Anda di halaman 1dari 13

FISIOLOGI SERANGGA

“ENTOMOLOGI”

DISUSUN OLEH :
JESSY DAMAYANTI (1405015014)
REGULER PAGI A 2014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
Materi : Fisiologi Serangga
Hari/Tanggal : Rabu, 22 Februari 2017

Serangga adalah salah satu kelas avertebrata di dalam filum arthropoda yang
memiliki exoskeleton berkitin, tubuh yang terbagi tiga bagian (kepala, thorax, dan
abdomen), tiga pasang kaki yang pangkalnya menyatu, mata majemuk, dan
sepasang antena. Serangga termasuk salah satu kelompok hewan yang paling
beragam, mencakup lebih dari satu juta spesies dan menggambarkan lebih dari
setengah organisme hidup yang telah diketahui.
Fisiologi serangga adalah proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh
serangga yang menyebabkan serangga tersebut dapat melangsungkan hidupnya.
Beberapa proses fisiologis yang terjadi dalam tubuh serangga yakni adalah
sebagai berikut.

A. Sistem Pencernaan Serangga


Bentuk saluran pencernaan makanan serangga berbeda-beda sesuai
dengan tipe alat mulut yang dimilikinya serta cara makanannya. Serangga
memakan berbagai macam bagian tanaman dan binatang yang masih hidup
atau yang sudah mati. Sebagian besar serangga dari stadia nimfa maupun
imago makan melalui mulut. Saluran makan serangga terbagi atas 3 bagian
utama, yakni sebagai berikut.

Gambar 1. Sistem pencernaan serangga


1. Saluran pencernaan bagian depan (stomodeum/foregut)
Saluran pencernaan depan dimulai dari pharynx sampai proventiculus.
Dengan fungsi utama mengambil makanan dan mencerna makanan yang
perdana. Urutannya antara lain :
a. Pharynx, merupakan bagian untuk masuknya makanan yang belum
diolah secara sempurna. Alat ini juga disebut teggorokan.
b. Esophagus, disebut juga kerongkongan. Merupakan penyempitan dari
pipa pharynx sebelum masuk ke daerah crop (tembolok).
c. Crop (tembolok), Fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan
makanan serta pelunakan lebih lanjut dari makanan sebelum masuk ke
saluran pencernaan bagian tengah.
d. Proventiculus (gizzard), pada serangga bertipe mulut menggigit dan
mengunyah, proventiculusnya berkembang dengan baik dan dilapisi
dengan kitin. Sedangkan pada serangga bertipe mulut menusuk
menghisap alat ini tidak dijumpai. Fungsi utamanya adalah untuk
mengatur masuknya makanan ke dalam mesentron.

Gambar 2. Saluran pencernaan bagian depan (stomodeum/foregut)

2. Saluran pencernaan bagian tengah (mesentron/midgut)


Saluran ini dimulai dari gastric cacea sampai ventriculus (perut).
Funsinya sebaga penyerap makanan. Gastric cacea merupakan tabung-
tabung yang bentuknya agak memanjang terdapat di bagian muka
ventriculus yang mengeluarkan enzim pencerna dan melancarkan
penyerapan makanan. mesentron ini dilapisi membran peritropik yang
melindungi lapisan lunak di bagian bawahnya serta dapat menyerap
makanan.

Gambar 3. Saluran pencernaan bagian tengah (mesentron/midgut)

3. Saluran pencernaan bagian belakang (proctodeum/hindgut)


Bagian ini dimulai dari tabung malphigi sampai anus. Fungsi
utamanya adalah sebagai saluran ekskresi. Lapisan dalamnya berkutikula.
Urutannya adalah sebaga berikut :
a. Tabung malphigi, terdiri dari sejumlah tabung-tabung buntu yang sangat
kecil. Fungsinya adalah untuk mengeluarkan hasil metabolit yang sudah
tidak terpakai lagi oleh tubuh dan mengatur keseimbangan air dan
beberapa macam garam dalam cairan tubuh.
b. Ileum dan colon, merupakan saluran bagian muka dari proktodeum.
c. Rectum, Rektum biasanya memiliki system perototan yang kuat dan
dinding yang cukup tebal terdiri dari lipatan-lipatan yang dinamai “rectal
popilae” dan struktur penyerapan khusus yang disebut putting rectum
atau bantalan rectum dan merupakan akhir untuk penyerapan kembali air,
garam, mineral dan asam amino dari tinja dan air seni.
d. Anus, merupakan saluran akhir yang berfunsi sebagai saluran
pembuangan sisa metabolit. zat yang sudah tidak terpakai dibuang keluar
tubuh melalui anus.
Gambar 4. Saluran pencernaan bagian belakang (proctodeum/hindgut)

B. Sistem Pernapasan (Sirkulasi) Serangga


Serangga tidak mempunyai paru-paru, sebagai gantinya pernafasan
pernafasan ‘pasif’ melalui spirakel. Udara masuk ke dalam tubuh melalui pipa
yang disebut trakea, selanjutnya ke trakeola. Difusi gas-gas berlangsung dalam
jarak yang pendek, ini salah satu sebab mengapa serangga berukuran kecil.
Serangga yang tidak punya spirakel dan trakea (Collembola) bernafas melalui
kulit melalui difusi gas- gas.

Gambar 5. Trakea dalam tubuh serangga

Trakea merupakan saluran masuk udara dari luar tubuh yang lubangnya
(spirakel) terdapat pada bagian bawah abdomen/ perut. Trakea akan membentuk
percabangan yang disebut trakeola yang akan menjangkau hampir setiap sel-sel
tubuhnya. Di ujung trakeola inilah akan terjadi pertukaran O2 dari luar tubuh
dengan CO2 yang berasal dari dalam tubuh. Ujung trakeola memiliki semacam
cairan yang akan membuat trakeola selalu basah agar proses difusi O 2 dapat
berjalan lancar.

Gambar 6. Struktur sistem pernapasan serangga


Trakea serangga bercabang-cabang membentuk anyaman yang membawa
udara ke seluruh bagian tubuh. Trachea serangga dilapisi oleh lapisan kutikula
yang disebut intima. Pada Cabang-cabang yang lebih besar dipertebal untuk
membentuk cincin cincin heliks yang disebut taenidia. Cabang trachea yang
sangat kecil dan tipis adalah trakheolus dan melalui dinding trakheolus inilah
pertukaran gas terjadi.

C. Sistem Ekskresi Serangga


Sistem ekskresi berperan penting dalam menjaga dan mengendalikan
keseimbangan garam-garam mineral dan air pada cairan tubuh. Proses ini
penting bagi serangga untuk dapat hidup pada lingkungan yang kering. Organ
yang berperan dalam sistem ekskresi adalah tubulus malphigi dan rectum.
Gambar 7. Sistem ekskresi serangga

Eskresi terjadi ketika aliran darah melewati tubulus malphigi dan


senyawa yang dikandungnya berdifusi atau pindah secara aktif ke dalam
tubulus. Kebanyakan nitrogen diambil oleh tubulus dalam bentuk garam asam
urat, yang terbentuk pada badan lemak dan pindah ke darah sebelum dibuang.
Substansi lain : asam amino, berbagai ion, dan air. Aliran urin di dalam tubulus
malphigi disebabkan terjadinya perbedaan konsentrasi ion natrium. Urin
kemudian dibuang dari tubulus malphigi menuju ke usus belakang, dimana
akan melewati rektum.
Pada rektum, terjadi proses reabsorbsi air, menghasilkan feses yang
relatif kering pada kebanyakan serangga. Rektum juga berperan dalam
mengambil ion anorganik dan asam amino yang dibutuhkan dari urin dan
mengembalikannya ke dalam darah dalam jumlah yang dikendalikan yang
selanjutnya berperan dalam menjaga keseimbangan ion di dalam tubuh.
Urin, dihasilkan oleh tubulus malphigi, merupakan cairan bening,
seperti cairan yang dikeluarkan oleh serangga pemakan darah setelah makan,
atau suatu suspensi yang sangat kental, seperti “meconium” yang dihasilkan
oleh Lepidoptera dewasa yang baru keluar dari kepompong.

D. Sistem Sirkulasi Serangga


Darah serangga atau cairan serangga disebut hemolimpa. Hemolimpa
tidak mengandung hemoglobin. Hemolimpa serangga adalah cairan bening
berwarna kekuning-kuningan atau kehijauan sesuai dengan bahan makanannya.
Peran utama hemolimpa adalah mengangkut bahan makanan yang sudah
dicerna tubuh untuk disebarkan ke seluruh bagian tubuh. Dan mengangkut
hasil metabolit yang sudah tidak terpakai ke tabung malphigi untuk dibuang
melalui rectum kemudian anus.
Peredaran darah pada serangga dimulai pengambilan darah oleh jantung
yang akan memompakan darah menuju ke arah depan dengan menggunakan
gerakan peristaltik. Darah dibawa ke arah kepala, mengalir menuju ke otak,
dan berputar kembali ke belakang menuju ke jantung untuk diambil dan
digunakan kembali.

Gambar 8. Sistem peredaran darah serangga

Sebuah membran longitudinal, atau septa, pada tonjolan di beberapa


serangga membantu dalam proses aliran darah pada bagian tersebut. Pada
beberapa serangga, thoracic pulsating organ membantu dalam mengedarkan
darah pada daerah sayap.

E. Sistem Saraf Serangga


Sistem saraf serangga terdari atas rangkaian ganglia yang dihubungkan
oleh sepasang sarat, yang terdapat di sepanjang tubuh serangga. Ganglion
merupakan massa jaringan saraf yang terdapat setiap segmen secara
berpasangan. Tiga pasang ganglion yang terdapat dibagian kepala, yaitu :
 Protocerebrum, terdapat pada segmen mata, meliputi daerah inervasi: alat
mata majemuk dan ocelli.
 Deutocerebrum, terdapat pada segmen antena, daerah inervasi: antena.
 Tritocerebrum, terdapat pada segmen labrum, daerah inervasi : labium dan
stomodeum.

Gambar 9. Sistem saraf serangga

F. Sistem Otot Serangga


Serangga mempunyai sistem otot yang terdiri atas otot serang lintang
(otot bergaris), yang berhubungan dengan saraf yang dapat menyebabkan
terjadinya kontraksi otot. Sehingga menimbulkan adanya gerakan gerakan pada
organ tubuh, seperti: tungkai, sayap, dan tarsus yang gerakannya berupa lari,
terbang atau loncat. Otot terdiri atas 2 jenis, yaitu :
a. Otot skelet
Otot skelet yaitu otot yang melekat pada dinding tubuh (integument) serta
pada bagian bagian tubuh lainnya, yang dihubungkan oleh saraf halus
yang disebut “tonofibril”.
b. Otot visceral
Berada disekitar jantung dan disekitar saluran pencernaan makanan serta
saluran sistem reproduksi, yang dapat menghasilkan gerakan-gerakan yang
menggelombang.
Otot dalam menggerakan bagian bagian alat tubuhnya akan
menyesuaikan dengan susunan masing masing segmen organ tubuh. Setiap
segmen dari organ tubuh mis. tungkai memiliki otot masing masing. Segmen
seperti segmen tarsus dan segmen flagela tidak memiliki otot sendiri Beberapa
alat organ tubuh seperti galea dan pretarsus, hanya memiliki “otot flexor” yaitu
otot yang fungsinya mengikat suatu alat organ tubuh. Otot serangga pada
belalang, memilki kemampuan yang sangat tinggi, yaitu dapat menghasilkan
daya 20 X berat badanyanya.

G. Sistem Reproduksi Serangga


Untuk memperoleh keturunan baru, serangga jantan kawin dengan
serangga betina. Sperma jantan yang telah tersimpan dalam spermateka betina
akan membuahi sel telur dan menjadi zigot lalu dikeluarkan dari dalam tubuh
dalam bentuk telur dan diletakkan pada suatu medium. Reproduksi dengan cara
ini disebut ovipariti.

Gambar 10. Proses perkawinan serangga


Namun, pada beberapa serangga, telur yang telah mengandung zigot
berada dalam saluran genital betina, hingga menetas menjadi larva bukan
dalam bentuk telur. Reproduksi semacam ini dinamakan ovovivariti.
Sistem reproduksi betina terdiri atas:
1. Sepasang ovarium yang masing-masing tersusun atas sejumlah ovariol
2. Sepasang oviduct (saluran telur)
3. Kelenjar Tambahan
4. Kantong sperma
5. Saluran sperma
Sistem reproduksi jantan terdiri atas:
1. Sepasang testis yang tersusun atas folilkel-folikel
2. Sepasang vas eferans
3. Sepasang vas deferens
4. Sepasang kantung semen ( seminal fesicle)
5. Saluran Ejakulasi
6. Kelenjar Tambahan

Gambar 11. (a) Organ reproduksi serangga betina; (b) Organ reproduksi serangga jantan
KESIMPULAN

1. Bentuk saluran pencernaan makanan serangga berbeda-beda sesuai dengan tipe


alat mulut yang dimilikinya serta cara makanannya. Saluran makan serangga
terbagi atas 3 bagian utama, yaitu:
a. Saluran pencernaan bagian depan (foregut).
b. Saluran pencernaan bagian tengah (midgut).
c. Saluran pencernaan bagian belakang (hindgut).
2. Sistem pernapasan, serangga tidak mempunyai paru-paru, sebagai gantinya
pernafasan pernafasan ‘pasif’ melalui spirakel. Udara masuk ke dalam tubuh
melalui pipa yang disebut trakea.
3. Sistem ekskresi, berperan penting dalam menjaga dan mengendalikan
keseimbangan garam-garam mineral dan air pada cairan tubuh.
4. Sistem peredaran darah, dimulai pengambilan darah oleh jantung yang akan
memompakan darah menuju ke arah depan dengan menggunakan gerakan
peristaltik.
5. Sistem saraf, terdari atas rangkaian ganglia yang dihubungkan oleh sepasang
sarat, yang terdapat di sepanjang tubuh serangga. Tiga pasang ganglion yang
terdapat dibagian kepala, yaitu :
 Protocerebrum, terdapat pada segmen mata, meliputi daerah inervasi: alat
mata majemuk dan ocelli.
 Deutocerebrum, terdapat pada segmen antena, daerah inervasi: antena.
 Tritocerebrum, terdapat pada segmen labrum, daerah inervasi : labium dan
stomodeum.
6. Sistem otot, yang terdiri atas otot serang lintang (otot bergaris), yang
berhubungan dengan saraf yang dapat menyebabkan terjadinya kontraksi otot.
Otot serangga terdiri atas 2 macam yaitu otot visceral dan otot skelet.
7. Sistem reproduksi, untuk memperoleh keturunan baru, serangga jantan kawin
dengan serangga betina. Alat reproduksi serangga jantan berupa sepasang
testis, sedangkan alat reproduksi serangga betina berupa sepasang ovarium.
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Mochamad H., dkk. 2009. Biologi Insekta Entomologi. Yogyakarta. Graha
Ilmu.

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Lumowa, Sonja V. T. 2013. Entomologi. Malang. UMM Press

http://fungsi.web.id/2015/06/sistem-pencernaan-dan-saraf-pada-serangga.html

http://www.edubio.info/2016/01/sistem-pernapasan-serangga.html

http://download.documents.tips/getdownload/document/?id=2hMZ7Ofu2SVhKw
F6TsZPWRgCEX7fodgEz8nIUX8fYlQ8wsNI37gGKJDd5Ty1J
hRU%2Fv%2FmVvmAOpnm7WFpWBMQFA%3D%3D

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=r
ja&uact=8&ved=0ahUKEwiAsPTOgqPSAhUfTY8KHZ1FC5c
QFggoMAI&url=http%3A%2F%2Fwww.edibas.blog.unsoed.ac
.id%2Ffiles%2F2010%2F04%2FHandout-Fisiologi-
Serangga.pdf&usg=AFQjCNGYeCY3pc2jfQEIrx1vQVSKESSe
Pg&sig2=H_rCJWG6FrglKVmi2bQ_YQ

Anda mungkin juga menyukai