Lapkas PJK Padil
Lapkas PJK Padil
Oleh :
Muhammad Fadhil Sajidin
Subhan Afri Tanjung
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini
dengan judul “ST-Elevasi Miokard Infark (STEMI) Anterolateral”.
Penulisan laporan kasus ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen
Kardiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing dr.Agustina,Sp.JP yang telah meluangkan waktunya dan
memberikan banyak masukan dalam penyusunan laporan kasus ini sehingga dapat
selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan
laporan kasus selanjutnya.Semoga makalah laporan kasus ini bermanfaat, akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik sangat membantu dalam mengidentifikasi faktor
pencetus iskemia, komplikasi iskemia, penyakit penyerta dan
menyingkirkan diagnosis banding.Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai :
- Umum : kecemasan, tidak bisa istirahat (gelisah), sesak, keringat
dingin, tekanan darah normal atau meningkat.
- Leher : normal atau sedikit peningkatan TVJ
- Jantung : takikardia, S1 lemah, timbulnya S4, terdapatnya S3, dapat
ditemukan murmur sistolik.
- Paru : rales atau mengi bila terdapat gagal jantung
- Ekstremitas : normal atau terdapat tanda penyakit vascular perifer.1,14
c. Elektrokardiografi (EKG)
Pemeriksaan EKG 12 sadapan sangat penting untuk pengenalan
8
d. Biomarka Jantung
Kreatinin kinase-MB (CK-MB) atautroponin I/T merupakan marka
nekrosis miosit jantung dan menjadi marka untuk diagnosis infark
miokard.Dalam keadaan nekrosis miokard, pemeriksaan CK-MB atau
troponin I/T menunjukkan kadar yang normal dalam 4-6 jam setelah
awitan SKA, pemeriksaan hendaknya diulang 8-12 jam setelah awitan
angina. Jika awitan SKA tidak dapat ditentukan dengan jelas, maka
pemeriksaan hendaknya diulang 6-12 jam setelah pemeriksaan pertama.
Kadar CK-MB yang meningkat dapat dijumpai pada seseorang dengan
kerusakan otot skeletal (menyebabkan spesifisitas lebih rendah) dengan
waktu paruh yang singkat (48 jam). Mengingat waktu paruh yang singkat,
CK-MB lebih terpilih untuk mendiagnosis ekstensi infark (infark
berulang) maupun infark periprosedural.1
10
1. Tirah baring
2. Suplemen O2 harus diberikan segera bagi mereka dengan saturasi O2
arteri <95% atau mengalami distres respirasi. Suplemen O2 dapat
diberikan pada semua pasien SKA dalam 6 jam pertama, tanpa
mempertimbangkan saturasi O2 aspirin.
3. Nitrogliserin tablet sublingual bagi pasien dengan nyeri dada yang
masih berlangsung, jika nyeri dada tidak hilang bisa diulang sampai 3
kali.
4. Aspirin 160-320 mg diberikan segera pada pasien tanpa komplikasi.
5. Clopidogrel dengan dosis awal 300 mg dilanjutkan dengan maintanance
75 mg per hari.
6. Morfin sulfat 1-5 mg IV, dapat diulang 10-30 menit bagi pasien yang
tidak responsif dengan terapi 3 dosis NTG sublingual.1
7. Terapi Reperfusi
Terapi reperfusi segera, baik dengan IKP atau farmakologis,
diindikasikan untuk semua pasien dengan gejala yang timbul dalam 12 jam
dengan elevasi segmen ST yang menetap atau Left Bundle Branch Block
(LBBB) yang (terduga) baru.Terapi reperfusi (sebisa mungkin berupa IKP
primer) diindikasikan apabilaterdapat bukti klinis maupun EKG adanya
iskemia yang sedang berlangsung,bahkan bila gejala telah ada lebih dari
12 jam yang lalu atau jika nyeri danperubahan EKG tampak tersendat.1
Dalam menentukan terapi reperfusi, tahap pertama adalah
menentukan ada rumah sakit sekitar yang memiliki fasilitas IKP. Bila
tidak ada, langsung pilih terapi fibrinolitik. BIla ada, pastikan waktu
tempuh dari tempat kejadian (baik rumah sakit atau klinik) ke rumah sakit
tersebut apakah kurang ataulebih dari (2 jam). Jika membutuhkan waktu
lebih dari 2 jam, reperfusi pilihan adalah fibrinolitik. Setelah fibrinolitik
selesai diberikan, jika memungkinkanpasien dapat dikirim ke pusat dengan
fasilitas IKP.1
13
2.2.5. Komplikasi
Komplikasi STEMI dibagi dua yaitu :
a. Komplikasi Awal
Sering timbul dalam jangka waktu satu minggu, di antaranya:
i. Aritmia jantung
Aritmia adalah gangguan listirk irama jantung sehingga jantung
mungkin mendetak terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak
teratur.Dalam kebanyakan kasus, aritmia bersifat ringan dan
sementara. Namun, terdapat juga aritmia yang mengancam nyawa,
14
b. Komplikasi Mekanik
Disebabkan adanya ruptur atau robekan pada otot jantung yang infark.
i. Regurgitasi Mitral Kronik : Disebabkan ruptur musculus papilaris
ii. Tamponade jantung : Disebabkan ruptur ventrikel
iii. Gagal jantung kanan : Disebabkan ruptur septum interventrikel
c. Komplikasi Lanjut
Sering timbul satu minggu setelah serangan, di antaranya:
15
2.2.6 Prognosis
Terdapat beberapa sistem untuk menentukan prognosis:13
1) Klasifikasi Killip berdasarkan pemeriksaan fisik
BAB III
STATUS ORANG SAKIT
Status Presens:
KU: Lemah Kesadaran : CM TD :130/80 mmHg
HR: 86 x/i, reguler RR : 20 x/i Suhu : 36,30 C
Sianosis: (-) Ortopnu : (-) Dispnu: (-)
Ikterus : (-) Edema : (-) Pucat : (-)
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Konjungtiva palpebra inferior anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-)
Leher : TVJ R+2 cmH2O
Dinding toraks Batas Jantung
Inspeksi : Simetris fusiformis Atas: ICS II LMCS
Palpasi : SF kanan = kiri Kiri :1cm lateral LMCS ICS V
Perkusi : Sonor pada kedua Kanan : LPSD ICS IV
Lapangan paru Bawah : Diafragma
Auskultasi
Jantung : S1 (+) S2 (+) S3 (-) S4 (-) regular
Murmur (+) Tipe : PSM Grade:3/6
Punctum maximum : - Radiasi : -
Paru : Suara Pernafasan :vesikuler (+/+)
Suara tambahan : Ronki (+/+) basah basal
Abdomen : Palpasi Hepar/Lien : tidak teraba, kesan: normal,
Asites (-)
Ekstremitas : Superior: sianosis (-/-) clubbing (-/-)
Inferior : edema pretibial (-/-) pulsasi arteri (+/+)
Akral : hangat
19
Elektrokardiografi
Gambar 3.1 Hasil EKG)
Foto thorax
Gambar 3.2 Hasil Foto Thorax
20
Darah Lengkap
Hb : 14.84 g/dL (12-16)
Eritrosit : 4.45 juta /μL (4,10-5,10)
Leukosit : 16.370 /μL (4000-11000)
Hematokrit : 41.4% (36-47)
Trombosit : 338 x 103/μL (150 000-450 000)
Metabolisme Karbohidrat
KGD sewaktu : 198 mg/dL (<200)
Elektrolit
Natrium : 138 mEq/L (135-155)
Kalium : 4.7 mEq/L (3,6-5,5)
Klorida : 110 mEq/L (96-106)
Faal Hemostasis
Waktu Protrombin
Pasien : 23.7 s
Kontrol : 13.70 s
INR : 1.86
APTT
Pasien : 35.6 s
Kontrol : 34.0 s
Waktu Trombin
Pasien : 17.0 s
Kontrol : 18.4 s
Ginjal
Ureum : 46 mg/dL (19-44)
Kreatinin : 1.6 mg/dL (0,7-1,3)
Asam Urat : 5.5 mgdL (<7 mg/dL)
21
Diferensial Diagnosis:
1. Perikarditis
2. Diseksi Aorta
3. Emboli pulmonal
Pengobatan:
- Bed rest
- O2 2-4 L/i via nasal kanul
- IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/i (mikro)
- Omeprazole 1 x 20mg
- Bisoprolol 1x 2.5mg
- Simvastatin 1 x 40 mg
- Inj. Furosemid 20 mg
BAB IV
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
02 Nov 2019 Lemas TD:130/80 - STEMI Bed Rest
Nyeri dada mmHg Anterolate IVFD NaCl 0,9%
HR: 102 x/menit ral 20 gtt/i
RR: 20 x/menit - CHF ec O2 2-4 l/i via
T : 36oC CAD nasal kanul
Inj. Furosemid 20
mg
Inj. Arixtra 2.5mg
Inj. Ceftriaxone
1gr
ISDN 3x5mg
Simvastatin
1x40mg
Aptor 1x100mg
Aptor 1x100mg
04 nov 201 Lemas TD: 120/70 - STEMI Bed Rest
Nyeri dada mmHg Anterolate IVFD NaCl 0,9%
berkurang HR: 100 x/menit ral 20 gtt/i
RR: 22 x/menit - CHF ec O2 2-4 l/i via
T : 36,5oC CAD nasal kanul
Inj. Furosemid 20
mg
Inj. Arixtra 2.5mg
Inj. Ceftriaxone
1gr
ISDN 3x5mg
Simvastatin
1x40mg
Aptor 1x100mg
05 nov 201 Nyeri dada TD: 120/80 - STEMI Bed Rest
berkurang mmHg Anterolate IVFD NaCl 0,9%
HR: 108 x/menit ral 20 gtt/i
RR: 21 x/menit - CHF ec O2 2-4 l/i via
T : 36,3oC CAD nasal kanul
Inj. Furosemid 20
mg
Inj. Arixtra 2.5mg
Inj. Ceftriaxone
1gr
ISDN 3x5mg
Simvastatin
1x40mg
Aptor 1x100mg
Rencana PBJ
tanggal 06-11-
2019
24
BAB V
KESIMPULAN
1. Diagnosis pada pasien ini adalah STEMI anterolateral + CHF ec CAD + Hipertensi
2. Berdasarkan anamnesa pasien mengeluhkan Nyeri dada di bagian tengah dan seperti
tertimpa beban berat, nyeri terus menerus dan menjalar ke punggung belakang. Nyeri
dada disertai keringat dingin dan mual. Os juga mengaku sesak nafas dan diperberat
saat beraktifitas.
3. Pemeriksaan penunjang pada pasien ini adalah EKG serial, Enzim Jantung Serial,
Echocardiography, Angiografi Koroner, KGD sewaktu, 2 jam pp, lipid profile, HBa1c
25
DAFTAR PUSTAKA