Pemicu 1
Blok Saraf dan Kejiwaan
2. Hiponatremi 5. Uremia
Berhubungan dengan kejang Dapat mencetuskan kejang 8. Hipomagnesia
ketika serum sodium kurang dari yang umunya disebabkan Sering terjadi bersamaan
120 mEq/L. karena peningkatan yang dengan hipokalsemia
terlalu cepat.
3. Hipernatremi
Perubahan kadar sodium darah 9. Pencetus Lainnya
6. Hepatic Ensefalopathy Termasuk di dalamnya
yang terlalu cepat juga dapat
Menyebabkan kejang general Iatrogenik, infeksi dan
memicu kejang yang umumnya
atau multifokal Porfiria
terjadi pada kasus dehidrasi
berat, iatrogenik
Kejang Ekstra-Kranial
Kategori obat pencetus Kejang
Keracuan dan Iatrogenik
Antibiotik (Kuinolon, penisilin, INH)
Antikolinesterase ( organofosfat, physotigmine)
1. Kokain Antidepresan (tricyclic, monocyclic, heterocyclic, SSRI)
Penggunaan kokain yang
Antihistamin
berlebih atau penggunaan obat-
obatan narkotika seperti ekstasi Antipsychotic (Fenitoin, butifenon, atypicals)
merupakan faktor resiko Kemoterapi (Etoposide, ifosfamide, cisplastin)
pencetus epilepsy dan kejang Siklosporin, FK.506 (tacrolismus)
Hipoglikemia agent (insulin)
2. Alkohol
Hypo-osmolar parenteral solution
Alkohol dapat menghilangan
faktor penghambat kejang, Litium
Kurang tidur memperburuk Local anesthesia
keadaan. Penghentian Methilxanthines
mendadak juga memicu.
Narcotic analgesic (fentanyl, meperidine, pentazocine, propoxyphene)
3. Teofilin Phenyclidine
Efek samping dari penggunaan
Sympathomimetik (Amfetamin, kokakin, ekstasi, ephedrine,
teofilin adalah kejang dan pphenypropnolamine, terbutaline
toksisitas. Toksisitas semakin
bertambah berat jika dicampur
eritromisin, fluroquinolon, dll
Causes of Seizures
Jones HR, Srinivasan J, Allam GJ, Baker RA. Netter’s Neurology. 2 nd ed.
Philadelphia: Elsevier; 2012.
Jones HR,
Srinivasan
J, Allam
GJ, Baker
RA.
Netter’s
Neurology
. 2nd ed.
Philadelp
hia:
Elsevier;
2012.
Jones HR,
Srinivasan J,
Allam GJ, Baker
RA. Netter’s
Neurology. 2nd
ed. Philadelphia:
Elsevier; 2012.
Jones HR, Srinivasan J, Allam GJ, Baker RA. Netter’s Neurology. 2 nd ed.
Philadelphia: Elsevier; 2012.
Jones HR, Srinivasan J, Allam GJ, Baker RA. Netter’s Neurology. 2 nd ed.
Philadelphia: Elsevier; 2012.
Jones HR, Srinivasan J, Allam GJ, Baker RA. Netter’s Neurology. 2 nd ed.
Philadelphia: Elsevier; 2012.
Absence (Petit Mal)
• Mulai terjadi pada anak dan jarang bertahan sampai remaja
• Penurunan kesadaran (5-10 detik) tanpa hilangnya tonus postural
• Manifestasi motorik halus mata berkedip, slight head turning (sering),
automatism (jarang)
• Menyebabkan terganggunya school performance dan interaksi sosial
anak dianggap mengalami retardasi mental sebelum diagnosis
• Hiperventilasi
Greenberg DA, Aminoff MJ, Simon RP. Clinical Neurology. 5th Ed. McGraw-Hill; 2002.
Definisi Epilepsi:
Sindrom klinis yang ditandai dengan dua atau lebih bangkitan. Sebagian besar
E timbul tanpa provokassi ajuvat kelainan abnormal primer di otak dan bukan
sekunder dari penyakit sistemik lainnya.
P Etiologi
Terganggunya impuls listrik di
Klasifikasi:
1. Bangkitan parsial (fokal dan local)
• Bangkitan parsial sederhana (motoric
I otak yang menyebabkan
gangguan. Tetapi otak langsung
& sensorik)
• Kompleks
berkerja mengkoreksinya dan • Berkembang tonic-clonic
L segera bekerja normal
Penyebab:
2. Bangkitan umum (konvulsif dan non-
konvulsif)
Etiologi : Klasifikasi :
1. Imaturitas otak dan termoregulator •Kejang demam sederhana : <15 menit, bersifat umum,
2. Demam, kebutuhan O2 meningkat tidak berulang dalam 24 jam
3. Predisposisi genetik •Kejang demam kompleks : >15 menit, bersifat fokal
atau parsial, berulang / > 1 kali dalam 24 jam
Anamnesis PF : PP :
•Adanya kejang, jenis kejang, •Kesadaran, suhu tubuh •Darah perifer lengkap, gula
kesadaran, lama kejang •Tanda rangsang meningeal darah, elektrolit, urinalisis,
•Suhu sebelum/saat kejang, •Pemeriksaan nervus kranial biakan darah, urin / feses
frek. Dlm 24 jam, interval, •Tanda peningkatan TIK •Pungsi lumbal
keadaan anak pasca kejang, •Tanda infeksi di luar SSP •EEG tidak direkomendasikan
penyebab demam diluar infeksi •Pemeriksaan neurologi •Pencitraan jika ada indikasi
SSP
•Riwayat perkembangan, Tatalaksana :
kejang demam, epilepsi dlm •Antipiretik : parasetamol 10-15 mg/kgBB/kali, ibuprofen 5-
keluarga 10 mg/kgBB/kali
•Singkirkan penyebab kejang •Antikejang : diazepam oral 0.3 mg/kgBB @8 jam
lain •Jangka panjang * : fenobarbital 3-4 mg/kgBB/hari, asam
valproat 15-40 mg/kgBB/hari
Tata Laksana
Umur/Berat Badan Anak Diazepam diberikan secara rektal
(Larutan 10 mg/2ml)
Dosis 0.1 ml/kg (0.4-0.6 mg/kg)
2 minggu s/d 2 bulan (< 4 kg)* 0.3 ml (1.5 mg)
2 – < 4 bulan (4 – < 6 kg) 0.5 ml (2.5 mg)
4 – < 12 bulan (6 – < 10 kg) 1.0 ml (5 mg)
1 – < 3 tahun (10 – < 14 kg) 1.25 ml (6.25 mg)
3 – < 5 tahun (14 –19 kg) 1.5 ml (7.5 mg)
PROGNOSIS
EDUKASI
Kesimpulan dan Saran
• Kesimpulan
• Pasien mengalami kejang umum dengan tipe klonik (saat pasien tidur usia 18
tahun, keluhan sekarang)
• Parsial sederhana motorik (riwayat 1 bulan lalu dari keluhan sekarang)
• Riwayat kejang demam usia 13 bulan
• Dari pemeriksaan neurologis yang telah dilakukan tidak ditemukan adanya
kelainan neurologis
• Saat ini tidak diketahui adanya kelainan struktural yang berkaitan dengan kejang
yang dialami pasien karena belum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut & tidak
diketahui riwayat trauma kepala
• Dalam kasus ini masih menunggu hasil pemeriksaan darah rutin dan elektrolit
untuk mengetahui apakah ada penyebab ektrakranial spt infeksi, perubahan
metabolik, dan kelainan elektrolit.
• Saran
• Pemeriksaan EEG
• Hindari faktor pencetus seperti kurang tidur