Anda di halaman 1dari 36

Persalinan dan kelahiran normal

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran


janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung >3 jam dan <18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin.
Karakteristik His sebenarnya His palsu
Kontraksi
Irama Regular Iregular
Interval Perlahan-lahan memendek Tdk berubah
intensitas Perlahan-lahan meningkat Tdk berubah
Ketidaknyamanan
Lokasi Punggung dan abdomen Abdomen bagian bawah
Sedasi Tidak ada efek Biasanya membaik
Dilatasi Serviks ya Tidak
MEKANISME
PERSALINAN
NORMAL
Mekanisme Persalinan Normal
His cukup kuat

Kepala janin akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul

Kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan :
Sinklitismus
Asinklitismus (anterior dan posterior)

Kepala mengadakan fleksi di dalam rongga panggul

Fleksi maksimal pada dasar panggul

Kepala menemui diafragma pelvis diikuti tekanan intrauterin (his) berulang-ulang

Kepala mengadakan putaran paksi dalam

Ubun-ubun kecil berada dibawah simfisis

Kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan

Vulva lebih membuka dan kepala janin makin tampak

Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum

Dengan his + mengejan -> tampak dahi, muka dan dagu

Kepala lahir

Kepala mengadakan rotasi (paksi luar)

Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring

Bahu berada dalam posisi depan belakang

Dilahirkan bahu depan terlebih dahulu lalu bahu belakang

Dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu lalu trokanter belakang

Bayi lahir seluruhnya

Tali pusat dijepit diantara 2 cunam dengan jarak 5 dan 10 cm

Digunting kedua cunam tersebut lalu diikat

Bayi segera menarik nafas dan menangis

Pelepasan plasenta dengan dinding uterus
Peristiwa penting pd persalinan kala 1
1. Keluar lendir / darah (bloody show) akibat:
– terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan
menumpuk di kanalis servikalis
– terbukanya vaskular kapiler serviks
– pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.

2. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga


serviks menipis dan mendatar.

3. Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan


menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran
cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Peristiwa penting persalinan kala 2
• Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala)
turun sampai dasar panggul.

• Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin


berat.
• Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
• Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah
simfisis (simfisis pubis sebagai sumbu putar / hipomoklion),
selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
• Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum
untuk memperbesar jalan lahir (episiotomi).
KALA 4 :
OBSERVASI PASCAPERSALINAN
• Dr, bidan, penolong persalinan, mendampingi wanita min 1
jam postpartum
• Sebelum meninggalkan, perhatikan 7 point:
– Kontraksi uterus harus baik
– Tidak ada perdarahan per vaginam / perdarahan dalam alat genitalia
lain
– Plasenta & selaput ketuban harus lahir lengkap
– VU harus kosong
– Luka pada perineum harus terawat dengan baik & tidak ada
hematoma
– Bayi dalam keadaan baik
– Ibu dalam keadaan baik --> nadi & TD N, frekuensi nadi me↓
PENATALAKSANAAN PERSALINAN

KALA I KALA II
 Pemantauan kesejahteraan • Daya ekspulsi
janin selama persalinan • Persiapan pelahiran
 Kontraksi uterus • Pelahiran bahu
 Tanda-tanda vital maternal • Membersihkan nasofaring
 Pemeriksaan dalam
selanjutnya
• Lilitan tali pusat di leher
 Asupan per oral • Penjepit tali pusat
 Cairan intravena
 Posisi ibu
 Analgesia
 Amniotomi
 Fungsi kandung kemih
Tata laksana persalinan
Kala III Kala IV
• Oksitosin • 2 jam pertama pasca persalinan
merupakan waktu kritis bagi ibu dan
• Efek kardiovaskular neonatus.
• Ergonovin dan metilergonovin • Pastikan bahwa keduanya berada dalam
• kondisi stabil dan dapat mengambil
Prostaglandin tindakan yang tepat dan cepat untuk
mengadakan stabilisasi.
• Tanda – Tanda Pelepasan Plasenta • Laserasi jalan lahir
– Uterus menjadi globular dan lebih kaku • Episiotomi
– Umumnya sering keluar sejumlah darah
yg banyak dan tiba2
– Uterus naik didlm abdomen krn plasenta,
saat terlepas, berjalan turun menurun ke
segmen uterus bagian bawah dan
vaginamendorong uterus ke arah atas
– Tali pusat menonjol lebih jauh ke luar
vagina, menunjukkan bahwa plasenta
telah berjalan turun.

•Pelahiran plasenta
•Pelepasan manual plasenta
Komplikasi persalinan
Perdarahan Post Partum
• Hilangnya 500 ml atau lebih • Penyebab
darah setelah anak lahir – Perdarahan postpartum dini
• Klasifikasi • Atonia uteri
• Laserasi jalan lahir
– Perdarahan post partum primer
• Hematoma
/ dini  (early postpartum
• Lain2
hemarrhage)
• Perdarahan yang terjadi dalam 24 – Perdarahan postpartum
jam pertama. lambat
– Perdarahan Post Partum • Tertinggalnya sebagian
Sekunder / lambat (late plasenta
• Subinvolusi di daerah insersi
postpartum hemorrhage)
plasenta
• Perdarahan yang terjadi setelah 24
jam pertama.
• Dari luka bekas seksio sesarea
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong
persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum :

• Menghentikan perdarahan.
• Mencegah timbulnya syok.
• Mengganti darah yang hilang.Frekuensi perdarahan
post partum 4/5-15 % dari seluruh persalinan
Gejala & Tanda Yang Selalu Ada Gejala & Tanda Yang Diagnosis
Kadang-kadang Ada Kemungkinan
• Uterus tidak berkontraksi dan • Syok Atonia uteri
lembek
• Perdarahan segera setelah anak
lahir (Perdarahan Pascapersalinan
Primer atau P3)(a)
• Perdarahan segera (P3) (a) • Pucat Robekan jalan lahir
• Darah segar yang mengalir segera • Lemah
setelah bayi lahir (P3) • Menggigil
• Uterus kontraksi baik
• Plasenta lengkap
• Plasenta belum lahir setelah 30 • Tali pusat putus akibat Retensio plasenta
menit traksi berlebihan
• Perdarahan segar (P3) (a) • Inversio uteri akibat
• Uterus kontraksi baik tarikan
• Perdarahan lanjutan
• Plasenta atau sebagian selaput • Syok neurogenik Tertinggalnya
(mengandung pembuluh darah) • Pucat dan limbung sebagian plasenta
tidak lengkap
• Perdarahan segera (P3) (b)
Gejala & Tanda Yang Selalu Ada Gejala & Tanda Yang Diagnosis
Kadang-kadang Ada Kemungkinan
• Sub-involusi uterus • Anemia • Perdarahan
• Nyeri tekan perut bawah • Demam terlambat
• Perdarahan > 24 jam setelah • Endometritis atau
persalinan. Perdarahan sekunder sisa plasenta
atau P2S. Perdarahan bervariasi (terinfeksi / tidak)
(ringan/berat, terus-
menerus/tidak teratur) dan
berbau (jika disertai infeksi)

• Perdarahan segera (P3) (a) • Syok Robekan dinding


(Perdarahan intraabdominal dan/ • Nyeri tekan perut uterus (ruptur uteri)
atau vaginum) • Denyut nadi ibu cepat
• Nyeri perut berat (kurangi dengan
ruptur)

(a) Perdarahan sedikit apabila bekuan darah pada serviks atau posisi telentang menghambat aliran darah keluar
(b) Inversi komplit mungkin tidak menimbulkan perdarahan
Diagnosis Perdarahan
• Pemeriksaan fisik:
– Pucat, dapat disertai tanda-tanda syok, tekanan darah rendah, denyut
nadi cepat, kecil, ekstremitas dingin serta tampak darah keluar melalui
vagina terus menerus
• Pemeriksaan obstetri:
– Mungkin kontraksi usus lembek, uterus membesar bila ada atonia
uteri. Bila kontraksi uterus baik, perdarahan mungkin karena luka jalan
lahir
• Pemeriksaan ginekologi:
– Dilakukan dalam keadaan baik atau telah diperbaiki, dapat diketahui
kontraksi uterus, luka jalan lahir dan retensi sisa plasenta
Penanganan perdarahan post partum
• Ketahui dengan pasti kondisi pasien sejak awal (saat masuk)
• Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan aman (termasuk upaya
pencegahan perdarahan pasca persalinan)
• Lakukan observasi melekat pada 2 jam pertama pasca persalinan (di ruang persalinan)
dan lanjutkan pemantauan terjadwal hingga 4 jam berikutnya (di ruang rawat gabung).
• Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat
• Segera lakukan penlilaian klinik dan upaya pertolongan apabila dihadapkan dengan
masalah dan komplikasi
• Atasi syok
• Pastikan kontraksi berlangsung baik (keluarkan bekuan darah, lakukam pijatan uterus,
berikan uterotonika 10 IU IM dilanjutkan infus 20 IU dalam 500cc NS/RL dengan 40
tetesan permenit.
• Pastikan plasenta telah lahir dan lengkap, eksplorasi kemungkinan robekan jalan lahir.
• Bila perdarahan terus berlangsung, lakukan uji beku darah.
• Pasang kateter tetap dan lakukan pemantauan input-output cairan
• Cari penyebab perdarahan dan lakukan penangan spesifik.
Nifas (Puerperium)
• Mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-
kira 6 minggu (42 hari)

• Seluruh alat genital baru pulih dalam waktu 3 bulan

• Puerperium normal meliputi :


 Perubahan genitalia eksterna dan interna (involusi)
 Hemokonsentrasi
 Laktasi
 Pengeluaran lokhia
Involusi
UTERUS • Bagian bekas implantasi plasenta
• Tinggi Fundus Uteri
 luka berupa penonjolan yang
– Setelah janin dilahirkan  ± setinggi
kasar (Φ ± 7,5 cm) :
pusar • 2 minggu postpartum  Φ = 3,5 cm
– Setelah plasenta dilahirkan  ± 2 jari • 6 minggu postpartum  Φ = 2,4 mm
di bawah pusar
– Hari ke-1 postpartum  ± 1 jari di
bawah pusar
• Berat Uterus
– Hari ke-5 postpartum  1/3 jarak • N  ± 30 g ; aterm  ± 1000 g
antara simfisis ke pusat • 1 minggu postpartum  ± 500 g
– Hari ke-10 postpartum fundus uteri • 2 minggu postpartum  ± 300 g
sukar diraba di atas simfisis • 6 minggu postpartum  40 – 60 g

• Bentuk Uterus • Otot-otot & Pembuluh Darah


– Menyerupai suatu buah advokat Uterus
gepeng (panjang 15 cm, lebar 12 cm,
• Otot kontraksi  pembuluh darah di
tebal 10 cm)
antara anyaman otot terjepit 
– Dinding uterus ± 5 cm
perdarahan berhenti
• Serviks Uterus
– Agak menganga seperti corong
Hemokonsentrasi
– Warnanya merah kehitaman (penuh • Masa hamil  shunt
pembuluh darah) antara sirkulasi darah ibu
– Konsistensi lunak
dan plasenta 
• Endometrium
postpartum  shunt
– Trombosis, degenerasi, & nekrosis di hilang tiba-tiba  volume
tempat implantasi plasenta darah ibu relatif
– Hari ke-1 postpartum  permukaan
kasar
bertambah  kompensasi
– Hari ke-3 postpartum  permukaan (hemokonsentrasi) 
mulai rata volume darah kembali
– Regenerasi endometrium  2 – 3
minggu normal

• Luka-luka jalan lahir (bekas • Terjadi pada hari ke-3


episitomi, luka pada vagina dan serviks)
 sembuh per primam sampai 15 postpartum
Laktasi Pengeluaran Lokhia

• Masa kehamilan  persiapan • Sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas
pada kelenjar mamma untuk
laktasi • Lokhia rubra (kruenta)  Hari ke-1
postpartum
Terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa
• Postpartum selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa
verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum
– Estrogen – progesteron ↓
↓ • Lokhia sanguinolenta : darah bercampur
lendir  Hari berikutnya
– Prolaktin ↑  kelenjar-
kelenjar mamma berisis ↓
• Lokhia serosa : cair, tidak berdarah lagi,
air susu warnanya agak kuning
 1 minggu postpartum
– Oksitosin ↑  kontraksi
mioepitelium kelenjar ↓
• Lokhia alba : berupa cairan putih  2 minggu
susu  air susu keluar postpartum
Perawatan Ibu selama Masa Nifas
• Hospital care
• Perineal care
• Bladder function
• Pain, mood, & cognition
• Neuromusculoskeletal problems
• Imunisasi
• Hospital discharge
• kontrasepsi
Pada Masa Pascapersalinan, Seorang Ibu
Memerlukan :
• Informasi dan konseling tentang :
– Perawatan bayi dan pemberian ASI
– Apa yang terjadi termasuk gejala adanya masalah
yang mungkin timbul
– Kesehatan pribadi, higiene, dan masa
penyembuhan
– Kehidupan seksual
– Kontrasepsi
– Nutrisi
Pasca persalinan, BBL memerlukan :
Kemudahan akses ke ibu
ASI
Suhu lingkungan yg sesuai
Lingkungan yg aman
Pengasuhan o/ ortu
Kebersihan
Pengawasan dan tindak lanjut pd gejala sakit
Akses ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila trdpt kecurigaan / tjdnya
komplikasi
Asuhan dan rangsangan kasih sayang
Perlindungan dr penyakit, kekerasan atau keadaan yg membahayakan
Surat kelahiran
ELEMEN PELAYANAN KESEHATAN PASCA PERSALINAN

6-12 jam 3-6 hr 6 mgg 6 bln


BAYI
Napas Minum BB Tumbuh kembang
Kehangatan Infeksi Pemberian Weaning
minum
Minum Test rutin imunisasi
Tali pusat
Imunisasi
IBU
Kehilangan darah Breast care pemulihan KU
Nyeri Suhu  infeksi Anemia Kontrasepsi
TD Lokia Kontrasepsi Morbidtas lanjut
Tanda bahaya mood
Jadwal Imunisasi yang Dianjurkan
Selama dan Setelah Kehamilan
• Ibu :
– Imunisasi TT (tetanus toksoid) :
• TT1 : pd kunjungan pertama kehamilan
• TT2 : 4 minggu kemudian
• TT3 : 6 bulan setelah TT2
• Bayi
– Segera setelah kelahiran : BCG , OPV0 dan HB1
– Usia 6 minggu : DPT 1, OPV1, HB2
– 10 minggu : DPT2 dan OPV2
– 14 minggu : DPT3 DAN OPV3, HB3
Kriteria Neonatus Sehat
Tumbuh Kembang
• Berdasarkan APGAR

Tanda Vital
Temperatur di axilla  ≥ 380C/100.4 F
Laju Napas (Respiratory Rate)  40-
60x/menit
HR (Heart Rate)  100-160 bpm
• Pemeriksaan Fisik • Pola makan
• Meliputi: • KI  infeksi HIV, TBC,
– Kulit dan pengobatan
– Kepala, Wajah, Leher teratogenic
– Dada • Kemih dan BAB
– Abdomen
– Genital
• Skrining dan Profilaksis
– Anus
– Fenilketonuria
– Sistem Muskuloskeletal
– Kongenital hipotiroid
– Sistem Neurologis
– Sifilis kongenital
– ABO inkompatibilitas
– Pendengaran Kurang
Resusitasi Neonatus
Manajemen Laktasi
• ASI  makanan terbaik • Posisi menyusui
u/ Neonatus hgg 6 bulan
• 3 reflex dalam proses
menyusu:
– Rooting
– Suckling
– Swallowing
• Cara menyusu yg benar:
– Pelekatan benar
– Min 8x/24 jam atau 3 jam
sekali
– Menyusu kiri-kanan
bergantian

Anda mungkin juga menyukai