Anda di halaman 1dari 262

HAND OUT 1

Standar
1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam
Kompetensi
menyelesaikan masalah
Kompetensi
dasar 1.1.Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum dan
penerapannya dalam kehidupan sehari.
Topik
GEJALA GELOMBANG

Indikator hasil belajar


1) Menjelaskan pengertian gelombang
2) Mengidentifikasi karakteristik gelombang transversal dan longitudinal
3) Mengidentifikasi karakteristik gelombang mekanik dan elektromagnetik
4) Menjelaskan sifat-sifat gelombang seperti pemantulan dan pembiasan
5) Menjelaskan sifat-sifat gelombang seperti superposisi dan interferensi
6) Menjelaskan sifat-sifat gelombang seperti dispersi, difraksi, dan polarisasi)
7) Menjabarkan persamaan gelombang berjalan
8) Menerapkan sifat-sifat gelombang dalam kehidupan sehari-hari

PENDAHULUAN

Pada waktu SMP, Anda telah mengetahui bahwa gelombang terjadi karena adanya sumber
getaran yang bergetar terus-menerus. Anda kemudian mendefinisikan bahwa gelombang adalah
getaran atau energi yang merambat. Anda juga mengetahui bahwa yang merambat adalah
gelombang sedangkan partikel-partikel medium tak ikut merambat. Gelombang dapat
diklasifikasikan atas tiga katagori. Dua katagori telah Anda pelajari di SMP. Katagori pertama,
gelombang diklasifikasikan dengan melihat arah rambat gelombang terhadap arah getar sebagai:
gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

Katagori kedua, gelombang diklasifikasikan berdasarkan perlu atau tidaknya medium sebagai:
gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Katagori ketiga adalah klasifikasi
gelombang berdasarkan berubah atau tidaknya amplitudo pemantulan gelombang berjalan saat
mencapai ujung tali. Persamaan gelombang stasioner yang dihasilkan tergantung pada jenis
ujung tali, ujung bebas dan ujung terikat. Dalam penurunan rumus persamaan gelombang
stasioner digunakan prinsip superposisi linear. Gelombang stasioner juga dihasilkan pada
gelombang bunyi yang merambat melalui gas (udara).

Untuk memulai pembelajaran gelombang, marilah kita perhatikan beberapa fenomena berikut.
Dalam sehari-hari, pernahkah pernahkah Anda pergi ke pantai? Tentu sangat menyenangkan,
bukan? Di pantai Anda bisa melihat ombak. Ombak tersebut terlihat bergelombang dari tengah
menuju pantai dan semakin lama semakin kecil, lalu akhirnya menerpa pesisir pantai. Jadi, apa
sebenarnya ombak itu? Apakah di pantai sering banjir karena gelombang air laut terlihat
mengalir ke arah pantai? Apakah air tersebut berpindah bersama “gelombang air”? Apakah
gelombang membawa air laut menuju ke pantai? Mengapa tubuh kita terhempas ketika diterpa
gelombang laut? Terhadap pertanyaan tersebut, orang sering mengatakan bahwa ombak itu
adalah gerakan air naik turun yang sangat tinggi. Di pantai sering sekali banjir karena air laut
selalu mengalir ke pantai. Terhadap pertanyaan air laut berpindah bersama gelombang air, orang
sering mengatakan bahwa air itu memang berpindah bersama gelombang air laut. Akibat
perpindahan air ini, maka tubuh kita yang kena gelombang air laut akan mudah berpindah
karena air laut berpindah.

Semua tanggapan yang disampaikan tadi adalah salah atau miskonsepsi. Berikut ini akan
disampaikan konsep-konsep ideal dan strategis.

Pengertian Gelombang

Gelombang laut merupakan salah satu contoh gelombang yang sering kita temui dalam
kehidupan sehari-hari. Selain gelombang laut, masih terdapat banyak contoh lainnya. Ketika
Anda melempar sebuah batu kecil pada permukaan air yang tenang, akan muncul gelombang
yang berbentuk lingkaran dan bergerak ke luar. Contoh lain adalah gelombang yang merambat
sepanjang tali yang terentang lurus bila Anda menggerakan tali naik turun. Ketika kita berbicara
mengenai gelombang, kita tidak bisa mengabaikan getaran. Getaran dan gelombang mempunyai
hubungan yang erat sekali. Pokok bahasan getaran telah Anda pelajari di kelas XI.

Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, dalam perambatannya gelombang membawa
energi. Dengan kata lain, gelombang merupakan getaran yang merambat dan getaran sendiri
merupakan sumber gelombang. Jadi, gelombang adalah getaran yang merambat dan gelombang
yang bergerak akan merambatkan energi (tenaga).

Ketika kita melempar batu ke dalam genangan air yang tenang, gangguan yang kita berikan
menyebabkan partikel air bergetar atau berosilasi terhadap titik setimbangnya. Perambatan
getaran pada air menyebabkan adanya gelombang pada genangan air tadi. Jika kita
menggetarkan ujung tali yang terentang, maka gelombang akan merambat sepanjang tali
tersebut. Gelombang tali dan gelombang air adalah dua contoh umum gelombang yang mudah
kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah tampak bahwa gelombang
tersebut membawa air keluar dari pusat lingkaran. Demikian pula, ketika Anda menyaksikan
gelombang laut bergerak ke pantai, mungkin Anda berpikir bahwa gelombang membawa air laut
menuju ke pantai. Kenyataannya bukan seperti itu. Sebenarnya yang Anda saksikan adalah setiap
partikel air tersebut berosilasi (bergerak naik turun) terhadap titik setimbangnya. Hal ini berarti
bahwa gelombang tidak memindahkan air tersebut. Kalau gelombang memindahkan air, maka
benda yang terapung juga ikut bepindah. Jadi, air hanya berfungsi sebagai medium bagi
gelombang untuk merambat.

Pada pertanyaan di atas juga mengemuka bahwa ketika Anda mandi di air laut, Anda merasa
merasa terhempas ketika diterpa gelombang laut. Hal ini terjadi karena setiap gelombang selalu
membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Ketika mandi di laut, tubuh kita
terhempas ketika diterpa gelombang laut karena terdapat energi pada gelombang laut. Energi
yang terdapat pada gelombang laut bisa bersumber dari angin dan lainnya.

Gelombang terjadi karena adanya usikan yang merambat.Menurut konsep fisika, cerminan
gelombang merupakan rambatan usikan, sedangkan mediumnya tetap. Jadi, gelombang
merupakan rambatan pemindahan energi tanpa diikuti pemindahan massa medium.
Gelombang didefinisikan sebagai getaran yang merambatkan energi dari satu tempat ketempat
yang lain, baik melalui medium ataupun tidak. Gelombang air, gelombang tali, gelombang suara ,
gelombang elektromagnetik

Kategori / jenis gelombang


A. Berdasar Arah getar terhadap arah
1. Gelombang transversal, yaitu gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengan
arah getarannya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang tali. Ketika kita
menggerakan tali naik turun, tampak bahwa tali bergerak naik turun dalam arah tegak
lurus dengan arah gerak gelombang. Perhatikan Gambar 1.1.

Gambar Gelombang transversal pada tali

Ketika kita menggerakan tali naik turun, tampak bahwa tali bergerak naik turun dalam arah tegak
lurus dengan arah gerak gelombang. Bentuk gelombang transversal tampak seperti pada Gambar
.
Gambar Bentuk gelombang Tranversal pada tali

Pada Gambar, tampak bahwa gelombang merambat ke kanan pada bidang horisontal, sedangkan
arah getaran naik-turun pada bidang vertikal. Garis putus-putus yang digambarkan di tengah
sepanjang arah rambat gelombang menyatakan posisi setimbang medium (misalnya tali atau
air). Titik tertinggi gelombang disebut puncak sedangkan titik terendah disebut lembah.
Amplitudo adalah ketinggian maksimum puncak atau kedalaman maksimum lembah, diukur dari
posisi setimbang. Jarak dari dua titik yang sama dan berurutan pada gelombang disebut panjang
gelombang (disebut lambda – huruf Yunani). Panjang gelombang juga bisa juga dianggap sebagai
jarak dari puncak ke puncak atau jarak dari lembah ke lembah.

2. Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah rambatannya sejajar dengan arah
getarannya (misalnya gelombang slinki). Gelombang yang terjadi pada slinki yang digetarkan,
searah dengan membujurnya slinki berupa rapatan dan regangan. Jarak dua rapatan yang
berdekatan atau dua regangan yang berdekatan disebut satu gelombang.

Contoh: getaran sinar gitar yang dipetik, getaran tali yang digoyang-goyangkan pada salah satu
ujungnya. Perhatikan Gambar .

Gambar . Gelombang Longitudinal pada slinki

Pada Gambar , tampak bahwa arah getaran sejajar dengan arah rambatan gelombang.
Serangkaian rapatan dan regangan merambat sepanjang pegas. Rapatan merupakan daerah di
mana kumparan pegas saling mendekat, sedangkan regangan merupakan daerah di mana
kumparan pegas saling menjahui. Jika gelombang tranversal memiliki pola berupa puncak dan
lembah, maka gelombang longitudinal terdiri dari pola rapatan dan regangan. Panjang
gelombang adalah jarak antara rapatan yang berurutan atau regangan yang berurutan. Yang
dimaksudkan di sini adalah jarak dari dua titik yang sama dan berurutan pada rapatan atau
regangan.Salah satu contoh gelombang logitudinal adalah gelombang suara di udara. Udara
sebagai medium perambatan gelombang suara, merapat dan meregang sepanjang arah rambat
gelombang udara.

B. Berdasar Medium perambatan:

1.Gelombang mekanik yaitu gelombang yang perantaranya butuh medium. Misalnya:


gelombang air, gelombang bunyi, gelombang slinki, gelombang bunyi, gelombang permukaan air,
dan gelombang pada tali.

2.Gelombang Elektromagnetik: yaitu gelombang yang perambatannya tidak memerlukan


medium. Misalnya gelombang cahaya, cahaya, sinar ultra violet, infra merah, gelombang radar,
gelombang radio, gelombang TV, sinar – X, dan sinar gamma (γ)

C. Berdasar Amplitudonya:

1.Gelombang berjalan, yaitu gelombang dengan amplitude yang berubah di setiap titiknya.
Gelombang cahaya, gelombang tali dll.
2. Gelombang Diam/stasioner: gelombang yang amplitudonya disetiap titik adalah tetap.
Gelombang stasioner adalah gelombang hasil perpaduan dua buah gelombang berjalan.
PEMAHAMAN TERHADAP GELOMBANG

LAKUKAN PENGAMATAN DENGAN MENGGUNAKAN SLINKI

- Saat digetarkan turun naik, gelombang berbentuk lembah dan bukit gelombang yang merambat
kekanan

- saat diberi dorongan/tarikan terbentuk getaran berbentuk rapatan dan renggangan kekanan

- getaran di ujung slinki merambat sepanjang slinki, slinki berfungsi sebagai medium
- Getaran yang merambat disebut gelombang. Getaran memiliki energi, gelombang
memindahkan energi dari suatu tempat ketempat lain

Besaran Besaran Gelombang:


Sifat-sifat sebuah gelombang adalah mencakup tentang gelombang yang dapat mengalami
peristiwa pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), penguraian (dispersi), penjumlahan
(superposisi), perpaduan (interferensi), lenturan (difraksi), dan pengutuban (polarisasi).

GELOMBANG TRANSVERSAL LONGITUDINAL

Gelombang Transversal dan Longitudinal. Jika kita mengikatkan ujung tali pada tiang, kemudian
ujung tali yang lain kita getarkan maka getaran tersebut akan merambat sepanjang tali menuju
ke ujung tali yang lain. Getaran yang merambat sepanjang tali inilah yang disebut gelombang tali.
Gelombang tali merupakan gelombang 1 dimensi. Dalam hal ini, medium gelombang tidak ikut
merambat, tetapi hanya bergetar (bergerak naik turun) di tempatnya. Bagaimana jika tali
tersebut putus? Tentu saja gelombang tidak dapat merambat lebih lanjut. Hal ini menunjukkan
bahwa gelombang tali memerlukan medium untuk merambat. Demikian pula dengan
gelombang-gelombang mekanik yang lain, seperti gelombang air (gelombang 2 dimensi) dan
gelombang bunyi (gelombang 3 dimensi).

Telah kita ketahui bersama bahwa gelombang air laut kadang-kadang besar dan kadang-kadang
kecil. Besar kecilnya gelombang tersebut bergantung pada kencangnya tiupan angin di atas
permukaan laut. Semakin kencang tiupan angin, semakin besar gelombang air laut yang
ditimbulkan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar energi yang diberikan angin kepada
permukaan air laut, semakin besar gelombang yang terjadi. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa gelombang yang merambat membawa energi. Itulah sebabnya gelombang air laut dapat
menghempaskan kapal dan menghasilkan suara yang keras memekakkan telinga.
Sinar datang dari tempat yang dalam
ke tempat yang dangkal sinar akan
Jika kita perhatikan, gelombang yang terjadi pada tali berbeda dengan gelombang yang terjadi
dibiaskan
pada slinki. Gelombang yang terjadi pada tali berupa bukit mendekati garismerambat.
dan lembah yang normal ( rBukit
<
i), sedang untuk sinar Panjang gelombang terhadap
yang datang
dari tempat yang dangkal kedalaman, Pada kedalaman
menuju
tepat yang dalam d1 sinar ( d1 > akan
d2) maka λ1 lebih
dibiaskan menjauhi garis normal ( rλ>2. Perubahan
besar dari
i). panjang gelombang
GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG STASIONER

1.GELOMBANG BERJALAN

Jika ujung salah satu tali kita ikatkan pada beban yang tergantung pada pegas vertikal, dan pegas
kita getarkan naik turun,maka getaran pegas akan merambat pada tali seperti ditunjukkan pada
Gambar 1.6. Jika Anda mengamati secara seksama, maka amplitudo (simpangan maksimum) dari
gelombang yang merambat pada tali selalu tetap (tidak berubah). Gelombang merambat yang
selalu memiliki amplitudo tetap digolongkan sebagai gelombang berjalan.

Gambar.1.6. Gelombang berjalan ke kanan Gambar.1.7. Gelombang berjalan ke


dengan titik asal getaran adalah titik O. kanan dengan cepat rambat v.

Ada juga gelombang merambat yang amplitudonya selalu berubah (dalam kisaran nol sampai
nilai maksimum tertentu). Gelombang merambat seperti ini disebut gelombang stasioner. Kita
awali dengan terlebih dahulu menentukan persamaan gelombang berjalan.

Persamaan gelombang berjalan

Gelombang berjalan memiliki sifat pada setiap titik yang dilalui akan memiliki amplitudo yang
sama. Perhatikan gelombang berjalan dari sumber P ke titik Q yang berjarak X pada Gambar 1.8.
Bagaimana menentukan simpangan pada titik P? Simpangan tersebut dapat ditentukan dari
simpangan getarannya dengan menggunakan waktu perjalanannya

Gambar 1.8. Gelombang berjalan dari P ke Q

Dari titik P merambat getaran yang amplitudonya A, periodenya T dan cepat rambat getarannya
v. Bila titik P telah bergetar t detik, simpangannya :

yp = A sin ωt = A sin (2π t/T)

Dari P ke Q yang jaraknya X getaran memerlukan v/x detik, jadi ketika P telah bergetar t detik,
titik Q baru bergetar (t – x/v) detik. Simpangan Q saat itu :

yQ = A Sin

Jadi, persamaan gelombang berjalan adalah :

y = A sin 2π  1.2

y = A sin 

y = A sin (ωt – kx) ................................1.3

dengan :

λ= panjang gelombang (m)

T = periode gelombang (s)

ω= frekuensi sudut

k = bilangan gelombang

Contoh-contoh soal

1. Ujung seutas tali digetarkan harmonik dengan periode 0,5 s dan amplitudo 6 cm. Getaran ini
merambat ke kanan sepanjang tali dengan cepat rambat 200 cm/s. Tentukan:

a. Persamaan umum gelombang

b. Simpangan, kecepatan, dan percepatan partikel di P yang berada 27,5 cm dari ujung tali yang
digetarkan pada saat ujung getar telah bergetar 0,2 s

c. Sudut fase dan fase partikel di P saat ujung getar telah bergetar 0,2 s

d. Beda fase antra dua partikel sepanjang tali yang berjarak 25 cm

Penyelesaian:

a. T = 0,5 s ; A = 6 cm=0,06m ; v = 200 cm/s =2 m/s; gel. merambat ke kanan

ω=2π/T = 2π/0,5 = 4p rad/s ; f=1/T = 1/0,5s = 2 Hz, λ=v/f = 2/2 = 1m,


k= = 2π, ω = 2π/T = 2π/0,5 = 4π rad/s.

Persamaan umum gelombang:

y= A sin 2π( )= A sin (ωt – kx)

y = 0,06 sin 2π

y= 0,06 sin 2π(2t – x)

b. x = 27,5 cm = 0,275 m ; t = 0,2 s

 Simpangan gelombang:

y = 0,06 sin 2π(2t – x) =0,06 sin 2π(2. (0,2) – 0,275)

y=0,06 sin 2π(0,4 – 0,275) = 0,06 sin 2π(0,125) = 0,06 sin (0,25π)

y = 0,06 sin(45o) = 0,06 (1/2 )= 0,03 m

 Kecepatan gelombang:

vy = ω.A. cos (ωt – kx) = 4π (0,06) cos 45 o = 0,12 m/s

 Percepatan gelombang:

Ay = - ω2.A. sin (ωt – kx) = - (4π)2 (0,06) sin 45o

Ay = - 0,96π2 (1/2 )= - 0,48π2 m/s2

c. Sudut fase, θ=2πφ = 2π(2t – x)= 0,25π ; Fase, φ=θ/2π= 0,25π/2π =1/8.

d. x = 25 cm =0,25m ; Beda fase, Δφ=Δx/λ = 0,25/1 =0,25.

2. Suatu gelombang sinusoidal dengan frekuensi 500 Hz memiliki cepat rambat 350 m/s.

a. Berapa jarak pisah antara dua titik yang berbeda fase π/3 rad?
b. Berapa beda fase pada suatu partikel yang berbeda waktu 1 ms?

Penyelesaian:

f=500 Hz, v=350 m/s, λ = v/f = 350/500= 7/10 m/s

a. Jarak pisah antara dua titik yang berbeda fase π/3 rad:

Δθ= π/3; Δφ=Dθ/2π = 1/6; Δφ=Dx/λ ® Δx=Δφ.λ =(1/6)(7/10) = 7/60

b. Beda fase suatu partikel: t = t2 – t1 = 1 ms = 1 x 10-3 s

Dφ =φ 2 - φ1 = (t1 – t2) f = - (1 x 10-3 s) 500 Hz = - ½ .

3. Seutas kawat yang panjangnya 100 cm direntangkan horizontal. Salah satu ujungnya
digetarkan harmonik naik-turun dengan frekuensi 1/8 Hz dan amplitudo 16 cm, sedangkan ujung
lain terikat. Getaran harmonik tersebut merambat ke kanan sepanjang kawat dengan cepat
rambat 4,5 cm/s. Tentukan letak simpul ke-4 dan perut ke-3 dari titik asal getaran!

Jawab:

L = 100 cm ; f = 1/8 Hz ; A = 16 cm ; v = 4,5 cm/s; λ = v/f = 4,5/1/8 = 36 cm

n + 1) = 4, n = 3Simpul ke 4 → (

Xn+1 = (2n)( λ/4), x4 = (2)(3) (36/4) = 54 cm

Letak simpul ke 4 dari titik asal = L – x4 = 100 – 54 = 46 cm

n + 1 = 3, n = 2Perut ke – 3 →

Xn+1 = (2n+1)( λ/4), x3 = (5)(36/4) = 45 cm

Letak perut ke – 3 dari titik asal = 100 – 45 = 55 cm

4. Salah satu ujung dari seutas tali yang panjangnya 115 cm digetarkan harmonik naik-turun,
sedang ujung lainnya bebas bergerak.

a. Berapa panjang gelombang yang merambat pada tali jika perut ke-3 berjarak 15 cm dari titik
asal getaran?

b. Di mana letak simpul ke-2 diukur dari titik asal getaran?

Jawab:
a. x3 = 15 cm ; ke-3 ® n + 1 = 3, n = 2

xn+1 = 2n (λ/4) → x3 = 4(λ/4) ® 15 =1 λ, jadi λ = 15/1 =15 cm

b. Letak Simpul kedua

ke-2 → n + 1 = 2, n = 1

xn+1 = (2n+1) (λ/4) ® x2 = 3(λ/4) = 3(15/4) = 11,25 cm

Letak simpul ke-2 dari titik asal getar = L – x2 = 115 – 11,25 = 103,75 cm

5. Getaran dari sebuah pegas yang panjangnya 60 cm dan diikat pada kedua ujungnya sesuai
dengan:

y= 4sin(πx/15)cos(96πt)

dengan x dan y dalam cm dan t dalam s.

a. Berapakah simpangan maksimum suatu titik pada x = 5 cm?

b. Berapakah letak simpul-simpul sepanjang pegas?

c. Berapakah kelajuan partikel pada x = 7,5 cm saat t = 0,25 s?

Jawab:

a. Nilai y maksimum jika nilai cos 96πt maksimum, yaitu cos 96 πt = 1:

y = 4 sin (π.5/15).1 = 4 sin(π./3) = 4. ½ =2

b. Simpul memiliki simpangan (y) = 0

Sin (π.x/15) = 0 → Sin (π.x/15) = (0+nπ)→ (π.x/15) = nπ → x= 15n

Dengan demikian, x=15(1), (15(2), 15(3), 15(4) = 15, 30, 45, 60.

c. Kelajuan adalah turunan dari simpangan:


v= = = 4sin(π.x/15)(-96π)sin(96πt)

kelajuan partikel pada x = 7,5 cm saat t = 0,25 s:

v= 4 sin(π.7,5/15)(-96π)sin(96π.0,25) = 0

Contoh soal:
1. Seutas tali OB panjangnya 4 meter. O digetarkan terus menerus dengan frekwensi 16 Hz.
Gelombang yang terjadi beramplitudo 6 cm dan cepat rambat 12 m/s. Hitung simpangan di titik
Q yang berada 2,4 m dari O setelah O digetarkan 2,5 detik.

2. Sebuah gelombang berjalan dengan persamaan Dengan y dan x dalam neter t dalam detik.
Titik O menjadi acuan dan titik P berjarak 2 m dari O.
Tentukan :
a. Frekwensi
b. Cepat rambat gelombang
c. Persamaan simpangan titik P
d. Besar simpangan titik P pada saat t = 4 sekon
e. Besar kecepatan simpangan titik P pada saat t = 4 sekon
f. Besar percepatan simpangan titik P pada saat t = 4 sekon

2.GELOMBANG STASIONER

Apa yang terjadi jika ada dua gelombang berjalan dengan frekuensi dan amplitudo sama tetapi
arah berbeda bergabung menjadi satu? Hasil gabungan itulah yang dapat membentuk
gelombang baru. Gelombang baru ini akan memiliki amplitudo yang berubah-ubah tergantung
pada posisinya dan dinamakan gelombang stasioner. Bentuk gelombangnya dapat Anda lihat
seperti Gambar 1.10a dan 1.11. Pada proses pantulan gelombang, terjadi gelombang pantul yang
mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama dengan gelombang datangnya, hanya saja arah
rambatannya yang berlawanan. Hasil interferensi (perpaduan) dari kedua gelombang tersebut
disebut Gelombang Stasioner Atau Gelombang Diam. Gelombang stasioner dapat dibentuk dari
pemantulan suatu gelombang. Contohnya pada gelombang tali. Tali dapat digetarkan di salah
satu ujungnya dan ujung lain diletakkan pada pemantul. Berdasarkan ujung pemantulnya dapat
dibagi dua yaitu ujung terikat dan ujung bebas. Gelombang stasioner adalah gelombang hasil
superposisi dua gelombang berjalan yang : amplitudo sama, frekuensi sama dan arah
berlawanan.

Prinsip superposisi linear Ketika dua gelombang atau lebih datang secara bersamaan pada
tempat yang sama, resultan gangguan adalah jumlah gangguan dari masing-masing
gelombang. Prinsip ini dapat diaplikasikan pada semua jenis gelombang termasuk
gelombang bunyi, gelombang permukaan air dan gelombang elektromagnetik seperti
cahaya. Kita akan mempraktekkan prinsip ini untuk menemukan rumus gelombang
stasioner pada tali.
Anda telah mengetahui bahwa jika salah satu ujung tali digetarkan harmonik naik-turun maka
gelombang sinusoidal akan merambat sepanjang tali. Apa yang terjadi ketika gelombang telah
sampai pada ujung lainnya. Gelombang datang ini akan dipantulkan sehingga terjadilah
gelombang pantul. Dengan demikian pada setiap titik sepanjang tali, bertemu dua gelombang
yaitu gelombang datang dan gelombang pantul, yang keduanya memiliki amplitudo dan
frekuensi yang sama. Superposisi kedua gelombang yang berlawanan arah inilah yang
menghasilkan gelombang stasioner. (Gelombang stasioner sering disebut juga sebagai
gelombang berdiri atau gelombang diam).

Ujung tali yang tak digetarkan bisa diikat kuat pada sebuah tiang sehingga tidak dapat bergerak
ketika ujung lainya digetarkan. Ujung ini disebut ujung tetap. Tetapi bisa juga ujung yang tak
digetarkan ini diikatkan pada suatu gelang yang bergerak pada tiang tanpa gesekan. Ujung ini
disebut ujung bebas

Dalam superposisi dua gelombang atau lebih dapat menghasilkan sebuah gelombang berdiri
yang mungkin simpangannya saling menguatkan atau saling melemahkan bergantung kepada
beda fase gelombang-gelombang tersebut. Apabila beda fase antara gelombang-gelombang
yang disuperposisikan adalah 1/2 maka hasilnya saling melemahkan. Jika panjang gelombang
dan amplitudo gelombang-gelombang tersebut sama, maka simpangan hasil superposisi
tersebut nol.

Sebaliknya, jika fase gelombang-gelombang yang disuperposisikan itu sama, maka simpangan
hasil superposisi itu saling menguatkan. Jika panjang gelombang dan amplitudo gelombang-
gelombang itu sama maka simpangan hasil superposisi itu sebuah gelombang berdiri dengan
amplitudo dua kali amplitudo kedua gelombang.

Apabila dua gelombang atau lebih merambat pada medium yang sama. Maka, gelombang-
gelombang tersebut akan datang di suatu titik pada saat yang sama sehingga terjadilah
superposisi gelombang. Artinya, simpangan gelombang-gelombang tersebut di tiap titik dapat
dijumlahkan sehingga akan menghasilkan sebuah gelombang baru.

Gambar Superposisi dua gelombang y1 dan y2 yang memiliki amplitudo berbeda.

Misalkan, simpangan getaran di suatu titik disebabkan oleh gelombang satu dan dua, yaitu y1 dan
y2. Kedua gelombang mempunyai amplitudo A dan frekuensi sudut yaitu ω yang sama dan
merambat dari titik yang sama dengan arah sama pula.Persamaan superposisi dua gelombang
tersebut dapat diturunkan persamaannya sebagai berikut.

y1 = A sinωt; y2 = Asin (ωt + Δθ)

Kedua gelombang di atas memiliki perbedaan sudut fase sebesar Δθ.

Persamaan simpangan gelombang hasil superposisi kedua gelombang tersebut adalah

y = y1 + y2 = A sinωt; y2 + Asin (ωt + Δθ)

Dengan menggunakan aturan sinus, yaitu:

Karena cosinus merupakan fungsi genap, artinya cosθ = cos(-θ) sehingga persamaan dapat ditulis
sebagai berikut.

Karena nilai beda fasenya (Δθ) adalah tetap, persamaan getaran hasil superposisi dua gelombang
dapat ditulis menjadi:

dan

disebut amplitudo gelombang hasil superposisi.

Perpaduan dua buah gelombang atau superposisi terjadi pula ketika gelombang datang dan
gelombang pada sebuah tali yang bergetar secara terus-menerus dijumlahkan. Kedua gelombang
yang memiliki amplitudo dan frekuensi sama serta berlawanan arah tersebut akan menghasilkan
sebuah superposisi gelombang yang disebut gelombang stasioner atau gelombang diam.

Contoh:
a. Persamaan gelombang stasioner ujung terikat

Seuatas tali panjangnya l dari OB , titik O digetarkan terus menerus dan titik B diikat. Titik P
berada X dari ujung terikat. Hasil perpaduan gelombang datang dan gelombang Pantul adalah
gelombag stasioner dan membentuk simpul dan perut.

Akan kita tinjau perpaduan gelombang datang dan gelombang pantul di titik P
Gelombang merah adalah gelombang datang merambat ke kanan

Gelombang hijau adalah gelombang pantul merambat dari O - P - B - P dan Berubah fase 180

derajat maka sudut ditambah phi :


Perpaduan antara gelombang datang dan gelombang pantul adalah:
Ap adalah amplitudo maksimum dengan persamaan variabel sinus, sehingga ada nilai maksimum
dan nilai minimum nol. Dengan demikian dapat ditentukan titik simpul dan titik perut, sbb:

b. Titik Simpul dan Titik Perut


Dari persamaan didapat

Titik Perut
Titik Perut adalah titik yang aplitudonya selalu maksimum

Titik Simpul
Titik Simpul adalah titik yang aplitudonya selalu nol
a.Gelombang Stationer pada ujung bebas

Salah satu contoh gelombang stationer adalah gelombang tali yang ujung satunya digetarkan dan
ujung lain bebas. Gelombang stationer ujung bebas juga terbentuk dari dua gelombang berjalan
yaitu gelombang datang dan gelombang pantul. Perhatikan Gambar 1.10.

Gambar 1.10. Gelombang stationer ujung bebas

gelombang datang dan gelombang pantul di ujung bebas adalah 0, jadi = 0. Ini berarti bahwa
fase gelombang datang sama dengan faseΔφ gelombang pantul. Perhatikan Gambar 1.11:

Gambar 1.11

Pemantulan pada ujung bebas menghasilkan pulsa pantul sefase dengan pulsa datangnya.
Dengan demikian jika gelombang datang yang merambat ke kanan dapat dinyatakan dengan y1 =
A sin (kx - ωt), maka gelombang pantul yang merambat ke kiri tetapi sefase dinyatakan
dengan :
y2 = A sin (-kx - ω t)

↑ ....↑

Sefase pemantulan terhadap x = 0

Dengan menggunakan sifat trigonometri sin (-α) = -sin α, dapat ditulis:

y2 = -A sin (kx - ωt)

Hasil superposisi gelombang datang, y1, dan gelombang pantul, y2, menghasilkan gelombang
stasioner, y, dengan persamaan:

y = y1 + y2

= A sin (kx - ωt) – A sin (kx + ωt)

y = A [sin (kx -ω t) – sin (kx + ωt)]

mengingat sin A – sin B = 2 cos

Maka

y = A × 2 cos

atau dengan

y = 2 A cos kx sin ωt ..........................................1.9

y = As sin ωt ......................................................1.10

As = 2 A cos kx ..................................................1.11

b.Titik Perut dan Titik Simpul


Titik Perut adalah titik yang aplitudonya selalu maksimum:
Titik simpul adalah titik yang amplitudonya selalu nol:

Contoh soal
1. Seutas tali panjngnya 5 m direntangkan mendatar. Salah satu ujungya digetarkan naik turun
sedang ujung yang lain bebas begerak. Berapakah panjang gelombang yang merambat pada
tali jika simpul ke-8 berjarak 2 m dari titik asal getaran. Dimanakah letak simpul ke-5?
2. Seutas kawat panjngnya 255 cm direntangkan mendatar. Salah satu ujungya digetarkan naik
turun dengan frekwensi 1/4 Hz dan amplitudo 10 cm,sedang ujung yang lain bebas bergerak.
Gelombang menjalaar dengan kecepatan 9 cm/s.Tentukan
a. Amplitudo gelombang hasil perpaduan dititik yang berjarak 225 cm dari asal getaran.
b. Letak simpul ke-5 dan perut ke-7 dari asal getaran
3. Seutas tali panjngnya 2 m direntangkan mendatar. Salah satu ujungya digetarkan naik turun
sedang ujung yang lain bebas bergerak berapakah panjang gelomabang merambat jika perut
ke-3 berjarak 15 cm dari titik asal getaran. Dimanakah letak simpul ke-2 diukur dari asal
getaran?

HAND OUT 2
Standar
1.Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan
Kompetensi
masalah
Kompetensi
1.2 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi dan cahaya
dasar
Topik
OPTIK FISIS

Pengertian Gelombang Elektromagnetik – Pada abad ke- 19, gelombang elektromagnetik


banyak dibicarakan oleh para fisikawan, seperti Ampere, Coulomb, Biot Savart, dan Faraday.
Mereka telah melakukan penelitian tentang gejala-gejala kelistrikan. Salah satu kesimpulan dan
hash penelitian tersebut adalah bahwa listrik dapat menimbulkan medan magnet dan
sebaliknya, medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Hubungan antara medan listrik dan
medan magnet ini merupakan dasar ditemukannya gelombang elektromagnetik.

Pada tahun 1831 James Clerk Maxwell melakukan penelitian tentang medan listrik dan medan
magnet. Dan hasil penelitiannya, ia mengemukakan hipotesis yang berbunyi “Jika perubahan
medan magnet dapat menimbulkan medan listrik, maka perubahan medan listrik juga dapat
menimbulkan medan magnet”. Hipotesis ini mengacu pada tiga aturan dasar listrik-magnet,
yaitu:

a. Hukum Coulomb yang menyatakan bahwa muatan listrik dapat menghasilkan medan listrik di
sekitarnya.

b. Hukum Biot-Savart yang menyatakan bahwa arus listrik atau muatan listrik yang mengalir
dapat menghasilkan medan magnet di sekitarnya.

c. Hukum Faraday yang menyatakan bahwa perubahan medan magnet dapat menghasilkan
medan listrik.

Untuk membuktikan hipotesisnya, Maxwell kemudian melakukan percobaan dengan skema


peralatan seperti Gambar Skema Perconaan Maxwell.

Gambar Skema Percobaan Maxwell

Maxwell melakukan percobaan menggunakan dua isolator yang diberi muatan berlawanan
(positif dan negati) yang masing-masing diikat pada ujung pegas. Jika kedua pegas digetarkan,
maka jarak antara kedua muatan akan berubah-ubah. Akibatnva, medan listrik di antara
keduanya juga berubah-ubah. Perubahan medan listrik ini akan menimbulkan perubahan medan
magnet. Perubahan medan magnet ini menyebabkan timbulnya medan listik. Ini terjadi secara
terus-menerus. Perubahan medan listrik dan medan magnet ini menjalar atau merambat ke
segala arah. Perambatan medan listrik E dan medan magnet B yang tegak lurus satu sama lain
secara bersamaan disebut gelombang elektromagnetik. Jadi:

Gelombang elektromagnetik didefinisikan sebagai gelombang yang terjadi karena adanya


perubahan medan magnet dan medan listrik yang saling tegak lurus serta keduanya tegak
lurus pula dengan arah rambatnya.

Perhatikan Gambar Gelombang elektromagnetik.


Gelombang elektromagnetik terbentuk dari medan listri E dan medan magnet B yang saling
tegak lurus. Pada saat bersamaan kedua medan magnet ini merambat pada arah yang tegak
lurus keduanya.

Karena vektor perubahan medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus dan keduanya
tegak lurus terhadap arah rambatnya, maka gelombang elektromagnetik merupakan gelombang
transversal. Cepat rambat gelombang elektromagnetik ini hanya bergantung pada permitivitas
listrik di udara μo dan permeabilitas magnet di udara Cepat rambat gelombang elektromagnetik
dirumuskan dengan:

Keterangan:

c = cepat rambar gelombang elektrornagnetik (m/s)

εo = permitivitas listrik di udara = 8,85 X 10 -12 C/Nm2

μo= permeabiliras magnet di udara

μo =4π x lO-7Wb/Am

Berdasarkan nilai permitivitas vakum clan nilai permeabilitas vakum tersebut, diperoleh cepat
rambat gelombang elektromagnetik sebesar 2,998 x 10 8 m/s atau 3 x 108 m/s. Cepat rambat
gelombang elektromagnetik ini sama dengan kecepatan cahaya, sehingga Maxwell menganggap
bahwa cahaya juga merupakan gelombang elektromagnetik.

Pada tahun 1887, Heinrich Hertz berusaha untuk membuktikan kebenaran hipotesis Maxwell. ia
mengukur radiasi gelombang magnetik yang mempunyai kecepatan sesuai dengan nilai yang
diduga oleh Maxwell.

Perhatikan Gambar Skema Percobaan Heartz


Skema Percobaan Heartz

Dengan memberikan arus listrik, kumparan Ruhrnkorf akan menginduksikan tegangan pada
kedua elektroda di sisi A. Karena adanya pelepasan muatan, pada elektroda akan terjadi percikan
api.

Kemudian, diikuti elektroda di sisi B yang juga terjadi percikan api. Ini menandakan jika dalarn
rangkaian terjadi perpindahan energi gelombang elektromagnetik dan sisi A ke sisi B. Selain ini,
Hertz juga melakukan percobaan yang menunjukkan sifat-sifat gelombang cahaya, seperti
pemantulan, pembiasan, Interferensi, difraksi, dan polarisasi. Jadi, eksperimen yang dilakukan
Herzt sudah cukup untuk membuktikan hipotesis Maxwell. Untuk menghargai jasanya, hertz
ditetapkan sebagai satuan frekuensi dalam SI dengan simbol Hz.

Nah, berdasarkan eksperimen yang dilakukan Herzt, beberapa sifat gelombang elektrornagnetik,
yaitu:

a. dapat merambat dengan atau tanpa zat perantara/medium,

b. termasuk gelombang transversal,

c. merambat dalarn arus lurus,

d. dapat mengalami interferensi, difraksi, dan polarisasi,

e. dapat dipantulkan atau dibiaskan.

Pembiasan Cahaya pada Prisma

Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila seberkas sinar datang
pada salah satu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai bidang pembias I, akan dibiaskan
mendekati garis normal. Sampai pada bidang pembias II, berkas sinar tersebut akan dibiaskan
menjauhi garis normal. Pada bidang pembias I, sinar dibiaskan mendekati garis normal, sebab
sinar datang dari zat optik kurang rapat ke zat optik lebih rapat yaitu dari udara ke kaca.
Sebaliknya pada bidang pembias II, sinar dibiaskan menjahui garis normal, sebab sinar datang
dari zat optik rapat ke zat optik kurang rapat yaitu dari kaca ke udara. Sehingga seberkas sinar
yang melewati sebuah prisma akan mengalami pembelokan arah dari arah semula. Marilah kita
mempelajari fenomena yang terjadi jika seberkas cahaya melewati sebuah prisma seperti halnya
terjadinya sudut deviasi dan dispersi cahaya.

Sudut Deviasi

Gambar 2.1 Pembiasan cahaya pada prisma

Gambar 2.1 menggambarkan seberkas cahaya yang melewati sebuah prisma. Gambar tersebut
memperlihatkan bahwa berkas sinar tersebut dalam prisma mengalami dua kali pembiasan
sehingga antara berkas sinar masuk ke prisma dan berkas sinar keluar dari prisma tidak lagi
sejajar. Sudut yang dibentuk antara arah sinar datang dengan arah sinar yang meninggalkan
prisma disebut sudut deviasi diberi lambang D. Besarnya sudut deviasi tergantung pada sudut
datangnya sinar. Perhatikan Gambar 2.1!

Untuk segiempat AFBE, maka : β + ∠ AFB = 180o

Pada segitiga AFB, r1 + i2 + ∠ AFB = 180o, sehingga diperoleh

β + ∠ AFB = r1 + i2 + ∠ AFB

β = r1 + i2

Pada segitiga ABC, terdapat hubungan ∠ ABC + ∠ BCA +

∠ CAB = 180o, di mana ∠ ABC = r2 – i2 dan ∠ CAB = i1 – r1,

sehingga ∠ BCA + (r2 – i2) + (i1 – r1) = 180o

∠ BCA = 180o + (r1 + i2) – (i1 + r2)


Besarnya sudut deviasi dapat dicari sebagai berikut.

D = 180o – ∠ BCA

= 180o – {(180o + (r1 + i2) – (i1 + r2)}

= (i1 + r2) – (i2 + r1)

D = i1 + r2 – β

Keterangan :

D = sudut deviasi

i1 = sudut datang pada prisma

r2 = sudut bias sinar meninggalkan prisma

β = sudut pembias prisma

Besarnya sudut deviasi sinar bergantung pada sudut datangnya cahaya ke prisma. Apabila sudut
datangnya sinar diperkecil, maka sudut deviasinya pun akan semakin kecil. Sudut deviasi akan
mencapai minimum (Dm) jika sudut datang cahaya ke prisma sama dengan sudut bias cahaya
meninggalkan prisma atau pada saat itu berkas cahaya yang masuk ke prisma akan memotong
prisma itu menjadi segitiga sama kaki, sehingga berlaku i1 = r2 = i (dengan i = sudut datang
cahaya ke prisma) dan i2 = r1 = r (dengan r = sudut bias cahaya memasuki prisma). Karena β = i 2 +
r1 = 2r atau r = ½ β dengan demikian besarnya sudut deviasi minimum dapat dinyatakan:

D = i1 + r2 – β = 2i – β atau i = ½ (Dm + β)

Menurut hukum Snellius tentang pembiasan berlaku


dengan :

n1 = indeks bias medium di sekitar prisma

n2 = indeks bias prisma

β = sudut pembias prisma

Dm = sudut deviasi minimum prisma

Untuk sudut pembias prisma kecil ( β < 15 o) maka berlaku sin ½ (β + Dm) = ½ (β + Dm) dan sin ½
β = ½ β Sehingga besarnya sudut deviasi minimumnya dapat dinyatakan :

Apabila medium di sekitar prisma berupa udara maka n1 = 1 dan indeks bias prisma dinyatakan
dengan n, maka berlaku :

Dm = (n – 1) β

Contoh soal

1. Sebuah prisma mempunyai sudut pembias 60 o dan indeks biasnya 1,5. Seberkas sinar datang
pada salah satu sisi pembias prisma dengan sudut datang 60 o, tentukan :

a. sudut deviasi yang terjadi pada prisma,

b. sudut deviasi minimum yang terjadi pada prisma tersebut, dan

c. sudut deviasi minimum yang terjadi jika prisma di dalam air yang indeks biasnya 4/3

Penyelesaian :

Diketahui : n = 1,5
β = 60o

i = 60o

Ditanyakan : a. D = …?

b. Dm = …?

c. Dm = …? (dalam air)

Jawab :

a. D = i1 + r2 - β
2. Sebuah prisma mempunyai sudut pembias 10 o dan indeks biasnya 1,5. Tentukan berapa sudut
deviasi minimum pada prisma tersebut!

Penyelesaian :

Dm = (n – 1) β

= (1,5 – 1) 10o

= 0,5 x 10o = 5o

Jadi, sudut deviasi minimum pada prisma sebesar 5 o.

Dispersi Cahaya – Jika cahaya merah atau cahaya monokromatik yang dilewatkan pada sebuah
prisma akan menghasilkan cahaya monokromatik yaitu warna merah lagi. Demikian juga jika pda
sebuah prisma dilewatkan cahaya monokromatik lainnya, misalnya cahaya biru, pada keluaran
prisma akan manghasilkan monokromatik biru. Sekarang Anda coba lewatkan cahaya
polikromatik (cahaya puith) yaitu cahaya yang terdiri atas berbagai macam warna cahaya pada
sebuah prisma. Apa yang terjadi? Tentunya Anda akan mendapatkan peristiwa yang berbeda.
Perhatikan gambar berikut.
Gambar 1.34 Seberkas cahaya merah (monokromatik) melewati prisma segitiga.

Selain mengalami deviasi atau pembelokan, cahaya polikromatik juga terurai menjadi
komponen-komponen warna cahaya. Komponen warna tersebut adalah merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, dan ungu. Peristiwa penguraian warna cahaya menjadi komponen-komponennya
disebut dispersi cahaya.

Gambar 5.35 Seberkas cahaya polikromatik dilensakan pada prisma segitiga.

Ketika melewati prisma, frekuensi gelombang tidak berubah. Besaran yang berubah adalah
kecepatan dan panjang gelombang. Alat yang digunakan untuk mengukur panjang gelombang
cahaya disebut spektroskop atau spektrometer. Panjang gelombang cahaya akan berbeda untuk
setiap warna berbeda. Cahaya warna merah memiliki panjang gelombang terbesar dan cahaya
ungu memiliki panjang gelombang terkecil, sedangkan warna-warna lainnya memiliki panjang
gelombang di antara kedua nilai tersebut. Panjang gelombang suatu warna cahaya tertentu
terhadap medium yang dilaluinya memiliki persamaan sebagai berikut.

dengan λn adalah panjang gelombang cahaya ketika melalui medium dengan indeks bias n,
sedangkan λudara adalah panjang gelombang cahaya di udara. Oleh karena N > 1, panjang
gelombang cahaya dalam suatu medium selalu lebih kecil daripada panjang gelombangnya di
udara dan untuk n = 1, λn = λudara . Jadi, dari persamaan di atas diperoleh panjang gelombang
suatu warna cahaya berbanding terbalik dengan indeks bias suatu medium terhadap cahaya
tersebut. Cahaya merah a memiliki sudut deviasi terkecil dan cahaya ungu memiliki sudut deviasi
terbesar.
Deviasi ungu: δu = (nu – 1 ) β

Deviasi merah: δm = (nm – 1 ) β

Dengan nu dan nm adalah indeks bias prisma untuk warna ungu dan merah. Oleh karena indeks
bias ungu lebih besar daripada indeks bias merah, pembelokan atau penyimpangan cahaya ungu
lebih besar daripada cahaya merah.

Dengan kata lain diperoleh δu lebih besar daripada δm. Selisih sudut deviasi warna ungu dan
sudut deviasi warna merah disebut sudut dispersi (φ). Persamaan sudut dispersi sebagai berikut.

φ = δu – δm

dengan:

φ = sudut dispersi antara ungu dan merah

δu = deviasi ungu

δm = deviasi merah

Subtitusikan persamaan deviasi ungu dan merah dapat diperoleh sebagai berikut.

φ = (nu – 1) β – (nm – 1) β

φ = (nu – nm)β

Jika dua prisma segitiga digabungkan dengan menepatkan sudut puncaknya berseberangan,
cahaya akan keluar dari prisma tanpa mengalami dispersi. Susunan dua prisma yang tidak
mengalami dispersi disebut prisma akromatik.

Susunan prisma akromatik diperoleh jiak dispersi oleh prisma (1) sama dengan dispersi prisma
(2) sehingga kedua dispersi tersebut saling meniadakan. Secara matematispersamaannya dapat
ditulis sebagai berikut.
Difraksi Cahaya

Kamu telah tahu bahwa difraksi adalah peristiwa pelenturan muka gelombang ketika melewati
celah sempit. Pola difraksi gelombang cahaya dapat diamati dengan eksperimen menggunakan
difraksi celah tunggal dan kisi difraksi.

1. Difraksi celah tunggal

Setiap titik pada celah tunggal dapat dianggap sebagai sumber gelombang sekunder. Selisih
antara kedua berkas yang terpisah sejauh d adalah d sin θ.

Gambar 6. Pola difraksi celah tunggal.

Analogi dengan pola interferensi celah ganda Young, pola terang difraksi celah tunggal diperoleh
jika:

dimana

d = lebar celah tunggal / celah sempit


y = jarak pita gelap ke - n dari pusat
L = jarak celah ke layar
θ = sudut simpang cahaya

Interferensi minimum (garis gelap) terjadi jika

d sin θ = (n – ½ )λ, dengan n = 1, 2, 3, …

2. Difraksi pada kisi

Kisi difraksi terdiri atas banyak celah dengan lebar yang sama. Lebar tiap celah pada kisi difraksi
disebut konstanta kisi dan dilambangkan dengan d. Jika dalam sebuah kisi sepanjang 1 cm
terdapat N celah konstanta kisinya adalah:
Pola terang oleh kisi difraksi diperoleh jika:

Kisi Difraksi

Interferensi minimum (garis gelap) terjadi jika

d sin θ = (n – ½ )λ, dengan n =1, 2, 3, …

Gambar 7. Skema difraksi oleh kisi.

Dalam optika dikenal difraksi Fresnel dan difraksi Fraunhofer. Difraksi Fresnel terjadi jika
gelombang cahaya melalui celah dan terdifraksi pada daerah yang relatif dekat, menyebabkan
setiap pola difraksi yang teramati berbeda-beda bentuk dan ukurannnya, relatif terhadap jarak.
Difraksi Fresnel juga disebut difraksi medan dekat.

Difraksi Fraunhofer terjadi jika gelombang medan melalui celah atau kisi, menyebabkan
perubahan hanya pada ukuran pola yang teramati pada daerah yang jauh. Gelombang-
gelombang cahaya yang keluar dari celah atau kisi pada difraksi Fraunhofer hampir sejajar.
Difraksi fraunhofer juga disebut difraksi medan jauh.

Daya Urai Optik

Jika kita memiliki dua benda titik yang terpisah pada jarak tertentu, bayangan kedua benda
bukanlah dua titik tetapi dua pola difraksi. Jika jarak pisah kedua benda titik terlalu dekat maka
pola difraksi kedua benda saling menindih.

Kriteria Rayleigh yang ditemukan Lord Rayleigh menyatakan bahwa dua benda titik yang dapat
dibedakan oleh alat optik, jika pusat pola difraksi benda titik pertama berimpit dengan pita
gelap (minimum) ke satu pola difraksi benda kedua.

Ukuran sudut pemisah agar dua benda titik masih dapat dipisahkan secara tepat
berdasarkan Kriteria Rayleigh disebut sudut resolusi minimum (θm)

D=diameter bukaan alat optik

l =jarak celah ke layar

dm=jari-jari lingkaran terang

θ = sudut resolusi

Pola difraksi dapat diperoleh dengan menggunakan sudut θ yang menunjukkan ukuran sudut
dari setiap cincin yang dihasilkan dengan persamaan:

Daya Urai
dengan λ merupakan panjang gelombang cahaya yang digunakan.

Untuk sudut-sudut kecil, maka diperoleh θ≈sinθ ≈ tan θ = dm/l dan sama dengan
sudutnya θ sehingga dapat ditulis:

Seberkas sinar monokhromatik dengan panjang gelombang 5000A o, datang tegak lurus pada kisi
yang terdiri dari 5000 garis tiap cm, mka sudut belok pada orde terang ke 2 adalah….

A. 0 D. 90°

B. 30° E. 120°

C. 45°

Penyelesaian :

diketahui : λ= 5000Ao= 5x 10-7 m, d = 1/N = 1 cm/5000, n = 2

Ditanyakan : θ = …….?

Jawab : d sin θ = (2n) ½ λ = n λ

0,01/5000 sin θ = 2 . 5.10-7 ……….. θ= 30°

Soal:
1. Sebuah kisi yang memiliki 5000 garis tiap cm kita gunakan untuk menentukan panjang
gelombang cahaya. Apa bila sudut antara garis pusat dan garis pada orde pertama 37°
(sin37° = 0,6). Berapakah panjang gelombang cahaya tersebut?
2. Seberkas monokromatis dengan panjang gelombang 5 × 10-7m dan datang tegak lurus
pada kisi. Jika spektrum pada orde kedua membuat sudut 30° dengan garis normal pada
kisi, tentukan jumlah garis per cm pada kisi tersebut!

3. Apabila mata diperbesar dengan bukaan 5 mm, berapakah jarak minimum antara dua
buah sumber titik yang masih dapat dibedakan oleh mata pada jarak 40 cm di depan
mata? (panjang gelombang cahaya di mata 3,67 × 10 -7 m)

INTERFERENSI CAHAYA

Interferensi adalah penjumlahan superposisi dari dua gelombang cahaya atau lebih yang
menimbulkan pola gelombang yang baru.

Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua
gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua
gelombang tersebut.

Bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling
menghilangkan.
Syarat Interferensi Cahaya :

Kedua sumber cahaya harus bersifat kokeren (Kedua sumber cahaya mempunyai beda
fase,frekuensi dan amplitude sama)

Thomas Young, seorang ahli fisika membuat dua sumber cahaya dari satu sumber cahaya, yang
dijatukan pada dua buah celah sempit.

Satu sumber cahaya, dilewatkan pada dua celah sempit, sehingga cahaya yang melewati kedua
celah itu, merupakan dua sumbeer cahaya baru

Hasil interferensi dari dua sinar/cahaya koheren menghasilkan pola terang dan gelap.

Secara matematika rumus untuk mendapatkan pola terang dan gelap Sbb:
S1 = Sumber cahaya

S2 dan S3, dua sumber cahaya baru., d = jarak antar dua sumber c
θ= sudut belok, a=l = jarak antara dua sumber terhadap layar
Interferensi maksimum/terang/konstruktif, terjadi bila :

atau

Keterangan :
P=jarak dari terang/gelap ke-m dengan terang pusat (meter)
d=jarak kedua sumber cahaya/celah(meter)
l=jarak antara sumber cahaya dengan layar (meter)
m=bilangan (1,2,3…dst)
l=panjang gelombang (meter, atau Amstrong A0=1.10-10meter)

Interferensi Minimum/Gelap/Destrutip, terjadi jika

atau

Interferensi Celah Ganda


Contoh Soal :
Percobaan Thomas Young, celah ganda berjarak 5 mm. Dibelakang celah yang jaraknya 2 m
ditempatkan layar , celah disinari dengan cahaya dengan panjang gelombang 600 nm., maka
jarak pola terang ke 3 dari pusat terang adalah….
a. 72 mm
b. 7,2 mm
c. 0,72 mm
d . 0,72 mm
e. 0,007 mm

Diketahui : d = 5 mm, l = 2 m=2000 mm


λ= 600 nm = 7 x 10-5 mm, m = 3
Ditanyakan: p =……?
Jawab :

p. 5/200 = (2.3) 1/2 6.10-5…..p = 0,72 mm

Contoh Soal
Perhatikan diagram difraksi celah ganda berikut ini. Jika panjang gelombang berkas cahaya
6000Å dan jarak antar celah 0,6 mm, tentukan :
a) jarak terang kedua dari terang pusat
b) jarak terang keempat dari terang pusat
c) jarak antara terang kedua dan terang keempat
d) jarak gelap kelima dari terang pusat
e) jarak antara gelap kelima dan terang kedua
f) jarak antara 2 garis terang yang berurutan
g) jarak antara 2 garis gelap yang berurutan
h) jarak antara garis terang dan garis gelap yang berurutan
i) jumlah garis terang yang nampak pada layar
(Sumber gambar dan angka : Soal Ujian Nasional Fisika SMA 2009/2010 Kode P04)

Pembahasan
Data yang bisa diambil dari soal :
Jarak layar → L = 80 cm = 0,8 m = 8 x 10 −1 m
Jarak antar celah → d = 0,6 mm = 6 x 10 −4 m
Panjang gelombang cahaya → λ = 6000 Å = 6000 x 10 −10 m = 6 x 10−7 m

a) jarak terang kedua dari terang pusat → n = 2, pola terang

b) jarak terang keempat dari terang pusat → n = 4, pola terang

c) jarak antara terang kedua dan terang keempat

d) jarak gelap kelima dari terang pusat → n = 5, pola gelap


Catatan :
dY
Jika menggunakan persamaan /L = (n + 1/2) λ maka nilai n untuk gelap kelima adalah n = 4

e) jarak antara gelap kelima dan terang kedua

f) jarak antara 2 garis terang yang berurutan


Dua garis terang yang berurutan bisa T 1 ke T2 , T2 ke T3 atau To ke T1. Ambil jarak antara To ke T1,
karena To berada pada jarak "nol", sehingga cukup mencari jarak T 1 :

g) jarak antara 2 garis gelap yang berurutan


Jarak 2 garis gelap yang berurutan akan sama dengan jarak 2 garis terang yang berurutan

h) jarak antara garis terang dan garis gelap yang berurutan


Ambil jarak antara terang pusat ke gelap pertama sehingga

i) jumlah garis terang yang nampak pada layar


INTERFERENSI PADA CINCIN NEWTON

Cincin Newton adalah pola interferensi yang terbentuk oleh sebuah lensa yang sedikit cembung
yang diletakkan di atas sebuah keping gelas datar. Bila cahaya monokromatik dipantulkan oleh
kedua permukaan yang berdekatan ke mata pengamat dengan sudut tertentu, titik singgung
lensa akan terlihat sebagai sebuah lingkaran gelap dikelilingi sederet cincin terang dan gelap.

Cincin Newton, pola lingkaran terang dan gelap terlihat ketika lensa cembung ditempatkan, sisi
melengkung ke bawah, di atas sepotong datar dari kaca. Pola ini pertama kali diamati oleh Sir
Isaac Newton. Cincin tersebut disebabkan oleh gangguan gelombang cahaya.

Ketika seberkas cahaya diarahkan ke bawah ke dua lembar kaca, dua balok tumpang tindih
cahaya terbentuk-satu dari cahaya yang dipantulkan oleh permukaan bawah kaca melengkung
dan yang lain dari cahaya yang dipantulkan oleh permukaan atas dari kaca lembaran. Cahaya
yang dipantulkan dari kaca datar perjalanan lebih jauh dari cahaya yang dipantulkan dari kaca
melengkung. Tergantung pada jarak antara dua permukaan, gelombang cahaya dalam dua balok
mungkin berada dalam fase, memperkuat satu sama lain, atau mereka mungkin di luar fase,
melemahkan satu sama lain. Karena jarak antara dua mencerminkan permukaan meningkat
dengan jarak dari titik di mana lensa dan kaca datar melakukan kontak, daerah di mana
gelombang berada dalam fase dan keluar dari fase terjadi pada pita yang konsentris sekitar pusat
lensa.

Jika berkas cahaya diarahkan pada dua lembar kaca adalah monokromatik (panjang gelombang
tunggal), cincin adalah lingkaran tipis satu warna. Jika cahaya putih (yang terdiri dari cahaya
banyak panjang gelombang yang berbeda) digunakan, cincin lebih sedikit jumlahnya, tetapi
sangat berwarna.

Cincin Newton untuk memeragakan interferensi

Pola interferensi cincin Newton ini terjadi jika cahaya dengan panjang gelombang λ , datang dari
atas dengan arah tegak lurus. Jika R adalah jari-jari kelengkungan lensa dan r adalah jari-jari
kelengkungan gelap dan terang hasil interferensi, maka akan terjadi hal-hal berikut ini.
Interferensi cincin newton terjadi jika cahaya datang dari atas dengan arah tegak lurus

1. Interferensi maksimum (lingkaran terang), jika:

rt2 = (n – ½) λ .R; n = 1, 2, 3, …………………. (2.35)

dengan rt adalah jari-jari lingkaran terang ke-n.

2. Interferensi minimum (lingkaran gelap), jika:

rg2 = n. λ .R; n = 0, 1, 2, ………………………….. (2.36)

dengan rg adalah jari-jari lingkaran gelap ke-n.

Contoh Soal :
Pada cincin Newton, jari-jari cincin gelap pertama 1 mm. Jari-jari lensa plan konveks 4 m. Maka
panjang gelombang cahaya yang digunakan adalah. . . .
a. 500 A b. 4500 A c. 5000A d. 55000 A e. 2500 A
Diketahui : r = 1 mm = 0,001 m, n= indeks bias udara = 1
R = 4 m, gelap ke 1 = m = 1
Ditanyakan : λ= ……?A
Jawab : n r2. g = (2m) 1/2 λR
1. (0,001)2 = (2.1 ) 1/2 λ. 4
λ = 2500 A

Interferensi Pada Selaput Tipis

Dalam kehidupan sehari-hari, kita melihat gelembung air sabun akan terlihat berwarna, warni.
Begitu juga genangan minyak tanah diatas permukaan air, akan terlihat sama berwarna warni.
Apa yang terjadi dengan peristiwa itu ?

Kesan melihat gelembung air sabun berwarna-warni disebabkan terjadinya interferensi yaitu
perpaduan dua gelombang cahaya a yang jatuh pada selaput tipis, seperti selaput air sabun.

Sinar datang (AB) jatuh pada selaput tipis dengan tebal lapaisan (d), oleh selaput akan dibiaskan
sinar (BC) dan dua sinar dipantulkan yaitu sinar (BD) dan EF, kedua sinar s1 dan s2 akan
berinterferensi di retina mata, sehingga kita bisa melihat gelembung sabun berwarna warni,
seperti pada gambar berikut.
Jika cahaya yang dijatuhkan pada selaput tipis cahaya monokhromatik, maka pada gelembung
sabun tidak akan terlihat warna pelangi, melainkan warna terang dan gelap.

Rumus untuk menghasilkan pola terang/interferensi maksimum sbb:

Keterangan :

n. = Indek bias lapisan tipis

d = tebal lapisan

r = sudut bias

m = orde terang ke 1,2,3…dst

Rumus terjadinya pola gelap/interferensi minimum sbb:

Contoh Soal :

Selaput tipis air sabun disinari dalam arah tegak lurus dengan menggunakan cahaya natrium (l =
589,3 nm). Jika indeks bias air sabun adalah 1,33, maka ketebalan minimum selaput air sabun
yang tampak terang adalah……
A.110,8 nm
B.412 nm
C.219,8 nm
D. 546 nm
E. 3110 nm
Polarisasi (Pengkutuban)

Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu arah
getar.

Polarisasi Gelombang menunjukkan arah medan listrik pada suatu titik yang dilewati oleh
gelombang tersebut. Jenis polarisasi antena dapat dikategorikan berdasarkan polanya pada
BIDANG yang TEGAK LURUS atau normal dengan sumbu propagasi.

► Gelombang yang dapat mengalami polarisasi hanyalah gelombang tranversal yang


mempunyai arah getaran tegak lurus dengan arah perambatannya

► Terpolarisasi atau terkutub artinya memiliki satu arah getar tertentu saja, seperti pada
gambar berikut :

Simbol Cahaya alami, yang bukan sinar terpolarisasi adalah gambar sbb:

atau

Anda sebelumnya pernah mempelajari apa itu interferensi dan difrakasi. Kedua peristiwa ini
dapat terjadi pada semua jenis gelombang. Juga kedua peristiwa ini dapat terjadi pada
gelombang transversal dan longitudinal. Gelombang yang dapat mengalami gejala polarisasi
hanyalah gelombang transversal saja. Sebab gelombang trnsversal adalah gelombang yang arah
getarnya tegak lurus arah perambatannya. Coba Anda perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 6.47 Gelombang tali yang terpolarisasi

Sebelum dilewatkan pada celah yang sempit vertikal tali menyimpang seperti spiral. Kemudian,
setelah tali melewati celah dan hanya arah getar vertikal saja yang masih tersisa, sedangkan arah
getar horizontal tali diredam atau diserap oleh celah yang sempit tersebut.Gelombang yang
keluar dari celah yang sempit tersebut disebut gelombang terpoalrisasi. Maksud dari
terpolarisasi adalah arah getar tersebut memiliki satu arah getar tertentu saja. Polarisasi yang
terjadi pada satu arah saja disebut polarisasi linear.

Gambar 1.49 Polarisasi Linear

Cahaya merupakan gelombang tranversal dengan medan listrik E dan medan magnet B. Arah
kecepatan perambatannya tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk oleh arah getar E dan B.
Arah polarisasi gelombnag cahaya didefinisikan sebagai arah getar E bukan gatar B. Misalkan,
pada gelombang cahaya oleh lampu pijar, arah getar E adalah ke segala arah.

1. Polarisasi pada Kristal

Cahaya alamiah (tidak terpolarisasi) apabila dilewatkan pada sebuah kristal maka arah getar
cahaya yang keluar dari kristal hanya dalam satu arah saja sehingga disebut cahaya terpolariasasi
linear. Perhatikan gambar berikut ini! Gambar di atas menunjukkan susunan dua keping
Gambar 1.50 (a) Polarisator dan analisator dipasang sejajar. (b) Polarisator dan analisator
dipasang bersilangan.

polaroid.Kepig polaroid yang pertama disebut polarisator, sedangkan keping polaroid yang kedua
disebut analisator. Ada arah getar tertentu yang dapat diteruskan oleh keping poalroid,
sedangkan arah yang tegak lurus tidak diteruskan. Arah getar yang dapat diteruskan disebut arah
polarisasinya.

Pada gambar (a) arah transmisi polarisator dan analisator sejajar dan gambar (b) arah transmisi
analosator tegak lurus terhadap arah transmisi polarisator sehingga tidak ada getaran yang
datang ke analistor yang dapat diteruskan. Apabila seberkas cahaya alamiah dengan intensitas Io
dlewatkan pada sebuah polarisator iedeal, intensitas cahaya yang dilewatkan adalah 50% atau
1/2Io. Akan tetapi, apabila keduanya dipasang bersilangan tidak ada intensitas cahaya yang lewat
analisator.

Apabila arah polarisasi analisator membuat sudut terhadap arah transmisi polariastor maka
komponen arah getar cahaya terpolarisasi linear. Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar1.51 Analisator yang membentuk sudut terhadap arah transmisi gelombang.

Gambar 1.52 Polarisator dan analisator membentuk sudut θ

Gambar1.53 Arah polarisator dalam sumbu cartesian.

Misalkan arah polarisasi, polarisator searah sumbu-y maka gelombang yang telah melewatinya
memiliki getaran searah sumbu y. Jika arah polarisasi analisator jatuh searah sumbu y maka
dikatakan polarisator dan analisator dipasang sejajar dan seluruh cahaya yang dilewatkan
polarisator juga dilewatkan oleh analisator. Apabila arah polarisasi analisator saerah sumbu z,
artinya sudut antara arah polarisasi polarisator dan analisator sebesar 90 o maka dikatakan
polariastor dan analisator dipasang bersilang dan tidak ada cahaya yang diteruskan analisator.
Secara umum persarmaan yang diperoleh dari percobaan di atas adalah
I2 adalah intensitas cahaya yang lewat analisator dan adalah sudut antara arah polarisasi
polarisator dan arah polarisasi analisator. Apabila keduanya sejajar = 0 dan apabil akeduanya
saling bersilangan = 90o. Intensitas cahaya bersatuan watt/m2.

2. Polarisasi pada Pemantulan dan Pembiasan

Polarisasi Karena Pemantulan

Berkas sinar alami (sinar yang belum terpolarisasi) dijatuhkan dari medium udara, ke medium
kaca (cermin datar). Dengan sudut datang i = 57o, maka sinar yang dipantulkan sudah
terpolarisasi, seperti pada gambar berikut:

Seberkas cahaya alamiha dijatuhkan pada permukaan bidang batas du acermin medium.
Sebagian cahaya akan mengalami pembiasan dan sebagian lagi mengalami pemantulan. Sinar
bias dan sinar pantul akan terpolarisasi sebagian. Apabila sinar datang diubah-ubah, pada suatu
saat sinar bias dan sinar pantul membentuk sudut 90 o. Pada keadaan ini, sudut sinar datang (i)
disebut sudut polarisasi (ip) karena sianr yang terpantul mengalami polarisasi sempurna
(polarisasi linear). Menurut Hukum Snellius

sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut.


Sudut ip disebut sudut polarisasi atau sudut Brewster yaitu pada saatsinar bias dan sinar pantul
membentuk sudut 90o. Getaran pada sinar datang dapat diuraikan menjadi dua komponen yaitu

• Sejajar bidang datang E sejajar;

• Tegak lurus pada bidang datang E tegak lurus yang digambarkan dengan bintik hitam.

Gambar 1.54 Sinar pantul terpolarisasi linear, sedangkan sinar bias mengalami polarisasi.

Pada i = ip (sinar pantul tegak lurus sinar bias) komponen E (sejajar) tidak terdapat pada sinar
pantul sebab searah sinar pantul. Komponen E (tegak lurus) seluruhnya dibiaskan bersama
sebagian dari E (tegak lurus) sehingga

• sinar pantul mengalami polarisasi linier;

• sinar bias mengalami polarisasi sebagian.

Polarisasi Karena Pemantulan dan Pembiasan

Berkas Sinar alami melalui suatu medium kaca,akan dipantulakna dan dibiaskan. Sinar
perpolarisasi bila sudut pantuk dan sudut bias membentuk sudut 90, seperti pada gambar
brikut :
Dari peristiwa pemantulan dan pembiasan akan diperoleh Rumus Brewster, Sbb :

ip + r = 9o, r = 90 -ip

n2/n1 = sin ip/sin r = sin ip/sin (90-ip) = sin ip/cos ip = tg ip

n2/n1 = tg ip

3. Polarisasi Pembiasan Ganda

Dalam sebuah kristal tertentu cahaya alamiah yang masuk ke dalam kristal dapat mengalami
pembiasan ganda. Pembiasan ganda ini dapat terjadi karena kristal tersebut memiliki dua nilai
indeks bias.

Gambar 1.55 Polarisasi pada pembiasan ganda.


Dari gambar di atas tampak ada dua bagian sinar yang dibiaskan yang satu mengandung E
(sejajar) dan yang lain hanya mengandung E (tegak lurus). Jadi, indeks bias juga laju E (sejajar)
dan E (tegak lurus) tidak sama

4. Polarisasi dengan Hamburan

Seberkas cahaya yang melewati gas akanmengalami polarisasi sebagian. Karena partike-partikel
gas dapat menyerap dan memancarkan kembali cahaya yang mengenainya. Penyerapan dan
pemancaran cahaya oleh partikel-partikel gas disebut hamburan. Oleh karena peristiwa
hamburan ini maka langit pada siang hari tampak berwarna biru. Karena partikel-partikel udara
menyerap sinar Matahari dan memancarkan kembali (terutama) cahaya biru. Demikian pula,
pada pagi hari dan sore hari partikel-partikel udara akan menghamburkan lebih banyak cahaya
biru (melalui kolom udara yang lebih panjang) sehingga yang tersisa dari cahaya Matahari adalah
cahaya merahnya. Bulan tidak memiliki atmosfer sehingga tidak ada yang dapat menghamburkan
cahaya Matahari. Oleh karena itu, atmosfer Bulan akan tampak gelap.

Polarisasi karena penyerapan selektif.

Polarisasi dengan penyerapan selektif diperoleh dengan memasang dua buah polaroid, yaitu

Polarisator dan Analisator. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi,

sedangkan Analisator untuk mengetahui apakah cahaya sudah terpolarisasi atau belum, seperti

pada gambar berikut

Contoh soal
1. Gelombang elektromahnetik termasuk dalam gelombang apa? Jelaskan!
Jawab: termasuk gelombang tranversal ynag tidak memerlukan medium rambat sehingga dapat
merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan c= =2,998 x 108 m/s yang sama dengan
kecepatan cahaya.

2. Tuliskan hipotesis Maxwell!


Jawab: apabila perubahan magnetic dapat menimbulkan medan listrik, maka sebaliknya
perubahan medan listrik pun akan dapat menimbulkan medan magnetik.

3. Sebutkan sifat-sifat gelombang elektromagnetik!


Jawab: dapat mera,bat dalam ruang hampa, merupakan gelombang transversal, merambat
dalam arah lurus (tak terpengaruh medan listrik dan medan magnetik) serta dapat mengalami
peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi, dan polarisasi.

4. Tuliskan hubungan cepat rambat, panjang gelombang dan frekuensi gelombang


elektromanetik!
Jawab: c=ƒλ

5. Semua gelombang elektromagnetik merambat dalam vakum dengan cepat rambat yang sama,
yaitu?
Jawab: c= 3 x 108 m/s

6. Gelombang elektromagnetik terdiri dari?


Jawab: terdiri dari medan listrik dan medan magnetik yang berubah secara periodik dan
serempak dengan arah getar tegak lurus satu sama lain dan semua tegak lurus terhadap arah
rambat gelombang

7. Siapa orang yang pertama kali menguji hipotesis Maxwell?


Jawab: Heinrich Hertz

8. Sebutkan spektrum gelombang elektromagnetik berdasarkan kenaikan frekuensi atau


penurunan panjang gelombang?
Jawab: gelombang radio, gelombang mikro, sinar inframerah, sinar tampak (cahaya), sinar
ultraviolet, sinar-X, sinar gamma.

9. Gelombang radio memiliki jangkauan frekuensi yang cukup luas yang biasanya dihasilkan
oleh?
Jawab: rangkaian osilator dalam alat-alat eletronika

10. Gelombang radio dihasilkan oleh?


Jawab: muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui kawat-kawat penghantar.

HAND OUT 3
Standar
1.Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan
Kompetensi
masalah
Kompetensi
1.3 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam
dasar
teknologi
Topik
GELOMBANG MEKANIK BUNYI

Macam-macam Bunyi Pantul

Keras-lemahnya bunyi pantul tergantung dari cepat rambat bunyi, jarak antara pendengar
dengan dinding pemantul, dan jarak sumber bunyi dengan dinding pemantul. Bunyi pantul
dibedakan menjadi 3, yaitu bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli, gaung atau kerdam, dan
gema.
a. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli

Yaitu bunyi pantul yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi aslinya sehingga bunyi asli
terdengar lebih keras. Bunyi pantul ini terjadi jika jarak antara sumber bunyi dan pendengar
dekat dengan dinding pantul sehingga bunyi dipantulkan dengan sangat cepat. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut!

b. Gaung atau kerdam

Yaitu bunyi pantul yang terdengar sebagian bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli
hanya terdengar sebagian. Gaung terjadi karena sumber bunyi dan pendengar jaraknya cukup
dekat dengan dinding pantul. Gaung juga dapat terjadi karena bunyi memantul pada bidang
pantul yang tidak rata. Akibatnya, bunyi-bunyi pantul yang terjadi saling bertumpuk.
Bertumpuknya bunyi-bunyi pantul menyebabkan sebagian bunyi asli mengalami pelemahan dan
sebagian lainnya mengalami penguatan sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas. Perhatikan
ilustrasi berikut!

Gaung merupakan jenis pemantulan bunyi yang merugikan. Gaung sering terjadi pada tebing-
tebing terjal, gua, aula, dan gedung bioskop. Oleh karena itu, dalam aula dan gedung bioskop
digunakan peredam suara untuk mengurangi gaung. Bahan-bahan yang sering digunakan sebagai
peredam antara lain karpet, kertas karton, kain wol, gabus, dan busa.

c. Gema

Yaitu bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli selesai terdengar. Bunyi pantul ini terjadi
apabila jarak sumber bunyi dan pendengar jauh dari dinding pemantul. Perhatikan ilustrasi
berikut!

Selisih waktu antara terjadinya bunyi asli dan bunyi pantul pada peristiwa gema dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan 21.2 di depan, yaitu s = v . t. Pada peristiwa gema, selisih
waktu antara bunyi asli dan bunyi pantul merupakan waktu yang diperlukan untuk menempuh
jarak bolak-balik dari sumber bunyi menuju pendengar. Dengan demikian, persamaan 21.2
menjadi:

s = (v.t)/2

Menghitung Kecepatan Perambatan Bunyi


Materi kita kali adalah tentang Bunyi: Cepat Rambat Bunyi. Pernahkah anda memperhatikan
cahaya kilat petir dan gemuruh bunyi petir? Jika kita perhatikan dari jarak yang cukup jauh, kita
akan mendengar bunyi petir setelah beberapa saat terlihat cahaya kilat petir. Hal ini
menunjukkan bahwa bunyi merambat memerlukan waktu atau dengan kecepatan tertentu.
Ketika kilat terjadi, timbul bunyi yang sangat keras. Getaran yang menimbulkan bunyi tersebut
menggetarkan udara di sekitamya. Akibatnya, terjadilah gelombang di udara.

Gelombang tersebut adalah gelombang longitudinal. Jika gelombang tersebut masuk ke telinga,
kita akan mendengar bunyi. Jadi, bunyi merupakan gelombang yang merambat di udara dalam
bentuk gelombang longitudinal. Ingat, udara yang dilalui bunyi tidak ikut merambat bersama
bunyi (energi bunyi). Ia hanya bergetar membentuk rapatan dan renggangan. Kecepatan bergetar
udara tidak sama dengan cepat rambat bunyi. Gelombang longitudinal termasuk gelombang
mekanik. Oleh karena itu, dalam perambatannya memerlukan medium (zat perantara). Tanpa
medium bunyi tidak dapat merambat. Jika suatu bunyi tidak dapat merambat, bunyi tersebut
tidak dapat didengar. Itulah sebabnya di bulan atau ruang angkasa tidak ada bunyi. Hal ini akibat
dari tidak adanya atmosfer di bulan atau ruang angkasa (ruang hampa udara). Selain itu, suatu
bunyi juga tidak dapat didengar jika bunyi tersebut tidak masuk ke telinga.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa syarat terjadinya bunyi ada tiga macam,
yaitu ada sumber bunyi, medium, dan pendengar (penerima). Dari contoh peristiwa bunyi petir
di atas dapat kita ketahui bahwa bunyi memerlukan waktu tertentu dalam menempuh suatu
jarak. Jika jarak yang ditempuh bunyi s dan waktu yang diperlukan t, cepat rambat bunyi v dapat
dirumuskan:

v=s/t
dengan,
 v = cepat rambat bunyi (m/s),
 s = jarak tempuh bunyi (m), dan

 t = waktu. yang diperlukan (s)

Telah kita ketahui bersama bahwa bunyi merambat memerlukan medium. Medium apa sajakah
yang dapat dilalui bunyi? Setiap hari, kita selalu bercakap-cakap. Ketika hujan, kita sering
mendengar petir. Hal ini menunjukkan bahwa bunyi dapat merambat melalui udara. Akan tetapi,
pada jarak yang cukup jauh kita tidak dapat mendengar pembicaraan orang atau kicauan burung.
Mengapa hal ini dapat terjadi? Selain itu, kita juga sering melihat orang sedang bertelepon. Hal
ini menunjukkan bahwa bunyi juga dapat merambat melalui kawat telepon, meskipun dalam
bentuk lain. Bahkan, cepat rambatnya jauh lebih besar daripada melalui udara. Itulah sebabnya,
kita dapat bercakap-cakap dengan orang yang berada di tempat yang sangat jauh.
Dari kenyataan seperti di atas dapat disimpulkan bahwa bunyi dapat merambat melalui suatu
medium dengan kecepatan tertentu. Cepat rambat bunyi akan berubah jika melalui medium
yang berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cepat rambat bunyi bergantung pada
medium yang dilaluinya. Khusus dalam medium udara, bunyi mempunyai dua sifat khas. Cepat
rambat bunyi tidak bergantung pada tekanan udara. Artinya, jika terjadi perubahan tekanan
udara, cepat rambat bunyi tidak berubah. Cepat rambat bunyi bergantung pada suhu. Makin
tinggi suhu udara, makin besar cepat rambat bunyi. Pada tempat yang tinggi, cepat rambat bunyi
lebih rendah. Hal itu karena suhu udara di tempat itu lebih rendah, bukan karena tekanan.

Coba anda perhatikan gambar berikut. Dari gambar tersebut tampak pada saat torak ditekan,

Gambar Gelombang bunyi berbentuk rapatan dan renggangan.

tekanan akan diteruskan ke zat cair sehingga kan timbul rapatan. Jika torak ditarik di dalam
tabung akan terbentuk regangan. Seterusnya, jika dilakukan penarikan dan penekanan secara
periodic pada zat cair akan terbentuk rapatan-rapatan dan regangan-regangan yang merambat
ke kanan. Getaran dari rapatan dan regangan ini merupakan proses perambatan gelombang
longitudinal di dalam zat cair. Kecepatan perambatan gelombang bunyi dalam zat cair ini
bergantung pada inetraksi antara molekul dan sifat inersia medium. Interaksi antara molekul-
molekul zat cair dinyatakan dengan modulus bulk (B). Modulus Bulk (B) didefinisikan sebagai
berikut.

dengan:

ΔP = perubahan tekanan
ΔV = perubahan volume

V = volume

Sifat inersia medium dinyatakan oleh massa jenis mediumnya ( ρ ). Kecepatan perambatan
gelombang bunyi di dalam zat cair memenuhi persamaan sebagai berikut.

Contoh

Tentukanlah kecepatan perambatan gelombang bunyi di dalam air. Jika diketahui modulus Bulk
air 2,25 × 109 Nm-2 dan massa jenis air 103 kgm-3. Tentukan pula panjang gelombangnya, jika
frekuensinya 4 kHz.

Jawaban:

Diketahui:

B = 2,25 109 Nm-2; = 103 kgm-3; f = 4 103 Hz

Kecepatan perambatan bunyi adalah sebagai berikut.

Panjang gelombang bunyi adalah sebagai berikut.

Bagimanakah jika perambatan bunyi tersebut terjadi di dalam tabung yang berisi gas? Dalam
tabung yang berisi gas, modulus gas adalah B = P dengan adalah tetapan Laplace

yaitu, merupakan besaran untuk menunjukkan kapasitas kalor gas pada tekanan tetap dibagi
kapasitas kalornya pada volume tetap. P adalah tekanan gas. Kecepatan gelombang bunyi dalam
zat gas memenuhi gelombang bunyi dalam zat gas memenuhi persamaan berikut ini.
Contoh

Suatui gas ideal memiliki tekanan 7,4 × 10 5 Nm-2 dan rapat massanya 1,5 kgm-3. Jika dikatahui
tetapan Laplace untuk gas tersebut adalah 1,4, tenatukan kecepatan perambatan gelombang
bunyi dalam gas tersebut.

Penyelesaian:

Diketahu: P = 7,4 × 105 Nm-2; = 1,5 kgm-3; = 1,4

Kecepatan perambatan gelombang bunyi

Untuk medium berupa zat padat, modulus Bulk (B) digantikan dengan modulus Young (E)
sehingga kecepatan perambatan gelombang bunyi dalam sebuah batang akan memenuhi
persamaan sebagai berikut.

E dalah modulus Young sebuah batang bersatuan Nm -2 dan ρ adalah massa jenis batang
bersatuan kgm-3.
Bahan Modulus Young (Nm-2) Modulus Bulk (Nm-2)
Besi 100 × 109 90 × 109
Baja 200 × 109 140 × 109
Kuningan 100 × 109 80 × 109
Aluminium 70 × 109 70 × 109

Contoh

Tentukanlah kecepatan perambatan gelombang bunyi dalam besi yang memiliki modulus Young
2,5 × 1011 Pa dan massa jenis 7,8 103 kgm-3.

Jawab:
Diketahui:

E = 2,5 × 1011 Pa; ρ = 7,8 103 kgm-3

Kecepatan perambatan gelombang bunyi dalam batang besi adalah

Interferensi Gelombang Bunyi

Jika suatu pagelaran musik diadakan di suatu gedung yang tidak memiliki kualitas akustik yang
baik maka akan dihasilkan bunyi yang kurang enak didengar. Pada posisi tertentu terdangar
dengung, sementara pada posisi lain terdengar bunyi yang sangat jelas. Bahkan, mungkin pada
posisi lainnya tidak terdengar sama sekali. Keadaan demikian diakibatkan oleh adanya
interferensi gelombang. Interferensi adalah penggabungan dua atau lebih gelombang yang
menghasilkan pola-pola gelombang baru. Penggabungan ini dapat menghasilkan tiga macam
pola gelombang, yaitu penguatan gelombang, penghilang gelombang, dan pencampuran
gelombang yang bukan berupa penguatan atau penghilangan gelombang. Interferensi
gelombang dapat diamati dengan eksperimen Quincke.

Penguatan gelombang terjadi akibat interferensi dua gelombang yang sefase. Jika interferensi
terjadi antara gelombang yang memiliki frekuensi yang sama, namun arah simpangannya
berlawanan maka dihasilkan penghilangan gelombang. Jika interferensi terjadi antara gelombang
yang tidak memiliki frekuensi gelombang yang sama maka akan terjadi gelombang yang baru
dengan frekuensi yang telah bergeser. Pergeseran frekuensi inilah yang menyebabkan bunyi yang
terdengar tidak sama dengan bunyi semula sehingga timbul dengung.

Misalnya ada dua sumber bunyi yang masing-masing menghasilkan gelombang berfase sama dan
mempunyai simpangan yang sama.Kedua sumber tersebut diletakkan sedemikian rupa sehingga
jarak antara keduanya adalah s dan menghasikan gelombang seperti gambar berikut ini.
Berdasarkan gambar tersebut, letak interferensi maksimum dan letak interferensi minimum
dapat ditentukan sebagai berikut.

a. Interferensi maksimum
ΔS = nλ dengan n = 0, 1, 2, ….

b. Interferensi minimum

ΔS = ½ λ dan 3λ/2 Secara umum, hal itu dapat ditulis

sebagai berikut.

dengan n = 0, 1, 2, 3, ….

Contoh soal

Dua buah suber bunyi dengan frekuensi sama terpisah sejauh 50 m. Seorang pendengar berdiri
di antara kedua sumber bunyi tersebut. Orang itu berjalan sepanjang garis penghubung kedua
sumber ke arah salah satu sumber bunyi. Ketika sampai di suatu posisi yang berjarak 34,7 m dari
sumber yang dituju, orang tersebut mendengar interfernsi minimum yang pertma kali.Jika cepat
rambat bunyi di udara adalah 340 m/s, tentukan frekuensi yang dipancarkan oleh kedua sumber
bunyi tersebut.

Jawaban:

Orde interferensi (n) = 1

s1 = 34,7 m

s2 = 15,3 m

vudara = 340 m/s

Λ = 12,93

Dengan menggunakan persamaan berikut ini maka diperoleh Frekuensinya

v = λ.f => f = v/λ = 340/1293 = 26,29 Hz


Jadi, kedua sumber tersebut memancarkan frekuensi 26,29 Hz.

Resonansi

Tahukah anda, apa itu Resonansi? Mengapa kayu berongga (kentongan) menghasilkan bunyi
yang lebih nyaring (keras) daripada kayu yang tidak berongga ketika dipukul? Bunyi yang
dihasilkan tersebut akan lebih nyaring lagi jika volum rongga diperbesar. Gejala seperti ini juga
terjadi pada alat-alat musik seperti gitar, seruling, dan gendang. Mengapa gejala seperti itu dapat
terjadi? Telah kita ketahui bersama bahwa bunyi merupakan getaran yang merambat dalam
bentuk gelombang longitudinal. Getaran tersebut mempengaruhi medium di sekitamya. Artinya,
medium yang dilalui bunyi ikut bergetar. Salah satu akibat pengaruh getaran terhadap medium di
sekitamya (udara) adalah timbulnya bunyi yang semakin keras. Gejala seperti ini dinamakan
resonansi.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang resonansi dapat ditunjukkan dengan percobaan
menggunakan garpu tala. Jika dua buah garpu tala berfrekuensi sama salah satunya digetarkan
(dibunyikan) kemudian didekatkan ke garpu tala yang lain, garpu tala yang lain tersebut ikut
berbunyi. Namun, peristiwa seperti itu tidak terjadi jika frekuensi kedua garpu tala tidak sama.
Peristiwa dua garpu tala menunjukkan bahwa suatu bunyi (getaran) dapat menggetarkan benda
lain. Peristiwa ikut bergetar inilah yang dinamakan resonansi. Peristiwa resonansi hanya dapat
terjadi pada dua buah benda yang memiliki frekuensi alamiah sama.

Pengertian Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat pengaruh getaran
benda lain yang berdekatan. Resonansi dapat terjadi jika frekuensi alamiah suatu benda sama
dengan frekuensi getaran benda yang mempengaruhinya. Dengan maksud untuk menimbulkan
resonansi inilah, alat musik seperti gitar seruling, gendang, dan terompet diberi rongga. Karena
udara dalam rongga beresonansi, alat-alat musik yang berongga dapat menghasilkan bunyi yang
lebih nyaring. Akibat resonansi ini pulalah pesawat terbang yang terbang dengan kecepatan
sarna dengan kecepatan suara dapat runtuh.

Kamu pernah mendengar kata “resonansi”? Resonansi sangat penting dalam dunia musik.Dawai
tidak dapat menghasilkan nada yang nyaring tanpa adanya kotak resonansi. Coba kamu
perhatikan alat musik gitar, pada gitar terdapat kotak atau ruang udara tempat udara ikut
bergetar apabila senar gitar dipetik. Udara dalam kotak udara ini bergetar dengan frekuensi yang
sama dengan yang dihasilkan oleh senar gitar. Udara yang mengisi tabung gamelan juga ikut
bergetar jika lempengan logam pada gamelan tersebut dipukul. Tanpa adanya tabung kolom
udara di bawah lempengan logamnya, Anda tidak dapat mendengar nyarignya bunyi gamelan
tersebut. Jadi, resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain
yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari frekuensi
sumber itu. Jika sebuah garputala dipukul maka garputala tersebut akan ikut bergetar. Frekuensi
bunyi yang dihasilkannya bergantung pada bentuk, besar, dan bahan garputala.

Gambar 1.66 Garputala yang digetarkan akan menghasilkan resonansi.

1. Resonansi pada Kolom Udara

Coba Anda perhatikan gambar berikut ini.


Gambar 1 67 Resonansi pada kolom

Gambar di atas menunjukkan apabila pada kolom udara yang terletak di atas permukaan air
digetarkan sebuah garputala, molekul-molekul udara dalam kolom udara tersebut akan ikut
bergetar. Syarat terjadinya resonansi, antara lain sebagai berikut.

a. Pada permukaan air harus terbentuk simpul gelombang.

b. Pada ujung tabung bagian atas merupakan perut gelombang.

Peristiwa resonansi terjadi sesuai dengan getaran udara pada pipa organa tertutup. Jadi,
resonansi pertama akan terjadi jika panjang kolom udara di atas air ¼ λ, resonansi kedua ¾ λ,
resonansi ketiga 5/4 λ, dan seterusnya. kedua , resonansi ketiga , dan seterusnya. Kolom udara
pada percobaan penentuan resonansi di atas berfungsi sebagai tabung resonator. Peristiwa
resonansi ini dapat dipakai untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi di udara. Agar dapat
terjadi resonansi, panjang kolom udaranya

l = (2n – 1) ¼ λ

dengan n = 1, 2, 3, ….

Dari uraian di atas dapat ditentukan bahwa resonansi berurutan dapat Anda dengar, apabila satu
resonansi dengan resonansi berikutnya memiliki jarak Δl = ½ λ. Jika frekuensi garputala diketahui,
cepat rambat gelombang bunyi di udara dapat diperoleh melalui hubungan Dari uraian di atas
dapat ditentukan bahwa resonansi berurutan dapat Anda dengar, apabila satu resonansi dengan
resonansi berikutnya memiliki jarak Δl = ½ λ. Jika frekuensi garputala diketahui, cepat rambat
gelombang bunyi di udara dapat diperoleh melalui hubungan v = λ.f

2 . Eksperimen Kundt

Eksperimen Kundt dapat digunakan untuk menentukan cepat rambat gelombang dalam tabung
gas pada suhu tertentu.Peristiwa ini dapat terjadi berdasarkan prinsip resonansi.

Langkah-langkah eksperimen Kundt adalah sebagai berikut.

1. Batang getar A dijepit di tengah-tengahnya, yaitu B. Kemudian, batang getar A digetarkan


sehingga kolom udara dalam tabung yang berisi serbuk gabus ikut bergetar. Hal ini akan
menunjukkan peristiwa resonansi, yaitu jika terlihat pengelompokkan serbuk gabus seperti pada
gambar.

2. Hal di atas dapat pula diperoleh dengan menggeser pengisap D maju atau mundur agar dalam
tabung yang terbuat dari kaca it timbul gejala gelombang longitudinal stasioner yang kuat dan
terlihat dengan pengelompokkan serbuk gabus. Titik yang tidak bergetar adalah simpul.

3. Pada bagian simpul gelombang,serbuk gabus akan diam, sedangkan pada bagian perut
gelombang akan terdapat amplitudo maksimum gelombang (bergetar kuat).
4. Dengan mengukur jarak antara dua simpul yang berurutan dapat ditentukan panjang
gelombang dari gelombang yang terbentuk. Jarak simpul ke simpul adalah v = λ.f

5. Frekuensi getaran yang dihasilkan sama dengan frekuensi getaran batang A yang nilainya telah
diketahui.

6. Oleh karena itu, cepat rambat gelombang dalam gas tersebut dapat ditentukan dengan
persamaan v = λ.f

Peristiwa Pelayangan Gelombang – Peristiwa pelayangan adalah peristiwa penguatan dan


pelemahan bunyi akibat superposisi dua gelombang yang amplitudo dan arahnya tidak perlu
sama dan getaran yang ditimbulkannya di setiap titik berbeda frekuensinya.

Gambar 1.22 Pelayangan Gelombang

Coba kita tinjau sebuah titik yang dilalui dua gelombang yang menyebabkan terjadinya peristiwa
pelayangan gelombang ini. Titik akan mengalami simpangan akibat gelombang pertama (dengan
frekuensi f1) dengan persamaan sebagai berikut

y1 = Asin 2πf1.t

dan simpangan oleh gelombang kedua (frekuensi f2) memenuhi persamaan:

y2 = Asin 2πf2.t

sehingga superposisi simpangan itu adalah:


y = y1 + y2 = A[sin 2πf1.t + sin 2πf2.t]

dengan menggunakan aturan sinus maka akan diperoleh:

dengan menggunakan aturan sinus maka akan diperoleh:

Dengan 2πf1 = ω1 2πf2 = ω2 Dengan demikian, diperoleh persamaan peristiwa pelayangan


gelombang

Dengan

dan

Bentuk persamaan

dapat diubah menjadi


Ap memiliki nilai antara 2A dan -2A. Perubahan amplitudo ini memiliki frekuensi sebesar

Frekuensi perubahan amplitudo ini jelas terdengar jika nilai f2 – f1 tidak besar. Maka, nilai f2 – f1
inilah yang disebut frekuensi pelayangan. Jadi, frekuensi pelayangan dirumuskan sebagai berikut.

fp = f 2 – f 1

dengan nilai

f2 > f 1
Dopler

Fenomena: ketika kita mendekati sumber bunyi maka frekuensi yang terdengar akan lebih keras.
Sebaliknya jika kita menjauhi sumber bunyi maka frekuensi yang didengar akan lebih kecil.
Peristiwa ini pertama kali dipikirkan oleh fisikawan Austria bernama Christian Johan Doppler
(1803 – 1855). Dengan demikian peristiwa seperti ini dikenal dengan efek Dopller.

Secara umum, efek doppler dialami ketika ada gerak relatif antar sumber bunyi dan pengamat.
Jika cepat rambat bunyi diudara saat itu adalah v, kecepatan pengamat vp dan kecepatan sumber
bunyi vs dan frekuensi yang dipancarkan sumber adalah fs, maka secara perhitungan frekuensi
yang didengar oelh pengamat adalah:

Ketika sebuah mobil ambulance dengan bunyi sirinenya mendekat ke arah kita yang
sedang duduk-duduk di tepi jalan, frekuensi bunyi sirine yang didengar oleh telinga kita
lebih tinggi dari frekuensi sirine "sebenarnya" dan ketika mobilnya bergerak menjauhi
kita, frekuensi yang didengar oleh telinga kita menjadi lebih rendah dari frekuensi bunyi
sirine. Gejala ini yang dikenal dengan istilah efek Doppler pada gelombang bunyi. Naik
turunnya frekuensi tersebut bisa kita temukan dengan persamaan berikut:
dimana
fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)
fp = frekuensi yang kita dengar / frekuensi pendengar (Hz)
ν = kelajuan bunyi di udara (m/s)
νs = kelajuan sumber bunyi (m/s)
ν p = kelajuan pendengar (m/s)

Kesepakatan Tanda
+/− pada νs
+ νs sumber menjauhi pendengar
− νs sumber mendekati pendengar
+/− pada νp
+ νp pendengar mendekati sumber
− νp pendengar menjauhi sumber

Rumus di atas digunakan jika pengaruh angin diabaikan. Jika pengaruh angin
diperhitungkan maka:

dimana νa adalah kelajuan angin dengan perjanjian tanda sebagai berikut:


+ νa jika angin mengarah dari sumber bunyi menuju pendengar
− νa jika angin mengarah dari pendengar ke sumber bunyi
Pelajari contoh-contoh berikut: →Seorang penonton pada lomba balap mobil mendengar bunyi
(deru mobil) yang berbeda, ketika mobil mendekat dan menjauh. Rata-rata mobil balap
mengeluarkan bunyi 800 Hz. Jika kecepatan bunyi di udara 340 m.s −1 dan kecepatan mobil 20
m.s−1, maka frekuensi yang di dengar saat mobil menjauh adalah....(Modifikasi Soal UN Fisika
2010)

Data dari soal:


Frekuensi sumber bunyi / mobil balap fs = 800 Hz
Kecepatan bunyi di udara ν = 340 m.s−1
Kecepatan sumber bunyi / mobil νs = 20 m.s−1
Mobil menjauhi pendengar → + νs
Penonton / pendengar diasumsi diam νp = 0

→Seorang penonton pada lomba balap mobil mendengar bunyi (deru mobil) yang berbeda,
ketika mobil mendekat dan menjauh. Rata-rata mobil balap mengeluarkan bunyi 800 Hz. Jika
kecepatan bunyi di udara 340 m.s−1 , kecepatan mobil 20 m.s−1 dan saat itu angin bergerak
dengan kelajuan 10 m.s−1 searah gerak mobil maka frekuensi yang di dengar saat mobil menjauh
adalah....(Modifikasi Soal UN Fisika 2010)

Data dari soal:


Frekuensi sumber bunyi / mobil balap fs = 800 Hz
Kecepatan bunyi di udara ν = 340 m.s−1
Kecepatan sumber bunyi / mobil νs = 20 m.s−1
Mobil menjauhi pendengar → + νs
Penonton / pendengar diasumsi diam νp = 0

Kelajuan angin νa = 10 m.s−1


Gerak angin searah gerak sumber → + νa

Contoh:

Sebuah kereta api bergerak mendekati stasiun dengan kecepatan sebesar 20 m/s. Peluit kereta
api yang memiliki frekuensi 2000 Hz dibunyikan. Bila cepat rambat bunyi diudara 340 m/s,
tentukan frekuensi yang didengar orang yang berada didalam stasiun!
Kereta

(sumber bunyi “S”) <——— ++ ———– Pengamat (P)

Dilihat dari gerakannya, kita peroleh data:

vp = 0 karena pengamat sedang diam

vs bertanda negatif karena arah geraknya berlawanan dengan arah dari P-S / mendekati

pendengar maka rumusnya kita tulis:

Uji Pemahaman

1) Seorang penonton pada lomba balap mobil mendengar bunyi (deru mobil) yang berbeda,
ketika mobil mendekat dan menjauh. Rata-rata mobil balap mengeluarkan bunyi 800 Hz. Jika
kecepatan bunyi di udara 340 m.s−1 dan kecepatan mobil 20 m.s−1, maka frekuensi yang di dengar
saat mobil mendekat adalah....UN Fisika 2009 P04

2) Mobil pemadam kebakaran sedang bergerak dengan laju 20 m.s −1 sambil membunyikan sirine
pada frekuensi 400 Hz (cepat rambat bunyi 300 m.s −1). Jika mobil pemadam kebakaran bergerak
menjauhi seseorang yang sedang berdiri di tepi jalan, maka orang tersebut akan mendengar
frekuensi sirine pada frekuensi....UN Fisika 2010

3) Kereta api menuju stasiun Solo Balapan dengan kelajuan 20 m/s sambil membunyikan peluit
dengan frekuensi 660 Hz. Tentukan frekuensi yang didengar oleh para penumpang yang sedang
duduk menunggu di stasiun jika saat itu angin bertiup dengan kelajuan 10 m/s searah dengan
gerak kereta!

4) Kereta api menuju stasiun Solo Balapan dengan kelajuan 20 m/s sambil membunyikan peluit
dengan frekuensi 620 Hz. Tentukan frekuensi yang didengar oleh para penumpang yang sedang
duduk menunggu di stasiun jika saat itu angin bertiup dengan kelajuan 10 m/s berlawanan arah
dengan arah gerak kereta!

5) Kereta api meninggalkan stasiun Solo Balapan dengan kelajuan 20 m/s sambil membunyikan
peluit dengan frekuensi 650 Hz. Tentukan frekuensi yang didengar oleh para penumpang yang
sedang duduk menunggu di stasiun jika saat itu angin bertiup dengan kelajuan 10 m/s
berlawanan arah dengan arah gerak kereta!

Kunci jawaban:
1) 850 Hz 2) 375 Hz 3) 660 Hz 4) 660 Hz 5) 612,86 Hz

Soal berikut menyangkut materi efek doppler.

1. Dua buah mobil berpapasan dan salah satu mobil membunyikan klakson dengan
frekuensi 840 Hz. Kelajuan masing-masing mobil adalah 340 m/s berapa besarnya
frekuensi yang didengar mobil lainnya sebelum dan sesudah keduanya berpapasan!
2. Pada saat hujan terjadi Guntur selama 14 sekon setelah kilat bila jarak sumber kilat ke
pendengar 3780 m, hitunglah nilai cepat rambat gelombang bunyi tempat tersebut!

3. Taraf intesitas bunyi sepda motor 90 dB. Jika 4 sepeda motor sejenis menghasilkan bunyi
yang sama, berapa besarnya taraf intesitasnya!

4. Dua buah garpu tala masing-masing frekuensinya 150 Hz dan 158 Hz,dibunyikan
bersamaan hitunglah jumlah layangan yang terjadi!

5. Pada suatu percobaan dengan tabung resonator, terjadi resonansi ke empat bila
permukaan air didalam tabung berada 35 cm dari ujung atas tabung tentukan panjang
gelombangnya.

Taraf Intensitas Bunyi

Pada dasarnya gelombang bunyi adalah rambatan energi yang berasal dari sumber bunyi yang
merambat ke segala arah, sehingga muka gelombangnya berbentuk bola. Energi gelombang
bunyi yang menembus permukaan bidang tiap satu satuan luas tiap detiknya disebut intensitas
bunyi. Apabila suatu sumber bunyi mempunyai daya sebesar P watt, maka besarnya intensitas
bunyi di suatu tempat yang berjarak r dari sumber bunyi dapat dinyatakan :

dengan :

I = intensitas bunyi (watt/m2)

P = daya sumber bunyi (watt, joule/s)

A = luas permukaan yang ditembus gelombang bunyi (m 2)

r = jarak tempat dari sumber bunyi (m)

Berdasarkan persamaan di atas terlihat bahwa intensitas bunyi di suatu tempat berbanding
terbalik dengan kuadrat jaraknya, makin jauh dari sumber bunyi, maka intensitasnya semakin
kecil. Jika titik A berjarak r1 dan titik B berjarak r2dari sumber bunyi, maka perbandingan
intensitas bunyi antara titik A dan B dapat dinyatakan dalam persamaan :

Dikarenakan pendengaran telinga manusia mempunyai keterbatasan, maka para ahli


menggunakan istilah dalam intensitas bunyi dengan menggunakan ambang pendengaran dan
ambang perasaan. Intensitas ambang pendengaran (Io) yaitu intensitas bunyi terkecil yang masih
mampu didengar oleh telinga, sedangkan intensitas ambang perasaan yaitu intensitas bunyi
yang terbesar yang masih dapat didengar telinga tanpa menimbulkan rasa sakit. Besarnya
ambang pendengaran berkisar pada 10-12 watt/m2 dan besarnya ambang perasaan berkisar
pada 1 watt/m2.

Berdasarkan hasil penelitian para ahli ternyata bahwa daya pendengaran telinga manusia
terhadap gelombang bunyi bersifat logaritmis, sehingga para ilmuwan menyatakan mengukur
intensitas bunyi tidak dalam watt/m 2 melainkan dalam satuan dB (desi bell) yang menyatakan
Taraf Intensitas bunyi (TI). Taraf intensitas bunyi merupakan perbandingan nilai logaritma antara
intensitas bunyi yang diukur dengan intensitas ambang pendengaran (Io) yang dituliskan dalam
persamaan :

dengan :

TI = taraf intensitas bunyi (dB = desi bell)

I = intesitas bunyi (watt.m-2)

Io = intensitas ambang pendengaran (Io = 10-12 watt.m-2)

Tabel 1.1 Taraf Intensitas dari Berbagai Sumber Bunyi


Sumber Bunyi TI (dB)
Ambang pendengaran 0
Bisik-bisik 10 – 20
Perpustakaan 30 – 40
Rumah tinggal 50 – 60
Percakapan pada umumnya 60 – 70
Lalu lintas ramai 70 – 80
Suara sepeda motor dengan knalpot terbuka 90 – 100
Senjata mesin 120 – 130
Pesawat jet tinggal landas 130 – 150

Contoh soal

Suatu sumber bunyi dengan daya 12,56 watt memancarkan gelombang bunyi berupa gelombang
speris. Intensitas ambang pendengaran 10 -12 watt/m2. Tentukan taraf intensitas bunyi pada jarak
100 meter dari sumber bunyi!

Penyelesaian:

Diketahui : P = 12,56 watt

Io = 10-12 watt.m-2

r = 100 m

Ditanyakan : TI = …?

Jawab :

Intensitas bunyi pada jarak 100 m dari sumber bunyi adalah

Jadi, taraf intensitas bunyinya adalah 80 dB.


1. Titik A dan B masing-masing berada pada jarak 3 meter dan 8 meter dari sebuah sumber
bunyi. Jika IA dan IB masing-masing adalah intensitas bunyi di titik A dan titik B, maka I A : IB adalah

A. 3 : 2
B. 4 : 9
C. 9 : 4
D. 16 : 81
E. 64 : 9
Pembahasan :
Diketahui :
rA = 3 m, rB = 8 m
Ditanya :
IA : I B ?
Jawab :
Intensitas bunyi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak suatu titik dari sumber bunyi :

Jawaban yang benar adalah E.


2. Jarak A ke sumber bunyi adalah 3/4 kali jarak B ke sumber bunyi tersebut. Jika intensitas bunyi
yang didengar A adalah Io, maka intensitas yang didengar B adalah …
A. 1/3 Io
B. 2/3 Io
C. 3/4 Io
D. 9/4 Io
E. 16/9 Io
Pembahasan :
Diketahui :
rA = 3/4r, rB = r, IA = Io
Ditanya :
IB = ?
Jawab :
Jawaban yang benar adalah E.

Tinggi Nada, Kuat Bunyi, dan Warna Bunyi-

Menurut teori partikel, setiap zat tersusun atas partikel-partikel zat. Partikel-partikel tersebut
selalu dalam keadaan bergetar dan bergerak. Jadi, sebenamya setiap zat selalu dalam keadaan
bergetar (getaran alamiah). Padahal getaran merupakan sumber bunyi. Namun, kenyataannya
bunyi yang dihasilkan oleh getaran partikel benda tidak dapat kita dengar. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak setiap bunyi dapat kita dengar. Kita hanya dapat mendengar bunyi yang mempunyai
frekuensi tertentu. Bunyi yang dapat kita dengar dinamakan bunyi audio (audiosonik). Bunyi
audio (audiosonik) mempunyai frekuensi 20 Hz - 20.000 Hz. Jadi, kita akan dapat mendengar
suatu bunyi jika frekuensi bunyi tersebut berkisar antara 20 Hz - 20.000 Hz.

Bunyi yang mempunyai frekuensi di bawah 20 Hz atau di atas 20.000 Hz tidak dapat kita dengar.
Bunyi yang frekuensinya di bawah 20 Hz dinamakan bunyi infra (infrasonik). Beberapa hewan
seperti jangkrik dan anjing dapat mendengar bunyi ini. Adapun bunyi yang frekuensinya di atas
20.000 Hz dinamakan bunyi ultra (ultrasonik). Beberapa hewan seperti kelelawar dan ikan
lumba-lumba dapat mendengar bunyi ini. Karena dapat memancarkan dan menangkap getaran
ultra, kelelawar tidak pernah menabrak benda-benda di depannya walaupun terbang di malam
gelap. Pada saat terbang kelelawar memancarkan getaran ultra. Getaran ini akan dipantulkan jika
mengenai benda-benda yang berada di depannya. Gelombang pantul tersebut dapat ditangkap
oleh kelelawar. Dengan memperhitungkan selang waktu antara ketika memancarkan getaran
(gelombang) ultra dan ketika menangkapnya kembali secara insting, kelelawar yang sedang
terbang selalu dapat menghindari tabrakan.

Di antara bunyi yang dapat kita dengar, ada yang enak didengar dan ada yang tidak enak. Suatu
bunyi akan enak didengar jika frekuensinya teratur. Bunyi yang mempunyai frekuensi teratur
disebut nada. Tinggi rendahnya nada tergantung pada frekuensinya, sedangkan kuat lemahnya
nada ditentukan oleh amplitudnya. Contoh nada antara lain bunyi alat musik, seperti seruling,
gitar, piano, dan biola; suara orang menyanyi; dan suara kicau burung. Berbagai jenis nada dapat
dideteksi (diamati) dengan garpu tala.

Bunyi dihasilkan dari suatu benda yang bergetar. Semakin banyak jumlah getar yang dihasilkan
dalam satu selang waktu tertentu maka akan dihasilkan bunyi yang semakin nyaring. Dengan
perkataan lain, jika frekuensi yang dihasilkan oleh suatu getaran semakin besar maka diperoleh
bunyi yang semakin nyaring. Untuk memastikan hal tersebut, coba Anda lakukan kegiatan seperti
tampak pada gambar di samping.

Pada gambar tersebut, seorang anak tampak sedang menempelkan batang lidi di sebuah jeruji
roda sepeda yang sedang berputar. Jika roda tersebut diputar semakin cepat, apakah bunyi yang
dihasilkan akan semakin nyaring? Ternyata pada putaran yang lambat, bunyi yang terdegar
bernada rendah. Pada saat putaran roda sepeda dipercepat, bunyi yang terdengar bernada
tinggi. Ini membuktikan bahwa tinggi nada bergantung pada frekuensi sumber bunyi. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa tinggi nada bergantung pada frekuensi sumber bunyi.

Gambar 1.60 Selang yang ditempelkan pada jeruji roda yang berputar dapat digunakan untuk
menganalisis gelombang bunyi.

Frekuensi Tinggi ==> Bunyi Bernada Tinggi

Frekuensi Rendah ==>Bunyi Bernada Rendah

Telingan manusia normal dapat mendengar bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz sampai dengan
20.000 Hz. Di luar batas-batas frekuensi bunyi tersebut manusia tidak dapat mendengarnya.
Frekuensi getaran di bawah 20 Hz disebut gelombang infrasonik. Telinga manusia tidak mampu
mendengar frekuensi
Gambar 1.61 Bagian-bagian telinga

infrasonik ini. Frekuensi gelombang bunyi yang melebihi batas pendengaran manusia, yaitu
frekuensi di atas 20.000 Hz disebut gelombang ultarsonik.Telinga kelelawar, anjing, dan lumba-
lumba mampu menangkap gelombang ultrasonik ini. Pada saat terbang di malam hari, kelelawar
mampu mendeteksi jika ada penghalang di depannya dengan menangkap pantulan gelombang
ultrasonik yang dipancarkannya

Gambar 1.62 Beberapa jenis hewan yang mampu menangkap gelombang ultrasonik.

Sumber bunyi pun dapat kita peroleh dari sebuah generator audio, yaitu suatu generator yang
dapat menghasilkan gelombang bunyi. Generator audio dapat menghasilkan bermacam-macam
frekuensi dan amplitudo gelombang bunyi. Jika frekuensi dibuat tetap, sedangkan amplitudonya
diperbesar maka akan diperoleh gelombang bunyi yang lebih kuat. Untuk mengetahui bentuk
pulsa gelombang bunyi pada frekuensi tetap dengan amplitudo berbeda maka dapat diperoleh
hasil rekaman gelombang dari sebuah generator audio seperti yang terlihat pada gambar
berikut.
Gambar 1.63 a. gelombang bunyi dengan ampitudo kecil b. gelombang bunyi dengan amplitudo
besar

Jika seseorang dekat dengan sumber bunyi maka orang tersebut akan mendengarkan bunyi yang
kuat dibandingkan dengan orang yang berada jauh dari sumber bunyi. Akan tetapi, keduanya
sedang mendengarkan bunyi dengan frekuensi yang sama. Coba Anda perhatikan gambar berikut
ini.

Gambar 1.64 Terompet dapat sebagai Sumber

Jika si A mendengar bunyi lebih kuat karena lebih dekat dengan sumber bunyi dibandingkan
dengan si B yang jauh dari sumber bunyi. Karena amplitudo gelombang bunyi yang sampai pada
si A lebih besar daripada si B. Adapun frekuensi yang terdengar oleh kedua pengamat adalah
sama. Penurunan amplitudo disebabkan karena adanya penyebaran atau peredaman oleh
medium. Jika sumber bunyi kita anggap titik maka energi per satuan luas pada r1 dan r2
berbanding terbalik dengan r12 dan r22 .
Jadi, intensitas bunyi yang terdengar oleh seseorang berbanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya ke sumber bunyi. Sumber bunyi tidak bergetar hanya dengan nada dasar saja, tetapi
diikuti oleh nada-nada atasnya. Gabungan antara nada dasar dengan nada-nada atas yang
mengikutinya akan menghasilkan warna bunyi tertentu yang khas pula dengan alat tertentu.
Bunyi khas yang dihasilkan sumber bunyi ini disebut warna bunyi. Misalnya warna bunyi biola
berbeda dengan warna bunyi gitar. Walaupun setiap alat memancarkan frekuensi yang sama,
tetapi akan menghasilkan warna bunyi yang berbeda. Perbedaan ini timbul karena nada atas
yang menyertai nada dasarnya berbeda-beda. Nada dasar dan nada atas yang digabungkan akan
menghsilkan nada yang bentuk gelombangnya berbeda dengan nada dasar, tetapi masih
memiliki frekuensi tetap.

Pemanfaatan Gelombang Ultrasonik-

Gelombang ultrasonik dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang
kedokteran di antaranya untuk mendeteksi bagian dalam organ tubuh. Dalam bidang industri,
gelombang ultrasonik digunakan untuk mengetahui keretakan suatu material dari logam, dan
gelombang ultrasonik juga dapat dipakai untuk mengukur kedalaman laut. Gelombang ultrasonik
dapat dimanfaatkan karena memiliki sifat yang dapat dipantulkan. Oleh karena frekuensinya
tinggi, gelombang ultrasonic tidak banyak mengalami gangguan oleh medium perantaranya
sehingga yang terbawa oleh gelombang tersebut setelah mengalami pemantulan masih tetap
besar.

1. Pemanfaatan dalam Bidang Kedokteran

Sebagaimana diketahui bahwa sifat gelombang ultrasonic yang dapat dipantulkan menjadikan
gelombang ultrasonik dapat dimanfaatkan dalam bidang kedokteran, di antara untuk mengamati
bagian dalam organ tubuh manusia. Gelombang ini akan dipantulkan sebagian jika melewati
bidang batas dua medium yang memiliki massa jenis berbeda dan sebagian lagi diteruskan.
Dalam tubuh manusia yang diberi pancaran gelombang ultrasonik, gelombang tersebut akan
dipantulkan jika mengenai jaringan-jaringan dalam tubuh, cairan dalam tubuh dan juga oleh
tulang. Pemeriksaan dengan menggunakan gelombang ultrasonik ini disebut dengan
pemeriksaan USG (ultrasonograf). Alat ini digunakan untuk mendeteksi bagian dalam tubuh,
seperti pemeriksaan lever, ginjal, dan juga janin dalam rahim ibu yang sedang hamil. Kelainan-
kelainan yang terjadi dalam tubuh manusia akan dapat dianalisis oleh dokter. Demikian juga
dalam kandungan dapat diketahui lebih dini.

2. Pemanfaatan dalam Mendeteksi Kerusakan Logam

Sebelum berkembangnya detekstor ultrasonik, alat biasa dipakai sebagai alat tes tanpa merusak
pada material adalah radiografi sinar-x. Dengan adanya detector ultrasonic yang sangat presisi,
pemeriksaan suatu logam dapat menggunakan gelombang ultrasonik. Detektor gelombang
ultrasonik juga dapat dipakai dalam pemeriksaan hasil pengelasan, baik pada pengelasan
lempengan logam maupun pada pengelasan pipa-pipa. Bahkan, juga dipakai untuk mendeteksi
keretakan pada logam, serta penipisan yang terjadi pada pipa-pipa atau dinding-dinding tangki
yang tidak dapat diamati secara visual.

1. Pemanfaatan dalam Mengukur Kedalaman Laut

Ketika akan mengukur kedalaman laut, gelombang ultrasonik dipancarkan dari sebuah kapal di
atas permukaan air laut. Gelombang merambat dalam air sampai ke dasar laut. Kemudian,
gelombang tersebut dipantulkan oleh dasar laut. Gelombang ultrasonik yang terpantul akan
terdeteksi oleh detektor yang ada di kapal. Jika kecepatan perambatan gelombang ultarsonik
dalam air diketahui dengan cara mengukur waktu yang diperlukan gelombang ketiak dikirim dan
ketika diterima kembali, kedalaman laut dapat dihitung dan kedalaman laut adalah s.Maka,
persamaannya dapat diperoleh sebagai berikut.

S = v( ½ t)

dengan:

s = kedalaman laut (m)

v = kecepatan gelombang dalam air (m/s)

t = waktu yang diperlukan gelombang datang dan pergi (s). Waktu yang diperlukan oleh
gelombang untuk menepuh jarak s adalah ½ t

GELOMBANG BUNYI PADA ALAT PENGHASIL BUNYI

1.Hukum MELDE

Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat


gelombang transversal pada tali. Melalui percobaannya (lakukan kegiatan 1.1), Melde
menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan
tali dan berbanding terbalik dengan akar massa persatuan panjang dawai.

Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang transversal dalam
dawai. Perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar 1.15 percobaan Melde

Pada salah satu ujung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat sehelai kawat halus lagi kuat. kawat
halus tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat diberi beban, misalnya sebesar g
gram. Garpu tala digetarkan dengan elektromagnet secara terus menerus, hingga amplitudo
yang ditimbulkan oleh garpu tala konstan.

Untuk menggetarkan ujung kawat A dapat pula dipakai alat vibrator. Dalam kawat akan
terbentuk pola gelombang stasioner. Jika diamati akan terlihat adanya simpul dan perut di antara
simpul-silpul tersebut. Diantara simpul-simpul itu antara lain adalah A dan K, yaitu ujung-ujung
kawat tersebut, ujung A pada garpu tala dan simpul K pada bagian yang ditumpu oleh katrol.
Pada seluruh panjang kawat AK = L dibuat terjadi 4 gelombang, maka kawat mempunyai λ 1 = ¼ L.
Jika f adalah frekuensi getaran tersebut, maka cepat rambat gelombang dalam kawat adalah v 1 =
f . λ1 = ¼ fL. Jadi, sekarang beban ditambah hingga menjadi 4 gram, maka pada seluruh panjang
kawat ternyata hanya terjadi 2 gelombang, jadi 2λ2 = L, λ2 = ½ L sehingga : v2 = f . λ2 = ½ fL

Kemudian beban dijadikan 16 gram, maka pada seluruh panjang kawat hanya terjadi satu
gelombang, jadi : λ3 = L, maka v3 = f . λ3 = f L. Beban dijadikan 64 gram, maka pada seluruh
panjang kawat hanya terjadi 1/2 gelombang, jadi : ½ λ4 = L ; λ4 =2 L sehingga

v4 = f . λ4 = 2f . L

Dari hasil pengamatan ini, maka timbul suatu anggapan atau dugaan, bahwa agaknya ada
hubungan antara cepat rambat gelombang dengan berat beban, yang pada hakekatnya
merupakan tegangan dalam kawat. data pengamatan tersebut di atas kita susun sebagai :
Pengamatan I F1 = g l1 = ¼ L v1 = ¼ fL
Pengamatan II F2 = 4g l2 = ½ L V2 = ½ fL
Pengamatan III F3 = 16g l3 = L V3 = fL
Pengamatan IV F4 = 64g l4 = 2L V4 = 2 fL

Data di atas kita olah sebagai berikut :

v2/v1 =2, dan F2/F1 = 4

v3/v1 =4, dan F3/F1 = 16

v4/v1 =8, dan F4/F1 = 64

Kesimpulan:

Cepat rambat gelombang dalam tali, kawat, dawai berbanding senilai dengan akar gaya
tegangan kawat, tali dawai tersebut.
Percobaan di atas diulang kembali dengan bahan sama, panjang kawat tetap, beban sama
(dimulai dari 16g gram), hanya saja luas penampang kawat dibuat 4 kali lipat, maka dapat kita
amati sebagai berikut :

λ1’= ½ L ; v'1 = ½ fL

v3 = f .L (dari percobaan pertama, dengan menggunakan 16g gram) maka :

v1’/v3 = ½

Percobaan diulangi lagi dengan beban tetap 16g gram, akan tetapi kawat diganti dengan kawat
yang berpenampang 16 kali lipat (dari bahan yang sama dan panjang tetap), maka dalam kawat
terjadi 4 gelombang, sehingga :

λ2’= ¼ L ; v2’ = ¼ fL sehingga : v2’/v3 = ¼ .

Apabila panjang kawat tetap dan dari bahan yang sama, sedangkan penampang diubah, maka
berarti sama dengan mengubah massa kawat. Jika massa kawat semula adalah m 1, maka pada
percobaan tersebut massa kawat berturut-turut diubah menjadi m 2 = 4 m1

dan m3 = 16 m1. Berdasarkan data percobaan kedua, maka setelah diolah sebagai berikut :

v1’/v3 = ½ dan m2/m1 =4m1/m1 =4

v2’/v3 = ¼ dan m3/m1 = 16m1/m1= 16

Dari pengolahan data tersebut dapatlah disimpulkan bahwa:

Cepat rambat gelombang berbanding balik nilai akar kuadrat massa kawat, asalkan panjangnya
tetap.

Percobaan selanjutnya diulangi lagi, akan tetapi diusahakan agar massa kawat antara simpul-
simpul A dan K tetap, sedangkan panjang AK variabel. Ternyata cepat rambatnyapun berubah
pula, meskipun beban tidak berubah, Kalau jarak AK menjadi ¼ jarak semula yaitu = ¼ L, maka
cepat rambatnya menjadi ½ kali semula, sebaliknya jika panjang kawat AK dilipat empatkan dari
AK semula, menjadi 4L, maka cepat rambatnya menjadi 2 kali cepat rambat semula, asalkan
massa kawat tetap. Dari percobaan ketiga ini dapatlah disimpulkan.

Untuk massa kawat yang tetap, maka cepat rambat gelombang berbanding senilai dengan akar
kuadrat panjang kawat.

Kesimpulan (2) dan (3) dapat disatukan menjadi : Cepat rambat gelombang dalam kawat
berbanding terbalik nilai dengan akar massa persatuan panjang kawat.

Dari hasil percobaan Melde mendapat suatu kesimpulan sebagai berikut.


a) Untuk panjang dawai yang tetap maka kcepatan perambatan gelombang berbanding terbalik
dengan massa dawai.

b) Untuk massa dawai tetap, cepat rambat gelombang berbanding lurus dengan akar panjang
dawai.

c) Cepat rambat gelombang dalam dawai berbanding lurus dengan akar tegangan dawai.

Jika massa persatuan panjang kawat ini dimisalkan atau dilambangkan dengan, maka kesimpulan
(1) sampai dengan (3) di atas dapat dirumuskan menjadi :

Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut.

Dengan

disebut sebagai massa per satuan panjang kawat Maka, persamaannya menjadi:

dengan F dalam Newton (N) dan μ dalam kg/m. Jadi, kecepatan perambatan gelombang pada
dawai adalah berbanding lurus dengan akar tegangan kawat dan berbanding terbalik dengan
akar massa kawat per satuan panjang.

Dengan:

v = cepat rambat gelombang dalam kawat (tali, dawai)

F = gaya tegangan kawat

m = massa persatuan panjang kawat

k = faktor pembanding, yang dalam SI harga k = 1.

Bunyi adalah gelombang merambat dalam bentuk gelombang longitudinal. Setiap gelombang
selalu mempunyai panjang gelombang, frekuensi atau period, dan amplitud gelombang. Dengan
demikian, bunyi juga mempunyai besaran-besaran tersebut. Besaran-besaran itulah yang
menentukan jenis bunyi. Jika kita memukul bedug atau gendang, kita akan mendengar bunyi
bedug. Semakin kuat kita memukul, semakin keras bunyi yang kita dengar. Saat kita memukul
bedug lebih keras, getaran yang terjadi juga lebih kuat. Artinya, amplitud getaran yang terjadi
lebih besar.

Hal ini menunjukkan bahwa kuat lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudnya. Jika senar gitar
kita kencangkan (tegangkan), bunyi yang dihasilkan terdengar lebih nyaring. Jika kita perhatikan
dengan saksama, kecepatan bergetar senar yang kencang lebih besar daripada kecepatan
bergetar senar yang kendor. Hal ini menunjukkan bahwa nyaring tidaknya bunyi ditentukan oleh
frekuensinya (kecepatan bergetar). Orang yang pertama kali meneliti hubungan antara frekuensi
nada dan frekuensi senar adalah Mersenne (fisikawan Prancis). Alat yang digunakan yaitu
sonometer. Hukum Marsenne berbunyi:

Frekuensi dawai yang bergetar bergantung pada beberapa faktor:


 panjang dawai: makin pendek dawai, makin tinggi frekuensi yang dihasilkan;
 tegangan dawai: makin tegang dawai, makin tinggi frekuensi yang dihasilkan;

 massa jenis bahan dawai: makin besar massa jenisnya, frekuensi yang dihasilkan makin
rendah; penampang dawai: makin besar luas penampang dawai, frekuensi yang
dihasilkan makin rendah.

Getaran yang dihasilkan dari gitar, biola, ataupun kecapi merupakan getaran dawai. Hal ini
diselidiki oleh Mersene dengan menunjukkan persamaan berikut ini.

a) Nada Dasar atau Harmonik Pertama


Jika sebuah dawai digetarkan dan membentuk pola seperti gambar berikut. Dawai akan
menghasilkan nada dasar atau disebut harmonik pertama

Gambar 6.13 Nada dasar atau nada harmonik pertama.

sehingga frekuensinya menjadi

b) Nada atas pertama atau harmonik kedua

Pola getaran dawai gambar berikut ini akan menghasilkan nada atas pertama atau disebut juga
harmonik kedua dengan l = λ dan f = 2f harmonik pertama sehingga frekuensinya

Gambar 1.14 Nada atas pertama atau nada harmonik kedua.

c) Nada atas pertama kedua

Pola getaran dawai pada gambar berikut ini disebut menghasilkan nada atas kedua
sehingga frekuensinya:

Gambar 1.14 Nada atas kedua atau nada harmonik ketiga.

Dengan demikian, perbandingan antara frekuensi nada-nada pada dawai adalah sebagai berikut.

Perbandingan frekuensi tersebut merupakan bilangan-bilangan bulat. Telah diketahui kecepatan


perambatan gelombang pada dawai adalah v= √F/μ maka

a) frekuensi nada dasar

b) frekuensi nada atas pertama

c) frekuensi nada atas kedua :


Secara umum, persamaan frekuensi sebuah dawai menjadi:

dengan n = 0, 1, 2, 3,…

2) Gelombang Stasioner pada Pipa Organa

Jika kita perhatikan alat-alat musik seperti seruling, terompet, klarinet, dan sebagainya maka
getaran dari molekul-molekul udara dalam kolom udara dapat merupakan sumber bunyi. Kolom
udara yang paling sederhana yang dipakai sebagai alat musik adalah pipa organa. Pipa organa ini
ada dua macam, yaitu pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup.

a) Pipa Organa Terbuka

Pipa organa terbuka merupakan sebuah kolom udara atau tabung yang kedau ujungnya terbuka.
Kedua ujungnya menjadi perut (bebas bergerak) di tengahnya simpul.

(1) Nada dasar

Gelombang seperti gambar berikut menghasilkan nada dasar dengan frekuensi

Gambar 1.16 Nada dasar atau nada harmonik pertama.

(2) Nada atas pertama: l = λ


Gelombang seperti gambar berikut menghasilkan nada atas pertama dengan frekuensi:

Gambar 1.17 Nada atas pertama atau nada harmonik kedua.

(3) Nada atas kedua:

Pola gelombang seperti berikut menghasilkan nada atas kedua dengan frekuensi:

Gambar 1.18 Nada atas kedua atau nada harmonik ketiga.

Dengan demikian, diperoleh perbandingan antara frekuensi nada-nada pada pipa organa
terbuka, yaitu:

Secara umum, bentuk persamaan frekuensi harmonik dari pipa organa terbuka dapat ditulis
persamaannya sebagai berikut.
dengan n = 0, 1, 2, 3, …

Perbandingan frekuensi nada-nada pada pipa organa terbuka merupakan perbandingan


bilangan-bilangan bulat.

b) Pipa organa tertutup

Pipa organa tertutup merupakan sebuah kolom udara atau tabung yang salah satu ujungnya
tertutup (menjadi simpul karena tidak bebas bergerak) dan ujung lainnya terbuka (menjadi
perut).

(1) Nada dasar:

Gelombang seperti gambar berikut menghasilkan nada dasar dengan frekuensi:

Gambar 1.19 Nada dasar atau nada harmonik pertama.

(2) Nada atas pertama:

Gelombang seperti gambar berikut menghasilkan nada atas pertama dengan frekuensi:
Gambar 1.20 Nada atas pertama atau nada harmonik kedua.

(3) Nada atas kedua:

Pola gelombang seperti gambar berikut menghasilkan nada atas kedua dengan frekuensi:

Dengan demikian, untuk nilai kecepatan perambatan gelombang yang sama akan diperoleh
perbandingan antara frekuensi nada-nada pada pipa organa tertutup, yaitu

Jadi, Anda akan memperoleh perbandingan frekuensi harmoniknya merupakan bilangan ganjil
dengan f0 : f1 : f2 = 1: 3 : 5 Perbandingan frekuensi nada-nada pada pipa organa tertutup
merupakan perbandingan bilangan-bilangan ganjil. Secara umum, bentuk persamaan frekuensi
harmonik dari pipa organa tertutup dapat ditulis persamaannya sebagaiberikut.

dengan n = 0, 1, 2, 3, …

Resonansi pada Kolom Udara

Resonansi- Kamu pernah mendengar kata “resonansi”? Resonansi sangat penting dalam dunia
musik.Dawai tidak dapat menghasilkan nada yang nyaring tanpa adanya kotak resonansi. Coba
kamu perhatikan alat musik gitar, pada gitar terdapat kotak atau ruang udara tempat udara ikut
bergetar apabila senar gitar dipetik. Udara dalam kotak udara ini bergetar dengan frekuensi yang
sama dengan yang dihasilkan oleh senar gitar. Udara yang mengisi tabung gamelan juga ikut
bergetar jika lempengan logam pada gamelan tersebut dipukul. Tanpa adanya tabung kolom
udara di bawah lempengan logamnya, Anda tidak dapat mendengar nyarignya bunyi gamelan
tersebut. Jadi, resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain
yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari frekuensi
sumber itu. Jika sebuah garputala dipukul maka garputala tersebut akan ikut bergetar. Frekuensi
bunyi yang dihasilkannya bergantung pada bentuk, besar, dan bahan garputala.

Gambar 1.66 Garputala yang digetarkan akan menghasilkan resonansi.

1. Resonansi pada Kolom Udara

Coba Anda perhatikan gambar berikut ini.


Gambar 1 67 Resonansi pada kolom

Gambar di atas menunjukkan apabila pada kolom udara yang terletak di atas permukaan air
digetarkan sebuah garputala, molekul-molekul udara dalam kolom udara tersebut akan ikut
bergetar. Syarat terjadinya resonansi, antara lain sebagai berikut.

a. Pada permukaan air harus terbentuk simpul gelombang.

b. Pada ujung tabung bagian atas merupakan perut gelombang.

Peristiwa resonansi terjadi sesuai dengan getaran udara pada pipa organa tertutup. Jadi,
resonansi pertama akan terjadi jika panjang kolom udara di atas air ¼ λ, resonansi kedua ¾ λ,
resonansi ketiga 5/4 λ, dan seterusnya. kedua , resonansi ketiga , dan seterusnya. Kolom udara
pada percobaan penentuan resonansi di atas berfungsi sebagai tabung resonator. Peristiwa
resonansi ini dapat dipakai untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi di udara. Agar dapat
terjadi resonansi, panjang kolom udaranya

l = (2n – 1) ¼ λ

dengan n = 1, 2, 3, ….

Dari uraian di atas dapat ditentukan bahwa resonansi berurutan dapat Anda dengar, apabila satu
resonansi dengan resonansi berikutnya memiliki jarak Δl = ½ λ. Jika frekuensi garputala diketahui,
cepat rambat gelombang bunyi di udara dapat diperoleh melalui hubungan Dari uraian di atas
dapat ditentukan bahwa resonansi berurutan dapat Anda dengar, apabila satu resonansi dengan
resonansi berikutnya memiliki jarak Δl = ½ λ. Jika frekuensi garputala diketahui, cepat rambat
gelombang bunyi di udara dapat diperoleh melalui hubungan v = λ.f

Soal No. 1
Sebuah pipa organa yang terbuka kedua ujungnya memiliki nada dasar dengan frekuensi sebesar
300 Hz. Tentukan besar frekuensi dari :
a) Nada atas pertama
b) Nada atas kedua
c) Nada atas ketiga

Pembahasan
Perbandingan nada-nada pada pipa organa terbuka (POB) memenuhi:

fo : f1 : f2 : f3 : ..... = 1 : 2 : 3 : 4 : .....

dengan:
fo adalah frekuensi nada dasar
f1 adalah frekuensi nada atas pertama
f2 adalah frtekuensi nada atas kedua
dan seterusnya.

Caution!!!
(Sesuaikan lambang-lambang jika terdapat perbedaan, sebagian literature melambangkan nada
dasar sebagai f1)

a) Nada atas pertama (f1)


f1 / fo = 2/1
f1 = 2 × fo = 2× 300 Hz = 600 Hz

b) Nada atas kedua ( f2)


f2/ fo = 3 / 1
f2 = 3 × fo = 3 × 300 = 900 Hz

c) Nada atas ketiga


f3/ fo = 4 / 1
f3 = 4 × fo = 4 × 300 = 1200 Hz

Soal No. 2
Sebuah pipa organa yang tertutup salah satu ujungnya memiliki nada dasar dengan frekuensi
sebesar 300 Hz. Tentukan besar frekuensi dari :
a) Nada atas pertama
b) Nada atas kedua
c) Nada atas ketiga

Pembahasan
Perbandingan nada-nada pada pipa organa tertutup (POT) memenuhi:

fo : f1 : f2 : f3 : ..... = 1 : 3 : 5 : 7 : .....

dengan:
fo adalah frekuensi nada dasar
f1 adalah frekuensi nada atas pertama
f2 adalah frtekuensi nada atas kedua

a) Nada atas pertama (f1)


f1 / fo = 3/1
f1 = 3 × fo = 3 × 300 Hz = 900 Hz

b) Nada atas kedua ( f2)


f2/ fo = 5 / 1
f2 = 5 × fo = 5 × 300 = 1500 Hz
c) Nada atas ketiga
f3/ fo = 7 / 1
f3 = 7 × fo = 7 × 300 = 2100 Hz

Soal No. 3
Seutas dawai memiliki nada atas ketiga dengan frekuensi sebesar 600 Hz. Tentukan :
a) frekuensi nada atas kedua dawai
b) frekuensi nada dasar dawai

Pembahasan
Perbandingan nada-nada pada dawai, sama dengan perbandingan nada-nada pada pipa
organa terbuka yaitu memenuhi:

fo : f1 : f2 : f3 : ..... = 1 : 2 : 3 : 4 : .....

Sehingga:
a) frekuensi nada atas kedua dawai f2
f2 / f3 = 3 / 4
f2 = ( 3 / 4 )× f3 = (3/4) x 600 = 450 Hz

b) frekuensi nada dasar dawai fo


fo / f3 = 1 / 4
fo = ( 1 / 4 ) × f3 = (1/4) x 600 = 150 Hz

Soal No. 4
Sebuah pipa organa tertutup memiliki panjang 50 cm. Jika cepat rambat bunyi di udara adalah
340 m/s, tentukan frekuensi pipa organa saat:
a) terjadi nada dasar
b) terjadi nada atas kedua

Pembahasan
Data:
Pipa Organa Tertutup
L = 50 cm = 0,5 m
ν = 340 m/s
a) fo = .....Hz
b) f2 = .....Hz
Agar tidak terlalu banyak rumus yang harus dihafal, perhatikan ilustrasi berikut:
Keterangan gambar:
Diawali dari SEPEREMPAT λ kemudian naik
setengah-setengah untuk seterusnya;
L = 1/4 λ → saat Nada Dasar
L = 3/4 λ → saat Nada Atas Pertama
L = 5/4 λ → saat Nada Atas Kedua
L = 7/4 λ → saat Nada Atas Ketiga
L = 9/4 λ → saat Nada Atas Keempat
dan terusannya.

Untuk selanjutnya rumus yang akan digunakan adalah rumus yang sudah kita kenal
sebelumnya, yaitu:

f=ν/λ

a) Dari ilustrasi diatas terlihat, saat terjadi nada dasar, pada pipa sepanjang L terjadi 1/4
gelombang.
L = 1/4 λ atau λ = 4L = 4(0,5) = 2 m

Sehingga:
f = ν / λ = 340 / 2 = 170 Hz

Frekuensi yang kita temukan ini adalah frekuensi nada dasar atau f o

a) Dari ilustrasi diatas terlihat, saat terjadi nada atas kedua, pada pipa sepanjang L terjadi 5/4
gelombang.
L = 5/4 λ atau λ = 4/5 L = 4/5 (0,5) = 0,4 m

Sehingga:
f = ν / λ = 340 / 0,4 = 850 Hz

Frekuensi yang kita temukan ini adalah frekuensi nada atas kedua atau f 2

Soal No. 5
Sebuah pipa organa terbuka memiliki panjang 60 cm. Jika cepat rambat bunyi di udara adalah
340 m/s, tentukan frekuensi pipa organa saat terjadi nada atas kedua

Pembahasan
Sketsa nada-nada pada pipa organa terbuka:

Keterangan gambar:
Diawali dari SETENGAH λ kemudian naik
setengah-setengah untuk seterusnya.
L = 1/2 λ → saat Nada Dasar
L = 2/2 λ → saat Nada Atas Pertama
L = 3/2 λ → saat Nada Atas kedua
L = 4/2 λ → saat Nada Atas Ketiga
L = 5/2 λ → saat Nada Atas Keempat
L = 6/2 λ → saat Nada Atas Kelima
dan terusannya.

Saat terjadi nada atas kedua, terlihat pada pipa organa sepanjang L terbentuk satu setengah atau
3/2 gelombang,
L = 3/2 λ atau λ = 2/3 L = 2/3 × 0,6 = 0,4 m

Sehingga:
f = ν / λ = 340 / 0,4 = 850 Hz

Frekuensi yang kita temukan ini adalah frekuensi nada atas kedua atau f2

Soal No. 6
Diberikan dua buah pipa organa yang pertama tertutup salah satu ujungnya, satu lagi terbuka
kedua ujung dengan panjang 30 cm. Jika nada atas kedua pipa organa tertutup sama dengan
nada atas ketiga pipa terbuka, tentukan panjang pipa organa yang tertutup!

Pembahasan
Pipa organa tertutup:
Nada atas kedua → L = 5/4 λ → λ = 4/5 L

f=ν/λ
f = ν / (4/5 L)

Pipa organa terbuka:


Nada atas ketiga → L = 2 λ → λ = 1/2 L = 1/2 (30) = 15 cm

f=ν/λ
f = ν / 15
Frekuensi kedua pipa adalah sama, disamakan saja:

Soal No. 7
Pipa organa terbuka A dan pipa organa tertutup-sebelah B mempunyai panjang yang sama.
Perbandingan frekuensi nada atas pertama antara pipa organa A dan pipa organa B adalah....
A. 1 : 1
B. 2 : 1
C. 2 : 3
D. 3 : 2
E. 4 : 3
(UMPTN 1995)

Pembahasan
Pipa organa A terbuka:
Nada atas 1 → L = λ → λ = L

f=ν/L

Pipa organa B tertutup:


Nada atas 1 → L = 3/4 λ → λ = 4/3 L

f = ν / (4/3 L)

maka

Soal Pembahasan Gelombang Bunyi Paket 1

1. Tali yang panjangnya 5 meter bertegangan 2N dan digetarkan sehingga terbentuk gelombang
stasioner jika massa tali 6,25 x 10-3 kg, hitunglah cepat rambat gelombang di tali!
2. Seutas dawai yang panjangnya 4 meter dan ditegangkan dengan gaya 100N, dapat
merambatkan gelombang dengan kecepatan 40m/s. hitunglah massa dawai tersebut!

3. Sebuah logam memiliki volume 4m3 dan massa 20kg. logam tersebut dapat merambatkan
gelombang bunyi dengan kecepatan 40m/s. hitunglah massa dawai tersebut!

4. Dalam sebuah percobaan Melde dihasilkan cepat rambat gelombang sebesar v. bila beban
diubah menjadi 4 kali lebih berat beban pertama, tentukan cepat rambat yang akan terjadi!

5. Cepat rambat bunyi dalam suatu gas sebesar 300m/s. Jika suhu mutlak dinaikan dua kali suhu
mula-mula, hitunglah cepat rambat bunyi dalam gas tersebut!

Soal berikut berkaitan dengan gelombang pada dawai dan pipa organa!

1. Panjang seutas senar yang terikat pada kedua ujungnya 10 m. apabila frekuensi nada atas
pertama 80 Hz dan massa persatuan panjang senar 1 g/cm, hitunglah gaya tegangan kawat!

2. Seutas dawai yang panjangnya 150 cm dan massanya 1.6 gram ditegangkan dengan gaya 54
N. tentukan :

a. Cepat rambat gelombang pada dawai.

b. Frekuensi nada dasar yang dihasilkan.

3. Sebuah pipa organa tertutup panjangnya 30 cm. berapa nada dasar yang dihasilkan pipa itu
jika cepat rambat bunyi diudara 320 m/s!

4. Pipa organa terbuka ditiup dan menghasilkan nada atas kedua dengan frekuensi 1.200 Hz.
Berapa panjang pipa organa jika cepat rambat bunyi diudara 340 m/s!

5. Sebutkan penggunaan teknik sonar dalam bidang industry!

1. Sebuah sumber mengeluarkan bunyi dengan intensitas 10 -5 watt/m2. Jika intensitas ambang
bernilai 10-12 watt/m2, tentukan taraf intensitas bunyi tersebut!

Pembahasan
Untuk menghitung taraf intensitas suatu bunyi gunakan persamaan berikut ini

dari data soal didapat


2. Seorang anak berada pada jarak 100 m dari sebuah sumber bunyi yang berdaya 12,56 watt.
Tentukan besar taraf intensitas bunyi yang didengar anak tersebut jika Π adalah 3,14 dan
intensitas ambang pendengaran I0 = 10-12 watt/m2!

Pembahasan
Untuk menentukan taraf intensitas bunyi gunakan persamaan berikut

Taraf Intensitas Bunyi

Intensitas Bunyi

dimana P adalah daya dalam satuan watt dan A adalah luasan dalam satuan m 2,asumsikan bunyi
menyebar merata sehingga membentuk luasan berupa bola sehingga A = 4 Πr 2, dimana r adalah
jari-jari bola atau sama dengan jarak anak dari sumber bunyi.

Sehingga:

3. Sebuah bom molotov meletus pada jarak 20 meter dari seorang anak .

Jika anak tersebut mendengar bunyi ledakan dengan taraf intensitas sebesar 120 dB, tentukan
besar taraf intensitas yang didengar seorang anak lain yang berada pada jarak 180 m dari anak
pertama!
Pembahasan
Untuk menentukan taraf intensitas bunyi dari sebuah sumber yang didengar dari dua tempat
yang berbeda dipergunakan persamaan berikut:

dengan r1 adalah jarak anak pertama dari sumber bunyi (20 m) dan r 2 adalah jarak anak kedua
dari sumber bunyi (180+20 = 200 m)

4. Sebuah pabrik memiliki 100 mesin yang identik. Jika sebuah mesin memiliki taraf intensitas
bunyi sebesar 70 dB, tentukan nilai taraf intensitas bunyi yang terdengar jika semua mesin di
pabrik tersebut dinyalakan bersamaan! (Tipikal Soal UN)

Pembahasan
Untuk menentukan Taraf Intensitas bunyi oleh banyak sumber yang identik gunakan persamaan
berikut:

dimana TI1 adalah TI sebuah sumber bunyi dan n adalah banyaknya sumber bunyi. Sehingga

5. Tentukan nilai perbandingan intensitas suatu sumber bunyi dari dua tempat yaitu A yang
berjarak 4 m dari sumber dan dari B yang berjarak 9 m dari sumber!

Pembahasan
Intensitas sebuah sumber bunyi dari dua tempat yang berbeda:

6. Seorang penonton pada lomba balap mobil mendengar bunyi (deru mobil) yang berbeda,
ketika mobil mendekat dan menjauh. Rata- rata mobil balap mengeluarkan bunyi 800 Hz. Jika
kecepatan bunyi di udara 340 m.s-1 dan kecepatan mobil 20 m.s-1, maka frekuensi yang di dengar
saat mobil mendekat adalah....
A. 805 Hz
B. 810 Hz
C. 815 Hz
D. 850 Hz
E. 875 Hz
Sumber soal : Ujian Nasional Fisika Tahun 2008/2009

Pembahasan
Penerapan efek Doppler, pendengar dalam posisi diam berarti V p = NOL, sumber mendekati
pendengar berarti tanda untuk V s adalah negatif.

7. Suatu sumber bunyi 1 kHz bergerak langsung ke arah seorang pendengar yang rehat dengan
kelajuan 0,9 kali kelajuan bunyi. Frekuensi yang diterimanya dalam kHz adalah....
A. 10,0
B. 1,9
C. 1,1
D. 0,5
E. 0,1
Sumber soal : UM UGM 2003

Pembahasan

8. Dawai piano yang panjangnya 0,5 m dan massanya 10 −2 kg ditegangkan 200 N, maka nada
dasar piano adalah berfrekuensi....
A. 100 Hz
B. 200 Hz
C. 400 Hz
D. 600 Hz
E. 800 Hz
Sumber soal : UMPTN Tahun 1995

Pembahasan
Kecepatan gelombang pada dawai adalah :
Nada dasar pada dawai terjadi saat:

Frekuensi dawai:

Rumus Cepat :

9. Sebuah pipa organa terbuka menghasilkan nada dasar pada frekuensi 150 Hz. Tentukan besar
frekuensi nada atas kedua dari pipa organa tersebut!

Pembahasan
Perbandingan frekuensi nada dasar, nada atas pertama, nada atas kedua dan seterusnya dari
sebuah pipa organa tertutup adalah :

Jika diambil perbandingan antara f2 dan f0 diperoleh:

10. Pernyataan berikut berkaitan dengan sifat-sifat bunyi:


(1) Termasuk gelombang mekanik
(2) Termasuk gelombang elektromagnetik
(3) termasuk gelombang transversal
(4) Termasuk gelombang longitudinal
(5) Dapat dipantulkan
(6) Dapat dipolarisasikan
(7) Dapat dibiaskan
(8) Dapat merambat di ruang hampa udara
(9) Dapat merambat pada zat padat
(10) Kelajuan bunyi diudara lebih besar dari kelajuan bunyi di dalam air
(11) Digunakan dalam teknologi LASER
(12) Digunakan dalam teknologi SONAR
(12) Digunakan dalam teknologi RADAR
(14) Digunakan dalam teknologi USG
Manakah pernyataan yang benar?

Ulangan Harian
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Seratus peluit identik dibunyikan bersama menghasilkan taraf intesitas 70 dB pada intesitas
ambang (I0) = 10-12 W/m2. Taraf intesitas bunyi sebuah peluit adalah . . .
A. 60 dB D. 30 dB
B. 50 dB E. 20 dB
C. 40 Db
2. Dua pendengar P1 dan P2 bergerak terhadap sumber bunyi S yang diam (lihat gambar).
Kecepatan kedua pendengar sama yaitu 50 m/s kecepatan bunyi diudara 350 m/s dan frekuensi
yang dihasilkan oleh sumber bunyi 1000 Hz. Perbandingan frekuensi yang didengar oleh P1
terhadap P2 adalah . . .
A. 2 : 2 D. 4 : 4
B. 4 : 2 E. 5 : 3
C. 4 : 3
3. Sebuah gelombang bunyi yang merambat pada suatu bahan logam dan memiliki modulus
Young 5,12 x 108 Pa. apabila massa jenis bahan sebesar 8,0 x 103 kg/m3, maka cepat rambat
gelombang bunyi yang melalui bahan tersebut adalah . . .
A. 20 m/s D. 80 m/s
B. 40 m/s E. 100 m/s
C. 60 m/s
4. Panjang seutas tali senar yang terikat pada kedua ujungnya 5 m. apabila frekuensi nada atas
pertama 40 Hz dan massa per satuan panjang senar 0,5 g/cm, maka besarnya gaya tegangan
kawat adalah . . .
A. 3000 N D. 500 N
B. 2000 N E. 250 N
C. 1000 N
5. Taraf intesitas bunyi sepeda motor 90 dB jika empat sepeda motor sejenis menghasilkan
bunyi yang sama, besarnya taraf intesitasnya adalah . . .
A. 46 dB D. 96 dB
B. 56 dB E. 106 dB
C. 86 Db
6. Seutas tali panjangnya 160 cm direntangkan horizontal. Salah satu ujungnya digetarkan
harmonic naik turun dengan frekuensi ½ Hz dan amplitudo 24 cm sedang ujung lainnya terikat.
Getaran harmonik tersebut merambat ke kanan sepanjang kawat dengan cepat rambat 6 cm/s.
besarnya amplitudo gelombang hasil interperensi dititik yang berjarak 106 cm dari titik asal
getaran adalah . . .
A. -2 m D. 1 m
B. -2 m E. 2 m
C. 0 m
7. Tali yang panjang 10 m bertegangan 4 N dan digetarkan sehingga terbentuk gelombang
stasioner jika massa tali 6,25 x 10-3 kg, maka cepat rambat gelombang ditali adalah . . .
A. 8√5 m/s D. 5√3 m/s
B. 9 m/s E. 5√7 m/s
C. 6 m/s
8. Tali yang panjangnya 5 m bertegangan 2 N dan digetarkan sehingga terbentuk gelombang
stasioner jika massa tali 6,25 x 10-3 kg. maka cepat rambat gelombang ditali adalah . . .
A. 2 m/s D. 10m/s
B. 5 m/s E. 40 m/s
C. 6 m/s
9. Seorang pengendara sepeda motor memacu kendaraanya dengan kelajuan v1 karena dikejar
mobil patroli yang bergerak dengan kelajuan v2 sambil membunyikan sirine dengan frekuensi f2
jika kelajuan bunyi diudara adalah v, frekuensi bunyi yang didengar oleh pengendara sepeda
motor adalah . . .
A. F1 = . f2 D. F1 = . f2
B. F1 = . f2 E. F1 = . f2
C. F1 = . f2
10. Dua garpu tala masing-masing dengan frekuensi 364 Hz dan 370 Hz, digetarkan bersama-
sama. Maka akan timbul pelayangan dengan frekuensi . . .
A. 1/6 Hz D. 3 Hz
B. 1/3 Hz E. 6 Hz
C. 1 Hz
11. Taraf intesitas bunyi pada suatu jendela terbuka yang luasnya 2 m2 adalah 80 dB. Jika
intesitas ambang bunyi 10-12 watt/m2 maka daya akustik yang masuk melalui jendela adalah . . .
A. 2 x 10-4 watt D. 2 x 10-10 watt
B. 2 x 10-6 watt E. 2 x 10-12 watt
C. 2 x 10-8 watt
12. Dalam percobaan dengan resonator, menghasilkan resonansi kedua dengan panjang
gelombang 20 cm/s. panjang pipa yang muncul dipermukaan air adalah . . .
A. 5 cm D. 20 cm
B. 10 cm E. 25 cm
C. 15 cm
13. Sebuah pipa organa terbuka ditiup hingga menghasilkan nada atas kedua. Jumlah perut dan
simpul pada gelombang yang dihasilkan adalah . . .
A. 3 perut dan 3 simpul D. 4 perut dan 4 simpul
B. 3 perut dan 4 simpul E. 4 perut dan 5 simpul
C. 4 perut dan 3 simpul
14. Pipa organa tertutup A memiliki frekuensi nada atas pertama yang sama tingginya dengan
frekuensi nada dasar pipa organa terbuka B. jika dalam keadaan yang sama panjang pipa B
adalah 20 cm, panjang pipa adalah . . .
A. 90 cm D. 15 cm
B. 80 cm E. 7,5 cm
C. 30 cm
15. Pada jarak 3 m dari sumber ledakan terdengar bunyi dengan taraf intesiytas 50 dB pada
jarak 30 m dari sumber ledakan bunyi itu terdengar dengan taraf intesitas . . .
A. 5 dB D. 35 dB
B. 20 dB E. 45 dB
C. 30 dB
16. Kereta api akan masuk stasiun mengeluarkan bunyi peluit dengan frekuensi 880 Hz.
Kecepatan kereta api tersebut 20 m/s dan kecepatan rambat bunyi di udara 340 m/s/ seseorang
yang sedang duduk distasiun mendengarkan bunyi tersebut dengan frekuensi . . .
A. 831 Hz D. 931 Hz
B. 1200 Hz E. 1240 Hz
C. 935 Hz
17. Frekuensi nada dasar pipa organa terbuka 400 Hz frekuensi nada atas pertama dari pipa itu
setelah ditutup adalah . . .
A. 200 Hz D. 800 Hz
B. 400 Hz E. 1000 Hz
C. 600 Hz
18. Sebuah pipa organa tertutup memiliki panjang 40 cm. apabila cepat rambat bunyi 200 m/s,
besar frerkuensi nada atas kedua adalah . . .
A. 20 Hz D. 375 Hz
B. 100 Hz E. 625 Hz
C. 125 Hz
19. Suatu sumber bunyi dengan frekuensi 710 Hz bergerak berlawanan arah dengan pendengar
yang bergerak dengan kelajuan 20 m/s, ternyata frekuensi yang didengar 620 Hz. Jika kelajuan
perambatan bunyi 300 m/s, kecepatan sumber bunyi adalah . . .
A. 15 m D. 25 m
B. 20 m E. 30 m
C. 24 m
20. Seutas dawai panjangnya 2 m dan massanya 1,6 x 10-2 kg, ditegangkan dengan gaya 80 N
jika dawai dipetik akan menghasilkan nada dasar dengan frekuensi . . .
A. 25 Hz D. 80 Hz
B. 40 Hz E. 100 Hz
C. 50 Hz

B. Jawablah soal-soal berikut dengan singkat dan tepat!

1. Sepotong dawai panjangnnya 80 cm dan massanya 6,4 gram ditegangkan dengan gaya 800
N. berapakah cepat rambat gelombang bunyi pada dawai tersebut?

2. Frekuensi nada atas pertama pipa organa terbuka 500 Hz. Jika cepat rambat bunyi diudara
340 m/s, hitunglah :
a. Frekuensi nada dasarnya
b. Frekuensi nada atas ketiga

3. Seratus buah sirine yang identik dibunyikan serentak menghasilkan taraf intesitas bunyi 60
dB jika intesitas ambang bunyi 10-12 W/m2 berapa intensitas sebuah sirine?

4. Lokomotif kereta api melaju dengan kecepatan 72 km/jam mendekatai palang pintu kereta
api sambil membunyikan peluit dengan frekuensi 1.600 Hz jika cepat rambat bunyi diudara 340
m/s, hitunglah frekuensi peluit yang diedengar oleh penjaga palang pintu kereta api?

5. Dua buah gelombang bunyi memiliki frekuensi sama mengalami interperensi minimum
kedua ketika selisih jarak tempuhnya 18 cm. tentukan panjang gelombang yang terjadi!

HAND OUT 4
Standar
2. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai
Kompetensi
penyelesaian masalah dan produk teknologi
Kompetensi
2.1 Memformulasikan gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial listrik,
dasar
energi potensial listrik serta penerapannya pada keping sejajar
Topik
LISTRIK STATIS
Interaksi Elektrostatis Muatan Listrik

A. Muatan Listrik

Proses duplikasi naskah oleh mesin fotokopi merupakan salah satu contoh aplikasi konsep listrik
statis dalam kehidupan sehari-hari.

Mesin fotocopy

Pembentukan salinan hasil fotokopi karena penempelan serbuk atau toner yang bermuatan
negatif pada permukaan kertas. Contoh lain gejala Listrik statis yang Iebih sederhana adalah
menempelnya rambut atau potongan kertas pada penggaris plastik yang telah digosok kain wol.
Kedua gejala Fisika tersebut menunjukkan bahwa dua buah benda dapat saling menarik.
Bagaimana para ahli fisika menjelaskan gejala tersebut? Perhatikan kedua peristiwa pada
Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.

Setelah batang karet digosok kain wol dan batang kaca digosok kain sutra kedua batang tersebut
tarik menarik
Setelah batang karet digosok kain wol dan didekatkan, kedua batang karet tolak menolak

Ketika sebuah batang karet digosok dengan kain wol, kemudian didekatkan pada batang kaca
yang digosok kain sutra, ternyata kedua batang tersebut tarik-menarik. Sebaliknya, sebuah
batang karet yang digosok dengan kain wol dan di dekatkan dengan batang karet yang lain,
ternyata kedua bacang karet tolak-menolak. Untuk menjelaskan gejala tersebut, dapat dianggap
bahwa penggosokan kain wol dan kain sutra pada batang memberikan muatan listrik pada
batang tersebut.

Berdasarkan gejala fisika tersebut, jelas bahwa muatan pada kaca dan muatan pada batang karet
berbeda jenisnya. Benjaminn Franklin (1700—1790) menyebutkan bahwa muatan listrik pada
batang kaca sebagai muatan positif. Adapun muatan pada batang karet disebut muatan
negatif.Benda tersusun atas ribuan bahkan jutaan atom. Atom tersusun atas proton, neutron,
dan electron. Proton dan neutron terdapat di dalam inti atom, sedangkan elektron terdapat di
kulit atom, Jumlah proton dan elektron dalam sebuah atom adalah sama. Itulah sebabnya. atom
bersifat netral.

Sebagai contoh, atom hidrogen mengandung satu proton dan satu elektron. Atom bermuatan
positif adalah atom yang memiliki jumlah proton lebih banyak dan jumlah elektron, sedangkan
atom bemuatan negatif adalah atom yang memiliki jumlah proton lebih sedikit daripada jumlah
elektron. Benda bermuatan netral tersusun atas atom-atom yang tidak bermuatan (netral). Atom
netral adalah atom yang memiliki jumlah proton sama dengan jumlah elektron, misalnya atom
hidrogen seperti terlihat pada Gambar 4.4.

Pada atom hidrogen terdapat satu proton dan satu elektron

Interaksi Elektrostatis antara Dua Muatan Listrik


Jenis interaksi elektrostatis ada 2 macam, yaitu:

a. tarik-menarik antara muatan-muatan tidak sejenis;

b. tolak-menolak antara muatan-muatan sejenis.

Charles Augustin Coulomb (1 730—1800) mengukur besarnya tarikan dan dan tolakan listrik
secara kuantitatif. Ia juga menyimpulkan hukum yang mengatur tarikan dan tolakan listrik
tersebut. Hukum tersebut dikenal dengan Hukum Coulomb. Hukum Coulomb menyatakan bahwa

“Gaya tarik-menarik atau tolak—menolak antara dua buah muatan listrik besamya berbanding
lurus dengan hasil kali besar kedua muatan tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak antara kedua muatan tersebut.”

Perhatikan Gambar 4.5 dan Gambar 4.6.

Secara matematis, gaya tarik-menarik atau tolak-menolak (gaya Coulomb) dalam vakum dapat
ditulis sebagai berikut.

Gaya Coulomb yang terjadi dalam suatu medium atau bahan memiliki persamaan gaya Coulomb
sebagai berikut.
Sehingga didapat hubungan gaya coulomb pada bahan dan gaya Coulomb pada vakum sebagai
berikut.

Keterangan:

F = gaya coulomb (N)

q = muatan listrik (C)

k = 1/4πo= konstanta dielektrik (k = 9 X 1O9 Nm2/C2)0 = permitivitas ruang hampa (= 8,85 X 10 -12
C2/Nm2)

. = permitivitas relatif bahan


r

r = jarak antarmuatan (m)

Contoh soal

Dua keping logam yang terbuat dan bahan sama diberi muatan sama besar.

a. Berapakah muatan di setiap keping jika diketahui gaya Coulomb sebesar 2 N dan jarak
antarkeping logarn 1,5 m?

b. Jika kedua keping berada di dalam bahan/medium dengan e = 4, berapakah

besar gava Coulomb nya?

Jawab:

Dike tahui:

F = 2N;

r = 1,5 m
q1 = q2 = q = 22,4μC

2. Resultan Gaya Coulomb

Gambar 4.7 Resultan gaya coulomb

Perhatikan Gambar 4.7. Gambar tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut. F 12 adalah gaya
Coulomb yang dialami muatan q1 akibat pengaruh muatan q2. F21 adalah gaya Coulomb yang
dialami muatan q2akibat pengaruh muran q1. F23 adalah gaya Coulomb yang dialami muatan q 2
akibat pengaruh muatan q3• F32 adalah gaya Coulomb yang dialami

muatan q3, akibat pengaruh muatan q2. Resultan gaya Coulomb di suatu titik dirumuskan sebagai
berikut.

Berarti, resultan gaya Coulomb yang dialami muatan q 2, pada Gambar 4.7 adalah:

Fq2 = F21 + F23


Dalah hal ini

Tiga buah partikel berada pada sam garis lurus, setiap partikel bermuatan +3μC,—5μC, dan
+2μC . Antarpartikel berjarak sama, yaitu 10 cm.

a. Tentukan besar arah gaya pada partikel bermuatan —5μC.

b. Di mana partikel —5μC diletakkan agar gaya Coulomb pada partikel tersebut nol?

Jawab:

Diketahui: q1 = 3μC; q2 = —5μC; q3 = 2μC

a. Letak muatan q1, q2, dan q3 seperti gambar berikut.

jarak antara kedua partikel sama besar yaitu r12 = r23 = 10 cm. Adapun F1, merupakan gaya
Coulomb hasil interaksi tarik-menarik q1 dan q2, sedangkan F23merupakan gaya Coulomb hasil
interaksi tank menarik q2 dan q3. Dengan memprediksikan F12 > F23, maka resultan gaya
Coulombnya memenuhi persamaan berikut,

b. Agar nilai resultan gaya Coulomb di q2 sama dengan nol, maka besar F12 harus sama dengan F23
sehingga persamaannya menjadi:
misalkan, muatan q2 diletakkan x m dari muatan q1, maka:

r12= x m dan r23 = (0,2 — x) m

r23=0,816r12 -> 0,2 – x = 0,816(x) -> x = 9,08 m

jadi, agar gaya Coloumb pada q2 sama dengan nol, muatan q2 diletakkan 9,08 m dari muatan q1.
Menghitung Kuat Medan Listrik

Menghitung Kuat Medan Listrik - Anda mungkin pernah mendengar bahwa setiap muatan yang
diletakkan di suatu daerah akan memiliki medan listrik di sekitarnya. Jika sebuah muatan uji (q’)
diletakkan pada daerah tersebut, muatan tersebut akan mengalami gaya Coulomb. Kuat medan
listrik di suatu titik didefinisikan sebagai gaya Coulomb per satuan muatan yang dialami oleh
sebuah muatan di titik tersebut. Secara matematis, dituliskan sebagai berikut.

E = F/q’

Dengan F = kqq’/r2

Maka

Keterangan:

E = kuat medan listrik (N/C)

q = muatan listrik (C)

r = jarak antarmuatan (m)

k = 9 X 1O9 Nm2/C2

1. Garis-Garis Gaya

Untuk menggambarkan medan listrik dapat juga dilukiskan dalam bentuk garis-garis gaya (lines
of force). Hubungan antara garis-garis gaya dan vektor medan listrik adalah sebagai berikut.

a. vektor kuat medan di suatu titik pada garis gaya menyinggung garis gaya di titik tersebut.

b. Banyaknya garis per satuan luas penampang (yang tegak lurus dengan garis-garis tersebut)
adalah sebanding dengan besarnya medan listrik E.
Gambar 4.8 (a) Garis-garis gaya listrik untuk partikel bermuatan positif; (b) Garis-garis gaya listrik
untuk partikel bermuatan negatif; (C) Garis-garis gaya untuk dua muatan yang sejenis; (d) Garis-
garis gaya untuk dua muatan yang berbeda jenis.

Resultan Kuat Medan Listrik

Medan listrik merupakan besaran vektor. Oleh karena itu, penjumlahannya mengikuti aturan
penjumlahan vekror. Anda dapat menggambar vektor-vektor medan listrik di sekitar muatan
statis yang menunjukkan besar dan arah medan listrik pada titik-titik di sekitar muatan tersebut.
Resultan besar kuat medan di titik p adalah sebagai berikut.

E = E1 + E2 + … = E n

Kererangan:

E1 = kuat medan listrik di titik p akibat muatan q 1

E2 = kuat medan listrik di titik p akibat muatan q 2

Medan listrik merupakan besaran vektor. Oleh karena itu, untuk menghitung resultan dan medan
listrik dapat dilakukan dengan cara metode analisis (menggunakan vektor satuan) atau dengan
menggunakan metode grafik. Metode grafik dapat dilakukan dengan syarat setiap medan listrik
diketahui arah vektornya.

Hukum Gauss
Hukum Gauss didasarkan pada konsep fluks. Fluks adalah kuantitas yang menggambarkan
berapa banyak vektor medan/garis-garis gaya yang menembus suatu permukaan dalam arah
tegak lurus. Perhatikan Gambar 4.10. Jika terdapat garis-garis gaya dan suatu med an listnik
homogen yang menembus tegak lurus suatu bidang seluas A, jumlah garis medan yang
menembus tegak lurus bidang tersebut sama dengan perkalian E dan A. Perkalian antara E dan A
ini dinamakan fluks listrik (Φ). Secara matematis dituliskan sebagai berikut.

Gambar 4.10 Garis-garis gaya yang menembus bidang permukaan.

Φ = EA

Keterangan:

Φ = fluks Iistrik (Nm2/C atau weber)

E = kuat medan listrik (N/C)

A = luas bidang yang ditembus medan listrik (m 2)

Jika garis-garis gaya tersebut menembus bidang tidak secara tegak lurus, fluks listriknva adalah:

Φ = EAcosθ

dengan θ adalah sudut antara vektor medan dan lintas permukaan yang ditembus medan listrik.
Dan konsep fluks listrik inilah, Gauss mengemukakan hukumnya yang dinyatakan sebagai berikut.

Gambar 4.11 Garis gaya yang menembus suatu permukaan membentuk sudut θ.

“jumlah garis gaya yang keluar dari suatu permukaaan tertutup sebanding dengan jumlah
muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan tertutup tersebut”

Secara matematis ditulis

Perhitungan Medan Listrik dengan Menggunakan Hukum Gauss

Medan Listrik pada Keping Sejajar

Medan listrik di antara pelat sejajar dapat dihitung dengan mudah menggunakan Hukum Gauss.
Dua buah pelat keping yang memiliki luas A masing-masing diberi muatan sama tersebar merata,
tetapi berlawanan jenis, yaitu +q dan —q seperti pada Gambar 4.12. Rapat muatan q tiap keping
didefinisikan sebagai muatan q per satuan luas A. Secara maternatis, dituliskan sebagai berikut.

σ = q/A

Kuat medan listrik E pada pelat konduktor ditentukan berdasarkan konsep Hukum Gauss.
Caranya dengan membuat suatu permukaan tertutup, seperti silinder untuk memudahkan
perhitungan. Perhatikan Gambar 4.13.
Berdasarkan Persamaan (4—9), fluks listrik pada silinder tertutup tersebut adalah

Φsilinder tertutup =Φ 1 +Φ 2 +Φ 3= EA1cos 0o + EAacos 90o+ EA3cos 0o

Oleh karena A1 = A2 = A3 = A maka Φ silinder tertutup = 2EA

Dari persamaan Φ silinder tertutup = q/εo sehingga

Oleh karena q/A = σ (rapat muatan) maka kuat medan listrik E yang ditimbulkan oleh satu pelat
konduktor dinyatakan dengan persamaan

Dengan demikian besarnya kuat medan listrik yang ditimbulkan oleh 2 pelat konduktor
dinyatakan dengan persamaan
Keterangan:

σ= rapat muatan (C/m2)

εo = permitivitas ruang hampa (8,85 x 10 -12 C2/Nm2)

Kuat Medan Listrik pada Bola Konduktor Berongga

Gambar 4.14. bola konduktor berongga yang memiliki jari-jari R. r jarak titik ke pusat bola.

Perhatikan Gambar 4.14. jika ke dalam konduktor bola berongga yang berjari-jari R diberi
sejurmlah muatan positif atau muatan negatif, muatan tersebut akan tersebar merata hanya di
permukaan bola. Adapun di dalam bola tidak terdapat muatan listrik. Berdasarkan Hukurn Gauss
dapat ditentukan besar medan listrik di dalam maupun di luar bola, yang besarnya

Di bagian dalam bola dengan r < R, besarnya medan listrik E = O. Hal tersebut disebabkan
besarya muatan yang dilingkupi permukaan Gauss I, q = O. Adapun untuk permukaan Gauss II
dengan r > R, besarya muatan listrik yang dilingkupi permukaan Gauss II sama dengan jumlah
muatan listrik pada bola tersebut. Dengan demikian, medan listrik E di permukaan Gauss II
adalah

Kuat medan listrik di luar bola dapat diperoleh dengan menganggap bola sebagai muatan listrik
yang terletak di pusat bola. Jadi, secara keseluruhan medan listrik di sekitar bola berongga
adalah di dalam bola,
E = O karena q = O

di permukaan bola,

diluar permukaan

Contoh soal

1. Partikel bermuatan +4μC bermassa 1 mg terapung bebas dalam medan listrik seperti pada
gambar berikut

Jika g = 10m/s2, tentukan besarnya kuar medan listrik yang mempengaruhi partikel tersebut!

Jawab:

Diketahui:

m = 1mg = 10-6 kg

g = 10 m/s2

q = 4μC = 4.10-6C

perhatikan gambar berikut:

2. Perhatikan gambar berikut:


Sebuah elektron (e = -1,6×10-19C, m = 9×10-31kg) bergerak tanpa kecepatan awal dari pelat
bermuatan negatif menuju plat positif yang berjarak 32 cm dalam medan listrik homogen E =
0,45 N/C. Hitunglah:

a. percepatan yang dimiliki elektron

b. waktu yang diperlukan mencapai pelat positif

c. laju elektron saat tiba diplat positif

jawab:

oleh karena massa elektron sangat kecil, gaya berat mg dapat diabaikan terhadap gaya coulomb
F = qE

diketahui

q = e = -1,6×10-19C,

m = 9×10-31kg

d = 32cm = 0,32m

E = 0,45 N/C
3. Perhatikan gambar berikut:

Tentukan:

a. kuat medan listrik di titik P;

b. gaya pada muatan -4.10-8 dititik P.

Penyelesaian

Perhatikan gambar berikut

Muatan uji P biasanya dianggap muatan positif.

E1 = kuat medan listrik akibat q1

E2 = kuat medan listrik akibat q2


Jadi kuat medan listrik di titik P adalah 9×10 5N/C

b. muatan P(-4×10-8C) mengalami gaya sebagai berikut

Fp = Ep x q = (9.105N/C x (-4.10-8C) = -0,036N. tanda negatif menunjukan Fp arahnya ke kiri.

4. Pada titik-titik sudut B dan D sebuah persegi ABCD masing-masing diletakan sebuah partikel
bermuatan +q. Agar kuat medan listrik di titik A =nol, tentukan besar muatan yang harus
diletakan dititik C.

Jawab:

Oleh karena qB = qD dan AB = AD = r, maka EAB = EAD = kq/r2. Kuat medan di titik A oleh muatan di B
dan D adalah

Agar EA = 0, EAC harus sama besar, tetapi berlawanan arah dengan E BD untuk itu qC harus
bermuatan negatif.
Jadi, besar muatan yang harus diletakan di titik C adalah 2√2q.

5. Hitunglah fluks listrik pada suatu bidang persegi yang berukuran 20×15 cm, jika kuat medan
listrik homogen sebesar 150 N/C dan arahnya:

a. sejajar bidang

b. membentuk sudut 37o terhadap bidang

c. tegak lurus terhadap bidang

Jawab:

Diketahui

Luas persegi A = (20cm x 15cm) = 300cm2 = 3.10-2 m2;

Kuat medan listrik E = 150N/C

Fluks listrik dapat anda perhatikan pada gambar berikut.

a. untuk sudut θ = 90o

Φ= EA cos 90o = 150N/C (3×10-2 m2)(0) = 0


b. untuk sudut θ = 53o

Φ= EA cos 53o = 150N/C (3×10-2 m2)(0,6) = 2,7 wb

b. untuk sudut θ = 0o

Φ= EA cos 0o = 150N/C (3×10-2 m2)(1) = 4,5 wb

1. Energi Potensial Listrik

Perhatikan Gambar 4.16. Sebuah muatan uji q1 didekatkan dengan muatan q2. Akibatnya, terjadi
interaksi antara muatan q1 dan q2 Berupa gaya coulomb yang arahnya tolak-menolak. Untuk
berpindah dan posisi r1 ke posisi r2,muatan q1 harus melakukan usaha. Besarnya usaha yang
harus dilakukan adalah sebanding dengan besarya gaya Coulomb dan perpindahannya.

ΔW = -FΔT (4 —15)

Tanda negatif menunjukkan usaha melawan gaya Coulomb. Jika usaha yang dilakukan q 1 melalui
perpindahan yang sangat kecil maka usaha q 1 dapat diperoleh dengan cara:

Sesuai dengan definisinya, usaha adalah proses transfer energi atau besarnya perubahan energi
atau dalam bentuk matematisnya seperti berikut. W = Δep = Ep 2 – Ep1 (4—17)

Dapat kita simpulkan bahwa persamaan energi potensial di suatu titik adalah

(4-18)

Keterangan:
W = usaha listrik (joule)

F = gaya Coulomb (N)

k = 9 X 1O9 Nm2/C2

q1 = muatan uji (C)

q2 = muatan sumber (C)

r = jarak antara q1 dan q2 (m)

2. Potensial Listrik

Potensial listrik adalah besarnya energi potensial listrik per satuan muatan. Pada Gambar 4. 16,
potensial listrik yang dimiliki oleh q1 adalah sebagai berikut.

(4—19)

Secara umum, persamaan potensial listrik di suatu titik yang berjarak r dan muatan sumber Q
adalah

(4-20)

Jika muatan listrik yang mengakibatkan munculnya potensial listrik jumlahnya lebih dan satu,
potensial listrik di sebuah titik merupakan jumlah aijabar potensial terhadap setiap muatan
listrik. Besarnya muatan potensial di titik p yang disebabkan oleh muatan titik q 1, q2, …, qn adalah

Perhatikan gambar 4.17.


Jika hanya ada 3 muatan, potensial listrik di titik P adalah

3. Hubungan Usaha dan Beda Potensial Listrik

Perhatikan Gambar 4.18.

Usaha yang dilakukan untuk memindahkan muatan q 1 dan posisi r1 ke posisi r2 dan arah muatan
adalah

dengan. (V2-V1) adalah beda potensial listrik antara titik 1 dan titik 2.

Contoh soal

1. Sebuah muatan positif (q = 1,6 X 10-9 C) digerakkan menuju sebuah inti atom yang bermuatan
Q. Jarak pisah awal kedua partikel tersebut adalah 2 X 10 -11 m dan jarak pisah akhirnya adalah 1,5
X 10-11 m. Jika usaha yang diperlukan untuk memindahkan 1,44 X 10 -17J, tentukan muatan inti
atom tersebut.

jawab:

Diketahui:

q = 1,6 X 10-9 C

r1 = 2 X 10-11 m

r2 = 1,5 X 10-11 m

W12 = 1,44 X 10—17J

2. Segitiga ABC siku-siku di A dengan AB = 8 cm dan AC = 6 cm. Sebuah muatanlistrik q’ = —1O -10
C akan dipindahkan dan titik C ke titik D yang terletak pada pertengahan AB.Jika muatan q A= 1O-10
C dan muatan qB = —10-10 C, anggap kehadiran q’ tidak berpengaruh terhadap potensial di D,
tentukanlah:

a. potensial di C (VC) oleh dan qA dan qB:

b. potensial di D (VD) oleh qA dan qB:

c. usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan q’ dan C ke D.

4. Hukum Kekekalan Energi Mekanik dalam Medan Listrik

Hukum kekekalan energi mekanik pun berlaku pada gerak partikel seperti gerak proton dan
elektron di dalam medan listrik. Hal tersebut berlaku karena medan listrik merupakan medan
konservatif.

Energi total sebuah partikel dengan massa m dan muatan q yang bergerak dalam medan listrik
adalah

Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2

atau

(4—24)Mengingat energi potensial listrik E p = qV dan energi kinetik Ek = ½ mv2 jika kecepatan
awal partikel v1 = O, Persamaan (4—24) menjadi

qΔV = ½ mv2 (4—25)

Persamaan (4—25) menunjukkan perubahan energi potensial menjadi energi kinetik.


Contoh soal

Perhatikan gambar berikut.

Beda potensial di antara dua pelat sejajar pada gambar tersebut adalah 150 V Sebuah proton
awalnya di keping A. Ji.ka di antara kedua pelat hampa udara, hitung kecepatan proton sebelum
menyentuh keping B. massa proton m = 1,6 X 10 -27 kg: muatan proton q = 1,6 X 10-19 C.

Jawab:

melalui Hukum Kekekalan Energi mekanik dalam medan listrik diperoleh

Energi mekanik di A = energi mekanik di B

5. Potensial di antara Dua Keping Sejajar


Jika dua buah keping sejajar dihubungkan dengan sumber tegangan (baterai) maka kedua keping
akan memiliki muatan yang sama, tetapi berlawanan jenis. Usaha yang dilakukan gaya listrik F =
qE untuk memindahkan muatan-muatan sejauh d adalah sebesar

W= F.d

Adapun dalam listrik statis besarnya usaha adalah

W = qΔV

Dengan menggabungkan kedua persamaan usaha tersebut diperoleh

Fd = qΔV

qEd = qΔV

ΔV = Ed ……….. (4—26)

Keterangan:

d = jarak antara kedua keping (m)

E = kuat medan listrik (V/m)

Beda potensial ΔV = V2 — V1 dapat dinyatakan sebagai beda potensial V antara kedua keping
sejajar.
Contoh soal

Sebuah elektron e ditembakkan masuk di antara dua keping sejajar dengan kecepatan awal v o
seperti pada gambar berikut.

Jika beda potensial kedua keping adalah V dan jarak antara keping d, tentukan:

a. waktu yang diperlukan elektron hingga menyentuh keping sebelah atas;

b. jarak mendatar (x) yang ditempuh elektron, jika pengaruh percepatan gravitasi diabaikan.

jawab:

Dan Hukum II Newton dan Persamaan (4 — 5), diperoleh

Soal Muatan Listrik

1. Dua buah muatan -4,0 μC dan -5,0 μC terpisah pada jarak 20 cm. Berapakah kuat medan listrik
di tengah keduanya ?

2. Dua buah muatan -4,0 μC dan +9,0 μC terpisah pada jarak 30 cm. Di manakah tempat yang
medan listriknya sama dengan nol ?
3.Berapakah usaha minimum yang diperlukan sebuah gaya untuk membawa muatan q = 3 μC
dari jarak jauh tak terhingga ke titik 0,5 m dari muatan lain Q = 20 μC ?

4. elektron dipercepat dalam muatan listrik homogen (1000 V/m). Berapakah kecepatannya
setelah menempuh jarak 0,5 cm dari keadaan diam ?

KAPASITOR

Pada awal penyelidikan listrik tidak ada cara untuk dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu
yang lama. Bahkan ketika benda bermuatan diletakkan pada tempat berisolasi pun, muatan
cenderung bocor.
Pada tahun 1746 di Universitas Leyden, Pieter Van Musschenbroek (1692-1761) mencoba
menyimoan sejumlah besar muatan listrik. Hasilnya adalah suatu peralatan yang secara luas
dikenal sebagai botol Leyden. Botol Leyden adalah sebuah botol kaca dengan dinding dalam dan
luarnya dilapisi oleh daun logam.
Botol Leyden menjadi dasar dari penelitian-penelitian listrik selama 50 tahun berikutnya.
Botol Leyden adalah “condenser” pertama atau yang sekarang kita sebut kapasitor, yaitu suatu
peralatan yang dapat menyimpan muatan dan energy listrik.

1. Mengenal Kapasitor
Sebuah Kapasitor terdiri atas dua keeping konsuktor yang ruang di antaranya diisi oleh
dielektrik (penyekat), misalnya udara atau kertas. Kemampuan kapasitor untuk menyimpan
muatan listrik dinyatakan oleh besaran kapasitas (atau kapasitansi). Satuan SI dari kapasitas
adalah farad(F), namun ukuran kapasitas kapasitor yang sering digunakan dinyatakan dalam
microfarad (µF), nanofarad (nF), dan pikofarad (pf).

1 µF = 10-6 F ; 1 nF = 10-9 F ; 1 pF = 10-2 F

2. Jenis- Jenis Kapasitor


a. Kapasitor Kertas
Kertas berfungsi sebagai bahan penyekat diantara kedua pelat. Kapasitor jenis ini memiliki
kapasitas 0,1 µF

b. Kapasitor Elektrolit
Pada kapaitor elektrolit, bahan penyekatnya adalah aluminium oksida. Kapasitor elektrolit
memiliki kapasitas paling besar, yaitu sampai dengan 100.000 pF.

c. Kapasitor Variabel
Kapasitor Variabel adalah kapasitor dengan nilai kapasitas dapat diubah-ubah, sehingga
digunakan untuk memilih frekuensi gelombang pada radio penerima. Penyekatnya adalah udara,
dengan nilai maksimum kapasitasnya sampai dengan 500 pF (0,0005 µF)

3. Kapasitansi
Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat
menampung muatan elektron.
Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian
Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1
farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan
rumus dapat ditulis :

q = CV …………….(1)

q : muatan elektron dalam C (coulombs)


C : nilai kapasitansi dalam F (farads)
V : besar tegangan dalam V (volt)

1 F = 1 coulumb/volt

Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat
metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik.
Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :

C = (8.85 x 10-12) (k A/t) ...(2)

4. Formulasi Kapasitas Kapasitor Keping Sejajar

Untuk menghitung kapasitas kapasitor, kita tentukan dahulu kuat medan listrik homogen, E,
dalam ruang antara kedua keeping, kemudian kita hitung V dan E.
Kuat medan listrik, E, dalam ruang antarkeping sejajar adalah E = σ/є 0, dengan rapat muatan
σ = q/A. dengan demikian,

Kapasitas Kapasitor Keping

ε0 : permitivitas vakum/udara = 8,85 x 10-12 dalam SI


A : luas tiap keeping
d : jarak pisah antarkeping

5. Pengaruh Dielektrikum terhadap Kapasitas Kapasitor

Dielektrik adalah suatu bahan isolasi, seperti kertas, karet, kaca, atau plastik. Ketika sebuah
dielektrik disisipkan dalam ruang antara keeping-keping sebuah kapasitor, kapasitas kapasitor
akan meningkat. Kapasitas kapasitor dalam dielektrik, C D, adalah

Primitivitas Relatif dielektrik adalah perbandingan antara kapasitas kapasitor dalam


dielektrik dengan kapasitas kapasitor dalam vakum (tanpa dielektrik).
Penyisipan dielektrik dalam ruang antara kedua keeping menyebabkan kapasitas kapasitor
meningkat.

a. Pengaruh Dielektrik untuk Baterai Tidak Dihubungkan


Karena hubungan dengan baterai diputuskan, maka ketika disisipkan dielektrik, beda
potensial antarkeping diperbolehkan berubah. Prinsip untuk kasus ini : muatan yang tersimpan
dalam kapasitor adalah tetap. Berarti muatan sesudah penyisipan dielektrik (q D) sama dengan
muatan sebelum penyisipan dielektrik (q0). qD = q0

Karena єr > 1, maka beda potensial antarkeping setelah disisipi dielektrik akan berkurang (V D >
V0).

a. Pengaruh Dielektrik untuk Baterai Tetap Dihubungkan


Karena kedua keping dihubungkan secara tetap dengan baterai, maka beda potensial
antarkeping tidak berubah, yaitu sama dengan beda potensial baterai. Pada kasus ini, prinsip
yang harus kita pegang adalah : beda potensial antarkeping adalah tetap. Berarti, beda
potensial sesudah penyisipan dielektrik (V D) sama dengan beda potensial sebelum penyisipan
dielektrik (V0). VD = V0
qD = єr q0 Karena єr > 1, maka muatan pada keping setelah disisipi dielektrik mengalami
kenaikan (qD > q0).

6. Analisis Rangkaian Kapasitor

Susunan kapasitor yang paling sederhana yaitu susunan seri dan susunan parallel. Susuan
seri digunakan jika diinginkan kapasitas yang lebih kecil dan susunan parallel digunakan jika
diinginkan kapasitas yang lebih besar.

a. Susunan Seri Kapasitor

Kapasitas ekivalen, Cek dari susunan seri didefinisikan sebagai kapasitas dari sebuah
kapasitor tunggal, yang memiliki muatan yang sama dengan muatan kapasitor yang
digantikannya, yaitu q, ketika diberi beda potensial V yang sama.

Pada rangkaian kapasitor seri, berlaku rumus:

tegangan total : V = V1 + V2 + … + Vn

Muatan Total : Q = Q1 = Q2 = Qn

Kapasitas ekivalen seri


Kebalikan dari kapasitor ekivalen dari susunan seri kapasitor sama dengan jumlah kebalikan
dari tiap-tiap kapasitas. Beda potensial tiap kapasitor umumnya tidak sama.

b. Susunan Paralel Kapasitor

Kapasitas ekivalen, Cek, dari susunan paralel didefinisikan sebagai kapasitas dari sebuah
kapasitor tunggal.
q = CekV

hasil ini dapat diperluas untuk sejumlah kapasitor yang disusun parallel

Pada rangkaian kapasitor paralel, berlaku rumus:

Tegangan tiap kapasitor sama besar V1 = V2 =V3 = Vn

Muatan Total :Q = Q1 + Q2 + Q3 + Qn

Kapasitor Ekivalen Paralel Cek = C1 + C2 + C3+…

Kapasitas ekivalen dari susunan parallel sama dengan jumlah dari tiap-tiap kapasitas. Beda
potensial tiap kapasitor dalam susunan parallel adalah sama, yaitu sama dengan beda potensial
kapasitor ekivalennya, namun muatan kapasitor umumnya tidak sama.

c. Analisis Rangkaian Listrik yang Mengandung Kapasitor


Jika pada rangkaian listrik arus searah rangkaian listriknya mengandung kapasitor , prinsip
yang harus kita pegang adalah sebagai berikut.
“Kapasitor dianggap dalam kondisi tunak atau stabilm yaitu kapasitor telah penuh terisi
muatan. Dalam keadaan tunak, cabang yang mengandung kapasitor adalah terbuka (open)
sehingga arus dalam cabang ini sama dengan nol.”

7. Energi Potensial Kapasitor

Sebuah kapasitor yang bermuatan memiliki potensial yang tersimpan di dalamnya. Jika
salah satu muatannya dibebaskan mulai dari keadaan diam dari saru keping ke keping lainnya,
maka energi potensialnya semakin besar selama muatan itu berpindah.
Secara lengkap, persamaan energi yang tersimpan dalam kapasitor (energi potensial) adalah

8. Penggunaan Kapasitor

Energy maksimum yang dapat disimpan dalam sebuah kapasitor besar kira-kira hanya 10 J.
Kapasitor digunakan sebagai penyimpan energy karena ia dapat dimuati dan melepas
muatannya dengan sangat cepat.
Kapasitor digunakan salah satunya yaitu pada blitz. Kapasitor juga memainkan peran yang
penting dalam rangkaian elektronika lainnya, seperti memilih frekuensi pada radio penerima;
memisahkan arus bolak-balik dari arus searah; sebagai filter pada rangkaian catu daya;
menghilangkan loncatan api dalam rangkaian saklar; menghilangkan bunga api pada system
pengapian mobil; menghemat daya listrik dalam rangkaian lampu TL; dan sebagai catu daya
cadangan ketika suplai listrik dari PLN terputus.
Untuk menjaga pembebanan lebih dari jaringan transmisi dalam suatu area pelayanan,
kapasitor menyimpan muatan berukuran sangat besar secara perlahan dimuati dan kemudian
secara cepat dilepaskan muatannya ketika diperlukan.

GAMBAR-GAMBAR KAPASITOR

SOAL.

1. Keping-keping sebuah kapasitor sejajr memiliki luas 40 cm 2 dan terpisah pada jarak 1,0mm.
(ε0 = 8,85 x 10-12 C2 N-1 m-2)
a) Berapa kapasitasnya?
b) Ketika kapasitor dihubungkan ke baterai 45V, berapa muatan pada tiap keping?
2. Dua keping sejajar memiliki keping berbentuk persegi dengan sisi 10cm dan terpisah pada jarak
2cm. Tentukan kapasitas keping sejajar tersebut jika ruang antara kedua kepingnya a) berisi
udara, dan b) berisi mika (εr = 7,0).
3. Luas keping-keping dari sebuah kapasitor keping sejajar adalah 50 cm 2 dan terpisah sejauh 1,0
mm.
a) Tentukan kapasitasnya.
b) Ketika kapasitor dihubungkan dengan baterai 60V, berapakah muatan pada tiap kepingnya?
c) Baterai dilepaskan dan ruang antara keping-kepingnya diisi dengan bakelit (εr = 5,0). Tentukan :
kapasitas, muatan, beda potensila, dan kuat medan listrik kapasitor itu sekarang (ambil (ε0 = 9,0
x 10-12 C2 N-1 m-2).
4. Sebuah kapasitor dengan ruang antarkepingnya berisi udara, dihubungkan ke sebuah baterai,
sehingga tiap kepingnya bermuatan 100 µC. Tanpa melepas baterai, ruang antarkeping diisi
dengan minyak, dan ternyata muatan tambahan 150 µC mengalir lagi dari baterai menuju ke
keping. Tentukan permitivitas relatif minyak.
5. Sebuah kapasitor keping sejajar memiliki luas tiap keping 2,00 cm 2 dan teerpisah 2,00 mm, dengan
air berada dalam ruang antarkepingnya (εr = 80). Sebuah baterai 6,00 V dihubungkan terus pada
kedua keping. Hitung: a) besar kuat medan listrik di antara kedua keping, b) muatan pada tiap
keping, dan c) muatan pada tiap keping jika air dibuang dan digantikan oleh udara.
6. Dua buah kapasitor masing-masing kapasitasnya 20µF dan 50µF disusun seri, dan ujung-ujungnya
dihubungkan ke baterai yang beda potensialnya 14 V.
Hitung :
a) Kapasitas ekivalen,
b) Muatan ekivalen,
c) Muatan dan beda potensial masing-masing kapasitor.
7. Kapasitor 20µF dan 100µF disusun paralel dan ujung-ujungnya dihubungkan pada sumber
tegangan 5V. Hitung: a) kapasitas ekivalen, b) muatan ekivalen, dan c) muatan dan beda
potensial masing-masing kapasitor.
8. Berapa banyak kapasitor 1,00 µF harus dihubungkan paralel untuk dapat menyimpan muatan 1,00
C, jika diberi beda potensial 110 V pada ujung-ujung kapasitor?

Medan listrik – contoh soal UN

1. Jarak dua muatan A dan B adalah 3 meter. Titik O berada di antara kedua muatan berjarak 2
meter dari muatan B. qA = –300 μC dan qB = 600 μC. k = 9 × 109 N m2 C–2. Kuat medan listrik di
titik O pengaruh muatan qA dan qB adalah…
A. 9 × 105 N/C
B. 18 × 105 N/C
C. 52 × 105 N/C
D. 60 × 105 N/C
E. 81 × 105 N/C

Pembahasan :
Diketahui :
qA = –300 μC, qB = 600 μC, k = k = 9 × 109 N m2 C–2
Ditanya :
Kuat medan listrik (E) di titik O ?
Jawab :

Kuat medan resultan :


E = EA + EB
E = (2700 x 103 N/C) + (5400 x 103 N/C)
E = 8100 x 103 N/C
E = 81 x 105 N/C
Jawaban yang benar adalah E.
2. Dua buah muatan masing-masing q1 = -20 μC dan q2 = -40 μC. Bila pada titik P yang berjarak 20
cm dari q2 resultan kuat medan listrik bernilai nol maka nilai x adalah…
A. 11 cm
B. 12 cm
C. 13 cm
D. 14 cm
E. 15 cm

Pembahasan :
Diketahui :
q1 = -20 μC, q2 = -40 μC, r2 = 0,2 m, r1 = x
Ditanya :
Jarak titik P dari q1 (x) ?
Jawab :

Resulta
n kuat medan listrik bernilai nol pada titik P :

Jawaban yang benar adalah D.

Soal No. 1
Dua buah partikel bermuatan berjarak R satu sama lain dan terjadi gaya tarik-menarik sebesar F.
Jika jarak antara kedua muatan dijadikan 4 R, tentukan nilai perbandingan besar gaya tarik-
menarik yang terjadi antara kedua partikel terhadap kondisi awalnya!

Pembahasan

sehingga

Soal No. 2
Tiga buah muatan A, B dan C tersusun seperti gambar berikut!
Jika QA = + 1 μC, QB = − 2 μC ,QC = + 4 μC dan k = 9 x 109 N m2 C− 2 tentukan besar dan arah gaya
Coulomb pada muatan B !

Pembahasan
Pada muatan B bekerja 2 buah gaya, yaitu hasil interaksi antara muatan A dan B sebut saja F BA
yang berarah ke kiri dan hasil interaksi antara muatan B dan C sebut saja F BCyang berarah ke
kanan. Ilustrasi seperti gambar berikut:

Karena kedua gaya segaris namun berlawanan arah maka untuk mencari resultan gaya cukup
dengan mengurangkan kedua gaya, misalkan resultannya kasih nama Ftotal :

F total = FBC - FBA

F total = 72 X 10 - 3 - 18 x 10 -3 = 54 x 10 -3 N

Arah sesuai dengan FBC yaitu ke kanan.

Soal No. 3
Dua buah muatan tersusun seperti gambar berikut!

Jika Q1 = + 1 μC, Q2 = − 2 μC dan k = 9 x 109 N m2 C− 2 tentukan besar dan arah kuat medan listrik
pada titik P yang terletak 4 cm di kanan Q1 !
Pembahasan

Rumus dasar yang dipakai untuk soal ini adalah

dimana E adalah kuat medan listrik yang dihasilkan suatu muatan, dan r adalah jarak titik dari
muatan sumber. Harap diingat lagi untuk menentukan arah E : "keluar dari muatan positif" dan
"masuk ke muatan negatif"

Perhatikan ilustrasi pada gambar!

Langkah berikutnya adalah menghitung masing-masing besar kuat medan magnet E 1 dan E2
kemudian mencari resultannya jangan lupa ubah satuan centimeter menjadi meter. Supaya lebih
mudah hitung secara terpisah satu persatu saja,..

Arah ke arah kanan.

Soal No. 4
Gambar berikut adalah susunan tiga buah muatan A, B dan C yang membentuk suatu segitiga
dengan sudut siku-siku di A.
Jika gaya tarik-menarik antara muatan A dan B sama besar dengan gaya tarik-menarik antara
muatan A dan C masing-masing sebesar 5 F, tentukan resultan gaya pada muatan A !

Pembahasan

Karena kedua gaya membentuk sudut 90°cari dengan rumus vektor biasa :

Soal No. 5
Tiga buah muatan membentuk segitiga sama sisi seperti gambar berikut. Jarak antar ketiga
muatan masing-masing adalah 10 cm.

Jika Q1 = + 1 C, Q2= Q3 = − 2 C dan k = 9 x 109 N m2 C− 2 tentukan besar resultan gaya Coulomb


pada muatan Q1 !

Pembahasan
Tipe soal mirip soal nomor 4, dengan sudut 60° dan nilai masing-masing gaya harus dicari
terlebih dahulu.

Angka 18 x 1011 N namakan saja X untuk mempermudah perhitungan selanjutnya.

Soal No. 6
Dua buah muatan masing - masing Q1 = 1 μC dan Q2 = 4 μC terpisah sejauh 10 cm.

Tentukan letak titik yang memiliki kuat medan listrik nol !(Tipikal Soal UN)

Pembahasan

Letak titik belum diketahui sehingga ada tiga kemungkinan yaitu di seblah kiri Q 1, di sebelah
kanan Q2 atau diantara Q1 dan Q2. Untuk memilih posisinya secara benar perhatikan ilustrasi
berikut ini dan ingat kembali bahwa kuat medan listrik "keluar untuk muatan positif" dan
"masuk untuk muatan negatif". Namakan saja titik yang akan dicari sebagai titik P.

Ada 2 tempat dimana E1 dan E2 saling berlawanan, ambil saja titik yang lebih dekat dengan
muatan yang nilai mutlaknya lebih kecil yaitu disebelah kiri Q 1 dan namakan jaraknya sebagai x.
Soal No. 7
Sebuah muatan listrik negatif sebesar Q yang berada pada suatu medan listrik E yang berarah ke
selatan. Tentukan besar dan arah gaya listrik pada muatan tersebut!

Pembahasan

Hubungan antara kuat medan listrik E dan gaya listrik F yang terjadi pada suatu muatan q adalah

F = QE

dengan perjanjian tanda sebagai berikut:

 Untuk muatan positif, F searah dengan arah E


 Untuk muatan negatif, F berlawanan arah dengan arah E

Pada soal diatas E berarah ke selatan sehingga arah F adalah ke utara, karena muatannya adalah
negatif.

Soal No. 8
Perhatikan gambar tiga buah muatan yang berada di sekitar titik P berikut!

Jika k = 9 x 109 N m2 C− 2 , Q1 = + 10−12 C, Q2 = + 2 x 10−12 C dan Q3 = - 10−12 C, tentukan besar


potensial listrik pada titik P !

Pembahasan
Soal No. 9
8 buah muatan listrik 4 diantaranya sebesar + 5 C dan 4 lainnya adalah − 5 C tersusun hingga
membentuk suatu kubus yang memiliki sisi sepanjang r.

Tentukan besar potensial listrik di titik P yang merupakan titik berat kubus !

Pembahasan

Kenapa nol? Jarak masing-masing muatan ke titik P adalah sama dan besar muatan juga sama,
separuh positif dan separuh lagi negatif sehingga jika dimasukkan angkanya hasilnya adalah nol.

Soal No. 10
Dua buah partikel dengan besar muatan yang sama digantung dengan seutas tali sehingga
tersusun seperti gambar berikut!
Jika tan θ = 0,75 dan besar tegangan pada masing-masing tali adalah 0,01 N, tentukan besar
gaya tolak - menolak antara kedua partikel!

Pembahasan

Perhatikan uraian gaya pada Q2 berikut !

Karena nilai gaya tali sudah diketahui, maka dengan prinsip keseimbangan biasa didapat:

FC = T sin Θ

FC = 0,01 x 0,6 = 0,006 Newton

Soal No. 11
Sebuah partikel yang bermuatan negatif sebesar 5 Coulomb diletakkan diantara dua buah keping
yang memiliki muatan berlawanan.

Jika muatan tersebut mengalami gaya sebesar 0,4 N ke arah keping B, tentukan besar kuat
medan listrik dan jenis muatan pada keping A !

Pembahasan

F = QE
E = F / Q = 0,4 / 5 = 0,08 N/C

Untuk muatan negatif arah E berlawanan dengan F sehingga E berarah ke kiri dan dengan
demikian keping B positif, keping A negatif.

Soal No. 12
Sebuah bola berongga memiliki muatan sebesar Q Coulomb dan berjari-jari 10 cm.

Jika besar potensial listrik pada titik P adalah (kQ / x ) volt, tentukan nilai x !

Pembahasan

Untuk mencari potensial suatu titik yang berada di luar bola, V = (kq)/r dimana r adalah jarak
titik tersebut ke pusat bola atau x = (0,1 + 0,2) = 0,3 meter.

Soal No. 13
Tentukan besarnya usaha untuk memindahkan muatan sebesar positif sebesar 10 μC dari beda
potensial 230 kilovolt ke 330 kilovolt !

Pembahasan

W = q ΔV

W = 10μC x 100 kvolt = 1 joule

Soal No. 14
Perhatikan gambar berikut ! E adalah kuat medan listrik pada suatu titik yang ditimbulkan oleh
bola berongga yang bermuatan listrik + q.

Tentukan besar kuat medan listrik di titik P, Q dan R jika jari-jari bola adalah x dan titik R berada
sejauh h dari permukaan bola!
Pembahasan


Titik P di dalam bola sehingga EP = 0

Titik Q di permukaan bola sehingga EQ = (kq)/x2

Titik R di luar bola sehingga ER = (kq)/(x + h)2

Soal No. 15
Sebuah partikel bermassa m dan bermuatan negatif diam melayang diantara dua keping sejajar
yang berlawanan muatan.

Jika g adalah percepatan gravitasi bumi dan Q adalah muatan partikel tentukan nilai kuat medan
listrik E antara kedua keping dan jenis muatan pada keping Q !

Pembahasan

Jika ditinjau gaya-gaya yang bekerja pada partikel maka ada gaya gravitasi/ gaya berat yang
arahnya ke bawah. Karena partikel melayang yang berarti terjadi keseimbangan gaya-gaya, maka
pastilah arah gaya listriknya ke atas untuk mengimbangi gaya berat. Muatan negatif berarti arah
medan listrik E berlawanan dengan arah gaya listrik F sehingga arah E adalah ke bawah dan
keping P adalah positif (E "keluar dari positif, masuk ke negatif"), keping Q negatif.

Untuk mencari besar E :

F listrik = W

qE = mg

E = (mg)/q

Soal No. 16
Sebuah elektron dengan massa 9,11 × 10 −31 kg dan muatan listrik − 1,6 × 10−19 C, lepas dari
katode menuju ke anode yang jaraknya 2 cm. Jika kecepatan awal elektron 0 dan beda potensial
antara anode dan katode 200 V, maka elektron akan sampai di anode dengan kecepatan....
A. 2,3 × 105 m/s
B. 8,4 × 106 m/s
C. 2,3 × 107 m/s
D. 3 × 107 m/s
E. 2,4 × 108 m/s
(UMPTN 1994)

Pembahasan
Data dari soal:
me = 9,11 × 10−31 kg
Qe = − 1,6 × 10−19 C
ν1 = 0 m/s
ΔV = 200 volt
ν2 = ....... !?

Dengan hukum kekekalan energi mekanik, energi mekanik elektron saat di anode sama dengan
energi mekanik saat di katode:

Asal mula rumusnya dari sini,

Soal ini dalam mode non kalkulator, tak boleh pake kalkulator dalam mengerjakan, alternatif
berhitungnya seperti ini:
Soal No. 1
Perhatikan gambar berikut, 3 buah kapasitor X, Y dan Z disusun seperti gambar. Jika saklar S
ditutup tentukan :
a) Nilai kapasitas kapasitor pengganti rangkaian
b) Muatan yang tersimpan dalam rangkaian
c) Muatan yang tersimpan dalam kapasitor Z menurut prinsip rangkaian seri
d) Beda potensial ujung-ujung kapasitor Z
e) Beda potensial ujung- ujung kapasitor X
f) Beda potensial ujung-ujung kapasitor Y
g) Muatan yang tersimpan pada kapasitor X
h) Muatan yang tersimpan pada kapasitor Y
i) Muatan yang tersimpan pada kapasitor Z
j) Energi yang tersimpan dalam rangkaian
k) Energi yang tersimpan pada kapasitor X
l) Energi yang tersimpan pada kapasitor Y
m) Energi yang tersimpan pada kapasitor Z

(Sumber gambar dan angka : Soal Ujian Nasional Fisika SMA 2007/2008)

Pembahasan
a) Paralel antara kapasitor X dan Y didapatkan kapasitor ekivalennya namakan C xy :
Sekarang rangkaian menjadi lebih sederhana yaitu terdiri dari C xy yang diseri dengan Cz yang
menghasilkan kapasitas pengganti namakan C tot :

b) Muatan yang tersimpan dalam rangkaian namakan Q tot

c) Muatan yang tersimpan dalam kapasitor Z namakan Q z

Untuk rangkaian kapasitor seri berlaku :

d) Beda potensial ujung-ujung kapasitor Z namakan V z

e) Beda potensial ujung-ujung kapasitor X dan kapasitor Y adalah sama karena dirangkai paralel

f) Beda potensial ujung-ujung kapasitor Y sama dengan X

g) Muatan yang tersimpan pada kapasitor X saja (bukan gabungan antara X dan Y, sehingga
hasilnya tidak akan sama dengan Ctot)

h) Muatan yang tersimpan pada kapasitor Y

i) Muatan yang tersimpan pada kapasitor Z


j) Energi yang tersimpan dalam rangkaian

Rumus umum untuk menghitung energi pilih salah satu

Sehingga

k) Energi yang tersimpan pada kapasitor X

l) Energi yang tersimpan pada kapasitor Y

m) Energi yang tersimpan pada kapasitor Z

Soal No. 2
Diberikan susunan 3 buah kapasitor yang dipasang pada sumber 24 Volt seperti gambar berikut!

Jika saklar S ditutup, tentukan :


a) Nilai kapasitas kapasitor pengganti rangkaian
b) Muatan yang tersimpan dalam rangkaian
c) Muatan yang tersimpan dalam kapasitor Z
d) Beda potensial ujung-ujung kapasitor Z
e) Beda potensial ujung-ujung kapasitor X
f) Beda potensial ujung-ujung kapasitor Y
g) Muatan yang tersimpan pada kapasitor X
h) Muatan yang tersimpan pada kapasitor Y
i) Energi yang tersimpan dalam rangkaian
j) Energi yang tersimpan pada kapasitor X
k) Energi yang tersimpan pada kapasitor Y
l) Energi yang tersimpan pada kapasitor Z

Silahkan mencoba,..!!

Soal No. 3
Kapasitor keping sejajar dengan luas penampang masing-masing keping adalah 50 cm 2 tanpa
bahan pengisi (berisi udara). Jarak antar keping adalah 2 cm dan kedua keping diberi beda
potensial 120 volt. Jika εo adalah 8,85 x 10− 12 C2 N − 1 − 2 tentukan :
a) kapasitas kapasitor
b) muatan yang tersimpan dalam kapasitor
c) kuat medan listrik antara kedua keping

Pembahasan
a) kapasitas kapasitor

b) muatan yang tersimpan dalam kapasitor

c) kuat medan listrik antara kedua keping

Soal No. 4
Sebuah kapasitor keping sejajar memiliki kapasitas sebesar C. Jika kapasitor disisipi bahan
dielektrik dengan konstanta dielektrik sebesar 2, tentukan kapasitasnya yang baru!

Pembahasan
Luas penampang dan jarak keping kapasitor tidak mengalami perubahan:
Soal No. 5
Sebuah kapasitor keping sejajar memiliki kapasitas 1200 μF. Jika luas penampang keping
dijadikan dua kali semula dan jarak antar keping dijadikan 1,5 kali semula, tentukan nilai
kapasitasnya yang baru!

Pembahasan

Soal No. 6
Kapasitor bola berongga memiliki jari-jari sebesar 1,8 cm. Jika 1/4πε o = 9 x 109 dalam satuan
internasional, tentukan kapasitas kapasitor!

Pembahasan
Kapasitas kapasitor bola denganjari-jari R :

Soal No. 7
Tiga kapasitor yang masing-masing kapasitasnya 3 F, 6 F, dan 9 F dihubungkan seri. Kedua ujung
dari gabungan tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan yang besarnya 220 V. Tegangan
antara ujung-ujung kapasitor yang 3 F adalah....
A. 40 V
B. 60 V
C. 110 V
D. 120 V
E. 220 V
(Soal SKALU 1978)

Pembahasan
Menentukan tegangan kapasitor pada susunan seri.
Cara Pertama
Cari kapasitas gabungan ketiga kapasitor terlebih dahulu:
1
/Cgab = 1/C1 + 1/C2 + 1/C3
1
/Cgab = 1/3 + 1/6 + 1/9
1
/Cgab = 6/18 + 3/18 + 2/18
1
/Cgab = 11 / 18
Cgab = 18/11 Farad

Cari muatan gabungan:


Qgab = Cgab Vgab
Qgab = (18/11) × 220 = 360 Coulomb

Pada suatu rangkaian kapasitor seri seperti gambar di atas, berlaku Q 1 = Q2 = Q3 = Qgab, sehingga
nilai Q1 = 360 Coulomb

Tegangan pada C1
V 1 = Q1 / C 1
V1 = 360 / 3 = 120 volt

Cara Kedua
Dengan perbandingan untuk pembagian tegangan pada susunan kapasitor seri:

1 1 1
V1 : V2 : V3 = ____ : _____ : _____
C1 C2 C3

1 1 1
____ _____ _____
V1 : V2 : V3 = : :
3 6 9
Perbandingan yang didapat dalam pecahan yaitu 1/3, 1/6 dan 1/9, untuk perhitungan lebih
mudah dalam angka non pecahan, untuk itu kalikan masing-masing dengan sebuah angka yang
sama, disini dikali angka 18 sehingga didapat perbandingan ekivalennya:

V1 : V2 : V3 = 6 : 3 : 2

Untuk V1,
6
________________
V1 = × Vgab
(6 + 3 + 2)

6
V1 = ________ × 220 = 120 volt
11

Tegangan pada kapasitor 3 F adalah 120 V

Jika ingin V2 maka:

3
V2 = ________________ × Vgab
(6 + 3 + 2)

3
V2 = ________ × 220 = 60 volt
11

Dengan cara yang sama bisa dicari V3.

HAND OUT 5
Standar
2. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai
Kompetensi
penyelesaian masalah dan produk teknologi
Kompetensi
2.2. Menerapkan induksi magnetik dan gaya magnetik pada beberapa produk
dasar
teknologi
Topik
MEDAN MAGNETIK DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Muatan listrik
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Alat pengukur torsi (gaya yang sangat lemah) buatan Charles Coulomb untuk mengukur muatan listrik

Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya mengalami gaya
pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan listrik. Simbol Q sering digunakan untuk
menggambarkan muatan. Sistem Satuan Internasional dari satuan Q adalah coulomb, yang merupakan
6.24 x 1018 muatan dasar. Q adalah sifat dasar yang dimiliki oleh materi baik itu berupa proton (muatan
positif) maupun elektron (muatan negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa positif,
jika atomnya kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan elektron akan bermuatan negatif.
Besarnya muatan tergantung dari kelebihan atau kekurangan elektron ini, oleh karena itu muatan
materi/atom merupakan kelipatan dari satuan Q dasar. Dalam atom yang netral, jumlah proton akan
sama dengan jumlah elektron yang mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral atau tak
bermuatan).

Hukum Coulomb
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari


Hukum Coulomb adalah hukum yang menjelaskan hubungan antara gaya yang timbul antara dua titik
muatan, yang terpisahkan jarak tertentu, dengan nilai muatan dan jarak pisah keduanya.

Hukum ini menyatakan apabila terdapat dua buah titik muatan maka akan timbul gaya di antara
keduanya, yang besarnya sebanding dengan perkalian nilai kedua muatan dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antar keduanya [1]. Interaksi antara benda-benda bermuatan (tidak hanya titik
muatan) terjadi melalui gaya tak-kontak yang bekerja melampaui jarak separasi [2]. Adapun hal lain
yang perlu diperhatikan adalah bahwa arah gaya pada masing-masing muatan terletak selalu
sepanjang garis yang menghubungkan kedua muatan tersebut [3]. Gaya yang timbul dapat membuat
kedua titik muatan saling tarik-menarik atau saling tolak-menolak, tergantung nilai dari masing-masing
muatan. Muatan sejenis (bertanda sama) akan saling tolak-menolak, sedangkan muatan berbeda jenis
akan saling tarik-menarik

Medan Magnetik
10 09 2009

Hello para Pembelajar Fisika..

Kali ini kita sudah masuk pada pembahasan Medan Magnetik.

Dalam fisika, Magnetisme adalah salah satu fenomena yang terjadi pada materi/benda yang dapat
memberikan gaya menarik atau menolak terhadap benda lainnya. Beberapa benda yang memiliki sifat
magnet adalah besi, dan beberapa baja, serta mineral Iodeston; namun, seluruh benda pasti
terpengaruh oleh adanya gaya magnet ini walaupun kecil.

Suatu magnet adalah materi yang mempunyai medan magnet. Materi tersebut bisa dalam wujud
magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sering kita dapati sekarang ini kebanyakan adalah
magnet buatan.

Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub Utara (North/ N) dan kutub Selatan (South/ S).
Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua
kutub.
Medan magnetik didefinisikan sebagai daerah atau ruang di sekitar magnet yang masih dipengaruhi
gaya magnetik. Kuat dan arah medan magnetik dapat juga dinyatakan oleh garis gaya magnetik.
Jumlah garis gaya per satuan penampang melintang adalah ukuran “kuat medan magnetik”,
dilambangkan dengan huruf “B” dan satuannya “Wb/m2 ” atau “Tesla”. Dan Bumi adalah medan
magnet alam.

Ada tiga aturan garis-garis medan magnet, yaitu :

1. Garis-garis medan magnet tidak pernah memotong satu sama lain


2. Garis-garis medan magnet selalu keluar dari kutub utara dan memasuki kutub selatan dan
membentuk kurva tertutup.

3. Jika garis-garis medan magnet di daerah tertentu rapat, maka medan magnetis pada
daerah itu kuat, demikian sebaliknya jika garis-garis medan magnet renggang, maka
medan magnetis di daerah itu lemah.

Medan magnet
Arus mengalir melalui sepotong kawat membentuk suatu medan magnet (M) disekeliling kawat.
Medan tersebut terorientasi menurut aturan tangan kanan.

Medan magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan muatan
listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya.
(Putaran mekanika kuantum dari satu partikel membentuk medan magnet dan putaran itu dipengaruhi
oleh dirinya sendiri seperti arus listrik; inilah yang menyebabkan medan magnet dari ferromagnet
"permanen"). Sebuah medan magnet adalah medan vektor: yaitu berhubungan dengan setiap titik
dalam ruang vektor yang dapat berubah menurut waktu. Arah dari medan ini adalah seimbang dengan
arah jarum kompas yang diletakkan di dalam medan tersebut.

Sifat

Hasil kerja Maxwell telah banyak menyatukan listrik statis dengan kemagnetan, yang menghasilkan
sekumpulan empat persamaan mengenai kedua medan tersebut. Namun, berdasarkan rumus
Maxwell, masih terdapat dua medan yang berbeda yang menjelaskan gejala yang berbeda. Einsteinlah
yang berhasil menunjukkannya dengan relativitas khusus, bahwa medan listrik dan medan magnet
adalah dua aspek dari hal yang sama (tensor tingkat 2), dan seorang pengamat bisa merasakan gaya
magnet di mana seorang pengamat bergerak hanya merasakan gaya elektrostatik. Jadi, dengan
menggunakan relativitas khusus, gaya magnet adalah wujud gaya elektrostatik dari muatan listrik yang
bergerak, dan bisa diprakirakan dari pengetahuan tentang gaya elektrostatik dan gerakan muatan
tersebut (relatif terhadap seorang pengamat).

Magnetisme adalah salah satu fenomena yang terjadi pada materi/benda yang dapat memberikan
gaya (menarik atau menolak) terhadap benda lainnya. Beberapa benda yang memiliki sifat magnet
adalah besi, dan beberapa baja, serta mineral Iodeston; namun, seluruh benda pasti terpengaruh oleh
adanya gaya ini walaupun kecil.
Magnetisme terlihat di sekitar kawat berarus listrik atau di sekitar magnet itu sendiri. Wujud dari gaya
magnet adalah adanya garis-garis medan magnit yang terbentuk oleh serbuk besi dan magnet (misal:
magnet batang) di atas selembar kertas.

Ada tiga aturan garis-garis medan magnet, yaitu :

 Garis-garis medan magnet tidak pernah memotong satu sama lain


 Garis-garis medan magnet selalu keluar dari kutub utara dan memasuki kutub selatan dan
membentuk kurva tertutup.

 Jika garis-garis medan magnet di daerah tertentu rapat, maka medan magnetis pada daerah itu
kuat, demikian sebaliknya jika garis-garis medan magnet renggang, maka medan magnetis di
daerah itu lemah

Kutub utara selatan sebuah magnet.

Jika sebuah magnet batang kita gantung, maka kedua ujungnya selalu menunjuk arah utara selatan.
Ujung yang menunjuk arah utara disebut kutub utara dan ujung yang menunjuk arah selatan disebut
kutub selatan. Jika dua buah magnet kita dekatkan maka kutub-kutub sejenis tolak menolak dan
kutub-kutub tidak sejenis tarik menarik.

Bentuk medan magnetik di sekitar magnet batang.

Bentuk medan magnetik di sekitar magnet batang dapat dilukiskan dengan garis-garis khayal yang kita
sebut garis-garis gaya. Garis-garis gaya dengan tanda anak panah menampilkan medan magnetik dari
magnet batang. Kita definisikan arah medan magnetik ini pada titik mana saja sebagai arah gaya yang
akan dialami oleh sebuah kutub utara yang diletakkan pada titik tersebut.

Jika kita amati garis-garis gaya pada gambar di atas kita akan mendapatkan tiga buah aturan tentang
garis=garis gaya magnetik : (1). garis-garis gaya magnetik tidak pernah berpotongan (2). garis-garis
gaya magnetik selalu keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan (3). tempat dengan garis-
garis gaya rapat menyatakan medan magnetik kuat, sebaliknya tempat dengan garis-garis gaya
renggang menyatakan medan magnetik lemah.

Medan Magnetik di sekitar penghantar berarus listrik.

Dari percobaan Oersted diperoleh dua kesimpulan : (1). di sekitar penghantar berarus listrik terdapat
medan magnetik (2). arah gaya magnetik bergantung pada arah arus listrik yang mengalir dalam
penghantar. Keterangan : (a) Kawat ketika belum
dialiri arus listrik, jarum kompas berimpit dengan kawat. (b) Kawat dialiri arus listrik ke arah selatan
maka jarum kompas akan menyimpang ke arah timur (c) Kawat dialiri arus listrik ke arah utara maka
jarum kompas akan menyimpang ke arah barat. Percobaan di atas membuktikan bahwa ketika kawat
dialiri arus maka akan ada medan magnet yang timbul di sekitar kawat, hal ini bisa dibuktikan dengan
menyimpangnya jarum kompas. Arah medan magnet yang ditimbulkan dapat ditentukan dengan
menggunakan aturan tangan kanan. Ibu jari menunjukkan arah arus listrik (I) dan keempat jari
menunjukkan arah medan magnet (B). Menentukan arah medan magnetik di sekitar penghantar
lurus berarus. Arah medan magnetik dapat dengan mudah divisualkan oleh kaidah tangan kanan : Bila
kita menggenggam penghantar lurus dengan tangan kanan sedemikian sehingga ibu jari menunjukkan
arah arus listrik, maka lipatan keempat jari lainnya menyatakan arah putaran garis-garis gaya

magnetik.

Bentuk Medan magnetik di sekitar penghantar melingkar.

Bentuk medan magnetik di sekitar penghantar melingkar berarus ditunjukkan pada gambar di bawah
ini.

Medan Magnetik di sekitar kumparan berarus

Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah kumparan (solenoide) berarus, yang dapat kita anggap
sebagai sejumlah kawat melingkar (loo) yang terbentang sepanjang sumbu loop. Perhatikan setiap
bagian dari setiap loop menyumbang ke medan magnetik melalui pusat kumparan. Karena itu, medan
magnetik di dalam sebuah kumparan jauh lebih kuat daripada medan magnetik di dekat seutas kawat
lurus panjang atau di dekat sebuah loop kawat. Dari gambar di bawah ini juga tampak bahwa medan
magnetik di luar kumparan mirip dengan medan magnetik yang dihasilkan oleh sebuah magnet batang.
Dengan demikian ujung-ujung kumparan akan berlaku sebagai kutub utara selatan. Kutub utara
sebuah kumparan dengan mudah ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan

Medan Magnet di Sekitar Kawat Lurus

Besarnya medan Magnet disekitar kawat lurus panjang berarus listrik. Dipengaruhi oleh besarnya kuat
arus listrik dan jarak titik tinjauan terhadap kawat. Semakin besar kuat arus semakin besar kuat medan
magnetnya, semakin jauh jaraknya terhadap kawat semakin kecil kuat medan magnetnya.
Berdasarkan perumusan matematik oleh Biot-Savart maka besarnya kuat medan magnet disekitar
kawat berarus listrik dirumuskan dengan :

 B = Medan magnet dalam tesla ( T )


 μo = permeabilitas ruang hampa =

 I = Kuat arus listrik dalam ampere ( A )

 a = jarak titik P dari kawat dalam meter (m)

Arah medan magnet menggunakan aturan tangan kanan :

Medan magnet adalah besaran vector, sehingga apabila suatu titik dipengaruhi oleh beberapa medan
magnet maka di dalam perhitungannya menggunakan operasi vektor.
Berikut ditampilkan beberapa gambar yang menunnjukkan arah arus dan arah medan magnet.
Arah medan magnet didaerah titik P ( diatas kawat berarus listrik ) menembus bidang menjauhi
pengamat sedang didaerah titik Q dibawah kawat berarus listrik menembus bidang mendekati
pengamat.
Tanda titik menunjukkan arah medan menembus bidang mendekati pengamat.

Tanda silang menunjukkan arah medan menembus bidang menjauhi pengamat.


Tanda anak panah biru menunjukkan arah arus listrik.

Pada sumbu koordinat x, y, z kawat berarus listrik berada pada bidang xoz dan bersilangan dengan sb.
Z negative. Arah arus listrik searah dengan sumbu x positif.
Jarak antara kawat I dengan titik pusat koordinat (O) adalah a maka besarnya medan magnet dititik (O)
tersebut searah dengan sumbu y negative.

Keterangan gambar:
I = arus listrik
B = medan magnet
Tanda panah biru menunjukkan arah arus llistrik

Contoh :

Sebuah kawat lurus panjang dialiri arus 5 miliampere berada diruang hampa . Tentukan besarnya
induksi magnetic pada titik yang berada sejauh 10 cm disebelah kanan kawat, bila kawat vertikal ?

Jawab :
Diketahui : I = 5 miliampere = 5 . 10 – 3 Ampere
a = 10 cm = 0,1 meter
Ditanya : B = ………….?
Dijawab :
Sebuah kawat berada pada sumbu x dialiri arus listrik sebesar 2 A searah dengan sumbu x positif .
Tentukan besar dan arah medan magnet dititik P yang berada pada sumbu y berjarak 4 cm dari pusat
koordinat 0 ( lihat gambar) ?

Dijawab :
Dketahui : I = 2 A
a = 4 . 10 – 2 m
Ditanya : Besar dan arah B ….. ?
Dijawab :

Medan Magnet di Sekitar Kawat Melingkar

Besar dan arah medan magnet disumbu kawat melingkar berarus listrik dapat ditentukan dengan
rumus :
Keterangan:

 BP = Induksi magnet di P pada sumbu kawat melingkar dalam tesla ( T)


 I = kuat arus pada kawat dalam ampere ( A )

 a = jari-jari kawat melingkar dalam meter ( m )

 r = jarak P ke lingkaran kawat dalam meter ( m )

 θ = sudut antara sumbu kawat dan garis hubung P ke titik pada lingkaran kawat dalam derajad
(°)

 x = jarak titik P ke pusat lingkaran dalam mater ( m )

dimana
Besarnya medan magnet di pusat kawat melingkar dapat dihitung

 B = Medan magnet dalam tesla ( T )


 μo = permeabilitas ruang hampa = 4п . 10 -7 Wb/amp. m

 I = Kuat arus listrik dalam ampere ( A )

 a = jarak titik P dari kawat dalam meter (m)


= jari-jari lingkaran yang dibuat

Arah ditentukan dengan kaidah tangan kanan


Perhatikan gambar

Sebuah kawat melingkar berada pada sebuah bidang mendatar dengan dialiri arus listrik

Apabila kawat melingkar tersebut dialiri arus listrik dengan arah tertentu maka disumbu pusat
lingkaran akan muncul medan magnet dengan arah tertentu. Arah medan magnet ini ditentukan
dengan kaidah tangan kanan.
Dengan aturan sebagai berikut:
Apabila tangan kanan kita menggenggam maka arah ibu jari menunjukkan arah medan magnet
sedangkan keempat jari yang lain menunjukkan arah arus listrik

Keterangan gambar :
Sebuah kawat melingkar dialiri arus listrik sebesar 4 A (lihat gambar). Jika jari-jari lingkaran 8 cm dan
arak titik P terhadap sumbu kawat melingkar adalah 6 cm maka tentukan medan magnet pada :
a. pusat kawat melingkar ( O )
b. dititik P

Jawab :
Diketahui : I = 4 A
a = 8 cm = 8 . 10 – 2 m

x = 6 cm = 6 . 10 – 2 m

sin θ = a / r = 8 / 10 = 0,8
Ditanya : a. Bo = ……. ?
b. BP = ……. ?
Dijawab :

Medan Magnet pada Solenoida

Sebuah kawat dibentuk seperti spiral yang selanjutnya disebut kumparan , apabila dialiri arus listrik
maka akan berfungsi seperti magnet batang.
Kumparan ini disebut dengan Solenida

Besarnya medan magnet disumbu pusat (titik O) Solenoida dapat dihitung

Bo = medan magnet pada pusat solenoida dalam tesla ( T )


μ0 = permeabilitas ruang hampa = 4п . 10 -7 Wb/amp. M
I = kuat arus listrik dalam ampere ( A )
N = jumlah lilitan dalam solenoida
L = panjang solenoida dalam meter ( m )

Dengan arah medan magnet ditentukan dengan kaidah tangan kanan. Arah arus menentukan arah
medan magnet pada Solenoida.

Besarnya medan magnet di ujung Solenida (titik P) dapat dihitung:


BP = Medan magnet diujung Solenoida dalam tesla ( T )
N = jumlah lilitan pada Solenoida dalam lilitan
I = kuat arus listrik dalam ampere ( A )
L = Panjang Solenoida dalam meter ( m )

Contoh Soal :

Sebuah Solenoida panjang 2 m memiliki 800 lilitan. Bila Solenoida dialiri arus sebesar 0,5 A, tentukan
induksi magnet pada :
a. Pusat solenoida
b. Ujung solenoida

Jawab :
Diketahui : I = 0,5 A
L = 2 meter
N = 800 lilitan
Ditanya : a. Bo = ............ ?
b. BP = .......... ?
Dijawab :

Medan Magnet pada Toroida

Toroida adalah sebuah solenoida yang dilengkungkan sehingga berbentuk lingkaran kumparan.
Besarnya medan magnet ditengah-tengah Toroida ( pada titik-titik yang berada pada garis lingkaran
merah ) dapat dihitung

 Bo = Meda magnet dititik ditengah-tengah Toroida dalam tesla ( T )


 N = jumlah lilitan pada Solenoida dalam lilitan

 I = kuat arus listrik dalam ampere ( A )

 a = rata-rata jari2 dalam dan jari-jari luar toroida dengan satuan meter ( m )

 a = ½ ( R1 + R2 )

Pada gambar anda anak panah merah adalah arah arus sedang tanda panah biru arah medan magnet.

Contoh Soal :

Sebuah Toroida terdiri dari 6000 lilitan dialiri arus listrik sebesar 10 A . Jika jari-jari dalam dan luar
berturut-turut 2 dan 4 meter . Tentukan besarnya induksi magnet ditengah toroida !
Jawab :
Diketahui : N = 6000 lilitan
I = 10 A
R1 = 2 meter
R2 = 4 meter
a=½(2+4)=3m
Ditanya : Bo = ……… ?
Dijawab :
GAYA MAGNETIK

1 Pengertian Gaya magnetik/Lorentz


Jika arus listrik mengalir dari A ke B ternyata pita dari alumunium foil melengkung ke atas , ini berarti
ada sesuatu gaya yang berarah keatas akibat adanya medan magnet homogen dari utara ke selatan.
Gaya ini selanjutnya disebut sebagai gaya magnetic atau gaya Lorentz . Jika arus listrik dibalik sehingga
mengalir dari B ke A, ternyata pita dari alumunium foil melengkung ke bawah. Jika arus listrik
diperbesar maka alumunium foil akan melengkung lebih besar. Ini berarti besar dan arah gaya Lorentz
tergantung besar dan arah arus listrik.
Karena gaya Lorentz ( FL ) , arus listrik ( I ) dan medan magnet ( B ) adalah besaran vector maka
peninjauan secara matematik besar dan arah gaya Lorentz ini hasil perkalian vector ( cros-product )
dari I dan B.

FL = I x B

Besarnya gaya Lorentz dapat dihitung dengan rumus FL = I.B sinθ


Rumus ini berlaku untuk panjang kawat 1 meter.

Perhitungan diatas adalah gaya Lorentz yang mempengaruhi kawat tiap satuan panjang. Jadi jika
panjang kawat = ℓ , maka besar gaya Lorentz dapat dihitung dengan rumus :

FL = I . ℓ . B . Sin θ

 FL = gaya Lorentz dalam newton ( N )


 I = kuat arus listrik dalam ampere ( A )

 ℓ = panjang kawat dalam meter ( m )

 B = kuat medan magnet dalam Wb/m2 atau tesla ( T )

 θ = sudut antara arah I dan B

Dari rumus di atas ternyata jika besar sudut θ adalah :

 Θ =900 , arah arus listrik dan medan magnet ( I dan B ) saling tegak lurus maka FL mencapai
maksimum
 Θ = 00 , arah arus listrik dan medan magnet ( I dan B ) saling sejajar maka FL = 0 atau kawat
tidak dipengaruhi gaya Lorentz

Hubungan antara FL , I dan B dapat lebih mudah dipelajari dengan menggunakan kaidah tangan kiri.
Yaitu dengan mengangan-angankan jika ibu jari, jari telunjuk dan jari tangah kita bentangkan saling
tegak lurus, maka :

 Ibu jari : menunjukan arah gaya Lorentz ( FL ) Arah gaya Lorentz


 Jari telunjuk : menunjukkan arah medan magnet ( B )

 Jari tengah : menunjukkan arah arus listrik ( I )

Coba sekarang kalian terapkan kaidah ini pada percobaan diatas, mengapa alumunium foil melengkung
keatas ? sesuaikah dengan kaidah tangan kiri ?

Catatan :
Aturan ini dapat juga menggunakan kaidah tangan kanan, yaitu dengan mengangan-angankan jika Ibu
jari, Jari Telunjuk dan Jari tengah kita bentangkan saling tegak lurus, maka : Jari tengah menunjuk arah
gaya Lorentz, jari telunjuk menunjuk arah medan magnet dan Ibu jari menunjuk arah arus listrik.

Contoh Soal :

1. Sebuah kawat berarus listrik I = 2 A membentang horizontal dengan arah arus dari utara ke
selatan, berada dalam medan magnet homogen B = 10 – 4 T dengan arah vertikal ke atas. Bila
panjang kawatnya 5 meter dan arah arus tegak lurus arah medan magnet. Berapa besar dan
arah gaya Lorentz yang dialami oleh kawat ? ...

Jawab :
Diket : I = 2 A
B = 10 – 4 T
ℓ=5m

Ditanya : FL = ............... ?
Dijawab :

FL = I . ℓ . B . sin θ
= 2 ampere . 5 meter . 10 -4 Tesla . sin 900
= 10-3 newton

Dengan arah gaya menunjuk ke Barat

2. Seutas kawat lurus yang terletak di equator diarahkan sejajar dengan bumi sepanjang arah
timur-barat. Induksi magnetic dititik itu horizontal dan besarnya 6.10 -5 T. Jika massa persatuan
panjang kawat 5.10-3 kg/m dan g = 10 m/s2, berapa arus yang mengalir di dalam kawat supaya
besar gaya yang dialaminya seimbang dengan berat kawat ? ….

Jawab :
Diket : B = 6.10-5 T
m/L = 5 . 10-3kg/m
g = 10 m/s2
Ditanya : I = …….? Supaya gaya Lorentz seimbang dengan gaya berat
Dijawab :

FL = w
B. I. L = m . g
B . I = m/L . g
6 . 10 – 5 . I = 5 . 10 – 3 . 10
Jadi I = 5000/6 Ampere

Gaya Lorentz pada Dua Kawat Sejajar


Jika ada dua kawat saling sejajar dipasang saling berdekatan ternyata kedua kawat akan saling tarik-
menarik jika dialiri arus searah , dan akan saling tolak menolak jika dialiri arus berlawan- an arah.

Dua kawat sejajar terpisah sejauh a dialiri arus listrik I 1 dan I2 searah satu sama lain . Titik P adalah
perpotongan antara kawat I1 dengan bidang dan titik Q perpotongan antara I 2 dengan bidang. B1
adalah medan dititik Q akibat dari kuat arus I 1 sedangkan B2 adalah medan magnet dititik P akibat dari
kuat arus I2. Jika masing-masing titik ( P dan Q ) ditentukan arah gaya Lorentz yang dialaminya ( dengan
menggunakan kaidah tangan kiri ) maka gaya F1 dan F2 akan seperti gambar. Gaya tersebut akan
menyebabkan kedua kawat saling tertarik dan akan melengkung kedalam.
Bagaimana jika salah satu kawat dialiri arus listrik dengan berlawanan arah dengan kawat yang
lainnya ?

Coba gambarkan sendiri , dengan I1 atau I2 dibalik arahnya ?

Besarnya gaya tarik atau tolak yang dialami kawat tiap satuan panjang setelah dijabarkan terdapat
rumus :

 FL = gaya Lorentz dalam newton ( N )


 I1 dan I2 = arus pada masing-masing kawat dalam ampere ( A )

 a = jarak antara kedua kawat dalam meter ( m )

 μ0 = permeabilitas udara / ruang hampa = 4∏. 10 -7 Wb/ Am. m

catatan :

Jika I1 = I2 = I , dan ℓ = 1 meter maka FL = μ0 I 2 / 2π.a


Jika I = 1 ampere dan a = 1 m maka besarnya FL = 4∏. 10 -7 ( 1 )2 / 2π.1 = 2 . 10-7 N

Dari hasil penjabaran tersebut maka definisi 1 ampere ditentukan sebagai berikut :

Definisi :
1 ampere adalah = besarnya arus listrik pada dua kawat sejajar yang berjarak satu meter satu sama lain
sehingga jika kedua arus itu searah maka tiap satu satuan panjang ( 1 m ) kawat akan saling tarik-
menarik dengan gaya sebesar 2 . 10-7 N

Contoh :

1. Dua kawat sejajar satu sama lain berjarak 10 cm, pada kedua kawat mengalir arus listrik yang
sama besar yaitu 10 A dengan arah arus yang sama. Bila panjang kawat 1 meter maka tentukan
besar dan arah gaya Lorentz yang dialami kedua kawat !
Jawab :
Diketahui : I1 = I2 = 10 A
a = 10 cm = 0,1 m
ℓ = 1 meter

Ditanya : FL = …………………….?
Dijawab :

FL = 4∏. 10-7 10.10 / 2∏.0,1


= 2 . 10-4 N
Dengan arah saling tarik menarik

2. Tiga Buah kawat sejajar dialiri arus listrik dengan arah seperti gambar , Jika Jarak masing-
masing kawat adalah a = 4 cm dan besar arus adalah masing-masing sama 8 A . Tentukan besar
dan arah gaya Lorentz persatuan panjang yang dialami oleh kawat B ?
Jawab :

FAB =

= 4∏. 10-7 . 8 . 8 / 2∏. 4 . 10-2

= 3,2 . 10-4 Newton dengan arah keatas

FBC =

= 4∏. 10-7 . 8 . 8 / 2∏. 4 . 10-2 = 3,2 . 10-4 Newton dengan arah keatas

Karena FAB dan FBC searah maka ,


FB = gaya total yang dialami B adalah FAB + FBC = 6,4 . 10 -4 N
Dengan arah keatas

2 Gaya Lorentz pada Muatan yang Bergerak


Sebuah partikel bermuatan listrik yang bergerak dalam daerah medan magnet homogen akan
mendapatkan gaya. Gaya ini juga dinamakan gaya Lorentz. Gerak partikel akan menyimpang searah
dengan gaya lorentz yang mempengaruhi.
Pada gambar tampak sebuah partikel bermuatan yang bergerak dalam medan magnet. Ditunjukkan
bagaimana kalau partikel tersebut bermuatan positif ( gambar a ) dan bagaimana kalau partikel
tersebut bermuatan negatif ( gambar b ) .

Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga ditentukan dengan kaidah tangan kiri

 Ibu jari = sebagai arah gaya Lorentz


 Jari telunjuk = sebagai arah medan magnet

 Jari tengah = sebagai arah arus listrik

(untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang untuk muatan negatif arah gerak
berlawanan dengan arah arus )
Coba kalian terapkan pada gambar diatas, sesuaikah dengan aturan tersebut ?

Jika besar muatan q bergerak dengan kecepatan v, dan I = q / t maka persamaan gaya Lorentz untuk
kawat dapat dituliskan :

FL = I . ℓ . B sin θ = q/t . ℓ . B sin θ


= q . ℓ/t . B sin θ = q . v . B sin θ
Karena ℓ/t = v .

Sehingga besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh sebuah muatan yang bergerak dalam daerah medan
magnet dapat dicari dengan menggunakan rumus :

FL = q . v . B sin θ
 FL = gaya Lorentz dalam newton ( N )
 q = besarnya muatan yang bergerak dalam coulomb ( C )

 v = kecepatan muatan dalam meter / sekon ( m/s )

 B = kuat medan magnet dalam Wb/m2 atau tesla ( T )

 θ = sudut antara arah v dan B

 FL selalu mempunyai arah tegak lurus dengan v dan B

Catatan penting :

Sebenarnya gaya yang mempengaruhi pada muatan yang bergerak dalam medan magnet disamping
dipengaruhi gaya magnet juga dipengaruhi oleh gaya listrk sebesar F = q . E. Tetapi karena nlai gaya ini
sangat kecil dibandingkan dengan gaya magnetnya maka didalam perhitungan terkadang diabaikan.

Gambar Partikel bermuatan yang bergerak dalam bidang tegak lurus terhadap medan magnetik
seragam (sumber : Addison Wesley Longman, Inc)

Bila sebuah partikel bermuatan listrik bergerak tegak lurus dengan medan magnet homogen yang
mempengaruhi selama geraknya, maka muatan akan bergerak dengan lintasan berupa lingkaran.
Sebuah muatan positif bergerak dalam medan magnet B (dengan arah menembus bidang) secara terus
menerus (gambar P) akan membentuk lintasan lingkaran dengan gaya Lorentz yang timbul menuju ke
pusat lingkaran. Demikian juga untuk muatan negative (gambar Q )

Persamaan-persamaan yang memenuhi pada muatan yang bergerak dalam medan magnet homogen
sedemikian sehinga membentuk lintasan lingkaran adalah :
Gaya yang dialami akibat medan magnet : FL = q . v . B
Gaya sentripetal yang dialami oleh partikel : Dengan menyamakan kedua persamaan kia mendapatkan
persamaan :

Gerak Muatan Titik dalam Medan Magnetik

atau ...(3)

Besar jari-jari orbit partikel dapat ditulis :

...(4)

 R = jari-jari lintasan partikel dalam meter ( m )


 m = massa partikel dalam kilogram ( kg )

 v = kecepatan partikel dalam meter / sekon ( m/s )

 q = muatan partikel dalam coulomb ( C )

Gerak Muatan Titik dalam Medan Magnetik

atau ...(3)
Besar jari-jari orbit partikel dapat ditulis :

...(4)

Animasi berikut memperlihatkan dua partikel bermuatan yang bergerak melingkar dalam daerah
medan magnetik. Perbedaan besar muatan kedua partikel menyebabkan perbedaan besar jejari
lintasan melingkar seperti yang dinyatakan dalam persamaan (4).

Animasi : Lintasan melingkar partikel bermuatan yang bergerak dalam medan magnetik

Contoh Penerapan Prinsip Gaya Lorentz

Contoh Penerapan Prinsip Gaya Lorentz dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut :

 Alat Ukur Listrik ( Amperemeter, voltmeter, Galvanometer , dll )

 Generator AC atau DC
 Motor Listrik dan Kipas

Contoh :

1. Sebuah partikel bermuatan 1 μC bergerak tegak lurus dalam medan magnet


homogen yang besarnya 10-4 T dengan jika kecepatan partikelnya 105 m/s. ,
maka tentukan gaya Lorentz yang dialami oleh partikel ?

Jawab :
Diketahui : q = 1 μC = 10-6 C
B = 10-4 T
V = 105 m/s
Ditanya : FL = …………….. ?
Dijawab :
FL = q . v . B . sin θ
= 10-6 C . 10-4 T . 105 m/s
= 10-5 N

2. Sebuah muatan positif bergerak dibawah sebuah kawat berarus listrik sebesar 5
A berjarak 10 cm. Kecepatan muatan 2000 m/s searah dengan arah arus listrik.
Jika besar muatannya 2.106 C berapa besar dan arah gaya Lorentz yang dialami
oleh muatan tersebut ?
Jawab :
Diket : I = 5 A
a = 0,1 m
v = 2000 m/s
Q = 2.106 C
Ditanya : FL = ….. ?
Dijawab : FL = B.Q.v sin θ
= μ0. I. Q. v. (sin 90/2∏. a)
= 4∏. 107. 5. 2.106 . 2000 / 2∏. 0,1
= 4. 108 Newton dengan arah mendekati kawat

KOsep Induksi Elektromagnetik

1. Konsep Fluks Magnetik

Fluks magnetic divisualisasikan sebagai sejumlah garis medan magnetic yang memotong
tegak lurus suatu bidang. Fluk magnetic didefinisikan sebagai hasil kali antara komponen

induksi magnetic tegak lurus bidang Β ⊥ dengan luas bidang A.

Φ = Β ⊥ Α = (Β cos θ ) Α

Φ = ΒΑ cos θ

Dengan θ adalah sudut apit terkecil antara arah induksi magnetic B dengan arah
normal bidang n. arah normal bidang adalah arah tegak lurus terhadap bidang.
2. GGL Induksi pada Kawat yang Memotong Medan Magnetik

Pada loop kawat PQRS, yang sebagian berada dalam daerah medan magnetic, sebagian
lainnya berada di luar. Dengan keadaan awal loop diam dan ampere meter menunjuk nol.
Bila loop digerakkan ke kiri, jarum amperemeter menyimpang. Hal ini menunjukkan bahwa
loop PQRS mengalir arus listrik dengan arah yang dilukiskan pada gambar. Arus yang terjadi
dinamakan arus induksi. Arus listrik terjadi karena ada beda potensial antara P dan Q. beda
potensial ini disebut gaya gerak listrik (ggl) induksi.

Cara mudah mengingat arah arus induksi

Kaidah telapak tangan kanan untuk arus induksi :

Buka telapak tangan kanan dengan keempat jari selain jempol dirapatkan. Arahkan
keempat jari sesuai dengan arah induksi magnetic B kemudian putar jempol sehingga
menunjuk sesuai dengan arah kecepatan v, maka arah telapak tangan mendorong
menunjukkan arah induksi dalam kawat/penghantar. (gambar)

Formulasi besar ggl induksi :

Energy permuatan yang dibutuhkan untuk mengalirkan arus dalam loop kawat, yang
disebut gaya gerak listrik.

W/q = ε

Ggl induksi pada ujung-ujung sebuah penghantar yang digerakkan memotong tegak
lurus suatu medan magnetic adalah :

a. Sebanding dengan panjang penghantar l

b. Sebanding dengan besar induksi magnetic B

c. Sebanding dengan kecepatan penghantar digerakkan v

Dengan persamaan :

ε = −lBv
3. Hukum Faraday tentang Induksi Elektromagnetik

Persamaan Faraday atau Hukum Faraday berbunyi sebagai berikut : “ggl induksi yang
timbul pada ujung-ujung suatu penghantar atau kumparan adalah sebanding dengan laju
perubahan fluks magnetic yang dilingkupi oleh loop penghantar atau kumparan tersebut”.

dengan Φ 1 dan Φ 2 berturut-turut adalah fluks magnetic pada keadaan awal dan akhir.

ε = −Ν∆Φ
∆t

Jika perubahan fluks magnetic terjadi dalam selang waktu singkat ( ∆t = 0 ), ggl induksi pada
ujung-ujung kumparan diberikan oleh :

ε = −ΝdΦ
dt

Keterangan :
N = banyak lilitan kumparan
ε = ggl induksi (volt)
∆Φ = perubahan fluks magnetic (Wb)

Tanda negative pada persamaan Faraday berasal dari hukum Lenz.

a. Ggl Induksi oleh Perubahan Luas Bidang Kumparan

Timbulnya ggl induksi akibat perubahan luas bidang kumparan A (B dan θ tetap),
melingkupi fluks magnetic yang telah dibahas.
Persamaan Faraday untuk kasus luas bidang A berubah (B dan θ tetap) adalah
sebagai berikut :

ε = − ΝΒ∆Α
∆t

b. Ggl Induksi oleh Perubahan Besar Induksi Magnetik

Ggl induksi yang ditimbulkan oleh Perubahan Besar Induksi Magnetik adalah
transformator.

Persamaan Faraday untuk kasus besar induksi magnetic B berubah (A dan θ tetap)
adalah sebagai berikut :

ε = − ΝΑ ∆B
∆t

c. Ggl Induksi akibat Perubahan Orientasi Bidang Kumparan

Contoh ggl induksi yang ditimbulkan oleh Perubahan Orientasi Bidang Kumparan
adalah Generator.

Persamaan Faraday untuk kasus orientasi sudut θ berubah (A dan B tetap) adalah
sebagai berikut :

ε = − ΝΒΑ ∆ cos θ
∆t

4. Hukum Lenz tentang Arah Arus Induksi

Dengan menggunakan hukum Faraday, kita dapat menghitung besar ggl induksi pada
ujung-ujung loopatau arus induksi yang mengalir melalui loop. Namun kita tidak dapat
menentukan arah arus induksi melalui loop. Dengan melalui hukum lenz, kita dapat
menentukkan arah arus induksi melalui sebuah loop.

Hukum lenz sebagai berikut :

“Polaritas ggl induksi selalu sedemikian rupa sehingga arus induksi yang ditimbulkannya
selalu menghasilkan fluks induksi yang menentang perubahan fluks utama yang melalui
loop. Ini berarti induksi cenderung mempertahankan fluks utama awal yang melalui
rangkaian.”

5. Induktor

Konsep ggl induksi diri sebuah kumparan


Bila saklar ditutup maka lampu akan menyala, dan sebagian arus membentuk medan magnet dan
berubah dari 0 ke maksimum. Karena kumparan mengalami perubahan medan magnet maka
kumparan akan timbul ggl balik. dan terbukti saat sakalr di buka lampu masih menyala dan lama -lama
mati.

Ggl induksi ε yang dihasilkan dalam kumparan ini sendiri, yang selalu menentang perubahan
fluks utama penyebabnya, disebut ggl induksi diri.

Bagaimana hubungan antara ggl induksi diri ε dengan perubahan kuat arus utama i yang
melalui rangkaian? Ggl induksi diri ε sebanding dengan laju perubahan kuat arus terhadap

di
waktu ( dt ), secara matematis :
Dengan L disebut induktansi diri. i 1 dan i 2 adalah kuat arus yang melalui kumparan pada
keadaan awal dan akhir.
Persamaan ini dikemukakan oleh Joseph Henry, sehingga satuan induktansi L dalam SI diberi
nama Henry (disingkat H).

Satuan induktansi diri

Dalam SI satuan ε adalah volt, satuan ∆ i adalah ampere, satuan ∆ t adalah sekon, dan
satuan L adalah henry (H), sehingga diperoleh hubungan satuan:

1Η = 1 VA/ s

Dari hubungan satuan ini , 1 henry didefenisikan sebagai berikut :

Suatu kumparan memiliki induktansi diri 1 henry apabila perubahan kuat arus listrik sebesar
1 ampere dalam 1 sekon pada kumparan tersebut menimbulkan ggl induksi diri sebesar 1
volt.

a. Konsep Induktansi diri sebuah Kumparan

Induktansi diri untuk solenoida atau toroida:

L = µr µ0 Ν 2Α
l

Dengan µ r = permeabilitas relative bahan


N = jumlah lilitan solenoid
A = luas penampang solenoid
Untuk toroida l = 2π r dengan r adalah jari-jari efektif.

b. Energy yang Tersimpan dalam Induktor

Energy dalam inductor (kumparan) tersimpan dalam bentuk medan magnetic.


Persamaan energy inductor sebagai berikut :

W =1 Li2
2
Dengan, L adalah induktansi inductor (henry = H).

6. Latihan soal
1. Tentukan fluks magnetik yang melalui penampang ujung dari sebuah selenoida yang
panjangnya 25 cm, jari-jari 5,0 cm, memiliki 200 lilitan dan mengalirkan arus 5,0 A. (ambil π2

= 9,9 )

2. Sebuah kereta api melaju kearah utara dengan kecepatan 72 km/jam. Jika komponen
vertikal kebawah medan magnetik Bumi adalah 6 x 10-4 T, tentukan besar dan arah ggl
terinduksi pada poros gerbong sepanjang 1,2 m.

3. Sebuah pesawat terbang sedang mengangkasa dengan kecepatan 140 m/s dalam arah
mendatar kebarat. Pada saat itu medan magnetik Bumi dengan besar 5,0 x 10-5 T berarah
30o terhadap arah vertikal. Bila jarak antara ujung-ujung sayap pesawat terbang adalah 24
m, tentukan ggl induksi diantara ujung-ujung sayap.

4. Sebuah kumparan dari 100 lilitan adalah tegak lurus terhadap medan magnetik sehingga
fluks magnetik yang melalui kumparan adalah 200 x 10-6 Wb. Kumparan ditarik secara cepat
sehingga fluks magnetik yang dilingkupi berkurang menjadi nol dalam waktu 0,1 sekon.
Tentukan ggl induksi rata-rata pada kumparan.

5. Sebuah kumparan dengan jari-jari 0,10 m terdiri atas 200 lilitan dan ditempatkan tegak
lurus dalam suatu medan magnetik serba sama 0,2 tesla. Tentukan ggl induksi antara ujung-
ujung kumparan bila dalam 0,1 sekon :

( a ) induksi magnetik menjadi nol,

( b ) medan magnetik dibalik arahnya,

( c ) kumparan diputar 53o.

6. Sebuah kumparan terdiri atas 1000 lilitan pada batang kayu berdiameter 4 cm.
Hambatannya 400 ohm. Kumparan itu dihubungkan dengan galvanot yang hambatan-
hambatannya 228 ohm. Mula-mula kumparan berada dalam medan magnetik B = 0,0115 T
dengan garis medan sejajar batang. Kalau medan itu tiba-tiba ditiadakan, berapakah mutan
yang mengalir pada lewat galvanot ?

7. Sebuah medan magnetik diberikan oleh B(t) = 0,200 t – 0,500 t2 , B dalam T dan t dalam
s, diarahkan tegak lurus pada bidang sebuah kumparan lingkaran dengan jari-jari 2,00 cm,
hambatan total 4,00 Ω dan memiliki 25 lilitan. Tentukan daya disipasi selama 3,00 s.

8. Medan magnetik berarah ke sumbu X, B = BX = -0,2 cos ῳt memot ong sebuah loop datar
dengan luas ( arah normal bidang ) dengan arah sumbu X adalah 60o, tentukan :

( a ) ggl induksi antara ujung-ujung loop,

( b ) arah induksi yang melalui loop.

( Nyatakan jawabanmu dalam ῳ, A, dan R )


9. Suatu kumparan dengan 600 lilitan dan induktansi diri 40 mH mengalami perubahan
arus listrik dari 10 ampere menjadi 4,0 ampere dalam waktu 0,10 sekon. Tentukan beda
potensial antara ujung-ujung kumparan yang ditimbulkannya.

10. Arus yang mengalir dalm kumparan dinyatakan sebagai ὶ = 5 sin 2πt, dengan ὶ dalam A
dan t dalam sekon. Bila induktansi diri kumparan 8 H, tentukan :

( a ) ggl induksi pada t = 1/3 s dan t = 1/6 s

( b ) ggl maksimum

Rumus Kuat Medan Magnet Kawat Lurus Rumus Kuat Medan Magnet Kawat Melingkar
Panjang B = kuat medan magnetik (T)
B = kuat medan magnetik (T) a = jari-jari lingkaran yang terbentuk oleh kawat
a = jarak titik dari kawat (m) (m)
i = kuat arus listrik (A) i = kuat arus listrik (A)
μo = 4π x 10−7dalam satuan standard μo = 4π x 10−7dalam satuan standard

Kawat Melingkar N Lilitan


B = kuat medan magnetik (T)
a = jari-jari lingkaran yang terbentuk oleh
Glossaries
kawat (m)
T = tesla
i = kuat arus listrik (A)
A = ampere
N = banyaknya lilitan
m = meter
μo = 4π x 10−7dalam satuan standard
Wb = weber

Rumus Kuat Medan Magnet Solenoida bagian Rumus Kuat Medan Magnet Solenoida bagian
Tengah Ujung / Tepi
B = kuat medan magnetik (T) B = kuat medan magnetik (T)
L = panjang solenoida (m) L = panjang solenoida (m)
i = kuat arus listrik (A) i = kuat arus listrik (A)
N = jumlah lilitan solenoida N = jumlah lilitan solenoida
μo = 4π x 10−7dalam satuan standard μo = 4π x 10−7dalam satuan standard
Rumus Kuat Medan Magnet Toroida
B = kuat medan magnetik (T)
a = jari-jari efektif toroida (m)
i = kuat arus listrik (A) Glossaries
N = jumlah lilitan toroida 1 Wb / m2 = 1 T
μo = 4π x 10−7dalam satuan standard

Soal No. 1
Seutas kawat dialiri arus listrik i = 2 A seperti gambar berikut !

Tentukan :
a) Kuat medan magnet di titik P
b) Arah medan magnet di titik P
c) Kuat medan magnet di titik Q
d) Arah medan magnet di titik Q

Pembahasan
a) Kuat medan magnet (B) dari suatu titik yang berjarak a dari suatu kawat lurus panjang yang
dialiri kuat arus i adalah :

Kuat medan magnet di titik P :

b) Arah ditentukan dengan kaidah tangan kanan, dimana ibu jari mewakili arah arus dan empat
jari sebagai arah medan magnet dengan posisi tangan menggenggam kawat. Sehingga arah kuat
medan magnet di titik P adalah keluar bidang baca (mendekati pembaca).
c) Kuat medan magnet di titik Q :
d) Arah medan masuk bidang baca (menjauhi pembaca)

Soal No. 2
Perhatikan gambar berikut ini!

Tentukan besar dan arah kuat medan magnet di titik P !

Pembahasan
Arus A akan menghasilkan medan magnet di titik P dengan arah masuk bidang, sementara arus B
menghasilkan medan magnet dengan arah keluar bidang .

Arah sesuai Ba yaitu masuk bidang.

Soal No. 3
Kawat A dan B terpisah sejauh 1 m dan dialiri arus listrik berturut-turut 1 A dan 2 A dengan arah
seperti ditunjukkan gambar di bawah.

Tentukan letak titik C dimana kuat medan magnetnya adalah NOL!

Pembahasan
Agar kuat medan nol, kuat medan yang dihasilkan kawat A dan kawat B harus berlawanan arah
dan sama besar. Posisi yang mungkin adalah di sebelah kiri kawat A atau di sebelah kanan kawat
B. Mana yang harus di ambil, ambil titik yang lebih dekat ke kuat arus lebih kecil. Sehingga
posisinya adalah disebelah kiri kawat A namakan saja jaraknya sebagai x.
Soal No. 4
Tiga buah kawat dengan nilai dan arah arus seperti ditunjukkan gambar berikut!

Tentukan besar dan arah kuat medan magnet di titik P yang berjarak 1 meter dari kawat ketiga!

Pembahasan
Pada titik P terdapat tiga medan magnet dari kawat I (masuk bidang), kawat II (keluar bidang)
dan kawat III (masuk bidang).

Arah masuk bidang baca.

Soal No. 5
Perhatikan gambar berikut. Kawat A dan B dialiri arus listrik I 1 dan I2 masing-masing sebesar 2 A
dan 3 A dengan arah keluar bidang baca.
Tentukan besar dan arah kuat medan magnet di titik C yang membentuk segitiga sama sisi
dengan titik A dan B!

Pembahasan

Mencari B1 dan B2

Kuat medan total di titik C gunakan rumus vektor dan 10 −7 misalkan sebagai x.

Arah medan magnet :

Soal No. 6
Titik P berada di sekitar dua buah penghantar berbentuk setengah lingkaran dan kawat lurus
panjang seperti gambar berikut!
Tentukan besar kuat medan magnet di titik P!

Pembahasan
Kuat medan dari kawat setengah lingkaran arah masuk bidang baca namakan B 1 dan kuat medan
magnet dari kawat lurus namakan B2 arah keluar bidang baca :

Arah sesuai arah B1 masuk bidang baca.

Soal No. 7
Tentukan besar kuat medan magnet di titik P yang berada pada poros suatu penghantar
melingkar pada jarak 8 cm jika kuat arus yang mengalir pada kawat adalah 1 A!

Pembahasan

Soal No. 8
Perhatikan gambar :
l = kawat panjang
A = bidang datar tegak lurus I
N = Titik berada pada bidang A berjarak 1 cm dari i

Kawat I dialiri arus i = 50 ampere i ke atas. Besar induksi magnetik di B....


A. 10−2 webber m−2
B. 10−3 webber m−2
C. 10−4 webber m−2
D. 10−5 webber m−2
E. 10−6 webber m−2
(Dari soal Ebtanas 1986)

Pembahasan
Kuat medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus

Soal No. 9
Suatu solenoid panjang 2 meter dengan 800 lilitan dan jari-jari 2 cm. Bila solenoid itu dialiri arus
sebesar 0,5 A, tentukanlah induksi magnet pada ujung solenoid. (µo = 4π .10 –7 Wb.A–1.m–1 ).
A. 4π .10–5 Wb.m–2
B. 8π .10–7 Wb.m–2
C. 4π .10–6 Wb.m–2
D. 8π .10–5 Wb.m–2
E. 2π .10–4 Wb.m–2
(Dari soal Ebtanas 1988)

Pembahasan
Kuat medan magnet dari solenoida, lokasi di ujung solenoid
Soal No. 10
Seutas kawat panjang berarus listrik I. Sebuah titik berjarak a dari kawat tersebut mempunyai
induksi magnetik B. Besar induksi magnetik di suatu titik berjarak 3a dari kawat tersebut
adalah...
A. 3B
B. 2B
C. B
D. 1/2 B
E. 1/3 B
(Soal Ebtanas 1993)

Pembahasan
Perbandingan kuat medan magnet antara dua titik di sekitar kawat lurus
a1 = a
a2 = 3a
B1 = B
B2 =....

Soal No. 11
Kawat seperempat lingkaran dialiri arus 5 A seperti gambar berikut.

Jika jari-jari kawat melingkar adalah 40 cm, tentukan kuat medan magnet di titik P!

Pembahasan
Kuat medan magnet oleh kawat seperempat lingkaran di titik P

Sehingga
Gaya Magnetik

Soal No. 1
Perhatikan gambar berikut ! Seutas kawat berada diantara dua magnet yang memiliki besar
induksi magnetik 0,02 Tesla. Jika besar kuat arus yang mengalir pada kawat adalah 5 A,

tentukan :
a) Besar gaya magnetik yang bekerja pada kawat sepanjang 10 cm
b) Arah gaya magnetik dengan acuan arah mata angin pada gambar

Pembahasan
a) Besar gaya magnetik pada kawat sepanjang l meter yang berada pada medan magnet B Tesla
dan dialiri kuat arus listrik sebesar i Ampere dengan sudut antara arah B dan i sebesar θ adalah :

b) Arah gaya ditentukan dengan kaidah tangan kanan


4 jari → arah B
Jempol → arah i
Telapak tangan → arah F

Jika terdapat dua buah kutub magnet maka arah B adalah dari kutub Utara ke kutub Selatan,
sehingga arah F adalah masuk bidang baca atau jika mengikuti petunjuk mata angin arahnya
adalah ke bawah.

Soal No. 2
Perhatikan gambar berikut!
Kemanakah arah gaya magnetik pada kawat ?

Pembahasan
Seperti soal nomor satu didapat arah gaya adalah keluar bidang baca atau keluar bidang gambar
atau mendekati pembaca.

Soal No. 3
Dua buah kawat dengan konfigurasi seperti gambar di bawah!

Tentukan besar dan arah gaya magnetik yang bekerja pada kawat II untuk panjang kawat 0,5
meter!

Pembahasan
Besar gaya magnetik jika dua buah kawat berarus didekatkan adalah :

Arah gaya:
Jika kedua arus memiliki arah yang sama maka kedua kawat akan tarik menarik
Jika kedua arus memiliki arah yang berlawanan maka kedua kawat akan saling tolak

Dengan demikian arah gaya pada kawat II adalah ke kiri (ditarik mendekat ke kawat I)

Soal No. 4
Tiga buah kawat tersusun seperti gambar !
Tentukan besar dan arah gaya magnetik pada kawat II untuk panjang kawat 1 meter

Pembahasan
a) Kawat II dipengaruhi oleh dua kawat yang lain kawat I dan III

Gaya yang timbul pada kawat II akibat pengaruh kawat I namakan F 21 sebesar :

Arah ke kiri

Gaya yang timbul pada kawat II akibat pengaruh kawat III namakan F 23 sebesar :

Arah ke kiri

Resultan kedua gaya namakan F2:

Arah ke kiri

Soal No. 5
Kawat A dan kawat B terpisah sejauh 2 meter dengan kuat arus masing-masing 1 A dan 2 A.
Tentukan dimana kawat C harus diletakkan agar resultan gaya pada C sebesar nol !

Pembahasan
Agar resultan gaya magnetik pada C nol, maka kedua gaya akibat pengaruh kawat A dan B harus
berlawanan arah. Posisi yang memungkinkan adalah jika kawat C diletakkan di sebelah kiri A atau
disebelah kanan B (ingat lagi: Jika kedua arus memiliki arah yang sama maka kedua kawat akan
tarik menarik, Jika kedua arus memiliki arah yang berlawanan maka kedua kawat akan saling
tolak

Misal ambil posisi C disebelah kiri A dan namakan jaraknya sebagai x

Posisi kawat C adalah 2 meter di kiri kawat A atau 4 meter di kiri kawat B

Soal No. 6
Tiga buah kawat berarus A, B dan C membentuk suatu segitiga sama sisi. Kawat A dialiri arus
dengan arah keluar bidang baca, kawat B dan C dialiri arus dengan arah masuk bidang baca
tersusun seperti gambar di bawah!

Tentukan :
a) Besar gaya magnetik yang bekerja pada kawat B untuk panjang kawat 1 meter
b) Arah gaya magnetik yang bekerja pada kawat B

Pembahasan
a) Kawat B akan ditolak oleh kawat A dan ditarik oleh kawat C . Ilustrasi seperti gambar di bawah
Interaksi kawat B dan A menghasilkan FBA :

Interaksi kawat B dan C menghasilkan FBC :

Resultan kedua gaya magnetik namakan FB:

Masukkan data, dan akan didapatkan hasil :

b) Salah satu cara untuk menentukan arah F B dengan penguraian vektor gaya kelas 10 SMA,
ilustrasi gambar berikut :
Arah FB adalah 60o terhadap sumbu X.

Soal No. 7
Dua kawat sejajar lurus panjang berjarak 20 cm satu sama lain. Apabila kedua kawat dialiri arus
listrik 0,5 A dan 4 A, dan µo = 4π .10 –7 Wb.A–1.m–1 maka pada setiap kawat bekerja gaya tiap
meternya sebesar...
A. 2 × 10–6 N
B. 4 × 10–6 N
C. 2π × 10–6 N
D. 8 × 10–6 N
E. 4π × 10–6 N
(Soal Ebtanas 1993)

Pembahasan
Gaya magnetik pada kawat lurus sejajar yang dialiri arus listrik

Sehingga

Soal No. 8
Dua kawat sejajar yang berjarak 1 m satu sama lain kawat yang mempunyai dialiri oleh arus
listrik masing-masing 1 A dengan arah yang sama. Di antara kedua kawat akan terjadi …
A. Gaya tarik menarik sebesar 4×107 N
B. Gaya tolak menolak sebesar 2×107 N
C. Gaya tarik menarik sebesar 2×107 N
D. Gaya tarik menarik sebesar 2×10–7 N
E. Gaya tolak menolak sebesar 2×10–7 N
(Soal Ebtanas 1998)

Pembahasan
Seperti sebelumnya, gaya magnetik pada kawat lurus sejajar yang dialiri arus listrik
Gaya yang timbul adalah tarik menarik

Gaya Lorentz Muatan

Soal No. 1
Sebuah elektron yang bermuatan 1,6 x 10 −19 C bergerak dengan kecepatan 5 x 105 m/s melalui
medan magnet sebesar 0,8 T seperti gambar berikut. Tentukan :
a) besar gaya magnetik saat elektron berada dalam medan magnet
b) arah gaya magnetik yang bekerja pada elektron

Pembahasan
a) besar gaya magnetik saat elektron berada dalam medan magnet
Gunakan persamaan
F = BQV sin θ
dimana B adalah besarnya medan magnetik (Tesla), Q adalah besarnya muatan (Coulomb), V
adalah kecepatan gerak muatan (m/s) dan θ adalah sudut yang dibentuk antara arah gerak
muatan dengan arah medan magnet. Pada soal diatas 90° sehingga nilai sinusnya adalah 1.
F = (0,8)(1,6 x 10−19)(5 x 105)(1) = 6,4 x 10−14 Newton

b) arah gaya magnetik yang bekerja pada elektron


Untuk menentukan arah gaya magnetik gunakan kaidah tangan kanan sebagai berikut:

4 jari = arah medan magnet


ibu jari = arah gerak muatan
telapak tangan = arah gaya magnetik → jika muatan berjenis positif
punggung tangan = arah gaya magnetik → jika muatan berjenis negatif
Jika diketahui dua kutub magnet maka arah medan magnet adalah dari kutub utara (U) menuju
kutub selatan (S) dan karena elektron adalah muatan negatif, maka arah gaya yang bekerja sesuai
arah punggung tangan yaitu keluar bidang baca.

Soal No. 2
Sebuah positron yang bermuatan 1,6 x 10 −19 C bergerak dengan kecepatan 5 x 105 m/s melalui
medan magnet sebesar 0,8 T seperti gambar berikut.

Tentukan :
a) besar gaya magnetik saat positron berada dalam medan magnet
b) arah gaya magnetik yang bekerja pada positron

Pembahasan
a) F = (0,8)(1,6 x 10−19)(5 x 105)(1) = 6,4 x 10−14 Newton
b) Positron termasuk muatan positif, sehingga arah gaya magnetik diwakili oleh telapak tangan
seperti ilustrasi gambar berikut adalah masuk bidang baca (menjauhi pembaca)

Soal No. 3
Seutas kawat lurus dialiri arus sebesar 15 A dengan arah ke kanan. 8 mm dari kawat bergerak
sebuah muatan positif sebesar 0,4 C dengan arah sejajar kawat dengan kelajuan 5 x 10 3 m/s.

Tentukan besar gaya magnetik yang bekerja pada muatan dan arahnya!

Pembahasan
Lebih dahulu cari besar medan magnet yang dihasilkan oleh kawat lurus pada jarak 8 mm:

B = μoI/2πa
B = (4π x 10−7)(15)/(2π)(8 x 10−3)
B = (15/4) x 10−4 Tesla
F = BQV sin 90°
F = ((15/4) x 10−4 )(0,4)(5 x 103)(1) = 0,75 Newton
Arah gaya sesuai kaidah tangan kanan adalah ke atas (mendekati kawat).

Soal No. 4
Dua buah muatan masing-masing Q1 = 2Q dan Q2 = Q dengan massa masing-masing m1 = m dan
m2 = 2 m bergerak dengan kelajuan yang sama memasuki suatu medan magnet homogen B.
Tentukan perbandingan jari-jari lintasan yang dibentuk muatan Q dan 2Q!

Pembahasan
Gaya sentripetal dari gerak kedua muatan berasal dari gaya magnetik

Soal No. 5
Sebuah muatan Q bergerak dengan kelajuan 2 x 10 4 m/s memasuki suatu daerah yang
mengandung medan magnet B dan medan listrik E. Jika muatan tersebut tidak terpengaruh baik
oleh gaya magnet maupun gaya listrik tentukan nilai perbandingan kuat medan magnet dan kuat
medan listrik di tempat tersebut!

Pembahasan
Muatan tidak terpengaruh gaya listrik maupun magnet berarti kedua gaya tersebut adalah sama
besar dan berlawanan arah.

Fmagnet = Flistrik

BQV = QE
B/E = 1 / (2 x 104)
B/E = 0,5 x 10− 4 TC/N

Soal No. 6
Sebuah partikel alpha (m = 6,4×10–27 kg, q = 3,2×10–19 C) bergerak tegak lurus terhadap medan
magnet B yang arahnya masuk bidang gambar. Jika B = 0,2 T dan kecepatan partikel 3×10 5 m/s,
maka jari-jari lintasannya adalah...
A. 1,33 m
B. 0,75 m
C. 0,30 m
D. 0,13 m
E. 0,03 m
(Soal Ebtanas 1997)

Pembahasan
Partikel alpha bergerak melingkar dalam medan magnet B dengan jari-jari

Masukan datanya

Soal No. 7
Suatu muatan positif dari 0,2 C bergerak dengan kecepatan 2 m/s dalam medan magnetik yang
besarnya 5 Wb/m2. Arah kecepatan muatan itu sejajar dengan arah medan magnetik. Gaya yang
dialami muatan tersebut adalah...
A. nol
B. 0,08 N
C. 0,5 N
D. 2 N
E. 50 N
(Soal Skalu 1997)

Pembahasan
Arah kecepatan muatan itu sejajar dengan arah medan magnetik sudutnya adalah θ = 0,
sehingga sin θ = 0 dan F = BQv sin θ juga nol

Soal No. 8
Partikel bermuatan q bergerak dengan kelajuan tetap memasuki medan magnetik dan medan
listrik secara tegak lurus (medan listrik tegak lurus medan magnetik). Apabila besar induksi
magnetik 0,2 T dan kuat medan listrik 6 x 10 4 V/m, maka kelajuan gerak partikel adalah....
A. 2 x 105
B. 3 x 105
C. 1,2 x 106
D. 2 x 106
E. 3,2 x 106
(Soal UMPTN 1997)

Pembahasan
Partikel bermuatan bergerak dalam medan magnet dan medan listrik hingga mendapatkan gaya
magnet sekaligus gaya listrik.
Sehingga

Induksi Elektromagnetik

Rumus Minimal

GGL Kawat l
ε = − Blv sin θ

GGL Kumparan
ε = − N (dφ/dt)
ε = − N (Δφ/Δt)

GGL Generator Arus Bolak-Balik


ε = − B A N ω sin ωt

GGL Kumparan Akibat Perubahan Kuat Arus


ε = − L (d i/dt)
ε = − L (Δ i/Δt)

Soal No. 1
Kawat PQ panjang 50 cm digerakkan tegak lurus sepanjang kawat AB memotong medan
magnetik serba sama 0,02 Tesla seperti pada gambar.

Tentukan :
a) besar ggl induksi
b) kuat arus yang mengalir pada kawat PQ
c) arah kuat arus pada kawat PQ
d) potensial yang lebih tinggi antara titik P dan Q
e) besar gaya Lorentz pada PQ
f) arah gaya Lorentz pada PQ
g) daya yang diserap hambatan R = 0,02 Ω
(Sumber gambar dan angka : Soal UN Fisika 2008)

Pembahasan
a) besar ggl induksi

b) kuat arus yang mengalir pada kawat PQ

c) arah kuat arus pada kawat PQ


Kaidah tangan kanan untuk arah arus induksi :
- 4 jari = arah medan magnetik (B)
- ibu jari = arah gerak kawat (v)
- telapak tangan = arah arus induksi (i)

Arah arus dari P ke Q ( atau dari Q ke P melalui hambatan R)

d) potensial yang lebih tinggi antara titik P dan Q


Potensial P lebih tinggi dari Q karena arus listrik mengalir dari potensial lebih tinggi ke rendah.

e) besar gaya Lorentz pada PQ

f) arah gaya Lorentz pada PQ

Kaidah tangan kanan untuk menentukan arah gaya Lorentz (gaya magnetik) :
- 4 jari = arah kuat medan maganet (B)
- ibu jari = arah arus listrik (i)
- telapak tangan = arah gaya (F)
Arah gaya F ke kiri (berlawanan dengan arah gerak v)

g) daya yang diserap hambatan R = 0,02 Ω

Soal No. 2
Sebuah kumparan memiliki jumlah lilitan 1000 mengalami perubahan fluks magnetik dari 3 x
10−5 Wb menjadi 5 x 10− 5 Wb dalam selang waktu 10 ms. Tentukan ggl induksi yang timbul!

Pembahasan
Data dari soal :
Jumlah lilitan N = 1000
Selang waktu Δ t = 10 ms = 10 x 10−3 sekon
Selisih fluks Δ φ = 5 x 10− 5− 3 x 10− 5 = 2 x 10− 5 Wb

Soal No. 3
Kumparan dengan 10 lilitan mengalami perubahan fluks magnetik dengan persamaan:
φ = 0,02 t3 + 0, 4 t2 + 5
dengan φ dalam satuan Weber dan t dalam satuan sekon. Tentukan besar ggl induksi saat t = 1
sekon!

Pembahasan

Soal No. 4
Sebuah generator listrik AC menghasilkan tegangan sesuai persamaan berikut:

Tentukan:
a) Frekuensi sumber listrik
b) Tegangan maksimum yang dihasilkan
c) Nilai tegangan efektif sumber
Pembahasan
a) Frekuensi sumber listrik

b) Tegangan maksimum yang dihasilkan

c) Nilai tegangan efektif sumber

Soal No. 5
Sebuah kumparan dengan induktansi 5 mH mengalami perubahan kuat arus yang mengalir dari
0,2 A menjadi 1,0 A dalam waktu 0,01 sekon. Tentukan besarnya tegangan yang timbul akibat
peristiwa tersebut!

Pembahasan
Data dari soal :
Induktansi kumparan L = 5 mH = 5 x 10 −3 H
Perubahan arus Δ i = 1,0 − 0,2 = 0,8 A
Selang waktu Δ t = 0,01 sekon

Soal No. 6
Perhatikan gambar dibawah.
Kawat PQ panjang 20 cm digerakkan ke kanan dengan kecepatan 6 m/s. Jika induksi magnet B =
0,5 Wb m−2 maka kuat arus yang melalui hambatan R adalah....
A. 0,1 A
B. 0,2 A
C. 0,3 A
D. 0,5 A
E. 0,6 A

Pembahasan
ε = B l ν = 0,5 x 0,2 x 6 = 0,6 volt
I = ε / R = 0,6 / 2 = 0,3 A

Soal No. 7
Sebuah solenoida yang mempunyai 500 lilitan, dialiri arus searah sehingga timbul fluks magnet
sebesar 2 . 10–3 weber. Jika induktansi solenoida 0,4 henry maka arus yang mengalir besarnya...
A. 0,25 ampere
B. 1,5 ampere
C. 2 ampere
D. 2,5 ampere
E. 25 ampere
(Soal Ebtanas 1991)

Pembahasan
Data
Solenoida
N = 500
Δ φ = 2 . 10–3 weber
L = 0,4 H
I =....

Soal No. 8
Seseorang bekerja mereparasi sebuah generator listrik. Kumparan diganti dengan yang baru yang
memiliki luas penampang 2 kali lipat dari semula dan jumlah lilitan 1,5 kali dari jumlah semula.
Jika kecepatan putar generator diturunkan menjadi 3/4 kali semula, tentukan perbandingan GGL
maksimum yang dihasilkan generator dibandingkan sebelum direparasi!

Pembahasan
GGL maksimum yang dihasilkan generator

Perbandingan sesudah direparasi dengan sebelum direparasi

1. Sebuah kawat lurus panjang yang dialiri arus listik sebesar 10 A dari arah timur ke barat.
Tentukan besar dan arah induksi magnetik di titik P yang berada tepat di bawah kawat
tersebut pada jarak 10 cm!
1. a. 2 10-5 T

2. 4 10-5 T

3. 10 10-5 T

4. 2 10-6 T

5. 10-5 T

Pembahasan :

I = 10 A

A = 10 cm = 0,1 m

= 4 ×10-7 WbA-1m-1

Ditanyakan : BP = …?

Jawab : BP = = = 2 10-5 T yang arahnya ke selatan

Latihan Soal :

1. Sehelai dawai yang dialiri arus listrik dengan arah ke barat diletakkan dalam medan
magnet yang arahnya ke atas. Gaya yang dialami kawat tersebut arahnya….
a. ke atas

b. ke bawah

c. ke utara

d. ke selatan

e. ke timur

2. Sebuah elektron bergerak dengan kecepatan v di dalam medan magnet yang

Induksi magnetnya B. Jika v ada di dalam bidang xy membentuk sudut 60 derajat

Dengan sumbu x dan B sejajar dengan sumbu y, maka lintasan elektron berbentuk

……….

a. garis lurus sejajar sumbu y

b. garis lurus sejajar sumbu x

c. lingkaran sejajar sumbu y

d. lingkaran sejajar sumbu x

e. spiral dengan sumbunya sejajar sumbu y

3. Dua buah partikel massanya m1 : m2 = 2 : 1 dan muatannya q1 : q2 = 2 : 1.

Kedua partikel itu bergerak melingkar dalam bidang yang tegak lurus medan

Magnetik homogen. Bila besar momentum kedua partikel itu sama, maka

Perbandingan jari-jari orbit partikel-partikel itu r 1 : r2 adalah ……

a. 4 : 1 d. 1 : 2

b. 2 : 1 e. 1 : 4

c. 1 : 1

4. Saat elektron memasuki medan magnet, electron Mendapat gaya Lorentz

yang searah dengan……

a. sumbu x positif
b. sumbu y positif

c. sumbu z positif

d. sumbu z negatif

e. sumbu y negatif

5. Sebuah kumparan terdiri dari 50 lilitan berbentuk bujur sangkar dengan sisi

20 Cm berarus listrik 5 A berada dalam medan magnet homogen dari 0,2.10-2

Wb/m2 sehingga bidangnya tegak lurus terhadap garis gaya magnet. Momen

Kopel yang terjadi pada kumparan saat bidang kumparan sejajar arah medan

Magnet tersebut adalah………

a. 10 Nm

b. 1 Nm

c. 0,1 Nm

d. 0,02 Nm

6. Suatu penghantar lurus seperti pada gambar di Samping (penghantar terletak pada bidang
gambar).Arah medan magnet induksi pada titik

P adalah……..

a. menjauhi pembaca tegaklurus bidang gambar

b. mendekati pembaca tegaklurus bidang gambar

c. ke atas sejajar dengan penghantar

d. ke kiri tegaklurus penghantar

e. ke kanan tegaklurus penghantar

7. Induksi magnetik di suatu titik yang berjarak a dari kawat lurus panjang berarus

Listrik I adalah……..

a. berbanding lurus dengan I dan a


b. berbanding lurus dengan I dan berbanding terbalik dengan a

c. berbanding lurus dengan a dan berbanding terbalik dengan I

d. berbanding terbalik dengan I dan a

e. berbanding terbalik dengan kuadrat I dan kuadrat a

8. Arah arus induksi dalam suatu penghantar semikonduktor sehingga menghasilkan

Medan magnet yang melawan perubahan garis gaya yang menimbulkannya.

Ungkapan ini adalah bunyi hukum………

a. Oersted c. Lorentz e. Faraday

b. Biot Savart d. Lenz

9. Besarnya induksi magnetik di titik yang berjarak 2 cm dari kawat lurus yang

Panjang dan berarus listrik 30 ampere adalah………

a. 3 . 10 -4 Weber/m2 d. 6 . 10 –4 Weber/m2

b. 3 . 10 –2 Weber/m2 e. 3 . 10 –1 Weber/m2

c. 6 . 19 –3 Weber/m2

10. Sebuah titik berada di dekat penghantar lurus panjang berarus listrik.Jika jarak

Titik ke penghantar dilipatduakan sedang kuat arusnya dijadikan setengah kali

Semula, maka induksi magnetik di titik tersebut menjadi……

a. ¼ kali semula d. 2 kali semula

b. ½ kali semula e. 4 kali semula

c. tetap

11. Sebuah kawat lurus yang panjang berarus listrik 10 A.Sebuah titik berada 4 cm

Dari kawat. Jika uo = 4 Pi . 10-7 Wb/A.m maka kuat medan magnet di titik

Tersebut adalah…….

a. 0,5 . 10-4 Wb/m2 d. 4,0 . 10-4 Wb/m2


b. 1,0 . 10-4 Wb/m2 e. 5,0 . 10-4 Wb/m2

c. 3,14 . 10-4 Wb/m2

12. Satu ampere adalah……

a. arus yang menimbulkan gaya Lorentz sebesar 2.10 pangkat 7 N pada dua kawat

yang berarus listrik

b. arus kawat yang menimbulkan gaya Lorentz sebesar 2.10 pankat 7 N pada dua

kawat yang berarus listrik

c. arus yang mengalir pada dua kawat sejajar dan jaraknya I meter sehingga menim

bulkan gaya Lorentz sebear 2.10 pangkat 7 N

d. arus mengalir pada dua kawat sejajar dan jaraknya 1 cm sehingga menimbulkan

gaya Lorentz sebesar 2.10 pangkat 7 N

e. arus yang mengalir pada dua kawat sejajar dan jaraj 1 m sehingga menimbulkan

gaya Lorentz sebesar 1 newton.

13. Di antara contoh-contoh di bawah ini, yang merupakan bahan diamagnetik……

a. aluminium, tembaga, besi

b. aluminium, perak, tembaga

c. tembaga, emas, perak

d. aluminium, tembaga, wolfram

e. wolfram, bismuth, magnesium

14. Kuat garis-garis gaya magnet disebut……..

a. medan magnet

b. induksi magnetik

c. diamagnetik

d. paramagnetik
e. feromagnetik

15. Kuat medan agnet solenoida ditentukan oleh faktor-faktor di bawah ini,kecuali……

a. arus listrik

b. banyknya lilitan

c. panjang solenoida

d. garis gaya

e. permeabilitas bahan

16. Perubahan medan listrik dapat menimbulkan medan magnet.Hipotesa ini

Dikemukakan oleh……

a. Ampere

b. Biot – Savart

c. Coulomb

d. Maxwell

e. Oersted

17. Suatu kawat berbentuk lingkaran dialiri arus listrik I, diameter d. Jika diameter

Kawat menjadi ½ d aus listrik menjadi 21, maka perbandingan besar induksi magnet di
pusat sebelum dan sesudah diubah adalah…….

a. 1 : 1

b. 1 : 2

c. 1 : 4

d. 2 : 1

e. 4 : 1

18. Kawat berarus listrik dengan arah arus ke timur (lihat gambar), maka arah medan

Magnet di P adalah…..
a. ke utara

b. ke selatan

c. ke barat

d. ke timur laut

e. ke barat daya

19. Ditinjau dari sifat kemagnetan, besi, aluminium, dan perak berturut-turut termasuk

Bahan……..

a. feromagnetik-paramagnetik-diamagnetik

b. feromagnetik-diamagnetik-paramagnetik

c. paramagnetik-diamagnetik-feromagnetik

d. diamagnetik-paramagnetik-feromagnetik

e. paramagnetik-feromagnetik-diamagnetik

20. Pada suatu bidang datar terdapat suatu kumparan tipis A dan kawat lurus B,

Masing-masing dialiri arus sebesar 0,25 A dan 4 A dengan arah seperti gambar.

Jari-jari kumparan 4 pi cm dan jaraj pusat kumparan terhadap kawat B = 8cm

Agar di pusat A induksi magnetik sama dengan nol, maka jumlah lilitan

Kumparan …..

a. 4 lilitan

b. 5 lilitan

c. 6 lilitan

d. 7 lilitan

e. 8 lilitan

21. Gaya gerak listrik induksi yang terjadi dalam suatu rangkaian besarnya berbanding

Lurus dengan cepat perubahan fluks magnetik yang dilingkunginya.Hukum ini


Diungkapkan oleh…….

a. Lorentz

b. Biot – Savart

c. Faraday

d. Henry

e. Lentz

22. Besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh sebuah muatan listrik dalam medan

Magnet tergantung pada……..

1. besar muatan listrik

2. kecepatan muatan listrik

3. sudut antara arah kecepatan dengan induksi magnet

4. besar induksi magnetik

23. Kawat lurus memanjang dari barat ke timur, dialiri arus dari arah barat, maka arah

Medan magnet pada tempat-tempat di atas kawat menuju ke……….

a. timur

b. bawah

c. selatan

d. atas

e. utara

24. Jika arah arus dalam kawat yang lurus dari barat ke timur dipengaruhi medan magnet dari timur
ke barat, gaya Lorentz yang dialami oleh kawat itu ….

a. ke utara

b. ke selatan

c. ke bawah
d. ke atas

e. tidak ada (nol)

25. Sebuah toroida panjang 40 cm, luas penampang 20 cm 2. Jika induksi diri toroida itu 50 x m 0 henry
(m0 = permeabilitas udara) maka jumlah lilitannya adalah….

a. 10

b. 20

c. 50

d. 100

e. 1000

26. Muatan q bergerak dalam medan magnet B dengan kecepatan V, mengalami gaya sebesar F =
aVBsin a. Gaya F di atas disebut ….

a. gaya magnetik

b. gaya Coloumb

c. gaya Biot-Savart

d. gaya Lorentz

e. gaya kopel

27. Jika kedua kawat lurus sejajar dialiri arus listrik masing-masing I 1 dan I2 (I2 = 2I1), maka gaya
interaksi tiap satuan panjang pada kawat pertama adalah …

a. ½ kali interaksi pada kawat kedua.

b. Sama dengan interaksi pada kawat kedua.

c. 2 kali interaksi pada kawat kedua.

d. ¼ kali interaksi pada kawat kedua.

e. 4 kali interaksi pada kawat kedua.

28. Induksi magnetik B di suatu titik P yang berjarak d dari suatu kawat penghantar amat panjang
berarus I, bila medium di sekitar kawat itu berpermeabilitas m adalah ….

a. B = (2pI) / (md).
b. B = (md) / (2pI).

c. B = (mI) / (2pd).

d. B = (2mId) / p.

e. B = (mId) / (2p).

29. Sebuah kawat yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari L dialiri arus listrik i. Besarnya kuat
medan magnet pada pusat lingkaran itu adalah…

a. tidak tergantung pada L.

b. sebanding dengan L2.

c. berbanding terbalik dengan L.

d. berbanding lurus dengan L.

e. berbanding terbalik dengan L2.

30. Dua kawat amat panjang dipasang vertikal sejajar dengan jarak d. Kawat pertama dialiri arus I ke
atas. Titik P (dalam bidang kedua kawat itu) terletak diantaranya dan berjarak 1/3 d dari kawat
pertama. Jika induksi magnetik di titik P besarnya nol, ini berarti arus yang mengalir dalam kawat
kedua adalah …

a. 1/3 I ke bawah

b. ½ I ke bawah

c. 3I ke atas

d. 2I ke atas

e. 2I ke bawah

file type Ms.Word dapat di download disini !

LATIHAN SOAL

1. Sepotong kawat lurus panjangnya 10 cm dialiri arus listrik sebesar 2A, kawat itu berada dalam
medan magnet serba sama yang induksi magnetiknya 6.10 -3 W/m2.

Berapa besar gaya Lorentz yang bekerja pada kawat itu jika.
a. Kawat tegak lurus arah induksi magnetik.

b. Kawat mengapit sudut 300 dengan arah induksi magnetik.

2. Kawat yang panjangnya 20 cm berada dalam medan magnet yang induksi magnetiknya 0,8
W/m2. Jika gaya yang dialami kawat 2,4 N, berapa kuat arusnya, ( arah arus tegak lurus medan
magnet ).

3. Dua kawat sejajar masing-masing panjangnya 90 cm dan jaraknya satu sama lain 1 mm. Dalam
kawat mengalir arus 5 A dalam arah arus berlawanan. Berapa besar gaya antara kedua kawat ?

4. Kawat A, B, C, adalah kawat yang titik tembusnya pada bidang lukisan membentuk segitiga
sama kaki. Dalam kawat A dan B masaing-masing mengalir arus 9 A dan dalam kawat C mengalir
arus 3 A.

Carilah besar gaya tiap satuan panjang yang bekerja pada arus di C.

5. Sebuah gulungan kawat yang berbentuk empat persegi sisi-sisinya 12 cm dan 15 cm,
Banyaknuya lilitan 25. Gulungan kawat ini ditempatkan dalam medan magnet yang induksi
magnetiknya 4.10-3 W/m2. Bidang kawat sejajar dengan medan magnet. Berapa momen koppel
yang bekerja pada gulungan itu jika induksi magnetik :

a. Sejajar dengan sisi yang panjangnya 12 cm.

b. Sejajar dengan sisi yang panjangnya 15 cm.

c. Kuat arus yang mengalir 400 mA.

6. Sebuah coil tunggal berbentuk empat persegi dilalui arus 10 A, panjang ab adalah 10 cm dan
sisi lainnya 20 cm. Diletakkan dalam medan magnetik sehingga sudut yang diapit induksi
magnetik dengan bidang coil 600 B = 0,25 W/m2.

a. Berapa gaya Lorentz yang bekerja pada kawat a yang panjangnya 20 cm.
b. Berapa momen koppel yang dapat menahan coil dalam posisi tersebut.

7. Sebuah coil terdiri dari 50 gulungan kawat berbentuk bangun persegi panjang dengan ukuran
4 cm dan 5 cm.

Coil ini dipasang vertikal dan dapat berputar pada sumbu yang sejajar dengan sisi pendek.
Medan magnet yang induksi magnetiknya 2 W/m 2, arah induksi magnetiknya sejajar dan
sebidang dengan coil. Berapa besar momen koppel untuk menahan jika :

a. Coil belum berputar ?

b. Coil sudah berputar 600 ?

Kuat arus yang mengalir 0,3 A.

8. Partikel yang bermuatan 10-6 C berada dalam medan listrik yang kuat medannya 2 V/cm.
Massa partikel 0,02 gram.

a. Berapa percepatan yang diperoleh partikel ?

b. Berapa perubahan energi kinetiknya setelah bergerak 4 cm.

c. Berapa kecepatannya jika kecepatan awal sama dengan nol.

9. Elektron-elektron yang kecepatannya 4.10 4 m/det bergerak dalam medan magnet. Arah gerak
elektron selalu tegak lurus arah medan magnet. Besar induksi magnetiknya 10 -6 W/m2.

a. Berapa besar gaya Lorentz pada elektron.

b. Berapa jari-jari lintasannya ?

c. Berapa percepatan centripetalnya ?

Massa elektron + 9.10-31 Kg.

10. Didalam medan listrik yang kuat medannya 8.10 -8 V/m bergerak elektron-elektron dengan
kecepatan 4.104 m/s.
a. Kearah manakah simpangan elektron dalam listrik.

b. Agar lintasan elektron tetap lurus, harus dipasang medan magnet kemana arah

induksi magnetiknya?

c. Berapa besar induksi magnetik untuk keperluan tersebut?

1. Tentukan besarnya induksi magnet disuatu titik yang berjarak 2 cm dari kawat lurus
panjang yang berarus listrik 30 A?
1. 6 x 10-4 wb/m2

2. b. 3 x 10-4 wb/m2

3. 13 x 10-4 wb/m2

4. 9 x 10-4 wb/m2

5. 10-4 wb/m2

Pembahasan :

a = 2 cm = 2 x 10-2

I = 30 A

μo= 4 x 10 -7 Wb/A.m

Jadi induksi magnetnya 3 x 10-4 wb/m2

1. Arus sebesar 2,5 A mengalir dalam kawat berupa lingkaran dengan jari-jari 3 cm. Berapa
besar induksi magnet dititik P, bila titik P berada disumbu lingkaran yang berjarak 4 cm
dari pusat lingkaran
1. 36 x 10-6 wb/m2

2. 9,6 x 10-6 wb/m2

3. 16 x 10-6 wb/m2

4. d. 3,6 x 10-6 wb/m2

5. 10-6 wb/m2

Pembahasan :
i = 2,5 A

r = 3 cm = 3 x 10-2 m

x = 4 cm = 4 x 10-2 m

sin = = , maka sin2=( )2 =

Jadi Induksi magnet di dititik P sebesar 3,6 x 10-6 wb/m2

1. Suatu solenoida terdiri dari 300 lilita berarus 2 A. panjang solenoida 30 cm. Induksi
magnet di tengah-tengah solenoid adalah ..
1. a. 8 x 10-4 wb/m2

2. 4 x 10-4 wb/m2

3. 2 x 10-4 wb/m2

4. x 10-4 wb/m2

5. 16 x 10-4 wb/m2

Pembahasan :

N = 300 lilitan

I =2A

L = 30 cm = 0,3

B=

1. Arus sebesar 2,5 A mengalir dalam kawat berupa lingkaran dengan jari-jari 3 cm. Berapa
besar induksi magnet dititik P, bila titik P berada di pusat lingkaran?
1. a. 1,7 x 10-5 wb/m2

2. 17 x 10-5 wb/m2

3. 32 x 10-5 wb/m2

4. 1,7 x 10-6 wb/m2

5. 1,7 x 10-8 wb/m2


Pembahasan :

i = 2,5 A

r = 3 cm = 3 x 10-2 m

x = 4 cm = 4 x 10-2 m

Induksi magnet di M (pusat lingkaran)

1. Sebuah toroida memiliki jari-jari 50 cm dialiri arus sebesar 1 A. Jika toroida tersebut
memiliki 60 lilitan, hitunglah besar induksi magnetic pada sumbunya!
1. 2 x 10-5 T

2. b. 2,4 x 10-5 T

3. 4 x 10-5 T

4. 2 x 10-6 T

5. 9 x 10-5 T

Pembahasan :

Diketahui: r = 50 cm = 0,5 m, N = 60, I = 1 A

1. Sebuah kawat penghantar berarus listrik 5 A arahnya keluar bidang gambar, memotong
tegak lurus garis-garis gaya magnet dengan besar induksi magnet B = 2 x 10 -4 T

Bila panjang kawat yang terpengaruh B adalah 4 cm, tentukan besar dan arah gaya magnetic
yang timbul pada kawat!
i B
1. a. 4 x 10-5 Newton
2. 4 x 10-6 Newton

3. 13 x 10-5 Newton

4. 2 x 10-5 Newton

5. 4,2 x 10-5 Newto

Pembahasan

Diketahui: i=5A

B = 2 x 10-4 tesla

L = 4 cm = 4 x 10-2 m

i B
F

Sin 900= 1

B = B i L sin 900

= (2 x 10-4)(5)( 4 x 10-2) 1

= 4 x 10-5 Newton

1. Sebuah electronberkecepatan 2 x 107 m/s masuk dalam medan magnet yang induksi
magnetnya 1,5 wb/m2 dengan sudut 600 terhadap garis medan. Hitung gaya magnetic
yang dialami electron. (q =1,6 x10-19C)!
1. a. 4,8 x 10-12

2. 48 x 10-12

3. 4,8 x 10-10

4. 2,4 x 10-12

5. 8,8 x 10-12

Pembahasan :
Diketahui: v = 2 x 107 m/s

B = 1,5 wb/m2

q =1,6 x10-19 C

F =Bqv

= 1,5 x 1,6 x10-19 x 2 x 107

= 4,8 x 10-12

1. Perhatikangambarberikut !

Seutaskawatberadadiantaradua magnet yang memilikibesarinduksimagnetik 0,02 Tesla.

Jika besar kuat arus yang mengalir pada kawat adalah 5 A, besar gaya magnetik yang bekerja
pada kawat sepanjang 10 cm adalah ..

1. a. 0,01 N
2. 0,1 N

3. 1 N

4. 10 N

5. 100 N

Pembahasan :

Besar gaya magnetic pada kawat sepanjang l meter yang berada pada medan magnet B Tesla dan
dialiri kuat arus listrik sebesar i Ampere dengan sudut antara arah B dan I sebesar θ adalah :

1. Sebuah positron yang bermuatan 1,6 x 10 −19 C bergerak dengan kecepatan 5 x 105 m/s
melalui medan magnet sebesar 0,8 T seperti gambar berikut. Besar gaya magnetik saat
positron berada dalam medan magnet adalah ..
a. 6,4 x 10−14 Newton

b. 6,4 x 10−12 Newton

c. 6,4 x 10−11 Newton

d. 64 x 10−14 Newton

e. 3,2 x 1012 Newton

Pembahasan :

Besar gaya magnetik saat elektron berada dalam medan magnet


Gunakan persamaan

F = BQV sin θ
F = (0,8)(1,6 x 10−19)(5 x 105)(1) = 6,4 x 10−14 Newton

1. Dua buah muatan masing-masing Q1 = 2Q dan Q2 = Q dengan massa masing-masing m1 =


m dan m2= 2 m bergerak dengan kelajuan yang sama memasuki suatu medan magnet
homogen B. Tentukan perbandingan jari-jari lintasan yang dibentuk muatan Q dan 2Q!
1. 1 : 4

2. 4 : 1

3. 2 : 4

4. 1 : 3

5. 2 : 3

Pembahasan
Gaya sentripetal dari gerak kedua muatan berasal dari gaya magnetik

1. Seutas kawat lurus dialiri arus sebesar 15 A dengan arah ke kanan. 8 mm dari kawat
bergerak sebuah muatan positif sebesar 0,4 C dengan arah sejajar kawat dengan
kelajuan 5 x 103 m/s. Besar gaya magnetic adalah ..

a. 0,75 N

b. 14 N
c. 1,4 N

d. 18 N

e. 0,4 N

Pembahasan :

Lebih dahulu cari besar medan magnet yang dihasilkan oleh kawat lurus pada jarak 8 mm:

B=

B=
B = ( ) x 10−4 T
F = BQV sin 90°
F = ( x 10−4 T)(0,4)(5 x 103)(1) = 0,75 Newton

1. Perhatikan gambar dibawah ini !

5A Medan magnet dititik C jika jarak ke penghantar 10 cm …

1. 10-5 T c. 10-7 T e. 2 10-7 T


2. 10 T d. 2 107 T

.C

Pembahasan

Rumus = 10-5 T (x) (A)

1. Sebuah proton bergerak dalam lintasan lingkaran dengan jari-jari 14 cm dalam sebuah
medan magnetik 0.35 T yang tegak lurus dengan kecepatan proton. Laju linier proton
adalah ..
1. 570 m/s

2. 470 m/s

3. c. 4,7 106 m/s

4. 4,7 10-2 m/s

5. 5,9 m/s

Pembahasan
1. Sebuah bidang seluas 100 cm2 ditembus secara tegak lurus oleh garis-garis gaya magnet
yang kerapatannya 5 x 10–4 Wb/m2. Besar fluks magnet yang dilingkupi bidang tersebut
adalah ….

A. 0 D. 4 x 10–6 Wb

B. 2 x 10–6 Wb E. 5 x 10–6 Wb

C. 2,5 x 10–6 Wb

Pembahasan :

A = 100 cm2 = 10-2 m2

Garis-garis gaya magnet ^ bidang, berarti garis-garis gaya magnet // garis normal bidang, maka q
= 0°

F = B A cos q = 5 x 10–4 x 1 x 10–2 x cos 0° = 5 x 10–6 Wb

1. Suatu kumparan terdiri atas 200 lilitan berbentuk persegi panjang dengan panjang 10 cm
dan lebar 5 cm. Kumparan tersebut memiliki sumbu putar yang tegak lurus medan
magnet sebesar 0,5 T dan diputar dengan kecepatan sudut 60 rad/s. GGL maksimum
yang timbul pada ujung-ujung kumparan adalah …..

A. 5 V D. 60 V

B. 30 V E. 220 V

C. 50 V

Pembahasan :

A = 10 cm x 5 cm = 0,1 m x 0,05 m = 5 x 10 -3 m2

x = N B A w sin wt

xm = N B A w = 200 x 0,5 x 5 x 10 -3 x 60 = 30 V
1. Dua buah kawat lurus panjang dan sejajar terpisah pada jarak 10 cm, yang masing-
masing dialiri arus listrik sebesar 6 A dan 8 A. Besar induksi magnetik di titik P yang
berjarak 4 cm dari kawat pertama dan 6 cm dari kawat kedua adalah …
1. a.

2. 2 10-7 T

3. 10-7 T

4. 10-6 T

5. 10-5 T

Pembahasan :

6A 8A B6 = T

B8 = T

P Bp = (B8 – B6) = 4 10-6 T

10 cm

1. Dua buah kawat panjang lurus sejajar terpisah pada jarak 12 cm. Kawat pertama dialiri
arus 4 A kawat kedua 6A. Tentukan besar induksi magnet pada titik yang berada di
antara dua kawat tersebut dan berjarak 4 cm dari kawat pertama.
1. Nol

2. b. 3,4 10-6 T

3. 4 10-7 T

4. 4 10-6 T

5. 2 10-6 T

Pembahasan

4A 6A B4 = T

B6 = T
P Bp = (B6 – B4) = 3,4 10-6 T

1. Sebuah kawat penghantar berbentuk lingkaran dengan jari-jari 8 cm dan terdiri atas 20
lilitan yang dialiri arus listrik sebesar 10 A. Besar induksi magnet di titik pusat lingkaran
adalah ..
1. × 10-3 T

2. 10-3T

3. c. 5 × 10-3T

4. 2 × 10-3 T

5. 8 × 10-3 T

Pembahasan

Diketahui : a = 8 cm = 8.10-2 m

x = 6 cm = 6.10-2 m

I = 10 A

N = 20 lilitan

r =

= = 10 cm

BP = = = 5 × 10-3 T

1. Dua buah penghantar berarus listrik 3A dan 4A. Kedua penghantar tersebut terpisah
sejauh 20 cm. Gaya magnet persatuan panjang yang bekerja pada kedua penghantar jika
arus pada kedua penghantar searah adalah ..
1. 12 10-5 N/m

2. b. 12 10-6 N/m

3. 1,2 10-7 N/m

4. 6 10-5 N/m

5. 6 10-6 N/m

Pembahasan :

Arus searah =

21. Induksi magnet pada pusat solenoida yang panjangnya 24 cm dan terdiri 100 lilitan
adalah 3 x 10-4 T. Tentukan kuat arus yang mengalir pada solenoida tersebut.

1. 3 A

2. 0,18 A

3. 18 A

4. d. 1,8 A

5. 0,3 A

Pembahasan

Pusat Selonoida

3 x 10-4 =

1,8 x 10-5 = 105i

I = 1,8 A

1. Suatu kawat panjang lurus dialiri arus 20 A dari timur ke barat Tentukan besar induksi
magnet pada titik yang berjarak 3 cm di bawah kawat !
1. a.
2.

3. T

4. T

5.

Pembahasan

B=

1. Sebuah kawat lurus panjang dialiri arus 5 miliampere berada diruang hampa . Tentukan
besarnya induksi magnetic pada titik yang berada sejauh 10 cm disebelah kanan kawat,
bila kawat vertikal ?
2. 10-2T

3. 10-9 T

4. c. 10-10 T

5. 10-12 T

6. 10-8 T

Pembahasan :

I = 5 mA = 5 . 10 – 3 Ampere
a = 10 cm = 0,1 meter

1. Sebuah kawat berada pada sumbu x dialiri arus listrik sebesar 2 A searah dengan sumbu
x positif . Tentukan besar dan arah medan magnet dititik P yang berada pada sumbu y
berjarak 4 cm dari pusat koordinat 0 ( lihat gambar) ?
1. 10-2 T

2. b. 10-5 T

3. 10-3 T

4. 1,2 10-2 T

5. 10-7 T

Pembahasan :

I=2A
a = 4 . 10–2 m
1. Sebuah kawat melingkar dialiri arus listrik sebesar 4 A (lihat gambar). Jika jari-jari
lingkaran 8 cm dan arak titik P terhadap sumbu kawat melingkar adalah 6 cm maka
tentukan medan magnet dititik P !
1. a. 5,12 10-8

2. 512 10-8

3. 5 10-8

4. 6,12 10-8

5. 2,12 10-8

Pembahasan

Diketahui :

I=4A
a = 8 cm = 8 . 10 – 2 m

x = 6 cm = 6 . 10 – 2 m
sin θ = a / r = 8 / 10 = 0,8

1. Sebuah Solenoida panjang 2 m memiliki 800 lilitan. Bila Solenoida dialiri arus sebesar 0,5
A, tentukan induksi magnet pada pusat solenoid !
1. a. T

2. T

3. T

4. T

5. T

Pembahasan :

Pusat Selonoida

B= T

1. Besarnya induksi magnetik di titik yang berjarak 2 cm dari kawat lurus yang panjang dan
berarus listrik 30 ampere adalah………

a. 3 . 10 -4 Weber/m2 d. 6 . 10 –4 Weber/m2

b. 3 . 10 –2 Weber/m2 e. 3 . 10 –1 Weber/m2
c. 6 . 19 –3 Weber/m2

Pembahasan :

B=

1. Sebuah kawat lurus yang panjang berarus listrik 10 A.Sebuah titik berada 4 cm

Dari kawat. Kuat medan magnet di titik tersebut adalah…….

a. 0,5 . 10-4 Wb/m2 d. 4,0 . 10-4 Wb/m2

b. 1,0 . 10-4 Wb/m2 e. 5,0 . 10-4 Wb/m2

c. 3,14 . 10-4 Wb/m2

Pembahasan :

B=

1. Kuat medan magnet solenoida ditentukan oleh faktor-faktor di bawah ini,kecuali……

a. arus listrik

b. banyaknya lilitan

c. panjang solenoida

d. garis gaya

e. permeabilitas bahan

Pembahasan :

Pada selonoida :
Kuat medan magnet pada selonoida dipengaruhi oleh banyak lilitan, kuat arus, panjang
selonoida dan .

1. Sebuah elektron bergerak didalam medan magnet serba sama secara tegak lurus dengan
kecepatan 2 108m/s. Jika besar induksi magnet 0,8 T maka jari-jari lintasan electron
adalah ..
1. a. 14,22 10-4 m

2. 1,422 10-4 m

3. 142,2 10-4 m

4. 9,1 10-4 m

5. 9 10-4 m

Pembahasan :

R=

HAND OUT 6
Standar
2. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai
Kompetensi
penyelesaian masalah dan produk teknologi
Kompetensi
2.3. Memformulasikan konsep induksi Faraday dan arus bolak-balik serta
dasar
penerapannya

Topik
ARUS BOLAK BALIK
(1) Diberikan sebuah gambar rangkaian listrik arus bolak-balik yang terdiri sebuah resistor (R),
sebuah induktor (L), sebuah kapasitor (C) dan sebuah sumber listrik arus bolak-balik.

Tentukan :

 a) Nilai frekuensi sudut sumber listrik


 b) Nilai frekuensi sumber listrik

 c) Nilai periode sumber listrik

 d) Nilai tegangan maksimum sumber listrik

 e) Nilai tegangan efektif sumber listrik

 f) Nilai tegangan puncak ke puncak sumber listrik

 g) Nilai reaktansi induktif dari induktor

 h) Nilai reaktansi kapasitif dari kapasitor

 i) Nilai impedansi rangkaian

 j) Nilai kuat arus maksimum rangkaian

 k) Nilai kuat arus efektif rangkaian

 l) Nilai tegangan antara titik d dan e

 m) Nilai tegangan antara titik e dan f

 n) Nilai tegangan antara titik f dan g

 o) Nilai tegangan antara titik d dan f

 p) Nilai tegangan antara titik e dan g

 q) Nilai tegangan antara titik d dan g


 r) Nilai faktor daya rangkaian

 s) Nilai sudut fase antara tegangan dan arus listrik

 t) Nilai daya yang diserap rangkaian

 u) Sifat rangkaian ( kapasitif, induktif atau resistif)

 v) Nilai tegangan sesaat sumber listrik saat t = (π/150) sekon

 w) Persamaan kuat arus sumber listrik

 x) Nilai kuat arus sesaat sumber listrik saat t = (0,016 π) sekon

 y) Nilai tegangan rata-rata

 z) Nilai kuat arus rata-rata

 aa) Lukis diagram fasor arus dan tegangan dari rangkaian RLC di atas

 bb) Lukis diagram fasor hambatan, reaktansi dan impedansi dari rangkaian RLC di atas

(Sumber gambar dan angka : Soal UN Fisika SMA Tahun 2008 P 04 dengan perbedaan nilai
tegangan sumber)

Pembahasan
a) Pola sinusoidal dari tegangan sumber listrik adalah sebagai berikut:

dimana V adalah nilai tegangan sesaat (saat waktu t), Vmax adalah nilai maksimum tegangan, ω
adalah frekuensi sudut sumber listrik. Sehingga nilai frekuensi sudut sumber adalah ω = 125
rad/s
Catatan : Jika beberapa referensi lain atau di sekolah menggunakan lambang-lambang yang
berbeda disesuaikan saja.

b) Untuk mencari frekuensi sumber ambil dari frekuensi sudut dimana :

c) Periode merupakan kebalikan frekuensi :


d) Tegangan maksimum sumber lihat pola di atas :

e) Tegangan efektif cari dari hubungannya dengan tegangan maksimum :

f) Tegangan puncak ke puncak (Vpp) adalah dua kali tegangan maksimum :

g) Reaktansi Induktif :

h) Reaktansi Kapasitif :

i) Impedansi rangkaian :

j) Nilai kuat arus maksimum rangkaian :


k) Nilai kuat arus efektif rangkaian :

l) Nilai tegangan antara titik d dan e :

Karena yang ditanyakan tegangan saja, kita asumsikan bahwa yang diminta adalah tegangan
efektif (tegangan terukur), sehingga kuat arus yang dipakai adalah Ief

m) Nilai tegangan antara titik e dan f :

n) Nilai tegangan antara titik f dan g :

o) Nilai tegangan antara titik d dan f :

Secara umum untuk mencari tegangan antara dua titik katakanlah A dan B yang mengandung
komponen R, L dan C dengan tegangan masing-masing yang sudah diketahui gunakan
persamaan :

dimana VR , VL dan VC berturut- turut adalah tegangan pada masing-masing komponen R, L dan C
.

Titik d dan f mengandung 2 komponen yaitu R dan L . Berarti C nya tidak ada? Masukkan saja
angka nol pada VC nya sehingga:
p) Nilai tegangan antara titik e dan g :

Titik e dan g mengandung L dan C sehingga sekarang R nya yang tidak ada, sehingga

q) Nilai tegangan antara titik d dan g

Titik d dan g mengandung R, L dan C sekaligus sehingga :

Lha,..kok hasilnya bukan 120 volt kan sama saja dengan mencari tegangan sumber ?! 120 volt
adalah tegangan maksimum, sementara yang kita hitung tegangan efektif, jadi jawabannya harus
sama dengan jawaban pertanyaan e.

r) Nilai faktor daya rangkaian :

Faktor daya rangkaian (power factor = pf , in english) tidak lain adalah nilai cosinus dari sudut
fase dimana

Hasil keduanya haruslah sama,

s) Nilai sudut fase antara arus dan tegangan :

Sudut yang nilai cosinusnya 0,8 !?! Tentunya 37o . Jika mencarinya pakai kalkulator akan dapat
hasil yang sedikit berbeda, kita bulatin aja. Tetapi bukannya cos (−37o) juga 0,8 !?? Kita coba
cari sudutnya dari nilai tan nya :
( Kalau pakai bahasa kalkulator tekan Shift --> tan −1--> − 0,75 --> = akan ketemu angka −
36,8698xxxx )

t) Nilai daya yang diserap rangkaian :

u) Sifat rangkaian ( kapasitif, induktif atau resistif)

Untuk sifat rangkaian gunakan ketentuan berikut :

Jika XL > XC → rangkaian bersifat induktif

Jika XC > XL → rangkaian bersifat kapasitif

Jika XL = XC → rangkaian bersifat resistif (resonansi seri)

Sehingga rangkaian di atas bersifat kapasitif ( arus mendahului tegangan)

v) Nilai tegangan sesaat sumber listrik saat t = ( π/150) sekon :

w) Persamaan kuat arus sumber :

Untuk mencari persamaan arus perhatikan ketentuan berikut :

Jika persamaan tegangan dinyatakan dalam V = Vmax sin ω t


maka persamaan kuat arusnya adalah:
Karena rangkaian kita bersifat kapasitif maka persamaan kuat arus adalah:

Lha,..kok jadi + 37o bukannya diatas tadi sudut fasenya −37o ?!! Sudut fase −37o di atas
mengandung arti sudut fase tegangan terhadap arus adalah −37 o. Jika dibalik sudut fase arus
terhadap tegangan adalah +37o.

x) Nilai kuat arus sumber listrik saat t = (0,016 π) sekon :

y) Tegangan rata-rata :

z) Kuat arus rata-rata :

aa) Diagram fasor arus dan tegangan dari rangkaian RLC di atas
bb) Diagram fasor hambatan, reaktansi dan impedansi dari rangkaian RLC di atas

(2) Suatu rangkaian seri R, L, dan C dihubungkan dengan tegangan bolak-balik. Apabila
induktansi 1/25π2 H dan kapasitas kapasitor 25 μF, maka resonansi rangkaian terjadi pada
frekuensi .....
A. 0,5 kHz
B. 1,0 kHz
C. 2,0 kHz
D. 2,5 kHz
E. 7,5 kHz
(Sumber : Soal Ujian Nasional Fisika SMA Tahun 2009/2010)

Pembahasan

Frekuensi resonansi untuk rangkaian RLC terjadi saat reaktansi induktif sama besar dengan
reaktansi kapasitif, dengan nilai frekuensi :
Efek Foto Listrik

Soal No. 1
Cermati gambar percobaan penyinaran suatu lempeng logam dengan cahaya berikut. Jika fungsi
kerja logam adalah 2,2 eV dan cahaya yang disinarkan memiliki panjang gelombang λ dan
frekuensi f tentukan:

a) energi cahaya minimal yang diperlukan agar elektron lepas dari logam
b) frekuensi cahaya minimal yang diperlukan agar elektron lepas dari logam
c) panjang gelombang maksimum yang diperbolehkan agar elektron lepas dari logam
Gunakan data berikut :
Cepat rambat cahaya c = 3 x 108 m/s
Tetapan Planck h = 6,6 x 10−34 Js
1 eV = 1,6 x 10−19 joule

Pembahasan
a) energi cahaya minimal yang diperlukan agar elektron lepas dari logam
energi cahaya minimal tidak lain adalah energi ambang atau fungsi kerja logam. Sehingga
Wo = 2,2 eV
Wo = 2,2 x (1,6 x 10−19 ) joule = 3,52 x 10−19 joule

b) frekuensi cahaya minimal yang diperlukan agar elektron lepas dari logam
Ingat energi foton atau cahaya adalah E = hf, E disini dilambangkan sebagai W o sehingga
W o = h fo
3,52 x 10−19 = 6,6 x 10−34 x fo
fo = 0,53 x 1015 joule

c) panjang gelombang maksimum yang diperbolehkan agar elektron lepas dari logam
Hubungkan dengan kecepatan cahaya
λmax = c / fo
λmax = 3 x 108 / 0,53 x 1015
λmax = 5,67 x 10−7 m

Soal No. 2
Cermati gambar percobaan penyinaran suatu lempeng logam dengan cahaya berikut:

Jika fungsi kerja logam adalah 2,1 eV dan cahaya yang disinarkan memiliki panjang gelombang
2500 Å dengan konstanta Planck 6,6 x 10 −34 Js dan 1 eV = 1,6 x 10−19 joule, tentukan
a) energi ambang logam dalam satuan joule
b) frekuensi ambang
c) panjang gelombang maksimum yang diperlukan untuk melepas elektron dari logam
d) panjang gelombang dari cahaya yang disinarkan dalam meter
e) frekuensi dari cahaya yang disinarkan dalam Hz
f) energi foton cahaya yang disinarkan
g) energi kinetik dari elektron yang lepas dari logam

Pembahasan
Skemanya seperti ini
Logam yang di dalamnya terdapat elektron-elektron disinari oleh cahaya yang memiliki energi E.
Jika energi cahaya ini cukup besar, maka energi ini akan dapat melepaskan elektron dari logam,
dengan syarat, energi cahayanya lebih besar dari energi ambang bahan. Elektron yang lepas dari
logam atau istilahnya fotoelektron akan bergerak dan memiliki energi kinetik sebesar Ek

Hubungan energi cahaya yang disinarkan E, energi ambang bahan W o dan energi kinetik
fotoelektron Ek adalah
E = Wo + Ek
atau
hf = hfo + Ek

a) energi ambang logam dalam satuan joule


Wo = 2,1 x (1,6 x 10−19 ) joule = 3,36 x 10−19 joule

b) frekuensi ambang
W o = h fo
3,36 x 10−19 = 6,6 x 10−34 x fo
fo = 0,51 x 1015

c) panjang gelombang maksimum yang diperlukan untuk melepas elektron dari logam
λmax = c / fo
λmax = 3 x 108 / 0,51 x 1015
λmax = 5,88 x 10−7 m d) panjang gelombang dari cahaya yang disinarkan dalam meter
λ = 2500 Å = 2500 x 10−10 m = 2,5 x 10−7 m

e) frekuensi dari cahaya yang disinarkan dalam Hz


f = c/λ
f = 3 x 10 8/2,5 x 10−7
f = 1,2 x 10 15 Hz

f) energi cahaya yang disinarkan


E = hf
E = (6,6 x 10−34) x 1,2 x 10 15 = 7,92 x 10 −19 joule

g) energi kinetik dari elektron yang lepas dari logam


E = Wo + Ek 7,92 x 10 −19 = 3,36 x 10−19 + Ek
Ek = 7,92 x 10 −19 − 3,36 x 10−19 = 4,56 x 10−19 joule

Soal No. 3
Sebuah keping logam yang mempunyai energi ambang 2 ev disinari dengan cahaya
monokromatis dengan panjang gelombang 6000 Å hingga elektron meninggalkan permukaan
logam. Jika h = 6,6 × 10−34 Js dan kecepatan cahaya 3 × 108 m/detik, maka energi kinetik elektron
yang lepas....
A. 0,1 × 10–19 joule
B. 0,16 × 10–19 joule
C. 1,6 × 10–19 joule
D. 3,2 × 10–19 joule
E. 19,8 × 10–19 joule
Sumber soal : Ebtanas tahun 1986

Pembahasan
Data dari soal:
Energi ambang Wo = 2 eV = 2 x (1,6 x 10 −19 ) = 3,2 x 10−19joule
Panjang gelombang λ = 6000 Å = 6000 x 10 −10 = 6 x 10−7 m

Menentukan energi kinetik foto elektron:

Soal No. 4
Permukaan katode disinari cahaya sampai pada frekuensi tertentu, ternyata tidak terjadi foto
elektron. Agar permukaan katode memancarkan foto elektron, usaha yang dapat dilaksanakan
adalah …
A. mengurangi tebal katode dan memperbesar intensitas cahaya
B. memperbesar panjang gelombang dan memperbesar intensitasnya
C. mengurangi tebal katode dan memperbesar panjang gelombang
D. memperbesar frekuensi cahaya sampai frekuensi batas dan memperbesar intensitasnya
E. memperbesar frekuensi cahaya sampai di atas frekuensi batas dan memperbesar
intensitasnya
Sumber soal : Ebtanas 1987

Pembahasan
Foto elektron tidak terjadi berarti energi cahaya yang disinarkan masih dibawah energi ambang,
untuk itu frekuensi cahaya harus diperbesar hingga menghasilkan energi yang melebihi energi
ambang. Untuk memperbanyak jumlah foto elektron yang terjadi, maka intensitas cahaya harus
dinaikkan.
Soal No. 5
Hubungan energi kinetik elektron dan frekuensi penyinaran pada gejala foto listrik terlihat pada
grafik di bawah ini.

Apabila konstanta Planck h, besarnya fungsi kerja logam adalah …


A. 1 h
B. 2 h
C. 3 h
D. 4 h
E. 8 h
Sumber soal : Ebtanas 1989

Pembahasan
Dari gambar terlihat frekuensi ambang adalah 4 HZ, sehingga nilai fungsi kerja logam
Wo = hfo = h(4) = 4h

Soal No. 6
Cahaya dengan panjang gelombang 500 nm meradiasi permukaan logam yang fungsi kerjanya
1,86 × 10–19 joule. Energi kinetik maksimum foto elektron adalah …
A. 2 × 10–19 joule
B. 4 × 10–19 joule
C. 5 × 10–19 joule
D. 6 × 10–19 joule
E. 9 × 10–19 joule
Sumber soal : Ebtanas 1990

Pembahasan

Data dari soal sebagai berikut:


λ = 500 nm = 500 x 10–9 m = 5 x 10–7 m
Wo = 1,86 x 10–19
Ek = ....?
Soal No. 7
Frekuensi ambang suatu logam sebesar 8 × 10 14 Hz, dan logam tersebut disinari dengan cahaya
yang mempunyai frekuensi 1015 Hz. Jika tetapan Planck = 6,6 × 10–34 J s, maka energi kinetik foto
elektron yang terlepas dari permukaan logam tersebut adalah …
A. 1,32 × 10–19 joule
B. 1,32 × 10–19 joule
C. 1,32 × 10–19 joule
D. 1,32 × 10–19joule
E. 1,32 × 10–19 joule
Sumber soal : Ebtanas 1991

Pembahasan
Data yang diberikan oleh soal:
frekuensi ambang fo = 8 × 1014 Hz
frekuensi cahaya f = 1015 = 10 × 1014 Hz
Ek = ...?

Soal No. 8
Frekuensi ambang natrium adalah 4,4 x 10 14 Hz. Besar potensial penghenti dalam volt bagi
natrium saat disinari dengan cahaya yang frekuensinya 6,0 x 10 14 Hz adalah...
A. 0,34
B. 0,40
C. 0,44
D. 0,66
E. 0,99
Sumber soal : UMPTN 1999

Pembahasan
Data dari soal:
f = 6,0 x 1014 Hz
fo = 6,0 x 1014 Hz
Potensial penghenti = ...?
Ek = h(f−fo)
Ep = qV
dimana muatan elektron adalah 1,6 x 10 −19 Coulomb

Teori Kuantum Planck


Category: Fisika XII SMA

Written by fisikastudycenter

Fisikastudycenter.com- Contoh Soal dan Pembahasan tentang Teori Kuantum Planck, Materi
Fisika kelas 3 (XII) SMA, dengan kata kunci daya, intensitas, kuanta energi dan jumlah foton.

Rumus Minimal

Energi Foton
E = hf
E = h( c/λ )

Energi Foton Sejumlah n


E = nhf
E = nh( c/λ )

Konversi
1 elektron volt = 1 eV = 1,6 x 10−19 joule
1 angstrom = 1 Å = 10−10 meter
1 nanometer = 1 nm = 10−9 meter
Daya → Energi tiap sekon
Intensitas → Energi tiap sekon persatuan luas
Contoh Soal dan Pembahasan

Soal No. 1
Tentukan kuanta energi yang terkandung dalam sinar dengan panjang gelombang 6600 Å jika
kecepatan cahaya adalah 3 x 108 m/s dan tetapan Planck adalah 6,6 x 10 −34 Js !

Pembahasan
E = h(c/λ)
E = (6,6 x 10−34 )( 3 x 108/6600 x 10−10 ) = 3 x 10−19 joule

Soal No. 2
Panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh lampu monokromatis 100 watt adalah
5,5.10−7 m. Cacah foton (partikel cahaya) per sekon yang dipancarkan sekitar....
A. 2,8 x 1022 /s
B. 2,0 x 1022 /s
C. 2,6 x 1020 /s
D. 2,8 x 1020 /s
E. 2,0 x 1020 /s
(Sumber soal : UM UGM 2004)

Pembahasan
Data :
P = 100 watt → Energi yang dipancarkan tiap sekon adalah 100 joule.

Energi 1 foton
E = h(c/λ)
E = (6,6 x 10−34 )( 3 x 108/5,5 x 10−7 ) joule

Jumlah foton (n)


n = 100 joule : [ (6,6 x 10−34 )( 3 x 108/5,5 x 10−7 ) joule] = 2,8 x 1020 foton.

Soal No. 3
Intensitas radiasi yang diterima pada dinding dari tungku pemanas ruangan adalah 66,3 W.m −2.
Jika tungku ruangan dianggap benda hitam dan radiasi gelombang elektromagnetik pada
panjang gelombang 600 nm, maka jumlah foton yang mengenai dinding persatuan luas
persatuan waktu adalah ....(h = 6,63 x 10 − 34 J.s, c = 3 x 108 m.s− 1)
A. 1 x 1019 foton
B. 2 x 1019 foton
C. 2 x 1020 foton
D. 5 x 1020 foton
E. 5 x 1021 foton
(Sumber soal : UN Fisika SMA 2010)

Pembahasan
Data :
I = 66,3 W.m−2 → Energi yang diterima tiap sekon tiap meter persegi adalah 66,3 joule.

Energi 1 foton
E = h(c/λ)
E = (6,63 x 10−34 )( 3 x 108/600 x 10−9 ) joule

Jumlah foton tiap sekon tiap satuan luas adalah:


n = 66,3 joule : [ (6,63 x 10−34 )( 3 x 108/600 x 10−9 ) joule] = 2 x 1020 foton

Soal No. 4
Tentukan perbandingan kuanta energi yang terkandung dalam sinar dengan panjang gelombang
6000 Å dan sinar dengan panjang gelombang 4000 Å !

Pembahasan
Data :
λ1 = 6000 Å
λ2 = 4000 Å

E = h(c/λ)
E
1/E2 = λ2 : λ1 = 4000 : 6000 = 2 : 3

Soal No. 5
Energi foton sinar gamma adalah 108 eV. Jika h = 6,6 x 10−34 Js dan c = 3 x 108 m/s, tentukan
panjang gelombang sinar gamma tersebut dalam satuan angstrom!

Pembahasan
Data :
E = 108 eV = 108 x (1,6 x 10−19) joule = 1,6 x 10−11 joule
h = 6,6 x 10−34 Js
c = 3 x 108 m/s
λ = ...?

λ = hc / E
λ = ( 6,6 x 10−34)(3 x 108) / (1,6 x 10−11)
λ = 12,375 x 10−15 meter =12,375 x 10−15 x 1010 Å = 12,375 x 10−5 Å

Soal No. 6
Bola lampu mempunyai spesifikasi 132 W/220 V, ketika dinyalakan pada sumber tegangan 110 V
memancarkan cahaya dengan panjang gelombang 628 nm. Bila lampu meradiasikan secara
seragam ke segala arah, maka jumlah foton yang tiba persatuan waktu persatuan luas di tempat
yang berjarak 2,5 m dari lampu adalah ... (h =6,6.10 −34 J s)
(A) 5,33 . 1018 foton.s m−2
(B) 4,33 . 1018 foton.s m−2
(C) 3,33 . 1018 foton.s m−2
(D) 2,33 . 1018 foton.s m−2
(E) 1,33 . 1018 foton.s m−2
(Sumber soal : SIMAK - UI 2009)
Pembahasan
Daya Lampu yang memiliki spesifikasi 132 W/220 V saat dipasang pada tegangan 110 V dayanya
akan turun menjadi :
P2 =(V2/V1)2 x P1
P2 =(110/220)2 x 132 watt = 33 watt

Intensitas (daya persatuan luas) pada jarak 2,5 meter :


I = (P/A) dengan A adalah luas permukaan, anggap berbentuk bola (luas bola empat kali luas
lingkaran).
I = (P/4π r2)
I = (33/4π (2,5)2) = 0,42 watt/m2
0,42 watt/m2 → Energi tiap sekon persatuan luas adalah 0,42 joule.

Jumlah foton (n) :


n = 0,42 : (hc/λ) = [ 0,42 ] : [ ( 6,6 x 10−34 )( 3 x 108 )/( 628 x 10−9 ) ] = ( 0,42 ) : (3,15 x 10−19 )
n = 1,33 x 1018 foton

Anda mungkin juga menyukai