Disusun oleh:
406182006
Pembimbing:
Critical Appraisal:
Disusun oleh:
Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak RSUD Ciawi
Critical Appraisal:
Disusun oleh:
Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak RSUD Ciawi
Mengetahui,
Dokter mengandalkan urinalisis untuk membuat diagnosis dugaan infeksi saluran kemih (ISK)
pada anak-anak. Bagian penting dari urinalisis adalah kuantifikasi derajat piuria dengan
menghitung sel darah putih (WBC) urin. Dikhawatirkan bahwa jumlah WBC yang diperoleh
mungkin dipengaruhi oleh berat jenis (SG) dari sampel urin. Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Chaudhari et al pada anak-anak dengan usia 3 bulan menyarankan bahwa berat
jenis (SG) urin harus dipertimbangkan ketika menafsirkan hasil jumlah WBC urin.
Rekomendasi ini didasarkan pada pengamatan mereka bahwa cut off yang berbeda
memaksimalkan keakuratan tes WBC dalam sampel urin encer versus pekat, menunjukkan
penggunaan cutoff diagnostik yang berbeda untuk jumlah WBC ketika berhadapan dengan urin
encer versus pekat.
Peneliti melakukan penelitian ini untuk menilai reproduksibilitas temuan ini dalam
kohort yang lebih besar yang mencakup anak-anak yang lebih besar dan untuk mengeksplorasi
bagaimana penggabungan SG ke dalam proses pengambilan keputusan klinis mempengaruhi
jumlah anak yang menerima pengobatan yang tidak sesuai (yaitu, anak-anak dengan ISK yang
salah didiagnosis sebagai tidak memiliki ISK dan karena itu tidak diobati dan anak-anak tanpa
ISK yang atau tidak tepat diobati dengan agen antimikroba)
METODE
Subjek berupa anak, usia < 24 bulan yang mendapatkan kateterisasi kandung kemih dan
yang dilakukan urinalisis otomatis (menggunakan penganalisa mikroskopis urin Iris iQ200
Elite) dan kultur urin yang diperoleh dalam waktu 3 jam satu sama lain. Pada anak-anak dengan
beberapa kali kunjungan, kunjungan dipilih secara acak. Setiap anak memiliki urinalisis
otomatis standar, diukur leukosit esterase (LE), nitrit, jumlah sel darah putih per bidang
bertenaga tinggi (WBC / hpf), dan bakteri per medan bertenaga tinggi (hpf), atau urinalisis
"ditingkatkan", dikukur LE , nitrit, protein, darah, WBC per mm3, dan bakteri pada Gramstain
(dengan 2 komponen terakhir dilakukan secara manual oleh teknisi laboratorium). LE positif
jika bacaannya 1+,2+, atau 3+ (0 dianggap sebagai hasil negatif).
Definisi ISK sebagai pertumbuhan setidaknya 100.000 unit koloni per mililiter
uropathogen dari spesimen yang diperoleh dengan menggunakan metode tangkapan bersih dan
pertumbuhan 50.000 unit pembentuk koloni per mL dari spesimen yang diperoleh melalui
kateterisasi. Evaluasi keakuratan tes skrining yang sering digunakan untuk diagnosis ISK
dengan membandingkan sensitivitas, spesifisitas, dan rasio kemungkinan (LR) dalam sampel
urin encer versus pekat. Definisi urin encer dan terkonsentrasi masing-masing memiliki SG,
<1,015 dan >1,015. Komponen urinalisis, 2 model logistik, 1 dengan SG dan yang kedua tanpa
itu.
HASIL
DISKUSI
SG memengaruhi akurasi beberapa komponen urinalisis (WBC / hpf, WBC per mm3,
dan nitrit).
Karena banyak komponen urinalisis (misalnya, LE dan bakteri per hpf) tidak
terpengaruh oleh SG, pengaruhnya secara keseluruhan pada keakuratan urinalisis
secara keseluruhan dapat diabaikan.
Ketika SG berpengaruh sebagai pengubah efek (yaitu; untuk WBC per mm, WBC / hpf,
dan nitrit) pengaruhnya kecil
Alasan perbedaan ini tidak jelas. Juga tidak jelas mengapa keakuratan tes nitrit
bervariasi sesuai dengan konsentrasi sampel urin.
KESIMPULAN
Pada penelitan ini, peneliti membandingkan dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini
didapatkan hasil, meskipun berat jenis urin memengaruhi keakuratan beberapa komponen
urinalisis, inklusi dalam proses pengambilan keputusan tidak mengubah jumlah anak yang
menerima pengobatan yang tidak tepat untuk infeksi saluran kemih. Penelitian menggunakan
data penelitian terakhir sebagai patokan pemberian intervensi.
Sebagai kesimpulan, jurnal ini termasuk jurnal yang cukup baik karena metodelogi
penelitian yang digunakan sesuai dengan penelitian ini, outcome dan hasil penelitian yang
cukup jelas, namun analisis statistik yang tidak dijelaskan lebih terperinci dan dalam. Penelitian
ini dapat diterapkan di Indonesia karena angka kejadian ISK cukup banyak di Indonesia.
LEMBAR KERJA PENILAIAN STUDI
PICO Analysis