Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Bedah atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan carain pasif
dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini
umumnya dilakukan dengan membuat sayatan. Setelah bagian yang akan ditangani
ditampilkan, dilakukan tindakan perbaikan yang akan diakhiri dengan penutupan dan
penjahitan luka. Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagiantubuh.
Pembedahan merupakan suatu tindakan yang dilakukan di ruang operasi rumah sakit dengan
prosedur yang sudah ditetapkan. (Sjamsuhidajat 2005).
Laparotomi berasal dari dua kata terpisah, yaitu laparo dan tomi. Laparo sendiri berarti
perut atau abdomen sedangkan tomi berarti penyayatan. Sehingga laparotomi dapat didefenisikan sebagai
penyayatan pada dinding abdomen atau peritoneal. Istilah lain untuk laparotomi adalah celiotomi. (
Fossum 2005)
Laparotomi terdiri dari tiga jenis yaitu laparotomi flank, medianus dan paramedianus.
Masing-masing jenis laparotomi ini dapat digunakan sesuai dengan fungsi, organ target yang
akan dicapai, dan jenis hewan yang akan dioperasi. Umumnya pada hewan kecil laparotomi
yang dilakukan adalah laparotomi medianus dengan daerah orientasi pada bagian abdominal
ventral tepatnya di linea alba. Organ-organ pada saluran pencernaan, saluran limfatik, saluran
urogenital dan saluran reproduksi merupakan organ tubuh yang berada di ruang abdomen.
Semua organ tersebut dapat ditemukan dengan menggunakan teknik operasi laparotomi
(Rubiyani, dkk 2010).
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui cara persiapan pra operasi
laparotomi, membantu proses penanganan dan pasca operasi laparotomi

METODE
Alat dan Bahan

Alat yang dipergunakan dalam praktikum kali ini adalah 1 set alat bedah minor (towl
clamp, scalpel + blade, pinset anatomis dan cirughis, gunting lurus runcing-runcing, gunting
lurus runcing–tumpul, gunting lurus tumpul–tumpul, gunting bengkok, tang arteri anatomis
lurus, tang arteri chirurgis lurus, tang arteri anatomis bengkok, tang arteri chirugis bengkok,
needle holder), jarum jahit, meja operasi, meja alat, duk, peralatan asisten dan operator (tutup
kepala, masker, 2 buah sikat, handuk, baju operasi, gloves), gurita.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain obat antibiotik, yaitu tetramycin dan
amoxicilyn. Obat premedikasi, yaitu Atropin. Bahan anastethikum, yaitu Xylazine dan
Ketamine. Selain itu juga digunakan alkohol 70%, NaCl fisiologis, iodine, tampon, benang
operasi/catgut (silk untuk kulit dan chromic untuk organ dalam), kassa, kapas, air, sabun.

Prosedur Kerja
Sterilisasi pada alat-alat bedah. Kain pembungkus pertama dibuka di atas meja,
kemudian wadah peralatan (1 set bedah minor) dan peralatan operator dan asisten diposisikan
di bagian tengah-tengah. Sisi kain yang dekat dengan tubuh dilipat hingga menutupi peralatan
dan ujung lainnya dilipat mendekati tubuh. Sisi bagian kanan dilipat, kemudian bagian kiri.
Disiapkan kain wadah yang telah dibungkus dengan kain pembungkus pertama
diposisikan kembali di bagian tengah pada sisi diagonal. Sisi bagian kanan dilipat, kemudian
bagian kiri. Ujung lainnya dilipat mendekati tubuh dan diselipkan untukmemudahkan pada saat
membuka. Sterilisasi dengan oven dengan suhu 100°C selama 60 menit untuk sterilisasi alat,
sedangkan untuk sterilisasi peralatan operator dengan suhu 60°C selama30 menit. Peralatan
yang telah disterilisasi digunakan pada saat operasi.
Persiapan dan Preparasi Hewan. Persiapan yang dilakukan pada hewan meliputi
pemeriksaan signalemen, anamnese, status present serta pemeriksaan lain yang dianggap
perlu. Data fisiologis hewan yang harus diambil sebelum operasi yaitu suhu tubuh, denyut
jantung, frekuensi nafas, denyut nadi, refleks mata, dan diameter pupil. Tahapan selanjutnya
adalah restraint hewan kemudian berikan obat antibiotik (tetramycin) 5 menit sebelum
pemberian premedikasi, 15 menit selanjutnya diberikan obat anastesi (ketamine dan xylazine).
Preparasi hewan dimulai dengan daerah operasi dicukur minimal 10 cm di sekitar sayatan.
Setelah itu, daerah yang telah dicukur dibersihkan dengan alkohol 70%. Selanjutnya
dikeringkan dengan tampon kemudian diolesi dengan iodine tincture 3 %. Setelah itu hewan
siap dibawa ke meja operasi. Ketika berada di atas meja operasi, posisi hewan disesuaikan
dengan keadaan. Keempat kaki diikat keujung-ujung meja menggunakan sumbu kompor
dengan simpul Tomfool. Kemudian hewan ditutup dengan duk, disesuaikan, dan difiksir
dengan towel clamp. Setelah itu, operasi siap dilakukan.
Persiapan Operator dan Asisten. Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
operator dan asisten adalah menggunakan tutup kepala dan masker, mencuci kedua tangan
dengan sabun dan menyikatnya dengan sikat pada air yang mengalir. Pencucian dimulai dari
ujung jari yang paling steril kemudian dibilas dengan arah dari ujung jari kelengan yang
dilakukan sebanyak 10-15 kali. Setelah selesai mencuci tangan dan membilasnya, keran ditutup
dengan siku untuk mencegah kontaminasi. Kemudian tangan dikeringkan dengan handuk, baju
operasi dan glove dipakai. Setelah semua langkah dilalui, operasi siap dilakukan.
Prosedur Bedah. Penyayatan kulit dimulai dari 1.5 cm diatas umbilikal dan 1.5 cm di
belakang umbilikal. Setelah kulit terbuka, dilakukan penyayatan pada subkutis. Setelah itu
lapisan subkutis dikuakkan dengan bantuan tang arteri. Linea alba kucing dicari dan disayat
tepat diatasnya. Ketika omentum telah menyembul, linea alba dijepit bagian kiri dan kanan,
kemudian dibuka dengan gunting maka akan terlihat omentum di bawah linea alba yang di
atasnya terdapat peritoneum. Organ-organ yang terdapat di rongga abdomen dicari
berdasarkan pembagian daerah, yaitu epigastrium, mesogastrium, dan hypogastrium. Setelah
pencarian organ selesai, penjahitan dilakukan sebanyak dua kali, yang pertama terhadap
lapisan peritoneum dan linea alba. Jahitan kedua dilakukan pada kulit, subcutis dan lemak.
Penjahitan dilakukan menggunakan jahitan sederhana agar tidak mudah terjadi hernia. Untuk
penjahitan lapisan pertama menggunakan benang catgut, sedangkan penjahitan kedua
menggunakan benang silk. Sebelum dilakukan penjahitan terhadap lapisan pertama, diberikan
penicilin sebagai antibiotik pula sebelum dilakukan penjahitan kedua. Setelah penjahitan
selesai diberikan iodine tingture di bekas sayatan yang telah dijahit. Setelah itu sayatan ditutup
dengan tampon segi empat dan plester. Setelah itu hewan baru dipakaikan gurita.
Operasi dilakukan setelah hewan teranasthesi. Bagian abdomen hewan dicukur
kemudian didesinfeksi menggunakan alkohol 70% dan povidone iodine. Penyayatan dilakukan
pada daerah medianus abdomen tepat di linea alba. Setelah itu dilakukan penyayatan pada kulit
menggunakan blade, diikuti penyayatan linea alba, aponeurose m. obliquus abdominis internus
et externus, dan peritoneum. Sayatan diperluas menggunakan gunting.
Perawatan Post Operasi. Selama post operasi dilakukan pemantauan kondisi hewan
seperti temperatur, dan frekuensi nafas, nafsu makan, urinasi, defekasi serta kondisi luka.
Dilakukan pemasangan infus pada kucing, dikarenakan selama operasi kucing mengalami
dehidrasi dan perdarahan. Infus tetap diberikan hingga +3 jam post operasi karena kondisi
kucing masih belum stabil. Antibiotik amoxicillin diberikan selama sehari 2 kali selama 5 hari
dengan dosis 2,96 mL secara per-oral.

Anda mungkin juga menyukai