Pengertian Perdagangan Antardaerah
Pengertian Perdagangan Antardaerah
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayahnya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul ‘Perdagangan
Antar Daerah dan antar Negara ’ yang mana judul tersebut diambil dari sebuah materi yang berasal
dari Perekonomian Indonesia.
Kami membuat makalah ini bertujuan untuk membuat para pembaca lebih mengerti,
memahami, dan mendalami materi tentang perdagangan Antar Daerah dan Antar Negera yang
sebagaimana telah kita pelajari dan juga mengetahui bahwa betapa pentingnnya dalam kehidupan
kita.
Kami berharap makalah ini semoga memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat
bagi khususnya para pembaca. Maka dari itu, kami sangat bersyukur jika para pembaca bisa benar
– benar memahami dan mengerti tentang apa yang akan dibahas di dalam makalah ini. Atas
perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacana yang menonjol adalah
mengenai pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam perekonomian
suatu negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau pencapaian
perekonomian negara tersebut. Selain itu pertumbuhan ekonomi juga merupakan salah satu
indikator kemajuan pembangunan.
Salah satu hal yang dapat dijadikan penggerak bagi pertumbuhan adalah perdagangan luar
negeri (perdagangan luar negeri). Jika aktifitas perdagangan luar negeri adalah ekspor dan impor,
maka salah satu dari komponen tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi penggerak bagi
pertumbuhan. Pada awal tahun 1980-an Indonesia menetapkan kebijakan yang berupa export
promotion. Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai penggerak bagi
pertumbuhan.
Ketika perdagangan luar negeri menjadi pokok bahasan, tentunya perpindahan modal antar
negara menjadi bagian yang penting juga untuk dipelajari. Perpindahan modal khususnya untuk
investasi langsung, diawali dengan adanya perdagangan luar negeri. Ketika terjadi perdagangan
luar negeri yang berupa ekspor dan impor, akan memunculkan kemungkinan untuk memindahkan
tempat produksi.
Peningkatan ukuran pasar yang semakin besar yang ditandai dengan peningkatan impor suatu
jenis barang pada suatu negara, akan memunculkan kemungkinan untuk memproduksi barang
tersebut di negara importir. Kemungkinan itu didasarkan dengan melihat perbandingan antara
biaya produksi di negara eksportir ditambah dengan biaya transportasi dengan biaya yang muncul
jika barang tersebut diproduksi di negara importir. Jika biaya produksi di negara eksportir
ditambah biaya transportasi lebih besar dari biaya produksi di negara importir, maka investor akan
memindahkan lokasi produksinya di negara importir.
BAB II
PEMBAHASAN
Namun Beberapa tokoh ekonomi juga tertarik melihat perdagangan antar daerah. Mereka
melihat bahwa perbedaan ruang yang mendorong perdagangan antarnegara juga dapat mendorong
perdagangan antardaerah. Beberapa bahkan menemukan bahwa teori perdagangan antardaerah
mendekati teori perdagangan antarnegara.
Perdagangan Antardaerah
Perdagangan antarnegara maupun perdagangan antardaerah hakikatnya merupakan
pertukaran barang dan jasa antarruang. Perdagangan antardaerah berbeda dengan perdagangan
antarnegara. Perdagangan antardaerah adalah perdagangan yang diselenggarakan antartempat atau
wilayah yang berbeda di dalam Negara yang sama. Perdagangan antardaerah disebut juga
perdagangan domestik. Contoh perdagangan antara provinsi Jawa Timur dengan Papua. Provinsi
Jawa Timur mengirim komoditi pangan ke Papua dan Papua mengirim tembaga ke Jawa Timur.
Menurut model keunggulan komparatif, masyarakat suatu daerah akan lebih diuntungkan
bila mereka focus pada kegiatan produksi yang biayanya relatif lebih murah dibandingkan dengan
wilayah lainnya. Relatif rendahnya biaya produksi itu memungkinkan wilayah yang bersangkutan
menetapkan harga produksi yang lebih murah dibandingkan dengan wilayah lainnya. Perbedaan
harga ini selanjutnya memungkinkan wilayah tersebut untuk menjual produknya ke wilayah lain
di mana harga barang yang sama relative lebih tinggi. Perbedaan harga hasil produksi ini
selanjutnya akan mendorong kegiatan perdagangan antardaerah yang menguntungkan kedua belah
pihak.
B. Karakteristik Perdagangan Antardaerah
Ada beberapa karakteristik perdagangan antardaerah. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Tidak ada satu negara pun yang mampu memenuhi kebutuhan penduduknya sendiri.
Banyak barang-barang yang kita gunakan sehari-hari berasal dari luar negeri, diantaranya:
Komputer, mobil, sepeda motor, TV, kapas bahan pakaian kita, dll.
Bagaimana jika barang-barang dari luar negeri tersebut tidak ada? Kita terpaksa
menggantikan barang tersebut dengan barang-barang buatan dalam negeri. Namun sayangnya kita
tidak bisa membuat barang tersebut semuanya, karena kita tidak menguasai teknologi dan
mungkin tidak memiliki bahan mentahnya. Berarti kita harus kerja sama dengan bangsa-bangsa
lain untuk saling tukar menukar hasil produksi. Perdagangan Internasional adalah tukar menukar
barang antar negara dengan perantaraan uang dengan kota lain. Perdagangan Internasional adalah
kegiatan ekspor dan impor antar negara. Ekspor yakni menjual / mengirim barang keluar negeri,
sedangkan Impor adalah membeli / mendatangkan barang dari luar negeri.
Sebelum membahas teori perdagangan internasional, terlebih dahulu perlu kamu ketahui
manfaat mempelajari teori perdagangan internasional. Manfaat mempelajari teori perdagangan
internasional, di antaranya sebagai berikut:
Membantu menjelaskan arah dan komposisi perdagangan antarnegara, serta efeknya terhadap
struktur perekonomian suatu negara.
Dapat menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari adanya perdagangan internasional
(gains from trade).
Dapat mengatasi permasalahan neraca pembayaran yang defisi
Pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara nasional yang kuat dan
pemupukan kemakmuran nasonal untuk mempertahankan dan mengembangkan kekuatan
negara tersebut;
Setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas impor
(neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan yang aktif, maka
ekspor harus didorong dan impor harus dibatasi. Hal ini dikarenakan tujuan utama
perdagangan luar negeri adalah memperoleh tambahan logam mulia.
Dengan demikian dalam perdagangan internasional atau perdagangan luar negeri, titik
berat politik merkantilisme ditujukan untuk memperbesar ekspor di atas impor, serta kelebihan
ekspor dapat dibayar dengan logam mulia. Kebijakan merkantilis lainnya adalah kebijakan dalam
usaha untuk monopoli perdagangan dan yang terkait lainnya, dalam usahanya untuk memperoleh
daerah-daerah jajahan guna memasarkan hasil industri. Pelopor Teori Merkantilisme antara lain
Sir Josiah Child, Thomas Mun, Jean Bodin, Von Hornich dan Jean Baptiste Colbert.
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut.
Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah akan
mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan
mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-
rempahnya dengan elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit
elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik – 1 elektronik).
Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan
mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan
mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan
perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh
keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempahrempah
– 0,25 elektronik).
Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang
dibanding dengan Negara lain? Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu negara
memiliki faktor produksi tenaga kerja dan alam yang lebih menguntungkan dibanding
dengan negara lain, sehingga negara tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam
menghasilkan barang daripada negara lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain
tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di atas dapat disimpilkan, bahwa
jika kondisi suatu negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka negara tersebut
tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan.
Apakah negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional. Pada
konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang
digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga
kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan
perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam
menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu negara itu
tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan internasional,
asalkan Negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga
kerja) dibanding dengan lainnya.
Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap kedua macam produk
yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika diban-dingkan dengan biaya
tenaga kerja di negara lain. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa negara Jepang unggul
terhadap kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan tetapi keunggulan
tertingginya pada produksi elektronik. Sebaliknya, negara Indonesia lemah terhadap kedua jenis
produk, baik rempah-rempah maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi
rempah-rempah.
Jadi, sebaiknya negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan negara Indonesia
berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya kedua negara tersebut mengadakan
perdagangan, maka keduanya akan mendapatkan keuntungan.