Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas pengganti Etika Profesi dan Hukum Kesehatan
Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayah - Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, dan bermanfaat bagi para pembaca.
Harapan Saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga Saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini dan kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini Saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang Saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu Saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
profesi) dan juga tunduk pada ketentuan hukum, peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku. Apabila petugas kesehatan melanggar kode etik profesi,
maka akan memperoleh sanksi “etika” dari organisasi profesinya. Dan mungkin
juga apabia melanggar ketentuan peraturan atau perundang-undangan, juga akan
memperoleh sanksi hukum (pidana atau perdata).
Seiring dengan kemajuan zaman, serta kemudahan dalam akses informasi,
era globalisasi atau kesejagatan membuat akses informasi tanpa batas, serta
peningkatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi membuat masyarakat semakin
kritis. Disisi lain menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan etik. Selain itu
perubahan gaya hidup, budaya dan tata nilai masyarakat, membuat masyarakat
semakin peka menyikapi berbagai persoalan, termasuk memberi penilaian
terhadap pelayanan yang diberikan petugas kesehatan.
Perkembangan ilmu dan tekhnologi kesehatan yang semakin maju telah
membawa manfaat yang besar untuk terwujudnya derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Perkembangan ini juga diikuti dengan perkembangan hukum di
bidang kesehatan, sehingga secara bersamaan, petugas kesehatan menghadapi
masalah hukum terkait dengan aktivitas, perilaku, sikap dan kemampuannya
dalam menjalankan profesi kesehatan.
Ketika masyarakat merasakan ketidakpuasan terhadap pelayanan atau
apabila seorang petugas kesehatan merugikan pasien, tidak menutup kemungkinan
untuk di meja hijaukan. Bahkan didukung semakin tinggi peran media, baik media
massa maupun elektronik dalam menyoroti berbagai masalah yang timbul dalam
pelayanan kesehatan, merupakan hal yang perlu diperhatikan dan perlu didukung
pemahaman petugas kesehatan mengenai kode etik profesi dan hukum kesehatan,
dasar kewenangan dan aspek legal dalam pelayanan kesehatan. Untuk itu
dibutuhkan suatu pedoman ynag komprehensif dan integratif tentang sikap dan
perilaku yang harus dimiliki oleh seorang petugas kesehatan, pedoman tersebut
adalah kode etik profesi.
Kode etik profesi penting diterapkan, karena semakin meningkatnya
tuntutan terhadap pelayanan kesehatan dan pengetahuan serta kesadaran hukum
masyarakat tentang prinsip dan nilai moral yang terkandung dalam pelayanan
profesional. Kode etik profesi mengandung karakteristik khusus suatu profesi. Hal
ini berarti bahwa standar profesi harus diperhatikan dan mencerminkan
5
kepercayaan serta tanggung jawab yang diterima oleh profesi dalam kontrak
hubungan profesional antara tenaga kesehatan dan masyarakat.
Masyarakat memberi kepercayaan kepada tenaga kesehatan untuk
melaksanakan kewajibannya dalam memutuskan dan melakukan tindakan
berdasarkan pada pertimbangan terbaik bagi kepentingan masyarakat (penerima
layanan kesehatan) yang mengacu pada standar praktik dan kode etik profesi.
Kode etik adalah seperangkat prinsip etik yang disusun atau dirumuskan oleh
anggota-anggota kelompok profesi, yang merupakan cermin keputusan moral dan
dijadikan standar dalam memutuskan dan melakukan tindakan profesi.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Tentang Etika dan Profesi
1.3.2 Untuk Mengetahui Pengertian Radiografer
1.3.3 Untuk Mengetahui Tugas dan Tanggung Jawab Radiografer
1.3.4 Untuk Mengetahui Fungsi Radiografer
1.3.5 Untuk Mengetahui Kode Etik Radiografer
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Sebagai pembelajaran dan informasi untuk bekal saat melakukan profesi.
1.4.2 Bagi Mahasiswa
Sebagai informasi agar mahasiswa mengetahui dan menjalankan etika
antara petugas radiografer saat melakukan profesi
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Radiografer adalah tenaga kesehatan lulusan APRO/D-III
Radiologi/ATRO dan Pendidikan Asisten Rontgen.
8
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
9
BAB III
PEMBAHASAN
11
Dengan Radiasi Melakukan prosedur kerja dengan zat radioaktif atau
sumber radiasi lainnya, karena sebagian besar radiografer adalah
petugas proteksi radiasi ( PPR ) maka bertugas untuk melakukan
upaya--upaya tindakan proteksi radiasi dalam rangka meningkatkan
kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja radiasi, pasien dan
lingkungan. Evaluasi tindakan proteksi radiasi yang telah
dilakukan merupakan salah satu kemampuan dari petugas Proteksi
Radiasi termasuk pengujian terhadap efektifitas dan efisiensi tindakan
proteksi sehingga radiografer mampu membuat suatu sistem tindakan
proteksi radiasi yang lebih baik.
5. Pengelolaan dan Prasarana Peralatan Radiologi dan Radioterapi.
Mutu pelayanan kesehatan bidang radiologi tidak saja ditentukan oleh
kualitas sumber daya manusia penyelenggara pelayanan, tetapi juga
sangat ditentukan oleh kualitas sarana, prasarana dan peralatan yang
digunakan, oleh sebab itu kemampuan radiografer dalam mengelola
khususnya memelihara sarana, prasarana dan peralatan radiologi dalam
batas kewenangannya sangat menentukan kualitas hasil layanan yang
diberikan.
6. Pelayanan Belajar Mengajar.
Melakukan kegiatan belajar mengajar terus menerus baik secara
individual maupun secara kelompok dengan media pembelajaran
dalam dan luar negeri, interaksi pembelajaran ilmiah
dengan lingkungan kerja, sesama profesi dan atau dengan profesi
lainnya melalui seminar, workshop dan pendidikan pelatihan
berkelanjutan.
Radiografer juga bertugas memberikan inforrnasi keilmuan dan
keterampilannya kepada semua pihak yang membutuhkan untuk
meningkatkan pengetahuan dibidang IPTEK radiologi dalam
upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Memberikan
bimbingan kepada mahasiswa program D III Teknik Radiodiagnostik
dan Radioterapi baik sebagai instruktur PKL maupun sebagai evaluator
12
dalam upaya mengidentifikasi pencapaian tahapan kompetensi yang
telah dikuasai dan dimiliki oleh peserta didik yang berada dibawah
binaannya.
7. Penelitian dan Pengembangan IPTEK Radiografi dan Imejing.
Melaksanakan penelitian baik yang bersifat ilmiah akademik maupun
ilmiah populer dalam kerangka tugasnya sebagai sumbangan
keilmuannya kepada masyarakat. Penelitian yang dilakukan dapat
mencakup tentang teknik Radiografi, keselamatan dan kesehatan kerja
dengan radiasi, aplikasi manajemen radiologi, reject analisis film dan
lain sebagainya yang menyangkut bidang radiologi diagnostik, Terapi
dan Kedokteran Nuklir dan hasil penelitian tersebut dapat
disosialiasikan/didesiminasikan guna peningkatan dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi radiologi.
8. Pengembangan Diri.
Melakukan pengembangan profesionalisme secara terus-menerus
melalui pendidikan formal dan atau non formal, pendidikan dan
pelatihan ilmiah secara berkala dan berkelanjutan sesuai
dengan disiplin ilmu yang dimiliki dan atau disiplin ilmu lainnya
yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan
radiologi, seminar, workshop dan lain sebagainya baik di dalam
maupundiluar negeri.
9. Pengabdian Kepada Masyarakat.
Melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui penyuluhan
tentang manfaat dan bahaya radiasi yang mungkin timbul akibat
pemanfaatan radiasi, membuat standar-standar pemeriksaan pelayanan
radiologi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan radiologi yang
membutuhkan, mengukur tingkat paparan radiasi, mengadakan
pemeriksaan kesehatan melalui Mass Chest Survey, donor darah dan
lain sebagainya.
10. Konsultasi Teknik Pelayanan Radiologi.
13
Melakukan konsultasi teknis tentang peningkatan mutu pelayanan
radiologi, Teknik Radiografi, Proteksi Radiasi, Proteksi
Ruang Radiasi, pengolahan limbah hasil proses pelayanan radiografi
dan Quality Assurance radiology.(Anonimous2,2009)
14
3.2 Fungsi Radiografer
15
8. Meningkatkan upaya jaminan kualitas radiologi termasuk sistem
pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan radiologi sebagai upaya
peningkatan kualitas hasil layanan radiologi dalam bentuk rekam
medik radiologi dan Imejing.
9. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya evaluasi pelayanan
kepada masyarakat melalui pengadaan kotak saran, angket / kuisioner
dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan radiologi dan mengukur
tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang
dilakukan.(Anonimous3,2009)
16
3.3 Kode Etik Radiografer
Ahli Radiografi adalah salah satu profesi yang baik langsung maupun
tidak langsung ikut berperan dalam upaya menuju kesejahteraan fisik
materil dan mental spiritual bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,
segala sesuatu yang menyangkut profesi Ahli Radiografi selalu
berorientasi kepada masyarakat.
Ahli Radiografi adalah suatu profesi yang melakukan pelayanan kepada
masyarakat bukanlah profesi yang semata-mata pekerjaan untuk mencari
nafkah, tetapi merupakan pekerjaan kepercayaan, dalam hal ini
kepercayaan dari masyarakat yang memerlukan pelayanan profesi percaya
kepada ketulusan hati, percaya kepada kesetiaannya dan percaya kepada
kemampuan profesionalnya.
17
3.3.3 Kewajiban Terhadap Pasien
Seiap Ahli Radiografi dalam melaksanakan profesinya senantiasa
memelihara suasana dan lingkungan dengan menghayati nilai-nilai
budaya, agama, adat istiadat dari penderita, keluarga penderita dan
masyarakat pada umumnya; wajib memberikan pelayanan terbaik
kepada pasiennya; wajib melaksanakan peraturan kebijakan yang
telah digariskan oleh Pemerintah di dalam bidang kesehatan.
3.3.4 Kewajiban Terhadap Diri Sendiri
Setiap Radiografer harus menjaga kesehatan dan keselamatan
dirinya baik terhadap bahaya radiasi maupun terhadap
penyakitnya; senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan
profesinya secara sendiri maupun bersama dengan mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi, menigkatkan keterampilan dan
pengalaman yang bermanfaat bagi pelayanan terhadap
masyarakat.(Anonimous4,2007)
3.3.5 Etika Radiografer Terhadap Teman Sejawatnya Di Radiologi
a. Saling bertukar ilmu dan pengalaman tentang radiografi
b. Saling menghormati antar sesama radiographer
c. Saling menghargai antar sesama radiographer
d. Bersama-sama melakukan pelayanan yang terbaik terhadap
pasien
e. Saling membantu dalam melaksanakan pekerjaan diradiologi
f. Bersama-sama melakukan pekerjaan sesuai dengan kode etik
radiographer
g. Bersama-sama mengikuti perhimpunan dalam bidang
keprofesian yaitu PARI
h. Tidak saling menyalahkan dalam melakukan pemeriksaan
radiologi
i. Bersama-sama meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam
pemeriksaan radiografi
j. Tidak sungkan untuk bertanya apabila tidak mengerti
18
k. Tidak sungkan untuk menegur apabila petugas lain salah
dalam melaksanakan tugasnya
l. Bersama-sama meningkatkan ilmu dalam radiografi
m. Saling bersikap adil dalam membagi-bagi tugas diradiologi
n. Bersama-sama melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
standard profesi
o. Bersama-sama menciptakan suasana yang nyaman
dilingkungan radiologi.(Ramo,2011)
3.4.1 Definisi
19
3.4.2 Manfaat
20
Abdomen;
4) Unit Kompetensi Melaksanakan Radiografi Dada / Thorax;
5) Unit Kompetensi Melaksanakan Radiografi Tulang
Belakang / Columna Vertebralis;
6) Unit Kompetensi Melaksanakan Radiografi Kepala /
Schedel;
7) Unit Kompetensi Melaksanakan Radiografi Tulang Wajah /
Facial Bone;
8) Unit Kompetensi Melaksanakan Radiografi Tulang Panggul
/ Pelvis;
9) Unit Kompetensi Melaksanakan Radiografi Bone Survey;
10) Unit Kompetensi Melaksanakan Radiografi Gigi Geligi dan
Panoramic;
11) Unit Kompetensi Melaksanakan Radiografi Saluran
Pernapasan / Tr. Respiratorius;
12) Unit Kompetensi Melaksanakan Radiografi Saluran
Pencernaan /Tr. Digestifus;
13) Unit Kompetensi Melaksanakan Radiografi Saluran
Perkencingan / Tr. Urinarius;
14) Unit Kompetensi Melaksanakan Radiografi Sistim
Reproduksi / Tr. Genitalia;
15) Unit Kompetensi Melaksanakan Radiografi Sistim
Persyarafan / Tr. Neurologis;
16) Unit Kompetensi Melaksanakan Radiografi Sistim Hormon
/ Tr. Billiaris;
Unit Kompetensi Melaksanakan Radiografi Sistim
Pembuluh Darah Arteri / Arteriografi
17) Unit Kompetensi Melaksanakan Radiografi Sistim
Pembuluh Darah Vena / Venografi.
18) Unit Kompetensi Upaya Proteksi Radiasi
19) Unit Kompetensi Implementasi QA/QC
21
b. Kelompok Unit Kompetensi Imejing CT Scan
22
9) Unit Kompetensi Implementasi QA/Q
23
10) Unit kompetensi melaksanakan teknik radiasi sistemic.
11) Unit kompetensi melaksanakan teknik radioterapi total body
irradiation.
12) Unit kompetensi melaksanakan teknik radioterapi hemi
body.
13) Unit kompetensi melaksanakan teknik radioterapi sterios
static.
14) Unit kompetensi melaksanakan teknik radioterapi total skin
irradiation.
15) Unit kompetensi melaksanakan teknik radioterapi intra
operative.
16) Unit kompetensi melaksanakan teknik radioterapi IMRT.
17) Unit Kompetensi Upaya Proteksi Radiasi Unit Kompetensi
Implementasi QA/QC
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ahli Radiografi adalah salah satu profesi yang baik langsung maupun
tidak langsung ikut berperan dalam upaya menuju kesejahteraan fisik
materil dan mental spiritual bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,
segala sesuatu yang menyangkut profesi Ahli Radiografi selalu
berorientasi kepada masyarakat.
Kode Etik Radiografer merupakan salah satu kepentingan yang harus
dimiliki dan diterapkan oleh para Ahli Radiografi dalam melaksanakan
suatu profesinya yaitu pelayanan terhadap pasien.
Etika Radiografer terhadap teman sejawatnya merupakan salah satu
kepentingan yang harus dimiliki dan diterapkan untuk bertukar pikiran,
saling membantu satu sama lain, dan bersama-sama melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan standart profesi.
4.2 Saran
Ahli Radiografi dalam melakukan profesi terhadap pelayanan pasien harus
memperhatikan dan menjalankan kode etik Radiografer.
Dan juga harus memperhatikan dan menjalankan Etika terhadap teman
sejawatnya dalam Radiologi.
25
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous.2009.proposalkerangkaacuan.www.hukor.depkes.go.id.(diakses pada
tanggal 07-07-2019)
Anonimous2.2009.proposalkerangkaacuan.www.hukor.depkes.go.id.(diakses pada
tanggal 05-07-2019)
Anonimous3.2009.proposalkerangkaacuan.www.hukor.depkes.go.id.(diakses pada
tanggal 07-07-2019)
Anonimous4.2007.KMK No. 375 ttg Standar Profesi Radiografer.(diakses pada
tanggal 06-07-2019)
Cahyati,Yeni.2013.etikaprofesi.06-07-2019.
Ramo,Amri.2011.etikaradiografer.http://amry-ramo.blogspot.com/2011/03/etika-
radiografer.html.(diakses pada tanggal 06-07-2019)
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor
375/MENKES/SK1/2007
26