Anda di halaman 1dari 17

INTI DAN RADIOAKTIF

A. FISIKA INTI

STRUKTUR DAN LAMBANG INTI

Inti atom merupakan partikel yang memiliki massa dan bermuatan positif. Struktur inti terdiri atas
proton dan neutron yang disebut nukleon. Proton bermuatan positif, sedangkan neutron tidak
bermuatan.

Semua atom dapat diidentifikasi berdasarkan jumlah proton dan neutron yang dikandungnya. Secara
umum, sebuah inti atom dinotasikan/ dilambangkan dengan:

Keterangan:
X : lambang unsur
A : nomor massa, yaitu jumlah neutron dan proton di dalam inti atom suatu unsur
Z : nomor atom, yaitu jumlah proton dalam inti atom suatu unsur

Jumlah neutron dalam suatu atom sama dengan selisih antara nomor massa A dan nomor atom Z.
Sebuah atom memiliki tiga komponen dasar yang sangat penting, yaitu elektron, proton, dan
neutron. Berikut adalah video tutorial untuk menentukan jumlah proton, neutron, dan elektron.
Jari-jari Atom
Dengan menganggap inti berbentuk bola maka, secara matematis ukuran jari-jari inti R memenuhi
persamaan berikut:
R = RoA1/3
dengan Ro bernilai 1,2 x 10-15m
Beberapa istilah dalam fisika inti, antar:
Nuklida : spesies inti atom dengan nomor massa A, nomor atom Z, dan nomor neutron N
1. Isotop yaitu suatu nuklida yang mempunyai nomor atom sama tetapi nomor massa berbeda.

Contoh: , dan .

Setiap karbon mempunyai nomor atom 6 tetapi nomor massanya berbeda-beda. Dari contoh
tersebut dapat dikatakan bahwa walaupun unsurnya sama belum tentu nomor massanya sama.
Isotop dari unsur-unsur yang radioaktif disebut radioisotop, sedangkan nuklidanya disebut
radionuklida. (Soetjipto, 1996:111)

2. Isobar yaitu suatu nuklida yang mempunyai nomor massa sama tetapi nomor atomnya berbeda.

Contoh: dan .

3.Isoton yaitu suatu nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama. Contoh: dan

yang sama-sama memiliki jumlah neutron 20. (http://chem-is-try.org)

Contoh Isotop dari atom Hidrogen


Contoh Isobar

DEFEK MASSA DAN ENERGI IKAT INTI


Massa Atom

Massa atom suatu unsur besarnya tertentu dan dinyatakan dalam satuan massa atom (sma). Satu
satuan massa atom (1 sma) didefinisika sebagai massa yang besarnya 1/12 kali massa isotop karbon
C-12. 1 sma = 1,66056 x 10-27 kg.
Satuan massa atom (sma) juga sering disetarakan dengan satuan energi, yakni: 1 sma ekuivalen
dengan energi sebesar 931, 48 MeV (mega elektron volt).

Defek Massa (Δm)


Oleh karena inti atom tersusun oleh proton dan neutron, massa inti harusnya tepat sama dengan
jumlah massa proton dan massa neutron (massa nukelon). Akan tetapi, kenyataannya tidaklah
demikian. Massa inti selalu lebih kecil daripada massa nukelon. Selisih antara massa nukleon dan
massa inti disebut defek massa (Δm). Defek massa (Δm) pada pembentukan nuklida X adalah sebagai
berikut:

Δm = Zmp + (A – Z) mn - mX

Dengan, mp : massa proton


mn : massa neutron
mX : massa inti atom
Defek massa sebuah atom tidak hilang begitu saja, melainkan digunakan sebagai energi untuk
mengikat nukleon-nukleon dalam inti yang disebut energi ikat inti.

Energi Ikat Inti (E)

Konversi sebagian massa inti menjadi energi ikat E merupakan ilustrasi dari teori Einstein (1905)
dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
E = Δmc2
Dengan Δm dalam kg, c = 3 x 108 m/s, dan E dalam joule (J). Jika Δm dinyatakan dalam satuan sma,
energi ikat inti memenuhi persamaan berikut.

E = Δm 931,5 MeV
Energi ikat inti (binding energy) berkaitan dengan energi yang harus diberikan untuk memisahkan
inti menjadi nukleon pembentuknya.
Energi ikat inti belum menggambarkan kestabilan suatu nuklida. Perkiraan tentang kestabilan inti
dapat dilakukan dengan memperhatikan energi ikat rata-rata per nukleon Eave yang besarnya dapat
dihitung melalui persamaan di samping.

Grafik Energi Ikat Rerata per Nukleon terhadap nomor massa A

Dari grafik energi ikat rerata per nukleon terhadap nomor massa A di atas, dapat diketahui bahwa:
 Untuk A kecil, energi ikat rerata per nukleon rendah dan mengalami kenaikan dengan cepat.
 Untuk A disekitar 50, terdapat harga maksimum energi ikat rerata per nukleon yang datar
dan turun ketika A – 140.
 Untuk A diatas 140, energi ikat rerata per nukleon mengalami penurunan.

GAYA DAN KESTABILAN INTI


Seperti yang sudah dijelaskan bahwa inti atom tersusun oleh sejumlah proton yang bermuatan
positif dan sejumlah neutron yang tidak bermuatan atau netral. Berdasarkan hukum Coulomb, dua
muatan sejenis dalam jarak yang sangat dekat akan saling tolak menolak dengan gaya yang sangat
kuat. Lalu, mengapa proton-proton tersebut tetap berada dalam inti dan saling terikat dengan kuat?
Ini berarti ada gaya lain yang sangat kuat dibandingkan dengan gaya Coulomb. Gaya yang sangat
kuat tersebut adalah gaya nuklir atau gaya inti. Gaya nuklir bekerja pada jangkauan yang pendek
yaitu ketika jarak antar nukleon lebih kecil dari 10-15 m. Pada jangkauan tersebut, gaya nuklir seratus
kali lebih kuat dari pada gaya Coulomb. Berikut adalah video tutorial mengenai gaya nuklir (nuclear
force).
Grafik Jumlah Neutron N Terhadap Jumlah Proton Z

Inti - inti Stabil dan Tidak Stabil

Grafik di atas menunjukkan grafik jumlah neutron N terhadap jumlah proton Z. Garis N = Z
digambarkan sebagai acuan. Jika inti memiliki terlalu banyak proton atau terlalu banyak neutron, inti
menjadi tak stabil. Inti ringan (Z <~ 30) cenderung akan stabil jika memiliki jumlah proton dan
neutron sama (N = Z). Inti yang memiliki nomor atom antara 30 – 83 cenderung akan stabil jika N =
1,6 Z. Inti dengan Z > 83 adalah inti yang tidak stabil.

PEMANCARAN PARTIKEL RADIOAKTIF

Seperti telah dibahas pada subbab sebelumnya, inti atom dengan Z>83 merupakan inti yang tidak
stabil. Untuk mencapai kestabilan, inti secara spontan akan memancarkan partikel-partikel
radioaktif. Peristiwa pemancaran partikel-partikel radioaktif secara spontan ini disebut
radioaktivitas.

Sinar Radioaktif
Ada tiga jenis sinar radioaktif yang dipancarkan oleh inti tidak stabil, yaitu sinar alfa (α), sinar beta
(β) dan sinar gamma (γ). Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut:
Perbandingan daya tembus sinar-sinar radioaktif

Peluruhan Radioaktif

Peluruhan Alfa (α)

 Peluruhan alfa terjadi karena inti induk memiliki nomor massa A besar (A>150).
 Inti atom tak stabil yang mengalami peluruhan alfa akan mengalami pengurangan empat
nomor massa dan dua nomor atom sehingga menyebabkan terjadinya reduksi ukuran inti.
 Pada peluruhan alfa terjadi pembebasan energi. Energi yang dibebaskan akan menjadi
energi kinetik partikel alfa (inti helium) dan inti anak.
Proses peluruhan alfa memenuhi:

Peluruhan Beta (β)

 Peluruhan beta terjadi karena inti induk memiliki jumlah neutron yang lebih banyak
daripada jumlah protonnya.
 Untuk mencapai kestabilan, inti induk akan mengubah neutron menjadi proton dengan
memancarkan partikel
 Inti yang mengalami peluruhan beta akan mengalami penambahan nomor atom sebesar 1,
dengan nomor massa tetap.

Proses peluruhan beta memenuhi:


Peluruhan Gamma (γ)

 Peluruhan gamma terjadi karena inti memiliki energi yang berlebih, yakni saat inti atom
berada dalam keadaan tereksitasi.
 Peluruhan gamma terjadi ketika inti atom tereksitasi kembali ke keadaan yang stabil.
 Peluruhan gamma biasanya menyertai peluruhan alfa dan beta.
 Peluruhan gamma hanya mengurangi energi saja tanpa mengubah susunan inti, karena sinar
gamma tidak memiliki massa maupun muatan.

Proses peluruhan gamma memenuhi:

WAKTU PARUH DAN AKTIVITAS RADIOAKTIF


Hukum Peluruhan

Jumlah inti atom untuk meluruh setiap saat N bergantung pada jumlah inti induk No untuk selang
waktu peluruhan t, memenuhi persamaan:
N = Noe-λt
Dengan λ merupakan konstanta peluruhan yang nilainya berbeda untuk tiap unsur.
Aktivitas Radioaktif

Aktivitas radioaktif A merupakan laju peluruhan dan didefinisikan sebagai jumlah


peluruhan tiap satuan waktu.
Aktivitas inti pada setiap saat A memenuhi persamaan:
A = Aoe-λt
Satuan SI untuk aktivitas radioaktif dinyatakan dalam bercquerel (Bq), dengan 1 Bq = 1 peluruhan/
sekon. Selain dalam satuan Bq, aktivitas radioaktif juga sering dinyatakan dalam satuan curie (Ci),
dengan 1 Ci = 3,7 x 1010 Bq.

Waktu Paruh
Waktu paruh merupakan waktu yang diperlukan unsur untuk meluruh hingga tersisa setengahnya.
Setiap unsur radioaktif memiliki waktu paruh tertentu, misalnya karbon-14 memiliki waktu paruh
5.730 tahun.
Persamaan untuk menentukan waktu paruh
Sesuai definisi, ketika t = T= waktu paruh, maka N = ½ No, sehingga menurut persamaan hukum
peluruhan diperoleh bahwa:
½ No = Noe-λT
½ = e-λT
ln ½ = ln e-λT
ln ½ = - λT
0,693 = λT, dengan demikian:

Dalam kaitannya dengan waktu paruh, jumlah inti yang tersisa pada waktu t dapat ditulis sebagai
berikut.
Grafik jumlah inti N terhadap waktu t untuk unsur C-14

DOSIS SERAPAN
Dosis Serap

Inti atom yang meluruh akan memancarkan radiasi. Apabila suatu bahan dengan massa m terkena
radiasi maka energi radiasi E akan diserap bahan tersebut. Jumlah energi radiasi yang diserap oleh
satu satuan massa bahan dinamakan dosis serap. Besarnya dosis serap D dapat dirumuskan:

Keterangan,
D : dosis serap, satuan Gray (Gy)
E : energi radiasi yang diserap, satuan joule (J)
m : massa benda yang terkena radiasi, satuan kilogram (kg)

Bahaya Radiasi

 Radiasi dapat menimbulkan kerusakan, contohnya pada makhluk hidup, radiasi dapat
merubah sel yang menggangu struktur genetiknya. Pada manusia, radiasi dapat
menyebabkan kanker.
 Tingkat bahaya radiasi tergantung pada beberapa faktor, antara lain jenis radiasi dan jarak
dari sumber radiasi dengan suatu benda ataupun makhluk hidup.
Untuk lebih jauh mengenal bahaya radiasi, file dapat di download di : mengenal radiasi

REAKSI NUKLIR
Pembentukan inti baru selain dengan cara peluruhan juga dapat dilakukan secara buatan. Inti baru
dapat dibentuk dengan menembakkan partikel berenergi tinggi pada inti sasaran. Reaksi seperti ini
disebut reaksi nuklir atau reaksi inti. Reaksi nuklir terjadi karena penembakan inti sasaran (target)
yang diam oleh proyektil. Secara skematik reaksi inti dapat digambarkan sebagai berikut:

Reaksi nuklir dapat dinyatakan oleh persamaan reaksi berikut:

Pada reaksi nuklir berlaku hukum:


 kekekalan momentum linier dan momentum sudut
 kekekalan energi
 kekekalan jumlah nomor atom
 kekekalan jumlah nomor massa

Energi Reaksi Nuklir

Reaksi nuklir bisa menghasilkan atau mengeluarkan energi. Besarnya energi Q dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan berikut:
Q = {(mX + ma) – (mY + mb)} 931,48 MeV
 Jika diperoleh nilai Q > 0, reaksinya merupakan reaksi eksoterm (melepaskan energi).
 Jika diperoleh nilai Q < 0, reaksinya merupakan reaksi endoterm (menyerap energi).

Reaksi nuklir dapat berupa pembelahan inti atom menjadi dua inti atom yang lebih ringan (raksi fisi),
dan dapat pula berupa penggabungan dua inti atom ringan menjadi inti atom yang lebih berat
(reaksi fusi).

Reaksi fisi
Reaksi fisi merupakan reaksi nuklir yang melibatkan pembelahan sebuah inti berat (seperti uranium)
menjadi dua inti yang lebih ringan dengan memancarkan dua atau tiga neutron serta pelepasan
energi yang besar.
Contoh reaksi fisi:

Energi fisi yang dihasilkan 50.000.000 lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil.

Reaksi Fisi Berantai

Setiap reaksi fisi menghasilkan dua atau tiga neutron dan setiap neutron akan menembaki inti
uranium untuk melakukan pembelahan. Pembelahan inti akan berlangsung terus menerus sampai
uranium habis. Peristiwa ini disebut reaksi fisi berantai.
Reaksi fusi

 Reaksi fusi merupakan reaksi nuklir yang melibatkan penggabungan inti-inti atom ringan
menjadi inti yang lebih berat dengan melepaskan sejumlah energi.
 Reaksi fusi disebut juga dengan reaksi termonuklir karena pada proses reaksi memerlukan
suhu yang sangat tinggi.
 Reaksi fusi yang berlangsung spontan hanya dapat terjadi pada suhu dan tekanan yang
sangat tinggi.
Contoh reaksi fusi adalah reaksi inti yang terjadi pada matahari dan bintang-bintang. Reaksinnya
dapat dituliskan sebagai berikut:

Reaktor nuklir

Reaktor nuklir adalah tempat berlangsungnya reaksi fisi berantai terkendali untuk menghasilkan
energi (pembangkit listrik tenaga nuklir) dan radioisotop.
Gambar berikut merupakan sebuah reaktor nuklir sederhana.
Berikut ini komponen-komponen utama reaktor nuklir berserta penjelasannya.
 Bahan bakar (fuel rods) : umumnya menggunakan uranium-235, uranium-233, plutonium-
239.
 Moderator : untuk memperlambat laju neutron dan sebagai pendingin yang dibuat dapat
dibuat dari air ringan (H2O), air berat (D2O), grafit, atau berilium.
 Batang kendali (control rods) : untuk mengendalikan jumlah neutron yang dibuat dari
kadmium (Cd), boron (B), atau haefnium (Hf).
 Perisai (shielding) : untuk mencegah radiasi keluar dari reaktor dan tidak menyebar pada
lingkungan.

Penggunaan Radioisotop
Radioisotop yang dibuat pada reaktor nuklir merupakan radioisotop buatan. Radioisotop buatan
umumny memiliki waktu paruh lebih singkat dibandingkan radioisotop alamiah. Contoh radioisotop
buatan BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional) yaitu 24Na, 51Cr, 90Tc, dan 131I.
Radioisotop banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang, antara lain:
Bidang Kesehatan
 Sinar γ yang berasal dari Co-60 dapat digunakan untuk membunuh sel kanker.

 I-131 dapat digunakan untuk terapi otak dan memantau penyerapan iodium oleh kelenjar
tiroid.
Bidang Industri
 Pemeriksaan material menggunakan teknik radiografi dengan sinar γ.
 Sinar β dapat digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa bawah tanah.
 Radioisotop dapat digunakan untuk mengukur debit aliran fluida dengan menggunakan
perunut radioaktif.

Anda mungkin juga menyukai