“Akhir Penantian”
Stephen Wijayanto
405110198
Kelompok 17 Blok Reproduksi
FK UNTAR
Learning Objectives
1. Menjelaskan fisiologi dan mekanisme
persalinan normal.
2. Menjelaskan manajemen persalinan
3. Menjelaskan kedudukan bayi
4. Menjelaskan farmakologis.
5. Menjelaskan partograf.
6. Menjelaskan komplikasi.
7. Menjelaskan masa nifas
LO1.
Persalinan/partus :
Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup, dari dalam uterus
melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar
PERSALINAN NORMAL
KALA I /
• Ciri : bloody show, adanya his,
PEMBUKAAN
serviks membuka sampai terjadi
pembukaan 10 cm, dijumpai pd
primigravida (± 13 jam); multipara
KALA II /
PENGELUARAN
(± 7 jam)
• 2 fase :
Laten 8 jam, sangat lambat s.d.
KALA III / URI D = 3 cm
PLASENTA Aktif 3 fase
Akselerasi : 3 4 cm (2 jam)
Dilatasi max : 4 9 cm (2 jam)
KALA IV / Deselerasi : 9 10 cm (2 jam)
KELUARNYA
PLASENTA
SELAMA 1 JAM
KALA I
Penilaian persalinan
Kemajuan Kondisi Ibu Kondisi Janin
Persalinan
• Riwayat • Mengkaji kartu/ • Gerakan janin
persalinan catatan antenatal • Cairan ketuban
• Pemeriksaan • Pemeriksaan • Letak janin
abdomen umum • Besar janin
• Pemeriksaan • Pemeriksaan • Posisi janin
vagina laboratorium
• Pemeriksaan
psiko-sosial
KALA I
Pemantauan persalinan partograf
Kemajuan Persalinan
His/kontraksi:
• Frekuensi
• Lamanya
• Kekuatan
Kontrol ½ jam sekali pd fase aktif
Pemeriksaan vagina:
• Pembukaan serviks
• Penipisan serviks
• Penurunan bag. Terendah
• Molding/molase
Kontrol setiap 4 jam
Pemeriksaan abdomen/luar:
• Penurunan kepala
Kontrol setiap 2 jam slm fase aktif
LEOPOLD’S MANEUVER
• Leopold I: menentukan tinggi
fundus uteri umur
kehamilan, dan bagian janin
yang terletak di fundus uteri
• Leopold II: menentukan letak
punggung janin
• Leopold III: menentukan
bagian apa yang terletak di
sebelah bawah
• Leopold IV: bagian janin
mana yang terletak di sebelah
bawah & berapa bagian
kepala yang telah memasuki
PAP
BIDANG HODGE
I II III IV
• Dibentuk pd • Sejajar dgn Hodge • Sjajar dgn Hodge I • Sejajr dgn Hodge
lingkaran PAP dgn I tletak stinggi bag & II tletak stinggi I, II, & III tletak
bag atas simfisis bawah simfisis spina ischiadica stinggi os coccygis
& promontorium dekstra & sinistra
SEGMEN ATAS UTERUS SEGMEN BAWAH UTERUS
PEMBEDA
(SAU) (SBU)
Sifat Kontraksi Aktif Pasif
Sifat kekencangan Kencang atau keras Kurang kencang atau lunak
• Akan mgalami retraksi (tgt • Akan bkembang menjadi jalan
b(-) volume isi uterus, t.u. lahir yg bdinding jauh lebih
Awal psalinan & mdorong tipis drpd SAU
janin keluar (respons pd • Analog dgn ishtmus uteri yg
gaya dorong kontraksi mlebar & mnipis pd wanita yg
Keterangan
segmen atas) # hamil
• Mjadi lunak saat bdilatasi
saluran muskuler &
fibromuskuler yg tipis janin
dpt mnonjol ke liuar
http://www.healthsquare.com/fgwh/wh1c2601.jpg
TAHAPAN-TAHAPAN PARTUS NORMAL
Diagnosa
Kategori Deskripsi
Kehamilan dengan • Persalinan spontan melalui vagina pd bayi
janin normal tunggal tunggal, cukup bulan
Bayi normal • Tdk ada tanda-tanda kesulitan pernafasan
• APGAR > 7 pd menit ke-5
• Tanda-tanda vital stabil
•Berat badan > 2,5kg
KALA I /
PEMBUKAAN
KALA II /
PENGELUARAN
MANAJEMEN PERSALINAN
NORMAL
HILANGNYA 500 ml ATAU
LEBIH DARAH SETELAH
ANAK LAHIR
DIAGNOSIS PERDARAHAN
POSTPARTUM, PENANGANAN
AWAL KASUS GAWAT DARURAT,
DAN MELAKUKAN RUJUKAN
KLASIFIKASI
• Perdarahan post partum primer / dini (early
postpartum hemarrhage)
– Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab
utamanya adalah atonia uteri, retention plasenta, sisa
plasenta dan robekan jalan lahir. Banyaknya terjadi pada 2
jam pertama
• Perdarahan Post Partum Sekunder / lambat (late
postpartum hemorrhage)
– Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama.
DIAGNOSIS PERDARAHAN
• Pemeriksaan fisik:
– Pucat, dapat disertai tanda-tanda syok, tekanan darah rendah, denyut
nadi cepat, kecil, ekstremitas dingin serta tampak darah keluar melalui
vagina terus menerus
• Pemeriksaan obstetri:
– Mungkin kontraksi usus lembek, uterus membesar bila ada atonia
uteri. Bila kontraksi uterus baik, perdarahan mungkin karena luka jalan
lahir
• Pemeriksaan ginekologi:
– Dilakukan dalam keadaan baik atau telah diperbaiki, dapat diketahui
kontraksi uterus, luka jalan lahir dan retensi sisa plasenta
Gejala & Tanda Yang Selalu Ada Gejala & Tanda Yang Diagnosis
Kadang-kadang Ada Kemungkinan
• Uterus tidak berkontraksi dan • Syok Atonia uteri
lembek
• Perdarahan segera setelah anak
lahir (Perdarahan Pascapersalinan
Primer atau P3)(a)
• Perdarahan segera (P3) (a) • Pucat Robekan jalan lahir
• Darah segar yang mengalir segera • Lemah
setelah bayi lahir (P3) • Menggigil
• Uterus kontraksi baik
• Plasenta lengkap
• Plasenta belum lahir setelah 30 • Tali pusat putus akibat Retensio plasenta
menit traksi berlebihan
• Perdarahan segar (P3) (a) • Inversio uteri akibat
• Uterus kontraksi baik tarikan
• Perdarahan lanjutan
• Plasenta atau sebagian selaput • Syok neurogenik Tertinggalnya
(mengandung pembuluh darah) • Pucat dan limbung sebagian plasenta
tidak lengkap
• Perdarahan segera (P3) (b)
Gejala & Tanda Yang Selalu Ada Gejala & Tanda Yang Diagnosis
Kadang-kadang Ada Kemungkinan
• Sub-involusi uterus • Anemia • Perdarahan
• Nyeri tekan perut bawah • Demam terlambat
• Perdarahan > 24 jam setelah • Endometritis atau
persalinan. Perdarahan sekunder sisa plasenta
atau P2S. Perdarahan bervariasi (terinfeksi / tidak)
(ringan/berat, terus-
menerus/tidak teratur) dan
berbau (jika disertai infeksi)
(a) Perdarahan sedikit apabila bekuan darah pada serviks atau posisi telentang menghambat aliran darah keluar
(b) Inversi komplit mungkin tidak menimbulkan perdarahan
PLASENTA PREVIA
• Membatasi rongga amnion yang terdiri dari amnion di sebelah dalam, dan
korion di sebelah luar yang sangat erat ikatannya
•Cairan ini dihasilkan selaput ketuban dan dibentuk oleh sel-sel amnion,
ditambah air kencing janin, serta cairan otak pada anensefalus.
•Jumlah cairan ketuban normalnya antara 1 L - 1,5 L Namun bisa juga kurang dari
jumlah tersebut atau lebih hingga mencapai 3-5 liter.
Manfaat Air Ketuban
• Mempertahankan atau memberikan perlindungan
terhadap bayi dari benturan yang diakibatkan oleh
‘lingkungannya’ di luar rahim.
• Membuat janin bergerak dengan bebas ke segala
arah.
• Mendeteksi jenis kelamin
• Memerikasa kematangan paru-paru janin
• Memeriksa golongan darah serta rhesus,
• Memeriksa kelainan kongenital (bawaan) dan
susunan
Pecahnya Ketuban
• Pecah ketuban robeknya selaput indung telur yang membungkus
bayi.
• Penyebab pecahnya ketuban :
– Kontraksi uterus dan peregangan berulang
– Pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput
ketuban inferior rapuh
– Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen menyebabkan
aktivitas kolagen berubah
• Warna air ketuban umumnya : tidak berwarna/transparan/bening
hingga pink tawar.
• Bila berwarna kehijauan, maka itu tanda bahwa :
– Bayi mengalami tekanan
– Stres sehingga mengeluarkan tinja dalam air ketuban
– Tanda terinfeksi kuman.
Cara membedakan air ketuban dengan air
seni
MASALAH
Partus Lama atau Partus Macet
Anatomi Tengkorak Janin
Os oksipitalis
Os parietalis
Fontanela
sagitalis
Os frontalis
Diagnosis Malposisi
Gejala dan Tanda Gambar
POSISI OKSIPUT POSTERIOR
Pemeriksaan Abdomen :
• Bagian bawah perut mendatar
• Ekstremitas janin teraba anterior
• DJJ terdengar di samping
VT :
• Fontanel posterior dekat sakrum
• Fontanel anterior dengan mudah teraba jika kepala dalam keadaan
defleksi
Jika posisi lintang ini menetap sampai akhir kala I persalinan, maka posisi
ini sebaiknya ditangani sebagai posisi oksiput posterior
Diagnosis Malpresentasi
Gejala dan Tanda Gambar
PRESENTASI DAHI
Penyebab : ekstensi parsial kepala janin sehingga terletak lebih tinggi dari sinsiput
Pemeriksaan Abdomen :
• Kepala janin 3/5 di atas simfisis pubis
• Oksiput lebih tinggi dari sinsiput
VT :
Teraba fontanel anterior dan orbita
PRESENTASI MUKA
Penyebab : hiperekstensi kepala janin sehingga tidak teraba oksiput maupun
sinsiput pada VT
Pemeriksaan Abdomen :
Teraba lekukan antara oksiput dan punggung (sudut Fabre)
VT :
• Teraba muka, mulut, dan rahang
• Jari tangan mudah masuk ke mulut janin
Gejala dan Tanda Gambar
PRESENTASI GANDA (MAJEMUK)
Penyebab :
Prolaps tangan bersamaan dengan bagian terendah janin, lengan yang
mengalami prolaps dan kepala janin terdapat di rongga panggul secara
bergantian
Pemeriksaan Abdomen :
• Sumbu panjang janin teraba melintang
• Tidak teraba bagian besar (kepala atau bokong) pada simfisis pubis
• Kepala biasanya teraba pada daerah pinggang
VT :
• Teraba bahu, tetapi tidak selalu
• Lengan dapat mengalami prolaps
• Siku, lengan, atau tangan dapat teraba pada vagina
Gejala dan Tanda Gambar
Pemeriksaan Abdomen :
• Kepala teraba di bagian atas, bokong pada daerah pelvis
• Auskultasi DJJ lokasinya lebih tinggi dari pada yang diharapkan
dengan persentasi verteks
Ada 3 macam :
• PRESENTASI BOKONG SEMPURAN (Complete Breech)
Kedua kaki mengalami fleksi pada pangkal lutut
http://insights.clinicalinnovations.com/images/FlexionPoint.jpg
http://z.about.com/d/pregnancy/1/0/t/Z/3/vacuum.jpg
Seksio Sesare
• Suatu Persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
serta berat janin diatas 500 gram
• Indikasi
– Panggul sempit
– Tumor jalan lahir yang menyebabkan obstruksi
– Stenosis serviks/ vagina
– Plasenta previa
– Disproporsi sefalopelvik
– Ruptur uteri
– Kelainan letak
– Gawat janin
• Jenis-jenis operasi seksio sesaria :
– Seksio sesaria klasik atau korporal (insisi memanjang pada segmen atas uterus)
– Seksio sesaria transperitonealis profunda (insisi pada segmen bawah uterus)
– Seksio sesaria ekstra peritonealis (rongga peritoneum tidak dibuka, sekarang sudah
tidak digunakan lagi)
– Seksio sesaria histerektomy (setelah seksio sesaria dilakukan histerektomy dengan
indikasi atonia uteri, plasenta previa, mioma uteri, infeksi intra uterin yang berat)
http://www.beliefnet.com/healthandhealing/images/cesarean_delivery.jpg
http://www.doereport.com/imagescooked/896W.jpg
Induksi persalinan
• Suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum inpartu, baik
secara operatif maupun medisinal, untuk merangsang timbulnya
kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan
• Secara medis:
– Infus oksitosin
– Prostaglandin
– Cairan hipertonik intrauterin
• Secara manipulatif/ dengan tindakan:
– Amniotomi
– Melepaskan selaput ketuban dari bagian bawah rahim
– Pemakaian rangsangan listrik
– Rangsangan pada putting susu
MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR
MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR
Pengaturan suhu
-Menutup semua pintu dan jendela kamar bersalin dan
mematikan AC yang langsung mengarah ke bayi.
-Suhu di kamar paling rendah 20°C
-Segera sesudah dilahirkan, bayi dikeringkan dan kemudian
diselimuti/dibungkus rapat dengan handuk hangat
-Membiarkan bayi dalam keadaan telanjang saat kontak kulit
dengan ibu
Resusitasi neonatus
Bayi gagal bernafas spontan, hipotonus atau ketuban keruh
bercampur mekonium harus dilakukan
Inisiasi menyusu dini (IMD)
- Setelah melahirkan, bayi diletakkan di dada atau perut
atas ibu selama paling sedikit 1 jam untuk memberi
kesempatan pada bayi untuk mencari dan menemukan
puting ibunya.
- Manfaatnya bagi bayi yaitu membantu stabilisasi
pernafasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik
dibanding dengan inkubator, menjaga kolonisasi kuman
yang aman untuk bayi dan mencegah infeksi nosokomial.
- Manfaat bagi ibu yaitu mengoptimalkan pengeluaran
hormon oksitosin, prolaktin dan secara psikologis
menguatkan batin antara ibu dan bayi.
Pengikatan dan pemotongan tali pusat
-Harus dilakukan secara asepsis untuk mencegah
infeksi tali pusat dan tetanus neonatorum
Airway
●
●
Meletakan bayi dalam posisi kepala defleksi : batu diganjal
●
Menghisap mulut, hidung dan kadang-kadang trakea
●
Merangsang pernafasan, ventilasi & oksigenasi
●
Memakai VTP (sungkup dan balon, pipa ET dan balon, mulut ke
mulut)
●
Menilai frekuensi jantung dan warna kulit
Circulation ●
Rangsangan dan pertahankan sirkulasi
Persiapan Alat Resusitasi
• Alat pemanas siap pakai
• Oksigen
• Alat penghisap
• Alat sungkup dan balon
resusitasi
• Alat intubasi
• obat – obatan
• Lain-lain
PERSALINAN TANPA KOMPLIKASI
5. Rangsang taktil
4. Keringkan
LO4.
TERAPI TOKOLITIK
PEMBEDA NSAID LAIN-LAIN
Indometasin (inhibitor COX Antibiotik, kortikosteroid,
nonselektif) progesteron & obat seperti
Obat pilihan progesteron, 17α-hydroxyprogesteron
carproate, atosiban (Oxytocin-
Receptor Antagonist)
Cara kerja Hambat aktivitas prostaglandin
obat serviks
Sakit kepala, pusing, confusion,
depresi, pankreatitis,
Efek samping
trombositopenia, nekrosis
papiler ginjal, anemia aplastik
Dihub dgn penutupan patent
duktus arteriosus & sirkulasi
Keterangan
fetus yg dirusak dlm uterus (usia
>32 minggu masa gestasi)
KORTIKOSTEROID ANTENATAL
Kultur (+)
MASA NIFAS
Nifas (Puerperium)
• Mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-
kira 6 minggu
• Bentuk Uterus
– Menyerupai suatu buah advokat gepeng (panjang 15 cm, lebar
12 cm, tebal 10 cm)
– Dinding uterus ± 5 cm
• Bagian bekas implantasi plasenta luka berupa
penonjolan yang kasar (Φ ± 7,5 cm) :
– 2 minggu postpartum Φ = 3,5 cm
– 6 minggu postpartum Φ = 2,4 mm
• Berat Uterus
– N ± 30 g ; aterm ± 1000 g
– 1 minggu postpartum ± 500 g
– 2 minggu postpartum ± 300 g
– 6 minggu postpartum 40 – 60 g
• Endometrium
– Trombosis, degenerasi, & nekrosis di tempat implantasi plasenta
– Hari ke-1 postpartum permukaan kasar
– Hari ke-3 postpartum permukaan mulai rata
– Regenerasi endometrium 2 – 3 minggu
• Postpartum
– Estrogen – progesteron ↓
– Prolaktin ↑ kelenjar-kelenjar mamma berisis air susu
– Oksitosin ↑ kontraksi mioepitelium kelenjar susu
air susu keluar
Pengeluaran Lokhia
• Sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas
Berwarna putih
• Hindmilk :
– Kaya lemak dan nutrisi
– Membuat bayi lebih cepat kenyang
Fisiologi Laktasi
Pengaruh Hormonal
1. Estrogen & Progesteron
• Estrogen : mempengaruhi pertumbuhan & ukuran alveoli
• Progesteron : stimulasi pembesaran sistem saluran ASI
• Postpartum kadar↓ stimulasi produksi ASI
2. Follicle stimulating hormone (FSH)
3. Luteinizing hormone (LH)
4. Prolaktin pembesaran alveoil selama kehamilan
5. Oksitosin
• Kontraksi uterus pada saat melahirkan
• Mengencangkan mioepitel di sekitar alveoli
• Let-down/ milk ejection reflex
6. Human placental lactogen (HPL)
• Pertumbuhan payudara, puting, dan areola
Proses Pembentukan Laktogen
• Laktogenesis I
– Fase penambahan dan pembesaran lobulus- alveolus
– Terjadi pada akhir kehamilan
– Payudara memproduksi kolostrum
• Laktogenesis II
– 30-40 jam post-partum (saat payudara terasa penuh)
– Pengeluaran plasenta progesteron, esterogen, HPL ↓
– Prolaktin tetap tinggi produksi ASI besar-besaran
– Bila payudara dirangsang prolaktin ↑ stimulasi sel di
dalam alveoli untuk produksi ASI
• Laktogenesis III
– Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi
ASI selama kehamilan & beberapa hari pertama setelah
melahirkan
– Sistem kontrol autokrin dimulai saat produksi ASI
mulai stabil
• ASI banyak dikeluarkan payudara akan memproduksi
banyak ASI
– Jadi produksi ASI sangat dipengaruhi :
Seberapa sering bayi menghisap
Seberapa baik bayi menghisap
Seberapa sering payudara dikosongkan
Refleks Pada Proses Laktasi
• Refleks prolaktin
– Hisapan bayi merangsang puting susu
rangsangan dilanjutkan ke hipotalamus menekan
faktor penghambat sekresi prolaktin (estrogen –
progesteron) dan merangsang faktor pemacu
sekresi prolaktin rangsang hipofise anterior
keluarkan prolaktin rangsang sel-sel alveoli
untuk membuat air susu
• Refleks Aliran (Let Down Refleks)
– Rangsangan dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior
(neurohipofise) oksitosin dikeluarkan kontraksi sel-sel
mioepitel di sekitar alveoli (efek memeras ASI) ASI keluar dari
alveoli, masuk ke sistem duktus, dan mengalir melalui duktus
lactiferus
– Yang meningkatkan
• Melihat bayi
• Mendengarkan suara bayi
• Mencium bayi
• Memikirkan untuk menyusui bayi
– Yang menghambat
• Stress (bingung/ pikiran kacau, takut, cemas)
Refleks Dalam Mekanisme Hisapan Bayi
• Aspek psikologis
Tercipta hubungan / ikatan batin antara ibu dan bayi
“ Cara Benar Memposisikan Bayi “
Telinga dan lengan
yang di atas berada
dalam 1 garis lurus
Kepala bayi diletakkan dekat
lengkungan siku ibu
Bayi dipegang
dengan 1 lengan
“ Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunyi menelan ”
INISIASI MENYUSU DINI penting!!!
Dapat mencegah kematian neonatal
• Membantu mempercepat pengeluaran ASI dan memastikan
kelangsungan pengeluaran ASI