Pengelolaan sampah sudah menjadi tanggungjawab setiap manusia maka dari itu
pengelolaan sampah sudah mulai disosialisasikan, yaitu dengan menerapkan
konsep pemilahan 3R. konsep pemilahan 3R adalah Reuse,Reduce dan Recycle.
Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk
fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu
yang mengakibatkan sampah. Dan, Recycle berarti mengolah kembali sampah yang
menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
Setelah menerapkan konsep 3R tersebut, rasa peduli dan kesadaran kita terhadap
lingkungan semakin meningkat, kesadaran kita dalam menjaga dan melestarikan
lingkungan sekitar.
Tempat pelaksanaan dari program PKM ini adalah SMPN 2 Parongpong yang
merupakan salah satu sekolah menengah pertama kampung Cibadak, Ciwaruga,
Parongpong yang terletak di kabupaten Bandung Barat. Dengan SK pendirian
sekolah 200.4/2009-Disdikpora/2009 yang dikeluarkan tanggal 21 September
2009. SMPN 2 Parongpong memiliki 14 kelas dengan jumlah 469 siswa serta 28
guru dan tendik.
1
ketertarikan dan semangat yang tinggi terhadap hal baru. Dengan diberikan arahan
yang tepat mengenai penanaman rasa peduli terhadap lingkungan, maka diharapkan
akan menumbuhkan kesadaran mereka terhadap lingkungan.
Berdasarkan uraian diatas, target kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk:
Menumbuhkan dan memperkuat rasa cinta terhadap lingkungan
Meningkatkan keterampilan masyarakat untuk menjadikan limbah-limbah
organik menjadi barang yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis
Memberikan pengetahuan bahwa limbah-limbah organik tidak selalu harus
dibuang melainkan dapat digunakan kembali dengan fungsi yang berbeda
Mengurangi limbah organik, baik di lingkungan sekolah sekitar ataupun di
lingkungan rumah pribadi
Memberikan wawasan mengenai pengolahan berbagai limbah organik
Meningkatkan partisipasi dalam pengelolaan limbah-limbah organik.
Membangun kreatifitas, sehingga kedepannya bisa muncul ide-ide kreatif
dalam pengolahan limbah organik.
Manfaat kegiatan sosialisasi dan pelatihan pengolahan limbah organik ini adalah:
Siswa dapat mengetahui cara memanfaatkan dan atau mengelola limbah
organik menjadi barang yang mempunyai daya guna dan bernilai ekonomis.
2
Meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan pengolahan limbah
organik menjadi barang berdaya guna dan bernilai ekonomis.
Meningkatkan kreatifitas siswa dalam pengolahan limbah organik
Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan
Merubah paradigma siswa tentang arti pentingnya menjaga lingkungan melalui
pengolahan limbah organic
Sebagai wadah dalam pelaksanaan kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi
Pada tahap awal pelaksanaan dilakukan analisis masalah mengenai limbah organik,
masyarakat umumnya hanya menyisakan limbah-limbah organik tanpa mengetahui
bahwa limbah tersebut bisa diolah kembali. Karena jika limbah organik tersebut
dibiarkan begitu saja maka tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya
penumpukan sampah dan mengakibatkan pencemaran. Oleh karena itu pengolahan
limbah organik merupakan salah satu alternatif mengatasi masalah pencemaran.
Tema mengenai pemanfaatan limbah organik dipilih karena limbah-limbah ini
banyak ditemukan di lingkungan dan sangat erat kaitannya dengan kegiatan
masyarakat sehari-hari. Sebelum kegiatan ini terlaksana dicari berbagai literasi
mengenai pemanfaat limbah organik sehingga dapat dihasilkan produk berdaya
guna yang berkualitas dan memiliki nilai ekonomis.
Setelah dilakukan analisis masalah, dipersiapkan materi dan bahan yang dibutuhkan
serta menunjang kelancaran acara. Setelah itu dilakukan survey lapangan agar
sarana dan prasarana yang dibutuhkan selam acara dapat disiapkan. Setelah selesai
melakukan semua persiapan, barulah dilakukan tahap pelaksanaan dan diakhiri
dengan evaluasi serta penyusunan laporan.
3
Gambar 3.1 Teknis Pelaksanaan
4
Gambar 4.1 Persiapan Meja Untuk Gambar 4.2 Kelompok 4 sedang
Tempat Presentasi mempersiapkan bahan presntasi
Gambar 4.5 Sambutan Dosen Pembimbing Gambar 4.6 Sambutan Kepala Sekolah
SMPN 2 Parongpong
5
Siswa SMPN 2 Parongpong kemudian dibagi menjadi beberapa grup yang setiap
grup-nya diberi satu orang LO. Selanjutnya kelompok siswa akan diarahkan oleh
LO-nya masing-masing ke stand yang sudah disiapkan. Acara kemudian
dilanjutkan dengan pemaparan materi yang teknisnya diserahkan ke masing-masing
kelompok mahasiswa.
Gambar 4.7 Pemaparan Materi Oleh Gambar 4.8 Pemaparan Materi Oleh
Kelompok 1 Kelompok 2
Gambar 4.9 Siswa Sedang Mencoba Gambar 4.10 Pemaparan Materi Oleh
Produk Dari Kelompok 3 Kelompok 4
Gambar 4.11 Pemaparan Materi Oleh Gambar 4.12 Kondisi Lapangan Saat
Kelompok 5 Pelaksanaan Pemaparan Materi
6
Dilanjutkan dengan acara hiburan berupa lomba yel-yel serta pemberian hadiah dan
ditutup dengan upacara penutupan.
7
Berdasarkan hasil pengisian kuisioner yang diberikan kepada siswa produk yang
dihasilkan selama kegiatan PKM ini dirasa memiliki manfaat dan berkualitas baik,
penyampaian materi yang dilakukan setiap kelompok pun sudah cukup
komunikatif.
Saat ini telah tersedia berbagai jenis teknologi 3R (pengelolaan limbah), mulai dari
teknologi sederhana sampai teknologi tinggi. Dalam pengaplikasian teknologi
pengolahan sampah harus memperhatikan tiga pilar keberlanjutan yakni (Dougall,
2001):
Saat ini kerajinan tangan banyak terbuat dari daur ulang limbah plastik dikarenakan
dengan cara mengolah sampah plastik tersebut dapat memanfaatkan peluang bisnis
handcraft/trashion dalam pasar industri. Dibutuhkan tangan kreatif untuk membuat
8
dan memilih bahan-bahan yang akan di kemas dalam sebuah produk baik dari
limbah basah dan limbah kering.
Dengan kata lain manfaat dari proses daur ulang limbah plastik mempunyai nilai
tambah bila diolah dengan benar dan bernilai ekonomi tinggi dapat menjadi sebuah
peluang bisnis yang menjanjikan dalam pasar industri.
Sampah botol plastik dibuat semenarik mungkin dengan berbagai macam hiasan
(Gambar 2) selain itu botol bekas dapat dibuat menyerupai karakter binatang atau
kartun lainnya (Gambar 3). Hal tersebut dilakukan untuk menarik minat siswa
untuk dapat mengaplikasikan contoh-contoh dari pemanfaatan yang sudah
9
diberikan dengan menggunakan bahan dan peralatan yang tersedia di sekitar
lingkungan mereka. Dan bila hal tersebut sudah dapat terwujud maka tujuan dari
kegiatan PKM dapat terpenuhi yaitu dengan meningkatkan minat dan kreativitas
siswa dalam pengelolaan limbah sampah plastik.
Gambar 4.17
Contoh botol
dengan hiasan
(kiri)
Gambar 4.18
Contoh botol
dengan bentuk
karakter(kanan)
10
menguntungkan apabila bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan
(Susanti,2006).
Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun kulitnya. Pisang
mempunyai kandungan khrom yang berfungsi dalam metabolisme karbohidrat dan
lipid. Khrom bersama dengan insulin memudahkan masuknya glukosa ke dalam
sel-sel. Kekurangan khrom dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan toleransi
glukosa. Umumnya masyarakat hanya memakan buahnya saja dan membuang kulit
pisang begitu saja. Di dalam kulit pisang ternyata memiliki kandungan vitamin C,
B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil analisis kimia menunjukkan
bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90 % dan
karbohidrat sebesar 18,50 %. Komposisi zat gizi kulit pisang dapat dilihat pada
tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Kulit Pisang per 100 gram bahan
Karbohidrat atau Hidrat Arang yang dikandung oleh kulit pisang adalah amilum.
Amilum atau pati ialah jenis polisakarida karbohidrat (karbohidrat kompleks).
Amilum (pati) tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak
berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang
penting. Amilum merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh
penduduk dunia, terutama di negara berkembang oleh karena di konsumsi
sebagai bahan makanan pokok. Disamping bahan pangan kaya akan amilum juga
11
mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya (Johari
dan Rahmawati, 2006).
Dalam kegiatan PKM kali ini kulit pisang dijadikan sebagai bahan tambahan
pangan dalam pembuatan nugget. Hal yang pertamakali dilakukan adalah
meneghilangkan getah yang terdapat dalam kulit pisang dengan cara merebusnya
menggunakan air garam, selain untuk menghilangkan getah kulit pisang hal
tersebut juga dilakukan agar kulit pisang menjadi lebih lunak dan mudah
diblender. Setelah itu kulit pisang akan diblender sampai halus untuk nantinya
dicampurkan dengan adonan terigu. Untuk jumlah kulit pisang bergantung pada
jumlah nugget yang ingin diproduksi, digunakan ± 10 kulit pisang dengan 250
gram terigu dan menghasilkan sekitar 150 buah nugget dengan ukuran sedang.
Untuk menambah cita rasa digunakan sosis, penggunaan sosis ini bersifat
opsional dan dapat disubstitusi menggunakan bahan lain. Lalu untuk mengikat
adonan digunakan ± 5 butir telur. Untuk menyedapkan rasa digunakan bawang
putih, bawang bombay, lada bubuk, pala bubuk, garam, dan gula. Untuk sosis
dan kulit pisang sebelumnya dihaaluskan terlebih dahulu. Lalu dicampurkan
dengan adonan tepung terigu yang sudah di aduk dengan telur. Setelah semua
bahan dicampurkan adonan dikukus kurang lebih 15 menit. Lalu dipotong sesuai
ukuran yang diinginkan, setelah itu potongan nugget dipanir dan digoreng
sampai warnanya kecoklatan.
12
Gambar 4.19 Bahan Pembuatan Nugget Kulit Pisang Gambar 4.20 Hasil kukusan adonan nugget
13
Tabel 2. Komposisi Gizi per 100 gram Biji Nangka
No. Komponen Gizi Biji Nangka
1 Energi (kkal) 165
2 Protein (g) 4,2
3 Lemak (g) 0,1
4 Karbohidrat (g) 36,7
5 Kalsium (g) 33
6 Fosfor (mg) 200
7 Besi (mg) 1,0
8 Vitamin A (SI) 0
9 Vitamin B1 (mg) 0,20
10 Vitamin C (mg) 10
11 Air 57,7
Sumber : Sindurmata, 2012
Tabel diatas menunjukkan bahwa kandungan protein, karbohidrat, dan lemak pada
biji nangka berpotensi untuk dijadikan pengganti susu sebagai bahan dasar
pembuatan es krim.
Proses pembuatannya diawali dengan merebus biji nangka hingga lunak, lalu biji
nangka yang sudah di rebus di blender sampai halus. Setelah halus, campurkan bji
nangka dengan larutan tepung maizena, susu bubuk, dan gula secukupnya.
Campurkan adonan tersebut menggunakan mixer selama beberapa menit. Setelah
itu, campuran adonan dimasukkan ke dalam freezer hingga membeku. Setelah
membeku, keluarkan adonan es krim dari freezer lalu hancurkan adonan yang telah
mengeras karena dimasukkan ke dalam freezer tersebut hingga halus. Tambahkan
pengembang sp yang telah dicairkan ke dalam adonan es krim. Masukkan kembali
ke dalam freezer adonan es krim yang telah ditambahkan pengembang sp. Es krim
biji nangka siap disajikan dalam 10 jam.
Gambar 4.22 Proses perebusan biji nangka Gambar 4.23 Biji nangka di blender
14
Gambar 4.24. Es krim biji
nangka yang sudah jadi
Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa sebagian besar konsumen buah semangka
hanya memakan bagian daging buah yang berwarna merahnya saja, sedangkan
daging buah berwarna putih yang mendekati kulitnya dibuang begitu saja. Kulit
semangka mengandung zat sitrulin dengan jumlah sebesar 60% dibandingkan
dagingnya. Zat ini ditemukan pada semua jenis buah semangka. Zat sitrulin akan
bereaksi dengan enzim tubuh ketika dikonsumsi, lalu diubah menjadi arginin yang
merupakan asam amino non esensial yang berkhasiat bagi jantung, sistem peredaran
darah dan kekebalan tubuh. Kandungan kulit semangka lainnya yang bermanfaat
bagi kesehatan yaitu vitamin, mineral, enzim, dan klorofil (Guoyao,et al., 2007).
Limbah kulit semangka merupakan limbah yang saat ini pemanfaatannya masih
belum begitu banyak, padahal kulitsemangka mempunyai kandungan kalsium yang
cukup tinggi dan ion sangat dibutuhkan oleh tubuh. Pengolahan kulit semangka
mempunyai aspek pengawetan, memperpanjang umur simpan dan dapat
meningkatkan nilai ekonomis (Pujimulyani, 2012).
15
Tabel 3. Komposisi Kimia Kulit Semangka dalam 100 g bahan
Komposisi Jumlah
Air (g) 94,00
Energi (kal) 18,00
Protein (g) 1,60
Lemak (g) 0,10
Karbohidrat (g) 3,20
Serat (g) 0,70
Kalsium (mg) 0,60
Fosfor (mg) 31,00
Zat Besi (mg) 11,00
Riboflavin (mg) 0,50
Thiamin (mg) 0,03
Niacin (mg) 0,03
Vitamin A (µg) 75,00
Sumber : We Leung, et al. (1970)
Metode yang digunakan saat pemaparan materi adalah metode presentasi mengenai
kandungan yang dimiliki kulit semangka dan langkah langkah pembuatan selai kulit
semangka dengan dilakukan demonstrasi oleh masing- masing anggota kelompok.
Setelah itu untuk memastikan bahwa materi tersampaikan dengan baik diajukan
pertanyaan kepada para peserta mengenai materi yang telah disampaikan dan
apabila pertanyaan dapat terjawab diberikan sedikit apresiasi kepada penjawab,
heal tersebut juga bertujuan untuk menarik minat .
16
Gambar 4.25 Pemotongan kulit semangka
Lalu yang terakhir adalah kelompok 5 yang bertugas untuk memaparkan proses
pengolahan limbah kulit singkong menjadi bahan pangan. Kulit singkong
merupakan limbah kupasan hasil pengolahan gaplek, tapioka, tape, dan panganan
berbahan dasar singkong lainnya. Potensi kulit singkong di Indonesia sangat
melimpah, seiring dengan eksistensi negara ini sebagai salah satu penghasil
singkong terbesar di dunia dan terus mengalami peningkatan produksi dalam setiap
17
tahunnya. Produktivitas singkong di Indonesia sebesar 22.677.866 ton (Badan Pusat
Statistik, 2012). Setiap bobot singkong akan dihasilkan limbah kulit singkong
sebesar 16% dari bobot tersebut (Cecep, 2009), sehingga dapat diprediksikan
jumlah kulit singkong yang dihasilkan akan melimpah. Ketersediaan kulit singkong
akan menjadi limbah yang merupakan pencemaran lingkungan bila tidak
dimanfaatkan dengan baik. Salah satu contohnya adalah dengan memanfaatkan
limbah kulit singkong menjadi keripik.
Pada saat pelaksanaan digunakan metode presentasi kepada pada peserta tentang
kandungan gizi yang ada pada singkong terutama kulitnya. Ditunjukkan pula proses
pembuatan keripik kulit singkong dengan mendemonstrasikannya kepada peserta.
Hal itu dilakukan agar peserta lebih mengerti proses pembuatan kerpik kulit
singkong ini.
18
Gambar 4.28 Singkong
Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan tim pengusul berencana untuk
melakukan pengembangan terhadap produk yang dihasilkan. Hal tersebut didasari
dengan melihat ketertarikan yang ditunjukkan oleh para peserta. Namun karena
keterbatasan waktu dan kesibukan dari ketua pelaksana, anggota tim lain serta
peserta PKM belum ada rencana untuk melakukan kembali program pelatihan
mengenai limbah organik. Diharapkan kedepannya dapat dilakukan pengembangan
produk agar produk yang dihasilkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar
bagi masyarakat dan apabila diberikan kesempatan serta waktu yang
memungkinkan akan kembali dilaksanakan program serupa disertai bersamaan
dengan dilakukannya pengembangan produk.
19
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia, “Sampah”,
https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
https://www.youtube.com/watch?v=PP3XXvsFIiU
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/24862
20
LAMPIRAN
21
LAMPIRAN III. ALAT DAN BAHAN SERTA CARA PEMBUATAN
Bahan :
1. Lem
2. Cat
3. Botol bekas kecil
4. Botol bekas besar
5. Hiasan
Cara Pembuatan :
22
5. Oleskan lem di bagian telinga dan bagian yang sudah diberi
pola/gambar wajah tadi
6. Tempelkan hiasan ke bagian yang sudah diolesi dengan lem agar
kemasan serba guna terlihat lebih menarik.
Bahan :
1. Tepung terigu ¼ kg
2. Kulit Pisang ± 10
3. Sosis ± 7 buah
4. Tepung Roti
5. Telur 6 Buah
6. Bawang Putih
7. Bawang Bombay ½
8. Garam
9. Gula
10. Lada Bubuk
11. Pala Bubuk
12. Minyak Kelapa
13. Air
Alat :
1. Pisau
2. Panci
3. Blender
4. Kompor
5. Baskom
6. Sendok
7. Piring
Cara Pembuatan :
1. Cuci kulit pisang sampai bersih
2. Rebus kulit pisang menggunakan air garam sampai kulit pisang
lunak ± 15 menit. Selain agar lunak perebusan juga dilakukan untuk
menghilangkan getah
23
3. Sambil menunggu, kupas bawang putih dan bawang bombay lalu
potong kecil.
4. Blender sosis, bawang putih, dan bawang bombay yang sudah di
potong sampai halus
5. Simpan hasil blender-an dalam wadah
6. Setelah itu tiriskan kulit pisang yang sudah direbus, lalu blender
sampai halus
7. Dalam wadah lain buat buat adonan menggunakan tepung terigu dan
telur ± 5 butir
8. Tambahkan garam, lada bubuk dan pala bubuk secukupnya
9. Campurkan semua bahan yang sudah dihaluskan
10. Setelah itu kukus adonan menggunkan loyang ±30 menit, tergantung
pada ketebalan loyang
11. Tunggu sampai hasil kukus-an dingin lalu potong adonan sesuai
ukuran yang diinginkan
12. Kocok telur lalu celupkan hasil potongan tadi dan baluri dengan
tepung roti
13. Setelah itu goreng hasil kukusan dan nugget pun sudah jadi
Bahan :
1. Biji Nangka
2. Gula
3. Tepung maizena
4. Susu bubuk
5. Perasa
Alat :
1. Pisau
2. Mangkuk
3. Sendok
4. Saringan
24
5. Blender
6. Kompor
7. Panci
8. Mixer
9. Kulkas
10. Wadah es krim
Cara pembuatan :
1. Rebus biji nangka hingga lunak
2. Tiriskan dan kupas kulitnya
3. Blender biji nangka tersebut
4. Campurkan biji nangka dengan larutan tepung maizena, susu bubuk
dan gula secukupnya
5. Mixer campuran tersebut selama beberapa menit
6. Masukkan adonan tersebut ke freezer hingga membeku
7. Keluarkan adonan dari freezer dan hancurkan adonan yang telah
mengeras hingga halus
8. Tambahkan pengembang Sp yang telah dicairkan ke dalam adonan
tersebut
9. Setelah dimasukkan secara rata, masukkan kembali adonan ke freezer
10. Es krim biji nangka siap disajikan dalam 10 jam kemudian
Bahan :
1. Semangka 1 kg
2. Gula pasir ½ kg
3. Jeruk nipis 3 buah
Alat :
1. Pisau
25
2. Talenan
3. Blender
4. Piring
5. Kompor
6. Panci
Cara pembuatan :
Alat :
1. Kompor
2. Wajan
3. Saringan
4. Baskom
5. Panci
Bahan :
1. Minyak Goreng 1 L
2. Kulit singkong 500 gram
3. Garam secukupnya
4. Ketumbar 3 sdm
5. Lada 1 sdt
26
6. Bawang Putih
7. 7 siung
8. Gula secukupnya
Cara Pembuatan :
1. Bersihkan kulit singkong yang telah dilepaskan daging singkong
2. Rendam kulit singkong dengan air selama semalam
3. Rebus kulit singkong dengan bumbu-bumbu yang telah dihaluskan
yaitu bawang putih, merica, dan ketumbar.
4. Tiriskan kulit singkong yang telah direbus
5. Jemur kulit singkong di bawah sinar matahari sampai kering kurang
lebih 3-7 hari
6. Goreng kulit singkong yang telah kering dengan minyak panas.
7. Tiriskan dan beri bumbu berupa garam dan gula.
27
LAMPIRAN V : DAFTAR HADIR
28