Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehilangan gigi sulung secara dini dapat menimbulkan anomali pada lengkung rahang oleh

karena adanya pergeseran gigi tetangga dan gigi antagonis ke arah ruangan yang kosong

sehingga menyebabkan terjadinya kehilangan lebar lengkung rahang. Selain itu kehilangan gigi

molar sulung sebelum waktunya seringkali menyebabkan maloklusi, sehingga jika gigi sulung

hilang lebih cepat dan tidak dilakukan perawatan maka semakin berpengaruh terhadap maloklusi.

(Mc Donald RE, Hennon DK, Avery DR, 1987)

Pengaruh tersebut dapat dihindari dengan melakukan rencana perawatan yang dilakukan

setelah ekstraksi gigi sulung. Salah satu jenis rencana perawatan yang dapat dilakukan berupa

tindakan preventif, tindakan ini dilakukan sebelum terjadi gangguan oklusi untuk memperbaiki

proses perkembangan oklusi. (Sigh G, 2015)

Perawatan ortodonti dini dalam literatur sering disebut dengan perawatan dini, perawatan

preventif, perawatan interseptif, tooth guidance, serta growth guidance. Perawatan terlambat

sering disebut perawatan korektif (Barrer, 1968; Halim dan Haryanto, 1993). Moyers

menyatakan perawatan ortodonti ini merupakan perawatan dengan memanfaatkan proses

pertumbuhan aktif dengan memanfaatkan berbagai metode yang tersedia. Masa pertumbuhan

aktif yang diperkirakan terjadi pada usia 9-13 tahun pada anak perempuan dan 11-15 tahun pada

anak laki-laki (Halim dan Haryanto, 1993; Moyers, 1973). Hasil konsensus para ortodontis di

Quebec City Canada Juli 1997 mendefinisikan perawtan ortodonti ini sebagai perawatan yang
dimulai pada masa gigi-gigi sulung atau bercampur. Tujuan perawatan adalah untuk

mengoptimalkan pertumbuhan gigi dan tulang sebelum gigi permanen erupsi (Bishara, dkk.,

1998).

Gigi geligi sulung sudah sejak lama menjadi subyek pertentangan pendapat baik dalam

hubungannya dengan manfaatnya maupun dengan keharusan mempertahankan gigi-gigi ini.

Sudah sejak lama dikatakan bahwa karena gigi geligi sulung sifatnya hanya sementara, upaya

mempertahankan gigi-gigi ini menjadi tidak penting dan tanggalnya gigi sulung yang terlalu

cepat biasanya ditanggapi dengan lebih tenang dibandingkan dengan tanggalnya gigi permanen.

Sebaliknya, juga dikatakan bahwa keberadaan gigi geligi sulung penting bagi pertumbuhan

rahang yang normal, bagi fungsi normal dan juga bagi posisi dan oklusi gigi-gigi permanen yang

normal dan bahwa tanggalnya gigi sulung yang terlalu cepat harus dicegah sebisa mungkin.

(Suwendra VS, 2012)

Gigi sulung berperan penting untuk perkembangan rahang dan erupsi atau pertumbuhan

gigi permanen sehingga keberadaannya harus dapat dipertahankan pada kondisi sehat. Gigi

sulung yang lepas sebelum waktunya (premature loss) dapat terjadi karena gigi berlubang atau

karena gigi terlepas dengan sendirinya. Keadaan ini akan menyebabkan ruangan yang tertinggal

menyempit karena pergeseran gigi sebelahnya. Ruangan yang menyempit ini akan mengganggu

erupsi gigi permanen di bawahnya pada anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan

perkembangan. Hal ini dapat mengakibatkan gigi permanen tumbuh dalam posisi yang kurang

baik dan susunan gigi pun menjadi tidak rapi. (Kennedy DB, 1992)

Perawatan kehilangan prematur gigi sulung dilakukan dengan memperhatikan ada atau

tidaknya kelebihan ruangan dalam lengkung gigi. Pencabutan atau hilangnya gigi desidui lebih

awal, dapat menyebabkan semakin besar kemungkinan terjadi pergeseran gigi. Gigi sulung yang
mengalami premature loss harus segera ditangani dengan space management agar tidak

menyebabkan kehilangan ruangan. Space management terdiri dari space maintainer dan space

regainer, secara garis besar dapat dibedakan menjadi tipe cekat dan lepasan yang sering

digunakan dalam bidang kedokteran gigi. Alat ini akan terus dipakai oleh anak sampai gigi

permanennya erupsi untuk mengisi ruangan kosong tersebut sehingga calon gigi yang akan

tumbuh di tempat tersebut dapat tumbuh dengan benar. (Sweet CA, 2009)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tahapan periode geligi ada tiga, yaitu periode geligi desidui, periode geligi campuran

dan periode geligi permanen. Erupsi geligi desidui pertama yang muncul dalam mulut adalah dua

gigi bawah bagian depan atau insisif satu. Waktu erupsi geligi desidui umumnya bervariasi,

begitu juga dengan lebar mesio distal dari geligi desidui. (Suwendra VS, 2012)

Menurut Snawder (1980), penyebab kehilangan atau penyempitan ruang adalah sebagai berikut :

a. Premature Loss

b. Mesial Drifting Tendency


c. Distal adjustment dari gigi anterior mandibula

d. Ankylosis dan Congenitaly missing teeth

Kehilangan gigi sulung secara dini dapat menimbulkan anomali pada lengkung rahang

oleh karena adanya pergeseran gigi tetangga dan gigi antagonis ke arah ruangan yang kosong

sehingga menyebabkan terjadinya kehilangan panjang lengkung rahang. Di lain pihak kehilangan

gigi molar sulung sebelum waktunya seringkali menyebabkan maloklusi. Gigi molar kedua

sulung yang bersebelahan dengan molar pertama permanen merupakan gigi sulung yang sering

mengalami karies. Keadaan ini disebabkan karenan gigi tersebut memiliki daerah morfologi yang

memudahkan retensi plak dan berkembangannya karies (Sartika, 2002).

Tercabutnya gigi sulung yang terlalu cepat menurut Linden (1984) dapat disebabkan

karena beberapa hal, antara lain :

 Tercabutnya gigi sulung karena terjatuh atau kecelakaan

 Adanya penyakit atau kondisi yang menjadi penyebab premature ekstraksi

 Karies besar pada gigi yang tidak bisa dirawat lagi

 Resorpsi terlalu dini dari akar-akarnya

Pengaruh pencabutan gigi desidui sedikit bahkan tidak mempengaruhi pada

perkembangan gigi geligi permanen. Pencabutan gigi caninus atau molar desidui dapat

mengakibatkan pergeseran gigi ke mesial atau distal gigi geligi sebelahnya ke arah ruang yang

kosong. Pergerakan gigi molar pertama permanen ke mesial memperkecil ruangan yang

diperlukan untuk erupsi premolar permanen. Pergerakan insisivus ke distal memperpendek ruang
caninus. Pergerakan gigi ke arah distal ke ruang yang kosong setelah pencabutan unilateral gigi

desidui dapat menyebabkan garis vertkal rahang atas dan garis tengah rahang bawah mengalami

perubahan garis tengah (Andlaw dan Rock, 1992).

Gigi cenderung akan bergeser ke arah mesial karena adanya fenomena ”mesial drifting

tendency” dan gaya dari gigi posterior yang akan erupsi pada anak yang sedang dalam tahap

pertumbuhan dan perkembangan. Akibat dari kehilangan dini satu atau lebih gigi sulung, dapat

mengakibatkan, pergeseran midline, gigi berjejal, perubahan pada lengkung gigi, dan kehilangan

ruang untuk gigi permanen penggantinya. Andlaw dan Rock,1982 mengatakan bahwa faktor

utama yang mempengaruhi besar rata-rata pergerakan gigi ke mesial atau distal dari gigi geligi

adalah derajat berjejalnya gigi pada lengkung gigi, jenis gigi desidui yang hilang dan usia pasien.

a) Derajat berjejalnya gigi pada lengkung gigi

Lengkung gigi yang tidak berjejal mungkin terdapat sedikit pergeseran atau tidak ada

pegeseran sama sekali. Lengkung yang berjejal pada gigi-geligi dapat menyebabkan gigi di

sekitarnya akan mudah bergeser ke arah ruang kosong yang terjadi akibat pencabutan atau

hilangnya gigi.

b) Jenis gigi yang hilang

Kehilangan molar desidui kedua adalah masalah yang serius karena akan terjadi pergeseran

kearah mesial gigi molar pertama permanen. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya

hambatan. Hilangnya gigi caninus desidui memungkinkan gigi insisivus permanen bergeser

ke arah distal tetapi kemungkinannya adalah kecil. Hilangnya gigi molar perama desidui

dapat menyebabkan bergesernya gigi disekitarnya ke arah distal maupun mesial.

c) Usia pasien
Pencabutan atau hilangnya gigi desidui lebih awal memungkinkan terjadinya pergeseran gigi-

geligi. Gigi desidui yang dicabut tersebut mendekati waktu erupsi yang normal maka tidak

akan terjadi pergeseran gigi permanen.

2.1 Definisi

Space management terdiri dari space maintainer dan space regainer. Space maintainer

merupakan suatu alat yang digunakan untuk mempertahankan lebar mesio-distal akibat

kehilangan gigi sulung secara dini dan mempertahankan kontak oklusal yang cukup untuk gigi

antagonisnya yang diperlukan sampai gigi permanen erupsi sempurna. (Suwendra VS, 2012)

Space maintaner adalah alat yang dipasang untuk mempertahankan ruang bekas gigi

desidui yang mengalami premature loss atau premature extraction. Pemasangan alat ini

bertujuan agar tidak terjadi penyempitan ruang akibat bergesernya gigi tetangga dan juga

ekstrusi/elongasi dari gigi antagonisnya (Suwendra VS, 2012)

2.2 Tipe

Terdapat berbagai macam tipe space maintaner yang sering digunakan, secara umum bisa

dikelompokan menjadi dua kategori yaitu cekat dan lepasan. Space maintainer lepasan bisa

digunakan untuk periode yang relatif singkat, biasanya sampai 1 tahun. Space maintainer cekat

jika didesain dengan baik, akan tidak begitu merusak jaringan rongga mulut dibandingkan

dengan space maintainer lepasan, dan kurang begitu mengganggu bagi pasien. Oleh karena itu,

alat ini dapat digunakan untuk waktu yang lebih panjang, biasanya sampai 2 tahun (Pradipto,

2009). Alat cekat dan lepasan dapat digunakan untuk mempertahankan ruang untuk mencegah
kehilangan panjang lengkung. Jika gigi penyangga dapat direstorasi, suatu alat cekat jadi pilihan.

Alat cekat mengurangi insiden alat patah atau hilang, alat cekat sedikit percaya pada pasien yang

kooperatif (Mathewson,1995).

2.3 Fungsi

1. Mencegah pergeseran dari gigi ke ruang yang terjadi akibat pencabutan dini

2. Mencegah ekstrusi gigi antagonis dari gigi yang dicabut dini

3. Memperbaiki fungsi pengunyahan akibat pencabutan dini

4. Memperbaiki fungsi estetis dan bicara setelah pencabutan dini

2.4 Syarat Space Maintainer

1. Dapat menjaga ruang dimensi proksimal

2. Tidak mengganggu erupsi gigi antagonisnya

3. Tidak mengganggu erupsi gigi permanen

4. Tidak mempengaruhi fungsi bicara, pengunyahan dan fungsi pergerakan mandibula

5. Dapat mencegah ekstrusi gigi lawan

6. Tidak memberikan tekanan abnormal pada gigi penyangga

7. Tidak mengganggu jaringan lunak


8. Desain yang sederhana, ekonomis dan mudah dibersihkan

2.5 Indikasi

Berikut ini merupakan indikasi yang perlu diperhatikan dalam penggunaan space

maintainer, diantaranya: (Welbury R R, Duggal M S, Hosey M T, 2005)

1. Kehilangan gigi molar pertama sulung secara dini

2. Kehilangan gigi molar kedua sulung secara dini

3. Kehilangan gigi anterior sulung secara dini

4. Setelah dilakukan pencabutan gigi molar pertama

5. Kehilangan gigi secara kongenital

6. Setelah dilakukan pencabutan gigi molar pertama permanen

7. Apabila terjadi kehilangan gigi sulung dan gigi penggantinya belum siap erupsi

menggantikan posisi gigi sulung tersebut dan analisa ruang menyatakan masih terdapat

ruang yang memungkinkan untuk gigi permanennya

8. Jika terdapat kebiasaan yang buruk pada anak, misalnya menempatkan lidah di tempat

yang kosong atau menghisap bibir maka pemasangan space maintainer ini dapat

diinstruksikan sambil memberi efek menghilangkan kebiasaan buruk

9. Adanya tanda-tanda penyempitan ruangan


2.6 Kontraindikasi

Sementara kontra indikasi yang perlu diperhatikan dalam penggunaan space maintainer,

diantaranya: (Welbury R R, Duggal M S, Hosey M T, 2005)

1. Kekurangan ruang untuk erupsi gigi permanen

2. Terdapat ruang yang berlebihan untuk erupsi gigi permanen

3. Gigi permanen penggantinya tidak ada (agenesis)

4. Kekurangan ruang yang banyak sehingga memerlukan tindakan pencabutan dan

perawatan ortodontik

5. Pada pasien yang tidak kooperatif

6. Bila gigi pengganti diharapkan akan erupsi setelah 6 bulan kehilangan gigi sulung

7. Pada pasien dengan oral higiene yang buruk dan kurang motivasi

2.7 Klasifikasi space maintainer

Klasifikasi space maintainer menurut Snawder (1980) adalah

a) Space maintainer cekat dengan band

b) Space maintainer cekat tanpa band atau dengan etsa asam

c) Space maintainer lepasan dengan band atau semi-cekat

d) Space maintainer lepasan tanpa band

e) Space maintainer fungsional atau dapat dikunyah

f) Space maintainer nonfungsional.


Klasifikasi Space Maintainer

Klasifikasi space maintainer lepasan pada anak-anak pada periode gigi sulung dan

gigicampuran berdasarkan daerah yang tidak bergigi/Klasifikasi Brauer, yaitu:

a) Kelas 1 : Unilateral maxillary posterior

Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang pada satu sisi dari lengkung

maksila.

b) Kelas 2 : Unilateral mandibular posterior

Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang pada satu sisi lengkung mandibula.

c) Kelas 3: Bilateral maxillary posterior

Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang pada kedua sisi lengkung maksila
d) Kelas 3: Bilateral maxillary posterior

Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang pada kedua sisilengkung maksila

e) Kelas 4: Bilateral mandibular posterior

Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang pada kedua sisilengkung

mandibula.

f) Kelas 5: Bilateral maxillary anterior posterior

Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang pada kedua sisilengkung maksila

dan gigi anterior yang melewati garis median

g) Kelas 6: Bilateral mandibular anterior posterior

Suatu kasus yang mempunyai daerah tanpa gigi belakang pada kedua sisi lengkung

mandibula dan gigi anterior yang melewati garis median.

h) Kelas 7: Telah kehilangan satu atau lebih geligi anterior sulung

i) Kelas 8: Semua gigi sulung hilang


2.8 Jenis Space Maintainer

Terdapat beberapa jenis space maintainer yang dapat digunakan dalam bidang kedokteran

gigi, klasifikasi space maintainer dibawah ini berdasarkan adanya anchorage dan support,

diantaranya: (Welbury R R, Duggal M S, Hosey M T, 2005)

a. Semi-fixed space maintainer

a. Crown-distal shoe space maintainer

Space maintainer ini diindikasikan untuk menjaga kehilangan gigi molar kedua sulung.

Sementara itu, crown diindikasikan untuk gigi dengan karies yang luas.

Gambar 2.1 A.Space maintainer crown distal shoe dilihat pada foto rontgen; B.Space maintainer
crown-distal shoe

b. Crown-loop space maintainer

Space maintainer crown-loop dapat digunakan pada gigi maksila maupun mandibula

dengan gigi penyangga dalam keadaan karies yang luas sehingga dibutuhkan restorasi

(crown). Space maintainer ini biasanya digunakan untuk menjaga kehilangan satu gigi.

Gambar 2.2 . Crown- loop space maintainer


c. Band-loop space maintainer

Space maintainer band-loop dapat digunakan pada gigi maksila maupun mandibula

dengan gigi penyangga dalam keadaan sehat. Space maintainer ini biasanya digunakan

untuk menjaga kehilangan satu gigi.

Gambar 2.3. Space maintainer band-loop;

b. Fixed space maintainer

a. Lingual-holding-arch space maintainer

Space maintainer ini diidikasikan untuk kehilangan gigi sulung posterior dan dapat

menghilangkan kebiasaan buruk. Estetika dari space maintainer ini sangat baik karena

wire berada pada lingual.

Gambar 2.4. Space maintainer lingual arch

b. Nance’s holding arch

Space maintainer ini hanya digunakan pada maksila dengan kehilangan gigi posterior

yang multipel pada kedua sisi dan dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan
buruk. Space maintainer Nance’s holding arch dibuat dengan menggunakan wire yang

dihubungkan dengan akrilik dan band pada M1 permanen.

Gambar 2.5. Space maintainer nance palatal arch;

Removable space maintainer


a. Functional space maintainer

Alat ini digunakan khusus bila gigi hilang dalam satu kuadran atau lebih pada rahang atas

maupun rahang bawah. Alat ini dapat ditambahkan gigi artifisial untuk mengembalikan

fungsi estetik.

b. Non-functional space maintainer

Space maintainer non-fungsional ini mempunyai fungsi sama dengan space maintainer

fungsional. Daerah edentulous pada space maintainer ini tidak ditambahkan gigi artifisial

melainkan diisi dengan akrilik.

Gambar 2.6. A.Space maintainer bilateral lepasan pasif non-fungsional; B.Space maintainer bilateral
lepasan pasif fungsional
Premature loss gigi sulung akan mengakibatkan migrasi dari gigi yang berdekatan ke

ruang edentulous dan mengganggu erupsi gigi permanen. Karena adanya hal tersebut maka

dibutuhkan ruangan untuk erupsi gigi permanen. Kebutuhan untuk menciptakan ruangan

kembali sekitar 3 mm atau kurang dapat menggunakan space regainer. (Heasman P, 2008)

Erupsi dan tanggalnya gigi sulung tetap sangat bervariasi. Variasi ini masih dianggap

normal jika erupsi dan tanggalnya gigi tersebut berkisar 6 bulan sebelum atau sesudah waktu

erupsi. Secara kronologis sedangkan premolar kedua rahang bawah erupsi pada usia 11-12 tahun

dan pembentukan akar lengkap pada usia 13-14 tahun. (Behrman RE, dkk, 2000)

Salah satu faktor yang sering mempengaruhi perkembangan oklusi dan merupakan

masalah umum di kedokteran gigi anak adalah premature loss, terutama pada gigi molar satu

sulung. Premature loss dapat menyebabkan berbagai bentuk maloklusi serta efek buruk lainnya

terhadap pertumbuhan dan perkembangan gigi anak. Premature loss gigi sulung adalah

hilangnya gigi dari lengkung gigi sebelum gigi permanen penggantinya tumbuh mendekati

erupsi, sehingga mengakibatkan gigi tetangganya bergeser dan menutupi ruang yang tersedia.

(Behrman RE, dkk, 2000)

Premature loss gigi sulung adalah permasalahan gigi yang umum terjadi, terutama gigi

molar sulung yang dapat mempengaruhi maloklusi. Premature loss gigi sulung posterior terutama

gigi molar satu sulung berhubungan dengan karies, jarang sekali gigi molar satu sulung hilang

karena trauma dan desakan dari gigi premolar satu karena gigi premolar satu erupsinya lebih

lambat dan ukuran mesio distalnya lebih kecil daripada gigi molar satu sulung. (Behrman RE,

dkk, 2000)
Premature loss pada gigi tersebut disebabkan karena dilakukan pencabutan gigi adanya

sisa akar gigi. Dampak yang ditimbulkan dari premature loss berupa perubahan panjang

lengkung gigi dan oklusal. Besar dan kecepatan pergeseran gigi berhubungan langsung dengan

derajat crowding pada lengkung gigi. (Heasman P, 2008)

Premature loss molar dua sulung menimbulkan masalah yang sangat serius karena

dapat mengakibatkan terjadinya pergerakan gigi molar satu permanen ke mesial dengan mudah.

Migrasi ke mesial gigi molar pertama permanen, jika tidak dicegah, akan menahan gigi premolar

kedua sehingga akan keluar dari lengkung dan biasanya ke arah lingual. Namun pergeseran

median line hanya terjadi pada lengkung gigi yang sangat crowding. Premature loss gigi molar

satu sulung memungkinkan terjadinya pergerakan gigi tetangga ke mesial dan distal. Sebaliknya

premature loss pada gigi kaninus sulung memungkinkan terjadinya pergerakan gigi insisif

permanen ke distal, tetapi pergeseran ke arah mesial dari gigi gigi tersebut sangat sedikit.

(Heasman P, 2008)

Maloklusi dapat terjadi setelah premature loss karena kebiasaan anak menempatkan

rahangnya pada posisi yang abnormal untuk mendapatkan fungsi oklusi dan pengunyahan yang

baik. Gigi-geligi tersebut mungkin akhirnya menjadi abnormal secara tetap baik dalam hubungan

kedepan maupun ke lateral (Heasman P, 2008)

Selain itu dampak yang ditimbulkan pada premature loss adalah gangguan

artikulasi pada pengucapan huruf konsonan s,z,v,f. Premature loss gigi sulung baik di regio

anterior maupun posterior sangat memungkinkan terjadinya pergerakan oleh lidah ke tempat

ruangan kosong. Kebiasaan yang terus-menerus ini dapat menyebabkan malposisi pada gigi

pengganti tergantung pada banyaknya tekanan dari lidah (Heasman P, 2008)


Terdapat banyak jenis space maintainer dan regainer yang digunakan dalam perawatan

premature loss pada gigi sulung. Mulai dari konstruksi yang ringan sampai berupa removable

partial denture, loop, dan wire sampai dengan konstruksi yang masuk ke dalam jaringan.

Perawatan dan waktu yang tepat dalam menangani masalah prematur gigi sulung dan

mendapatkan kesehatan gigi yang optimal dari seorang anak. (Heasman P, 2008)

Premature loss bilateral pada kasus ini perlu dilakukan koreksi dengan menggunakan alat

space management. Space management yang dilakukan pada kasus ini berupa space maintainer

bilateral rahang bawah. Pada kasus ini space maintainer fungsional. (Heasman P, 2008)

Pemilihan rencana perawatan space management didasarkan pada pasien yang kooperatif,

keadaan OH baik, terdapat benih gigi permanen pengganti yang terlihat pada foto rontgen.

Kontrol yang dilakukan setiap satu minggu sekali untuk melihat erupsi dari gigi pengganti dan

apabila sudah mulai erupsi maka dilakukan pengurangan pada space maintainer fungsional

sedikit demi sedikit hingga gigi permanen dapat erupsi dengan sempurna. (Heasman P, 2008)

2.9 Desain Space Maintainer Lepasan

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan space maintainer lepasan, yaitu:

 Untuk rahang atas, landasan akriliknya harus menutupi seluruhbagian palatum sampai

daerah getar.

 Bila ada perluasan kearah labial, maka perluasan tersebut relative harus pendek dan

warnanya harus sesuai dengan jaringan sekitarnya

 Jika memakai cangkolan pada kaninus, maka penempatan cangkolan harusdisesuaikan

dengan umur anak.


 Untuk rahang bawah, pada pemakaian untuk jangka waktu yang panjangsebaiknya

dibuat lingual bar dari logam. Letak lingual bar ini pada landasanrahang bawah harus 2 mm

lebih ke lingual dari jaringan lunak. Hal ini perluuntuk memberi tempat bagi erupsi gigi

penggantinya.

 Cangkolan Jenis cangkolan yang umum dipakai yaitu cangkolan

adam,circumferential clasp, dan balls clasp.

 Cangkolan adam mempunyai beberapa keuntungan:

o Dapat digunakan pada gigi sulung dan gigi tetap

o Dapat digunakan untuk molar pertama tetap yang belum erupsi

seluruhnya.

 Circumferential clasp adalah cangkolan yang mengelilingi kontur terbesar dari gigi

 Balls clasp adalah cangkolan yang terletak diantara gigi

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada pembuatan space maintainer lepasan adalah

berdasarkan umur, maka prinsipnya antara lain ada perbedaan dengan geligi tiruan dewasa, yaitu

penempatan dan letak cangkolan pada space maintainer lepasan padaanak-anak tidak boleh

mengganggu pust pertumbuhan dan perkembangan rahang, perluasan landasan tidak boleh

sampai forniks.
Desain Fixed space maintainer (cekat)

Indikasi space maintainer cekat:

a. Apabila terjadi kehilangan gigi sulung dan gigi penggantinya belum siap erupsi

menggantikan posisi gigi sulung tersebut dan analisa ruang menyatakan masih terdapat

ruang yang memungkinkan untuk gigi permanennya.

b. Jika ada kebiasaan buruk bagi anak, misalnya menempatkan lidah di tempat yang kosong

atau menghisap bibir maka pemasangan space maintainer ini dapat diinstruksikan

sambil member efek menghilangkan kebiasaan buruk.

c. Adanya tanda-tanda penyempitan ruang

d. Kebersihan mulut baik

Kontra indikasi space maintainer cekat:

a. Tidak terdapat tulang alveolar yang menutup mahkota gigi tetap yang akan erupsi.

b. Kekurangan ruang untuk erupsi gigi permanen.

c. Ruangan yang berlebihan untuk gigi tetapnya erupsi.

d. Kekurangan ruang yang sangat banyak sehingga memerlukan tindakan pencabutan dan

perawatan orthodonti.

e. Gigi permanen penggantinya tidak ada.

Space maintainer cekat, jika didesain dengan baik akan tidak begitu merusak

jaringan rongga mulut dibandingakn dengan space maintainer lepasan. Oleh karena itu, alat ini
digunakan untuk waktu yang lebih panjang. Ada beberapa macam jenis space maintainer cekat,

yang biasa digunakan di klinik adalah:

a) Band and Loop space maintainer

Band and Loop dirancang untuk mempertahankan ruang dari tanggalnya satu gigi dalam satu

kuadran. Alat ini digunakan pada kasus tanggalnya gigi m1 sulung dan m2 sulung secara dini

untuk mencegah migrasi ke mesial yang berhubungan dengan erupsi gigi M1 permanen.

Selain itu, alat ini juga digunakan pada kasus tanggalnya gigi kaninus sulung secara dini

untuk mencegah pergerakan gigi I2 permanen.

Band and Loop lebih disukai karena proses pembuatannya lebih mudah, waktu kerja singkat,

tidak perlu dilakukan anestesi terlebih dahulu untuk pemasangan band karena tidak ada

preparasi yang dilakukan pada gigi, pengaplikasiannya mudah dan lebih ekonomis.

b) Crown and Loop space maintainer

Jenis crown and loop ini biasa digunakan pada kasus:

- Gigi abutment bagian posterior mengalami karies luas dan memerlukan restorasi

mahkota.

- Gigi abutment pernah mendapatkan perawatan pulpa yang mana dalam kasus

mahkota perlu dilindungi secara menyeluruh.


Keuntungan crown and loop adalah konstruksinya tampak lebih ringan, ekonomis,

memperbaiki fungsi kunyah dan tidak menghalangi over erupsi gigi antagonis.

c) Distal Shoe space maintainer

Alat ini digunakan dimana m2 sulung hilang sebelum erpsi gigi M1 permanen.

Fungsinya adalah untuk menuntun erupsi M1 permanen ke posisinya yang normal dalam

lengkung rahang.

Kontra indikasi penggunaan alat ini adlah pasien dengan oral hygiene jelek, pada keadaan

dimana hilangnya beberapa gigi sehingga abutment akan kurang mendukung alloy yang

disemen, dan kurangnya kerjasama pasien dan orang tua.

Pada keadaan saat distal shoe merupakan kontra indikasi, perawatan yang dapat

dilakukan yaitu dengan menggunakan alat removable atau cekat yang tidak

memasuki jaringan, tetapi member tekanan pada ridge mesial molar permanen yang

belum erupsi
d) Lingual Arch

Space maintainer lingual arch dibagi 2:

 Lingual arch pasif

Merupakan space maintainer pilihan setalah kehilangan banyak gigi pada lengkung

RA/RB, terutama jika insisif permanen RB terlihat crowded. Alat ini digunakan

sebagai space maintainer bilateral cekat pada RB dan bersifat pasif karena tidak

dapat diatur begitu disemen

 Alat Nance RA

Alat Nance digunakan ketika 1 atau lebih molar susu tanggal secara dini pada

RA.alat ini didesain seperti pada lingual arch soldering kecuali pada bagian anterior

kawat tidak menyentuh permukaan lingual pada gigi depan atas, kawat lingual dapat

mengikuti bentuk palatum dan berukuran 0,025 inchi. Pada penggunaan space

maintainer jenis lingual arch ini pasien harus diperiksa secara periodic untuk

memastikan bahwa kawat lingual tidak mengganggu erupsi dari gigi C dan P

serta tidak menggangu jaringan palatum.


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan space maintainer lepasan adalah:

 Space maintainer lepasan harus mudah diperbaiki untuk memberi kesempatan erupsi gigi

tetapnya. Bila gigi tetap mulai muncul ke permukaan jaringan lunak, maka

permukaan anatomi dari space maintainer harus dikerok agar erupsi gigi tetap tidak

terhalang.

 Jika tinggi tulang alveolar padalengkung rahang atas bertambah, maka landasan space

maintainer lepasan pada daerah palatum akan kehilangan kontak dengan jaringan lunak di

bagian palatum. Hal ini dapat mengiritasi jaringan lunak, sehinggan terlihat berwarna

merah dan bila iritasinya hebat dapat menyebabkan pendarahan. Jika hal ini ditemukan,

maka merupakan indikasi untuk relining atau rebasing atau dibuatkan space maintainer

yang baru.

 Kemudian dilakukan penerangan-penerangan kepada pasien dan orang tua mengenai cara

pemasangan, pelepasan dan pemeliharaan alat. Bila terdapat keluhan, orang tua harus

segera membawa anaknya ke dokter gigi.sebaiknya pasien dikontrol setiap 1minggu,

2minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun (perhatikan waktu erupsi gigi

penggantinya). Space maintainer tidak digunakan lagi apabila gigi tetap sudah hamper
erupsi atau tidak ada tulang yang menutupi mahkota dari gigi tetap yang akan erupsi dan

pertumbuhan benih gigi tetap menunjukkan sepertiga akarnya sudah

terkalsifikasi (dapat dilihat dari foto roentgen). Kerjasama yang baik antara pasien, orang

tua dan dokter gigi sangat membantu untuk berhasilnya suatu perawatan.

2.11 Space Regainer

Space regainer yaitu alat cekat atau lepasan yang dapat menggerakkan perpindahan gigi

permanen ke posisi yang tepat pada lengkung gigi. Gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya

biasanya akan menyebabkan ruangan yang ditinggalkannya mengalami penyempitan,

sehingga benih gigi tetap yang ada di bawahnya akan kesulitan untuk erupsi dan

cenderung untuk erupsi di luar lengkung gigi yang seharusnya. Normalnya gigi sulung tanggal

akibat desakan gigi tetap yang ada di bawahnya. Gigi sulung dapat tanggal sebelum waktunya

akibat berlubang yang mengharuskannya untuk dicabut, trauma, danlainsebagainya.

Indikasi

a) Pada keadaan dimana satu atau lebih premature loss gigi sulung

b) Kekurangan ruangan untuk erupsi gigi tetap

c) Terdapat benih gigi

d) Tidak ada kelainan pada benih gigi

e) Gigi tetap erupsinya masih lama


f) Pertumbuhan rahang sempurna

g) Pasien kooperatif

Kontra Indikasi

a) Gigi tetap hampir erupsi

b) Ruangan untuk erupsi gigi tetap cukup

c) Pertumbuhan abnormal dari benih gigi

d) Bila tidak ada tulang yang menutupi mahkota dari gigi tetap yang akan erupsi

e) Tidak menghambat pertumbuhan rahang dengan pemakaian SR

f) Pasien tidak kooperatif

Syarat-Syarat

a) Harus dapat mencegah ekstrusi gigi antagonis

b) Harus dapat membantu fungsi pengunyahan

c) Tidak boleh member estetik pada hilangnya gigi anterior

d) Tidak menghambat pertumbuhan dan perkembangan

e) Mudah dibersihkan (poles yang bagus)


Tipe Space Regainer

Ada dua tipe space regainer, yaitu:

a) Space Regainer Cekat

Terdapat tiga tipe space regainer cekat, yaitu:

 Active loop space regainer

Tipe space regainer ini menggunakan pegas finger yang aktif dengan

penyesuaian sederhana pada loop

Gambar Active loop space regainer

 Jack screw space regainer

Jack screw space regainer menggunakan gaya pada gigi yang berdekatan

dengan aktivasi pada bagian koil terbuka dengan tekanan keatas.


Gambar Jack screw space regainer

 Unilateral space regainer

Efektif untuk membuka ruangan yang terjadi pada premature loss gigi

permanen atau gigi sulung, dengan mempertahankan lengkung rahang.

Ruangan didapatkan dengan tekanan ke labial dan lingual dari pegas koil terbuka

NiTi yang berlawanan dengan tabung molar.

A. Space regainer lepasan

Ruangan didapat dari tekanan ke bukal atau labial dari sekrup ekspansi.
BAB III

SIMPULAN

Gangguan perkembangan erupsi akibat kehilangan pada gigi sulung secara dini dapat

menimbulkan masalah di dalam rongga mulut. Gangguan tersebut dapat dihindari dengan

mencegah mesial drifting pada gigi dengan mengaplikasikan alat space management berupa

space maintainer dan space regainer. Pencabutan atau hilangnya gigi desidui lebih awal, dapat

menyebabkan semakin besar kemungkinan terjadi pergeseran gigi. Usaha untuk mencegah

pergesaeran gigi yang diakibatkan oleh premature loss adalah dengan menggunakan alat space

maintainer.

Space maintainer adalah alat yang bersifat pasif dan berfungsi untuk menjaga jarak

mesiodistal, ruangan akibat pencabutan gigi desidui yang terlalu awal dan memelihara gerak

fungsional. Meskipun berguna dalam mempertahankan ruang bekas pencabutan tetapi

penggunaan space maintainer terkadang menimbulkan kerusakan pada jaringan lunak mulut

terutama pada penggunaannya dalam waktu yang lama. Pada kasus bilateral di aplikasikan space

maintainer lepasan dalam satu rahang untuk mengkoreksi dampak yang ditimbulkan oleh

pemature loss.

Oleh karena itu, indikasi dan kontra indikasinya harus diperhatikan dengan baik agar

perawatan dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan.


DAFTAR PUSTAKA

1. Mc Donald RE, Hennon DK, Avery DR. Managing space problem: In Dentistry for the

children and adolescent. 5th Ed. Maw Chang Book. 1987. p.721-726.

2. Sigh G. Textbook of orthodontics. 2nd Edition. New Delhi: Jaypee Brothers Medical

Publishers. 2015. p.563-571.

3. Suwendra VS. Principlces and practice of pedodontics. 3rd Edition. New Delhi: Jaypee

Brothers Medical Publishers. 2012. p.156-159.

4. Kennedy DB. Konservasi gigi anak. Translate: Narlan S, Sri HS. Edisi 3. Jakarta. 1992.

hal.1-10.

5. Sweet CA. Pedodontics in grossman LI. Handbook of dental practice. 3th Ed. Philadelphia:

JB Lippincott. 2009. p.379-421.

6. Snawder KD. Handbook of clinical pedodontics. London: The CV Mosby. 1980. p.259-75.

7. Welbury R R, Duggal M S, Hosey M T. Paediatric dentistry. 3rd Edition. New York: Oxford

Univesity Press; 2005.

8. Behrman RE, dkk. Nelson ilmu kesehatan anak: translation of nelson textbook of pediatrics.

Alih Bahasa: Prof.DR.dr.A.Samik Wahab,SpA(K). Jakarta: EGC; 2000.

9. Cameron AC, Widmer RP. Handbook of pediatric dentistry. Third Edition. London: Mosby

Company; 2008.
10. Heasman P. Restorative dentistry: paediatric dentistry and orthodontics. Second Edition.

New York: Churchill Livingstone Elsevier; 2008.

11. Muthu MS, Sirakumar N. Pediatric dentistry: principle and practice. 1st Edition. New Delhi:

Mosby Saunders, Churchill Livingstone. 2009. p.315-317.

12. Hprimaywati. 2008. Laporan kasus space maintainer. Available at

http://hprimaywati.multiply.com/journal/item/1/Laporan_Kasus_Space_Maintainer [30

Januari 2020].

Anda mungkin juga menyukai