Anda di halaman 1dari 36

BAB III

TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
a. Identitas Klien
Nama : An. M
Tanggal Lahir : 06 Mei 2008
Umur : 11 tahun 6 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Suku : Batak
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Holis Permai III Komp. 44 Bandung Kulon
No. RM : 01.424.518
Tanggal Masuk : 02-12-2019
Tanggal dikaji : 02-12-2019
Diagnosa : Obs Febris + Typhoid

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. H
Hubungan dengan klien : Ayah
Alamat : Holis Permai III Komp. 44 Bandung
Kulon

2. Keluhan Utama : Demam


3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Demam sejak 9 hari yang lalu, demam naik-turun, demam naik saat malam
hari demam turun apabila minum obat demam dan kompres, tidak lama
demam naik lagi dirasakan di seluruh tubuh. Di sertai mual tidak ada
muntah dan ada batuk sudah 3 hari yang, batuk berdahak tapi sulit
dikeluarkan.
4. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a. Prenatal
Ibu klien tidak mengalami masalah kesehatan saat sedang hamil. Tidak
mengalami preeklamsia, kejang ataupun penyakit lainnya. Klien
dilahirkan pada usia kehamilan 38 minggu.

b. Intranatal
Klien dilahirkan dengan persalinan normal/spontan dan tidak
mengalami penyulit dan gawat janin.
Berat badan lahir : 3700 gram
Panjang badan lahir : 49 cm

c. Postnatal
ASI : Asi sejak lahir sampai 24 bulan.
MPASI : MPASI diberi sejak usia 6 bulan.

5. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Klien hanya pernah batuk dan flu dan tidak pernah dirawat dirumah sakit
sebelumnya.

6. Riwayat Immunisasi
DASAR
BCG 
DPT   
POLIO   
Hep. B   
CAMPAK 
7. Riwayat Keluarga
Keluarga klien tidak memiliki sakit seperti yang dialami oleh klien
sekarang. Keluarga klien juga tidak memiliki riwayat penyakit turunan
seperti hipertensi, DM. keluarga klien juga tidak memiliki riwayat penyakit
menular seperti tuberculosis, hepatitis.

8. Genogram tiga generasi


9. Gambar 3.1 Genogram keluarga tiga generasi

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal Serumah
: Pasien
: Meninggal
: Perkawinan
: Keturunan
10. Pola Aktivitas Sehari-Hari
Tabel 3. Pola Aktivitas Sehari-Hari
No. Jenis Aktivitas Sebelum Sakit Selama Sakit
1. Pola Makan dan
Minum:
Makan
Jenis makanan Nasi, lauk pauk. Bubur
Frekuensi 3x1 hari 3×1 hari
Jumlah makanan 1 piring/porsi Setengah porsi
Makanan pantangan Tidak ada
Gangguan/Keluhan Tidak mengalami Mual tapi tidak muntah
gangguan

Minum Air putih, kopi


Jenis Minuman Air putih: >5 x/hari Air putih
Frekuensi 200cc/sekali minum 3 x/hari
Jumlah minuman Tidak mengalami 200cc/sekali minum
Gangguan/keluhan gangguan Mual tapi tidak muntah

2. Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi 1 x 1 hari Belum BAB
Jumlah
Konsistensi dan warna Lembek dan berwarna
kuning.
Bau Bau feses
Gangguan/keluhan Tidak mengalami Gangguan eliminasi
gangguan fekal
BAK
Frekuensi Tidak terhitung
Jumlah Tidak terhitung
Konsistensi dan warna Kuning jernih
Bau Bau ammonia
Gangguan/keluhan Tidak mengalami
gangguan
3. Pola istirahat/tidur
Siang (waktu, lama, Tidak tidur siang
kualitas/gangguan
istirahat & tidur)
Malam (waktu, lama, 9 jam/hari
kualitas istirahat & tidur)
4. Personal Hygiene
Mandi 2 x/hari 1 x/hari
Cuci rambut 4 x/seminggu 1 x/2 hari
Gosok gigi 2 x/hari 1 x/hari
Ganti pakaian 2 x/hari 2 x/hari
Gunting Kuku 1 x/minggu Belum gunting kuku
Gangguan/masalah Tidak mengami Badan lemas sehingga
gangguan butuh bantuan
5. Pola aktivitas/latihan
fisik
Mobilisasi/jenis aktivitas Sekolah
Waktu/lama/frekuensi ± 10 jam/hari
Gangguan/masalah Tidak mengalami
gangguan
6. Kebiasaan lain
Merokok Tidak merokok Tidak merokok
Alkohol Tidak minum Tidak minum beralkohol
beralkohol

11. Riwayat Sosial


Klien tinggal dengan orang tuanya dan kedua orangtuanya sangat
menyayanginya. Hubungan antara kedua orang tuanya sangat baik, ada
komunikasi antara keluarga. Saat dirawat di rumah sakit anggota keluarga
bergantian dalam menjaga klien.

12. Pemeriksaan Fisik


a. Keadaan umum : tenang
b. Kesadaran
Kualitatif : Compos Mentis
Kuantitatif : Eye ( Spontan) = 4
Verbal (Berorientasi) = 5
Motorik (Spontan) = 6
Total PCS = 15

c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Nadi : 98 kali/menit
Respirasi rate : 24 kali/menit
Suhu : 38,4ºC
Saturasi Oksigen : 98%
Skala Nyeri : 2 (nyeri ringan)

d. Antropometri
Berat badan : 46 Kg
Tinggi Badan : 151 cm
BMI : 20,1 Kg/m2 SD??

e. Pemeriksaan fisik
Tabel 3. Pemeriksaan Fisik Head to Toe
Kepala Simetris, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah
tercabut, tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat lesi,
tidak terdapat ruam, tidak terdapat edema.
Mata Simetris, pupil isokor, sklera anikterik, konjungktiva
anemis, tidak terdapat nystagmus, tidak terdapat
strabismus, ketajaman penglihatan tidak terkaji, mata
tidak cekung, air mata basah.
Hidung Simetris, tidak terdapat sekret, tidak terdapat
pernapasan cuping hidung, pasase udara pada kedua
lubang hidung normal, tidak terdapat epistaksis, tidak
terdapat polip, tidak terdapat lesi, mukosa lembab.
Mulut Simetris, tidak mengalami labioskisis, tidak
mengalami palatoskisis, mukosa lembab, tidak tidak
kotor, bibir simetris, tidak terdapat peradangan pada
tonsil, refleks menelan baik, reflek batuk baik,
terdapat sputum.
Telinga Daun telinga simetris, tidak ada cairan yang keluar
dari telinga, tidak terdapat serumen, tidak mengalami
gangguan pendengaran.
Leher KGB tidak teraba ada pembesaran, kelenjar toroid
tidak teraba ada pembesaran, tidak mengalami deviasi
trakea, tidak mengalami peningkatan JVP.
Thorax Simetris, pengembangan dada kiri dan kanan simetris,
taktil premitus simetris, terdapat ronki, tidak terdapat
stridor, tidak terdapat wheezing, tidak terdapat cracles,
suara napas vesikuler, tidak terdapat retraksi, perkusi
dada sonor, suara jantung lup-dup, tidak terdapat
murmur, tidak terdapat gallop.
Abdomen Datar, tidak terdapat pernapasan abdominal, tidak
terdapat pembengkakan hepar, tidak terdapat hernia,
tidak terdapat asites, tidak terdapat nyeri tekan,
peristaltik 14 x/menit, turgor kembali cepat <3 detik.
Genitalia dan Anus Bersih, tidak terdapat sekret, tidak mengalami
kelainan pada uretra, tidak mengalami hernia, tidak
ada lesi diarea sekitar anus, klien belum BAB sejak 1
hari sebelum masuk rumah sakit.
Ekstremitas Akral teraba hangat, CRT >2 detik, tidak mengalami
clubbing finger, tidak mengalami ptekie, tidak ada
ruam, tidak ada edema. Kulit agak kemerahan.

13. Data Penunjang


a. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal pemeriksaan : 02-12-2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi:
Hematologi B
Hematokrit (HCT) 38 % 40 – 52
Leukosit (WBC) 3.05 103/mm3 4.00 – 10.00
Trombosit (PLT) 142 3
10 /mm 3
150 – 450
Eritrosit (RBC) 4.9 Juta/mm 3
4.4 – 5.9
Basofil 0.0 % 0.0-1.0
Eosinofil 0.0 % 1.0-5.0
Neutrofil Staf 4.0 % 3.0-5.0
Neutrofil Segmen 52.0 % 25.0-60.0
Limfosit 42.0 % 25.0-40.0
Monosit 6.0 % 2.0-10.0

Immunoserologi
Anti Salmonella Positif Negatif
thypi IGM

b. Terapi
No. Nama Obat Aturan Pakai Keterangan
1. Ceftriaxone 2x1 gram Drip NS Indikasi: infeksi karena
Jam 05.30 – 06.30 mikroorganisme yang sensitive
terhadap sefrtriason seperti infeksi
saluran napas terutama
pneumonia, infeksi THT, ginjal
dan ISK, sepsis, meningitis,
infeksi pada pasien dengan
gangguan sistem imun. Profilaksis
infeksi pasca operasi, infeksi
abdomen termasuk gonore.
Efek samping: colitis
pseudomembran: nyeri (IM) dan
flebitis (IV) pada tempat injeksi,
sakit kepala, pusing, ruam kulit,
pruritus, demam atau menggigil,
eosinophilia, leukopenia, anemia
hemolitik, neutropenia,
limfopenia, trombositopenia,
pemanjangan waktu prothrombin,
peningkatan SGOT, SGPT.
2. Sanmol 4x400 mg drip Indikasi: penatalaksanaan jangka
Jam 13.30 pendek nyeri sesudah operasi,
demam jika rute pemberian IV
sebanding secara klinis dengan
pentingnya kebutuhan untuk
mengatasi nyeri atau hiperteremia
dan/atau bila rute pemberian
lainnya tidak mungkin dilakukan.
Efek samping: kurang enak
badan, hipotensi, peningkatan
kadar enzim transaminase hati,
reaksi hipersensitifitas,
trombopenia, leukopenia,
neutropenia, ruam kulit atau
urtikaria, syok anafilatik.
3. Sanmol 500 mg 3x1 tablet peroral Indikasi: pmeredakan nyeri
PRN termasuk sakit kepala, sakit gigi,
demam yang disertai flu dan
setelah imunisasi.
Efek samping: kurang enak
badan, hipotensi, peningkatan
kadar enzim transaminase hati,
reaksi hipersensitifitas,
trombopenia, leukopenia,
neutropenia, ruam kulit atau
urtikaria, syok anafilatik.
4. Prospan Sirup 3x1 cth peroral Indikasi: untuk meredakan batuk,
Jam 7.30 – 8.30 mukolitik.
Jam 12.30 – 13.30 Efek samping: efek laksatif
Jam 21.30 – 22.30 (jarang).
5. Ceftriaxone 3x1 gram Indikasi: infeksi karena
Jam 05.30 – 06.30 mikroorganisme yang sensitive
Jam terhadap sefrtriason seperti infeksi
saluran napas terutama
pneumonia, infeksi THT, ginjal
dan ISK, sepsis, meningitis,
infeksi pada pasien dengan
gangguan sistem imun. Profilaksis
infeksi pasca operasi, infeksi
abdomen termasuk gonore.
Efek samping: colitis
pseudomembran: nyeri (IM) dan
flebitis (IV) pada tempat injeksi,
sakit kepala, pusing, ruam kulit,
pruritus, demam atau menggigil,
eosinophilia, leukopenia, anemia
hemolitik, neutropenia,
limfopenia, trombositopenia,
pemanjangan waktu prothrombin,
peningkatan SGOT, SGPT.
6. Dexamethasone 2x3 mg bolus oplos Indikasi: anti inflamasi,
1:4 dengan NS rheumatik arthritis, alergi
0,9% dermatitits, rhinitis alergi.
Jam 07.30 – 08.30 Efek samping: nafsu makan
meningkat, berat badan
bertambah, perubahan siklus
menstruasi, gangguan tidur,
pusing, sakit kepala, sakit perut,
demam, perubahan emosi, tubuh
mudah lelah, nyeri di tulang sendi
atau otot, pembengkakan di
tungkai, gangguan penglihatan,
tinja berawarna hitam, jantung
berdebar, kejang.

B. Analisa Data
Tabel 3. Analisa Data
Masalah
Data Etiologi
Keperwatan
Ds: Kuman Salmonella typhi masuk Hipertermia
Klien mengatakan panas saluran gastrointestinal
sejak 9 hari sebelum masuk ↓
rumah sakit. Bakteri masuk usus halus
Klien mengatakan pusing. ↓
Inflamasi
Do: ↓
Suhu : 38,4ºC Masuk ke aliran darah
Nadi : 98 x/menit ↓
TD : 90/70 mmHg Endotoksin
RR : 24 x/menit ↓
Kulit kemerahan Terjadi kerusakan sel
Kulit teraba hangat ↓
Merangsang pelepasan zat epirogen
oleh leukosit

Mempengaruhi pusat
thermoregulator di hipotalamus

Hipertermi
Ds: Kuman Salmonella typhi masuk Mual
Klien mengeluh mual tapi saluran gastrointestinal
tidak muntah. ↓
Klien mengatakan tidak Bakteri masuk usus halus
nafasu makan. ↓
Inflamasi
Do: ↓
Masuk ke aliran darah

Inflamasi pada hati dan limfa

Pembesaran limfa

Splenomegaly

Penurunan moblitas usus

Penurunan peristalctic usus

Peningkatan asam lambung

Mual
Ds: Kuman Salmonella typhi yang Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri di masuk ke saluran gastrointerstinal
punggung sampai ke tangan. ↓
Invasi ke jaringan linfid usus halus
Do: (plak peyer) dan jaringan linfoid
ttv mesenterika
Nyeri skala 2 ↓
Klien terlihat meringis Invasi sistem endoteleal (RES)

Demam tifoid

Penyebaran kuman kesaluran
limpatik dan sirkulasi darah sistemik

Kesistem musculoskeletal dan
integumen

Kelemahan fisik umum, malaise,
kram otot, penurunan turgr, tanda
roseola

Nyeri akut
Ds: Virus, bakteri masuk kedalam tubuh Ketidakefektifan
Klien mengatakan batuk ↓ bersihan jalan napas
kadang-kadang Silia dipermukaan saluran napas
mendorong virus
Do: ↓
RR : 24 x/menit Ditangkap oleh refleks spasme laring
Nadi : 98 x/menit ↓
Klien batuk dan terdapat Virus, bakteri gagal ditangkap
sputum. ↓
Suara napas tambahan Virus, bakteri merusak lapisan epitel
(ronkhi) dan lapisan mukosa saluran napas

Kenaikan aktivitas kelenjar mucus
yang banyak di dinding saluran
napas

Penigkatan cairan mukosa saluran
napas

Ketidakefektifan bersihan jalan
napas
Ds: Kuman Salmonella typhi yang Resiko Cedera
Klien mengatakan merasa masuk ke saluran gastrointerstinal
lemas. ↓
Invasi ke jaringan linfid usus halus
Ds: (plak peyer) dan jaringan linfoid
Skor humpty dumpty = mesenterika
Infus terpasang di tangan ↓
kiri. Invasi sistem endoteleal (RES)

Demam tifoid

Penyebaran kuman kesaluran
limpatik dan sirkulasi darah sistemik

Kesistem musculoskeletal dan
integumen

Kelemahan fisik umum, malaise,
kram otot, penurunan turgr, tanda
roseola

Resiko Cedera

C. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi.
2. Mual berhubungan dengan
3. Nyeri Akut berhubungan dengan
4. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan
produksi cairan mukosa.
5. Resiko cedera berhubungan dengan
D. Intervensi Keperawatan
Tabel 3.
No. Diagnosa Intervensi keperawatan
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Hipertermia Tujuan jangka panjang: 1. Observasi tanda-tanda vital. Catat 1. Suhu Rektal dan timpanik paling
3x24 jam setelah dilakukan asuhan adanya peningkatan suhu di bagian mendekati suhu inti tubuh.
0
keperawatan suhu tubuh dalam rektal atau timpanik (>37 C) atau
rentang normal. demam ( 380C)
2. Menganjurkan keluarga dalam 2. Mendorong kehilangan panas
Tujuan jangka pendek: pemberian kompres air hangat mlalui evaporasi dan konduksi
1x24 jam setelah dilakukan asuhan terutama pada lipat paha dan aksila
keperawatan nadi dan respirasi rate 3. Menganjurkan keluarga dalam 3. Mendorong kehilangan panas
dalam rentang normal. membatasi pakaian, gunakan melalui radiasi dan konduksi
1x24 jam asuhan keperawatan tidak pakaian yang longgar, tipis dan
ada perubahan warna kulit ringan 4. Untuk mengganti kehilangan
4. Menganjurkan keluarga dalam cairan melalui perspirasi dan
Kriteria hasil: memberi atau mendorong klien pernafasan
untuk mengkonsumsi cairan atau
minum yang banyak walaupun klien
tidak haus
5. Pertahankan tirah baring 5. Untuk mengurangi kebutuhan
metabolic dan komsumsi oksigen.
6. mengatasi penyebab yang
6. Kolaborasi dokter dalam pemberian mendasari, seperti antibiotik
obat sesuai indikasi untuk mengatasi (untuk infeksi), dan trolen (untuk
penyebab hipertermia malignan).
2. Mual Tupan : setelah dilakukan asuhan 1. Catat kondisi sistemik yang dapat 1. Membantu menentukan
keperawatan dalam 3x24 jam mengakibatkan mual intervensi atau kebutuhan yang
menunjukkan asupan diet yang tepat untuk terapi kondisi yang
adekuat mendasari

Tupen : setelah dilakukan asuhan 2. Beri diet lunak dan kudapan tinggi
keperawatan dalam 1x24 jam karbohidrat dengan penggantian 2. Untuk mengurangi keasaman
menunjukkan klien tidak mengalaim makanan yang dipilih) . lambung dan memperbaiki
mual, kinginan untuk makan ketika asupan zat gizi
sakit atau menerima terapi 3. Anjurkan klien untuk makan porsi
kecil tapi sering.
Kriteria Hasil : 3. Sehingga lambung tidak terasa
Pengendalian mual muntah : terlalu kenyang
tindakan personal untuk 4. Anjurkan klien untuk makan dan
mengendalikan mual dan muntah minum secara perlahan dengan 4. untuk memudahkan pencernaan
Nafsu makan : keinginan untuk mengunyah makanan dengan baik
makan kerika sakit atau menerima
terapi 5. Tinggikan kepala tempat tidur atau
minta klien dudk tegak setelah
makan 5. Untuk meningkatkan pencernaan
dengan gravitasi dan
menghilangkan perasaan begah
6. Lakukan kolaborasi dengan dokter yang dapat menyebabkan mual
untuk menangani kondisi medis 6. Mis infeksi, efek samping obat
yang mendasari ketika penyebab yang merugikan, alergi makanan
mual diketahui ,refluks

7. Beri dan pantau respon terhadap


obat yang digunakan untuk 7. Individu lansia lebih rentan
mengatasi penyebab yang terhadap efek samping obat anti
mendasari mual emetik dan anti ansietas atau
antipsikotik ( mis, sedasi
berlebihan, gerakan
ekstrapiramidal ), dan ada
8. Beri antiemetik pada jadwal yang
peningkatan resiko aspirasi pada
teratur sebelum, selama dan setelah
klien yang disedasi
pemberian angesn antineoplastik
8. Agens antiemetik dapat diberikan
atau terapi radiasi sesuai indikasi.
sebagai profilaksis untuk
mencegah atau membatasi
keparahan mual dan muntah

3. Nyeri Akut 1. Observasi tanda-tanda vital. Catat 1. Untuk menunjukkan perbaikan


skala nyeri yang menunjukkan status atau mengidentifikasi
perburukan. perburukan kondisi yang
mendasari
Tupan : setelah dilakukan asuhan 2. Meningkatkan rasa nyaman dan
keperawatan dalam 3x24 jam 2. Beri atau tingkatkan manajemen mengalihkan perhatian klien
diharapkan tidak ada nyeri yeri non farmakologis misalnya terhadap nyeri yang dirasakan
latihan relaksasi nafas dalam atau
Tupen : setelah dilakukan asuhan teknik distraksi 3. Memberi dukungan tambahan
keperawatan dalam 1x24 jam 3. Libatkan klien dan keluarga pada kepada klien dan meningkatkan
menunjukkan klien akan melaporkan program manajemen nyeri kemungkinan pencapaian tujuan
nyeri berkurang, mengikuti program ketika pihak yang terlibat
farmakologis yang diresepkan memahami proses

Kriteria Hasil : 4. Anjurkan klien unuk istrahat yang 4. Untuk mencegah keletihan yang
Pengendalian nyeri : tindakan adekuat dapat mengganggu kemampuan
personal untuk mengendalikan nyeri dalam menangani atau mengatasi
nyeri

5. Kolaborasi dengan dokter untuk 5. Manajemenn farmakologis

manjemen nyeri dengan membantu mengurangi rasa nyeri


farmakologis yang dialami oleh klien

6. Untuk mempertahnkan tingkat


nyeri yang dapat diterima, jenis
obat yang diberikan tergantung
pada jenis dan keparahan nyeri

4. Ketidakefektifan Tujuan jangka panjang: 1. Pantau tanda-tanda vital 1. Untuk memastikan status
bersihan jalan napas 3x24 jam setelah diberi asuhan 2. Catat kemampuan atau keefektifan kesehatan klien dan yang
keperawatan dapat menunjukkan untuk batuk. menunjukkan perburukan gawat
bersihan jalan napas yang efektif 3. Tinggikan kepala tempat tidur atau napas.
ubah posisi. 2. Fungsi batuk dapat melemah
Tujuan jangka pendek: 4. Dorong pemberian cairan hangat. atau menjadi tidak efektif.
1x24 jam setelah dilakukan asuhan 5. Dorong dan instruksikan klien 3. Untuk mencegah muntah disertai
keperawatan frekuensi napas tidak untuk latihan napas dalam dan aspirasi kedalam paru.
ada gangguan. batuk terarah, beri penyuluhan 4. Hidrasi hangat dapat membantu
6. Kolaborasi pemberian mencairkan sekresi yang kental
Kriteria hasil: farmakoterapi golongan mukolitik dan memperbaiki pebersihan
Batuk efektif sekresi.
Mengeluarkan sekret secara efektif 5. Terapi untuk mengencerkan
Mempunyai jalan napas yang paten dahak.
E. Implementasi dan Evaluasi
No Hari/Tanggal/ Implementasi Evaluasi TTD
Waktu
1. Senin/02-12- 07.00
2019 S:
23.30 - Menerima pasien baru dari IGD dengan diagnosa observasi febris + Orang tua klien mengatakan klien panas,
Thypoid fever. DPJP dr.P, kamar 1.3. tidak nafsu makan akibat mual, mengeluh
R/ sakit badan, dan batuk
Klien dari IGD menggunakan kursi roda tampak lemas dan tenang, O:
menggunakan infus RA 1500 cc/hari Keadaan umum klien lemah, kesadaran
23.35 - Mengkaji Keadaan umum klien compos mentis, akral hangat, nadi teraba
R/ kuat, TD: 110/70 mmHg, N: 89 x/menit,
Keadaan umum klien lemah, kesadaran compos mentis, akral hangat, RR: 20 x/menit, S: 36,40C, SpO2: 99%,
nadi kuat, suhu tubuh belum stabil, adanya mual Skala nyeri: 3, infuse RA 1500 cc/hari,
23.40 - Mengobservasi tanda-tanda vital ada batuk, dan adanya mual
R/ A:
0
TD: 110/70 mmHg, N: 92 x/menit, RR: 20 x/menit, S: 36,8 C, SpO2: - Hipertermi belum teratasi
98%, Skala nyeri: 3 - Mual belum teratasi
23.45 - Mengedukasi keluarga dalam pemberian kompres hangat bila demam - Nyeri akut belum teratasi
R/ - Ketidakefektifan jalan napas
Orang tua klien kooperatif dan memahami edukasi yang di berikan belum teratasi
23.50 - Memfasilitasi keluarga dalam pemberian kompres air hangat P:
R/ Lanjutkan intervensi keperawatan dengan:
Keluarga langsung mendemonstrasikan edukasi yang di berikan - Observasi tanda-tanda vital
24.00 - Mengobservasi batuk klien - Edukasi keluarga dalam
R/ pemberian kompres air hangat
Klien masih batuk tapi susah mengeluarkan dahak - Observasi Intake / Output
01.00 - Mengobservasi istirahat/tidur klien - Edukasi keluarga dalam
R/ memberikan makan porsi kecil tapi
Klien tampak tenang dan tidur sering
05.00 - Merapihkan tempat tidur pasien - Ajarkan klien batuk efektif
R/ klien tampak tenang, nyaman dan bersih - Lakukan manajemen nyeri: Tarik
05.05 - Mengajarkan klien batuk efektif nafas dalam
R/ - Kolaborasi deokter dalam
Klien kooperatif dan mendemonstrasikan edukasi yang diberikan pemberian obat
06.00 - Mengobservasi tanda-tanda vital
R/
TD: 110/70 mmHg, N: 89 x/menit, RR: 20 x/menit, S: 36,4 0C, SpO2:
99%, Skala nyeri: 3
07.15 - Operan shift
R/
Pasien atas nama An. M kamar 1.3 dengan diagnosa observasi febris
ec. Suspect tifoid fever. DPJP dr. P, infuse RA 1500 cc/hari
2. Selasa / 03-12- 07.00
2019 S:
07.15 - Operan shift Orang tua klien mengatakan klien masih
R/ panas, tidak nafsu makan akibat mual,
Pasien atas nama An. M kamar 1.3 dengan diagnosa observasi febris mengeluh masih sakit badan, dan batuk
ec. Suspect tifoid fever. DPJP dr. P, infuse RA 1500 cc/hari turun O:
menjadi 1000 cc/hari Keadaan umum klien lemah, kesadaran
08.00 - Observasi tanda-tanda vital compos mentis, akral hangat, nadi teraba
R/ kuat, TD: 100/70 mmHg, N: 92 x/menit,
0
TD: 110/70 mmHg, N: 102 x/menit, RR: 20 x/menit, S: 36,9 C, SpO2: RR: 21 x/menit, S: 38,50C, SpO2: 98%,
98%, Skala Nyeri: 2 Skala Nyeri: 2, infuse RA 1000 cc/hari, ada
10.00 - Observasi suhu pasien batuk, dan adanya mual
R/ A:
0
S: 37 C - Hipertermi belum teratasi
10.05 - Mengobservasi nyeri klien - Mual belum teratasi
R/ - Nyeri akut belum teratasi
Klien mengatakan nyeri badan masih terasa, klien tampak tenang - Ketidakefektifan jalan napas
10.07 - Edukasi dalam melakukan manajemen nyeri: Tarik nafas dalam belum teratasi
R/ P:
Klien memahami edukasi dan mendemonstrasikan edukasi yg di Lanjutkan intervensi keperawatan dengan:
berikan - Observasi tanda-tanda vital
11.00 - Mengajarkan klien batuk efektif
R/ - Edukasi keluarga dalam
Klien kooperatif dan mendemonstrasikan edukasi yang diberikan pemberian kompres air hangat
11.55 - Pemberian obat antipiretik: Sanmol 400 mg = 40 cc / jam - Observasi Intake / Output
R/ - Edukasi keluarga dalam
Sanmol masuk, tidak ada tanda alergi obat memberikan makan porsi kecil tapi
12.00 - Mengobseravasi tanda-tanda vital klien sering
R/ - Ajarkan klien batuk efektif
TD: 100/70 mmHg, N: 92 x/menit, RR: 21 x/menit, S: 38,5 0C, SpO2: - Edukasi dalam melakukan
98%, Skala Nyeri: 2 manajemen nyeri: Tarik nafas
12.05 - Mengobservasi Intake / Output dalam
R/ - Kolaborasi dokter dalam
BAK = 0, BAB = 0, minum = 200 ml pemberian obat
12.15 - Memberikan edukasi untuk memakan buah Pepaya dan minum air yang
banyak
R/
Keluarga klien kooperatif dan memahami edukasi yang diberikan
12.20 - Mengobservasi makan dan mual klien
R/
Klien tidak nafsu makan, makan sedikit hanya setengah porsi dan mual
masih terasa
13.00 - Edukasi keluarga dalam memberikan makan porsi kecil tapi sering
R/
Keluarga memahami edukasi yang diberikan
13.35 - Mengganti cairan Infusan RA 1500 cc/hari
R/
Klien tampak tenang, tidak ada plebitis
14.30 - Operan shift
R/
Pasien atas nama An. M kamar 1.3 dengan diagnosa tifoid fever. DPJP
dr. P, infuse turun jadi RA 1000 cc/hari, diet nasi biasa, sanmol bila
habis ganti sanmol tab 500mg
3. Selasa / 03-12- 21.00
2019 S:
15.00 - Operan shift Orang tua klien mengatakan klien masih
R/ panas, tidak nafsu makan akibat mual,
Pasien atas nama An. M kamar 1.3 dengan diagnosa tifoid fever. DPJP mengeluh masih sakit badan, dan batuk
dr. P, infuse turun jadi RA 1000 cc/hari, diet nasi biasa, sanmol bila O:
habis ganti sanmol tab 500mg Keadaan umum klien lemah, kesadaran
16.05 - Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital compos mentis, akral hangat, nadi teraba
R/ kuat, TD: 100/80 mmHg, N: 100 x/menit,
0
TD: 100/70 mmHg, N: 75 x/menit, R: 26x/menit, S: 36,5 C, skala R: 26 x/menit, S: 37,6 ‘C, SpO2: 98%, skala
nyeri: 2 nyeri: 2, infuse RA 1000 cc/hari, ada batuk,
16.10 - Mengobservasi keadaan umum pasien dan adanya mual
R/ A:
Klien tampak tenang, kesadaran compos mentis, akral hangat, dan - Hipertermi belum teratasi
denyut nadi teraba kuat - Mual belum teratasi
- Menganjurkan keluarga untuk mendorog pasien banyak minum - Nyeri akut belum teratasi
16.15 R/ - Ketidakefektifan jalan napas
Keluarga kooperatif dan memahami informasi yang diberikan belum teratasi
- Mengobservasi makan klien dan mual P:
16.40 R/ Lanjutkan intervensi keperawatan dengan:
Klien tidak nafsu makan, makanan habis setengah porsi, mual - Observasi tanda-tanda vital
berkurang - Edukasi keluarga dalam
- Observasi suhu tubuh pasien pemberian kompres air hangat
17.00 R/ - Observasi Intake / Output
S: 37,6 O C - Edukasi keluarga dalam
- Mengedukasi keluarga dalam pemberian kompres hangat bila demam memberikan makan porsi kecil tapi
17.05 R/ sering
Orang tua klien kooperatif dan memahami edukasi yang di berikan - Ajarkan klien batuk efektif
- Memfasilitasi keluarga dalam pemberian kompres air hangat - Edukasi dalam melakukan
17.10 R/ manajemen nyeri: Tarik nafas
Keluarga langsung mendemonstrasikan edukasi yang di berikan dalam
- Memberikan terapi obat prospan syr - Kolaborasi dokter dalam
17.45 R/ pemberian obat
Obat diminum klien, tidak ada tanda alergi obat
- Mengobservasi batuk klien
18.00 R/
Keluarga klien mengatakan klien masih batuk tapi dahak sudah bisa
keluar
- Observasi tanda-tanda vital
20.00 R/
TD: 100/80 mmHg, N: 100 x/menit, R: 26 x/menit, S: 37,6 ‘C, SpO2:
98%, skala nyeri: 2
- Memberikan obat antipiretik: sanmol 500 mg melalui oral
20.05 R/
Klien meminum obat, tidak ada tanda alergi obat
- Mengedukasi keluarga dalam pemberian kompres air hangat
20.10 R/
Keluarga kooperatif dan memahami edukasi yang diberikan
- Memfasilitasi keluarga dalam pemberian kompres air hangat
21.00 R/
Keluarga mendemonstrasikan kompres air hangat
- Operan shift
21.15 R/
Pasien atas nama An. M kamar 1.3 dengan diagnosa tifoid fever. DPJP
dr. P, infuse turun jadi RA 1000 cc/hari, diet nasi biasa, sanmol tab
PRN terakhir di beri jam 20.00
4. Selasa / 03-12- 07.00
2019 S:
21.00 - Operan shift Orang tua klien mengatakan klien masih
R/ panas naik turun, tidak nafsu makan, mual
Pasien atas nama An. M kamar 1.3 dengan diagnosa tifoid fever. DPJP mulai berkurang, masih sakit badan, dan
dr. P, infuse turun jadi RA 1000 cc/hari, diet nasi biasa, sanmol tab batuk
PRN terakhir di beri jam 20.00 O:
21.30 - Mengobservasi makan dan mual klien Keadaan umum klien lemah, kesadaran
R/ compos mentis, akral hangat, nadi teraba
Keluarga mengatakan klien makan ½ porsi dan mual mulai berkurang kuat, TD: 100/70 mmHg, N: 75 x/menit,
21.35 - Mengobservasi batuk klien RR: 20 x/menit , S: 36,40C, SPO2: 99%,
R/ Nyeri: 2, infuse RA 1000 cc/hari, ada batuk,
Klien mengatakan batuk masih ada, sputum keluar dan adanya mual
21.40 - Mengukur tinggi badan pasien A:
R/ - Hipertermi belum teratasi
TB: 150 cm - Mual belum teratasi
22.00 - Mengobservasi tanda-tanda vital - Nyeri akut belum teratasi
R/ - Ketidakefektifan jalan napas
0
TD: 90/60 mmHg, N:85 x/menit, RR: 20 x/menit, S: 37,8 C SPO2: 98%, belum teratasi
Skala nyeri: 2 P:
23.00 - Mengedukasi keluarga untuk selalu memasang bedplang Lanjutkan intervensi keperawatan dengan:
R/ - Observasi tanda-tanda vital
Keluarga kooperatif dan memahami edukasi yang diberikan - Edukasi keluarga dalam
24.00 - Mengobservasi tanda-tanda vital pemberian kompres air hangat
R/ - Observasi Intake / Output
0
TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, S: 37,8 C, SPO2: - Edukasi keluarga dalam
98%, Skala nyeri: 2 memberikan makan porsi kecil tapi
24.05 - Menganjurkan keluarga untuk melalukan kompres air hangat sering
R/ - Ajarkan klien batuk efektif
Keluarga klien kooperatif dan memahami edukasi yang di berikan - Edukasi dalam melakukan
24.10 - Memfasilitasi keluarga dalam pemberian kompres air angat manajemen nyeri: Tarik nafas
R/ dalam
Keluarga mendemonstrasikan kompres air hangat - Kolaborasi dokter dalam
01.25 - Mengobservasi istirahat / tidur pasien pemberian obat
R/
Klien sering terbangun
01.35 - Mengganti cairan infuse RA 1000 cc/hari
R/
Klien tampak tenang, tidak ada phlebitis
03.00 - Mengobservasi tanda-tanda vital
R/
TD: 100/70 mmHg, N: 74 x/menit, RR: 20 x/menit , S: 380C, SpO2:
99%, Nyeri: 2
03.05 - Menganjurkan keluarga untuk melalukan kompres air hangat
R/
Keluarga klien kooperatif dan memahami edukasi yang di berikan
03.10 - Memfasilitasi keluarga dalam pemberian kompres air angat
R/
Keluarga mendemonstrasikan kompres air hangat
03.30 - Memberikan obat antipiretik: Sanmol tab melalui oral
R/
Obat diminum, tidak ada tanda-tanda alergi
05.00 - Mengobservasi tanda-tanda vital
R/
TD: 100/70 mmHg, N: 75 x/menit, RR: 20 x/menit , S: 36,40C, SPO2:
99%, Nyeri: 2
05.05 - Mengobsevasi intake / output
R/
BAB = 0, BAK = 3 kali, minum 300 ml
06.00 - Merapihkan tempat tidur pasien dan Memfasilitasi keluarga dalam
melakukan personal hygine
R/
Klien tampak tenang, nyaman dan bersih
07.00 - Operan shift
R/
Pasien atas nama An. M kamar 1.3 dengan diagnosa tifoid fever. DPJP
dr. P, infuse RA 1000 cc/hari, sanmol tab terakhir di beri pukul 03.30
5. Rabu / 04-12- 14.00
2019 S:
07.00 - Operan shift Orang tua klien mengatakan klien panas
R/ naik turun, mual sudah tidak terasa, sakit
Pasien atas nama An. M kamar 1.3 dengan diagnosa tifoid fever. DPJP badan sudah tidak terasa, dan batuk masih
dr. P, infuse RA 1000 cc/hari, sanmol tab terakhir di beri pukul 03.30 ada
08.00 - Mengobservasi tanda-tanda vital O:
R/ Keadaan umum klien lemah, kesadaran
TD: 100/70 ; N : 77 x/menit : RR : 20 x/menit, S: 36,50C, SpO2: 99%, compos mentis, akral hangat, nadi teraba
Sekala nyeri: 0 kuat, R/ TD: 100/70 ; N : 102 x/menit; RR:
08.10 - Mengobservasi Intake/Output 20 x/menit, S: 36,50C, SpO2: 97%, Skala
R/ nyeri: 0, infuse RA 1000 cc/hari, ada batuk,
BAK = 0, BAB = 0, minum 200 ml dan mual tidak ada
08.15 - Mengobservasi makan dan mual klien A:
R/ - Hipertermi belum teratasi
Klien makan habis ¾ porsi dan mual sudah tidak ada - Mual teratasi sebagian
08.20 - Mengedukasi keluarga dalam memberikan makan porsi kecil tapi - Nyeri akut teratasi sebagian
sering - Ketidakefektifan jalan napas
R/ belum teratasi
Keluarga memahami edukasi yang diberikan P:
09.00 - Mengobservasi batuk klien Lanjutkan intervensi keperawatan dengan:
R/ - Observasi tanda-tanda vital
Batuk mulai berkurang dan dahak keluar - Edukasi keluarga dalam
10.00 - Mengobsevasi suhu klien pemberian kompres air hangat bila
R/ demam
S: 370C - Observasi Intake / Output
11.00 - Memberikan obat antipiretik: Sanmol tab pada klien melalui oral - Edukasi keluarga dalam
R/ memberikan makan porsi kecil tapi
Obat di makan, tidak ada tanda-tanda alergi sering
12.00 - Mengobservasi tanda tanda vital klien - Ajarkan klien batuk efektif
R/ - Edukasi dalam melakukan
R/ TD: 100/70 ; N : 102 x/menit : RR : 20 x/menit, S: 36,5 0C, SpO2: manajemen nyeri: Tarik nafas
97%, Sekala nyeri: 0 dalam
- Mengobservasi intake / output klien - Kolaborasi dokter dalam
R/ pemberian obat
BAB = 0, BAK = 4 kali, minum 500 ml
12.30 - Mengobservasi makan klien dan mual
R/
Nafsu makan sudah membaik, makan ¾ porsi, mual sudah tidak ada
13.00 - Mengganti cairan Infusan RA 1500 cc/hari
R/
Klien tampak tenang, tidak ada phlebitis
14.00 - Overan shift
R/
Pasien atas nama An. M kamar 1.3 dengan diagnosa tifoid fever. DPJP
dr. P, infuse RA 1000 cc/hari, bila demam ≥ 370C diberi Cefriaxone 3
ml 1 gr IV cairkan dengan NaCL 0,9% 30cc, sanmol tab terakhir di beri
pukul 11.00
6. Rabu / 04-12- 21.00
2019 S:
14.00 - Operan shift Orang tua klien mengatakan panas masih
R/ naik turun, mual tidak ada, sakit badan
Pasien atas nama An. M kamar 1.3 dengan diagnosa tifoid fever. DPJP sudah tidak ada, dan batuk ada
dr. P, infuse RA 1000 cc/hari, bila demam ≥ 370C diberi Cefriaxone 3 O:
ml 1 gr IV cairkan dengan NaCL 0,9% 30cc, sanmol tab terakhir di beri Keadaan umum klien lemah, kesadaran
pukul 11.00 compos mentis, akral hangat, nadi teraba
15.00 - Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital kuat, TD : 100/70 mmHg ; N : 102 x/menit
R/ ; RR : 20 x/menit ; SB : 37,30C, SpO2 : 98
TD : 100/60 mmHg ; N : 100 x/menit ; RR : 20 x/menit ; SB : 36,30C, %, Skala nyeri: 0, infuse RA 1000 cc/hari,
SpO2 : 97 %, Sekala nyeri: 0 ada batuk, dan mual tidak ada
15.05 - Mengobservasi makan klien dan mual A:
R/ - Hipertermi belum teratasi
Keluarga mengatakan makan habis 1 porsi dan mual tidak ada - Mual sudah teratasi
15.30 - Menganjurkan keluarga untuk mendorong pasien banyak minum - Nyeri akut sudah teratasi
R/ - Ketidakefektifan jalan napas
Keluarga memhamai edukasi, minum klien mulai meningkat belum teratasi
17.55 - Mengobservasi batuk klien P:
R/ Lanjutkan intervensi keperawatan dengan:
Keluarga klien mengatakan batuk masih ada tapi mulai berkurang - Observasi tanda-tanda vital
18.00 - Memberikan terapi obat prospan syr melalui oral - Edukasi keluarga dalam
R/ pemberian kompres air hangat bila
Klien meminum obat, tidak ada tanda alergi demam
18.15 - Mengobservasi tanda-tanda vital - Observasi Intake / Output
R - Ajarkan klien batuk efektif
TD : 100/70 mmHg ; N : 102 x/menit ; RR : 20 x/menit ; SB : 37,30C, - Kolaborasi dokter dalam
SpO2 : 98 %, Skala nyeri: 0 pemberian obat
18.25 - Mengobservasi intake / output
R/
BAB = 0, BAK = 5 kali, minum 600cc
18.30 - Mengobservasi makan dan mual klien
R/
Klien makan habis 1 porsi dan mual tidak ada
20.00 - Memberikan obat sanmol tab melalui oral
R/
Klien meminum obat dan tidak ada tanda alergi
20.15 - Menganjurkan keluarga untuk melalukan kompres air hangat
R/
Keluarga klien kooperatif dan memahami edukasi yang di berikan
20.20 - Memfasilitasi keluarga dalam pemberian kompres air angat
R/
Keluarga mendemonstrasikan kompres air hangat
21.00 - Operan shift
R/
Pasien atas nama An. M kamar 1.3 dengan diagnosa tifoid fever. DPJP
dr. P, infuse RA 1000 cc/hari
7. Rabu / 04-12- 07.00
2019 S:
21.00 - Operan shift Orang tua klien mengatakan klien masih
R/ panas, dan batuk berdahak
Pasien atas nama An. M kamar 1.3 dengan diagnosa tifoid fever. DPJP O:
dr. P, infuse RA 1000 cc/hari Keadaan umum klien lemah, kesadaran
22.00 - Mengobservasi tanda-tanda vital compos mentis, akral hangat, nadi teraba
R/ kuat, TD: 100/70 mmHg, N: 74 x/menit,
TD: 110/70 mmHg, N: 92 x/menit, RR: 20 x/menit, S: 36,80C, SpO2: RR: 20 x/menit , S: 36,70C, SpO2: 99%,
98%, Skala nyeri: 0 Nyeri: 0, infuse RA 1000 cc/hari, ada batuk,
22.30 - Mengedukasi keluarga untuk selalu memasang bedplang dan tidak ada mual
R/ A:
Keluarga kooperatif dan memahami edukasi yang diberikan - Hipertermi belum teratasi
24.00 - Mengobservasi tanda-tanda vital - Mual sudah teratasi
R/ - Nyeri akut sudah teratasi
0
TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, S: 36,6 C, SPO2: - Ketidakefektifan jalan napas
99%, Skala nyeri: 0 belum teratasi
01.00 - Mengobservasi istirahat / tidur pasien P:
R/ Lanjutkan intervensi keperawatan dengan:
Klien tertidur lelap, klien tampak tenang - Observasi tanda-tanda vital
01.40 - Mengganti cairan infuse RA 1000 cc/hari - Edukasi keluarga dalam
R/ pemberian kompres air hangat jika
Klien tampak tenang, tidak ada phlebitis demam
05.00 - Mengobservasi tanda-tanda vital - Observasi Intake / Output
R/ - Ajarkan klien batuk efektif
0
TD: 100/70 mmHg, N: 74 x/menit, RR: 20 x/menit , S: 36,7 C, SpO2: - Kolaborasi dokter dalam
99%, Nyeri: 0 pemberian obat
05.05 - Mengobsevasi intake / output
R/
BAB = 0, BAK = 3 kali, minum 300 ml
06.00 - Merapihkan tempat tidur pasien dan Memfasilitasi keluarga dalam
melakukan personal hygine
R/
Klien tampak tenang, nyaman dan bersih
07.00 - Operan shift
R/
Pasien atas nama An. M kamar 1.3 dengan diagnosa tifoid fever. DPJP
dr. P, infuse RA 1000 cc/hari

Anda mungkin juga menyukai