Makalah Agama-1
Makalah Agama-1
PEMBAHASAN
Secara garis besar, obyek kajian dalam system politik Islam adalah :
1. Al-Amanah
Kekuasaan adalah amanah (titipan) Tuhan. Amanah tidak bersifat
permanen tetapi sementara. Sewaktu-waktu pemilik yang sebenarnya
dapat mengambilnya. Setiap yang diberi amanah akan dimintai
pertanggung jawabannya.
2. Al Adalah
Kekuasaan harus didasarkan atas prinsip keadilan. Kekuasaan dalam
pandangan Islam bukanlah tujuan, tetapi sarana untuk mecapai
tujuan.
3. Al Hurriyyah
Al Hurriyyah artinay kemerdekaan dan kebebasan. Kekuasaan harus
dibangun atas adasar kemerdekaan dan kebebasan rakyat yaitu
kemerdekaan dalam berserikat, berpoltik dan dalam menyalurkan
aspirasinya. Adapun kebebasan adalah kebebasan dalam berpikir dan
berkreasi dalam segala aspek kehidupan.
4. Al Musawwah
Al Musawwah secara etimologis artinya kesetaraan, kesamaan.
Siyasah harus dibangun diatas pondasi kesamaan dan kesetaraan
semua warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
terhadap negara dan juga berkedudukan sama di hadapan hukum.
Tidak boleh ada diskriminasi karena gender, ras, agama, dan
kesukuan dalam politik, ekonomi, budaya, hukum, dan lain-lain.
Negara harus menjamin semua warga untuk meredeka dalam
berpolitik dan bebas dalam berkehendak dan tindakan menuju
kemaslahatan.
5. Tabadul al-Ijtima
Tabadul al-Ijtima artinya tanggung jawab social. Secara individual,
kekuasaan merupakan sarana untuk mendapatkan kesejahteraan bagi
para pelakunya, mewujudkan kesejahteraan bersama.
1. Nasionalis Islami
16 Oktober 1905, lahir Sarekat Dagang Islam (SDI) yang
kemudian tahun 1912 jadi Sarekat Islam (SI), sebagai
gerakan ekonomi dan politik. Anggotanya terdiri dari rakyat
Indonesia, H. Samanhudi (Jawa Tengah), HOS
Tjokroaminoto (Jawa Timur), Sangaji (Maluku), Agus
Salim dan Abdoel Muis (Sumatera Barat). Tahun 1916
tercatat ada 181 cabang SI di seluruh Indonesia dengan
sekitar 700.000 anggota. Tahun 1919 anggota SI melonjak
hingga 2 juta orang.
18 November 1912 lahir Muhammadiyah sebagai gerakan
sosial keagamaan, dari lembaga pendidikannya
menghasilkan pimpinan bangsa Indonesia yang menentang
Belanda.
Tahun 1920, lahir Persatuan Islam (Persis)
1922 lahirnya Jami’atul Khoir, Al Irsyad, Jong Islamieten
Bond
Tahun 1926 lahirnya Nahdlotul Ulama (NU)
2. Nasionalis Sekuler
20 Mei 1908 lahirnya Boedi Oetomo yang pada masa janya
beranggotakan tak lebih dari 10.000 orang, kemudian bubar
pada tahun 1935. Menurut Savitri Scherer dalam thesisnya
di Universitas Cornell, AS pada tahun 1975, Boedi Oetomo
hanyalah sebuah gerakan sosial bagi kepentingan kelompok
priyayi non birokrat yang bersifat lokal dan rasis.
Tahun 1912 didirikan Indische Partij
Tahun 1927 lahirnya: Jong Java, PKI, Perhimpunan
Indonesia (PI), PNI dan sebagainya
FASE KEMERDEKAAN
ERA REFORMASI
Bulan Mei 1997 merupakan awal dari era reformasi. Saat itu rakyat
Indonesia bersatu untuk menumbangkan rezim tirani Soeharto. Perjuangan
reformasi tidak lepas dari peran para pemimpin Islam pada saat itu.
Beberapa pemimpin islam yang turut mendukung reformasi adalah KH.
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dari NU, Nurcholi Majid (Cak Nur)
cendekiawan yang lahir dari Kalangan Santri dan Amin Rais dari kalangan
Muhammadiyah.
1. Jihad fi Sabilillah
2. Ijin Berperang dari Allah SWT
3. Symbolbegrijpen
4. Khubul Wathon minal Iman
Pada kesimpulannya Dr. Douwes Dekker (Setyabudi Danudirdja)
menyatakan bahwa :