Anda di halaman 1dari 10

5.

1 Identifikasi Masalah
5.1.1 Analisis Situasi
Kegiatan dimulai dengan melakukan analisis angka kejadian penyakit diabetes
melitus di Puskesmas Rawat Jalan Natar.

Tabel 10. 10 Penyakit Terbanyak Bulan November 2019


No Penyakit Kode Icd X Jumlah
1 Nasopharingitis/ Commond J00 877
Cold
2 Gastritis K29.70 269
3 Hypertensi I10 253
4 Osteoartritis M19.9 137
5 Gastroenteritis K52.9 135
6 Diabetes Melitus Non Insulin E11 413
7 Artritis Rematoid M06.9 68
8 Dermatitis alergi L30.9 22
9 Otitis Media Eksternal H60.8 16
10 Dermatitis Iritasi L24.5 15

Tabel 11. 10 Penyakit Terbanyak Bulan Desember 2019


No Penyakit Kode Icd X Jumlah
1 Nasopharingitis/ Commond J00 853
Cold
2 Gastritis,Unspecified K29.70 305
3 Hypertensi I10 278
4 Gastroenteritis K52.9 155
5 Diabetes Melitus Non Insulin E11 144
6 Artritis Rematoid M06.9 104
7 Osteoartritis M19.9 100
8 Otitis eksterna H60.61 10
9 Scabies B86 9
10 Rhinitis elergika J30.9 6

Berdasarkan data tabel diatas penyakit terbanyak di bulan November, Diabetes


Melitus tercatat sebanyak 413 dan naik kembali di bulan Desember menjadi 459. Hal
ini menunjukkan bahwa penyakit tidak menular Diabetes Melitus masih tetap tinggi.
5.1.2 Persebaran Kasus Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja puskesmas Natar
Persebaran Penderita Diabetes Melitus tipe II di puskesmas Natar Desember 2019
Berdasarkan Data Penjaringan Penyakit Tidak Menular yaitu sebagai berikut:

Tabel 12. Persebaran penderita diabetes melitus


No Daerah Jumlah
1. Natar 132
2. Negara Ratu 122
3. Merak Batin 105
4. Kali Sari 63
5. Rejo Sari 37

Berdasarkan data persebaran penyakit diabetes melitus di puskesmas Natar,


didapatkan pada bulan Desember terbanyak di daerah Natar. Oleh karena itu, Natar
menjadi daerah yang akan dilakukan diagnosis komunitas.

5.1.3 Gambaran Umum Penelitian


Penelitian dilakukan di kecamatan Natar dengan durasi penelitian selama tiga hari.
Pengambilan data primer melalui wawancara terhadap 8 orang responden dari
pasien Poli yang berdomisili di Natar yang terdaftar di Puskesmas Rawat Jalan
Natar. Penelitian yang dilakukan meliputi identifikasi masalah kesehatan dengan
melakukan observasi pengetahuan perilaku dan lingkungan serta indepth interview
mengenai diabetes melitus. Selanjutnya, setelah dilakukan indepth interview,
dilakukan prioritas masalah dan pemecahan masalah komunitas. Observasi data
sekunder, yaitu data pencapaian program penyakit tidak menular diabetes melitus.
5.1.4 Karakteristik Informan
Dalam penelitian ini, seluruh informan berjumlah 8 orang yang mengalami diabetes
melitus yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas Natar.

Tabel 13. Karakteristik Informan


No Nama Usia Jenis Kelamin Alamat
1 Junaidi 55 Laki-laki Natar
2 Jumiyem 60 Perempuan Merak Batin
3 Kartini 49 Perempuan Merak Batin
4 Wahyuni 48 Perempuan Negara Ratu
5 Megi Emayulia 45 Perempuan Rejo Sari
6 Yuniar 48 Perempuan Merak Batin
7 Sujoko 62 Laki-laki Natar
8 Liza Ernawati 45 Perempuan Negara Ratu

5.1.5 Analisa Data Primer dan Sekunder


a. Data Primer
Faktor – faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi Diabetes Melitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Jalan Natar.
1. Pengetahuan masyarakat mengenai diabetes melitus
Berdasarkan indepth interview didapatkan bahwa pengetahuan informan
mengenai penyakit dan gejala dari Diabetes Melitus cukup baik. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan informan sebagai berikut.
“Diabetes Melitus apaan ya mas? Ooh kencing manis! Gatau
saya cuman tau kencing manis aja gitu.” (Penderita 1)
“Kencing manis itu gula darahnya tinggi, jadi ngga enak
badannya.” (Penderita 2)
“Cuman tau gula darahnya tinggi aja. Gara-gara banyak makan
manis.” (Penderita 3)
“Diabetes itu ya kadar gula yang tinggi.” (Penderita 4)
“Yaa saya sama sih jawabannya mbak, gula darah yang tinggi
mbak” (Penderita 5)
“Saya juga taunya yang gula darahnya tinggi mbak” (Penderita
6)
“Diabetes ya gula darah tinggi mbak ” (Penderita 7)
“Kencing manis itu gula darahnya tinggi, ndak normal. Harus
minum obat supaya gula darahnya normal.”
“Diabetes melitus itu gangguan metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemi, disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kinerja
insulin, atau keduanya.” (Kader Posbindu)

2. Kebiasaan merokok
Berdasarkan indepth interview didapatkan bahwa sebagian informan
memiliki kebiasaan merokok sebagaimana yang dikemukakan informan
sebagai berikut :
“Merokok mbak dari saya muda dulu, sampai sekarang masih
Cuma udah dikurangin sejak sakit. ” (Penderita 1)
“Kadang saya merokok, tapi sehari itu pasti merokok. Sehari
empat batanganlah kira- kira segitu” (Penderita 2)
“Enggak, tapi keluarga saya merokok semua sih pak yang laki-
lakinya” (Penderita 3)
“Enggak mbak, Alhamdulillah” (Penderita 4)
“Kalo merokok sih enggak mbak, paling ngopi aja saya tuh”
(Penderita 5)
“Suami saya merokok, saya ndak.” (Penderita 6)
“Merokok mbak, susah soalnya kan dilingkungan saya merokok
semua jadi susah mau berenti juga.” (Penderita 7)
“Ngga saya mba, di rumah ya suami merokok” (Penderita 8)

3. Pola makan
Berdasarkan indepth interview didapatkan bahwa sebagian informan
memiliki pola makan yang kurang baik sebagaimana yang dikemukakan
informan sebagai berikut :

“Kalo makan nasi sekali makan 3-4 centong nasi mbak, pake
lauk, sayur. Saya teratur makan 3x sehari. Lauk sehari-hari
seringnya telur goreng atau ikan goreng. Sayurnya, sayur nangka
kuah santan atau sayur asem, ya ganti-ganti. Kalo buah jarang,
mbak.” (Penderita 1)
“Sehari-hari ya makan nasi terus, udah nyoba ngurangin mbak
tapi kalo abis dari kebun laper jadi susah nguranginnya. Nasinya
2-3 centong nasi lah kira-kira. Lauknya kadang tempe goreng,
telor goreng, pepes ikan. Saya jarang makan sayur mbak, ga
doyan.” (Penderita 2)
“Makan nasi 3x sehari mbak, satu kali makan 3 centong nasi.
Roti-rotian juga saya doyan mbak. Kalo lauk makan ya
tergantung adanya aja mbak, ayam, telur, tahu, tempe, apa aja
yang ada di rumah. Sayur bening sering mbak, kalo buah
jarang.” (Penderita 3)
“Nasi udah ngurang-ngurangin saya mbak sejak sakit ini. Sekali
sehari aja makan nasinya, kalo pagi sarapan roti, malamnya
sering ga makan. Makan buah sering dibeliin anak saya, sayur
juga doyan mbak.” (Penderita 4)
“Makan nasi sehari 2x mbak siang dan malam, 3 centong sekali
makan, kalau lapar ya 4 centong nasi. Lauknya ayam, telur, ikan,
variasi sih kalau di rumah. Kalau sayur saya jarang masak mbak
soalnya suami ngga doyan.” (Penderita 5)
“Makan nasi udah mulai ngurangin mbak, kalau dulu iya saya
makannya bisa 5x sehari. Sekarang normal aja 2 atau 3x sehari.
Sekali makan 2 centong nasi. Saya doyan beli nasi padang mbak,
tapi sekarang udah ga setiap hari lagi. Sayur dan buah lumayan
sering mbak.” (Penderita 6)
“Makan nasi 3x sehari, sekali makan 2-3 centong nasi. Lauknya
ayam goreng atau telur goreng mbak. Sayur ada terus di rumah,
kalau buah jarang.” (Penderita 7)
“Makan nasi Cuma 1x sehari saya mbak, udah ngurangin banget.
Kalau laper makannya singkong direbus aja. Sayur doyan mbak,
kalau buah agak jarang.” (Penderita 8)

4. Aktivitas fisik dalam 1 minggu


Berdasarkan indepth interview didapatkan bahwa sebagian informan
memiliki aktivitas fisik yang kurang baik sebagaimana yang dikemukakan
informan sebagai berikut :
“Jarang saya mbak, kalau yang bener-bener ngeluangin waktu
buat olah raga kayaknya ngga pernah deh.” (Penderita 1)
“Tiap minggu ada lah 1 jam mbak buat lari sore, olah raga.”
(Penderita 2)
“Hampir ngga pernah kalau olah raga mbak.” (Penderita 3)
“Jarang banget mbak, ada ga ya minggu ini 30 menit? ada sih
kayaknya kalau 30 menit.” (Penderita 4)
“Hampir ngga pernah mbak.” (Penderita 5)
“30 menit mungkin mbak, kadang-kadang saya lari pagi kalau
minggu.”(Penderita 6)
“Jarang banget mbak, bulan ini hampir ga olah raga.”(Penderita
7)
“Sejam seminggu ada lah, sering diajakin sama anak-anak saya.”
(Penderita 8)

5. Kebiasaan
Berdasarkan indepth interview didapatkan bahwa sebagian informan
memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan manis, makanan cepat saji, dan
alkohol sebagaimana yang dikemukakan informan sebagai berikut :
“Kalau makanan manis saya memang doyan mbak. Bolu, kue-kue
kering, kopi manis, teh itu pasti ada setiap hari di rumah. Kalau
makanan cepat saji sih ga pernah. Alkohol juga ngga
mbak.”(Penderita 1)
“Makanan manis suka mbak, kue-kue kering itu saya suka,
jajanan pasar juga mbak. Makanan cepat saji jarang. Alkohol
ngga pernah.”(Penderita 2)
“Makanan cepat saji sering saya mbak dibeliin anak saya, saya
juga suka haha. Makanan manis malah yang biasa saja, ngga
terlalu sering. Alkohol alhamdulillah engga.”(Penderita 3)
“Makanan manis sering mbak itu setiap hari makannya sambil-
sambil nganggur ya ngemil roti-roti gitu. Makanan cepat saji
sama alkohol ngga pernah mbak.”(Penderita 4)
“Ga sering sih mbak makanan manis, makanan cepat saji, jarang
saya. Alkohol ngga pernah.”(Penderita 5)
“Jarang juga saya mbak. Alkohol ngga sama sekali.”(Penderita
6)
“Makanan manis ya suka mbak. Alkohol sama makanan cepat saji
ngga pernah.”(Penderita 7)
“Kadang-kadang aja mbak, doyan sih ngga, ngga sering
pokoknya. Kalo alkohol ngga.”(Penderita 8)
Tabel 14. Karakteristik informan

Nama Junaidi Jumiyem Kartini Wahyuni Megi Yuniar Sujoko Liza


Emayulia Ernawati
IMT
Normal √
Overweight √ √ √ √ √ √
Obesitas √
Riwayat DM + + + + + + + +
pada keluarga
Riwayat
makan/pola
makan sehari-
hari

Tinggi √ √ √ √ √ √
karbohidrat
Tinggi √ √ √
lemak
Rendah √ √
serat
Aktivitas fisik
dalam satu
minggu
Tidak √ √ √ √
pernah
30 menit √ √
dalam 1
minggu
30 menit-1 √ √
jam dalam
1 minggu
>1 jam
dalam 1
minggu
Gaya hidup
Merokok √ √
Gemar √ √ √ √ √
konsumsi
makanan
manis
Konsumsi
alkohol
Gemar √
konsumsi
makanan
siap saji
Tabel 15. Kesimpulan Data Informan

No Variabel Jumlah
1 Jenis Kelamin
a. Laki-laki 2 orang
b. Perempuan 6 orang

2 IMT
a. Normal 1 orang
b. Overweight 6 orang
c. Obesitas 1 orang

3 Pola makan
a. Tinggi karbohidrat 6 orang
b. Tinggi lemak 3 orang
c. Rendah serat 2 orang

4 Aktivitas fisik dalam 1 minggu


a. Tidak pernah 4 orang
b. 30 menit 2 orang
c. 30 menit-1 jam 2 orang
d. >1 jam Tidak ada

5 Gaya Hidup
a. Merokok 2 orang
b. Gemar konsumsi makanan manis 5 orang
c. Gemar konsumsi makanan cepat saji 1 orang
d. Konsumsi alkohol Tidak ada

Berdasarkan indepth interview informan masih belum memiliki ilmu pengetahuan yang cukup
mengenai diabetes melitus, memiliki berat badan berlebih, pola makan tinggi karbohidrat dan
lemak, tidak rutin berolah raga, dan kebiasaan seperti gemar makan makanan manis, tinggi
karbohidrat, dan riwayat merokok.

b. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dari data pencapaian program yang berhubungan
dengan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular subprogram
Diabetes Melitus pada Desember 2019.
Tabel 15. Pencapaian Program Penyakit Tidak Menular Diabetes Melitus
Bulan Desember 2019
Jumlah Target Pencapaian
Penduduk

Persentase 5311 100% 93,8%


Penderita Diabetes (489
(459 orang)
melitus tipe II yang orang)
Mendapat
Pelayanan
Kesehatan

Pada data tersebut di atas, menunjukkan bahwa program pencegahan dan


pengendalian penyakit tidak menular, sub program penderita diabetes melitus
yang mendapat pelayanan kesehatan sudah hampir mencapai target namun masih
terdapat kesenjangan yaitu sebesar 6,2%.

Anda mungkin juga menyukai