Anda di halaman 1dari 72

Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

PENGANTAR

Shalom, berkat Tuhan menyertai kita semua.


Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu
memberkati kita semua, secara khusus kepada tim penyusun
Sumber Air Hidup (SAH) yang telah menyelesaikan SAH edisi
Januari – Juni 2018.

SAH edisi ini telah dibuat dalam bentuk kotbah jadi


berdasarkan panduan bahan leksionari. Hanya saja, tim
penulis SAH dalam menulis kotbah berpatokan pada satu
perikop diantara daftar perikop-perikop leksionari pada hari
Minggu terjadwal. Tim Penulis SAH berpendapat bahwa
penggunaan satu perikop dalam kitab akan sangat menolong
kita semua dalam eksegese (menggali isi perikop sesuai
konteksnya). Walaupun demikian, ini tetap bisa saja
membuka ruang bagi para pelayan Tuhan untuk berkreasi
lebih dalam kotbahnya. Contoh kotbah jadi dalam SAH ini
tentu diharapkan bisa menjadi acuan para pelayan Tuhan di
GKSBS se - sinode. Harapan ini tentu ada karena SAH ditulis
oleh para pendeta GKSBS yang sangat serius dalam
mengerjakannya dan diproses melalui diskusi yang intens.
Dengan demikian ada harapan bahwa pengajaran Alkitab dan
nilai-nilai GKSBS tetap terjaga. Tradisi ber-GKSBS sebagai
“Rumah Bersama” semakin dihidupkan oleh jemaat se -
sinode.

Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih


kepada tim penulis SAH yang sudah menghasilkan rancangan

1
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

kotah edisi Januari – Juni 2018. Nama - nama penulis SAH


yang telah menghasilkan rancangan - rancangan kotbah ini
adalah Pdt. Prasetyanto Aji (PA:085269977799) sebagai
koordinator Tim, Pdt. Dermawan Ginting Suka (DGS/ D.
Ginting S:082175931065), Pdt. Bambang Nugroho Hadi
(BNH:081369531414), Pdt. Joko Nawanto (JN:08127970546),
Pdt. Heri Surawan (HSW:081271884959), Pdt. Alfred Ruben
Gordon Ta’ek (ARGT:081272048044). Tuhan memberkati para
penulis.

Demikianlah pengantar SAH ini dan kiranya SAH ini tetap


bisa menjadi berkat bagi para pelayan Tuhan di lingkup
GKSBS bahkan bagi siapapun yang berkenan
menggunakannya. Selamat berkotbah. Tuhan memberkati.

Metro, 07 November 2017


MPS GKSBS

Pdt. A.T Hariyanto, S.Pd, M. Div.


Sekretaris

2
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

DAFTAR ISI

Pengantar 1
Daftar Isi 3

Minggu 7 Januari 2018 4


Minggu 14 Januari 2018 10
Minggu 21 Januari 2018 17
Minggu 28 Januari 2018 22

Minggu 4 Februari 2018 29


Minggu 11 Februari 2018 35

Minggu 27 Mei 2018 42

Minggu 3 Juni 2018 48


Minggu 10 Juni 2018 55
Minggu 17 Juni 2018 61
Minggu 24 Juni 2018 66

3
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Kotbah Minggu, 7 Januari 2018 Warna Liturgi


Minggu Baptism (pembaptisan). Putih

Bacaan Leksionari:
Kejadian 1: 1-5; Mazmur 29; Kisah Para Rasul 19:1-7;
Markus 1: 4-11.
Bacaan Kotbah:
Markus 1:4-11.

“Bertobat, Menjadi Anak Yang Dikasihi dan


Dikenan Allah”

Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,


Apakah bapak/ibu/saudara pernah naik kendaraan,
mencari suatu alamat dan melalui jalan yang berakhir
buntu? (pengkotbah diam sejenak, melihat respons anggota
jemaat). Memang tidak banyak orang pernah
mengalaminya. Demikian juga yang dialami oleh para
pendaki gunung. Pada saat mereka melalui jalan setapak
kemudian tersesat, tak tau arah dan diperhadapkan pada
jurang yang dalam, merekapun harus berbalik arah. Tentu
saja tidak ada orang yang merasa bahagia ketika tersesat
dan menemui jalan buntu. Tidak ada pendaki gunung yang
gembira saat kehilangan arah dan diperhadapkan jurang
yang dalam. Agar selamat dan mengalami damai sejahtera,
kuncinya adalah berbalik arah. Berbalik arah dalam
bahasa Yunani-nya adalah metanoia.

Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,

4
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Perikop kita Minggu ini mengisahkan tentang tampilnya


Yohanes Pembaptis yang menyerukan metanoia dan
peristiwa baptisan Tuhan Yesus Kristus. Kisahnya
demikian.
Suatu hari, Yohanes yang disebut Pembaptis menyusuri
padang gurun. Ia seorang yang sangat istimewa.
Makanannya belalang dan madu hutan. Pakaiannya
nyentrik, yakni jubah yang terbuat dari bulu unta dan
berikatpinggang kulit. Ia berjalan melalui padang gurun
dan menyerukan pentingnya pertobatan (metanoia), yakni
berbalik arah, dari kecintaan pada dosa menuju kebencian
pada dosa, kemudian menjalani kekudusan hidup setiap
hari. Yohanes berseru-seru,“Bertobatlah dan berilah dirimu
dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu !” (ay. 4).

Akibat dari pemberitaannya sungguh luar biasa.


Berdatanganlah orang-orang dari daerah Yudea bahkan
para penduduk dari Yerusalem kepada Yohanes. Mereka
menyesali dosa mereka dan menerima upacara baptisan di
sungai Yordan. Tidak semua yang datang kepada Yohanes
menerima pelayanan baptisan darinya. Dari penulis Injil
Matius kita mengetahui bahwa orang-orang Farisi dan
Saduki juga datang kepada Yohanes tanpa pertobatan.
Kedatangan mereka tidak disambut ramah bahkan
dipermalukan oleh Yohanes. “Hai kamu, keturunan ular
beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa
kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang ?
Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan !”
(Lihat Matius 3:7-8).

5
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Keberanian dan ketegasan Yohanes Pembaptis patut


diacungi jempol. Ia ramah, menerima dan melayani orang
yang sungguh-sungguh mengaku dosanya tetapi menolak
melayani baptisan kepada mereka yang hanya pura-pura
bertobat. Risiko dari keberanian dan ketegasannya ini bisa
membawanya ke penjara. Bahkan kematian. Tetapi
Yohanes konsisten membongkar dosa dan berseru
memanggil orang-orang untuk meninggalkan semua
kejahatan mereka. Raja Herodes pun tak luput dari
kritikan pedasnya. Inilah nanti yang akhirnya membawa
Yohanes pada kematian, tatkala Herodias (istri Herodes)
dengan licik meminta kepalanya sebagai hadiah bagi anak
mereka yang telah menari dengan cantiknya.

Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,


Bagian yang kita baca hari ini mengisahkan, betapa
Yohanes menyadari bahwa kedatangannya ke dunia
mengemban misi untuk mempersiapkan jalan bagi
pelayanan Yesus Kristus. Inilah tugas pengutusannya. Ia
berseru- seru di padang gurun. Ia membaptis mereka yang
mau bertobat sambil memberitahukan misi
kedatangannya. Yohanes berseru, “ sesudah aku akan
datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku. Membungkuk
dan membuka tali kasutNyapun aku tidak layak. Aku
membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis
kamu dengan Roh Kudus.” Dengan tegas Yohanes
memberitakan hal itu, sehingga orang-orang diarahkan

6
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

untuk menyambut kedatangan Yesus Kristus yang


dilayaninya.

Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,


Suatu hari, Yesus dari Nazaret datang menemui Yohanes.
Yesus meminta dilayani baptisan. Awalnya Yohanes
menolak. Injil Matius 3:14-15 mengisahkan, Yohanes
mencegah maksud Yesus, katanya: “akulah yang perlu
dibaptis olehMu dan Engkau yang datang kepadaku ?” Lalu
Yesus menjawab, kataNya : “Biarlah hal itu terjadi, karena
demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh
kehendak Allah.” Dan Yohanespun menurutiNya.

Saudara-saudariku,..
Yesus Anak Allah dibaptis dalam rangka menggenapkan
kehendak BapaNya. Pada saat Ia keluar dari air, Yesus
melihat langit terkoyak dan Roh seperti burung merpati
turun ke atasNya. Lalu terdengarlah suara dari sorga:
“Engkaulah Anak-KU yang KUkasihi, kepadaMulah AKU
berkenan.”
Saudara-saudariku di dalam Tuhan,
Baptisan orang-orang yang datang kepada Yohanes
berbeda maknanya dengan baptisan yang Yesus Kristus
alami. Orang – orang dari Yudea dan Yerusalem dibaptis
sebagai tanda pertobatan dari dosa-dosa mereka,
sementara Yesus tidak berdosa. Yesus tidak memerlukan
pertobatan. Kalau memang demikian, mengapa Yesus
harus dibaptis? Yesus dibaptis dalam rangka
menggenapkan rencana Allah. Yesus disahkan

7
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

pelayananNya sebagai Juruselamat melalui baptisan dan


siap melaksanakan rencana agung penyelamatan atas
umat manusia. Sebagai Allah yang telah menanggalkan
atribut keAllahanNya dan menjadi manusia, Yesus
memerlukan kuasa Roh Kudus yang menaungiNya dalam
pelayanan. Maka Roh Kudus dalam rupa seperti burung
merpati turun ke atas Yesus. MenyertaiNya setiap hari.

Saudara-saudariku,..
Bagi orang-orang Yudea dan mereka yang datang dari
Yerusalem termasuk Yohanes Pembaptis, baptisan adalah
tanda pertobatan, pengampunan dosa dan kehidupan
baru. Memang benar, bahwa semua manusia telah berdosa
dan kehilangan kemuliaan Allah. Semua manusia
memerlukan pertobatan dan pengampunan dosa. Mereka
dipanggil menjalani kehidupan baru yang penuh anugerah.

Kita juga termasuk orang-orang berdosa yang memerlukan


pertobatan. Kita telah menerima tanda baptis sebagai bukti
bahwa hidup kita bukanlah untuk berbuat dosa melainkan
untuk menggenapkan kehendak Allah. Sebagaimana
Yohanes Pembaptis telah menggenapkan kehendak Allah,
demikian pula Yesus. Maka kitapun dipanggil untuk
melakukannya dengan tekun. Mari menghasilkan buah-
buah pertobatan. Bencilah dosa. Hiduplah dalam
kekudusan.
Tetapi, apakah kita mampu melakukannya? Tentu tidak.
Kuasa Roh Kudus yang memampukan kita. Dia menaungi
kita setiap hari. Roh Kudus akan menolong kita

8
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

menggenapkan rencana Allah atas hidup kita. Apakah ada


di antara kita yang masih mencintai dosa-dosanya? Sulit
melepaskan dosa favorit dalam hidupnya? Jangan meniru
orang-orang Farisi dan Saduki yang datang kepada
Yohanes. Yohanes menyebut mereka keturunan ular
beludak. Kita semua tentu bukan orang Farisi dan Saduki.
Kita adalah anak-anak Allah. Secara rohani, kita adalah
keturunan Ilahi. Tidak pantas bagi kita terus menerus
mencintai dosa. Tahun 2018 telah kita tapak. Hari ini
adalah hari ketujuh di tahun yang baru. Alamilah
metanoia. Berbalik arahlah. Tinggalkan dosa. Minta
pimpinan Roh Kudus untuk menggenapkan rencana Allah
atas hidup kita. Mari menjadi anak-anak yang dikasihi dan
dikenan ALLAH. Amin. (BNH).

LITURGI
Nas Pembimbing : Matius 10:32-33
Berita Anugerah : Yohanes 3:16
Persembahan : Amsal 11:24-26

Nyanyian :
1. KJ 21:1-2
2. KJ 19:1-5
3. KJ 33:1-3
4. KJ 34:1-3
5. KJ 403:1-4
6. KJ 363:1-2

9
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

KhotbahMinggu, 14 Januari 2018 Warna Liturgi


Minggu Epifani Putih

BacaanLeksionari:
1 Samuel 3:1-10 (11-20), Mazmur139:1-6, 13-18, 1
Korintus 6:12-20, Yohanes 1:43-51
BahanKhotbah:
1 Samuel 3:1-20

DENGAR, JAWAB DAN LAKUKAN PERINTAH-NYA

“Tuhan memanggil namamu…. Tuhan memanggil


namamu… kujawab ya…ya…ya…. Kujawab ya…ya…ya….
Kujawab ya Tuhan… kujawab ya Tuhan… ku jawab
ya…ya…ya….” (atau bisa menyanyikan PKJ 192).
Ini adalah sepenggal lagu yang mungkin diantara kita sudah
pernah mendengar atau bahkan pernah menyanyikan lagu
ini. Lagu ini sepintas memberikan pesan kepada kita bahwa
Tuhan berinisaitif memanggil kita untuk melaksanakan apa
yang dikehendaki dalam hidup kita di dunia ini.

Jemaat yang dikasihi Tuhan YesusKristus,


Perikop yang kita baca saat ini berbicara tentang Samuel
yang pertama kali melaksanakan tugas kenabiannya.
Sebagaimana diceriterakan bahwa Samuel adalah seorang
anak muda yang menjadi pelayan Tuhan dibawah
pengawasan Imam Eli. Samuel adalah anak dari Elkana dan
Hana. Hana telah bernazar kepada Tuhan bahwa apabilaia
diperkenankan untuk mempunyai seorang anak, maka ia

10
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

akan menyerahkannya kepadaTuhan. Tepat seperti apa yang


diucapkannya. Tatkala Samuel lahir dari kandungannya dan
setelah disapih, Hana-pun menyerahkan anak itu kepada
Tuhan melalui Imam Eli di Silo. Maka Samuel tumbuh dan
menjadi pelayan Tuhan dalam pengawasan Imam Eli saat itu.

Pada suatu hari ketika Samuel sedang tidur di dalam bait


suci Tuhan, tempat tabut Allah. Maka terdengarlah sebuah
suara yang memanggil namanya: “Samuel…Samuel…”, maka
ia pun menjawab “ya bapa”, pikirnya itu adalah suara Eli.
Samuel pun bergegas mendatangi Eli untuk mencari
penjelasan tentang siapa yang telah memanggil dia. Tetapi
karena bukan Eli yang memanggil namanya, maka Eli pun
menyuruh Samuel untuk kembali tidur. Suara itupun
terdengar lagi untuk kedua kalinya. Samuel pun kembali
mendatangi Eli untuk memastikan apakah itu adalah
panggilan Eli atau bukan. Eli pun untuk kedua kalinya
menyuruh Samuel untuk kembali tidur karena bukan dia
yang memanggil Samuel. Tak lama kemudian suara itu
terdengar lagi oleh Samuel. Maka kembali lagi Samuel datang
kepada Eli dengan mengajukan pertanyaan yang sama “ya,
bapa, bukankah bapa memanggil aku?”, lalu mengertilah Eli
bahwa itu adalah suara Tuhan yang sedang memanggil
Samuel. Olehkarena Eli sudah mengerti bahwa itu adalah
suara Tuhan, maka ia pun berpesan: Pergilah tidur dan
apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: “Berbicaralah,
Tuhan, sebab hambamu ini mendengar”. Ketika Samuel pergi
tidur, suara yang sama terdengar lagi dan Samuel melakukan

11
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

seperti yang disampaikan Eli kepadanya yakni : “Berbicaralah


sebab hambamu ini mendengar”.

Ketika Samuel merespon panggilan Tuhan itu, maka Tuhan


kemudian berfirman kepada Samuel: “Ketahuilah, Aku
akan melakukan sesuatu di Israel, sehingga setiap
orang yang mendengarnya, akan bising kedua
telinganya. Pada waktu itu Aku akan menepati kepada
Eli segala yang telah Ku firmankan tentang
keluarganya, dari mula sampai akhir. Sebab telah Ku
beritahukan kepadanya untuk selamanya karena dosa
yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya
telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi
mereka! Sebab itu Aku telah bersumpah kepada
keluarga Eli, bahwa dosa keluarga Eli tak kan
dihapuskan dengan korban sembelihan atau dengan
korban sajian untuk selamanya”.

Setelah mendengar apa yang difirmankan Tuhan kepadanya,


ia pun kembali tidur hingga pagi hari. Sebagai anak didik
atau sebagai anak yang sedang berada dalam pengawasan
Eli, Samuel tampaknya menjadi sangat segan untuk
menyampaikan kepada Eli apa yang telah Tuhan firmankan
kepadanya. Samuel merasa tidaklah elok menyampaikan
kabar buruk ini kepada tuanya. Meski demikian Eli tetap
mendesak Samuel agar segera menyampaikan
penglihatannya. “Janganlah kau sembunyikan kepadaku.
Kiranya beginilah menghukum engkau, bahkan lebih
lagi daripada itu, jika engkau menyembunyikan sepatah

12
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

katapun kepadaku dari apa yang disampaikan-Nya


kepada-mu itu.”
Maka Samuel pun kemudian menyampaikan apa yang
didengar itu kepada Eli bapa rohaninya itu. Samuel
menceritakan semuanya kepada Eli, sebagaimana yang
dipaparkan dalam ayat 11-14. Eli pun tertegun dan kemudian
mengatakan: “Dia Tuhan, biarlah diperbuat-Nya apa yang
dipandang-Nya baik”.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,


Relasi yang dibangun antara Eli dan Samuel, menjadi sebuah
pelajaran berharga bagi kita. Kedekatan tanpa batas dapat
membuat kita tidak memiliki keberanian bahkan segan untuk
menyampaikan sesuatu yang baik dan benar seturut
kehendak Tuhan. Samuel segan kepada Eli sehingga hampir-
hampir ia tidak berani menyampaikan berita buruk yang
diperoleh melalui apa yang didengar malam itu.

Sama halnya dengan Eli tidak menjadi orang tua yang bijak
dan tegas dalam mendidik anak-anaknya (Hofni dan Pinehas).
Anak-anak Eli telah melakukan kejahatan terhadap Allah
melalui tindakan yang dilakukan saat umat Israel
memberikan persembahan korban kepada Allah (1Samuel
2:11-26). Sebagai orang tua bahkan sebagai Imam, Eli tidak
memperlihatkan ketegasannya dalam mendidik anak-
anaknya. Hal ini bisa saja terjadi karena Eli sangat dekat
dengan anak-anaknya sehingga membuat dia buta terhadap
perilaku kejahatan yang dilakukan anak-anaknya. Bahkan
bisa jadi ia terlalu memanjakan anak-anaknya sehingga

13
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

anak-anaknya tidak lagi memiliki rasa hormat pada Allah.


Alkitab khususnya bacaan kita saat ini jelas mengatakan
bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak
memarahi mereka.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,


Lagi-lagi persoalan terjadi adalah karena Imam Eli tidak
dapat menjadi Imam yang baik bagi anggota keluarganya
terkhusus kepada kedua anaknya Hofni dan Pinehas. Eli
tidak memiliki kewibawaan dan keberanian serta ketegasan
untuk mencegah dan melarang anak-anaknya ketika anak-
anaknya melakukan kejahatan dan menghujat Allah di
hadapan bangsa Isarel.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,


Panggilan Tuhan bisa saja terjadi pada masing-masing kita
setiap saat, bisa melalui khotbah, PA, orang lain, dll. Disadari
pula bahwa tidak tertutup kemungkinan ada juga banyak
penghambat ketika mendengarkan panggilan Tuhan,
misalnya kesedihan, dosa , dll. Walau demikian kita
diharapkan merespon panggilan Tuhan itu. Kita belajar
untuk memposisikan diri sebagai ciptaan Tuhan yang siap
sedia, kapanpun dan dalam situasi apapun menjawab: “ya...
Bapa. Berbicaralah, sebab hambamu ini mendengar.”

Persoalannya adalah ketika Tuhan menyampaikan apa yang


menjadi isi hatinya untuk kita lanjutkan. Seringkali kita
sama seperti Eli yang setia dalam panggilannya sebagai
seorang imam bagi Isarel. Melaksanakan tugasnya dengan

14
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

baik, tetapi ketika ia berhadapan dengan orang-orang dekat


dalam hidupnya, ia seolah bungkam dan tidak bisa
melakukan tindakan apapun. Kita juga bisa saja sama seperti
Samuel yang oleh karena merasa diri berada di bawah
pengawasan Eli, maka segan menyampaikan kabar buruk
atau kabar yang tidak menyenangkan bagi orang lain yang
kita segani atau kita hormati.

Jemaat yang dikasihiTuhan….


Mari kita membangun semangat yang seimbang antara
mendengar, menjawab/merespon panggilan Tuhan dengan
melakukan apa yang diperintahkan Tuhan kepada kita. Kalau
biasanya kita hanya bersemangat ketika mendengar suara
Tuhan, kita langsung menjawab; “Ya, Bapa… Berbicaralah
hambamu mendengar”, maka kita pun harus dengan
semangat yang sama untuk menyampaikan atau melakukan
apa yang Tuhan perintahkan kepada kita, apapun resikonya.

Sebagaimana janji Tuhan kepada Samuel anak muda itu


dalam ayat 19, bahwa Tuhan menyertai dia dan tidak ada
satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.
Tuhan yang sama pun akan setia pada janjinya kepada kita
bahwa Ia akan menyerai kita sepanjang hidup kita.
Tuhan menolong dan memberkati kita sekalian. Amin
(ARGT)

15
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

NatsPembimbing : Mazmur 139:1-6


BeritaAnugerah : 1Yohanes 1:43-51
NatsPersembahan : Mazmur 139:14

Nyanyian
1. PKJ. 4:1-2
2. PKJ. 7:1-3
3. PKJ. 8:1-6
4. PKJ. 191:1-3
5. PKJ. 146:1 dstnya
6. PKJ. 131:1-3

16
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Kotbah Minggu, 21 Januari 2018 Warna Liturgi


Minggu Epifani. Putih

Bacaan Leksionari:
Yunus 3: 1-5, 10; Mazmur 62: 5-12; 1 Korintus 7: 29-31;
Markus 1: 14-20.
Bacaan Kotbah:
1 Korintus 7: 29-31.

KEHIDUPAN ROHANI YANG LEBIH SERIUS

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Kita tentu pernah mendengar dan bahkan mengucapkan kata
”serius”. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata
“serius” dijelaskan sebagai sungguh-sungguh dan dalam
keadaan genting atau gawat. Biasanya kata “serius”
digunakan sebagai bagian dari sebuah kalimat yang
menunjukkan suau tindakan ataupun keadaan. Sebagai
contoh adalah karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan
haruslah menjadi pekerja yang serius. Sebenarnya ketika
menjadi seorang karyawan, jaminan-jaminan kesejahteraan
sudah mereka dapatkan. Namun demikian, mereka harus
juga bertanggung jawab atas kesejahteraan yang mereka
dapatkan itu dengan bekerja yang serius. Karyawan yang
serius dalam bekerja menyebabkan perusahaan bisa
berproses dengan baik. Keseriusan karyawan juga sangat
menentukan kwalitas sebuah produk yang dihasilkan
perusahaan, misalnya perusahaan pembuatan pesawat
terbang yang harus ditangani oleh orang-orang hebat dan

17
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

serius dalam pengerjaannya. Ini sangat penting dilakukan


karena pembuatan pesawat terbang membutuhkan ketelitian
supaya ketika digunakan akan aman dan jauh dari
kecelakaan akibat kwalitas produk yang buruk. Dengan
demikian, ketika perusahaan (atau pemilik perusahaan)
sudah memberikan kesejahteraan kepada karyawan, maka
para karyawan pun dituntut bekerja dengan serius.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Sebagaimana yang terjadi dalam dunia kerja di perusahaan,
keseriusan dalam kehidupan rohani juga sangat diperlukan.
Dalam perikop yang kita baca dan kita renungkan ini rasul
Paulus menyampaikan bahwa setiap orang yang beriman
harus sangat serius menjalani kehidupan rohaninya, apalagi
waktu yang Tuhan berikan bagi kita sangat singkat.
Sebagaimana nasihat rasul Paulus kepada jemaat di Korintus
yang memberikan gambara-gambaran keseriusan dalam
kehidupan rohani. Kehidupan rohani yang serius
menghadapi waktu yang singkat dalam konteks perikop ini
adalah bukan berarti umat beriman tidak boleh menikah;
bukan berarti yang tidak menikah lebih baik dari yang sudah
menikah; bukan berarti harus menceraikan suami atau
isterinya; bukan berarti membandingkan kehidupan yang
rohani dengan kehidupan yang baik dalam urusan duniawi
(atau disuruh meninggalkan kehidupan duniawi). Rasul
Paulus ingin agar jemaat lebih fokus dan serius lagi kepada
kehidupan rohaninya. Kadar atau prosentasenya harus
ditambah lagi. Kata “seolah-olah” bukan berarti harus
mengabaikan, tetapi janganlah kehidupan di dunia ini

18
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

termasuk dalam kehidupan rumah tangga, membuyarkan


kehidupan rohani setiap orang yang beriman. Dengan kata
lain, lebih baik lagi kalau kehidupan keluarga itu justru
mendukung kehidupan rohani mereka. Akan lebih baik bila
setiap keluarga bersama-sama atau dibawa kepada
kehidupan rohani yang lebih serius lagi karena hidup ini
sangat singkat. Oleh karena itu urusan duniawi jangan
sampai menghalangi pertumbuhan rohani atau imannya
kepada Tuhan Yesus Kristus.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Pada masa kini ada banyak orang yang begitu rajin
melaksanakan ibadah keluarga: doa, pujian, membaca
firman; bersama keluarga melayani Tuhan dalam kegiatan
gerejawi dan sosial dan yang lain. Kalau kita boleh
membayangkan, seandainya rasul Paulus masih hidup, tentu
ini menjadi kabar baik yang menggembirakannya. Nasihatnya
kepada jemaat di Korintus, dipraktikkan juga oleh jemaat-
jemaat yang lain. Ada pula yang tidak pernah/ jarangnya
sebuah keluarga yang mengadakan ibadah keluarga. Adanya
keluarga yang kurang peduli atau tidak mau untuk melayani
pekerjaan Tuhan dalam kegiatan gerejawi maupun
bermasyarakat. Alasan klasiknya adalah tidak punya waktu
karena pekerjaan, mengurus anak, sibuk dalam rumah
tangga; tidak memiliki kemampuan bicara/ tampil
memimpin; pendidikan rendah; miskin; ada masalah dengan
anggota jemaat yang lain dan tidak suka dengan anggota tim
pelayanan yang lain. Di sisi lain, terkadang berkat Tuhan
justru malah menghambat kehidupan rohani yang

19
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

bertumbuh: anak, istri, suami, harta dan pekerjaan. Padahal


ini semua bisa mendukung untuk berkehidupn rohani yang
lebih baik. Inilah yang diarahkan dalam nasihat rasul Paulus,
bahwa “hal-hal yang tidak penting” itu yang justru
menghambat keseriusan jemaat dalam kehidupan rohaninya.
Harapannya adalah itu harus dikuasai, bukan yang
menguasai. Dengan demikian, keseriusan dalam kehidupan
rohani akan semakin baik.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Sebagaimana yang dikatakan rasul Paulus, waktu kita sangat
singkat. Kita tidak akan tahu kapan Tuhan Yesus datang
kembali. Waktu kita sangat singkat, sebagaimana peribahasa
Jawa “urip iki mung mampir ngombe”. Kita juga tidak tahu
nyawa kita dipanggil Tuhan itu kapan. Yang perlu kita ingat
adalah bahwa kita dianugerahi hikmah akal budi menurut
gambar dan rupa Allah, sehingga kita menjadi tahu kapan
menggunakan waktu kita untuk diri, keluarga dan Tuhan.
Dapat membagi waktu antara kehidupan duniawi yang positif
dan kehidupan kerohanian kita. Kita diberikan Roh Kudus
yang menyertai kita dan yang menuntun kita dalam
kehidupan yang benar. Nasihat rasul Paulus ini kiranya
menjadi pengingat kita untuk lebih serius lagi menjalani
kehidupan rohani kita, baik dalam ibadah yang khusus,
secara pribadi, keluarga, dalam kegiatan gerejawi maupun
dalam kehidupan nyata kita sehari-hari di masyarakat luas.
Iman dan kehidupan kerohanian kita harus kita praktikkan
dalam kehidupan nyata sebagai manusia yang
bermasyarakat. Mari kita menyadari bahwa hidup kita adalah

20
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

anugerah Tuhan Allah, dan bahkan secara iman, kita juga


mendapat pengampunan dosa dan kehidupan yang kekal.
Melalui rasul Paulus, Tuhan Allah dalam diri Yesus Kristus
tidak ingin umat yang dikasihiNya terlena dengan kehidupan
dunia ini. Anugerah itu harus dijaga dengan lebih serius dan
lebih serius lagi daripada umat lain yang masih mencari
keselamatan dan kehidupan yang kekal. Umat Kristen harus
lebih serius lagi karen anugerah yang diberikan Tuhan ini
sangat mahal dan tidak ternilai oleh apapun. Jika kita serius
menjalani kehidupan rohani kita di waktu yang sangat
singkat ini, kita tidak akan terlena dengan dunia dan kita
tetap ada dalam anugerahNya. Tetap semangat sebagai umat
beriman. Tuhan Yesus Kristus memberkati kita. Amin. (PA).

LITURGI
Nats Pembimbing : Mazmur 62: 2-3.
Berita Anugerah : Mazmur 62: 8-9.
Persembahan : Amsal 3: 9-10.

Nyanyian
1. KJ 20: 1-3.
2. KJ 17: 3-4.
3. PKJ 265: 1-2.
4. PKJ 216: 1-
5. PKJ 47
6. PKJ 239: 1-3

21
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Khotbah Minggu, 28 Januari 2018 Warna Liturgi


Minggu Epifani Putih

Bacaan Leksionari:
Ulangan 18:15-20; Mazmur 111; 1 Korintus 8:1-13; Markus
1:21-28
Bacaan Kotbah:
Ulangan 18:15-20

MENGENAL ALLAH, TAAT DAN SETIA MENYATAKAN


KASIH-NYA

Jemaat yang dikasihi Tuhan....


Ingatkah bapak/ibu/saudara/i ku sebuah peryataan dan
janji sebagai berikut:
”Saya berjanji akan senantiasa hidup bersyukur kepada
Tuhan, berjuang melawan dosa dan berusaha hidup
kudus dalam pimpinan Roh Kudus.”
Pernahkah kita ucapkan? Ataukah kita pernah
mendengarkan ketika seseorang mengucapkannya; pada saat
pelayanan khusus apa dalam kebaktian jemaat? (tunggu
beberapa saat jika ada anggota jemaat yang menjawab). Ya,
tepat sekali bapak/ibu...... itu adalah salah satu pernyataan
dan janji yang diucapkan seseorang/kita ketika dilayani
Pengakuan Percaya/Sidi ataupun Baptis Dewasa. Sebuah
janji umumnya ketika diucapkan mengisyaratkan dua hal;
Pertama, adanya komitmen (tekad dan kemauan) yang kuat
untuk melakukan segala sesuatu demi tewujudnya janji.

22
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Kedua, bahwa seorang yang berjanji benar-benar mengetahui,


mengerti dan sadar terhadap segala sesuatu dan hal
berkaitan dengan janjinya.

Demikian juga halnya dengan janji kita ketika mengaku


percaya/sidi, yaitu: akan senantiasa hidup bersyukur kepada
Tuhan, berjuang melawan dosa dan berusaha hidup kudus
dalam pimpinan Roh Kudus. Bagaimanakah janji tersebut bisa
kita hidupi, bahkan menjadi bagian penting yang menghidupi
setiap gerak, langkah, tindakan dan sikap hidup kita sebagai
umat percaya? Melalui firman Tuhan Minggu ini marilah kita
mencermati dan memperhatikan kembali isi janji tersebut
agar tekad dan semangat semakin kuat untuk
melakukannya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan....


Kitab Ulangan berisi pengulangan tentang hukum yang
berlaku dalam tata kehidupan umat Israel baik dalam bidang
kemasyarakatan maupun keagamaan. Kitab Ulangan
diberikan untuk mengulangi atau mengingatkan mereka akan
hukum dan kuasa Allah sepanjang sejarah kehidupan umat-
Nya. Hal-hal utama dan penting dalam kitab Ulangan ini
sama dengan kitab hukum Taurat yang ditemukan dalam bait
Allah di masa pemerintahan raja Yosia (2 Raja-raja 22:8).
Pengulangan dalam bentuk Khotbah/pidato Musa ini
disampaikan kira-kira 40 hari sebelum bangsa Israel masuk
ke Tanah Perjanjian. Bahwa, ada sebuah generasi baru
bangsa Israel yang akan masuk ke Tanah Perjanjian.
Generasi baru ini merupakan generasi yang tidak pernah

23
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

mengalami mukjizat di Laut Merah ataupun mendengar


hukum yang diberikan Allah secara langsung di Gunung
Sinai. Tiba saatnya mereka akan masuk ke suatu tanah yang
penuh dengan bahaya dan godaan; selain tanah perjanjian
tersebut adalah tanah yang makmur berlimpah susu dan
madunya (gemah ripah loh jinawi).

Kitab Ulangan 18: 15 – 20 berisi tentang cara yang tepat bagi


generasi baru untuk dapat secara pasti mengenal tentang
siapakah sesungguhnya Allah Israel dan kehendakNya serta
rancangan-Nya atas seluruh umat-Nya. Allah berkenan
mengutus para nabi yang berbicara atas namaNya (Ulangan
18:18). Jikalau raja-raja dan para imam berasal dari satu
keturunan keluarga, tetapi nabi secara individual dipanggil
oleh Allah untuk mengantarkan perjanjian-Nya bagi setiap
generasi baru. Melalui para nabi termasuk nabi Musa, bukan
hanya hal-hal ajaib dari Allah yang diperlihatkan oleh
mereka: melainkan yang terutama adalah kehendak Allah
yang harus disampaikan kepada umat-Nya. Mengapa harus
melalui Nabi? Sebab, umat Israel sendiri secara pribadi
maupun bersama-sama tidak sanggup untuk berhadap-
hadapan/bertemu muka dengan Tuhan (ayat 16). Mereka
membutuhkan pengantara. Demikian pula, jika tidak melalui
nabi Tuhan maka pastilah umat akan mudah tersesat dalam
cara yang tidak tepat untuk mencari dan mengenal kehendak
Allahnya (bdk. Ul. 18: 9 – 14). Dalam kaitannya dengan hal
inilah maka Musa mengemukakan ketetapan untuk dapat
menilai apakah seorang itu benar-benar nabi ataukah nabi
palsu. Nabi adalah seorang hamba yang dipanggil Tuhan

24
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

untuk menyampaikan Firman Allah kepada banyak orang


pada zamanya. Khususnya para nabi Israel yang berperan
selaku pembicara atas nama Allah (seperti Musa, Elia, Amos,
Yesaya dll.). Ciri-ciri nabi Tuhan: (1) berbicara dalam nama
Tuhan Allah bukan nama dewa-dewa lain (lih. ay 20); (2)
ketepatan pernyataan-Nya (lih. ay 22).

Jemaat yang dikasihi Tuhan,


Ayat 18 Musa menubuatkan bahwa akan bangkit/hadir
seorang nabi di tengah-tengah umat yang merupakan
tindakan Allah dalam sejarah karya penyelamatan umatNya
(misalnya: Kej 6:18; 9:9,11,17 ; 17:7,19,21; Kel 6:4; Ul
18:15,18; 28:9; Hak 2:16,18; 3:9,15; I Sam 2:35; I Raj 9:5;
11:14,23; 14:14; II Taw 7:18, dll). Allah adalah sang
pengendali sejarah, dan nubuatan yang bersifat prediksi
seperti ini merujuk pada kehadiran Allah sendiri dalam
perwujudan diri Yesus Kristus (Mikha 5:2).
Ketika Allah menetapkan Israel sebagai umat pilihan dan
membebaskan dari perbudakan di tanah Mesir, menuntun
umat itu dalam perjalanan di padang gurun sampai akhirnya
masuk ke negeri yang telah dijanjikan-Nya. Nasihat dan
nubuatan Musa untuk umat Israel mengajarkan kepada
generasi baru yang akan segera menyeberangi sungai Yordan
dan memasuki tanah Kanaan agar mereka mengenal Allah
yang disembah nenek moyang mereka. Dengan demikian
mereka dapat selalu bersyukur karena memiliki Allah yang
mengasihi, menyertai dan memberkati kehidupan mereka.
Dan terlebih lagi; ketika mereka memasuki tanah Kanaan
pastilah akan terjadi perjumpaan dan pergaulan umat Israel

25
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

dengan penduduk Kanaan yang menyembah/beribadah


kepada illah lain. Sebab merupakan suatu yang rentan ketika
umat tidak mengenal dengan sungguh-sungguh Allah yang
benar kemudian mereka bersinggungan dengan allah-allah
bangsa Kanaan. Agar umat dapat mengenal Allah, maka Allah
menyatakan diri dan kehendakNya melalui para nabi.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, melalui firman Tuhan yang kita


renungkan saat ini; kita dapat mengambil beberapa
pengajaran berharga bagi kehidupan iman kita, diantaranya:
1. Selayaknya selama kita hidup harus selalu bersyukur;
sebagaimana telah kita ikrarkan ketika mengaku
percaya bahwa akan senantiasa hidup bersyukur
kepada Tuhan. Apakah sebab dan alasannya untuk
senantiasa bersyukur? Karena kita memiliki Allah yang
hidup dan berkarya sepanjang sejarah kehidupan ini.
Allah yang berkuasa atas seluruh ciptaanNya dan
mengasihi manusia berdosa yang seharusnya binasa
tetapi diampuni dan diselamatkan melalui pengorbanan
Yesus Kristus. Allah yang kita kenal melalui Tuhan
Yesus menyatakan diri dan kehendak serta rencanaNya
yang indah untuk kehidupan semua makhluk ciptaan-
Nya. Dia berkenan memberikan segala sesuatu yang
dibutuhkan manusia agar kehidupan ini layak untuk
dijalani dengan baik, semangat dan penuh sukacita.
Seperti umat Israel ketika dalam perjalanan di padang
gurun banyak mengalami kesulitan dan hambatan;
hidup kita pada masa-masa sekarang ini juga tidak
luput dari tantangan dan hambatan. Kita akan

26
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

senantiasa mendapatkan kekuatan baru ketika pada


saatnya kita dapat menyaksikan bahwa ternyata hanya
kekuatan dan kuasa Tuhan saja yang telah
memampukan dan menolong kita untuk melewati
setiap kesulitan hidup.
2. Selayaknya kita senantiasa berjuang melawan dosa dan
berusaha menjaga kekudusan hidup. Di tengah-tengah
kehidupan yang kita jalani; kita hidup bersama-sama
dengan orang di sekitar kita dengan berbagai macam
latar belakang perbedaan. Hidup kita sering
diperhadapkan pada tantangan dan godaan oleh
pengaruh dunia di sekitar kita. Tidak jarang tantangan
dan godaan itu membawa dan menjerumuskan
kehidupan seseorang dalam dosa dan kejahatan.
Demikianlah panggilan hidup kita atas anugerah
keselamatan, kasih karunia dan berkat dari Tuhan,
menuntun kita untuk menjaga hidup dalam kekudusan
dengan setia dan taat kepada Tuhan.
3. Selayaknya hidup kita secara pribadi maupun sebagai
gereja Tuhan hadir di tengah-tengah kehidupan ini
sebagai perantara untuk menyatakan kehendak Tuhan;
bahkan mencerminkan kehadiran Tuhan sendiri
melalui sikap dan perilaku yang mewujudkan cinta
kasih dan mau saling mengampuni. Tugas nabi dan
peran kenabian sepanjang kisah umat Israel dalam
Perjanjian Lama menjadi tugas dan panggilan setiap
orang percaya pada saat ini. Sebab Tuhan Yesus telah
menjadi pengantara yang mendamaikan setiap diri kita
dengan Allah yang hidup; melalui kehadiranNya kita

27
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

mengenal Allah dan diutus untuk memberitakan kabar


baik itu kepada semua orang.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,


Pada Minggu Epiphania yang merupakan Minggu perayaan
penyataan diri Allah dan kehendak Allah melalui para nabi.
Pada masa sampai sekarang ini Tuhan telah menyatakan
diri dan kehendakNya secara jelas dan tegas melalui
kelahiran Yesus Kristus. Pengenalan kita terhadap Yesus
Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhan berarti
merupakan pengenalan kita kepada Allah sejati. Karena
kita telah mengenal Tuhan Allah dan kehendakNya melalui
Yesus Kristus, maka tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali
untuk hidup senantiasa bersyukur, setia dan taat kepada
Allah untuk menyatakan kehendak kasihNya kepada
semua orang. Tuhan Yesus Memberkati kita semua. Amin.
(HSW).

LITURGI:
Ayat Pembimbing : Markus 1: 21 -22
Berita Anugerah : Mazmur 111: 2 - 6
Persembahan : I Korintus 8: 1 - 3

1. Nyanyian Pembukaan : PKJ 4


2. Nyanyian Jemaat : PKJ 6
3. Nyanyian Peneguhan : PKJ 129
4. Nyanyian Responsoria : PKJ 266
5. Nyanyian Persembahan : PKJ 271
6. Nyanyian Penutup : PKJ 230

28
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Kotbah Minggu, 04 Februari 2018 Warna Liturgi


Minggu Epifani. Putih

Bacaan Leksionari:
Yesaya 4o:21-31; Mazmur 147:1-11, 20c; 1 Korintus 9:16-
23 ; Markus 1:29-39
Bacaan Kotbah:
Markus 1:29-39

GIAT MELAYANI

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,


Praktek pelayanan pengobatan seorang dokter biasanya
dibatasi oleh waktu tertentu saja. Misalnya : Praktek dokter
pkl.16-18. Tidak demikian dengan praktek pelayanan
Yesus, tidak di suatu tempat khusus dan tanpa batas waktu
dan latar orang. .....

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Pada hari sabat Yesus masuk ke dalam rumah ibadah di
Kapernaum. Disana Yesus mengajar dan menyembuhkan
seseorang yang kerasukan roh jahat. Perkataan-Nya
memiliki kuasa. Roh-roh jahat pun tunduk dan mentaati
perintah-Nya. Pengajaran dan kuasa yang ditunjukkan
Yesus membuat banyak orang takjub dan kejadian tersebut
cepat tersebar ke seluruh daerah Galilea (ay.21-28). Setelah
meninggalkan rumah ibadah, Yesus pergi bersama Yohanes
dan Yakobus ke rumah Petrus saudara Andreas. Di rumah
ini, ibu mertua Petrus berbaring di tempat tidur karena

29
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

sakit demam. Setelah diberitahu, lalu Yesus mendatangi


ibu Mertua Petrus, memegang tangan lalu menolongnya
bangun dari tempat tidur. Seketika itu sembuhlah dia dari
sakit demamnya. Dan segera setelah sembuh ibu mertua
Petrus ini melayani mereka makan sebagaimana layaknya.

Di rumah tersebut menjelang malam dibawalah semua


orang yang menderita sakit dan yang kemasukan roh jahat
kepada Yesus. Seluruh penduduk berkerumun di depan
pintu rumah itu. Kembali Yesus melayani penyembuhan
orang-orang yang menderita sakit tersebut. Meskipun
penyakit mereka bermacam-macam semuanya dapat
disembuhkan oleh Yesus. Dan mengusir banyak roh jahat.
Yesus tidak mengizinkan setan-setan itu berbicara.

Kemudian besok pagi-pagi sekali Yesus bangun dan pergi


berdoa di tempat yang sepi di luar kota. Tetapi Petrus dan
kawan-kawannya mencari Yesus. Setelah menemukan
Yesus, mereka berkata, “Semua orang mencari Engkau.”
(ay.37). Tetapi Yesus mengajak mereka pergi ke tempat lain
untuk memberitakan Injil, sebab itulah tujuan-Nya datang
ke tempat itu. Selanjutnya Yesus pergi ke seluruh Galilea
memberitakan Injil di rumah-rumah ibadah dan mengusir
roh-roh jahat.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,


Jika saudara mempunyai beban persoalan hidup datanglah
memohon pertolongan kepada Yesus. Percayalah kepada
Yesus karena semua yang dilakukan-Nya adalah yang

30
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

terbaik bagi hidup kita. Semua penyakit disembuhkan dan


kuasa iblis pun dapat takluk oleh Yesus. Oleh karena itu
berilahkan diri saudara untuk dipimpin Yesus sebab Dia
akan membuat hidup saudara berhasil. Hidup dalam
pimpinan Kristus berarti selalu siap melakukan perintah
Yesus untuk menolong sesama dan bersedia memberitakan
Injil sebab dunia ini memerlukan keselamatan (ay.35-39)

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus


Sekarang kita telah menerima berkat kekuatan dari Allah
untuk melakukan tugas pengutusan di tengah masyarakat
dimana kita hidup bersama. Di sana kita akan bertemu
dengan sesama dengan berbagai persoalan hidup yang
membutuhkan pertolongan. Ada yang sakit, susah, sedih,
berkekurangan, terikat dengan kuasa-kuasa jahat, atau
yang telah mabuk dengan kesenangan dunia, dsb.
Mungkin ada yang sudah putus asa karena menanggung
permasalahan yang besar dalam hidupnya. Sepulang dari
ibadah ini apakah yang akan kita lakukan buat saudara-
saudara kita tersebut? Apakah kita mau menolong mereka?
Saudara-saudara ini sangat membutuhkan pertolongan,
apakah kita punya hati yang tulus dan tetap semangat
untuk memberi pertolongan?

Yesus tidak pernah merasa lelah untuk menolong siapapun


atau merasa direpotkan jika banyak orang membutuhkan
pertolongan-Nya. Meskipun seharian Dia melayani mulai
dari tempat ibadah, mengajar dan menyembuhkan
seseorang yang kerasukan roh jahat. Demikian juga

31
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

sepulang dari tempat ibadah, ketika sudah berada di


rumah Petrus. Seyogyanya Yesus memanfaatkan waktu
untuk istirahat. Tetapi begitu Dia mengetahui ibu mertua
Petrus sedang sakit, segera Yesus menolong. Bahkan
sampai menjelang malam pun Yesus tetap melayani
banyak orang sakit yang dibawa ke rumah itu. Yesus tidak
mengharapkan pujian orang lain atas kebesaran-Nya.
Sebab kuasa pertolongan Yesus selalu tersedia bagi siapa
saja baik di tempat banyak orang (umum) seperti yang di
tempat ibadah tersebut maupun di tempat yang sederhana
seperti di rumah Petrus.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Yesus untuk melakukan tugas pekerjaan-Nya untuk
melayani manusia mendapat kuasa dari Roh Kudus (ay.12)
dan doa (ay.35). Meskipun pekerjaan-Nya banyak menyita
waktu untuk menolong banyak orang, tetapi Yesus tetap
menyediakan waktu untuk berdoa. ......sebagai pengikut
Kristus kita harus berdoa seperti Dia. Kita perlu berdoa
memohon pertolongan Tuhan. Doa bukanlah semacam
obat yang diminum pada saat-saat tertentu saja. Doa
adalah hidup kita. Doa adalah nafas kita. Oleh karena itu
doa perlu dilakukan setiap saat.

Kita terkadang harus menghadapi persoalan yang rumit


dan berat. Merasa tidak berdaya dan pikiran bingung
untuk mengatasinya, berdoalah kepada Tuhan. Sebab
mujizat Tuhan lewat doa lebih besar darpada yang kita
bayangkan. Tuhanlah sumber kekuatan kita. Demikan

32
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

juga pada saat melayani Tuhan dan untuk menolong


sesama, kita memerlukan kekuatan dan ketahanan.
Jangan berjalan terus dalam keadaan kosong. Tetapi
berdoalah minta hikmat dan kekuatan dari Tuhan agar kita
selalu siap dan kuat melayani dan menolong sesama.
Kuasa Tuhan mampu melakukan segala hal yang tak
mungkin kita lakukan.

Ingat, kita hidup untuk dapat melayani orang lain maka


tujuan kita menolong bukan untuk mendapatkan pujian
dari yang kita tolong, melainkan karena kita ingin melayani
kehendak Tuhan. Sebab dasar dan tujuan kita menolong
adalah keteladanan dan tujuan hidup Yesus yang telah
menyelamatkan dunia. Kita bersyukur atas karya
keselamatan tersebut. Oleh karena itu, mari melakukanlah
segala sesuatu yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita.
Nyatakan kasih Tuhan untuk menolong sesama yang
membutuhkan dan beritakanlah Injil agar semua orang
beroleh anugerah keselamatan dari Tuhan. Berilah
pertolongan kepada sesama yang membutuhkan dengan
hati yang tulus. Giatlah selalu melayani Tuhan, karena
itulah tandanya kita sungguh-sungguh bersyukur kepada-
Nya . Amin. (DGS).

LITURGI
Nas Pembimbing: Mazmur 147:1-6
Berita Anugerah: Yesaya 40:28-31
Nas Persembahan: 2 Korintus 9:6-8

33
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Nyanyian:
1) KJ.10:1,4
2) KJ.23:1-3
3) KJ.426:1,2
4) PKJ.179:1-2
5) PKJ.264:1-
6) PKJ.274:1-3

34
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

KHOTBAH, 11 FEBRUARI 2018 Warna Liturgi


Minggu Tranfigurasi Putih

Bacaan Leksionari: II Raja-Raja 2:1-12, Mazmur 50: 1-6, II


Korintus 4:3-6, Markus 9: 2-9
Bacaan Kotbah: II Raja-Raja 2:1-12

PENGKADERAN YANG TERUS BERLANJUT

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,


Dalam keluarga, setiap anggotanya datang dan pergi dalam
arti ada yang lahir ada juga yang mati adalah hal yang alami.
Datang dan pergi menjadikan generasi yang satu digantikan
oleh generasi yang berikutnya. Pergantian generasi ini
menyebabkan juga pergantian kepemimpinan. Tidak
selamanya orang tua bersama dengan anaknya, ada
waktunya pergi dan harus pergi meninggalkan segala sesuatu
yang pernah dia kerjakan dan dilakukan. Seorang anakpun
akhirnya berkembang menjadi orang tua juga. Demikian juga
di perusahaan, di sekolah atau di lembaga apapun juga.
Tidak selamanya seseorang akan menjadi pemimpin, tidak
selamanya seseorang menjadi direktur, tidak selamanya
seseorang bisa mengelola usahanya sendiri. Demikian juga
sebaliknya, tidak selalu seseorang menjadi bawahan, tidak
selamanya seseorang menjadi anak.

Walaupun ada pergantian generasi, yang diharapkan dalam


lembaga, baik keluarga, organisasi, gereja, yayasan harus

35
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

terus berjalan dengan baik siapapun yang menjadi


pemimpinnya. Untuk itu diperlukan pengkaderan. Berbicara
tentang pengkaderan tentu terkait erat dengan yang
mengkader dan yang dikader. Dan hari inipun kita belajar
dari kisah nabi Elia dan nabi Elisa

Jemaat yang mengasihi Tuhan,


Dalam teks bacaan kita saat ini dijelaskan bahwa nabi Elia
akan terangkat ke sorga. Berita tentang nabi Elia yang akan
pergi diangkat oleh Tuhan ke sorga bukanlah sebuah rahasia,
karena banyak nabi yang sudah mengetahuinya, baik nabi-
nabi yang ada di Bethel maupun nabi-nabi yang ada di
Yerikho. Hal ini dijelaskan ketika para nabi berjumpa dengan
nabi Elisa dan menanyakan apakah Elisa sudah tahu kalau
nabi Elia akan terangkat ke sorga diambil oleh Tuhan Allah.
Elisapun juga mengetahui kalau tuannya yaitu nabi Elia akan
segera pergi meninggalkannya karena diangkat ke sorga oleh
Tuhan. Hal ini bisa diketahui dari jawaban Elisa;” aku juga
tahu, Diamlah!”
Pertanyaannya adalah apakah yang dilakukan oleh Elisa
ketika dirinya tahu akan ditinggalkan nabi Elia? Yang
dilakukan nabi Elisa adalah;
Pertama, nabi Elisa setia mengikuti Elia ke mana Elia pergi.
Dirinya tidak mau meninggalkan ataupun ditinggalkan nabi
Elia. Elisa Ingin mengikuti nabi Elia sampai Elia terangkat ke
sorga. Hal ini nampak jelas ketika nabi Elia akan pergi, baik
ke Bethel, ke Yeriko maupun ke sungai Yordan, dan meminta
kepada Elisa untuk tinggal, tetapi Elisa tidak mau dan tetap
mau mengikut Elia ke mana nabi Elia pergi. Memang tidak

36
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

dijelaskan dalam teks bacaan mengapa Elia mau


meninggalkan Elisa, dan hal itu dikatakan bukan hanya
sekali tetapi sampai tiga kali, pada saat perjalanan dari
Gilgal, saat di Bethel dan pada saat di Yeriko. Tetapi Elisa
tetap teguh pada pendiriannya untuk mengikuti nabi Elia
karena Elisa tahu kalau tuannya akan terangkat ke surga
dan meninggalkannya. Dengan pesan yang sama hanya
tempat yang berbeda nabi Elia mau meninggalkan Elisa.
Elisapun menjawab dengan jawaban yang sama yang intinya
Elisa tidak mau meninggalkan Elia. Elisa setia mengikuti
Elia. Dalam hal ini Elisa memiliki kesetiaan.

Kedua, Elisa meminta sesuatu/bekal yang mendukung


pekerjaannya dalam rangka melanjutkan tugas Nabi Elia.
Sebelum terangkat Sorga, Nabi Elia memberi tawaran kepada
Elisa, apa yang Elisa inginkan supaya nabi Elia berbuat
sesuatu kepada Elisa. Elisa tidak meminta harta benda, tidak
meminta emas, tetapi Elisa meminta dua bagian dari rohnya.
Minta dua bagian dari rohnya Elia dapat ditafsirkan meminta
kuasa atau kemampuan dan keahlian yang dimiliki Nabi Elia.
Mendengar permintaan tersebut Elia menjawab bahwa yang
diminta Elisa sangat sukar, tetapi itu akan terjadi bila Elisa
melihat nabi Elia terangkat dari padanya. Ini adalah sebuah
gambaran bahwa apa yang diminta Elisa akan didapat bila
dirinya tetap setia mengikut nabi Elia sampai terangkat ke
sorga dan sampai tidak ada lagi di hadapan Elisa. Ternyata
apa yang diminta oleh Elisa ini ternyata terkabul, ketika Elia
naik ke sorga ia menjatuhkan jubahnya ke tanah yang
diambil oleh Elisa. Hal ini mau menunjukan bahwa nabi Elisa

37
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

sudah mendapatkan kuasa, kecakapan ketrampilan/


kemampuan untuk melanjutkan tugas nabi Elia sebagai nabi
Tuhan.

Ketiga : Elisa mengikuti/ meniru apa yang dilakukan oleh


tuannya. Ketika nabi Elia menyeberangi sungai Yordan
dengan jalan memukul air sungai dengan jubah yang di
gulungnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Elisa ketika
kebingungan ditinggalkan oleh tuannya. Pada saat mau
menyeberang sungai Yordan, ia menggulung jubah dan
memukul sungai itu. Artinya apa yang dikerjakan dan apa
yang dilakukan serta apa yang dikatakan biasanya akan
diikuti bahkan menjadi ukuran bagi penerusnya untuk
dilakukan, walupun yang diikuti sudah tidak ada lagi
bersama dengan mereka.

Demikianlah yang dilakukan oleh nabi Elisa ketika dirinya


mengetahui bahwa dirinya akan ditinggalkan oleh nabi Elia.
Lalu apa yang dilakukan oleh nabi Elia, ketika dirinya akan
pergi meninggalkan Elisa? Yang dilakukan oleh Nabi Elia
adalah:
Pertama; membangun komunikasi dengan Elisa hambanya
yang akan menjadi penggantinya. Hal ini nampak jelas
dengan adanya percakapan diantara mereka, ketika nabi Elia
mau meninggalkan Elisa, nabi tidak langsung pergi
meninggalkan Elisa begitu saja, tetapi hal itu
dikomunikasikan dengan baik, walaupun hal itu tidak terjadi
karena elisa tidak sependapat. Termasuk di dalamnya ketika

38
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

nabi Elia mau terangkat ke sorga dirinya memberi tawaran


kepada nabi Elisa, mau minta apa.

Kedua; nabi Elia membiarkan dirinya diikuti oleh Elisa calon


penggantinya. Ketika nabi Elia mau meninggalkan Elisa pada
saat di perjalanan dari Gilgal, di Betel dan di Yeriko, tetapi
Elisa tidak mau meninggalkannya. Nabi Eliapun membiarkan
dirinya diikuti oleh hambanya. Bahkan menjelang akhir
keberangkatannya ke sorgapun, nabi Elia menekankan bila
kesetiaan mengikuti dirinya sampai sang nabi terangkat ke
sorga, Elisa baru akan mendapatkan apa yang diinginkan
dari sang Nabi, yaitu dua bagian dari rohnya.

Ketiga; nabi Elia memberi teladan serta memberikan legalitas


Ketika nabi Elia akan menyeberangi sungai Yordan, yang
dilakukannya adalah menggulung jubahnya dan
memukulkannya ke sungai Yordan, hal yang sama juga
dilakukan oleh Elisa. Di sini bisa dilihat bahwa Elia
memberikan teladan. Demikian juga pada saat elisa meminta
dua bagian roh darinya, Eliapun memberikannya sesuai
dengan perkataannya, yaitu menjatuhkan jubahnya ke tanah
pada saat dirinya terangkat ke surga dan memberikan jubah
itu pada Elisa. Hal ini juga mau menerangkan bahwa Elia
memberikan legalitas kepada nabi Elisa untuk menjadi nabi.

Jemaat yang mengasihi Tuhan,


Dari apa yang dikerjakan dan dilakukan oleh nabi Elia dan
nabi Elisa sebelum mereka berpisah, kita dapat belajar
banyak, yaitu tentang pengkaderan.

39
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Belajar dari Nabi Elia. Sebagai umat Tuhan pada saat ini,
apakah kita menyadari bahwa kita tidak akan selamanya
hidup didunia ini? Tidak selamanya jadi pemimpin, tidak
selamanya jadi pengurus gereja, tidak selamanya jadi orang
tua, tidak selamanya jadi ketua. Apakah kita menyadari
bahwa suatu saat pasti ada yang menggantikan kita?
Sudahkah kita menyiapkan anak kita dengan benar?
Sudahkah kita menyiapkan pengganti kita dengan baik?,
sehingga generasi yang melanjutkan kita dapat melakukan
tugasnya dengan baik? bahkan lebih baik?. Sudahkah kita
menjadi pemimpin yang baik, mau menjadi teladan, baik
dalam perkataan dan perbuatan, karena apa yang kita
kerjakan dan kita lakukan kadang ditiru oleh anak-anak
ataupun pengganti kita, meskipun kita sudah tidah ada lagi.
Dan yang juga penting untuk dilakukan adalah sebagai
pendahulu sudahkah kita memberi legalitas kepada penerus
kita? Sehingga kita tidak menjadi pribadi yang terkena power
sindrom. Dengan legalitas yang diberikan, generasi penerus
akan lebih yakin untuk melangkah maju kedepan..

Demikian juga bagi kita yang masih muda, apakah kita


menyadari, bahwa kita nantilah yang menggantikan orang
tua kita? Sudahkah kita mempersiapkan diri sebagai generasi
yang akan meneruskan kepemimpinan mereka? baik di
keluarga , di gereja, ataupun di masyarakat dan di mana kita
bekerja? Belajar dari Elisa, di mana ada kesadaran dalam
dirinya untuk melanjutkan tugas nabi Elia. Demikian juga
dengan kita hendaknya memiliki kesadaran diri sebagai
anggota jemaat ataupun sebagai pribadi bahwa suatu saat

40
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

pasti kita akan ditinggalkan oleh pendahulu kita, dan kitapun


akan menggantikan mereka. Sudah siapkah kita menjadi
pribadi yang mandiri, yang mampu memimpin diri sendiri?
Oleh karena itu marilah kita mempersiapkan dan melengkapi
diri dengan senantiasa belajar kepada orang yang lebih
berpengalaman, termasuk orang tua kita. Dengan demikian
apa yang diharapkan tidak terputus, melainkan akan
terlaksana dan ada keberlanjutan Visi dan Misi, dalam
rangka kebaikan bersama dan untuk kemuliaan nama
Tuhan. Amin ( JN)

LITURGI
1. Ny Pembukaan : KJ 15
2. Nats Pembimbing : Mazmur 50:1-6
3. Ny Pujian : PKJ 27
4. Berita Anugerah : II Korintus 4:3-6
5. Ny Peneguhan : PKJ 274
6. Ny Responsoria : KJ 53
7. Nats Persembahan : Mazmur 96:8
8. Ny Persembahan : KJ 287b
9. Ny Pengutusan : KJ 426
10. Ny Penutup : KJ 406

41
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Kotbah Minggu, 27 Mei 2018. Warna Liturgi


Minggu Trinitas. Hijau

Bacaan Leksionari:
Yesaya 6: 1-8; Mazmur 29; Roma 8: 12-17; Yohanes 3: 1-17.
Bacaan kotbah:
Roma 8: 12-17.

“Hidup Dipimpin Oleh Roh dan Menjadi Ahli Waris Sorga”

Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,


Ada dua jenis hutang. Hutang materi dan hutang budi. Yang
dimaksud hutang budi adalah perasaan pernah ditolong oleh
pihak lain. Pertolongannya begitu tepat pada waktunya dan
memiliki dampak hingga kehidupan kita saat ini.

Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,


Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Roma bahwa pengikut
Kristus adalah orang-orang berhutang. Bukan berhutang
kepada manusia tetapi berhutang kepada Allah. Allah telah
berbuat baik kepada mereka sehingga mereka, dalam bahasa
manusiawi, telah berhutang budi kepada Allah yang
mengangkat mereka menjadi anak-anakNya. Sebagai anak-
anak Allah, Jemaat Kristen di Roma telah beroleh karunia
demi karunia sehingga mengalami damai sejahtera yang
dialami setiap hari karena Roh Allah menuntun, menaungi
dan menghibur mereka.

42
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Orang Kristen telah dilepaskan dari ancaman penghukuman


akibat dosa-dosa yang mereka lakukan. Paulus menuliskan,
“demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka
yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup
telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa
dan hukum maut ” (Roma 8:1-2). Tanpa Yesus, ancaman
hukum dosa dan ancaman hukum maut akan tetap ada. Puji
syukur kepada Allah, setiap pengikut Kristus telah dilepaskan
dan dibebaskan dari setiap ancaman hukuman yang patut
diterima mereka. Menyadari perbuatan baik Allah di dalam
Kristus ini, Paulus mengingatkan, “Jadi saudara-saudara,
kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging,
supaya hidup menurut daging.” (Roma 8:12). Lalu,
berhutang kepada siapa? Tentu saja berhutang kepada Tuhan
meskipun kita tak pernah bisa membayar hutang kita dengan
lunas. Spiritnya adalah bersemangat untuk terus hidup
menurut pimpinan Roh Kudus.

Saudara-saudariku, ..
Menjadi anak-anak Allah harus bersemangat dan
bersukacita. Meskipun anugerah keselamatan telah diterima,
tetapi perjuangan di dunia belum selesai. Jemaat kristen
harus melawan kecenderungan-kecenderungan daging.
Kepada Jemaat di Roma, Paulus memberikan nasehat betapa
berbahayanya hidup didalam kedagingan. Hidup menurut
daging akan mati, dengan menyangkal diri, seseorang
akan hidup. Dalam suratnya kepada jemaat kristen di Roma
pasal 8:13, Paulus berkata, “Sebab, jika kamu hidup menurut
daging, kamu akan mati. Tetapi jika oleh Roh kamu

43
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan


hidup.”

Orang-orang yang hidup dalam daging memikirkan hal-hal


yang dari daging. Perbuatan daging dicontohkan Paulus
kepada jemaat di Galatia dalam suratnya pada pasal 5:19-20
yakni percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan
berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya.
Menerima penebusan Kristus tanpa keinginan melepaskan
keinginan daging di atas tetap berakibat kematian. Kematian
yang dimaksud adalah keterpisahan diri manusia dari Allah.
Dan kematian kekal adalah keterpisahan antara manusia
dengan Allah secara kekal.

Lalu, bagaimana untuk memperoleh kehidupan kekal itu?


Kehidupan adalah terhubungnya manusia dengan Allah. Dan
kehidupan kekal adalah terhubungnya manusia dengan Allah
secara kekal. Menerima Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat serta mau dipimpin oleh Roh, mematikan
perbuatan-perbuatan daging yang berjuang dalam diri kita,
maka kita akan hidup. Bila kehidupan kekal yang kita
harapkan maka terimalah Kristus sebagai Tuhan setiap hari
dan berjuanglah sepanjang hayat untuk mematikan
perbuatan daging dalam hidup kita.

Saudara-saudariku di dalam Tuhan,...

44
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Sebagai anak-anak Allah, kita harus mau dipimpin oleh Roh


Kudus. Mendengar dan patuh adalah kunci keberhasilan
menyenangkan hati Allah. Memiliki telinga rohani yang peka
dalam mendengar adalah anugerah yang luarbiasa. Tetapi
tanpa kepatuhan pada pimpinan Roh Kudus menjadi sia-sia
karena kita akan mudah untuk kembali jatuh menjadi hamba
kedagingan kita. Seharusnya tidak boleh demikian. Jadilah
anak-anak yang peka untuk mendengarkan suaraNya dan
mematuhiNya setiap hari. Hadir dalam persekutuan,
membaca kitab suci dan merenungkannya harus dilanjutkan
dengan hidup taat pada firmanNya. Inilah gaya hidup
sebagai anak-anak Allah, ahli waris kerajaan sorga dan
pribadi yang akan ikut dipermuliakan bersama Kristus.

Saudara-saudariku, ..
Pesan firman Tuhan hari ini kepada kita adalah sebagai
berikut:
Pertama, pengikut Kristus adalah orang-orang
berhutang. Bukan berhutang kepada manusia tetapi
berhutang kepada Allah. Allah telah berbuat baik
kepada mereka sehingga mereka, dalam bahasa
manusiawi, telah berhutang budi kepada Allah yang
mengangkat mereka menjadi anak-anakNya.

Kedua, Hidup menurut daging akan mati, dengan


menyangkal diri, seseorang akan hidup. Orang-orang
yang hidup dalam daging memikirkan hal-hal yang dari
daging. Menerima penebusan Kristus tanpa kemauan
melepaskan keinginan daging tetap berakibat kematian.

45
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Ketiga, Kehidupan adalah terhubungnya manusia


dengan Allah. Dan kehidupan kekal adalah
terhubungnya manusia dengan Allah secara kekal.
Menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat
serta mau dipimpin oleh Roh, mematikan perbuatan-
perbuatan daging yang berjuang dalam diri kita, maka
kita akan hidup. Bila kehidupan kekal yang kita
harapkan maka terimalah Kristus sebagai Tuhan
setiap hari dan berjuanglah sepanjang hayat untuk
mematikan perbuatan daging dalam hidup kita.
Keempat, Sebagai anak-anak Allah, kita harus mau
dipimpin oleh Roh Kudus. Jadilah anak-anak yang
peka untuk mendengarkan suaraNya dan mematuhi
firmanNya setiap hari.

Saudara dan saya adalah makhluk yang bergantung penuh


kepada anugerah dan belas kasihan Tuhan. Tanpa Tuhan,
kita bukanlah siapa-siapa. Tuhan berdaulat penuh atas kita.
Ingat, bahwa kita adalah orang-orang yang berhutang. Kita
sudah lebih dahulu dikasihi Allah maka kita menjadi pribadi
yang mengasihi.

Mengikut Kristus memang tidak berarti kita selalu mengalami


situasi yang baik-baik saja. Tapi bagaimanapun situasi yang
dialami, kita harus selalu bersukacita dan berpengharapan.
Bila kita sedang berada dalam situasi kehidupan yang tak
sesuai dengan harapan, saat kehilangan, berdukacita,
ditimpa sakit penyakit, mengalami kegagalan, jangan pernah
berputus asa. Selalu ada harapan di dalam Tuhan. Tetap

46
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

jadikan Kristus sebagai Tuhan setiap hari dan berjuanglah


sepanjang hayat untuk mematikan perbuatan daging dalam
hidup kita. Tidak ada alasan untuk toleransi kepada dosa dan
kedagingan kita, pun dalam masa kesukaran. Dan nantikan
pertolonganNya yang akan diberikan tepat pada waktuNya.

Tuhan Sumber anugerah telah mengampuni dan akan selalu


menolong dan memberkati kita. Amin. (BNH)

LITURGI

Nyanyian Persiapan : KJ 64:1-2 /PKJ 2 2X


Nas Pembimbing : Mazmur 1 : 1-6.
Nyanyian Jemaat : KJ 21 : 1-2/PKJ 242:1-2
Berita anugerah : I Yohanes 3 : 1-2
Nyanyian Peneguhan : KJ 54: 1-3 / PKJ 184:1
Nyanyan Responsoria : KJ 203 : 1-4
Nas Persembahan : Roma 11 :36
Ny Persembahan : KJ 289 :1-2,8-9.
Nyanyian penutup : KJ 410 :1

47
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Khotbah Minggu, 03 Juni 2018 Warna Liturgi


Minggu Trinitas Hijau

Bacaan Leksionari:
1 Samuel 3:1-10 (11-20), Mazmur 139:1-6, 13-18, Ulangan
5:12-15 dan Mazmur 81:1-10, 2 Korintus 4:5-12, Markus
2:23-3:6
Bahan Khotbah:
Ulangan 5:12-15

BERIBADAH KEPADA TUHAN

Jemaat yang dikasihi Tuhan,


Ibadah merupakan panggilan hidup orang beriman. Ada saat
kita bekerja tetapi ada saat untuk kita mengambil waktu
sejenak beristirahat. Ketika kita beristirahat itulah saat yang
tepat menoleh ke belakang untuk menghidupkan syukur kita
atas pemeliharaan dan penyertaan Tuhan dalam hidup ini.
Sekaligus memohon kekuatan untuk melanjutkan hidup
pemberian Tuhan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,


Perjalanan bangsa Israel berisi pengalaman iman yang sarat
makna. Tahap demi tahap yang dilewati selalu memberi
pesan penting bagi perjalanan kehidupan bangsa ini.
Keluarnya bangsa Israel dari Mesir adalah langkah awal
mereka menikmati kebebasan yang diberikan Tuhan kepada
mereka. Meski mereka sudah bebas dari penguasa Mesir,
tetapi untuk menikmati sukacita di Tanah Kanaan, masih

48
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

harus melewati perjalanan panjang yang melelahkan dan juga


penuh dengan ujian iman. Walau beratnya tantangan dan
berliku-liku perjalanan mereka, bangsa ini selalu diingatkan
agar mereka menyembah kepada Tuhan dan mensyukuri
karya pembebasan yang telah terjadi di Mesir kala itu.

Bagian Firman Tuhan yang kita baca saat ini mengingatkan


kepada bangsa Israel tentang Hukum Taurat khususnya
Perintah untuk menguduskan hari Sabat. Pertanyaannya
mengapa umat diingatkan untuk menguduskan hari Sabat?
Karena Allah menciptakan semesta alam dalam enam hari
dan pada hari sabat Ia beristirahat. Pada hari sabat itu, umat
Israel tidak boleh bekerja bahkan hewan mereka tidak boleh
dipekerjakan. Demikian pula budak-budak mereka pun harus
beristirahat. Dalam ayat 15 dikatakan: “Sebab haruslah
kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah
Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh Tuhan,
Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang
teracung; itulah sebabnya Tuhan, Allahmu,
memerintahkan engkau merayakan hari Sabat.”

Jemaat yang dikasihi Tuhan,


Sabat tidak hanya berkaitan dengan bagaimana kita
membangun sebuah relasi iman dengan Tuhan. Tetapi Sabat
juga berkaitan dengan relasi kita dengan sesama, dan
lingkungan hidup. Sebagai ciptaan Tuhan yang mulia, kita
diberikan tugas untuk membangun relasi yang baik dengan
sesama dan segenap ciptaan yakni memberikan kesempatan
agar sesama dan lingkungan hidup pun beristirahat dalam
rangka beribadah kepada Tuhan. Kita dipanggil dan

49
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

diingatkan agar masing-masing bertanggungjawab atas diri


sendiri maupun kepada Tuhan dengan cara memperhatikan
sesama dan memelihara lingkungan sekitar kita. Kita
dipanggil untuk menjadi berkat bagi kehidupan bersama.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,


Lalu bagaimana dengan hari Sabat yang kemudian beralih ke
hari Minggu seperti yang kita lakukan saat ini? Ibadah hari
Minggu bersumber dari sejarah para Bapa Gereja yang sangat
tua dan kaya. Ibadah hari Minggu adalah perayaan Ibadah
Paskah yang asli. Pada hari pertama minggu Yahudi, umat
Kristen mula-mula berkumpul untuk merayakan kebangkitan
Tuhan. Pada masa kemudian di akhir abad ke-2, yang
dimaksud perayaan hari pertama dalam minggu itu tak lain
adalah Paskah mingguan, yakni hari Tuhan, hari Tuhan
Yesus bangkit. Setiap hari mereka berkumpul dan beribadah
di Bait Allah di Yerusalem (Kis 2:46), di rumah-rumah ibadah
diluar Yerusalem, dan di rumah-rumah tangga untuk
memecahkan roti.

Hari Minggu mengacu pada peringatan kebangkitan Tuhan


Yesus. Kebangkitan terjadi pada hari pertama minggu itu,
yakni hari Minggu. Jadi bukan hari sabat sebagaimana yang
sering dikira banyak orang Kristen sekarang!!! Pada hari
kebangkitan (Minggu), terjadi pembaharuan kembali
penciptan (rekreatio) melalui pemulihan kembali hubungan
semesta dan isinya dengan Allah. Inilah makna hari Minggu
yang kita lakukan saat ini.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

50
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Dalam rangka pemulihan kembali hubungan semesta dan


isinya dengan Allah, maka menjadi penting bagi kita untuk
terus memperjuangkan pemulihan tersebut melalui
kehidupan sehari-hari kita. Perbudakan atau penjajahan
zaman bangsa Israel di Mesir, tentu tidak sama dengan
perbudakan di zaman sekarang. Banyak jenis perbudakan di
zaman sekarang ini. Kita diperbudak oleh keinginan untuk
melakukan yang jahat, diperbudak oleh kekayaaan,
diperbudak oleh hawa nafsu, diperbudak oleh jabatan dan
lain sebagainya.

Tanpa kekuatan dan campur tangan Tuhan maka kita akan


terus menjadi pribadi yang terus diperbudak. Hanya dengan
kasih sayang Tuhan dan tangan-Nya yang penuh kuasa
itulah yang dapat membebaskan kita dari berbagai belenggu
itu.

Tuhan Allah menghendaki umat-Nya hidup dalam


kemerdekaan dari budak dosa. Cara Tuhan membebaskan
kita adalah melalui pengorbanan Tuhan Yesus di bukit
Golgota. Yesus rela mati di kayu salib dalam rangka
membebaskan kita dari budak dan kuasa maut. Kini saudara
dan saya menikmati hidup dalam kemerdekaan bersama
Tuhan. Sebagaimana umat Israel diingatkan untuk
merayakan Sabat maka kita pun sekarang diingatkan untuk
menggunakan kesempatan enam hari bekerja demi
memenuhi segala kebutuhan hidup kita, dan pada hari
Minggu seperti sekarang ini kita menggunakan kesempatan
untuk berbakti dan mensyukuri kemenangan Kristus atas
maut yang membebaskan kita dari belenggu dosa.

51
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Saudara dan saya juga diingatkan, bahwa Allah telah bekerja


membebaskan dan menebus kita dari belenggu kuasa
kegelapan. Secara cuma-cuma Ia telah menganugerahkan
kemerdekaan, supaya kita tidak lagi hidup bagi diri sendiri,
tetapi agar kita beribadah kepada-Nya serta membawa
keselamatan ke dalam kehidupan sesama ciptaan.

Hari Minggu adalah hari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus,


mari kita mengucap syukur atas keselamatan yang telah
Tuhan kerjakan kepada kita. Mari kita gunakan kesempatan
yang ada untuk bersekutu bersama dengan anggota
persekutuan yang lain, memuji dan memuliakan nama-Nya.
Kita pastikan juga bahwa kita tidak sedang memberikan
pekerjaan pada orang lain yang seharusnya orang tersebut
beribadah dan mensyukuri keselamatan dari Tuhan. Selama
waktu dan sepanjang perjalanan hidup, kita dipanggil oleh
Allah untuk melakukan karya ibadah kepada-Nya. Ibadah
yang dinaikkan berdasarkan hati tulus dan yang
diungkapkan melalui perkataan dan perbuatan jujur akan
diberkati Tuhan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,


Kalau selama ini ada yang memang melihat dan memahami
ibadah minggu hanya sebagai sebuah formalitas keagamaan.
Saat ini kita diingatkan untuk memiliki penghayatan yang
lebih tentang hari Minggu sebagai hari kita merayakan
kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian. Kebangkitan-Nya
membuktikan kepada dunia bahwa Ia telah menang atas
maut. Manusia yang harusnya mati karena menjadi budak
dosa, kini sudah dibebaskan oleh Tuhan Allah melalui

52
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

kematian dan kebangkitan-Nya. Oleh karena itu ibadah


minggu bukan sebuah formalitas rutinitas belaka tetapi sarat
makna yakni sebagai sarana kita merayakan kemenangan
Kristus atau mensyukuri anugerah keselamatan yang telah
diberikan Tuhan kepada kita.

Selain itu hari ini kita diingatkan dan diteguhkan kembali


untuk merespon kebaikan pihak lain (Tuhan maupun
sesama) merupakan gaya hidup orang-orang beriman.
Teruslah belajar untuk mengucapkan terima kasih atas
kebaikan yang diterima dari pihak lain sekecil apapun.
Merespon kebaikan Tuhan kepada kita dengan setia
beribadah kepadanya, mengucapkan syukur, mendukung
kegiatan pelayanan baik secara morill maupun materi.
Menjadikan ibadah hari Minggu sebagai sarana untuk peduli
pada mereka yang lemah sebagai wujud cinta kasih kepada
sesame. Bila ada yang memandang dirinya belum menjadikan
ini sebagai gaya hidupnya, mari belajar untuk menghitung
kebaikan-kebaikan Tuhan dan mulailah melakukan yang
terbaik untuk Tuhan dan sesam. Tuhan memberkati ibadah
yang kita rayakan hari ini. Amin

(ARGT)

LITURGI
Nats Pembimbing:Mazmur 81:1-10
Berita Anugerah: Markus 3:1-6
Nats Persembahan: Mazmur 139:14-18

53
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Nyanyian

1. KJ. 1:1-2
2. KJ. 10:1-3
3. KJ. 20:1-3
4. KJ. 21:1-2
5. KJ. 2891 dst
6. KJ. 413:1-2

54
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Khotbah Minggu, 10 Juni 2018 Warna Liturgi


Minggu Proper. Hijau

Bacaan Leksionari:
I Samuel 8:4-11, (12-15), (16-20), (11: 14-15); Mzm.138;
Kejadian 3: 8-15; Mzm 130; Ii Korintus 4: 13 – 5:1; Markus 3:
20-35
Bacaan Kotbah:
2 Korintus 4:13 - 5:1

JANGAN TAWAR HATI

Jemaat yang dikasihi Tuhan,


Pernahkah bapak/ ibu/ sdr merasakan dan mengalami tawar
hati? Atau apakah bapak/ibu/sdr sudah memahami apa itu
“tawar hati”....? Istilah “tawar hati” ini berpadanan dengan
beberapa sebutan yaitu: kecil hati, frustrasi, stress, dan
depressi. Biasanya orang dapat menjadi tawar hati karena
penderitaan, penghinaan, dan berbagai macam kesusahan
hidup yang dialaminya.

Surat rasul Paulus yang kedua kepada jemaat di Korintus ini


ditulis pada masa yang sulit dalam hubungan Paulus dengan
jemaat itu. Ketika kita membaca dan menyimak isi surat ini
nampaknya ada beberapa anggota jemaat yang telah
menyerang Paulus dengan keras, tetapi Paulus menunjukkan
bahwa ia ingin sekali berbaik hati untuk tetap menjaga
hubungan yang baik dengan orang-orang/ jemaat di
Korintus. Dalam rangka menjaga hubungan ini rasul Paulus

55
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

menjelaskan dalam suratnya mengapa ia mengecam dengan


keras perlawanan dan celaan terhadap dirinya yang
dilakukan oleh jemaat itu. Namun memang pada akhirnya
kecamannya yang keras itu menghasilkan pertobatan dan
kerukunan.

Dalam suratnya ini Rasul Paulus menunjukkan sikapnya


yang rendah hati. Dia mengakui bahwa pelayanan yang
diterimanya sebagai rasul dan juga pelayanan rekan-rekan
sepelayanannya adalah kasih karunia dan pemberian Allah.
Tugas pelayanan memberitakan Injil merupakan
kemurahan Allah bagi mereka, bukan karena hasil usaha dan
kerja keras mereka untuk mendapatkannya. Atas dasar ini
Rasul Paulus meyakini Allah sebagai Pemberi tugas (mandat)
pelayanan itu akan memberi penyertaanNya dan kemampuan
bagi mereka serta kesetiaanNya mendampingi Rasul Paulus
dan teman sekerjanya selama tugas pelayanan. Inilah yang
menumbuhkan semangat dan sukacita bagi Rasul Paulus
sehingga ia mengatakan bagaimana pun beratnya tantangan
yang dihadapi dalam tugas pelayanan ini dia dan rekan
sepelayanannya tidak akan tawar hati.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,


Ada beberapa alasan mendasar yang membuat Rasul Paulus
tidak tawar hati;
Pertama, bahwa tugas yang mereka emban adalah dari
Allah yaitu memberitakan Injil Yesus Kristus, bukan
diri mereka sendiri.

56
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Kedua, Rasul Paulus menjadi hambaNya karena


kehendak Kristus.

Ketiga, Kristus itu adalah Tuhan dan Juru selamatnya,


Dialah terang yang menerangi mata hati setiap orang
percaya sehingga beroleh pengetahuan tentang
kemuliaan Allah di dalam Kristus.

Keempat, Rasul Paulus menyadari dia hanyalah bejana


tanah liat di tangan Tuhan, tetapi kekuatan Allah yang
melimpah-limpah (dasyat) diam di dalamnya.

Kelima, belajar dari pengalaman hidup bersama Tuhan,


meskipun mengalami berbagai kesulitan, dalam segala
hal ditindas, namun tidak terjepit; habis akal, namun
tidak putus asa; dianiaya, namun tidak ditinggalkan
sendirian, dihempaskan, namun tidak binasa.

Keenam, Rasul Paulus sadar hidupnya bak membawa


kematian Yesus melalui penderitaan yang dialaminya,
namun dia yakin kehidupan Yesus juga menjadi nyata
dalam hidupnya.

Ketujuh, Rasul Paulus memiliki keyakinan yang teguh


bahwa Dia yang membangkitkan Tuhan Yesus, akan
membangkitkan orang percaya bersama-sama dengan
Yesus.

57
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Rasul Paulus memegang teguh keyakinannya pada Kristus,


meskipun secara manusiawi atau secara lahiriah (badaniah)
dia semakin merosot, namun Allah senantiasa membaharui
semangat, kekuatan dan memberi hikmat dan pengetahuan
untuk mengemban tugas mulia itu. Berangkat dari keteguhan
iman inilah Rasul Paulus berani mengambil kesimpulan
bahwa penderitaan yang dialaminya bersama rekan-rekan
sepelayanan adalah penderitaan ringan. Bahkan Paulus
menerima penderitaan itu sebagai suatu proses dimana Allah
bekerja untuk mendatangkan kemuliaan kekal dan berkat
melimpah dari sorga. Bila kemuliaan kekal dan berkat
sorgawi ini dibandingkan dengan penderitaan ringan tadi,
maka tidaklah terbandingkan. Rasul Paulus bersaksi bahwa
penderitaan sekarang ini tidak ada apa-apanya bila kelak
orang percaya menerima kemuliaan kekal dari Allah.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,


Meskipun Rasul Paulus berkata: “Sebab kami tidak
memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak
kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara,
sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal”, sesungguhnya
dalam skala prioritas iman. Bagaimanapun Rasul Paulus
tetap bersentuhan dan membutuhkan hal-hal yang kelihatan.
Namun dia memandang hal-hal yang kelihatan itu bersifat
sementara dan mengalami kemerosotan, artinya terbatas atau
memiliki limitasi. Ini menguatkan pernyataannya pada ayat
16 tadi “manusia lahiriah yang semakin merosot”. Rasul
Paulus menegaskan bahwa yang utama (prioritas) adalah
memperhatikan yang tidak kelihatan yaitu berkat sorgawi,

58
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

kemuliaan yang akan dialami bersama Kristus dan


pembaharuan rohani oleh Allah dari sehari ke sehari.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,


Dari nas kotbah ini ada tiga hal yang menjadi bahan
perenungan:
Pertama: Bersama Tuhan kita yakin teguh bahwa selalu ada
pertolongan Tuhan. Maka kita tidak akan tawar hati. Tidak
ada yang harus ditakuti, kita harus kuat, bangga memiliki
Kristus, berbesar hati, hidup selalu bersyukur supaya tetap
memiliki sukacita.
Kedua, Allah peduli kepada setiap orang percaya yang
menderita. Penderitaan itu adalah bagian hidup manusia,
tentu orang percaya juga. Penderitaan tidak akan pernah
lepas selama nafas masih dikandung badan. Namun, Firman
Tuhan dan rasul Paulus mengajak semua orang percaya
memandang penderitaan itu bukan sesuatu penghalang atau
beban tetapi sebagai realitas hidup dunia yang di dalamnya
dibutuhkan perjuangan, kekuatan dan iman kepada Kristus.
Dalam penderitaan orang percaya, Kristus bekerja di
dalamnya. Karena Kristus bekerja maka ada kekuatan, ada
hikmat dan ada pengharapan. Oleh sebab itu tidak perlu
tawar hati dan putus asa ketika menghadapi penderitaan itu.
Ketiga, Kita dipanggil senantiasa mengarahkan hidup
untuk memperoleh harta sorgawi, kemuliaan kekal. Rasul
Paulus memahami bahwa selama hidup di dunia ini haruslah
memandang pada Kristus dan kemuliaan yang akan
dianugerahkan bagi orang percaya. Karena hidup di dunia
terbatas dan mengalami kemerosotan secara manusiawi dan

59
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

lahiriah, maka jangan disia-siakan. Hidup jasmani dan


rohani kita ibarat alat atau bejana tanah liat di tangan
Tuhan. Meskipun diri kita lemah dan rapuh tetapi ada
kekuatan Tuhan yang bekerja di dalam kita. Orang percaya
diajak untuk memakai potensi itu dengan tetap mengarahkan
hidup dan untuk mencari harta sorgawi melalui hidup yang
dijalani, sepadan dengan ucapan Yesus, “Carilah dahulu
kerajaan Allah dan kebenaranNya maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu” (Mat. 6:33). Tuhan Yesus
Memberkati. Amin. (HSW).

LITURGI
Nats pembimbing : Mazmur 138: 1-5
Berita Anugerah : Mazmur 130: 1- 8
Nats Persembahan : Mazmur 5: 2-4
1. Ny Pembukaan : KJ 13: 1,2,3,4.
2. Ny Jemaat : PKJ 245:1,2,3.
3. Ny peneguhan : KJ 453: 1,2,3.
4. Ny Responsoria : PKJ 285
5. Ny persembahan : KJ 444
6. Ny Penutup : PKJ 216:1,2,3

60
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Kotbah Minggu, 17 Juni 2018. Warna Liturgi


Minggu Trinitas. Hijau

Bacaan Leksionari:
Samuel 15: 34 – 16: 13; Mazmur 92: 1-16; 2 Korintus 5: 6-10,
14-17; Markus 4: 25-34.
Bacaan kotbah:
Mazmur 92: 1-16.

BERKAT TUHAN BAGI ORANG YANG PINTAR DAN BENAR

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Dalam beberapa kali penayangannya, beberapa stasiun TV
Indonesia menampilkan iklan “orang pintar minum Tolak
Angin”. Iklan ini ingin memberikan gambaran dan
meyakinkan pemirsa bahwa orang pintar tentu akan memilih
produk “Tolak Angin” bila mengalami “masuk angin”. Iklan ini
juga ingin menyampaikan bahwa kalau orang yang masuk
angin dan minum “Tolak Angin”, tindakannya lebih benar
jika dibandingkan dengan mereka yang menggunakan produk
obat selain “Tolak Angin”. Dengan demikian, iklan ini ingin
mengajak orang untuk menjadi pintar dan bertindak benar.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,,


Pada jaman dahulu, pesan menjadi orang yang pintar dan
bertindak benar disampaikan pula oleh Pemazmur. Melalui
Mazmur 92 ini, ia mengawali dengan kata-kata “adalah baik
menyanyikan syukur dan memberitakan kebaikan Tuhan
yang memberikan banyak berkat dan sukacita kepada kita”.

61
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Dengan maksud membandingkan antara orang yang pintar


dengan orang yang bodoh, ia mengatakan bahwa yang suka
dan paham meyanyikan nyanyian syukur dan memberitakan
kebaikan Tuhan ini adalah orang yang disebut sebagai orang
yang pintar dan benar. Sedangkan orang yang bodoh dan
bebal tidak akan mengerti dan memahami bahwa kebaikan
yang ia alami adalah berasal dari Tuhan. Bisa saja orang yang
bodoh dan bebal menganggap bahwa segala kebaikan yang
dialami itu adalah hasil usahanya sendiri. Sehingga dengan
demikian menyanyikan syukur dan memberitakan kebaikan
Tuhan kepada sesamanya tidak akan mungkin dilakukan
oleh mereka. Orang bodoh dan bebal akan menyombongkan
diri. Mereka tidak pernah mau mengetahui dan mengerti
betapa baiknya Tuhan terhadap mereka. Tuhan tidak
dimuliakan oleh mereka.

Salah satu gambaran orang bodoh dan bebal yang diberikan


Pemazmur adalah orang bodoh yang terpendam dalam
kefasikan dan kejahatannya. Mereka diberikan kesempatan
dengan kemajuan dan pertumbuhan (kesuksesan) tapi tidak
segera bertobat. Oleh karena itu kata Pemazmur “apabila
orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan dan
orang-orang yang melakukan kejahatan berkembang ialah
supaya mereka dipunahkan untuk selama-lamanya”.
Pemazmur ingin supaya para pembaca dan pendengar jangan
meniru mereka. Orang-orang yang seperti itu akan
mendapatkan kemusnahan oleh Tuhan. Umat Tuhan harus
tetap menjadi orang yang pintar dan benar, bukan menjadi
bodoh dan bebal. Jangan terpesona dengan kesuksesan

62
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

orang bodoh dan bebal dalam kefasikan dan kejahatan


mereka.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Pemazmur dalam ayat 13-16 ingin menyampaikan pesan
umat Tuhan agar menjadi orang yang pintar dan benar.
Orang yang seperti ini akan selalu mengucap syukur setiap
hari, karena mengerti dan memahami karya Tuhan dalam
kehidupan umatNya. Bila mereka seperti itu tentu akan
memberikan keuntungan. Setiap umat Tuhan yang bertahan
dalam kehidupan imannya maka hidupnya akan selalu
dijauhkan dari kejahatan dan diberkati dengan gambaran
“bertunas seperti pohon korma, tumbuh subur seperti pohon
aras Libanon yang akan selalu berbuah bahkan sampai masa
tua”. Tentu ini menjadi berita sukacita bagi orang yang pintar
dan benar dalam imannya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Tentu dalam kehidupan sehari-hari, apa yang kita alami
mempunyai tantangan demi tantangan. Prinsip Mazmur 92
yang mengajak kepada kita untuk hidup yang pintar dan
benar akan berhadapan dengan tantangan-tantangan
kehidupan ini. Apalagi ketika ada anggapan umum yang
mengatakan bahwa kejahatan berjamaah sudah menjadi
budaya dan dianggap benar dalam kehidupan ini. Korupsi,
suap menyuap, pelanggaran terhadap norma yang berlaku
dan aturan-aturan negara serta tindakan amoral yang lain,
tidak lagi menjadi tindakan yang memalukan. Banyak yang
sudah menganggap bahwa tindakan-tindakan seperti itu hal

63
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

yang biasa dan terkadang penyesalan seperti barang yang


langka. Toh hukum bisa dibeli, masyarakat dan bahkan
lembaga rohani khususnya gereja pun mau mengampuni dan
menerima kembali. Khususnya gereja, menerima orang yang
dulunya berlaku bodoh dan bebal, kemudian bertobat,
bukanlah tindakan yang murahan, namun lebih kepada
amanat serta meneladani Tuhan Yesus yang mau menerima
setiap orang yang berniat kembali kepadaNya, siapapun
orang itu. Semoga saja pandangan mengenai tindakan
kejahatan ini tidak benar. Kalau toh benar bahwa kejahatan
dianggap sudah menjadi budaya, maka kebodohan dan
kebebalan sudah merasuk sangat kuat dalam kehidupan
kebanyakan orang. Ini sangat memprihatinkan. Ini harus
disingkirkan dari sikap hidup kita sebagai umat beriman.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Kita harus memiliki tekad yang kuat untuk bersikap pintar
dan benar sebagaimana ajakan Pemazmur dalam perikop
yang kita renungkan saat ini. Percayalah dengan prinsip yang
disampaikan Pemazmur bahwa apabila orang berlaku pintar
dan benar, maka hidupnya selalu diberkati Tuhan Allah. Oleh
karena itu, janganlah meniru orang yang bersikap bodoh dan
bebal karena akan membawa pada penghukuman Tuhan.
Sebagai orang-orang yang pintar dan benar marilah selalu
bersyukur dalam doa, pujian dan sikap hidup kita setiap
hari. Bila ini kita lakukan, maka sebagaimana Pemazmur
katakan, kita akan dijauhkan dari kejahatan dan
kehidupan kita setiap hari mendapatkan berkat bahkan
berkelimpahan. Tuhan juga selalu memberkati kita baik

64
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

pada masa kita saat ini bahkan sampai masa akhir hidup
kita.

Percayalah akan janji Tuhan, sebab janji Tuhan akan selalu


digenapiNya. Kita mohon kepada Tuhan supaya melalui
bimbingan Roh Kudus, kita bisa kuat dan konsisten untuk
menjadi orang yang pintar dan benar sampai akhir hidup
kita. Selamat menjadi orang yang pintar dan benar didalam
Tuhan. Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua. Amin.
(PA).

LITURGI
Nats Pembimbing : Mazmur 22: 23-24.
Berita Anugerah : 1 Korintus 15: 1-3.
Persembahan : Maleakhi 3: 10-12.

Lagu-lagu
KJ 10 : 1 dan 5
KJ 5 : 1-2
KJ 33 : 4-6
PKJ 145 : 1-
PKJ 209 : 1-2
PKJ 180

65
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Kotbah Minggu, 24 Juni 2018. Warna Liturgi


Minggu Proper. Hijau

Bacaan Leksionari:
1 Samuel 17:(1a, 4-11, 19-23), 32-49, Mazmur 9:9-20 ; 1
Samuel 17:57-18:5, 18:10-16, Mazmur 133 ; Ayub 38:1-11;
Mazmur 107:1-3, 23-32; 2 Korintus 6:1-13; Markus 4:35-41.
Bacaan Kotbah:
2 Korintus 6:1-13.

MENJADI PELAYAN ALLAH YANG TANGGUH

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Presiden Jokowi pada acara Rembug Nasional 2017
mengatakan bahwa pada tahun 2018 ini adalah “Tahun
Politik.” Pernyatan ini dapat ditafsirkan bahwa akan ada
orang-orang tertentu berupaya mengambil hati rakyat
Indonesia sebanyak mungkin agar memilihnya menjadi
pemimpin. Sebenarnya apa motivasinya ingin menjadi
pemimpin? Pemimpin yang ‘melayani’ rakyat atau sebaliknya
pemimpin yang ‘dilayani’ rakyat? Yang jelas menjadi
pemimpin berarti harus mau menjadi pelayan. Inilah ciri khas
pemimpin yang sejati.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,


Rasul Paulus menulis surat yang kedua ini ketika
hubungannya dengan jemaat di Korintus sedang terganggu.

66
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Beberapa warga jemaat mempertanyakan kepemimpinnya


sebagai rasul, Paulus dituduh mencari keuntungan pribadi
sewaktu mengumpulkan sumbangan untuk membantu
kesusahan jemaat di Yerusalem. Mereka beranggapan tulisan
yang dikirimnya terkesan ‘menakut-nakuti’ tetapi saat
bertemu muka tidak mampu bersikap tegas (band.2
Kor.10:10). Dalam kondisi ini Paulus menegaskan kembali
kasih dan pelayanannya. Paulus menjelaskan alasan
sikapnya jika pada saat-saat tertentu terasa begitu hangat
pada kesempatan lain terkesan tegas terhadap jemaat di
Korintus.

Perikop bacaan 2 Korintus 6:1-13 merupakan usaha Paulus


menasihati jemaat berdasarkan keteladanan pelayanan para
rasul dan dirinya sebagai pelayan Allah dalam menghadapi
berbagai tantangan, kesulitan dan godaan pelayanan. Dia
jelaskan bahwa jaminan utama bagi setiap orang percaya
dalam pelayanaan adalah janji kasih karunia Allah (mengutip
dari Yes.49:8). Janji itu telah digenapi, oleh karena itu Paulus
menegaskan agar jangan disia-siakan oleh jemaat.

Paulus menekankan hal-hal penting yang terkait dengan jati


diri seorang pelayan Allah. Antara lain memiliki dan menjaga
integritas hidup sehingga tidak menjadi batu sandungan dan
pelayanan yang dilakukan tidak dicela. Status sebagai
pelayan ditunjukkan melalui kemampuan menahan diri
dengan bersabar dalam penderitaan, kesesakan dan
kesukaran. Demikian juga dalam menanggung siksaan,
dipenjarakan dan dikeroyok, tetaplah bekerja keras. Tetaplah

67
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

giat menyatakan kebenaran dan kuasa Allah melalui sikap


hidup menggunakan senjata-senjata keadilan (Ef.6:13-17)
baik dalam hal menyerang maupun membela diri. Seorang
pelayan Allah pasti akan menghadapi berbagai tantangan dan
situasi. Seorang pelayan Allah pasti akan menghadapi
kesukaran, penghinaan, pandangan negatif, godaan untuk
mendapatkan pujian, popularitas dan kehormatan.
Semuanya dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan. Oleh
karena itu Paulus menasehati agar tetap hidup menurut
kebenaran Allah.

Hal menarik dari nasihat Paulus ini adalah cara pandang


yang berbeda terhadap realita. Bahwa seorang pelayan Allah
dipanggil agar bijaksana menyikapi kenyataan yang dihadapi
dengan ‘kaca mata’ yang berbeda. Memahami realita melalui
sudut pandang yang berbeda. Kehidupan barangkali di mata
‘dunia’ seperti ‘hampir mati’, tetapi menurut ‘mata iman’
sesungguhnya ia hidup. Menurut penilaian orang banyak
‘berdukacita’ atau menyedihkan, namun sesungguhnya
bersukacita; dipandang ‘miskin’ namun ternyata mampu
‘memperkaya’ orang; dianggap ‘tidak memiliki apa-apa’ tetapi
sesungguhnya memiliki segala-galanya. Nasihat ini
menunjukkan sikap optimis, positif yang menumbuhkan
semangat hidup dan selalu berpengharapan.

Pada ayat 11 terkesan aneh perkataan Paulus “Hai orang


Korintus!” Sapaan ini dapat juga dipahami sebagai sebuah
‘sindiran’. Paulus tak biasa menyapa sekaligus menyebutkan
alamat suratnya. Alasan menyindir karena warga jemaat di

68
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Korintus hidup ditengah lingkungan masyarakat yang


mengalami kemerosotan moral. Kota Korintus pada masa itu
menjadi lambang kemabukan dan penyelewengan susila.
Paulus secara terbuka dan jujur membela pelayanan dan
cinta kasihnya kepada jemaat di Korintus. Meskipun sapaan
terkesan sindiran tetapi tujuan Paulus menasehati agar
hubungannya dengan jemaat Korintus kembali pulih.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Jika kita belajar kembali kepada jemaat mula-mula bahwa
setiap orang Kristen adalah pelayan Allah dan sesamanya
(band.Kis.2:41-47). Juga jika dikaitkan dengan teladan Yesus
sendiri melayani dan memanggil setiap pengikut-Nya untuk
melayani (Mat.20:26-28), maka kita memaknai bahwa
‘pelayan’ itu adalah positif. Sehingga untuk memenuhi
kebutuhan, gereja menata diri dengan membakukan
beberapa fungsi pelayanan jemaat ke dalam berbagai jabatan
gereja, misalnya: pemberita Injil, penatua, penilik jemaat,
diaken, dsb. Pembagian fungsi pelayanan jemaat ini
disesuaikan berdasarkan kebutuhan yang semakin
berkembang.

Namun, perkembangan ini berdampak terhadap pola pikir


sebagian warga jemaat terhadap jabatan pelayan. Tujuan
pembakuan tugas dan pembagian fungsi jabatan gereja untuk
efektifitas dan efisiensi pelayan agar tidak tumpah tindih
layanan. Seolah-olah tanggungjawab pelayanan antara
anggota jemaat dengan pejabat gereja ada garis pembatas.
Pembatasan tersebut keliru. Sebab pelayanan bukan hanya

69
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

tanggungjawab majelis sebagai pejabat yang telah diteguhkan


tetapi tanggungjawab bersama seluruh jemaat sebagai
sebuah kesatuan secara utuh. Jika garis pembatas ini
semakin dipertebal maka akan menghambat kerjasama
jemaat dalam menunaikan tugas pelayanan. Misalnya
semakin banyak warga jemaat beribadah ke gereja hanya
sebagai ‘pengunjung’ saja.

Kita semua sebagai pengikut Kristus perlu memahami bahwa


‘melayani’ sebagai sebuah pola hidup berdasarkan teladan
Kristus. Untuk melayani kehendak Kristus tidak ada orang
yang merasa dirinya cuma pantas untuk dilayani dan juga
tidak boleh ada orang yang merasa dirinya cuma pantas
untuk melayani. Setiap orang yang melayani harus
menundukkan dirinya dengan penuh ketaatan kepada
Kristus. Oleh karena itu bagi setiap pelayan atau anggota
majelis tidak diperkenankan sikap mengagung-agungkan
wibawa dan otoritas jabatannya apalagi untuk mencari
keuntungan pribadi. Demikian juga bagi setiap anggota gereja
agar jangan pula bersikap menghindar menjadi pejabatan
gerejawi hanya karena ingin bebas dari tanggung jawab
untuk melayani Tuhan. Orang seperti ini tidak mau dibebani
tanggungjawab.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Sekarang kita sudah memahami bahwa pelayanan tidak
semata dibatasi oleh jabatan, pembagian tugas atau pada
‘jam-jam’ tertentu saja. Kita telah mengetahui bahwa
melayani Allah dalam segala hal dan dalam semua kondisi

70
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

termasuk situasi yang sulit. John Wesley berkata, “Jangan


berhenti! Saya mengasihi orang yang bertahan pada tugas-
tugas yang sulit.” Bukankah Yesus Kristus tetap setia
bertahan merasakan perih dan haus disalibkan untuk
menyelamatkan dunia?

Untuk itu marilah bersama-sama kita tunjukkan bahwa


melayani Allah dinyatakan dalam seluruh aspek kehidupan
berdasarkan iman dan kesadaran akan kuasa dan kebenaran
Allah. Kesadaran inilah yang akan memampukan kita sebagai
pelayan Allah untuk menyikapi segala realita secara positif.
Sebab faedah yang diperoleh dari sebuah pelayanan yang
sejati adalah rasa puas, sukacita, rasa lega yang amat dalam
karena kita telah dapat berbuat sesuatu yang berarti untuk
orang lain.

Keputusan yang terbaik ialah keputusan untuk tetap


melayani. Ingat Tuhan telah menyediakan berkat yang
berpuluh-puluh kali ganda (Mark.10:28-31) bagi setiap orang
yang mau melayani. Untuk itu berdayakanlah kasih karunia
yang telah Allah berikan kepada kita semua dalam melayani.
Berbahagialah menjadi pelayan Allah. Amin. (D.Ginting S).

LITURGI
Nas Pembimbing: Mazmur 92:1-4
Berita Anugerah: Mazmur 20:7-9
Nas Persembahan: Roma 12:1-2

71
Sumber Air Hidup – Panduan Kotbah GKSBS

Nyanyian:
1) PKJ.13
2) KJ.424
3) KJ.434
4) KJ.376
5) KJ.450
6) PKJ.185

72

Anda mungkin juga menyukai