MATERI
PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
TAHUN AJARAN 2014/2015
i
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Diterbitkan oleh:
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2014
ii
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Kurikulum 2013 akan mulai dilaksanakan
tahun 2014pada semua sekolah. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya
untuk merespon berbagai tantangan tantangan internal dan eksternal.
Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola
kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban
belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional,
regional, dan global di masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan internal
dan eksternal yang di bidang pendidikan pendidikan. Karena itu, implementasi Kurikulum 2013
merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa
depan.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar
kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi
lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat,
mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh
kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan
penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan
keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.
Mudah-mudahan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik. Akhirnya, kepada semua
pihak yang telah mendedikasikan dirinya dalam mempersiapkan Kurikulum 2013, saya mengucapkan
banyak terima kasih. Semoga bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia.
Muhammad Nuh
iii
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Bahan Ajar Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013. Modul bahan ajar ini merupakan bahan ajar wajib dalam rangka
pelatihan calon instruktur, guru inti, dan guru untuk memahami Kurikulum 2013 dan kemudian dalam
proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui pelaksanaan
terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran
2013/2014, Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas untuk Kelas I dan IV Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtida’iyah (SD/MI), Kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Kelas
X Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK). Pada
Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai
dengan Kelas XII.
Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya
sebagai pelaksana kurikulum di lapangan perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
(BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi guru,
kepala sekolah, dan pengawas.
Pada tahun 2013 pelatihan akan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah
SD/SMP/SMA/SMK, dan guru Kelas I dan IV SD, guru Kelas VII SMP untuk 9 mata pelajaran, dan guru
Kelas X SMA/SMK untuk 3 mata pelajaran. Guna menjamin kualitas pelatihan tersebut, maka BPSDMPK
dan PMP telah menyiapkan 14 Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, sesuai dengan kelas,
mata pelajaran, dan jenjang pendidikan. Modul ini diharapkan dapat membantu semua pihak
menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di
jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, konsultan, widyaiswara, pengawas, kepala sekolah,
dan guru yang terlibat di dalam penyusunan modul-modul tersebut di atas.
Syawal Gultom
NIP.196202031987031002
iv
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
DAFTAR ISI
SAMBUTAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
A. Materi Pelatihan 1: Konsep Kurikulum 2013 1
1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 4
1.2 SKL, KI, KD dan Strategi Implementasi Kurikulum 2013 13
1.3 Pendekatan, Penilaian, dan Model-model Pembelajaran pada Kurikulum 2013 22
B. Materi Pelatihan 2: Analisis Buku 52
Analisis Buku Guru dan Buku Siswa 53
C. Materi Pelatihan 3: Perancangan Pembelajaran dan Penilaian 72
3.1. Penerapan Pendekatan Saintifik dan Model-model pada Pembelajaran Bahasa 75
Indonesia
3.2. Perancangan Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 91
3.3. Pelaporan Hasil Penilaian Pembelajaran dalam Rapor 106
D. Materi Pelatihan 4: Praktik Pembelajaran Terbimbing 112
4.1 Analisis Video Pembelajaran 115
4.2 Penyusunan RPP 120
4.3 Peer Teaching 136
v
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
MATERI PELATIHAN 1
KONSEP KURIKULUM 2013
1.1 RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM
1.2 SKL, KI, KD, DAN STRATEGI IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013
1.3 PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
PADA KURIKULUM 2013
1
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada
kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
(1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah;
(2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari konsep Kurikulum 2013 yang meliputi rasional dan elemen
perubahan kurikulum, SKL, KI, KD, strategi implementasi Kurikulum 2013, serta pendekatan
pembelajaran dan penilaian pada Kurikulum 2013.
Indikator
1. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan masa
depan
2. Menjelaskan empat elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, Standar Proses, dan
Standar Penilaian.
3. Menjelaskan keterkaitan antara SKL, KI, dan KD.
4. Mengidentifikasi strategi implementasi Kurikulum 2013.
5. Menjelaskan konsep pendekatan saintifik
6. Menjelaskan konsep model-model pembelajaran (PBL, PJBL, , DL)
7. Menjelaskan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
Langkah Kegiatan
2
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Lembar Kegiatan
LK-1.1
ANALISIS KURIKULUM 2013
Tujuan: Mendiskusikan rasional dan elemen perubahan kurikulum, SKL, KI dan KD, strategi
implementasi Kurikulum 2013 serta pendekatan, model pembelajaran dan penilaian pada Kurikulum
2013
Langkah Kerja:
1. Cermati hand-out konsep Kurikulum 2013 serta Permendikbud tahun 2013 yang terkait dengan
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian
2. Diskusikan dalam kelompok dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut, tuliskan jawaban hasil
diskusi pada kolom yang tersedia
3. Presentasikan hasil diskusi, setiap kelompok menyajikan salah satu jawaban pertanyaan hasil
diskusi
4. Berikan komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain
No Pertanyaan Jawaban
3
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
HO-1.1/1.2
KONSEP KURIKULUM 2013
1. Tantangan Internal
a. Pemenuhan 8 (delapan)Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standar
biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar
proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.
b. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. SDM usia
produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal
pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi dan
keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masa
depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan
pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.
4
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk peserta didik kelas 2
SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Untuk bidang matematika, lebih dari 95%
peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara misalnya di Taiwan
hampir 50% peserta didiknya mampu mencapai level tinggi dan advance.
Untuk bidang IPA, pencapaian peserta didik kelas 2 SMP juga tidak jauh berbeda dengan pencapaian
yang mereka peroleh untuk bidang matematika. Hasil studi pada tahun 2007 dan 2011 menunjukkan
bahwa lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara
hampir 40% peserta didik Taiwan mampu mencapai level tinggi dan lanjut (advanced).
Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan untuk kelas IV SD juga
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil studi untuk tingkat SMP seperti yang
5
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
dipaparkan terdahulu. Dalam hal membaca, lebih dari 95% peserta didik Indonesia di SD kelas IV juga
hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai
level tinggi dan advance.
Hasil analisis lebih jauh untuk studi TIMSS dan PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal yang digunakan
untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas dan
dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus
dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan
dalam proses pembelajaran siswa aktif.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk
SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah
sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan
kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu semua
KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal).
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan satu
mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema
atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran dan
kelas tersebut.
6
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
D. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan pembelajaran
ekstrakurikuler.
1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran hanya
merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan
pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah
mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar
pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti
proses pendidikan selama 12 tahun.
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis
kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan
berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
4. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap
peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada
posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
10. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.
Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap
peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses
memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta
didik.
8
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari semula 32, 32, dan 32
menjadi 38, 38 dan 38 untuk masing-masing kelas VII, VIII, dan IX. Sedangkan lama belajar untuk setiap
jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu 40 menit. Struktur Kurikulum SMP/MTS adalah sebagai berikut.
ALOKASI WAKTU BELAJAR
PER MINGGU
MATA PELAJARAN
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3
3. Prakarya 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 38 38
Keterangan:
Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah.
IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social studies,
bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif,
pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap
peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. Disamping itu, tujuan pendidikan
IPS menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme, serta
aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah NKRI. IPA juga ditujukan untuk
pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah
nusantara.
Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Masing-
masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan dapat memilih aspek yang
diajarkan sesuai dengan kemampuan (guru dan fasilitas) pada satuan pendidikan itu.
Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan. Masing-masing
aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan menyelenggarakan pembelajaran prakarya
paling sedikit dua aspek prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah pada satuan
pendidikan itu.
9
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
10
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Berdasarkan gambar di atas, elemen perubahan jenjang SD, SMP, SMA, SMK dalam kompetensi lulusan
adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Elemen perubahan kedudukan mata pelajaran (ISI), adalah
kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran
dikembangkan dari kompetensi. Elemen pendekatan (ISI) kompetensi yang dikembangkan di SD adalah
tematik terpadu dalam semua mata pelejaran dengan pendekatan saintific, di SMP tematik terpadu
pada IPA dan IPS, dan mapel, di SMA mapel, di SMK vokasional. Selanjutnya elemen perubahan pada
proses pembelajaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Adanya keseimbangan soft skills dan hard
skills tersebut dapat terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2: Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan untuk Membangun Soft Skills
dan Hard Skills
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adanya
keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills
peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT seperti yang diungkapkan Marzano (1985)
dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih banyak atau lebih dominan dikenalkan,
diajarkan dan atau dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan ranah knowledge lebih
sedikit diajarkan pada anak. Hal ini berbanding terbalik dengan membangun soft skills dan hard skills
pada jenjang PT. Di PT ranah knowledge lebih dominan diajarkan dibandingkan ranah skills dan attutude.
11
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Berdasarkan gambar 3 di atas, terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses pencapaian
kompetensi. Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan PT memadukan lintasan
taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl, keterampilan (skill) dari Dyers, dan Pengetahuan (knowledge)
dari Bloom dengan revisi oleh Anderson. Taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl meliputi: accepting,
responding, valuing, organizing/internalizing, dan characterizing/actualizing. Taksonomi keterampilan
(skill) dari Dyers meliputi: observing, questioning, experimenting, associating, dan communicating.
Taksonomi pengetahuan (knowledge) dari Bloom degan revisi oleh Anderson meliputi: knowing/
remembering, understanding, appllying, analyzing, evaluating, dan creating.
Langkah penguatan terjadi pada proses pembelajaran dan proses penilaian. Penguatan pada proses
pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup: a) menggunakan pendekatan saintifik melalui
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menalar, mencipta, dan mengkomunikasikan
dengan tetap memperhatikan karakteristik siswa, b) menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak
pembelajaran untuk semua mata pelajaran, c) menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberitahu
(discovery learning), dan d) menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa
pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif. Penguatan pada penilaian pembelajaran
karakteristik penguatannya, mencakup: a) mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi, b)
menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan), c)
mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa, dan d) menggunakan portofolio
pembelajaran siswa.
Critical point implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari: a) perancangan RPP, b) pelaksanaan
pembelajaran sesuai RPP, c) supervisi pendampingan, dan d) budaya mutu sekolah.
a. Perancangan RPP mencakup: Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran, melanglir
secara logis ke materi ajar, rancangan proses dan aktivitas belajar, sumber dan media, output/produk
siswa, dan penilaian.
b. Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP mencakup: instrumen pengendalian, dan undeks kesesuaian
RPP dengan pelaksanaan.
c. Supervisi pendampingan mencakup: pedoman pelaksanaan supervisi, pelaksanaan, eksekusi
rekomendasi supervisi, dan sistem pelaporan perbaikan pasca supervisi.
d. Budaya mutu sekolah mencakup: standar mutu, kepemimpinan, atmosfir sekolah, ketaatan terhadap
standar, dan proses pembudayaan (penguatan dan penghargaan).
12
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
MATERI 1.2: SKL, SI, KI, KD, DAN STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
A. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) standar nasional pendidikan
sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi pengembangan
kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Alam pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta perdamaian
13
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
SIKAP pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan
peradabannya
14
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
B. Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut perlu
ditetapkan Standar Isi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan
bahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi
dirumuskan berdasarkan criteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya,
tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi
kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang.
Tingkat Kompetensi dan ruang lingkup materi SMP/MTs/SMPLB/PAKET B mata peajaran bahasa
Indonesia berdasarkan Permendikbud nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.
16
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
KELAS: VII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghargai dan menghayati 1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia
ajaran agama yang dianutnya sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk
mempersatukan bangsa Indonesia di tengah keberagaman
bahasa dan budaya
1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia
sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana
memahami informasi lisan dan tulis
1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia
sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana
menyajikan informasi lisan dan tulis
2. Menghargai dan menghayati 2.1 Memiliki perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam
perilaku jujur, disiplin, menanggapi secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan
tanggungjawab, peduli hasil observasi.
(toleransi, gotong royong), 2.2 Memiliki perilaku percaya diri dan tanggung jawab dalam
santun, percaya diri, dalam membuat tanggapan pribadi atas karya budaya masyarakat
berinteraksi secara efektif Indonesia yang penuh makna
dengan lingkungan sosial dan 2.3 Memiliki perlaku kreatif, tanggung jawab, dan santun dalam
alam dalam jangkauan mendebatkan sudut pandang tertentu tentang suatu masalah
pergaulan dan keberadaannya yang terjadi pada masyarakat
2.4 Memiliki perilaku jujur dan kreatif dalam memaparkan
17
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
4. Mencoba, mengolah, dan 4.1 Menangkap makna teks hasil observasi, tanggapan deskriptif,
menyaji dalam ranah konkret eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik secara lisan
(menggunakan, mengurai, maupun tulisan
merangkai, memodifikasi, dan 4.2 Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif,
membuat) dan ranah abstrak eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan
(menulis, membaca, karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun
menghitung, menggambar, dan tulisan
mengarang) sesuai dengan yang 4.3 Menelaah dan merevisi teks hasil observasi, tanggapan
dipelajari di sekolah dan sumber deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai
lain yang sama dalam sudut dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun
pandang/teori tulisan
4.4 Meringkas teks hasil observasi, tanggapan deskriptif,
eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik secara lisan
maupun tulisan
KELAS: VIII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghargai dan menghayati 1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia
ajaran agama yang dianutnya sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk
mempersatukan bangsa Indonesia di tengah keberagaman
bahasa dan budaya
1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia
sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana
memahami informasi lisan dan tulis
1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia
18
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2. Menghargai dan menghayati 2.1 Memiliki perilaku jujur dalam menceritakan sudut pandang
perilaku jujur, disiplin, moral yang eksplisit
tanggungjawab, peduli 2.2 Memiliki perilaku peduli, cinta tanah air, dan semangat
(toleransi, gotong royong), kebangsaan atas karya budaya yang penuh makna
santun, percaya diri, dalam 2.3 Memiliki perilaku demokratis, kreatif, dan santun dalam
berinteraksi secara efektif berdebat tentang kasus atau sudut pandang
dengan lingkungan sosial dan 2.4 Memilikiperilaku jujur dan percaya diri dalam
alam dalam jangkauan mengungkapkan kembali tujuan dan metode serta hasil
pergaulan dan keberadaannya kegiatan
2.5 Memiliki perilaku jujur dan percaya diri dalam pengungkapan
kembali peristiwa hidup diri sendiri dan orang lain
3. Memahami dan menerapkan 3.1 Memahami teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita
pengetahuan (faktual, prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun
konseptual, dan tulisan
prosedural)berdasarkan rasa 3.2 Membedakan teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita
ingin tahunya tentang ilmu prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun
pengetahuan, teknologi, seni, tulisan
budaya terkait fenomena dan 3.3 Mengklasifikasi teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita
kejadian tampak mata prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun
tulisan
3.4 Mengidentifikasi kekurangan teks cerita moral/fabel, ulasan,
diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi berdasarkan
kaidah-kaidah teks baik melalui lisan mupun tulisan
4. Mengolah, menyaji, dan 4.1 Menangkap makna teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi,
menalar dalam ranah konkret cerita prosedur, dan cerita biografi baik secara lisan maupun
(menggunakan, mengurai, tulisan
merangkai, memodifikasi, dan 4.2 Menyusun teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita
membuat) dan ranah abstrak prosedur, dan cerita biografi sesuai dengan karakteristik teks
(menulis, membaca, yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan
menghitung, menggambar, dan 4.3 Menelaah dan merevisi teks cerita moral/fabel, ulasan,
mengarang) sesuai dengan yang diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi sesuai dengan
dipelajari di sekolah dan sumber struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan
lain yang sama dalam sudut 4.4 Meringkas teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita
pandang/teori prosedur, dan cerita biografi baik secara lisan maupun tulisan
19
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
KELAS: IX
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghargai dan menghayati 1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia
ajaran agama yang dianutnya sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk
mempersatukan bangsa Indonesia di tengah keberagaman
bahasa dan budaya
1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia
sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana
memahami informasi lisan dan tulis
1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia
sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana
menyajikan informasi lisan dan tulis
2. Menghargai dan menghayati 2.1 Memiliki perilaku jujur dan percaya diri dalam menangani
perilaku jujur, disiplin, tanggung kejadian dan memberikan makna kejadian dalam konteks
jawab, peduli (toleransi, gotong budaya masyarakat
royong), santun, percaya diri, 2.2 Memiliki perilaku cinta tanah air dan semangat kebangsaan
dalam berinteraksi secara atas karya budaya masyarakat Indonesia yang penuh makna
efektif dengan lingkungan sosial dalam hal pesan dan nilai-nilai budaya
dan alam dalam jangkauan 2.3 Memiliki perilaku demokratis, kreatif, dan santun dalam
pergaulan dan keberadaannya membantah sebuah sudut pandang tentang suatu masalah
2.4 Memiliki rasa percaya diri dan semangat dalam kegiatan
ilmiah dan menceritakan kembali kesimpulan hasil kegiatan
ilmiah
3. Memahami dan menerapkan 3.1 Memahami teks eksemplum, tanggapan kritis, tantangan, dan
pengetahuan (faktual, rekaman percobaan baik melalui lisan maupun tulisan
konseptual, dan prosedural) 3.2 Membedakan teks eksemplum, tanggapan kritis, tantangan,
berdasarkan rasa ingin tahunya dan rekaman percobaan baik melalui lisan maupun tulisan
tentang ilmu pengetahuan, 3.3 Mengklasifikasi teks eksemplum, tanggapan kritis, tantangan,
teknologi, seni, budaya terkait dan rekaman percobaan baik melalui lisan maupun tulisan
fenomena dan kejadian tampak 3.4 Mengidentifikasi kekurangan teks eksemplum, tanggapan
mata kritis, tantangan, dan rekaman percobaan berdasarkan
kaidah-kaidah teks baik melalui lisan mupun tulisan
4. Mengolah, menyaji, dan 4.1 Menangkap makna teks eksemplum, tanggapan kritis,
menalar dalam ranah konkret tantangan, dan rekaman percobaan baik secara lisan maupun
(menggunakan, mengurai, tulisan
merangkai, memodifikasi, dan 4.2 Menyusun teks eksemplum, tanggapan kritis, tantangan, dan
membuat) dan ranah abstrak rekaman percobaan sesuai dengan karakteristik teks yang
(menulis, membaca, akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan
menghitung, menggambar, dan 4.3 Menelaah dan merevisi teks eksemplum, tanggapan kritis,
mengarang) sesuai dengan tantangan, dan rekaman percobaan sesuai dengan struktur
yang dipelajari di sekolah dan dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan
sumber lain yang sama dalam 4.4 Meringkas teks eksemplum, tanggapan kritis, tantangan, dan
sudut pandang/teori rekaman percobaan baik secara lisan maupun tulisan
20
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Contoh keterkaitan KD dari KI3 dan KI4 dengan KD dari KI1 dan KI2
Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester: VII/2
Materi Pokok: Teks Cerita Pendek
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang 1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan
dianutnya bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
yang Maha Esa sebagai sarana memahami
informasi lisan dan tulis
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, 2.2 Memiliki perilaku percaya diri dan
disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong tanggung jawab dalam membuat
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi tanggapan pribadi atas karya budaya
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam masyarakat Indonesia yang penuh makna
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan 3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya pendek baik melalui lisan maupun tulisan
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah 4.1 Menangkap makna teks hasil observasi,
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak dan cerita pendek baik secara lisan
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, maupun tulisan
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
D. Strategi Implementasi
1. Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan sebagai berikut.
- Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X: terbatas pada sejumlah SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/
SMK/MAK. Ini adalah tahun pertama implementasi dan dilakukan di seluruh wilayah NKRI.
- Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI tahun 2014: adalah tahun kedua implementasi. Pada
tahun kedua ini, hanya kelas terakhir SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK yang belum melaksanakan
kurikulum.
- Juli 2015: seluruh kelas dan seluruh sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK telah
melaksanakan sepenuhnya Kurikulum 2013.
2. Pelatihan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas, dimulai dari tahun 2013-2015. Seluruh guru, kepala
sekolah dan pengawas di seluruh Indonesia sudah mendapatkan pelatihan untuk melaksanakan
kurikulum.
3. Pengembangan buku, dari tahun 2013-2015. Pada prinsipnya ketika implementasi Kurikulum 2013
memasuki tahun 2015-2016 seluruh buku sudah teredia di setiap sekolah.Buku terdiri atas buku
untuk peserta didik dan buku untuk guru. Isi buku guru adalah sama dengan buku peserta didik
dengan tambahan strategi pembelajaran dan penilaian hasil belajar.
21
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
22
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
MATERI 1.3:
PENDEKATAN, MODEL-MODEL, DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013
HO-1.3a
A. PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KURIKULUM 2013
1. Esensi Pendekatan Saintifik/ Pendekatan Ilmiah
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai
titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan
pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductivereasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang
spesifik.Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian
menarik simpulan secara keseluruhan.Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke
dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian
spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada teknik-
teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau
mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian
(method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan
terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat
serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau
data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 1: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya
Langkah Kompetensi Yang
Kegiatan Belajar
Pembelajaran Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat Melatih kesungguhan,
(tanpa atau dengan alat) ketelitian, mencari informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi Mengembangkan kreativitas,
yang tidak dipahami dari apa yang diamati rasa ingin tahu, kemampuan
atau pertanyaan untuk mendapatkan merumuskan pertanyaan
informasi tambahan tentang apa yang untuk membentuk pikiran
23
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
a. Mengamati
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah: membaca, mendengar, menyimak,
melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah: melatih kesungguhan,
ketelitian, mencari informasi.
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning).
Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik
senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka
pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif
banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
24
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses
pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan
fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan
oleh guru.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut
ini.
1) Menentukan objek apa yang akan diobservasi
2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi
3) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder
4) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar
berjalan mudah dan lancar
6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku
catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Praktik observasi dalam pembelajaran hanya akan efektif jika peserta didik dan guru melengkapi diri
dengan dengan alat-alat pencatatan dan alat-alat lain, seperti (1) tape recorder, untuk merekam
pembicaraan; (1) kamera, untuk merekam objek atau kegiatan secara visual; (2) film atau video, untuk
merekam kegiatan objek atau secara audio-visual; dan (3) alat-alat lain sesuai dengan keperluan.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar
cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan berkala, dan
alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama
subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat
gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdotalberupa catatan yang dibuat oleh peserta
didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang
diobservasi.
b. Menanya
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).
Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat
Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk
pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah
ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri kalimay efektif!
1) Fungsi bertanya
a) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau
topik pembelajaran.
b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari
solusinya.
25
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
26
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
27
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan
percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki
keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu
menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya sehari-hari.
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen
yanga akan dilaksanakan murid, (2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang
dipergunakan, (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk
pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan dijadikan
eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada murid, (7) Murid melaksanakan eksperimen dengan
bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap
perlu didiskusikan secara klasikal.
d. Mengasosiasi/ Mengolah informasi
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi / mengolah informasi adalah sebagai
berikut.
1) mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi.
2) Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/ mengolah inofrmasi adalah
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur
dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Dalam kegiatan mengasosiasi/ mengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah “menalar” dalam
kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam
banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.Penalaran adalah proses berfikir
yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan
berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak
bermanfaat.Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemanan
dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran.Karena itu, istilah aktivitas
menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk
pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif.Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada
kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian
memasukannya menjadi penggalan memori.
Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran
untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan
kurikulum.
28
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah
memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun
dengan cara simulasi.
3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana
(persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).
4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
5) Seriap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki
6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan
atau pelaziman.
7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
8) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan
pembelajaran perbaikan.
e. Mengomunikasikan
Kegiatan belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetesi yang dikembangkan dalam tahapan
mengkomunikasikan adalah Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar.
Dalam kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan pembelajaran kolaboratif.Pembelajaran
kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas
sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan
dan memaknai kerja sama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja rupa
untuk memudahkan usaha kolektif untuk mencapai tujuan bersama.
Contoh Pembelajaran Kolaboratif
Guru ingin mengajarkan tentang konsep, penggolongan sifat, fakta, atau mengulangi informasi tentang
objek. Untuk keperluan pembelajaran ini dia menggunakan media sortir kartu (card sort). Prosedurnya
dapat dilakukan seperti berikut ini.
Kepada peserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau contoh yang cocok
dengan satu atau lebih katagori.
Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan
katagori yang sama.
Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan sendiri kepada rekanhya.
Selama masing-masing katagori dipresentasikan oleh peserta didik, buatlah catatan dengan kata
kunci (point) dari pembelajaran tersebut yang dirasakan penting.
Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif. Karena memang,
internet merupakan salah satu jejaring pembelajaran dengan akses dan ketersediaan informasi yang luas
dan mudah.Saat ini internet telah menyediakan diri sebagai referensi yang murah dan mudah bagi
peserta didik atau siapa saja yang hendak mengubah wajah dunia.
Penggunaan internet disarakan makin mendesak sejalan denan perkembangan pengetahuan terjadi
secara eksponensial. Masa depan adalah milik peserta didik yang memiliki akses hampir ke seluruh
informasi tanpa batas dan mereka yang mampu memanfaatkan informasi diterima secepat mungkin.
29
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Daftar Pustaka
Allen, L. (1973). An Examination of the Ability of Third Grade Children from the Science Curriculum
Improvement Study to Identify Experimental Variables and to Recognize Change.Science
Education, 57, 123-151.
Depdikbud. 2013. Permendikbud 81A. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Padilla, M., Cronin, L., & Twiest, M. (1985).The Development and Validation of the Test of Basic Process
Skills. Paper Presented at the Annual meeting of the National Association for Research in Science
Teaching, French Lick, IN.
Quinn, M., & George, K. D. (1975).Teaching Hypothesis Formation.Science Education, 59, 289-296.
Science Education, 62, 215-221.
Thiel, R., & George, D. K. (1976).Some Factors Affecting the use of the Science Process Skill of Prediction
by Elementary School Children. Journal of Research in Science Teaching, 13, 155-166.
Tomera, A. (1974). Transfer and Retention of Transfer of the Science Processes of Observation and
Comparison in Junior High School Students.Science Education, 58, 195-203.
30
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
HO-1.3b
B. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
1. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
a. Definisi dan Konsep
1) Definisi
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi
bila pelajar tidak disajikan materi pelajaran dalam bentuk final, melainkan diharapkan mengorganisasi sendiri .
Discovery mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada
perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang diperhadapkan
kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Sedangkan pada inkuiri masalahnya
bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya
untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian, sedangkan
Problem Solving lebih memberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Pada Discovery
Learning materi yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi
peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari
informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui
dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.
Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif.
Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Merubah modus Ekspository
siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery siswa
menemukan informasisendiri.
2) Konsep
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal
dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan
memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan Discovery
Learning Environment, yaitu lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-
penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.
Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan
lebih kreatif.
Dalam Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk
melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41).
Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam Discovery Learning menurut Bruner adalah hendaklah
guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang
scientist, historin, atau ahli matematika. Dan melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya,
menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya
31
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
32
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Daftar Pustaka
Dahar, RW., 1991. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://darussholahjember.blogspot.com/2011/05/aplikasi-metode-discovery-learning.html (diunduh 23
Mei 2013).
http://ebookbrowse.com/pengertian-model-pembelajaran-discovery-learning-menurut-para-ahli-pdf-
d368189396 (diunduh 23 Mei 2013).
Jurnal Geliga Sains 3 (2), 8-13, 2009 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau ISSN 1978-
502X.
Syah, M., 1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
33
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang peserta didik
untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan
dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu
pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau
materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.
Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa
masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh peserta didik yang diharapkan
dapat menambah keterampilan peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran.
Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Base Learning (PBL) mengacu pada hal-hal sebagai berikut
ini.
a. Kurikulum
Pembelajaran berbasis masalah tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu
strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat pembelajaran.
b. Responsibility
Pembelajaran berbasis masalah menekankan responsibility dan answerability para peserta didik
untuk cepat tanggap terhadap permasalahan yang ada dan cepat mengambil keputusan sebagai
solusi .
c. Realisme
Kegiatan peserta didik difokuskan pada kegiatan yang serupa dan nyata. Aktivitas ini
mengintegrasikan tugas otentik ke dalam pembelajaran untuk mennumbuhkan sikap profesional.
d. Active-learning
Mengkaitkan isu yang relevan dengan materi pembelajaranuntuk menghasilkan pertanyaan dan
mendorong peserta didik untuk menemukan jawaban, sehingga dalam pembelajaran ini terjadi
proses pembelajaran yang mandiri.
e. Umpan Balik
Diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik digunakan sebagai umpan balik yang
berharga. Diskusi, presentasi dan evaluasi digunakan untuk mendorong peserta didik kearah
pembelajaran berdasarkan pengalaman.
f. Keterampilan Umum
PBL dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga
mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, kerja
kelompok, dan self-management.
g. Driving Questions
Pembelajaran berbasis masalah difokuskan pada kemampuan siswa membuat pertanyaan atau
merumuskan permasalahan sehingga peserta didik harus dapat menyelesaikan permasalahan
dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.
34
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
h. Constructive Investigations
Sebagai titik pusat, pembelajaran harus disesuaikan dengan pengetahuan para peserta didik.
i. Autonomy
Pembelajaran menjadikan aktivitas peserta didik merupakan aktivitas yang sangat penting.
2. Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah
Tujuan utama pembelajaran berbasis masalah bukanlah penyampaian sejumlah besar pengetahuan
kepada peserta didik, melainkan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan
pemecahan masalah serta sekaligus mengembangkan kemampuan peserta didik untuk secara akktif
membangun pengetahuan sendiri. Secara khusus tujuan terperinci seperti berikut ini.
a. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
b. Pemodelan peranan orang dewasa.
Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah
formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Berikut ini aktivitas-
aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan.
Pembelajaran berbasis masalah mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.
Pembelajaran berbasis masalah memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong
pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat memi
peran yang diamati tersebut.
Pembelajaran berbasis masalah melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri,
yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata
dan membangun femannya tentang fenomena itu.
c. Belajar Menentukan Sendiri (self directed learning)
Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan
sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan
guru.
35
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
36
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
37
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
adalah agar peserta didik mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun
ide mereka sendiri dalam merancang pemecahan masalah.
Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi dan data sebanyak-banyaknya dari
berbagai sumber. Kemudian guru mengajukan pertanyaan pada peserta didik tentang informasi
dan data yang dibutuhkanuntuk pemecahan masalah dengan melibatkan kemampuan berpikir
kritis peserta didik.
Setelah peserta didik mengumpulkan cukup data dan merumuskan permasalahan tentang
fenomena yang mereka hadapi, selanjutnya mereka mulai memberikanrancangan penelitian
sampai pada hidoptesis yang akan diuji dalam penelitian serta pembahasan bagaimanahasil
pengujian hipotesis serta pemecahan masalahnya. Selama pengajaran pada fase ini, guru
mendorong peserta didik untuk menyampikan semua ide-idenya dan menerima secara penuh ide
tersebut. Guru juga harus mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik berpikir tentang
kelayakan hipotesis dan pemecahan masalah yang mereka buat serta tentang kebenaran
informasi yang dikumpulkan.
Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artifak (Hasil Karya) dan Mempamerkannya
Tahap penelitian diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) dan pameran. Artifak lebih dari
sekedar laporan tertulis, namun bisa dalam bentuk video tape (menunjukkan situasi masalah dan
pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan
pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artifak sangat
dipengaruhi tingkat berpikir peserta didik. Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil
karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini
melibatkan peserta didik-peserta didik lainnya, guru-guru, orang tua, dan lainnya yang dapat
menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam Pembelajaran Berbasis Masalah. Fase ini dimaksudkan
untuk membantu peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses yang mereka lakukan
sendiri dan keterampilan melaksanakan penelitian dan kemaampuan berpikir. Selama fase ini
guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi hasil pemikiran dan aktivitas yang telah
dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.
Tahapan-tahapan PBM yang dilaksanakan secara sistematis berpotensi dapat mengembangkan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dan sekaligus dapat menguasai pengetahuan yang
sesuai dengan kompetensi dasar tertentu. Tahapan-tahapan PBM tersebut dapat diintegrasikan dengan
aktivitas-aktivitas pendekatan saintifik sesuai dengan karakteristik pembelajaran dalam Kurikulum 2013
sebagaimana tertera pada Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang standar proses dan Permendikbud
No. 8iA Lampiran IV tentang implementasi Kurikulum 2013. Aktivitas-aktivitas tersebut adalah
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eskperimen, mengasosiasikan/mengolah informasi,
dan mengkomunikasikan.
4. Sistem Penilaian
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan
sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR,
dokumen, dan laporan.
38
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software,
hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap
dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan
bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek
tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
Penilaian pembelajaran dengan PBM dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan
dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang
dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian
tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-
assessment) dan peer-assessment.
Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil
pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam
belajar.
Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya
dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam
kelompoknya.
Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini.
a. Penilaian kinerja peserta didik.
Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau mendemonstrasikan
kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan, melakukan suatu
eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau
melukis suatu gambar.
Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang
menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu. Informasi
perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama proses belajar,
pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang terkait kompetensi
tertentu dalam suatu mata pelajaran.
Dari informasi perkembangan itu peserta didik dan guru dapat menilai kemajuan belajar yang
dicapai dan peserta didik terus berusaha memperbaiki diri. Penilain dengan portofolio dapat
dipakai untuk penilaian pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif. Penilaian kolaboratif
dalam PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self assesment) dan peer assesment.
Self assessment adalah penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri terhadap usaha-
usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai oleh peserta didik
itu sendiri dalam belajar. Peer assessment adalah penilian dimana peserta didik berdiskusi untuk
memberikan penilaian upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang diselesaikan sendiri maupun
teman dalam kelompoknya.
Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu mengukur
kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-temannya yang lebih maju.
39
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan masalah memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan dan mengenali potensi kesiapan belajarnya.
Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat dilakukan pada
PBM. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang sering terjadi, misalnya
membandingkan peserta didik dengan temannya. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model
pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik sebagai
hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama.
Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik tersebut, penilaian ini antara
lain: 1).assesment kerja, 2). assesment autentik dan 3). portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru
dapat melihat bagaimana peserta didik merencanakan pemecahan masalah, melihat bagaimana peserta
didik menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya.
Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan dalam
situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai dengan
perkembangan zaman dan konteks atau lingkungannya, maka di samping pengembangan kurikulum juga
perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan kurikulum yang memungkinkan peserta
didik dapat secara aktif mengembangkan kerangka berpikir dalam memecahkan masalah serta
kemampuannya untuk bagaimana belajar (learning how to learn).
Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan mudah beradaptasi. Dasar
pemikiran pengembangan strategi pembelajaran tersebut sesuai dengan pandangan kontruktivis yang
menekankan kebutuhan peserta didik untuk menyelidiki lingkungannya dan membangun pengetahuan
secara pribadi pengetahuan bermakna.
Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal : 1. bagaimana peserta didik dan evaluator menilai produk
(hasil akhir) proses 2. bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah 3.
bagaimana peserta didik akan menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan akan masalah atau sebagai
bentuk pertanggungjawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil penilaian atau respon-respon
mereka dalam berbagai bentuk yang beragam, misalnya secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau
sebagai suatu bentuk penyajian formal lainnya. Sebagian dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan
masalah oleh peserta didik maupun dengan cara melakukan proses belajar kolaborasi (bekerja bersama
pihak lain).
Daftar Pustaka
Albanese, M.A. & Mitchell, S.. (1993). Problem BasedLearning: a Review of The Literature on Outcomes
and Implementation Issues. Journal of Academic Medicine
Barrows, H.S. & Tamblyn, R.M.. (1980). Problem BasedLearning: an Approach to Medical Education.
New York: Springer Publishing
Dahlan, M.D. (1990). Model-Model Mengajar . Bandung: Diponegoro. Sugiyono, Prof. Dr. (2008).
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Delisle, R. (1997). How to Use Problem_Based Learning In the Classroom. Alexandria, Virginia USA: ASCD.
Duch, J. Barbara. (1995). Problems: A Key Factor in PBL. [Online]. Tersedia :
http://www.udel.edu/pbl/cte/spr96-phys.html. [21 Juli 2010].
40
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Glazer, Evan. (2001). Problem Based Instruction. In M. Orey (Ed.), Emerging Perspectives on Learning,
Teaching, and Technology [Online]. Tersedia:
http://www.coe.uga.edu/epltt/ProblemBasedInstruct.htm. [17 Juni 2005].
Karim, S., et al. (2007). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Fisika serta Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan
Kecakapan Ilmiah. Proposal Hibah Kompetitif UPI 2007. Bandung: Tidak diterbitkan
Major, Claire,H dan Palmer, Betsy. 2001. Assessing the Effectiveness of Problem-Based Learning in
Higher Education: Lessons from the Literature. [Online]. Tersedia :
http://www.rapidintellect.com/AE Qweb/mop4spr01.htm [14 Juli 2010]
Melvin L. & Silberman. (1996). Active Learning: 101 Strategies to Teach any Subject. USA: Allyn & Bacon
Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004: Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo
Nur, M. 2011. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: PSMS Unesa.
Sudjana, D. (1982). Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. Bandung : Lembaga Penelitian IKIP
Bandung
Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran, Jambi: Gaung Persada Press
41
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
c. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional sehingga mereka masih memegang
peran utama di kelas. Kondisi ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang
kurang dan tidak menguasai teknologi.
d. Kebutuhan listrik bertambah karena banyak peralatan yang harus disediakan.
Berdasarkan hambatan-hambatan dalam implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek, maka disarankan
menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran. Pembelajaran Berbasis Proyek akan lebih
menarik jika suasana ruang belajar tidak monoton. Hal ini bisa dilakukan dengan perubahan lay-out
ruang kelas, seperti: traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas
kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Suasana belajar
menyenangkan pun dapat dilakukan di taman, artinya belajar tidak harus dilakukan di ruang kelas.
2. Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode pembelajaran yang berfokus pada peserta didik
dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainya. Pelaksanaan Pembelajaran
Berbasis Proyek dapat memberi peluang pada peserta didik untuk bekerja mengkonstruk tugas yang
diberikan guru sehingga puncaknya dapat menghasilkan produk karya peserta didik. Tujuan
Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran.
b. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah.
c. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan hasil produk
nyata berupa barang atau jasa.
d. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber, bahan,
dan alat untuk menyelesaikan tugas.
e. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya dalam Pembelajaran Berbasis Proyek yang
dilakukan dalam kelompok.
3. Langkah-Langkah Operasional
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan dengan diagram
sebagai berikut:
1. Penentuan 2. Perancangan langkah- 3. Penyusunan Jadwal
Proyek langkah penyelesaian proyek Pelaksanaan Proyek
Gambar 1: Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Projek (diadaptasi dari Keser & Karagoca (2010))
a. Penentuan Proyek
Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek berdasarkan tugas proyek yang
diberikan oleh guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang akan
dikerjakannya baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tugas
yang diberikan guru.
43
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
44
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
4. Contoh Penerapan
Proses pembelajaran berbasis proyek meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam
proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek, tahap persiapan meliputi kegiatan
menemukan tema/topik proyek, merancang langkah penyelesaian proyek, dan menyusun jadwal
proyek. Pada tahap pelaksanaan meliputi kegiatan penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring
dari guru serta penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek. Pada tahap evaluasi meliputi
kegiatan evaluasi proses dan hasil kegiatan proyek.
Berikut adalah contoh kegiatan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada tahap
kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.
a. Persiapan
Dalam persiapan, diawali dengan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari yang diikuti dengan
instruksi tugas proyek yang dilengkapi dengan persyaratan tertentu, termasuk ketentuan waktu.
Selanjutnya langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek adalah sebagai berikut:
a) Menentukan proyek, yaitu memilih tema/topik untuk menghasilkan produk (laporan
observasi/penyelidikan, karya seni, atau karya keterampilan) dengan karakteristik mata
pelajaran dengan menekankan keorisinilan produk. Penentuan produk juga disesuaikan
dengan kriteria tugas, dengan mempertimbangkan kemampuan peserta didik dan
sumber/bahan/alat yang tersedia.
b) Merancang langkah-langkah penyelesaian proyek dari awal sampai akhir. Pada kegiatan ini,
peserta didik mengidentifikasi bagian-bagian produk yang akan dihasilkan, langkah-langkah,
serta teknik untuk menyelesaikan bagian-bagian tersebut sampai dicapai produk akhir.
c) Menyusun jadwal pelaksanaan proyek, yaitu menyusun tahap-tahap pelaksanaan proyek
dengan mempertimbangkan kompleksitas langkah-langkah dan teknik penyelesaian produk
serta waktu yang ditentukan guru.
b. Pelaksanaan
a) Menyelesaikan proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru, yaitu mencari atau
mengumpulkan data/material dan kemudian mengolahnya untuk menyusun/mewujudkan
bagian demi bagian sampai dihasilkan produk akhir.
b) Mempresentasikan/mempublikasikan hasil proyek, yaitu menyajikan produk dalam bentuk
diskusi, pameran, atau publikasi (dalam majalah dinding atau internet) untuk memperoleh
tanggapan dari peserta didik yang lain, guru, dan masyarakat.
c. Evaluasi
Evaluasi proses dan hasil proyek, yaitu meninjau proses pelaksanan proyek dan menilai produk yang
dihasilkan untuk mengetahui ketercapaian tujuan proyek.
5. Teknik Penilaian
Penilaian yang digunakan dalam pembelajaran berbasis proyek meliputi penilaian sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Penilaian diperoleh dari kegiatan peserta didik yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu sejak dari perencanaan, penyusunan jadwal, penyelesaian proyek, penyusunan
laporan, serta evaluasi proses dan hasil proyek. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman peserta didik akan kemampuan mengaplikasikan materi pelajaran, kemampuan
penyelidikan/berkarya dan kemampuan menginformasikan mata pelajaran tertentu.
45
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Catatan: Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban
dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.
46
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penilaian pembelajaran berbasis proyek juga dapat dilakukan dengan menilai produk yang dihasilkan
dari tugas proyek. Penilaian produk dilakukan untuk menilai proses pembuatan dan kualitas suatu
produk yang dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian produk dapat dilakukan pada tugas yang
menekankan pada produk teknologi maupun karya seni. Adapun contoh format penilaian produk adalah
sebagai berikut.
Contoh Format Penilaian Produk (Teknologi/Karya Seni)
Catatan: Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan
ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.
Pada penilaian sikap dapat dilakukan dengan bentuk penilaian observasi, penilaian diri, penilaian “teman
sejawat” (peer evaluation), dan penilaian jurnal oleh peserta didik. Instrumen yang digunakan untuk
observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan yang disusun oleh guru. Contoh
instrumen penilaian sikap dengan lembar pengamatan/observasi adalah sebagai berikut.
Contoh Format Penilaian Sikap
Nama : ………………………………….
NIS : …………………………………
Kelas : …………………………………
No. Aspek Penilaian Skor
1 2 3 4 5
1. Kerajinan
2. Ketekunan
3. Tanggung Jawab
4. Kedisiplinan
5. Kerjasama
6. Tenggang rasa
7. Kejujuran
TOTAL SKOR
Keterangan: Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang skor 1 sampai 5.
1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik dan 5 = amat baik.
Untuk penilaian sikap, angka ini berfungsi sebagai alat peringkas profil peserta didik, bukan sebagai
harga mati untuk KKM.
47
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penilaian sikap juga dapat dilakukan dengan penilaian diri dengan menggunakan daftar cek atau skala
penilaian (rating scale). Contoh instrumen penilaian sikap dengan penilaian diri adalah sebagai berikut.
Contoh Instrumen Penilaian Diri
Nama : ______________________________
NIS : ______________________________
Kelas : ______________________________
Petunjuk
Berilah tanda silang (X) sesuai dengan kondisi diri Anda.
Keterangan
SS : Sangat Setuju, S: Setuju, TS: Tidak Setuju, dan STS: Sangat Tidak Setuju
NO PERNYATAAN Penilaian
SS S TS STS
1 Saya sudah dapat mengembangkan tema pada tugas proyek yang
diberikan guru
2 Saya dapat merancang jadwal pelaksanaan kegiatan proyek dengan
baik
3 Saya dapat menyusun jadwal pelaksanaan proyek dengan sistematis
4 Saya dapat menyelesaikan proyek sesuai dengan langkah langkah
yang telah ditetukan
5 Saya dapat menyusun laporan dengan sistematis dan baik
6 Saya dapat mempresentasikan hasil kegiatan proyek dengan baik
7 Saya telah menguasai materi pembelajaran dengan baik
Daftar Pustaka
Admin.Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) [online]. Diakses di
http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/151/hubptain-gdl-ellyikasus-7509-3-babii.pdf (17 Oktober
2011).
Barron, B., & Darling-Hammond, L. (2008). Teaching for meaningful learning: A review of research on
inquiry-based and cooperative learning. Retrieved from http://www.edutopia.
Daniel K. Schneider. 2005. Project-based learning. [Online]. Diakses
dihttp://edutechwiki.unige.ch/en/Project-based_learning (18 Oktober 2011).
Florin, Suzanne. 2010. The Success of Project Based Learning. [Online]. Diakses di
http://www.brighthub.com/education/k-12/articles/90553.aspx (18 Oktober 2011)
Grant, M. (2009, April). Understanding projects in projectbased learning: A student’s perspective. Paper
presented at Annual Meeting of the American Educational Research Association, San Diego, CA.
Keser, H. & Karahoca, D. 2010. Designing a project manajement e-course by using project base learning.
Procedia Social and Behavioral Sciences 2 (2010) 5744-5754
Lucas, George .(2005). Instructional Module Project Based Learning.
http://www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php. Diakses tanggal 13 Juli 2010.
Markham, T. (2003). Project-Based Learning Handbook (2nd ed.). Novato, CA: Buck Institute for
Education.
Savery, J. R. (2006). Overview of problem-based learning: Definitions and distinctions. The
Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, 1(1), 9–20. Journal of Problem-Based Learning, 3(1),
12–43.
48
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
E. PENILAIAN PEMBELAJARAN
HO-1.3C
Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik. Pada Standar Nasional Pendidikan, penilaian pendidikan
merupakan salah satu standar yang yang bertujuan untuk menjamin: perencanaan penilaian peserta
didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian;
pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif,efektif, efisien, dan sesuai
dengan konteks sosial budaya; dan pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel,
dan informatif.
1. Jenis-jenis Penilaian pada Kurikulum 2013
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta didik. Penilaian peserta didik yang dilakukan pada kurikulum 2013 mencakup:
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian
nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.
a. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai
dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran.
b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk
membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan
entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di
dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil
belajar peserta didik.
e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodic untuk menilai kompetensi
peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD
pada periode tersebut.
g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
h. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK
meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat
kompetensi tersebut.
i. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran
yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK
meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat
kompetensi tersebut.
49
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
j. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu
yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang
dilaksanakan secara nasional.
k. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar
kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.
50
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
e. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat
diakses oleh semua pihak.
f. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun
eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
g. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK).PAK merupakan penilaian
pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan
kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan
karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.
51
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
b) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
c) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh
karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui
minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu
tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian
peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
a) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
b) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan; dan
c) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
53
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Daftar Pustaka
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013. Tentang Standar Penilaian pendidikan
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013. Tentang tentang Implementasi Kurikulum
54
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
MATERI PELATIHAN 2
ANALISIS BUKU
ANALISIS BUKU GURU DAN BUKU SISWA
55
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Buku guru dan buku siswa merupakan salah satu sarana iImplementasi Kurikulum Tahun 2013 dalam
pembelajaran. Buku guru dan buku siswa telah disiapkan Pemerintah sesuai dengan Permendikbud no
71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran (Buku Siswa) dan Buku Panduan Guru (Buku Guru).
Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi persiapan,
pelaksanaan dan penilaian serta pedoman penggunaan buku siswa. Buku guru terdiri dari dua bagian,
yaitu petunjuk umum pembelajaran dan petunjuk khusus pelaksanaan pembelajaran pada setiap bab
sesuai dengan buku siswa.
Buku siswa merupakan buku sumber belajar bagi siswa/peserta didik yang memuat: Judul bab, informasi
kompetensi dasar yang sesuai dengan topik pada setiap bab. Pada setiap bab dilengkapi dengan peta
konsep, pengantar, bagian kegiatan siswa baik ekperimen maupun non eksperimen atau diskusi, latihan
soal, rangkuman, evaluasi, dan tugas bagi peserta didik.
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari telaah dan analisis buku guru dan buku siswa terhadap
kesesuaian dengan SKL, KI, dan KD; kecukupan dan kedalaman materi; dan kesesuaian pendekatan
pembelajaran dan penilaian.
1. Memahami isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran , strategi pembelajaran
dan penilaian pada buku siswa dan buku guru
2. Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
3. Mendeskripsikan kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan pendekatan saintifik, standar
proses dan standar penilaian
4. Mendeskripsikan buku guru dan buku siswa dari aspek kecukupan dan kedalaman materi.
5. Memahami strategi penggunaan buku guru dan buku siswa pada perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran
Indikator
1. Menjelaskan isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran dan penilaian yang
terdapat dalam buku siswa
2. Menjelaskan isi materi, struktur, strategi pelajaran dan penilaiannya yang terdapat dalam buku
guru
3. Mengidentifikasi kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
4. Menjelaskan alasan hasil identifikasi kesesuaian buku siswa dan buku guru dengan tuntutan SKL, KI,
dan KD
5. Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dengan pendekatan saintifik, standar proses dan standar
penilaian
6. Menganalisis kesesuaian isi buku guru dengan pendekatan saintifik, standar proses dan standar
penilaian
7. Menjelaskan kecukupan dan kedalaman materi pada buku guru dan buku siswa
8. Menjelaskan kesesuaian isi buku guru dengan buku siswa
9. Memberikan rekomendasi penggunaan buku guru atau buku siswa berdasarkan hasil analisis.
56
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Langkah Kegiatan
Mendiskusikan hasil
Dalam kelompok analisis buku guru
Menganalisis isi
mengkaji isi materi dan buku siswa
buku guru (LK-2.1)
struktur, dan pola pikir dalam kesesuaiannya
dan buku siswa (LK-
keilmuan dalam buku dengan pendekatan
2.2)
guru dan buku siswa saintifik dan standar
proses
Mendiskusikan hasil
Mendiskusikan hasil
analisis untuk
Presentasi hasil analisis analisis buku guru dan
membuat
buku gurudan buku buku siswa dalam
rekomendasi tentang
siswa kesesuaiannya dengan
penggunaan buku
standar penilaian
guru dan buku siswa
57
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Lembar Kegiatan
Bacalah informasi berikut, selanjutnya silakah melakukan analisis buku sesuai dengan petunjuk
pada lembar kegiatan Analisis Buku Guru dan Buku Siswa
58
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Kompetensi:
1. Memahami isi buku siswa sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran
2. Memahami strategi menggunakan buku siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3. Merencanakan tindak lanjutberasarkan hasil analisis buku untuk persiapan pembelajaran.
Panduan kegiatan:
1. Kerjakanlah secara berkelompok!
2. Pelajari format Analisis Buku Siswa
3. Siapkan SKL, KI dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran!
4. Cermatilah buku siswa yang berisi teks materi pembelajaran dan informasi lainnya seperti kegiatan
siswa dan evaluasi
5. Lakukanlah analisis terhadap buku siswa dan tuliskan hasil analisis pada kolom yang tersedia pada
format dengan cara:
- mendeskripsikan secara singkat isi buku sesuai dengan aspek-aspek yang dianalisis
- memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom kualifikasi kurang, cukup atau baik
- menuliskan alasan Anda memilih kualifikasi tersebut
- Berdasarkan hasil analisis, tuliskan alasan dan tindak lanjut hasil analisis ,
- Jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut yang
harus dikerjakan guru sebagai pengguna buku siswa untuk proses pembelajaran.
- Jika sesuai dengan kebutuhan, buku bisa digunakan sebagai sumber belajar dalam
pembelajaran.
59
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Komponen penilaian
sesuai tuntutan
penilaian autentik
B. Uraian Materi
Pendahuluan bab
memotivasi siswa
untuk belajar
Cakupan materi
setiap sub topik/sub
bab memenuhi
kebutuhan
pencapaian KD
Kegiatan pada buku
memfasilitasi
pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik
60
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penilaian
Pengetahuan
Penilaian Sikap
Penilaian
Keterampilan
Tugas
61
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
R- 2.1
Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100 Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa
dilaksanakan
Baik (B) 80 < B ≤ 90 Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis
Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis
Kurang (K) ≤ 70 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis
62
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Panduan kegiatan:
1. Kerjakanlah secara berkelompok!
2. Pelajari format Analisis Buku Guru
3. Siapkan SKL, KI dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran!
4. Cermatilah buku guru yang berisi strategi penyajian pembelajaran dan informasi lainnya
5. Lakukanlah analisis terhadap buku guru dan tuliskan hasil analisis pada kolom yang tersedia pada
format dengan cara:
- mendeskripsikan secara singkat isi buku sesuai dengan aspek kegiatan guru
- memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom kualifikasi kurang, cukup atau baik
- menuliskan alas an Anda memilih kualifikasi tersebut
6. Berdasarkan hasil analisis, tuliskan tindak lanjut hasil analisis ,
Jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut yang harus
dikerjakan guru sebagai pengguna buku guru tersebut. Jika sesuai dengan kebutuhan, buku dapat
digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran.
7. Setelah melakukan analisis buku guru dan buku siswa diskusikan bagaimana keterkaitan antara buku
guru dan buku siswa yang Anda analisis.
63
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
A. Perencanaan Pembelajaran
Menentukan KI dan
KD yang berkaitan
Menentukan alokasi
waktu
Merumuskan
indikator
Merumuskan tujuan
pembelajaran
Menentukan cakupan
materi pembelajaran
Menentukan
pendekatan
Menentukan model
Menentukan strategi
Menentukan metode
Menentukan media,
sumber dan alat
64
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Mendeskripsikan
langkah
pembelajaran sesuai
dengan pendekatan,
model, dan metode
Menilai Pengetahuan
- Contoh
instrumen
- Pembahasan
Menilai Sikap
- Contoh
instrumen
- Rubrik
Menilai Keterampilan
- Contoh
instrumen
- Rubrik
Portofolio
Penilaian Diri
Penilaian Antar
Teman
Informasi Pengayaan
Belajar
Informasikan
hubungan guru dan
Orang tua
65
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
R - 2.2
Rubrik penilaian analisis buku guru digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta pelatihan
terhadap buku guru sesuai dengan mata pelajaran yang diampu
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati format penilaian analisis buku guru serta hasil analisis peserta yang akan dinilai
2. Berikan nilai pada setiap komponen sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil analisis
menggunakan rentang nilai sebagai berikut
Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100 Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa
dilaksanakan
Baik (B) 80 < B ≤ 90 Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis
Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis
Kurang (K) ≤ 70 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis
3. Setelah selesai penilaian masing-masing komponen, jumlahkan nilai seluruh komponen sehingga
menghasilkan nilai hasil analisis buku guru.
66
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
HO-2.1
MATERI 2: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS
A. Pengantar
Satuan bahasa yang mengandung makna, pikiran, dan gagasan adalah teks. Teks tidak selalu berwujud
bahasa tulis, sebagaimana lazim dipahami, misalnya teks Pancasila yang sering dibacakan pada saat
upacara. Teks dapat berwujud, baik teks tulis maupun teks lisan (bahkan dalam multi modal: perpaduan
teks lisan dan tulis serta gambar/ animasi/film). Teks itu sendiri memiliki dua unsur utama. Pertama,
adalah konteks situasi penggunaan bahasa yang di dalamnya ada register yang melatarbelakngi lahirnya
teks, yaitu adanya sesuatu (pesan, pikiran, gagasan, ide) yang hendak disampaikan (field).
Sasaran atau kepada siapa pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu disampaikan (tenor), dalam format
bahasa yang bagaimana pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu dikemas (mode). Terkait dengan format
bahasa, teks dapat berupa deskripsi, prosedural, naratif, cerita petualangan, anekdot, dan lain-lain.
Unsur kedua adalah konteks situasi, yang di dalamnya ada konteks sosial dan konteks budaya
masyarakat tutur bahasa yang menjadi tempat teks tersebut diproduksi.
Terkait perbedaan antara satu jenis teks tertentu dan jenis teks lain. Perbedaan dapat terjadi, misalnya
pada struktur teks itu sendiri. Sebagai contoh, teks deskripsi dengan teks prosedural berbeda
strukturnya meskipun kedua teks tersebut termasuk ke dalam kategori jenis teks faktual. Apabila teks
deskripsi memiliki ciri tidak terstruktur dan tidak bersifat generalisasi, teks prosedural justru bersifat
terstruktur dan dapat digeneralisasi.
Struktur Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik teksnya juga berbeda. Jika pada teks deskripsi
strukturnya terdiri atas pernyataan umum yang diikuti pernyataan deskriptifnya, struktur teks
prosedural terdiri atas tujuan langkah-langkah. Begitu pula kedua jenis teks tersebut berbeda dengan
teks cerita/naratif. Di samping jenisnya berbeda dengan kedua jenis teks di atas, yaitu masuk ke dalam
kategori teks jenis sastra, juga strukturnya berbeda, teks yang terakhir ini terdiri atas judul, orientasi
(kapan, siapa, dan di mana), komplikasi (masalah apa yang terjadi dan mengapa terjadi), serangkaian
peristiwa, resolusi/klimaks, dan koda (bagaimana cerita berakhir).
Struktur teks membentuk struktur berpikir sehingga dalam setiap penguasaan jenis teks tertentu, siswa
akan memiliki kemampuan berpikir sesuai dengan struktur teks yang dikuasainya. Dengan berbagai
macam teks yang sudah dikuasainya, siswa akan mampu menguasai berbagai struktur berpikir. Bahkan,
satu topik tertentu dapat disajikan dalam jenis teks yang berbeda dan tentunya dengan struktur berpikir
yang berbeda pula.
Selain itu, secara garis besar dapat dipilah atas teks sastra dan teks nonsastra. Teks sastra
dikelompokkan ke dalam teks naratif dan nonnaratif. Adapun teks nonsastra dikelompokkan ke dalam
teks jenis faktual yang di dalamnya terdapat subkelompok teks laporan dan prosedural serta teks
tanggapan yang dikelompokkan ke dalam subkelompok teks traksaksional dan ekspositori.
Dengan memperhatikan jenis-jenis teks itu, serta adanya unsur utama yang harus dimiliki sebuah teks
salah satunya adalah mode (sarana bahasa yang digunakan untuk mengemas pesan, pikiran, gagasan,
ide yang disampaikan melalui teks) melalui pembelajaran bahasa berbasis teks, materi sastra dan
kebahasaan dapat disajikan.
67
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
68
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
69
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
• Penjelasan sekuensial menekankan pada urutan atau tahap-tahap suatu proses -bagaimana
proses terjadi (misalnya siklus hidup kupu-kupu).
• Penjelasan kausal memberi perhatian penyebab peristiwa-peristiwa -mengapa proses terjadi
(misalnya mengapa gelombang pasang terjadi).
e. Teks Eksposisi
• Eskposisi (penjelasan terperinci/perawian) adalah jenis teks persuasif yang berdebat suatu kasus
atau terhadap suatu sudut pandang tertentu.
• Beberapa eksposisi membujuk pembaca untuk berpikir dengan cara tertentu dengan menerima
teori atau posisi.
• Jenis lainnya membujuk pembaca untuk bertindak dengan cara tertentu.
f. Teks Diskusi
• Fungsi sosial: digunakan untuk melihat suatu masalah dari berbagai perspektif, sebelum
membuat keputusan atau rekomendasi.
g. Teks Deskripsi Sastrawi
• Fungsi sosial: menggambarkan ciri karakteristik dari orang tertentu, tempat atau objek (sering
imajinatif).
• Teks ini tidak selalu merupakan jenis teks yang 'berbeda' dan sering menjadi bagian dalam teks-
teks sastra seperti narasi.
h. Teks Narasi
• Fungsi sosial: untuk menyampaikan pesan tentang bagaimana seseorang mengungkapkan
kehidupan yang pernah dialami dalam suatu kejadian. Narasi sering menyampaikan pesan
tentang bagaimana orang-orang diharapkan untuk berperilaku ketika dihadapkan pada jenis
budaya tertentu kita
• Struktur teks narasi: orientasi”, “komplikasi”, “evaluasi”, dan resolusi”.
i. Teks Tanggapan
• Fungsi sosial: untuk meringkas, menganalisis, dan menanggapi sastra, teks karya seni atau
pertunjukan.
• Teks ini dapat beupa respon pribadi atau reviu.
Genre Teks menurut Brian PALTRIDGE 2004
1. Teks Cerita
Teks Cerita Genre Tujuan
Kisahan Menceritrakan
Narasi Menyelesaikan komplikasi dalam sebuah cerita.
Exemplum (bahasa Menilai karakter atau perilaku dalam cerita.
Itali)
Anekdot Berbagi reaksi emosional dalam sebuah cerita.
70
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2. Teks Tanggapan
Teks Tanggapan Genre Tujuan
Tanggapan Pribadi Bereaksi emosional terhadap teks.
Mereviu Mengevaluasi teks, sastra visual, atau musik.
Panafsiran Menafsir/memaknai pesan sebuah teks.
Tanggapan Kritis Menanggapi pesan teks.
3. Teks Argumentasi
Teks Genre Tujuan
Argumentasi Eksposisi Mendebat suatu sudut pandang lingkungan dan
sosial.
Diskusi Mendikusikan dua atau lebih sudut pandang.
4. Teks Cerita Faktual
Teks Cerita Genre Tujuan
Faktual Menceritrakan Otobiografi Menceritrakan peristiwa dalam
kehidupan.
Menceritrakan Otobiografi Menceritrakan tahap kehidupan.
Menceritrakan Sejarah Menceritrakan peristiwa sejarah.
Ihwal Sejarah Menceritrakan peristiwa sejarah.
5. Teks Penjelasan
Penjelasan Genre Tujuan
Penjelasan yang Berurut. Menjelaskan suatu urutan.
Penjelasan. Menjelaskan beberapa penyebab.
Penjelasan Sebab-Akibat Menjelaskan efek ganda.
6. Teks Laporan Hasil Observasi
Laporan Genre Tujuan
71
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
3. Teks Prosedur
Tujuan sosial: teks menunjukkan beberapa tahap sesuai dengan langkah-langkah yang telah
ditentukan. Ada perintah, arah, petunjuk, panduan, aturan, dan resep.
4. Teks Melaporkan Prosedur
Tujuan sosial: untuk merekam langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan
investigasi.Khususnya sangat penting untuk merekam pengalaman belajar praktis dalam sains
dan teknologi seperti eksperimen dan pengumpulan data.
5. Teks Melaporkan Fakta
Tujuan Sosial: faktual menceriterakan tentang apa yang terjadi dengan mendokumentasikan
serangkaian peristiwa dan mengevaluasi signifikansinya. Teks dapat menceriterakan sejarah,
otobiografi, atau biografi. Selain itu juga dapat digunakan untuk merekam peristiwa dan
pengamatan dalam kunjungan lapangan dan wisata.
6. Teks Penjelasan
Tujuan Sosial: untuk menjelaskan secara ilmiah bagaimana fenomena teknologi dan alam
terwujud, bagaimana cara atau hal-hal terjadi.Penjelasan sekuensial menekankan pada urutan
atau tahap-tahap suatu proses –bagaimana sutau proses terjadi (misalnya siklus hidup kupu-
kupu). Penjelasan kausal memberi perhatian penyebab peristiwa-peristiwa –mengapa proses
terjadi ( misalnya mengapa gelombang pasang terjadi).
7. Teks Eksposisi
Tujuan Sosial: eksposisi (penjelasan terperinci/ perawian) adalah jenis teks persuasif yang
berdebat suatu kasus atau terhadap suatu sudut pandang tertentu. Beberapa eksposisi
membujuk pembaca untuk berpikir dengan cara tertentu dengan menerima teori atau posisi.
Jenis lainnya membujuk pembaca untuk bertindak dengan cara tertentu.
8. Teks Diskusi
Tujuan sosial: Diskusi digunakan untuk melihat suatu masalah dari berbagai perspektif,
sebelum membuat keputusan atau rekomendasi.
9. Teks Sastrawi
a. Deskripsi sastra menggambarkan ciri karakteristik dari orang tertentu.
b. Tempat atau objek (sering imajinatif). Jenis ini tidak selalu merupakan jenis teks yang
berbeda dan sering menjadi bagian dalam teks-teks sastra seperti narasi.
10. Teks Naratif
Tujuan sosial: naratif sering digunakan untuk menyampaikan pesan tentang bagaimana
seseorang mengungkapkan kehidupan yang pernah dialami dalam suatu kejadian. Narasi sering
menyampaikan pesan tentang bagaimana orang-orang diharapkan untuk berprilaku ketika
dihadapkan pada jenis budaya tertentu kita.
11. Teks Pelaporan Sastrawi
Tujuan Sosial: untuk menceriterakan kembali serangkaian kegiatan dengan tujuan menghibur.
Pelaporan sastrawi melibatkan pengalaman pribadi atau imajinasi.
72
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
1. Definsi Umum
Struktur Teks Laporan Hasil
Observasi 2. Deskripsi Bagian
3. Deskripsi Kegunaan
1. Identifikasi
3. Deskripsi Bagian
1.Tesis (Pembukaan)
3.Penegasan Ulang
(Penutup)
73
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
1.Pernyataan Umum
3.Interpretasi
5. Struktur Teks Cerita Pendek
Struktur teks cerita pendek mencakup: orientasi, komplikasi, dan resolusi. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada bagan di berikut ini.
1. Orientasi
3. Resolusi
Sumber:
1. Droga, Louis dan Humphrey, Sally. 2005. Grammar and Meaning An Introduction for Primary
Teachers. New South Wales, Australia: Target Texts.
2. Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
74
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
MATERI PELATIHAN 3
PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
3.1. Penerapan Pendekatan Saintifik dan Model-model
Pembelajaran pada Pembelajaran Bahasa Indonesia
3.2. Perancangan Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia
3.3. Pelaporan Hasil Penilaian Pembelajaran dalam Rapor
75
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Perubahan pada proses pembelajaran kurikulum 2013 mencakup: a) berorientasi pada karakteristik
kompetensi yang mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
dan mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan
mencipta, dan 3) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan saintifik, karakteristik
kompetensi sesuai jenjang. c) mengutamakan Discovery Learning dan Project Based Learning.
Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti
dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan.
Perubahan pada penilaian mencakup: penilaian berbasis tes dan nontes (portofolio), cara menilai proses
dan output dengan menggunakan penilaian autentik, dan rapor memuat penilaian kuantitatif tentang
pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan .
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari penerapan model-model pembelajaran dan perancangan
penilaian yang baik dengan cara berlatih menyusun contoh proses pembelajaran, mengembangakan
instrumen penilaian menggunakan berbagai model pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 dan mengolah
nilai untuk rapor
Indikator
1. Merancang contoh penerapan pendekatan scientific pada pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Membuat contoh penerapan model –model pembelajaran pada pembelajaran bahasa Indonesia
dan penilaiannya
3. Mengidentifikasi kaidah-kaidahk perancangan penilaian
4. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran bahasa
Indonesia
5. Mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.
Langkah Kegiatan
1. Perancangan Pembelajaran
Kerja Kelompok
menelaah HO Kerja Presentasi hasil Penyimpulan
contoh kelompok kerja kelompok hasil diskusi
penerapan menyusun dan dikomentari kelompok dan
model contoh model oleh kelompok rangkuman
pembelajaran pembelajaran lain hasil
76
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2. Perancangan Penilaian
Diskusi
kelompok Kerja Kelompok Presentasi hasil Penyimpulan
perancangan menyusun kerja kelompok hasil diskusi
penilaian contoh dan dikomentari kelompok dan
sikap, instrumen oleh kelompok rangkuman
pengetahuan, penilaian yg baik lain hasil
keterampilan
77
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Tujuan Kegiatan : Melalui diskusi kelompok peserta mampu merancang contoh penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa Indonesia
Langkah Kegiatan :
1. Pelajari hand out dan contoh penerapan pendekatan saintifik pada pebelajaran bahasa Indonesia
2. Isilah Lembar Kerja perancangan pembelajaran yang tersedia
3. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda
4. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain
Kompetensi Dasar :
Topik /Tema :
Sub Topik/Tema :
Tujuan Pembelajaran :
Alokasi Waktu :
Menanya
Mengumpulkan informasi
Mengasosiasikan
Mengkomunikasikan
78
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Lembar Kerja
LK - 3.1b
Tujuan Kegiatan : Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu merancang kegiatan pembelajaran
dengan menerapkan model Project Based Learning, Discovery Learning dan
Problem Based Learning pada pembelajaran Bahasa Indonesia
Langkah Kegiatan :
Kerjakan secara berpasangan, cermati lembar kerja perancangan model pembelajaran
1. Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk satu kali tatap muka yang sesuai salah satu
model
2. Isilah Lembar Kerja perancangan model pembelajaran sesuai dengan model yang Anda pilih
3. Presentasikan hasil rancangan Anda
4. Perbaiki rancangan jika ada saran atau usulan perubahan
Catatan: Pada lembar kerja ini ada dua format model pembelajaran yaitu model Problem Based
Learning dan Discovery Learning jika Anda merancang model Lainnya silahkan sesuai sintak model yang
sesuai.
79
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Sub Topik :
Tujuan :
Alokasi Waktu : 1x TM
2. Problem statemen
(pertanyaan/identifikasi
masalah)
3. Data collection
(pengumpulan data)
5. Verification (pembuktian)
6. Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)
80
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Fase 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
81
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
R-3.1/3.2
82
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
83
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
HO-3.1b
Kompetensi : 3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi,
Dasar dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan
Topik/Bahasan : Sruktur teks hasil observasi
Alokasi Waktu : 1x pertemuan (2 JP)
Langkah Pembelajaran
Stimulation (simulasi/pemberian rangsangan)
1. Guru membacakan atau memperdengarkan pembacaan puisi “Tanah Kelahiranku” Karya
Ramadhan KH berikut ini.
84
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
4. Siswa membaca contoh teks hasil observasi dan informasi yang berhubungan dengan struktur
teks hasil observasi
Contoh teks
Cinta Lingkungan
Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan
berhubungan timbal balik. Lingkungan hidup ini mencakupi benda hidup dan
benda mati. Benda hidup perlu makanan dan berkembang biak seperti manusia,
binatang, dan tumbuhan. Benda mati antara lain tanah, air, api, batu, dan udara.
Jika terpelihara dengan baik, lingkungan hidup itu dapat menciptakan masyarakat
yang sehat, aman, tenteram, lahir dan batin.
Indonesia merupakan paru-paru dunia kedua. Indonesia memiliki hutan lebat
yang memberikan banyak oksigen. Di negara ini terdapat tumbuh-tumbuhan dan
hewan yang khas, seperti matoa, kayu cendana, burung cendrawasih, orang utan,
dan komodo.
Ekosistem di Indonesia yang masih terjaga, salah satunya, adalah kawasan
Gunung Kidul. Di daerah itu sungai di bawah tanah airnya melimpah. Di gua dan
sekitar sungai masih dihuni segerombolan kelelawar dan fitoplankton.
Fitoplankton itu menjadi makanan ikan sehingga ikan berkembang biak dengan
baik. Hewan-hewan melata atau reptil, seperti ular, kadal, dan tokek masih
berkeliaran. Burung-burung kecil berkicau, musang berlari-larian, ayam berkokok,
dan berbagai serangga hidup saling pengaruh.
Alam yang indah ini harus dicintai, dijaga, dan dilestarikan. Kecintaan pada alam
itu harus selalu kita tumbuhkan kepada seluruh warga Indonesia. Selain itu, rasa
cinta itu juga harus terus ditanamkan agar alam Indonesia tetap menjadi paru-
paru dunia yang bermanfaat bagi kehidupan seluruh makhluk yang hidup dari
masa ke masa.
Diolah dari sumber “Lingkungan Hidup” Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan
Lingkungan Hidup, 27 April 2012
Struktur teks
85
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
86
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
8. Siswa secara berkelompok mencoba menentukan struktur teks hasil observasi berikut ini.
Bacalah teks berikut ini
Biota Laut
Biota laut adalah seluruh makhluk hidup yang berkembang biak di laut. Biota laut
yang ada di perairan Indonesia merupakan salah satu kekayaan Indonesia yang
sangat berlimpah. Biota laut itu di antaranya terumbu karang, ikan, dan tumbuh-
tumbuhan laut yang menjadi bagian dari ekosistem laut.
Terumbu karang di Taman Nasional Bunaken sangat banyak jenisnya. Terumbu
karang ini hidup di pantai atau daerah yang terkena cahaya matahari dan hidup di
perairan yang berada kurang lebih lima puluh meter di bawah permukaan laut
dengan suhu tertentu, serta di air jernih yang tidak terkena polusi. Di samping
terumbu karang, Taman Laut Bunaken juga dihuni beragam jenis ikan, seperti ikan
kuda gusumi, oci putih, lolosi ekor kuning, goropa. Ikan lain di laut Indonesia yang
sudah dijadikan industri, antara lain ikan tuna, tongkol, tenggiri, kerapu,
baronang.
Di samping terumbu karang dan ikan, laut Indonesia juga memiliki tumbuhan laut.
Di Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan Seribu, misalnya dibudidayakan rumput laut
dan penanaman bakau. Rumput laut di sini sangat beragam bentuknya, ada yang
bulat seperti tabung, pipih dan gepeng, ada yang bulat seperti kantong, dan ada
juga yang terurai seperti rambut. Semua dapat hidup karena perawatannya
dipantau secara berkala untuk melihat perkembangannya.
Ketiga biota laut tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, seperti
ikan dan rumput laut bermanfaat bagi kesehatan karena banyak mengandung gizi.
Terumbu karang itu juga berguna bagi ekologi dan ekonomi. Di samping itu, biota
laut Indonesia juga bermanfaat bagi perkembangan pariwisata, seperti Raja
Ampat di Papua, pulau Wangi-Wangi di Sulawesi Tenggara, dan Bunaken di
Menado. Keragaman biota laut ini juga bermanfaat bagi lingkungan, terutama
bakau yang telah menahan abrasi dari besarnya hantaman gelombang dan ombak
laut.
Diolah dari sumber:“Biota Laut” Oceana, Volume XXXi, No.1, 2006, hlm. 27—38
87
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Verification (pembuktian)
10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memverifikasi sehingga dapat menemukan
konsep tentang struktur teks hasil observasi
Unsur Teks Penjelasan Contoh
Laporan Hasil
Observasi
88
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Kompetensi Dasar : 3.1 Memahami teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita
biografi baik melalui lisan maupun tulisan
Topik/Bahasan : Sruktur dan ciri-ciri bahasa teks cerita moral/fabel
Alokasi Waktu : 1x pertemuan (2 JP)
89
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Fase 3 Peserta didik mengumpulkan informasi untuk menciptakan dan membangun ide
Membimbing mereka sendiri dalam memecahkan masalah. Pada kegiatan ini peserta didik
penyelidikan mendiskusikan materi dengan membaca teks cerita moral/fable
individu dan
kelompok
Lembar kerja
91
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LEMBAR KERJA 1
JADWAL PEMBUATAN PROYEK
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Proyek : Teks Cerita Biografi
Nama :
Kelas : VIII
No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Pelaporan
92
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LEMBAR KERJA 2
PELAKSANAAN PEMBUATAN PROYEK
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Proyek : Teks Cerita Biografi
Nama :
Kelas : VIII
Waktu Catatan Pelaksanaan Pembuatan Proyek
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
LEMBAR KERJA 3
LAPORAN HASIL PEMBUATAN PROYEK
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Proyek : Teks Cerita Biografi
Nama :
Kelas : VIII
TEKS CERITA BIOGRAFI
TOKOH IDOLA:
JUDUL :
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………
93
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Lembar Kerja
LK-3.2
Format:
Identitas Materi
Kompetensi Dasar : 1 ...………………….................................................................
2 ….………………..............................................................…..
3 .......................................................................................
Topik/Materi : ……………………………….....................................................…..
Sub Topik/Sub Materi : ...........................................................................................
1. Instrumen Penilaian Sikap
Indikator: ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
a. Observasi
b. Penilaian Diri
d. Jurnal
94
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
a. Tes Tertulis
- Pilihan Ganda
- Uraian
b. Tes Lisan
c. Tes Penugasan
a. Tes Praktik
b. Tes Proyek
- Proyek
- Produk
c. Portofolio
R- 3.2
95
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penilaian Sikap
PERINGKAT NILAI KRITERIA
Amat Baik 90 < AB ≤ 100 1. Terdapat identitas instrumen : KD, topik, sub topik dengan lengkap
2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar
( AB)
3. Terdapat empat bentuk instrumen penilaian sikap
4. Seluruh instrumen penilaian dibuat sesuai kriteria pengembangannya
Baik (B) 80 < B ≤ 90 Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Kurang (K) ≤ 70 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai
Penilaian Pengetahuan
PERINGKAT NILAI KRITERIA
Amat Baik 90 < AB ≤ 100 1. Terdapat identitas instrumen : KD, topik, sub topik dengan lengkap
2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar
( AB)
3. Terdapat empat bentuk instrumen penilaian sikap
4. Seluruh instrumen penilaian dibuat sesuai kriteria pengembangannya
Baik (B) 80 < B ≤ 90 Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Kurang (K) ≤ 70 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai
96
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penilaian Keterampilan
PERINGKAT NILAI KRITERIA
Amat Baik 90 < AB ≤ 100 1. Terdapat identitas instrumen : KD, topik, sub topik dengan lengkap
2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar
( AB)
3. Terdapat empat bentuk instrumen penilaian sikap
4. Seluruh instrumen penilaian dibuat sesuai kriteria pengembangannya
Baik (B) 80 < B ≤ 90 Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Kurang (K) ≤ 70 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai
97
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi
relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Untuk melengkapi perangkat
pembelajaran bahasa Indonesia dengan suatu model, diperlukan jenis-jenis penilaian yang sesuai. Pada
uraian berikut disajikan beberapa contoh penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada
pembelajaran bahasa Indonesia. Anda dapat mengembangkan lagi sesuai dengan topik dan kompetensi
dasar yang harus dicapai peserta didik.
A. Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam
merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki
oleh seseorang. Penilaian sikap yang dapat dilakukan oleh para guru dengan menilai perilaku sehingga
penilaian sikap dilakukan dengan cara observasi perilaku. Perilaku seseorang pada umumnya
menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Kompetensi sikap pada pembelajaran
bahasa Indonesia yang harus dicapai peserta didik sudah terinci pada KD dari KI 1 dan KI 2.
Berdasarkan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian, pendidik melakukan penilaian
kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian “teman sejawat” (peer
assessment) oleh peserta didik, dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri,
dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik,
sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
1. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : ..............................
Topik/Subtopik : ..............................
Indikator : Peserta didik menunjukan perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam
menanggapi secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi
Berikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan .
1. jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan
2. jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan
3. jika sering berperilaku dalam kegiatan
4. jika selalu berperilaku dalam kegiatan
98
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus berikut
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝐱𝟏𝟎𝟎
𝟏𝟐
Dengan predikat:
PREDIKAT NILAI
Sangat Baik ( SB) 80 ≤ AB ≤ 100
Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K) <60
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan
dirimu yang sebenarnya.
No Pernyataan YA TIDAK
1 Selama melakukan tugas kelompok saya bekerjasama
dengan teman satu kelompok
2 Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan fakta
3 Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah
dirancang
4 Saya membuat tugas terlebih dahulu dengan membaca
literature yang mendukung tugas
5 ……………………………………….
99
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
100
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan segera. Dengan demikian,
jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan untuk memahami peserta didik dengan lebih tepat.
Sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang dimiliki rendah, menuntut waktu
yang banyak, perlu kesabaran dalam menanti munculnya peristiwa sehingga dapat mengganggu
perhatian dan tugas guru, apabila pencatatan tidak dilakukan dengan segera, maka objektivitasnya
berkurang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:
a. Catatan atas pengamatan guru harus objektif
b. Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian / peristiwa yang
berkaitan dengan Kompetensi Inti.
c. Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda)
Contoh Jurnal
Model Pertama
Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru):
1) Tulislah identitas peserta didik yang diamati, tanggal pengamatan dan aspek yang diamati oleh
guru.
2) Tuliskan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik yang merupakan kekuatan
maupun kelemahan Peserta didik sesuai dengan pengamatan guru terkait dengan Kompetensi
Inti. Tulislah dengan segera kejadian
3) Setiap kejadian per anak ditulis pada kartu yang berbeda.
4) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing Peserta didik
Jurnal
Aspek yang diamati: …………………………. Nama Peserta Didik: ………………………….
Kejadian : …………………………. Nomor peserta Didik: ………………………….
Tanggal: ………………………….
101
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Model Kedua
Petunjuk pengisian jurnal sama dengan model ke satu (diisi oleh guru)
Contoh Format Jurnal
Jurnal
Nama Peserta Didik : ………………..
Aspek yang diamati : ………………..
B. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dapat berupa tes tulis, lisan dan penugasan. Instrumen tes tulis umumnya
menggunakan soal pilihan ganda dan soal uraian. Pada pembelajaran bahasa Indonesia yang
menggunakan pendekatan scientific, instrumen penilaian harus dapat menilai keterampilan berpikir
tingkat tinggi(HOTS,“Higher Order thinking Skill”) menguji proses analisis, sintesis, evaluasi bahkan
sampai kreatif. Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil belajar
bahasa Indonesia dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal melalui proses
berpikir yang sesuai dengan kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom. Misalnya untukmenguji
ranah analisis peserta didik pada pembelajaran bahasa Indonesia, guru dapat membuat soal dengan
menggunakan kata kerja operasional yang termasuk ranah analisis seperti menganalisis, mendeteksi,
mengukur, dan menominasikan. Ranah evaluasi contohnya membandingkan, menilai, memprediksi, dan
menafsirkan. Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan
rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
Teknik dan bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut:
102
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2. Soal Uraian
Topik : Teks cerita pendek
KD : 3.1 Memahami teks cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan
Indikator : Disajikan teks cerpen, peserta didik dapat menentukan struktunya disertai
dengan data yang mendukung
Soal : Bacalah teks cerpen berikut ini.
Seekor anjing yang mendapatkan sebuah tulang dari seseorang, berlari-lari pulang ke
tempatnya secepat mungkin dengan senang hati. Ketika dia melewati sebuah jembatan
yang sangat kecil, dia menunduk ke bawah dan melihat bayangan dirinya terpantul dari
air di bawah jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira dirinya melihat seekor anjing
lain membawa sebuah tulang yang lebih besar dari miliknya.
Bila saja dia berhenti untuk berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya.
Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan tulang yang dibawanya
dan langsung melompat ke dalam sungai. Anjing serakah tersebut akhirnya dengan susah
payah berenang menuju ke tepi sungai. Saat dia selamat tiba di tepi sungai, dia hanya
bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang yang dibawanya malah hilang, dia
kemudian menyesali apa yang terjadi dan menyadari betapa bodohnya dirinya.
Sangatlah bodoh memiliki sifat yang serakah.
Tentukanlah bagian-bagian struktur teks tersebut dengan disertai data yang mendukung!
103
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Pedoman Penskoran
No. Aspek dan Kriteria Skor
1. Kelengkapan
a. Struktur teks cerpen lengkap 3
b. Struktur teks cerpen kurang lengkap 2
c. Struktur teks cerpen tidak lengkap 1
2. Kesesuaian
a. Data (kalimat) mendukung atau sesuai dengan struktur teks cerpen 3
dimaksud
b. Data (kalimat) kurang mendukung atau kurang sesuai dengan 2
struktur teks cerpen dimaksud
c. Data (kalimat) kurang mendukung atau kurang sesuai dengan 1
struktur teks cerpen dimaksud
3. Tes Lisan
Pada pembelajaran bahasa Indonesia tes lisan dapat dilakukan, khususnya untuk menilai kompetensi
pengetahuan. Jika guru ingin mengembangkannya, guru dapat membuat daftar pertanyaan dan cara
menjawabnya
4. Penugasan
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau
kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Contoh instrumen tugas untuk suatu topik dan KD.
Topik : Teks eksposis
Indikator : Disajikan gambar, peserta didik dapat menulis teks eksposisi berdarkan gambar
tersebut.
104
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
C. Penilaian Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut
peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek,
dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik. Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja, aspek-aspek atau
konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai
yang paling buruk.Rubrik kunci adalah rubrik sederhana berisi seperangkat kriteria yang menunjukkan
indikator esensial paling penting yang dapat menggambarkan capaian kompetensi peserta didik.
1. Tes Praktik
Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau
perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Contoh Tes Praktek
Topik : Teks cerita prosedur
KD : 4.4 Meringkas teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi
baik secara lisan maupun tulisan
Indikator : Disajikan teks cerita prosedur, peserta didik dapat meringkas teks tersebut.
Soal : Bacalah teks cerita prosedur berikut ini.
105
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Ringkaslah teks tersebut menjadi butir-butir utama. Di dalam meringkas teks prosedur,
kamu harus berpedoman pada struktur teks prosedur dan mencari ide pokok dari tiap
bagian.
Rubrik
No. Kriteria Penilaian Skor
1. Isi
a. Lengkap dan terinci 4
b. Lengkap tetapi kurang terinci 3
c. Kurang lengkap dan terinci 2
d. Kurang lengkap dan kurang terinci 1
2. Organisasi
a. Teratur dan logis 4
b. Teratur tetapi tidak logis 3
c. Kurang teratur dan logis 2
d. Kurang teratur dan kurang logis 1
3. Pilihan kata
a. Tepat dan sesuai 3
b. Kurang tepat dan sesuai 2
106
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2. Penilaian Proyek
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-
hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis
data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan
dalam bentuk poster. Penilaian dapat menggunakan instrumen penilaian berupa daftar cek
ataupun skala penilaian. Aspek yang dinilai disesuaikan dengan tugas proyek.
Contoh penilaian proyek
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas/Semester VII/1
Materi Pokok Teks Hasil Observasi
Kompetensi Dasar Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi,
dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik
secara lisan maupun tulisan
Rumusan Tugas Lakukan observasi atau pengamatan mengenai permasalahan sosial yang
berkembang pada masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggalmu.
Tuliskan rencana pengamatanmu, lakukan, dan buatlah laporannya. Dalam
membuat laporan perhatikan latar belakang, perumusan masalah, kebenaran
informasi/data, kelengkapan data, sistematika laporan, penggunaan bahasa,
dan tampilan laporan!
107
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
3. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian
portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar
peserta didik.Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini
mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema.
Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio.
- masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya memuat hasil belajar
siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.
- menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
- sewaktu waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar, masukan
dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil kerja
dan sikap.
- peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru.
- catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi tanggal, sehingga
perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan
dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta
didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan
dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
108
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang
menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut
dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai),
atau informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik
atau muatan pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara
individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh
guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik.
Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik,
gambar, foto, lukisan, resensi buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar
penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan
pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.
- Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
- Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
- Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun
portofolio pembelajaran.
- Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai
catatan tanggal pengumpulannya.
- Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
- Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang
dihasilkan.
- Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
109
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LK- 3.3
PETUNJUK KEGIATAN
Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan ini, peserta mampu mengolah hasil penilaian proses dan hasil
belajar ke dalam laporan hasil belajar.
Langkah Kegiatan:
1. Pelajari prosedur pengolahan nilai rapor dan format rapor pada dokumen Penilaian Hasil Belajar
SMP
2. Rancanglah contoh nilai proses dan hasil belajar seorang peserta didik yang meliputi penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk mata pelajaran bahasa Indonesia selama satu semester
3. Olah masing-masing nilai menjadi nilai rapor dan predikatnya
4. Buatlah deskripsi untuk masing-masing capaian kompetensi
5. Masukkan kedalam format rapor
R-3.3
Rubrik pengolahan ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta pelatihan dalam
pengolahan nilai rapor.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.3
2. Berikan nilai pada rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan penilaian Anda terhadap hasil rancangan nilai rapor yang dibuat peserta pelatihan
110
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
HO-3.3
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013tentang
Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan
dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orang tua dan pemerintah.
Standar Penilaian Pendidikan pun menyebutkan bahwa laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:
1. Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan serta
keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.
2. Deskripsi sikap diberikanuntuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
3. Penilaian oleh masing-masing pendidik secara keseluruhan dilaporkan kepada orang tua/wali
peserta didik dalam bentuk Laporan Pencapaian kompetensi Peserta Didik.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 66 Tahun 2013 Bab II, Bagian E poin e nomor 1) dan 2)
menyatakan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas
laporan hasil penilaian oleh pendidik yang berbentuk:
1. Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan
keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.
2. Deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
Penilaian oleh pendidik dilaksanakan secara berkesinambungan (terus- menerus) untuk memantau
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian oleh pendidik pada dasarnya digunakan untuk
menilai pencapaian kompetensi peserta didik, dasar memperbaiki proses pembelajaran, dan bahan
penyusunan laporan kemajuan pencapaian kompetensi peserta didik.
Laporan pencapaian kompetensi peserta didik merupakan dokumen penghubung antara sekolah dengan
orang tua peserta didik maupun dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk mengetahui
kompetensi peserta didik. Oleh karena itu, laporan pencapaian kompetensi peserta didik harus
komunikatif, informatif, dan komprehensif (menyeluruh) sehingga dapat memberikan gambaran
mengenai pencapaian kompetensi peserta didik dengan jelas dan mudah dimengerti.
Penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan
kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan skala 1–4
(kelipatan 0.33), yang dapat dikonversi ke dalam Predikat A - D sedangkan kompetensi sikap
menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K), seperti pada Tabel 1 di bawah
ini.
111
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penilaian yang dilakukan untuk mengisi laporan pencapaian kompetensi ada 3 (tiga) macam, yaitu:
1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik)
b. Penilaian Pengetahuan terdiri atas:
1) Nilai Harian (NH)
2) Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS)
3) Nilai Ulangan Akhir Semester (UAS)
c. Nilai Harian (NH) diperoleh dari hasil ulangan harian yang terdiri dari: tes tulis, tes lisan, dan
penugasan yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD).
d. Nilai Ulangan Tengah Semester (NUTS) diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan pada
tengah semester. Materi Ulangan Tengah Semester mencakup seluruh kompetensi yang telah
dibelajarkan sampai dengan saat pelaksanaan UTS.
e. Nilai Ulangan Akhir Semester (NUAS) diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan di akhir
semester. Materi UAS mencakup seluruh kompetensi pada semester tersebut.
f. Penghitungan Nilai Pengetahuan diperoleh dari rata-rata Nilai Proses (NP), Ulangan Tengah
Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS)/Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) yang bobotnya
ditentukan oleh satuan pendidikan.
g. Penilaian Kompetensi pengetahuan dapat menggunakan rentang nilai seperti pada tabel 2
untuk membantu guru dalam menentukan nilai.
Tabel 2 : Rentang Nilai Kompetensi Pengetahuan
No. Nilai Predikat
1 0,00 ˂ Nilai ≤ 1,00 D
2 1,00 ˂ Nilai ≤ 1,33 D+
3 1,33 ˂ Nilai ≤ 1,66 C-
4 1,66 ˂ Nilai ≤ 2,00 C
5 2,00 ˂ Nilai ≤ 2,33 C+
112
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Keterampilan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik).
b. Penilaian Keterampilandiperoleh melalui penilaian kinerja yang terdiri atas:
1) Nilai Praktik
2) Nilai Portofolio
3) Nilai Proyek
c. Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu KD.
113
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
d. Penentuan Nilai untuk Kompetensi Keterampilan menggunakan rentang nilai seperti penilaian
Pengetahuan pada tabel 2
e. Penghitungan Nilai Kompetensi Keterampilan adalah dengan cara:
1) Menetapkan pembobotan dan rumus penghitungan
2) Menggunakan skala nilai 0 sd 100.
3) Pembobotan ditetapkan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik
sekolah dan peserta didik.
4) Nilai Praktik disarankan diberi bobot lebih besar dari pada Nilai Portofolio dan Proyek
karena lebih mencerminkan proses perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik.
5) Rumus:
6) Contoh Penghitungan
Pembobotan 2 : 1 : 1 untuk Nilai Praktik : Nilai Portofolio : Nilai Proyek (jumlah
perbandingan pembobotan = 4
Siswa A memperoleh nilai pada Mata Pelajaran Agama dan Budi pekerti sebagai berikut :
Nilai Praktik = 80
Nilai Portofolio = 75
Nilai Proyek = 80
Nilai Rapor = (2x80 + (1x75) + (1x80) X 4
400
= (160+75+80) X 4
400
Nilai Rapor = (315:400) X 4
Nilai Konversi = 3,15 = B+
Deskripsi = sudah baik dalam mengerjakan praktik dan proyek, namun
masih perlu ditingkatkan kedisiplinan merapikan tugas- tugas
dalam satu portofolio.
3. Penilaian Sikap
a. Penilaian Sikap (spiritual dan sosial) dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik)
b. Penilaian Sikapdiperoleh menggunakan instrumen:
1) Penilaian observasi
2) Penilaian diri sendiri
3) Penilaian antar peserta didik
4) Jurnal catatan guru
c. Nilai Observasi diperoleh dari hasil Pengamatan terhadap Proses sikap tertentu pada
sepanjang proses pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD)
114
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
d. Untuk penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1danKI-2) menggunakan nilai Kualitatif seperti
pada tabel 3 sebagai berikut:
e. Tabel 3 : Rentang Nilai Kompetensi Sikap
No. Skor Predikat
1 Skor ≤ 1,33 Kurang (K)
2 1,33 < Skor ≤ 2,33 Cukup (C)
3 2,33 < Skor ≤ 3,33 Baik (B)
4 3,33 < Skor ≤ 4,00 Sangat Baik (SB)
115
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
MATERI PELATIHAN 4
PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING
116
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013 mengacu pada pendekatan dan model yang sesuai
dengan standar proses, penilaian dan standar implementasi pada pembelajaran. Untuk memenuhi hal
tersebut guru harus berlatih mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pelaksanaannya. Pada
pelatihan ini disajikan materi Praktik Pembelajaran Terbimbing dengan tujuan agar guru dapat berlatih
menyajikan pembelajaran di kelas yang sesuai dengan standar yang telag ditetapkan melalui
pengamatan video, penyusunan RPP, dan praktik pembelajaran ( peerteaching)
Indikator
Langkah Kegiatan
1. Analisis Video
Mengamati Kerja
tayangan video kelompok
pembelajaran Penyimpulan
mengidentifika Presentasi hasil
hasil diskusi
si aspek aspek diskusi analisis
kelompok dan
kegiatan tayangan video
rangkuman hasil
pembelajaran
pada video
117
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2. Penyusunan RPP
Mendiskusikan
rambu-rambu Telah RPP hasil Presentasi RPP
penyusunan Kerja Kelompok kerja kelompok lain yang telah
RPP yang sesuai menyusun RPP dan merevisi RPP direvisi dan
standar Proses untuk satu KD berdasarkan hasil Penyimpulan
telaah hasil diskusi
3. Peer Teaching
Mempraktikkan
Diskusi tentang
pembelajaran Melakukan refleksi Penyimpulan
instrumen
sesuai dengan terhadap hasil diskusi dan
penilaian
RPP yang telah pelaksanaan peer rangkuman hasil
pelaksanaan
disusun melalui teaching peer teaching
pembelajaran
peer teaching
118
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LK-4.1
PETUNJUK KEGIATAN
Kompetensi : Mampu mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan
saintifik
Tujuan Kegiatan : Melalui pengamatan video pembelajaran, peserta mampu menganalisis
pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Langkah Kegiatan:
1. Amatilah secara seksama proses pelakasanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru model
dalam video
2. Berikan tanda centang (√) pada kolom pilihan Ya atau Tidak sesuai dengan kesesuaian dan
ketersediaan setiap aspek
3. Pada kolom catatan, berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran
4. Diskusikan dalam kelompok hasil pengamatan Anda berkaitan dengan kesesuaian RPP dengan
pembelajaran yang disajikan pada video
5. Gunakan hasil diskusi untuk bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP dan Peer-teaching
119
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
120
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
121
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
122
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Rubrik penilaian analisis video pembelajaran digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta
terhadap tayangan video pembelajaran
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati format penilaian analisis tayangan video serta hasil analisis peserta yang akan dinilai
2. Berikan nilai pada setiap komponen pada kegiatan analisis sesuai dengan penilaian Anda terhadap
hasil analisis menggunakan rentang nilai sebagai berikut
123
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LK- 4.2
PETUNJUK
Kompetensi: Mampu mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar
proses
Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan telaah RPP, peserta mampu mengembangkan RPP menggunakan
pendekatan saintifik dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan RPP
Langkah Kegiatan:
1. Buatlah sebuah RPP sesuai standar secara berkelompok
2. Telaahlah RPP yang telah diuat, pelajari dan diskusikan setiap aspek RPP yang harus
ditelaah dalam format yang tersedia
3. Isilah format sesuai dengan petunjuk pada format telaah RPP
4. Berikan catatan khusus atau alasan Anda memberi skor pada suatu aspek pada RPP
5. Berikan masukan atau rekomendasi secara umum sebagai saran perbaikan RPP pada kolom
yang tersedia
124
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2. Kompetensi Dasar
125
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
126
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
......................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
127
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
R- 4.2
RUBRIK PENILAIAN TELAAH RPP
Rubrik Penilaian RPP ini digunakan peserta pada saat penelaahan RPP peserta lain dan digunakan
fasilitator untuk menilai RPP yang disusun oleh masing-masing peserta. Selanjutnya nilai RPP dimasukan
ke dalam nilai portofolio peserta.
Mata Pelajaran
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡𝐬𝐤𝐨𝐫
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝐱𝟏𝟎𝟎%
𝟗𝟎
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100
Baik (B) 80 < B ≤ 90
Cukup (C) 70 < C ≤ 80
Kurang (K) ≤ 70
128
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
HO-4.2
RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. Hakikat RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari
suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah,
matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD
dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat
dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian.
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut
mengajar (guru kelas) di SD dan untuk guru matapelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs,
SMA/MA, dan SMK/MAK. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal
tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan
pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui
musyawarah guru MATA pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu difasilitasi dan disupervisi
kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP yang dilakukan
oleh guru secara berkelompok melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan dan
disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.
2. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP
Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai berikut.
a. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah
dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk
direalisasikan dalam pembelajaran.
b. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi
di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi,
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang
budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
c. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
d. Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang
mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada
peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar.
e. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
f. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,
pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
g. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
h. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi. Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian
129
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian
pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan peserta didik.
i. Keterkaitan dan keterpaduan.
j. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan
lintas matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.
k. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
l. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
3. Komponen dan Sistematika RPP
RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode pembelajaran,
(iv) sumber belajar, dan (v) penilaian. Komponen-komponen tersebut secara operasional diwujudkan
dalam bentuk format berikut ini.
130
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
131
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
4) kebermanfaatan bagi peserta didik;
5) struktur keilmuan;
6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8) alokasi waktu.
c. Menentukan Tujuan
Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan.
Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak mengandung dua aspek: Audience (peserta didik) dan
Behavior (aspek kemampuan).
d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses
mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat
terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta
didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru,
agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru, agar peserta
didik dapat melakukan kegiatan seperti di silabus.
3) Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario langkah-langkah guru dalam
membuat peserta didik aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan: Pendahuluan,
Inti, dan Penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari kegiatan eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Untuk pembelajaran yang bertujuan menguasai
prosedur untuk melakukan sesuatu, kegiatan pembelajaran dapat berupa pemodelan/demonstrasi
oleh guru atau ahli, peniruan oleh peserta didik, pengecekan dan pemberian umpan balik oleh guru,
dan pelatihan lanjutan.
e. Penjabaran Jenis Penilaian
Di dalam silabus telah ditentukan jenis penilaiannya. Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek
dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap pembelajaran
peserta didik didorong untuk menghasilkan karya, maka penyajian portofolio merupakan cara penilaian
yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
132
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian yaitu sebagai berikut:
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD pada KI-3 dan KI-4.
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap
kelompoknya.
3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti
semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan
yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses
pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di
bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.
5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan
maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk
berupa hasil melakukan observasi lapangan.
f. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu
matapelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan
perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Oleh
karena itu, alokasi tersebut dirinci dan disesuaikan lagi di RPP.
g. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran,
yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Sumber:
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013
133
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
134
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Melalui membaca teks/struktur teks cerita moral dan biografi, peserta didik dapat membedakan teks cerita
moral dan biografi dilihat dari struktur isi dengan jujur, percaya diri, dan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
2. Melalui membaca teks cerita moral dan biografi, peserta didik dapat membedakan teks cerita moral dan
biografi dilihat dari fitur bahasanya secara jujur, percaya diri, dan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Pertemuan 2
1. Setelah mengamati langkah-langkah dalam menyusun teks biografi, menentukan langkah-langkah dalam
menyusun teks biografi dan mengumpulkan data/informasi tentang tokoh idola yang akan ditulis
biografinya, peserta didik dapat menulis teks biografi tokoh yang diidolakannya dengan jujur, percaya diri,
dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Setelah menyelesaikan tulisan tentang teks biografi tokoh idolanya, peserta didik dapat
mempresentasikan teks biografi tulisannya dengan jujur, percaya diri, dan menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar.
D. Materi Pokok
Pertemuan 1
Perbedaan teks cerita moral dan teks biografi berdasarkan struktur.
Perbedaan teks cerita moral dan teks biografi berdasarkan fitur bahasanya.
Pertemuan 2
Langkah-langkah penyusunan teks biografi.
Menyusun teks biografi.
E. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Proyek
F. Media, Alat, dan Sumber
1. Media Pembelajaran
Film Dokumenter Biografi “Hellen Keller”
Power Point tentang Langkah-langkah menyusun teks biografi.
2. Alat dan bahan
Teks cerita moral dan teks biografi
3. Sumber
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013a. Bahasa Indonesia: Wahana Pengetahuan Kelas
VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013b. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan: Buku
Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
135
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
136
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Pertemuan kedua
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik menrespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi siswa
dan kelas
2. Perserta didik merespon pertanyaan dari guru tentang keterkaitan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang menyusun teks biografi dengan menanyakan
buku biografi tokoh-tokoh yang pernah mereka baca atau ketahui.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan dan manfaat pembelajaran
Kegiatan Inti (60 menit)
Mengamati
1. Peserta didik mengamati contoh teks teks biografi seorang tokoh.
Menanya
2. Peserta didik menanyakan tentang langkah-langkah menyusun teks biografi, struktur teks biografi, dan
ciri/fitur bahasa dalam teks biografi.
Mengumpulkan Informasi
3. Peserta didik diarahkan untuk berkelompok kembali dengan anggota 5-6 orang seperti pada pertemuan
pertama.
4. Peserta didik menyusun teks biografi tentang tokoh idolanya dengan memperhatikan berbagai informasi
tentang alasan-alasan memilih tokoh dalam tulisan biografinya, identitas tokoh, dan perjuangan, prestasi,
dan hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh idolanya dengan jujur, percaya diri, dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Mengasosiasi
5. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan penyusunan teks biografi tokoh idolanya berdasarkan
informasi tentang tokoh dari sumber yang akurat dengan jujur, percaya diri, dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
137
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Mengkomunikasikan
6. Masing-masing kelompok mempresentasikan teks biografi yang telah disusun, kemudian kelompok lain
memberikan tanggapan/masukan dengan jujur, percaya diri, dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
7. Peserta didik bersama dengan guru menentukan teks biografi terbaik dengan jujur, percaya diri, dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
8. Teks biografi yang telah disusun oleh masing-masing kelompok dimuat di mading kelas.
Penutup (10 menit)
1. Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran tentang penyususnan teks biografi.
2. Guru memberikan umpan balik dengan menanyakan kendala-kendala yang dialami peserta didik dalam
menyusun teks biografi.
3. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah, yaitu menyusun teks biografi secara mandiri.
H. Penilaian
1. Penilaian Sikap
a. Teknik : Pengamatan Sikap
b. Bentuk : Lembar Pengamatan
c. Instrumen
Rubrik
Rubrik Skor
sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan 1
138
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk : uraian
c. Instrumen :
1) Jelaskan perbedaan teks cerita moral dan teks biografi ditinjau dari struktur isinya!
2) Jelaskan perbedaan teks cerita moral dan teks biografi ditinjau dari fitur bahasanya!
Lembar Kerja:
Nama : .............................. Kelas : ........... Sekolah : .................................
Jenis Teks Unsur Pembeda skor Nilai Konv.
Struktur Fitur Bahasa
Teks Cerita Moral
Teks Biografi
Rubrik
Rubrik Skor
Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan kurang tepat 1
Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan cukup tepat 2
Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan tepat 3
Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan sangat tepat 4
Pedoman Penilaian:
Skor = jumlah perolehan angka seluruh aspek
Nilai = skor yang diperoleh x 100
skor maksimal
Konversi Nilai = (nilai/100) x 4
Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel konversi nilai pengetahuan.
139
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
3. Penilaian Keterampilan
a. Teknik : Tes Unjuk Kerja
b. Bentuk : Tes Uji Petik Kerja dan rubrik
c. Instrumen :
Susunlah sebuah teks cerita biografi dari seorang tokoh yang menjadi idola kalian. Tentukan tokoh idola,
tulis hal-hal yang berkaitan dengan tokoh idola (seperti: tempat dan tanggal kelahiran, tempat tinggal,
pendidikan, kegemaran, dan perjuangan hidupnya sampai meraih sukses), susun dalam bentuk teks
cerita biografi berdasarkan informasi tentang tokoh idola, serta tuliskan kesimpulan dengan
memperhatikan pilihan kata dan penggunaan EYD!
Rubrik
No. Kriteria Penilaian Skor
1. Isi
a. Lengkap dan terinci 4
b. Lengkap tetapi kurang terinci 3
c. Kurang lengkap dan terinci 2
d. Kurang lengkap dan kurang terinci 1
2. Organisasi
a. Teratur dan logis 4
b. Teratur tetapi tidak logis 3
c. Kurang teratur dan logis 2
d. Kurang teratur dan kurang logis 1
3. Pilihan kata
a. Tepat dan sesuai 3
b. Kurang tepat dan sesuai 2
c. Tiidak tepat dan sesuai 1
4. Kalimat
a. Mudah dipahami 3
b. Sedikit sulit dipahami 2
c. Sulit dipahami 1
5. Ejaan dan tanda baca
a. Tidak ada yang salah 3
b. Sedikit yang salah 2
c. Banyak yang salah 1
Cika Anugrah
140
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LK-4.3
FORMAT PENGAMATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
142
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
143
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
R-4.3
Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan oleh pengamat untuk menilai kompetensi
guru dalam melaksanakan pembelajaran pada saat peerteaching.
Langkah Kegiatan:
- Berikan tanda cek (√) pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda
terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran
- Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran
- Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai YA dan TIDAK
- Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:
Mata Pelajaran
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡𝐘𝐀
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝐱𝟏𝟎𝟎%
𝟒𝟖
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100
Baik (B) 80 < B ≤ 90
Cukup (C) 70 < C ≤ 80
Kurang (K) ≤ 70
144
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
HO-4.3
145
SMP Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
b. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk
bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta
didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang
konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang
lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan
bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu
mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa
ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat
dikembangkan.
Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber
yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber
yang beragam.
c. Mengumpulkan dan mengasosiasikan
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui
berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan
fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut
terkumpul sejumlah informasi.
Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk
menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan
informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan
d. Mengkomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari
informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh
guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Perlu diingat, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam empat KI. KI-1 berkaitan dengan sikap diri
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. KI-3 berisi KD
tentang pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan KI-4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan.
KI-1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi
pokok yang tercantum dalam KI-3, untuk semua matapelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung,
tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran.
Sumber: Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013
146