Anda di halaman 1dari 106

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN


Tentang
Gambaran Empati Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan
di Ruang Rawat Inap RSUP H. Adam Malik Medan
Bersama ini saya sampaikan kepada bapak/ibu/saudara, bahwa saya:
Nama : Ranafika Butarbutar
NIM : 121101040
Adalah mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara yang akan melakukan penelitian dengan tujuan untuk
mengidentifikasi gambaran empati perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan di ruang rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan.
Saya sebagai peneliti untuk mencapai tujuan penelitian ini, mengharapkan
partisipasi bapak/ibu/saudara sebagai responden untuk mengisi kuisioner yang
akan penelti berikan. Hasil pengisian kuisioner oleh responden, peneliti akan
menjamin kerahasiaan dan tidak ada orang lain yang membacanya selain peneliti
sendiri. Semua data dan informasi yang didapat dari bapak/ibu/saudara akan
digunakan hanya untuk kepentingan penelitian dalam mengembangkan ilmu
keperawatan dan sebagai bukti penelitian yang benar atau sah dalam penelitian.
Keikutsertaan sebagai responden dalam penelitian ini bersifat sukarela,
jika tidak berkenan menjadi responden, bapak/ibu/saudara berhak untuk tidak ikut
berperan serta tanpa sangsi apapun. Apabila bapak/ibu/saudara setuju
berpartisipasi maka saya mohon kesediaannya menandatangani lembar
persetujuan menjadi responden.
Demikian atas partisipasi dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Medan, 2016
Peneliti

Ranafika Butarbutar
121101040

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Peneliti:
Ranafika Butarbutar
121101040

Berdasarkan permohonan dan penjelasan dari peneliti yang sudah


disampaikan kepada saya, bahwa akan dilakukan penelitian tentang Gambaran
Empati Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap
RSUP H. Adam Malik Medan, maka saya bersedia membantu dan berpartisipasi
serta berperan sebagai responden dalam penelitian tersebut. Saya akan
memberikan jawaban yang sesuai dengan pendapat saya dan tidak dipengaruhi
oleh siapapun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya agar
digunakan sebagaimana mestinya oleh peneliti.

Tanda Tangan :

Tanggal :

No. Partisipan : (diisi oleh peneliti)

Universitas Sumatera Utara


KUESIONER

Kode :
Tgl/waktu :
1. Kuesioner Data Demografi
Petunjuk Pengisian:
Isilah titik di bawah ini dan beri tanda checklist (√) pada salah satu kotak □ yang
tersedia sesuai dengan jawaban menurut Anda benar.
1. Umur : ............ Tahun
2. Jenis kelamin :
Perempuan
Laki-laki
3. Agama :
Islam Hindu
Kristen Protestan Budha
Kristen Khatolik Khonghucu
4. Suku
Batak Toba Karo Mandailing Aceh
Jawa Minang Melayu Tionghoa
Lainnya. sebutkan.......
5. Pendidikan
D3
S1
S2
6. Lama Bekerja
< 1 Tahun
1-5 Tahun
> 5 Tahun

Universitas Sumatera Utara


2. Kuesioner Empati Perawat
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda checklist (√) pada salah satu kolom yang tersedia sesuai dengan
jawaban yang paling benar menurut Anda.
a. Jika Anda terus menerus merasakan berarti anda memilih SL (Selalu)
b. Jika Anda lebih banyak merasakan berarti Anda memilih SR (Sering)
c. Jika Anda lebih jarang merasakan berarti Anda memilih KD (Kadang-kadang)
d. Jika Anda tidak pernah merasakan sama sekali berarti Anda memilih TP (Tidak
Pernah)

No Pernyataan SL SR KD TP

1. Saya memanggil pasien dengan nama panggilan


kesukaan pasien.
Saya berinteraksi langsung dengan pasien untuk dapat
2.
mengetahui keadaan pasien.
Penting bagi saya untuk mengetahui apa keluhan-
3.
keluhan yang pasien rasakan.
4 Saya dengan sabar mendengarkan keluhan-keluhan
yang pasien rasakan.
5. Saya memahami apa yang sedang dirasakan oleh
pasien.
6. Saya berusaha memahami perasaan pasien saat
mendengarkan keluhan pasien.
Saya sulit mengerti apa yang disampaikan oleh pasien
7. karena tidak pernah memiliki pengalaman yang sama
sebelumnya.
8. Saya terinspirasi pada pengalaman menarik dari pasien.
Saya berkhayal melakukan hal yang sama dengan yang
9. pasien lakukan untuk dapat merasakan yang pasien
rasakan.
10. Saya mencoba melihat permasalahan pasien dari
perspektif pasien.
Saya dapat mengetahui apa yang sedang dirasakan
11.
pasien dari raut wajah dan cara berbicaranya.
Saya tidak suka bila pasien menceritakan masalah yang
12.
sedang dialaminya.

Universitas Sumatera Utara


13. Saya merasa prihatin bila pasien mengalami masalah.

14. Saya cemas saat seorang pasien sedang dalam kesulitan.


Saya sulit menjalin hubungan dengan pasien dan
15.
keluarganya.
Saya dengan senang hati akan memenuhi kebutuhan
16.
seorang pasien.
Saya merasa terbebani ketika saya tidak mampu
17.
meringankan kesulitan pasien.
Saya senang jika dapat membantu pasien dan
18.
keluarganya.
Saya akan lebih senang membantu seorang pasien jika
19.
diberi imbalan
20. Ketika saya lelah, saya cenderung tidak memperhatikan
pasien.
Saya sulit memahami perasaan pasien ketika saya
21.
sedang memiiki suasana hati yang buruk.
Saya tidak peduli jika pasien dan keluarganya
22.
tersinggung dengan apa yang saya katakan.
Sebelum saya mengatakan sesuatu pada pasien, terlebih
23. dahulu saya akan membawakan diri jika saya yang
berada pada posisi pasien.
Saya memberikan semangat pada pasien untuk segera
24.
sembuh dengan kata-kata motivasi.

25. Saya merawat pasien dengan tulus.

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Uji Validitas

No. Pernyataan
Validator Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Roymond 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100
Liberta 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98
Jenny 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 89
100 67 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 2466.7
2466,7/(25x100) = 0.98668

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
UJI RELIABILITAS

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.860 25

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 1.70 .837 30

VAR00002 3.23 .774 30

VAR00003 3.40 .855 30

VAR00004 3.23 .774 30

VAR00005 3.17 .699 30

VAR00006 3.27 .785 30

VAR00007 2.93 .944 30

VAR00008 2.43 .971 30

Universitas Sumatera Utara


VAR00009 2.00 .947 30

VAR00010 3.03 .765 30

VAR00011 3.13 .860 30

VAR00012 3.20 1.064 30

VAR00013 2.90 .960 30

VAR00014 2.43 .898 30

VAR00015 3.23 .935 30

VAR00016 3.00 .743 30

VAR00017 2.67 .802 30

VAR00018 3.20 .805 30

VAR00019 3.53 .730 30

VAR00020 3.20 .847 30

VAR00021 3.13 .730 30

VAR00022 3.50 .900 30

VAR00023 2.67 .884 30

VAR00024 3.30 .750 30

VAR00025 3.23 1.104 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

VAR00001 73.03 100.723 .268 .859

VAR00002 71.50 93.638 .781 .844

VAR00003 71.33 91.609 .830 .841

VAR00004 71.50 95.086 .679 .847

VAR00005 71.57 96.668 .638 .849

VAR00006 71.47 92.809 .827 .842

VAR00007 71.80 100.372 .246 .860

VAR00008 72.30 106.286 -.065 .871

VAR00009 72.73 113.789 -.434 .882

VAR00010 71.70 104.148 .076 .864

VAR00011 71.60 100.248 .287 .858

Universitas Sumatera Utara


VAR00012 71.53 91.430 .657 .845

VAR00013 71.83 103.247 .090 .866

VAR00014 72.30 109.872 -.253 .875

VAR00015 71.50 94.534 .578 .849

VAR00016 71.73 99.651 .386 .855

VAR00017 72.07 97.926 .463 .853

VAR00018 71.53 94.051 .719 .845

VAR00019 71.20 95.338 .705 .847

VAR00020 71.53 94.464 .653 .847

VAR00021 71.60 96.386 .628 .849

VAR00022 71.23 94.254 .621 .847

VAR00023 72.07 101.375 .212 .861

VAR00024 71.43 96.875 .575 .850

VAR00025 71.50 90.052 .699 .843

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

74.73 105.926 10.292 25

Universitas Sumatera Utara


MASTER TABLE DATA DEMOGRAFI

No. Data Demografi


Resp Umur Jenis oelamin Agama Suku Pendidikan Lama Bekerja
1 41 2 2 2 1 3
2 50 1 2 2 2 3
3 48 1 1 5 1 3
4 44 1 3 1 1 3
5 49 1 3 1 1 3
6 32 1 1 2 1 2
7 50 1 2 9 1 3
8 44 1 3 1 1 3
9 32 1 1 3 2 3
10 39 1 1 2 1 3
11 49 1 3 1 1 3
12 48 1 3 2 1 3
13 31 1 1 1 1 2
14 46 1 2 1 2 3
15 47 1 2 2 2 3
16 35 1 2 1 2 3
17 31 1 1 7 1 2
18 50 1 1 2 2 3
19 27 1 1 7 2 3
20 50 1 3 2 1 3
21 39 1 1 2 1 3
22 30 1 2 4 1 3
23 37 1 2 1 2 3
24 35 1 1 3 2 3
25 34 1 2 1 2 3
26 40 1 1 4 2 3
27 25 1 2 2 1 3
28 34 1 1 3 2 2
29 50 1 2 1 1 3
30 48 1 2 1 2 3
31 37 2 2 1 2 3
32 35 1 2 1 2 3
33 38 2 2 1 1 3
34 48 1 2 1 1 3
35 38 1 1 2 1 3
36 40 1 2 2 2 3
37 50 1 2 1 1 3

Universitas Sumatera Utara


38 36 2 2 2 1 3
39 48 1 2 2 1 3
40 28 1 2 1 1 2
41 47 1 2 1 1 3
42 30 1 1 6 1 3
43 27 2 1 6 2 2
44 26 1 1 9 1 2
45 47 1 1 2 2 3
46 53 1 2 1 1 3
47 36 1 2 1 1 2
48 33 1 1 6 1 2
49 31 1 1 2 1 3
50 40 1 1 1 1 3
51 31 1 1 4 1 1
52 36 1 1 2 1 2
53 40 1 2 1 2 3
54 44 1 1 1 2 3
55 36 1 3 1 2 3
56 50 1 3 9 2 3
57 54 1 3 1 1 3
58 32 1 1 4 2 3
59 42 1 2 1 1 3
60 25 2 1 7 2 2
61 25 1 2 1 1 1
62 43 1 1 1 1 3
63 46 1 2 1 1 3
64 23 1 2 1 1 2
65 43 1 2 1 1 3
66 30 1 2 1 1 3
67 40 1 2 1 3 2
68 37 1 1 1 2 3
69 38 1 1 3 1 3
70 36 1 2 1 2 3
71 52 1 2 1 1 3
72 47 1 3 1 1 3
73 42 1 2 1 2 3
74 45 1 2 9 2 3
75 49 1 2 1 2 3
76 45 1 1 4 1 3
77 42 1 3 1 1 3
78 50 1 2 9 2 3

Universitas Sumatera Utara


79 35 1 2 7 1 3
80 40 1 1 7 2 3
81 45 1 2 1 1 3
82 38 1 3 2 2 3
83 47 1 2 1 2 3
84 37 1 2 1 2 3
85 41 1 2 2 2 3
86 28 1 2 9 1 2
87 27 1 2 1 1 2
88 26 1 2 2 2 2
89 32 1 1 4 2 3
90 32 2 2 1 1 2
91 37 1 2 1 1 3
92 25 1 2 1 1 2
93 27 1 2 1 2 2
94 38 1 2 1 1 3
95 50 1 3 2 1 3
96 30 1 1 4 1 3
97 50 1 2 9 2 3
98 40 1 2 1 1 3
99 23 1 2 1 2 1
100 42 1 2 1 2 3
101 26 1 2 1 2 1
102 39 1 2 1 2 3
103 28 1 2 1 1 2
104 42 1 2 1 2 3
105 24 1 1 3 1 2
106 25 1 3 2 1 2
107 54 1 3 1 1 3
108 40 1 2 2 2 3
109 35 1 2 2 1 3
110 31 1 2 1 1 2
111 32 1 1 4 1 2
112 38 1 1 4 1 3
113 36 1 2 2 1 3
114 49 1 2 1 2 3
115 46 1 2 1 1 3
116 24 1 2 2 2 2
117 38 1 1 1 2 3
118 47 1 2 2 2 3
119 39 1 1 9 2 3

Universitas Sumatera Utara


120 37 1 1 1 1 2
121 27 1 1 3 1 3
122 43 1 2 2 2 3
123 30 1 2 1 1 2
124 39 1 2 2 1 3
125 48 1 2 1 1 3
126 51 1 1 4 1 3
127 29 1 1 4 1 3
128 38 1 2 9 2 3
129 29 1 1 3 1 3
130 49 1 2 2 2 3
131 41 1 3 1 2 3
132 51 1 2 1 1 3
133 44 1 2 2 1 3
134 44 1 2 2 1 3
135 49 1 2 1 1 3
136 33 1 1 4 2 3
137 45 1 1 4 2 3
138 38 1 3 2 2 3
139 28 1 2 9 1 2
140 42 1 2 1 2 3
141 40 1 1 7 1 3

Universitas Sumatera Utara


MASTERSTABLESKUISIONERSEMPATISS

No.S NomorSPernyataanS To Ko
Re 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 talS deS
sp.S 1S 2S 3S 4S 5S 6S 7S 8S 9S 0S 1S 2S 3S 4S 5S 6S 7S 8S 9S 0S 1S 2S 3S 4S 5S

1 1 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 88 3

2 1 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91 3

3 1 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91 3

4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95 3

5 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95 3

6 4 4 4 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 91 3

7 1 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 89 3

8 1 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 89 3

9 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1 4 4 4 3 4 2 4 4 85 3

10 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1 4 4 4 3 4 2 4 4 85 3

11 1 3 3 3 3 3 4 2 1 2 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 79 3

12 1 3 3 3 3 3 4 2 1 2 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 79 3

13 2 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 81 3

14 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 89 3

15 1 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 3 3 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 86 3

16 2 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 81 3

17 2 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 81 3

18 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 90 3

19 2 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 81 3

20 1 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 2 3 4 4 1 4 4 4 3 3 4 4 4 84 3

21 2 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 81 3

22 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 89 3

23 2 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 81 3

24 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 89 3

25 2 3 4 3 3 4 4 3 1 3 3 4 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 79 3

26 1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 91 3

27 1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 91 3

28 1 3 3 2 3 3 2 3 1 1 2 3 3 1 3 3 2 2 4 3 2 3 1 3 3 60 2

29 1 4 4 4 4 3 2 3 1 1 2 3 3 1 3 3 3 3 4 3 2 3 1 3 3 67 2

30 1 2 3 2 1 3 2 3 1 1 2 2 3 1 2 3 3 1 4 3 2 3 1 3 2 54 2

31 2 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 82 3

32 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 78 3

33 3 3 4 2 2 2 4 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 65 2

34 1 4 4 3 4 4 4 1 1 1 2 4 1 1 4 1 1 2 4 4 4 4 2 4 3 68 2

35 3 4 4 3 3 4 3 2 1 2 3 4 3 2 4 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 78 3

36 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 3 1 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 87 3

37 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 94 3

Universitas Sumatera Utara


10
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 3

39 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 3 4 3 1 3 3 4 1 2 3 2 4 3 4 79 3

40 1 4 4 4 4 4 3 1 2 2 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 81 3

41 1 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 2 3 1 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 81 3

42 1 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 88 3

43 1 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 88 3

44 2 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 89 3

45 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 1 4 3 3 4 4 4 87 3

46 1 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 2 2 1 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 80 3

47 1 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 2 2 1 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 80 3

48 4 4 3 4 4 4 4 1 2 4 4 1 4 1 1 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 79 3

49 3 4 3 4 4 3 4 3 2 2 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 85 3

50 1 4 4 4 4 3 1 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 79 3

51 1 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 1 4 4 4 4 1 4 1 4 3 4 4 4 4 82 3

52 2 4 3 3 3 3 3 1 1 2 2 3 2 2 3 3 2 2 4 4 4 4 2 3 4 69 2

53 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 1 1 1 1 4 4 4 79 3
10
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 3

55 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 1 1 1 1 4 4 4 79 3

56 1 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 80 3

57 1 4 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 4 2 1 3 4 3 4 4 4 4 4 71 2

58 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 3 3 3 88 3

59 4 3 3 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 88 3

60 4 4 4 4 4 4 4 1 1 2 4 4 3 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 86 3

61 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 1 3 2 3 3 4 3 3 3 73 2

62 2 4 4 4 3 3 4 3 1 3 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 83 3

63 2 4 4 4 3 3 4 3 1 3 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 83 3

64 4 3 3 3 4 4 3 3 1 3 3 3 4 1 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 4 79 3

65 1 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 1 4 4 86 3

66 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 1 4 4 90 3

67 4 4 4 4 4 4 4 2 1 3 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 89 3

68 4 4 4 4 4 4 4 2 1 3 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 89 3

69 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 3 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 87 3

70 1 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 2 1 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 82 3

71 1 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 1 2 1 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 79 3

72 1 4 4 4 4 3 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 88 3

73 2 2 4 4 4 3 3 2 1 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 3 4 2 4 4 81 3

74 3 4 4 4 4 4 4 3 1 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 90 3

75 4 2 3 4 4 4 1 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 84 3

76 4 2 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 87 3

77 4 2 4 3 4 4 1 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 88 3

78 2 2 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 3 3 4 2 4 4 84 3

Universitas Sumatera Utara


79 4 2 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 87 3

80 4 3 4 4 4 3 1 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 2 4 1 4 4 84 3

81 4 2 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 90 3

82 1 3 4 3 4 3 2 3 1 2 4 2 4 4 2 4 4 3 4 2 2 2 3 3 4 73 2

83 1 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 2 3 1 3 3 1 3 4 2 2 2 2 3 3 61 2

84 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 87 3

85 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 3 4 3 2 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 85 3

86 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 3 4 3 2 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 85 3

87 2 4 4 4 3 4 4 2 1 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 86 3

88 3 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 81 3

89 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 72 2

90 1 4 4 4 4 4 4 2 1 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 85 3

91 1 4 4 4 4 4 4 2 1 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 86 3

92 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 85 3

93 1 4 4 3 3 3 3 4 1 3 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 83 3

94 2 4 4 4 3 4 4 2 1 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 86 3

95 1 4 4 4 4 4 4 1 1 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 87 3

96 1 4 4 3 3 3 3 2 1 3 3 4 2 2 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 73 2

97 2 3 3 4 4 4 4 2 1 2 3 2 1 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 73 2

98 4 4 4 4 4 4 1 4 2 2 4 4 2 2 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 82 3

99 1 4 4 4 4 4 4 1 1 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 86 3
10
0 1 4 4 4 4 4 4 1 1 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 86 3
10
1 1 4 4 3 4 3 4 2 1 2 3 4 2 1 4 3 2 3 4 4 4 4 2 3 3 74 2
10
2 1 4 4 3 4 3 4 1 1 2 3 4 2 1 4 3 2 3 4 4 4 4 2 3 4 74 2
10
3 3 3 3 4 3 3 4 1 1 3 2 4 3 1 4 2 2 2 4 4 4 4 2 3 4 73 2
10
4 2 4 4 4 4 4 1 2 2 4 3 3 2 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 80 3
10
5 1 4 4 4 4 4 3 2 1 2 3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 81 3
10
6 2 4 4 4 4 4 1 2 2 4 3 3 2 2 3 2 2 4 4 4 3 4 3 4 4 78 3
10
7 1 4 4 3 3 3 4 2 1 2 3 3 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 78 3
10
8 1 4 4 3 3 3 4 2 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 75 3
10
9 3 3 2 2 2 2 3 1 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 2 4 4 68 2
11
0 1 4 4 4 4 4 4 3 1 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 89 3
11
1 2 4 4 3 3 3 3 3 1 2 4 4 3 3 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 80 3
11
2 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 93 3
11
3 1 4 4 4 4 4 4 1 1 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89 3
11
4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 89 3
11
5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 96 3
11
6 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 92 3
11
7 2 4 4 4 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 84 3
11
8 4 4 4 3 3 4 4 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 90 3

Universitas Sumatera Utara


11
9 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98 3
12
0 4 4 3 3 3 3 2 2 1 2 3 2 3 2 4 2 1 3 4 4 4 4 3 4 4 74 2
12
1 2 4 3 3 3 3 3 1 3 2 3 2 2 2 4 2 2 3 4 3 4 4 3 4 4 73 2
12
2 1 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 2 3 4 1 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 82 3
12
3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 3 4 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 80 3
12
4 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 79 3
12
5 3 4 3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 2 2 4 79 3
12
6 3 4 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 79 3
12
7 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 1 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 74 2
12
8 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 91 3
12
9 3 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 2 3 3 3 4 79 3
13
0 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 91 3
13
1 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 3 4 1 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 82 3
13
2 1 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 2 3 4 77 3
13
3 4 4 4 4 4 4 1 4 2 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 83 3
13
4 2 3 3 3 3 3 4 4 1 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 87 3
13
5 2 3 3 3 3 3 4 4 1 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86 3
13
6 4 4 4 4 4 4 1 4 2 2 4 4 2 2 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 82 3
13
7 4 4 4 4 3 4 1 4 3 3 4 4 2 2 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 83 3
13
8 2 4 3 3 3 3 3 1 3 2 3 2 2 2 4 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 73 2
13
9 2 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 86 3
14
0 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 86 3
14
1 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 77 3

Universitas Sumatera Utara


GAMBARAN EMPATI PERAWAT

Statistics

KuisionerEmpati

N Valid 141

Missing 0

Mean 2.85

Median 3.00

Minimum 2

Maximum 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Cukup Baik 21 14.9 14.9 14.9

Baik 120 85.1 85.1 100.0

Total 141 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9

N Valid 141 141 141 141 141 141 141 141 141

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2.39 3.68 3.79 3.70 3.65 3.65 3.04 2.64 2.00

Median 2.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 2.00

Minimum 1 2 2 2 1 2 1 1 1

Universitas Sumatera Utara


Statistics

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9

N Valid 141 141 141 141 141 141 141 141 141

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2.39 3.68 3.79 3.70 3.65 3.65 3.04 2.64 2.00

Median 2.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 2.00

Minimum 1 2 2 2 1 2 1 1 1

Maximum 4 4 4 4 4 4 4 4 4

p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17

N Valid 141 141 141 141 141 141 141 141


Missing
0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 3.02 3.36 3.38 3.31 2.84 3.35 3.40 2.80

Median 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 3.00

Minimum 1 1 1 1 1 1 1 1

Maximum 4 4 4 4 4 4 4 4

p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25

N Valid 141 141 141 141 141 141 141 141


Missing
0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 3.72 3.86 3.52 3.40 3.75 3.11 3.61 3.78

Median 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00

Minimum 1 1 1 1 1 1 2 2

Maximum
4 4 4 4 4 4 4 4

Universitas Sumatera Utara


Frequency Table
p1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 49 34.8 34.8 34.8

Kadang-Kadang 27 19.1 19.1 53.9

Sering 26 18.4 18.4 72.3

Selalu 39 27.7 27.7 100.0

Total 141 100.0 100.0

p2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kadang-Kadang 8 5.7 5.7 5.7

Sering 29 20.6 20.6 26.2

Selalu 104 73.8 73.8 100.0

Total 141 100.0 100.0

p3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kadang-Kadang 1 .7 .7 .7

Sering 27 19.1 19.1 19.9

Selalu 113 80.1 80.1 100.0

Total 141 100.0 100.0

p4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kadang-Kadang 4 2.8 2.8 2.8

Sering 34 24.1 24.1 27.0

Selalu 103 73.0 73.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


p4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kadang-Kadang 4 2.8 2.8 2.8

Sering 34 24.1 24.1 27.0

Selalu 103 73.0 73.0 100.0

Total 141 100.0 100.0

p5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 1 .7 .7 .7

Kadang-Kadang 3 2.1 2.1 2.8

Sering 41 29.1 29.1 31.9

Selalu 96 68.1 68.1 100.0

Total 141 100.0 100.0

p6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kadang-Kadang 4 2.8 2.8 2.8

Sering 41 29.1 29.1 31.9

Selalu 96 68.1 68.1 100.0

Total 141 100.0 100.0

p7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Selalu 17 12.1 12.1 12.1

Sering 21 14.9 14.9 27.0

Kadang-Kadang 42 29.8 29.8 56.7

Tidak Pernah 61 43.3 43.3 100.0

Total 141 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


p8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 15 10.6 10.6 10.6

Kadang-Kadang 50 35.5 35.5 46.1

Sering 47 33.3 33.3 79.4

Selalu 29 20.6 20.6 100.0

Total 141 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 51 36.2 36.2 36.2

Kadang-Kadang 48 34.0 34.0 70.2

Sering 33 23.4 23.4 93.6

Selalu 9 6.4 6.4 100.0

Total 141 100.0 100.0

p10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 4 2.8 2.8 2.8

Kadang-Kadang 33 23.4 23.4 26.2

Sering 60 42.6 42.6 68.8

Selalu 44 31.2 31.2 100.0

Total 141 100.0 100.0

p11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 1 .7 .7 .7

Kadang-Kadang 11 7.8 7.8 8.5

Sering 65 46.1 46.1 54.6

Universitas Sumatera Utara


Selalu 64 45.4 45.4 100.0

Total 141 100.0 100.0

p12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Selalu 5 3.5 3.5 3.5

Sering 21 14.9 14.9 18.4

Kadang-Kadang 30 21.3 21.3 39.7

Tidak Pernah 85 60.3 60.3 100.0

Total 141 100.0 100.0

p13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 2 1.4 1.4 1.4

Kadang-Kadang 18 12.8 12.8 14.2

Sering 55 39.0 39.0 53.2

Selalu 66 46.8 46.8 100.0

Total 141 100.0 100.0

p14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 23 16.3 16.3 16.3

Universitas Sumatera Utara


Kadang-Kadang 24 17.0 17.0 33.3

Sering 47 33.3 33.3 66.7

Selalu 47 33.3 33.3 100.0

Total 141 100.0 100.0

p15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Selalu 9 6.4 6.4 6.4

Sering 13 9.2 9.2 15.6

Kadang-Kadang 39 27.7 27.7 43.3

Tidak Pernah 80 56.7 56.7 100.0

Total 141 100.0 100.0

p16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak pernah 1 .7 .7 .7

Kadang-Kadang 14 9.9 9.9 10.6

Sering 54 38.3 38.3 48.9

Selalu 72 51.1 51.1 100.0

Total 141 100.0 100.0

p17

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 18 12.8 12.8 12.8

Universitas Sumatera Utara


Kadang-Kadang 29 20.6 20.6 33.3

Sering 57 40.4 40.4 73.8

Selalu 37 26.2 26.2 100.0

Total 141 100.0 100.0

p18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 2 1.4 1.4 1.4

Kadang-Kadang 5 3.5 3.5 5.0

Sering 23 16.3 16.3 21.3

Selalu 111 78.7 78.7 100.0

Total 141 100.0 100.0

p19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Selalu 5 3.5 3.5 3.5

Sering 1 .7 .7 4.3

Kadang-Kadang 3 2.1 2.1 6.4

Tidak Pernah 132 93.6 93.6 100.0

Total 141 100.0 100.0

p20

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Selalu 2 1.4 1.4 1.4

Universitas Sumatera Utara


Sering 5 3.5 3.5 5.0

Kadang-Kadang 51 36.2 36.2 41.1

Tidak Pernah 83 58.9 58.9 100.0

Total 141 100.0 100.0

p21

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Selalu 2 1.4 1.4 1.4

Sering 14 9.9 9.9 11.3

Kadang-Kadang 50 35.5 35.5 46.8

Tidak Pernah 75 53.2 53.2 100.0

Total 141 100.0 100.0

p22

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Selalu 3 2.1 2.1 2.1

Sering 3 2.1 2.1 4.3

Kadang-Kadang 20 14.2 14.2 18.4

Tidak Pernah 115 81.6 81.6 100.0

Total 141 100.0 100.0

p23

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 6 4.3 4.3 4.3

Kadang-Kadang 21 14.9 14.9 19.1

Sering 65 46.1 46.1 65.2

Selalu 49 34.8 34.8 100.0

Total 141 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


p24

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kadang-Kadang 3 2.1 2.1 2.1

Sering 49 34.8 34.8 36.9

Selalu 89 63.1 63.1 100.0

Total 141 100.0 100.0

p25

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kadang-Kadang 1 .7 .7 .7

Sering 29 20.6 20.6 21.3

Selalu 111 78.7 78.7 100.0

Total 141 100.0 100.0

DATA DEMOGRAFI

Statistics

Umur JenisKelamin Agama Suku Pendidikan LamaBekerja

N Valid 141 141 141 141 141 141

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 38.75 1.05 1.80 2.57 1.43 2.74

Median 39.00 1.00 2.00 2.00 1.00 3.00

Minimum 23 1 1 1 1 1

Maximum 54 2 3 9 3 3

Frequency Table

Statistics

Universitas Sumatera Utara


Umur

N Valid 141

Missing 0

Mean 38.75

Std. Deviation 8.226

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 23 2 1.4 1.4 1.4

24 2 1.4 1.4 2.8

25 5 3.5 3.5 6.4

26 3 2.1 2.1 8.5

27 5 3.5 3.5 12.1

28 4 2.8 2.8 14.9

29 2 1.4 1.4 16.3

30 5 3.5 3.5 19.9

31 5 3.5 3.5 23.4

32 6 4.3 4.3 27.7

33 2 1.4 1.4 29.1

34 2 1.4 1.4 30.5

35 5 3.5 3.5 34.0

36 6 4.3 4.3 38.3

37 6 4.3 4.3 42.6

38 9 6.4 6.4 48.9

39 5 3.5 3.5 52.5

40 9 6.4 6.4 58.9

41 3 2.1 2.1 61.0

42 6 4.3 4.3 65.2

43 3 2.1 2.1 67.4

Universitas Sumatera Utara


44 5 3.5 3.5 70.9

45 4 2.8 2.8 73.8

46 3 2.1 2.1 75.9

47 6 4.3 4.3 80.1

48 6 4.3 4.3 84.4

49 6 4.3 4.3 88.7

50 10 7.1 7.1 95.7

51 2 1.4 1.4 97.2

52 1 .7 .7 97.9

53 1 .7 .7 98.6

54 2 1.4 1.4 100.0

Total 141 100.0 100.0

Interval

N Valid 141

Missing 0

Mean 2.55

Median 3.00

Minimum 1

Maximum 4

Interval Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 28 19.9 19.9 19.9

2 41 29.1 29.1 48.9

3 38 27.0 27.0 75.9

4 34 24.1 24.1 100.0

Total 141 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


JenisKelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Perempuan 134 95.0 95.0 95.0

Laki-Laki 7 5.0 5.0 100.0

Total 141 100.0 100.0

Agama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Islam 45 31.9 31.9 31.9

Protestan 79 56.0 56.0 87.9

Khatolik 17 12.1 12.1 100.0

Total 141 100.0 100.0

Suku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Toba 68 48.2 48.2 48.2

Karo 33 23.4 23.4 71.6

Mandailing 7 5.0 5.0 76.6

Jawa 13 9.2 9.2 85.8

Aceh 1 .7 .7 86.5

Minang 3 2.1 2.1 88.7

Melayu 6 4.3 4.3 92.9

Lainnya 10 7.1 7.1 100.0

Total 141 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Universitas Sumatera Utara


Valid D3 82 58.2 58.2 58.2

S1 58 41.1 41.1 99.3

S2 1 .7 .7 100.0

Total 141 100.0 100.0

LamaBekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <1 tahun 4 2.8 2.8 2.8

1-5 tahun 28 19.9 19.9 22.7

>5 tahun 109 77.3 77.3 100.0

Total 141 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Taksasi Dana Penelitian

1. Proposal

a. Transportasi survey awal Rp. 40.000,-

b. Biaya print kertas proposal Rp. 50.000,-

c. Perbanyakan Proposal Rp. 50.000,-

d. Konsumsi Rp. 150.000,-

2. Pengumpulan dan Pengolahan Data

a. Transportasi Rp. 80.000,-

b. Uji Reliabilita s Rp. 200.000,-

c. Penggandaan Kuesioner Rp. 80.000,-

d. Souvenir penelitian Rp. 150.000,-

e. Izin Penelitian Rp. 200.000,-

3. Persiapan Skripsi

a. Biaya Print, Penggandaan dan Penjilidan Rp. 100.000,-

b. Konsumsi Skripsi Rp. 150.000,-

Jumlah Rp.

1.250.000,-

Universitas Sumatera Utara


Daftar Riwayat Hidup

Nama : Ranafika Butarbutar

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Rantau Kasai, 27 Agustus 1994

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Jamin Ginting Gang Purba No. 1 Padang Bulan

No. HP : 085372525584

Email : ranafikabutarbutar@ymail.com

Nama Ayah : Agus T.P. Butarbutar

Nama Ibu : Ani Saebani br. Sitorus

Riwayat Pendidikan :

a. SD Swt Kita Yadika (2000-2006)

b. SMP Negeri 1 Bandar Perdagangan (2006-2009)

c. SMA Swt RK Abdi Sejati Perdagangan (2009-2012)

d. S1 Ilmu Keperawatan USU Medan (2012-sekarang)

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA
Astari, F. (2012). Hubungan Antara Empati dan Perilaku Prososial pada Perawat
Tenaga Kontrak RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru, Skripsi Psikologi,
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Dharma, K.K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman


Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian). Jakarta: Trans Info
Media

Fatimah., Elita, V., & Wahyuni, S. (2010). Gambaran Tipe Empati Perawat Jiwa
di Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru. Jurnal Keperawatan September
2010, Vol.3, No.2. Retreived September 30, 2015

Goleman, D. (2007). Emotional Intelligence, Mengapa EQ Lebih Penting


daripada IQ. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Harahap, I. A., & Erniyati. (2014). Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi
Edisi 2. Medan: USU

Hasim, N.H., Induniasih., & Asmarani, F. L. (2011). Hubungan Persepsi Pasien


Tentang Empati Perawat dengan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap
RSUD Sleman Yogyakarta. Journal Respati. Retrieved September 10, 2015,
from
journal.respati.ac.id/index.php/medika/article/viewFile/25/21

Hoffman, M.L. (2000). Empathy and Moral Development, Implications for


Caring and Justice. New York: Cambriage University Press

Howe, D. (2015). Empati: Makna dan Pentingnya. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Koestner, R., Franz, C., & Weinberger, J. (1990). The Family Origin of Empathic
Concern: A 26-year Longitudinal Study. Journal of Personality and Social
Psychology, 58, 709-717. Retrieved June 23, 2016, from
ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/

47

Universitas Sumatera Utara


48

Lintas Medan. (2015, 30 December). Ombudsman: Pelayanan di RS Adam Malik


Masih Buruk. Lintas Medan in Kesehatan. Retrieved August 3, 2016, from
lintasmedan.com

Marcysiak, M., Dabrowska, O., & Marcysiak M.B. (2014). Understanding The
Concept of Empathy in Relation to Nursing. Prog Health Sci 2014, Vol 4,
No 2. Retrieved September 18, 2015

Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Musliha. (2009). Komunikasi Keperawatan (plus materi komunikasi terpeutik).


Yogyakarta : Nuha Medika

Noor, J. (2015). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah.
Jakarta: Prenadamedia Group

Penprase, B., Oakley, B., Ternes, R., & Driscoll, D. (2012). Empathy as a
Determining Factor for Nursing Career Selection. Journal of Nursing
Education 2013, Vol. 52, No. 4. Retreived September 18, 2015

Polit, D.F., & Beck, C.T. (2012). Nursing Research: Generating and Assessing
Evidence for Nursing Practice. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins

Priyoto. (2015). Komunikasi & Sikap Empati dalam Keperawatan. Yogyakarta:


Graha Ilmu

Putri, U.F. (2015). Hubungan antara Kemampuan Koping Berfokus Masalah,


Koping Berfokus Emosi, dan Kebutuhan Afilasi dengan Empati Perawat,
Skripsi Psikologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
digilib.uin-suka.ac.id

Universitas Sumatera Utara


49

Rahmadhani, N. (2014). Gambaran Perilaku Empati Perawat Terhadap


Perawatan End Of Life Pasien Kritis Di Ruang ICU RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit I & II, Skripsi Keperawatan, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t36636.pdf

Reynolds, W.J,. & Scoot, B. (2000). Do Nurses and The Professional Helpers
Normally Display Much Empathy?. Journal of Advanced Nursing. 31(1),
226-234, Retrieved June 23, 2016, from
ncbi.nml.nih.gov/pubmed

Rohmah, R. F. (2010). Tingkat Empati dan Sikap Altruistik pada perawat Rumah
Sakit Umum dengan Rumah Sakit Jiwa, Skripsi Psikologi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta
download.portalgaruda.org/article.php?article=4806&val=434

Santjaka, A. T. (2015). Aplikasi SPSS untuk Analisa Data Penelitian Kesehatan.


Yogyakarta: Nuha Medika

Silitonga, E. (2013). Pengaruh Kinerja Kepala Ruangan Terhadap Mutu


Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUP H Adam Malik
Medan, Tesis Keperawatan, Universitas Sumatera Utara

Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta:


Trans Info Media

Suyanto. (2011). Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan.Yogyakarta:


Nuha Medika

Taufik. (2012). Empati Pendekatan Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers

Yahya, S.Z. (2013). Pengaruh Kualitas Pelayanan Keperawatan Terhadap


Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Terpadu RSUP H Adam Malik
Medan, Tesis Keperawatan, Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep


Salah satu
sikap yang
Pelayanan Asuhan dibutuhkan Empati
Keperawatan Keperawatan Perawat

a. Kognitif (memahami
apa yang pasien rasakan) 1.Baik
b. Afektif (merasakan 2.Cukup Baik
dan mengekspresikan 3.Tidak Baik
apa yang pasien rasakan)

Keterangan : : Variabel yang tidak diteliti


: Variabel yang diteliti
Skema 3.1. Kerangka Konseptual

Pelayanan keperawatan dalam praktiknya merupakan pelayanan yang

holistik yang mencakup seluruh kehidupan, yaitu bio-psiko-sosio-spiritual.

Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan tidak akan terlepas dari

asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan yang berkualitas oleh perawat akan

meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Banyak aspek yang dapat

mendukung kualitas asuhan keperawatan ini, salah satunya yaitu perilaku empati

yang dimiliki perawat. Hal ini dikarenakan, perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan harus menjalin hubungan yang baik dengan pasien agar pasien

mampu menerima setiap tindakan yang diberikan oleh perawat.

23

Universitas Sumatera Utara


24

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Empati Kemampuan perawat Kuesioner yang a. Baik = Ordinal

perawat RSUP H. Adam Malik terdiri dari 25 100-75

Medan dalam pernyataan. b. Cukup

memberikan asuhan baik = 74-50

keperawatan untuk c. Tidak baik

memahami dan = 49-25

merasakan apa yang

pasien rasakan serta

mampu mengekspresikan

perasaan yang diterima

dari pasien, dilihat dari

komponen kognitif dan

juga afektif perilaku

empati.

Universitas Sumatera Utara


BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian

deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi empati perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat

H. Adam Malik. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mendapatkan gambaran yang akurat dari suatu fenomena yang diteliti (Suyanto,

2011).

4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

4.2.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja

di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang

berjumlah 217 orang perawat, yang berada di ruang rawat inap Rindu A dan

Rindu B (Bidang Keperawatan RSUP H. Adam Malik, 2015).

4.2.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari populasi perawat

pelaksana yang bekerja di RSUP H. Adam Malik Medan yang diambil

berdasarkan teknik tertentu dan mampu mewakili populasi. Pengambilan

jumlah sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Slovin

(Noor, 2015).

N
=
1 + (N × e )

25

Universitas Sumatera Utara


26

Keterangan:

n : Jumlah sampel

N : Jumlah Populasi

e : Error level (tingkat kesalahan). Catatan: pada penelitian ini peneliti

menggunakan 5% atau 0,05)

Perhitungannya sebagai berikut:

217
n= = 140,7 = 141
1+(217 x 0,0,52 )

Dari rumus tersebut, didapatkan jumlah sampel sebanyak 141 (64,97%)

orang.

4.2.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel 141 orang dari 217 orang perawat adalah

dengan menggunakan teknik accidental sampling dengan sistem kuota

sampel pada setiap ruangan. Perawat di ruang rawat inap Rindu A dan Rindu

B RSUP H. Adam Malik bekerja di ruangan yang berbeda, maka untuk

menentukan jumlah sampel supaya dapat mewakili populasi yang ada maka

jumlah sampel yang diambil dari setiap ruang rawat inap sekitar 64,97% dari

jumlah perawat dari setiap ruangan.

Tabel 4.1. Jumlah Sampel Perawat dari tiap ruangan rawat inap RSUP
H. Adam Malik Medan
Jumlah Perawat Jumlah Sampel
No Ruangan Rawat Inap
Pelaksana Tiap Ruangan
1. RA-1 15 10
2. RA-2 17 11
3. RA-3 17 11
4. RA-4 12 8

Universitas Sumatera Utara


27

5. RA-5 13 8
6. RA-BS (Bedah Saraf) 19 12
7. RB-2 A 17 11
8. RB-2 B 19 12
9. RB-3 21 14
10. RB-4 25 16
11. RB-Perinatologi 21 14
12. RB-1 Obgyn 21 14
TOTAL 217 141
Sumber: Bidang Keperawatan RSUP H. Adam Malik, 2015

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Medan Jln. Bunga Lau No. 17, Medan Tuntungan. Hal ini dipilih peneliti karena

RSUP H. Adam Malik merupakan rumah sakit pendidikan kelas A yang sudah

lulus akreditasi dari Depkes RI dan memiliki sumber daya manusia yang sesuai

standar. Penelitian dilakukan dari bulan September 2015 sampai dengan Juli 2016,

dan pengambilan data dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2016.

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian

Peneliti telah mendapatkan ethical clearence dari Komisi Etik Penelitian

Kesehatan Fakultas Keperawatan USU untuk melakukan penelitian. Peneliti

dalam melakukan penelitian ini terlebih dahulu telah mengajukan surat

permohonan kepada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan USU untuk

mendapatkan izin persetujuan penelitian. Selain itu, peneliti juga telah

mengajukan surat permohonan kepada Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan untuk pengambilan data awal dan melakukan penelitian.

Penelitian ini memiliki beberapa hal yang berkaitan dengan pertimbangan

etik keperawatan. Peneliti terlebih dahulu memberikan penjelasan kepada calon

Universitas Sumatera Utara


28

responden tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Setelah

mendapat penjelasan yang lengkap dan mempertimbangkannya dengan baik,

calon responden kemudian menentukan apakah ikut serta atau menolak sebagai

responden (autonomy). Apabila calon responden bersedia, maka responden

dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon

responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan

memundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini

tidak menimbulkan resiko atau dampak yang merugikan bagi individu yang

menjadi responden. Untuk menghormati privasi dan kerahasiaan catatan mengenai

data responden (confidentiality), peneliti memilih tidak mencantumkan identitas

seperti nama dan alamat responden, tetapi menggunakan nomor kode tertentu

(anonymity) untuk menjaga semua kerahasiaan informasi yang diberikan. Data-

data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan

penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner yang digunakan adalah data untuk mengidentifikasi empati perawat

langsung oleh perawat itu sendiri. Bagian pertama kuesioner yaitu data demografi

responden yang meliputi umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan, dan lama

bekerja.

Bagian kedua berisi kuesioner terkait empati seorang perawat yang diisi

oleh perawat sebagai responden, yang terdiri dari 25 pernyataan yang disusun

sendiri oleh peneliti berdasarkan landasan teori dan konsultasi dengan

Universitas Sumatera Utara


29

pembimbing. Kuisioner yang digunakan peneliti ini menilai empati perawat dari

komponen empati yang utama yaitu kognitif dan afektif. Komponen kognitif

terdiri dari 10 pernyataan, yaitu pada pernyataan nomor 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 15,

dan 23, serta komponen afektif sebanyak 15 pernyataan, yaitu pada pernyataan

nomor 1, 4, 5, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, dan 25.

Kuesioner ini terdiri dari 18 pernyataan positif (1, 2, 3,4, 5, 6, 8, 9, 10, 11,

13, 14, 16, 17, 18, 23, 24, 25) dengan nilai 4 : Selalu; 3 : Sering; 2 : Kadang-

kadang; dan 1 : Tidak pernah, dan 7 pernyataan negatif (7, 12, 15, 19, 20, 21, 22)

dengan nilai 1 : Selalu; 2 : Sering; 3 : Kadang-kadang; dan 4 : Tidak pernah.

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.6.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan syarat mutlak bagi suatu alat ukur agar dapat

digunakan dalam suatu pengukuran (Dharma, 2011). Validitas akan

menunjukkan ketepatan pengukuran suatu instrumen, artinya suatu instrumen

dikatakan valid apabila instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya

diukur. Uji validitas kuesioner ini dengan menggunakan metode validitas

konten yaitu menggunakan validasi dengan menggunakan logika, apakah

kata-kata atau kalimat yang digunakan dalam instrumen tersebut logis sebagai

alat ukur penelitian dan sesuai dengan literatur. Uji validitas ini yaitu uji

Content Validity Index yang dilakukan dengan konsultasi pada ahli sehingga

diperoleh pendapat ahli tersebut tentang instrumen penelitian yang akan

digunakan (Suyanto, 2011). Dan untuk uji validitas instrumen penelitian ini

Universitas Sumatera Utara


30

dilakukan oleh tiga orang ahli, yaitu dua orang Dosen Manajemen

Keperawatan dan satu orang Dosen Keperawatan Jiwa Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara. Hasil uji CVI akan menunjukkan pernyataan

yang sama sekali tidak relevan, pernyataan yang sulit untuk relevansi

sehingga banyak revisi, pernyataan yang relevan dengan sedikit revisi, dan

pernyataan yang sangat relevan dengan tujuan penelitian, dan akan dikatakan

valid jika nilainya ≥0,8 (Polit & Beck, 2012). Hasil dari nilai validitas

penelitian ini adalah 0,987.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dari suatu pengukuran,

apakah pengukuran menghasilkan data yang konsisten jika instrumen

digunakan kembali secara berulang. Uji reliabilitas kuesioner telah dilakukan

di Rumah Sakit Umum Daerah dr Pirngadi Medan pada 30 orang perawat.

Penentuan nilai reliabilitas pada penelitian ini mengunakan program

komputer untuk analisa statistik Cronbach’s alpha. Instrumen dikatakan

reliabel dan dapat digunakan jika memiliki nilai reliabilitas 0,80 – 1,00

(Dharma, 2011). Setelah dilakukan uji reliabilitas, hasil yang didapatkan

adalah instrumen sudah reliabel dengan nilai koefisien 0,86.

4.7 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin dari

pelaksana penelitian dari institusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan USU,

dan meminta izin dari pihak Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik untuk

melakukan penelitian. Pada saat pengumpulan data peneliti menjelaskan tujuan,

Universitas Sumatera Utara


31

manfaat dan prosedur pelaksanaan kepada calon responden dan yang bersedia

berpartisipasi untuk mengisi kuesioner diminta untuk menandatangani informed

consent. Responden yang bersedia mengisi lembar kuesioner diberi kesempatan

untuk bertanya apabila ada pertanyaan yang tidak dipahami. Selesai pengisian

kuesioner oleh para partisipan, peneliti memeriksa kelengkapan data dan jika ada

data yang kurang, dapat langsung dilengkapi. Pengumpulan data dilakukan

sampai jumlah sampel terpenuhi. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini

sebagian tidak dilakukan langsung oleh peneliti, hal ini dikarenakan ada kepala

ruangan yang menyarankan untuk meninggalkan kuisioner sehingga bisa diisi

langsung oleh perawat yang ada. Setelah seluruh data terkumpul, peneliti

melakukan analisis data .

4.8 Analisis Data

Analisis data dilakukan melalui beberapa tahap, yang pertama, editing

yaitu untuk memeriksa kelengkapan data responden dan memastikan semua

pertanyaan telah diisi. Kedua, coding yaitu memberikan kode-kode tertentu pada

setiap data untuk memudahkan dalam melakukan tabulasi data. Ketiga, tabulasi

data yaitu membuat tabel-tabel yang berisikan data-data yang telah diberi kode

sesuai dengan analisa yang dibutuhkan. Kemudian dilakukan pengolahan data

dengan menggunakan program komputer dengan teknik analisis univariat untuk

menganalisa variabel. Analisis univariat dilakukan dengan cara menggambarkan

serinci mungkin data yang diperoleh. Semua hasil yang diperoleh akan

dikelompokkan dan akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan

persentase.

Universitas Sumatera Utara


BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan data hasil penelitian serta pembahasan

mengenai gambaran empati perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di

ruang rawat inap RSUP H Adam Malik Medan yang telah dilaksanakan pada

bulan Mei sampai Juni 2016 pada 141 responden.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Karakteristik Perawat

Responden pada penelitian ini adalah perawat pelaksana yang ada di

ruang rawat inap Rindu A dan Rindu B RSUP H. Adam Malik Medan yang

berjumlah 141 perawat. Adapun hasil penelitian berdasarkan karakteristik

responden meliputi usia, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan terakhir dan

lama bekerja responden. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa rentang usia

respoden terbanyak adalah 31-38 tahun (29,1%), jenis kelamin responden

mayoritas adalah perempuan (95,0%), agama responden sebagian besar adalah

Kristen Protestan (56,0%), suku terbanyak responden adalah batak toba (48,2%),

lebih dari setengah responden berpendidikan terakhir D3 (58,2%), dan sebagian

besar responden bekerja >5 tahun (77,3%). Data demografi dapat dilihat lebih

jelas tabel 5.1 berikut.

32

Universitas Sumatera Utara


33

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Perawat Empati


Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat Inap RSUP H Adam Malik Medan (n=141)

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)


Usia
23-30 tahun 28 19,9
31-38 tahun 41 29,1
39-46 tahun 38 27,0
47-54 tahun 34 24,1
Mean= 38,75 (SD= 8,226)

Jenis Kelamin
Perempuan 134 95,0
Laki-Laki 7 5,0
Agama
Islam 45 31,9
Kristen Protestan 79 56,0
Kristen Khatolik 17 12,1
Suku
Toba 68 48,2
Karo 33 23,4
Mandailing 7 5,0
Jawa 13 9,2
Aceh 1 0,7
Minang 3 2,1
Melayu 6 4,3
Lainnya 10 7,1
Pendidikan Terakhir
D3 82 58,2
S1 58 41,1
S2 1 0,7
Lama Bekerja
<1 tahun 4 2,8
1-5 tahun 28 19,9
>5 tahun 109 77,3
TOTAL 141 100

Universitas Sumatera Utara


34

5.1.2 Hasil Tingkat Empati Perawat

Berdasarkan hasil penelitian, dari 25 pernyataan yang dapat

menunjukkan gambaran empati perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

di ruang rawat inap, diketahui bahwa dari 141 perawat, empati perawat di ruang

rawat inap Rindu A dan Rindu B RSUP H Adam Malik Medan sebanyak 120

perawat (85,1%) dalam kategori baik dan 21 perawat (14,9%) dalam kategori

cukup baik. Hasil tingkat empati perawat ini dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut.

Tabel 5.2. Distibusi Frekuensi Gambaran Empati Perawat di Ruang Rawat


Inap RSUP H Adam Malik Medan (n=141)
Empati Perawat Frekuensi Persentase (%)
Cukup Baik 21 14,9
Baik 120 85,1
TOTAL 141 100

Empati memiliki dua komponen utama, yaitu komponen kognitif dan juga

afektif. Secara terpisah, komponen kognitif dan afektif ini memiliki hasil yang

cukup berbeda. Hasil distribusi frekuensi komponen kognitif empati menunjukkan

ada sekitar 30,5% perawat yang hanya memiliki empati dalam kategori cukup

baik dan 69,5% perawat yang telah memiliki empati dalam kategori baik (Tabel

5.3).

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Gambaran Empati Perawat berdasarkan


Komponen Kognitif (n=141)
Kognitif Empati Perawat Frekuensi Persentase (%)
Cukup Baik 43 30,5
Baik 98 69,5
TOTAL 141 100

Universitas Sumatera Utara


35

Empati secara afektif dalam penelitian ini memiliki hasil yang lebih baik

dibandingkan dengan komponen kognitif. Hal ini dikarenakan 87,9% perawat

sudah memiliki tingkat empati yang baik, sedangkan tingkat empati cukup baik

hanya 12,1% perawat (Tabel 5.4). Meskipun memiliki hasil yang cukup berbeda,

secara keseluruhan komponen kognitif dan afektif ini menunjukkan sebagian

besar perawat sudah memiliki empati yang baik.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Gambaran Empati Perawat berdasarkan


Komponen Afektif (n=141)
Afektif Empati Perawat Frekuensi Persentase (%)
Cukup Baik 17 12,1
Baik 124 87,9
TOTAL 141 100

Empati perawat dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan

pernyataan kuisioner akan dijelaskan pada tabel berikut ini. Hasil penelitian

didapatkan bahwa empati perawat di RSUP H Adam Malik Medan dalam

memberikan asuhan keperawatan dalam kategori baik, hal ini dapat dilihat dari

jawaban-jawaban pernyataan yang telah dijawab oleh perawat. Pada pernyataan

ke 3, diidentifikasi dari 141 perawat sebanyak 113 perawat (80,1%) menyatakan

selalu penting untuk mengetahui keluhan-keluhan penyakit yang pasien rasakan.

Selanjutnya pada pernyataan negatif nomor 19, diidentifikasi bahwa 132 perawat

(93,6%) menyatakan tidak pernah merasa lebih senang membantu seorang pasien

jika diberi imbalan.

Universitas Sumatera Utara


36

Hasil penelitian yang didapatkan, menunjukkan empati perawat dalam

kategori baik sesuai dengan mayoritas jawaban yang diberikan oleh perawat,

namun ada juga item pernyataan yang menunjukkan empati perawat tidak dalam

kategori baik. Pada pernyataan ke 9, diidentifikasi 51 perawat (36,2%)

menyatakan tidak pernah membayangkan atau berkhayal melakukan hal yang

sama dengan yang pasien lakukan untuk dapat merasakan yang pasien rasakan.

Kemudian pada pernyataan nomor 8, ada 50 perawat (35,5%) menyatakan hanya

kadang-kadang mereka terinspirasi pada pengalaman menarik pasien. Untuk lebih

jelas, dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Disribusi Empati Perawat di Ruang Rawat Inap RSUP H Adam
Malik Medan (n=141) per item
Keterangan : SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-Kadang
TP : Tidak Pernah
SL SR KD TP
No. Pernyataan
f (%) f (%) f (%) f (%)
Saya memanggil pasien dengan nama 39 26 27 49
1.
panggilan kesukaan pasien. (27,7) (18,4) (19,1) (34,8)
Saya berinteraksi langsung dengan pasien 104 29 8
2. -
untuk dapat mengetahui keadaan pasien. (73,8) (20,6) (5,7)
Penting bagi saya untuk mengetahui apa 113 2 1
3. -
keluhan-keluhan yang pasien rasakan. (80,1) (19,1) (0,7)
Saya dengan sabar mendengarkan 103 34 4
4 -
keluhan-keluhan yang pasien rasakan. (73,0) (24,1) (2,8)
Saya memahami apa yang sedang 96 41 3 1
5.
dirasakan oleh pasien. (68,1) (29,1) (2,1) (0,7)
Saya berusaha memahami perasaan pasien 96 41 4
6. -
saat mendengarkan keluhan pasien. (68,1) (29,1) (2,8)
Saya sulit mengerti apa yang disampaikan
oleh pasien karena tidak pernah memiliki 17 21 42 61
7.
pengalaman yang sama sebelumnya. (12,1) (14,9) (29,8) (43,3)

Universitas Sumatera Utara


37

SL SR KD TP
No. Pernyataan
f (%) f (%) f (%) f (%)
Saya terinspirasi pada pengalaman 29 47 50 15
8.
menarik dari pasien. (20,6) (33,3) (35,5) (10,6)
Saya berkhayal melakukan hal yang sama
9 33 48 51
9. dengan yang pasien lakukan untuk dapat
(6,4) (23,4) (34,0) (36,2)
merasakan yang pasien rasakan.
Saya mencoba melihat permasalahan 44 60 33 4
10.
pasien dari perspektif pasien. (31,2) (42,6) (23,4) (2,8)
Saya dapat mengetahui apa yang sedang
64 65 11 1
11. dirasakan pasien dari raut wajah dan cara
(45,4) (46,1) (7,8) (0,7)
berbicaranya.
Saya tidak suka bila pasien menceritakan 5 21 30 85
12.
masalah yang sedang dialaminya. (3,5) (14,9) (21,3) (60,3)
Saya merasa prihatin bila pasien 66 55 18 2
13.
mengalami masalah. (46,8) (39,0) (12,8) (1,4)
Saya cemas saat seorang pasien sedang 47 47 24 23
14.
dalam kesulitan. (33,3) (33,3) (17,0) (16,3)
Saya sulit menjalin hubungan dengan 9 13 39 80
15.
pasien dan keluarganya. (6,4) (9,2) (27,7) (56,7)
Saya dengan senang hati akan memenuhi 72 54 14 1
16.
kebutuhan seorang pasien. (51,1) (38,3) (9,9) (0,7)
Saya merasa terbebani ketika saya tidak 37 57 29 18
17.
mampu meringankan kesulitan pasien. (26,2) (40,4) (20,6) (12,8)
Saya senang jika dapat membantu pasien 111 23 5 2
18.
dan keluarganya. (78,7) (16,3) (3,5) (1,4)
Saya akan lebih senang membantu seorang 5 1 3 132
19.
pasien jika diberi imbalan (3,5) (0,7) (2,1) (93,6)
Ketika saya lelah, saya cenderung tidak 2 5 51 83
20.
memperhatikan pasien. (1,4) (3,5) (36,2) (58,9)
Saya sulit memahami perasaan pasien
2 14 50 75
21. ketika saya sedang memiiki suasana hati
(1,4) (9,9) (35,5) (53,2)
yang buruk.
Saya tidak peduli jika pasien dan
3 3 20 115
22. keluarganya tersinggung dengan apa yang
(2,1) (2,1) (14,2) (81,6)
saya katakan.
Sebelum saya mengatakan sesuatu pada
pasien, terlebih dahulu saya akan 6 21 65 49
23
membawakan diri jika saya yang berada (4,3) (14,9) (46,1) (34,8)
pada posisi pasien.
Saya memberikan semangat pada pasien
89 49 3
24. untuk segera sembuh dengan kata-kata -
(63,1) (34,8) (2,1)
motivasi.
111 29 1
25. Saya merawat pasien dengan tulus. -
(78,7) (20,6) (0,7)

Universitas Sumatera Utara


38

5.2 Pembahasan

Empati adalah salah satu aspek penting yang harus dimiliki seorang

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan sesuai kebutuhan

kepada pasien. Pada saat berinteraksi dengan pasien, perawat harusnya tidak

hanya terfokus pada kebutuhan fisik pasien saja tetapi juga harus berfokus pada

psikologis pasien untuk dapat memahami setiap masalah yang ditunjukkan pasien

saat berinteraksi langsung. Empati yang dimiliki seorang perawat pada dasarnya

bertujuan untuk membina hubungan saling percaya dan mempermudah menggali

permasalah pasien, dan kemudian akan mempercepat proses penyembuhan pasien

(Wilkin & Silvester, 2007). Hal inilah yang membuat empati menjadi sangat

penting dalam proses asuhan keperawatan.

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa empati perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rindu A dan Rindu B RSUP H. Adam

Malik Medan pada kategori cukup baik 21 perawat (14,9%) dan kategori baik

sebanyak 120 perawat (85,1%) serta tidak ada perawat yang memiliki kategori

empati yang tidak baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat empati yang

dimiliki perawat di rumah sakit tersebut adalah baik. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Rahmadhani (2014) dan

Hasim, Induniasih dan Asmarani (2011).

Penelitian Rahmadhani (2014) diketahui bahwa gambaran empati perawat

di ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sudah dalam kategori baik.

Besarnya angka pasien yang masuk ruang ICU mengharuskan perawat untuk

memberikan perawatan terbaik menjelang kematian baik bagi pasien maupun

Universitas Sumatera Utara


39

keluarga. Pasien kritis sendiri memiliki kerentanan yang berbeda, yang meliputi

ketidakberdayaan, kelemahan dan ketergantungan terhadap alat bantu sehingga

menyebabkan kerentanan tersebut semakin meningkat. Namun hal ini bukan

berarti perawat di ruang rawat inap dapat mengesampingkan perawatan terbaik

bagi pasien. Oleh sebab itu, perawat harus dapat memberikan pelayanan dalam

berbagai aspek yaitu mencakup aspek bio-psiko-sosial-spiritual, dukungan sosial

dan emosional pasien dan keluarga.

Hasim, Induniasih dan Asmarani (2011) menjelaskan bahwa empati

perawat berhubungan erat dengan komunikasi terapeutik. Apabila perawat mampu

melakukan hubungan interpersonal dengan komunikasi terapeutik pada pasien

secara baik, maka persepsi pasien tentang empati perawat juga akan baik. Dari

penelitian ini dijelaskan pula empati perawat yang dinilai oleh pasien diantaranya

adalah perawat mendengarkan keluhan pasien, memberikan komentar terhadap

apa yang dirasakan pasien, berbicara dengan suara yang lembut, memberikan

informasi yang jelas pada pasien, melayani pasien dengan penuh kesabaran, serta

menghargai dan menghormati pasien dan keluarganya. Hal ini sejalan dengan

hasil penelitian ini, dimana mayoritas perawat mengatakan selalu dibeberapa item

(Tabel 5.5), seperti betapa pentingnya mendengarkan keluhan-keluhan pasien,

merawat pasien dengan tulus, merasa senang ketika dapat membantu pasien dan

keluarga, dengan sabar mendengarkan keluhan pasien, serta menghormati pasien

dan keluarganya dengan tidak menyinggung mereka dengan apa yang dikatakan

perawat.

Universitas Sumatera Utara


40

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya

oleh Fatimah, Elita dan Wahyuni (2010). Penelitian tersebut diketahui bahwa

gambaran empati perawat jiwa di RSJ Tampan Pekanbaru hanya 22,6% perawat

yang memiliki empati yang tinggi, sedangkan perawat dengan empati sedang dan

rendah memiliki jumlah yang sama yaitu 38,6%. Peneliti menjelaskan kurangnya

empati yang dimiliki oleh perawat jiwa di rumah sakit jiwa ini disebabkan oleh

beban kerja yang terlalu tinggi dan motivasi kerja yang rendah sehingga interaksi

perawat dengan pasien menjadi kurang. Putri (2015) juga menambahkan bahwa

beban kerja, kurang penghargaan yang diberikan pada perawat, serta pasien yang

kurang dapat memahami keberadaan perawat sehingga hal tersebut menimbulkan

kondisi stres bagi perawat. Sawitri (2010, dalam Putri 2015) juga mengemukakan

bahwa stres dapat menimbulkan perubahan dalam diri perawat yang akan

menimbulkan tidak terkontrolnya emosi dan juga mengurangi fungsi kognitif

dalam bentuk pelemahan perhatian dan memori jangka pendek, sehingga akan

mempengaruhi kmampuan empati perawat dan akan berdampak pada perlakuan

perawat tersebut pada pasien.

Perilaku dan sikap perawat yang mencerminkan kurangnya empati

perawat, seperti kurang ramah dan kurangnya juga komunikasi yang baik dengan

pasien dan lingkungan sekitar tidak seharusnya dilakukan perawat. Seharusnya

perawat dapat memberikan empati pada pasien untuk meningkatkan pelayanan

yang akan berkontribusi positif terhadap kesehatan pasien. Pentingnya empati

harus dimiliki seorang perawat, mengharuskan perawat juga membutuhkan

kemampuan untuk mengelola emosi yang baik, karena tingkat kepekaan empati

Universitas Sumatera Utara


41

seseorang sangat bergantung pada beberapa faktor termasuk mood dan situasi. Hal

ini mengingat pada kondisi perawat yang sering dihadapkan pada situasi yang

menekan yang berasal dari lingkungan pekerjaan maupun lingkungan keluarga

yang tidak jarang menimbulkan stress pada perawat (Fatimah, Elita dan Wahyuni

2010).

Tinggi rendahnya empati yang dimiliki seseorang, khususnya pada

penelitian ini adalah seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan,

diperngaruhi oleh banyak faktor-faktor, baik dari dalam diri perawat itu sendiri

ataupun dari lingkungannya. Rasa empati yang dimiliki seseorang sebagian besar

merupakan faktor bawaan dari dalam diri sendiri untuk bisa lebih peka terhadap

orang lain. Namun, empati juga dapat ditingkatkan dan dikembangkan dalam

kehidupan seseorang dengan melatih dan meningkatkannya seiring bertambahnya

usia dan kematangan serta pemahaman tentang diri sendiri dan orang lain.

Tingkat empati perawat dalam kategori yang baik pada penelitian ini dapat

dihubungkan dengan karakteristik perawat yang ada. Karakteristik perawat dalam

penelitian ini memiliki rata-rata usia dewasa (39 tahun), mayoritas perawat adalah

perempuan, dan lama berkerja kebanyakan adalah lebih dari 5 tahun. Koestner,

Franz, dan Weinberger (1990) mengatakan kemampuan empati seseorang akan

semakin bertambah dengan meningkatnya usia, hal ini dikarenakan bertambahnya

pemahaman perspektif. Usia perawat yang rata-rata adalah usia dewasa yaitu 39

tahun sudah memiliki pemahaman perspektif yang cukup. Perawat yang mayoritas

berjenis kelamin perempuan juga memiliki perasaan yang lebih peka terhadap

emosi orang lain dan lebih mudah mengekspresikan empatinya secara verbal

Universitas Sumatera Utara


42

dibandingkan laki-laki (Baron & Bryne, 2005). Baiknya tingkat empati perawat di

rumah sakit ini juga dapat dihubungkan dengan perawat yang lebih banyak sudah

bekerja lebih dari 5 tahun. Goleman (2007) menambahkan kemampuan seseorang

untuk mengenal dan berinteraksi dengan lingkungannya akan memungkinkan

seseorang merasakan emosi yang berbeda-beda dari sekitarnya sehingga akan

meningkatkan kemampuan empati seseorang.

Penilaian empati perawat dalam penelitian ini dengan menggunakan 25

pernyataan, yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu kognitif dan afektif.

Secara kognitif, seorang perawat yang berperilaku empati mengetahui apa yang

orang lain rasakan. Pada pernyataan ke 2 dan ke 3, didapatkan bahwa empati

perawat dalam kategori baik dengan nilai rata-rata perawat menjawab selalu

berinteraksi langsung dengan pasien untuk bisa mengetahui keadaan pasien dan

juga penting bagi perawat untuk mengetahui keluhan yang dirasakan pasien.

Namun pada pernyataan ke 9 merupakan pernyataan dengan nilai rata-rata

terendah dimana mayoritas perawat menjawab kadang-kadang saja untuk

membayangkan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan pasien untuk

dapat merasakan apa yang dirasakan pasien tersebut. Perawat mengatakan bahwa

hal ini disebabkan oleh beban kerja berlebihan yang dimiliki oleh perawat,

sehingga mereka mengatakan tidak mempunyai waktu untuk hal tersebut.

Secara afektif, perawat yang berperilaku empati memahami apa yang

orang lain rasakan dan mencoba melakukan sesuatu sebagai bentuk

kepeduliannya. Pada komponen afektif ini, empati perawat dikategorikan baik

sebab rata-rata perawat menjawab tidak pernah merasa lebih senang membantu

Universitas Sumatera Utara


43

pasien jika diberi imbalan dan mengatakan selalu merawat pasien dengan tulus

serta dengan sabar mendengarkan keluhan-keluhan yang pasien rasakan. Tetapi

perawat yang memanggil nama pasien dengan nama panggilan masih rendah,

karena rata-rata perawat hanya menjawab kadang-kadang pada pernyataan ini. Hal

ini dikarenakan perawat ketika berinteraksi dengan pasien masih lebih berfokus

pada fisik saja dan sering melupakan sisi psikologis pasien, karena pasien akan

merasa lebih senang dengan perawat dan lebih mudah menjalin hubungan dengan

pasien saat kita sudah menjalin hubungan saling percaya, salah satunya dengan

menggunakan panggilan kesukaan pasien. Meskipun terbagi menjadi dua

komponen utama, namun empati merupakan konsep yang multidimensional yang

meliputi komponen kognitif dan afektif secara bersama-sama dan tidak dapat

dipisahkan (Richendoller & Weaver, 1994 dalam Taufik, 2012).

Hasil penelitian ini jelas menunjukkan bahwa tingkat empati perawat di

rumah sakit ini baik, namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak komplain

oleh pasien maupun keluarga pasien yang sama sekali tidak puas dengan

pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit ini. Tidak jarang kita akan

menemukan berita, baik dari koran maupun media, yang menunjukkan

ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan yang diterima. Kebebasan masyarakat

saat ini untuk berpendapat, seharusnya dimanfaatkan dengan baik oleh rumah

sakit untuk terus meningkatkan dan melakukan evaluasi tentang kepuasan pasien

terhadap pelayanan kesehatan yang diterima pasien.

Seorang perawat ketika berinteraksi dengan pasien harus berfokus bukan

hanya pada fisik saja tetapi juga psikologis pasien, hal ini untuk memahami setiap

Universitas Sumatera Utara


44

permasalahan yang mungkin ditunjukkan oleh pasien saat berinteraksi. Tetapi

pada kenyataanya perawat sering sekali melupakan kebutuhan psikologis pasien

ini. Reynold dan Scott (2000) mengatakan dalam tulisan mereka bahwa tinggi

rendahnya empati yang diperlihatkan oleh perawat dalam berhubungan dengan

pasien adalah karena rendahnya pengetahuan dan keinginan untuk dapat

mengetahui situasi pasien, serta ketidakseimbangan antara beban kerja dengan

kemampuan, rendahnya motivasi dan kurangnya keinginan perawat untuk

menjalin hubungan dengan pasien.

Universitas Sumatera Utara


BAB 6
KESIMPULAN DAN HASIL

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini secara keseluruhan menunjukkan bahwa

gambaran empati perawat di RSUP H Adam Malik Medan dalam kategori baik.

Empati berdasarkan komponen kognitif dan afektif, secara terpisah juga

menunjukkan bahwa empati perawat di rumah sakit ini sudah dalam kategori baik.

Namun, empati perawat secara kognitif masih lebih rendah dibandingkan dengan

komponen afektif. Secara kognitif, baiknya tingkat empati perawat di rumah sakit

ini dinyatakan oleh keinginan perawat untuk berinteraksi langsung dengan pasien

untuk bisa mengetahui apa yang pasien rasakan, sedangkan secara afektif, perawat

menyatakan merawat pasien dengan tulus dan dengan sabar mendengarkan

keluhan-keluhan yang pasien rasakan.

6.2 Saran

6.2.1 Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan supaya pihak manajemen

keperawatan rumah sakit terus meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan

pada pasien dan dalam waktu berkala melakukan evaluasi tentang kepuasan

pasien terhadap pelayanan keperawatan. Karena meskipun mayoritas perawat

telah memiliki empati yang baik, tetapi masih ada saja perawat yang memiliki

empati tidak dalam kategori baik, sedangkan empati merupakan salah satu

sifat yang harus dimiliki oleh seorang perawat.

45

Universitas Sumatera Utara


46

6.2.2 Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

penting mengenai empati perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di

ruang rawat inap, serta dapat menjadi pertimbangan maupun perbandingan

pada penelitian selanjutnya. Peneliti juga menyarankan bagi peneliti

selanjutnya agar meneliti lebih dalam lagi mengenai empati perawat

berhubungan dengan empati dari perspektif humanistik, apakah empati yang

dimiliki perawat memberikan efek terapi bagi pasien. Penelitian mengenai

perilaku perawat, peneliti menyarankan penelitian selanjutnya dilakukan

dengan metode observasi, karena metode tersebut akan lebih objektif

dibandingkan kuisioner yang diisi sendiri oleh perawat.

6.2.3 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

berguna bagi pendidikan keperawatan yang dapat bermanfaat untuk

pengembangan ilmu terutama tentang empati perawat.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Empati

2.1.1 Definisi Empati

Empati merupakan suatu proses memahami perasaan orang lain dan ikut

merasakan apa yang orang lain alami. Empati tidak hanya sebatas memasuki

dan merasakan apa yang dialami orang lain, tetapi empati yang dimiliki

seseorang akan membuatnya mencoba melakukan sesuatu untuk menolong

dan menunjukkan kepeduliannya. Dalam berempati, seseorang dalam keadaan

sadar seolah-olah masuk ke dalam diri orang lain untuk bisa benar-benar

merasakan sebagaimana yang orang lain rasakan. Namun, seseorang yang

berempati harus mampu mengontrol dirinya sendiri dan tidak kehilangan

identitas dirinya sendiri.

Empati berasal dari kata einfuhlung yang populer pada awal abad ke-19.

Istilah einfuhlung berasal dari filsafat estetika Jerman. Pada waktu itu para

filsuf Jerman sedang antusias untuk mengkaji teori-teori estetika yang

dimulai dari kajian-kajian abstrak formal, dan selanjutnya berubah fokusnya

pada isi, simbol, dan emosi (Taufik, 2012).

Robert Vischer merupakan filosof Jerman yang pertama kali

memperkenalkan istilah einfuhlung yaitu pada tahun 1873 di dalam tesisnya.

Vischer mengartikan istilah einfuhlung sebagai “in-feeling” atau “feeling

into”, yang dapat diartikan sebagai proyeksi perasaan seseorang terhadap

orang lain atau benda di luar dirinya (Duan & Hill, dalam Taufik, 2012).

Universitas Sumatera Utara


8

Pakar psikologi Edward Titchener pada tahun 1909 pertama kali

menggunakan istilah empathy sebagai penerjemahan bahasa Inggris dari kata

einfuhlung. Etimologinya berasal dari kata Yunani empathia, yang berarti

memasuki perasaan orang lain atau ikut merasakan keinginan atau kesedihan

seseorang (Howe, 2015). Menurut Titchener (1915, dalam Taufik, 2012)

empati akan membantu seseorang dalam memahami fenomena-fenomena

yang membingungkan, karena ketika seseorang berempati dia sedang

melakukan diskusi dengan dirinya sendiri, antara dirinya dengan orang lain,

dan antara dirinya dengan lingkungannya. Proses diskusi inilah yang pada

akhirnya menempatkan kita dalam alam kesadaran, yaitu kesadaran akan

kondisi kita, kondisi orang lain, dan situasi disekitar kita.

Bohart & Greenberg (2002, dalam Howe, 2015) mengatakan empati

merupakan suatu proses dalam melakukan simbolisasi terhadap pengalaman

pribadi secara sadar yang didukung oleh respon empatik yang ada dalam

dirinya. Kemampuan untuk mengungkapkan sebuah pengalaman yang

sebelumnya tersirat menjadi suatu gambaran yang jelas, sehingga

memberikan kemudahan untuk memahami apa yang sedang dialami oleh

orang lain. Hal ini dengan sendirinya akan memberikan kejelasan dan

ketenangan dari kebingungan yang ada sebelumnya.

Kohut (1997, dalam Taufik, 2012) melihat empati sebagai suatu proses

dimana seseorang berfikir mengenai kondisi orang lain yang seakan-akan dia

berada pada posisi orang lain itu. Kohut juga menambahan bahwa empati

merupakan kemampuan berfikir objektif tentang kehidupan terdalam dari

Universitas Sumatera Utara


9

orang lain. Namun, berbeda dengan Kohut, Davis (1996, dalam Howe, 2015)

mendefinisikan empati bukan hanya tentang mengetahui apa yang sedang

dirasakan orang lain, tetapi juga mengkomunikasikan dengan cara dan sikap

yang baik, pengetahuan dan pemahaman tentang pengalaman emosional

orang lain.

Sementara, Carl Rogers (1951, dalam Taufik, 2012) menawarkan dua

konsep dalam mendefinisikan empati. Pertama, empati adalah melihat

kerangka berpikir internal orang lain secara tepat. Kedua, dalam memahami

orang lain tersebut individu seolah-olah masuk dalam diri orang lain sehingga

bisa merasakan dan mengalami sebagaimana yang dirasakan dan dialami oleh

orang lain itu, namun tanpa kehilangan identitas dirinya sendiri. Maksudnya

adalah walaupun individu menempatkan dirinya pada posisi orang lain,

namun dia tetap melakukan kontrol diri atas situasi yang ada, tidak dibuat-

buat, dan tidak hanyut dalam situasi orang tersebut.

Konsep empati masih terus berkembang hingga saat ini dan dengan

konsep yang lebih beragam lagi. Hingga saat ini belum ada definisi yang

dianggap sebagai definisi yang paling sesuai atau yang dapat diterima oleh

seluruh kalangan peneliti dan teoretikus. Dengan kata lain, definisi empati

yang digunakan saat ini sangat tergantung pada perspektif teoritis yang terkait

(Taufik, 2012).

Universitas Sumatera Utara


10

2.1.2 Empati dalam Berbagai Perspektif

Konsep mengenai empati masih terus dibicarakan sejak awal

kemunculannya sampai pada awal abad ke-20. Konsep empati ini dibicarakan

oleh berbagai bidang akademisi seperti psikologi, filsafat, sastra, antropologi,

sosiologi, kedokteran, dan sebagainya. Perbedaan disiplin ilmu menimbulkan

perbedaan pandangan mengenai empati sesuai sudut pandang masing-masing,

namun secara garis besarnya tetap menjelaskan tentang bagaimana

kemampuan seseorang dalam memahami kondisi orang lain (Taufik, 2012).

Taufik (2012) menjelaskan tiga pandangan ataupun perspektif teoritis

mengenai empati yang telah dikembangkan, yaitu secara psikoanalisis,

behaviourisme, dan humanisme.

2.1.2.1 Perspektif Psikoanalisis

Dalam psikoanalisis, empati adalah pusat dari hubungan

interpersonal. Hubungan interpersonal dalam teori ini memunculkan

konsep empati yang lebih kepada konteks interaksi emosional ibu dan

anak. Peran penting empati dalam hubungan interpersonal ibu dan

anak ini digambarkan tentang bagaimana seorang ibu bisa meredakan

kemarahan anak, memberikan pelukan yang menenangkan, memberi

solusi atas masalah yang dihadapi, dan sebagainya, juga tentang

bagaimana anak bisa menempatkan diri, menghargai dan memahami

otoritas peran orangtua dalam keluarga.

Kohut (1984, dalam Taufik, 2012) menyatakan dari pandangan

psikoanalisis bahwa empati adalah anugerah yang paling mendasar

Universitas Sumatera Utara


11

untuk manusia dan merupakan pembawaan sejak lahir. Perilaku empati

diturunkan oleh orangtua pada anaknya. Namun, empati ini tidak

mutlak merupakan faktor bawaan, artinya empati ini dapat

dikembangkan dalam kehidupan seseorang dengan melatih dan

meningkatkannya seiring bertambahnya usia dan kematangan serta

pemahaman tentang diri sendiri dan orang lain.

2.1.2.2 Perspektif Behaviourisme

Dalam perspektif behaviourisme, para teoretikus

menghubungkan empati dengan perilaku menolong. Hal ini didasari

oleh teori classical conditioning oleh Ivan Pavlov, yaitu perilaku

menolong sebagai hasil dari pembelajaran sosial, yang kemudian

dikembangkan ke dalam tiga bagian, yaitu pembiasaan, orangtua

melatih dan membiasakan agar anak-anaknya senantiasa memberikan

pertolongan pada orang lain; keteladanan, orangtua memberikan

contoh kepada anak-anaknya untuk memberikan pertolongan agar

anak-anaknya dapat meneladani perilaku orangtuanya; dan

pemahaman, individu memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan

orang lain yang membutuhkan pertolongan.

Hasil pemahaman yang muncul sebagai dasar dalam perilaku

menolong merupakan level tertinggi dalam pembelajaran sosial.

Karena perilaku menolong bisa muncul dari hasil pemahaman dan

kesadaran diri sendiri atas kondisi orang lain. Hasil pemahaman ini

membawa individu untuk berempati yang kemudian akan

Universitas Sumatera Utara


12

menimbulkan keinginan untuk memberikan pertolongan pada orang

lain.

2.1.2.3 Perspektif Humanistik

Dalam teori humanistik, dikatakan bahwa hubungan terapeutik

merupakan kunci sukses dalam psikoterapi. Namun, menurut Bohart &

Greenberg (1997, dalam Taufik, 2012), pengaruh besar hubungan

terapeutik masih kalah perannya dibandingkan dengan peranan empati

dalam psikoterapi. Karena menurutnya, hubungan terapeutik tanpa

melibatkan empati tidak akan bisa sukses, sebab empati diyakini

sebagai pintu masuk utama bagi keberhasilan terapi. Hal ini sejalan

dengan pernyataan Rogers (1986, dalam Taufik, 2012) yang

mengatakan bahwa empati merupakan salah satu unsur kunci yang

penting dalam menciptakan hubungan terapeutik.

Selain dalam psikoterapi, empati juga digunakan dalam

psikologi sosial dan perkembangan, bisnis dan juga kedokteran

termasuk keperawatan dan kebidanan. Para ahli humanistik

menyatakan bahwa empati merupakan obat bagi kesembuhan pasien,

dan empati yang diberikan keluarga dan orang-orang yang dicintainya

berpengaruh lebih besar daripada obat-obatan medis yang diberikan

pada pasien. Hal ini dikarenakan perasaan memahami dan penerimaan

yang baik dari keluarga dan orang-orang yang terdekat akan

menumbuhkan harapan baru yang memotivasi pasien untuk segera

sembuh dari sakit yang dialaminya (Taufik, 2012).

Universitas Sumatera Utara


13

Berdasarkan tiga perspektif di atas dapat disimpulkan bahwa empati

merupakan suatu kemampuan bagaimana kita dapat memahami apa yang

dirasakan dan dipikirkan orang lain sehingga kita bisa menempatkan diri,

menghargai dan memberikan pertolongan pada orang lain. Empati juga dapat

dikatakan mencakup dan berpengaruh besar terhadap seluruh sistem

kehidupan manusia, sebab sejak dilahirkan manusia sudah memiliki empati

dan bahkan ketika seseorang sedang sakitpun empati bisa menjadi obat yang

bisa menumbuhkan harapan untuk bisa segera sembuh.

2.1.3 Komponen Empati

Menurut para ahli, empati pada dasarnya terdiri dari dua komponen

utama, yaitu kognitif dan afektif (Baron & Byrne, 2005; Taufik, 2012).

Secara kognitif, seseorang cenderung memahami perasaan orang lain dengan

membayangkan dan juga memikirkan suatu situasi dari sudut pandang orang

lain, sedangkan secara afektif, lebih cenderung pada kemampuan seseorang

untuk menyesuaikan perasaan orang lain dengan perasaannya sendiri yang

pada akhirnya menghubungkan empati dengan perilaku menolong sebagai

bentuk rasa kepedulian pada perasaan orang lain.

2.1.3.1 Komponen Kognitif

Hoffman (2000) menyatakan komponen kognitif sebagai

kemampuan untuk memperoleh kembali pengalaman-pengalaman

masa lalu dari memori dan kemampuan untuk memproses informasi

yang diperoleh melalui pengalaman-pengalaman diri sendiri.

Universitas Sumatera Utara


14

Seseorang akan lebih mudah mengerti apa yang sedang orang lain

rasakan saat orang tersebut memiliki pengalaman yang sama

sebelumnya. Dengan lebih sederhana komponen kognitif ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan untuk membedakan dan mengenali

kondisi emosional yang berbeda (Fesback, 1997, dalam Taufik, 2012).

Komponen kognitif dalam empati ini didasarkan pada

kemampuan memahami dengan membayangkan dan memikirkan

sebuah situasi dari sudut pandang orang lain. Komponen kognitif ini

lebih difokuskan pada proses pengetahuan untuk mengetahui

perspektif orang lain dengan tepat dan menerima pandangan mereka,

misalnya membayangkan perasaan orang lain ketika marah, kecewa,

senang, dan mengetahui keadaan serta sensitif terhadap permasalahan

dan kebutuhan orang lain dilihat dari cara berbicara, raut wajah dan

cara pandang dalam berpendapat. Jika dihubungkan dengan perspektif

empati secara humanistik, sangat penting untuk bisa mengetahui apa

yang orang lain rasakan sebagai dasar untuk menciptakan hubungan

terapeutik dan untuk keberhasilan terapi (Howe, 2015).

Komponen kognitif dari empati ini terdiri dari dua aspek,

antara lain.

1) Pengambilan perspektif (perspective taking) yaitu kecenderungan

seseorang untuk mengambil alih secara spontan sudut pandang

orang lain atau memandang suatu kejadian dari perspektif orang

lain. Menurut Taufik (2012) perspective taking terbagi dalam dua

Universitas Sumatera Utara


15

bentuk, yaitu membayangkan bagaimana seseorang akan berpikir

dan merasakan apabila ia berada pada situasi orang lain; dan

membayangkan bagaimana seseorang berpikir dan merasakan

sesuatu hal. Seseorang akan cenderung mengambil perspektif

secara spontan ketika sedang berinteraksi langsung dengan orang

lain, misalnya dengan mendengarkan cerita ataupun pengalaman

orang tersebut. Karena dengan berinteraksi langsung, seseorang

dapat mengetahui keadaan dan kebutuhan orang lain, dan ketika

orang lain mulai bercerita tentang pengalamannya, seseorang akan

lebih mudah mendalami dan mengerti perasaan orang tersebut.

2) Fantasi (fantacy) yaitu kecenderungan untuk mengubah diri secara

imajinatif ke dalam pikiran, perasaan, dan tindakan dari karakter-

karakter khayalan pada buku, film ataupun permainan, yang

berpengaruh pada reaksi emosional seseorang dalam menempatkan

diri dan hanyut dalam perasaan dan tindakan orang lain.

Sebagaimana diketahui seseorang sering mengidentifikasi dirinya

sebagai tokoh tertentu dan meniru karakter-karakter dan perilaku-

perilaku tokoh yang dikaguminya. Seseorang juga akan cenderung

terinspirasi pada pengalaman menarik orang lain dan berkhayal

melakukan hal yang sama untuk dapat merasakan apa yang

dirasakan orang tersebut (Taufik, 2012).

Universitas Sumatera Utara


16

2.1.3.2 Komponen Afektif

Komponen afektif dalam empati cenderung pada kemampuan

menyesuaikan pengalaman emosional seseorang dengan pengalaman

emosional yang dialami oleh orang lain, misalnya dengan sabar

mendengarkan keluhan-keluhan yang dirasakan orang lain serta

memahami dan ikut merasakan ketika orang lain merasa sedih,

menangis, terluka, menderita dan disakiti (Eisenberg, 1998, dalam

Taufik 2012). Empati dalam komponen afektif ini terdiri atas simpati,

sensitivitas dan berbagi penderitaan yang dialami orang lain dengan

mengimajinasikan kesulitan-kesulitan orang lain seakan-akan dialami

oleh diri sendiri. Komponen afektif ini tidak hanya merasakan

penderitaan orang lain saja, tetapi juga mengekspresikan kepedulian

dan mencoba melakukan sesuatu untuk meringankan penderitaan

orang lain, hal ini berkaitan dengan empati dari perspektif

behaviorisme yang menghubungkan empati dengan perilaku

menolong, termasuk untuk memberikan motivasi dan harapan yang

baru dengan penuh pengertian (Baron & Byren, 2005).

Komponen afektif memiliki tingkat akurasi yang berbeda-beda

oleh setiap individu dalam menyesuaikan dan mengekspresikan

pengalaman emosionalnya. Ada individu dengan tingkat akurasi

empati yang lebih baik dan kurang baik. Tingkat akurasi dalam

berempati dikatakan baik bila individu merasakan tentang kondisi

orang lain dan hal itu sesuai dengan apa yang orang lain tersebut

Universitas Sumatera Utara


17

rasakan. Sebaliknya, akurasi yang rendah apabila yang dirasakan

individu tentang kondisi orang lain berbeda atau tidak sama dengan

apa yang sebenarnya sedang dirasakan orang tersebut. Hal inilah yang

menjadi keunikan konsep empati. Sebab bisa saja ketika seseorang

merasa berempati dengan kondisi yang orang lain alami seseorang

tersebut memberikan respon secara berlebihan, namun kondisi yang

bersangkutan sebenarnya tidak sejauh yang kita lihat dan coba rasakan.

Tingkat empati seseorang juga dapat berbeda-beda setiap waktu.

Seseorang dapat merasa lebih mudah ataupun lebih sulit untuk

memahami perasaan seseorang disituasi ataupun kondisi tertentu

(Taufik, 2012).

Sama seperti komponen kognitif, komponen afektif juga terdiri

dari dua aspek, yaitu:

1) Perhatian empatik (empathic concern) yaitu kemampuan seseorang

untuk mampu merasakan apa yang sedang dibutuhkan orang lain.

Aspek ini sering digunakan untuk menjelaskan sebuah respons

emosional lain yang ditimbulkan kondisi orang lain. Empathic

concern merupakan perasaan yang berorientasi pada orang lain

yang meliputi perasaan simpatik, belas kasihan, kehangatan,

kelembutan dan peduli. Seseorang yang berempati akan cenderung

berhati-hati dan menjaga perasaan orang lain dalam menyampaikan

respon emosional (Taufik, 2012).

Universitas Sumatera Utara


18

2) Tekanan personal (personal distress) yang lebih cenderung pada

diri sendiri yaitu untuk dapat mengendalikan diri sendiri dalam

memberi respon terhadap penderitaan orang lain. Dengan kata lain,

personal distress merupakan kecemasan dan kegelisahan yang

dirasakan oleh seseorang dalam menghadapi perasaan yang tidak

menyenangkan. Personal distress bisa disebut sebagai empati

negatif, yang meliputi perasaan terkejut, takut, cemas, prihatin,

berduka, tekanan, kegelisahan, dan tidak berdaya (Taufik, 2012).

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Empati

Goleman (2007) menyatakan ada bebarapa faktor yang mempengaruhi

empati, baik psikologis maupun sosiologis, antara lain:

1) Sosialisasi, merupakan kemampuan individu untuk dapat mengenal dan

berinteraksi secara baik dalam lingkungan tertentu dan memperoleh nilai-

nilai yang sesuai dengan lingkungannya tersebut. Dengan adanya

sosialisasi ini akan memungkinkan seseorang dapat merasakan emosi yang

berbeda-beda dari banyak orang disekitarnya, dan kemudian akan

mengarahkan seseorang untuk mampu melihat keadaan orang lain dan

berpikir tentang orang lain dari pengalaman bersosialisasinya.

2) Perkembangan kognitif, yaitu kemampuan individu untuk

menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau

peristiwa. Sebelumnya telah dikatakan bahwa setiap manusia sejak

dilahirkan telah memiliki perasaan empati dan empati akan terus

Universitas Sumatera Utara


19

berkembang bersamaan dengan perkembangan kognitif, yang kemudian

akan sampai pada yang disebut kematangan kognitif, sehingga seseorang

dapat melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dan hal inilah yang

menunjukkan seseorang mampu berempati.

3) Mood and Feeling. Mood adalah suatu keadaan sadar pikiran atau emosi

yang dominan, sedangkan feeling adalah ekspresi suasana hati terutama

dalam gambaran diri. Keadaan perasaan seseorang ketika berinteraksi

dengan lingkungannya akan mempengaruhi cara seseorang dalam

memberikan respon terhadap perasaan dan perilaku orang lain.

4) Situasi, merupakan semua fakta, kondisi dan peristiwa yang

mempengaruhi seseorang atau sesuatu pada waktu tertentu dan di tempat

tertentu. Situasi dan tempat tertentu dapat memberikan pengaruh terhadap

proses empati seseorang. Pada situasi tertentu seseorang dapat berempati

lebih baik dibanding situasi yang lain.

5) Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang

lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik

secara langsung ataupun tidak langsung (melalui media). Pengungkapan

empati sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang digunakan seseorang.

Perbedaan bahasa dan ketidakpahaman tentang komunikasi yang terjadi

akan menjadi hambatan pada proses empati.

Selain faktor-faktor di atas, Taufik (2012) juga menambahkan 5 faktor

yang dapat mempengaruhi ketepatan seseorang dalam berempati terhadap

orang lain, diantaranya gender, faktor kognitif, faktor sosial, status sosial

Universitas Sumatera Utara


20

ekonomi, dan hubungan dekat. Pada faktor gender, perempuan dikenal lebih

mudah merasakan emosional orang lain dibandingkan laki-laki. Faktor

kognitif, khususnya kecerdasan verbal yang dimiliki seseorang, akan

berdampak pada ketepatannya dalam berempati terhadap orang lain. Faktor

sosial, keterlibatan individu dalam suatu lingkungan sosial akan

meningkatkan intensitas hubungan dengan orang lain, dan intensitas

hubungan inilah yang akan mempengaruhi ketepatan seseorang dalam

berempati. Status ekonomi sosial, seseorang dengan status ekonomi yang

rendah lebih baik dalam menerjemahkan emosi yang dirasakan orang lain, hal

ini dikarenakan pengalaman dan kondisi sekitarnya yang akhirnya membuat

mereka lebih sensitif. Hubungan dekat, semakin dekat hubungan seseorang

dengan oraang lain maka semakin baik pula perilaku empati yang dimiliki

seseorang.

2.2 Aplikasi Empati dalam Memberikan Pelayanan Asuhan Keperawatan

Pelayanan Keperawatan menurut DepKes RI adalah suatu bentuk

pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan didasarkan

pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual

yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik

sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan

keperawatan berupa bantuan ataupun asuhan, diberikan karena adanya kelemahan

fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan dan kurangnya kemauan menuju

kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri (Sumijatun,

2010).

Universitas Sumatera Utara


21

Pelayanan keperawatan bermutu yang diberikan perawat dapat tercapai

apabila perawat mampu memperlihatkan sikap caring kepada pasien. Dalam

bersikap caring, perawat juga harus memiliki empati dalam menangani pasien.

Ketika seorang perawat memberikan pelayanan dengan menggunakan

keahliannya, kata-kata yang lembut, sentuhan, memberikan harapan, dan selalu

disamping pasien, serta mampu memahami kondisi pasien, maka perawat akan

dapat saling bekerja sama dengan pasien dalam proses penyembuhan (Priyoto,

2015).

Empati dalam keperawatan dapat diartikan sebagai perasaan, pemahaman,

dan penerimaan perawat terhadap perasaan yang dialami pasien, dan kemampuan

merasakan apa yang pasien rasakan. Empati merupakan sesuatu yang jujur,

sensitif dan tidak dibuat-buat yang didasarkan atas apa yang dialami orang lain.

Berbeda dengan empati yang lebih bersifat objektif, simpati lebih bersifat

subjektif yang merupakan kecenderungan berfikir atau merasakan apa yang

sedang dilakukan atau dirasakan pasien (Mundakir, 2006).

Mundakir (2006) juga menambahkan bahwa empati cenderung bergantung

pada pengalaman diantara orang yang terlibat dalam komunikasi. Perawat akan

lebih mudah mengatasi nyeri pasien, jika perawat mempunyai pengalaman yang

sama tentang nyeri. Itulah sebabnya empati akan lebih mudah dilaksanakan

apabila ada kesamaan dan keseragaman pengalaman atau situasi yang relevan,

walaupun terkadang perawat merasa sulit untuk berperilaku empati pada semua

situasi. Namun demikian, empati merupakan kunci sukses dalam berkomunikasi

dan ikut memberikan dukungan tentang apa yang sedang dirasakan pasien.

Universitas Sumatera Utara


22

Sebagai perawat yang berempatik, perawat harus berusaha keras untuk

mengetahui secara pasti apa yang sedang dipikirkan dan dialami pasien. Pada

kondisi ini, empati dapat diekspresikan melalui berbagai cara yang dapat dipakai

ketika dibutuhkan, mengatakan sesuatu tentang apa yang dipikirkan perawat

tentang pasien, dan memperlihatkan kesadaran tentang apa yang saat ini sedang

dialami pasien. Empati memperbolehkan perawat untuk berpartisipasi sejenak

terhadap sesuatu yang terkait dengan emosional pasien. Perawat yang berempati

dengan orang lain dapat menghindarkan penilaian berdasarkan kata hati tentang

seseorang dan pada umumnya dengan empati perawat akan menjadi lebih sensitif

terhadap pasien (Mundakir, 2006).

Universitas Sumatera Utara


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu sikap yang sangat penting untuk menjalin hubungan terapeutik

terutama dalam memberikan asuhan keperawatan dan berkomunikasi pada pasien

adalah perilaku empati (Musliha, 2009). Bohart dan Greenberg (1997, dalam

Taufik, 2012) bahkan mengatakan dalam teori humanistik hubungan terapeutik

tidak akan bisa sukses bila tidak melibatkan empati. Empati seorang perawat

dalam menjalin hubungan antara perawat dan pasien dapat dipahami sebagai

kemampuan perawat untuk memasuki kehidupan seorang pasien, untuk melihat

dan merasakan perasaan pasien serta memahami makna perasaan tersebut bagi

kehidupan pasien (Marcysiak, Dabrowska & Marcysiak, 2014). Oleh karena itu

memiliki sifat empati sangat dibutuhkan seorang perawat, selain untuk menjalin

hubungan yang baik dengan pasien, empati juga diperlukan untuk mempermudah

menggali permasalahan pasien, yang nantinya berguna untuk dapat mempercepat

proses penyembuhan pasien (Fatimah, Elita & Wahyuni, 2010).

Seorang perawat agar bisa berempati dengan tepat kepada pasien harus

memiliki empati secara kognitif dan juga afektif. Secara kognitif, perawat yang

berempati akan mampu mengetahui apa yang sedang dialami dan dirasakan

seorang pasien, dan secara afektif, perawat yang berempati akan mampu

memahami apa yang sedang dialami oleh pasien serta mengekspresikan dan

mencoba melakukan sesuatu sebagai bentuk kepeduliannya (Baron & Byrne,

2005). Jika perawat memiliki hal tersebut maka akan lebih mudah untuk

memasuki kehidupan seorang pasien sehingga pasien akan lebih mudah dalam

Universitas Sumatera Utara


2

menerima tindakan asuhan keperawatan yang akan diberikan oleh perawat

(Mundakir, 2006).

Empati seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan akan

mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan. Hal ini juga yang membuat

empati menjadi penting untuk diteliti, karena perawat yang memiliki rasa empati

yang baik dalam dirinya akan mampu meningkatkan kemampuannya dalam

mengerti emosional yang sedang dialami pasien serta memberikan respon yang

tepat terhadap emosional tersebut (Penprase, Oakley, Ternes & Driscoll, 2012).

Namun dalam memberikan respon terhadap emosional yang sedang dialami oleh

pasien, perawat harus mampu mempertimbangkan perasaan orang lain sehingga

tidak menimbulkan kemarahan dan kekecewaan pasien ataupun keluarga pasien

kepada perawat. Selain itu, perawat dalam berempati harus mempunyai dan

mampu menunjukkan kepeduliannya, cinta dan kasih sayang, rasa melindungi,

siap menolong dan memberikan rasa nyaman pada pasien setiap melakukan

asuhan keperawatan, sehingga kualitas pelayanan keperawatanpun akan

meningkat (Rohmah, 2010).

Fenomena yang berkembang saat ini di Indonesia, masih banyak perawat

yang melaksanakan pelayanan keperawatan tidak sesuai dengan profesinya

sebagai tenaga kesehatan. Perawat sebagai tenaga kesehatan seharusnya bersedia

membantu pasien dalam kondisi apapun, ramah, murah senyum, dan bersikap

empati dalam memberikan asuhan keperawatan (Hasim, Induniasih & Asmarani,

2011). Namun sebaliknya, banyak perawat yang bertindak tidak wajar dalam

menjalankan profesinya. Tidak hanya pasien, terkadang keluarga pasien juga ikut

Universitas Sumatera Utara


3

merasakan bagaimana buruknya pelayanan keperawatan di rumah sakit (Astari,

2012). Keluhan yang sering terdengar mengenai sikap dan tindakan perawat yang

mengecewakan dan tidak berempati misalnya, perawat sering marah-marah, tidak

sabar, kurang perhatian, kurang tanggap, tidak mengerti kebutuhan pasien, kurang

terampil, tidak memberikan rasa nyaman pada pasien, dan sebagainya. Secara

tidak langsung keluhan-keluhan tersebut menjadi persepsi pasien yang

menyatakan bahwa perawat tidaklah bersikap empati dalam melaksanakan asuhan

keperawatan (Rohmah, 2010).

Penelitian yang dilakukan Hasim, Induniasih & Asmarani (2011),

menemukan bahwa persepsi pasien tentang empati perawat di Ruang Rawat Inap

RSUD Sleman sebagian besar pasien (75,6%) yang merasa puas atas perilaku

empati perawat. Pasien yang merasa tidak puas terhadap perilaku empati perawat

mengatakan bahwa ada perawat yang pemarah, kurang ramah, kurang perhatian

dan tidak jelas dalam memberikan informasi yang dibutuhkan pasien, sementara

pasien mengharapkan perawat yang bersikap ramah, murah senyum dan turut

merasakan kesakitan yang dialami pasien dengan memberikan perhatian sebagai

bagian dari sikap empati yang harusnya dimiliki perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan.

Rahmadhani (2014) juga melakukan penelitian terkait perilaku empati

perawat. Hasil dari penelitian ini mendapatkan gambaran perilaku empati perawat

terhadap perawatan End Of Life (EOL) pasien kritis di ruang ICU RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta Unit I & II sudah pada kategori baik dengan

persentase 71,4%. Adanya perawat yang belum sepenuhnya berperilaku empati

Universitas Sumatera Utara


4

pada pasien di ruang ICU khususnya pasien kritis, dikarenakan perawat hanya

berfokus untuk memenuhi kebutuhan pasien secara fisiologis namun

mengesampingkan pemberian asuhan keperawatan dari aspek lain, yaitu

pemenuhan kebutuhan pasien secara psikologi, sosial dan spiritual. Pemenuhan

kebutuhan psikologis pada pasien salah satunya dengan membangun empati

dengan pasien, terutama pada pasien kritis.

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit

pemerintah kelas A yang dikelola oleh Pemerintah Sumatera Utara, sekaligus

sebagai rumah sakit pendidikan dan penelitian. RSUP H. Adam Malik Medan

menjadi rujukan rumah sakit rawat inap dari rumah sakit daerah, termasuk dari

Aceh, Riau, dan juga Sumatera Barat. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa

pelayanan keperawatan di RSUP H. Adam Malik, sebagai rumah sakit rujukan,

seharusnya bisa lebih baik dari rumah sakit lainnya terutama rumah sakit di

Sumatera Utara.

Penelitian yang dilakukan Yahya (2013) terkait kepuasan pasien terhadap

pelayanan keperawatan di RSUP H. Adam Malik Medan, mendapatkan

kesimpulan bahwa kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat

sebagian besar berada dalam kategori yang baik (57,8%) serta 53% pasien

menyatakan merasa puas terhadap pelayanan keperawatan di ruang rawat inap.

Salah satu indikator kualitas pelayanan keperawatan ini adalah empati, dan dari

hasil penelitian ini, empati memiliki hasil yang paling rendah dalam kategori baik,

hanya 53% pasien yang mengatakan baik pada pernyataan perawat

memperhatikan keluhan pasien.

Universitas Sumatera Utara


5

Dari uraian di atas, masih ada pasien yang menyatakan perawat yang

belum memiliki perilaku empati yang baik dalam memberikan pelayanan

keperawatan. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya juga menunjukkan

adanya perbedaan pada hasil perilaku empati perawat dalam memberikan

pelayanan keperawatan di berbagai daerah dan rumah sakit, sehingga peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Empati Perawat dalam

Memberikan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Pusat Haji Adam Malik Medan.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimana gambaran empati perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik

Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran empati

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit

Umum Pusat H. Adam Malik Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan memberi kontribusi bagi pelayanan

keperawatan, penelitian keperawatan dan pendidikan keperawatan.

Universitas Sumatera Utara


6

1.4.1 Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh data mengenai empati

perawat dalam pelayanan keperawatan, sehingga instansi pelayanan terkait

dapat merencanakan program tindak lanjut yang berhubungan dengan empati

perawat yang dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan

keperawatan, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan rumah sakit.

1.4.2 Penelitian Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dasar mengenai

empati perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di ruang rawat inap,

serta dapat menjadi pertimbangan maupun perbandingan pada penelitian

selanjutnya.

1.4.3 Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

berguna bagi pendidikan keperawatan dan menambah jumlah literatur yang

pada akhirnya dapat berguna untuk pengembangan ilmu terutama tentang

empati perawat.

Universitas Sumatera Utara


Nama : Ranafika Butarbutar
Program Studi : Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Judul : Gambaran Empati Perawat dalam Memberikan Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUP H. Adam Malik
Medan

ABSTRAK
Empati merupakan suatu proses memahami perasaan orang lain (kognitif) dan ikut
merasakan yang orang lain rasakan (afektif). Empati secara kognitif merupakan
proses memikirkan suatu situasi dari sudut pandang orang lain, sedangkan secara
afektif, empati akan membuat seseorang melakukan sesuatu untuk menolong dan
menunjukkan kepeduliannya pada orang lain. Oleh karena itu empati menjadi
sangat penting bagi seorang perawat untuk menjalin hubungan terapeutik dan juga
berkomunikasi dengan pasien. Perawat yang memiliki empati, akan lebih mudah
untuk menjalin hubungan terapeutik sehingga pasien akan lebih mudah menerima
tindakan asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
gambaran empati perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di ruang rawat
inap RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dengan sampel 141 perawat pelaksana yang dipilih secara accidental sampling.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisioner dengan nilai koefisien
reliabelnya adalah 0,86. Analisis data dengan menggunakan analisis univariat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 120 perawat (85,1%) memiliki
empati dalam kategori baik dan 21 perawat (14,9%) dalam kategori cukup baik.
Rekomendasi dari penelitian ini diharapkan agar pihak manajemen keperawatan
rumah sakit terus meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan pada pasien dan
melakukan evaluasi tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di
rumah sakit.

Kata Kunci: Empati, Perawat, Pelayanan Keperawatan

xi
Universitas Sumatera Utara
Name of Student : Ranafika Butarbutar
Study Program : Nursing Science, University of Sumatera Utara
Title of the Research : Description of Nurses’ Empathy in Providing Nursing
Care in the Inpatient Wards of RSUP Haji Adam Malik,
Medan

ABSTRACT

Empathy is a process of understanding other people (cognitive) and of


participating in what other people feel (affective). Cognitively, it is a process of
thinking about a situation from other people’s viewpoint, while affectively it will
make someone do something to help and to show his care to other people.
Therefore, empathy is very important for a nurse to make therapeutic correlation
and communication with patients. The objective of this research was to identify
the description of nurses’ empathy in providing nursing care in the inpatient
wards of RSUP H. Adam Malik, Medan. The research used descriptive method
with 141 nurse practitioners as the respondents, using accidental sampling
technique. The data were gathered by using questionnaires at the coefficient value
of 0.86 and analyzed by using univariate analysis. The result of the research
showed that 120 respondents (85.1%) were in good category in their empathy and
21 respondents (14.9%) were in moderate category. It is recommended that the
hospital management increase the nursing quality for patients by evaluating
patients’ satisfaction with nursing care in the hospital.

Keywords: Empathy, Nurse, Nursing Care

xii
Universitas Sumatera Utara
GAMBARAN EMPATI PERAWAT DALAM MEMBERIKAN

ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP

RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

SKRIPSI

oleh

Ranafika Butarbutar

121101040

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016

Universitas Sumatera Utara


ii
Universitas Sumatera Utara
iii
Universitas Sumatera Utara
PRAKATA

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

selesainya skripsi dengan judul “Gambaran Empati Perawat dalam Memberikan

Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUP H. Adam Malik Medan”

sebagai tugas akhir yang harus dipenuhi di Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara Medan.

Pada saat penyelesaian skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang

tak terhingga kepada orangtua penulis yaitu Agus TP Butarbutar dan Ani S

Sitorus serta kepada adik penulis Rizki Julian Butarbutar yang selalu memberikan

dukungan, semangat, dan bantuan baik perbuatan maupun materi.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Bapak Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan 1 di Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil Dekan 2 di

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kep, M.Kep, Sp.Mat selaku Wakil Dekan 3 di

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Achmad Fathi, S.Kep, Ns, MNS selaku Dosen Pembimbing Tugas

Akhir penulis yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing,

mengarahkan, dan memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.

iv

Universitas Sumatera Utara


6. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Dosen Pembimbing Akademik

penulis di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

7. Ibu Roxsana Devi T, S.Kep, Ns, MNurs selaku Dosen Penguji I tugas akhir

penulis di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

8. Ibu Diah Arrum, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Penguji II tugas akhir

penulis di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

9. Rumah Sakit Umum Daerah Pirngadi Medan yang telah memberikan izin dan

membantu penulis dalam proses uji reliabilitas instrumen penelitian.

10. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang telah memberikan

izin dan membantu dalam proses pengambilan data pada saat penelitian.

11. Seluruh responden reliabilitas dan penelitian yaitu perawat pelaksana di

ruang rawat inap RSUD Pirngadi dan RSUP H. Adam Malik Medan

yang sudah membantu penulis.

12. Seluruh rekan-rekan stambuk 2012 S1 Ilmu Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

Akhir kata penulis hanya dapat mengharapkan semoga penulisan tugas

akhir ini, dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi

pengembangan ilmu, masyarakat, dan Fakultas Keperawatan.

Medan, Agustus 2016


Penulis

Ranafika Butarbutar
NIM. 121101040

v
Universitas Sumatera Utara
Daftar Isi

Halaman Judul ..................................................................................................... i


Halaman Orisinalitas ............................................................................................ ii
Halaman Pengesahan ........................................................................................... iii
Prakata ................................................................................................................... iv
Daftar Isi ............................................................................................................... vi
Daftar Lampiran ................................................................................................... viii
Daftar Tabel .......................................................................................................... ix
Daftar Skema ........................................................................................................ x
Abstrak .................................................................................................................. xi

Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 5

Bab 2. Tinjauan Pustaka


2.1 Empati ....................................................................................................... 7
2.1.1 Definisi Empati ............................................................................... 7
2.1.2 Empati dalam Berbagai Perspektif ................................................ 10
2.1.3 Komponen Empati.......................................................................... 13
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Empati .................................. 18
2.2 Aplikasi Empati dalam Memberikan Pelayanan Asuhan Keperawatan 20

Bab 3. Kerangka Penelitian


3.1 Kerangka Konsep..................................................................................... 23
3.2 Definisi Operasional ................................................................................ 24

Bab 4. Metodologi Penelitian


4.1 Desain penelitian ...................................................................................... 25
4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ................................................. 25
4.2.1 Populasi ........................................................................................... 25
4.2.2 Sampel ............................................................................................. 25
4.2.3 Teknik Sampling............................................................................. 26
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 27
4.4 Pertimbangan Etik.................................................................................... 27
4.5 Instrumen penelitian ................................................................................ 28
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................. 29
4.6.1 Uji Validitas .................................................................................... 29
4.6.2 Uji Reliabilitas ................................................................................ 30
4.7 Prosedur Pengumpulan Data ................................................................... 30
4.8 Analisa Data ............................................................................................. 31

vi
Universitas Sumatera Utara
Bab 5. Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 32
5.1.1 Karakteristik Pasien ........................................................................ 32
5.1.2 Hasil Tingkat Empati Perawat ....................................................... 34
5.2 Pembahasan .............................................................................................. 38

Bab 6. Kesimpulan dan Saran


6.1 Kesimpulan............................................................................................... 44
6.2 Saran ......................................................................................................... 44

Daftar Pustaka
Lampiran

vii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Lampiran

Lampiran 1. Jadwal Tentatif


Lampiran 2. Inform Concent
Lampiran 3. Instrumen Penelitian
Lampiran 4. Surat Persetujuan Validitas
Lampiran 5. Surat Persetujuan Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Lampiran 6. Surat Pengantar Uji Reliablitas
Lampiran 7. Surat Selesai Uji Reliabilitas
Lampiran 8. Surat Pengantar Izin Penelitian
Lampiran 9. Surat Selesai Melakukan Penelitian
Lampiran 10. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 11. Master Table
Lampiran 12. Hasil Penelitian
Lampiran 13. Lembar Bukti Bimbingan
Lampiran 14. Taksasi Dana Penelitian
Lampiran 15. Daftar Riwayat Hidup

viii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Tabel

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian............................................... 24

Tabel 4.1. Jumlah Sampel Perawat dari tiap ruangan rawat inap RSUP H.
Adam Malik Medan ........................................................................................... 26

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Responden Empati


Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap
RSUP H Adam Malik Medan (n=141) ............................................................... 33

Tabel 5.2. Distibusi Frekuensi Gambaran Empati Perawat di Ruang Rawat


Inap RSUP H Adam Malik Medan (n=141)....................................................... 34

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Gambaran Empati Perawat berdasarkan


Komponen Kognitif (n=141) ............................................................................... 34

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Gambaran Empati Perawat berdasarkan


Komponen Afektif (n=141) ................................................................................. 35

Tabel 5.5. Disribusi Empati Perawat di Ruang Rawat Inap RSUP H Adam
Malik Medan (n=141) per item ........................................................................... 36

ix
Universitas Sumatera Utara
Daftar Skema

Skema 3.1. Kerangka Konseptual ............................................................................. 23

x
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai