Anda di halaman 1dari 10

BAB 3

PUSKESMAS ANDALAS

3.1 Kondisi Geografis wilayah kerja Puskesmas Andalas


Puskesmas Andalas terletak di kelurahan Andalas dengan wilayah kerja
meliputi 10 kelurahan dengan luas 8.15 Km2, terletak -0,939 LS/LU dan
100.38428 BT, dengan batas-batas sebagai berikut:6
Sebelah Utara : Kecamatan Padang Utara,Kuranji
Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Selatan
Sebelah Barat : Kecamatan Padang Barat
Sebelah Timur : Kecamatan Lubuk Begalung, Pauh
Sepuluh kelurahan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Andalas adalah
sebagai berikut:
1. Kelurahan Sawahan
2. Kelurahan Jati Baru
3. Kelurahan Jati
4. Kelurahan Sawahan Timur
5. Kelurahan Kb.Marapalam
6. Kelurahan Andalas
7. Kelurahan Kb.Dlm.Parak Karakah
8. Kelurahan Parak Gadang Timur
9. Kelurahan Simpang Haru
10. Kelurahan Ganting Parak Gadang

3.2 Visi, Misi, Strategi Dan Tujuan


Visi Pembangunan kesehatan Puskesmas Andalas Kota Padang yakni
”Mewujudkan Mayarakat Padang Timur Sehat yang Mandiri, dan
Berkeadilan Tahun 2022”.
Pernyataan visi tersebut, mengandung tiga point yaitu sehat, mandiri dan
berkeadilan. Masyarakat Kecamatan Padang Timur kota Padang yang sehat adalah
gambaran masyarakat Kecamatan Padang Timur kota Padang masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup

1
dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Hal tersebut selaras dengan pengertian kesehatan menurut UU Kesehatan
No 36 tahun 2009, yang menyatakan bahwa sehat adalah keadaan sehat baik fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial maupun ekonomis. Hampir sama sehat menurut Badan
Kesehatan Dunia/ World Health Organization (WHO), yang menyatakan bahwa
sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial bukan hanya sekedar
tidak adanya penyakit maupun cacat. Dari definisi sehat diatas, dapat disimpulkan
bahwa sehat adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang terbebas dari
suatu penyakit sehingga seseorang dapat melakukan aktivitas secara optimal
sehingga mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Mandiri dalam hal ini adalah masyarakat yang menyadari, mau dan
mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang
dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan.
Sedangkan berkeadilan mengandung pengertian diperolehnya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang yang merupakan hak azazi
manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi.
Misi :
Misi ini dituangkan menjadi empat misi yaitu :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Memelihara dan meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau
Meningkatkan dan mendayagunakan sumber daya yang ada.

3.3 Jenis jenis pelayanan dalam dan Luar gedung


a. Dalam Gedung:
1. Pelayanan Poli Umum
2. PelayananPoli Gigi
3. Pelayanan Poli Lansia

2
4. Pelayanan Poli Anak
5. Pelayanan Poli Ibu
6. Pelayanan KB dan IVA
7. Klinik Sanitasi
8. Klinik Gizi
9. Klinik VCT/ IMS
10. Klinik TB
11. IPWL
12. Klinik PKPR
13. Klinik Akupresure
14. Klinik Berhenti merokok
15. Pelayanan Farmasi
16. Laboratorium

b. Luar Gedung
1. Posyandu Balita
2. Posbindu PTM
3. Posyandu Lansia
4. Pembinaan Sekolah Sehat dan dokter Kecil
5. Pembinaan PKPR dan Kader konselor remaja
6. Pos Gizi
7. Mobile VCT/IMS

3.4 Data Sumber Daya


Puskesmas Andalas Mempunyai 67 orang tenaga kesehatan yang bertugas
di dalam gedung induk, puskesmas pembantu, dan poskelkel. Dengan rincian
sebagai berikut: 53 orang PNS, 5 orang tenaga PTT, 6 Volunteer , honor/sukarela
3 orang.

TINGKAT PENDIDIKAN
NO JENIS KETENAGAAN S.2 S.1 D.IV D.III D.I SPK/SMF/S
LTA

3
1 Kepala Puskesmas 1
2 Kepala Tata Usaha 1
3 Dokter Umum 4
4 Dokter Gigi 2 2
5 Pelaksana Kebidanan 2 14 2
6 Pelaksana Keperawatan 2 7 5
7 Pelaksana Keperawatan Gigi 1
8 Pelaksana Sanitasi 1 1 1
9 Pelaksana Analis Kesehatan 2
10 Pelaksana Apoteker / AA 1 1
11 Pelaksana Gizi 2
12 Pelaksana Rekam Medis 3
13 Pelaksana Refraksionis 1
Optisien
14 Fungsional Umum 4
15 Sopir 1
16 Cleaning Servis 1
JUMLAH 2 11 2 31 4 12
Tabel 3.1. Ketenagaan Puskesmas Andalas
3.5 Program Puskesmas
Puskesmas bertanggung jawab untuk menyelenggarakan program
kesehatan perorangan dan masyarakat sebagai pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Program-program kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di
Puskesmas dibagi dalam:7
1. Program Pokok, merupakan program pelayanan kesehatan wajib
dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Program pokok terdiri dari:
a. Promosi kesehatan
b. Cakupan Program KB baru dan KB aktif
c. Kesehatan Lingkungan
d. Kesehatan Ibu dan anak

4
e. Gizi
f. Pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular
g. Perkesmas
2. Program Pengembangan, merupakan beberapa upaya kesehatan
pengembangan yang ditetapkan Puskesmas dan Dinas Kesehatan
kabupaten/kota sesuai dengan permasalahan, kebutuhan dan
kemampuan Puskesmas. Program ini meliputi:
a. Kesehatan Lansia
b. Kesehatan Jiwa
c. Kesehatan Anak Sekolah
d. Kesehatan Olahraga
e. Kesehatan Indra
f. UKGS ( Usaha Kesehatan Gigi Sekolah )
Semua program ini direncanakan dalam lokakarya mini yang diadakan,
dalam lokakarya mini bulanan baik bulanan rutin maupun awal tahun dan
lokakarya mini triwulan sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan masyarakat
puskesmas hingga terbentuk RUK puskesmas tersebut.

5
BAB 4

MANFAAT PELAKSANAAN PUBLIC HEALTH DI


PUSKESMAS ANDALAS BAGI PESERTA DIDIK

Turunnya kasus berbagai penyakit atau meningkatnya indikator-indikator


kesehatan suatu Negara tidak dapat terjadi dengan hanya menggunakan
pendekatan biomedik, sehubungan dengan semakin kompleksnya kebutuhan
masyarakat untuk sehat, disertai dengan berbagai masalah penyertanya. Dalam hal
ini pendekatan masyarakat lebih dapat menjawab tangan permasalahan kesehatan
yang ada. Oleh karena itu sistem pelayanan kesehatan diharapkan juga
berkembang, dengan mengembangkan kebutuhan akan sub-sub sistem pelayanan,
yang tidak hanya berorientasi kuratif, tetapi upaya-upaya promotif.
Sistem pelayanan kesehatan tidak hanya membutuhkan pelayanan
kesehatan perorangan, tetapi juga membutuhkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Sebagai contoh; perkembangan Rumah Sakit, tidak hanya membutuhkan seorang
Dokter dan Perawat, tetapi juga membutuhkan penataan manajemen rumah sakit
agar lebih efisen dan efektif guna mengatur organisasi, mengatur manusia dan
perilakunya. Dengan demikian, selain rumah sakit membutuhkan tenaga
kesehatan profesional antara lain Dokter, Perawat dan Tenaga Pendukung
pelayanan medik dalam pelayanan kesehatan perorangan, juga membutuhkan
tenaga pelayanan kesehatan yang profesional dalam bidang manajemen,
pengorganisasian struktur, komunikasi, dan perilaku untuk pengembangan sistem
pelayanan rumah sakit yang efektif. Pada konteks kebutuhan terakhir inilah, jelas
peranan ilmu kesehatan masyarakat dengan kompetensi profesi manajemen
kesehatan, profesi administratur kesehatan, komunikasi dan perilaku kesehatan
dibutuhkan.
Sistem pelayanan kesehatan masyarakat dalam tatanan di masyarakat juga
membutuhkan pengembangan metode pemberdayaan dan pengorganisasi
masyarakat untuk ikut mengatasi lingkungan fisik, lingkungan kerja, lingkungan
sosial, masalah gizi, yang diketahui memberikan andil terhadap masalah dan
status kesehatan. Pada konteks ini, peran profesional petugas kesehatan dalam

6
bidang lingkungan fisik, lingkungan sosial, lingkungan kerja, sistem informasi
dan perilaku, dan gizi merupakan kebutuhan yang tidak terelakkan, dan tidak
mungkin dapat diambil alih tenaga medis. 8
Ilmu kesehatan masyarakat adalah berbagai kombinasi ilmu, ketrampilan
dan keyakinan yang diarahkan untuk memelihara dan memperbaiki kesehatan
suatu masyarakat melalui intervensi atau gerakan sosial yang kolektif. Program
atau pelayanan kesehatan masyarakat lebih menekankan pada upaya peningkatan
kesehatan, upaya pencegahan penyakit dan perlindungan bagi masyarakat
banyak dan bukan hanya individual. Perspektif yang digunakan dalam kesehatan
masyarakat adalah kelompok atau masyarakat dan inilah yang menjadi esensi dari
ilmu kesehatan masyarakat. 8
Jenjang pendidikan kesehatan masyarakat adalah merupakan suatu tahapan
pendidikan kesehatan masyarakat yang berkesinambungan kompetensinya mulai
dari sarjana kesehatan masyarakat, profesi, magister dan doctor. Jenjang ini
ditetapkan berdasarkan tingkat kemampuan yang akan dikembangkan sesuai
tujuannya. Dalam hal ini terdapat dua jalur yaitu pendidikan akademik dan
pendidikan profesi. Pendidikan akademik terdiri atas jenjang pendidikan sarjana
dan pascasarjana. Pendidikan profesi adalah pendidikan profesi umum setelah
sarjana sesuai dengan peraturan perundang-udangan yang berlaku (SISDIKNAS
No. 20/2003). 8
Word Trade Organization telah menetapkan pendidikan sebagai salah satu
komponen penting dalam sektor tersier dengan fokus kegiatan pada
mentransformasi manusia dari yang tidak berpengetahuan dan tidak trampil
menjadi berpengetahuan dan trampil. Penjenjangan yang disusun berdasarkan
Kerangka Kualifikasi Nasional yang disusun oleh Dirjen Perguruan Tinggi
Kementrian Kesehatan dalam mengikuti globalisasi pendidikan. 8
Untuk menyelenggarakan pendidikan kesehatan masyarakat dibutuhkan
laboratorium kesehatan masyarakat. Dalam hal ini labolarorium kesehatan
masyarakat adalah suatu lapangan yang memungkinan mahasiswa untuk
melakukan pengalaman belajar lapangan dengan metode problem solving cycle.
Adapun dalam hal ini, pihak universitas atau institusi pendidikan dapat melakukan
kerja sama dengan beberapa puskesmas. Mahasiswa kemudian dapat

7
mempraktkan kompetensi umum mereka dengan tahapan melakukan analisa
situasi, diagnosa masalah kesehatan melakukan intervensi pemecahan masalah
dan kemudian melakukan evaluasi. Untuk menyelenggarakan pendidikan profesi
kesehatan masyarakat dibutuhkan pula laboratorium kesehatan masyarakat sesuai
dengan bidang spesifik yang akan dipelajarinya. Siklus pemecahan masalah juga
menjadi dasar praktikum keseharan masyarakat mereka, namun bahasan yang
dianalisa sudah spesifik dengan masing-masing bidang keahliannya.8
Puskesmas Andalas adalah salah satu wahana bagi mahasiswa untuk
melakukan pembelajaran mengenai problem solving dan sistem manajemen
puskesmas itu sendiri. Manajemen Puskesmas Andalas sendiri telah terlaksana
dengan baik dan teratur. Pelaksanaan perencanaan Puskesmas menggunakan
model manajemen P1–P2–P3 (perencanaan, pergerakan-pelaksanaan,
pengawasan-pengendalian-penilaian) dengan P1 atau Perencanaan yang berbentuk
Perencanaan Tingkat Puskesmas, P2 atau Penggerakan Pelaksanaan yang
berbentuk Lokakarya Mini Puskesmas dan P3 atau Pengawasan, Pengendalian dan
Penilaian yang berbentuk Penilaian Kinerja Puskesmas. Puskesmas Andalas telah
melaksanakan manajemen dengan bagus berdasarkan Kebijakan Dasar Puskesmas
yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 44 tahun 2016.
Selain itu, mahasiswa dapat juga belajar mengenai problem solving dengan
mengidentifikasi masalah yang ada di Puskesmas Andalas, serta belajar
menemukan penyebab dari permasalahan tersebut. Mahasiswa juga diberi
kesempatan untuk menemukan solusi dari permasalahan tersebut dengan
mempertimbangkan sumber daya yang ada di Puskesmas Andalas.

8
BAB 5
PENUTUP

Untuk menyelenggarakan pendidikan kesehatan masyarakat dibutuhkan


laboratorium kesehatan masyarakat. Dalam hal ini labolarorium kesehatan
masyarakat adalah suatu lapangan yang memungkinan mahasiswa untuk
melakukan pengalaman belajar lapangan dengan metode problem solving cycle.
Adapun dalam hal ini, pihak universitas atau institusi pendidikan dapat melakukan
kerja sama dengan beberapa puskesmas.
Puskesmas Andalas adalah salah satu wahana bagi mahasiswa untuk
melakukan pembelajaran mengenai problem solving dan sistem manajemen
puskesmas itu sendiri, Hal tersebut mengingat bahwa manajemen Puskesmas
Andalas sendiri telah terlaksana dengan baik dan teratur.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75


tahun 2014 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas. Jakarta: Kemenkes RI. 2014:
3-4.
2. Menteri KesehatanRepublik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan No. 44
Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas. Jakarta: Kemenkes RI.
2016: 6-11.
3. Stoner JAF. Manajemen. Jakarta: Erlangga. 2003.
4. Terry, George R.,Leslie, W. Rue. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi
Aksara. 2005.
5. Undang Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2009.
6. Profil Puskesmas Andalas. Laporan Tahunan 2019. Padang; 2019.
7. Puskesmas Andalas. Laporan Tahunan 2019. Padang; 2019.
8. Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI). Naskah Akademik
Pendidikan Kesehatan Masyarakat. 2012.

10

Anda mungkin juga menyukai