BAB I
PENDAHULUAN
1
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
2
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
3
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
1. Negara
Negara berasal dari bahasa latin, status atau statum yang
berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang
memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.
Hasil Konvensi Montevideo Tahun 1993 menyatakan,
bahwa: Negara sebagai pribadi hukum internasional
seharusnya memiliki kualifikasi sebagai berikut:
a. Penduduk yang menetap.
b. Wilayah tertentu
c. Suatu pemerintahan
d. Kemampuan untuk berhubungan dengan negara-
negara lain.
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang
kekuasaannya, baik militer, politik, ekonomi maupun sosial
budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah
tersebut.
Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang
berbeda dengan bentuk organisasi lain terutama karena hak
negara untuk mencabut nyawa seseorang.
Fenwick mengatakan bahwa negara adalah suatu
masyarakat politik yang diorganisir secara tetap, yang
menduduki suatu daerah tertentu dan menikmati dalam batas-
batas daerah tertentu suatu kemerdekaan dari pengawasan
negara lain, sehingga ia dapat bertindak sebagai badan yang
merdeka di muka dunia.
Jika ditinjau dari sudut pandang sosiologi, negara
adalah kelompok politis persekutuan hidup orang yang banyak
4
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
5
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
6
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
7
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
8
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
9
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
10
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
11
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
12
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
13
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
14
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
15
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
16
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
17
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
18
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
19
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
20
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN (ILMU) NEGARA
21
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
Oleh karena itu, salah satu ciri dari demokrasi adalah turut
sertanya rakyat dalam pemerintahan dan turut sertanya rakyat
secara langsung berasal dari zaman Yunani Purba. Dengan turut
serta secara langsung dalam pemerintahan berarti rakyat
melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan. Pada
saat itu, yang disebut ”rakayt” adalah warga kota (citizen) yang
merupakan sebagian kecil dari penduduk Athena.
22
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
23
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
24
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
25
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
26
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
27
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
28
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
29
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
a. Plato
berpendapat bahwa manusia tidak dapat hidup
sendiri, untuk hidup manusia memerlukan bantuan
dari mahluk lain.
b. Karena
manusia tidak dapat hidup sendiri maka manusia
berkumpul untuk merundingkan cara untuk
memperoleh bahan-bahan primer (sandang,pangan
dan papan). Kemudian terjadilah pembagian pekerjaan
dimana setiap orang harus menghasilkan sesuatu
lebih dari yang diperlukan sendiri untuk kemudian
ditukarkan dengan orang lain. Hal in imenimbulkan
berdirinya desa.
c. Antara desa
dengan desa terjadi kerjasama dan seterusnya
sehingga kemudian terbentuk negara. Antara negara
yang satu dengan negara yang lainnya juga saling
membutuhkan sehingga terjadilah hubungan
internasional.
30
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
a. Harus ada an
organic unity in social life.
b. Harus ada
systematic education
c. Harus ada
rational basic of aristocracy government
31
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
b. Politica
c. Rhetorica
32
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
33
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
a. Pemerintahan untuk
kepentingan umum, bukan untuk kepentingan
perorangan atau golongan saja.
c. Pemerintahan yang
mendapatkan persetujuan dari warga negaranya,
bukan suatu despotisme yang hanya dipaksakan.
34
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
35
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
36
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
37
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
38
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
B. ZAMAN ROMAWI
1. Masa Kerajaan
Yaitu masa koningschap atau kerajaan. Bentuk negara
adalah monarki dan dipimpin oleh seorang raja.
2. Masa Republik
39
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
40
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
41
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
42
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
2. Thomas Aquino
Thomas Aquino merupakan tokoh dari aliran hukum alam.
Menurut sumbernya, hukum alam dapat berupa :
a. Hukum alam yang bersumber dari Tuhan (irrasional)
b. Hukum alam yang bersumber dari rasio manusia.
Dalam buku-bukunya yang sangat terkenal, Summa
Theologica dan De Regimene Principum, Thomas Aquino
membentangkan pemikiran hukum alamnya yang banyak
mempengaruhi gereja dan bahkan menjadi dasar pemikiran
gereja hingga saat ini.
Thomas Aquino membagi hukum ke dalam 4 golongan
hukum, yaitu :
a. Lex Aeterna
Merupakan rasion Tuhan sendiri yang mengatur segala
hal dan merupakan sumber dari segala hukum. Rasio ini
tidak dapat ditangkap oleh panca indera manusia.
b. Lex Divina
Merupakan bagian dari rasio Tuhan yang dapat
ditangkap oleh manusia berdasarkan waktu yang
diterimanya.
c. Lex Naturalis
Merupakan hukum alam yaitu yang merupakan
penjelmaan dari lex aeterna di dalam rasio manusia.
43
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
d. Lex Positivis
Yaitu hukum yang berlaku dan merupakan pelaksanaan
dari hukum alam oleh manusia berhubung dengan syarat
khusus yang diperlukan oleh keadaan dunia.
Hukum positif terdiri dari hukum positif yang dibuat oleh
Tuhan, seperti yang terdapat dalam kitab suci dan
hukum positif buatan manusia.
Mengenai konsepsinya tentang hukum alam, Thomas
Aquino membagi asas-asas hukum alam dalam dua jenis,
yaitu :
a. Principia Prima (asas-asas umum)
Yaitu asas-asas yang dengan sendirinya dimiliki oleh
manusia sejak kelahirannya, berlaku mutlak dan tidak
dapat berubah dimanapun dan dalam keadaan apapun.
Oleh karena itu manusia diperintahkan untuk berbuat
baik dan dilarang melakukan kejahatan, sebagaimana
yang terdapat dalam 10 perinta Tuhan.
b. Principia Secundaria (asas-asas yang diturunkan dari
asas-asas umum)
3. Dante Alighieri
Pada tahun 1313, Dante menerbitkan bukunya, De
Monarchia, salah satu karya besarnya dan merupakan satu-
satunya peninggalan Dante yang merupakan karya kenegaraan.
Dalam bukunya, Dante memimpikan suatu kerajaan dunia
yang melawan kerajaan Paus. Kerajaan dunia tersebut yang
akan menyelenggarakan perdamaian dunia. Tujuan negara
menurut Dante adalah untuk menyelenggarakan perdamaian
dunia dengan cara memberlakukan undang-undang yang
sama bagi semua umat.
De Monarchia terdiri atas 3 bab, yaitu :
44
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
45
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
46
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
D. ZAMAN RENAISSANCE
47
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
48
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
49
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
50
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
51
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
52
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
53
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
54
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
BAB III
TEORI SIFAT HAKEKAT NEGARA
(das Wesssen des Staates)
1. Socrates
Menurut Socrates, setiap orang menginginkan kehidupan yang
aman dan tentram. Oleh karena itu kemudian mereka
membentuk suatu kelompok dan tinggal di atas bukit. Socrates
menyebut kelompok tersebut sebagai polis dan ia berpendapat
bahwa ‘polis’ identik dengan masyarakat dan masyrakat
identik dengan negara.
2. Plato
Menurut Plato, negara adalah keiginan manusia untuk bekerja
sama untuk memenuhi kepentingan mereka. Plato adalah
peletak dasar ajaran idealisme tentang negara.
3. Aristoteles
Aristoteles adalah murid Plato. Buku yang ditulisnya
diantaranya adalah Eticha yang berisi ajaran tentang keadilan.
Ajaran tentang negara ditulisnya dalam Politica.
Aristoteles mengembangkan ajaran realisme.
Menurut Aristoteles, negara adalah gabungan dari keluarga
sehingga menjadi kelompok yang besar. Kebahagiaan dalam
negara akan tercapai jika kebahagiaan individu sudah tercipta.
55
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
4. F. Oppenheimer
Negara merupakan suatu alat dari golongan yang kuat untuk
melaksanakan suatu tertib masyarakat.
5. Leon Duguit
Negara adalah kekuasaan orang-orang kuat yang memerintah
orang lemah. Bahkan dalam negara modern, kekuasaan orang
kuat diperoleh dari faktor-faktor politik.
6. R. Krannenburg
Negara pada hakekatnya adalah suatu organisasi kekuasaan,
diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa.
Jadi, menurut Krannenburg, yang harus ada lebih dahulu
adalah sekelompok manusia yang mempunyai kesadaran
untuk mendirikan suatu organisasi dengan tujuan untuk
memelihara kepentingan kelompok tersebut. Jadi, yang
terpenting (primer) adalah kompok manusia, sedangkan yan
sekunder adalah negara.
7. Logemann
56
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
57
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
58
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
59
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
60
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
61
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
62
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
BAB IV
TEORI PEMBENARAN HUKUM NEGARA
(Die Lehren von der Rechtsfertigung des Staates)
63
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
64
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
65
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
66
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
67
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
68
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
69
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
70
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
71
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
72
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
c. Legitimasi Etis-Filosofis
Dasar keabsahan negara secara etis dapat dilihat dari
pendapat Wolf dan Hegel, yaitu bahwa pembentukan
negara merupakan keharusan moral yang tertinggi
untuk mewujudkan cita-cita tertinggi dari manusia
dalam suatu lingkungan politik yang bernama negara.
Legitimasi etis (moral) mempersoalkan keabsahan
wewenang kekuasaan politik dari segi norma moral,
bukan dari kekuatan politik riil yang ada dalam
masyarakat, bukan pula atas dasar ketentuan hukum
(legalitas) tertentu.
Legitimasi etis-filosofis merupakan penyempurnaan
akhir dari kemauan dan kemampuan pihak penguasa.
Walaupun suatu pemerintahan memiliki banyak
legitimasi sebagai dasar kekuasaannya, namun tanpa
adanya legitimasi etis yang berpihak pada kepentingan
kepentingan kemanusiaan maka pemerintahan
73
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
74
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
75
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
BAB V
TEORI TERJADINYA NEGARA
76
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
77
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
78
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
79
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
c. Pemerintahan
Unsur-unsur primer ini harus dipenuhi untuk eksistensi
negara. Tanpa adanya unsur primer maka tidak mungkin
ada negara.
2. Unsur sekunder
Unsur sekunder adalah pengakuan. Unsur ini
merupakan unsur tambahan yang akan menguatkan
keberadaan suatu negara dalam masyarakat hukum
internasional. Negara yang baru muncul dalam
komunitas hukum internasional memerlukan pengakuan
dari negara lain atas eksistensinya sebagai suatu negara.
Walaupun merupakan unsur tambahan namun
pengakuan juga akan menentukan secara signifikan
kelanjutan hidup suatu negara. Seperti halnya manusia,
negara juga tidak akan bisa hidup tanpa adanya
hubungan dengan manusia atau negara lain. Hal ini
diperlukan untuk memenuhi keperluan hidupnya,
bertukar kebudayaan dan teknologi etc.
80
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
81
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
BAB VI
TEORI TUJUAN NEGARA
(Die Lehren vom Zweck des Staates)
82
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
83
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
84
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
85
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
86
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
87
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
BAB VII
TEORI TIPE-TIPE NEGARA
88
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
1) Demokrasi langsung.
Dalam pelaksanaan demokrasi langsung, rakyat
diberi pelajaran ilmu pengetahuan (encyclopaedie).
Pemerintahan berjalan dengan mengumpulkan
rakyat di suatu tempat yang disebut acclesia.
Dalam rapat dikemukakan kebijaksanaan
pemerintah dan rakyat ikut memecahkan masalah.
Pemerintahan selalu dipegang oleh ahli-ahli filsafat.
Dalam negara Yunani Kuno demokrasi dapat
dilaksanakan secara langsung, hal ini disebabkan
karena :
a) Wilayahnya tidak terlalu luas
b) Jumlah penduduk yang masih sedikit, dan dari
jumlah yang sedikit tersebut hanya warga polis
saja yang berhak ikut demokrasi, para
pedagang dari luar polis dan budak belian tidak
mempunyai hak untuk ikut melaksanakan
demokrasi.
c. Tipe Negara Romawi
Tipe negara Romawi adalah Imperium. Yunani sendiri
kemudian menjadi negara jajahan Romawi.
Ciri tipe negara Romawi Kuno adalah :
1) Primus inter pares (yang
terkemuka diantara yang sama)
2) Adanya raja-raja yang
absolut (Caesar)
Pemerintahan di Romawi dipegang oleh Caesar
yang menerima seluruh kekuasaan dari rakyat
(Caesarismus). Pemerintahan Caesar adalah mutlak
atau absolut.
89
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
90
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
91
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
92
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
93
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
94
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
95
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
96
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
97
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
BAB VIII
TEORI BENTUK NEGARA, BENTUK PEMERINTAHAN
DAN SISTEM PEMERINTAHAN
A. BENTUK NEGARA
1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan disebut juga uniterisme atau
eenheistaat, yaitu suatu negara yang merdeka dan
berdaulat dimana di seluruh negara yang berkuasa
hanyalah satu pemerintah yaitu pemerintah pusat.
Pemerintah pusatlah yang mengatur seluruh daerah. Jadi
tidak terdiri dari beberapa negara yang berstatus negara
bagian (deelstaat) atau negara dalam negara.
Dengan demikian dalam negara kesatuan hanya ada satu
pemerintah, yaitu pemerintah pusat yang mempunyai
98
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
1. Negara Federasi
Federasi berasal dari kata feodus yang berari perjanjian
atau persetujuan.
Dalam negara federasi atau negara serikat
(bondstaat/bundesstaat) merupakan dua atau lebih
kesatuan politik yang sudah atau belum berstatus negara
berjanji untuk bersatu dalam suatu ikatan politik,
99
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
100
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
B. BENTUK PEMERINTAHAN
1. Monarchie
Monarchie (Kerajaan, Kesultanan, Kekaisaran) ialah negara
yang dikepalai oleh seorang raja, bersifat turun temurun
101
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
Misalnya :
1) Kerajaan Inggris dengan konstitusinya yang
bersumber pada kebiasaan (konvensi).
b) Monarki Parlementer
Yaitu suatu monarchi dimana terdapat suatu
parlemen dimana para menteri bertanggung jawab
sepenuhnya.
Contoh : Kerajaan Belanda.
2. Republik
102
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
103
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
104
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
105
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
a. Monarki
Apabila yang memerintah satu orang untuk orang
banyak maka bentuk negaranya adalah monarki, jika
merosot dimana ia memerintah berdasarkan
kepentingan sendiri maka bentuknya adalah diktatur
atau tirani.
b. Aristokrasi
Bila negara diperintah oleh beberapa orang untuk
kepentingan orang banyak maka bentuk negara
tersebut adalah aristokrasi. Pemerosotan dari bentuk
aristokrasi adalah jika beberapa orang memerintah
untuk kepentingan golongan sendiri maka bentuk
negara menjadi oligarkhi, sedangkan jika untuk
kepentingan orang kaya maka dinamakan plutokrasi.
Aristokrasi adalah negara yang pimpinan tertingginya
dipegang oleh beberapa orang, biasanya dari golongan
feodal, golongan yang berkuasa.
Golongan orang yang memegang kekuasaan dapat
dibedakan berdasaran :
1) Kelahiran (kebangsawanan)
2) Umur
3) Hak milik atas tanah
4) Kekayaan
5) Kerajinan
6) Pendidikan
7) Fungsi militer dll.
c. Politiea
Jika yang memerintah seluruh orang dan demi
kepentingan seluruh orang pula maka bentuk
negaranya adalah politiea. Jika merosot menjadi
106
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
107
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
C. SISTEM PEMERINTAHAN
Teori mengenai sistem pemerintahan meninjau bentuk
negara secara yuridis. Bermaksud untuk mengungkapkan sistem
yang menentukan hubungan antara alat-alat perlengkapan
negara dalam menentukan kebijakan negara. Hal ini dapat ditemui
dalam konstitusi negara. Berbicara mengenai sistem
pemerintahan sebenarnya melihat hubungan antara Kepala
Pemerintahan dengan parlemennya. Melihat hubungan antara
eksekutif dengan legislatif dalam konstitusinya.
Sistem pemerintahan merupakan gabungan dari dua
istilah, yaitu :
1. Sistem
Menurut Carl J. Friedrich, sistem adalah suatu
keseluruhan terdiri dari beberapa bagian yang
mempunyai hubungan fungsional baik diantara bagian-
bagian maupun hubungan fungsional terhadap
keseluruhannya. Sehingga hubungan tersebut
menimbulkan suatu ketergantungan antara bagian-
bagian. Akibatnya, jika salah satu bagian tidak bekerja
dengan baik akan mempengaruhi keseluruhannya.
108
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
2. Pemerintahan
Pemerintahan adalah segala urusan yang dilakukan oleh
negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan
rakyatnya dan kepentingan negara sendiri.
Oleh karena itu jika kita membicarakan tentang sistem
pemerintahan pada dasarnya adalah membicarakan
bagaimana pembagian kekuasaan serta hubungan antara
lembaga-lembaga negara menjalankan kekuasaan-
kekuasaan negara itu, dalam rangka menyelenggarakan
kepentingan rakyat.
109
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
2. Sistem Presidensiil
Adalah suatu pemerintahan dimana kedudukan eksekutif
tidak bertanggung jawab kepada badan perwakilan
rakyat. Dengan kata lain kekuasaan eksekutif berada di
luar pengawasan parlemen.
Ciri-ciri pemerintahan presidensiil :
a. Presiden adalah kepala eksekutif yang memimpin
kabinetnya yang semuanya diangkat olehnya dan
bertanggung jawab kepadanya. Ia sekaligus
merupakan kepala negra (lambang negara) dengan
masa jabatan yang telah ditentukan dengan pasti oleh
UUD.
b. Presiden tidak dipilih oleh badan legislatif tetapi
dipilih oleh sejumlah pemilih. Oleh karena itu ia
bukan bagian dari badan legislatif seperti dalam
sistem pemerintahan parlementer.
c. Presiden tidak bertanggung jawab kepada badan
legislatif dan tidak dapat dijatuhkan oleh badan
legislatif. Sebaliknya, Presiden tidak dapat
membubarkan legislatif.
110
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
111
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
parlementer dengan
multi partai (kabinet
koalisi) apabila terjadi
mosi tidak percaya dari
beberapa partai politik
sehingga sering terjadi
pergantian kabinet.
3. Sistem Quasi
Sistem pemerintahan quasi merupakan bentuk variasi
dari sistem pemerintahan presidensiil dan parlementer.
Dalam sistem ini dikenal dua macam quasi, yaitu :
a. Quasi Presidensiil
Presiden merupakan kepala pemerintahan dengan
dibantu oleh kabinet (ciri presidensiil) tetapi dia
bertanggung jawab kepada lembaga dimana dia
bertanggung jawab sehingga lembaga ini (legislatif)
dapat menjatuhkan presiden/eksekutif (ciri sistem
parlementer).
Misalnya : sistem pemerintahan Republik Indonesia.
b. Quasi Parlementer
4. Sistem Referendum
Referendum adalah suatu kegiatan politik yang dilakukan
oleh rakyat untuk memberikan keputusan setuju atau
tidak setuju terhadap kebijaksanaan yang ditempuh oleh
parlemen atau setuju atau tidak setuju terhadap
kebijaksanaan yang dimintakan persetujuan kepada
rakyat.
Sistem referendum merupakan bentuk variasi dari
sistem quasi (quasi presidensiil) dan sistem presidensiil
murni. Tugas pembuat undang-undang berada di bawah
pengawasan rakyat yang mempunyai hak pilih.
Pengawasan itu dilakukan dalam bentuk
112
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
113
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
114
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
115
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
116
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
117
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
118
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
119
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
120
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
121
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
E. APLIKASI DI INDONESIA
Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa : ”....maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasarkan kepada.....”
Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 : ”Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk republik”.
122
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
123
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
BAB IX
TEORI KEDAULATAN
124
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
125
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
126
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
127
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
128
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
129
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
130
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
131
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
BAB X
TEORI UNSUR-UNSUR NEGARA
(Die Rechtliche Stellung der Elemente des Staates)
A. PENDAHULUAN
Unsur-unsur negara adalah hal-hal yang menjadikan
negara itu ada, atau hal-hal yang diperlukan untuk terbentuknya
negara. Terdapat tiga sudut pandang erkaitan dengan unsur-
unsur negara, yaitu :
1. Unsur-unsur Negara Secara Klasik
a. Wilayah tertentu
Wilyah tertentu ialah batas wilayah dimana
kekuasaan negara itu berlaku. Kekuasaan suatu
negara tidak berlaku di luar batas wilayahnya karena
dapat menimbulkan sengketa internasional.
Pengecualian atas hal ini adalah daerah eksteritorial,
artinya kekuasaan negara dapat berlaku di luar
daerah kekuasaannya.
Misalnya :
1) Di kediaman kedutaan asing berlaku kekuasaan
negara asing. Oleh karena itu orang yang meminta
suaka politik ke kedutaan asing tidak dapat
diganggu gugat.
2) Kapal perang atau pesawat yang berbendera negara
asing merupakan wilayah eksteritorial.
Batas wilayah negara tidak terdapat dalam konstitusi
tetapi merupakan perjanjian (traktat) antara dua
negara atau lebih yang memiliki kepentingan dan
biasanya bertetangga.
132
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
133
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
134
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
1) Ius Sanguinis
Ius sanguinis adalah suatu asas dimana seseorang
menjadi warga negara berdasarkan keturunan.
Jadi, seseorang menjadi warga negara Indonesia
karena ia dilahirkan dari orang tua yang
berkewarganegaraan Indonesia.
2) Ius Soli
Yaitu suatu asas dimana seseorang menjadi warga
negara berdasarkan tempat kelahiran. Jadi,
seseorang menjadi warga negara karena ia
dilahirkan di wilayah Indonesia.
Namun, ada juga negara yang memberlakukan asas
campuran, yaitu jika kedua asas tersebut
diberlakukan sekaligus. Hal ini seringkali
menimbulkan permasalahan yaitu seseorang dapat
memiliki lebih dari satu kewarganegaraan atau tidak
memiliki kewarganegaraan.
c. Pemerintahan yang berdaulat
Sebagai suatu organisasi, negara memiliki badan
pengurus atau badan pimpinan yang mengurus atau
memimpin negara yang disebut pemerintah,
sedangkan fungsinya disebut pemerintahan.
Pemerintah dapat diartikan secara luas dan sempit,
yaitu :
1) Pemerintah dalam arti luas adalah keseluruhan
dari badan pengurus negara dengan seluruh
organisasi, bagian-bagiannya dan pejabat-
pejabatnya yang menjalankan tugas negara dari
pusat sampai ke pelosok daerah.
135
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
136
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
137
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
B. Konteks di Indonesia
Bagi negara Republik Indonesia, keempat unsur tersebut
terbentuk secara bertahap melalui proses sejarah perjuangan
kemerdekaan yang panjang, sbb :
1. Rakyat
Unsur rakyat atau bangsa sudah mulai terbentuk sejak
bahasa Melayu menjadi lingua franca bagi penduduk di
wilayah nusantara.
Embrio kenegaraan sudah terbentuk sejak adanya
kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Demak, Samudra Pasai,
Banten, Mataram dll.
Kesadran sebagai suatu nation dikonkretkan dalam
momentum Sumpah Pemuda tahun 1928. Disinilah
mulai terbentuk Indonesia sebagai nation dan
selanjutnya memproklamirkan diri sebagai nation-state
Indonesia.
138
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
2. Wilayah
Secara fisik, wilayah negara Republik Indonesia
merupakan bekas wilayah jajahan kerajaan Belanda
yang disebut dalam administrasi Hindia Belanda.
Pemerintah Indonesia menjalankan administrasi
pemerintahan secara efektif kepada seluruh penduduk
dalam wilayahnya.
3. Pemerintahan yang berdaulat
Pemeritah Indonesia melakukan hubungan internasional
yang sederajat dan menjadi anggota organisasi-organisasi
dalam lingkup regional atau internasional. Hal ini
menunjukkan adanya pemerintahan yang berdaulat
baik ke dalam maupun ke luar.
4. Pengakuan
Berdasarkan teori unsur-unsur negara maka Negara
Kesatuan Republik Indonesia sudah dapat disebut sebagai negara
berdaulat atau berkedudukan sebagai subjek hukum internasional
penuh.
139
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
BAB XI
TEORI FUNGSI NEGARA
A. PENDAHULUAN
Tugas suatu negara akan diuraikan dalam Teori Fungsi
Negara. Fungsi negara untuk pertama kali dilekatkan pada
kekuasaan yang melekat pada Raja atau Kaisar sebagai Kepala
Negara (Kerajaan), semua fungsi ada pada tangan satu orang.
Pada perkembangannya kemudian fungsi-fungsi ini berkembang.
Dan secara teori fungsi itu bisa dibedakan ke dalam: semua fungsi
seluruhnya berada pada satu tangan, dua fungsi pada badan yang
berbeda, ada juga tiga atau empat fungsi, dan seterusnya. Karena
itu dalam konteks keilmuan di Indonesia dikenal dengan sebutan:
Ekapraja, Dwipraja, Tripraja (Triaspolitica), Caturpraja, Dasapraja
dan Sadpraja.
Dalam Teori Fungsi Negara terdapat beberapa pandangan,
yaitu:
140
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
141
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
5. Charles E. Merriam
Menurut Charles E. Merriam, fungsi negara meliputi
1) keamanan ekstern;
2) ketertiban intern;
3) keadilan;
4) kesejahteraan umum;
5) kebebasan.
142
Ilmu Negara: Teks dan Konteks
7. Komisi Yudisial.
143