Bab Awal Referat
Bab Awal Referat
VERTIGO
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani
Kepaniteraan Klinik Senior Pada Bagian/SMF Neurologi
Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
Rumah Sakit Umum Cut Meutia
Oleh :
Preseptor :
dr. Intan Sahara Zein, Sp. S
DEPARTEMEN NEUROLOGI
RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulispanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya dengan rahmat, karunia dan izinNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
referat yang berjudul “Vertigo” sebagai salah satu tugas dalam menjalani
Kepanitraan Klinik Senior (KKS) di bagian Neurologi Rumah Sakit Umum Cut
Meutia Kabupaten Aceh Utara.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih banyak
kepada dr. Intan Sahara Zein, Sp. S sebagai pembimbing yang telah meluangkan
waktunya memberi arahan kepada penulis selama mengikuti KKS di bagian/SMF
Neurologi Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan masukan yang membangun demi kesempurnaan laporan
kasus ini. Semoga laporan kasus ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sindrom Guillain-Barre adalah suatu kelainan sistem saraf akut dan difus
yang biasanya timbul setelah suatu infeksi atau diakibatkan oleh autoimun, dimana
proses imunologis tersebut langsung mengenai radiks spinalis dan saraf perifer, dan
kadang kadang juga saraf kranialis. Saraf yang diserang bukan hanya mempersarafi
otot ,tetapi bisa juga indera peraba sehingga penderita mengalami baal atau mati
rasa.1
sering dijumpai pada usia dewasa muda, SGB ini seringkali mencemasakan
penderita dan keluarganya karena terjadi pada usia produktif, apalagi pada beberapa
Fase awal dimulai dengan munculnya tanda tanda kelemahan dan biasanya
tampak secara lengkap dalam 2- 3 minggu. Ketika tidak terlihat penurunan lanjut,
kondisi ini tenang. Fase kedua berakhir beberapa hari sampai 2 minggu. Fase
penyembuhan mungkin berakhir 4-6 bulan, dan mungkin bisa sampai 2 tahun.
Penyembuhan adalah spontan dan komplit pada kebanyakan pasien , meskipun ada
Sampai saat ini belum ada terapi spesifik untuk Sindrom Guillain-Barre
sebagian besar penderita dapat sembuh sendiri. Namun gullien barre syndrom
1
memerlukan perawatan yang cukup lama dan angka kecacatan (gejala sisa) cukup
tinggi terutama pada keadaan akut yang dapat menimbulkan gagal napas akibat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
dan akut yang sering terjadi setelah 1 sampai 3 minggu setelah infeksi akut.
Menurut Bosch, SGB merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai adanya
paralisis flasid yang terjadi secara akut berhubungan dengan proses autoimun
Beberapa nama disebut oleh beberapa ahli untuk penyakit ini, yaitu
2.2 Sejarah
kali menulis tentang penyakit ini, sedangkan istilah Landry ascending paralysis
dengan kejadian infeksi akut. Pada tahun 1916, Guillain, Barre dan Strohl
cerebrospinal (CCS) tanpa disertai peninggian jumlah sel. Keadaan ini disebut
3
diagnosa SGB selain berdasarkan penyakit klinis, pemeriksaan CCS, juga adanya
2.3 Epidemiologi
Penyakit ini terjadi diseluruh dunia, kejadian pada semua musim. Dowling
dkk mendapatkan frekuensi tersering pada akhir musim panas dan musim gugur
kasus/100.000 orang/ tahun, negara barat sekitar 1-2% kasus/ 100.000 orang/tahun.
Bisa terjadi disemua tingkatan usia mulai dari anak anak sampai dewasa,sering pada
anak anak dan remaja (China),dan sering pada orang tua > 70 tahun (pada negara
barat). Lebih sering ditemukan pada kaum pria. Bukan penyakit keturunan .tidak
dapat menular lewat kelahiran ,terinfeksi atau terjangkit dari orang lain yang
mengidap GBS, bisa timbul seminggu atau dua seminggu atau dua minggu setelah
- Di Amerika Serikat : insiden SGB per tahun berkisar antara 0,4 – 2,0 per
100.000 orang, tidak diketahui jumlah kasus terbanyak menurut musim yang
- Internasional : angka kejadian sama yakni 1 – 3 per 100.000 orang per tahun
di seluruh dunia untuk semua iklim dan sesama suku bangsa, kecuali di China
4
- Dapat mengenai pada semua usia, terutama puncaknya pada usia dewasa
muda. Dapat juga terjadi pada usia tua, yang diyakini disebabkan oleh
2.4 Etiologi
Etiologi SGB sampai saat ini masih belum dapat diketahui dengan pasti
yang mendahului dan mungkin ada hubungannya dengan terjadinya SGB, antara
lain: 3,4
Mycoplasma Pneumonie.
2. Vaksinasi
3. Pembedahan
5. Penyakit sistemik
a. Keganasan
c. Tiroiditis
d. Penyakit Addison
5
SGB seringkali berhubungan dengan infeksi akut non spesifik. Insiden kasus SGB
yang berkaitan dengan infeksi ini sekitar antara 56%- 80%, yaitu 1 sampai 4 minggu
sebelum gejala neurologi timbul seperti infeksi saluran nafas atas atau infeksi
gastrointestinal.
Kemungkinan timbulnya sindrom guillain barre syndrom pada demam tyfoid perlu
lebih diketahui dan disadari. Khususnya di indonesia dimana demam tyfoid masih
Zooster Rubella
Vaccinia/ Hepatitis
smallpox Coxsackie
Echo
jejuni Paratyphoid
Mycoplasma Brucellosis
pneumonia Chlamydia
6
Legionella
Listeria
2.5 Patologi
susunan saraf tepi. Meskipun penyakit ini sering didahului oleh bermacam-macam
penyakit, namun patologi yang ditemukan sama pada semua pasien GBS. Infiltrasi
perivenula terdiri atas limfosit berukuran kecil sampai sedang, makrofag dan sedikit
sel PMN pada stadium awal penyakit. Namun pada stadium lanjut ditemukan
adanya sel plasma dan sedikit sel mast. Limfosit yang berukuran kecil sampai
sedang akan mudah untuk keluar dari vena masuk ke dalam parenkim saraf.
Limfosit yang berukuran besar akan mengalami transformasi secara aktif melalui
terjadi demielinisasi segmental. Pada mulanya yang terlihat hanya limfosit saja, tapi
terpisah. Destruksi myelin berlangsung progresif ke arah lokasi sentral nucleus sel
7
schwann. Dengan mikroskop cahaya dapat terlihat myelin yang terputus dan
Gambar 1. Ilustrasi perbedaan saraf normal dan saraf yang mengalami kerusakan.
8
Peningkatan aktivitas asam posphatase dan asam proteinase menandakan
wallerian. Leukosit PMN juga tampak pada lesi yang hebat, mungkin sebagai
respons dari jaringan yang nekrotik. Pada kasus dengan degenerasi wallerian yang
luas, dalam sel cornu anterior dapat terlihat central chromatolysis. Sedang pada
keadaan degenerasi axonal dapat terlihat atrofi serabut otot akibat denervasi.
2.6 Patogenesis
yang bersifat imunologik,1-3 Infeksi viral atau infeksi gabungan virus dan bakteri
yang mendahului penyakit ini sering memberi kesan adanya respons yang
diperantarai oleh sel. Patologi SGB yaitu inflamasi sel T di perivenula, mendukung
patogenesis SGB diperantarai sel. Respons yang diperantarai sel dimulai dengan
9
peningkatan permeabilitas vaskuler dan degranulasi sel mast. Jadi dalam keadaan
ini aktivasi komplemen berpartisipasi secara langsung atau secara tidak langsung
2. Adanya auto antibodi atau kekebalan seluler terhadap sistem saraf tepi.
10
2.7 Klasifikasi
(AIDP)
sering terjadi di cina dan meksiko. Hal ini disebabkan oleh respon
biasa terjadi. Umumnya mengenai otot otot okuler pertama kali dan
11
5. Acute panautonomia
disritmia.
dapat monofasik ataupun diikuti fase remisi dan relaps. Lesi luas
dan irregular terutama pada batang otak seperti pons, midbrain, dan
cukup baik.
biasanya bermanifestasi sebagai takikardi tetapi bisa menjadi gangguan yang lebih
serius yaitu disfungsi saraf otonomik termasuk aritmia, hipotensi, hipertensi, dan
Kriteria diagnosis yang umum dipakai adalah kriteria dari National Institute of
12
b. Hiporefleksi
Relative simetris
lain.
diagnosa:
13
Varian :
gejala
timbulnya suatu kelumpuhan akut yang disertai hilangnya refleks refleks tendon
dan didahului parestesi dua atau tiga minggu setelah mengalami demam disertai
disosiasi sitoalbumin pada liquor dan gangguan sensorik dan motorik perifer.2-4,8
Kelemahan ascenden dan simetris. Anggota gerak bawah terjadi lebih dulu
dari anggota gerak atas. Kelemahan otot paroximal lebih dulu terjadi dari otot distal,
Kelemahan terjadi akut dan progresif bisa ringan sampai tetraplegi dan
fasial atau faringeal. Kelemahan diafragma sampai nervus phrenicus sudah biasa.
14
Sepertiga pasien SGB inap membutuhkan ventilator mekanik karena kelemahan
sejenis.
VII,VI,V,IX, dan X)
2. Abnormalitas sensorik
Klasik : parestesi terjadi 1-2 hari sebelum kelemahan , glove & stocking
sensation, simetris, tak jelas batasnya – nyeri bisa berupa mialgia otot
15
tersetrum – ataksia sensorik krn propioseptif terganggu – variasi : parestesi
3. Disfungsi otonom
c. retensi urin
Fase prodromal
Fase laten
Fase progresif
16
o fase defisit neurologis (+)
Fase plateau
Fase penyembuhan
o beberapa bulan.
pernafasan, saraf kranialis atau saraf otonom. Pada LP tidak ada kenaikan
protein liquor.2
2. Miastenia Gravis
Kelemahan otot terutama yang sering digunakan seperti otot bola mata, otot
– otot untuk menelan, berbicara. Tidak ada keluhan sensorik. Tes prostigmin
17
3. Paralisis Periodic Hipokalemia
Kelemahan otot pada pagi hari sehabis bangun tidur. Tidak ada keluhan
sensorik yang diakibatkan oleh kadar kalium serum yang rendah. Dengan
4. Transverse Myelitis
Kelemahan otot terjadi setinggi lesi ke bawah dan tidak pernah mengenai
otot wajah dan orofaring. Biasanya refleks menghilang bila terjadi spinal
pernafasan.8
Terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah minum obat. Ganguan
6. Polymyositis
saraf cranial. Sering dijumpai fenomena Raynauds dan terjadi rash. Tidak
7. Vasculitis Neuropathy
18
Terjadi demam, gejala sensoris yang terjadi asimetris begitu juga kelemahan
yang terjadi asimetris. Jarang mengenai saraf cranial, tapi bila mengenai
saraf tersebut biasanya asimetris. Tidak ada kenaikan protein dalam LCS.8
8. Poliomyelitis
Kelemahan otot tidak simetris dan sering terdapat atrofi otot. Dijumpai
adanya demam tapi jarang terjadi gangguan sensorik. Pada LCS ditemukan
pleositosis.8
9. Rabies
Ada demam dan gangguan sensoris biasanya unilateral. Otot kaki lemas
tetapi asimetris. Refleks pada tangan normal. Paresis bulbar tipe spasme,
pleositosis.8
1. LCS
a. Disosiasi sitoalbumin
Pada fase akut terjadi peningkatan protein LCS > 0,55 gr/L , tanpa
menegakkan etiologi.
1. antibody glicolipid
19
2. antibody GMI
2. EMG
a. Gambaran poliradikuloneuropati
abnormal
2.13 Terapi
Pada sebagian besar penderita dapat sembuh sendiri. Pengobatan secara umum
bersifat simtomik. Meskipun dikatakan bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri,
perlu dipikirkan waktu perawatan yang cukup lama dan angka kecacatan (gejala
sisa) cukup tinggi sehingga pengobatan tetap harus diberikan. Tujuan terapi khusus
20
1. Kortikosteroid
2. Plasmaparesis
memperlihatkan hasil yang baik, berupa perbaikan klinis yang lebih cepat,
penggunaan alat Bantu nafas yang lebih sedikit ,dan lama perawatan yang
3. Pengobatan imunosupresan
a. Immunoglobulin IV
b. Obat sitotoksik
6 merkaptopurin (6 MP)
Azathioprine
Cyclophosphamid
21
Efek samping dari obat obat ini adalah : alopesia ,muntah,
2. hidroterapi
e. Analgesik 2,3,4,
dalam, namun harus melakukan monitor secara hati hati kepada efek
panjang.
Pemulihan 2-3,8
65% pulih dengan deficit neurologist ringan yang tdk dipengaruhi ADL
22
Mortalitas 3-5%
Relaps : 2-10%
polyradiculoneurophaty)
2.14 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah gagal napas, aspirasi makanan atau
trombosis vena dalam, paralisis permanen pada bagian tubuh tertentu, dan
1. paralisis menetap
2. gagal nafas
3. hipotensi
4. tromboembolisme
5. pneumoniae
6. aritmia jantung
7. illeus
8. aspirasi
9. retensi urin
23
SGB dapat berdampak pada kinerja dan kehidupan pribadi pasien dalam
jangka waktu yang lama dapat sampai 3-6 tahun setelah onset penyakit.
Baik psien maupun keluarga pasien harus diberitahu tentang keadaan pasien yang
Kesembuhan pasien berlangsung selama tahun tahun pertama, terutama enam bulan
pertama, tetapi pada sebagian besar pasien dapat sembuh sempurna pada tahun
lebih sedikit pada anak anak anak. Disability yang lama pada dewasa lebih umum
pada axonal SGB dan SGB yang berbahaya , misalnya pada pasien dengan
ventilator.8
Gangguan fungsi otonomik yang serius dan fatal termasuk aritmia dan
hipertensi ekstrim atau hipotensi terjadi kurang lebih 20 % dari pasien dengan SGB
gangguan lain yang signifikan adalah illeus dinamik, hiponatremia, dan defisiensi
2.15 Prognosis
Umur tua
24
Kebutuhan dukungan ventilator
terjadi penyembuhan tanpa gejala sisa dalam waktu 3 bulan bila dengan
onset
25
BAB III
KESIMPULAN
yang terjadi secara akut dan menyeluruh, terutama mengenai radiks dan saraf tepi ,
kadang kadang mengenai saraf saraf otak yang didahului oleh infeksi akut non
spesifik seperti infeksi saluran nafas dan saluran cerna. Penyebab infeksi yang
paling sering adalah Campylobacter jejuni. Adapun gejala utama dari SGB adalah
kelemahan yang bersifat progresif pada satu atau lebih ekstremitas dengan atau
tanpa disertai ataxia dan arefleksia atau hiporefleksia yang bersifat general.
jumlah sel (MN < 10/ul). Dari pemeriksaan elektrodiagnostik terlihat adanya
perlambatan atau blok pada konduksi impuls saraf. Diagnostik SGB terutama
ditegakkan secra klinis, yaitu dari kriteria dignostik SGB menurut the National
Sampai saat ini belum ada pengobatan spesifik untuk SGB , pengobatan
baik, tetapi pada sebagian kecil penderita dapat meninggal atau mempunyai gejala
sisa. Kematian pada SGB disebabkan oleh gagal nafas dan aritmia.
26
DAFTAR PUSTAKA
4. Adams RD, Victor M, Ropper AH. Principles of Neurology 8th Ed. USA :
McGraw Hill, 2005.
5. Menkes JH, Sarnat HB, Moser FG. Child Neurology 6th Ed. London :
Williams & Wilkins, 2000.
27