1. Serebellum
Serebelum adalah organ sentral untuk kontrol motorik halus. Struktur ini
memproses informasi dari berbagai jaras sensorik (terutama vestibular dan
proprioseptif), bersama impuls motorik, dan memodulasi aktivitas area nuklear
motorik di otak dan medulla spinalis. Secara anatomis, serebelum tersusun dari dua
hemisfer dan vermis yang terletak diantaranya. Serebelum terhubung dengan
batang otak melalui tiga pedunkulus serebeli.1
o Vestibuloserebelum
o Spinoserebelum
o Serebroserebelum
gravitasi dan disertai gejala mual,muntah dan keringat dingin.2 Serangan biasa
dipicu ketika pasien merubah posisi kepala ke sisi yang terkena kemudian berguling
ke sisi berlawanan ataupun duduk dengan cepat.3 Serangan dari BPPV biasanya
trauma kepala,posisi terlentang terlalu lama atau gangguan dari dalam telinga.4
BPPV sering digambarkan sebagai selflimiting karena gejala dapat mereda atau
kepala terhadap sudut kepala. Ketika ada perubahan posisi kepala dengan
Pada dasarnya terdapat dua subtipe dari BPPV yang dibedakan oleh kanalis
semisirkularis yang terlibat yaitu otocnia terpisah dan mengambang bebas dalam
duduk,lalu pasien mulai dengan cepat berada dibawah dengan kepala menggantung
posterior kanan. Apabila terdapat hasil yang positif yakni berupa keterlibatan
nystagmus kanalis posterior kanan,maka akan ada getaran dan torsi kearah kanan.7
Untuk dapat menegakan diagnosis klinis BPPV,maka harus memenuhi empat
kriteria, yaitu
4. Bersifat paroksismal dari saat timbulnya vertigo dan nystagmus (yaitu, terjadi
pada bagian kanalis semisirkularis posterior dan cupula bergeser sehingga terdapat
berputar. Rasa berputar mulai terasa dari bagian atas mata menuju kearah
sebagian kasus,pasien kesulitan untuk menilai darimana arah awal mula serangan
berpindah dari cupula. Pada pasien hal ini terdeskripsikan dari bagian atas mata
akan terasa berputar dibagian lateralis kearah telinga bagian paling atas. Pasien
2. Meniere’s disease atau penyakit Meniere atau dikenali juga dengan hydrops
endolimfatik.
berlangsung dari menit sampai hari, disertai dengan tinnitus dan tuli sensorineural
yang progresif.
ifestasi Klinis Sifat yang khas pada penyakit Meniere adalah terdapatnya periode
aktif/serangan yang bervariasi lamanya yang diselingi dengan periode remisi yang
lebih panjang dan juga bervariasi lamanya. Pola serangan dan remisi pada individu
tidak dapat diramalkan, walaupun gejala berkurang setelah beberapa tahun. Pada
saat serangan biasanya terdapat trias Meniere yaitu vertigo, tinitus, dan gangguan
pendengaran. Biasanya terdapat adanya suatu periode rasa penuh atau tertekan pada
minggu. Namun sensasi ini terlupakan karena adanya serangan vertigo yang hebat
yang timbul tiba-tiba disertai mual dan muntah. Terdapat adanya kurang
pendengaran yang hampir tidak dirasakan pada telinga yang bersangkutan karena
genuruh tinitus yang timbul bersamaan dengan vertigo. Episode awal biasanya
berlangsung selama 2-4 jam, setelah itu vertigo mereda, meskipun pusing
dengan redanya vertigo. Kemudian ada periode bebas vertigo. Selama periode ini
kemudian diselingi oleh episode vertigo spontan lain yang mirip dengan yang
pertama dengan derajat yang lebih ringan. Frekuensi serangan ini bervariasi, tetapi
biasanya timbul sebanyak satu atau dua kali dalam seminggu, atau
sekurangkurangnya satu kali dalam satu bulan. Pada kasus-kasus berat dapat timbul
3. Ototoksik
Ototoksik adalah gangguan yang terjadi pada alat pendengaran yang terjadi
aminoglikosida, eritromicin, loop diuretics, ati inflamasi, ati malaria, anti tumor dan
Tinnitus biasanya menyertai segala jenis tulisensorial oleh sebab apapun dan sering
mendahului serta lebih mengganggu dari pada tulinya sendiri. Tinnitus yang
berhubungan dengan ototoksitas cirinya kuat dan bernada tinggi, berkisar antara 4
kHz - 6KHz. Pada keadaan yang menetap, tinnitus lama kelamaan tidak begitu kuat
4. Labirinitis
Labirintis adalah infeksi pada telinga dalam (labirin). Keadaan ini dapat
ditemukan sebagai bagian dari suatu proses sistemik atau merupakan suatu proses
tunggal pada labirin saja. Labirinitis bakteri sering disebabkan oleh komplikasi
intra temporal dari radang telinga tengah. Penderita otitis media kronik yang
umum (general), dengan gejala vertigo berat dan tuli saraf berat, sedangkan
Terdapat dua bentuk labirinitis, yaitu labirinitis serosa dan labirinitis supuratif.
Pada labirinitis serosa toksin menyebabkan disfungsi labirin tanpa invasi sel radang,
Pada kedua bentuk labirinitis itu operasi harus segera dilakukan untuk
antibiotika yang adekuat terutama ditujukan kepada pengobatan otitis media kronik
5. Neuritis vestibuler
vertigo akut dengan nistagmus spontan yang disertai dengan gejala vegetatif.10
Penyebab utama dari neuritis vestibuler sampai saat ini masih menjadi perdebatan.
Agen virus, gangguan vaskuler dan reaksi imun dicurigai berperan dalam neuritis
vestibuler.11 Gejala klinis yang paling sering ditemukan pada neuritis vestibuler
yaitu vertigo akut dengan gejala vegetatif berupa mual dan muntah. Umumnya tidak
meningkat selama rentang waktu 1 jam. Umumnya gejala vertigo diperberat oleh
gerakan kepala namun vertigo dapat berkurang bila kepala dalam keadaan stabil
dan mata terpejam. Gejala pusing pada neuritis vestibuler biasanya terjadi dalam
kurun waktu beberapa hari sampai beberapa minggu dengan gejala oscillopsia atau
berusaha berdiri atau berjalan dan bergerak ke arah labirin yang terkena. Keluhan
vestibular dan labirintitis mungkin terkait erat dalam beberapa kasus, namun
yang masih ada. Penanganan neuritis vestibuler mencakup terapi simtomatis dan
suportif selama periode akut yang ditimbulkan. Penderita dapat diberikan obat-
obatan seperti antivestibuler dan antiemetik untuk mengontrol vertigo, mual dan
muntah.3
6. Neuroma akustik
Neuroma akustik adalah tumor jinak dari nervus kranialis kedelapan yang
Mayoritas pasien juga akan mengalami vertigo, meskipun gejalanya tidak terus-
menerus. Gejala lanjut yang dirasakan pasien seperti gejala nervus kranialis hanya
akan dirasakan bila ukuran tumor sudah bisa menekan saraf kranialis Dalam
pendengaran hasilnya akan abnormal oleh karena terdapat gangguan pada nervus
Penurunan atau tidak adanya refleks kornea ipsilateral dan paresthesia mungkin
terjadi sebagai manifestasi gangguan pada nervus V dan VII. Defisit nervus
kranialis lainnya jarang terjadi kecuali pada ukuran tumor yang besar. Pemeriksaan
Romberg, Hall-Pike, dan tes keseimbangan umum lainnya biasanya normal.13 Tes
kalori akan menunjukkan respon yang berkurang atau tidak ada di 96% pasien, akan
tetapi jika tumor sangat kecil, tes kalori mungkin normal. Pemeriksaan funduskopi
mungkin perlu diperiksa untuk mengetahui apakah terdapat edema papil. Plain X-
Rays dapat memberikan temuan positif pada tumor neuroma akustik, akan tetapi
tumor yang masih berada pada kanalis auditori interna tidak dapat terdeteksi. CT
scan mampu mendeteksi tumor berukuran 0,5 cm di dalam fossa posterior). Tes
diagnostik definitif (gold standar) untuk pasien dengan neuroma akustik adalah
adalah MRI dengan resolusi tinggi, thin slices, dengan kontras gadolinium pada
dan diikuti dengan MRI untuk memantau tanda-tanda pertumbuhan radioterapi dan
microsurgery.14
Ekuilibrium
1. Tes romberg
2. Tes tes Heel-to-toe walking
Non Ekuilibrium
1. Nose Finger Nose Test
2. Tes diadokinesis
3. Ten intensi tremor
4. Figer to finger test
5. Tes disatria
6. Rebound test
Daftar Pustaka
2012.p.163-165.214-227.
Neurology1987;37:371-8
Otology. 2014;9(1):1-6
9. Mills JH, Khariwala SS, Weber PC. Anatomy and physiology of hearing. Dalam:
Bailey BJ, Johnson JT, penyunting. Head and Neck Surgery-Otolaryngology. Edisi
10. Kassner SS, Schottler S, Bonaterra GA, Straeter JS, Hormann K, Kinscherf R,
3.
12Halmagyl GM, Thurtell MJ, Curthoys IS. Vertigo: Clinical syndromes. Dalam:
13. Tuli, BS, Tuli, IP, Singh, A, et al 2013, ‘Surgical Anatomy of Ear’ dalam
Textbook of Ear, Nose and Throat 2nd ed. Lt Col BS Tuli, Jaypee Brothers Medical