Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah PANNMED Vol. 9 No.

1 Mei - Agustus 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG STROKE DENGAN


KEPATUHAN MENJALANI FISIOTERAPI DI RUANG FISIOTERAPI
RSUD DR.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2016

Wiwik Dwi Arianti, Suriani Ginting, Ayu C. Tampubolon


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan

Abstrak

Stroke merupakan sindrom klinis akibat gangguan pembuluh darah otak, timbul mendadak dan biasanya
mengenai penderita usia 45-80 tahun. Umumnya laki-laki sedikit lebih sering terkena dari pada perempuan.
Biasanya tidak ada gejala-gejala prodrama atau gejala dini yang timbul mendadak. Setelah terserang stroke
beberapa pasien mengalami gangguan seperti kelumpuhan, penurunan kemampuan komunikasi, perubahan
mental akibat depresi. Oeh karena itu, pasien stroke perlu menjalani rehabilitasi agar dapat sebisa mungkin
mengembalikan fungsi tubuhnya. Salah satu jenis perawatan yang diberikan adalah fisioterapi. Fisioterapi
merupakan hal yang penting mencegah kekakuan dan imobilisasi. Pasien stroke menganggap penyakit
stroke tidak dapat disembuhkan dan akan di derita seumur hidup, sementara dengan perawatan yang baik
kececatan pasca stroke dapat diminimalkan, dengan demikian perlu kepatuhan pasien stroke menjalani
fisioterapi. Kepatuhan pasien pasca stroke dalam menjalani fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD
Sleman, diketahui dalam kategori patuh sebanyak 13 orang (65,5%). Penelitian ini bersifat analitik yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan pasien tentang stroke dengan kepatuhan menjalani
fisioterapi di ruang fisioterapi RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2016, dengan penelitian cross sectional.
Responden dalam penelitian ini sebanyak 32 orang dengan menggunakan Accidental Sampling. Hasil
penelitian diperoleh bahwa mayoritas sebanyak 15 responden (46,9%) berpengetahuan cukup[ dan sebanyak
21 responden (65,5%) tidak patuh menjalani fisioterapi dan 9 responden (28,1%) patuh menjalani fisioterapi.
Berdasarkan analisa menggunakan uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan pasien stroke dengan kepatuhan menjalani fisioterapi, yaitu p-value =0,021 (p< 0,05).

Kata kunci : Stroke, Fisioterapi

PENDAHULUAN terjadi dinegara-negara yang sedang berkembang. Terdapat


sekitar 13 juta korban stroke baru setiap tahun,dimana
Latar Belakang sekitar 4,4 juta diantaranya meninggal dalam 12 bulan
Stroke merupakan sindrom klinis akibat (WHO, 2010).
gangguan pembuluh darah otak, timbul mendadak dan Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh
biasanya mengenai penderita usia 45-80 tahun. Umumnya Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), masalah stroke
laki-laki sedikit lebih sering terkena dari pada perempuan. semakin penting dan mendesak karena kini jumlah
Biasanya tidak ada gejala-gejala prodrama atau gejala dini penderita stroke terbanyak dan menduduki urutan pertama
yang timbul mendadak (Jusuf misbach 2011). Menurut di Asia. Jumlah penyakit yang disebabkan oleh stroke
WHO, stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang menduduki urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau urutan kelima pada usia 15-59 tahun (Yastroki, 2012).
global) dengan gejal-gejala yang berlangsung selama 24 Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi
jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya 500.000 penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5%
penyebab lain yang jelas selain vaskuler (Judha, 2011) atau 12.5000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan
Berdasarkan data WHO setiap tahunnya terdapat maupun berat. Secara umum, dapat dikatakan angka
15 juta orang diseluruh dunia menderita stroke. kejadia stroke adalah 200 per 100.000 penduduk. Dalam
Diantaranya ditemukan jumlah kematian sebanyak 5 juta satu tahun, di antara 100.000 penduduk, maka 200 orang
orang dan 5 juta orang lainnya mengalami kecacatan pada akan menderita stroke. Kejadian stroke iskemik atau
usia dewasa dan merupakan salah satu penyebab terbanyak serangan iskemik sesaat (Transient Ischemic Attacks, TIA)
di dunia. Stroke menduduki urutan ketiga sebagai sekitar 80% dari seluruh total kasus stroke, sedangkan
penyebab utama kematian setelah penyakit jantung koroner kejadian stroke hemoragik hanya sekitar 20% dari seluruh
dan kanker di negara-negara berkembang. Negara total kasus stroke (Yastroki, 2012).
berkembang juga menyumbang 85,5 % dari total kematian Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
akibat stroke diseluruh dunia. Dua pertiga penderita stroke Nasional, prevalensi stroke secara nasional adalah 0,8%

50
Jurnal Ilmiah PANNMED Vol. 13 No.1 Mei - Agustus 2018

(berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala). seperti alat-alat fisioterapi yang semakin canggih dan
Sebanyak 11 dari 33 provinsi di indonesia memiliki penemuan obat-obatan yang mampu mengobati pasien
prevalensi diatas prevalensi nasional, termasuk provinsi stroke.
Sumatera Barat dengan prevalensi 6,9% pada posisi ke-10 Oleh karena itu, sekarang ini banyak dibuka
tertinggi di Indonesia. Dari data yang ada pada Rumah sarana fisioterapi diberbagai daerah yang bertujuan untuk
Sakit Stroke Nasional (RSSN) Bukit Tinggi sebanyak 30% membantu pasien stroke dalam proses penyembuhan,
- 40% penderita stroke iskemik yang dirawat di ruang sehingga hasilnya dari sekian banyak pasien stroke yang
neurologi berusia 30 – 50 tahun (Riskesda Nasional, 2007). mengalami kelumpuhan hampir 85% yang dapat
Setelah terserang stroke beberapa pesien disembuhkan dengan fisioterapi dan dapat melakukan
mengalami bebagai gangguan seperti kelumpahan, pekerjaannya seperti semula, walaupun waktu yang
penurunan kemampuan komunikasi perubahan mental dibutuhkan sangat lama mulai dari hitungan minggu, bulan
hingga depresi. Oleh karena itu, pasien stroke perlu sampai bertahun-tahun lamanya (www.republika.com)
menjalani proses rehabilitasi agar dapat sebisa mungkin Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang
mengembalikan fungsi tubuhnya. Rehabilitasi stroke dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan didapat jumlah
adalah proses dimana pasien stroke menjalani perawatan penderita storke menjalani fisioterapi di ruang fisioterapi
untuk membantunya kembali ke kehidupan normal. Dalam pada periode januari-desember 2015 sebanyak 120
masa Rehabilitasi, penderita stroke belajar bergerak, penderita, Pasien Stroke dengan Kepatuhan Menjalani
berpikir dan merawat diri sendiri (Detik Health, 2013). Fisioterapi di Ruang Fisioterapi RSUD Dr. Pirngadi
Salah satu jenis perawatan yang diberikan adalah Medan.
Fisioterapi. Fisioterapi merupakan hal yang penting Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian
diberikan untuk mencegah kekakuan dan imobilisasi. Hasil ingin membuktikan Hubungan Pengetahuan Pasien Stroke
yang diperoleh pada 25-50 % kasus pasien adalah stroke, Dengan Kepatuhan Menjalani Fisoterapi di Ruang
pertama kali penderita tidak mencapai kemandirian Fisioterapi RSUD Dr. Pirngadi Medan.
kembali dan membutuhkan perawatan yang intensif
(Davey, 2006). Dari sudut pandang fisioterapi, akan Perumusan Masalah
banyak komplikasi yang muncul apabila tidak ditangani Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi
dengan baik (Rujito, 2007) rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah
Tindakan pelayanan fisioterapi pada penderita Hubungan Pengetahuan Pasien tentang penyakit Stroke
stroke dengan Functional Limitation (keterbatasan Dengan Kepatuhan Menjalani Fisioterapi di Ruang
fungsional) yaitu menurunya kemampuan untuk Fisioterapi RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2016.
menggerakkan anggota gerak atas tubuh, misalnya
mengambil atau meraih sesuatu. Tujuan fisioterapi pada Tujuan Penelitian
pasien stroke adalah, meningkatkan kemampuan Tujuan Umum
fungsional penderita agar dapat melaksanakan kegiatan Untuk mengetahui hubungan pengetahuan pasien
sehari-hari untuk mengurangi morbiditas (angka kesakitan) tentang penyakit stroke dengan kepatuhan mejalani
dan potensial terjadinya kecacatan dengan melakukan fisioterapi di Ruang Fisioterapi RSUD Dr. Pirngadi
tindakan prevensi sekunder serta menangani kelainan yang Medan Tahun 2016.
menyertai (Suhardi, 2007).
Pasien stroke menganggap penyakit stroke tidak Tujuan Khusus
bisa disembuhkan dan akan diderita seumur hidup, 1. Untuk mengetahui pengetahuan pasien tentang
sementara dengan perawatan yang baik kecacatan pasca stroke di Ruang Fisioterapi
stroke dapat diminimalkan, dengan demikian perlu 2. Untuk mengetahui kepatuhan pasien tentang stroke
kepatuhan pasien stroke menjalani fisioterapi, sehingga menjalani fisioterapi di Ruang Fisioterapi
ketergantungan pasien stroke terhadap orang lain dapat 3. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan pasien
diminimalkan (Irdawati, 2009). Kepatuhan dalam tentang stroke dengan kepatuhan menjalani
menjalankan fisioterapi bagi pasien pasca stroke fisioterapi di Ruang Fisioterapi
merupakan hal yang penting, karena fisioterapi merupakan
salah satu cara yang dilakukan untuk bisa mengoptimalkan Manfaat Penelitian
dan memaksimalkan fungsi anggota gerak tubuh dan 1.Bagi Peneliti
kemampuan yang masih tersisa pada pasien pasca stroke Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan
sehingga mengurangi ketergantungan dengan orang lain. wawasan dan pengalaman belajar dalam penelitian
Kepatuhan pasien pasca stroke dalam menjalani fosioterapi terhadap hubungan pengetahuan pasien tentang stroke
di instalasi Rehabilitas Medik RSUD Sleman, diketahui dengan kepatuhan menjalani fisioterapi.
dalam kategori patuh sebanyak 13 orang (65,5 %). Hasil 2.Bagi Rumah Sakit
penelitian ini menunjukkan bahwa pasien telah patuh Sebagai masukan bagi pengelola rumah sakit untuk
menjalani fisioterapi sesuai instruksi dari tenaga kesehatan meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
(Rosiana, 2012). khususnya bagi pasien stroke terhadap tindakan fisioterapi
Sehubungan dengan banyaknya angka kecacatan 3.Bagi Insitusi/akademik
bahkan kematian yang ditimbulkan oleh penderita stroke, Untuk menambah wawasan serta
maka dilakukan penelitian di bidang ilmu kedokteran mengembangkan ilmu pengetahuan tentang hubungan

51
Wiwik Dwi Arianti, dkk. Hubungan Pengetahuan ...

pengetahuan pasien tentang stroke dengan kepatuhan n = 32 orang


menjalani fisioterapi.
4.Bagi Pasien keterangan :
Pasien dapat memahami dan mengerti pentingnya N: Besar populasi
kepatuhan menjalani fisioterapi, agar proses pengobatan N: Jumlah sampel
dan penyembuhan berjalan dengan baik. D: Tingkat ketetapan yang diinginkan (Nursalam,
2008)
Hipotesa penelitian Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang
Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan pasien tentang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat
stroke dengan kepatuhan menjalani fisioterapi. diambil sebagai sampel dan kriteria eksklusi adalah
Ha : Ada hubungan pengetahuan pasien tentang stroke ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
dengan kepatuhan menjalani fisioterapi. sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
METODE PENELITIAN a. Pasien stroke yang menjalani fisioterapi yang
bersedia untuk dijadikan sampel penelitian.
Jenis dan Desain Penelitian b. Pasien stroke yang menjalani fisioterapi di Ruang
Jenis penelitian yang digunakan adalah Analitik, Fisioterapi Dr. Pirngadi Medan
yaitu untuk mencari hubungan antara variabel independen c. Pasien stroke yang bisa berkomunikasi dan bisa
dengan variabel dependen. baca tulis.
Adapun desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah desain penelitian cross sectional yaitu Jenis dan Cara Pengumpulan Data
suatu metode yang merupakan rancangan penelitian a. Janis Data
dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
bersamaan/ sekali waktu (Notoatmodjo, 2010) adalah jenis data primer yaitu data yang langsung
diperoleh peneliti terhadap sasaran (responden)
Lokasi dan Waktu Penelitian dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
Lokasi penelitian akan dilakukan di Ruang Ruang Fisioterapi Dr. Pirngadi Medan.
Fisioterapi RSUD Dr. Pirngadi Medan, waktu peneliti b. Cara Pengumpulan Data
dimulai pada bulan Desember 2015 – Juli 2016 Cara pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara langsung kepada responden dengan
Populasi dan Sampel Penelitian menggunakan kuesioner sebagai alat ukur.
1. Populasi Pengumpulan data ini dilakukan terlebih dahulu
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh memberikan penjelasan kepada responden tentang
pasien stroke yang menjalani fisioterapi dan yang tujuan penelitian. Bila bersedia menjadi responden,
berobat jalan di Ruang Fisioterapi RSUD Dr. dipersilahkan untuk menandatangani surat
Pirngadi Medan Tahun 2015 sebanyak 120 orang. persetujuan dan selanjutnya diberikan penjelasan
2. Sampel tentang pengisian kuesioner.
Adapun besar sampel pada penelitian ini adalah 32
responden. Cara pengambilan sampel dalam Pengolahan dan Analisa Data
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik 1. Pengolahan Data
Accidental Sampling, dilakukan dengan a. Data Primer
mengambil kasus atau responden yang kebetulan Data primer diolah dengan cara komputerisasi
ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan berdasarkan penetapan kategori setiap instrumen
konteks penelitian. yang digunakan dan selanjutnya dianalisi, untuk
Rumus besar sampel yang dipakai adalah sebagai mengetahui hubungan pengetahuan pasien stroke
berikut dengan kepatuhan menjalani fisioterapi, maka
peneliti mengajukan 10 pertanyaan untuk
𝑁𝑁 kepatuhan, 10 pertanyaan untuk pengetahuan,
n=
1 + 𝑁𝑁 (𝑑𝑑 2 ) dalam kuesioner kepatuhan dan pengetahuan
penilaian dilakukan dengan menggunakan skala
120 Guttman dengan pemberian skor sebagai berikut :
n= a. Untuk setiap pertanyaan yang dijawab dan
1 + 120 (0.152 )
120 benar diberi nilai 1.
n= b. Untuk pertanyaan yang tidak dijawab atau
1 + 120 (0.0225)
120 salah maka diberi 0.
n= Kriteria pengetahuan responden menurut Arikunto (2006),
1 + 2.7
dibagi tiga kategori, yaitu :
120 1. Tingkat pengetahuan ”baik” apabila responden
n= dapat menjawab sebanyak 75-100% dengan total
3.7
n = 32, 4 15-20.

52
Jurnal Ilmiah PANNMED Vol. 13 No.1 Mei - Agustus 2018

2. Tingkat pengetahuan ”cukup” apabila responden sebanyak 32 orang, maka diperoleh hasil kemudian
dapat menjawab sebanyak 55-74 dengan total 11- diolah dan dianalisa serta di sajikan dalam bentuk
14. tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini dibagi
3. Tingkat pengetahuan ”kurang baik” apabila menjadi dua bagian, yaitu pengetahuan pasien
responden dapat menjawab sebanyak < 55% stroke dan kepatuhan pasien stroke dalam menjalani
dengan total 1-10. fisioterapi. Berikut ini adalah distribusi frekuensi
dan persentase responden.
b. Data sekunder
Data yang dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah 1. Analisa Univariat
pengolahan data sebagai berikut : Analisa univariat dilakukan untuk melihat
1. Editing distribusi frekuensi dari pengetahuan dan kepatuhan
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau pasien stroke menjalani fisioterapi di Ruang
dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) Fisioterapi RSUD Dr.Pirngadi Medan 2016.
terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau Tabel 1
informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin Distribusi Frekuensi Responden Berdasakan
dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut Pengetahuan Stroke yang Menjalani Fisioterapi di
dikeluarkan (droup out). Ruang fisioterapi RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun
2. Cooding 2016
Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa
kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Pengetahuan Frekuensi Persentase
Lembaran atau kartu kode berisi nomor responden, dan
Baik 8 25.0
nomor-nomor pertanyaan.
3. Tabulating Cukup 15 46.9
Yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan Kurang 9 28.1
penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. Total 32 100.0
2. Analisa Data
Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui
a. Analisa univariat
bahwamayoritas responden berpengetahun cukup dengan
Analisa ini bertujuan untuk menjelaskan atau
jumlah responden sebanyak 15 responden (46,9%) dan
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel
responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 8
penelelitian. Data yang dikumpulkan dianalisi secara
responden (25%).
deskriptif dengan melihat persentase data yang
Tabel 2
terkumpul dan menghasilkan proporsi dari tiap-tiap
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
variabel yang diukur dan disajikan dalam bentuk tabel
Pengetahuan Stroke dengan Kepatuhan Menjalani
distribusi.
Fisoterapi di Ruang Fisioterpi RSUD Dr. Pirngadi
b. Analisa bivariat
Medan Tahun 2016
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan. Analisa ini menggunakan uji statistik Kepatuhan Frekuensi Persentase
chi squere dengan derajat kemaknaan α = 0,05 dengan Patuh 11 34.4
rumus : Tidak patuh 21 65.6
(𝑓𝑓𝑓𝑓 − 𝑓𝑓𝑓𝑓)
𝑋𝑋 2 = ∑ Total 32 100.0
𝑓𝑓𝑓𝑓
Keterangan : Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa
X = chi-square hitung responden yang patuh sebanyak 11 responden (34,4%) dan
∑ = jumlah responden yang tidak patuh sebanyak 21 responden
O = Nilai observasi dari setiap sel (65,6%).
E = Nilai yang diharapkan
Hasil analisa secara statistik dianggap bermakna 2. Analisa Bivariat
jika nilai p < 0,05 ha diterima berarti ada hubungan yang Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan
signifikan antara kedua variabel yang diteliti dan hubungan antara pengetahuan pasien tentang stroke dengan
tidak bermakna jika p. 0,05 Ha ditolak. kepatuhan menjalani fisioterapi di Ruang Fisioterapi
RSUD Dr.Pirngadi Medan 2016.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan pengumpulan data tentang
Hubungan pengetahuan pasien tentang stroke
dengan kepatuhan menjalani fisioterapi di ruang
Fisioterapi RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2016
pada responden yang merupakan penderita stroke

53
Wiwik Dwi Arianti, dkk. Hubungan Pengetahuan ...

Tabel 4.3 = 0,021 (p < 0,05) hal ini menunjukkan secara statistik
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
Pengetahuan Pasien tentang Stroke Dengan pengetahuan pasien tentang stroke dengan kepatuhan
Kepatuhan Menjalani Fisoterapi di Ruang menjalani fisioterapi.
Fisioterapi RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2016
Kepatuhan B. Pembahasan
1. Pengetahuan Pasien Stroke tentang fisioterapi
patuh tidak patuh Total
Pengetahuan pasien stroke tentang fisioterapi
Baik 5 3 8 adalah semua informasi yang telah diperoleh pasien
Cukup 6 9 15 tentang fisioterapi. Meningkatnya pengetahuan dapat
Kurang 0 9 9 menimbulkan perubahan persepsi dan kebiasaan seseorang.
Pengetahuan akan memengaruhi seseorang untuk
Total 11 21 32 melakukan sesuatu, dimana semakin tinggi pengetahuan
seseorang maka kepatuhan dalam menjalankan fisioterapi
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa semakin baik.
responden yang berpengetahuan baik dengan kepatuhan Dari hasil penelitian yang didapatkan dari
menjalani fisioterapi sebanyak 5 responden (15,6%) responden yaitu, pasien stroke yang berpengetahuan baik
responden yang berpengetahuan baik dengan sebanyak 9 responden (28,1%), pasien stroke yang
ketidakpatuhan menjalani fisioterapi sebanyak 3 responden berpengetahuan cukup sebanyak 15 responden (46,5%),
(9,4%), responden yang berpengetahuan cukup dengan pasien stroke yang berpengetahuan kurang sebanyak 8
kepatuhan menjalani fisioterapi sebanyak 6 responden responden (25%). Dalam penelitian ini di temukan
(18,8%) , responden yang berpengetahuan cukup dengan sebanyak 8 responden (25%) yang berpengetahuan kurang.
ketidakpatuhan menjalani fisioterapi sebanyak 9 responden Dengan pengetahuan yang kurang dapat menjadi
(28,1%), responden yang berpengetahuan kurang dengan penghambat pasien stroke dalam menjalankan terapi
kepatuhan menjalani fisioterapi sebanyak 0 responden fisioterapi yang telah ditentukan.
(0%). Responden yang berpengetahuan kurang dengan Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti
ketidakpatuhan menjalani fisioterapi sebanyak 9 responden jika dilihat dari karakteristik pengetahuan, responden yang
(28,1%). berpengetahuan baik mayoritas berada pada umur 56 – 65
tahun berpendidikan SD. Responden yang berpengetahuan
3. Analisa Chi-Square cukup mayoritas berada pada umur 56 – 65 tahun
Analisa chi-square dikatakan bermakna bila berpendidikan SMP. Responden yang berpengetahuan
hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang kurang berada pada umur 56 – 65 tahun berpendidikan
bermakna secara statistik antara variabel, yaitu dengan SMA. Dalam penelitian Irdawati (2009), bahwa
nilai p < 0,05. pengetahuan dipengeruhi oleh latar belakang individu serta
Berdasarkan hasil penelitian yang telah pengalaman dan wawasan, hal ini berhubungan juga
dilakukan, maka diperoleh hasil rekapitulasi analisa dengan umur seseorang. Semakin lama seseorang
chi-square dari pengetahuan pasien stroke dengan menjalani proses hidup, akan diikuti pula oleh
kepatuhan menjalani fisioterapi di Ruang Fisioterapi bertambahnya pengetahuan seseorang.
RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2016, seperti tabel Sesuai dengan teori Erfandi (2009) bahwa,
4.4 berikut ini : pengetahuan pasien stroke dapat dipengaruhi oleh
Tabel 4.4 beberapa hal, yaitu : umur, semakin bertambah umur akan
Rekapitulasi Analisa Chi-Square dari semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir
Pengetahuan Pasien tentang Stroke dengan seseorang sehingga pengetahuan yang diperolehnya
Kepatuhan Menjalani Fisioterapi di Ruang semakin baik. Namun IQ akan menurun sejalan dengan
Fisioterapi RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun bertambahnya umur khususnya beberapa kemampuan
2016 seperti kosa kata dan kemampuan umum. Pendidikan juga
Asymp. dapat memengaruhi pengetahuan, semakin tinggi
Value df Sig. (2-sided) pendidikan seseorang maka akan semakin mudah orang
Pearson Chi-Square 7.730a 2 .021 tersebut untuk menerima informasi, namun seseorang yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak bepengetahuan
Likelihood Ratio 10.408 2 .005
rendah pula.
Linear-by-Linear
7.227 1 .007
Association 2. Kepatuhan Pasien Stroke Menjalani Fisioterapi
N of Valid Cases 32 Kepatuhan adalah sejauh mana perilaku pasien
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The stroke sesuai dalam menjalankan fisioterapi. Dari hasil
minimum expected count is 2.75. peneliti didapatkan responden yang patuh menjalani
fisioterapi sebanyak 11 responden (34,4%) dan responden
yang tidak patuh menjalani fisioterapi sebanyak 21
Berdasarkan hasil analisa Chi-square
responden (65,6%).
hubungan pengetahuan pasien tentang stroke dengan
kepatuhan menjalani fisioterapi, diperoleh nilai p-value

54
Jurnal Ilmiah PANNMED Vol. 13 No.1 Mei - Agustus 2018

Kepatuhan pasien tentang stroke dapat KESIMPULAN DAN SARAN


dipengaruhi oleh pengetahuan pasien tentang stroke,
dimana semakin baik pengetahuan pasien tentang stroke A. Kesimpulan
maka kepatuhan pasien stroke menjalani fisioterapi akan Berdasarkan hasil peneliti yang telah
semakin baik pula. Sesuai dengan teori Niven (2012). dilakukan peneliti tentang hubungan pengetahuan
Dari hasil survey pendahuluan yang telah pasien tentang stoke dengan kepatuhan menjalani
dilakukan penyebab pasien stroke tidak patuh menjalani fisioterapi di ruang fisioterapi RSUD Dr. Pirngadi
fisioterapi karena mereka mereka menganggap penyakit Medan Tahun 2016 dengan 32 responden, maka
stroke tidak dapat disembuhkan. Hal ini sejalan dengan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Irdawati (2009) dalam penelitiannya mengatakan pasien 1. Mayoritas pasien stroke yang menjalani fisioterapi
stroke menganggap penyakit stroke tidak dapat sembuh di ruang fisioterapi memiliki pengetahuan cukup
dan akan diderita seumur hidup, sementara dengan dengan jumlah responden sebanyak 15 responden
perawatan yang baik kecacatan pasca stroke dapat (46,9%).
diminimalkan, dengan demikian perlu kepatuhan pasien 2. Mayoritas pasien stroke yang tidak patuh menjalani
stroke menjalani fisioterapi sehingga ketergantungan fisioterapi di ruang fisioterapi memiliki 21
pasien stroke terhadap orang lain dapat diminimalkan. responden (65,5%).
3. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan
3. Hubungan Pengetahuan Pasien tentang Stroke pasien stroke dengan kepatuhan menjalani
dengan Kepatuhan Menjalani Fisioterapi. fisioterapi di ruang fisioterapi RSUD Dr. Pirngadi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Medan Tahun 2016. Mayoritas yang
diketahui bahwa responden yang berpengetahuan baik dan berpengetahuan cukup tidak patuh menjalani
patuh menjalani fisioterapi sebanyak 5 responden (15,5%), fisioterapi dengan jumlah responden sebanyak 9
responden yang berpengetahuan cukup dan patuh responden (28,1%).
menjalani fisioterapi sebanyak 6 (18,8%), responden yang
berpengetahuan kurang dan patuh menjalani fisioterapi B. Saran
sebanyak 0 responden (0%). Terdapat 3 responden (9,4%) 1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
yang berpengetahuan baik dan tidak patuh menjalani memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
fisioterapi. Hal ini disebabkan karena responden stroke yang sedang menjalani fisioterapi untuk
mengatakan penyakitnya tidak dapat disembuhkan lagi meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien
dengan terapi fisioterapi, responden juga sudah berumur 38 stroke menjalani fisioterapi.
tahun, 40 tahun dan 41 tahun berpendidikan SMA, 2. Bagi RSUD Dr. Pirngadi Medan, khususnya
responden datang tidak didampingi oleh keluarga. Terdapat petugas fisioterapi agar meningkatkan pelayanan
juga 9 responden (28,1%) yang berpengetahuan cukup kesehatan melalui pendidikan kesehatan tentang
tidak patuh menjalani fisioterapi. Hal ini disebabkan terapi fisioterapi kepada pasien stroke yang
responden yang berpengetahuan cukup mayoritas berada menjalani fisioterapi.
pada umur 56 – 65 tahun berpendidikan SMP, hal tersebut 3. Bagi insitusi/akademik diharapkan dapat
dapat memengaruhi pengetahuan dan kepatuhan responden meningkatkan pengetahuan mahasiswa agar dapat
dalam menjalani fisioterapi. Sehingga dengan demikian memberikan pelayanan kesehatan memalui
masih ada responden yang berpengetahuan cukup tidak pendidikan kesehatan yang berkualitas kepada
patuh dalam menjalani fisioterapi. pasien.
Hal ini sejalan dengan teori Notoadmodjo 4. Bagi pasien diharapkan meningkatkan
(2007), bahwa pengetahuan merupakan domain pengetahuan dan patuh dalam menjalani
terbentuknya kepatuhan dalam kesehatan. Sesuai dengan fisioterapi.
penelitian yang dilakukan Munro (2007), bahwa semakin
tinggi pengetahuan pasien, maka semakin baik DAFTAR PUSTAKA
penerimaaan informasi tentang pengebotan yang
diterimanya sehingga pasien stroke akan patuh dalam Corwin, E, J., 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta :
pengobatan penyakitnya. EGC
Adapun hasil analisa Bivariat dengan DetikHealth, 2013. Perawatan Fisioterapi
menggunakan ujiChi-Square diperoleh p-value = 0,021 (p< detik.com/index.php?query=perawatan+fisioerapi&
0,05). Nilai p secara statistik menunjukkan bahwa ada siteid=55&fa
hubungan pengetahuan pasien tentang stroke dengan Erfandi, 2009. Pengetahuan dan Faktor-faktor yang
kepatuhan menjalani fisioterapi. mempengaruhi.
Pengetahuan tentang fisioterapi sangat http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pe
dibutuhkan oleh pasien stroke dalam menjalankan ngetahuan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi
fisioterapi. Dengan mengetahui tentang terapi fisioterapi Fisiosby, 2013. Pengertian Fisioterapi.
maka pasien stroke akan patuh menjalani fisioterapi, fisiosby.com/profil/pengertian-fisioterai/
dengan demikian hal tersebut dapat memaksimalkan fungsi Heri, P., Makalah Fisioterapi. Medan : Akademi
anggota gerak pasien sehingga mengurangi ketergantungan Fisioterapi
dengan orang lain

55
Wiwik Dwi Arianti, dkk. Hubungan Pengetahuan ...

Irdawati, 2009. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Rosiana, E., 2012. Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Pasien Stroke dengan Perilaku Dalam Kepatuhan Menjalani Fisioterapi pada Klien Pasca
Meningkatkan Fungsional Pasca Stroke di Wilayah Stroke di Instalasi RehabilitasiMedik RSUD
Kerja Puskesmas Kartasura. Sleman. Yogyakata. e-
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/1 journal.respati.ac.id/.../Jurnal%Eka%20Rosiana
23456789/2038/BIK_BIK_VOL_2_NO_2_3_Irda Rujito, 2007. Pengaruh Fisioterapi dan Kekuatan
wati.pdf?sequence=1 Otot.http://portalgaruda.org/download_article.php/a
Iskandar, j., 2006. Stroke A –Z. Jakarta : BIP rticle-81441&val=4928
______________, 2011. Stroke : Waspadai Ancamannya. Suharsimi, A., 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka
Jakarta : Andi Cipta
Judha, 2011. Sistem Persarafan. Yogyakarta : gosyen Susanto, 2010. Cekal Penyakit Modern. Yogyakarta :
Publishing ANDI
Lyna, s., 2011. Unit Stroke. Jakarta : FKUI Utami, P., 2009. Solusi Sehat Mengatasi Stroke. Jakarta
Mutaqqin, A., 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Selatan : AgroMedia
Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Selemba WHO, 2010.
Medika http://Keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files/
Nasution, BAB%250I_4.pdf
2007.http://repository.usu.ac.id/bitstream/29435/4/ Yastroki, 2012. Prevalensi Stroke
Chapter%20II.pdf Repository.usu.ac.id/bitstream/…/5/chapter%20I.p
Niven, N., 2012. Psikologi Kesehatan. Jakarta :Kedokter. df
EGC
Notoatmodjo, S., 2010. Metode Penelitian Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta
______________, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Pinzon, R., 2010, Awas Stroke. Yogyakarta : ANDI
Price, S. A., 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC

56

Anda mungkin juga menyukai