Anda di halaman 1dari 28

BAB I PENDAHULUAN

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya


suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya.
Dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya
produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut
berlangsung. Sampah terbagi menjadi dua jenis yaitu, sampah organik, sampah
yang mudah terurai, seperti sampah dapur. Dan sampah anorganik yaitu sampah
yang sulit terurai secara alami atau membutuhkan waktu lama untuk terurai secara
alami, contohnya seperti plastik.

Pengelolaan sampah sudah menjadi tanggungjawab setiap manusia maka dari itu
pengelolaan sampah sudah mulai disosialisasikan, yaitu dengan menerapkan
konsep pemilahan 3R. konsep pemilahan 3R adalah Reuse,Reduce dan Recycle.
Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk
fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu
yang mengakibatkan sampah. Dan, Recycle berarti mengolah kembali sampah yang
menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

Setelah menerapkan konsep 3R tersebut, rasa peduli dan kesadaran kita terhadap
lingkungan semakin meningkat, kesadaran kita dalam menjaga dan melestarikan
lingkungan sekitar.

Tempat pelaksanaan dari program PKM ini adalah SMPN 2 Parongpong yang
merupakan salah satu sekolah menengah pertama kampung Cibadak, Ciwaruga,
Parongpong yang terletak di kabupaten Bandung Barat. Dengan SK pendirian
sekolah 200.4/2009-Disdikpora/2009 yang dikeluarkan tanggal 21 September
2009. SMPN 2 Parongpong memiliki 14 kelas dengan jumlah 469 siswa serta 28
guru dan tendik.

Penerapannya pada siswa Sekolah Menengah Pertama dirasa merupakan tahapan


yang benar karena pada masa-masa ini adalah masa dimana mereka memiliki

1
ketertarikan dan semangat yang tinggi terhadap hal baru. Dengan diberikan arahan
yang tepat mengenai penanaman rasa peduli terhadap lingkungan, maka diharapkan
akan menumbuhkan kesadaran mereka terhadap lingkungan.

Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan


tentang berbagai macam manfaat dari bahan baku limbah menjadi bahan makanan
maupun barang sederhana yang memiliki harga ekonomis. Diharapkan siswa yang
telah diberikan arahan dapat menerapkannya kepada orang-orang disekitarnya.

BAB II TARGET DAN LUARAN

Berdasarkan uraian diatas, target kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk:
 Menumbuhkan dan memperkuat rasa cinta terhadap lingkungan
 Meningkatkan keterampilan masyarakat untuk menjadikan limbah-limbah
organik menjadi barang yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis
 Memberikan pengetahuan bahwa limbah-limbah organik tidak selalu harus
dibuang melainkan dapat digunakan kembali dengan fungsi yang berbeda
 Mengurangi limbah organik, baik di lingkungan sekolah sekitar ataupun di
lingkungan rumah pribadi
 Memberikan wawasan mengenai pengolahan berbagai limbah organik
 Meningkatkan partisipasi dalam pengelolaan limbah-limbah organik.
 Membangun kreatifitas, sehingga kedepannya bisa muncul ide-ide kreatif
dalam pengolahan limbah organik.

Luaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah terampilnya siswa dalam


memanfaatkan limbah organik menjadi barang yang berdaya guna dan bernilai
ekonomis.

Manfaat kegiatan sosialisasi dan pelatihan pengolahan limbah organik ini adalah:
 Siswa dapat mengetahui cara memanfaatkan dan atau mengelola limbah
organik menjadi barang yang mempunyai daya guna dan bernilai ekonomis.

2
 Meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan pengolahan limbah
organik menjadi barang berdaya guna dan bernilai ekonomis.
 Meningkatkan kreatifitas siswa dalam pengolahan limbah organik
 Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan
 Merubah paradigma siswa tentang arti pentingnya menjaga lingkungan melalui
pengolahan limbah organic
 Sebagai wadah dalam pelaksanaan kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi

BAB III METODE PELAKSANAAN

Pada tahap awal pelaksanaan dilakukan analisis masalah mengenai limbah organik,
masyarakat umumnya hanya menyisakan limbah-limbah organik tanpa mengetahui
bahwa limbah tersebut bisa diolah kembali. Karena jika limbah organik tersebut
dibiarkan begitu saja maka tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya
penumpukan sampah dan mengakibatkan pencemaran. Oleh karena itu pengolahan
limbah organik merupakan salah satu alternatif mengatasi masalah pencemaran.
Tema mengenai pemanfaatan limbah organik dipilih karena limbah-limbah ini
banyak ditemukan di lingkungan dan sangat erat kaitannya dengan kegiatan
masyarakat sehari-hari. Sebelum kegiatan ini terlaksana dicari berbagai literasi
mengenai pemanfaat limbah organik sehingga dapat dihasilkan produk berdaya
guna yang berkualitas dan memiliki nilai ekonomis.

Setelah dilakukan analisis masalah, dipersiapkan materi dan bahan yang dibutuhkan
serta menunjang kelancaran acara. Setelah itu dilakukan survey lapangan agar
sarana dan prasarana yang dibutuhkan selam acara dapat disiapkan. Setelah selesai
melakukan semua persiapan, barulah dilakukan tahap pelaksanaan dan diakhiri
dengan evaluasi serta penyusunan laporan.

3
Gambar 3.1 Teknis Pelaksanaan

Sistem evaluasi yang diterapkan menggunakan indikator sebagai berikut:


Jangka Pendek:
 Adanya peningkatan pengetahuan siswa dalam memahami konsep-konsep
tentang pemberdayaan dan partisipasi yang dilihat dari kemampuan peserta
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan seputar materi yang
diberikan.
 Para peserta pelatihan mampu mengolah limbah organik.
Jangka Panjang:
 Siswa mampu melakukan pengelolaan limbah organik secara berkelanjutan.
 Diharapkan siswa dapat menyampaikan informasi mengenai pengolahan
limbah organik di lingkungan dan memunculkan ide kreatif baru sesuai dengan
kondisi lingkungan mereka
 Berkurangnya limbah organik yang dibuang dan dibiarkan membusuk
sehingga lingkungan dapat terjaga,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam pelaksanaan di lapangan tim PKM dibagi menjadi lima kelompok
berdasarkan limbah organik yang dipakai. Secara umum kegiatan PKM ini diawali
dengan persiapan masing-masing kelompok.

4
Gambar 4.1 Persiapan Meja Untuk Gambar 4.2 Kelompok 4 sedang
Tempat Presentasi mempersiapkan bahan presntasi

Lalu dilanjutkan dengan acara pembukaan yang didalamnya disampaikan beberapa


sambutan yaitu sambutan dari ketua pelaksana, kepala sekolah SMPN 2
Parongpong serta dosen pembimbing.

Gambar 4.3 Pembukaan oleh MC Gambar 4.4 Sambutan Ketua Pelaksana

Gambar 4.5 Sambutan Dosen Pembimbing Gambar 4.6 Sambutan Kepala Sekolah
SMPN 2 Parongpong

5
Siswa SMPN 2 Parongpong kemudian dibagi menjadi beberapa grup yang setiap
grup-nya diberi satu orang LO. Selanjutnya kelompok siswa akan diarahkan oleh
LO-nya masing-masing ke stand yang sudah disiapkan. Acara kemudian
dilanjutkan dengan pemaparan materi yang teknisnya diserahkan ke masing-masing
kelompok mahasiswa.

Gambar 4.7 Pemaparan Materi Oleh Gambar 4.8 Pemaparan Materi Oleh
Kelompok 1 Kelompok 2

Gambar 4.9 Siswa Sedang Mencoba Gambar 4.10 Pemaparan Materi Oleh
Produk Dari Kelompok 3 Kelompok 4

Gambar 4.11 Pemaparan Materi Oleh Gambar 4.12 Kondisi Lapangan Saat
Kelompok 5 Pelaksanaan Pemaparan Materi

6
Dilanjutkan dengan acara hiburan berupa lomba yel-yel serta pemberian hadiah dan
ditutup dengan upacara penutupan.

Gambar 4.13 Persiapan Penampilan Gambar 4.14 Salah satu Penampilan


Yel-yel siswa Bersama LO Yel-Yel dari Siswa

Gambar 4.15 Penyerahan Hadiah Gambar 4.16 Upacara Penutupan


Kepada Pemenang Lomba Yel-Yel

Sebelum dilakukan penutupan diberikan kuisioner sebagai bahan evaluasi.


Berdasarkan dari hasil kuisioner yang diberikan kepada 75 siswa SMPN 2
Parongpong yang berasal dari kelas 7,8 dan 9 didapatkan hasil.
No Pertanyaan 1 2 3 4 5
1 Apakah produk yang dihasilkan berkualitas baik? - - - 4 71
2 Apakah cara penyampaian tiap produk komunikatif? - - 1 30 44
3 Menurut anda, apa cocok diterapkan di masyarakat? - - 17 56 2
4 Kelompok manakah yang memiliki produk paling 14 17 14 17 13
berguna?
5 Bagaimana tingkat kepuasan anda, apakah sesuai yang - - - 19 56
diharapakan ?
(Nilai 1-5 memiliki rentang antara tidak sampai dengan sangat baik)
Keterangan : (kecuali No.4; Untuk No.4 Urutan 1-5 berarti kelompok)
1: Sangat Kurang 2: Kurang 3: Cukup Baik 4: Baik
5: Sangat Baik

7
Berdasarkan hasil pengisian kuisioner yang diberikan kepada siswa produk yang
dihasilkan selama kegiatan PKM ini dirasa memiliki manfaat dan berkualitas baik,
penyampaian materi yang dilakukan setiap kelompok pun sudah cukup
komunikatif.

Untuk pembagian materi disetiap kelompok antara lain. Kelompok 1 diberikan


tugas untuk memaparkan materi pengelolaan sampah botol plastik. Sampah botol
plastik merupakan bahan padat buangan dari kegiatan manusia yang sudah terpakai.
Endah (2015: h.8) menjelaskan bahwa sampah merupakan konsekuensi dari adanya
aktivitas manusia yang begitu kompleks dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi,
manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Oleh karena itu pengelolaan
sampah tidak terlepas dari gaya hidup masyarakat. Jika sampah tersebut terus
dibiarkan, tentu akan menimbulkan dampak serius bagi lingkungan yang
mengakibatkan pencemaran udara,tanah dan dapat menyebabkan banjir.

Saat ini telah tersedia berbagai jenis teknologi 3R (pengelolaan limbah), mulai dari
teknologi sederhana sampai teknologi tinggi. Dalam pengaplikasian teknologi
pengolahan sampah harus memperhatikan tiga pilar keberlanjutan yakni (Dougall,
2001):

1. Economically affordable (secara ekonomis bisa diusahakan). Biaya


pengelolaan sampah dapat diterima oleh sector dari masyarakat yang dilayani.
2. Socially acceptable (secara sosial bisa diterima). Pengelolaan sampah sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan mereflesikan nilai-nilai dan prioritas
masyarakat.
3. Environmentally effective (secara lingkungan efektif). Seluruh dampak
lingkungan yang diakibatkan oleh pengelolaan sampah diredukasi.

Proses Daur Ulang Limbah Plastik

Saat ini kerajinan tangan banyak terbuat dari daur ulang limbah plastik dikarenakan
dengan cara mengolah sampah plastik tersebut dapat memanfaatkan peluang bisnis
handcraft/trashion dalam pasar industri. Dibutuhkan tangan kreatif untuk membuat

8
dan memilih bahan-bahan yang akan di kemas dalam sebuah produk baik dari
limbah basah dan limbah kering.

Damanhuri dan Padmi (2000) mengemukakan permasalahan yang kerap terjadi


dalam penanganan sampah seperti:

 Kapasitas dan pemeliharaan peralatan yang belum memadai;


 Lemahnya pembinaan tenaga pelaksana khususnya tenaga harian lepas;
 Terbatasnya metode operasional yang sesuai dengan kondisi daerah;
 Siklus operasi persampahan tidak lengkap karena berbedanya penanggung
jawab;
 Koordinasi sektoral antar birokrasi pemerintah seringkali lemah;
 Manajemen operasional seringkali hanya untuk jangka pendek.

Penggunaan bahan baku/barang-barang recycle, hampir di semua tempat terdapat


peluang-peluang usaha yang cukup baik, dengan cara memanfaatkan barang bekas
menjadi salah satu usaha bisnis yaitu dengan melakukan pengolahan sampah
plastik menjadi kerajinan tangan, dimana menurut Nurhet (2010: hal.3) mengatakan
bahwa aneka kerajinan yang kreatif bernilai ekonomis tinggi.

Kerajinan dari plastik bekas terbukti menguntungkan karena bahan-bahan yang


digunakan mudah didapat, murah atau bahkan gratis, dan proses pembuatannya
cukup sederhana.

Dengan kata lain manfaat dari proses daur ulang limbah plastik mempunyai nilai
tambah bila diolah dengan benar dan bernilai ekonomi tinggi dapat menjadi sebuah
peluang bisnis yang menjanjikan dalam pasar industri.

Pemaparan materi dilakukan dengan metode presentasi disertai pemberian contoh


secara langsung mengenai penggunaan kembali sampah botol plastik menjadi
barang barang yang berdaya guna.

Sampah botol plastik dibuat semenarik mungkin dengan berbagai macam hiasan
(Gambar 2) selain itu botol bekas dapat dibuat menyerupai karakter binatang atau
kartun lainnya (Gambar 3). Hal tersebut dilakukan untuk menarik minat siswa
untuk dapat mengaplikasikan contoh-contoh dari pemanfaatan yang sudah

9
diberikan dengan menggunakan bahan dan peralatan yang tersedia di sekitar
lingkungan mereka. Dan bila hal tersebut sudah dapat terwujud maka tujuan dari
kegiatan PKM dapat terpenuhi yaitu dengan meningkatkan minat dan kreativitas
siswa dalam pengelolaan limbah sampah plastik.

Gambar 4.17
Contoh botol
dengan hiasan
(kiri)
Gambar 4.18
Contoh botol
dengan bentuk
karakter(kanan)

Proses pembuatannya diawali dengan menyiapkan botol minuman dalam kemasan


yang sudah tidak terpakai, langkah selanjutnya adalah memberikan sketsa atau pola
menyerupai kepala kelinci atau karakter lainnya dengan menggunakan spidol.
Selian penggambaran pola alternatif lainnya adalah menempelkan hiasan-hiasan
yang ada sesuai dengan keinginan berdasarkan dari kreativitas masing-masing
siswa.Jika diperlukan gunakanlah cat dan olesi hasil akhir dengan lem.

Adapun kelompok dua diberikan tugas untuk memaparkan penjelasan mengenai


pengolahan limbah kulit pisang menjadi bahan pangan. Kulit pisang merupakan
bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya, yaitu sekitar
1/3 dari buah pisang yang belum dikupas. Menurut data Badan Pusat Statistik
(2009) volume produksi pisang di Indonesia dari 2007 hingga 2009 berturut-turut
sebesar 5.454.226 ton, 5.741.351 ton, dan 6.373.533 ton. Sedangkan, sampai saat
ini kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, hanya dibuang sebagai limbah
organik saja atau digunakan sebagai makanan ternak seperti kambing, sapi dan
kerbau. Jumlah kulit pisang yang cukup banyak akan memiliki nilai jual yang

10
menguntungkan apabila bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan
(Susanti,2006).

Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun kulitnya. Pisang
mempunyai kandungan khrom yang berfungsi dalam metabolisme karbohidrat dan
lipid. Khrom bersama dengan insulin memudahkan masuknya glukosa ke dalam
sel-sel. Kekurangan khrom dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan toleransi
glukosa. Umumnya masyarakat hanya memakan buahnya saja dan membuang kulit
pisang begitu saja. Di dalam kulit pisang ternyata memiliki kandungan vitamin C,
B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil analisis kimia menunjukkan
bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90 % dan
karbohidrat sebesar 18,50 %. Komposisi zat gizi kulit pisang dapat dilihat pada
tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Kulit Pisang per 100 gram bahan

Zat Gizi Kadar


Air (g) 68,90
Karbohidrat (g) 18,50
Lemak (g) 2,11
Protein (g) 0,32
Kalsium (mg) 715
Fosfor (mg) 117
Zat besi (mg) 1,60
Vitamin B (mg) 0,12
Vitamin C (mg) 17,50
Sumber: Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, Jatim, Surabaya (1982).

Karbohidrat atau Hidrat Arang yang dikandung oleh kulit pisang adalah amilum.
Amilum atau pati ialah jenis polisakarida karbohidrat (karbohidrat kompleks).
Amilum (pati) tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak
berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang
penting. Amilum merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh
penduduk dunia, terutama di negara berkembang oleh karena di konsumsi
sebagai bahan makanan pokok. Disamping bahan pangan kaya akan amilum juga

11
mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya (Johari
dan Rahmawati, 2006).

Dalam kegiatan PKM kali ini kulit pisang dijadikan sebagai bahan tambahan
pangan dalam pembuatan nugget. Hal yang pertamakali dilakukan adalah
meneghilangkan getah yang terdapat dalam kulit pisang dengan cara merebusnya
menggunakan air garam, selain untuk menghilangkan getah kulit pisang hal
tersebut juga dilakukan agar kulit pisang menjadi lebih lunak dan mudah
diblender. Setelah itu kulit pisang akan diblender sampai halus untuk nantinya
dicampurkan dengan adonan terigu. Untuk jumlah kulit pisang bergantung pada
jumlah nugget yang ingin diproduksi, digunakan ± 10 kulit pisang dengan 250
gram terigu dan menghasilkan sekitar 150 buah nugget dengan ukuran sedang.
Untuk menambah cita rasa digunakan sosis, penggunaan sosis ini bersifat
opsional dan dapat disubstitusi menggunakan bahan lain. Lalu untuk mengikat
adonan digunakan ± 5 butir telur. Untuk menyedapkan rasa digunakan bawang
putih, bawang bombay, lada bubuk, pala bubuk, garam, dan gula. Untuk sosis
dan kulit pisang sebelumnya dihaaluskan terlebih dahulu. Lalu dicampurkan
dengan adonan tepung terigu yang sudah di aduk dengan telur. Setelah semua
bahan dicampurkan adonan dikukus kurang lebih 15 menit. Lalu dipotong sesuai
ukuran yang diinginkan, setelah itu potongan nugget dipanir dan digoreng
sampai warnanya kecoklatan.

Saat penyampaian materi digunakan metode presentasi disertai pemberian


sedikit contoh langkah-langkah yang harus dilakukan saat pembuatan. Sistem
evaluasi yang dilakukan adalah dengan pengajuan beberapa pertanyaan kepada
audience mengenai materi yang disampaikan. Untuk menarik minat audience
dalam menjawab pertanyaan, diberikan sedikit apresiasi berupa bingkisan
makanan bagi peserta yang berhasil menjawab pertanyaan.

Agar kegiatan dapat berlangsung dua arah, diberikan kesempatan kepada


audience untuk mengajukan pertanyaan seputar materi yang disampaikan.

12
Gambar 4.19 Bahan Pembuatan Nugget Kulit Pisang Gambar 4.20 Hasil kukusan adonan nugget

Gambar 4.21 Meja Tempat Presentasi Nugget Kulit Pisang

Kelompok 3 bertugas untuk memaparkan proses pengolahan limbah biji nangka


menjadi bahan pangan. Biji nangka merupakan biji yang dapat dikonsumsi menjadi
olahan kudapan bergizi seperti es krim, karena mengandung protein, karbohidrat
dan lemak yang tinggi. Biji buah nangka kaya gizi, terutama kandungan
karbohidrat, potassium/kalium, fosfor, dan lemak. Kandungan energi (165 kcal) dan
karbohidrat (36,7 kcal) biji nangka yang cukup tinggi dibandingkan dengan
kandungan yang sama dari nangka muda dan nangka matang membuat biji nangka
menjadi pilihan bagi masyarakat di Asia Selatan untuk menjadikan biji nangka
sebagai salah satu kudapan penangkal rasa lapar. Es krim adalah salah satu makanan
kudapan berbahan dasar susu yang banyak mengandung vitamin, mineral, protein,
karbohidrat dan lemak. Manfaat pengolahan biji nangka menjadi es krim adalah
untuk pelancar sembelit, peningkat vitalitas dan dapat bermanfaat bagi ibu hamil.
Es krim banyak disukai setiap orang karena rasanya yang manis dan teksturnya
yang lembut. Komponen terpenting dalam es krim adalah lemak susu dan susu
skim, salah satunya berasal dari biji nangka.

13
Tabel 2. Komposisi Gizi per 100 gram Biji Nangka
No. Komponen Gizi Biji Nangka
1 Energi (kkal) 165
2 Protein (g) 4,2
3 Lemak (g) 0,1
4 Karbohidrat (g) 36,7
5 Kalsium (g) 33
6 Fosfor (mg) 200
7 Besi (mg) 1,0
8 Vitamin A (SI) 0
9 Vitamin B1 (mg) 0,20
10 Vitamin C (mg) 10
11 Air 57,7
Sumber : Sindurmata, 2012
Tabel diatas menunjukkan bahwa kandungan protein, karbohidrat, dan lemak pada
biji nangka berpotensi untuk dijadikan pengganti susu sebagai bahan dasar
pembuatan es krim.

Proses pembuatannya diawali dengan merebus biji nangka hingga lunak, lalu biji
nangka yang sudah di rebus di blender sampai halus. Setelah halus, campurkan bji
nangka dengan larutan tepung maizena, susu bubuk, dan gula secukupnya.
Campurkan adonan tersebut menggunakan mixer selama beberapa menit. Setelah
itu, campuran adonan dimasukkan ke dalam freezer hingga membeku. Setelah
membeku, keluarkan adonan es krim dari freezer lalu hancurkan adonan yang telah
mengeras karena dimasukkan ke dalam freezer tersebut hingga halus. Tambahkan
pengembang sp yang telah dicairkan ke dalam adonan es krim. Masukkan kembali
ke dalam freezer adonan es krim yang telah ditambahkan pengembang sp. Es krim
biji nangka siap disajikan dalam 10 jam.

Gambar 4.22 Proses perebusan biji nangka Gambar 4.23 Biji nangka di blender

14
Gambar 4.24. Es krim biji
nangka yang sudah jadi

Lalu kelompok 4 diberikan tugas untuk memaparkan pengolahan limbah kulit


semangka menjadi bahan pangan yaitu selai. Pada umumnya buah semangka sering
dikonsumsi dalam bentuk buah langsung tanpa kulit ataupun dijus terlebih dahulu.
Buah semangka mengandung berbagai macam vitamin, mineral, dan zat-zat
berkhasiat lainnya sehingga banyak orang memanfaatkannya menjadi alternatif
pengobatan seperti demam, susah buang air besar, sakit tenggorokan, sariawan,
hepatitis, tekanan darah tinggi, impotensi, asam urat tinggi, sebagai antikanker, dan
untuk menghilangkan kerutan di wajah.

Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa sebagian besar konsumen buah semangka
hanya memakan bagian daging buah yang berwarna merahnya saja, sedangkan
daging buah berwarna putih yang mendekati kulitnya dibuang begitu saja. Kulit
semangka mengandung zat sitrulin dengan jumlah sebesar 60% dibandingkan
dagingnya. Zat ini ditemukan pada semua jenis buah semangka. Zat sitrulin akan
bereaksi dengan enzim tubuh ketika dikonsumsi, lalu diubah menjadi arginin yang
merupakan asam amino non esensial yang berkhasiat bagi jantung, sistem peredaran
darah dan kekebalan tubuh. Kandungan kulit semangka lainnya yang bermanfaat
bagi kesehatan yaitu vitamin, mineral, enzim, dan klorofil (Guoyao,et al., 2007).

Limbah kulit semangka merupakan limbah yang saat ini pemanfaatannya masih
belum begitu banyak, padahal kulitsemangka mempunyai kandungan kalsium yang
cukup tinggi dan ion sangat dibutuhkan oleh tubuh. Pengolahan kulit semangka
mempunyai aspek pengawetan, memperpanjang umur simpan dan dapat
meningkatkan nilai ekonomis (Pujimulyani, 2012).

15
Tabel 3. Komposisi Kimia Kulit Semangka dalam 100 g bahan

Komposisi Jumlah
Air (g) 94,00
Energi (kal) 18,00
Protein (g) 1,60
Lemak (g) 0,10
Karbohidrat (g) 3,20
Serat (g) 0,70
Kalsium (mg) 0,60
Fosfor (mg) 31,00
Zat Besi (mg) 11,00
Riboflavin (mg) 0,50
Thiamin (mg) 0,03
Niacin (mg) 0,03
Vitamin A (µg) 75,00
Sumber : We Leung, et al. (1970)

Proses pembuatan kulit semangka menjadi selai diawali dengan membagi


semangka menjadi beberapa bagian. Lalu, pisahkan kulit dan daging buah
semangka. Kupas bagian yang berwarna hijau dari kulit semangka. Setelah itu,
potong menjadi kecil kulit buah semangka agar mudah untuk di blender.
Tambahkan juga sedikit buah semangkanya. Blender kulit semangka dan sedikit
buah semangka sampai halus. Setelah halus, masukkan ke dalam panci dan
tambahkan gula dan jeruk nipis sesuai selera. Panaskan campuran jus kulit
semangka, gula dan jeruk nipis tersebut di api kecil. Tunggu hingga mengental dan
siap untuk disajikan.

Metode yang digunakan saat pemaparan materi adalah metode presentasi mengenai
kandungan yang dimiliki kulit semangka dan langkah langkah pembuatan selai kulit
semangka dengan dilakukan demonstrasi oleh masing- masing anggota kelompok.
Setelah itu untuk memastikan bahwa materi tersampaikan dengan baik diajukan
pertanyaan kepada para peserta mengenai materi yang telah disampaikan dan
apabila pertanyaan dapat terjawab diberikan sedikit apresiasi kepada penjawab,
heal tersebut juga bertujuan untuk menarik minat .

16
Gambar 4.25 Pemotongan kulit semangka

Gambar 4.26 Kulit semangka yang


diblender

Gambar 4.27 Selai kulit semangka yang


sudah jadi

Lalu yang terakhir adalah kelompok 5 yang bertugas untuk memaparkan proses
pengolahan limbah kulit singkong menjadi bahan pangan. Kulit singkong
merupakan limbah kupasan hasil pengolahan gaplek, tapioka, tape, dan panganan
berbahan dasar singkong lainnya. Potensi kulit singkong di Indonesia sangat
melimpah, seiring dengan eksistensi negara ini sebagai salah satu penghasil
singkong terbesar di dunia dan terus mengalami peningkatan produksi dalam setiap

17
tahunnya. Produktivitas singkong di Indonesia sebesar 22.677.866 ton (Badan Pusat
Statistik, 2012). Setiap bobot singkong akan dihasilkan limbah kulit singkong
sebesar 16% dari bobot tersebut (Cecep, 2009), sehingga dapat diprediksikan
jumlah kulit singkong yang dihasilkan akan melimpah. Ketersediaan kulit singkong
akan menjadi limbah yang merupakan pencemaran lingkungan bila tidak
dimanfaatkan dengan baik. Salah satu contohnya adalah dengan memanfaatkan
limbah kulit singkong menjadi keripik.

Komposisi kimia dari kulit singkong ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4. Persentase Kandungan Kimia Kulit Singkong


Komposisi kimia Kulit Singkong
Air 7,9-10,32%
Pati (strach) 44-59%
Protein 1,5-3,7%
Lemak 0,8-2,1%
Abu 0,2-2,3%
Serat 17,5-27,4%
Ca 0,42-0,77%
P 0,12-0,24%
HCN (ppm) 0,02-0,10% ppm
Sumber : Nur Richana (2013)
Proses pembuatan keripik berbahan dasar singkong diawali dengan membersihkan
kulit singkong yang sudah dipisahkan dengan singkongnya. Lalu, rendam kulit
singkong selama satu malam. Setelah itu, rebus kulit singkong dengan bumbu-
bumbu yang telah dihaluskan seperti bawang putih, merica, dan ketumbar. Tiriskan
singkong yang telah direbus. Jemur kulit singkong yang telah selesai direbus
dibawah sinar matahari selama kurang lebih 3-7 hari. Lalu, goreng kulit singkong
yang telah selesai dijemur menggunakn minyak panas. Tiriskan dan beri bumbu
garam dan gula sesuai selera. Keripik kulit singkong siap untuk disajikan.

Pada saat pelaksanaan digunakan metode presentasi kepada pada peserta tentang
kandungan gizi yang ada pada singkong terutama kulitnya. Ditunjukkan pula proses
pembuatan keripik kulit singkong dengan mendemonstrasikannya kepada peserta.
Hal itu dilakukan agar peserta lebih mengerti proses pembuatan kerpik kulit
singkong ini.

18
Gambar 4.28 Singkong

Gambar 4.29 Pemisahan


kulit singkong dari
singkongnya (kiri).
Gambar 4.30 Keripik
singkong siap dikonsumsi
(kanan)

BAB V RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan tim pengusul berencana untuk
melakukan pengembangan terhadap produk yang dihasilkan. Hal tersebut didasari
dengan melihat ketertarikan yang ditunjukkan oleh para peserta. Namun karena
keterbatasan waktu dan kesibukan dari ketua pelaksana, anggota tim lain serta
peserta PKM belum ada rencana untuk melakukan kembali program pelatihan
mengenai limbah organik. Diharapkan kedepannya dapat dilakukan pengembangan
produk agar produk yang dihasilkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar
bagi masyarakat dan apabila diberikan kesempatan serta waktu yang
memungkinkan akan kembali dilaksanakan program serupa disertai bersamaan
dengan dilakukannya pengembangan produk.

19
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia, “Sampah”,
https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah

https://www.youtube.com/watch?v=PP3XXvsFIiU
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/24862

Maharani, Anggi (dkk.). 2008. Usaha Pemanfaatan Limbah Singkong sebagai


Alternatif Pangan Olahan Berbasis Sumber Daya Lokal. Bogor.
Rukmana R. 1997. Ubi Kayu, Budidaya, dan pascapanen. Jakarta: Kanisius.

20
LAMPIRAN

LAMPIRAN I. BIODATA TIM

No. Nama NIM Jabatan


1 M Risnandar Z 171411050 Ketua penanggung jawab kegiatan
2 Yasir M Naufal 171411064 Koord. Lapangan dan kemitraan
A
3 Heri Kurniawan 171411045 Koord. Lapangan dan kemitraan
4 Kemal Vassa P 171411049 Koord. Sarana dan prasarana kegiatan
5 Aistya Salsabila 171411033 Koord. Penyuluhan/pelatihan
6 Intan Puspitarini 171411046 Koord. Penyuluhan/pelatihan
7 Risa Nurlaili Q 171411060 Koord. Evaluasi program
8 Delifa Ariesta 171411038 Koord. Evaluasi program

LAMPIRAN II. PETA LOKASI WILAYAH MITRA

21
LAMPIRAN III. ALAT DAN BAHAN SERTA CARA PEMBUATAN

III. A. PROSES PENGOLAHAN BOTOL BEKAS MENJADI WADAH


SERBAGUNA
Alat :
1. Gunting
2. Pisau potong
3. Kuas sedang
4. Kuas kecil
5. Spidol
6. Pensil

Bahan :
1. Lem
2. Cat
3. Botol bekas kecil
4. Botol bekas besar
5. Hiasan

Cara Pembuatan :

1. Siapkan botol minuman dalam kemasan yang sudah tidak terpakai,


kemudia beri pola/gambar menyerupai kepala kelinci menggunakan
spidol
2. potong botol tersebut mengikuti pola yang sudah dibuat
menggunnakan pisau potong kemudian rapihkan menggunakan
gunting
3. Cat botol yang sudah dibentuk menyerupai kepala kelinci tersebut
dan tunggu sampai kering
4. Setelah kering buatlah pola/gambar wajah kelinci menggunakan
pensil

22
5. Oleskan lem di bagian telinga dan bagian yang sudah diberi
pola/gambar wajah tadi
6. Tempelkan hiasan ke bagian yang sudah diolesi dengan lem agar
kemasan serba guna terlihat lebih menarik.

III.B. PROSES PEMBUATAN NUGGET MENGGUNAKAN KULIT


PISANG

Bahan :
1. Tepung terigu ¼ kg
2. Kulit Pisang ± 10
3. Sosis ± 7 buah
4. Tepung Roti
5. Telur 6 Buah
6. Bawang Putih
7. Bawang Bombay ½
8. Garam
9. Gula
10. Lada Bubuk
11. Pala Bubuk
12. Minyak Kelapa
13. Air

Alat :
1. Pisau
2. Panci
3. Blender
4. Kompor
5. Baskom
6. Sendok
7. Piring

Cara Pembuatan :
1. Cuci kulit pisang sampai bersih
2. Rebus kulit pisang menggunakan air garam sampai kulit pisang
lunak ± 15 menit. Selain agar lunak perebusan juga dilakukan untuk
menghilangkan getah

23
3. Sambil menunggu, kupas bawang putih dan bawang bombay lalu
potong kecil.
4. Blender sosis, bawang putih, dan bawang bombay yang sudah di
potong sampai halus
5. Simpan hasil blender-an dalam wadah
6. Setelah itu tiriskan kulit pisang yang sudah direbus, lalu blender
sampai halus
7. Dalam wadah lain buat buat adonan menggunakan tepung terigu dan
telur ± 5 butir
8. Tambahkan garam, lada bubuk dan pala bubuk secukupnya
9. Campurkan semua bahan yang sudah dihaluskan
10. Setelah itu kukus adonan menggunkan loyang ±30 menit, tergantung
pada ketebalan loyang
11. Tunggu sampai hasil kukus-an dingin lalu potong adonan sesuai
ukuran yang diinginkan
12. Kocok telur lalu celupkan hasil potongan tadi dan baluri dengan
tepung roti
13. Setelah itu goreng hasil kukusan dan nugget pun sudah jadi

III.C. PROSES PEMBUATAN ES KRIM MENGGUNAKAN BIJI


NANGKA

Bahan :
1. Biji Nangka
2. Gula
3. Tepung maizena
4. Susu bubuk
5. Perasa

Alat :

1. Pisau
2. Mangkuk
3. Sendok
4. Saringan

24
5. Blender
6. Kompor
7. Panci
8. Mixer
9. Kulkas
10. Wadah es krim

Cara pembuatan :
1. Rebus biji nangka hingga lunak
2. Tiriskan dan kupas kulitnya
3. Blender biji nangka tersebut
4. Campurkan biji nangka dengan larutan tepung maizena, susu bubuk
dan gula secukupnya
5. Mixer campuran tersebut selama beberapa menit
6. Masukkan adonan tersebut ke freezer hingga membeku
7. Keluarkan adonan dari freezer dan hancurkan adonan yang telah
mengeras hingga halus
8. Tambahkan pengembang Sp yang telah dicairkan ke dalam adonan
tersebut
9. Setelah dimasukkan secara rata, masukkan kembali adonan ke freezer
10. Es krim biji nangka siap disajikan dalam 10 jam kemudian

III.D. PROSES PEMBUATAN SELAI MENGGUNAKAN KULIT


SEMANGKA

Bahan :
1. Semangka 1 kg
2. Gula pasir ½ kg
3. Jeruk nipis 3 buah

Alat :
1. Pisau

25
2. Talenan
3. Blender
4. Piring
5. Kompor
6. Panci
Cara pembuatan :

1. Kupas kulit luar semangka, sampai tidak bersisa kulit yg berwarna


hijaunya
2. Potong kulit semangka hingga kecil
3. Blender kulit semangka
4. Masukan jus kulit semangka ke dalam panci
6. Panaskan di atas kompor dengan api kecil
7. Tambahkan gula dan perasan jeruk nipis
8. Aduk hingga mengental
9. Selai siap disajikan

III.E. PROSES PEMBUATAN KERIPIK MENGGUNAKAN KULIT


SINGKONG

Alat :
1. Kompor
2. Wajan
3. Saringan
4. Baskom
5. Panci

Bahan :
1. Minyak Goreng 1 L
2. Kulit singkong 500 gram
3. Garam secukupnya
4. Ketumbar 3 sdm
5. Lada 1 sdt

26
6. Bawang Putih
7. 7 siung
8. Gula secukupnya

Cara Pembuatan :
1. Bersihkan kulit singkong yang telah dilepaskan daging singkong
2. Rendam kulit singkong dengan air selama semalam
3. Rebus kulit singkong dengan bumbu-bumbu yang telah dihaluskan
yaitu bawang putih, merica, dan ketumbar.
4. Tiriskan kulit singkong yang telah direbus
5. Jemur kulit singkong di bawah sinar matahari sampai kering kurang
lebih 3-7 hari
6. Goreng kulit singkong yang telah kering dengan minyak panas.
7. Tiriskan dan beri bumbu berupa garam dan gula.

LAMPIRAN IV. KUISIONER

Ditujukan kepada siswa/i SMPN 2 Parongpong


Isi dengan tanda centang (v) pada pilihan jawaban
No Pertanyaan 1 2 3 4 5
1 Apakah produk yang dihasilkan berkualitas baik?
2 Apakah cara penyampaian tiap produk komunikatif?
3 Menurut anda, apa cocok diterapkan di masyarakat?
4 Kelompok manakah yang memiliki produk paling
berguna?
5 Bagaimana tingkat kepuasan anda, apakah sesuai yang
diharapakan ?

27
LAMPIRAN V : DAFTAR HADIR

28

Anda mungkin juga menyukai