( SULAWESI TENGAH )
oleh
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
Jatinangor, 2007
CEKUNGAN BANGGAI
PENDAHULUAN
"Tidak ada masalah yang lebih penting artinya bagi geologi selain pertanyaan
mengenai asal-usul perlapisan. Kata perlapisan memegang peranan besar dalam semua
perdebatan geologi, mulai dari perdebatan antara kaum Neptunists dengan kaum
Plutonists hingga perdebatan mengenai berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
terumbu koral dan morena. Apa perlapisan itu? Bagaimana perlapisan itu terbentuk?
Apa yang diimplikasikannya?"
(Walther, 1894, h. 623)
Peta Lokasi Cekungan Banggai (sumber EH. Eks bppka 12 Desember 2000)
Akhir yang ditandai dengan endapan pra tumbukan, Formasi Minahaki dan
Struktur geologi yang mendominasi kawasan ini adalah sesar naik (thrust
struktur di zona ophiolit. Arah utama sesar naik adalah NE SW. Sesar
ratus km.
Stratigrafi Cekungan
Stratigrafi cekungan Banggai terdiri dari sedimen Pra Tersier dan sedimen
Tersier. Grup Salodik yang berumur Tersier terletak secara tidak selaras diatas
batuan dasar granitik Pra Tersier, dari mikrokontinen Banggai Sula. Grup
Salodik terdiri dari tiga Formasi yaitu: Formasi Tomori, Formasi Matindok,
Formasi Minahaki dan Anggota Mentawa. Batuan dasar penyusun cekungan
Banggai berumur Pra Tersier dilaporkan terdiri dari sekis mika, kwarsit dan
granit. Penanggalan radiometrik sekis mika menunjukkan umur mutlak batuan
(sekis) adalah Perm Triasic. Berikut di bawah ini penjelasan tiap-tiap formasi
dengan urutan dari yang berumur tua ke muda.
1. Grup Salodik
Formasi Tomori
Formasi Tomori terletak secara tidak selaras diatas batuan dasar. Terdiri
atas batugamping bioklastik packstone berumur Eosen Atas sampai Miosen Awal
yang diendapkan pada kedalaman zona sublitoral. Formasi Tomori terbukti
mampu sebagai batuan reservoar dan diperkirakan juga berfungsi sebagai
batuan induk.
Formasi Matindok
Formasi Matindok terletak secara selaras diatas Formasi Tomori. Batuan
yang menyusun Formasi Matindok berupa batulempung dan batupasir dengan
sedikit sisipan batugamping dan batubara. Batulempung menempati bagian
bawah Formasi Matindok yang kontak dengan bagian atas batugamping Formasi
Tomori. Secara berangsur di bagian tengah Formasi ditemukan sisipan
batugamping yang semakin kearah atas semakin tebal. Zona kedalaman
lingkungan pengendapan Formasi Matindok adalah sublitoral litoral dan
merupakan sikuen regresi selama Kala Miosen. Kandungan fosil nanolangton
menunjukkan umur Formasi Matindok adalah Miosen Tengah. Formasi Matindok
berfungsi sebagai batuan penutup Formasi Tomori.
Formasi Minahaki
Formasi Minahaki menindih secara selaras Formasi Matindok dan ditutupi
endapan flisch berumur Miosen Atas Pliosen dari Formasi Kintom, Formasi Poh
dan Celebes Molasse. Formasi Minahaki terdiri dari batugamping terumbu,
batugamping bioklastik, batugamping packstone-wackestone dan dolomit. Umur
Formasi ini adalah Miosen Tengah Miosen Atas. Di beberapa bagian atas
Formasi Minahaki ditafsirkan sebagai batugamping terumbu dan disebut sebagai
Anggota Mentawa.
2. Anggota Mentawa
Batugamping terumbu Anggota Mentawa terletak di bagian atas Formasi
Minahaki dan tersusun oleh batugamping packstone sampai boundstone. Fosil
yang ditemukan pada batuan ini menunjukkan umur Miosen Atas.
3. Sulawesi Group
Terdiri dari Formasi Poh berupa batulempung dan batugamping, Formasi
Kintom berupa batulempung, batugamping dan batupasir, Formasi Biak berupa
batupasir, batulempung dan batugamping. serta terdapat endapan Molasse.
Diendapkan pada lingkungan Inner neritc outer Bathyal.
Pra-Tumbukan
Terjadi pada Kala Miosen yang dikarakteristikan oleh dua unit litologi
karbonat
Post-Tumbukan
Terjadi pada Kala Plio-Pleistosen yang dikarakteristikan oleh litologi
clastik yang tebal berupa batulempung, konglomerat, batupasir, dan
batugamping.
SE
D
PLIO-PLEISTOCENE CELEBES MOLASSE
OPHIOLITE
C
A
MIOCENE PLATFORM WITH PATCH REEFS B
GRANITIC BASEMENT
POSSIBLE F METAMORPHIC
MESOZOIC BASEMENT
DNI/TSP-05.97
Penampang Geologi Regional
KLASIFIKASI CEKUNGAN
THAILAND
TYPES OF BASINS LIST OF BASINS
INDONESIA BASINS
Bangkok
FORELAND
VIETNAM
FOREDEEP 8 SU N D A STR A IT
9 SO U TH W EST JAVA
25 PEMB U A N G
26 B A R ITO
42 SOU TH MIN A H A SA
43 N OR TH MIN A H A SA
59 A K IMEU GA H
60 C EN TR A L IR IA N JAYA
ABORTED RIFT IN TRA-ARC PLATFORM
10 SOU TH JAVA 27 A SEMA SEM & PA SIR 44 B A N GGA I-SU LA 61 LENPanay
G GU R U
Ho Chimint h
11 SO U TH B A LI- LOMB O K 28 PATER N OSTER 45 SA LA B A N GK A 62 B IN TU N I
12 SOU TH C EN TR A L JAVA 29 U PPER K U TEI 46 MA N U I 63 TELU K B ER A U -A JU MA R U PHILIPPINES
PULL-A PAR T B ACK-ARC THRUST FOLD BELT 13 SOU TH EA ST JAVA 30 K U TEI 47 B U TON 64 MISOOL- ON IN
14 SU N D A 31 MU A R A 48 B A N D A 65 SA LAWATI
15 A SR I
16 VER A
32 N OR TH EA ST K A LIMA N TA N49 SAVU
33 C ELEB ES 50 TIMO R
66 WA IPOGA -WA R OPEN
Negros PA C I F I C
SUTURES out h China S BeILLIT
a ON Palawan
TRANSFOR M MA RGIN SUSPEND ED 17 34 N OR TH MA K A SSA R 51 TA N IMB A R - K A IS
This distribution of basin in Indonesia is not an official document. This map has been prepared and modified
OCEAN
from the previous PERTAMINA/BEICEP1982 and 1985 non exclusive studies.
08° N
Mindanao
TH
AIL
TH
INDO AILA
L AYS D
NE ND
IA
AN
AN
SIA
AIL
D
TH
MA
1
Sandakan
M
22
al
BRUNEI SA BA H
a
BandaAceh
c
L h o k s e u ma we
c
a
MA
PHIL IPPINES
21
S
Brunei Darusalam
tr
INDONESIA
a
LA
it
YS
04° N Na tu n a
M
5
IN A
DO L A
IA
Medan NE Y S Kualalumpur
SIA IA
An a m b a s
33
K
WA
INDO
M o r o ta i
M ALA
RA
To b a L a k e
32
NES
N at u n a S e a
43
Si m e u l e
SA
YSIA
IA
S ul a w e s i S ea HALMAHERA
31 42
SINGAPORE 54
Manado
6 Kucing
Ni a s
2 B a ta m H a l m a h er a S e a
24 55
Bi n t a n
Pekanbaru
S
ai t
Padang
U
tr
Pont ianak Wa i g e o
00° Si n g k e p
29 41
r S
23
M
Samar inda
Ta n a Ba tu
ssa
30
AT
Ma h a k a m M al uk u S ea Ba c a n
56
o ta l
T
K A LI M A N TA N
ka
Bi a k
RA
Palu
65
Ma
Ba ng ga i
Sib e ru t
34 63
Ya p e n
K
Ob i
M an go l e
44
Jambi
ar
36 SULAWESI
Ta l i b u
M i s o ol
66
im
Palangkar aya
Cendrawasih Bay
a
62
Sa k a k e ma n g
Si p u ra
ta
25
Blo c k
27
S
S e ra m S e a
26
Ba n g k a Jayapura
tr
Palembang
53 64
ai
Be l i tu n g
Pa g a i
4 45 Se ram
t
Banjarmasin
Plaju
B u ru
14 Ambon 61 I R I A N J A YA
7
Bengkulu La u t
04° S
46
Kendari
17 28
15 J a v a Se a 35 60
Ujungpandang
47
B u to n
Lampung
39 59
En gg an o
16 52 Ka i
18 37
B an d a S e a
51
Wa k e m
8 19 Ko b ro o r PAPUA NEW
40
Jakart a
Cir ebon
38 GUNEA
9 58
PA P UA NE W GUINE A
Bandung Semar ang M a d u ra Tra n g a n
Surabaya
48 57
IN DONE S IA
JAVA
12 20 Ar a f u r a S e a
bar
B al i S ea
aTnim
Y
ogyakart a
Pasuruhan Fl o r e s S ea We ta r
08° S Yo s Su d a rs o
13 Ba l i
Denpasar
Lo m bo k
Mat ar am
Fl o re s
Alo r
Dil Ti mo r S e a
10
Su m b a wa
E S IA
IN DON
Su m b a
49
S aw u S e a Timor AUS TRA
LIA
11
50
I N D I A N O C E A N
Kupang
12° S
AUSTRALIA
KILO METERS
0 500
AUSTRALIA
16° S
Petroleum System
1. Source Rock
Formasi batuan yang potensial untuk menjadi source rock adalah batuan
berumur Tersier yang terdiri dari batuan katbonat berumur Paleogen yang
diendapkan di atasnya berupa batugamping reefal dan shelf berumur Miosen.
Seperti Formasi Matindok. Beberapa bukti lain mengindikasikan bahwa terdapat
lebih dari satu source rock lain yang potensial yaitu batuan Shale Karbonatan
berumur Miosen Bawah dan batugamping argilliceous, begitu juga batugamping
bituminous dan shale. Sementara itu, batuan Mesozoikum yang potensial
menjadi source rock masih dalam tahap kajian lebih lanjut.
2. Reservoar
Berupa batuan berumur Tersier yaitu batugamping terumbu berumur
Miosen Bawah - Atas yaitu pada Formasi Mentawa Reef Mamber, Formasi
Tomori yang merupakan batuan yang termasuk ke dalam Group Solodik. Serta
beberapa formasi berumur Plio-Plistosen yaitu batupasir Formasi Kintom dan
Formasi Kalomha.
3. Sistem Pemerangkapan
Sistem pemerangkapan hidrokarbon secara umum dikontrol oleh pola
struktur yang diakibatkan oleh tumbukan antara mikro kontinen Banggai-Sula
dengan Ophiolite Belt. Sistem pemerangkapannya berupa Fault Thrust Belt.
Sementara itu perangkap stratigrafi berupa batugamping reefal yang ditutupi
oleh seal berupa endapan mollase.
4. Migrasi
Generation dan migrasi hidrokarbon terjadi pada Kala Plio-Plistosen,
dimana hidrokarbon diperkirakan migrasi ke arah up dip dan terakumulasi pada
reservoir batugamping reefal berumur Miosen.
5. Seal
Batuan yang berumur Pliosen yang terdiri dari endapan flysch, mollase
dengan sisipan batulempung yang cukup tebal merupakan seal rock yang secara
regional berpotensi bagus.
Referensi
Allen & allen.1990. Basin analysis, Principal & application. Blackwell Scientific
Publication.USA.
Reynolds, Stephen J., and Davis, George H., 1984. Structural Geology of Rocks
and Region.,Second Edition. John Willey and Sons, Inc.
Tim Dosen Lab. Geodinamik, Diktat kuliah Geologi Struktur Indonesia. Geologi
Unpad. Tidak dipublikasikan.