Disusun oleh:
406182006
Pembimbing:
Case Report:
Disusun oleh:
Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak RSUD
Ciawi
Case Report:
Disusun oleh:
Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak RSUD
Ciawi
Mengetahui,
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
disebabkan oleh virus Dengue dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan
sendi diikuti dengan gejala pendarahan spontan seperti : bintik merah pada
kulit,mimisan, bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau BAB
berdarah.
menyebabkan rasa sakit yang sangat diotot dan persendian ini, seringkali
diderita oleh anak di bawah 10 tahun, dan infeksinya bisa kambuh lagi pada
tahun berikutnya.
sepereti demam berdarah (DHF), Malaria, Diare dan lain-lain masih terjadi.
menular ini masih tinggi, terutama yang disebabkan oleh penyakit DHF.
Penyakit DHF merupakan masalah kesehatan yang masih memerlukan
angka kesakitan dan kematian yang terjadi akibat penyakit DHF ini.
B. Isi
Identitas Pasien
Nama : An. F
Umur : 3 bulan
Agama : Islam
Keluhan Utama:
Riwayat Perinatal:
Ibu hamil cukup bulan, lahir di RSUD Ciawi, spontan, bayi sehat
Riwayat Imunisasi:
Paracetamol syrup
Tanda Vital :
RR: 36 x/menit
suhu: 38,2 oC
Data Antropometri :
Perkembangan: 9 sesuai
Kepala : normocephali
THT :
Pemeriksaan Penunjang
27 Desember
Hasil Satuan N
Ht 27,5 % 35 – 47
28 Desember
Hasil Satuan N
29 Desember
Hasil Satuan N
Ht 27,8 % 35 – 47
30 Desember
Hasil Satuan N
Ht 29,1 % 35 – 47
Hasil Satuan N
Ht 23,7 % 35 – 47
Resume
Telah diperiksa pasien anak usia 3 tahun pada 27 Desember 2019 di bangsal
Melati RSUD Ciawi dengan keluhan demam sejak 2 hari SMRS. Demam dirasakan terus
menerus. 1 hari SMRS anak batuk kering terutama di malam hari. Anak belum pernah
mengalami keluhan serupa. Di keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa.
Riwayat perinatal ibu hamil cukup bulan, lahir spontan di RSUD Ciawi, dan bayi sehat.
Imunisasi lengkap. Asupan nutrisi berupa ASI, dan ibu sempat memberikan paracetamol
syrup.
Diagnosis
• DHF grade I
Penatalaksanaan
Infus RL 15 ml/jam
Paracetamol IV 3 x 70 mg
Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Ad functionam : bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam
mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri hulu
hati. Demam Dengue berdarah adalah penyakit yang bermanifestasi perdarahan dikulit berupa
petechie, purpura, echymosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena, hepatomegali,
trombositopeni.Dengue Syok Sindrom adalah penyakit DHF yang mengalami kesadaran
menurun atau renjatan.
Agent Infeksius
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue. Virus ini termasuk dalam grup B
Antropod Borne Virus (Arboviroses) kelompok flavivirus dari family flaviviridae, yang terdiri
dari empat serotipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4. Masingmasing saling berkaitan sifat
antigennya dan dapat menyebabkan sakit pada manusia. Keempat tipe virus ini telah ditemukan
di berbagai daerah di Indonesia. DEN 3 merupakan serotipe yang paling sering ditemui selama
terjadinya KLB di Indonesia diikuti DEN 2, DEN 1, dan DEN 4. DEN 3 juga merupakan
serotipe yang paling dominan yang berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit yang
menyebabkan gejala klinis yang berat dan penderita banyak yang meninggal.10 2.1.3 Vektor
Penular Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan vektor penularan virus
dengue dari penderita kepada orang lain melalui gigitannya. Nyamuk Aedes aegypti
merupakan vektor penting di daerah perkotaan (daerah urban) sedangkan daerah pedesaan
(daerah rural) kedua spesies nyamuk tersebut berperan dalam penularan.
Etiologi
Mekanisme Penularan Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia
dengan manusia. Virus dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya dapat ditularkan
melalui nyamuk. Oleh karena itu, penyakit ini termasuk kedalam kelompok arthropod borne
diseases. Virus dengue berukuran 8 35-45 nm. Virus ini dapat terus tumbuh dan berkembang
dalam tubuh manusia dan nyamuk. Terdapat tiga faktor yang memegang peran pada penularan
infeksi dengue, yaitu manusia, virus, dan vektor perantara. Virus dengue masuk ke dalam tubuh
nyamuk pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, kemudian virus dengue
ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang
infeksius. Seseorang yang di dalam darahnya memiliki virus dengue (infektif) merupakan
sumber penular DBD. Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum
demam (masa inkubasi instrinsik). Bila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus
dalam darah akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan
berkembangbiak dan menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamuk, dan juga dalam kelenjar
saliva. Kira-kira satu minggu setelah menghisap darah penderita (masa inkubasi ekstrinsik),
nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain. Virus ini akan tetap berada dalam
tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti yang telah
menghisap virus dengue menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi
karena setiap kali nyamuk menggigit (menusuk), sebelum menghisap darah akan
mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya (probosis), agar darah yang dihisap tidak
membeku. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain. Hanya
nyamuk Aedes aegypti betina yang dapat menularkan virus dengue. Nyamuk betina sangat
menyukai darah manusia (anthropophilic) dari pada darah binatang. Kebiasaan menghisap
darah terutama pada pagi hari jam 08.00-10.00 dan sore hari jam 16.00-18.00. Nyamuk betina
mempunyai kebiasaan menghisap darah berpindah-pindah berkali-kali dari satu individu ke
individu lain (multiple biter). Hal ini disebabkan karena pada siang hari manusia yang menjadi
sumber makanan darah utamanya dalam keadaan aktif bekerja/bergerak sehingga nyamuk tidak
bisa menghisap darah dengan tenang sampai kenyang pada satu individu. Keadaan inilah yang
menyebabkan penularan penyakit DBD menjadi lebih mudah terjadi.
Manifestasi Klinis
Infeksi oleh virus dengue dapat bersifat asimtomatik maupun simtomatik yang meliputi
demam biasa (sindrom virus), demam dengue, atau demam berdarah dengue termasuk sindrom
syok dengue (DSS). Penyakit demam dengue biasanya tidak menyebabkan kematian, penderita
sembuh tanpa gejala sisa. Sebaliknya, DHF merupakan penyakit demam akut yang mempunyai
ciri-ciri demam, manifestasi perdarahan, dan berpotensi mengakibatkan renjatan yang dapat
menyebabkan kematian. Gambaran klinis bergantung pada usia, status imun penjamu, dan
strain virus. Berikut ini adalah bagan manifestasi infeksi virus dengue: Infeksi virus dengue
Asimtomatik Simtomatik Demam yang tak Demam dengue Demam berdarah jelas
penyebabnya dengue (sindrom virus) (kebocoran plasma) Tanpa Dengan Perdarahan
perdarahan DBD tanpa DBD dengan syok syok (SSD) Demam dengue Demam Berdarah.
Diagnosis Diagnosis
DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO tahun 1997 terdiri dari
kriteria klinis dan laboratorium.
1. Kriteria Klinis
a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama
2- 7 hari.
b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan : uji tourniquet positif, petechie,
echymosis, purpura, perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan malena.
Uji tourniquet dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan tekanan darah. Selanjutnya
diberikan tekanan di antara sistolik dan diastolik pada alat pengukur yang dipasang pada lengan
di atas siku; tekanan ini diusahakan menetap selama percobaan. Setelah dilakukan tekanan
selama 5 menit, diperhatikan timbulnya petekia pada kulit di lengan bawah bagian medial pada
sepertiga bagian proksimal. Uji dinyatakan positif apabila pada 1 inchi persegi (2,8 x 2,8 cm)
didapat lebih dari 20 petekia.
d. Syok (renjatan), ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi,
hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan gelisah. Universitas Sumatera Utara 17 2.
Kriteria Laboratorium a. Trombositopeni ( < 100.000 sel/ml) b. Hemokonsentrasi, dapat dilihat
dari peningkatan hematokrit 20% atau lebih. 3. Derajat Penyakit DBD, menurut WHO tahun
1997 4,5 Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat, yaitu : a. Derajat I Demam
disertai dengan gejala umum nonspesifik, satu-satunya manifestasi perdarahan ditunjukkan
melalui uji tourniquet yang positif. b. Derajat II Selain manifestasi yang dialami pasien derajat
I, perdarahan spontan juga terjadi, biasanya dalam bentuk perdarahan kulit dan atau perdarahan
lainnya. c. Derajat III Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali
dan ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi meliputi nadi yang cepat dan lemah, tekanan
nadi menurun ( < 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit lembab dan dingin serta gelisah. d.
Derajat IV Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali dan
ditemukan gejala syok (renjatan) yang sangat berat dengan tekanan darah dan denyut nadi yang
tidak terdeteksi.
Diagnosis Laboratorium
1. Pengumpulan Spesimen Salah satu aspek yang esensial untuk diagnosis laboratorium
adalah pengumpulan, pegolahan, penyimpanan, dan pengantaran spesimen.
2. Isolasi Virus Isolasi sebagian besar strain virus dengue dari spesimen klinis dapat
dilakukan pada sebagian besar kasus asalkan sampel diambil dalam beberapa hari pertama sakit
dan langsung diproses tanpa penundaan. Spesimen yang mungkin sesuai untuk isolasi virus
diantaranya serum fase akut dari pasien, autopsi jaringan dari kasus fatal, terutama dari hati,
limpa, nodus limfe.
3. Uji Serologis Uji hemaglutinasi inhibisi (uji HI) merupakan salah satu pemeriksaaan
serologi untuk penderita DBD dan telah ditetapkan oleh WHO sebagai standar pada Universitas
Sumatera Utara pemeriksaan serologi penderita DBD dibandingkan pemeriksaan serologi
lainnya seperti ELISA, uji komplemen fikasi, uji netralisasi, dan sebagainya. Apapun jenis uji
yang dilakukan, konfirmasi serologis sudah pasti bergantung pada kenaikan yang signifikan (4
kali lipat atau lebih) pada antibodi spesifik dalam sampel serum diantara fase akut dan fase
pemulihan. Kumpulan antigen untuk sebagian besar uji serologis ini harus mencakup keempat
serotipe.
Pada dasarnya bersifat simptomatik dan suportif yaitu pemberian cairan oral untuk
mencegah dehidrasi.
b. Diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula atau air ditambah
garam/oralit). Bila cairan oral tidak dapat diberikan oleh karena tidak mau minum, muntah atau
nyeri perut berlebihan, maka cairan inravena harus diberikan.
b. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan tiap jam, serta
Hemoglobin (Hb) dan Hematokrit (Ht) tiap 4-6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24 jam.
Nilai normal Hemoglobin : Anak-anak : 11,5 – 12,5 gr/100 ml darah Laki-laki dewasa : 13 –
16 gr/100 ml darah Wanita dewasa : 12 – 14 gr/100 ml darah Nilai normal Hematokrit : Anak-
anak : 33 – 38 vol % Laki-laki dewasa : 40 – 48 vol % Wanita dewasa : 37 – 43 vol c. Bila
pada pemeriksaan darah didapatkan penurunan kadar Hb dan Ht maka diberi transfusi darah.
c.Terapi oksigen harus selalu diberikan pada semua pasien syok.Dianjurkan pemberian
oksigen dengan menggunakan masker.
e.Pemantauan tanda vital dan kadar hematocrit harus dimonitor dan dievaluasi secra
teratur untuk menilai hasil pengobatan.
i.Nadi,tekanan darah,respirasi dan temperature harus dicatat setiap 15-30 menit atau
lebih sering sampai syok teratasi.
ii.Kadar hematocrit harus diperiksa tiap 4-6 jam sampai klinis pasien stabil. 24
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi berupa syok berulang, kegagalan pernafasan akibat
edema paru atau kolaps paru, efusi pleura, acssites, ensefalopati dengue, kegagalan jantung dan
sepsis.
Prognosis
Secara umumnya, prognosis dengue syok sindrom adalah buruk.Tetapi tergantung dari
beberapa faktor seperti lama dan beratnya renjatan, waktu, metode, adekuat tidaknya
penanganan, ada tidaknya syok yang terjadi terutama dalam 6 jam pertama
Kesimpulan
1. Demam ada peningkatan suhu inti sebagai bagian dari respons pertahanan organisme
multiselular terhadap invasi mikroorganisme atau benda mati yang patogenik atau dianggap
asing
• Terapi Simptomatik
3. Chen, K. Pohan, H.T, Sinto, R. Diagnosis dan Terapi Cairan pada Demam Berdarah
Dengue. Medicinus. Jakarta. 2009; Vol 22; p.3-7.