Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN

RENCANA PEMULANGAN PASIEN


RSU HARAPAN BERSAMA TAHUN 2014

RSU HARAPAN BERSAMA


JL P BELITUNG NO 61
SINGKAWANG - KALBAR
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian
Discharge planning merupakan suatu rencana yang disusun untuk klien, sebelum
keluar dari Rumah Sakit yang dimulai dari mengumpulkan data sampai dengan masuk area
perawatan yaitu meliputi pengkajian, rencana perawatan, implementasi dan evaluasi
(Fisbach, 1994).
Discharge planning adalah suatu pendekatan interdisipliner meliputi pengkajian kebutuhan
klien tentang perawatan kesehatan diluar Rumah Sakit, disertai dengan kerjasama dengan
klien dan keluarga klien dalam mengembangkan rencana-rencana perawatan setelah
perawatan di Rumah Sakit (Brunner & Sudarth, 2002).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa discharge planning atau
perencanaan pemulangan adalah suatu proses pembelajaran yang melibatkan klien dan
keluarga untuk meningkatkan pemahaman dan mengembangkan kemampuan klien dan
keluarga tentang perawatan di rumah, masalah kesehatan yang dihadapi, untuk mempercepat
penyembuhan menghindari kemungkinan komplikasi dengan pembatasan aktifitas
menciptakan memberikan lingkungan yang aman bagi klien di rumah.
B. Tujuan
Tujuan dari perencanaan pemulangan pasien adalah :
1. Meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang masalah kesehatan,
kemungkinan komplikasi dan pembatasan ya ng diberlakukan pada pasien di rumah.
2. Mengembangkan kemampuan merawat pasien dan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
pasien dan memberikan li ngkungan yang aman untuk pasien di rumah.
3. Menyakinkan bahwa rujukan yang diperlukan untuk perawatan selanjutnya dibuat
dengan tepat (Ester, 2005).
C. Struktur
Menurut Mc.Kecnan dan Coulton (1970) yang dikutip oleh Jackson (1994)
menyatakan bahwa struktur dari peren canaan pemulangan terd iri dari struktur formal dan
informal. Model informal adalah model tradisional dimana perawat harus berkonsultasi
dengan dokter atau pekerja sosial dalam menyusun dalam sebuah perencanaan pemulangan
dan belum adanya suatu dokumentasi tertulis dalam pelaksanaannya. Struktur formal dimana
perencanaan pemulangan dibuat secara tertulis yang berisikan tentang uraian peran, proses
seleksi, penilaian sistem dokumentasi serta metode evaluasi yang berkelanjutan.
Dugan dan Mossel (1992) yang dikutip oleh Jackson (1994) menyatakan bahwa pada
saat ini telah terjadi perubahan dalam pelaksanaan perencanaan pemulangan dengan struktur
tersendiri dimana perawat sebagai koordinasi dalam pelaksanaannya dan selalu
berkonsultasi dengan klien dan keluarga serta para profesional lainnya dalam perencanaan
pemulangan baik dalam pelaksanaannya.
D. Prinsip
Menurut Anne. M, Angela. D (2000) prinsip dari perencanaan pemulangan terdiri dari
penemuan kasus, pengkajian, koordinasi dan implementasi.
1. Penemuan kasus adalah kegiatan yang dilakukan dengan kerjasama antar profesi
kesehatan yang meliputi profesi keperawatan, medis, dan profesi lain untuk
mengidentifikasi faktor resiko yang akan dapat diatasi oleh pasien selama perawatan di
rumah. Faktor resiko tersebut adalah status kognitif atau pengetahuan dari pasien
mengenai penyakit dan pengobatannya, keadaan tempat tinggal yang dapat mendukung
perawatan pasien, lingkungan masyarakat yang aman, faktor kultur dan usia.
2. Pengkajian adalah dimulainya mencari dan mengidentifikasikan kebutuhan dari pasien
dengan mencari informasi melalui wawancara dengan pasien dan keluarga, serta
pemeriksaan fisik dan lingkungan yang dapat membantu untuk menentukan tingkat
ketergantungan dari pasien. Hasil pengkajian tersebut untuk selanjutnya akan
didiskusikan dengan tim kesehatan lainnya untuk menyusun perencanaan pemulangan.
3. Koordinasi adalah komunikasi dan kerjasama antar tim dari multidisiplin profesi dan
ilmu termasuk kerjasama dengan klien dan keluarga dalam menyusun dan melaksanakan
rencana pemulangan.
4. Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana pemulangan yang berisi rujukan,
pelaksanaan dan evaluasi dari perencanaan pemulangan yang dikerjakan sesuai bidang
ilmu keperawatan.
E. Proses
Proses perencanaan pemulangan mengikuti struktur yang sama dengan proses
perawatan yang meliputi: pengkajian, analisa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
kebutuhan klien ( Kee & Borchers, 1998).
1. Pengkajian
Pengkajian perencanaan pemulangan terd iri dari “apa dan kapan” maksud dari
apa adalah apa yang harus dika ji dalam perencanaan pemulangan dan kapan yang berarti
kapan pengkajian ters ebut dilaksanakan (Bull & Robert, 2001).
Pengkajian tentang apa meliputi lima area yaitu pengkajian area kognitif,
psikologis, status ekonomi atau finansial, akses dan dukungan lingkungan baik formal
maupun informal. Sedangkan untuk mengetahui kapan pengkajian perencanaan
pemulangan dilakukan adalah sejak pasien masuk ke Rumah Sakit atau pada saat
screening atau kontrol kesehatan. Pada tahap ini diharapkan discharge planner
mengetahui semua kebutuhan pasien (Bull & Robert, 2001).
Pengkajian memerlukan seseorang yang diharapkan mampu melakukan
pengkajian yang meliputi pengkajian terhadap keluarga dan pengkajian pada support dan
dukungan dari masyarakat yang dapat mendukung dalam perencanaan pemulangan dan
pengkajian tentang pengetahuan dan ketrampilan dari pasien tentang penyakit yang
dihadapi, selanjutnya pengkajian untuk rencana pemulangan akan didiskusikan oleh tim
dari multidisiplin ilmu, pasien dan keluarga. Dalam hal ini perlu kerjasama dengan tim
dari komunitas yaitu puskesmas (Bull & Robert, 2001).
2. Perencanaan
Penyusunan sebuah rencana pemulangan perlu dibentuk sebuah tim dari berbagai
disiplin ilmu yang melibat kan keluarga, sebab keluarga akan membantu proses
pelaksanaan dari pe rencanaan pemulangan setelah pasien dipulangkan dari Rumah Sakit.
Literatur Medis menjelaskan bahwa rencana pemulangan merupakan tanggung
jawab dari dokter, sehingga disini dokterlah yang berhak mengendalikan kerja dari tim
dan setiap anggota tim bekerja dan berinteraksi dalam rangka memenuhi kebutuhan dari
klien dan keluarga atas dasar keahlian masing-masing (Jackson, 1994).
Menurut Markey dan Igo (1987) dikutip oleh Jackson (1994) menyatakan bahwa
yang memiliki peran penting disini justru perawat terutama dalam menyusun rencana
pendidikan kesehatan klien dan keluarga, hal ini didasarkan bahwa perawat lebih
mengerti pada kebutuhan klien selama dua puluh empat jam, terutama setelah klien di
rumah atau post hospitalisasi.
Menurut Simmons (1986) dikutip oleh Jackson (1994) bahwa suatu rencana
pemulangan akan efektif b ila ada tanggung jawab bersama dalam memberikan pelayanan
pada klien dan keluarga.
Perencanaan pemulangan didasarkan pada kebutuhan klien yang didapatkan dari
hasil pengkajian lengkap oleh tim sehingga dapat direncanakan tanggal pemulangan
dengan melibatkan pasien dan keluarga dan pemberi pelayanan. Perencanaan pemulangan
juga melibatkan petugas pelayanan komunitas dalam hal ini adalah puskesmas ( Bull &
Robert, 2001).
Perencanaan pemulangan dengan menyiapkan klien dan keluarga bagaimana
memberikan perawatan lanjutan di rumah diantaranya :
a. Mengajarkan pasien dan anggota ke luarga tentang cara menangani perawatan di
rumah. Menyakinkan bahwa pasien dan keluarga memahami apa masalahnya.
Memberitahu mereka kemungkinan yang akan terjadi dan kapan mereka diharapkan
pulih total. Memberitahu mereka bagaimana mengenali kemungkinan masalah
kesehatan, dan apa yang dilakukan bila mereka melihat tanda dan gejala masalah
tersebut.
b. Memberitahu pembatasan aktifitas pasien, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan
pasien. Sebagai contoh pasien harus tidur pada sisi yang tidak dioperasi. Pasien
mungkin perlu menghindari aktifitas yang meningkatkan tekanan pada mata seperti
meregang sewaktu buang air besar.
c. Mendiskusikan dengan pasien dan kelu arga hal-hal yang perlu mereka lakukan untuk
membuat rumah lebih aman dan lebih mudah untuk pasien. Bila pasien tidur jauh dari
kamar ma ndi dan belum dapat berjalan dengan baik karena gangguan penglihatan
perlu menaruh wadah disamping tempat tidur dan mendekatkan benda-benda yang
kesehariannya dibutuhkan klien.
d. Memberitahu pasien dan keluarga te ntang medikasi yang perlu digunakan pasien.
Menyakinkan mereka memahami kapan meminumnya dan seberapa banyak.
Menyakinkan bahwa pasien dan keluarga memahami penggunaan obat minum sesuai
dengan aturan.
e. Mendiskusikan perlunya pola makan atau diit nutrisi yang adekuat. Memberitahu
keluarga ada dan tidaknya makanan pantang tertentu sehubungan dengan penyakit
yang diderita.
f. Memberi pasien dan keluarga instruksi jelas untuk mengatasi nyeri. Mencoba untuk
membantu pasien menj alankan jadwal medikasi sehingga tidak perlu bangun malam
hari. Nyeri berkurang bila obat diberikan dengan teratur sesuai jadwal. Menjelaskan
bahwa nyeri terkontrol bila obat digunakan sebelum nyeri menjadi hebat.
g. Memberi pasien bahan atau alat yang diperlukan atau memberikan instruksi tentang
cara mendapatkan hal-hal yang diperlukan. Memberitahu pasien dengan jelas hal-hal
yang harus dilakukan dengan instruksi tertulis. Memeriksa pemahaman mereka dengan
meminta mereka untuk menunjukan cara melakukan prosedur tersebut.
h. Berbicara dengan hati-hati pada pasi en dan keluarga tentang ramuan buatan rumah
dan penyembuh tradisional. Mendorong keluarga untuk memberitahu dokter atau
perawat bila pasien mengalami masalah kesehatan serius.
i. Jika pasien perlu mengikuti perawatan lanjutan di rumah, membuat rujukan sebelum
pasien meninggalkan rumah sakit (Monica, 2005).
Ketika menyiapkan pasien dan keluarga untuk pulang, selalu mengikuti prinsip
dasar penyuluhan pasien yang baik yaitu:
a) Menjadwalkan penyuluhan ketika pasien sadar dan berminat terhadap pembelajaran.
b) Memulai dengan bahan yang paling ingin pasien ketahui.
c) Bila mempunyai beberapa hal yang ingin diberitahukan kepada pasien, selalu dengan
informasi yang paling sederhana. Selanjutnya informasi yang lebih rumit.
d) Menggunakan kata-kata yang jelas, umum, bukan kata-kata medis.
e) Menghentikan bila pasien tampak bingung dan tanyakan apakah ia memahami.
f) Bila perlu mengulangi informasi ters ebut, atau menjelaskan dalam kata-kata yang
berbeda sampai anda yakin bahwa ia memahami anda.
g) Mendorong pasien untuk memberikan komentar dan mengajukan pertanyaan dan
untuk menunjukan pada anda apa yang ia ketahui.
h) Mendorong anggota keluarga untuk menga jukan pertanyaan. Memastikan bahwa
mereka memahami apa yang perlu dilakukan.
i) Menggunakan gambar dalam penyuluhan anda dan berikan makalah, leflet/ folder
sederhana dalam bahasa pasien.
j) Memberikan jawaban yang jelas unt uk pertanyaan dan memberikan kenyamanan
setenang mungkin, dengan cara tanpa mengatakan bahwa ada yang tidak benar (Ester,
2005).
3. Implementasi
Menurut Feater dan Nicholas (19 85) dikutip oleh Jackson (1994) menyatakan
hubungan yang aktif dan baik antar tim pelaksana dan tersedianya dukungan dari semua
pihak serta adanya fleksibilitas dari organisasi pelayanan yaitu Rumah Sakit dan
Puskesmas. Hal ini adalah faktor yang berpengaruh pada keberhasilan dalam rencana
pemulangan. Oleh karena itu untuk pelaksanaan pasien meninggalkan rumah sakit perlu
diperhatikan yaitu:
a. Ketika pasien meninggalkan rumah sakit, sekali lagi menekankan informasi yang telah
anda berikan sebelumnya dan program dokter untuk medikasi, tindakan, atau peralatan
khusus.
b. Menekankan perjanjian rujukan sehingga pasien jelas tentang hal-hal yang harus
dilakukan.
c. Menyakinkan pasien dan keluarga memahami keterbatasan pasien, seberapa lama hal
ini akan berlangsung, bagaimana mengenali tanda dan gejala yang perlu diwaspadai,
dan tindakan yang harus mereka lakukan untuk membantu pemulihan pasien
semaksimal mungkin.
d. Mendorong pasien dan keluarga untuk datang kembali ke rumah sakit bila kondisinya
tidak membaik atau memburuk.
e. Ketika pasien pulih, memberikan motivasi untuk kembali ke kehidupan dan perannya
yang normal seperti sebelum sakit (Ester, 2005).
4. Out Come
Menurut Staff (1983) dikutip oleh Jackson (1994) bahwa suatu hasil rehabilitasi
yang efektif merupakan kombinasi dari penyusunan perencanaan pemulangan sebelum
klien masuk hingga klien keluar dari Rumah Sakit.
Menurut Coble dan Mayers (1983) dikutip oleh Jackson (1994) menyatakan
evaluasi secara kualitatif akan memberikan gambaran adanya hubungan antara lamanya
hari perawatan dengan besarnya biaya pelayanan yang dikeluarkan dan proses kepuasan
klien terhadap hal tersebut. Apabila adanya pendekatan tim pada klien secara pribadi
akan memberikan hasil positif yaitu terjadinya pengurangan hari dan biaya perawatan
bagi klien.
Marchete dan Holloman(1986) dikutip oleh Jackson (1994) menyatakan bahwa
pendekatan tim pada masa rehabilitasi akan meningkatkan kemampuan klien dalam
menentukan dan mengatur kebutuhannya sehari-hari, melalui tim ini juga akan
mempermudah untuk memperoleh informasi dari pelayanan kesehatan di masyarakat.
5. Dokumentasi
Perencanaan pemulangan dalam pelaksanaannya perlu adanya standar dalam
dokumentasi (Mc.Kenna, 2000). Perencanaan pemulangan dimulai dari pencatatan saat
pengumpulan data, sa mpai klien masuk karena perawatan (Fisbach,1994). Dokumentasi
keperawa tan merupakan catatan klien pada proses keperawatan dan pencatatan ini
merupakan tanggung jawab dan tanggung gugat dari pelaksana perawatan. Dokumentasi
yang akurat pada proses perencanaan pemulangan sangat penting dalam proses
perawatan yang aman dan dapat dipertanggungjawabkan (Nordstrom dan Garduff, 1996).
Hal ini juga untuk menjamin perawatan klien secara berkelanjutan dan terorganisir.

Anda mungkin juga menyukai