengaman harus cepat bekerja mengevakuasi tekanan tersebut.
d. Relai pengaman tangki, relai bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir
pada tangki, akibat gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi bantu seperti motor
kipas, sirkulasi dan motor-motor bantu yang lain, pemanas dll.
Arus ini sebagai pengganti relai diferensial sebab sistim relai pengaman tangki
biasanya dipasang pada trafo yang tidak dilengkapi trafo arus disisi primer dan
biasanya pada trafo dengan kapasitas kecil. Trafo dipasang diatas isolator sehingga
tidak terhubung ke tanah kemudian dengan menggunakan kabel pentanahan yang
dilewatkan melali trafo arus dengan tingkat isolasi dan ratio yang kecil kemudian
tersambung pada relai
tangki tanah dengan ratio Trafo arus antara 300 s/d 500 dengan sisi sekunder hanya 1
Amp.
NGR biasanya dipasang pada titik netral trafo 70 kV atau 20 kV, sedangkan pada titik
netral trafo 150 kV dan 500 kV digrounding langsung (solid)
Nilai NGR:
Tegangan 70 kV = 40 Ohm
Tegangan 20 kV = 12 Ohm,40 Ohm, 200 Ohm dan 500 Ohm
- Resistance Logam, yaitu bahannya terbuat dari logam nekelin dan dibuat dalam
panel dengan nilai resistance yang sudah ditentukan.
C. Uraian Kegiatan
1. Urban Trafo
Jika terjadi perbedaan yang jauh akibatnya PLN akan rugi listrik dalam
pendistribusian. Pengukuran biasanya dilakukan pada jam 17.00 sampai 21.00
karena pada waktu itu penggunaan energi listrik sedang dalam titik tertinggi.
Tindak lanjut setelah diketahui hasil pengukuran nya adalah melakukan Omset,
yaitu dengan mengubah jumperan kabel SR (Saluran Rumah) pada JTR. Berikut
adalah prosedur melakukan urban:
a. Alat dan Bahan
1) Ampstick
2) Telescopic Hostick (Stick)
3) Tang Kombinasi
4) Alat tulis
5) Buku catatan
6) Helm safety
7) Sepatu safety
8) Senter kepala
b. Langkah Kerja
1) Menuju trafo yang akan diurban
2) Memasang ampstick pada ujung hostcik
3) Menjulurkan stick ke atas
4) Mengukur output beban trafo setiap fasa
5) Mencatat hasil pengukuran pada buku catatan
6) Membandingkan hasil pengukuran antar fasa
7) Melaporkan hasil urban ke Rayon.
2. Lost contact
Gangguan ini menyebabkan salah satu rumah atau beberapa rumah (jika
menyalur) mati listrik. Lost contact bisa terjadi di dastang rumah maupun di
pal/togor lisrik dimana SR rumah anda menyalur.
Cara pengananan :
a. Cek dastang ruma anda, bila tedapat tegangan lost contact
terjadi dipal/togor listrik tempat SR rumah anda disalurkan.
Gangguan ini menyebabkan listrik rumah tersebut sering terjadi trip pada MCB
yang mengakibatkan listrik padam.
Cara penanganannya
i. Mengecek kondisi MCB.
j. Memperbaiki apa bila masih bisa di gunakan.
k. Jika MCB sudah tidak bisa digunakan maka akan diganti
dengan MCB yang baru.
5. Mengatasi gangguan pada JTM
1) Padam Komplek
Gangguan ini menyebabkan padam listrik di area komplek
tersebut dikarenakan terdapat berbagai macam gangguan. Contoh
gangguan yang menyebabkan padam komplek ada beberapa, yaitu
dahan yang menempel pada isolator dan mengenai jaringannya,
hewan yang menempel pada isolator, dan petir pun dapat
menyebabkan padam komplek.
Cara penanganannya:
a. Melakukan lokalisir (mencari gangguan) yang
menyebabkan padam komplek.
b. Menangani atau mengamankan gangguan
c. Mencopot FCO lalu mengganti fuse link sesuai dengan
ukuran yang dibutuhkan
d. Memasang kembali FCO tersebut
BAB III
PENUTUP
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan
B. Tujuan
C. Manfaat
1. Bagi Siswa
2. Bagi Sekolah
3. Bagi Industri
BAB II KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
A. Orientasi Industri
1. Profil Industri
2. Sejarah
3. Bidang Industri
4. Sarana dan Prasarana
5. Permasalahan dalam Industri
B. Teori Dasar
1.